PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Tantangan dalam Mengikuti JejakNya
    Menara Pengawal—1988 (Seri 48) | Menara Pengawal—1988 (Seri 48)
    • Tantangan dalam Mengikuti JejakNya

      ”Karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikuti jejakNya.”—1 PETRUS 2:21.

      1, 2. (a) Apa yang benar-benar dapat merupakan tantangan, dan mengapa hal ini menarik bagi orang Kristen? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa yang diajukan di sini?

      PERNAHKAH saudara berjalan sepanjang pantai yang berpasir dan terpesona melihat pola jejak kaki yang ditinggalkan oleh seseorang yang berjalan di sana sebelum saudara? Apakah saudara mungkin bahkan memilih salah satu dari jejak kaki yang ada dan mencoba mengikutinya, mencocokkan langkah saudara sendiri dengan itu secermat mungkin? Jika demikian, saudara mendapati bahwa hal itu tidak mudah. Sebenarnya, mengikuti jejak kaki orang lain dengan saksama—secara aksara ataupun kiasan—benar-benar suatu tantangan. Meskipun demikian, dengan menyebut diri orang Kristen, kita telah menyatakan keinginan kita untuk justru melakukan hal itu, mengikuti jejak kaki Kristus dengan saksama.

      2 Apakah saudara rela mengerahkan usaha yang perlu untuk memenuhi tantangan ini dengan berhasil? Lebih dari itu, apakah saudara bertekad untuk berbuat demikian, tidak soal apapun terjadi? Jika demikian, memahami sepenuhnya kesulitan mengikuti jejak kaki aksara akan membuat saudara lebih berhasil dalam mengikuti jejak kaki Kristus secara kiasan.

      Belajar Menyesuaikan Diri

      3. Mengapa mengikuti jejak kaki orang lain tampaknya mula-mula tidak wajar?

      3 Setiap orang mempunyai cara berjalan yang khas. Panjang langkah, misalnya, tidak sama pada setiap orang, demikian juga sudut langkah kakinya. Ibu jari kakinya mungkin menghadap lurus ke depan, atau mungkin agak masuk atau keluar membentuk sudut, yang boleh jadi dijejakkan lebih berat dengan satu kaki daripada kaki yang lain. Apakah saudara menyadari tantangannya? Untuk dengan cermat mengikuti jejak kaki orang lain, saudara harus menyesuaikan panjang langkah dan posisi kaki saudara dengan kepunyaannya. Mula-mula tampaknya tidak wajar, tetapi ini harus dilakukan. Tidak ada jalan lain.

      4. Mengapa mengikuti jejak kaki Yesus suatu tantangan istimewa?

      4 Cara Kristus berjalan, secara kiasan, unik, karena di antara orang-orang sejamannya, dia saja pria yang sempurna, ”yang tidak mengenal dosa.” (2 Korintus 5:21) Karena manusia secara alamiah adalah pedosa yang tidak sempurna, berjalan menurut jejak kaki Yesus bukan cara berjalan yang normal. Paulus mengingatkan orang Kristen di Korintus mengenai hal ini, dengan mengatakan: ”Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukanlah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” Kecenderungan kepada iri hati dan perselisihan, ”perbuatan daging,” wajar bagi orang yang tidak sempurna, tetapi Yesus berjalan dalam jalan kasih, dan ”kasih itu . . . tidak cemburu . . . tidak pemarah.” Jadi berjalan menurut jejak kaki Kristus merupakan tantangan yang lebih besar daripada jika kita diminta untuk hanya mengikuti jejak kaki seseorang yang tidak sempurna.—1 Korintus 3:3; 13:4, 5; Galatia 5:19, 20; lihat juga Efesus 5:2, 8.

      5, 6. (a) Mengapa banyak orang gagal mengikuti jejak kaki Kristus, yang membuat Paulus memberi nasihat apa? (b) Bagaimana kita dianjurkan untuk berjalan menurut jejak kaki Kristus dewasa ini, dengan hasil apa?

      5 Selain ketidaksempurnaan, ketidaktahuan akan kehendak Allah dapat juga menghalangi seseorang untuk berjalan menurut jejak kaki Kristus. Karena itu Paulus menasihati orang Kristen Efesus untuk tidak ”hidup [”berjalan,” Bode] lagi sama seperti orang-orang yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah, karena kebodohan [”ketidaktahuan,” NW] yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati mereka.”—Efesus 4:17, 18.

      6 Melalui pekerjaan pengabaran Kerajaan, orang dewasa ini didesak untuk berhenti berjalan menurut jalan mereka yang biasa, dalam ketidaktahuan akan maksud-tujuan Allah, dalam kegelapan secara mental, digerakkan oleh hati yang degil atau tidak berperasaan yang mengejar tujuan-tujuan yang sia-sia. Mereka dianjurkan untuk menyesuaikan diri dengan teladan Kristus yang sempurna, ’berjalan menurut Dia,’ dengan demikian ”menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.” (Kolose 2:6, 7, Bode; 2 Korintus 10:5) Orang yang rela menghadapi tantangan ini akan dimantapkan dalam iman mereka. Seraya mereka menjadi terbiasa untuk berjalan menurut cara Kristus, hal itu secara progresif menjadi lebih mudah bagi mereka.

      7. Keyakinan apa yang kita miliki bahwa, meskipun sering merupakan tantangan, mengikuti jejak kaki Yesus itu mungkin?

      7 Tetapi sering kali ini suatu tantangan. Perbedaan antara makhluk yang sempurna dan yang tidak sempurna memang besar. Jadi makhluk yang tidak sempurna harus membuat perubahan besar untuk berusaha mengikuti teladan yang sempurna. Ada orang, yang mungkin karena faktor keturunan atau lingkungan, lebih sulit menyesuaikan diri dengan jalan hidup Kristen daripada orang-orang lain. Namun Yehuwa meyakinkan kita bahwa siapapun yang benar-benar rela untuk berusaha keras dapat melakukan hal itu. ”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku,” kata rasul Paulus. (Filipi 4:13; lihat juga 2 Korintus 4:7; 12:9.) Hal yang sama juga berlaku bagi semua orang Kristen.

      Berikan Perhatian

      8, 9. (a) Mengapa perhatian yang tidak terbagi dan konsentrasi yang sungguh-sungguh perlu dalam mengikuti jejak kaki orang lain? (b) Mengikuti nasihat Alkitab apa akan mencegah kita menyimpang dari jejak kaki Yesus?

      8 Kita tidak dapat mengikuti jejak kaki aksara tanpa melihat dengan cermat tempat kita melangkah. Jika mata kita mengembara—memusatkan perhatian kepada hal-hal yang terjadi di sekeliling kita atau pada hal-hal lain—cepat atau lambat kita pasti akan salah langkah. Jika kita tidak memusatkan perhatian dan tidak berkonsentrasi dengan sungguh-sungguh, kita akan menyimpang dari jejak kaki yang harus kita ikuti. Jadi, kita hendaknya terus waspada, terutama bila tiba-tiba ada suara bising atau gangguan lain yang tidak terduga yang mungkin akan mengalihkan pikiran kita dari tugas yang sedang kita hadapi.—Bandingkan Ayub 18:10, 11.

      9 Secara kiasan, hal ini juga berlaku bagi mereka yang mengikuti jejak kaki Yesus. Yesus memperingatkan para pengikutnya untuk memperhatikan diri mereka baik-baik, agar hati mereka tidak ”sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi [”kekuatiran hidup,” NW].” (Lukas 21:34) Setan menggunakan gangguan sehari-hari ini untuk menyebabkan kita mengalihkan mata kita dari jejak kaki Yesus. Ia cepat memergoki kita dalam keadaan tidak waspada dengan menarik keuntungan dari keadaan yang tidak terduga, seperti misalnya tentangan, penyakit, atau kemunduran dalam keuangan. Untuk memastikan ”supaya kita tidak hanyut dibawa arus,” kita harus ”memberikan lebih banyak perhatian dari biasanya kepada hal-hal yang kita dengar,” dengan kata lain, terus memusatkan mata kita dengan lebih cermat kepada jejak kaki Kristus daripada sebelumnya.—Ibrani 2:1, NW; lihat juga 1 Yohanes 2:15-17.

      Jangan Menyimpang

      10. (a) Bahaya apa yang ada bila jejak kaki yang berbeda saling menyilang? (b) Dalam arti rohani, mengapa akibat mengikuti jejak kaki yang salah itu serius?

      10 Di pantai yang ramai, mungkin ada beberapa jejak kaki lain di pasir yang basah, dan beberapa bekas jejak kaki mungkin melintasi jejak kaki yang sedang kita ikuti. Berbagai macam jejak kaki, sedikitnya secara sepintas, mungkin kelihatannya sama. Betapa penting untuk merasa pasti bahwa kita mengikuti yang benar! Jika tidak, kita dapat terpedaya sehingga salah arah. Dalam arti rohani, hal ini dapat menimbulkan akibat yang serius. Bahaya dalam mengikuti jejak kaki yang mungkin kelihatannya benar, namun dalam kenyataannya tidak demikian, diperlihatkan dalam amsal yang memperingatkan: ”Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut.”—Amsal 16:25.

      11. Peringatan apa yang Paulus berikan kepada orang Kristen yang mula-mula, yang memberikan teladan bagi siapa dewasa ini?

      11 Karena bahaya yang sangat nyata ini, Paulus merasa terdorong untuk memperingatkan saudara-saudaranya di sidang Kristen yang mula-mula: ”Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain . . . ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus. . . . jikalau ada orang yang memberitakan kepadamu suatu injil, yang berbeda dengan apa yang telah kamu terima, terkutuklah dia.” (Galatia 1:6-9) Dalam mengikuti teladan Paulus, Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini memperingatkan kita terhadap orang-orang yang murtad dan saudara-saudara palsu yang seolah-olah menaruh jejak kaki tiruan. Orang Kristen sejati tidak ingin menyimpang dari jalan yang Kristus telah tetapkan di hadapan mereka atas petunjuk Allah.—Mazmur 44:19.

      12. (a) Bagaimana 2 Timotius 1:13 dapat membantu kita tidak disesatkan sehingga mengikuti jejak kaki tiruan? (b) Apakah ciri-ciri dari jenis kabar baik yang lain?

      12 Dengan memberikan perhatian yang saksama kepada tanda-tanda pengenal dari jejak kaki Kristus, kita tidak akan disesatkan. Pengetahuan yang saksama tentang Yesus, tentang ajaran-ajarannya, dan tentang cara sidang Kristen bekerja membantu kita mengenali ’contoh ajaran sehat’ yang melindungi kita dari mereka yang ”memutarbalikkan Injil Kristus.” (2 Timotius 1:13) Jenis-jenis lain dari apa yang disebut kabar baik—dalam kenyataannya, jejak kaki tiruan—tidak cocok dengan pola kebenaran tersebut. Hal-hal itu bersifat memutarbalikkan, memberikan gambaran yang kabur. Sebaliknya dari menerangkan kebenaran dan prinsip-prinsip dasar Alkitab, hal itu bertentangan. Bukannya menganjurkan kita untuk lebih giat dalam dinas Yehuwa, hal itu malahan membantahnya dengan maksud supaya kita mengendur. Beritanya tidak positif dan tidak memuliakan nama serta organisasi Yehuwa; beritanya negatif, mencari-cari kesalahan, dan suka mengritik. Pasti ini bukan jejak kaki yang ingin kita ikuti.

      Menjaga Kecepatan yang Tepat

      13. Bagaimana kecepatan tersangkut bila kita mengikuti jejak kaki orang lain?

      13 Bila kita berjalan, panjang langkah kita ditentukan sebagian oleh kecepatan kita berjalan. Umumnya, makin cepat kita berjalan, makin panjang langkah kita; makin lambat kita berjalan, makin pendek. Jadi, lebih mudah bagi kita untuk mengikuti jejak kaki aksara seseorang jika kita menyesuaikan kecepatan kita menurut kecepatan dia. Demikian pula, agar dapat dengan sukses mengikuti jejak kaki kiasan dari Pemimpin kita, Yesus Kristus, kita harus tetap mengikuti kecepatannya.

      14. (a) Dalam hal-hal apa kita mungkin tidak mengikuti kecepatan yang sama dengan Yesus? (b) Mengapa bodoh untuk mencoba berjalan lebih cepat daripada ”hamba yang setia dan bijaksana”?

      14 Tidak berjalan menurut kecepatan langkah Kristus dapat berarti salah satu dari dua hal. Kita mencoba untuk berjalan lebih cepat, berlari mendahului ”hamba yang setia dan bijaksana” yang Yesus sedang gunakan untuk melaksanakan maksud dan tujuan Yehuwa, atau kita ketinggalan dalam mengikuti petunjuk dari ”hamba” itu. (Matius 24:45-47) Sebagai contoh dari yang pertama, ada orang Kristen yang di masa lalu menjadi tidak sabar terhadap perubahan atau perbaikan dalam soal-soal doktrin atau organisasi yang mereka rasa perlu dan terlalu lambat. Dengan menjadi tidak puas karena merasa hal-hal tidak berjalan cukup cepat, mereka mengundurkan diri dari umat Yehuwa. Betapa bodoh dan betapa picik! Sering justru hal-hal yang membuat mereka kesal belakangan berubah—pada waktu yang tepat dari Yehuwa.—Amsal 19:2; Pengkhotbah 7:8, 9.

      15. Bagaimana Raja Daud dan Yesus merupakan contoh baik dalam memelihara kecepatan yang benar?

      15 Haluan hikmat ialah menanti Yehuwa bertindak sebaliknya dari mencoba mendikte seberapa cepat hal-hal harus terjadi. Raja Daud pada jaman purba memberikan teladan yang benar. Ia tidak mau berkomplot melawan Raja Saul dalam usaha menjadi raja sebelum waktu yang Yehuwa tentukan untuk memberikan jabatan tersebut. (1 Samuel 24:1-15) Demikian pula, ”Anak Daud,” Yesus, menyadari bahwa ia harus menunggu untuk sepenuhnya menjabat kedudukan sebagai raja di surga. Ia mengetahui ucapan nubuat yang berlaku untuknya: ”Duduklah di sebelah kananKu, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu.” Jadi ketika sekelompok orang Yahudi ingin ”membawa Dia dengan paksa untuk menjadikan Dia raja,” Yesus cepat menyingkir. (Matius 21:9; Mazmur 110:1; Yohanes 6:15) Kira-kira 30 tahun kemudian menurut Ibrani 10:12, 13, Yesus masih menunggu kedudukannya sebagai raja. Sebenarnya, ia menunggu hampir 19 abad sebelum diangkat sebagai raja yang sah dari Kerajaan Allah pada saat didirikan tahun 1914.

      16. (a) Gambarkan bagaimana kita dapat bergerak lebih lambat daripada seharusnya. (b) Apa tujuan kesabaran Yehuwa dan bagaimana hendaknya kita menghindari penyalahgunaan kesabaran tersebut?

      16 Tetapi, tidak menjaga kecepatan yang tepat, dapat juga berarti memperlambat langkah, ketinggalan di belakang. Jadi, bila Firman Allah menunjukkan bahwa kita harus membuat perubahan dalam kehidupan kita, apakah kita bertindak tanpa menunda? Atau apakah kita membantah bahwa karena Allah itu sabar, kita dapat menunda membuat perubahan sampai nanti, sambil berharap hal itu kelak akan lebih mudah? Memang, Yehuwa sabar. Namun hal ini bukan dengan maksud agar kita dapat berlambat-lambat dalam membuat penyesuaian yang diperlukan. Sebaliknya, ”Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.” (2 Petrus 3:9, 15) Maka, betapa jauh lebih baik untuk meniru pemazmur yang mengatakan: ”Aku bersegera dan tidak berlambat-lambat untuk berpegang kepada perintah-perintahMu.”—Mazmur 119:60.

      17. Apa hubungan menjaga kecepatan yang baik dengan pengabaran Kerajaan, yang membuat kita mengajukan pertanyaan apa pada diri sendiri?

      17 Ketinggalan di belakang dapat juga menyangkut pengabaran Kerajaan. Menurut Matius 25, Yesus sekarang sedang menghakimi umat manusia, memisahkan ”domba-domba” dari ”kambing-kambing.” Ini sedang dilaksanakan sebagian besar melalui pengabaran ”Injil Kerajaan.” (Matius 24:14; 25:31-33; Wahyu 14:6, 7) Waktu yang diberikan untuk melaksanakan pekerjaan pemisahan ini pasti akan dibatasi. (Matius 24:34) Seraya waktu yang tersedia makin berkurang, kita dapat berharap bahwa Yesus akan mempercepat pekerjaan ini. Dalam berbuat demikian, ia bertindak sebagai alat dari Allah, yang, ketika berbicara tentang pekerjaan pengumpulan, berjanji: ”Aku sendiri, Yehuwa, akan mempercepatnya pada waktunya.” (Yesaya 60:22, NW) Sebagai rekan sekerja Allah, yang mengikuti jejak kaki PutraNya dengan saksama, apakah kita mempercepat langkah kita dalam pengabaran Kerajaan sesuai dengan keadaan fisik dan tanggung jawab kita yang berdasarkan Alkitab? Laporan dinas pengabaran menunjukkan bahwa jutaan Saksi-Saksi Yehuwa berbuat demikian!

      Jauhi Sikap Terlalu Percaya Diri, Lawanlah Perasaan Kecil Hati

      18. Mengapa seseorang dapat menjadi terlalu percaya diri, dan bagaimana Alkitab memperingatkan terhadap bahaya ini?

      18 Makin lama kita bertekun mengikuti jejak kaki orang lain, cara berjalannya akan menjadi lebih biasa bagi kita. Tetapi, jika kita berpuas diri, cepat atau lambat kita akan membuat langkah yang salah. Jadi, bila mengikuti jejak kaki Yesus secara kiasan, kita harus menyadari bahaya menjadi terlalu yakin, dengan ceroboh bersandar kepada kekuatan dan kesanggupan kita sendiri, merasa bahwa kita telah menguasai cara berjalannya yang sempurna. Pengalaman Petrus yang dicatat di Lukas 22:54-62 merupakan peringatan yang sangat tepat. Hal itu juga menandaskan betapa benar 1 Korintus 10:12, yang berbunyi: ”Siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”

      19. (a) Apa yang terjadi atas setiap orang Kristen dari waktu ke waktu? (Yakobus 3:2) (b) Bagaimana hendaknya kita memandang kata-kata Paulus di Roma 7:19, 24?

      19 Karena tidak sempurna, setiap orang Kristen akan salah langkah dari waktu ke waktu. Penyimpangan itu mungkin kecil, hampir tidak kelihatan oleh orang lain. Atau mungkin begitu jelas tidak mengenai sasaran sehingga tampak oleh semua orang. Apapun juga keadaannya, betapa menghibur untuk mengingat nasihat Paulus yang jujur: ”Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat yang aku perbuat. Aku manusia celaka!” (Roma 7:19, 24) Tentu, kata-kata ini hendaknya jangan dianggap sebagai dalih untuk berbuat salah. Sebaliknya, ini merupakan anjuran bagi orang Kristen yang berbakti yang berjuang dengan ketidaksempurnaan, membantu mereka untuk bertekun dalam usaha mereka untuk menghadapi tantangan berjalan menurut jejak kaki Yesus yang sempurna.

      20. (a) Bagaimana Amsal 24:26 membantu kita dalam perlombaan untuk kehidupan? (b) Apa seharusnya tekad kita?

      20 ”Tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali,” kata Amsal 24:16. Dalam perlombaan kita untuk mencapai kehidupan, tidak seorang pun hendaknya merasa terpaksa harus berhenti. Perlombaan ini seperti maraton, perlombaan ketekunan, bukan lari cepat seratus meter. Salah langkah yang paling kecil di pihak seorang pelari cepat, kemungkinan besar akan membuat dia kalah dalam perlombaan. Tetapi pelari maraton, meskipun tersandung, mempunyai waktu untuk memulihkan diri dan mengakhiri perlombaan. Jadi bila salah langkah pribadi membuat saudara mengatakan, ”Aku, manusia celaka!” ingat bahwa saudara masih mempunyai waktu memulihkan diri. Saudara masih mempunyai kesempatan kembali mengikuti jejak Pemimpin saudara, Yesus Kristus. Tidak ada alasan untuk putus asa! Tidak ada alasan untuk menyerah! Bertekadlah, dengan bantuan ilahi, untuk dengan sukses memenuhi tantangan ’mengikuti jejak kaki Yesus dengan saksama.’—1 Petrus 2:21, NW.

  • Suatu Umat yang Berjalan menurut Jejak Kaki Yesus
    Menara Pengawal—1988 (Seri 48) | Menara Pengawal—1988 (Seri 48)
    • Suatu Umat yang Berjalan menurut Jejak Kaki Yesus

      ”Kami hidup menurut roh yang sama, bukan? Menurut jejak kaki yang sama, bukan?”—2 KORINTUS 12:18, NW.

      1. Mengapa sering tidak sulit untuk mengenali salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa?

      ”SEBAGAI kelompok, mereka sopan, bertanggung jawab, dan mempunyai prestasi yang baik di sekolah. Ini tidak dapat dikatakan tentang kelompok-kelompok lain.” Demikian kata kepala sebuah sekolah dasar di Amerika Serikat. Tentang siapa ia berbicara? Anak-anak Saksi-Saksi Yehuwa yang menjadi murid di sekolahnya. Memang, banyak orang telah memperhatikan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa, termasuk anak-anak mereka, sering sama dengan Saksi-Saksi lain dalam hal-hal tertentu. Selama bertahun-tahun makin lebih nyata bahwa mereka secara luar biasa bersatu-padu dalam hal kepercayaan dan tingkah laku. Jadi Saksi-Saksi itu tidak sulit dikenali.

      2. Apa yang merupakan sifat yang khas dari sidang Kristen yang mula-mula, dan apa yang Paulus katakan mengenai ini?

      2 Persatuan Saksi-Saksi Yehuwa merupakan sesuatu yang tidak lazim dalam dunia yang terpecah-belah ini. Namun hal ini tidak sulit dimengerti jika kita ingat bahwa mereka semua berusaha keras untuk berjalan menurut jejak kaki Yesus. (1 Petrus 2:21) Persatuan demikian juga ciri khas dari orang-orang Kristen abad pertama. Pada suatu kesempatan, Paulus menasihati sidang di Korintus: ”Aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir.” (1 Korintus 1:10) Paulus juga memberikan nasihat yang terilham mengenai cara berurusan dengan orang-orang yang tidak mau memelihara persatuan Kristen.—Lihat Roma 16:17; 2 Tesalonika 3:6.

      3, 4. Bagaimana Paulus menggambarkan persatuan antara dirinya dan Titus, dan apa dasar untuk persatuan ini?

      3 Kira-kira pada tahun 55 M., Paulus mengutus Timotius ke Korintus untuk membantu mengumpulkan sumbangan bagi saudara-saudara yang miskin di Yudea dan kemungkinan untuk melihat bagaimana reaksi sidang itu terhadap nasihat Paulus. Ketika ia belakangan menulis kepada orang-orang Korintus, Paulus menyebut tentang kunjungan Titus tidak lama sebelum itu dan bertanya: ”Titus sama sekali tidak mengambil untung dari kamu, bukan? Kami berjalan menurut roh yang sama, bukan? Menurut jejak kaki yang sama, bukan?” (2 Korintus 12:18, NW) Apa yang Paulus maksudkan dalam hal mereka berjalan ”menurut roh yang sama” dan ”menurut jejak kaki yang sama”?

      4 Ia menyatakan persatuan yang ada antara dia dan Titus. Titus kadang-kadang menjadi rekan seperjalanan Paulus, dan pasti karena itu ada banyak hal yang ia pelajari dari Paulus. Namun persatuan yang ada antara mereka berdua didasarkan pada sesuatu yang lebih kuat dari itu. Ini didasarkan pada hubungan mereka yang baik dengan Yehuwa dan atas fakta bahwa mereka berdua adalah pengikut jejak kaki Kristus. Titus meniru Paulus sama seperti Paulus meniru Kristus. (Lukas 6:40; 1 Korintus 11:1) Jadi mereka berjalan menurut roh Yesus dan menurut jejak kakinya.

      5. Apa yang dapat diharapkan dari orang-orang dewasa ini yang meniru Paulus dan Titus seraya mereka berjalan ”menurut roh yang sama” dan ”menurut jejak kaki yang sama”?

      5 Maka, tidak mengherankan bahwa orang Kristen dari abad ke-20 ini, yang berjalan ”menurut roh yang sama” dan ”menurut jejak kaki yang sama” seperti Paulus dan Titus, menikmati persatuan yang tiada bandingnya. Sebenarnya, perpecahan dari orang-orang yang mengaku Kristen menyatakan bahwa mereka adalah orang Kristen palsu, tidak berjalan menurut jejak kaki sang Pemimpin yang mereka katakan mereka ikuti. (Lukas 11:17) Perbedaan yang mencolok antara orang Kristen sejati dengan orang-orang yang hanya mengaku Kristen dapat digambarkan dalam berbagai cara. Mari kita membahas empat daripadanya.

      Kesucian Darah

      6, 7. (a) Pandangan yang benar apa mengenai darah tersangkut dalam berjalan menurut jejak kaki Yesus? (b) Apa perbedaan antara Saksi-Saksi Yehuwa dan orang-orang lain dewasa ini yang menolak transfusi darah?

      6 Kira-kira pada tahun 49 M., badan pimpinan dari sidang jemaat abad pertama mengirim sepucuk surat yang menjawab pertanyaan: Apakah orang Kristen bukan Yahudi harus mentaati Taurat Musa? Surat itu berbunyi: ”Adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini: kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati lemas dan dari percabulan.” (Kisah 15:28, 29) Perhatikan bahwa di antara hal-hal ”yang perlu” ialah menjauhkan diri dari darah. Berjalan menurut jejak kaki Yesus berarti tidak menerima darah ke dalam tubuh melalui mulut ataupun dengan cara lain apapun.

      7 Prinsip ini secara terang-terangan dilanggar dalam Susunan Kristen melalui praktek transfusi darah. Memang, dalam tahun-tahun belakangan ini sejumlah orang telah menyadari bahaya transfusi darah bagi kesehatan dan telah menolaknya karena alasan medis. Ini terutama benar karena banyak orang telah dijangkiti penyakit AIDS dari darah yang ditransfusikan. Namun siapa yang menjunjung tinggi kesucian darah karena respek terhadap hukum Allah, dengan melakukan hal itu sebagai kelompok? Bila seorang pasien menolak transfusi, apa yang secara otomatis timbul dalam pikiran dokter itu, siapakah dia? Tidakkah dokter itu biasanya akan mengatakan: ’Anda pasti salah seorang dari Saksi-Saksi Yehuwa’?

      8. Bagaimana seorang Saksi di Italia diberkati karena tekadnya untuk mentaati hukum Allah dalam hal ini?

      8 Antonietta tinggal di Italia. Kira-kira delapan tahun yang lalu ia sakit parah, dan jumlah susunan darahnya begitu rendah sehingga dokter-dokter berkeras bahwa ia membutuhkan transfusi untuk menyelamatkan kehidupannya. Ia menolak dan ditentang oleh dokter-dokter maupun sanak keluarga. Bahkan kedua putranya yang masih kecil memohon: ”Mama, jika Mama benar-benar menyayangi kami terimalah darah itu.” Namun Antonietta bertekad untuk tetap setia, dan untunglah, ia tidak meninggal. Meskipun demikian, keadaannya begitu gawat sehingga seorang dokter mengatakan: ”Kami tidak dapat menjelaskan mengapa ia masih hidup.” Namun setelah suatu cara pengobatan yang dapat disetujui mulai diterapkan, ia membuat kemajuan yang sedemikian besar hingga seorang dokter lain menyatakan: ”Saya tidak dapat percaya—anda tidak mungkin dapat sembuh dalam waktu begitu singkat, juga tidak meskipun kami memompakan darah ke dalam tubuh anda sepanjang hari.” Sekarang, saudari ini seorang perintis biasa, dan kedua putranya, yang sudah berumur 12 dan 14 tahun, membuat kemajuan yang baik dalam kebenaran. Antonietta dengan berani mengindahkan hal ”yang perlu,” yaitu kesucian darah. Semua Saksi-Saksi Yehuwa berpaut kepada pandangan yang sama seraya mereka berjalan menurut jejak kaki Yesus.

      Moral yang Baik

      9. Apa hal lain ”yang perlu” yang tersangkut di dalam mengikuti jejak kaki Yesus, dan apa yang terjadi atas mereka yang tidak mentaati hal ini?

      9 Suatu hal lain ”yang perlu” yang ditonjolkan dalam surat dari badan pimpinan pada abad pertama itu ialah ”menjauhkan diri . . . dari percabulan.” Dalam suratnya yang pertama kepada orang-orang Korintus, Paulus memperkembangkan hal ini, dengan mengatakan: ”Orang cabul, penyembah berhala, orang berzinah, banci, orang pemburit, . . . tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah.” (1 Korintus 6:9, 10) Orang Kristen membantu orang lain yang ingin melayani Yehuwa untuk membebaskan diri dari praktek-praktek yang najis ini. Bahkan para anggota sidang yang terjerat oleh hal-hal itu dibantu untuk membersihkan diri jika mereka berbalik dan bertobat. (Yakobus 5:13-15) Tetapi jika ada orang Kristen yang jatuh ke dalam praktek-praktek yang najis tersebut dan tidak mau bertobat, suatu peraturan Alkitab yang bersifat tegas berlaku. Paulus diilhami ilahi untuk mengatakan: ”Jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul. . . . Usirlah orang yang melakukan kejahatan dari tengah-tengah kamu.”—1 Korintus 5:11, 13.

      10, 11. (a) Siapa yang harus memikul tanggung jawab atas standar-standar moral yang rendah dalam Susunan Kristen, dan mengapa? (b) Bagaimana pengalaman seorang pria di Filipina memperlihatkan bahwa, sebagai kelompok, Saksi-Saksi Yehuwa mempertahankan standar-standar moral yang tinggi?

      10 Meskipun ajaran yang jelas ini, Susunan Kristen dilanda imoralitas. Kaum pendeta yang mencairkan standar-standar ilahi harus dipersalahkan untuk keadaan ini, demikian juga mereka yang hanya dengan mulut mengajarkan standar-standar Alkitab tetapi tidak melaksanakannya dengan berani dalam jemaat mereka. Meskipun demikian, juga dalam hal ini, Saksi-Saksi Yehuwa sebagai umat berjalan menurut jejak kaki Yesus.

      11 Pertimbangkan pengalaman Jose dari Filipina. Pada usia 17 tahun ia dikenal selalu menimbulkan kerusuhan dan suka main judi. Ia sering mabuk, hidup imoral, dan sering dipenjara karena mencuri. Kemudian ia berhubungan dengan Saksi-Saksi Yehuwa. ”Pelajaran Alkitab sama sekali mengubah kehidupan saya,” katanya. ”Saya tidak lagi minum dan merokok, dan saya belajar untuk mengendalikan sifat saya yang mudah marah. Saya sekarang mempunyai hati nurani yang bersih dan hanya mempunyai satu istri. Saya juga mendapat respek dari tetangga-tetangga, yang dulu menyebut saya ’Jose, orang yang mempunyai reputasi buruk’ dan ’Jose, si hantu.’ Sekarang mereka menyebut saya ’Jose, Saksi Yehuwa.’ Putra dan kemenakan saya menjadi pelayan sidang di sidang tempat saya sekarang melayani sebagai penatua dan perintis biasa.” Jose dan jutaan orang Kristen saksi-saksi dari Yehuwa yang lain berjalan menurut jejak kaki Yesus sebagai orang Kristen yang bersih secara moral.

      Kenetralan

      12. Sikap apa dari orang Kristen sejati yang ditonjolkan oleh Yesus dalam doanya yang dicatat di Yohanes pasal 17?

      12 Dalam doa panjang yang Yesus ucapkan pada malam terakhir ia bersama murid-muridnya, ia menyebutkan suatu cara lain bagaimana para pengikutnya akan ’berjalan menurut jejak kakinya.’ Ketika berbicara tentang murid-muridnya, ia mengatakan: ”Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” (Yohanes 17:16) Ini berarti bahwa orang Kristen netral. Sebaliknya dari ambil bagian dalam politik atau konflik nasional, mereka menceritakan kepada orang-orang lain tentang Kerajaan Allah, satu-satunya pemecahan untuk problem-problem dunia ini.—Matius 6:9, 10; Yohanes 18:36.

      13, 14. (a) Bagaimana Susunan Kristen berbeda dari Saksi-Saksi Yehuwa dalam soal kenetralan? (b) Bagaimana memelihara kenetralan dalam politik di pihak seorang Saksi di Jepang menghasilkan manfaat bagi seluruh persaudaraan?

      13 Prinsip kenetralan ini telah dilupakan oleh kebanyakan anggota Susunan Kristen, yang bagi mereka asal-usul nasional biasanya lebih penting daripada ikatan agama. Mike Royko, seorang kolumnis yang bergabung dengan suatu sindikat, menyatakan bahwa ”orang-orang Kristen” belum pernah ”merasa muak memerangi orang-orang Kristen lainnya,” dan menambahkan: ”Kalau ada rasa muak, kebanyakan perang paling gencar di Eropa tak perlu terjadi.” Saksi-Saksi Yehuwa mempertahankan kenetralan Kristen yang tegas dalam masa perang dan ini merupakan suatu kenyataan yang dikenal luas. Namun sebagai pengikut jejak kaki Yesus, mereka juga netral dalam masalah sosial dan politik. Jadi, tidak ada sesuatu pun yang akan mengganggu persatuan mereka yang luar biasa di seluruh dunia.—1 Petrus 2:17.

      14 Kenetralan mereka kadang-kadang mendatangkan hasil-hasil yang tidak terduga. Misalnya, di distrik Tsugaru di Jepang sebelah utara, pemilihan umum dianggap suatu hal yang sangat serius. Tetapi Toshio, asisten direktur dalam Departemen Keuangan dari sebuah kantor pemerintah setempat, menolak dengan alasan hati nurani untuk melibatkan diri dalam kampanye pemilihan kembali walikota di sana. Hal ini mengakibatkan ia diturunkan kepada jabatan yang rendah dalam Departemen Pembuangan Sampah. Tetapi, satu tahun kemudian, walikota itu ditangkap dan dipaksa mengundurkan diri karena praktek-praktek korupnya. Seorang walikota baru dipilih. Ketika ia mendengar tentang penurunan jabatan dari Toshio, ia memulihkannya kepada kedudukan administratif yang tinggi, dan ini mendatangkan berkat bagi saudara-saudara Kristen Toshio. Bagaimana? Toshio menjelaskan bahwa sangat sulit mendapat ijin menggunakan gedung-gedung olahraga untuk pertemuan-pertemuan selain dari acara atletik. Namun dalam jabatannya yang sekarang, mengutip kata-kata Toshio sendiri: ”Yehuwa dapat menggunakan saya sehingga kami dapat menggunakan gedung-gedung olahraga tersebut untuk tiga pesta distrik dan empat pesta wilayah.” Ia mengakhiri: ”Asalkan kita tetap setia, Yehuwa akan membuka jalan yang tidak dapat kita bayangkan untuk menggunakan kita.”

      Di Rumah

      15. Bagaimana Yesus meninggalkan teladan bagi para pengikut jejak kakinya dalam hal hubungan keluarga?

      15 Orang Kristen ’mengikuti jejak kaki Yesus’ dalam suatu bidang lain, yakni di rumah. Alkitab menjadikan teladan Yesus sebagai pola untuk hubungan keluarga ketika dikatakan: ”Rendahkanlah dirimu seorang kepada yang lain di dalam takut akan Kristus. Hai isteri, tunduklah kepada suamimu seperti kepada Tuhan, karena suami adalah kepala isteri sama seperti Kristus adalah kepala jemaat . . . Karena itu sebagaimana jemaat tunduk kepada Kristus, demikian jugalah isteri kepada suami dalam segala sesuatu. Hai suami, kasihilah isterimu sebagaimana Kristus telah mengasihi jemaat dan telah menyerahkan diriNya baginya.”—Efesus 5:21-25.

      16, 17. (a) Keadaan yang buruk apa terdapat dalam Susunan Kristen dalam hal hubungan keluarga? (b) Hanya dengan cara bagaimana hubungan keluarga dapat diperbaiki, seperti diperlihatkan oleh pengalaman sepasang suami-istri di Brasil?

      16 Susunan Kristen dewasa ini kebanyakan telah mengabaikan nasihat ini sehingga banyak keluarga yang berantakan. Keluarga yang berantakan sudah umum, dan konflik antara anak dan orangtua sering sangat mendalam. ”Keluarga sedang terpecah-belah,” kata seorang profesor psikologi beberapa tahun yang lalu. Para ahli jiwa anak, penasihat perkawinan, dan psikiater hanya mendapat sukses terbatas dalam mengikat keluarga-keluarga yang berada dalam bahaya untuk tetap bersatu. Namun Saksi-Saksi Yehuwa berusaha keras menerapkan prinsip-prinsip Alkitab dan terkenal mempunyai hubungan keluarga yang lebih baik dari rata-rata.

      17 Aldemar, misalnya, adalah seorang letnan dalam kepolisian militer Brasil dan mempunyai problem keluarga. Istrinya meninggalkan dia dan mengusahakan perpisahan yang sah. Ia mulai banyak minum dan bahkan mencoba bunuh diri. Kemudian, sanak keluarganya, yang adalah Saksi-Saksi Yehuwa, berbicara kepadanya mengenai Alkitab. Ia senang dengan apa yang ia dengar dan mulai belajar. Karena ingin menyesuaikan kehidupannya dengan sikap netral, suatu hal yang dikenal dari Saksi-Saksi Yehuwa, ia mengajukan permohonan untuk keluar dari dinas militer. Aldemar dan istrinya menyelesaikan pertengkaran dalam perkawinan mereka dengan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab yang sedang dipelajari oleh Aldemar. Sekarang, mereka mengikuti jejak kaki Yesus, melayani Yehuwa bersama sebagai perintis biasa.

      Taat karena Kasih

      18. (a) Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa diberkati secara rohani dewasa ini? (b) Bagaimana Yesaya 2:2-4 sekarang sedang digenapi?

      18 Sudah terbukti bahwa Saksi-Saksi Yehuwa dengan bersatu-padu berjalan menurut roh dan menurut jejak kaki Kristus Yesus. Sebagai perorangan dan sebagai kelompok, mereka diberkati secara rohani karena berbuat demikian. (Mazmur 133:1-3) Bukti-bukti yang nyata dari berkat ilahi atas mereka telah menggerakkan banyak sekali orang yang berhati jujur untuk bertindak selaras dengan nubuat di Yesaya 2:2-4. Dalam lima tahun belakangan ini saja, 987.828 mengambil langkah-langkah yang perlu untuk pembaktian dan kemudian mempersembahkan diri untuk dibaptis dalam air. Dengan pengasih, Yehuwa tidak menaruh batas yang sewenang-wenang dalam jumlah orang yang dapat melakukan hal ini sebelum ’kesusahan besar’ tiba!—Wahyu 7:9, 14.

      19. (a) Apa manfaat-manfaat nyata yang dapat dihasilkan dengan melayani Yehuwa, dan bagaimana hal itu seharusnya dipandang? (b) Apa alasan utama bagi kita untuk mentaati perintah-perintah Yehuwa?

      19 Seperti diperlihatkan oleh pengalaman-pengalaman tadi, berkat-berkat rohani yang dinikmati umat Allah sering disertai manfaat yang nyata. Sebagai contoh, dengan tidak merokok, dengan menempuh kehidupan yang bermoral, dan dengan menghormati kesucian darah, mereka tidak menjadi korban dari penyakit-penyakit tertentu. Atau karena hidup selaras dengan kebenaran, mereka dapat memperoleh manfaat secara ekonomi, sosial, atau keluarga. Manfaat apapun yang nyata dipandang sebagai berkat dari Yehuwa, dan mereka membuktikan praktisnya hukum-hukum Yehuwa. Namun, kemungkinan untuk mendapat keuntungan yang praktis, itu sendiri bukan alasan utama untuk mentaati hukum-hukum Allah. Orang Kristen sejati mentaati Yehuwa karena mereka mengasihi Dia, karena Ia layak mereka sembah, dan karena melakukan kehendakNya adalah satu-satunya perkara yang benar. (1 Yohanes 5:2, 3; Wahyu 4:11) Setanlah yang beranggapan bahwa orang melayani Allah hanya untuk keuntungan yang mementingkan diri.—Lihat Ayub 1:9-11; 2:4, 5.

      20. Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini berjalan menurut roh yang sama seperti ketiga saksi Ibrani yang setia pada jaman purba?

      20 Saksi-Saksi Yehuwa pada jaman modern berjalan menurut roh yang sama seperti ketiga saksi Ibrani muda yang setia pada jaman Daniel. Ketika diancam akan dilemparkan ke dalam dapur api yang bernyala-nyala, mereka mengatakan: ”Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak [maksudnya, bahkan jika Ia membiarkan kami mati], hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu.” (Daniel 3:17, 18) Tidak soal manfaat atau akibat nyata yang langsung diperoleh, Saksi-Saksi Yehuwa akan terus mengikuti jejak kaki Yesus dengan saksama karena mengetahui bahwa hidup kekal dalam dunia baru Allah sudah pasti. Sebagai umat yang bersatu-padu, mereka akan terus berjalan ”menurut roh yang sama” dan ”menurut jejak kaki yang sama,” tidak soal apapun!

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan