PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Pasal Terakhir dari ’Kitab Peperangan Yehuwa’
    Menara Pengawal—1990 | 1 Juli
    • Pasal Terakhir dari ’Kitab Peperangan Yehuwa’

      ”Dikatakan dalam kitab peperangan [Yehuwa].”—BILANGAN 21:14.

      1, 2. Dalam peristiwa apa pada zaman dahulu Yehuwa menunjukkan kepada bangsa Mesir bahwa Ia adalah Allah pejuang, dan bagaimana Ia melakukan itu?

      ORANG-ORANG dewasa ini kurang menghargai bahwa Allah Alkitab, Yehuwa, adalah panglima perang, kesatria dalam peperangan. Fakta ini didramatisasi ketika Ia membebaskan umat-Nya pada zaman dulu dari penindasan di Mesir. Firaun telah dihasut oleh musuh yang tidak kelihatan dari bangsa itu, Setan si Iblis, untuk mencoba mempekerjakan mereka sampai mati. Kini, karena menyadari kerugiannya dengan membiarkan umat Israel pergi, Firaun dan pasukan perangnya mengejar mereka.

      2 Tetapi, Firaun tidak menyadari bahwa Allah orang-orang Israel dapat menjadi Allah pejuang, demi membebaskan umat-Nya. Pada waktu pasukan Mesir dengan perasaan dendam mengejar mereka, melewati dasar yang kering dari Laut Merah, Allah dari orang-orang Israel yang sedang terancam bertindak dan menenggelamkan para penunggang kereta perang dan penunggang kuda, dengan membuat air yang terhimpun ke atas jatuh menimpa lorong darurat yang secara mukjizat telah dibuka sebelumnya bagi orang-orang Israel.—Keluaran 14:14, 24-28.

      3. Dalam lagu kemenangan mereka, orang-orang Israel menyebutkan Yehuwa sebagai Allah macam apa, tetapi fakta apa yang diabaikan oleh bangsa-bangsa dewasa ini?

      3 Aman di tepi sebelah timur Laut Merah, orang-orang Israel yang riang gembira menyanyikan lagu kemenangan, memuji-muji Pembebas surgawi mereka, ”Baiklah aku menyanyi bagi [Yehuwa], sebab Ia tinggi luhur, kuda dan penunggangnya dilemparkanNya ke dalam laut. [Yehuwa] itu kekuatanku dan mazmurku, Ia telah menjadi keselamatanku. Ia Allahku, kupuji Dia, Ia Allah bapaku, kuluhurkan Dia. [Yehuwa] itu pahlawan perang; [Yehuwa], itulah namaNya. Kereta Firaun dan pasukannya dibuangNya ke dalam laut; para perwiranya yang pilihan dibenamkan ke dalam Laut Teberau [Laut Merah].” (Keluaran 15:1-4) Di sana di Laut Merah, Yehuwa menunjukkan diri-Nya sebagai pahlawan perang yang sanggup melakukan hal-hal menakjubkan. Fakta ini telah diabaikan oleh bangsa-bangsa di dunia.

      4, 5. Siapa nenek moyang ke-12 suku Israel yang bergembira itu, dan menjadi sahabat siapakah dia dan karena sifat apa?

      4 Nabi Musa, yang memimpin umatnya menyanyikan lagu yang terilham itu, menyebut Yehuwa sebagai ”Allah bapaku”. Abraham orang Ibrani, adalah nenek moyang yang terkemuka dari bangsa Israel. Dari dia, melalui Ishak dan Yakub dan ke-12 putra Yakub, muncul ke-12 suku Israel. Abraham membuktikan dirinya sebagai penyembah teladan dari Allah Yehuwa. Ia seorang pria dengan iman yang begitu kuat sehingga ketika Yehuwa meminta dia untuk meninggalkan kampung halamannya di Ur Kasdim, tanpa ragu ia berangkat menuju negeri yang akan Yehuwa tunjukkan kepadanya, yakin sepenuhnya bahwa Allah akan memenuhi janji-Nya untuk memberikan negeri tersebut kepadanya dan kepada keturunannya.

      5 Karena iman Abraham yang luar biasa, Yehuwa berjanji akan memberinya suatu ”keturunan” atau benih, yang melaluinya semua keluarga di bumi, termasuk keluarga-keluarga yang hidup dewasa ini, dapat memberkati diri mereka sendiri. (Kejadian 12:2, 3; 22:17, 18) Abraham dibawa kepada hubungan yang demikian akrab dengan Allahnya sehingga ia dikenal sebagai ”sahabat Allah [”Yehuwa”, NW]”, Allah sendiri memanggil patriakh yang setia itu ”sahabatku”.—Yakobus 2:23; Yesaya 41:8, BIS.

      6. Meskipun ia seorang musafir yang cinta damai di Negeri Perjanjian, bagaimana Abraham membuktikan dirinya sebagai pejuang yang bersandar kepada Yehuwa?

      6 Meskipun mengembara bagaikan orang asing di Negeri Perjanjian, Abraham membuktikan bahwa ia dapat bertindak sebagai pejuang, panglima perang. Pada suatu peristiwa empat orang raja dari luar menyerbu Negeri Perjanjian dan membawa lari keponakan Abraham yakni Lot dan juga keluarga Lot. Abraham, yang digerakkan oleh ikatan keluarga yang kuat, mempersenjatai 318 dari hamba-hamba lelakinya, dan bersama-sama dengan bala bantuan dari tiga sekutunya di tempat itu, Aner, Eskol, dan Mamre, ia mengejar para penyerbu. Dengan mengadakan serangan tiba-tiba di malam hari, Abraham dan pasukannya mengalahkan para penyerbu, meskipun kekuatan mereka jauh lebih besar. Terjadi ”pembantaian atas raja-raja tersebut”. (Ibrani 7:1, NW; Kejadian 14:13-17) Abraham membebaskan Lot beserta keluarganya dan merampas kembali semua yang dicuri.

      7-9. (a) Siapakah imam yang dikunjungi Abraham, dan berkat apakah yang ia terima? (b) Bagaimanakah Abraham menunjukkan bahwa ia ingin dijadikan kaya hanya oleh Allah Yang Mahatinggi? (c) Seperti diteguhkan oleh Melkisedek, siapakah yang memberikan kemenangan militer kepada Abraham?

      7 Abraham menyadari bahwa upaya militernya telah berhasil berkat bantuan Allah Yehuwa, dan pada perjalanan pulangnya setelah menang, ia dapat membuat pengakuan di hadapan umum tentang fakta itu. Ia tahu bahwa imam yang diperkenan Allahnya dapat dijumpai di kota Salem. Jadi ke sanalah ia pergi. Bagian selanjutnya dari Kejadian pasal 14 memberi tahu kita apa yang kemudian terjadi:

      8 ”Melkisedek, raja Salem, membawa roti dan anggur; ia seorang imam Allah Yang Mahatinggi. Lalu ia memberkati Abram, katanya, ’Diberkatilah kiranya Abram oleh Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi, dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.’ Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya. Berkatalah raja Sodom itu kepada Abram, ’Berikanlah kepadaku orang-orang itu dan ambillah untukmu harta benda itu.’ Tetapi kata Abram kepada raja negeri Sodom itu, ’Aku bersumpah demi [Yehuwa], Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi: Aku tidak akan mengambil apa-apa dari kepunyaanmu itu, sepotong benang atau tali kasutpun tidak, supaya engkau jangan dapat berkata: Aku telah membuat Abram menjadi kaya. Kalau aku, jangan sekali-kali! Hanya apa yang telah dimakan oleh bujang-bujang ini dan juga bagian orang-orang yang pergi bersama-sama dengan aku, yakni Aner, Eskol dan Mamre, biarlah mereka itu mengambil bagiannya masing-masing.’”—Kejadian 14:18-24.

      9 Seperti ditunjukkan oleh ayat-ayat ini, Melkisedek, imam yang juga raja dari kota Salem, meneguhkan keyakinan Abraham bahwa Allah Yang Mahatinggilah yang berperang untuknya beserta pasukan perangnya, dan memberikan kemenangan itu kepada dia. Raja-Imam Melkisedek tidak mengecilkan peran Yehuwa dalam persoalan itu.

      Kitab Peperangan Yehuwa

      10. Apa kisah peperangan pertama yang dicantumkan dalam Alkitab, dan mengapa itu baru permulaan dari perang-perang Yehuwa yang berkemenangan?

      10 Penjelasan dalam Kejadian 14 mengenai penyerbuan atas Negeri Perjanjian dan bagaimana Abraham mengalahkan para penyerbu yang bersenjata merupakan kisah peperangan pertama dalam Alkitab. Jadi, lebih dari empat abad sebelum perbuatan-Nya yang luar biasa di Laut Merah, Yehuwa menunjukkan Diri sebagai pejuang, ”panglima perang”. (Klinkert) Namun, itu baru permulaannya. Kemenangan-kemenangan yang jauh lebih besar dan gemilang akan menyusul, termasuk kemenangan terakhir pada ’kesudahan sistem ini’.—Matius 24:3, NW.

      11. Apakah ’kitab Peperangan Yehuwa’ itu, tetapi di manakah juga terdapat banyak kisah petualangan peperangan-Nya?

      11 Menurut apa yang dikatakan dalam Bilangan 21:14, suatu ’kitab peperangan Yehuwa’ mulai ditulis. Catatan atau sejarah yang dapat dipercaya ini, mengenai peperangan-peperangan Yehuwa demi umat-Nya, mungkin bermula dari pertempuran ini demi kepentingan Abraham yang setia. Musa mengetahui adanya buku ini tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut mengenainya. Jadi, kita tidak diberi tahu mengenai segala cara bagaimana Yehuwa menunjukkan Diri sebagai pejuang selama periode waktu yang dicakup oleh kitab Peperangan Yehuwa itu. Tetapi, sejak disebutkannya buku itu, bagian utama dari Alkitab ditulis, dan ini memberikan kepada kita banyak catatan mengenai perbuatan militer Yehuwa.

      Melkisedek yang Lebih Besar—Seorang Pejuang

      12. Siapa Pembesar yang lebih besar dari Allah Yang Mahatinggi yang digambarkan oleh Melkisedek, dan mazmur apa yang digubah oleh Daud ditujukan kepada pribadi ini sebagai imam dan panglima perang?

      12 Setelah Abraham mengalahkan Kedorlaomer dan raja-raja sekutunya, Melkisedek memberkatinya. Raja-Imam Melkisedek secara nubuat menggambarkan Pribadi yang akan menjadi Imam Besar dari Allah Yang Mahatinggi dan juga panglima perang perkasa didukung oleh Allah Tertinggi. Mazmur 110, yang digubah di bawah ilham oleh raja-pejuang Daud, ditujukan kepada Pribadi yang lebih besar dari Melkisedek di negeri Salem. Bunyinya, ”Tongkat kekuatanmu akan diulurkan [Yehuwa] dari Sion: memerintahlah di antara musuhmu! [Yehuwa] telah bersumpah dan Ia tidak akan menyesal: ’Engkau adalah imam untuk selama-lamanya, menurut [peraturan, NW] Melkisedek.’ [Yehuwa] ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murkaNya.”—Mazmur 110:2, 4, 5.

      13. Dalam Ibrani pasal 7 dan 8, Pribadi yang lebih besar daripada Melkisedek zaman purba dinyatakan sebagai siapa, dan ke dalam tempat tinggi apakah Ia masuk, dengan membawa korban apa?

      13 Penulis buku Ibrani yang diilhami menyingkapkan identitas Pribadi kepada siapa kata-kata tersebut sebenarnya ditujukan ketika ia berkata, ”Yesus telah masuk sebagai Perintis bagi kita, ketika Ia, menurut peraturan Melkisedek, menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya.” (Ibrani 6:20) Dalam pasal berikutnya dari buku Ibrani, kebesaran Melkisedek zaman dahulu dijelaskan. Tetapi kebesarannya sebagai imam, kurang unggul dibanding Pribadi yang ia gambarkan, yaitu Yesus Kristus yang telah dibangkitkan dan dimuliakan, yang memasuki hadirat yang kudus dari Allah Yehuwa sendiri, membawa nilai dari korban yang jauh lebih unggul daripada apapun yang pernah dapat dipersembahkan oleh Raja-Imam Melkisedek dari Salem.—Ibrani 7:1–8:2.

      14. Apakah Melkisedek yang Lebih Besar memberi wewenang kepada kaum pendeta Susunan Kristen untuk ikut ambil bagian dalam petualangan militer dari bangsa-bangsa yang mengaku Kristiani?

      14 Imam-Raja Melkisedek memberkati seorang pejuang, Abraham yang berkemenangan. Tetapi bagaimana dengan Melkisedek yang Lebih Besar, Pendiri Kekristenan sejati? Kaum pendeta Susunan Kristen mengaku mewakili Yesus Kristus dalam memberkati angkatan bersenjata dari negeri-negeri yang mengaku diri Kristiani dan berdoa bagi mereka. Tetapi apakah Imam Besar Yehuwa di surga mendukung kaum pendeta Susunan Kristen dalam hal ini? Apakah ia dengan demikian menerima tanggung jawab atas semua penumpahan darah yang terus terjadi selama apa yang disebut Zaman Kekristenan, termasuk darah yang ditumpahkan pada Perang Dunia I dan II? Sama sekali tidak! Ia tidak pernah memberi murid-muridnya yang benar wewenang untuk membuat diri mereka bagian dari dunia ini dan untuk ikut serta dalam kegiatan militer yang penuh pertumpahan darah.

      Allah Pejuang Membuat Nama yang Agung bagi Diri-Nya Sendiri

      15, 16. Apa yang dibuat Yehuwa bagi Diri-Nya sendiri ketika Ia berperang bagi umat-Nya untuk membebaskan mereka dari Mesir?

      15 Nehemia 9:10 menceritakan bagaimana Yehuwa membebaskan ke-12 suku Israel dari Mesir, dengan berkata, ”Engkau telah memperlihatkan tanda-tanda dan mujizat-mujizat di depan Firaun dan semua pegawainya serta seluruh rakyat negerinya, karena Engkau mengetahui mereka bertindak angkuh terhadap nenek moyang kami [Israel]. Dengan demikian Engkau telah memasyhurkan namaMu sebagaimana nyata hari ini.”—Bandingkan Keluaran 14:18.

      16 Nabi Yesaya berbicara mengenai mutu dari nama ini ketika ia menyebut Yehuwa sebagai ”yang dengan tanganNya yang agung menyertai Musa di sebelah kanan; yang membelah air di depan mereka untuk membuat nama abadi bagiNya”. Dan ketika menyapa Yehuwa, ia berkata, ”Demikianlah Engkau memimpin umatMu untuk membuat nama yang agung bagiMu.” (Yesaya 63:12-14) Ketika memohon agar Yehuwa bertindak lagi demi umat-Nya, Daniel menyapa Dia sebagai ”Tuhan, Allah kami, yang telah membawa umatMu keluar dari tanah Mesir dengan tangan yang kuat dan memasyhurkan namaMu, seperti pada hari ini”.—Daniel 9:15; Yeremia 32:20.

      17. Siapakah yang Yehuwa akan utus untuk berperang atas nama-Nya, dan dengan demikian apa yang akan Ia tunjukkan kepada segala bangsa dewasa ini?

