PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp psl. 11 hlm. 90-96
  • Apakah Pakaian Saya Mengungkapkan Diri Saya yang Sesungguhnya?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Apakah Pakaian Saya Mengungkapkan Diri Saya yang Sesungguhnya?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Pesan yang Tepat?
  • “Saya Melakukan Apa yang Dilakukan Teman-Teman Saya”
  • Sekarang “Lagi Mode”—Besok “Sudah Kuno”
  • ‘Pantas dan Sopan’
  • Manfaat Busana yang Tepat
  • Mendandani “Manusia Batiniah”
  • Apakah Gaya Berpakaian Saudara Memuliakan Allah?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2016
  • Pakaian yang Kita Kenakan​—Apakah Menjadi Soal?
    Sedarlah!—1999
  • Mengapa Kita Perlu Memperhatikan Pakaian dan Penampilan Kita?
    Hidup Bahagia Selamanya!—Pelajari Caranya dari Alkitab
  • Mengapa Saya Harus Berbeda?
    Sedarlah!—1992
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
yp psl. 11 hlm. 90-96

Pasal 11

Apakah Pakaian Saya Mengungkapkan Diri Saya yang Sesungguhnya?

“INI tidak terlalu pendek,” kata Peggy kepada orang-tuanya sambil menangis. “Ayah dan Ibu memang kolot!” Ia lari dan masuk ke kamarnya—itulah akhir pertengkaran mengenai sebuah rok yang ingin ia pakai. Dan anda mungkin pernah menjadi pokok utama dari pertengkaran serupa bila orang-tua, guru, atau majikan mengritik pakaian kegemaran anda. Pakaian itu menurut anda biasa; menurut mereka tidak rapi. Menurut anda bergaya; menurut mereka terlalu mencolok atau merangsang.

Memang, selera bisa berbeda, dan anda berhak memiliki pendapat sendiri. Namun apakah ini berarti bahwa ‘apa saja baik’ dalam cara anda berpakaian?

Pesan yang Tepat?

“Apa yang anda kenakan,” kata gadis yang bernama Pam, “sebetulnya menyatakan siapa anda dan bagaimana perasaan anda mengenai diri anda sendiri.” Ya, pakaian dapat memberikan suatu pesan, suatu pernyataan kepada orang lain mengenai diri anda. Pakaian dapat menyatakan kesungguhan hati, kemantapan, standar moral yang tinggi. Atau dapat menyerukan pemberontakan dan perasaan tidak puas. Pakaian bahkan dapat menjadi semacam tanda pengenal. Beberapa remaja menggunakan pakaian yang compang-camping, bergaya punk, atau busana yang mahal sebagai semacam merk. Orang-orang lain menggunakan pakaian untuk menarik lawan jenis atau untuk memberi kesan umur yang lebih tua daripada yang sesungguhnya.

Jadi mudah dimengerti mengapa busana begitu penting bagi banyak remaja. Namun, John T. Molloy, pengarang buku Dress for Success (Berbusana untuk Sukses) mengingatkan: “Cara kita berpakaian besar pengaruhnya atas orang-orang yang kita temui dan sangat mempengaruhi cara mereka memperlakukan kita.”

Tidak mengherankan bila orang-tua anda begitu memperhatikan cara anda berpakaian! Bagi mereka hal itu lebih daripada sekedar soal selera pribadi. Mereka ingin anda memberikan pesan yang tepat, yaitu sebagai seorang yang seimbang dan bertanggung jawab. Tetapi, apakah cara anda berpakaian menunjukkan hal itu? Apa yang menjadi pedoman anda dalam memilih busana?

“Saya Melakukan Apa yang Dilakukan Teman-Teman Saya”

Bagi banyak remaja, pakaian merupakan pernyataan mengenai kebebasan dan kepribadian mereka. Namun sebagai remaja, kepribadian anda belum mantap—masih berkembang, berubah-ubah. Jadi meskipun anda ingin memberikan pernyataan mengenai diri anda, anda mungkin tidak yakin benar pesan apa yang akan anda sampaikan atau cara menyampaikannya. Karena itu beberapa remaja suka memakai pakaian yang aneh, yang tidak pantas. Jadi, sebaliknya dari menyatakan ‘kepribadian’ mereka, mereka justru menarik perhatian kepada ketidakmatangan diri mereka—dan selain itu mempermalukan orang-tua mereka.

Remaja lain berpakaian meniru teman-temannya; mereka seolah-olah mendapatkan perasaan aman dan senang digolongkan dengan suatu kelompok. Tentu, tidak selalu salah untuk ingin membaur dengan orang-orang lain. (Bandingkan 1 Korintus 9:22.) Tetapi apakah seorang Kristen sungguh-sungguh ingin digolongkan dengan remaja-remaja yang tidak beriman? Dan apakah bijaksana untuk mendapatkan perkenan teman sebaya tidak soal apa pengorbanannya? Seorang gadis remaja mengaku: “Saya melakukan apa saja yang dilakukan teman-teman, hanya supaya mereka tidak menjelekkan saya.” Namun seorang yang selalu siap melakukan perintah orang lain, yang mau mengalah kepada ulah dan kesukaan orang lain, disebut apa? Alkitab menjawab: “Apakah kamu tidak tahu, bahwa apabila kamu menyerahkan dirimu kepada seseorang . . . untuk mentaatinya, kamu adalah hamba orang itu, yang harus kamu taati?”—Roma 6:16.

Di antara kaum muda “penekanan pada masalah penyesuaian diri dapat menjadi begitu kuat sehingga para anggota suatu kelompok hampir dapat disebut sebagai tahanan dari norma-norma kelompok tersebut karena sangat bergantung pada nasihat mereka [teman-teman sekelompok] mengenai cara berpakaian, berbicara, apa yang harus dilakukan, dan bahkan apa yang harus dipercaya dan dipikirkan.”—Adolescence: Transition From Childhood to Maturity (Masa Remaja: Peralihan Dari Masa Kanak-Kanak kepada Kedewasaan).

Namun seberapa mahirkah teman-teman anda sehingga dapat menjadi penasihat? (Bandingkan Matius 15:14.) Bukankah mereka juga sama-sama mengalami gejolak pertumbuhan emosi yang sedang anda alami? Maka, apakah bijaksana, untuk mengalah dan membiarkan mereka menetapkan standar-standar bagi anda—sekalipun pendapat mereka bertentangan dengan akal sehat anda atau nilai-nilai serta keinginan orang-tua anda?

Sekarang “Lagi Mode”—Besok “Sudah Kuno”

Beberapa remaja lain mengikuti angin mode. Tapi betapa berubah-ubah angin tersebut! Kita teringat kata-kata Alkitab: “Panggung dunia ini sedang berubah.” (1 Korintus 7:31, NW) Jadi, apa yang sekarang “lagi mode” besok dapat menjadi kuno dengan kecepatan yang mencengangkan (dan makan banyak biaya). Panjang rok naik, turun, ujung celana melebar, menyempit, semua demi keuntungan produsen dan perancang busana yang mengeruk laba luar biasa dari masyarakat yang mudah dikendalikan.

Pertimbangkan misalnya, mode busana jeans beberapa tahun lalu. Busana jeans mendadak menjadi mode top. Orang-orang membayar harga yang luar biasa tinggi untuk menjadi papan reklame berjalan, memamerkan nama-nama seperti Calvin Klein dan Gloria Vanderbilt. “Masyarakat gandrung akan sebuah nama,” demikian penjelasan Eli Kaplan, presiden direktur pabrik jeans merk “Sergio Valente.” Dan siapakah Tn. Valente ini, yang begitu terkenal sehingga namanya dijahit secara mencolok pada kantung-kantung celana jeans? “Orangnya tidak ada,” Newsweek melaporkan. Dan sebagai penjelasan. Kaplan sendiri bertanya: “Siapa yang mau membeli jeans Eli Kaplan?”

‘Tetapi apakah salah untuk mengikuti mode?’ anda mungkin bertanya. Tidak selalu. Hamba-hamba Allah pada zaman Alkitab berbusana sesuai dengan selera setempat. Misalnya, Alkitab berkata bahwa Tamar memakai baju kurung panjang, “sebab demikianlah puteri-puteri raja yang masih perawan berpakaian” pada waktu itu.—2 Samuel 13:18.

Tetapi apakah anda patut diperbudak oleh mode? Seorang gadis muda mengeluh: “Anda melihat di toko ada celana bagus yang dipakai setiap orang dan anda meminta, ‘Ibu, belikan celana ini,’ dan ia berkata, ‘Tidak perlu, saya bisa membuatnya sendiri yang sama.’ Anda menjawab, ‘Tapi Ibu tidak mengerti, celana inilah yang saya inginkan.’” Namun sebenarnya, bukankah dengan menjadi alat dari para perancang mode anda akan kehilangan kepribadian anda sehingga identitas anda yang sesungguhnya menjadi kabur? Mengapa anda perlu diatur oleh iklan, slogan dan nama-nama perancang mode yang provokatif?

Alkitab mengatakan dalam Roma 12:2: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Apa gerangan ‘kehendak yang berkenan kepada Allah’ bila dikaitkan dengan pilihan busana anda?

‘Pantas dan Sopan’

Satu Timotius 2:9 menganjurkan orang Kristen untuk “berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana.” “Pantas” tentu memaksudkan rapi dan bersih. “Sopan,” mempertimbangkan keadaan setempat. Kemeja dan dasi mungkin cocok sewaktu melamar pekerjaan, tapi tidak pada tempatnya untuk dipakai di pantai! Sebaliknya, pakaian renang akan menjadi tertawaan orang di kantor.

Para saksi muda penyembah Yehuwa dengan demikian perlu memperhatikan agar apa yang mereka kenakan di perhimpunan atau dalam dinas pengabaran tidak terlalu santai, tetapi menyatakan diri mereka sebagai rohaniwan-rohaniwan muda. Ingatlah kata-kata Paulus di 2 Korintus 6:3, 4: “Dalam hal apapun kami tidak memberi sebab orang tersandung, supaya pelayanan kami jangan sampai dicela. Sebaliknya, dalam segala hal kami menunjukkan, bahwa kami adalah pelayan Allah.”

Kesopanan juga berarti mempertimbangkan perasaan orang lain. Seperti dinyatakan oleh rasul Paulus, dalam melakukan sesuatu seorang Kristen tidak hanya akan mempertimbangkan hati nuraninya sendiri, tetapi juga “hati nurani orang lain.” (1 Korintus 10:29) Tidakkah hati nurani orang-tua anda patut mendapat perhatian khusus?

Manfaat Busana yang Tepat

Alkitab menceritakan mengenai peristiwa ketika Ratu Ester perlu menghadap suaminya. Tetapi datang tanpa diundang merupakan pelanggaran serius dengan ancaman hukuman mati! Pasti Ester berdoa dengan sungguh-sungguh memohonkan bantuan Allah. Namun ia juga memperhatikan penampilannya dengan “mengenakan pakaian ratu”—yang cocok untuk kesempatan demikian! Dan “ketika raja melihat Ester, sang ratu, berdiri di pelataran, berkenanlah raja kepadanya.”—Ester 5:1, 2.

Busana yang menarik tetapi sopan dapat membantu anda memberi kesan yang baik selama diwawancarai pada waktu melamar pekerjaan. Pengamatan Vicki L. Baum, direktur Pusat Pengembangan Karir (di A.S.), adalah sebagai berikut: “Beberapa wanita melakukan kekeliruan pada waktu diwawancarai. Mereka pikir halnya sama seperti pada waktu berkencan, sehingga mereka mengenakan busana yang menggiurkan.” Hasilnya? “Hal itu menghilangkan kesan bahwa anda pekerja profesional.” Ia menyarankan agar jangan mengenakan “baju yang ketat atau merangsang.”

Pria-pria muda juga perlu berupaya untuk mengenakan pakaian yang pantas pada waktu sedang mencari pekerjaan. John T. Molloy memperhatikan bahwa para pengusaha “memastikan agar rambut mereka tersisir rapi dan sepatu mereka mengkilap. Dan mereka mengharapkan hal yang sama dari pria-pria lain.”

Sebaliknya busana yang tidak pantas dapat merusak hubungan baik anda dengan orang lain. Psychology Today menyebutkan tentang suatu penelitian di kalangan remaja, yang mengungkapkan bahwa “blus berpotongan rendah di bagian leher, celana pendek, jeans yang ketat, atau tidak mengenakan beha” kemungkinan akan ditafsirkan oleh kaum pria sebagai ajakan seksual. Seorang pria muda mengaku: “Secara pribadi saya merasa sulit untuk hanya memikirkan hal-hal yang suci mengenai wanita-wanita muda bila saya melihat cara mereka berbusana.” Busana yang sopan memungkinkan orang menghargai sifat-sifat yang tersembunyi dalam diri anda. Bila anda tidak merasa pasti apakah pakaian tertentu sopan, mintalah nasihat orang-tua anda.

Mendandani “Manusia Batiniah”

Rasul Petrus menganjurkan orang Kristen agar perhiasan mereka berupa “manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah”—ya, dan di mata orang-orang lain pula! (1 Petrus 3:4) Busana menurut mode mungkin dapat membuat teman-teman anda kagum. Tetapi pakaian tidak dapat memenangkan hati atau menghasilkan sahabat-sahabat sejati. Hal ini hanya dapat tercapai dengan mendandani “manusia batiniah”—yaitu memperbaiki kepribadian yang terdapat di dalam diri anda. (2 Korintus 4:16) Seorang yang cantik atau tampan secara batiniah akan selalu menarik bagi orang lain, sekalipun pakaiannya bukan mode mutakhir atau “ditato” dengan merk-merk nama para perancang mode.

Siapa tahu mode macam apa lagi yang berikutnya akan menarik kaum remaja berbondong-bondong ke toko-toko busana. Tetapi anda, dapat berpikir sendiri. Berpeganglah pada standar-standar yang tinggi sehubungan dengan cara berpakaian. Hindari pakaian yang sesuai dengan mode yang berubah-ubah dengan cepat dan yang menekankan seks. Bersikaplah hati-hati dengan tidak menjadi orang yang pertama—dan tidak perlu pula sebagai yang terakhir—mengikuti mode pakaian. Pilihlah busana bermutu yang dapat bertahan lama—bukan yang segera akan ditinggalkan orang. Pastikan agar pakaian anda memberikan pesan yang tepat, tidak memperlihatkan citra tertentu yang telah dibentuk oleh media atau teman sebaya, tetapi diri anda yang sebenarnya.

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi

◻ Bagaimana busana dapat memberikan suatu pesan?

◻ Mengapa beberapa remaja cenderung kepada selera yang aneh dalam pilihan busana mereka?

◻ Seberapa jauh anda telah dipengaruhi oleh teman sebaya anda dalam selera berpakaian?

◻ Apa beberapa kerugian bila seorang selalu ingin mengikuti mode mutakhir?

◻ Apakah yang menentukan segi ‘pantas dan sopannya’ suatu mode?

[Blurb di hlm. 94]

“Apa yang anda kenakan sebetulnya menyatakan siapa anda dan bagaimana perasaan anda mengenai diri anda sendiri”

[Gambar di hlm. 91]

Orang-tua sering kali bentrok dengan anak-anak mereka mengenai soal berpakaian. Apakah mereka semata-mata kolot?

[Gambar di hlm. 92]

Banyak orang muda mencoba menonjolkan kepribadian mereka melalui pakaian yang aneh-aneh

[Gambar di hlm. 93]

Berbusanalah sesuai dengan keadaan. Cara berpakaian anda menyampaikan pesan mengenai diri anda!

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan