-
’Mata Yehuwa yang Bersinar’ Memeriksa SemuanyaMenara Pengawal—2008 | 15 Oktober
-
-
’Mata Yehuwa yang Bersinar’ Memeriksa Semuanya
”Mata [Yehuwa] yang bersinar memeriksa putra-putra manusia.”—MZ. 11:4.
1. Dengan orang yang seperti apa kita ingin berteman?
BAGAIMANA perasaan Saudara terhadap orang-orang yang memperlihatkan minat yang tulus kepada Saudara? Sewaktu Saudara meminta pendapat yang jujur, mereka memberikannya. Sewaktu Saudara membutuhkan bantuan, mereka menyediakannya dengan murah hati. Sewaktu Saudara membutuhkan nasihat, mereka memberikannya dengan penuh kasih. (Mz. 141:5; Gal. 6:1) Tidakkah Saudara ingin berteman dengan orang-orang seperti itu? Nah, Yehuwa dan Putra-Nya menaruh minat yang tulus kepada Saudara. Malah, minat Mereka kepada Saudara melebihi minat manusia mana pun, dan motif Mereka sama sekali tidak mementingkan diri; Mereka ingin membantu Saudara agar ’menggenggam dengan teguh kehidupan yang sebenarnya’.—1 Tim. 6:19; Pny. 3:19.
2. Seberapa besar minat Yehuwa kepada hamba-hamba-Nya?
2 Pemazmur Daud menyatakan betapa besarnya minat Yehuwa kepada kita ketika ia mengatakan, ”Mata [Yehuwa] sendiri memperhatikan, matanya yang bersinar memeriksa putra-putra manusia.” (Mz. 11:4) Ya, Allah tidak sekadar melihat kita; Ia memeriksa kita. Daud juga menulis, ”Engkau telah meneliti hatiku, engkau telah mengadakan pemeriksaan pada waktu malam . . . Engkau akan mendapati bahwa aku tidak mengadakan rancangan jahat.” (Mz. 17:3) Jelaslah, Daud mengetahui besarnya minat Yehuwa kepadanya. Ia tahu bahwa ia akan menyakiti Yehuwa dan membuat-Nya tidak senang jika ia terus memikirkan perbuatan dosa atau jika ia mengembangkan hati yang penuh tipu daya. Apakah Yehuwa benar-benar nyata bagi Saudara seperti halnya bagi Daud?
Yehuwa Melihat Hati
3. Bagaimana Yehuwa bersikap seimbang terhadap ketidaksempurnaan kita?
3 Yehuwa terutama berminat kepada manusia batiniah—bagaimana hati kita sebenarnya. (Mz. 19:14; 26:2) Dengan penuh kasih, Ia tidak berfokus pada kesalahan kecil. Misalnya, ketika Sara, istri Abraham, tidak mengatakan hal yang sebenarnya kepada malaikat yang menjelma, malaikat itu bisa melihat bahwa Sara takut dan malu, maka ia hanya memberikan teguran yang halus. (Kej. 18:12-15) Sewaktu patriark Ayub menyatakan bahwa ”jiwanya sendiri adil-benar, sebaliknya daripada Allah”, Yehuwa tidak menahan berkat apa pun karena tahu bahwa Ayub sudah sangat menderita di tangan Setan. (Ayb. 32:2; 42:12) Demikian pula, Yehuwa tidak merasa tersinggung atas kata-kata yang terus terang dari janda di Zarefat kepada nabi Elia. Allah mengerti bahwa ia sangat berduka karena kehilangan putra tunggalnya.—1 Raj. 17:8-24.
4, 5. Bagaimana Yehuwa memperlihatkan kebaikan hati kepada Abimelekh?
4 Karena Yehuwa memeriksa hati, Ia bertimbang rasa bahkan kepada orang yang tidak percaya kepada-Nya. Perhatikanlah kisah tentang Raja Abimelekh dari Gerar, kota orang Filistin. Abimelekh, yang tidak tahu bahwa Abraham dan Sara adalah suami istri, mengambil Sara untuk dijadikan istrinya. Namun, sebelum Abimelekh bertindak lebih jauh, Yehuwa mengatakan kepadanya dalam mimpi, ”Aku juga telah mengetahui bahwa engkau melakukan hal ini dengan hatimu yang jujur, dan aku juga menahan engkau agar tidak berdosa terhadapku. Itulah sebabnya aku tidak membiarkan engkau menyentuh dia. Tetapi sekarang, kembalikanlah istri orang itu, sebab ia seorang nabi, dan ia akan membuat permohonan bagimu. Jadi tetaplah hidup.”—Kej. 20:1-7.
5 Tentu, Yehuwa bisa saja bertindak keras terhadap Abimelekh, yang menyembah dewa-dewa. Tetapi, Allah melihat bahwa pria itu bertindak dengan jujur pada peristiwa ini. Yehuwa dengan baik hati mempertimbangkan hal ini serta memberi tahu raja itu cara mendapat pengampunan dan ’tetap hidup’. Tidakkah Saudara ingin beribadat kepada Allah yang demikian?
6. Dengan cara apa saja Yesus meniru Bapaknya?
6 Yesus dengan sempurna meniru Bapaknya, berfokus pada kebaikan dalam diri murid-muridnya dan dengan senang hati mengampuni kesalahan mereka. (Mrk. 10:35-45; 14:66-72; Luk. 22:31, 32; Yoh. 15:15) Sikap Yesus selaras dengan kata-katanya di Yohanes 3:17, ”Allah mengutus Putranya ke dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan agar dunia diselamatkan melalui dia.” Ya, kasih Yehuwa dan Yesus kepada kita sangat dalam dan tidak berubah. Hal itu nyata dari keinginan Mereka agar kita memperoleh kehidupan. (Ayb. 14:15) Kasih yang demikian menjelaskan mengapa Yehuwa memeriksa kita, bagaimana Ia memandang kita, dan bagaimana Ia bertindak berdasarkan apa yang Ia lihat.—Baca 1 Yohanes 4:8, 19.
Diperiksa melalui Mata yang Penuh Kasih
7. Dengan motif apa Yehuwa memeriksa kita?
7 Maka, betapa salahnya untuk membayangkan Yehuwa seperti polisi yang memperhatikan dari surga untuk memergoki kita melakukan dosa! Setan-lah yang bermata sinis dan suka menuduh. (Pny. 12:10) Ia bahkan selalu curiga adanya motif-motif buruk! (Ayb. 1:9-11; 2:4, 5) Mengenai Allah, pemazmur menulis, ”Jika kesalahan-kesalahanlah yang engkau perhatikan, oh, Yah, oh, Yehuwa, siapakah yang dapat tahan?” (Mz. 130:3) Jawabannya jelas: Tidak seorang pun! (Pkh. 7:20) Sebaliknya, Yehuwa mengamati kita dengan mata yang penuh belas kasihan dan kebaikan hati, bagaikan orang tua yang peduli yang ingin melindungi anak-anak tersayangnya terhadap bahaya. Ia sering kali memperingatkan kita terhadap ketidaksempurnaan serta kelemahan kita agar kita tidak celaka.—Mz. 103:10-14; Mat. 26:41.
8. Bagaimana Yehuwa mengajar dan mendisiplin hamba-hamba-Nya?
8 Kasih Allah dinyatakan melalui petunjuk serta disiplin yang disediakan dalam Alkitab dan makanan rohani yang dibagikan oleh ”budak yang setia dan bijaksana”. (Mat. 24:45; Ibr. 12:5, 6) Yehuwa juga mengulurkan bantuan melalui sidang Kristen dan ”pemberian berupa manusia”. (Ef. 4:8) Selain itu, Yehuwa memperhatikan bagaimana kita menanggapi pelatihan-Nya yang bersifat kebapakan, dan Ia berupaya membantu kita lebih jauh. Mazmur 32:8 mengatakan, ”Aku akan membuatmu memiliki pemahaman dan mengajarmu mengenai jalan yang harus kautempuh. Aku akan memberikan nasihat dengan mataku tertuju kepadamu.” Maka, betapa pentingnya untuk selalu mendengarkan Yehuwa! Kita perlu tetap rendah hati di hadapan-Nya, mengakui bahwa Dialah Guru dan Bapak kita yang pengasih.—Baca Matius 18:4.
9. Sifat-sifat apa yang harus kita hindari, dan mengapa?
9 Sebaliknya, semoga kita tidak pernah dikeraskan oleh kesombongan, kurangnya iman, atau ”tipu daya dosa”. (Ibr. 3:13; Yak. 4:6) Sering kali, sifat-sifat ini dimulai sewaktu seseorang memperkembangkan pikiran atau hasrat yang tidak patut. Ia belakangan bahkan bisa sampai menolak nasihat yang tepat dan berdasarkan Alkitab. Yang lebih parah lagi, ia bisa begitu berkeras dalam sikap atau jalannya yang salah sehingga menjadikan dirinya musuh Allah—situasi yang benar-benar mengerikan! (Ams. 1:22-31) Perhatikan contoh Kain, putra sulung Adam dan Hawa.
Yehuwa Melihat Semuanya dan Bertindak Sesuai dengan Itu
10. Mengapa Yehuwa tidak berkenan atas persembahan Kain, dan bagaimana tanggapan Kain?
10 Sewaktu Kain dan Habel masing-masing membawa persembahan kepada Yehuwa, Ia tidak saja berminat pada pemberian mereka tetapi juga pada motif mereka. Maka, Allah berkenan atas persembahan Habel, yang diberikan dengan iman. Sebaliknya, persembahan Kain tidak Ia perkenan karena sedikit banyak mencerminkan tidak adanya iman. (Kej. 4:4, 5; Ibr. 11:4) Bukannya belajar dari peristiwa itu dan berubah sikap, Kain termakan oleh kemarahan terhadap saudaranya.—Kej. 4:6.
11. Bagaimana Kain mempertunjukkan hati yang licik, dan apa pelajarannya bagi kita?
11 Yehuwa memperhatikan sikap yang berbahaya itu, dan karena prihatin Ia berbicara kepada Kain, dengan menyatakan bahwa jika dia berbuat baik, dia akan ditinggikan. Sungguh menyedihkan, Kain mengabaikan nasihat Penciptanya dan membunuh saudaranya. Hati Kain yang jahat selanjutnya terlihat ketika ia dengan cara yang tidak respek menjawab pertanyaan Allah, ”Di mana Habel, saudaramu?” Kain berkata dengan ketus, ”Aku tidak tahu. Apakah aku penjaga saudaraku?” (Kej. 4:7-9) Hati bisa benar-benar licik, bahkan sampai mengabaikan nasihat dari Allah sendiri! (Yer. 17:9) Karena itu, marilah kita belajar dari kisah-kisah tersebut dan cepat membuang pikiran serta hasrat yang salah. (Baca Yakobus 1:14, 15.) Jika kita menerima nasihat berdasarkan Alkitab, semoga kita menghargainya dan memandangnya sebagai bukti kasih Yehuwa.
Tidak Ada Dosa yang Tersembunyi
12. Bagaimana Yehuwa menanggapi perbuatan salah?
12 Ada yang berpikir bahwa jika tidak ada yang melihat mereka melakukan hal yang salah, mereka bisa luput dari hukuman. (Mz. 19:12) Dapat dikatakan bahwa tidak ada yang bisa disebut dosa tersembunyi. ”Segala sesuatu telanjang dan terbuka di mata dia yang kepadanya kita memberikan pertanggungjawaban.” (Ibr. 4:13) Yehuwa adalah Hakim yang memeriksa motif kita yang terdalam, dan tanggapan-Nya terhadap perbuatan salah mencerminkan keadilan yang sempurna. Ia adalah ”Allah yang berbelaskasihan dan murah hati, lambat marah dan berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih dan kebenaran”. Namun, sehubungan dengan orang-orang yang tidak bertobat, Ia ’sekali-kali tidak akan membebaskan dari hukuman’ apabila orang-orang ”mempraktekkan dosa dengan sengaja” atau memperlihatkan sikap yang licik dan penuh tipu daya. (Kel. 34:6, 7; Ibr. 10:26) Hal ini terlihat dari cara Yehuwa memandang dan memperlakukan Akhan serta Ananias dan Safira.
13. Bagaimana cara berpikir yang keliru jelas turut menjadi penyebab perbuatan buruk Akhan?
13 Akhan jelas-jelas melanggar perintah Allah dengan mengambil jarahan dari kota Yerikho lalu menyembunyikannya dalam kemahnya, mungkin sepengetahuan keluarganya. Ketika dosanya disingkapkan, Akhan memperlihatkan bahwa ia sadar betapa seriusnya apa yang telah ia lakukan, karena ia berkata, ”Aku telah berdosa terhadap Yehuwa.” (Yos. 7:20) Seperti Kain, Akhan telah mengembangkan hati yang jahat. Dalam kasus Akhan, penyebab utamanya adalah ketamakan, dan karena itu ia juga menjadi penipu. Karena jarahan dari Yerikho adalah milik Yehuwa, Akhan sebenarnya mencuri dari Allah, dan ia serta keluarganya harus membayar mahal dengan kehilangan nyawa.—Yos. 7:25.
14, 15. Mengapa pantas jika Ananias dan Safira tidak diperkenan Allah, dan apa pelajarannya bagi kita?
14 Ananias dan istrinya, Safira, adalah anggota sidang Kristen masa awal di Yerusalem. Setelah Pentakosta tahun 33 M, ada dana yang dikumpulkan untuk mengurus kebutuhan jasmani orang-orang percaya yang masih baru dari negeri-negeri jauh yang tetap tinggal di Yerusalem. Dana itu diperoleh melalui sumbangan sukarela. Ananias menjual sebidang ladang dan menyumbangkan sebagian uang itu. Tetapi, sepengetahuan istrinya, ia berpura-pura telah menyumbangkan seluruh hasil penjualan ladangnya. Tidak diragukan, suami istri ini ingin mendapat kehormatan khusus di sidang. Namun, mereka sebenarnya menipu. Melalui mukjizat, Yehuwa menyingkapkan kecurangan ini kepada rasul Petrus, yang menanyai Ananias alasannya ia berbuat curang. Setelah itu, Ananias rebah dan mengembuskan napas terakhir. Tak lama kemudian, Safira juga mati.—Kis. 5:1-11.
15 Ananias dan Safira tidak jatuh karena kelemahan sesaat. Mereka mengatur siasat dan berdusta dalam upaya menipu para rasul. Yang lebih parah lagi, mereka ’berbuat curang kepada roh kudus dan kepada Allah’. Tanggapan Yehuwa memperlihatkan dengan sangat jelas bahwa Ia siap melindungi sidang dari kemunafikan. Sesungguhnya, ”betapa menakutkan untuk jatuh ke tangan Allah yang hidup”!—Ibr. 10:31.
Pertahankan Integritas Setiap Waktu
16. (a) Bagaimana Setan berupaya menyimpangkan umat Allah? (b) Metode apa saja yang digunakan si Iblis untuk menyimpangkan orang-orang di daerah Saudara?
16 Setan berbuat sebisa-bisanya untuk menyimpangkan kita dan membuat kita kehilangan perkenan Yehuwa. (Pny. 12:12, 17) Niat jahat si Iblis jelas tercermin di dunia, yang terobsesi dengan seks yang amoral dan kekerasan. Pornografi sekarang mudah diakses melalui komputer atau peralatan elektronik lainnya. Semoga kita tidak pernah menyerah kepada serangan Setan. Sebaliknya, semoga perasaan kita seperti perasaan pemazmur Daud, yang menulis, ”Aku akan bertindak bijaksana dengan cara yang tidak bercela. . . . Aku akan berjalan dengan integritas hatiku di dalam rumahku.”—Mz. 101:2.
17. (a) Mengapa Yehuwa akhirnya menyingkapkan dosa-dosa yang tersembunyi? (b) Apa seharusnya tekad kita?
17 Dewasa ini, Yehuwa tidak secara mukjizat menyingkapkan dosa serius dan kecurangan seperti yang kadang-kadang Ia lakukan di masa lampau. Namun, Ia melihat semuanya, dan pada waktu serta dengan cara-Nya sendiri, Ia akan menyingkapkan hal-hal yang tersembunyi. Paulus mengatakan, ”Dosa beberapa orang nyata di hadapan umum, langsung mengarah kepada penghakiman, tetapi mengenai orang-orang lain, dosa mereka pun akan menjadi nyata kelak.” (1 Tim. 5:24) Motif utama Yehuwa untuk menyingkapkan perbuatan buruk adalah kasih. Ia mengasihi sidang dan ingin melindungi kemurniannya. Selain itu, Ia memperlihatkan belas kasihan kepada orang-orang yang berbuat dosa tetapi kini benar-benar bertobat. (Ams. 28:13) Maka, marilah kita berupaya tetap sepenuh hati terhadap Allah dan menampik semua pengaruh yang merusak.
Hendaklah Tetap Sepenuh Hati
18. Raja Daud ingin agar putranya memiliki perasaan apa terhadap Allah?
18 Kepada putranya, Salomo, Raja Daud mengatakan, ”Hendaklah engkau mengenal Allah dari bapakmu dan layanilah dia dengan sepenuh hati dan dengan jiwa yang senang; sebab Yehuwa menyelidiki segala hati dan memahami setiap kecenderungan pikiran.” (1 Taw. 28:9) Daud ingin agar putranya berbuat lebih daripada sekadar percaya akan Allah. Ia ingin agar Salomo menghargai besarnya minat Yehuwa kepada hamba-hamba-Nya. Apakah Saudara menghargai Yehuwa dengan cara ini?
19, 20. Menurut Mazmur 19:7-11, apa yang membantu Daud mendekat kepada Allah, dan bagaimana kita bisa meniru Daud?
19 Yehuwa tahu bahwa orang-orang yang mempunyai kecenderungan yang benar akan mendekat kepada-Nya dan bahwa pengetahuan tentang sifat-sifat-Nya yang bagus akan membuat mereka akrab dengan Dia. Karena itu, Yehuwa ingin agar kita mengenal Dia dan kepribadian-Nya yang menakjubkan. Bagaimana caranya? Dengan mempelajari Firman-Nya dan merasakan berkat-Nya dalam kehidupan kita.—Ams. 10:22; Yoh. 14:9.
20 Apakah Saudara membaca Firman Allah setiap hari dengan penuh penghargaan disertai doa? Apakah Saudara melihat manfaatnya hidup selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab? (Baca Mazmur 19:7-11.) Jika demikian, iman Saudara akan Yehuwa dan kasih Saudara kepada-Nya akan terus bertumbuh. Dan, Ia selanjutnya akan semakin dekat dengan Saudara, seakan-akan berjalan bergandengan tangan dengan Saudara. (Yes. 42:6; Yak. 4:8) Ya, Yehuwa akan membuktikan kasih-Nya kepada Saudara dengan memberkati serta melindungi Saudara secara rohani seraya Saudara menapaki jalan sempit menuju kehidupan.—Mz. 91:1, 2; Mat. 7:13, 14.
-
-
Yehuwa Mengamati Kita demi Kebaikan KitaMenara Pengawal—2008 | 15 Oktober
-
-
Yehuwa Mengamati Kita demi Kebaikan Kita
”Mata [Yehuwa] menjelajahi seluruh bumi untuk memperlihatkan kekuatannya demi kepentingan orang-orang yang sepenuh hati terhadapnya.”—2 TAW. 16:9.
1. Mengapa Yehuwa memeriksa kita?
YEHUWA adalah Bapak yang sempurna. Ia mengenal kita dengan begitu baiknya sehingga Ia bahkan mengetahui ”setiap kecenderungan pikiran” kita. (1 Taw. 28:9) Namun, Ia memeriksa kita bukan dengan maksud untuk mencari-cari kesalahan. (Mz. 11:4; 130:3) Sebaliknya, Ia dengan penuh kasih ingin melindungi kita terhadap apa pun yang bisa merusak hubungan kita dengan Dia atau membahayakan prospek kita untuk memperoleh kehidupan abadi.—Mz. 25:8-10, 12, 13.
2. Yehuwa memperlihatkan kekuatan-Nya demi kepentingan siapa?
2 Yehuwa memiliki kuasa yang tak terbandingkan dan Ia melihat semuanya. Karena itu, Ia dapat membantu orang-orang-Nya yang loyal kapan pun mereka berseru kepada-Nya, dan Ia bisa menopang mereka selama masa pencobaan. ”Mata [Yehuwa] menjelajahi seluruh bumi untuk memperlihatkan kekuatannya demi kepentingan orang-orang yang sepenuh hati terhadapnya,” kata 2 Tawarikh 16:9. Perhatikan bahwa Yehuwa menggunakan kekuatan-Nya demi kepentingan orang-orang yang melayani Dia dengan sepenuh hati, hati yang motifnya murni dan tulus. Ia tidak memperlihatkan kepedulian semacam itu kepada orang-orang yang suka menipu atau munafik.—Yos. 7:1, 20, 21, 25; Ams. 1:23-33.
Berjalan dengan Allah
3, 4. Apa artinya ”berjalan dengan Allah”, dan contoh siapa saja dalam Alkitab yang membantu kita memahami artinya?
3 Bagi banyak orang, tidak masuk akal bahwa Pencipta alam semesta yang luas memperbolehkan manusia berjalan dengan Dia dalam arti rohani. Namun, itulah tepatnya yang Yehuwa ingin kita lakukan. Pada zaman Alkitab, Henokh dan Nuh ”berjalan dengan Allah”. (Kej. 5:24; 6:9) Musa ”tetap kokoh seperti melihat Pribadi yang tidak kelihatan”. (Ibr. 11:27) Raja Daud berjalan dengan rendah hati bersama Bapak surgawinya. Ia mengatakan, ”Karena [Yehuwa] ada di sebelah kananku, aku tidak akan digoyahkan.”—Mz. 16:8.
4 Tentu saja, kita tidak bisa secara harfiah menggandeng tangan Yehuwa dan berjalan bersama-Nya. Namun, kita bisa melakukannya secara kiasan. Bagaimana? Pemazmur Asaf menulis, ”Aku senantiasa bersamamu; engkau telah memegang tangan kananku. Dengan nasihatmu engkau akan menuntun aku.” (Mz. 73:23, 24) Singkatnya, kita berjalan dengan Yehuwa apabila kita dengan saksama mengikuti nasihat-Nya, yang kita terima terutama melalui Firman-Nya yang tertulis dan melalui ”budak yang setia dan bijaksana”.—Mat. 24:45; 2 Tim. 3:16.
5. Seperti halnya seorang bapak, bagaimana mata Yehuwa tertuju kepada orang-orang-Nya yang loyal, dan bagaimana hendaknya perasaan kita terhadap Dia?
5 Karena menyayangi orang-orang yang berjalan dengan-Nya, mata Yehuwa tertuju kepada mereka seperti halnya seorang bapak; Ia memelihara, melindungi, serta mengajar mereka. ”Aku akan membuatmu memiliki pemahaman dan mengajarmu mengenai jalan yang harus kautempuh,” kata Allah. ”Aku akan memberikan nasihat dengan mataku tertuju kepadamu.” (Mz. 32:8) Pikirkanlah, ’Apakah saya melihat diri saya seakan-akan berjalan bergandengan tangan dengan Yehuwa, yaitu dengan mendengarkan hikmat-Nya dan sadar bahwa mata-Nya yang penuh kasih tertuju kepada saya? Karena tahu bahwa Ia ada di dekat saya, bagaimana seharusnya pikiran, perkataan, dan perbuatan saya? Dan, sewaktu saya berbuat salah, apakah saya melihat Yehuwa, bukan sebagai Allah yang dingin dan keras, melainkan sebagai Bapak yang hangat serta penuh belas kasihan, yang ingin membantu orang-orang yang bertobat untuk kembali ke dalam pelukan-Nya yang hangat?’—Mz. 51:17.
6. Apa kelebihan Yehuwa dibanding orang tua manusia?
6 Kadang-kadang, Yehuwa membantu kita bahkan sebelum kita mulai menempuh haluan yang salah. Misalnya, Ia bisa memperhatikan bahwa hati kita, yang cenderung licik, mulai menghasratkan hal-hal yang tidak pantas. (Yer. 17:9) Dalam situasi demikian, Ia bisa bertindak bahkan lebih cepat daripada yang bisa dilakukan orang tua manusia karena ”matanya yang bersinar” sanggup melihat jauh ke dalam diri kita untuk memeriksa pikiran yang terdalam. (Mz. 11:4; 139:4; Yer. 17:10) Perhatikan tanggapan Allah atas situasi yang berkembang dalam kehidupan Barukh, sekretaris pribadi dan teman dekat nabi Yeremia.
Bapak Sejati bagi Barukh
7, 8. (a) Siapa Barukh itu, dan hasrat tidak sehat apa yang mungkin mulai berkembang dalam hatinya? (b) Bagaimana Yehuwa memperlihatkan kepedulian-Nya yang bersifat kebapakan kepada Barukh?
7 Barukh adalah seorang penulis profesional yang dengan setia melayani bersama Yeremia dalam tugas yang belakangan sulit—mengumumkan penghakiman dari Yehuwa atas Yehuda. (Yer. 1:18, 19) Pada suatu waktu, Barukh, yang mungkin berasal dari keluarga terpandang, mulai mencari ”perkara-perkara besar” bagi dirinya sendiri. Mungkin ia mulai memupuk ambisi pribadi atau keinginan untuk makmur secara materi. Apa pun halnya, Yehuwa melihat bahwa cara berpikir yang berbahaya ini berkembang dalam hati Barukh. Yehuwa segera menangani masalah itu dengan mengatakan kepada Barukh melalui Yeremia, ”Engkau mengatakan, ’Celaka bagiku sekarang, sebab Yehuwa telah menambahkan kepedihan pada rasa sakitku! Aku telah letih karena keluh kesahku, dan aku tidak menemukan tempat peristirahatan.’” Kemudian, Allah berfirman, ”Engkau terus mencari perkara-perkara besar bagi dirimu sendiri. Jangan terus mencari.”—Yer. 45:1-5.
8 Meskipun bersikap tegas terhadap Barukh, Yehuwa tidak marah, tetapi memperlihatkan kepedulian yang tulus yang bersifat kebapakan. Tampaknya, Allah melihat bahwa meskipun pria itu memiliki hasrat yang berbahaya, hatinya tidak fasik atau licik. Yehuwa juga tahu bahwa Yerusalem dan Yehuda berada pada hari-hari terakhirnya, dan Ia tidak ingin Barukh tersandung pada masa kritis itu. Maka, untuk menyadarkan hamba-Nya, Allah mengingatkan dia bahwa Ia ”akan mendatangkan malapetaka ke atas semua makhluk”, dengan menambahkan bahwa jika Barukh bertindak bijaksana, ia akan hidup. (Yer. 45:5) Allah seolah-olah mengatakan, ’Sadarlah Barukh. Ingat apa yang akan segera terjadi atas Yehuda dan Yerusalem yang berdosa. Teruslah setia supaya kamu bisa tetap hidup! Aku akan melindungimu.’ Perkataan Yehuwa pasti mencapai hati Barukh, karena ia menanggapinya dengan positif dan selamat melewati pembinasaan Yerusalem, yang terjadi 17 tahun kemudian.
9. Bagaimana Saudara akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di paragraf ini?
9 Seraya Saudara merenungkan kisah tentang Barukh, perhatikan pertanyaan-pertanyaan serta ayat-ayat berikut: Cara Allah berurusan dengan Barukh memperlihatkan apa tentang diri Yehuwa dan perasaan-Nya terhadap hamba-hamba-Nya? (Baca Ibrani 12:9.) Mengingat zaman kita yang kritis ini, apa yang bisa kita pelajari dari nasihat Allah kepada Barukh dan dari tanggapan Barukh? (Baca Lukas 21:34-36.) Seperti Yeremia, bagaimana para penatua Kristen bisa mencerminkan kepedulian Yehuwa kepada hamba-hamba-Nya?—Baca Galatia 6:1.
Kasih Bapak Tercermin pada Putra
10. Bagaimana Yesus diperlengkapi untuk menjalankan perannya sebagai Kepala sidang Kristen?
10 Selama era pra-Kristen, kasih Yehuwa bagi umat-Nya disingkapkan melalui para nabi-Nya serta hamba-hamba lainnya yang setia. Sekarang ini, kasih Yehuwa terutama terlihat pada diri Kepala sidang Kristen, Yesus Kristus. (Ef. 1:22, 23) Maka, dalam buku Penyingkapan, Yesus digambarkan seperti anak domba dengan ”tujuh mata; matanya berarti ketujuh roh Allah yang telah dikirim ke seluruh bumi”. (Pny. 5:6) Ya, karena diberi kuasa sepenuhnya dengan roh kudus Allah, Yesus mempunyai daya pengamatan yang sempurna. Ia juga melihat bagaimana batin kita, dan tidak ada yang luput dari perhatiannya.
11. Apa peranan Kristus kelak, dan bagaimana sikapnya terhadap kita mencerminkan sikap Bapaknya?
11 Namun, seperti Yehuwa, Yesus bukan polisi yang memperhatikan dari surga. Ia memeriksa kita melalui mata yang penuh kasih. Salah satu gelar Yesus, ”Bapak yang Kekal”, mengingatkan kita tentang peranannya kelak dalam memberikan kehidupan abadi kepada semua orang yang memperlihatkan iman kepadanya. (Yes. 9:6) Selain itu, sebagai Kepala sidang Kristen, Kristus bisa menggerakkan orang-orang Kristen yang rela serta matang secara rohani, khususnya para penatua, untuk memberikan penghiburan atau nasihat kepada orang-orang yang membutuhkan.—1 Tes. 5:14; 2 Tim. 4:1, 2.
12. (a) Apa yang disingkapkan surat-surat kepada ketujuh sidang di Asia Kecil tentang Yesus? (b) Bagaimana para penatua mencerminkan sikap Kristus terhadap kawanan Allah?
12 Minat Kristus yang besar terhadap kawanan tercermin dalam surat-surat kepada para penatua dari ketujuh sidang di Asia Kecil. (Pny. 2:1–3:22) Dalam surat-surat tersebut, Yesus menunjukkan bahwa ia tahu apa yang sedang terjadi di setiap sidang serta sangat peduli terhadap para pengikutnya. Dewasa ini pun halnya demikian—bahkan lebih lagi—mengingat penglihatan dalam Penyingkapan digenapi selama ”hari Tuan”.a (Pny. 1:10) Kasih Kristus sering dinyatakan melalui para penatua, yang melayani sebagai gembala-gembala rohani sidang. Ia bisa menggerakkan ”pemberian berupa manusia” ini untuk memberikan penghiburan, anjuran, atau nasihat sewaktu dibutuhkan. (Ef. 4:8; Kis. 20:28; baca Yesaya 32:1, 2.) Apakah Saudara memandang upaya mereka sebagai wujud kepedulian Kristus kepada Saudara secara pribadi?
Bantuan pada Waktu yang Tepat
13-15. Cara apa yang bisa Allah pilih untuk menjawab doa kita? Berikan contoh.
13 Pernahkah Saudara berdoa dengan khusyuk untuk memohon bantuan lalu menerima jawabannya dalam bentuk kunjungan yang membina dari orang Kristen yang matang secara rohani? (Yak. 5:14-16) Atau, bantuan itu mungkin datang dalam bentuk sebuah khotbah di perhimpunan atau informasi dalam salah satu publikasi kita. Yehuwa sering menjawab doa-doa dengan berbagai cara ini. Misalnya, setelah menyampaikan khotbah, seorang penatua didekati seorang saudari yang dalam beberapa minggu sebelumnya mengalami perlakuan yang sangat tidak adil. Ia tidak mengeluh tentang problemnya, tetapi menyatakan penghargaan yang dalam untuk pokok-pokok tertentu dari Alkitab yang dikemukakan dalam khotbah tersebut. Pokok-pokok itu cocok dengan keadaannya dan ia sangat terhibur. Betapa senangnya saudari ini karena ia telah hadir di perhimpunan!
14 Mengenai bantuan yang diterima melalui doa, perhatikan contoh tiga tahanan yang memperoleh pengetahuan tentang kebenaran Alkitab ketika berada di penjara dan menjadi penyiar belum terbaptis. Akibat suatu insiden kekerasan, lebih banyak pembatasan dikenakan pada semua tahanan di tempat tersebut. Hal itu memicu protes yang akan mereka tunjukkan dengan tidak mengembalikan piring setelah sarapan keesokan harinya. Ketiga penyiar belum terbaptis itu kini menghadapi dilema. Jika ikut memberontak, mereka akan melanggar nasihat Yehuwa di Roma 13:1. Jika tidak ikut, mereka bisa jadi akan dihajar para tahanan yang berang.
15 Karena tidak bisa saling berkomunikasi, ketiga pria itu berdoa memohon hikmat. Keesokan paginya, ketiga-tiganya ternyata menemukan solusi yang persis sama—mereka tidak akan sarapan. Sewaktu para sipir belakangan datang untuk mengumpulkan piring, tidak ada piring yang harus dikembalikan oleh mereka bertiga. Betapa senangnya mereka bahwa ”Pendengar doa” tidak jauh dari mereka!—Mz. 65:2.
Menghadapi Masa Depan dengan Yakin
16. Bagaimana pekerjaan pengabaran memperlihatkan kepedulian Yehuwa kepada orang-orang yang seperti domba?
16 Pekerjaan pengabaran di seluruh dunia merupakan bukti lain lagi mengenai kepedulian Yehuwa kepada orang-orang berhati jujur, tidak soal di mana mereka tinggal. (Kej. 18:25) Yehuwa, yang sering kali menggunakan arahan malaikat, bisa membimbing hamba-hamba-Nya kepada orang-orang yang seperti domba—bahkan jika mereka tinggal di daerah yang belum dijangkau oleh kabar baik. (Pny. 14:6, 7) Misalnya, dengan perantaraan malaikat, Allah menyuruh Filipus, penginjil abad pertama, untuk pergi menemui seorang pejabat Etiopia dan menjelaskan Tulisan-Tulisan Kudus kepadanya. Apa hasilnya? Pria itu menerima kabar baik dan menjadi pengikut Yesus yang terbaptis.b—Yoh. 10:14; Kis. 8:26-39.
17. Mengapa kita hendaknya tidak terlalu khawatir tentang masa depan?
17 Seraya sistem ini bergerak menuju akhirnya, ”sengatan-sengatan penderitaan” yang dinubuatkan akan berlanjut. (Mat. 24:8) Misalnya, harga makanan mungkin membubung tinggi karena pertambahan penduduk, cuaca yang ekstrem, atau ketidakstabilan ekonomi. Orang akan semakin sulit memperoleh pekerjaan, dan para karyawan bisa jadi semakin ditekan untuk bekerja lebih lama. Apa pun yang terjadi, semua yang tetap menomorsatukan kepentingan rohani dan mempertahankan ’mata yang sederhana’ tidak perlu terlalu khawatir. Mereka tahu bahwa Allah mengasihi dan akan memelihara mereka. (Mat. 6:22-34) Misalnya, perhatikan bagaimana Yehuwa menopang Yeremia menjelang akhir Yerusalem yang penuh pergolakan pada tahun 607 SM.
18. Bagaimana Yehuwa membuktikan kasih-Nya kepada Yeremia selama pengepungan Yerusalem?
18 Selama bagian akhir pengepungan Yerusalem oleh orang Babilonia, Yeremia dipenjarakan di Halaman Penjaga. Bagaimana ia bisa memperoleh makanan? Seandainya ia bebas, ia bisa mencari sendiri. Tetapi, ia bergantung sepenuhnya pada orang-orang di sekitarnya, yang kebanyakan membenci dia! Sekalipun demikian, Yeremia percaya bukan kepada manusia melainkan kepada Allah, yang berjanji akan memeliharanya. Apakah Yehuwa menepati janji-Nya? Tentu saja! Ia mengatur agar setiap hari Yeremia mendapat ”roti bundar . . . sampai saat semua roti di kota habis”. (Yer. 37:21) Yeremia, demikian juga Barukh, Ebed-melekh, dan orang-orang lainnya, hidup melewati masa tersebut yang diliputi kelaparan, penyakit, dan kematian.—Yer. 38:2; 39:15-18.
19. Seraya kita menghadapi masa depan, apa hendaknya tekad kita?
19 Ya, ”mata Yehuwa tertuju kepada orang-orang yang adil-benar, dan telinganya kepada permohonan mereka”. (1 Ptr. 3:12) Apakah Saudara bersukacita karena Bapak surgawi terus mengamati Saudara? Apakah Saudara merasa aman dan tenteram karena tahu bahwa mata-Nya tertuju kepada Saudara demi kebaikan Saudara? Maka, bertekadlah untuk terus berjalan dengan Allah—tidak soal apa yang terjadi di masa depan. Kita bisa yakin bahwa seperti seorang bapak, mata Yehuwa akan selalu tertuju sepenuhnya kepada semua orang-Nya yang loyal.—Mz. 32:8; baca Yesaya 41:13.
[Catatan Kaki]
a Meskipun terutama berlaku untuk para pengikut Kristus yang terurap, surat-surat tersebut pada prinsipnya berlaku untuk semua hamba Allah.
b Contoh lain tentang arahan surgawi terdapat di Kisah 16:6-10. Di ayat-ayat itu, kita membaca bahwa Paulus dan rekan-rekannya ”dilarang oleh roh kudus” untuk mengabar di Asia dan Bitinia. Sebaliknya, mereka disuruh mengerjakan Makedonia, di mana banyak orang yang lembut hati menyambut penginjilan mereka.
-