PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Pertumbuhan Rohanimu
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • BAGIAN 9

      Pertumbuhan Rohanimu

      Di antara hal-hal berikut, mana yang menurutmu paling sulit?

      □ Belajar Alkitab

      □ Berdoa dengan teratur kepada Allah Yehuwa

      □ Berbicara kepada orang lain (khususnya teman-teman) tentang imanku

      □ Memahami manfaatnya standar Alkitab

      Di bawah ini, tulis satu target yang ingin kamu capai sehubungan dengan kegiatan yang paling sulit bagimu.

      ․․․․․

      Pasal 34-38 akan membantumu melihat bagaimana kamu dapat memperkuat kerohanianmu, hidup menurut standar Alkitab, dan menetapkan cita-cita sehingga hidupmu punya arah dan tujuan.

  • Mengapa Hidup menurut Standar Alkitab?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 34

      Mengapa Hidup menurut Standar Alkitab?

      Kamu sedang makan siang di kantin sekolah bersama dua gadis ketika anak baru itu masuk.

      ”Tahu enggak, Roy sangat menyukaimu,” kata gadis pertama kepadamu. ”Aku tahu dari cara dia menatapmu. Matanya tak bisa lepas dari kamu!”

      ”Dan, tahu enggak?” gadis yang kedua berbisik ke telingamu. ”Dia belum punya pacar, lho.”

      Kamu sudah menduga semua ini bakal terjadi. Lagi pula, Roy mengundangmu ke acara di rumahnya waktu itu. Tentu saja, kamu menolak meskipun diam-diam kamu ingin tahu apa yang terjadi seandainya kamu datang.

      Gadis pertama membuyarkan lamunanmu.

      ”Sayang aku sudah punya pacar,” katanya. ”Kalau tidak, langsung kugaet si Roy itu.”

      Kemudian, dia menatapmu dengan heran. Kamu tahu apa yang bakal dia katakan.

      ”Masa sih kamu belum punya pacar?” tanyanya.

      Kamu tidak suka pertanyaan itu! Sebenarnya, kamu ingin punya pacar. Tetapi, kamu pernah diberi tahu bahwa yang terbaik adalah menunggu sampai sudah siap menikah baru berpacaran. Kalau saja bukan karena . . .

      ”Agamamu, kan?” ucap gadis kedua.

      ’Bagaimana dia tahu pikiranku?’ katamu dalam hati.

      ”Kamu tuh Alkitab, Alkitab, Alkitab melulu,” celanya. ”Apa salahnya sih sesekali bersenang-senang?”

      PERNAHKAH kamu diejek karena berusaha hidup menurut standar Alkitab? Kalau begitu, kamu mungkin bertanya-tanya apakah kamu kehilangan sesuatu yang menyenangkan. Remaja bernama Debora merasa seperti itu. ”Standar Alkitab rasanya terlalu mengekang,” kenangnya. ”Gaya hidup bebas teman-teman sekolahku begitu menarik.”

      Fakta Pengingat

      Pengalaman tidak selalu merupakan guru terbaik. Malah, adalah bijaksana dan berdasarkan Alkitab untuk belajar dari kesalahan orang lain, seperti pemazmur Asaf. Dia pernah merasa bahwa standar Allah terlalu mengekang. Tetapi, dia mendapat fakta pengingat setelah memperhatikan haluan orang-orang yang telah meninggalkan jalan-jalan Allah. Asaf belakangan menyimpulkan bahwa mereka berdiri di ”tanah yang licin”.​—Mazmur 73:18.

      Supaya tidak mengulangi kesalahan orang lain, perhatikan komentar berikut ini dari anak-anak muda yang pernah meninggalkan standar Alkitab dan terlibat dalam seks pranikah.

      ● Faktor apa saja yang mempengaruhi cara berpikir dan tindakanmu?

      Debora: ”Semasa sekolah aku melihat semua orang punya pacar, dan tampaknya mereka bahagia. Sewaktu bersama mereka dan melihat mereka berciuman serta berpelukan, aku merasa iri dan kesepian. Aku sering melamunkan pemuda yang aku sukai selama berjam-jam. Ini membuatku semakin ingin bersamanya.”

      Mika: ”Aku membaca buku dan menonton acara yang memuja seks. Mengobrol tentang seks dengan teman-temanku semakin membuatku penasaran. Lalu, sewaktu aku sendirian dengan seorang gadis, aku pikir aku bisa bermesraan dengannya tanpa berhubungan seks, dan aku bisa berhenti kapan saja.”

      Andre: ”Aku suka melihat pornografi di Internet. Aku mulai banyak minum-minum. Dan, aku pergi ke pesta-pesta bersama para remaja yang sama sekali tidak merespek standar moral Alkitab.”

      Teresia: ”Dalam hati aku tahu bahwa seks pranikah itu salah, tapi aku tidak membencinya. Aku tidak berniat memulai hubungan seks sebelum menikah, tapi emosi mengalahkan pikiranku. Selama beberapa waktu, hati nuraniku tumpul.”

      ● Apakah gaya hidupmu membuatmu bahagia?

      Debora: ”Awalnya, aku merasa senang karena bebas dan akhirnya diterima oleh teman-temanku. Tapi, perasaan ini tidak bertahan lama. Aku mulai merasa diri najis, tidak murni lagi, hampa. Aku sangat menyesal karena telah menyerahkan keperawananku.”

      Andre: ”Semakin mudah saja bagiku untuk bertindak mengikuti hasrat yang salah. Tapi, pada saat yang sama, aku dipenuhi perasaan bersalah dan kecewa terhadap diri sendiri.”

      Teresia: ”Amoralitas menghancurkan masa mudaku. Aku pikir aku dan pacarku bakal sangat senang. Ternyata tidak. Kami masing-masing akhirnya merasa pedih, sedih, dan perih. Tiap malam di tempat tidur aku menangis terisak-isak, menyesali mengapa aku tidak menuruti jalan Yehuwa.”

      Mika: ”Aku mulai merasa seolah-olah sebagian dari diriku telah mati. Aku berupaya mengabaikan pengaruh tindakanku terhadap orang lain, tapi aku tidak bisa. Pedih rasanya karena sadar bahwa gara-gara mau senang sendiri, aku menyakiti orang lain.”

      ● Nasihat apa yang ingin kamu berikan kepada anak-anak muda yang menganggap standar moral Alkitab terlalu mengekang?

      Teresia: ”Hiduplah menurut standar Yehuwa, dan bergaullah dengan orang-orang yang juga melakukan hal itu. Dengan begitu, kita akan lebih bahagia.”

      Debora: ”Ini bukan hanya soal diri kita dan apa yang kita inginkan. Tindakan kita akan mempengaruhi orang lain. Dan, bila kita mengabaikan nasihat Allah, kitalah yang rugi.”

      Andre: ”Sewaktu belum berpengalaman, kita kira gaya hidup teman-teman kita itu seru. Sikap mereka akan mempengaruhi kita. Jadi, pilihlah teman dengan bijaksana. Percayalah kepada Yehuwa, dan kita akan terhindar dari penyesalan yang dalam.”

      Mika: ”Di antara milik berharga yang Yehuwa berikan kepada kita ialah martabat serta kemurnian. Membuang pemberian ini karena kita tidak bisa mengendalikan diri sama saja dengan merendahkan diri sendiri. Bicaralah kepada orang tua atau orang yang matang tentang problem kita. Bila kita melakukan kekeliruan, segeralah bicara dengan terus terang lalu perbaiki situasinya. Bila kita melakukan segala sesuatu menurut cara Yehuwa, kita akan memperoleh kedamaian yang sebenarnya.”

      Standar Alkitab​—Pasung atau Sabuk Pengaman?

      Yehuwa adalah ”Allah yang bahagia”, dan Dia ingin kamu pun bahagia. (1 Timotius 1:11; Pengkhotbah 11:9) Standar yang dicatat dalam Alkitab adalah demi kebaikanmu. Memang, kamu bisa memandangnya sebagai pasung yang membatasi kebebasanmu. Namun kenyataannya, kaidah moral Alkitab lebih mirip sabuk pengaman yang bisa melindungimu dari celaka.

      Tentu, kamu dapat mempercayai Alkitab. Jika kamu memilih untuk hidup menurut standarnya, kamu tidak hanya akan membuat Yehuwa senang tetapi juga memperoleh manfaatnya.​—Yesaya 48:17.

      DI PASAL BERIKUTNYA

      Kamu bisa menjadi sahabat Allah. Cari tahu caranya.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Aku, Yehuwa, adalah Allahmu, Pribadi yang mengajarkan hal-hal yang bermanfaat bagimu.”​—Yesaya 48:17.

      TIPS

      Pikirkan bagaimana kamu akan menjelaskan kepada adikmu manfaatnya standar Alkitab. Menceritakan kepercayaanmu adalah cara ampuh untuk mencamkannya dalam hatimu.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Hanya perlu beberapa menit untuk merusak hubunganmu dengan Yehuwa, tetapi bisa butuh bertahun-tahun untuk memulihkannya.

      RENCANAKU!

      Untuk membantuku memahami manfaatnya mengikuti standar Alkitab, aku akan ․․․․․

      Jika aku mulai iri dengan orang-orang yang hidup menurut standar dunia ini, aku akan ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Dalam soal konsekuensi pelanggaran hukum Allah, mengapa pengalaman pribadi bukan guru yang terbaik?

      ● Hikmah apa yang kamu dapatkan dari komentar Debora, Mika, Andre, dan Teresia?

      ● Mengapa ada orang yang memandang standar Alkitab sebagai pasung, tetapi mengapa itu pandangan yang picik?

      [Blurb di hlm. 285]

      ”Kepedihan karena didisiplin akibat perbuatan salah tidak seburuk kepedihan karena mencoba menutupinya.”​—Donna

      [Gambar di hlm. 288]

      Standar Alkitab tidak membatasi kebahagiaanmu, tetapi melindungimu

  • Anutan​—Asaf
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • Anutan​—Asaf

      Asaf sedang mengalami masa yang sulit. Di sekelilingnya, dia melihat orang-orang melanggar hukum Allah, dan mereka sepertinya baik-baik saja! Akibatnya, Asaf mulai ragu-ragu apakah ada manfaatnya berusaha menyenangkan Allah. ”Sesungguhnya sia-sialah aku membersihkan hatiku dan mencuci tanganku tanda tidak bersalah,” katanya. Namun, setelah benar-benar memikirkan persoalan itu, Asaf berubah pikiran. Dia sadar bahwa kenikmatan apa pun yang dirasakan orang fasik hanya sementara. Kesimpulan Asaf? ”Selain engkau,” ia memberi tahu Yehuwa dalam nyanyian, ”tidak ada lagi yang kusenangi di bumi.”​—Mazmur 73:3, 13, 16, 25, 27.

      Mungkin, kamu adakalanya meragukan apakah hidup menurut standar Allah ada gunanya. Tetapi, tirulah Asaf, dan jangan hanya memperhatikan kesenangan semu orang-orang yang mengabaikan hukum Yehuwa. Lihatlah, apakah mereka benar-benar merasakan kedamaian? Apakah mereka telah menemukan rahasia kebahagiaan yang tidak dimiliki orang-orang yang setia kepada Allah? Setelah memikirkan persoalan ini dengan serius, kamu pasti akan tergerak untuk berkata seperti Asaf, ”Baiklah bagiku untuk datang mendekat kepada Allah.”​—Mazmur 73:28.

  • Bagaimana Aku Bisa Menjadi Sahabat Allah?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 35

      Bagaimana Aku Bisa Menjadi Sahabat Allah?

      Jeremy mulai menyadari nilai persahabatan dengan Allah melalui suatu tragedi. ”Ketika umurku 12 tahun, ayahku meninggalkan keluarga kami,” dia menjelaskan. ”Suatu malam aku berdoa di tempat tidur, memohon kepada Yehuwa agar ayahku kembali.”

      Dalam kesedihannya, Jeremy mulai membaca Alkitab. Ketika dia tak sengaja membuka Mazmur 10:14, dia sangat tersentuh. Ayat itu mengatakan mengenai Yehuwa, ”Kepadamu orang yang malang, anak lelaki yatim, mempercayakan diri. Engkau sendiri telah menjadi penolongnya.” Jeremy berkata, ”Aku merasa bahwa Yehuwa berbicara kepadaku dan memberi tahu aku bahwa Dialah penolongku; Dialah Bapakku. Adakah ayah yang lebih baik daripada Dia?”

      ENTAH situasimu serupa atau tidak dengan Jeremy, Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa ingin agar kamu jadi sahabat-Nya. Malah, Alkitab mengatakan, ”Mendekatlah kepada Allah dan ia akan mendekat kepadamu.” (Yakobus 4:8) Pikirkan makna kata-kata tersebut: Walaupun kamu tidak bisa melihat Dia​—dan Dia tentu saja tidak sebaya denganmu​—Allah Yehuwa mengundangmu untuk menjadi sahabat-Nya!

      Tetapi, untuk bersahabat dengan Allah, kamu perlu mengerahkan upaya. Sebagai ilustrasi: Jika kamu punya tanaman hias, kamu tahu tanaman itu tidak bisa tumbuh dengan sendirinya. Agar tumbuh subur, tanaman itu harus kamu sirami dengan teratur dan tempatkan di lingkungan yang cocok. Begitu pula halnya persahabatan dengan Allah. Bagaimana kamu dapat membuat persahabatan tersebut tumbuh?

      Pentingnya Belajar

      Dalam persahabatan harus ada komunikasi dua arah​—mendengarkan dan berbicara. Demikian pula dalam persahabatan dengan Allah. Membaca dan belajar Alkitab adalah cara kita mendengarkan apa yang Allah katakan kepada kita.​—Mazmur 1:2, 3.

      Memang, kamu mungkin tidak hobi belajar. Banyak anak muda lebih suka menonton TV, bermain game, atau nongkrong bersama teman-teman. Tetapi, jika kamu ingin memupuk persahabatan dengan Allah, tidak ada jalan pintas. Kamu perlu mendengarkan Dia dengan mempelajari Firman-Nya.

      Namun, jangan khawatir. Pelajaran Alkitab tidak harus menjadi beban. Kamu bisa belajar untuk menikmatinya​—sekalipun kamu bukan orang yang suka belajar. Hal pertama yang perlu kamu lakukan adalah menyisihkan waktu untuk belajar Alkitab. ”Aku punya jadwal,” kata gadis bernama Lais. ”Aku membaca satu pasal Alkitab begitu bangun tidur.” Maria, 15 tahun, punya kebiasaan yang berbeda. ”Aku membaca beberapa ayat setiap malam sebelum tidur,” katanya.

      Untuk memulai program belajarmu sendiri, lihat kotak di halaman 292. Kemudian, di bawah ini, tulis kapan kamu bisa menyisihkan waktu sekitar 30 menit saja untuk belajar Firman Allah.

      ․․․․․

      Membuat jadwal barulah langkah awal. Begitu benar-benar mulai belajar, kamu bisa jadi menemui kenyataan bahwa Alkitab tidak selalu enak dibaca. Kamu mungkin sependapat dengan Jerry, 11 tahun, yang dengan terus terang menyatakan, ”Beberapa bagian Alkitab berat dan tidak terlalu menarik.” Jika kamu merasa begitu, jangan menyerah. Selalu pandang pelajaran Alkitab sebagai kesempatan untuk mendengarkan Allah Yehuwa, sahabatmu. Pada akhirnya, belajar Alkitab bakal mengasyikkan dan bermanfaat, sesuai dengan upaya yang kamu kerahkan!

      Doa Sangat Penting

      Doa adalah sarana untuk berbicara kepada Allah. Bayangkan betapa luar biasanya karunia doa itu! Kamu bisa menghubungi Allah Yehuwa kapan pun dari pagi sampai malam. Ia selalu siap mendengarkan. Tidak hanya itu, Ia ingin mendengar apa yang kamu katakan. Itu sebabnya Alkitab mendesakmu, ”Dalam segala sesuatu nyatakanlah permintaanmu kepada Allah melalui doa dan permohonan yang disertai ucapan syukur.”​—Filipi 4:6.

      Sebagaimana ditunjukkan oleh ayat itu, ada banyak hal yang bisa kamu bicarakan dengan Yehuwa. Kamu bisa menceritakan masalah dan kecemasanmu. Kamu juga bisa menyertakan hal-hal yang kamu syukuri. Tidakkah kamu berterima kasih kepada teman-temanmu setiap kali mereka berbuat baik kepadamu? Kamu juga bisa berterima kasih kepada Yehuwa, yang telah berbuat lebih banyak daripada semua temanmu.​—Mazmur 106:1.

      Di bawah ini, tulislah beberapa hal dari Yehuwa yang kamu syukuri.

      ․․․․․

      Sesekali pasti ada ketakutan dan kekhawatiran yang membebani pikiranmu. Mazmur 55:22 berkata, ”Lemparkanlah bebanmu kepada Yehuwa, dan ia sendiri akan mendukungmu. Ia tidak akan pernah membiarkan orang adil-benar goyah.”

      Berikut ini, tulislah kekhawatiran pribadi yang kamu ingin doakan.

      ․․․․․

      Pengalaman Pribadi

      Ada aspek lain dari persahabatanmu dengan Allah yang hendaknya tidak kamu abaikan. Pemazmur Daud menulis, ”Kecaplah dan lihatlah bahwa Yehuwa itu baik.” (Mazmur 34:8) Ketika Daud menggubah Mazmur ke-34, dia baru saja lolos dari pengalaman yang mengerikan. Ia dikejar-kejar Raja Saul yang mau membunuhnya​—itu saja sudah sangat menakutkan. Tetapi, kemudian ia harus mencari perlindungan di antara musuh-musuhnya, orang Filistin. Sewaktu nyawanya berada di ujung tanduk, Daud dengan cerdik berpura-pura gila dan berhasil lolos.​—1 Samuel 21:10-15.

      Daud tidak menganggap keberhasilannya luput dari maut sebagai hasil kecerdikannya sendiri. Sebaliknya, ia memuji Yehuwa. Sebelumnya, di mazmur yang disebutkan di atas, ia menulis, ”Aku meminta petunjuk dari Yehuwa, dan ia menjawab aku, dan ia membebaskan aku dari semua ketakutanku.” (Mazmur 34:4) Maka, dari pengalaman pribadi, Daud bisa mendesak orang lain untuk ’mengecap dan melihat bahwa Yehuwa itu baik’.a

      Bisakah kamu memikirkan suatu pengalaman dalam hidupmu yang membuktikan kepedulian Yehuwa? Jika ya, tulis di bawah ini. Petunjuk: Pengalaman itu tidak perlu yang hebat-hebat. Cobalah pikirkan beberapa berkat sederhana dalam kehidupan sehari-hari, yang beberapa di antaranya bisa jadi dianggap biasa.

      ․․․․․

      Barangkali orang tuamu sudah mengajarkan Alkitab kepadamu. Jika demikian, itu suatu berkat. Namun, kamu perlu mengembangkan persahabatan pribadi dengan Allah. Apabila kamu belum melakukannya, kamu bisa menggunakan bahan di pasal ini untuk membantumu memulainya. Yehuwa akan memberkati upayamu. Alkitab mengatakan, ”Teruslah minta, dan itu akan diberikan kepadamu; teruslah cari, dan kamu akan menemukan.”​—Matius 7:7.

      BACA JUGA JILID 1, PASAL 38 DAN 39

      DI PASAL BERIKUTNYA

      Merasa sulit berbicara kepada orang lain tentang Allah? Belajarlah bagaimana kamu bisa membela kepercayaanmu.

      [Catatan Kaki]

      a Dalam beberapa terjemahan lain, frasa ”kecaplah dan lihatlah” dialihbahasakan menjadi ”rasakanlah sendiri”, ”alami sendiri”, dan ”dari pengalaman kamu akan melihat”.​—Bahasa Indonesia Masa Kini, Contemporary English Version, dan The Bible in Basic English.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Berbahagialah mereka yang sadar akan kebutuhan rohani mereka.”​—Matius 5:3.

      TIPS

      Cukup baca empat halaman sehari, dan seluruh Alkitab akan selesai dalam kira-kira satu tahun.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Fakta bahwa kamu sedang membaca buku ini dan menyambut nasihatnya yang berdasarkan Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa memperhatikan kamu secara pribadi.​—Yohanes 6:44.

      RENCANAKU!

      Untuk mendapat lebih banyak manfaat dari pelajaran Alkitab pribadi, aku akan ․․․․․

      Agar lebih teratur berdoa, aku akan ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Bagaimana kamu bisa membuat pelajaran Alkitab pribadimu lebih menyenangkan?

      ● Mengapa Yehuwa ingin mendengarkan doa manusia yang tidak sempurna?

      ● Bagaimana kamu bisa meningkatkan mutu doamu?

      [Kutipan di hlm. 291]

      ”Ketika masih kecil, doaku itu-itu saja. Sekarang, aku berupaya untuk berdoa tentang hal baik dan buruk yang aku alami setiap hari. Karena tidak ada dua hari yang persis sama, aku pun tidak mengatakan hal yang sama berulang-ulang.”​—Eve

      [Kotak/​Gambar di hlm. 292]

      Selidiki Alkitabmu

      1. Pilih sebuah kisah Alkitab yang ingin kamu baca. Berdoalah memohon hikmat untuk memahaminya.

      2. Bacalah dengan saksama. Jangan terburu-buru. Sambil membaca, gunakan imajinasimu. Pakailah sebanyak mungkin indramu: Coba lihat adegannya, dengar suara tokoh-tokohnya, cium aromanya, rasakan makanannya, dan seterusnya. Hidupkan kisah itu dalam benakmu!

      3. Pikirkan apa yang baru saja kamu baca. Renungkan pertanyaan berikut ini:

      ● Mengapa Yehuwa menyertakan kisah ini dalam Firman-Nya?

      ● Tokoh-tokoh mana yang layak ditiru, dan tokoh mana saja yang menjadi contoh peringatan?

      ● Pelajaran praktis apa yang bisa aku petik dari kisah ini?

      ● Apa yang diajarkan oleh kisah ini tentang Yehuwa dan cara Ia bertindak?

      4. Panjatkan doa singkat kepada Yehuwa. Beri tahu Dia apa yang kamu pelajari dari Alkitab dan bagaimana rencanamu untuk menerapkan bahan itu dalam hidupmu. Selalu ucapkan syukur kepada Yehuwa untuk pemberian-Nya​—Firman-Nya, Alkitab!

      [Gambar]

      ”Firmanmu adalah pelita bagi kakiku, dan terang bagi jalanku.”​—Mazmur 119:105.

      [Kotak/​Gambar di hlm. 294]

      Dahulukan yang Terpenting

      Terlalu sibuk untuk berdoa? Tidak ada waktu untuk belajar Alkitab? Sering kali, ini hanya soal apa yang kamu prioritaskan.

      Coba eksperimen ini: Ambil ember, dan taruh beberapa batu besar di dalamnya. Sekarang, isi ember itu dengan pasir​—sampai penuh. Maka, kamu punya ember yang penuh dengan batu dan pasir.

      Sekarang, kosongkan ember itu. Lakukan proses tadi dengan urutan yang dibalik: Isi ember dengan pasir yang sama, lalu masukkan batunya. Kurang tempat? Itu karena kali ini kamu menaruh pasirnya lebih dulu dalam ember.

      Pelajarannya? Alkitab mengatakan, ’Pastikan perkara-perkara yang lebih penting.’ (Filipi 1:10) Jika kamu mendahulukan hal-hal yang kecil seperti rekreasi, kamu tidak akan pernah punya cukup waktu untuk hal-hal besar​—kegiatan rohani. Tetapi, jika kamu mengikuti petunjuk Alkitab, kamu akan mendapati bahwa kamu punya waktu untuk kepentingan Kerajaan maupun rekreasi secukupnya. Ini cuma soal apa yang lebih dulu kamu masukkan ke dalam ember!

      [Gambar di hlm. 290]

      Seperti tanaman hias, persahabatan dengan Allah perlu dipelihara agar bisa tumbuh

  • Bagaimana Aku Bisa Membela Kepercayaanku akan Allah?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 36

      Bagaimana Aku Bisa Membela Kepercayaanku akan Allah?

      Apa halangan terbesarmu untuk berbicara kepada teman sekelas tentang imanmu?

      □ Kurang pengetahuan Alkitab

      □ Takut diejek

      □ Tidak tahu caranya memulai percakapan

      Metode mana yang termudah bagimu untuk menceritakan imanmu?

      □ Berbicara dengan satu orang teman

      □ Berbicara di depan seluruh kelas

      □ Menulis tentang kepercayaanku yang berdasarkan Alkitab dalam sebuah karya tulis

      Tulis nama teman sekolah yang kamu rasa bakal mau berdiskusi Alkitab jika kamu tahu cara memulainya. ․․․․․

      ALLAH barangkali bukan topik percakapan yang paling disukai teman-teman sekolahmu. Kalau kamu membicarakan hal lain​—olahraga, mode, atau lawan jenis—​pasti seru obrolannya. Tetapi, coba bicara tentang Allah, maka semua bisa sontak menjadi canggung dan terdiam.

      Bukan berarti teman-temanmu tidak percaya kepada Allah; banyak anak muda percaya. Tetapi, ada yang malu membahas pokok ini. Kurang ”gaul”, mungkin begitu anggapan mereka.

      Bagaimana dengan Kamu?

      Dapat dimaklumi jika kamu enggan berbicara tentang Allah kepada teman-teman sekelasmu. Tidak ada orang yang suka ditolak, apalagi diejek! Bisakah itu terjadi sewaktu kamu berbicara tentang imanmu? Ya, bisa. Sebaliknya, kamu mungkin terkejut oleh sikap teman-temanmu. Banyak di antara mereka sedang mencari jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan seperti: Apa masa depan dunia ini? dan Mengapa dunia ini penuh dengan masalah? Teman-temanmu kemungkinan besar lebih suka membicarakan pokok-pokok itu dengan teman sebaya mereka daripada dengan orang dewasa.

      Meskipun begitu, berbicara tentang agama kepada teman-temanmu mungkin tampaknya sangat sulit. Nah, kamu tidak perlu bersikap seperti orang fanatik, dan kamu pun tidak perlu khawatir tentang apa persisnya yang harus kamu katakan. Berbicara tentang imanmu bisa diumpamakan seperti memainkan alat musik. Awalnya sulit? Bisa jadi. Tetapi, dengan latihan, hal itu menjadi semakin mudah, dan upayamu tidak akan sia-sia. Namun, bagaimana kamu bisa memulai percakapan?

      Biasanya, kamu bisa mulai dengan hal yang ringan-ringan. Misalnya, mungkin sewaktu ada kejadian hangat yang dibicarakan di sekolah, kamu bisa menambahkan pandanganmu yang berdasarkan Alkitab. Atau, kamu bisa mencoba berbicara kepada satu teman sekelas dulu. Yang lebih mudah lagi, beberapa remaja Kristen menaruh bacaan Alkitab di meja mereka untuk melihat apakah ada teman sekelas yang tertarik. Sering kali itu berhasil, dan percakapan pun menyusul!

      Di antara metode-metode di atas, mana yang bisa kamu coba? ․․․․․

      Adakah cara lain yang terpikir olehmu untuk menceritakan imanmu kepada seorang teman sekelas? Jika ya, tulislah di bawah ini.

      ․․․․․

      Kadang-kadang, tugas sekolah bisa menjadi kesempatan untuk memberikan kesaksian tentang imanmu. Misalnya, apa yang bisa kamu lakukan jika ada pembahasan tentang evolusi? Bagaimana kamu bisa membela imanmu tentang penciptaan?

      Membela Penciptaan

      ”Pelajaran tentang evolusi di kelas sangat berbeda dengan yang selama ini diajarkan kepadaku,” kata remaja bernama Ryan. ”Evolusi dipaparkan sebagai fakta, dan aku jadi ciut.” Seorang gadis bernama Raquel mengungkapkan hal serupa. ”Aku ketakutan sewaktu guru IPS-ku bilang bahwa mata pelajaran berikutnya adalah evolusi,” katanya. ”Aku tahu bahwa aku harus menjelaskan di depan kelas pendirianku tentang masalah yang kontroversial ini.”

      Bagaimana perasaanmu ketika ada pelajaran evolusi di kelas? Kamu percaya bahwa Allah ”menciptakan segala sesuatu”. (Penyingkapan 4:11) Kamu melihat bukti rancangan hasil kecerdasan di sekitarmu. Tetapi, menurut buku-buku pelajaran, manusia berevolusi, dan itu juga yang dikatakan gurumu. Mana mungkin murid berdebat dengan ”para pakar” itu, bukan?

      Yakinlah, bukan kamu saja yang tidak percaya akan teori evolusi. Faktanya, sejumlah ilmuwan pun tidak menerima teori evolusi. Begitu juga dengan banyak guru dan murid.

      Namun, untuk membela kepercayaanmu akan penciptaan, kamu perlu tahu apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan tentang pokok ini. Tidak perlu mempersoalkan hal-hal yang tidak Alkitab katakan secara langsung. Pertimbangkan beberapa contoh.

      Menurut buku pelajaran sains, bumi dan tata surya sudah ada selama miliaran tahun. Alkitab mengatakan bahwa bumi dan bagian alam semesta lainnya sudah ada sebelum hari pertama penciptaan. Jadi, bumi dan tata surya kemungkinan besar sudah berumur miliaran tahun.​—Kejadian 1:1.

      Guruku bilang bahwa bumi tidak mungkin diciptakan hanya dalam waktu enam hari. Alkitab tidak menyatakan bahwa enam hari penciptaan masing-masing lamanya 24 jam.

      Di kelas, kami membahas berbagai contoh tentang bagaimana binatang dan manusia berubah seiring waktu. Menurut Alkitab, Allah menciptakan makhluk hidup ”menurut jenisnya”. (Kejadian 1:20, 21) Pernyataan ini tidak mendukung gagasan bahwa kehidupan muncul dari benda mati atau bahwa Allah memulai proses evolusi dari sebuah sel tunggal. Namun, setiap ’jenis’ berpotensi menghasilkan banyak variasi. Jadi, menurut Alkitab, bisa saja ada perubahan dalam tiap ’jenis’.

      Sesuai dengan apa yang dibahas di pasal ini, apa tanggapanmu jika seorang guru atau teman sekelas mengatakan, ․․․․․

      ”Sains telah membuktikan bahwa kita adalah hasil evolusi.” ․․․․․

      ”Aku tidak percaya kepada Allah karena aku tidak bisa melihat Dia.” ․․․․․

      Yakinlah dengan Kepercayaanmu!

      Jika kamu dibesarkan oleh orang tua Kristen, kamu mungkin mempercayai penciptaan semata-mata karena itulah yang telah diajarkan kepadamu. Namun, karena sekarang kamu sudah semakin dewasa, kamu ingin beribadat kepada Allah dengan ”daya nalarmu”, yaitu punya dasar yang kukuh untuk kepercayaanmu. (Roma 12:1) Untuk itu, tanyai dirimu, ’Apa yang meyakinkanku bahwa ada Pencipta?’ Sam, 14 tahun, menyebutkan tubuh manusia. ”Tubuh kita begitu rumit dan banyak detailnya,” katanya, ”dan semua bagian bekerja sama dengan sangat baik. Tubuh manusia tidak mungkin berevolusi!” Holly, 16 tahun, setuju. ”Sejak aku didiagnosis mengidap diabetes,” katanya, ”aku banyak belajar tentang cara kerja tubuh kita. Misalnya, betapa mengagumkan cara pankreas​—organ mungil yang tersembunyi di balik lambung​—melakukan pekerjaan raksasa agar darah dan organ-organ lain tetap berfungsi.”

      Di bawah ini, catatlah tiga hal yang meyakinkanmu bahwa ada Pencipta.

      1. ․․․․․

      2. ․․․․․

      3. ․․․․․

      Tidak ada alasan untuk canggung atau malu karena kamu percaya kepada Allah dan penciptaan. Jika mempertimbangkan buktinya, sangatlah masuk akal bahwa kita manusia dirancang oleh pribadi yang cerdas.

      Pada akhirnya, justru evolusi, bukan penciptaan, yang mengharuskan adanya iman yang besar, karena mempercayai mukjizat tanpa pembuat mukjizat! Begitu kamu memikirkannya dengan saksama menggunakan daya nalarmu, kamu akan merasa lebih yakin untuk membela kepercayaanmu akan Allah.

      DI PASAL BERIKUTNYA

      Kamu melihat anak-anak lain seusiamu dibaptis. Siapkah kamu mengambil langkah itu?

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”Aku tidak malu akan kabar baik; sebenarnya, itu adalah kuasa Allah bagi keselamatan setiap orang yang mempunyai iman.”​—Roma 1:16.

      TIPS

      Jagalah sikapmu sewaktu berbicara tentang kepercayaanmu. Jika kamu kelihatan malu, kamu bisa menjadi sasaran empuk ejekan teman-temanmu. Tetapi, jika kamu berbicara dengan yakin​—seperti ketika mereka berbicara tentang pendapat mereka​—kamu pun akan direspek oleh mereka.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Adakalanya, para guru tidak bisa membuktikan evolusi ketika diminta melakukannya dan akhirnya sadar bahwa mereka mempercayai teori itu hanya karena itulah yang diajarkan kepada mereka.

      RENCANAKU!

      Untuk memulai percakapan tentang Alkitab dengan seorang teman sekelas, aku bisa ․․․․․

      Jika ditanya mengapa aku percaya kepada Pencipta, aku akan mengatakan ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Mengapa penting untuk berbicara kepada orang lain tentang kepercayaanmu?

      ● Di sekolah, apa saja cara yang mudah bagimu untuk menyatakan kepercayaanmu akan penciptaan?

      ● Bagaimana kamu bisa menunjukkan penghargaan kepada Pribadi yang menciptakan segala sesuatu?​—Kisah 17:26, 27.

      [Kutipan di hlm. 299]

      ”Hanya kita yang bisa menjadikan sekolah sebagai daerah pengabaran kita.’’​—Iraida

      [Gambar di hlm. 298]

      Seperti memainkan alat musik, diperlukan kemahiran untuk menceritakan imanmu​—dengan latihan, kamu akan mahir

      [Gambar di hlm. 300, 301]

      Kamu bisa mengalahkan rasa takut untuk membela kepercayaanmu

  • Apakah Aku Mesti Dibaptis?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 37

      Apakah Aku Mesti Dibaptis?

      Tandai pernyataan berikut benar atau salah:

      Baptisan diharuskan bagi orang Kristen.

      □ Benar

      □ Salah

      Tujuan utama baptisan adalah untuk melindungimu agar tidak berbuat dosa.

      □ Benar

      □ Salah

      Baptisan memungkinkan kamu diselamatkan.

      □ Benar

      □ Salah

      Jika tidak dibaptis, kamu tidak usah mempertanggungjawabkan perbuatanmu kepada Allah.

      □ Benar

      □ Salah

      Jika teman-temanmu dibaptis, kamu pun siap dibaptis.

      □ Benar

      □ Salah

      JIKA kamu hidup selaras dengan standar Allah, memupuk persahabatan dengan Allah, dan menceritakan imanmu kepada orang lain, wajarlah jika kamu mempertimbangkan baptisan. Tetapi, bagaimana kamu bisa tahu apakah kamu sudah siap untuk mengambil langkah itu? Untuk membantu menjawab pertanyaan tersebut, mari kita bahas pernyataan benar-salah di atas.

      ● Baptisan diharuskan bagi orang Kristen.

      Benar. Yesus memerintahkan agar murid-muridnya dibaptis. (Matius 28:19, 20) Malah, Yesus dengan sukarela dibaptis. Untuk mengikuti Kristus, kamu perlu dibaptis jika kamu cukup matang untuk membuat keputusan itu dan benar-benar ingin melakukannya.

      ● Tujuan utama baptisan adalah untuk melindungimu agar tidak berbuat dosa.

      Salah. Baptisan adalah lambang di hadapan umum bahwa kamu telah membaktikan diri kepada Yehuwa. Pembaktian bukanlah semacam kontrak kaku yang melarangmu melakukan berbagai hal yang diam-diam ingin kamu lakukan. Sebaliknya, kamu membaktikan kehidupanmu kepada Yehuwa karena kamu mau hidup menurut standar-Nya.

      ● Baptisan memungkinkan kamu diselamatkan.

      Benar. Alkitab mengatakan bahwa baptisan adalah langkah penting untuk memperoleh keselamatan. (1 Petrus 3:21) Namun, baptisan bukan seperti polis asuransi yang bisa kamu beli untuk melindungi diri kalau-kalau terjadi bencana. Kamu dibaptis karena kamu mengasihi Yehuwa dan ingin melayani Dia selamanya dengan sepenuh hati.​—Markus 12:29, 30.

      ● Jika tidak dibaptis, kamu tidak usah mempertanggungjawabkan perbuatanmu kepada Allah.

      Salah. Yakobus 4:17 menyatakan, ”Jika seseorang tahu bagaimana melakukan apa yang benar namun tidak melakukannya, itu suatu dosa baginya”​—entah sudah dibaptis atau belum. Jadi, jika kamu tahu apa yang benar dan kamu cukup matang untuk memikirkan kehidupanmu dengan serius, mungkin inilah waktunya untuk membicarakan soal ini dengan orang tuamu atau orang Kristen lain yang matang. Dengan demikian, kamu bisa belajar cara untuk maju ke arah baptisan.

      ● Jika teman-temanmu dibaptis, kamu pun siap dibaptis.

      Salah. Keputusan untuk dibaptis harus muncul dari kerelaan hatimu sendiri. (Mazmur 110:3) Kamu hendaknya dibaptis hanya jika kamu sepenuhnya sadar akan apa artinya menjadi seorang Saksi Yehuwa dan jika kamu yakin bahwa kamu siap memikul tanggung jawab itu.​—Pengkhotbah 5:4, 5.

      Langkah yang Mengubah Hidupmu

      Baptisan adalah langkah yang mengubah hidupmu, yang menghasilkan banyak berkat. Pada waktu yang sama, baptisan melibatkan tanggung jawab yang serius​—yaitu memenuhi pembaktian yang telah kamu buat kepada Yehuwa.

      Apakah kamu sudah mendekati titik itu? Jika demikian, kamu punya alasan yang baik untuk berbahagia. Di hadapanmu terbentang hak istimewa terbesar​—yaitu melayani Yehuwa dengan sepenuh hati dan hidup dengan cara yang menunjukkan bahwa kamu benar-benar berbakti kepada-Nya.​—Matius 22:36, 37.

      DI PASAL BERIKUTNYA

      Belajarlah cara menetapkan cita-cita agar kamu bisa memanfaatkan sebaik-baiknya kehidupanmu.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ’Persembahkan tubuhmu sebagai korban yang hidup, kudus, diperkenan Allah, dinas suci dengan daya nalarmu.’​—Roma 12:1.

      TIPS

      Dengan bantuan orang tuamu, carilah seseorang di sidang yang dapat membantumu membuat kemajuan rohani.​—Kisah 16:1-3.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Baptisan adalah bagian yang sangat penting dari ”tanda” untuk keselamatanmu.​—Yehezkiel 9:4-6.

      RENCANAKU!

      Untuk maju ke arah baptisan, aku akan berupaya lebih mengerti ajaran-ajaran Alkitab berikut ini: ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Mengapa baptisan adalah langkah yang sangat serius?

      ● Apa yang bisa jadi menyebabkan seorang remaja terlalu cepat dibaptis?

      ● Bisa jadi, apa alasannya seorang remaja dengan tidak bijaksana menunda-nunda untuk membaktikan diri dan dibaptis?

      [Kutipan di hlm. 306]

      ”Dengan dibaptis, aku dibantu untuk membuat keputusan yang bijak dan tidak menempuh haluan yang dapat berakibat buruk.”​—Holly

      [Kotak/​Gambar di hlm. 307]

      Yang Sering Ditanyakan tentang Baptisan

      Apa yang dilambangkan oleh baptisan? Dibenamkan dan diangkat berarti bahwa kamu telah mati dari haluan yang mementingkan diri dan sekarang dihidupkan untuk melakukan kehendak Yehuwa.

      Apa artinya membaktikan kehidupanmu kepada Yehuwa? Itu berarti melepaskan kepemilikan atas diri sendiri, berjanji untuk mengutamakan melakukan kehendak Allah. (Matius 16:24) Pembaktian formal sepatutnya kamu lakukan dalam doa kepada Yehuwa sebelum kamu dibaptis.

      Apa yang hendaknya kamu lakukan sebelum dibaptis? Kamu hendaknya hidup selaras dengan Firman Allah dan berbicara kepada orang lain tentang imanmu. Kamu hendaknya memupuk persahabatan dengan Allah melalui doa dan pelajaran Alkitab. Kamu hendaknya melayani Yehuwa karena kamu memilih untuk melakukannya​—bukan karena orang lain mendesakmu.

      Apakah kamu harus dibaptis pada usia tertentu? Usia bukanlah faktor utama. Namun, kamu hendaknya cukup umur​—dan cukup matang​—untuk memahami makna pembaktian.

      Bagaimana jika kamu ingin dibaptis tetapi orang tuamu mengatakan ’nanti dulu’? Barangkali mereka ingin agar kamu memperoleh lebih banyak pengalaman dalam kehidupan Kristen. Hargailah nasihat mereka, dan gunakan waktu ini untuk memperkembangkan persahabatanmu dengan Yehuwa.​—1 Samuel 2:26.

      [Kotak di hlm. 308]

      Lembar Kerja

      Kamu Ingin Dibaptis?

      Periksalah kemajuanmu dengan memikirkan pertanyaan dan pernyataan di bawah ini. Jangan lupa memeriksa ayat-ayat yang tercantum sebelum menulis jawabanmu.

      Dengan cara apa saja kamu sekarang memperlihatkan keyakinan kepada Yehuwa?​—Mazmur 71:5. ․․․․․

      Bagaimana kamu menunjukkan bahwa daya pemahamanmu terlatih untuk membedakan yang benar dari yang salah?​—Ibrani 5:14. ․․․․․

      Seberapa seringkah kamu berdoa? ․․․․․

      Seberapa spesifikkah doamu, dan apa yang doamu singkapkan tentang kasihmu kepada Yehuwa?​—Mazmur 17:6. ․․․․․

      Tulis di bawah ini target yang ingin kamu capai sehubungan dengan doa. ․․․․․

      Seberapa teraturkah pelajaran Alkitab pribadimu?​—Yosua 1:8. ․․․․․

      Apa saja bahan pelajaran pribadimu? ․․․․․

      Tulis di bawah ini target yang ingin kamu capai sehubungan dengan pelajaran pribadi. ․․․․․

      Apakah pelayananmu efektif? (Misalnya: Bisakah kamu menjelaskan ajaran dasar Alkitab? Apakah kamu mengunjungi kembali orang yang berminat? Apakah kamu berupaya untuk memimpin pelajaran Alkitab di rumah?)

      □ Ya □ Tidak

      Apakah kamu berdinas bahkan jika orang tuamu tidak?​—Kisah 5:42.

      □ Ya □ Tidak

      Tulis di bawah ini target yang ingin kamu capai sehubungan dengan pelayanan.​—2 Timotius 2:15. ․․․․․

      Apakah kehadiranmu di perhimpunan teratur atau tidak?​—Ibrani 10:25. ․․․․․

      Apa saja partisipasimu di perhimpunan? ․․․․․

      Apakah kamu berhimpun ketika orang tuamu tidak (jika mereka mengizinkan)?

      □ Ya □ Tidak

      Dapatkah kamu mengatakan bahwa kamu benar-benar suka melakukan kehendak Allah?​—Mazmur 40:8.

      □ Ya □ Tidak

      Dapatkah kamu menulis contoh spesifik ketika kamu menolak tekanan teman?​—Roma 12:2. ․․․․․

      Apa rencanamu untuk menjaga agar kasihmu kepada Yehuwa tetap kuat?​—Yudas 20, 21. ․․․․․

      Apakah kamu akan melayani Yehuwa sekalipun orang tua dan teman-temanmu berhenti melayani-Nya? ​—Matius 10:36, 37.

      □ Ya □ Tidak

      [Gambar di hlm. 310]

      Seperti perkawinan, baptisan adalah langkah yang mengubah kehidupan, jadi tidak boleh dianggap enteng

  • Apa yang Akan Kukejar dalam Hidupku?
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • PASAL 38

      Apa yang Akan Kukejar dalam Hidupku?

      ”Awalnya, aku tidak pernah memikirkan masa depan. Tapi, semakin mendekati hari kelulusanku, aku sadar bahwa sebentar lagi aku akan terjun ke dunia nyata. Harus bekerja dan keluar uang sendiri.”​—Alex.

      BAYANGKAN bahwa kamu sedang merencanakan perjalanan berkilo-kilometer jauhnya dari rumah. Boleh jadi, kamu pertama-tama akan memeriksa peta guna menentukan rute terbaik. Begitu pula dengan merencanakan masa depanmu. ”Kita punya banyak pilihan,” kata Michael, seorang pemuda yang kini melayani di salah satu kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa. Bagaimana kamu bisa memilih di antara begitu banyak alternatif? ”Ini soal menetapkan cita-cita,” kata Michael.

      Anggaplah cita-cita itu sebagai tempat tujuan. Kamu tidak bakal mencapainya kalau kamu hanya berjalan ke sana kemari tanpa tujuan. Jauh lebih baik jika kamu melihat peta dan merencanakan jalan mana yang akan kamu tempuh. Dengan demikian, kamu mengikuti nasihat di Amsal 4:26, ”Ratakan haluan kakimu.” Alkitab Bahasa Indonesia Masa Kini (BIMK) menerjemahkan ayat itu, ”Pikirlah baik-baik sebelum berbuat.”

      Selama tahun-tahun mendatang, kamu akan membuat banyak keputusan penting soal ibadat, pekerjaan, perkawinan, keluarga, dan hal penting lainnya. Kamu akan lebih mudah mengambil pilihan yang bijaksana kalau kamu terlebih dahulu memikirkan baik-baik apa cita-citamu. Dan, seraya kamu merencanakan jalan mana yang akan kamu tempuh, ada satu faktor yang sama sekali tidak boleh kamu abaikan.

      ”Ingatlah pada Penciptamu”

      Kalau kamu ingin benar-benar bahagia, kamu harus mencamkan kata-kata Raja Salomo yang bijaksana, ”Ingatlah pada Penciptamu selagi engkau muda.” (Pengkhotbah 12:1, BIMK) Dengan kata lain, jalan hidup yang kamu pilih hendaknya dituntun oleh hasratmu untuk menyenangkan Allah.

      Mengapa hal itu penting? Alkitab mengatakan di Penyingkapan 4:11, ”Yehuwa, ya, Allah kami, engkau layak menerima kemuliaan, kehormatan, dan kuasa, karena engkau menciptakan segala sesuatu, dan oleh karena kehendakmu semua itu ada dan diciptakan.” Semua makhluk hidup di surga dan di bumi berutang rasa syukur kepada Pencipta. Apakah kamu bersyukur bahwa Ia telah memberimu ”kehidupan dan napas dan segala sesuatu”? (Kisah 17:25) Tidakkah kamu terdorong untuk memberikan sesuatu kepada Allah Yehuwa sebagai penghargaan atas segala yang telah Ia berikan kepadamu?

      Karena mengingat Pencipta mereka, banyak anak muda Saksi-Saksi Yehuwa telah memilih dinas sepenuh waktu. Pikirkan beberapa jalur dinas yang mendebarkan yang terbuka untukmu.

      Merintis. Perintis biasa menggunakan lebih banyak waktu dalam pelayanan. Melalui pelatihan dan pengalaman, para perintis mempertajam kemahiran mereka sebagai pengajar Alkitab.

      Melayani di tempat yang lebih membutuhkan. Ada yang pindah ke daerah yang pemberita Kerajaannya masih sedikit. Yang lainnya mempelajari bahasa lain dan melayani di sidang terdekat yang menggunakan bahasa itu atau bahkan pindah ke negeri lain.a

      Dinas utusan injil. Para perintis yang memenuhi syarat, yang sehat dan berstamina dilatih untuk melayani di negeri lain. Para utusan injil menikmati kehidupan yang benar-benar memuaskan dan menarik.

      Dinas Betel. Anggota keluarga Betel melayani di kantor cabang Saksi-Saksi Yehuwa. Di beberapa negeri, pekerjaan mereka mencakup memproduksi dan mengirimkan lektur Alkitab.

      Dinas internasional. Hamba-hamba internasional pergi ke negeri-negeri lain guna membantu pembangunan Balai Kerajaan, Balai Kebaktian, dan fasilitas cabang.

      Sekolah Pelatihan Pelayanan. Para penatua dan hamba pelayanan yang lajang dan memenuhi syarat dilatih sehubungan dengan urusan organisasi dan cara menyampaikan ceramah. Beberapa lulusan ditugasi ke negeri atau daerah lain.

      Merencanakan Jalan untuk Meraih Cita-Cita

      Dinas sepenuh waktu adalah cita-cita yang mulia, dan menghasilkan berkat yang tak terhitung banyaknya. Namun, hal itu perlu direncanakan masak-masak. Misalnya, tanyai dirimu, ’Apa saja kesanggupan dan keterampilan yang bisa aku gunakan untuk menunjang diri sendiri?’

      Kelly punya cita-cita yang jelas untuk menjadi perintis, jadi dia merencanakan jalannya sehubungan dengan pekerjaan. ”Aku harus memilih pekerjaan yang bisa mencukupi kebutuhanku dan mendukung dinasku,” katanya.

      Kelly masuk sekolah kejuruan setingkat SMA. Hal ini membantu dia mencapai cita-cita utamanya. ”Aku ingin terjun dalam dinas sepenuh waktu,” kata Kelly. ”Yang lainnya nomor dua.” Kelly senang dengan pilihannya. ”Aku rasa itu adalah keputusan yang terbaik,” katanya.

      Jangan Malu Bertanya

      Seandainya kamu bepergian ke daerah yang asing, cepat atau lambat kamu mungkin perlu menanyakan jalan. Begitu pula dengan merencanakan masa depanmu. Dapatkan masukan dari orang lain. Amsal 20:18 berkata, ”Dengan nasihat, rencana-rencana ditetapkan dengan teguh.”

      Satu narasumber utama adalah orang tuamu. Kamu juga bisa meminta nasihat dari orang-orang Kristen yang matang, yang kehidupannya mencerminkan hikmat ilahi. ”Perhatikan orang-orang dewasa yang patut diteladani di sidangmu atau di sidang tetangga,” saran Roberto, anggota keluarga Betel berusia 20-an tahun.

      Lebih daripada siapa pun, Allah Yehuwa ingin membantumu membuat pilihan dalam kehidupan yang akan memberimu kebahagiaan terbesar. Jadi, mintalah Dia membantu kamu ’terus memahami apa kehendak-Nya’ sehubungan dengan masa depanmu. (Efesus 5:17) Dalam setiap aspek kehidupanmu, ikutilah imbauan di Amsal 3:5, 6, ”Percayalah kepada Yehuwa dengan segenap hatimu dan jangan bersandar pada pengertianmu sendiri. Dalam segala jalanmu, berikanlah perhatian kepadanya, dan ia akan meluruskan jalan-jalanmu.”

      Untuk keterangan lebih lanjut, tontonlah DVD ”Kaum Muda Bertanya​—Apa yang Akan Kukejar dalam Hidupku?” yang tersedia dalam 30 bahasa lebih

      [Catatan Kaki]

      a Lihat kotak di halaman 164.

      AYAT-AYAT KUNCI

      ”’Ujilah kiranya aku, . . . ’ kata Yehuwa yang berbala tentara, ’apakah aku tidak akan membuka untukmu pintu-pintu air di langit dan benar-benar mencurahkan ke atasmu berkat sampai tidak ada lagi kekurangan.’”​—Maleakhi 3:10.

      TIPS

      Berbicaralah kepada beberapa orang yang telah berada dalam dinas sepenuh waktu selama bertahun-tahun. Tanyakan mengapa mereka memilih karier itu dan bagaimana mereka merasa diberkati.

      TAHUKAH KAMU . . . ?

      Arus listrik bisa membuat peralatan berfungsi. Demikian pula, roh kudus Allah bisa menggerakkan kamu melaksanakan banyak hal dalam dinas kepada-Nya.​—Kisah 1:8.

      RENCANAKU!

      Agar dibantu mendapat lebih banyak sukacita dalam pelayanan, aku akan berbicara kepada ․․․․․

      Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

      MENURUTMU . . .

      ● Apa kesanggupan dan keterampilan yang kamu miliki?

      ● Bagaimana kamu bisa menggunakan kesanggupanmu untuk memuji Yehuwa?

      ● Bentuk dinas sepenuh waktu mana yang disebutkan di pasal ini yang khususnya paling menarik bagimu?

      [Kutipan di hlm. 313]

      ”Aku sangat mengagumi orang tuaku. Semangat mereka yang tak kenal lelah dalam pelayanan, cara mereka menghadapi kesulitan ekonomi, dan anjuran mereka agar aku ikut dalam dinas sepenuh waktu, semuanya berpengaruh baik padaku.”​—Jarrod

      [Gambar di hlm. 314]

      Lembar Kerja

      Target-Targetku

      Tandai target-target mana yang ingin kamu raih. Isi tempat-tempat yang kosong sesuai dengan targetmu atau buatlah target baru.

      Target Dinas

      □ Meningkatkan waktu pelayanan menjadi ․․․․․ jam per bulan

      □ Menyiarkan ․․․․․ eksemplar lektur setiap bulan

      □ Menggunakan Alkitab sewaktu menceritakan imanku

      □ Mengadakan ․․․․․ kunjungan kembali setiap bulan

      □ Memulai PAR

      Target-target lain: ․․․․․

      Target Pelajaran Pribadi

      □ Membaca ․․․․․ halaman Alkitab setiap hari

      □ Mempersiapkan bahan-bahan perhimpunan mingguan

      □ Meriset topik-topik Alkitab berikut ini: ․․․․․

      Target dalam Sidang

      □ Memberikan sedikitnya satu komentar di setiap perhimpunan

      □ Mengajak bicara orang yang lebih tua yang ingin aku kenal dengan lebih baik

      ❏ Mengunjungi seorang anggota sidang yang lanjut usia atau lemah fisik

      Target-target lain: ․․․․․

      Tanggal Hari Ini ․․․․․

      Periksa kembali dalam enam bulan, dan lihat apa yang telah kamu capai untuk meraih targetmu. Sesuaikan atau tambahkan menurut kebutuhan.

      [Gambar di hlm. 312]

      Dengan memiliki cita-cita, kamu tidak akan menghambur-hamburkan energi dan hidupmu akan punya arah dan tujuan

  • Jurnalku​—Pertumbuhan Rohanimu
    Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
    • BAGIAN 9

      Jurnalku​—Pertumbuhan Rohanimu

      Kendala apa saja yang bisa jadi menghalangi kamu mencapai target-target rohanimu?

      ․․․․․

      Langkah spesifik apa saja yang bisa kamu ambil untuk mengatasi kendala-kendala itu?

      ․․․․․

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan