-
Semua Harus Memberi Pertanggungjawaban kepada AllahMenara Pengawal—1996 | 15 September
-
-
Semua Harus Memberi Pertanggungjawaban kepada Allah
”Kita masing-masing akan memberi pertanggungjawaban bagi dirinya sendiri kepada Allah.”—ROMA 14:12.
1. Batas-batas apa ditempatkan di atas kemerdekaan dari Adam dan Hawa?
ALLAH YEHUWA menciptakan orang-tua kita yang pertama, Adam dan Hawa, sebagai insan-insan bermoral bebas. Meskipun mereka lebih rendah daripada malaikat, mereka adalah makhluk-makhluk cerdas yang cakap membuat keputusan-keputusan yang bijaksana. (Mazmur 8:5, 6) Namun, itu tidak berarti bahwa kemerdekaan yang diberikan Allah ini memperbolehkan mereka untuk menetapkan sendiri apa yang benar dan apa yang salah. Mereka bertanggung jawab kepada Pencipta mereka, dan tanggung jawab ini telah diulurkan kepada semua keturunan mereka.
2. Yehuwa akan segera membuat perhitungan apa, dan mengapa?
2 Kini karena kita berada di ambang klimaks dari sistem perkara yang fasik ini, Yehuwa akan membuat perhitungan di bumi. (Bandingkan Roma 9:28.) Segera, orang-orang yang tidak saleh harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah Yehuwa atas perusakan sumber daya bumi, pembinasaan kehidupan manusia, dan khususnya penganiayaan hamba-hamba-Nya.—Penyingkapan 6:10; 11:18.
3. Pertanyaan-pertanyaan apa akan kita bahas?
3 Menghadapi prospek yang serius ini, adalah bermanfaat bagi kita untuk merenungkan cara Yehuwa yang adil-benar dalam berurusan dengan ciptaan-Nya di masa lampau. Bagaimana Alkitab dapat membantu kita secara pribadi untuk memberi pertanggungjawaban yang diperkenan kepada Pencipta kita? Contoh-contoh apa yang mungkin berguna, dan yang mana yang hendaknya jangan kita tiru?
Para Malaikat Bertanggung Jawab
4. Bagaimana kita tahu bahwa Allah menuntut pertanggungjawaban para malaikat atas tindakan-tindakan mereka?
4 Malaikat-malaikat ciptaan Yehuwa di surga juga bertanggung jawab kepada-Nya sama seperti kita. Sebelum Air Bah pada zaman Nuh, beberapa malaikat dengan tidak taat menjelma agar dapat mengadakan hubungan seksual dengan wanita-wanita. Sebagai insan-insan bermoral bebas, makhluk-makhluk roh tersebut dapat membuat keputusan demikian, namun Allah menuntut pertanggungjawaban mereka. Sewaktu malaikat-malaikat yang tidak taat ini kembali ke alam roh, Yehuwa tidak mengizinkan mereka mendapatkan kembali kedudukan mereka yang semula. Sang murid Yudas memberi tahu kita bahwa mereka telah ’disimpan dengan belenggu kekal di bawah kegelapan yang pekat bagi penghakiman pada hari besar itu’.—Yudas 6.
5. Kejatuhan apa telah dialami Setan dan hantu-hantunya, dan bagaimana pertanggungjawaban atas pemberontakan mereka diselesaikan?
5 Malaikat-malaikat yang tidak taat, atau hantu-hantu, memiliki Setan si Iblis sebagai penguasa mereka. (Matius 12:24-26) Malaikat yang fasik ini memberontak melawan Penciptanya dan menantang kebenaran dari kedaulatan Yehuwa. Setan membawa orang-tua pertama kita ke dalam dosa, dan ini akhirnya mengakibatkan kematian mereka. (Kejadian 3:1-7, 17-19) Meskipun Yehuwa mengizinkan Setan memasuki pelataran surgawi untuk suatu periode setelah itu, buku Penyingkapan dalam Alkitab menubuatkan bahwa pada waktu yang telah ditentukan Allah, si fasik ini akan dicampakkan ke sekitar bumi. Bukti-bukti memperlihatkan bahwa hal ini terjadi segera setelah Yesus Kristus menerima kuasa Kerajaan pada tahun 1914. Pada akhirnya, si Iblis dan hantu-hantunya akan dibawa kepada kebinasaan abadi. Dengan dituntaskannya sengketa kedaulatan ini, pertanggungjawaban atas pemberontakan akhirnya akan diselesaikan dengan adil.—Ayub 1:6-12; 2:1-7; Penyingkapan 12:7-9; 20:10.
Putra Allah Bertanggung Jawab
6. Bagaimana Yesus memandang pertanggungjawabannya sendiri kepada Bapaknya?
6 Sungguh suatu teladan yang bagus ditetapkan oleh Putra Allah, Yesus Kristus! Sebagai pria sempurna yang setara dengan Adam, Yesus senang melakukan kehendak ilahi. Ia juga senang dituntut pertanggungjawaban untuk memenuhi hukum Yehuwa. Sehubungan dengan dia, sang pemazmur dengan tepat menubuatkan, ”Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.”—Mazmur 40:9; Ibrani 10:6-9.
7. Sewaktu berdoa pada malam kematiannya, mengapa Yesus dapat mengucapkan kata-kata yang dicatat di Yohanes 17:4, 5?
7 Meskipun adanya pertentangan yang penuh kebencian yang Yesus alami, ia melakukan kehendak Allah dan memelihara integritas sampai mati pada tiang siksaan. Dengan demikian ia membayar harga tebusan untuk menebus umat manusia dari konsekuensi yang mematikan dari dosa Adam. (Matius 20:28) Oleh karena itu, pada malam sebelum kematiannya, Yesus dapat dengan penuh keyakinan berdoa, ”Aku telah memuliakan engkau di bumi, dengan menyelesaikan pekerjaan yang engkau berikan agar kulakukan. Maka sekarang engkau, Bapak, muliakanlah aku di sisimu sendiri dengan kemuliaan yang kumiliki di sisimu sebelum dunia ada.” (Yohanes 17:4, 5) Yesus dapat mengucapkan kata-kata tersebut kepada Bapak surgawinya karena ia dengan berhasil melewati ujian pertanggungjawaban dan diperkenan Allah.
8. (a) Bagaimana Paulus memperlihatkan bahwa kita harus memberi pertanggungjawaban atas diri kita kepada Allah Yehuwa? (b) Apa yang akan membantu kita untuk mendapatkan perkenan Allah?
8 Tidak seperti manusia Yesus Kristus yang sempurna, kita tidak sempurna. Namun, kita bertanggung jawab kepada Allah. Rasul Paulus mengatakan, ”Mengapa kamu menghakimi saudaramu? Atau mengapa kamu juga memandang rendah saudaramu? Karena kita semua akan berdiri di hadapan kursi penghakiman Allah; sebab ada tertulis, ’”Sebagaimana aku hidup,” kata Yehuwa, ”kepadaku setiap lutut akan bertekuk, dan setiap lidah akan membuat pengakuan terbuka kepada Allah.”’ Oleh karena itu, kita masing-masing akan memberi pertanggungjawaban bagi dirinya sendiri kepada Allah.” (Roma 14:10-12) Agar kita dapat berbuat demikian dan mendapat perkenan Yehuwa, Ia dengan pengasih telah memberikan kepada kita hati nurani maupun Firman-Nya yang terilham, Alkitab, untuk membimbing kita dalam apa yang kita katakan dan lakukan. (Roma 2:14, 15; 2 Timotius 3:16, 17) Memanfaatkan sepenuhnya persediaan rohani Yehuwa dan mengikuti hati nurani kita yang dilatih Alkitab akan membantu kita mendapat perkenan Allah. (Matius 24:45-47) Roh kudus, atau tenaga aktif Yehuwa, menjadi tambahan sumber kekuatan dan tuntunan. Jika kita bertindak selaras dengan pengarahan roh ini dan tuntunan hati nurani kita yang dilatih Alkitab, kita memperlihatkan bahwa kita ’memedulikan Allah’, yang kepada-Nya kita harus bertanggung jawab atas semua tindakan kita.—1 Tesalonika 4:3-8; 1 Petrus 3:16, 21.
Bertanggung Jawab sebagai Bangsa
9. Siapakah orang-orang Edom, dan apa yang terjadi atas mereka karena perlakuan mereka terhadap Israel?
9 Yehuwa menuntut pertanggungjawaban dari bangsa-bangsa. (Yeremia 25:12-14; Zefanya 3:6, 7) Pertimbangkan Kerajaan Edom zaman purba, yang terletak di sebelah selatan Laut Mati dan sebelah utara Teluk Aqaba. Orang-orang Edom adalah orang-orang Semit, masih bersaudara dekat dengan orang-orang Israel. Meskipun bapak leluhur orang-orang Edom adalah Esau, cucu Abraham, orang-orang Israel tidak diizinkan mengadakan perjalanan melewati Edom di ”jalan raya” ketika dalam perjalanan menuju Tanah Perjanjian. (Bilangan 20:14-21, NW) Selama berabad-abad kebencian Edom yang hebat berkembang menjadi kebencian yang tidak kenal belas kasihan kepada Israel. Pada akhirnya, orang-orang Edom harus bertanggung jawab atas perbuatan mereka mendesak orang-orang Babilon untuk membinasakan Yerusalem pada tahun 607 SM. (Mazmur 137:7) Pada abad keenam SM, tentara Babilon di bawah Raja Nabonidus menaklukkan Edom, dan tanah itu menjadi telantar, seperti yang Yehuwa tetapkan.—Yeremia 49:20; Obaja 9-11.
10. Bagaimana orang-orang Moab bertindak terhadap orang-orang Israel, dan bagaimana Allah menuntut pertanggungjawaban dari Moab?
10 Nasib Moab tidak lebih baik. Kerajaan Moab berada di sebelah utara Edom dan sebelah timur Laut Mati. Sebelum orang-orang Israel memasuki Tanah Perjanjian, orang-orang Moab tidak bertindak dengan ramah kepada mereka, tampaknya menyediakan bagi mereka roti dan air hanya demi keuntungan materi. (Ulangan 23:3, 4) Raja Balak dari Moab menyewa nabi Bileam untuk mengutuki Israel, dan wanita-wanita Moab digunakan untuk memikat pria-pria Israel ke dalam perbuatan amoral dan penyembahan berhala. (Bilangan 22:2-8; 25:1-9) Akan tetapi, kebencian Moab kepada Israel tidak luput dari pandangan Yehuwa. Seperti yang dinubuatkan, Moab mengalami kehancuran di tangan orang-orang Babilon. (Yeremia 9:25, 26; Zefanya 2:8-11) Ya, Allah menuntut pertanggungjawaban dari Moab.
11. Moab dan Amon menjadi seperti kota-kota apa, dan apa yang ditunjukkan oleh nubuat-nubuat Alkitab berkenaan sistem perkara yang fasik sekarang ini?
11 Tidak hanya Moab tetapi juga Amon harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah. Yehuwa telah menubuatkan, ”Moab akan menjadi seperti Sodom dan bani Amon seperti Gomora, yakni menjadi padang jeruju dan tempat penggalian garam dan tempat sunyi sepi sampai selama-lamanya.” (Zefanya 2:9) Tanah Moab dan Amon hancur, tepat sebagaimana Allah telah membinasakan kota Sodom dan Gomora. Menurut Lembaga Geologi London, para peneliti menyatakan telah menemukan lokasi reruntuhan Sodom dan Gomora di pesisir timur Laut Mati. Bukti-bukti lain yang dapat diandalkan yang belum tersingkap berkenaan dengan hal ini, hanya akan mendukung nubuat-nubuat Alkitab yang menunjukkan bahwa sistem perkara yang fasik sekarang ini, juga akan dituntut pertanggungjawaban oleh Allah Yehuwa.—2 Petrus 3:6-12.
12. Meskipun Israel harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah atas dosa-dosanya, apa yang telah dinubuatkan berkenaan suatu kaum sisa Yahudi?
12 Meskipun Israel telah sangat diperkenan Yehuwa, ia harus memberi pertanggungjawaban kepada Allah atas dosa-dosanya. Sewaktu Yesus Kristus datang kepada bangsa Israel, mayoritas orang menolaknya. Hanya suatu kaum sisa menjalankan iman dan menjadi pengikut-pengikutnya. Paulus menerapkan nubuat tertentu kepada kaum sisa Yahudi ini ketika ia menulis, ”Yesaya berseru sehubungan dengan Israel, ’Meskipun jumlah putra-putra Israel seperti pasir di laut, sisanyalah yang akan diselamatkan. Karena Yehuwa akan membuat perhitungan di bumi, mengakhirinya dan mempersingkatnya.’ Juga, sebagaimana dikatakan oleh Yesaya dahulu kala, ’Jika Yehuwa yang berbala tentara tidak meninggalkan suatu benih kepada kita, kita sudah menjadi sama seperti Sodom, dan kita sudah dibuat sama seperti Gomora.’” (Roma 9:27-29; Yesaya 1:9; 10:22, 23) Sang rasul mengutip contoh tentang ke-7.000 orang pada zaman Elia yang tidak sujud kepada Baal, dan kemudian ia mengatakan, ”Karena itu, dengan cara ini, pada musim sekarang ini juga suatu sisa telah muncul sesuai dengan suatu pemilihan karena kebaikan hati yang tidak layak diterima.” (Roma 11:5) Kaum sisa tersebut terdiri dari orang-orang yang secara pribadi bertanggung jawab kepada Allah.
Contoh-Contoh Pertanggungjawaban Pribadi
13. Apa yang terjadi atas Kain sewaktu Allah menuntut pertanggungjawaban darinya karena membunuh saudaranya Habel?
13 Alkitab mengutip banyak contoh pertanggungjawaban pribadi kepada Allah Yehuwa. Salah satunya, putra sulung Adam, Kain. Ia dan saudaranya Habel mempersembahkan korban kepada Yehuwa. Korban Habel diperkenan Allah, tetapi korban Kain tidak. Sewaktu dituntut pertanggungjawaban karena dengan brutal membunuh saudaranya, Kain tanpa perasaan memberi tahu Allah, ”Apakah aku penjaga adikku?” Karena dosanya, Kain diusir ke ”tanah Nod, di sebelah timur Eden”. Ia tidak memperlihatkan pertobatan yang tulus atas kejahatannya, hanya menyesali hukuman yang pantas ia terima.—Kejadian 4:3-16.
14. Bagaimana pertanggungjawaban pribadi kepada Allah diilustrasikan dalam kasus imam besar Eli dan putra-putranya?
14 Pertanggungjawaban pribadi seseorang kepada Allah juga diilustrasikan dalam kasus imam besar Israel bernama Eli. Putra-putranya, Hofni dan Pinehas, melayani sebagai imam yang bertugas namun ”bersalah karena ketidakadilan terhadap manusia dan ketidakhormatan terhadap Allah, dan tidak menjauhkan diri dari jenis kefasikan”, kata sejarawan Josephus. ”Pria-pria yang tidak berguna” ini tidak mengakui Yehuwa, terlibat dalam tingkah laku yang melanggar kesucian, dan bersalah karena perbuatan amoral yang bejat. (1 Samuel 1:3; 2:12-17, 22-25, NW) Sebagai ayah mereka dan imam besar Israel, Eli berkewajiban mendisiplin mereka, tetapi ia hanya menegur mereka dengan lembut. Eli ’menghormati anak-anaknya lebih daripada menghormati Yehuwa’. (1 Samuel 2:29) Ganjaran menimpa rumah Eli. Kedua putranya mati pada hari yang sama dengan ayah mereka, dan garis keimaman mereka pada akhirnya dimusnahkan sama sekali. Dengan demikian pertanggungjawaban diselesaikan.—1 Samuel 3:13, 14; 4:11, 17, 18.
15. Mengapa putra Raja Saul, Yonatan, diupahi?
15 Sebuah contoh yang sama sekali berbeda dibuat oleh putra Raja Saul, Yonatan. Segera setelah Daud membunuh Goliat, ”berpadulah jiwa Yonatan dengan jiwa Daud”, dan mereka mengadakan suatu perjanjian persahabatan. (1 Samuel 18:1, 3) Kemungkinan, Yonatan menyadari bahwa roh Allah telah meninggalkan Saul, namun gairahnya sendiri akan ibadat yang murni tetap tidak terpadamkan. (1 Samuel 16:14) Penghargaan Yonatan atas wewenang Daud yang diberikan Allah tidak pernah goyah. Yonatan menyadari pertanggungjawabannya kepada Allah, dan Yehuwa mengupahi dia atas haluannya yang terhormat dengan memastikan bahwa garis keluarganya terus berlanjut dari generasi ke generasi.—1 Tawarikh 8:33-40.
Pertanggungjawaban Dalam Sidang Kristen
16. Siapakah Titus, dan mengapa dapat dikatakan bahwa ia memberi pertanggungjawaban yang baik atas dirinya kepada Allah?
16 Kitab-Kitab Yunani Kristen memujikan banyak pria dan wanita yang memberi pertanggungjawaban yang baik atas diri mereka. Misalnya, ada seorang Kristen Yunani bernama Titus. Telah diperkirakan bahwa ia menjadi seorang Kristen selama perjalanan utusan injil Paulus yang pertama ke Siprus. Karena orang-orang Yahudi dan proselit dari Siprus mungkin berada di Yerusalem selama hari Pentakosta tahun 33 M, kekristenan mungkin telah menjangkau pulau tesebut tidak lama setelah itu. (Kisah 11:19) Meskipun demikian, Titus terbukti sebagai salah seorang rekan sekerja Paulus yang setia. Ia menyertai Paulus dan Barnabas dalam perjalanan ke Yerusalem kira-kira tahun 49 M, sewaktu masalah penting tentang sunat diputuskan. Fakta bahwa Titus tidak bersunat menambah bobot kepada argumen Paulus bahwa orang-orang kafir yang berubah kepada kekristenan hendaknya tidak berada di bawah Hukum Musa. (Galatia 2:1-3) Pelayanan yang bagus dari Titus dibuktikan dalam Alkitab, dan Paulus bahkan menujukan sepucuk surat yang diilhami ilahi kepadanya. (2 Korintus 7:6; Titus 1:1-4) Tampaknya sampai akhir hayatnya di bumi, Titus terus memberi pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah.
17. Pertanggungjawaban apa diberikan Timotius, dan bagaimana contoh ini dapat mempengaruhi kita?
17 Timotius adalah orang yang bergairah lainnya yang memberi pertanggungjawaban yang diperkenan atas dirinya kepada Allah Yehuwa. Meskipun Timotius memiliki beberapa problem kesehatan, ia mempertunjukkan ’iman tanpa kemunafikan’ dan ’bekerja bagaikan budak bersama Paulus dalam memajukan kabar baik’. Sang rasul dengan demikian dapat memberi tahu rekan-rekan Kristen di Filipi, ”Aku tidak mempunyai orang lain lagi dengan watak seperti [Timotius] yang dengan tulus akan memperhatikan perkara-perkara sehubungan dengan kamu.” (2 Timotius 1:5; Filipi 2:20, 22; 1 Timotius 5:23) Dalam menghadapi berbagai kelemahan manusiawi dan pencobaan lainnya, kita juga dapat memiliki iman yang tidak munafik dan dapat memberi pertanggungjawaban yang diperkenan atas diri kita sendiri kepada Allah.
18. Siapakah Lidia, dan semangat apa yang ia pertunjukkan?
18 Lidia adalah seorang wanita saleh yang terbukti memberi pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah. Ia dan rumah tangganya termasuk di antara orang-orang pertama di Eropa yang menyambut kekristenan karena kegiatan Paulus di Filipi kira-kira pada tahun 50 M. Sebagai penduduk asli Tiatira, Lidia bisa jadi adalah seorang proselit Yahudi, namun di sana mungkin hanya ada sedikit orang Yahudi dan tidak ada sinagoge di Filipi. Ia dan wanita-wanita yang saleh lainnya berkumpul di sebuah sungai sewaktu Paulus berbicara kepada mereka. Sebagai hasilnya, Lidia menjadi seorang Kristen dan mendesak Paulus dan rekan-rekannya untuk tinggal bersamanya. (Kisah 16:12-15) Keramahtamahan yang Lidia perlihatkan terus menjadi ciri dari orang-orang Kristen sejati.
19. Dengan perbuatan-perbuatan baik apa Dorkas memberi suatu pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah?
19 Dorkas adalah wanita lain lagi yang memberi pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Allah Yehuwa. Sewaktu ia meninggal, Petrus pergi ke Yopa sebagai tanggapan atas permohonan murid-murid yang tinggal di sana. Kedua pria yang bertemu dengan Petrus ”membawanya naik ke dalam ruang atas; dan semua janda menghadap kepadanya dengan menangis dan mempertunjukkan banyak pakaian dalam dan pakaian luar yang pernah dibuat oleh Dorkas ketika ia bersama mereka”. Dorkas dibangkitkan. Namun apakah ia diingat hanya karena kemurahan hatinya? Tidak. Ia adalah seorang ”murid” dan tentu saja ambil bagian dalam pekerjaan menjadikan murid. Wanita-wanita Kristen dewasa ini juga ”melimpah dalam perbuatan baik dan pemberian belas kasihan”. Mereka juga senang memiliki bagian yang aktif dalam mengumumkan kabar baik Kerajaan dan menjadikan murid.—Kisah 9:36-42; Matius 24:14; 28:19, 20.
20. Pertanyaan-pertanyaan apa yang dapat kita ajukan kepada diri kita?
20 Alkitab dengan jelas memperlihatkan bahwa bangsa-bangsa dan orang-orang harus memberi pertanggungjawaban kepada Tuan Yang Berdaulat Yehuwa. (Zefanya 1:7) Jika kita berbakti kepada Allah, kita dengan demikian dapat menanyakan diri kita, ’Bagaimana saya memandang hak-hak istimewa dan tanggung jawab yang diberikan Allah kepada saya? Pertanggungjawaban macam apa yang saya berikan kepada Allah Yehuwa dan Yesus Kristus?’
-
-
Semoga Yehuwa Berkenan akan Pertanggungjawaban SaudaraMenara Pengawal—1996 | 15 September
-
-
Semoga Yehuwa Berkenan akan Pertanggungjawaban Saudara
”Ini . . . ingatlah demi aku, oh, Allahku . . . Ingatlah aku, oh, Allahku, demi kebaikan.”—NEHEMIA 13:22, 31, NW.
1. Apa yang membantu orang-orang yang berbakti kepada Allah untuk memberikan suatu pertanggungjawaban yang bagus kepada Yehuwa?
HAMBA-HAMBA Yehuwa memiliki semua bantuan yang dibutuhkan untuk memberikan suatu pertanggungjawaban yang bagus kepada-Nya. Mengapa? Karena mereka memiliki hubungan yang erat dengan Allah sebagai bagian dari organisasi-Nya di bumi. Ia telah menyingkapkan maksud-tujuan-Nya kepada mereka, dan Ia telah memberikan kepada mereka bantuan dan pemahaman rohani melalui roh kudus-Nya. (Mazmur 51:13; 119:105; 1 Korintus 2:10-13) Mempertimbangkan keadaan khusus ini, Yehuwa dengan penuh kasih meminta hamba-hamba-Nya di bumi untuk memberikan kepada-Nya suatu pertanggungjawaban pribadi atas diri mereka masing-masing maupun hal-hal yang telah mereka capai dengan kekuatan-Nya dan dengan bantuan roh kudus-Nya.
2. (a) Dengan cara-cara apa Nehemia memberikan pertanggungjawaban yang baik atas dirinya kepada Allah? (b) Dengan permohonan apa Nehemia mengakhiri buku Alkitab yang menggunakan namanya?
2 Seorang pria yang memberikan pertanggungjawaban yang baik atas dirinya kepada Allah adalah Nehemia, juru minuman Raja Persia Artahsasta (Longimanus). (Nehemia 2:1) Nehemia menjadi gubernur orang-orang Yahudi dan membangun kembali tembok Yerusalem seraya menghadapi musuh dan bahaya. Dengan gairah akan ibadat yang sejati, ia memberlakukan Hukum Allah dan memperlihatkan keprihatinan kepada yang tertindas. (Nehemia 5:14-19) Nehemia mendesak orang-orang Lewi untuk memurnikan diri mereka dengan tetap tentu, menjaga gerbang, dan menyucikan hari Sabat. Oleh karena itu, ia dapat berdoa, ”Ini juga, ingatlah demi aku, oh, Allahku, dan kasihanilah aku sesuai dengan limpahnya kebaikan hatimu.” Juga, dengan tepat Nehemia mengakhiri bukunya yang diilhami ilahi dengan permohonan, ”Ingatlah aku, oh, Allahku, demi kebaikan.”—Nehemia 13:22, 31, NW.
3. (a) Bagaimana saudara akan menggambarkan orang yang melakukan kebaikan? (b) Jika kita merenungkan haluan Nehemia, kita mungkin terdorong untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan apa kepada diri kita?
3 Seseorang yang melakukan kebaikan berbuat bajik dan melakukan perbuatan lurus hati yang mendatangkan manfaat kepada orang-orang lain. Nehemia adalah orang semacam itu. Ia memiliki rasa takut yang penuh hormat kepada Allah dan gairah yang besar bagi ibadat yang sejati. Selain itu, ia bersyukur atas hak-hak istimewanya dalam dinas Allah dan memberikan suatu pertanggungjawaban yang bagus atas dirinya kepada Yehuwa. Jika merenungkan haluannya, kita mungkin terdorong untuk menanyakan diri kita, ’Bagaimana saya memandang hak-hak istimewa dan tanggung jawab saya yang diberikan Allah? Pertanggungjawaban apa yang saya berikan kepada Allah Yehuwa dan Yesus Kristus?’
Pengetahuan Membuat Kita Bertanggung Jawab
4. Tugas apa diberikan Yesus kepada para pengikutnya, dan apa yang dilakukan orang-orang yang ”memiliki kecenderungan yang benar untuk kehidupan abadi”?
4 Yesus memberikan para pengikutnya tugas ini, ”Pergilah dan jadikanlah murid-murid dari orang-orang segala bangsa, membaptis mereka . . . , mengajar mereka untuk menjalankan semua perkara yang aku perintahkan kepadamu.” (Matius 28:19, 20) Kita menjadikan murid dengan cara mengajar mereka. Oleh karena itu, orang-orang diajar dan yang ”memiliki kecenderungan yang benar untuk kehidupan abadi” akan dibaptis, seperti yang dilakukan Yesus. (Kisah 13:48; Markus 1:9-11) Keinginan mereka untuk menjalankan segala sesuatu yang ia telah perintahkan akan timbul dari hati. Mereka akan sampai kepada taraf pembaktian dengan terus memperoleh dan menerapkan pengetahuan yang saksama dari Firman Allah.—Yohanes 17:3.
5, 6. Bagaimana kita hendaknya memahami Yakobus 4:17? Ilustrasikan aplikasinya.
5 Semakin dalam pengetahuan Alkitab kita, semakin baik fondasi untuk iman kita. Pada waktu yang sama, pertanggungjawaban kita kepada Allah menjadi lebih besar. Yakobus 4:17 mengatakan, ”Jika seseorang tahu bagaimana melakukan apa yang benar namun tidak melakukannya, itu suatu dosa baginya.” Pernyataan ini tampaknya menjadi kesimpulan dari apa yang sang murid Yakobus baru saja katakan tentang bermegah diri sebaliknya daripada bergantung sepenuhnya kepada Allah. Jika seseorang tahu bahwa ia tidak kunjung dapat mencapai sesuatu tanpa bantuan Yehuwa, namun tidak berbuat apa-apa sehubungan dengan hal itu, itu adalah dosa. Tetapi kata-kata Yakobus dapat juga berlaku kepada dosa-dosa karena tidak melakukan sesuatu. Misalnya, dalam perumpamaan Yesus tentang domba dan kambing, kambing dihukum bukan karena tindakan-tindakan yang buruk, tetapi karena tidak membantu saudara-saudara Kristus.—Matius 25:41-46.
6 Seorang pria yang menerima pengajaran Alkitab dari Saksi-Saksi Yehuwa membuat sedikit kemajuan rohani, tampaknya karena ia tidak berhenti merokok, meskipun ia tahu bahwa hal itu yang harus ia perbuat. Seorang penatua memintanya untuk membaca Yakobus 4:17. Setelah mengomentari makna ayat itu, penatua tersebut mengatakan, ”Meskipun Anda belum dibaptis, Anda memiliki tanggung jawab dan harus bertanggung jawab penuh atas keputusan Anda.” Syukurlah, pria ini menanggapi dengan positif, berhenti merokok, dan segera memenuhi syarat untuk pembaptisan sebagai lambang pembaktiannya kepada Allah Yehuwa.
Bertanggung Jawab atas Pelayanan Kita
7. Apa sebuah cara untuk mempertunjukkan rasa terima kasih kita atas ”pengetahuan tentang Allah”?
7 Keinginan kita yang sepenuh hati hendaknya adalah untuk menyenangkan Pencipta kita. Sebuah cara untuk mempertunjukkan rasa terima kasih kita atas ”pengetahuan tentang Allah” adalah dengan melaksanakan tugas menjadikan murid bagi Putra-Nya, Yesus Kristus. Ini juga menjadi cara untuk memperlihatkan kasih kita kepada Allah dan kepada sesama kita. (Amsal 2:1-5, NW; Matius 22:35-40) Ya, pengetahuan kita tentang Allah membuat kita bertanggung jawab kepada-Nya, dan kita perlu memandang sesama manusia kita sebagai calon murid.
8. Mengapa kita dapat mengatakan bahwa Paulus merasa bertanggung jawab kepada Allah atas pelayanannya?
8 Rasul Paulus mengetahui bahwa penerimaan sepenuh hati dan ketaatan kepada kabar baik menghasilkan keselamatan, sedangkan penolakan terhadap hal itu akan mendatangkan pembinasaan. (2 Tesalonika 1:6-8) Oleh karena itu ia bertanggung jawab kepada Yehuwa atas pelayanannya. Sebenarnya, Paulus dan rekan-rekan sekerjanya sangat menghargai pelayanan mereka sehingga mereka dengan teliti menghindari bahkan memberi kesan bahwa mereka mengambil keuntungan materi dari hal itu. Lagi pula, hati Paulus mendorongnya untuk mengatakan, ”Jika, sekarang, aku menyatakan kabar baik, ini bukan alasan bagiku untuk bermegah, karena keharusan diletakkan di atasku. Sebenarnya, celaka aku jika aku tidak menyatakan kabar baik!”—1 Korintus 9:11-16.
9. Utang yang penting apa harus dilunasi oleh semua orang Kristen?
9 Karena kita adalah hamba-hamba Yehuwa yang berbakti, ’keharusan diletakkan di atas kita untuk menyatakan kabar baik’. Adalah tugas kita untuk mengabarkan berita Kerajaan. Kita menerima tanggung jawab tersebut sewaktu kita membaktikan diri kita kepada Allah. (Bandingkan Lukas 9:23, 24.) Selain itu, kita memiliki utang untuk dilunasi. Paulus mengatakan, ”Kepada orang Yunani maupun kepada orang Barbar, kepada orang yang berhikmat maupun kepada yang tidak berakal aku adalah orang yang berutang: maka ada kegairahan di pihakku untuk menyatakan kabar baik juga kepada kamu di Roma.” (Roma 1:14, 15) Paulus adalah orang yang berutang karena ia mengetahui bahwa memang sudah tugasnya untuk mengabar supaya orang-orang dapat mendengar kabar baik dan diselamatkan. (1 Timotius 1:12-16; 2:3, 4) Oleh karena itu, ia bekerja keras untuk memenuhi tugasnya dan melunasi utangnya kepada sesama manusia. Sebagai orang Kristen, kita juga memiliki utang semacam itu yang perlu dilunasi. Pemberitaan Kerajaan juga menjadi hal utama untuk mempertunjukkan kasih kepada Allah, kepada Putra-Nya, dan kepada sesama kita.—Bandingkan Lukas 10:25-28.
10. Dengan melakukan apa beberapa orang telah mengembangkan pelayanan mereka?
10 Satu cara untuk memberikan pertanggungjawaban yang diperkenan kepada Allah adalah menggunakan kesanggupan kita untuk mengembangkan pelayanan kita. Sebagai ilustrasi: Terdapat arus masuk orang-orang dari berbagai kelompok nasional ke Inggris tahun-tahun belakangan ini. Untuk menjangkau orang-orang tersebut dengan kabar baik, lebih dari 800 perintis (pemberita Kerajaan sepenuh waktu) dan ratusan Saksi-Saksi lain mempelajari bahasa asing. Ini telah menghasilkan pendorong yang bagus bagi pelayanan. Seorang perintis yang mengajar bahasa Cina kepada sebuah kelas mengatakan, ”Tidak pernah terpikir bahwa saya akan pernah mengajarkan bahasa saya kepada Saksi-Saksi lain, sehingga mereka dapat membagikan kebenaran kepada orang-orang lain dengan cara ini. Ini sungguh-sungguh memuaskan!” Dapatkah saudara mengembangkan pelayanan saudara dengan cara yang sama?
11. Apa yang dihasilkan ketika seorang Kristen memberi kesaksian tidak resmi?
11 Kemungkinan, kita masing-masing akan melakukan semaksimal mungkin untuk menyelamatkan seseorang yang nyaris tenggelam. Hamba-hamba Yehuwa dengan cara yang sama berhasrat menggunakan kesanggupan mereka untuk memberi kesaksian pada setiap kesempatan. Seorang Saksi belum lama ini duduk di sebelah seorang wanita di dalam bis dan berbicara kepadanya tentang Alkitab. Merasa tergetar dengan apa yang ia dengar, wanita ini mengajukan banyak pertanyaan. Sewaktu Saksi ini akan turun dari bis, wanita ini dengan sangat memohonnya agar mengunjungi rumahnya saja, karena ia masih memiliki banyak pertanyaan. Saksi ini setuju. Hasilnya? Suatu pengajaran Alkitab dimulai, dan enam bulan kemudian, wanita ini menjadi penyiar Kerajaan yang belum dibaptis. Tidak lama kemudian ia memimpin enam pengajaran Alkitab di rumah. Sungguh suatu upah yang menggetarkan karena penyiar ini menggunakan kesanggupan dalam dinas Kerajaan!
12. Bagaimana kesanggupan kita sebagai pelayan dapat digunakan secara efektif dalam dinas pengabaran?
12 Kesanggupan kita sebagai pelayan dapat dipergunakan dengan efektif dalam pelayanan dengan publikasi seperti buku 192 halaman yang berjudul Pengetahuan yang Membimbing Kepada Kehidupan Abadi. Pada bulan April 1996, Panitia Penulisan dari Badan Pimpinan Saksi-Saksi Yehuwa telah menyetujui diterbitkannya buku Pengetahuan ke dalam lebih dari 140 bahasa, dan pada saat itu 30.500.000 eksemplar telah dicetak ke dalam 111 bahasa. Buku ini ditulis dengan tujuan untuk membantu siswa-siswa Alkitab mempelajari Firman dan maksud-tujuan Allah secukupnya guna membuat pembaktian kepada Yehuwa dan dibaptis. Karena para penyiar Kerajaan tidak akan memimpin pengajaran Alkitab di rumah dengan siswa yang sama selama bertahun-tahun, mereka dapat memimpin pengajaran dengan lebih banyak orang atau meningkatkan bagian mereka dalam kesaksian umum dan corak-corak lain dari pelayanan. (Kisah 5:42; 20:20, 21) Menyadari pertanggungjawaban mereka kepada Allah, mereka mengarahkan perhatian kepada peringatan ilahi. (Yehezkiel 33:7-9) Tetapi minat mereka yang utama adalah untuk menghormati Yehuwa dan membantu sebanyak mungkin orang belajar tentang kabar baik dalam waktu singkat yang masih tersisa bagi sistem perkara yang fasik ini.
Memberikan Pertanggungjawaban yang Bagus sebagai Keluarga
13. Mengapa keluarga-keluarga yang saleh hendaknya memiliki pelajaran Alkitab keluarga yang tetap tentu?
13 Setiap orang dan setiap keluarga yang menyambut kekristenan yang sejati bertanggung jawab kepada Allah dan oleh karena itu hendaknya ”maju ke kematangan” dan menjadi ”kokoh dalam iman”. (Ibrani 6:1-3; 1 Petrus 5:8, 9) Misalnya, orang-orang yang telah mempelajari buku Pengetahuan dan telah dibaptis perlu memperlengkapi pengetahuan Alkitab mereka dengan menghadiri perhimpunan-perhimpunan secara tetap tentu serta membaca Alkitab dan publikasi-publikasi Kristen lainnya. Keluarga-keluarga yang saleh hendaknya juga memiliki pelajaran keluarga yang teratur, karena hal itu adalah cara yang penting untuk ’tetap sadar, berdiri teguh dalam iman, terus bertindak sebagai laki-laki, menjadi perkasa’. (1 Korintus 16:13) Jika saudara adalah kepala rumah tangga, saudara khususnya bertanggung jawab kepada Allah untuk memastikan bahwa keluarga saudara diberi makan dengan baik secara rohani. Sebagaimana makanan jasmani yang bergizi menyumbang kepada kesehatan jasmani, demikian pula makanan rohani yang limpah dan teratur dibutuhkan jika saudara dan keluarga saudara ingin tetap ”sehat dalam iman”.—Titus 1:13.
14. Apa yang dihasilkan dari kesaksian yang diberikan oleh gadis Israel yang diajar dengan baik?
14 Jika ada anak-anak dalam rumah tangga saudara, Allah akan berkenan kepada pertanggungjawaban saudara berupa pemberian instruksi rohani yang sehat bagi mereka. Pengajaran demikian akan mendatangkan manfaat bagi mereka, seperti yang diterima oleh seorang gadis cilik Israel yang ditawan oleh orang-orang Asyur pada zaman nabi Allah Elisa. Ia menjadi hamba perempuan dari istri Naaman, seorang kepala bala tentara Asyur yang terjangkit kusta. Meskipun gadis ini masih muda, ia memberi tahu majikan perempuannya, ”Sekiranya tuanku menghadap nabi yang di Samaria itu, maka tentulah nabi itu akan menyembuhkan dia dari penyakitnya.” Berkat kesaksian gadis ini, Naaman pergi ke Israel, pada akhirnya menyesuaikan diri dengan pengarahan Elisa untuk membasuh diri sebanyak tujuh kali di Sungai Yordan, dan dibersihkan dari kusta. Selain itu, Naaman menjadi penyembah Yehuwa. Hal itu pasti sangat menggetarkan gadis cilik itu!—2 Raja 5:1-3, 13-19.
15. Mengapa penting bagi para orang-tua untuk memberikan kepada anak-anak mereka pelatihan rohani yang baik? Ilustrasikan.
15 Tidak mudah untuk membesarkan anak-anak yang takut akan Allah dalam dunia yang tidak bermoral yang terletak dalam kuasa Setan. (1 Yohanes 5:19) Akan tetapi, sejak masa bayi Timotius, Lois sang nenek dan Eunike sang ibu, dengan berhasil mengajarkan Tulisan-Tulisan Kudus kepadanya. (2 Timotius 1:5; 3:14, 15) Mempelajari Alkitab bersama anak-anak saudara, membawa mereka ke perhimpunan-perhimpunan Kristen dengan tetap tentu, dan pada akhirnya membawa serta mereka bersama saudara dalam pelayanan adalah bagian dari pola pelatihan yang harus saudara pertanggungjawabkan kepada Allah. Seorang Kristen di Wales, kini berusia 80-an, mengenang bahwa pada awal tahun 1920-an, ayahnya mengajaknya sewaktu berjalan 10 kilometer melintasi gunung (suatu perjalanan pulang-pergi sepanjang 20 kilometer) untuk membagi-bagikan risalah Alkitab kepada orang-orang desa di lembah berikutnya. ”Pada saat-saat berjalan kaki itulah ayah saya menanamkan kebenaran dalam hati saya,” katanya dengan penuh penghargaan.
Para Penatua Memberi Suatu Pertanggungjawaban—Bagaimana?
16, 17. (a) Hak-hak istimewa apa dinikmati oleh pria-pria tua yang matang secara rohani di Israel purba? (b) Dibandingkan dengan keadaan di Israel purba, mengapa lebih banyak yang dituntut dari para penatua Kristen dewasa ini?
16 ”Rambut putih adalah mahkota yang indah, yang didapat pada jalan kebenaran,” kata pria bijaksana Salomo. (Amsal 16:31) Tetapi bukan usia jasmani saja yang memperlengkapi seorang pria untuk memikul tanggung jawab dalam sidang umat Allah. Para tua-tua yang matang secara rohani di Israel purba melayani sebagai hakim dan perwira untuk melaksanakan keadilan dan memelihara perdamaian, ketertiban, dan kesehatan rohani. (Ulangan 16:18-20) Meskipun hal yang sama berlaku atas sidang Kristen, lebih banyak yang dituntut dari para penatua seraya akhir sistem perkara ini semakin mendekat. Mengapa?
17 Orang-orang Israel adalah ’umat pilihan’ yang Allah selamatkan dari Mesir purba. Karena mereka menerima Hukum melalui perantara mereka, Musa, keturunan mereka dilahirkan ke dalam suatu bangsa yang berbakti dan mengenal perintah-perintah Yehuwa dengan saksama. (Ulangan 7:6, 11, NW) Akan tetapi, tidak seorang pun yang terlahir ke dalam suatu bangsa yang berbakti dewasa ini, dan relatif sedikit yang dibesarkan dalam keluarga-keluarga yang saleh yang mengenal baik kebenaran Alkitab. Khususnya orang-orang yang baru-baru ini mulai ”berjalan dalam kebenaran” membutuhkan instruksi tentang bagaimana hidup selaras dengan prinsip-prinsip Alkitab. (3 Yohanes 4) Maka, suatu tanggung jawab yang sungguh berat terletak di bahu para penatua yang setia seraya mereka ’memegang pola perkataan yang sehat’ dan membantu umat Yehuwa!—2 Timotius 1:13, 14.
18. Bantuan macam apa harus dipersiapkan oleh para penatua sidang untuk diberikan, dan mengapa?
18 Seorang anak kecil yang belajar berjalan mungkin tersandung dan jatuh. Ia merasa waswas serta membutuhkan bantuan dan bimbingan orang-tua. Seseorang yang berbakti kepada Yehuwa juga dapat tersandung atau jatuh secara rohani. Bahkan rasul Paulus merasa perlu berjuang untuk melakukan apa yang benar atau yang baik di mata Allah. (Roma 7:21-25) Para gembala kawanan Allah perlu memberikan bantuan pengasih kepada orang-orang Kristen yang telah berbuat salah tetapi sungguh-sungguh bertobat. Sewaktu para penatua mengunjungi seorang wanita berbakti yang telah membuat kekeliruan serius, ia mengatakan di hadapan suaminya yang berbakti, ”Saya tahu kalian akan memecat saya!” Namun ia mencucurkan air mata sewaktu ia diberi tahu bahwa para penatua ingin mengetahui bantuan apa yang ia butuhkan untuk memulihkan kerohanian keluarganya. Menyadari bahwa mereka harus memberikan pertanggungjawaban, para penatua ini senang membantu seorang rekan seiman yang bertobat.—Ibrani 13:17.
Terus Memberikan Pertanggungjawaban yang Bagus
19. Bagaimana kita dapat terus memberikan suatu pertanggungjawaban yang bagus atas diri kita kepada Allah?
19 Para penatua sidang dan semua hamba Allah yang lain perlu terus memberikan pertanggungjawaban yang bagus atas mereka kepada Yehuwa. Ini dimungkinkan jika kita berpaut kepada Firman Allah dan melakukan kehendak-Nya. (Amsal 3:5, 6; Roma 12:1, 2, 9) Kita khususnya ingin melakukan apa yang baik kepada mereka yang ada hubungannya dengan kita dalam iman. (Galatia 6:10) Akan tetapi, panen masih besar, dan pekerja hanya sedikit. (Matius 9:37, 38) Maka, marilah kita melakukan perbuatan baik kepada orang-orang lain dengan giat mengumumkan berita Kerajaan. Yehuwa akan memperkenan pertanggungjawaban kita jika kita memenuhi pembaktian kita, melakukan kehendak-Nya, dan dengan setia mengumumkan kabar baik.
20. Apa yang kita pelajari dengan mempertimbangkan haluan Nehemia?
20 Oleh karena itu marilah kita terus mempunyai banyak hal untuk dilakukan dalam pekerjaan Tuan. (1 Korintus 15:58) Dan sebaiknya kita mempertimbangkan Nehemia, yang membangun kembali tembok Yerusalem, memberlakukan Hukum Allah, dan dengan bergairah mendukung ibadat yang sejati. Ia berdoa agar Allah Yehuwa mengingatnya atas kebaikan yang telah ia lakukan. Semoga pembaktian saudara kepada Yehuwa terbukti sama seperti Nehemia, dan semoga Ia berkenan kepada pertanggungjawaban saudara.
-