PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Anak-Anak Muda—Apakah Kalian Siap Dibaptis?
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2016 | Maret
    • Di antara orang-orang yang menyaksikan seorang anak dibaptis, ada seorang anak muda yang kelihatan bimbang

      Anak-Anak Muda—Apakah Kalian Siap Dibaptis?

      ”Siapa di antara kamu yang mau membangun sebuah menara tidak duduk dahulu dan menghitung biayanya, untuk melihat apakah biayanya cukup untuk menyelesaikannya?”​—LUK. 14:28.

      NYANYIAN: 120, 64

      APA YANG KAMU PELAJARI?

      • Apa kematangan itu, dan bagaimana Daniel memperlihatkan sifat tersebut?

      • Bagaimana kamu bisa tahu bahwa kamu sendiri memang ingin dibaptis?

      • Apa pembaktian itu, dan apa hubungannya dengan baptisan?

      Artikel ini dan artikel berikutnya ditujukan kepada anak muda yang ingin dibaptis

      1, 2. (a) Apa salah satu hal yang membuat kita senang? (b) Bagaimana orang tua Kristen dan penatua bisa membantu anak muda mengerti artinya dibaptis?

      SEORANG penatua berkata kepada Christopher yang berusia 12 tahun, ”Saya sudah kenal kamu dari bayi, dan saya senang kamu mau dibaptis. Saya mau tanya, ’Kenapa kamu mau dibaptis?’” Wajar kalau sang penatua bertanya seperti itu. Kita senang karena ribuan anak muda dibaptis setiap tahun. (Pkh. 12:1) Tapi, orang tua Saksi dan penatua ingin memastikan bahwa anak muda dibaptis karena keinginan sendiri dan mengerti artinya dibaptis.

      2 Dari Alkitab, kita belajar bahwa setelah membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis, seorang Kristen memulai kehidupan yang baru. Setelah dibaptis, ia akan mendapat banyak berkat dari Yehuwa, tapi juga tentangan dari Setan. (Ams. 10:22; 1 Ptr. 5:8) Jadi, orang tua Kristen harus menyediakan waktu untuk mengajar anak mereka apa artinya menjadi murid Kristus. Jika orang tua anak itu bukan Saksi Yehuwa, para penatua-lah yang akan mengajarkan hal ini. (Baca Lukas 14:27-30.) Persiapan dibutuhkan sebelum membangun sebuah gedung. Demikian pula, anak muda harus mempersiapkan diri sebelum dibaptis agar dapat melayani Yehuwa dengan setia ”sampai ke akhir”. (Mat. 24:13) Apa yang bisa dilakukan anak muda agar bisa bertekad untuk melayani Yehuwa selamanya? Kita akan membahasnya.

      3. (a) Menurut Matius 28:19, 20 dan 1 Petrus 3:21, mengapa dibaptis itu penting? (b) Pertanyaan apa saja yang akan kita jawab, dan mengapa?

      3 Apakah kamu anak muda yang ingin dibaptis? Itu cita-cita yang sangat bagus! Dibaptis sebagai Saksi Yehuwa itu suatu kehormatan. Itu juga kewajiban orang Kristen. Dan, itu sangat penting agar seseorang bisa diselamatkan saat kesengsaraan besar. (Mat. 28:19, 20; 1 Ptr. 3:21) Dengan dibaptis, kamu menunjukkan bahwa kamu berjanji untuk melayani Yehuwa selamanya. Kamu pasti ingin menepati janji tersebut. Maka, ada beberapa pertanyaan yang bisa membantumu memeriksa apakah kamu siap dibaptis: (1) Apakah saya sudah cukup matang untuk mengambil keputusan ini? (2) Apakah saya sendiri ingin dibaptis? (3) Apakah saya mengerti arti membaktikan diri kepada Yehuwa? Mari kita bahas hal-hal itu.

      APAKAH KAMU SUDAH CUKUP MATANG?

      4, 5. (a) Apakah seseorang baru bisa dibaptis pada umur tertentu? Jelaskan. (b) Apa arti kematangan bagi orang Kristen?

      4 Alkitab tidak mengatakan bahwa seseorang baru bisa dibaptis pada umur tertentu atau kalau ia sudah dewasa. Amsal 20:11 berkata, ”Dari perbuatan-perbuatannya seorang anak laki-laki dapat dikenali, apakah kegiatannya murni dan lurus.” Jadi, seorang anak kecil pun sudah bisa melakukan apa yang benar dan tahu apa pembaktian itu. Maka, baptisan adalah langkah yang penting dan tepat bagi anak muda yang sudah terbukti matang dan sudah membaktikan diri kepada Yehuwa.​—Ams. 20:7.

      5 Apa kematangan itu? Kematangan tidak selalu dilihat dari umur atau penampilan fisik seseorang. Alkitab mengatakan bahwa orang yang matang ”telah terlatih daya pemahamannya untuk membedakan apa yang benar maupun yang salah”. (Ibr. 5:14) Seseorang yang matang tahu apa yang benar dan bertekad untuk terus melakukannya. Ia tidak mudah dipengaruhi untuk melakukan apa yang salah. Ia tidak perlu selalu diberi tahu untuk melakukan apa yang benar. Jadi, seorang anak muda yang terbaptis sudah seharusnya melakukan apa yang benar sekalipun ia tidak bersama orang tuanya atau orang dewasa lain.​—Bandingkan Filipi 2:12.

      6, 7. (a) Tantangan apa saja yang Daniel hadapi di Babilon? (b) Bagaimana Daniel menunjukkan bahwa ia matang?

      6 Bisakah anak muda menunjukkan bahwa ia sudah cukup matang? Perhatikan teladan Daniel. Kemungkinan ia masih remaja saat ia diambil dari orang tuanya dan dibawa ke Babilon. Daniel tiba-tiba harus tinggal di antara orang-orang yang tidak mengenal Yehuwa. Tapi, ia diperlakukan dengan istimewa di sana. Ia termasuk di antara beberapa anak muda yang khusus dipilih untuk melayani raja. (Dan. 1:3-5, 13) Mungkin, kesempatan seperti ini tidak akan pernah ia peroleh di Israel.

      7 Bagaimana reaksi Daniel? Apakah ia tergoda? Apakah orang Babilon berhasil melemahkan imannya? Sama sekali tidak! Alkitab mengatakan bahwa selama di Babilon, Daniel ”bertekad dalam hatinya untuk tidak mencemari dirinya” dengan menjauhi apa pun yang berhubungan dengan ibadat palsu. (Dan. 1:8) Daniel menunjukkan bahwa ia benar-benar matang!

      Seorang anak muda bersikap seperti sahabat Allah di sidang, tapi seperti sahabat dunia di sekolah

      Anak muda yang matang tidak akan bersikap seperti sahabat Allah di sidang, tapi seperti sahabat dunia di sekolah (Lihat paragraf 8)

      8. Apa yang bisa kamu pelajari dari teladan Daniel?

      8 Apa yang bisa kamu pelajari dari teladan Daniel? Anak muda yang matang punya pendirian yang teguh, bahkan dalam situasi yang sulit. Ia tidak akan seperti bunglon yang berubah warna bergantung pada lingkungannya. Maksudnya, ia tidak akan bersikap seperti sahabat Allah di sidang, tapi seperti sahabat dunia di sekolah. Ia akan tetap setia bahkan saat ada ujian iman.​—Baca Efesus 4:14, 15.

      9, 10. (a) Apa manfaatnya memikirkan reaksimu ketika menghadapi ujian iman baru-baru ini? (b) Apa artinya dibaptis?

      9 Memang, kita semua tidak sempurna. Orang dewasa pun kadang berbuat salah. (Pkh. 7:20) Tapi, jika kamu ingin dibaptis, sebaiknya kamu mencari tahu seberapa kuat tekadmu untuk menaati Yehuwa. Renungkanlah, ’Apakah saya selalu menaati Yehuwa?’ Pikirkan bagaimana reaksimu saat imanmu diuji baru-baru ini. Apakah kamu bisa memutuskan apa yang seharusnya kamu lakukan? Seperti Daniel, apakah kamu pernah dibujuk untuk menggunakan bakatmu dalam dunia Setan? Jika kamu merasa hal itu menarik, apakah kamu memahami apa yang Yehuwa inginkan?​—Ef. 5:17.

      10 Mengapa pertanyaan-pertanyaan seperti itu penting? Karena itu akan membuat kamu menyadari bahwa baptisan itu sangat serius. Dengan dibaptis, kamu menunjukkan kepada orang lain bahwa kamu telah membuat janji yang penting kepada Yehuwa. Kamu berjanji bahwa kamu akan mengasihi dan melayani Dia dengan sepenuh hati untuk selamanya. (Mrk. 12:30) Semua yang terbaptis harus bertekad untuk menepati janji mereka kepada Yehuwa.​—Baca Pengkhotbah 5:4, 5.

      APAKAH ITU KEINGINANMU SENDIRI?

      11, 12. (a) Seseorang yang ingin dibaptis perlu yakin akan hal apa? (b) Apa yang bisa membuatmu mengerti arti baptisan?

      11 Alkitab mengatakan bahwa semua hamba Yehuwa, bahkan yang masih muda, akan melayani-Nya dengan sukarela. (Mz. 110:3) Jadi, seseorang yang ingin dibaptis harus yakin bahwa itu adalah keinginannya sendiri. Kamu perlu memeriksa dengan jujur alasan kamu ingin dibaptis, apalagi jika kamu dibesarkan dalam keluarga Saksi.

      12 Kamu mungkin sudah sering melihat orang dibaptis. Bisa jadi, beberapa temanmu dan kakak-adikmu sudah dibaptis. Tapi hati-hati, jangan sampai kamu merasa bahwa kamu harus dibaptis hanya karena umurmu atau karena yang lain sudah dibaptis. Bagaimana kamu bisa yakin bahwa kamu sudah benar-benar mengerti arti baptisan? Renungkanlah mengapa baptisan itu sangat penting. Artikel ini dan artikel berikutnya akan membantumu menjawabnya.

      13. Dari mana kamu bisa tahu apakah kamu sendiri memang ingin dibaptis?

      13 Salah satu cara untuk tahu apakah kamu memang ingin dibaptis adalah dengan memeriksa doa-doamu. Seberapa sering kamu berdoa kepada Yehuwa? Apakah isi doamu hanya itu-itu saja? Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut bisa menunjukkan seberapa dekat kamu dengan Yehuwa. (Mz. 25:4) Yehuwa sering kali menjawab doa kita melalui Alkitab. Jadi, periksalah jadwal pelajaran Alkitabmu untuk tahu apakah kamu memang ingin bersahabat dengan Yehuwa dan melayani Dia. (Yos. 1:8) Coba renungkan, ’Apakah saya belajar Alkitab secara teratur? Apakah saya senang mengikuti ibadat keluarga?’ Dari jawabannya, kamu bisa tahu apakah kamu sendiri memang ingin dibaptis.

      APA PEMBAKTIAN ITU?

      14. Jelaskan apa bedanya pembaktian dan baptisan.

      14 Banyak anak muda mungkin tidak benar-benar mengerti apa bedanya pembaktian dan baptisan. Ada yang bilang bahwa mereka sudah membaktikan diri kepada Yehuwa, tapi belum siap untuk dibaptis. Hal itu tidak masuk akal. Mengapa? Pembaktian adalah janji kita kepada Yehuwa dalam doa untuk melayani Dia selama-lamanya. Baptisan adalah saat kamu menunjukkan kepada orang-orang bahwa kamu sudah membaktikan dirimu kepada Yehuwa. Jadi, sebelum dibaptis, seseorang harus mengerti apa artinya membaktikan diri kepada Allah.

      15. Apa pembaktian itu?

      15 Saat kamu membaktikan diri kepada Yehuwa, kamu memberi tahu Dia bahwa kamu sekarang adalah milik-Nya. Kamu berjanji bahwa melayani Dia akan menjadi hal yang paling penting dalam kehidupanmu. (Baca Matius 16:24.) Itu adalah janji yang sangat serius! (Mat. 5:33) Jadi, bagaimana kamu menunjukkan bahwa kamu tahu kehidupanmu bukan lagi milikmu karena kamu sudah menyerahkannya kepada Yehuwa?​—Rm. 14:8.

      16, 17. (a) Gambarkan apa artinya kehidupan kita bukan lagi milik kita sendiri. (b) Saat membaktikan diri, apa yang seseorang katakan kepada Yehuwa?

      16 Sebagai gambaran, katakanlah temanmu memberimu hadiah sebuah mobil. Ia menyerahkan semua dokumen kepemilikan mobil itu sambil berkata, ”Mobil ini buat kamu.” Tapi kemudian, ia berkata, ”Kuncinya aku simpan, ya. Kamu tidak boleh menyetir sendiri. Aku yang akan menyetir.” Bagaimana perasaanmu? Apakah kamu merasa itu sebuah hadiah? Lalu, bagaimana perasaanmu terhadap temanmu itu?

      17 Sewaktu seseorang membaktikan dirinya kepada Yehuwa, ia berjanji kepada Allah, ”Saya memberikan hidup saya kepada-Mu. Saya sekarang milik-Mu.” Yehuwa berhak mengharapkan orang tersebut menepati janjinya. Tapi, bagaimana jika ia mulai tidak menaati Yehuwa dengan diam-diam berpacaran dengan orang yang tidak seiman? Atau, bagaimana jika ia menerima pekerjaan yang membuatnya kehabisan waktu untuk mengabar dan berhimpun? Itu artinya ia tidak menepati janjinya kepada Yehuwa. Ia seperti teman yang menahan kunci mobil tersebut. Saat kita membaktikan diri kepada Yehuwa, kita berkata kepada-Nya, ”Hidup saya milik-Mu, bukan lagi milik saya.” Jadi, kita akan selalu melakukan apa yang Yehuwa inginkan, sekalipun itu bukan keinginan kita. Tirulah Yesus, yang berkata, ”Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendakku, melainkan kehendak dia yang mengutus aku.”​—Yoh. 6:38.

      18, 19. (a) Apa yang bisa kita pelajari dari pengalaman Rose dan Christopher? (b) Bagaimana perasaanmu terhadap baptisan?

      18 Jadi, baptisan tidak boleh dianggap enteng. Membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis adalah kehormatan yang luar biasa. Anak muda yang mengasihi Yehuwa dan mengerti arti pembaktian tidak ragu untuk membaktikan diri dan dibaptis. Mereka tidak menyesali keputusan mereka. Rose, seorang remaja terbaptis berkata, ”Saya mengasihi Yehuwa, dan yang paling membahagiakan buat saya adalah melayani Dia. Waktu memutuskan untuk dibaptis, saya tidak ragu sedikit pun.”

      19 Bagaimana dengan Christopher, yang disebut di awal artikel ini? Bagaimana perasaannya tentang keputusannya untuk dibaptis saat berumur 12 tahun? Ia mengatakan bahwa ia sangat senang. Ia mulai melayani sebagai perintis biasa saat berumur 17 tahun dan menjadi hamba pelayanan saat berumur 18 tahun. Sekarang, ia melayani di Betel. Ia berkata, ”Dibaptis adalah keputusan yang tepat. Saya selalu sibuk melakukan pekerjaan yang memuaskan untuk Yehuwa dan organisasi-Nya.” Jika kamu ingin dibaptis, bagaimana kamu bisa mempersiapkan diri? Artikel berikutnya akan membantu kamu.

  • Anak-Anak Muda—Bagaimana Kalian Bisa Siap untuk Dibaptis?
    Menara Pengawal (Edisi Pelajaran)—2016 | Maret
    • Seorang anak muda belajar pribadi, membaca Alkitab, membersihkan Balai Kerajaan, dan mengabar

      Anak-Anak Muda—Bagaimana Kalian Bisa Siap untuk Dibaptis?

      ”Melakukan kehendakmu, oh, Allahku, aku suka.”​—MZ. 40:8.

      NYANYIAN: 51, 58

      APA JAWABANMU?

      • Apa artinya ”diyakinkan untuk percaya”?

      • Apa artinya ”bertingkah laku kudus” dan ”melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”?

      • Dengan merenungkan tebusan, kamu bisa lebih bersyukur kepada Yehuwa. Jelaskan.

      1, 2. (a) Jelaskan mengapa baptisan itu sangat serius. (b) Apa yang perlu dipastikan seseorang sebelum dibaptis?

      APAKAH kamu anak muda yang ingin dibaptis? Jika ya, itu bagus. Dibaptis adalah kehormatan terbesar. Kita sudah membahas bahwa baptisan itu sangat serius. Dengan dibaptis, kamu menunjukkan kepada orang lain bahwa kamu sudah membaktikan diri kepada Yehuwa. Artinya, kamu berjanji akan melayani Dia selamanya dengan menomorsatukan keinginan-Nya. Karena ini janji yang serius kepada Allah, sebelum dibaptis kamu harus matang, mengerti arti pembaktian, dan benar-benar ingin dibaptis.

      2 Bisa jadi, kamu merasa belum siap dibaptis. Atau, mungkin kamu merasa sudah siap, tapi orang tuamu menyuruhmu menunggu sampai kamu lebih dewasa dan punya lebih banyak pengalaman. Jika begitu, jangan kecil hati. Sambil menunggu, buatlah kemajuan rohani sehingga kamu bisa secepatnya dibaptis. Maka, bertekadlah untuk (1) memperkuat keyakinanmu, (2) memperbaiki tingkah lakumu, dan (3) memperdalam rasa syukurmu.

      KEYAKINANMU

      3, 4. Apa yang dipelajari anak muda dari Timotius?

      3 Pikirkan apa jawabanmu untuk pertanyaan-pertanyaan ini: Mengapa saya percaya Allah ada? Mengapa saya yakin Alkitab berasal dari Allah? Mengapa saya menaati perintah Allah, bukannya mengikuti orang-orang di dunia? Dengan menjawabnya, kamu bisa belajar untuk ”menyimpulkan kehendak Allah yang baik dan diperkenan dan sempurna”. (Rm. 12:2) Mengapa kamu perlu melakukannya?

      4 Perhatikan teladan Timotius. Ia memahami Tulisan-Tulisan Kudus karena ia sudah diajar oleh ibu dan neneknya. Tapi, Paulus memberi tahu Timotius, ”Hendaklah engkau tetap berpegang pada perkara-perkara yang telah engkau pelajari dan yang tentangnya engkau telah diyakinkan untuk percaya.” (2 Tim. 3:14, 15) Dalam bahasa aslinya, salah satu arti kata ”diyakinkan” adalah ”sungguh-sungguh percaya dan merasa pasti bahwa sesuatu itu benar”. Jadi, Timotius harus percaya bahwa kebenaran bisa ditemukan dalam Tulisan-Tulisan Kudus. Ia menerima kebenaran bukan karena disuruh ibu dan neneknya. Tapi, ia membuktikan sendiri bahwa apa yang ia pelajari memang benar, dan ia pun yakin.​—Baca Roma 12:1.

      5, 6. Mengapa penting untuk belajar menggunakan ”daya nalarmu” sejak sekarang?

      5 Bagaimana dengan kamu? Kamu mungkin sudah mengenal kebenaran sejak kecil. Maka mulai sekarang, pikirkan alasan kamu yakin ini adalah kebenaran. Hasilnya, imanmu akan lebih kuat, dan keputusanmu tidak akan dipengaruhi temanmu, dunia ini, atau bahkan perasaanmu sendiri.

      6 Jika kamu belajar menggunakan ”daya nalarmu” dari sekarang, kamu bisa menjawab pertanyaan teman-temanmu, seperti: ’Kenapa kamu yakin Allah ada? Kalau Allah peduli kepada manusia, kenapa Ia diam saja melihat hal-hal buruk terjadi? Siapa yang menciptakan Allah?’ Jika kamu sudah siap, pertanyaan-pertanyaan itu tidak akan membuatmu ragu. Kamu justru akan makin giat belajar Alkitab.

      7-9. Jelaskan mengapa seri panduan belajar ”Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?” bisa memperkuat keyakinanmu.

      7 Jika kamu mempelajari Alkitab dengan teliti, kamu bisa menjawab pertanyaan orang, menyingkirkan keraguan, dan memperkuat keyakinanmu. (Kis. 17:11) Ada banyak publikasi yang bisa membantumu. Contohnya adalah brosur Asal Mula Kehidupan—Lima Pertanyaan yang Patut Direnungkan dan buku Apakah Ada Pencipta yang Mempedulikan Anda? Banyak anak muda juga mendapat manfaat dari seri panduan belajar ”Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?” di jw.org. Kamu bisa menemukannya di bagian AJARAN ALKITAB. Seri ini dirancang untuk membantumu semakin beriman akan suatu ajaran Alkitab.

      8 Kalau kamu sering belajar Alkitab, kamu mungkin sudah tahu jawaban untuk beberapa pertanyaan dalam panduan belajar itu. Tapi, apakah kamu yakin bahwa itu adalah kebenaran? Panduan belajar itu akan membantumu merenungkan beragam ayat lalu menuliskan alasan kamu memercayai suatu pokok. Dengan begitu, kamu bisa menjelaskan keyakinanmu kepada orang lain. Jika kamu bisa membuka internet dan melihat seri ”Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan?”, kamu bisa menggunakannya dalam pelajaran pribadi.

      9 Agar kamu siap dibaptis, kamu harus membuktikan sendiri bahwa ini adalah kebenaran. Seorang saudari remaja berkata, ”Sebelum saya memutuskan untuk dibaptis, saya mempelajari Alkitab. Saya pun yakin bahwa inilah agama yang benar. Setiap hari, saya semakin yakin.”

      TINGKAH LAKUMU

      10. Mengapa tingkah laku seorang Kristen yang terbaptis seharusnya sesuai dengan keyakinannya?

      10 Alkitab berkata, ”Iman, jika tidak disertai perbuatan, iman itu mati.” (Yak. 2:17) Jika kamu yakin akan kebenaran, ini akan terlihat dari tingkah lakumu. Kamu akan ”bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”.​—Baca 2 Petrus 3:11.

      11. Jelaskan apa yang dimaksud dengan ”bertingkah laku kudus”.

      11 Apa maksudnya ”bertingkah laku kudus”? Itu berarti tingkah lakumu bersih. Misalnya, coba pikirkan: Dalam enam bulan terakhir, saat kamu tergoda untuk berbuat salah, apakah kamu tahu apa yang seharusnya dilakukan? (Ibr. 5:14) Apakah kamu ingat kapan terakhir kali kamu berhasil mengatasi godaan atau tekanan teman? Apakah kamu dikenal bertingkah laku baik di sekolah? Apakah kamu selalu setia kepada Yehuwa, atau apakah kamu mencoba berperilaku seperti teman sekelasmu supaya tidak diejek? (1 Ptr. 4:3, 4) Memang, tidak ada orang yang sempurna. Kadang, bahkan mereka yang sudah lama melayani Yehuwa bisa merasa malu dan takut membela iman. Tapi, orang yang berbakti kepada Allah bangga menjadi saksi-Nya, dan ia menunjukkan ini melalui tingkah lakunya.

      12. Apa contoh ”hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”, dan bagaimana seharusnya perasaanmu terhadap hal-hal itu?

      12 Apa itu ”hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”? Itu mencakup kegiatanmu bersama sidang, seperti berhimpun dan mengabar. Itu juga mencakup kegiatan yang tidak dilihat orang lain, seperti berdoa dan belajar pribadi. Orang yang membaktikan diri kepada Yehuwa tidak akan menganggap semua ini sebagai beban. Ia merasa seperti Raja Daud, yang berkata, ”Melakukan kehendakmu, oh, Allahku, aku suka, dan hukummu ada di bagian dalamku.”​—Mz. 40:8.

      13, 14. Apa yang bisa membantumu ”melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”? Ceritakan beberapa pengalaman.

      13 Untuk membantumu menetapkan cita-cita, lihatlah lembar kerja di buku Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2, halaman 308 dan 309. Di situ, kamu bisa menuliskan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan seperti, ”Seberapa spesifikkah doamu, dan apa yang doamu singkapkan tentang kasihmu kepada Yehuwa?”, ”Apa saja bahan pelajaran pribadimu?”, ”Apakah kamu akan berdinas bahkan jika orang tuamu tidak?” Kamu juga bisa menuliskan apa yang ingin kamu perbaiki sehubungan dengan doamu, pelajaran pribadimu, dan pengabaranmu.

      14 Banyak anak muda yang ingin dibaptis merasa lembar kerja ini sangat berguna. Seorang saudari muda bernama Tilda berkata, ”Dulu, saya menggunakan lembar kerja itu untuk menetapkan cita-cita. Saya berhasil meraihnya satu demi satu, dan setahun kemudian, saya pun siap dibaptis.” Seorang saudara muda bernama Patrick mengalami hal yang sama. Ia berkata, ”Saya sudah tahu apa cita-cita saya. Tapi, dengan menuliskannya, saya jadi berusaha lebih keras untuk meraihnya.”

      Seorang anak muda berkomentar di perhimpunan

      Apakah kamu akan terus melayani Yehuwa sekalipun orang tuamu tidak lagi melayani-Nya? (Lihat paragraf 15)

      15. Jelaskan mengapa kamu sendirilah yang harus memutuskan pembaktian kepada Allah.

      15 Salah satu pertanyaan dalam lembar kerja itu adalah, ”Apakah kamu akan melayani Yehuwa sekalipun orang tua dan teman-temanmu berhenti melayani-Nya?” Sewaktu kamu membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis, kamu punya hubungan pribadi dengan-Nya. Jadi, dalam melayani Allah, kamu tidak boleh bergantung pada orang tuamu atau siapa pun. Jika kamu ”bertingkah laku kudus” dan ’berpengabdian yang saleh’, kamu menunjukkan bahwa kamu yakin inilah kebenaran dan kamu ingin menaati Allah. Kamu pun bisa memenuhi syarat untuk dibaptis.

      RASA SYUKURMU

      16, 17. (a) Apa yang seharusnya menggerakkan seseorang untuk menjadi orang Kristen? (b) Rasa syukur atas tebusan bisa digambarkan seperti apa?

      16 Suatu hari, seorang ahli Hukum Musa bertanya kepada Yesus, ”Yang manakah perintah terbesar?” Yesus menjawab, ”Engkau harus mengasihi Yehuwa, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap pikiranmu.” (Mat. 22:35-37) Menurut Yesus, kasih kepada Yehuwa harus menjadi dasar seseorang dibaptis dan menjadi orang Kristen. Salah satu cara terbaik untuk memperdalam kasihmu kepada Yehuwa adalah dengan merenungkan tebusan, karunia terbesar dari Allah bagi manusia. (Baca 2 Korintus 5:14, 15; 1 Yohanes 4:9, 19.) Dengan begitu, kamu akan tergerak untuk menunjukkan rasa syukurmu.

      17 Rasa syukurmu atas tebusan bisa digambarkan seperti ini: Bayangkan ada seseorang yang menyelamatkanmu saat kamu hampir tenggelam. Apakah kamu akan langsung pulang dan melupakan apa yang dilakukan orang itu? Tidak! Kamu pasti akan selalu merasa berutang budi kepadanya! Begitu pula, kita seharusnya sangat bersyukur kepada Yehuwa dan Yesus atas tebusan. Kita berutang nyawa kepada mereka! Mereka telah menyelamatkan kita dari dosa dan kematian. Karena mereka mengasihi kita, kita sekarang punya harapan untuk hidup selamanya di bumi firdaus!

      18, 19. (a) Mengapa kamu tidak perlu takut menjadi milik Yehuwa? (b) Jika kamu melayani Yehuwa, hidupmu akan lebih baik. Jelaskan.

      18 Apakah kamu bersyukur atas apa yang sudah Yehuwa lakukan untukmu? Jika ya, sudah saatnya kamu membaktikan diri dan dibaptis. Pembaktianmu adalah janji kepada Allah bahwa kamu mau melakukan kehendak-Nya selama-lamanya. Apa kamu perlu takut membuat janji itu? Tidak! Yehuwa menginginkan yang terbaik untukmu, dan Ia akan mengupahi orang yang melakukan kehendak-Nya. (Ibr. 11:6) Jika kamu membaktikan diri dan dibaptis, kehidupanmu tidak akan semakin sulit, tapi malah akan lebih baik! Seorang saudara berusia 24 tahun yang dibaptis sewaktu masih kecil berkata, ”Seandainya saya dibaptis waktu saya lebih besar, pengetahuan saya mungkin saja lebih banyak. Tapi, dengan membaktikan diri kepada Yehuwa waktu masih kecil, saya terlindung karena tidak mengejar cita-cita duniawi.”

      19 Yehuwa sangat berbeda dengan Setan yang hanya memanfaatkan kamu dan tidak peduli kepadamu. Kalau kamu mengikuti Setan, ia tidak akan memberimu apa pun yang baik. Mana mungkin ia bisa memberikan sesuatu yang tidak ia miliki? Ia tidak punya kabar baik, dan ia juga tidak punya harapan. Jadi, ia hanya bisa memberimu masa depan yang suram, karena seperti itulah masa depannya!​—Pny. 20:10.

      20. Apa yang bisa dilakukan anak muda agar siap membaktikan diri dan dibaptis? (Lihat juga kotak ”Bantuan untuk Maju Secara Rohani”.)

      20 Membaktikan kehidupanmu kepada Yehuwa adalah keputusan terbaik. Apakah kamu sudah siap? Jika ya, jangan takut membuat janji itu. Tapi, jika kamu belum siap, manfaatkanlah saran-saran dalam artikel ini. Paulus menasihati saudara-saudari di Filipi untuk terus maju secara rohani. (Flp. 3:16) Jika kamu mengikuti nasihat itu, dalam waktu singkat, kamu akan siap membaktikan hidupmu kepada Yehuwa dan dibaptis.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan