PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w99 15/2 hlm. 3
  • Apakah Saudara Sedang Memikirkan Perkawinan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Saudara Sedang Memikirkan Perkawinan?
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
  • Bahan Terkait
  • Dapatkah Perkawinan Bertahan Menghadapi Badai?
    Sedarlah!—2006
  • Perkawinan Dapat Berhasil dalam Dunia Dewasa Ini
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2005
  • Apabila Perkawinan Berada di Ambang Kehancuran
    Rahasia Kebahagiaan Keluarga
  • Membubuh Dasar yang Baik untuk Perkawinan Anda
    Membina Keluarga Bahagia
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1999
w99 15/2 hlm. 3

Apakah Saudara Sedang Memikirkan Perkawinan?

Jika fenomena perceraian sedunia kita umpamakan sebagai gempa bumi, maka Amerika Serikat adalah episentrumnya. Belum lama ini, dalam satu tahun, lebih dari satu juta perkawinan berakhir di sana​—rata-rata dua perkawinan kandas per menit. Akan tetapi, saudara tentu tahu bahwa kegagalan perkawinan tidak hanya terjadi di Amerika Serikat saja.

MENURUT suatu penelitian, tingkat perceraian di Inggris dan Wales, Kanada, Negeri Belanda, Prancis, serta Yunani, terus berlipat ganda semenjak tahun 1970.

Tak dapat dipungkiri, mayoritas pasangan memasuki ikatan perkawinan karena mereka saling mengasihi dan ingin hidup bersama selama-lamanya. Akan tetapi, sayang sekali, impian tentang perkawinan yang bahagia sering kali hanya tinggal mimpi. Pada saat terbangun dalam dunia nyata, banyak di antara mereka mengatakan bahwa mereka terburu-buru menikah atau menikahi orang yang salah atau dua-duanya.

Mengapa begitu banyak perkawinan gagal? ”Alasan utamanya adalah kurangnya persiapan,” kata pengarang sebuah buku tentang berpacaran. Ia menambahkan, ”Sewaktu berurusan dengan pasangan-pasangan yang sedang dilanda ketegangan perkawinan, ada dua perasaan yang meliputi saya​—kasihan dan marah. Saya merasa kasihan karena mimpi-mimpi mereka tentang hubungan timbal-balik yang memuaskan belum menjadi kenyataan. Saya merasa marah karena kurangnya pengetahuan mereka sehubungan dengan kompleksitas perkawinan.”

Memang, banyak orang memasuki perkawinan dengan sedikit atau tanpa pengetahuan tentang cara menyukseskannya. Namun, hal ini sama sekali tidak mengejutkan. Seorang pendidik menyimpulkan, ”Sudah berapa banyak anak muda kita memasuki perguruan tinggi untuk mempelajari perilaku tikus dan kadal, tetapi tidak berhasil mempelajari perilaku dua orang yang disebut suami dan istri?”

Apakah saudara sedang memikirkan perkawinan​—entah perkawinan yang mungkin akan saudara masuki atau tentang perkawinan saudara sekarang ini? Bila ya, maka saudara harus sadar bahwa hubungan dalam dunia nyata jauh berbeda dengan yang ditampilkan dalam film, acara televisi, dan dalam novel-novel percintaan. Pada waktu yang sama, perkawinan dua orang dewasa yang memang saling mengasihi dapat dikatakan sebagai berkat dari Allah. (Amsal 18:22; 19:14) Oleh karena itu, bagaimana saudara yakin bahwa saudara siap menghadapi tuntutan perkawinan? Faktor-faktor apakah yang harus saudara pertimbangkan sewaktu memilih pasangan? Atau, jika saudara telah menikah, bagaimana saudara dapat memperbesar kemungkinan untuk mendapatkan kebahagiaan yang langgeng dalam perkawinan saudara?

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan