PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • g95 8/6 hlm. 23-25
  • Mencuri​—Mengapa Tidak?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mencuri​—Mengapa Tidak?
  • Sedarlah!—1995
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Mengapa Mereka Mencuri
  • Menutupi Kepedihan?
  • Teman-Teman Sebaya dan Tekanan Mereka
  • Memperoleh Pandangan Allah
  • Memerangi Godaan
  • Curi, Mencuri
    Pemahaman Alkitab, Jilid 1
  • Dapatkah Mencuri Dibenarkan karena Kemiskinan?
    Sedarlah!—1997
  • Mengapa Pencurian Meningkat?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1993
  • Mengapa Orang Mengutil?
    Sedarlah!—2005
Lihat Lebih Banyak
Sedarlah!—1995
g95 8/6 hlm. 23-25

Pertanyaan Kaum Muda . . .

Mencuri​—Mengapa Tidak?

”Saya berusia 16 tahun dan memiliki masalah yang sangat besar. Belakangan ini, saya sering mencuri. Saya hanya pergi ke pertokoan dan mencuri tujuh pasang anting-anting. Saya takut menceritakan masalah saya kepada siapa pun. Tolonglah saya!”

DEMIKIANLAH tulis seorang gadis remaja yang putus asa ke rubrik saran sebuah majalah. Seorang penulis melaporkan, ”Diperkirakan sepuluh miliar dolar barang-barang konsumen . . . dirampok, dirampas, dikutil (diambil sedikit-sedikit tanpa sepengetahuan penjual), atau selain itu, dicuri dari toko-toko eceran setiap tahun [di Amerika Serikat]. Hampir separuh dari semua pengutil di toko yang ditahan adalah anak-anak remaja.”

Menurut suatu pol baru-baru ini, lebih dari sepertiga siswa sekolah lanjutan (sekolah menengah) mengaku melakukan pengutilan toko. Dan menurut pol lainnya yang diadakan oleh para peneliti, Jane Norman dan Myron Harris, ”hampir semua [anak muda] mengaku pernah mengambil sesuatu tanpa membayarnya pada suatu waktu atau waktu lainnya”.

Mengapa Mereka Mencuri

Seorang pencuri adalah seseorang yang dengan sengaja mengambil sesuatu milik orang lain tanpa izin. Kadang-kadang pencurian mungkin tampaknya dibenarkan karena kebutuhan pribadi. ”Saya sedang terdesak,” kenang seorang remaja yang miskin. ”Saya pergi ke belakang sebuah [restoran fast food] dan mendobrak pintu serta mengambil beberapa potong ayam. Tetapi itu saja. Saya melakukannya hanya karena saya lapar.”

Sebuah amsal Alkitab mengatakan, ”Seorang pencuri tidak akan dihina, apabila ia mencuri untuk memuaskan nafsunya karena lapar.” Meskipun demikian, mencuri adalah salah secara moral. Selanjutnya ayat Alkitab berikut memperlihatkan bahwa bahkan orang yang mencuri karena lapar harus ”memberi ganti” dengan membayar berupa hukuman yang berat.​—Amsal 6:30, 31, NW.

Namun, sukar dipercaya, hanya sebagian kecil dari pencuri-pencuri yang masih remaja mencuri karena terdesak kebutuhan yang beralasan. Contoh yang khas adalah remaja bernama Mary Jane yang mengakui, ”Ya, saya telah mengutil toko dan hal itu benar-benar aneh, karena saya tidak tahu untuk apa saya melakukannya. Orang-tua saya memberi saya uang untuk membeli apa saja. Saya tidak membutuhkan satu pun dari barang-barang itu.”a Majalah Seventeen juga melaporkan, ”Dalam suatu survei yang diadakan oleh National Crime Prevention Council, alasan yang paling umum yang diberikan oleh para pelanggar adalah bahwa mereka menginginkan sesuatu secara cuma-cuma.” Beberapa anak muda bahkan membenarkan tindakan mencuri dengan membantah bahwa toko-toko tersebut ’memberikan harga terlalu mahal’!

Bagi banyak anak muda, mencuri hanyalah cara untuk mengusir rasa bosan. ”Itu sekadar kegiatan yang dilakukan setelah sekolah,” demikian seorang bekas pencuri bernama Jeremy menjelaskan. Mencuri juga tampaknya menawarkan semacam olahraga berisiko tinggi; beberapa orang tampaknya menyukai aliran adrenalin yang timbul seraya mereka memasukkan blus curian ke dalam dompet atau menyelipkan sebuah compact disc ke dalam ransel.

Menutupi Kepedihan?

Tentu saja, ada cara-cara yang jauh lebih baik untuk memerangi rasa bosan daripada mengambil risiko hukuman penjara. Maka, mungkinkah ada faktor-faktor lain yang menyumbang kepada keinginan mendapat sedikit kesenangan? Banyak pakar percaya bahwa memang ada. Ladies’ Home Journal mengamati bahwa beberapa anak muda ”merasa sulit mengatasi tekanan untuk bersikap dewasa. Pertengkaran dengan orang-tua, putusnya tali persahabatan, nilai ujian yang buruk, dapat membuat mereka merasa kehilangan kendali atas kehidupan mereka; melanggar peraturan membuat mereka serasa mendapat kekuatan kembali”.

Ya, di balik sikap pura-pura berani dari seorang pencuri bisa jadi ada banyak sakit hati dan kepedihan. Sebagaimana Alkitab menyatakannya, ”di dalam tertawapun hati dapat merana”. (Amsal 14:13) Bukti memperlihatkan bahwa mengutil toko berulang-kali bisa jadi merupakan depresi. Beberapa pencuri muda bahkan didapati memiliki latar belakang penganiayaan anak. Apa pun penyebab kepedihan ini, sensasi karena mencuri mungkin tampaknya menekan kepedihan emosi itu​—setidaknya untuk sementara.b Sebagai contoh, perhatikan seorang anak muda Amerika yang mendapatkan kesenangan dengan mencuri mobil dan menggunakannya untuk berhura-hura naik mobil. ”Asyik rasanya,” katanya. ”Anda merasa seperti sedang melayang, seperti sedang diayun.”

Teman-Teman Sebaya dan Tekanan Mereka

Alkitab mengatakan, ”Pergaulan yang buruk merusak kebiasaan-kebiasaan yang berguna.” (1 Korintus 15:33) Kebenaran ini diakui secara luas. Penulis Denise V. Lang mengamati, ”Jarang seorang anak muda terjerumus dalam kesulitan semata-mata karena kehendaknya sendiri.” Sering kali, teman-teman sebaya akan saling menantang keberanian untuk mencuri sesuatu. Sayang sekali, banyak anak muda yang menyerah kepada tekanan ini.

”Saya bergaul dengan sekelompok remaja putri di SMP,” kata seorang remaja bernama Kathy. Apa syaratnya untuk menjadi anggota kelompok eksklusif ini? Mencuri sebuah sweter yang mahal. ”Saya ingin menjadi anggota klub tersebut, maka saya pergi ke sebuah toko dan mencuri sweter,” demikian pengakuannya.

Memperoleh Pandangan Allah

Kemungkinan untuk memiliki segala sesuatu yang tidak mampu Anda beli, untuk menikmati sensasi berisiko tinggi, atau untuk diterima oleh teman-teman sebaya mungkin membuat mencuri tampak menarik. Meskipun demikian, salah satu dari Sepuluh Perintah dalam Alkitab adalah, ”Jangan mencuri.” (Keluaran 20:15) Rasul Paulus menulis bahwa ’pencuri tidak akan mewarisi kerajaan Allah’. (1 Korintus 6:10) Pandangan Allah hendaknya mendapat perhatian khusus dari anak-anak muda yang telah dibesarkan sebagai orang Kristen. Alangkah munafiknya memiliki penampilan yang adil-benar tetapi secara diam-diam bertindak sebagai pencuri! Rasul Paulus menyatakannya demikian, ”Tetapi, apakah engkau, yang mengajar orang lain, tidak mengajar dirimu sendiri? Engkau, yang memberitakan ’Jangan mencuri’, apakah engkau mencuri?”​—Roma 2:21.

Rasa malu yang bakal dialami kalau tertangkap adalah alasan yang cukup untuk menghindari tindak kejahatan mencuri. Setelah ditahan, seorang pencuri muda mengatakan, ”Saya ingin mati.” Mengetahui bahwa Yehuwa ”membenci perampasan” adalah alasan yang paling kuat untuk menghindari menyerah kepada dorongan​—atau tekanan​—untuk mencuri. (Yesaya 61:8) Bahkan jika seseorang dapat mencuri tanpa ketahuan para pegawai toko, polisi, dan orang-tua, ia tidak dapat menyembunyikannya dari Yehuwa. Hal itu pasti akan tersingkap.​—Yesaya 29:15.

Ingatlah juga bahwa dosa mengeraskan seseorang. (Ibrani 3:13) Pencuri kecil-kecilan cenderung meningkat menjadi tindakan-tindakan yang lebih tidak tahu malu dan nekad. Seorang remaja bernama Roger, misalnya, memulai kehidupan kejahatannya dengan mencuri uang dari dompet ibunya. Pada akhirnya ia memukul wanita-wanita lanjut usia sampai jatuh ke tanah dan mencuri dompet mereka!

Memerangi Godaan

Tak dapat disangkal, jika seseorang mulai mencuri secara diam-diam, menghentikannya mungkin tidaklah mudah. ”Hal itu semacam kecanduan,” demikian pengakuan seorang remaja. Apa yang dapat membantu seorang remaja untuk mengubah kelakuannya?

Akui dosa Anda kepada Allah. Ia akan ’mengampuni dengan limpahnya’ orang-orang yang bertobat atas kesalahan-kesalahan mereka dan secara terus terang mengaku kepada-Nya.​—Yesaya 55:7.

Dapatkan bantuan. Banyak pembaca dari majalah ini telah mengenal sidang Kristen dari Saksi-Saksi Yehuwa di daerah mereka. Orang-orang demikian dapat mencari para pengawas Kristen setempat dan meminta bantuan dan nasihat secara rohani. (Yakobus 5:14, 15) Para orang-tua yang memiliki prinsip-prinsip moral yang baik dapat juga terbukti menjadi sumber bantuan dan dukungan. Jika sakit hati, kepedihan, atau sekadar rasa bosan ada di balik perbuatan jahat, berbicara tentang segala sesuatu dengan seorang pendengar yang menghibur bisa terbukti sangat bermanfaat.​—Amsal 12:25.

Berikanlah ganti rugi. Di bawah Hukum Musa, para pencuri dituntut untuk mengganti barang-barang yang dicuri berikut bunganya. (Imamat 6:4, 5) Melakukan hal serupa bukan hanya membantu membersihkan hati nurani seseorang tetapi juga mengingatkan seseorang akan penderitaan atas diri orang lain yang disebabkan oleh mencuri. Alkitab menjanjikan bahwa apabila seseorang ”membayar ganti rampasannya, menuruti peraturan-peraturan yang memberi hidup . . . ia pasti hidup, ia tidak akan mati”.​—Yehezkiel 33:15.

Menahan perasaan iri dan tamak. Yang terakhir dari Sepuluh Perintah adalah, ”Jangan mengingini . . . apapun yang dipunyai sesamamu.” (Keluaran 20:17) Jika ada sesuatu yang Anda benar-benar butuhkan​—atau inginkan—​tetapi tidak mampu membeli, barangkali Anda dapat menemukan cara mendapatkan uang untuk membelinya. Rasul Paulus menasihati, ”Hendaklah orang yang mencuri jangan mencuri lagi, tetapi sebaliknya hendaklah ia bekerja keras, melakukan dengan tangannya apa yang adalah pekerjaan baik.”​—Efesus 4:28.

Waspadalah terhadap teman bergaul Anda. ”Jika Anda bersama seorang teman atau sekelompok teman yang melakukan sesuatu yang salah atau melakukan kejahatan,” demikian penulis Denise Lang mengingatkan, ”Anda juga akan dianggap bersalah hanya karena berada di tempat kejadian bersama mereka.” Miliki kekuatan untuk mengatakan tidak jika teman-teman sebaya mengajak melakukan sesuatu yang melanggar hukum.​—Amsal 1:​10-19.

Pertimbangkan kerugian yang ditimbulkan atas orang-orang lain karena mencuri. Seorang pencuri hanya memikirkan dirinya sendiri. Tetapi Yesus menasihati kita, ”Karena itu, segala sesuatu yang kamu ingin orang lakukan kepadamu, kamu juga harus lakukan demikian kepada mereka.” (Matius 7:12) Apabila seseorang belajar untuk memperhatikan orang-orang lain, ia tidak terdorong untuk melakukan sesuatu yang dapat mengakibatkan kerugian atas orang-orang lain.

Pikirkan konsekuensinya bagi Anda. (Galatia 6:7) Sebaliknya daripada memikirkan tentang betapa senangnya memiliki perhiasan yang gemerlap atau peralatan yang tidak mampu Anda beli, pikirkan tentang betapa malunya jika tertangkap dan dihukum; pikirkan celaan yang akan Anda datangkan atas orang-tua Anda dan atas diri Allah! Anda pasti akhirnya akan menyimpulkan bahwa mencuri sama sekali bukan gagasan yang baik.

[Catatan Kaki]

a Beberapa nama telah diganti.

b Kami tidak sedang membahas kleptomania​—penyakit mental yang bercirikan dorongan yang mendesak untuk mencuri. Para dokter mengatakan bahwa kleptomania jarang terjadi, diderita kurang dari 5 persen di antara para pengutil toko yang sudah dikenal. Penyakit ini sering dirawat dengan pengobatan.

[Gambar di hlm. 24]

Para pengutil toko sering mengalami perasaan malu karena tertangkap

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan