-
Perhatikanlah sang Pelaku Hal-Hal yang Menakjubkan!Menara Pengawal—2001 | 15 April
-
-
Perhatikanlah sang Pelaku Hal-Hal yang Menakjubkan!
”Diamlah dan perhatikanlah karya Allah yang menakjubkan.”—AYUB 37:14.
1, 2. Pada tahun 1922, hal-hal menakjubkan apa yang ditemukan, dan reaksi apa yang timbul?
SEORANG arkeolog dan seorang bangsawan Inggris selama bertahun-tahun bekerja sama mencari harta karun. Akhirnya, pada tanggal 26 November 1922, di kompleks pemakaman para firaun Mesir di Lembah Raja-Raja yang terkenal itu, arkeolog Howard Carter dan Lord Carnarvon menemukan sesuatu yang sangat berharga—makam Firaun Tutankhamen. Setibanya di pintu yang terkunci, mereka membuat lubang dengan bor. Dengan diterangi cahaya lilin, Carter melongok ke dalam ruangan itu.
2 Carter belakangan menceritakan, ”Ketika Lord Carnarvon, yang sudah tidak sabar, bertanya, ’Ada apa di dalam situ?’ saya hanya dapat menjawab, ’Hal-hal yang menakjubkan.’” Di antara ribuan barang berharga di makam itu terdapat sebuah peti jenazah dari emas murni. Saudara mungkin pernah melihat beberapa dari ”hal-hal yang menakjubkan” ini di foto atau di museum. Namun, betapa pun menakjubkan benda-benda yang dipamerkan di museum, itu semua kemungkinan besar tidak ada hubungannya dengan kehidupan Saudara. Jadi, marilah kita mengalihkan perhatian kepada hal-hal menakjubkan yang sudah pasti ada hubungannya dengan Saudara dan yang bernilai bagi Saudara.
3. Di mana kita dapat menemukan informasi tentang hal-hal menakjubkan yang bernilai bagi kita?
3 Misalnya, mari kita perhatikan seorang pria yang hidup berabad-abad yang lalu, pria yang lebih ternama daripada bintang film, pahlawan olahraga, atau anggota keluarga kerajaan. Ia disebut yang terbesar dari antara semua orang Timur. Saudara pasti kenal namanya—Ayub. Sebuah buku dalam Alkitab ditulis khusus tentang dia. Namun, salah seorang pria muda yang hidup sezaman dengan Ayub, Elihu, merasa terdorong untuk mengoreksi dia. Pada dasarnya, Elihu mengatakan bahwa Ayub terlalu memperhatikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya. Dalam Ayub pasal 37, kita mendapati beberapa nasihat yang spesifik dan bijaksana, yang dapat sangat bermanfaat bagi kita masing-masing.—Ayub 1:1-3; 32:1–33:12.
4. Hal-hal apa yang melatari anjuran Elihu yang dicatat di Ayub 37:14?
4 Ketiga sahabat palsu Ayub menunjukkan secara panjang lebar bidang-bidang yang mereka yakini telah Ayub langgar dalam pikiran atau perbuatan. (Ayub 15:1-6, 16; 22:5-10) Elihu dengan sabar menunggu sampai dialog itu berakhir. Kemudian, ia berbicara dengan pemahaman dan hikmat. Ia mengemukakan banyak pokok yang berharga, tetapi perhatikan gagasan kuncinya, ”Berilah telinga kepada hal ini, hai, Ayub; diamlah dan perhatikanlah karya Allah yang menakjubkan.”—Ayub 37:14.
Pribadi yang Mengerjakan Karya Itu
5. Apa saja yang tercakup dalam ”karya Allah yang menakjubkan” yang Elihu rujuk?
5 Perhatikanlah bahwa Elihu tidak menyarankan agar Ayub memperhatikan dirinya sendiri, Elihu, ataupun manusia lainnya. Elihu dengan bijaksana mendesak Ayub—dan kita—untuk memperhatikan karya Allah Yehuwa yang menakjubkan. Menurut Saudara, apa yang tercakup dalam frase ”karya Allah yang menakjubkan”? Selain itu, mengingat kita juga harus memperhatikan masalah-masalah seperti kesehatan, keuangan, masa depan, keluarga, rekan sekerja, dan sesama, mengapa kita masih harus memperhatikan karya Allah? Tidak diragukan, karya Allah Yehuwa yang menakjubkan meliputi hikmat dan wewenang-Nya atas seluruh ciptaan fisik di sekitar kita. (Nehemia 9:6; Mazmur 24:1; 104:24; 136:5, 6) Untuk lebih jelasnya, marilah kita perhatikan buku Yosua.
6, 7. (a) Hal-hal menakjubkan apa yang Yehuwa lakukan pada zaman Musa dan Yosua? (b) Seandainya Saudara menyaksikan salah satu hal menakjubkan pada zaman Musa atau Yosua, bagaimana tanggapan Saudara?
6 Yehuwa mendatangkan tulah atas Mesir kuno dan kemudian membelah Laut Merah agar Musa dapat menuntun bangsa Israel zaman dahulu meraih kemerdekaannya. (Keluaran 7:1–14:31; Mazmur 106:7, 21, 22) Ada peristiwa serupa yang dikisahkan di Yosua pasal 3. Yosua, penerus Musa, hendak menuntun umat Allah menyeberangi perairan lain untuk memasuki Tanah Perjanjian. Yosua berkata, ”Sucikanlah dirimu, sebab besok Yehuwa akan melakukan hal-hal yang menakjubkan di tengah-tengahmu.” (Yosua 3:5) Hal-hal menakjubkan apa?
7 Nah, catatan itu menunjukkan bahwa Yehuwa membelah Sungai Yordan yang menjadi penghalang, supaya ratusan ribu pria, wanita, dan anak-anak dapat menyeberangi sungai itu di atas tanah yang kering. (Yosua 3:7-17) Seandainya kita turut menyaksikan sungai terbelah dan semua orang itu menyeberang dengan aman, pastilah kita akan terpukau melihat betapa menakjubkannya pencapaian itu! Hal itu membuktikan kuasa Allah atas ciptaan-Nya. Namun, sekarang ini—pada masa hidup kita—ada pula hal-hal yang tak kalah menakjubkan. Untuk melihat sebagian dari hal-hal menakjubkan ini dan mengapa kita hendaknya memperhatikan hal-hal itu, mari kita bahas Ayub 37:5-7.
8, 9. Hal-hal menakjubkan apa yang ditunjukkan di Ayub 37:5-7, tetapi mengapa kita seharusnya memikirkan hal-hal ini?
8 Elihu menyatakan, ”Allah mengguntur dengan suaranya dengan cara yang menakjubkan, melakukan perkara-perkara besar yang tidak dapat kita ketahui.” Apa yang Elihu maksudkan dengan mengatakan bahwa Allah melakukan sesuatu dengan ”cara yang menakjubkan”? Nah, ia menyebutkan tentang salju dan curahan hujan. Keduanya dapat menunda pekerjaan seorang petani di ladangnya, sehingga ia mempunyai waktu dan alasan untuk memperhatikan karya-karya Allah. Kita mungkin bukan petani, tetapi hujan dan salju mempengaruhi kita. Bergantung di mana kita tinggal, salju dan hujan dapat mengganggu kegiatan kita juga. Apakah kita menggunakan waktu untuk merenungkan siapakah yang berada di balik hal-hal menakjubkan ini dan apa maknanya? Apakah Saudara pernah merenungkannya?
9 Sangat menarik, sebagaimana yang kita baca di Ayub pasal 38, Allah Yehuwa sendiri menggunakan jalan pikiran serupa, seraya Ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang penuh makna kepada Ayub. Meskipun Sang Pencipta menujukan pertanyaan-pertanyaan itu kepada Ayub, jelaslah pertanyaan-pertanyaan itu ada hubungannya dengan sikap kita, keberadaan kita, dan masa depan kita. Sekarang, mari kita lihat apa yang Allah tanyakan, dan mari kita pikirkan implikasinya, ya, mari kita ikuti desakan Ayub 37:14.
10. Ayub pasal 38 hendaknya mendatangkan pengaruh apa atas diri kita, dan pertanyaan apa saja yang dikemukakannya?
10 Pasal 38 dibuka dengan pernyataan, ”Yehuwa menjawab Ayub dari dalam badai dan berfirman, ’Siapakah ini yang mengaburkan keputusan dengan perkataan tanpa pengetahuan? Ikatlah kiranya pinggangmu, seperti seorang laki-laki, dan biarlah aku bertanya kepadamu, dan engkau memberi tahu aku.’” (Ayub 38:1-3) Pernyataan ini menggugah. Ayub terbantu untuk menyesuaikan cara berpikirnya dengan fakta bahwa Ia sedang berhadapan dengan Sang Pencipta alam semesta dan bahwa ia bertanggung jawab kepada-Nya. Demikian pula halnya dengan kita dan orang-orang lain yang hidup sezaman dengan kita. Kemudian, Allah mengemukakan hal-hal yang Elihu telah sebutkan. ”Di manakah engkau pada waktu aku meletakkan dasar bumi? Beri tahu aku, jika engkau mengenal pengertian. Siapakah yang menetapkan ukuran-ukurannya, apabila engkau tahu, atau siapakah yang merentangkan tali pengukur di atasnya? Ke dalam apa alasnya yang bersoket ditanamkan, atau siapakah yang meletakkan batu penjurunya?”—Ayub 38:4-6.
11. Apa yang hendaknya kita sadari setelah membaca Ayub 38:4-6?
11 Di manakah Ayub—di manakah kita semua—sewaktu bumi ini diciptakan? Apakah kita arsitek yang merancang bumi kita dan, dari rancangan itu, menetapkan ukuran-ukurannya seolah-olah dengan penggaris? Tentu saja tidak! Manusia bahkan belum ada pada waktu itu. Dengan mengumpamakan bumi seperti bangunan, Allah bertanya, ”Siapakah yang meletakkan batu penjurunya?” Kita tahu bahwa bumi ini mempunyai jarak yang sangat tepat dari matahari sehingga kita dapat hidup sejahtera di sini. Dan, ukuran bumi pun sangat tepat. Jika bumi ini lebih besar, gas hidrogen tidak akan terlepas dari atmosfer kita dan planet kita tidak akan cocok untuk kehidupan. Jelaslah, ada yang ”meletakkan batu penjurunya” di tempat yang tepat. Apakah itu berkat upaya Ayub? Atau kita? Ataukah Allah Yehuwa?—Amsal 3:19; Yeremia 10:12.
Apakah Manusia Mengetahui Jawabannya?
12. Pertanyaan di Ayub 38:6 mengarahkan perhatian kita kepada apa?
12 Allah juga bertanya, ”Ke dalam apa alasnya yang bersoket ditanamkan?” Bukankah itu pertanyaan yang bagus? Kita mungkin mengenal istilah yang Ayub tidak ketahui—gravitasi. Kebanyakan dari kita memahami bahwa kekuatan gravitasi dari massa matahari yang luar biasa besar menjaga posisi bumi kita pada tempatnya, seolah-olah menanamkan alasnya yang bersoket. Namun, siapa yang dapat sepenuhnya memahami gravitasi?
13, 14. (a) Tentang gravitasi, apa yang harus kita akui? (b) Bagaimana seharusnya reaksi kita terhadap situasi yang ditandaskan di Ayub 38:6?
13 Sebuah buku yang baru-baru ini diterbitkan berjudul The Universe Explained (Menjelaskan Alam Semesta) mengakui bahwa ’gravitasi merupakan kekuatan alam yang paling dikenal, namun paling sedikit dipahami’. Buku ini melanjutkan, ”Gaya gravitasi tampaknya menjelajahi ruang kosong dalam sekejap, tanpa media yang kelihatan. Akan tetapi, pada tahun-tahun belakangan ini, para fisikawan mulai berspekulasi bahwa gravitasi mungkin mengadakan perjalanan dalam bentuk gelombang yang terdiri dari partikel-partikel yang disebut graviton . . . Tetapi, tak seorang pun yakin akan keberadaan graviton ini.” Pikirkan apa implikasinya.
14 Sains telah maju selama 3.000 tahun sejak Yehuwa mengajukan pertanyaan-pertanyaan itu kepada Ayub. Namun, kita maupun para fisikawan masih belum dapat sepenuhnya menjelaskan gravitasi yang memungkinkan bumi kita berada di orbit yang tepat, tepat pada posisinya sehingga kita dapat menikmati kehidupan di sini. (Ayub 26:7; Yesaya 45:18) Keterangan ini tidak dimaksudkan agar kita semua harus mempelajari misteri gravitasi ini secara mendalam. Sebaliknya, dengan memperhatikan aspek karya Allah yang menakjubkan ini, hal itu akan mempengaruhi pandangan kita terhadap Allah. Apakah Saudara takjub akan hikmat dan pengetahuan Allah, dan apakah Saudara menyadari mengapa kita perlu lebih banyak belajar tentang kehendak-Nya?
15-17. (a) Ayub 38:8-11 mengarahkan perhatian kita kepada apa, dan pertanyaan apa saja yang timbul? (b) Perihal pengetahuan tentang samudra dan distribusinya pada bola bumi, apa yang harus kita akui?
15 Sang Pencipta melanjutkan pertanyaan-Nya, ”Siapakah yang membendung laut dengan pintu-pintu, yang keluar seperti ketika itu menghambur dari rahim; pada waktu aku mengenakan awan sebagai pakaiannya dan kesuraman sebagai kain bedungnya, dan aku memberlakukan peraturanku atasnya dan memasang palang dan pintu-pintu, dan kemudian aku berfirman, ’Sampai di sini engkau boleh datang, dan tidak lebih jauh; dan di sini batas bagi gelombang-gelombangmu yang sombong’?”—Ayub 38:8-11.
16 Pembendungan laut melibatkan benua, samudra, dan gelombang. Berapa lama manusia mengamati dan mempelajari hal-hal ini? Selama ribuan tahun—dan sangat intensif pada abad belakangan ini. Saudara mungkin mengira bahwa sebagian besar pengetahuan tentang hal-hal ini telah cukup mapan sekarang. Namun, pada tahun 2001 ini, jika Saudara menyelidiki topik itu di perpustakaan-perpustakaan besar atau menggunakan fasilitas riset yang luas di Internet untuk mencari fakta-fakta terkini, apa yang akan Saudara dapati?
17 Dalam sebuah karya referensi yang paling luas diakui, Saudara akan menemukan pernyataan ini, ”Distribusi benua dan palung laut pada permukaan bola bumi dan distribusi karakteristik daratan utama telah lama menjadi salah satu permasalahan yang paling menarik untuk diselidiki dan diteorikan secara ilmiah.” Setelah mengatakan hal ini, ensiklopedia itu menyajikan empat alternatif penjelasan tetapi mengatakan bahwa penjelasan-penjelasan itu ”sebagian dari banyak hipotesis”. Seperti yang Saudara ketahui, sebuah hipotesis ”menyiratkan kurangnya bukti sehingga hanya dapat menghasilkan penjelasan sementara”.
18. Kesimpulan apa yang dapat kita tarik dari Ayub 38:8-11?
18 Tidakkah hal itu menonjolkan betapa tepat-waktu pertanyaan yang kita baca di Ayub 38:8-11? Jelaslah, kita tidak berhak menerima pujian atas pengaturan semua aspek pada planet kita ini. Bukan kita yang menempatkan bulan sedemikian rupa sehingga gaya tariknya turut menghasilkan gelombang laut yang tidak membahayakan daerah pesisir atau diri kita. Saudara tahu siapa yang layak menerima pujian, yakni Sang Pelaku hal-hal yang menakjubkan.—Mazmur 33:7; 89:9; Amsal 8:29; Kisah 4:24; Penyingkapan [Wahyu] 14:7.
Beri Yehuwa Pujian yang Selayaknya
19. Ungkapan puitis di Ayub 38:12-14 mengarahkan perhatian kita kepada kenyataan fisik apa?
19 Tak satu manusia pun berhak menerima pujian atas rotasi bumi, yang disinggung di Ayub 38:12-14. Rotasi bumi memungkinkan terbitnya sang surya setiap pagi, sering kali dengan keindahannya yang memukau. Seraya matahari terbit, wujud bola bumi kita semakin jelas, bagaikan permukaan tanah liat yang dibentuk dengan cap. Jika kita memberikan sedikit saja perhatian pada pergerakan bumi, kita pasti takjub karena bumi ini tidak berputar terlalu cepat, yang akan berakibat fatal, sebagaimana dapat kita bayangkan. Bumi pun tidak berputar terlalu lambat sehingga siang dan malam menjadi jauh lebih panjang dan mendatangkan cuaca panas serta dingin yang ekstrem, sehingga bumi tidak mungkin didiami manusia. Sejujurnya, kita seharusnya berbahagia karena Allah-lah, dan bukan sekelompok manusia, yang menetapkan kecepatan rotasi.—Mazmur 148:1-5.
20. Bagaimana tanggapan Saudara terhadap pertanyaan-pertanyaan di Ayub 38:16, 18?
20 Sekarang, bayangkanlah Allah mengajukan serangkaian pertanyaan berikut ini, ”Pernahkah engkau pergi ke sumber laut, atau untuk mencari air yang dalam, pernahkah engkau melakukan penjelajahan?” Bahkan para oseanolog pun tidak dapat memberikan jawaban lengkap! ”Apakah engkau memikirkan ruang-ruang yang luas di bumi dengan kecerdasan? Beri tahukanlah, jika engkau sudah mengetahui semuanya.” (Ayub 38:16, 18) Pernahkan Saudara mengunjungi dan menjelajahi semua tempat di bumi ini, atau bahkan sebagian besar darinya? Untuk memperhatikan tempat-tempat yang indah dan menakjubkan di bumi ini, dibutuhkan berapa kali jangka hidup kita? Dan, pastilah masa-masa itu sangat menakjubkan!
21. (a) Pandangan ilmiah apa saja yang telah dikemukakan sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan di Ayub 38:19? (b) Kenyataan tentang cahaya hendaknya menggerakkan kita untuk melakukan apa?
21 Perhatikan pula pertanyaan yang menggugah pikiran di Ayub 38:19, ”Di manakah jalan menuju tempat terang berdiam? Mengenai kegelapan, di manakah tempatnya?” Saudara mungkin tahu, selama ini dipercayai bahwa cahaya merambat seperti gelombang, bagaikan riak-riak yang kita lihat di kolam. Kemudian, pada tahun 1905, Albert Einstein menjelaskan bahwa cahaya bertindak seperti paket-paket, atau partikel-partikel energi. Apakah penjelasan itu sudah tepat? Nah, sebuah ensiklopedia baru-baru ini menanyakan, ”Apakah cahaya itu gelombang atau partikel?” Jawabannya, ”Tampaknya, [cahaya] tidak mungkin keduanya karena [gelombang dan partikel] sangat berbeda. Jawaban terbaik adalah bahwa cahaya sama sekali bukan gelombang, bukan juga partikel.” Meskipun demikian, kita tetap dihangatkan (secara langsung dan tidak langsung) oleh sinar matahari, sekalipun manusia belum mampu menjelaskan sepenuhnya karya Allah ini. Kita menikmati makanan dan oksigen yang diproduksi seraya tanaman bereaksi terhadap cahaya. Kita dapat membaca, melihat wajah orang-orang yang kita kasihi, menyaksikan terbenamnya mentari, dan seterusnya. Sewaktu kita melakukan hal-hal itu, tidakkah kita seharusnya mengakui karya Allah yang menakjubkan?—Mazmur 104:1, 2; 145:5; Yesaya 45:7; Yeremia 31:35.
22. Bagaimana Daud di zaman dahulu menanggapi karya Allah yang menakjubkan?
22 Apakah tujuan kita merenungkan karya Yehuwa yang menakjubkan itu hanya supaya kita terkesan, tertegun, atau terpukau oleh itu semua? Sama sekali tidak. Pemazmur zaman dahulu mengakui bahwa mustahil untuk memahami dan mengulas semua karya Allah. Daud menulis, ”Banyak hal yang telah kaulakukan, Oh, Yehuwa, Allahku, ya, pekerjaan-pekerjaanmu yang menakjubkan . . . Apabila aku mau menceritakan dan membicarakannya, itu semua menjadi lebih banyak daripada yang dapat kuhitung.” (Mazmur 40:5) Namun, ia pastilah tidak memaksudkan bahwa kita tidak usah berbicara tentang karya-karya yang menakjubkan ini. Daud membuktikan hal ini melalui tekadnya yang dinyatakan di Mazmur 9:1, ”Aku akan menyanjungmu, oh, Yehuwa, dengan segenap hatiku; aku akan menyatakan semua pekerjaanmu yang menakjubkan.”
23. Bagaimana reaksi Saudara terhadap karya Allah yang menakjubkan, dan bagaimana Saudara dapat membantu orang lain?
23 Tidakkah seharusnya kita pun tergerak untuk berbuat yang sama? Tidakkah seharusnya rasa takjub kita akan karya Allah yang agung menggerakkan kita untuk berbicara tentang Dia, tentang hal-hal yang telah Ia lakukan, dan tentang hal-hal yang akan Ia lakukan? Jawabannya jelas—kita harus ’menyatakan di antara bangsa-bangsa kemuliaannya, di antara semua suku bangsa pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan’. (Mazmur 96:3-5) Ya, kita dapat memperlihatkan penghargaan kita yang rendah hati atas karya-karya Allah yang menakjubkan dengan membagikan kepada orang lain hal-hal yang telah kita pelajari tentang Dia. Meskipun mereka dibesarkan dalam suatu masyarakat yang tidak menghargai Sang Pencipta, ungkapan-ungkapan kita yang positif dan informatif mungkin dapat menggerakkan mereka untuk mengakui Allah. Selain itu, ungkapan-ungkapan kita mungkin dapat menggugah hasrat mereka untuk belajar dan melayani Pribadi yang ”menciptakan segala sesuatu”, Sang Pelaku hal-hal yang menakjubkan, Yehuwa.—Penyingkapan 4:11.
-
-
Perhatikanlah Pekerjaan Allah yang MenakjubkanMenara Pengawal—2001 | 15 April
-
-
Perhatikanlah Pekerjaan Allah yang Menakjubkan
”Banyak hal yang telah kaulakukan, Oh, Yehuwa, Allahku, ya, pekerjaan-pekerjaanmu yang menakjubkan dan pikiranmu terhadap kami; tidak ada yang dapat dibandingkan dengan engkau.”—MAZMUR 40:5.
1, 2. Bukti apa yang kita miliki tentang pekerjaan-pekerjaan Allah yang menakjubkan, dan hal ini seharusnya menggerakkan kita untuk melakukan apa?
SEWAKTU membaca Alkitab, Saudara dapat langsung melihat bahwa Allah melakukan hal-hal yang menakjubkan bagi umat-Nya di zaman dahulu, Israel. (Yosua 3:5; Mazmur 106:7, 21, 22) Sekalipun sekarang Yehuwa tidak lagi turun tangan dalam urusan manusia seperti halnya pada zaman dahulu, kita mendapati di sekitar kita berlimpah bukti dari pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan. Jadi, kita punya alasan untuk turut mengatakan bersama pemazmur, ”Betapa banyak pekerjaanmu, oh, Yehuwa! Semuanya itu kaubuat dengan hikmat. Bumi penuh dengan hasil kerjamu.”—Mazmur 104:24; 148:1-5.
2 Banyak orang dewasa ini mengabaikan atau menolak bukti-bukti jelas semacam itu tentang pekerjaan Sang Pencipta. (Roma 1:20) Akan tetapi, kita sebaiknya merenungkannya dan menarik kesimpulan sehubungan dengan kedudukan dan tugas kita di hadapan Pembuat kita. Ayub pasal 38 hingga 41 merupakan bantuan bagus dalam hal ini, karena di situ Yehuwa menarik perhatian Ayub kepada aspek-aspek tertentu dari pekerjaan-pekerjaan-Nya yang menakjubkan. Perhatikanlah beberapa permasalahan serius yang Allah kemukakan.
Pekerjaan yang Penuh Kuasa dan Menakjubkan
3. Sebagaimana dicatat di Ayub 38:22, 23, 25-29, hal apa saja yang Allah tanyakan?
3 Pada suatu ketika, Allah bertanya kepada Ayub, ”Apakah engkau telah masuk ke dalam gudang-gudang salju, atau apakah engkau melihat bahkan gudang-gudang hujan es, yang aku tahan untuk waktu kesesakan, untuk masa pertempuran dan peperangan?” Di banyak tempat di bumi ini, salju dan hujan es merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari. Allah melanjutkan, ”Siapakah yang membagi saluran untuk banjir dan jalan untuk awan badai yang mengguntur, untuk menurunkan hujan ke atas tanah yang tidak ada orangnya, ke atas padang belantara yang tidak ada manusianya, untuk memuaskan tempat-tempat yang diserang badai dan telantar dan menyebabkan rumput muda tumbuh dengan cepat? Apakah ada seorang bapak bagi hujan, atau siapakah yang melahirkan titik-titik embun? Dari perut siapakah es keluar, dan mengenai embun beku dari langit, siapakah yang melahirkannya?”—Ayub 38: 22, 23, 25-29.
4-6. Dalam arti apa pengetahuan manusia tentang salju masih belum lengkap?
4 Orang-orang yang tinggal dalam masyarakat yang serbasibuk dan yang harus menempuh perjalanan mungkin memandang salju sebagai kendala. Namun, tak terhitung banyaknya orang lain memandang salju sebagai sesuatu yang menyenangkan, menghasilkan pemandangan musim dingin yang indah yang membuka kesempatan untuk melakukan berbagai kegiatan istimewa. Dengan mencamkan pertanyaan Allah, apakah Saudara mempunyai pengetahuan yang saksama tentang salju, bahkan tentang seperti apa bentuk salju itu? Memang, kita tahu seperti apa bentuk timbunan salju, mungkin dari foto bukit salju atau karena kita melihat cukup banyak salju. Tetapi, bagaimana rupa setiap bunga salju? Tahukah Saudara seperti apa bentuknya, mungkin setelah mengamatinya sendiri di sumbernya?
5 Sebagian orang menghabiskan waktu puluhan tahun untuk mempelajari dan memotret bunga salju. Satu bunga salju dapat terdiri dari seratus kristal es halus dalam berbagai rancangan yang cantik. Buku Atmosphere mengatakan, ”Sudah lama diketahui bahwa bunga salju itu tidak terhitung ragamnya, dan meskipun para ilmuwan berpendapat bahwa tidak ada hukum alam yang membatasi penduplikasian bunga salju, tidak pernah ditemukan dua bunga salju yang sama persis. Sebuah pencarian yang luar biasa dilaksanakan oleh . . . Wilson A. Bentley, yang selama lebih dari 40 tahun menyelidiki dan memotret bunga-bunga salju melalui mikroskop namun tidak pernah mendapati dua butiran salju yang sama persis.” Dan, kalaupun ada dua butiran salju yang tampaknya kembar, meski sangat jarang, apakah itu mengubah fakta tentang betapa beragamnya salju?
6 Ingatlah pertanyaan yang Allah ajukan, ”Apakah engkau telah masuk ke dalam gudang-gudang salju?” Banyak orang membayangkan awan sebagai gudang salju. Dapatkah Saudara membayangkan pergi ke gudang-gudang salju ini untuk mendata bunga salju dengan variasinya yang tak terbatas dan mempelajari cara pembentukannya? Sebuah ensiklopedia sains mengatakan, ”Sifat dan asal-usul inti es, yang dibutuhkan untuk memicu pembekuan butiran-butiran awan pada suhu sekitar -40°C, masih belum jelas.”—Mazmur 147:16, 17; Yesaya 55:9, 10.
7. Seberapa jauhkah pengetahuan manusia tentang hujan?
7 Atau, bagaimana dengan hujan? Allah bertanya kepada Ayub, ”Apakah ada seorang bapak bagi hujan, atau siapakah yang melahirkan titik-titik embun?” Ensiklopedia sains yang sama berkata, ”Karena kerumitan pergerakan atmosfer dan keragaman yang luar biasa besar dalam uap air dan kandungan partikel udara, tampaknya mustahil untuk membangun teori yang terperinci dan umum tentang cara terbentuknya awan dan curah hujan.” Dengan istilah yang lebih sederhana, para ilmuwan telah mengajukan teori-teori yang terperinci, tetapi mereka tidak dapat menjelaskan sepenuhnya tentang hujan. Namun, Saudara tahu bahwa curah hujan yang penting itu mengairi bumi, memelihara tanaman, memungkinkan adanya kehidupan yang menyenangkan di bumi ini.
8. Mengapa kata-kata Paulus di Kisah 14:17 sangat cocok?
8 Tidakkah Saudara setuju dengan kesimpulan yang diambil oleh rasul Paulus? Ia mendesak orang lain untuk melihat bahwa di balik pekerjaan yang menakjubkan ini terdapat bukti tentang keberadaan Pribadi yang menciptakan itu semua. Paulus berkata tentang Allah Yehuwa, ”Ia tidak membiarkan dirinya tanpa kesaksian dalam hal ia melakukan kebaikan, dengan memberi kamu hujan dari langit dan musim-musim dengan hasil yang limpah, dan memuaskan hatimu dengan makanan serta kegembiraan yang limpah.”—Kisah 14:17; Mazmur 147:8.
9. Bagaimana pekerjaan-pekerjaan Allah yang menakjubkan mencerminkan kuasa-Nya yang besar?
9 Tidak diragukan lagi bahwa Sang Pelaku pekerjaan yang menakjubkan dan bermanfaat itu mempunyai hikmat yang tak terbatas dan kuasa yang luar biasa besar. Sehubungan dengan kuasa-Nya, pikirkanlah hal ini: Diperkirakan terjadi 45.000 badai guntur setiap hari, atau lebih dari 16 juta setiap tahun. Ini berarti bahwa kira-kira 2.000 badai guntur sedang terjadi saat ini juga. Awan yang rumit dari suatu badai guntur menghasilkan energi yang sebanding dengan energi yang dihasilkan oleh sepuluh atau lebih bom nuklir yang diledakkan selama Perang Dunia II. Saudara dapat melihat sebagian dari energi itu dalam bentuk kilat. Selain dahsyat, kilat sebenarnya turut menghasilkan nitrogen yang ketika mencapai tanah, diserap oleh tanaman sebagai pupuk alami. Jadi, kilat bukan hanya merupakan pertunjukan energi, tetapi juga membawa manfaat besar.—Mazmur 104:14, 15.
Apa Kesimpulan Saudara?
10. Bagaimana Saudara akan menjawab pertanyaan-pertanyaan di Ayub 38:33-38?
10 Bayangkan diri Saudara adalah Ayub, yang ditanyai oleh Allah Yang Mahakuasa. Saudara pasti sependapat bahwa banyak orang tidak terlalu memperhatikan perbuatan-perbuatan Allah yang menakjubkan. Yehuwa mengajukan kepada kita pertanyaan-pertanyaan di Ayub 38:33-38. ”Sudahkah engkau mengetahui ketetapan bagi langit, atau dapatkah engkau menaruh wewenangnya di bumi? Dapatkah engkau berseru bahkan kepada awan, sehingga massa air yang naik turun menutupi engkau? Dapatkah engkau mengutus kilat agar mereka pergi dan mengatakan kepadamu, ’Inilah kami!’? Siapakah yang menaruh hikmat dalam lapisan-lapisan awan, atau siapakah yang memberikan pengertian kepada fenomena langit? Siapakah yang dengan tepat dapat menghitung awan dalam hikmat, atau, tempayan-tempayan air di langit—siapakah yang dapat menggulingkannya, pada waktu debu dituang menjadi seperti massa tuangan, dan gumpalan-gumpalan tanah melekat menjadi satu?”
11, 12. Apa sajakah yang membuktikan bahwa Allah adalah Pelaku pekerjaan-pekerjaan yang menakjubkan?
11 Kita baru membahas hanya beberapa topik saja yang Elihu ajukan bagi Ayub, dan kita telah membahas beberapa pertanyaan Yehuwa yang harus Ayub jawab ”seperti seorang laki-laki”. (Ayub 38:3) Kita mengatakan ”beberapa” karena di pasal 38 dan 39, Allah menyoroti aspek-aspek penting lain dari ciptaan-Nya. Misalnya, konstelasi angkasa. Siapa yang mengetahui semua hukum dan ketetapannya? (Ayub 38:31-33) Yehuwa mengajak Ayub untuk memperhatikan beberapa satwa—singa dan burung gagak, kambing gunung dan zebra, lembu jantan liar dan burung unta, kuda yang perkasa dan elang. Sebenarnya, Allah bertanya kepada Ayub apakah Ayub yang telah memberikan kepada berbagai binatang ini karakteristiknya, memungkinkan semua satwa itu hidup dan berbiak. Saudara mungkin senang mempelajari pasal-pasal ini, khususnya jika Saudara menyukai kuda atau satwa-satwa lainnya.—Mazmur 50:10, 11.
12 Saudara juga dapat memeriksa Ayub pasal 40 dan 41, yang kembali memuat pertanyaan Yehuwa yang harus Ayub jawab tentang dua makhluk. Kita mengenal keduanya sebagai kuda nil (Behemot), yang sangat besar ukurannya dan kuat tubuhnya, serta buaya (Lewiatan) yang menakjubkan dari Sungai Nil. Tiap-tiap satwa dengan karakteristiknya sendiri merupakan ciptaan menakjubkan yang patut kita perhatikan. Sekarang, marilah kita perhatikan kesimpulan apa yang seharusnya kita tarik.
13. Apa pengaruh pertanyaan-pertanyaan yang Allah ajukan kepada Ayub, dan bagaimana hal ini seharusnya mempengaruhi kita?
13 Ayub pasal 42 memperlihatkan kepada kita tentang pengaruh serangkaian pertanyaan yang Allah ajukan kepada Ayub. Sebelumnya, Ayub terlalu memperhatikan dirinya sendiri dan orang-orang lain. Tetapi, setelah menerima koreksi melalui pertanyaan-pertanyaan yang Allah ajukan, Ayub mengubah cara berpikirnya. Ia mengakui, ”Aku sekarang mengetahui bahwa engkau [Yehuwa] sanggup melakukan segala sesuatu, dan bagimu tidak ada gagasan yang mustahil terlaksana. ’Siapakah ini yang mengaburkan keputusan tanpa pengetahuan?’ Oleh karena itu, aku berbicara, tetapi aku tidak mengerti perkara yang terlalu luar biasa bagiku, yang tidak aku ketahui.” (Ayub 42:2, 3) Ya, setelah memberikan perhatian pada karya-karya Allah, Ayub mengatakan bahwa hal-hal ini terlalu menakjubkan baginya. Setelah meninjau ciptaan-ciptaan yang menakjubkan ini, kita pun hendaknya terkesan oleh hikmat dan kuasa Allah. Tetapi, sampai sejauh mana? Apakah hanya sebatas terkesan akan kuasa dan kesanggupan Yehuwa yang sangat luar biasa? Ataukah lebih dari itu?
14. Bagaimana tanggapan Daud atas pekerjaan-pekerjaan Allah yang menakjubkan?
14 Di Mazmur pasal 86, kita mendapati ungkapan Daud, yang di mazmur sebelumnya berkata, ”Langit menyatakan kemuliaan Allah; dan angkasa menceritakan pekerjaan tangannya. Hari yang satu dan hari yang lainnya meluapkan ucapan, malam yang satu dan malam yang lainnya memperlihatkan pengetahuan.” (Mazmur 19:1, 2) Tetapi, Daud melanjutkan lagi. Di Mazmur 86:10, 11, kita membaca, ”Engkau agung dan melakukan hal-hal yang mengagumkan; engkaulah Allah, satu-satunya. Ajarlah aku, oh, Yehuwa, tentang jalanmu. Aku akan berjalan menurut kebenaranmu. Bulatkanlah hatiku untuk takut akan namamu.” Kekaguman Daud akan Sang Pencipta, atas segala pekerjaan-Nya yang menakjubkan, mencakup perasaan takut yang saleh, yang selayaknya Ia terima. Saudara dapat memahami alasannya. Daud tidak ingin menimbulkan ketidaksenangan Pribadi yang sanggup melakukan hal-hal yang menakjubkan ini. Demikian pula seharusnya kita.
15. Mengapa Daud selayaknya memperlihatkan rasa takut yang saleh?
15 Pastilah Daud telah menyadari bahwa karena Allah mempunyai dan mengendalikan kuasa yang luar biasa besar, Ia dapat mengarahkannya kepada siapa pun yang tidak diperkenan-Nya. Bagi mereka, hal itu benar-benar menakutkan. Allah bertanya kepada Ayub, ”Apakah engkau telah masuk ke dalam gudang-gudang salju, atau apakah engkau melihat bahkan gudang-gudang hujan es, yang aku tahan untuk waktu kesesakan, untuk masa pertempuran dan peperangan?” Salju, hujan es, badai guntur, angin, dan kilat semuanya tersedia di gudang senjata Allah. Dan, betapa luar biasa kekuatan alam itu!—Ayub 38:22, 23.
16, 17. Apa yang menjadi gambaran kuasa Allah yang luar biasa besar, dan bagaimana Ia telah menggunakan kuasa semacam itu di masa lalu?
16 Barangkali, Saudara ingat pada beberapa bencana alam setempat yang diakibatkan oleh salah satu di antaranya—badai, taifun, siklon, hujan es, atau banjir bandang. Sebagai ilustrasi, menjelang akhir tahun 1999, sebuah badai yang dahsyat menghantam Eropa barat daya. Badai itu bahkan mengejutkan para pakar cuaca. Angin kencang berkecepatan 200 kilometer per jam mengoyakkan ribuan atap rumah, menumbangkan tiang-tiang listrik, dan menjungkirbalikkan truk-truk. Bayangkan: Badai itu mencabut atau mematahkan sekitar 270 juta pohon, 10.000 di antaranya terletak di taman Versailles, di luar kota Paris. Jutaan rumah tidak mendapat aliran listrik. Angka kematian mencapai hampir 100 jiwa. Semuanya hanya karena satu angin badai yang singkat saja. Benar-benar kekuatan yang luar biasa!
17 Boleh dikata, badai itu merupakan peristiwa yang mendadak, tak terarah, dan tak terkendali. Namun, apa yang akan terjadi jika Pribadi yang mahakuasa, yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menakjubkan ini menggunakan kekuatan-kekuatan itu dengan cara yang terkendali dan terarah? Hal itu Ia lakukan pada zaman Abraham, yang diberi tahu bahwa Hakim segenap bumi telah menimbang kefasikan dua kota, Sodom dan Gomora. Kedua kota itu sedemikian bejatnya sehingga keluhan tentang kedua kota itu sampai kepada Allah, yang membantu semua orang adil-benar untuk lari dari kota-kota terkutuk itu. Sejarah melaporkan, ”Lalu Yehuwa menurunkan hujan belerang dan api dari Yehuwa, dari langit,” ke atas kota-kota itu. Hal itu merupakan pekerjaan yang menakjubkan, menyelamatkan orang yang adil-benar dan membinasakan orang fasik yang tak mungkin diperbaiki lagi.—Kejadian 19:24.
18. Yesaya pasal 25 menunjuk kepada hal-hal menakjubkan apa?
18 Belakangan, Allah menjatuhkan keputusan pengadilan terhadap kota Babilon zaman dahulu, yang mungkin adalah kota yang dimaksud di Yesaya pasal 25. Allah menubuatkan bahwa sebuah kota akan menjadi puing-puing, ”Engkau telah membuat kota menjadi timbunan batu, kota berbenteng menjadi keping-keping puing, menara tempat tinggal orang asing tidak lagi menjadi kota, yang tidak akan dibangun kembali bahkan sampai waktu yang tidak tertentu.” (Yesaya 25:2) Kini, para wisatawan yang mengunjungi lokasi Babilon kuno dapat memastikan bahwa nubuat itu terbukti benar. Mungkinkah kebinasaan Babilon ini hanya kebetulan? Tidak. Sebaliknya, kita dapat menerima tinjauan Yesaya, ”Oh, Yehuwa, engkaulah Allahku. Aku meninggikan engkau, aku menyanjung namamu, karena engkau telah melakukan hal-hal yang menakjubkan, rancangan-rancangan sejak purbakala, dengan setia dan dapat dipercaya.”—Yesaya 25:1.
Pekerjaan yang Menakjubkan Kelak
19, 20. Penggenapan apa yang dapat kita harapkan dari Yesaya 25:6-8?
19 Allah menggenapi nubuat tersebut di masa lalu, dan Ia akan bertindak dengan cara yang menakjubkan di masa depan. Dalam konteks Yesaya 25:1, yang menyebutkan ”hal-hal yang menakjubkan” yang Allah lakukan, kita mendapati suatu nubuat andal yang akan segera digenapi, sama pastinya seperti penggenapan nubuat penghukuman atas Babilon. Apakah ’hal menakjubkan’ yang dijanjikan itu? Yesaya 25:6 mengatakan, ”Yehuwa yang berbala tentara pasti akan membuat bagi semua bangsa, di gunung ini, suatu perjamuan dengan hidangan yang berlemak, suatu perjamuan dengan anggur yang diendapkan, hidangan yang berlemak dan bersumsum, anggur yang diendapkan, disaring.”
20 Nubuat itu pasti akan tergenap di dunia baru yang Allah janjikan bagi kita, yang akan datang sebentar lagi. Pada waktu itu, umat manusia akan dibebaskan dari problem yang sekarang membebani begitu banyak orang. Bahkan, nubuat di Yesaya 25:7, 8 menjamin bahwa Allah akan menggunakan kuasa penciptaan-Nya untuk menghasilkan salah satu karya yang paling menakjubkan sepanjang masa, ”Ia akan menelan kematian untuk selama-lamanya, dan Tuan Yang Berdaulat Yehuwa pasti akan menghapus air mata dari semua muka. Dan cela umatnya akan ia singkirkan dari seluruh bumi, karena Yehuwa-lah yang telah mengatakannya.” Rasul Paulus belakangan mengutip ayat itu dan menerapkannya pada tindakan Allah untuk menghidupkan kembali orang mati, membangkitkan mereka. Alangkah menakjubkannya pekerjaan itu kelak!—1 Korintus 15:51-54.
21. Pekerjaan yang menakjubkan apa yang akan Allah lakukan terhadap orang mati?
21 Alasan lain mengapa air mata dukacita akan ditiadakan adalah karena semua kelemahan fisik akan dilenyapkan dari manusia. Semasa Yesus di bumi, ia menyembuhkan banyak orang—mencelikkan mata orang buta, membuka telinga orang tuli, memulihkan orang cacat. Yohanes 5:5-9 menceritakan bahwa ia menyembuhkan orang yang telah timpang selama 38 tahun. Para pengamat berpendapat bahwa ini merupakan pekerjaan yang mengherankan, atau menakjubkan. Dan, memang demikian! Akan tetapi, Yesus memberi tahu mereka bahwa pekerjaan yang jauh lebih mengherankan lagi adalah kebangkitan orang mati, ”Janganlah heran akan hal ini, karena jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya lalu keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan.”—Yohanes 5:28, 29.
22. Mengapa orang yang miskin dan yang menderita dapat menanti-nantikan masa depan dengan penuh harap?
22 Hal itu pasti terjadi karena Pribadi yang menjanjikannya adalah Yehuwa. Yakinlah bahwa apabila Ia menggunakan dan mengarahkan dengan saksama kuasa-Nya untuk memulihkan, hasilnya akan menakjubkan. Mazmur 72 menyatakan tentang hal-hal yang akan Ia lakukan melalui Putra-Nya, Sang Raja. Pada waktu itu, orang adil-benar akan bertunas. Perdamaian akan berlimpah ruah. Allah akan membebaskan orang yang miskin dan yang menderita. Ia berjanji, ”Akan ada banyak biji-bijian di bumi; di puncak pegunungan akan ada kelimpahan. Buahnya akan seperti di Lebanon [zaman dahulu], dan orang-orang yang berasal dari kota akan berbunga seperti tumbuh-tumbuhan di bumi.”—Mazmur 72:16.
23. Pekerjaan-pekerjaan Allah yang menakjubkan hendaknya menggerakkan kita untuk melakukan apa?
23 Jelaslah, kita punya alasan untuk memperhatikan semua pekerjaan Yehuwa yang menakjubkan—apa yang Ia lakukan di masa lalu, apa yang Ia sedang lakukan sekarang, dan apa yang Ia akan lakukan dalam waktu dekat ini. ”Diagungkanlah Allah Yehuwa, Allah Israel, dia sajalah yang melakukan pekerjaan-pekerjaan yang menakjubkan. Dan diagungkanlah kiranya namanya yang mulia sampai waktu yang tidak tertentu, dan biarlah kemuliaannya memenuhi seluruh bumi. Amin dan Amin.” (Mazmur 72:18, 19) Hal itu hendaknya selalu menjadi topik pembicaraan yang seru dengan sanak saudara dan dengan orang lain. Ya, marilah kita ’menyatakan di antara bangsa-bangsa kemuliaannya, di antara semua suku bangsa pekerjaan-pekerjaannya yang menakjubkan’.—Mazmur 78:3, 4; 96:3, 4.
-