      17 Pada waktunya, Allah Yehuwa akan mengutus Yesus Kristus, Melkisedek Yang Lebih Besar, sebagai pejuang yang perkasa. Melalui dia, Yehuwa akan membuat nama bagi Diri-Nya sendiri yang jauh melebihi apapun di masa lalu yang dicatat dalam kitab Peperangan Yehuwa atau dalam Kitab-Kitab Ibrani dari Alkitab. Dalam pasal terakhir dari kitab Zakharia, suatu serangan internasional melawan Yerusalem dinubuatkan. Kemudian, menurut Zakharia 14:3, ”[Yehuwa] akan maju berperang melawan bangsa-bangsa itu seperti Ia berperang pada hari pertempuran.” Dengan cara ini, Allah dari Alkitab akan menunjukkan kepada semua bangsa modern bahwa Ia masih tetap Allah pejuang sebagaimana pada zaman bangsa Israel kuno.

      18, 19. Yerusalem manakah yang akan menjadi sasaran serangan habis-habisan oleh bangsa-bangsa?

      18 Ini merupakan prospek yang masih ada di masa depan kita. Tetapi Yerusalem manakah yang akan menjadi sasaran serangan habis-habisan seperti itu? Nubuat ini tidak digenapi atas Yerusalem pada zaman Zakharia. Kota itu dihancurkan oleh tentara Roma pada tahun 70 M. Tetapi, Yerusalem dibangun kembali dan sekarang dianggap suci oleh Susunan Kristen maupun oleh bangsa Israel jasmani. Dalam perang enam hari tahun 1967, Israel mengambil alih semua daerah Yerusalem harfiah yang telah dibangun kembali. Tetapi, tidak ada satu bukti pun yang menunjukkan bahwa Yehuwa ambil bagian dalam peperangan waktu itu. Raja yang Ia takhtakan, Yesus Kristus, tidak memerintah di Yerusalem di bumi, dan kota itu tidak lagi menjadi ”kota Raja Besar”, yaitu kota Yehuwa.—Matius 5:35.

      19 Tidak, ibu kota resmi dari bangsa Yahudi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa ini bukan Yerusalem yang disebutkan dalam nubuat Zakharia. Sebaliknya, Zakharia memaksudkan Yerusalem yang kita baca dalam buku Ibrani. Di sana, Paulus sedang berbicara kepada umat Kristiani yang terurap dan berkata, ”Kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat.” (Ibrani 12:22) Yerusalem surgawi ini tidak lain adalah Kerajaan Mesias Allah, yang diwakili di bumi dewasa ini oleh suatu kawanan kecil orang-orang Kristiani yang terurap yang berharap menjadi rekan penguasa bersama Yesus Kristus dalam Kerajaan itu. Merekalah yang akan menjadi sasaran serangan yang dinubuatkan itu.

      20. Kata-kata apakah yang diucapkan oleh Raja Hizkia kepada rakyatnya yang terancam untuk memberikan kekuatan kepada mereka, dan atas kata-kata Raja manakah yang lebih besar daripada Hizkia Saksi-Saksi Yehuwa dewasa ini mendapat kekuatan?

      20 Tetapi, mereka maupun kumpulan besar orang-orang Kristiani dengan harapan di bumi, yang telah keluar dari segala bangsa untuk bergabung dengan mereka dalam ibadat yang murni, tidak perlu takut terhadap akibat serangan ini. Ketika tentara yang menakutkan dari Sanherib, raja Asyur, datang melawan Yerusalem selama pemerintahan Raja Hizkia, orang-orang Israel yang terancam ditenangkan ketika Raja Hizkia berkata kepada mereka, ”Yang menyertai dia adalah tangan manusia, tetapi yang menyertai kita adalah [Yehuwa], Allah kita, yang membantu kita dan melakukan peperangan kita.” Hasilnya adalah, ”oleh kata-kata Hizkia, raja Yehuda itu, rakyat mendapat kepercayaannya kembali”. (2 Tawarikh 32:8) Saksi-Saksi Yehuwa zaman sekarang, bila diancam oleh kekuatan nasional dari sistem dunia ini, dapat memperoleh kekuatan melalui kata-kata serupa dari seorang raja yang lebih besar daripada Hizkia, yaitu Yesus Kristus.

      21. (a) Mengapa kata-kata Yahaziel akan teringat pada waktu datangnya serangan kelak atas Yerusalem surgawi? (b) Apa kelak hasil peperangan yang dipertarungkan?

      21 Ketika itu, kata-kata yang membangkitkan iman dari Yahaziel seorang Lewi akan diingat, ”Dalam peperangan ini tidak usah kamu bertempur. Hai Yehuda dan Yerusalem, tinggallah berdiri di tempatmu, dan lihatlah bagaimana [Yehuwa] memberikan kemenangan [”keselamatan”, NW] kepadamu. Janganlah kamu takut dan terkejut. Majulah besok menghadapi mereka, [Yehuwa] akan menyertai kamu.” (2 Tawarikh 20:17) Ya, pada masa yang berbahaya itu, Yehuwa akan menyertai umat-Nya. Keamanan dan keselamatan mereka akan bergantung pada peperangan yang Ia lakukan bagi mereka. Dan Ia pasti akan berperang, melalui Raja pejuang-Nya, Yesus Kristus! Hasilnya? Penghancuran total atas organisasi Iblis yang kelihatan di atas bumi.—Wahyu 19:11-21.

      22. (a) Apa yang akan menjadi penutup yang berkemenangan dari kitab Peperangan Yehuwa, dan dengan itu apa yang akan Yehuwa buat bagi Diri-Nya sendiri? (b) Mereka yang mencintai nama Yehuwa akan digerakkan untuk melakukan apa karena kemenangan-Nya?

      22 Betapa agung nama yang Allah akan buat bagi Diri-Nya sendiri melalui kemenangan-Nya yang menakjubkan dalam ’peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa’ di Harmagedon! (Wahyu 16:14-16) Seolah-olah suatu pasal baru akan ditambahkan kepada kitab Peperangan Yehuwa. Ini akan merupakan penutup yang berkemenangan, pasal terakhir yang agung sehubungan dengan sistem ini. Seluruh buku itu akan menunjukkan bahwa Allah Yang Mahakuasa tidak pernah kalah dalam pertempuran. Betapa bergembira para pencinta nama Yehuwa akan memuji Dia setelah itu! Pada waktu itu, pastilah ayat terakhir dari buku Mazmur akan dengan agung digenapi, ”Biarlah segala yang bernafas memuji [Yehuwa]! Haleluya!”—Mazmur 150:6.

  • Menyelesaikan Sengketa Universal untuk Selamanya
    Menara Pengawal—1990 | 1 Juli
    • Menyelesaikan Sengketa Universal untuk Selamanya

      ”[Yehuwa] ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murkaNya.”—MAZMUR 110:5.

      1, 2. Pada tahun 70 M., peristiwa apa yang mungkin menimbulkan keraguan atas sifat universal dari kedaulatan Allah Yehuwa, tetapi pada waktu itu, kepada siapakah perkenan-Nya telah dialihkan?

      KEDAULATAN universal dari Pencipta langit dan bumi merupakan sengketa yang terpenting di hadapan manusia maupun malaikat. Tidak lama lagi, sengketa ini akan diselesaikan untuk selamanya, tetapi selama berabad-abad musuh-musuh Yehuwa telah menantang kedaulatan-Nya. Memang, penghancuran pada tahun 70 M. atas kota Yerusalem beserta baitnya yang dibaktikan kepada Yehuwa, bisa jadi telah menimbulkan keraguan atas sifat universal dari kedaulatan sang Pencipta. Meskipun demikian, ada alasan kuat mengapa Yehuwa ketika itu memilih untuk tidak menjadi Allah pejuang demi kepentingan Israel jasmani.

      2 Apa alasannya? Pada waktu itu Allah Yehuwa telah mengalihkan perkenan-Nya kepada suatu bangsa baru, Israel rohani, yaitu sidang dari Yesus Kristus yang disebut oleh rasul Paulus sebagai ”Israel milik Allah”. (Galatia 6:16) Tetapi, sebegitu jauh, sepanjang apa yang disebut zaman Kristen, Yehuwa belum pernah berperang bagi Israel rohani sebagai Allah pejuang dengan cara yang sama sebagaimana Ia berperang bagi Israel jasmani di bawah perjanjian Hukum Musa. Ia bahkan membiarkan tentara Roma, atas hasutan orang Yahudi, membunuh Yesus pada tiang siksaan di Golgota. Itu terjadi 37 tahun sebelum penghancuran kedua dari Yerusalem oleh orang Roma, pada tahun 70 M.

      3, 4. Dari zaman Musa hingga zaman Raja Hizkia, bagaimana Allah telah menunjukkan diri-Nya sebagai pejuang, tetapi dalam hal Israel rohani, bagaimana halnya sehubungan dengan Ia berperang dan peperangan mereka?

      3 Sejak zaman nabi Musa terus hingga masa pemerintahan Raja Hizkia di Yerusalem, Allah Yehuwa telah berperang secara mukjizat bagi bangsa Israel, dan orang Israel berperang di bawah pimpinan-Nya dengan senjata-senjata yang memautkan. (Ulangan 1:30; 3:22; 20:3, 4; Yosua 10:42) Tetapi tidak demikian halnya dengan Israel rohani! Sejak kematian Yesus Kristus di luar Yerusalem terus hingga Tarikh Masehi kita, Allah pejuang telah memilih untuk tidak berperang secara jasmani bagi Israel milik Allah. Demikian pula, Ia tidak memberi wewenang kepada Israel rohani yang membentuk sidang Kristen untuk berperang dengan senjata-senjata jasmani. Umat Kristiani harus berjuang dalam peperangan jenis lain.

      4 Sesuai dengan itu, salah seorang pejuang terkemuka demi iman Kristen menulis kepada rekan-rekan Kristiani di Korintus, Yunani, ”Senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus, dan kami siap sedia juga untuk menghukum setiap kedurhakaan, bila ketaatan kamu telah menjadi sempurna.” (2 Korintus 10:4-6) Sebelumnya dalam surat yang sama, Paulus berbicara mengenai ”senjata-senjata keadilan untuk menyerang ataupun untuk membela”.—2 Korintus 6:7; lihat juga Efesus 6:11-18.

      Yehuwa Akan Berperang di Armagedon

      5. Di taman Getsemani, pendirian apa yang Yesus ambil sehubungan dengan penggunaan senjata jasmani untuk membela diri, dan haluan apa yang diambil oleh murid-muridnya?

      5 Yesus Kristus, ketika berada di atas bumi, tidak pernah mengandalkan senjata-senjata yang memautkan untuk membela diri. Pada malam ia dikhianati di taman Getsemani, muridnya yang penuh pengabdian Simon Petrus menghunus pedang dan memotong telinga seorang pembantu imam besar Yahudi. Tetapi Yesus secara mukjizat memulihkan telinga itu pada tempatnya dan berkata, ”Barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang. Atau kausangka, bahwa Aku tidak dapat berseru kepada BapaKu, supaya Ia segera mengirim lebih dari dua belas pasukan malaikat membantu Aku? Jika begitu, bagaimanakah akan digenapi yang tertulis dalam Kitab Suci, yang mengatakan, bahwa harus terjadi demikian?” (Matius 26:52-54) Mengingat semua ini, dalam hal peperangan duniawi, para pengikut sejati dari Putra Allah yang rela berkorban memelihara kenetralan mereka, secara langsung maupun tidak langsung.—Yohanes 17:16; 18:36.

      6. Pada peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa di Armagedon, sikap apa yang akan diambil oleh Saksi-Saksi Yehuwa?

      6 Maka kini, biarlah bangsa-bangsa mengetahui bahwa pada ’peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa’ di ”tempat, yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon”, Saksi-Saksi Yehuwa tidak akan ikut berperang. Mereka akan menyerahkan hal itu kepada Allah pejuang, ’Yehuwa yang berbala tentara’, bersama dengan pasukan malaikat-Nya di bawah kepemimpinan Yesus Kristus.—Wahyu 16:14-16; 19:11-21; Mazmur 84:12, NW.

      Yehuwa Akan Segera Memulai Lagi Kegiatan Militer-Nya

      7. Sebagai Allah pejuang, dengan gelar apa Allah dikenal, dan apakah Ia masih demikian?

      7 Allah Israel purba dikenal dan disebut sebagai Yehuwa tseva·ʼohthʹ, atau Yehuwa yang berbala tentara. (1 Samuel 1:3, 11, NW) Dalam Roma 9:29 (Bode) sang rasul Kristiani Paulus mengutip Yesaya 1:9 dan menulis, ”Jikalau kiranya tiada Tuhan [”Yehuwa”, NW] segala bala tentara itu meninggalkan suatu benih bagi kita, niscaya sudahlah kita menjadi sama seperti Sodom dan Gomorah.” Juga, murid Kristiani Yakobus menulis, ”Teriak orang yang menuai itu telah masuk ke dalam telinga Tuhan segala tentara.” (Yakobus 5:4, Bode) Jadi Paulus dan Yakobus menyebut Allah sebagai Yehuwa yang berbala tentara pada abad pertama Tarikh Masehi. Selama 18 abad berikutnya, Allah tidak pernah melakukan peperangan jasmani demi Israel rohani, Israel milik Allah, seperti yang Ia lakukan bagi Israel purba, namun Ia tetap Yehuwa yang berbala tentara.

      8-10. (a) Siapakah yang memerintahkan pelaksanaan peperangan di sorga, dan mengapa Mikhael paling memenuhi syarat untuk berperang? (b) Apa hasil peperangan di surga, dan berapa banyak waktu yang masih tersisa sebelum perang pada hari besar Yehuwa pecah?

      8 Ketika Kerajaan Mesias lahir pada tahun 1914 pada akhir ”zaman bangsa-bangsa”, perang terjadi di wilayah surgawi dari Allah Yehuwa. (Lukas 21:24) Siapakah yang memerintahkan perang itu? Allah Yehuwa sendiri. Ia mengutus Putra-Nya yang telah ditahtakan ke medan peperangan dengan nama Mikhael karena Dialah yang paling memenuhi syarat untuk menjawab pertanyaan yang terkandung dalam nama itu, yakni, ”Siapakah seperti Allah?” Mikhael segera bertindak sebagai wakil yang berperang atas nama Yehuwa yang berbala tentara.

      9 Demikianlah kita membaca dalam Wahyu 12:7-10, ”Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya, tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga. Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya. Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: ’Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapiNya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita.’”

      10 Hingga sekarang, lebih dari 70 tahun setelah peperangan itu di sorga, hanya ’sedikit waktu’ yang tersisa sebelum peperangan pada hari besar Allah dimulai dan Allah dengan jelas menunjukkan diri-Nya sebagai Yehuwa yang berbala tentara kepada generasi umat manusia dewasa ini.—Wahyu 12:12; Zakharia 14:3.

      Pejuang bagi Pembenaran Yehuwa

      11. Waktu yang telah ditentukan apakah yang dinantikan oleh kawanan kecil dan kumpulan besar, dan mereka akan bertepuk tangan dengan gembira atas hal apa?

      11 Di bawah ilham, Raja Salomo yang bijaksana dari Israel purba menulis, ”Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya: . . . ada waktu untuk perang, ada waktu untuk damai.” (Pengkhotbah 3:1-8) Di atas bumi murid-murid dari Raja yang memerintah yang ”lebih besar daripada Salomo”, menanti saat dan waktu bagi Dia untuk memimpin para malaikat yang berkemenangan di surga ke medan pertempuran di Harmagedon. (Matius 12:42, BIS; Wahyu 19:11-16) Di sana ia ”akan menggembalakan [bangsa-bangsa] dengan gada besi”, menghancurkan mereka ”dengan gada besi”. (Wahyu 19:15; Mazmur 2:9) Betapa meriah murid-muridnya yang cinta damai dan dilindungi akan bertepuk tangan atas penyelamatan mereka yang menakjubkan! Ini termasuk kaum sisa dari ”kawanan kecil” sewaris Kerajaan bersamanya, maupun ”kumpulan besar” dari ”domba-domba lain”-nya yang berharap mewarisi bumi Firdaus di bawah pemerintahan seribu tahunnya yang damai dan tenteram. (Lukas 12:32; Wahyu 7:9-17; Yohanes 10:16) Dengan sangat bergembira, ”dalam naungan Yang Mahakuasa”, mereka akan bertepuk tangan dengan meriah atas kemenangan yang gemilang dari Raja-Gembala, Yesus Kristus, dalam membenarkan kedaulatan universal Allah Yehuwa.—Mazmur 91:1.

      12. Dari mana peperangan menghantui bangsa-bangsa, dan apa hasilnya menurut Mazmur 68:2, 3?

      12 Tanpa dibesar-besarkan, saat ini dapat dikatakan bahwa peperangan itu, yang datang jauh dari luar wilayah manusia dan yang melibatkan penggunaan senjata-senjata yang dibidikkan dengan sangat tepat serta jauh melampaui kekuatan bom-bom nuklir, sekarang menghantui semua bangsa di dunia, tidak soal mereka berada di dalam atau di luar organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa. Dengarkan, ”Allah bangkit, maka terseraklah musuh-musuhNya, orang-orang yang membenci Dia melarikan diri dari hadapanNya. Seperti asap hilang tertiup, seperti lilin meleleh di depan api, demikianlah orang-orang fasik binasa di hadapan Allah.”—Mazmur 68:2, 3.

      13. Seraya persiapan perang berlangsung, kepada siapakah kata-kata Mazmur 45:2-7 sekarang secara tepat waktu ditujukan?

      13 Persiapan untuk peperangan terbesar sepanjang zaman itu sedang berlangsung. Sebagai Pejuang utama dari Allah, sang Pejuang demi pembenaran Yehuwa disebutkan dengan kata-kata berikut, yang digubah di bawah ilham oleh seorang anggota bangsa Israel, ”Engkau yang terelok di antara anak-anak manusia, kemurahan tercurah pada bibirmu, sebab itu Allah telah memberkati engkau untuk selama-lamanya. Ikatlah pedangmu pada pinggang, hai pahlawan, dalam keagunganmu dan semarakmu! Dalam semarakmu itu majulah demi kebenaran, perikemanusiaan dan keadilan! Biarlah tangan kananmu mengajarkan engkau perbuatan-perbuatan yang dahsyat! Anak-anak panahmu tajam, menembus jantung musuh raja; bangsa-bangsa jatuh di bawah kakimu. Takhtamu kepunyaan Allah [”Allah adalah takhtamu”, NW] tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaanmu adalah tongkat kebenaran.”—Mazmur 45:2-7.

      Bangsa-Bangsa Berkumpul Melawan Yehuwa

      14, 15. Setelah dibebaskan dari penahanan, kata-kata apa dari Mazmur pasal 2 dikutip oleh para rasul sebagai penggenapan, dan permohonan apakah yang mereka buat kepada Allah?

      14 Tidak lama setelah sidang Kristen didirikan pada hari Pentakosta 33 M., umat Kristiani yang terurap memahami salah satu penerapan Mazmur 2:1, 2. Ayat ini berbunyi, ”Mengapa rusuh bangsa-bangsa mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan [Yehuwa] dan yang diurapiNya.” Setelah para rasul dari Pribadi Yang Diurapi Yehuwa ditangkap dan dianiaya untuk pertama kali oleh orang-orang Yahudi yang bermusuhan, mereka kembali berkumpul dengan rekan-rekan Kristiani mereka dan setelah itu mengutip kata-kata di Mazmur 2 ini yang ditulis oleh Raja Daud. Kisah 4:23-30 melaporkan peristiwanya:

      15 ”Sesudah dilepaskan pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceriterakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka. Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya: ’Ya, Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hambaMu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: ”Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan [”Yehuwa”, NW] dan Yang DiurapiNya.” Sebab sesungguhnya telah berkumpul di dalam kota ini Herodes dan Pontius Pilatus beserta bangsa-bangsa dan suku-suku bangsa Israel melawan Yesus, HambaMu yang kudus, yang Engkau urapi, untuk melaksanakan segala sesuatu yang telah Engkau tentukan dari semula oleh kuasa dan kehendakMu. Dan sekarang, ya Tuhan [”Yehuwa”, NW], lihatlah bagaimana mereka mengancam kami dan berikanlah kepada hamba-hambaMu keberanian untuk memberitakan firmanMu. Ulurkanlah tanganMu untuk menyembuhkan orang, dan adakanlah tanda-tanda dan mujizat-mujizat oleh nama Yesus, HambaMu yang kudus.’”

      16, 17. (a) Dalam seluruh sejarah manusia, pernahkah sesuatu terjadi yang sebanding dengan apa yang mulai terjadi sejak 1914? Jelaskan. (b) Haluan apakah yang terus diambil oleh bangsa-bangsa, dengan demikian memaksa Allah Yehuwa untuk menulis apa sehubungan dengan ’kitab peperangan-Nya’?

      16 Tetapi, sehubungan dengan bangsa-bangsa yang rusuh, raja-raja yang bersatu, pemimpin-pemimpin politik yang berkumpul untuk melawan Yehuwa dan Pribadi Yang Diurapi-Nya, Yesus Kristus, sepanjang sejarah manusia tidak ada yang dapat dibandingkan dengan apa yang telah dimulai 76 tahun yang lalu pada tahun 1914! Tahun itu bukan saja saat pecahnya perang dunia yang pertama sejak keberadaan manusia, tetapi khususnya itu adalah tahun ketika zaman bangsa-bangsa, ”masa yang ditentukan bagi bangsa-bangsa”, berakhir! (Lukas 21:24, NW) Mazmur 2 jelas mengalami penggenapan yang lebih besar mulai tahun itu.

      17 Pada akhir zaman bangsa-bangsa dalam tahun 1914, tidak satu pun dari bangsa-bangsa—termasuk bangsa-bangsa dari apa yang disebut Susunan Kristen, yang banyak dari warganya menganggap diri mereka secara agama sebagai Israel rohani—tergerak untuk menyambut Pribadi Yang Diurapi oleh Yehuwa, Yesus Kristus, kepada tahta pemerintahan atas bumi. Dan sekarang, 71 tahun setelah ”Injil Kerajaan ini” mulai ”diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua bangsa”, sejak 1919 dan seterusnya, bangsa-bangsa di dalam maupun di luar Susunan Kristen jelas tidak akan menyambut Raja dari Yehuwa yang sudah lama diumumkan, dan tidak akan bersumpah setia kepadanya dengan melepaskan kekuasaan mereka sendiri atas bumi ini. (Matius 24:14) Sebaliknya, mereka akhirnya telah mencapai saat dan situasi manakala mereka memaksa Yehuwa untuk seolah-olah menulis, pasal terakhir yang gemilang dari ”kitab peperangan [Yehuwa]”.—Bilangan 21:14.

      Kemenangan Gemilang dari Allah Pejuang

      18. Kita setuju dengan tindakan apa di pihak Allah, dan siapa yang seolah-olah akan berada di samping-Nya, untuk menggenapi Mazmur 110?

      18 Maka, majulah ke medan pertempuran, Ya Yehuwa yang berbala tentara, dengan Putra-Mu yang menjadi Raja, Yesus Kristus, disamping-Mu! Kepada dialah kata-kata nubuat ini ditujukan, ”Memerintahlah di antara musuh-musuhmu! [Yehuwa] ada di sebelah kananmu; Ia meremukkan raja-raja pada hari murkaNya, Ia menghukum bangsa-bangsa, sehingga mayat-mayat bergelimpangan; Ia meremukkan orang-orang yang menjadi kepala di negeri luas.”—Mazmur 110:2, 5, 6.

      19. Mengenai perang pada hari besar Allah Yang Mahakuasa yang akan segera terjadi, doa apa yang kita panjatkan kepada-Nya demi kepentingan kumpulan besar domba-domba lain?

      19 Ya Yehuwa yang berbala tentara, biarlah hamba-hamba-Mu yang setia di atas bumi menjadi saksi-saksi yang riang gembira dari kemenangan-Mu yang tak tertandingi melalui Raja pejuang-Mu, Yesus Kristus, pada peperangan pada hari besar Allah Yang Mahakuasa di tempat yang dalam bahasa Ibrani disebut Harmagedon! (Wahyu 16:14) Bersama-sama kaum sisa dari Israel rohani yang sejati, biarlah kumpulan besar orang-orang yang seperti domba, yang telah ”mencuci jubah mereka dan membuatnya putih di dalam darah Anak Domba” dengan gembira ”keluar dari kesusahan yang besar” untuk menjadi saksi-saksi-Mu di bumi selama-lamanya! (Wahyu 7:14) Di bawah pemeliharaan-Mu yang pengasih, semoga mereka tanpa mati dapat selamat ke dalam kerajaan damai dari putra-Mu yang berkemenangan, yang akan memerintah atas bumi yang telah dibersihkan yang akan diubah menjadi firdaus yang indah, sesuai dengan maksud-tujuan-Mu semula. Biarlah mereka menjadi saksi yang kelihatan bagi semua orang yang dibangkitkan dalam pembenaran kedaulatan yang dengan sah menjadi milik-Mu atas seluruh alam semesta! Kami bersyukur bahwa pada waktu itu Engkau telah menyelesaikan sengketa universal untuk selamanya!

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan