-
Hal Apa yang Terutama dalam Kehidupan Saudara?Menara Pengawal—1996 | 15 Desember
-
-
Hal Apa yang Terutama dalam Kehidupan Saudara?
”Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh.”—MAZMUR 143:8.
1. Apa yang Raja Salomo simpulkan tentang pengejaran dan prestasi manusia?
SAUDARA mungkin menyadari sebagaimana halnya siapa pun juga bahwa hidup ini sarat dengan berbagai aktivitas dan kekhawatiran. Bila saudara memikirkan hal itu, saudara dapat mengidentifikasi beberapa dari antaranya sebagai hal yang mendasar. Aktivitas dan kekhawatiran lain kurang begitu penting atau bahkan sia-sia. Fakta bahwa saudara menyadari hal ini memperlihatkan bahwa saudara sependapat dengan salah seorang pria yang paling bijaksana, Raja Salomo. Setelah dengan saksama mengkaji berbagai aktivitas dalam kehidupan, ia menyimpulkan, ”Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang.” (Pengkhotbah 2:4-9, 11; 12:13) Apa makna hal tersebut bagi kita dewasa ini?
2. Pertanyaan dasar apa hendaknya diajukan kepada diri mereka oleh orang-orang yang takut akan Allah, yang menuntun kepada pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan apa?
2 Jika saudara ingin untuk ’takut akan Allah dan berpegang pada perintah-perintah-Nya’, ajukanlah pertanyaan yang menantang ini kepada diri saudara, ’Hal apa yang terutama dalam kehidupan saya?’ Memang, saudara mungkin tidak mempertimbangkan pertanyaan tersebut dengan saksama setiap hari, namun bagaimana jika saudara mempertimbangkannya sekarang? Sebenarnya, ini mengingatkan kepada beberapa pertanyaan yang berkaitan, seperti, ’Mungkinkah saya telah memberi penekanan yang tidak semestinya kepada pekerjaan atau profesi saya atau kepada perkara-perkara materi? Seberapa pentingkah rumah, keluarga, dan orang-orang yang saya kasihi dalam kehidupan saya?’ Seorang remaja dapat bertanya, ’Sejauh mana pendidikan menyita perhatian dan waktu saya? Sebenarnya, apakah hobi, olahraga, atau beberapa bentuk hiburan atau teknologi menjadi minat utama saya?’ Dan tidak soal usia atau keadaan kita, kita sepatutnya bertanya, ’Melayani Allah berada di tempat mana dalam kehidupan saya?’ Saudara kemungkinan akan menyetujui perlunya menetapkan prioritas. Namun bagaimana dan di mana kita dapat memperoleh bantuan untuk menetapkannya dengan bijaksana?
3. Menetapkan prioritas mencakup hal-hal apa bagi orang-orang Kristen?
3 Kata ”terutama” memiliki pengertian dasar akan sesuatu yang lebih penting daripada semua hal lain atau perlu dipertimbangkan terlebih dahulu. Tidak soal apakah saudara salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa atau saudara termasuk di antara jutaan siswa yang tulus dari Firman Allah yang bergabung dengan mereka, pertimbangkanlah kebenaran ini, ”Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apapun di bawah langit ada waktunya.” (Pengkhotbah 3:1) Sepatutnyalah, ini termasuk perhatian yang penuh kasih yang saudara berikan kepada anggota-anggota keluarga. (Kolose 3:18-21) Ini mencakup mencari nafkah yang halal bagi rumah tangga saudara melalui pekerjaan duniawi. (2 Tesalonika 3:10-12; 1 Timotius 5:8) Dan sebagai selingan, saudara mungkin menyisihkan waktu untuk hobi atau hiburan sewaktu-waktu atau rekreasi. (Bandingkan Markus 6:31.) Namun, setelah mempertimbangkan dengan serius, bukankah saudara melihat bahwa tidak satu pun dari semua ini merupakan hal yang terutama dalam kehidupan? Ada hal lain lagi yang lebih penting.
4. Bagaimana Filipi 1:9, 10 berhubungan dengan cara kita menetapkan prioritas?
4 Saudara barangkali menyadari bahwa prinsip-prinsip Alkitab yang membimbing merupakan bantuan yang sangat bernilai dalam menetapkan prioritas dan membuat keputusan-keputusan yang bijaksana. Misalnya, di Filipi 1:9, 10, orang-orang Kristen didesak untuk ”makin melimpah dengan pengetahuan yang saksama dan daya pengamatan yang penuh”. Untuk tujuan apa? Rasul Paulus menambahkan, ”Agar kamu dapat memastikan perkara-perkara yang lebih penting.” Bukankah itu masuk akal? Berdasarkan pengetahuan yang saksama, seorang Kristen yang memiliki daya pengamatan dapat menentukan hal apa yang hendaknya menjadi perhatian yang pertama—yang terutama—dalam kehidupan.
Suatu Model Berkenaan Apa yang Terutama
5. Dalam menjelaskan model yang ditinggalkan bagi orang-orang Kristen, bagaimana Alkitab memperlihatkan apa hal yang terutama dalam kehidupan Yesus?
5 Kita mendapati suatu segi yang berharga dari pengetahuan dalam kata-kata rasul Petrus, ”Kepada haluan ini kamu dipanggil, karena bahkan Kristus menderita bagimu, meninggalkanmu suatu model bagimu agar kamu mengikuti langkah-langkahnya dengan saksama.” (1 Petrus 2:21) Ya, untuk mendapatkan petunjuk sehubungan dengan hal apa yang terutama dalam kehidupan, kita dapat menyelidiki apa yang Yesus Kristus pikirkan berkenaan hal itu. Mazmur 40:9 mengatakan tentang dia melalui sebuah nubuat, ”Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.” Beginilah cara ia mencetuskan buah pikiran yang sama, ”Makananku adalah agar aku melakukan kehendak dia yang mengutus aku dan untuk menyelesaikan pekerjaannya.”—Yohanes 4:34; Ibrani 12:2.
6. Bagaimana kita dapat memperoleh hasil yang sama seperti halnya Yesus karena mendahulukan kehendak Allah?
6 Perhatikan kuncinya—melakukan kehendak Allah. Teladan Yesus menekankan apa yang selayaknya dijadikan hal yang terutama oleh murid-muridnya dalam kehidupan mereka, karena ia mengatakan bahwa ”setiap orang yang diajar dengan sempurna akan menjadi seperti gurunya”. (Lukas 6:40) Dan seraya Yesus menempuh jalan yang selaras dengan maksud-tujuan Bapaknya, ia memperlihatkan bahwa ada ”sukacita berlimpah-limpah” dengan membuat kehendak Allah hal yang terutama. (Mazmur 16:11; Kisah 2:28) Apakah saudara melihat apa yang ditunjukkan hal itu? Seraya para pengikut Yesus memilih untuk melakukan kehendak Allah sebagai hal yang terutama dalam kehidupan mereka, mereka akan menikmati ”sukacita berlimpah-limpah” dan kehidupan yang sebenarnya. (1 Timotius 6:19) Maka ada lebih dari satu alasan untuk menjadikan hal melakukan kehendak Allah sebagai prioritas dalam kehidupan kita.
7, 8. Pencobaan apa saja yang dihadapi Yesus, dan apa yang dapat kita pelajari dari hal ini?
7 Tidak lama setelah Yesus melambangkan persembahan dirinya untuk melakukan kehendak Allah, si Iblis berupaya memalingkan dia. Bagaimana? Dengan godaan dalam tiga bidang. Setiap kali Yesus menjawab dengan menggunakan istilah-istilah yang jelas dari Firman Allah. (Matius 4:1-10) Namun pencobaan-pencobaan selanjutnya menanti dia—penganiayaan, ejekan, pengkhianatan oleh Yudas, tuduhan palsu, dan kemudian kematian di tiang siksaan. Namun, tidak satu pun dari semua pencobaan ini membuat Putra Allah yang loyal menyimpang dari haluannya. Pada saat yang kritis, Yesus berdoa, ”Tidak sebagaimana aku kehendaki, melainkan sebagaimana engkau kehendaki. . . . Biarlah kehendakmu terjadi.” (Matius 26:39, 42) Bukankah kita masing-masing hendaknya merasa sangat tergerak oleh segi dari pola yang ditinggalkan bagi kita ini, yang mendorong kita untuk ’bertekun dalam doa’?—Roma 12:12.
8 Ya, sewaktu menetapkan prioritas kita dalam kehidupan, pedoman ilahi khususnya berguna, teristimewa jika kita menghadapi musuh-musuh kebenaran dan para penentang kehendak Allah. Ingatlah permohonan Raja Daud yang setia untuk mendapatkan tuntunan sewaktu ia mengalami tentangan musuh. Kita akan melihat hal ini seraya kita membahas satu bagian dari Mazmur 143. Ini hendaknya membantu kita memahami bagaimana kita dapat menguatkan hubungan pribadi kita dengan Yehuwa dan dibentengi agar melakukan kehendak Allah tetap berada di tempat yang paling utama dalam kehidupan kita.
Yehuwa Mendengar dan Menjawab Doa-Doa Kita
9. (a) Meskipun Daud berdosa, kata-kata dan tindakan-tindakannya menyingkapkan hal apa? (b) Mengapa kita hendaknya tidak menyerah dalam melakukan apa yang benar?
9 Meskipun berdosa dan berkematian, Daud beriman bahwa Yehuwa akan menyendengkan telinga-Nya kepada permohonannya. Ia dengan rendah hati memohon, ”Ya TUHAN, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablah aku dalam kesetiaan-Mu, demi keadilan-Mu [”keadilbenaranmu”, NW]! Janganlah beperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorangpun yang benar [”adil-benar”, NW] di hadapan-Mu.” (Mazmur 143:1, 2) Daud menyadari ketidaksempurnaannya, namun hatinya sepenuhnya untuk Allah. Oleh karena itu, ia merasa yakin bahwa ia akan menerima jawaban dalam keadilbenaran. Bukankah ini menganjurkan kita? Meskipun kita kurang memiliki keadilbenaran Allah, kita dapat merasa yakin bahwa Ia mendengar kita jika hati kita sepenuhnya untuk Dia. (Pengkhotbah 7:20; 1 Yohanes 5:14) Seraya bertekun dalam doa, kita harus bertekad untuk ’menaklukkan kejahatan dengan kebaikan’ pada hari-hari yang fasik ini.—Roma 12:20, 21; Yakobus 4:7.
10. Mengapa Daud mengalami masa-masa penuh kekhawatiran?
10 Daud mempunyai musuh-musuh, sebagaimana halnya dengan kita. Entah sebagai seorang buronan dari Saul, yang terpaksa mencari perlindungan di tempat-tempat yang sunyi dan sulit dicapai, atau sebagai raja yang terus diganggu oleh musuh-musuh, Daud mengalami masa-masa penuh kekhawatiran. Ia menggambarkan bagaimana hal ini mempengaruhi dia, ”Musuh telah mengejar aku . . . menempatkan aku di dalam gelap . . . Semangatku lemah lesu dalam diriku, hatiku tertegun [”mati rasa”, NW] dalam tubuhku.” (Mazmur 143:3, 4) Pernahkah saudara memiliki alasan untuk merasa seperti itu?
11. Masa-masa penuh kekhawatiran apa yang dihadapi oleh hamba-hamba Allah pada zaman modern?
11 Tekanan musuh, pencobaan-pencobaan karena kesukaran ekonomi yang berat, penyakit yang serius, atau problem-problem lain yang mengkhawatirkan telah membuat beberapa dari antara umat Allah mengalah kepada keputusasaan. Kadang-kadang hati mereka juga seolah-olah mati rasa. Halnya seolah-olah secara individu mereka telah berseru, ”Engkau yang telah membuat aku mengalami banyak kesusahan dan malapetaka, Engkau akan menghidupkan aku kembali . . . akan berpaling menghibur aku.” (Mazmur 71:20, 21) Bagaimana mereka telah dibantu?
Bagaimana Menghadapi Upaya-Upaya Musuh
12. Bagaimana Raja Daud menanggulangi bahaya dan pencobaan?
12 Mazmur 143:5 menunjukkan apa yang Daud lakukan sewaktu menghadapi bahaya dan pencobaan besar, ”Aku teringat kepada hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu, aku memikirkan perbuatan tangan-Mu.” Daud mengingat cara-cara Allah berurusan dengan hamba-hamba-Nya dan bagaimana ia sendiri telah mengalami pembebasan. Ia merenungkan apa yang telah Yehuwa lakukan demi nama-Nya yang besar. Ya, Daud terus memikirkan perbuatan-perbuatan Allah.
13. Sewaktu kita menghadapi pencobaan, bagaimana renungan kita akan contoh-contoh zaman purba dan modern dari hamba-hamba yang setia membantu kita untuk bertekun?
13 Bukankah kita sering mengingat cara-cara Allah berurusan dengan umat-Nya? Tentu saja! Ini mencakup catatan yang dibuat oleh ”banyak saksi bagaikan awan” pada zaman pra-Kristen. (Ibrani 11:32-38; 12:1) Orang-orang Kristen terurap pada abad pertama juga dianjurkan untuk ’terus mengingat hari-hari dahulu’ dan apa yang telah dengan tekun mereka alami. (Ibrani 10:32-34) Bagaimana dengan pengalaman hamba-hamba Allah pada zaman modern, seperti yang diceritakan secara terperinci dalam buku Saksi-Saksi Yehuwa—Pemberita Kerajaan Allah?a Kisah-kisah yang dicatat di buku tersebut dan buku-buku lain memungkinkan kita mengingat bagaimana Yehuwa telah membantu umat-Nya untuk bertekun di bawah pelarangan, pemenjaraan, aksi gerombolan, dan kamp-kamp konsentrasi serta kerja paksa. Pencobaan-pencobaan terjadi di negeri-negeri yang diporak-porandakan perang, seperti Burundi, Liberia, Rwanda, dan bekas Yugoslavia. Sewaktu tentangan timbul, hamba-hamba Allah bertekun karena memelihara hubungan yang kuat dengan Yehuwa. Tangan-Nya menguatkan orang-orang yang menjadikan hal melakukan kehendak-Nya sebagai yang terutama dalam kehidupan mereka.
14. (a) Apa satu contoh tentang cara Allah menguatkan seseorang dalam keadaan yang mungkin hampir serupa dengan keadaan kita? (b) Apa yang kita pelajari dari contoh tersebut?
14 Akan tetapi, saudara mungkin mengatakan bahwa saudara belum pernah mengalami perlakuan brutal semacam itu, dan saudara bisa jadi merasa bahwa kemungkinan besar saudara tidak akan pernah mengalaminya. Namun, dukungan Allah kepada umat-Nya tidak selalu hanya di bawah keadaan-keadaan yang mungkin dianggap orang dramatis. Ia telah mendukung banyak orang ”biasa” dalam keadaan-keadaan yang ”tidak istimewa”. Ini hanya satu dari sekian banyak contoh: Menara Pengawal 1 Desember 1996, memuat kisah yang diceritakan oleh Penelope Makris. Sungguh suatu teladan yang luar biasa dari integritas Kristen! Dapatkah saudara mengingat perlakuan apa dari para tetangganya yang dengan tekun ia tanggung, bagaimana ia melawan kelemahan jasmani yang berat, dan upaya-upaya apa ia kerahkan untuk berada dalam pelayanan sepenuh waktu? Bagaimana dengan pengalamannya yang memberi upah di Mytilene? Intinya adalah: Apakah saudara memandang contoh-contoh seperti itu sebagai bantuan bagi kita semua dalam menetapkan prioritas, menempatkan hal melakukan kehendak Allah pertama dalam kehidupan kita?
15. Apa beberapa perbuatan Allah yang hendaknya kita renungkan?
15 Ini menguatkan kita untuk merenungkan pekerjaan-pekerjaan Yehuwa, sebagaimana yang dilakukan Daud. Dalam melaksanakan maksud-tujuan-Nya, Yehuwa membuat persediaan untuk keselamatan melalui kematian, kebangkitan, dan pemuliaan Putra-Nya. (1 Timotius 3:16) Ia telah mendirikan Kerajaan surgawi-Nya, membersihkan surga dari Setan dan hantu-hantunya, dan memulihkan ibadat yang sejati di sini di bumi. (Penyingkapan 12:7-12) Ia telah membuat firdaus rohani dan telah memberkati umat-Nya dengan pertambahan. (Yesaya 35:1-10; 60:22) Umat-Nya kini sedang memberikan kesaksian terakhir sebelum pecahnya kesengsaraan besar. (Penyingkapan 14:6, 7) Ya, kita memiliki banyak hal untuk direnungkan.
16. Kita dianjurkan untuk memikirkan hal-hal apa, dan ini meninggalkan kesan apa dalam diri kita?
16 Terus memikirkan perbuatan tangan Allah sebaliknya daripada menjadi sibuk dengan upaya-upaya manusia, meninggalkan kesan dalam diri kita bahwa kuasa yang Yehuwa kerahkan tidak dapat dilawan. Namun, perbuatan-perbuatan itu tidak terbatas kepada karya ciptaan fisik yang menakjubkan di langit dan di bumi ini. (Ayub 37:14; Mazmur 19:2; 104:24) Karya-karya-Nya yang menakjubkan mencakup tindakan pembebasan atas umat-Nya dari musuh-musuh yang menindas, seperti yang ditunjukkan dalam pengalaman-pengalaman umat pilihan-Nya pada zaman purba.—Keluaran 14:31; 15:6.
Mengetahui Jalan yang Harus Ditempuh
17. Seberapa nyatakah Yehuwa bagi Daud, dan bagaimana kita dapat diyakinkan oleh hal ini?
17 Daud berdoa memohon bantuan agar embun kehidupan tidak mengering dalam dirinya, ”Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus. Jawablah aku dengan segera, ya TUHAN, sudah habis semangatku! Jangan sembunyikan wajah-Mu terhadap aku, sehingga aku seperti mereka yang turun ke liang kubur.” (Mazmur 143:6, 7) Daud, seorang yang berdosa, mengetahui bahwa Allah menyadari keadaannya. (Mazmur 31:8) Kadang-kadang kita mungkin juga merasa bahwa kerohanian kita telah merosot. Namun keadaannya bukan tanpa harapan. Yehuwa, yang mendengarkan doa-doa kita, dapat mempercepat pemulihan kita dengan menyegarkan kita melalui para penatua yang pengasih, artikel-artikel dalam Menara Pengawal, atau acara-acara perhimpunan yang seolah-olah dirancang khusus untuk kita.—Yesaya 32:1, 2.
18, 19. (a) Apa yang hendaknya menjadi permohonan kita yang sungguh-sungguh kepada Yehuwa? (b) Akan hal apa kita dapat merasa yakin?
18 Kepercayaan kita kepada Yehuwa menggerakkan kita untuk memohon kepada-Nya, ”Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah aku jalan yang harus kutempuh.” (Mazmur 143:8) Apakah Ia mengecewakan Saudari Makris, yang terisolasi di sebuah pulau kecil di Yunani? Maka apakah Ia akan mengecewakan saudara seraya saudara menjadikan hal melakukan kehendak-Nya sebagai yang terutama dalam kehidupan saudara? Si Iblis dan kaki tangannya ingin merintangi atau sama sekali menghentikan pekerjaan kita dalam memberitakan Kerajaan Allah. Tidak soal kita melayani di negeri-negeri yang pada umumnya memperbolehkan ibadat yang sejati atau kita melayani di negeri-negeri yang menindasnya, doa-doa kita yang bersatu padu selaras dengan permintaan Daud yang sungguh-sungguh, ”Lepaskanlah aku dari pada musuh-musuhku, ya TUHAN, pada-Mulah aku berteduh!” (Mazmur 143:9) Perlindungan yang kita alami terhadap malapetaka rohani bergantung kepada keberadaan kita dalam lindungan Yang Mahatinggi.—Mazmur 91:1.
19 Keyakinan kita akan hal yang terutama memiliki dasar yang kokoh. (Roma 12:1, 2) Maka, tolaklah upaya-upaya dunia ini untuk memaksakan dalam diri saudara apa yang dianggapnya penting sehubungan dengan berbagai rencana manusia. Teruslah biarkan setiap aspek kehidupan saudara mencerminkan apa yang saudara ketahui sebagai hal yang terutama—melakukan kehendak Allah.—Matius 6:10; 7:21.
20. (a) Apa yang telah kita pelajari tentang Daud di Mazmur 143:1-9? (b) Bagaimana orang-orang Kristen dewasa ini mencerminkan semangat Daud?
20 Sembilan ayat pertama dari Mazmur 143 menekankan hubungan pribadi Daud yang erat dengan Yehuwa. Sewaktu dikepung oleh musuh-musuh, ia dengan leluasa memohon tuntunan Allah. Ia mencurahkan hatinya, mencari bantuan untuk mengetahui jalan yang benar untuk ditempuh. Demikian pula halnya dewasa ini dengan sisa dari kaum terurap di bumi dan rekan-rekan mereka. Mereka menganggap hubungan mereka dengan Yehuwa sangat berharga seraya mereka dengan sungguh-sungguh memohon tuntunan-Nya. Melakukan kehendak Allah tetap mereka dahulukan, meskipun adanya tekanan-tekanan dari si Iblis dan dunia ini.
21. Mengapa penting bagi kita untuk memberi contoh yang baik jika kita ingin mengajarkan orang-orang lain apa yang hendaknya menjadi hal yang terutama dalam kehidupan mereka?
21 Jutaan orang yang sedang mempelajari Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa perlu menyadari bahwa melakukan kehendak Allah adalah hal yang terutama. Kita dapat membantu mereka memahami hal ini sewaktu membahas pasal 13 dari buku Pengetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan Abadi, yang menekankan prinsip-prinsip yang tercakup dalam berlaku taat kepada Firman.b Tentu saja, mereka hendaknya melihat apa yang kita ajarkan tercermin dalam diri kita. Setelah jangka waktu yang relatif singkat, mereka juga akan mengetahui jalan mana yang harus mereka tempuh. Seraya jutaan orang ini secara pribadi menyadari apa yang harus menjadi hal yang paling penting dalam kehidupan mereka, banyak yang akan tergerak untuk mengambil langkah-langkah pembaktian dan pembaptisan. Setelah itu, sidang dapat membantu mereka untuk terus berjalan dalam jalan kehidupan.
22. Pertanyaan-pertanyaan apa akan dibahas dalam artikel berikut?
22 Banyak orang dengan senang hati mengakui bahwa melakukan kehendak Allah harus menjadi hal yang terpenting dalam kehidupan mereka. Namun, bagaimana Yehuwa secara progresif mengajar hamba-hamba-Nya untuk melakukan kehendak-Nya? Manfaat-manfaat apa yang didatangkan hal ini atas mereka? Pertanyaan-pertanyaan ini akan dibahas, bersama dengan pembahasan sebuah ayat kunci, Mazmur 143:10, dalam artikel berikut.
-
-
Diajar untuk Melakukan Kehendak YehuwaMenara Pengawal—1996 | 15 Desember
-
-
Diajar untuk Melakukan Kehendak Yehuwa
”Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku!”—MAZMUR 143:10.
1, 2. (a) Kapan kita hendaknya diajarkan, dan dengan pandangan yang realistis apa? (b) Mengapa diajarkan oleh Yehuwa sangat penting?
SETIAP hari selama seseorang hidup dan aktif, ia dapat diajarkan sesuatu yang bermanfaat. Ini berlaku bagi saudara, dan juga bagi orang-orang lain. Namun apa yang terjadi pada waktu kematian? Adalah mustahil untuk diajarkan sesuatu atau untuk belajar dalam keadaan itu. Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa orang-orang mati ”tak tahu apa-apa”. Tidak ada pengetahuan di Syeol, kuburan umum umat manusia. (Pengkhotbah 9:5, 10) Apakah ini berarti bahwa sia-sialah pengajaran yang kita terima, dan pengetahuan yang dikumpulkan? Ini bergantung pada apa yang diajarkan kepada kita dan bagaimana kita menggunakan pengetahuan tersebut.
2 Jika kita diajarkan hanya apa yang bersifat duniawi, kita tidak memiliki masa depan yang langgeng. Namun, syukurlah, jutaan orang di segala bangsa sedang diajarkan kehendak ilahi dengan tujuan memperoleh kehidupan abadi. Dasar untuk harapan ini terletak pada pengajaran oleh Yehuwa, Sumber pengetahuan yang memberi kehidupan.—Mazmur 94:9-12.
3. (a) Mengapa dapat dikatakan bahwa Yesus adalah murid Allah yang pertama? (b) Jaminan apa yang kita miliki bahwa manusia akan diajarkan oleh Yehuwa, dan dengan hasil apa?
3 Putra sulung Allah, sebagai murid-Nya yang pertama, diajar untuk melakukan kehendak Bapaknya. (Amsal 8:22-30; Yohanes 8:28) Selanjutnya, Yesus menunjukkan bahwa berlaksa-laksa manusia akan diajar oleh Bapaknya. Apa prospek bagi orang-orang dari antara kita yang belajar dari Allah? Yesus mengatakan, ”Ada tertulis dalam Para Nabi, ’Dan mereka semua akan diajar oleh Yehuwa.’ Setiap orang yang telah mendengar dari Bapak dan sudah belajar, datang kepadaku. . . . Dengan sesungguh-sungguhnya aku mengatakan kepadamu: Ia yang percaya memiliki kehidupan abadi.”—Yohanes 6:45-47.
4. Bagaimana jutaan orang dipengaruhi oleh pengajaran ilahi, dan prospek-prospek apa yang mereka miliki?
4 Yesus mengutip dari Yesaya 54:13, yang ditujukan kepada wanita simbolis Allah, Sion surgawi. Nubuat tersebut memiliki penerapan khusus kepada putra-putranya, ke-144.000 murid Yesus Kristus yang diperanakkan roh. Suatu sisa dari putra-putra rohani tersebut aktif dewasa ini, memelopori program pengajaran di seluas dunia. Sebagai hasilnya, jutaan orang lain yang membentuk ”kumpulan besar” juga mendapatkan manfaat dengan diajar oleh Yehuwa. Mereka memiliki prospek yang unik untuk belajar tanpa terhenti oleh kematian. Bagaimana mungkin? Nah, mereka bakal melewati ”kesengsaraan besar” yang dengan cepat mendekat dan menikmati kehidupan abadi dalam bumi firdaus.—Penyingkapan 7:9, 10, 13-17.
Penekanan yang Lebih Besar pada Melakukan Kehendak Allah
5. (a) Apa ayat tahunan untuk 1997? (b) Bagaimana hendaknya perasaan kita sehubungan dengan menghadiri perhimpunan Kristen?
5 Selama tahun 1997, di lebih dari 80.000 sidang di seluas dunia, Saksi-Saksi Yehuwa akan terus mengingat kata-kata pendahuluan dari Mazmur 143:10, ”Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu.” Ini akan menjadi ayat tahunan untuk tahun 1997. Kata-kata tersebut, yang dengan jelas terpampang di Balai-Balai Kerajaan, akan menjadi pengingat bahwa tempat terbaik untuk menerima pendidikan ilahi adalah di perhimpunan sidang, ketika kita dapat ambil bagian dalam program pengajaran yang berlangsung terus-menerus. Sewaktu bergabung bersama saudara-saudara kita di perhimpunan untuk diajar oleh Instruktur Agung kita, kita dapat merasa seperti sang pemazmur, yang menulis, ”Aku bersukacita, ketika dikatakan orang kepadaku: ’Mari kita pergi ke rumah TUHAN.’”—Mazmur 122:1; Yesaya 30:20.
6. Menurut kata-kata Daud, apa yang kita akui?
6 Ya, kita ingin diajar untuk melakukan kehendak Allah dan bukannya kehendak musuh kita si Iblis atau kehendak manusia-manusia yang tidak sempurna. Maka, seperti Daud, kita mengakui Allah yang kita sembah dan layani, ”Sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!” (Mazmur 143:10) Sebaliknya daripada ingin berbaur dengan penipu, Daud memilih untuk berada di tempat ibadat Yehuwa dilaksanakan. (Mazmur 26:4-6) Dengan roh Allah yang membimbing langkah-langkahnya, Daud dapat menempuh jalan keadilbenaran.—Mazmur 17:5; 23:3.
7. Bagaimana roh Allah beroperasi atas sidang Kristen?
7 Daud yang Lebih Besar, Yesus Kristus, meyakinkan para rasul bahwa roh kudus akan mengajar mereka segala hal dan mengingatkan mereka berkenaan segala perkara yang telah ia beri tahukan kepada mereka. (Yohanes 14:26) Sejak Pentakosta dan seterusnya, Yehuwa secara progresif telah menyingkapkan ”perkara-perkara yang dalam dari Allah” yang terdapat dalam Firman tertulis-Nya. (1 Korintus 2:10-13) Ini telah Ia lakukan melalui saluran yang kelihatan yang Yesus sebut sebagai ”budak yang setia dan bijaksana”. Saluran ini menyediakan makanan rohani yang dibahas dalam program pengajaran bagi sidang-sidang umat Allah di seluas dunia.—Matius 24:45-47.
Diajarkan Kehendak Yehuwa di Perhimpunan Kita
8. Mengapa ambil bagian dalam Pelajaran Menara Pengawal sangat bernilai?
8 Bahan dalam Pelajaran Menara Pengawal mingguan di sidang sering membahas penerapan dari prinsip-prinsip Alkitab. Ini tentu saja membantu kita menanggulangi kekhawatiran hidup. Dalam pelajaran-pelajaran lain, kebenaran rohani yang dalam atau nubuat-nubuat Alkitab dibahas. Betapa banyak kita diajar selama pelajaran-pelajaran tersebut! Di banyak negeri, Balai Kerajaan terisi penuh menurut kapasitasnya untuk perhimpunan-perhimpunan ini. Namun di sejumlah negeri, hadirin perhimpunan telah menurun. Menurut saudara mengapa hal ini terjadi? Mungkinkah ada yang membiarkan pekerjaan duniawi mengganggu ketetaptentuan mereka untuk berkumpul guna ”menggerakkan kepada kasih dan pekerjaan baik”? Atau mungkinkah banyak jam telah dihabiskan untuk kegiatan-kegiatan sosial atau menonton televisi, membuat jadwal mereka kelihatannya terlalu padat sehingga tidak bisa menghadiri semua perhimpunan? Ingatlah perintah terilham di Ibrani 10:23-25. Bukankah berkumpul bersama untuk pengajaran ilahi kini bahkan lebih penting lagi seraya kita ”melihat hari itu mendekat”?
9. (a) Bagaimana Perhimpunan Dinas dapat memperlengkapi kita untuk pelayanan? (b) Apa yang hendaknya menjadi sikap kita sehubungan dengan memberi kesaksian?
9 Salah satu tanggung jawab kita yang terutama adalah untuk melayani sebagai rohaniwan Allah. Perhimpunan Dinas dirancang untuk mengajar kita bagaimana kita dapat melaksanakan hal ini secara efektif. Kita belajar bagaimana mendekati orang-orang, apa yang harus dikatakan, cara memberi tanggapan sewaktu ada sambutan yang baik, dan bahkan apa yang harus dilakukan bila orang-orang menolak berita kita. (Lukas 10:1-11) Seraya metode-metode yang efektif dibahas dan dipertunjukkan dalam perhimpunan mingguan ini, kita dipersiapkan dengan lebih baik untuk mencapai orang-orang tidak hanya sewaktu pergi dari rumah ke rumah namun juga sewaktu mengabar di jalan-jalan, tempat parkir, atau di dalam transportasi umum, di bandar udara, di tempat bisnis, atau di sekolah. Selaras dengan permohonan kita, ”Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu”, kita akan memanfaatkan setiap kesempatan untuk melakukan seperti yang didesak Majikan kita, ”Hendaklah terangmu bersinar di hadapan manusia, agar mereka . . . memberikan kemuliaan kepada Bapakmu yang ada di surga.”—Matius 5:16.
10. Bagaimana kita dapat benar-benar membantu ’orang-orang yang layak’?
10 Di perhimpunan sidang seperti itu, kita juga diajar untuk menjadikan orang-orang sebagai murid. Setelah minat ditemukan atau lektur ditempatkan, tujuan kita sewaktu mengadakan kunjungan kembali adalah untuk memulai pengajaran Alkitab di rumah. Dalam arti tertentu, hal ini serupa dengan yang dialami murid-murid ketika mereka ’tinggal bersama orang-orang yang layak’ untuk mengajarkan mereka hal-hal yang telah Yesus perintahkan. (Matius 10:11; 28:19, 20) Dengan adanya alat-alat bantu yang luar biasa, seperti buku Pengetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan Abadi, kita benar-benar diperlengkapi untuk melaksanakan pelayanan kita dengan saksama. (2 Timotius 4:5) Setiap minggu seraya saudara menghadiri Perhimpunan Dinas dan Sekolah Pelayanan Teokratis, berupayalah memahami dan kemudian gunakan pokok-pokok yang bermanfaat yang akan merekomendasikan saudara sebagai pelayan Allah yang cukup cakap, yang melaksanakan kehendak-Nya.—2 Korintus 3:3, 5; 4:1, 2.
11. Bagaimana beberapa orang telah mempertunjukkan iman akan kata-kata yang terdapat di Matius 6:33?
11 Adalah kehendak Allah agar kita ’terus mencari dahulu kerajaan dan keadilbenarannya’. (Matius 6:33) Tanyakan diri saudara, ’Bagaimana saya akan menerapkan prinsip ini jika tuntutan dalam pekerjaan duniawi saya [atau teman hidup saya] menghalangi saya untuk menghadiri perhimpunan?’ Banyak orang yang matang secara rohani mengambil tindakan untuk membicarakan hal ini dengan majikan mereka. Seorang rohaniwan sepenuh waktu memberi tahu majikannya bahwa ia perlu mengambil jeda setiap minggu untuk menghadiri perhimpunan sidang. Sang majikan mengabulkan permohonannya. Namun karena ingin tahu apa yang terjadi di perhimpunan, ia meminta untuk menghadirinya. Di sana ia mendengar pengumuman tentang kebaktian distrik yang akan datang. Sebagai hasilnya, sang majikan membuat rencana untuk hadir di kebaktian sepanjang hari. Pelajaran apa saudara tarik dari contoh ini?
Diajarkan Kehendak Yehuwa oleh Orang-Tua yang Saleh
12. Bagi anak-anak agar diajarkan kehendak Yehuwa, apa yang hendaknya dilakukan para orang-tua Kristen dengan kesabaran dan keteguhan?
12 Namun perhimpunan sidang dan kebaktian bukanlah satu-satunya persediaan untuk diajarkan melakukan kehendak ilahi. Orang-tua yang saleh diperintahkan untuk melatih, mendisiplin, dan membesarkan anak-anak mereka guna memuji Yehuwa dan melakukan kehendak-Nya. (Mazmur 148:12, 13; Amsal 22:6, 15) Melakukan hal itu menuntut agar kita membawa ”anak-anak” kita ke perhimpunan supaya mereka ’mendengar dan belajar’, namun bagaimana dengan mengajarkan tulisan-tulisan kudus kepada mereka di rumah? (Ulangan 31:12; 2 Timotius 3:15) Banyak keluarga telah dengan sungguh-sungguh memulai program pengajaran Alkitab keluarga yang tetap tentu, namun tidak lama kemudian membiarkannya menjadi jarang dilakukan atau bahkan berhenti. Apakah saudara pernah mengalaminya? Apakah saudara menyimpulkan bahwa anjuran untuk memiliki pelajaran yang tetap tentu demikian kurang cocok atau bahwa kondisi keluarga saudara sangat berbeda sehingga ini tidak akan berhasil dalam kasus saudara? Apa pun keadaannya, kalian para orang-tua silakan meninjau artikel-artikel yang bagus seperti ”Warisan Rohani Kami yang Limpah” dan ”Upah Karena Kekerasan Hati” dalam Menara Pengawal 1 Agustus 1995.
13. Bagaimana keluarga-keluarga dapat memperoleh manfaat dengan membahas ayat harian?
13 Keluarga-keluarga dianjurkan untuk membiasakan membahas ayat harian dari buku Menyelidiki Kitab Suci Setiap Hari. Sekadar membaca ayat dan komentar memang bagus, namun membahas ayat dan menerapkannya lebih bermanfaat lagi. Misalnya, jika membahas Efesus 5:15-17, anggota-anggota keluarga dapat bertukar pikiran tentang bagaimana ”membeli semua waktu yang tepat” untuk pelajaran pribadi, ambil bagian dalam corak pelayanan sepenuh waktu, dan mengurus penugasan teokratis lain. Ya, pembahasan ayat harian secara keluarga dapat menuntun satu atau banyak orang untuk ’terus mengerti dengan lebih sepenuhnya apa kehendak Yehuwa’.
14. Ulangan 6:6, 7 memperlihatkan bahwa orang-tua hendaknya menjadi guru macam apa, yang menuntut apa?
14 Orang-tua harus menjadi guru yang tekun dan penuh perhatian bagi anak-anak mereka. (Ulangan 6:6, 7) Namun itu bukan sekadar menguliahi atau memberi perintah kepada anak-anak mereka. Ayah dan ibu juga perlu mendengarkan, dengan demikian dapat lebih mengetahui apa yang perlu dijelaskan, dijernihkan, diilustrasikan, atau diulang. Dalam suatu keluarga Kristen, orang-tua merangsang komunikasi yang terbuka dengan menganjurkan anak-anak mereka mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang mereka tidak mengerti atau yang menyebabkan kekhawatiran. Dengan demikian mereka mengetahui bahwa seorang putra yang masih remaja memiliki kesulitan untuk mengerti bahwa Yehuwa tidak memiliki permulaan. Orang-tuanya berhasil menggunakan keterangan dari publikasi-publikasi Lembaga Menara Pengawal yang memperlihatkan bahwa orang menerima gagasan bahwa waktu dan ruang tidak berujung pangkal. Ini berguna untuk mengilustrasikan intinya, dan hal tersebut memuaskan putra mereka. Maka sediakanlah waktu untuk menjawab berbagai pertanyaan dari anak-anak saudara dengan jelas dan berdasarkan Alkitab, membantu mereka melihat bahwa belajar untuk melakukan kehendak Allah dapat sangat memuaskan. Apa lagi yang diajarkan kepada umat Allah—tua dan muda—dewasa ini?
Diajar untuk Mengasihi dan untuk Berjuang
15. Kapankah ketulusan kasih persaudaraan kita mungkin diuji?
15 Selaras dengan perintah baru yang Yesus berikan, kita ”diajar Allah untuk saling mengasihi”. (1 Tesalonika 4:9) Bila segala sesuatu mulus dan berjalan baik, kita mungkin merasa bahwa kita mengasihi semua saudara kita. Namun apa yang terjadi bila perbedaan kepribadian timbul atau kita menjadi sakit hati karena apa yang dikatakan atau dilakukan seorang Kristen lain? Pada saat itu ketulusan kasih kita mungkin diuji. (Bandingkan 2 Korintus 8:8.) Apa yang Alkitab ajarkan kepada kita untuk dilakukan dalam keadaan-keadaan seperti itu? Salah satunya adalah untuk berupaya keras memperlihatkan kasih dalam arti sepenuhnya. (1 Petrus 4:8) Sebaliknya daripada mencari kepentingan diri kita sendiri, terpancing menjadi marah karena kelemahan kecil, atau terus mencatat kerugian, kita hendaknya berupaya membiarkan kasih menutupi banyak sekali dosa. (1 Korintus 13:5) Kita mengetahui bahwa ini kehendak Allah, karena inilah yang diajarkan oleh Firman-Nya.
16. (a) Orang-orang Kristen diajarkan untuk terlibat dalam perjuangan macam apa? (b) Bagaimana kita diperlengkapi?
16 Meskipun banyak orang tidak akan mengaitkan kasih dan peperangan, yang disebut belakangan adalah hal lain lagi yang diajarkan kepada kita, namun suatu jenis peperangan yang berbeda. Daud menyadari ketergantungannya kepada Yehuwa untuk mengajarkannya cara berperang, meskipun pada zamannya itu mencakup berjuang secara harfiah melawan musuh-musuh Israel. (1 Samuel 17:45-51; 19:8; 1 Raja 5:3; Mazmur 144:1) Bagaimana dengan perjuangan kita dewasa ini? Senjata-senjata kita tidak bersifat daging. (2 Korintus 10:4) Perjuangan kita bersifat rohani, dan karena itu kita perlu diperlengkapi dengan persenjataan rohani. (Efesus 6:10-13) Melalui Firman-Nya dan umat-Nya yang dihimpunkan, Yehuwa mengajarkan kita untuk berjuang dalam perjuangan rohani yang berhasil.
17. (a) Taktik-taktik apa digunakan Iblis untuk memalingkan kita? (b) Apa yang hendaknya dengan bijaksana kita hindari?
17 Dengan cara-cara halus yang menipu, si Iblis sering kali menggunakan elemen-elemen dunia ini, orang-orang murtad dan para penentang kebenaran lainnya dalam upaya memalingkan kita kepada hal-hal yang tidak penting. (1 Timotius 6:3-5, 11; Titus 3:9-11) Ia seolah-olah melihat bahwa ia hanya memiliki sedikit kesempatan untuk mengalahkan kita dengan serangan frontal yang langsung, maka ia berupaya menjatuhkan kita dengan membuat kita sering menyatakan keluhan dan mengajukan soal jawab yang bodoh, yang tidak memiliki nilai rohani. Sebagai pejuang yang siap siaga, kita hendaknya memiliki kewaspadaan yang sama terhadap bahaya demikian sebagaimana jika kita menghadapi serangan frontal.—1 Timotius 1:3, 4.
18. Apa yang sesungguhnya tercakup dalam hidup tidak lagi bagi diri kita sendiri?
18 Kita tidak mendukung hasrat manusia atau kehendak bangsa-bangsa. Yehuwa telah mengajarkan kita melalui teladan Yesus bahwa kita harus hidup tidak lagi bagi diri kita sendiri; sebaliknya, kita hendaknya dipersenjatai dengan kecenderungan mental yang sama yang dimiliki Yesus Kristus dan hidup untuk melakukan kehendak Allah. (2 Korintus 5:14, 15) Pada masa lampau, kita mungkin telah menempuh kehidupan yang sangat tidak bersahaja dan bejat, menghambur-hamburkan waktu yang berharga. Pesta pora, perlombaan minum, dan perbuatan amoral menjadi ciri dunia yang fasik ini. Sekarang karena kita telah diajarkan untuk melakukan kehendak Allah, bukankah kita bersyukur untuk dipisahkan dari dunia yang bejat ini? Maka marilah kita mengadakan perjuangan yang keras secara rohani untuk menghindari terlibat dalam praktek-praktek dunia yang mencemarkan.—1 Petrus 4:1-3.
Mengajarkan Kita tentang Apa yang Memberi Faedah
19. Diajarkan kehendak Yehuwa dan kemudian melakukannya akan membawa kepada manfaat-manfaat apa?
19 Penting untuk menyadari bahwa diajarkan untuk melakukan kehendak Yehuwa akan mendatangkan manfaat besar bagi kita. Dapat dipahami, kita harus melakukan bagian kita dengan memberi perhatian yang saksama agar dapat belajar dan kemudian mengikuti pengajaran yang sampai kepada kita melalui Putra-Nya maupun melalui Firman-Nya dan umat-Nya yang dihimpunkan. (Yesaya 48:17, 18; Ibrani 2:1) Dengan berbuat demikian, kita akan dibentengi untuk berdiri teguh dalam masa-masa yang penuh bencana ini dan tetap bertahan melewati badai di masa depan. (Matius 7:24-27) Bahkan sekarang, kita akan menyenangkan Allah dengan melakukan kehendak-Nya dan akan diyakinkan bahwa doa-doa kita dijawab. (Yohanes 9:31; 1 Yohanes 3:22) Dan kita akan mengalami kebahagiaan sejati.—Yohanes 13:17.
20. Apa yang baik untuk direnungkan seraya saudara melihat ayat tahunan sepanjang tahun 1997?
20 Selama tahun 1997, kita akan sering mendapat kesempatan untuk membaca dan membahas ayat tahunan, Mazmur 143:10, ”Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu.” Seraya kita melakukan hal ini, marilah kita menggunakan beberapa kesempatan untuk merenungkan persediaan-persediaan yang telah Allah buat untuk diajarkan kepada kita, seperti yang dikemukakan di atas. Dan marilah kita menggunakan renungan atas kata-kata itu sebagai pendorong untuk bertindak secara konsisten dengan permohonan tersebut, karena mengetahui bahwa ”dia yang melakukan kehendak Allah tetap selama-lamanya”.—1 Yohanes 2:17.
-