PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w98 1/11 hlm. 32
  • ”Siapa Menaruh Hikmat pada Awan-awan?”

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ”Siapa Menaruh Hikmat pada Awan-awan?”
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1998
w98 1/11 hlm. 32

”Siapa Menaruh Hikmat pada Awan-awan?”

”APABILA kamu melihat awan naik di bagian sebelah barat, segera kamu mengatakan, ’Badai akan datang’, dan ternyata demikian. Dan apabila kamu melihat bahwa angin selatan sedang bertiup, kamu mengatakan, ’Akan ada gelombang panas’, dan itu terjadi.” Kata-kata Yesus yang ditulis oleh Lukas sang penulis Injil ini adalah contoh-contoh ramalan cuaca yang biasanya dibuat di Palestina purba. (Lukas 12:​54, 55) Dalam keadaan tertentu, orang-orang zaman dahulu dapat membaca tanda-tanda dan membuat prediksi jangka pendek yang akurat.

Dewasa ini, ahli meteorologi menggunakan peralatan canggih, seperti satelit yang mengorbit bumi, radar dengan efek Doppler, dan komputer berkemampuan tinggi, guna menaksir pola cuaca untuk periode waktu yang lebih panjang. Tetapi, prediksi mereka sering kali keliru. Mengapa?

Banyak faktor mempersulit dilakukannya ramalan cuaca secara akurat. Misalnya, perubahan temperatur, kelembapan, tekanan udara, dan kecepatan serta arah angin yang tak terprediksi dapat memperumit masalah. Selain itu, terdapat interaksi yang rumit antara matahari, awan, dan laut, yang masih belum dipahami sepenuhnya oleh para ilmuwan. Itulah alasannya mengapa peramalan cuaca tetap menjadi sains noneksakta.

Pengetahuan manusia yang terbatas tentang cuaca mengingatkan kita akan pertanyaan yang diajukan Ayub, ”Siapakah yang menyebabkan lahirnya titik air embun? Dari dalam kandungan siapakah keluar air beku, dan embun beku di langit, siapakah yang melahirkannya? . . . Dapatkah engkau menyaringkan suaramu sampai ke awan-awan, sehingga banjir meliputi engkau? . . . Siapa menaruh hikmat dalam awan-awan atau siapa memberikan pengertian kepada gumpalan mendung? Siapa dapat menghitung awan dengan hikmat, dan siapa dapat mencurahkan tempayan-tempayan langit?”​—Ayub 38:​28-37.

Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini adalah: Bukan manusia melainkan Allah Yehuwa. Ya, akan tetapi, seberapa pun berhikmatnya manusia, hikmat Pencipta kita jauh lebih unggul. Ia sungguh-sungguh pengasih sehingga menyediakan hikmat bagi kita dalam halaman-halaman Alkitab, agar kita dapat berhasil menempuh jalan hidup ini.​—Amsal 5:​1, 2.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan