-
Menguak RahasianyaSedarlah!—1995 | 8 Februari
-
-
Menguak Rahasianya
SERAYA wanita bertambah usia, menopause merupakan suatu peristiwa dalam kehidupannya. Namun, terdapat salah pengertian yang besar mengenai hal itu. Menurut buku The Silent Passage—Menopause, para ahli kebidanan abad ke-19 percaya bahwa menopause ”mengacaukan sistem saraf wanita dan membuat wanita kehilangan pesona pribadinya”.
Konsep-konsep yang salah tersebut terus ada. Sebagai akibatnya, banyak wanita merasa takut dan waswas akan apa yang bakal mereka alami sewaktu menopause. Mengatasi masalah-masalah psikologis yang berkaitan dengannya disebut sebagai ”salah satu tugas terberat dalam kehidupan wanita”, dalam buku Natural Menopause—The Complete Guide to a Woman’s Most Misunderstood Passage.
Dalam masyarakat yang menekankan kemudaan dan penampilan awet muda, permulaan dari gejala-gejala menopause dapat mencetuskan konsep yang salah: suatu akhir yang mendadak dari masa muda dan awal dari usia lanjut. Oleh karena itu, beberapa wanita merasa takut akan menopause karena hal itu tampaknya akan menunjukkan awal dari periode kehidupan yang baru dan yang kurang diinginkan. Beberapa orang bahkan memandang menopause sebagai ”mati sebagian”.
Wanita masa kini tidak perlu menderita karena ketidaktahuan sewaktu mereka memasuki periode kehidupan ini. Rahasia menopause sedang terkuak. Semakin banyak riset dilakukan, dan terapi-terapi untuk memudahkan transisi sedang dikembangkan. Majalah, surat kabar, dan buku-buku menyoroti topik ini, menyediakan penjelasan tentang hal-hal yang dahulu segan ditanyakan orang. Juga, dunia kedokteran telah lebih banyak tahu tentang problem-problem yang mungkin dihadapi kaum wanita.
Mengapa masalah ini mendapat perhatian penuh? Karena pemahaman yang lebih baik tentang menopause dapat membuang perasaan takut, takhayul, dan frustrasi yang dirasakan banyak wanita. Usia kaum wanita di banyak negeri lebih panjang, dan mereka ingin agar sikap sengaja membungkam terhadap masalah ini disingkirkan dan ingin mendapat informasi lengkap. Mereka menginginkan jawaban-jawaban yang mudah dimengerti, dan terus terang. Mereka berhak mendapatkannya mengingat banyak dari antara mereka akan menjalani lebih dari sepertiga masa hidup mereka setelah menopause.
Pola kependudukan di Amerika Serikat meramalkan bahwa pada dekade mendatang akan terdapat kenaikan 50 persen dalam jumlah wanita usia menopause. Mereka sangat ingin tahu tentang risiko kesehatan, pancaran panas (juga disebut hot flashes atau hot flushes), suasana hati yang berubah-ubah, ketidaknyamanan, serta perubahan-perubahan fisik dan emosi. Mengapa hal-hal ini terjadi? Apakah kehidupan yang produktif dari seorang wanita akan berhenti setelah menopause? Apakah menopause akan mengubah kepribadian seorang wanita? Artikel-artikel berikut akan membahas pertanyaan-pertanyaan ini.
-
-
Memperoleh Pemahaman yang Lebih BaikSedarlah!—1995 | 8 Februari
-
-
Memperoleh Pemahaman yang Lebih Baik
”MENURUT saya, ini bukanlah periode yang menyenangkan dalam kehidupan wanita,” demikian pengakuan seorang wanita yang telah melewati menopause, ”namun saya pikir kita dapat belajar sesuatu darinya. Saya telah belajar cara mempertimbangkan keterbatasan fisik saya. Jika tubuh ini perlu mendapat sedikit perhatian atau istirahat, saya menurutinya dan memberikan perhatian yang sepatutnya.”
Suatu survei terhadap kaum wanita yang dilaporkan di majalah Canadian Family Physician menyingkapkan bahwa ”ketidaktahuan akan apa yang bakal dihadapi” merupakan hal terburuk sehubungan menopause. Akan tetapi, wanita yang memahami bahwa menopause adalah transisi alamiah merasa ”tidak terlalu khawatir, depresi, dan mudah marah serta lebih punya harapan berkenaan kehidupan mereka”.
Apa Menopause Itu
Webster’s Ninth New Collegiate Dictionary mendefinisikan menopause sebagai berikut, ”Periode berhentinya menstruasi secara alamiah yang [biasanya] terjadi antara usia 45 dan 50.” Menopause kadang-kadang juga dinyatakan sebagai berhenti menstruasi sama sekali.
Pada beberapa wanita, berakhirnya menstruasi terjadi secara mendadak; satu masa menstruasi berakhir dan ia tidak pernah mendapat menstruasi lagi. Bagi wanita lainnya, jarak menstruasinya menjadi tidak teratur, terjadi antara selang waktu tiga minggu hingga beberapa bulan. Apabila satu tahun penuh telah berlalu tanpa mendapat menstruasi, ia dapat dengan yakin menyimpulkan bahwa menopause terjadi saat terakhir kali ia mendapat menstruasi.
Kapan dan Mengapa Itu Terjadi
Kecenderungan bawaan, penyakit, stres, pengobatan, dan pembedahan dapat mempengaruhi waktu terjadinya menopause. Di Amerika Utara, usia rata-rata wanita yang mengalami menopause adalah sekitar 51 tahun. Waktu terjadinya pada umumnya berkisar antara awal usia 40-an hingga pertengahan 50-an dan jarang terjadi lebih awal atau lebih lambat. Statistik menunjukkan bahwa wanita perokok cenderung mendapat menopause lebih awal dan wanita yang kelebihan berat badan cenderung mendapat menopause lebih lambat.
Pada waktu lahir, ovarium wanita berisi semua sel telur yang akan ia miliki, yang jumlahnya beberapa ratus ribu. Pada tiap siklus menstruasi, antara 20 hingga 1.000 sel telur menjadi matang. Kemudian satu, atau kadang-kadang lebih dari satu, dilepaskan dari ovarium dan siap untuk dibuahi. Telur-telur matang lainnya akan mati. Juga, seiring dengan proses matangnya telur, kadar hormon estrogen dan progesteron secara teratur meningkat dan menurun.
Seraya wanita melewati akhir usia 30-annya, kadar estrogen dan progesteron mulai menurun, secara berangsur-angsur atau secara tidak teratur, dan pelepasan telur tidak lagi terjadi pada setiap siklus. Jarak menstruasi menjadi agak tidak teratur, biasanya terjadi pada selang waktu yang lebih lama; pola aliran menstruasi berubah, menjadi semakin sedikit atau semakin banyak. Akhirnya, pelepasan telur tidak lagi terjadi, dan menstruasi pun berhenti.
Menstruasi terakhir merupakan titik puncak dari suatu proses perubahan dalam kadar hormon dan fungsi ovarium yang bisa jadi membutuhkan waktu hingga sepuluh tahun. Akan tetapi, estrogen yang jumlahnya lebih sedikit terus dihasilkan oleh ovarium selama 10 hingga 20 tahun setelah menopause. Kelenjar-kelenjar adrenalin dan sel-sel lemak juga menghasilkan estrogen.
Perubahan yang Penting dalam Kehidupan
Jaringan-jaringan yang sensitif atau yang bergantung pada estrogen akan terpengaruh sewaktu kadar estrogen menurun. Pancaran panas diperkirakan merupakan akibat dari pengaruh hormon pada bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur temperatur tubuh. Cara bekerjanya secara persis tidak diketahui, namun tampaknya termostat tubuh diatur pada suhu yang lebih rendah sehingga suhu udara yang semula dirasa nyaman mendadak menjadi terlalu panas, dan tubuh mulai menjadi panas serta mengeluarkan keringat untuk mendinginkan diri.
Dalam bukunya, The Silent Passage—Menopause, Gail Sheehy mencatat, ”Lima puluh persen dari jumlah wanita yang terserang pancaran panas akan mulai merasakan hal tersebut semasa mereka masih menjalani menstruasi secara normal, mulai sedini usia empat puluh. Penelitian memperlihatkan bahwa kebanyakan wanita mengalami pancaran panas selama dua tahun. Seperempat dari para wanita menderita selama lima tahun. Dan 10 persen mengalaminya selama sisa hidup mereka.”
Pada masa ini dalam kehidupan seorang wanita, jaringan-jaringan vagina menjadi lebih tipis dan berkurang kelembabannya seraya kadar estrogen menurun. Gejala-gejala lain yang dialami wanita, kata Gail Sheehy, dapat meliputi ”berkeringat pada malam hari, insomnia, inkontinen urine (tidak dapat mengendalikan fungsi kandung kemih), serangan mendadak berupa pembengkakan pada lingkar pinggang, jantung berdebar, menangis tanpa sebab, ledakan amarah, migren, gatal-gatal, perasaan seperti ada serangga yang merayap di kulit, [dan] pelupa”.
Periode Depresi
Apakah menurunnya estrogen menyebabkan depresi? Pertanyaan ini telah menjadi topik dari banyak perdebatan. Tampaknya, jawabannya memang demikian bagi beberapa wanita, sama seperti wanita-wanita yang mengalami suasana hati yang berubah-ubah sebelum menstruasi dan mereka yang menderita kurang tidur akibat berkeringat pada malam hari. Wanita-wanita demikian kelihatannya sangat sensitif terhadap pengaruh emosional dari fluktuasi hormon. Menurut Gail Sheehy, wanita-wanita ini biasanya ”mengalami kelegaan besar apabila mereka telah memasuki periode pascamenopause” dan kadar hormon mulai stabil.
Gejala-gejala yang lebih parah kemungkinan akan dialami wanita-wanita yang mengalami menopause mendadak sebagai akibat penyinaran, kemoterapi, atau pengangkatan kedua ovarium melalui pembedahan. Berbagai prosedur ini dapat menyebabkan kadar estrogen mendadak merosot dan dengan demikian mulai timbul gejala-gejala menopause. Obat estrogen tambahan mungkin dapat diberikan pada tahap ini, bergantung pada kesehatan sang wanita.
Tingkat ketidaknyamanan dan jenis gejala yang dialami masing-masing wanita berbeda-beda, bahkan di antara wanita-wanita yang bertalian darah sekalipun. Ini disebabkan kadar hormon masing-masing wanita berbeda dan kecepatan menurunnya pun bervariasi. Selain itu, tanggapan masing-masing wanita berbeda-beda secara emosi, stres, kesanggupan untuk mengatasi keadaan, dan harapan dalam menghadapi menopause.
Waktu menopause sering bertepatan dengan keadaan menegangkan lainnya dalam kehidupan wanita, seperti merawat orang-tua lanjut usia, memasuki tenaga kerja, melihat anak-anak bertumbuh dewasa dan meninggalkan rumah, serta penyesuaian-penyesuaian lain dalam kehidupan setengah baya. Ketegangan ini dapat menimbulkan gejala pada fisik dan emosi, termasuk menjadi pelupa, kurang dapat memusatkan perhatian, kecemasan, sifat mudah marah dan depresi, yang secara keliru dianggap sebagai akibat menopause.
Suatu Tahap dalam Kehidupan
Menopause bukanlah akhir dari kehidupan yang produktif dari seorang wanita—hanya akhir dari kehidupan reproduksinya. Setelah menstruasi terakhir seorang wanita, suasana hati biasanya lebih stabil, tidak berubah-ubah seiring siklus hormon bulanan.
Meskipun kami telah memusatkan pembahasan pada berhentinya menstruasi karena hal tersebut adalah perubahan yang tampak, itu hanyalah manifestasi dari proses transisi seraya seorang wanita meninggalkan masa reproduksi dalam kehidupannya. Masa pubertas, kehamilan, dan melahirkan anak juga merupakan masa transisi yang disertai perubahan hormon, fisik, dan emosi. Maka, menopause adalah yang terakhir, namun bukan satu-satunya masa perubahan dalam kehidupan wanita yang disebabkan oleh hormon.
Jadi, menopause adalah suatu tahap dalam kehidupan. ”Barangkali,” tulis mantan kepala redaktur Journal of the American Medical Women’s Association, ”orang tidak lagi akan memandang menopause sebagai suatu krisis, atau bahkan sebagai ’perubahan’, dan memahaminya dengan lebih tepat sebagai ’perubahan lain lagi’.”
Dengan nada menenteramkan hati buku Women Coming of Age mengatakan bahwa akhir dari usia subur wanita ”merupakan hal yang alamiah dan tidak dapat dihindari sebagaimana halnya awal usia subur. Memasuki menopause sebenarnya merupakan suatu pertanda kesehatan fisik—pertanda bahwa ’jam’ dalam tubuh [seorang wanita] berjalan baik”.
Namun, apa yang dapat dilakukan untuk membuat transisi ini berjalan semulus mungkin? Dan bagaimana teman hidup atau anggota-anggota keluarga dapat memberikan dukungan pada masa transisi dalam kehidupan ini? Artikel berikut akan membahas hal-hal ini.
[Gambar di hlm. 6]
Menopause sering bertepatan dengan keadaan-keadaan menegangkan lainnya, termasuk merawat orang-tua yang lanjut usia
-
-
Menghadapi MenopauseSedarlah!—1995 | 8 Februari
-
-
Menghadapi Menopause
MENOPAUSE adalah ”pengalaman pribadi yang unik” dan ”awal dari suatu pasal baru dan membebaskan dalam kehidupan Anda”, kata para pengarang Natural Menopause—The Complete Guide to a Woman’s Most Misunderstood Passage. Penelitian memperlihatkan bahwa semakin baik perasaan Anda terhadap diri sendiri dan kehidupan Anda—perasaan harga diri dan identitas diri—semakin mudah transisi itu nantinya.
Memang, masa-masa ini terasa lebih sulit bagi sebagian wanita dibandingkan wanita lainnya. Jika Anda merasakan adanya kesulitan, ini tidak berarti bahwa Anda mempunyai problem harga diri atau telah kehilangan kewarasan Anda, kewanitaan Anda, kecerdasan Anda, atau minat Anda akan seks. Sebaliknya, masalahnya pada umumnya bersifat biologis.
”Bahkan wanita-wanita yang menderita gejala-gejala yang sangat menyusahkan selama menopause mengatakan bahwa setelah menopause mereka memiliki perasaan baru terhadap tujuan dan semangat,” demikian laporan Newsweek. Menurut seorang wanita berusia 42 tahun, ”Saya menanti-nantikan ketenangan, saat tubuh ini tidak lagi mempermainkan saya.”
Bila Wanita Menghadapinya dengan Lebih Baik
Pandangan orang terhadap wanita lanjut usia merupakan faktor penting sehubungan seberapa baik kaum wanita menghadapi menopause. Di tempat-tempat orang menghargai kematangan, hikmat dan pengalaman, masa menopause disertai jauh lebih sedikit penderitaan fisik dan emosi.
Misalnya, The Woman’s Encyclopedia of Health and Natural Healing melaporkan bahwa di suku-suku Afrika ”yang menyambut menopause sebagai lembaran baru dalam kehidupan, dan wanita-wanita pascamenopause direspek karena pengalaman dan hikmat mereka, wanita jarang mengeluhkan gejala-gejala menopause”. Demikian pula, The Silent Passage—Menopause mengatakan, ”Wanita-wanita India dari kasta Rajput tidak mengeluh mengenai depresi atau gejala-gejala psikologis” selama menopause.
Demikian pula di Jepang, tempat wanita-wanita lanjut usia sangat direspek, pengobatan hormon selama menopause hampir tidak dikenal. Lebih lanjut, wanita-wanita Asia tampaknya mengalami gejala-gejala menopause yang lebih sedikit dan tidak begitu parah dibandingkan wanita-wanita dari kebudayaan Barat. Makanan mereka tampaknya merupakan faktor penyumbang.
Wanita-wanita Maya umumnya menanti-nantikan menopause, menurut penelitian seorang antropolog. Bagi mereka, menopause berarti bebas dari mengandung anak terus-menerus. Tidak diragukan lagi, hal ini juga mendatangkan bagi mereka kebebasan untuk mengejar kepentingan lain dalam kehidupan.
Sementara itu, ketakutan yang berhubungan dengan menopause hendaknya tidak dianggap sepele. Dalam kebudayaan yang menekankan nilai dari kemudaan dan penampilan awet muda, wanita-wanita yang belum mengalami menopause sering merasa takut menghadapinya. Bagi mereka, apa yang dapat dilakukan untuk meringankan kesulitan pada masa transisi ini?
Apa yang Dibutuhkan Wanita
Janine O’Leary Cobb, penulis dan perintis pendidikan tentang menopause menjelaskan, ”Apa yang dibutuhkan oleh banyak wanita adalah semacam pengesahan atas apa yang mereka rasakan—bahwa bukan hanya mereka saja yang merasakan hal ini.”
Pengertian, serta pandangan yang cerah, sangat penting. Seorang ibu berusia 51 tahun yang sedang mengalami menopause mengatakan, ”Sejujurnya saya percaya bahwa pandangan Anda secara umum akan kehidupanlah yang akan membimbing Anda dalam menjalani menopause. . . . Saya sadar bahwa kita akan menjadi tua. Suka atau tidak suka, itu harus terjadi. . . . Saya memutuskan bahwa ini [menopause] bukanlah penyakit. Menopause adalah bagian dari kehidupan saya.”
Jadi seraya pasal baru dalam kehidupan Anda ini mendekat, sediakan waktu untuk memusatkan pikiran Anda pada minat-minat yang baru dan menantang. Yang hendaknya tidak disepelekan adalah pengaruh menopause secara fisik pada tubuh. Para dokter dan para ahli mengusulkan prinsip-prinsip umum berikut ini sehubungan kesehatan yang baik dalam mempersiapkan masa transisi—makanan yang sehat, istirahat yang cukup, dan olahraga yang bersahaja.
Makanan dan Olahraga
Kebutuhan akan gizi (protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral) tidak berkurang sewaktu seorang wanita menginjak usia lanjut, namun kebutuhannya akan kalori berkurang. Oleh karena itu, sangat penting untuk memakan makanan yang mengandung gizi tinggi dan menghindari makanan bergula dan berlemak yang ”berkalori namun tidak bergizi”.
Olahraga yang teratur mempertinggi kesanggupan untuk menghadapi stres dan depresi. Hal itu menambah energi dan membantu agar berat badan tidak bertambah. Tingkat kecepatan basal metabolisme lambat laun akan menurun seraya usia bertambah, dan jika metabolisme tidak ditingkatkan dengan olahraga, kecenderungannya adalah lambat laun berat badan bertambah.
Yang paling penting untuk diketahui para wanita adalah bahwa olahraga yang digabung dengan penambahan kalsium dapat memperlambat timbulnya osteoporosis, yaitu keadaan tulang yang mengakibatkan keropok dan kerapuhan. Buku Women Coming of Age menyatakan bahwa ”senam aerobik dalam ruangan, berjalan kaki, lari, bersepeda serta olahraga aerobik lainnya, maupun olahraga menggunakan beban” yang dilakukan dengan sepatutnya, dianggap sangat baik. Menarik sekali, osteoporosis tidak ditemukan di komunitas terpencil tertentu tempat masyarakatnya tetap aktif secara fisik meskipun sudah sangat lanjut usia. Di tempat-tempat demikian, wanita-wanita pada umumnya hidup sehat hingga usia 80-an dan 90-an. Akan tetapi, sebelum mengikuti program olahraga apa pun, adalah bijaksana untuk berkonsultasi dengan dokter Anda.
Mengatasi Pancaran Panas
Bagi kebanyakan wanita, pancaran panas adalah gangguan. Akan tetapi, bagi beberapa wanita, hal ini menjadi problem yang benar-benar menyusahkan karena pancaran panas ini terjadi sangat sering atau terus-menerus mengganggu tidur mereka. Apa yang dapat dilakukan?
Pertama-tama, jangan panik. Menambahinya dengan kekhawatiran hanya akan memperburuk situasi. Olahraga penuh semangat yang teratur sangat berguna karena membantu tubuh belajar mengatasi kelebihan panas dan mendinginkan dengan lebih cepat. Cobalah juga langkah sederhana yaitu minum segelas air dingin atau merendam tangan Anda di air dingin.
Selain itu, biasakan diri untuk mengenakan beberapa lapis pakaian yang longgar, sehingga pakaian itu dapat dengan mudah diganti atau ditambahkan. Katun dan linen membuat keringat lebih cepat menguap dibandingkan kain dari bahan-bahan sintetis. Di malam hari, gunakan selimut berlapis-lapis yang dapat dikurangi atau ditambahkan sesuai yang dibutuhkan. Sediakan selalu cadangan pakaian tidur di dekat Anda.
Cobalah untuk menentukan apa yang kelihatannya dapat menimbulkan pancaran panas. Mengkonsumsi alkohol, kafein, gula, serta makanan yang pedas dan banyak bumbu dapat merangsangnya, begitu pula dengan merokok. Buatlah semacam buku harian untuk mencatat kapan dan dalam keadaan apa pancaran panas timbul. Hal ini dapat membantu Anda mengenali makanan dan kegiatan yang akan mencetuskan hal itu. Kemudian, hindari hal-hal ini.
Dokter spesialis gizi menganjurkan berbagai pengobatan untuk mengurangi pancaran panas, seperti vitamin E, minyak evening primrose, dan jamu ginseng, dong quai, dan black cohosh. Menurut beberapa dokter, obat racikan merek Bellergal dan clonidine memberikan kelegaan, namun pil-pil atau obat-obat tempel yang mengandung estrogen dikatakan sebagai yang paling efektif.a
Kekeringan pada vagina dapat diobati dengan mengoleskan minyak sayur atau minyak buah, minyak vitamin E, atau gel pelumas. Jika ini masih belum cukup, krim estrogen dapat membantu menebalkan dan melumasi dinding vagina. Sebelum mulai menggunakan metode apa pun, adalah bijaksana untuk berkonsultasi dahulu dengan dokter.
Bagaimana dengan Stres?
Bersamaan dengan perubahan hormon dan fisik yang harus diatasi seorang wanita selama menopause, ia sering harus menghadapi hal-hal lain yang membuatnya stres, yang beberapa di antaranya telah disebutkan pada artikel pendahuluan. Di lain pihak, hal-hal positif seperti kelahiran cucu atau menekuni kegiatan baru setelah anak-anak tidak lagi tinggal serumah dengan mereka dapat mengimbangi stres yang negatif.
Dalam buku mereka Natural Menopause, Susan Perry dan Dr. Katherine A. O’Hanlan memberi beberapa saran praktis untuk menangani stres secara lebih baik. Mereka menunjuk pada perlunya mengidentifikasi sumber stres dan kemudian beristirahat dari waktu ke waktu. Ini bisa berarti meminta bantuan dalam mengurus anggota keluarga yang sakit kronis. ”Perlambat kecepatan kegiatan Anda,” desak mereka. ”Berupayalah untuk menghindari jadwal yang terlalu ketat . . . Tanggaplah terhadap tubuh Anda.” Mereka menambahkan, ”Memberikan jasa kepada orang-orang lain . . . dapat menjadi pengurang stres yang besar. . . . Berolahragalah dengan teratur. . . . Carilah bantuan profesional apabila stres dalam kehidupan Anda sudah tidak terkendali lagi.”
Anggota Keluarga Dapat Membantu
Seorang wanita yang mengalami menopause membutuhkan pengertian emosi dan dukungan praktis. Menggambarkan apa yang akan ia lakukan apabila menghadapi masa-masa kekhawatiran, seorang istri mengatakan, ”Saya akan membicarakan hal ini bersama suami saya, dan setelah ia memahaminya dengan penuh simpati, saya dapat melihat bahwa masalahnya tidak sebesar apa yang ada dalam pikiran saya yang diliputi kekhawatiran.”
Seorang suami yang peka juga menyadari bahwa istrinya mungkin tidak akan selalu segesit biasanya sewaktu mengalami menopause. Maka ia akan tanggap untuk berinisiatif membantu melakukan tanggung jawab keluarga, mungkin dengan melakukan pekerjaan mencuci pakaian, berbelanja, dan sebagainya. Dengan penuh kasih sayang, ia akan mendahulukan kebutuhan istrinya daripada kebutuhannya sendiri. (Filipi 2:4) Ia mungkin dapat menyarankan untuk sekali-sekali makan di luar atau dengan cara tertentu mengadakan selingan yang menyenangkan dari kegiatan rutin sehari-hari. Ia akan sedapat mungkin menghindari pertengkaran dan mendukung upaya-upaya istri untuk mempertahankan kebiasaan makan yang sehat.
Yang terutama, seorang suami akan memenuhi kebutuhan istrinya untuk diyakinkan secara tetap tentu bahwa cintanya kepada sang istri tidak berkesudahan. Ia hendaknya berpengertian dan hendaknya menyadari bahwa ini bukan waktunya untuk menggoda istrinya sehubungan hal-hal yang bersifat pribadi. Seorang suami yang memperlakukan istrinya dengan cara yang pengasih mengikuti anjuran Alkitab untuk ’tinggal bersamanya sesuai dengan pengetahuan, menetapkan kehormatan kepada istrinya sebagai yang feminin’.—1 Petrus 3:7.
Demikian pula, anak-anak hendaknya membuat upaya yang tulus untuk memahami alasan naik-turunnya emosi sang ibu. Mereka perlu menyadari kebutuhan ibu mereka untuk mendapatkan waktu pribadi. Memperlihatkan kepekaan terhadap suasana hati ibu mereka akan memberi pesan yang menenteramkan hati bahwa anak-anak benar-benar peduli kepada ibunya. Di lain pihak, mengolok-olok sifat yang tidak menentu dari sang ibu hanya akan memperburuk situasi. Ajukan pertanyaan yang sepatutnya untuk memahami dengan lebih baik apa yang dialami sang ibu, dan bantulah melakukan tugas-tugas rumah tangga tanpa harus diminta. Ini hanyalah beberapa cara memberikan dukungan kepada sang ibu selama tahap-tahap ini dalam kehidupannya.
Kehidupan Setelah Menopause
Bila pasal ini dalam kehidupan seorang wanita telah berlalu, banyak tahun sering kali masih terbentang di hadapan. Hikmat dan pengalaman yang telah didapatkannya sangat berharga. Hasil penelitian dari Gail Sheehy seorang penulis, ”atas enam puluh ribu orang dewasa Amerika meneguhkan bahwa wanita pada usia lima puluhan, menurut pengamatan mereka sendiri, memiliki perasaan sejahtera yang lebih besar dibandingkan dengan tahap-tahap sebelumnya dalam kehidupan mereka”.
Ya, banyak wanita yang telah menjalani tahun-tahun transisi ini mendapati semangat mereka diperbarui. Kreativitas mereka dibangkitkan kembali. Mereka terus menikmati kehidupan yang aktif, melibatkan diri mereka dalam kegiatan yang produktif. ”Saya menjaga pikiran tetap aktif. Saya terus mempelajari perkara-perkara baru dan belajar,” kata seorang wanita yang telah menjalani menopause. Ia menambahkan, ”Saya mungkin sedikit lamban, namun saya tidak merasa bahwa ini adalah akhir kehidupan saya. Saya masih ingin hidup bertahun-tahun lagi.”
Jelaslah, ketika mewawancarai wanita-wanita, Sheehy mendapati bahwa mereka ”yang menikmati gairah hidup dalam masa pascamenopause dan harga diri adalah mereka yang melakukan peranannya dalam situasi yang menghargai kecerdasan, pertimbangan, kreativitas, atau kekuatan rohani”. Ada begitu banyak wanita demikian yang dengan bahagia membaktikan diri dalam memperluas pengetahuan dan pemahaman mereka akan Alkitab dan mengajar orang-orang lain nilai-nilainya yang berharga.—Mazmur 68:11, NW.
Selain memelihara pandangan yang positif terhadap kehidupan dan melakukan pekerjaan yang penuh arti, adalah bijaksana bagi kaum wanita dari segala usia untuk mengingatkan diri mereka bahwa Pencipta kita yang pengasih mengetahui perasaan kita dan benar-benar memperhatikan kita. (1 Petrus 5:7) Sungguh, Allah Yehuwa telah membuat persediaan bagi semua orang yang melayani Dia untuk pada akhirnya menikmati kehidupan di dunia baru yang adil-benar tanpa ada lagi penyakit, penderitaan, atau bahkan kematian.—2 Petrus 3:13; Penyingkapan 21:3, 4.
Oleh karena itu, bagi Anda yang sedang mengalami menopause, ingatlah bahwa ini adalah suatu tahap dalam kehidupan. Tahap ini akan berlalu, meninggalkan tahun-tahun kehidupan yang akan diberkati dengan limpah jika digunakan dengan bermanfaat dalam melayani Pencipta kita yang pengasih.
[Catatan Kaki]
a Sedarlah! tidak merekomendasikan jenis pengobatan medis tertentu mana pun.
[Kotak di hlm. 8]
Bagaimana dengan Terapi Penggantian Estrogen?
Estrogen dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit jantung dan osteoporosis, dua penyebab utama dari penyakit pada wanita pascamenopause. Seraya kadar estrogen menurun, penyakit-penyakit ini mulai berkembang dan akan timbul dalam lima atau sepuluh tahun. Terapi penggantian estrogen atau terapi penggantian hormon (estrogen dan progesteron) telah dianjurkan untuk mencegah penyakit-penyakit ini.
Penggantian estrogen dapat memperlambat penciutan tulang dan mencegah serangan penyakit jantung. Menambahkan progesteron pada metode penggantian hormon akan mengurangi insiden kanker payudara dan kanker kandungan namun menetralkan pengaruh yang menguntungkan dari estrogen pada penyakit jantung.
Keputusan apakah terapi penggantian hormon digunakan atau tidak harus didasarkan pada evaluasi atas keadaan, kesehatan, dan catatan kesehatan keluarga masing-masing wanita.b
[Catatan Kaki]
b Lihat Awake!, 22 September 1991, halaman 14-16.
[Kotak di hlm. 9]
Makanan Apa yang Terbaik?
Saran-saran berikut ini dikutip dari buku Natural Menopause—The Complete Guide to a Woman’s Most Misunderstood Passage, oleh Susan Perry dan Dr. Katherine A. O’Hanlan.
Protein
• Kurangi konsumsi protein Anda hingga tidak melebihi 15 persen dari jumlah konsumsi kalori Anda.
• Dapatkan lebih banyak protein dari sumber-sumber nabati dan kurangi sumber-sumber hewani.
Karbohidrat
• Makanlah lebih banyak karbohidrat kompleks, seperti biji-bijian utuh (whole grain), roti dan pasta (makaroni atau spageti), kacang-kacangan, nasi, sayuran, dan buah-buahan.
• Kurangi penggunaan gula dan makanan yang mengandung banyak gula.
• Makanlah lebih banyak makanan yang kaya akan serat.
Lemak
• Kurangi jumlah konsumsi lemak Anda hingga tidak melebihi 25 hingga 30 persen dari jumlah konsumsi kalori Anda.
• Seraya Anda mengurangi jumlah konsumsi lemak, tingkatkan rasio ’lemak yang baik’ (tak jenuh ganda) dan kurangi ’lemak yang buruk’ (jenuh).
Air
• Minumlah enam hingga delapan gelas air setiap hari.
Vitamin dan Mineral
• Makanlah berbagai macam sayuran dan buah-buahan setiap hari.
• Susu, produk susu, brokoli, dan sayuran berdaun hijau adalah sumber kalsium yang baik.
[Gambar di hlm. 10]
Apa yang dapat dilakukan anggota keluarga untuk membantu: Perlihatkan kasih sayang, ikutlah mengerjakan pekerjaan rumah tangga, jadilah pendengar yang penuh perhatian, kadang-kadang adakan selingan
-