PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Reruntuhan Maya—Penjaga-Penjaga yang Terlupakan dari Masa Silam
    Sedarlah!—1990 (No. 35) | Sedarlah!—1990 (No. 35)
    • Apa yang membuat peradaban Maya, dari 2.000 tahun yang lalu, begitu luar biasa? Meskipun pada waktu itu tidak ada kendaraan beroda, perkakas dari logam, binatang pengangkut beban, dan bangunan lengkung setengah lingkaran dengan batu penopang, dan dengan adanya problem hutan yang terus mengganggu, orang Maya berhasil mengembangkan peradaban Indian pra-Columbusa yang paling besar yang pernah ditemukan di benua Amerika Utara. ”Merekalah yang menyempurnakan sistem penulisan—satu-satunya sistem penulisan yang saksama yang pernah dikembangkan di negeri-negeri Amerika—dan membuat kemajuan yang penting dalam bidang matematika dan astronomi,” kata majalah Smithsonian. ”Orang-orang ini telah memikirkan konsep angka nol yang berguna dan mereka mempunyai kalender yang memungkinkan mereka membuat catatan yang cukup saksama dari siklus planet dan benda-benda angkasa.”

      Zaman Klasik

      Orang-orang Maya terus berupaya menghitung dan mencatat waktu, dan prestasi mereka yang terbesar adalah dalam bidang ini. Selama zaman Klasik mereka, dari tahun 250 M. sampai 900 M., mereka berhasil menghitung tahun tropis dan dengan tepat meramalkan gerhana matahari dan bulan, juga peredaran Venus mengelilingi matahari.

      Para sarjana dan penulis Maya membuat catatan di atas kertas yang terbuat dari kulit pohon ara liar yang ditumbuk dan dilapisi kapur. Tulisan mereka, gabungan dari huruf-huruf fonetik yang melambangkan unit-unit suara dan ideografi (tulisan gambar) untuk mengungkapkan kata-kata, adalah salah satu dari lima sistem penulisan dasar yang diciptakan oleh manusia.

  • Reruntuhan Maya—Penjaga-Penjaga yang Terlupakan dari Masa Silam
    Sedarlah!—1990 (No. 35) | Sedarlah!—1990 (No. 35)
    • Dinding-dinding bangunan banyak dihiasi ukiran dan hieroglyph (tulisan-tulisan kuno). Lagi pula, zaman Klasik terkenal dengan pembuatan barang-barang pecah-belah yang berwarna-warni dan tugu-tugu, lempengan-lempengan batu tegak lurus, yang di atasnya kejadian-kejadian penting dicatat.

      Tugu-Tugu Masyarakat Maya

      Sejak zaman dahulu kala, manusia berupaya mencatat nama dan prestasi mereka untuk keturunan yang akan datang di atas bahan yang tidak mudah rusak, seperti tanah liat dan batu, seperti contohnya Tawarikh Nabonidus yang terkenal dari zaman Babel purba dan Batu Roseta zaman Mesir kuno. Bangsa Maya juga berbuat demikian. Sedikitnya seribu tiang batu, atau tugu, dengan berbagai bentuk dan ukuran, dengan tinggi dua setengah sampai tiga meter, telah ditemukan. Tugu-tugu ini ternyata adalah monumen-monumen untuk menghormati para penguasa bangsa Maya—yang berisi catatan tentang sejarah dan masa pemerintahan mereka. Ke-86 tugu yang ditemukan di Tikal, Guatemala, berbentuk seperti batu nisan raksasa. Hanya 21 dari antaranya yang diukir, umumnya melukiskan sosok tubuh dengan pakaian penuh hiasan menghadap ke kiri dalam bentuk relief timbul, memegang tongkat kekuasaan dan sedang menginjak para tawanan.

      Salah satu misteri yang menghantui para ahli kebudayaan Maya adalah interpretasi dari tulisan-tulisan kuno Maya yang dikenal sebagai glyph. Seberapa banyak yang telah berhasil ditafsirkan? ”Saya kira kita sekarang dapat membaca 75 persen dari glyph-glyph pada monumen-monumen itu,” kata sarjana kebudayaan Maya Davis Stuart. ”Dan dari sini tampak bahwa bangsa Maya rupanya sangat suka mencatat silsilah para penguasa mereka, kapan mereka mulai berkuasa, jumlah tawanan perang yang mereka peroleh, dan kapan mereka melakukan upacara pencurahan darah dan korban-korban.”

      Tiga penemuan penting, yang didapat secara beruntun dengan cepat, telah membantu menginterpretasi tulisan-tulisan tersebut. Pertama, pada tahun 1958, ahli prasasti Heinrich Berlin membuktikan bahwa monumen-monumen tersebut memuat ”Glyph-Glyph Lambang” yang menunjukkan kota-kota Maya tempat monumen-monumen itu ditemukan atau dinasti-dinasti Maya yang memerintah kota-kota tersebut.

      Penemuan kedua adalah pada tahun 1959 ketika ahli kebudayaan Maya Tatiana Proskouriakoff menemukan hubungan untuk 35 monolit yang bertanggal di Piedras Negras—yang dengan sengaja didirikan menurut tujuh pengelompokan—dan kenyataan bahwa tidak satu pun dari periode waktu untuk ketujuh pengelompokan itu panjangnya lebih dari rata-rata umur manusia. Setiap kelompok berisi catatan kejadian-kejadian yang menyangkut kehidupan sesungguhnya dalam suatu masa pemerintahan yang penuh. Akhirnya, dibuktikan bahwa hieroglyph-hieroglyph itu merupakan sistem penulisan dengan huruf-huruf fonetik dan struktur tata bahasa.

      Mungkin di wilayah Maya manapun tidak terdapat tugu-tugu yang begitu artistik seperti reruntuhan Copán yang indah di Honduras Barat. Dalam perimeter pusat masyarakat Maya yang elok ini terdapat banyak monolit-monolit berukir yang sangat indah dari batu-batu gunung berapi yang kehijau-hijauan yang disebut trachyte—lembut pada waktu digali namun lambat laun mengeras bila kena unsur-unsur alam. Tugu-tugu ini lebih indah daripada tugu-tugu batu kapur di Tikal karena ukirannya menunjukkan kebebasan berekspresi yang lebih besar dari si pemahat, sebagaimana dibuktikan oleh efek tiga dimensi yang dihasilkan.

      Bagi beberapa orang, glyph-glyph yang paling indah ialah yang terdapat di tempat yang unik Quiriguá—salah satu pusat masyarakat Maya yang kecil dan tenang kira-kira 50 kilometer di sebelah utara Copán di negeri pisang Guatemala, yang dulu adalah wilayah hutan tropis. Kompleks kuilnya kurang menarik, namun tidak demikian dengan ke-12 tugu batu pasirnya. Tugu ”E”, yang beratnya 65 ton merupakan monumen Maya yang terbesar; tingginya 11 meter, lebarnya 1,5 meter, dan tebalnya 1,3 meter.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan