PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Dapatkah Saya Benar-Benar Menjadi Sahabat Allah?
    Sedarlah!—1995 | 8 Juli
    • Sebelum mulai menghargai standar-standar Yehuwa, beberapa anak muda, seperti Michael yang disebutkan sebelumnya, mungkin telah terlibat dalam perbuatan salah yang keji. Namun, melalui korban tebusan Yesus, seseorang dapat diampuni untuk dosa-dosa di masa lalu, tidak soal betapa serius dosa-dosa tersebut. Alkitab memberikan jaminan yang menghangatkan hati ini, ”Jika kita mengaku dosa-dosa kita, dia setia dan adil-benar sehingga mengampuni kita dari dosa-dosa kita dan membersihkan kita dari semua ketidakadilbenaran.” (1 Yohanes 1:9) Meskipun demikian, seseorang harus mengambil langkah untuk memperlihatkan kepada Allah bahwa ia menghargai pembersihan tersebut. Rasul Paulus menyatakan suatu prinsip yang dapat diterapkan, ’”Berhentilah menyentuh perkara yang najis,” kata Yehuwa, ”dan aku akan menerima kamu. Dan aku akan menjadi bapak bagimu.”’ (2 Korintus 6:17, 18) Sungguh mengharukan untuk mengetahui bahwa jika seseorang berpaling dari perbuatan salah demikian dan sungguh-sungguh bertobat, Allah bersedia menyambut orang itu ke dalam perkenan-Nya sebagai seorang sahabat.

  • Dapatkah Saya Benar-Benar Menjadi Sahabat Allah?
    Sedarlah!—1995 | 8 Juli
    • Bagaimana jika Anda Jatuh ke Dalam Dosa yang Serius?

      Yoel, yang dibesarkan oleh orang-tua yang saleh, mulai terlibat dalam perbuatan seksual yang amoral pada usia 18 tahun. Hal ini karena pergaulannya yang buruk. ”Saya tahu hal itu salah, tetapi saya terus melakukannya karena saya ingin bersenang-senang,” demikian Yoel mengakui. Beberapa waktu kemudian, Yoel menyadari betapa sia-sia haluannya. Ia mengakui, ”Saya mulai menyadari bahwa semua yang saya anggap sahabat, hanya memanfaatkan saya untuk mendapatkan uang saya atau untuk bersenang-senang.” Ia kemudian mulai mengambil langkah untuk memperoleh kembali persahabatan dengan Yehuwa. Tetapi rintangan yang besar menghalangi kemajuannya.

      ”Hal utama yang membuat sukar untuk kembali adalah bahwa saya merasa sangat tidak layak,” ungkap Yoel. ”Saya merasa bahwa semua yang telah saya lakukan buruk di mata Yehuwa. Mengingat betapa baiknya Yehuwa dan betapa besar kesabaran-Nya terhadap saya, tampaknya tidak mungkin bahwa Ia akan mengampuni saya karena saya sudah begitu buruk.” Namun, Yoel dapat mengatasi rintangan ini dengan bantuan seorang penatua sidang dan dengan saksama membahas kisah Alkitab mengenai Manasye.

      Siapakah Manasye? Seorang raja dari Yehuda purba. Alkitab menunjukkan bahwa ia telah diajar oleh ayahnya yang saleh, Hizkia, untuk mengasihi Yehuwa. Tetapi setelah ayahnya meninggal dan ia menjadi raja pada usia 12 tahun, ia berpikir ia sekarang dapat melakukan sesukanya. Ia meninggalkan Yehuwa untuk beribadat kepada Baal. Ibadat demikian ditandai dengan pesta-pesta seksual yang liar dan sangat amoral. Manasye ”melakukan banyak yang jahat di mata [Yehuwa], sehingga ia menimbulkan sakit hati-Nya”. Melalui juru bicara yang setia, ”berfirmanlah [Yehuwa] kepada Manasye dan rakyatnya, tetapi mereka tidak menghiraukannya”. Kemudian, sebagai pernyataan penghukuman Yehuwa, Manasye dibawa ke Babilon sebagai tawanan yang dibelenggu.​—2 Tawarikh 31:20, 21; 33:1-6, 10, 11.

      Pada waktu Manasye merenungkan perbuatan-perbuatannya di masa lalu dan membandingkannya dengan apa yang ia ingat tentang hukum-hukum Yehuwa, ia dilanda perasaan bersalah dan memohonkan pengampunan. Ia merendahkan diri di hadapan Allah dan ”berdoa kepada-Nya”. Dan Allah ”mengabulkan doanya, dan mendengarkan permohonannya. Ia membawanya kembali ke Yerusalem dan memulihkan kedudukannya sebagai raja”. Ya, ”Bapak belas kasihan yang lembut” bersedia untuk mengizinkan pedosa yang bertobat ini kembali mendekat kepada-Nya. Setelah menerima belas kasihan demikian, Manasye, melalui pengalaman pribadi, kini ”mengakui, bahwa [Yehuwa] itu Allah”.​—2 Tawarikh 33:12, 13; 2 Korintus 1:3.

      Jika Yehuwa dapat menerima Manasye kembali, pastilah Ia juga akan mengizinkan seorang anak muda yang suka melawan dewasa ini untuk memperoleh kembali hubungan dengan-Nya jika ia memperlihatkan sikap bertobat. Yoel menanggapi bantuan dari gembala-gembala rohani dalam sidangnya. Ia dibantu untuk melihat dengan jelas bahwa Allah ’tidak selalu menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya mendendam’.​—Mazmur 103:9.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan