PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Yehuwa Adalah Allah Perjanjian
    Menara Pengawal—1998 | 1 Februari
    • Suatu Perjanjian dengan Abraham

      4. Janji apa di zaman purba yang membantu kita memahami perjanjian baru?

      4 Untuk memahami perjanjian baru, kita harus mundur ke hampir 2.000 tahun sebelum pelayanan Yesus di bumi, ke masa sewaktu Terah dan keluarganya—termasuk Abram (belakangan, Abraham) dan istri Abram, Sarai (belakangan, Sara) berjalan dari Ur-Kasdim yang makmur ke Haran di sebelah utara Mesopotamia. Mereka tinggal di sana sampai kematian Terah. Kemudian, atas perintah Yehuwa, Abraham yang berusia 75 tahun menyeberangi Sungai Efrat dan mengadakan perjalanan ke sebelah barat daya menuju negeri Kanaan untuk menjalani kehidupan mengembara dalam kemah-kemah. (Kejadian 11:31–12:1, 4, 5; Kisah 7:2-5) Itu terjadi pada tahun 1943 SM. Sewaktu Abraham masih berada di Haran, Yehuwa telah mengatakan kepadanya, ”Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Belakangan, setelah Abraham melintasi Kanaan, Yehuwa menambahkan, ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.”—Kejadian 12:2, 3, 7.

      5. Janji Yehuwa kepada Abraham dikaitkan pada nubuat yang bersejarah apa?

      5 Janji kepada Abraham ini berkaitan dengan janji-janji lain dari Yehuwa. Sebenarnya, janji ini menjadikan Abraham sebagai tokoh kunci dalam sejarah manusia, salah satu mata rantai dalam penggenapan dari nubuat pertama yang pernah dicatat. Setelah Adam dan Hawa berdosa di taman Eden, Yehuwa menjatuhkan vonis atas mereka berdua, dan pada kesempatan itu pula, Ia berbicara kepada Setan, yang telah menyesatkan Hawa, dengan mengatakan, ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan wanita itu dan antara benihmu dan benihnya. Ia akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:15, NW). Perjanjian Yehuwa dengan Abraham memperlihatkan bahwa Benih ini, yang melaluinya pekerjaan Setan akan ditiadakan, akan muncul dalam garis keturunan patriark tersebut.

      6. (a) Melalui siapa janji Yehuwa kepada Abraham digenapi? (b) Apa gerangan perjanjian Abraham?

      6 Karena janji Yehuwa berkaitan dengan suatu benih, Abraham membutuhkan seorang putra yang melaluinya Benih tersebut dapat datang. Namun, ia dan Sara telah lanjut usia dan tak kunjung punya anak. Tetapi, akhirnya Yehuwa memberkati mereka, secara mukjizat menghidupkan kesanggupan reproduksi mereka, dan Sara melahirkan seorang putra bagi Abraham, Ishak, dengan demikian janji tentang suatu benih dapat tetap hidup. (Kejadian 17:15-17; 21:1-7) Bertahun-tahun kemudian, setelah menguji iman Abraham—bahkan sampai ke taraf menguji kerelaannya untuk mempersembahkan Ishak, putranya yang dikasihi, sebagai korban—Yehuwa mengulangi janji-Nya kepada Abraham, ”Aku pasti akan memberkati engkau dan aku pasti akan melipatgandakan benihmu seperti bintang-bintang di langit dan seperti butir-butir pasir yang ada di tepi laut; dan benihmu akan merebut gerbang musuh-musuhnya. Dan melalui benihmu semua bangsa di bumi pasti akan mendapat berkat oleh karena engkau telah mendengarkan perkataanku.” (Kejadian 22:15-18, NW) Peluasan janji ini sering kali disebut perjanjian Abraham, dan perjanjian baru di kemudian hari akan berkaitan erat dengannya.

      7. Bagaimana benih Abraham mulai berlipat ganda, dan keadaan apa yang mengakibatkan mereka menjadi penduduk Mesir?

      7 Belakangan, Ishak memiliki putra kembar, Esau dan Yakub. Yehuwa memilih Yakub untuk menjadi nenek moyang Benih yang Dijanjikan. (Kejadian 28:10-15; Roma 9:10-13) Yakub memiliki 12 putra. Jelaslah, tibalah waktunya bagi benih Abraham untuk mulai berlipat ganda. Sewaktu putra-putra Yakub telah dewasa, banyak di antaranya telah berkeluarga, suatu bencana kelaparan memaksa mereka semua untuk pindah ke Mesir dan di sana, melalui bimbingan ilahi, Yusuf putra Yakub telah mempersiapkan jalan. (Kejadian 45:5-13; 46:26, 27) Setelah beberapa tahun, kelaparan di Kanaan berhenti. Namun, keluarga Yakub tinggal di Mesir—pada mulanya sebagai pendatang tetapi belakangan sebagai budak. Baru pada tahun 1513 SM, 430 tahun setelah Abraham menyeberangi Sungai Efrat, Musa memimpin keturunan Yakub keluar dari Mesir untuk dimerdekakan. (Keluaran 1:8-14; 12:40, 41; Galatia 3:16, 17) Yehuwa kini memberikan perhatian khusus pada perjanjian-Nya dengan Abraham.—Keluaran 2:24; 6:2-5.

      ”Perjanjian Lama”

      8. Apa yang Yehuwa buat dengan keturunan Yakub di Sinai, dan apa hubungannya hal ini dengan perjanjian Abraham?

      8 Sewaktu Yakub dan putra-putranya pindah ke Mesir, mereka merupakan suatu keluarga besar, namun keturunan mereka meninggalkan Mesir sebagai satu kelompok umat yang terdiri dari suku-suku yang besar. (Keluaran 1:5-7; 12:37, 38) Sebelum Yehuwa membawa mereka ke Kanaan, Ia memimpin mereka menuju arah selatan ke kaki gunung yang bernama Horeb (atau, Sinai) di negeri Arab. Di sana, Ia membuat suatu perjanjian dengan mereka. Ini disebut ”perjanjian lama” dalam kaitannya dengan ”perjanjian baru”. (2 Korintus 3:14) Melalui perjanjian lama, Yehuwa secara ilustratif melaksanakan penggenapan perjanjian-Nya kepada Abraham.

      9. (a) Sebutkan empat hal yang Yehuwa janjikan melalui perjanjian Abraham. (b) Apa prospek selanjutnya yang dimungkinkan oleh perjanjian Yehuwa dengan Israel, dan dengan syarat apa?

      9 Yehuwa menjelaskan kepada Israel syarat-syarat perjanjian ini, ”Jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus.” (Keluaran 19:5, 6) Yehuwa telah berjanji bahwa benih Abraham akan (1) menjadi suatu bangsa yang besar, (2) diberi kemenangan atas musuh-musuhnya, (3) mewarisi negeri Kanaan, dan (4) menjadi saluran berkat bagi bangsa-bangsa. Kini, Ia menyingkapkan bahwa mereka sendiri dapat mewarisi berkat-berkat ini sebagai umat istimewa-Nya, Israel, ”kerajaan imam dan bangsa yang kudus”, jika mereka menaati perintah-perintah-Nya. Apakah orang-orang Israel setuju untuk memulai ikatan perjanjian ini? Mereka menjawab dengan suara bulat, ”Segala yang difirmankan TUHAN akan kami lakukan.”—Keluaran 19:8.

      10. Bagaimana Yehuwa mengorganisasi orang-orang Israel menjadi suatu bangsa, dan apa yang Ia harapkan dari mereka?

      10 Oleh karena itu, Yehuwa mengorganisasi orang-orang Israel menjadi suatu bangsa. Ia memberi mereka hukum yang mengatur ibadat dan kehidupan bermasyarakat. Ia juga menyediakan sebuah tabernakel (belakangan, suatu bait di Yerusalem) dan suatu sistem keimaman untuk menjalankan dinas suci di tabernakel. Menjalankan perjanjian itu berarti menaati hukum-hukum Yehuwa dan, khususnya, beribadat hanya kepada-Nya saja. Hukum pertama dari Sepuluh Perintah yang merupakan inti dari hukum-hukum tersebut adalah, ”Akulah [Yehuwa], Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan. Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”—Keluaran 20:2, 3.

      Berkat-Berkat melalui Perjanjian Hukum

      11, 12. Dengan cara-cara apa janji dalam perjanjian lama digenapi atas Israel?

      11 Apakah janji-janji dalam perjanjian Hukum tergenap atas Israel? Apakah Israel menjadi ”bangsa yang kudus”? Sebagai keturunan Adam, orang-orang Israel adalah pedosa. (Roma 5:12) Namun, di bawah Hukum, korban-korban dipersembahkan untuk menutup dosa-dosa mereka. Sehubungan dengan korban-korban yang dipersembahkan pada Hari Pendamaian tahunan, Yehuwa mengatakan, ”Pada hari itu harus diadakan pendamaian bagimu untuk mentahirkan kamu. Kamu akan ditahirkan dari segala dosamu di hadapan TUHAN.” (Imamat 16:30) Oleh karena itu, jika setia, Israel adalah bangsa yang kudus, ditahirkan untuk dinas kepada Yehuwa. Namun, keadaan yang tahir ini bergantung pada ketaatan mereka kepada Hukum dan terus mempersembahkan korban-korban.

      12 Apakah Israel menjadi ”kerajaan imam”? Sejak semula, Israel adalah suatu kerajaan, dengan Yehuwa sebagai Raja surgawi. (Yesaya 33:22) Lagi pula, perjanjian Hukum mencakup ketentuan-ketentuan bagi pemerintahan raja manusia, sehingga belakangan Yehuwa diwakili oleh raja-raja yang memerintah di Yerusalem. (Ulangan 17:14-18) Namun, apakah Israel adalah suatu kerajaan imam? Israel memiliki sistem keimaman yang menjalankan dinas suci di tabernakel. Tabernakel (belakangan, bait) merupakan pusat ibadat yang murni bagi orang-orang Israel serta bagi orang-orang non-Israel juga. Dan bangsa ini merupakan saluran tunggal bagi umat manusia untuk memperoleh kebenaran yang disingkapkan. (2 Tawarikh 6:32, 33; Roma 3:1, 2) Semua orang Israel yang setia, bukan hanya para imam Lewi, adalah ”saksi-saksi” bagi Yehuwa. Israel adalah ’hamba’ Yehuwa, dibentuk untuk ’memberitakan kemasyhuran-Nya’. (Yesaya 43:10, 21) Banyak orang asing yang rendah hati melihat kuasa Yehuwa demi umat-Nya dan merasa tertarik pada ibadat yang murni. Mereka menjadi proselit. (Yosua 2:9-13) Namun, yang melayani sebagai imam-imam yang diurapi sebenarnya hanya satu suku.

      Para Proselit di Israel

      13, 14. (a) Mengapa dapat dikatakan bahwa para proselit bukan peserta perjanjian Hukum? (b) Bagaimana para proselit berada di bawah perjanjian Hukum?

      13 Bagaimana kedudukan para proselit? Sewaktu Yehuwa membuat perjanjian-Nya, itu hanya dengan bangsa Israel; sedangkan orang-orang dari ”berbagai-bagai bangsa”, meskipun hadir, tidak disebut sebagai peserta perjanjian. (Keluaran 12:38; 19:3, 7, 8) Anak sulung mereka tidak diikutsertakan sewaktu harga tebusan bagi anak-anak sulung Israel dihitung. (Bilangan 3:44-51) Beberapa dekade kemudian sewaktu negeri Kanaan dibagi-bagi antara suku-suku Israel, tidak ada yang disisihkan bagi para penyembah non-Israel. (Kejadian 12:7; Yosua 13:1-14) Mengapa? Karena perjanjian Hukum dibuat bukan dengan para proselit. Namun, pria-pria proselit disunat karena taat pada Hukum. Mereka menjalankan peraturan-peraturannya, dan mereka mendapatkan manfaat dari ketetapan-ketetapannya. Para proselit maupun orang-orang Israel berada di bawah perjanjian Hukum.—Keluaran 12:48, 49; Bilangan 15:14-16; Roma 3:19.

      14 Misalnya, jika seorang proselit tanpa sengaja membunuh orang, ia dapat melarikan diri ke kota perlindungan, sebagaimana halnya orang-orang Israel. (Bilangan 35:15, 22-25; Yosua 20:9) Pada Hari Pendamaian, korban dipersembahkan ”bagi seluruh jemaah orang Israel”. Sebagai bagian dari jemaat, para proselit ambil bagian dalam peristiwa itu dan dosa mereka ditutup oleh korban tersebut. (Imamat 16:7-10, 15, 17, 29; Ulangan 23:7, 8) Para proselit berkaitan erat dengan Israel di bawah Hukum sehingga pada hari Pentakosta tahun 33 M, sewaktu ’kunci kerajaan’ yang pertama digunakan demi kepentingan orang-orang Yahudi, para proselit juga mendapat manfaat. Sebagai hasilnya, ”Nikolaus, seorang proselit dari Antiokhia”, menjadi seorang Kristen dan berada di antara ”tujuh pria yang memenuhi syarat” yang dilantik untuk menangani kebutuhan sidang Yerusalem.—Matius 16:19; Kisah 2:5-10; 6:3-6; 8:26-39.

      Yehuwa Memberkati Benih Abraham

      15, 16. Bagaimana perjanjian Yehuwa dengan Abraham digenapi di bawah perjanjian Hukum?

      15 Dengan diorganisasinya keturunan Abraham sebagai suatu bangsa di bawah Hukum, Yehuwa memberkati mereka selaras dengan janji-Nya kepada sang patriark. Pada tahun 1473 SM, penerus Musa, Yosua, membawa Israel ke Kanaan. Pembagian selanjutnya atas negeri itu di antara suku-suku menggenapi janji Yehuwa untuk memberikan negeri tersebut kepada benih Abraham. Apabila Israel setia, Yehuwa menggenapi janji-Nya untuk memberi mereka kemenangan atas musuh-musuhnya. Itulah yang terjadi, khususnya pada pemerintahan Raja Daud. Pada zaman Salomo putra Daud, aspek ketiga dari perjanjian Abraham digenapi. ”Orang Yehuda dan orang Israel jumlahnya seperti pasir di tepi laut. Mereka makan dan minum serta bersukaria.”—1 Raja 4:20.

      16 Namun, bagaimana bangsa-bangsa akan memperoleh berkat melalui Israel, benih Abraham? Seperti yang telah disebutkan, Israel adalah umat khusus Yehuwa, wakil-Nya di antara bangsa-bangsa. Tak lama sebelum Israel memasuki Kanaan, Musa mengatakan, ”Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya.” (Ulangan 32:43) Banyak orang asing menyambut. ”Berbagai-bagai bangsa” telah mengikuti Israel keluar dari Mesir, menyaksikan kuasa Yehuwa di padang belantara, dan mendengar undangan Musa untuk bersukacita. (Keluaran 12:37, 38) Belakangan, Rut orang Moab menikah dengan Boas orang Israel dan menjadi nenek moyang dari Mesias. (Rut 4:13-22) Dengan berpaut pada prinsip-prinsip yang benar, Yehonadab orang Keni dan keturunannya, serta Ebed-Melekh orang Etiopia, mengambil sikap yang berbeda sewaktu banyak orang Israel jasmani bersikap tidak setia. (2 Raja 10:15-17; Yeremia 35:1-19; 38:7-13) Di bawah Imperium Persia, banyak orang asing menjadi proselit dan berperang bersama Israel melawan musuh-musuhnya.—Ester 8:17, catatan kaki NW bahasa Inggris.

      Perjanjian Baru Dibutuhkan

      17. (a) Mengapa Yehuwa menolak kerajaan Israel sebelah utara dan sebelah selatan? (b) Apa yang mengakibatkan penolakan akhir terhadap orang-orang Yahudi?

      17 Namun, agar dapat menerima penggenapan sepenuhnya dari janji Allah, bangsa yang khusus milik Allah ini harus setia. Ternyata mereka tidak setia. Memang, ada orang-orang Israel yang imannya luar biasa. (Ibrani 11:32–12:1) Akan tetapi, dalam banyak peristiwa, bangsa tersebut berpaling kepada allah-allah kafir, mengharapkan keuntungan materi. (Yeremia 34:8-16; 44:15-18) Orang-orang menerapkan Hukum secara keliru atau malah mengabaikannya. (Nehemia 5:1-5; Yesaya 59:2-8; Maleakhi 1:12-14) Setelah kematian Salomo, Israel terbagi menjadi kerajaan sebelah utara dan sebelah selatan. Sewaktu kerajaan di sebelah utara terbukti sangat memberontak, Yehuwa mengumumkan, ”Karena engkaulah yang menolak pengenalan itu maka Aku menolak engkau menjadi imam-Ku.” (Hosea 4:6) Kerajaan sebelah selatan juga menerima hukuman berat karena terbukti melanggar perjanjian. (Yeremia 5:29-31) Sewaktu orang-orang Yahudi menolak Yesus sebagai Mesias, Yehuwa juga menolak mereka. (Kisah 3:13-15; Roma 9:31–10:4) Pada akhirnya, Yehuwa mengadakan suatu penyelenggaraan baru untuk menjalankan penggenapan sepenuhnya atas perjanjian Abraham.—Roma 3:20.

      18, 19. Penyelenggaraan baru apa dibuat Yehuwa sehingga perjanjian Abraham dapat digenapi sepenuhnya?

      18 Penyelenggaraan tersebut adalah perjanjian baru. Yehuwa telah menubuatkan hal ini sewaktu Ia mengatakan, ”Sesungguhnya, akan datang waktunya, demikianlah firman TUHAN, Aku akan mengadakan perjanjian baru dengan kaum Israel dan kaum Yehuda . . . Beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikian firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka; maka Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.”—Yeremia 31:31-33.

      19 Inilah perjanjian baru yang Yesus maksudkan pada tanggal 14 Nisan 33 M. Pada peristiwa itu, ia menyingkapkan bahwa perjanjian yang dijanjikan akan diadakan antara murid-muridnya dan Yehuwa, dengan Yesus sebagai perantara. (1 Korintus 11:25; 1 Timotius 2:5; Ibrani 12:24) Melalui perjanjian baru ini, janji Yehuwa kepada Abraham akan memiliki penggenapan yang lebih mulia dan bertahan lama, seperti yang akan kita lihat dalam artikel berikut.

  • Berkat-Berkat yang Lebih Besar melalui Perjanjian Baru
    Menara Pengawal—1998 | 1 Februari
    • Berkat-Berkat yang Lebih Besar melalui Perjanjian Baru

      ”Yesus . . . juga adalah perantara dari perjanjian yang lebih baik sesuai dengan itu.”​—IBRANI 8:6.

      1. Siapa yang terbukti sebagai ’benih perempuan’ yang dijanjikan di Eden, dan bagaimana ’tumitnya diremukkan’?

      SETELAH Adam dan Hawa berdosa, Yehuwa menjatuhkan vonis atas Setan, oknum yang menipu Hawa, dengan mengatakan, ”Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau dan wanita itu dan antara benihmu dan benihnya. Ia akan meremukkan kepalamu dan engkau akan meremukkan tumitnya.” (Kejadian 3:15, NW) Sewaktu Yesus dibaptis di Sungai Yordan pada tahun 29 M, Benih yang dijanjikan di Eden akhirnya muncul. Sewaktu ia mati di tiang siksaan pada tahun 33 M, sebagian dari nubuat zaman purba tersebut tergenap. Setan telah ’meremukkan tumit’ Benih tersebut.

      2. Menurut kata-kata Yesus sendiri, bagaimana kematiannya memberikan manfaat bagi umat manusia?

      2 Syukurlah, luka tersebut, meskipun sangat menyakitkan, tidak permanen. Yesus dibangkitkan dari kematian sebagai roh yang tidak berkematian dan naik menghadap Bapaknya di surga, tempat ia mempersembahkan nilai dari darahnya yang dicurahkan sebagai ”penukar bagi banyak orang”. Oleh karena itu, kata-katanya sendiri terlaksana, ”Putra manusia harus diangkat ke atas, agar setiap orang yang percaya kepadanya dapat memiliki kehidupan abadi. Karena Allah begitu mengasihi dunia sehingga ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang menjalankan iman kepada dia tidak akan dibinasakan melainkan memiliki kehidupan abadi.” (Matius 20:28; Yohanes 3:14-16; Ibrani 9:12-14) Perjanjian baru ini memainkan peran kunci dalam penggenapan nubuat Yesus.

      Perjanjian Baru

      3. Kapan perjanjian baru pertama kali dijalankan?

      3 Tidak lama setelah kematiannya, Yesus memberi tahu para pengikutnya bahwa darahnya yang dicurahkan adalah ’darah sehubungan dengan perjanjian [baru]’. (Matius 26:28; Lukas 22:20) Sepuluh hari setelah ia naik ke surga, perjanjian baru sudah dijalankan sewaktu roh kudus dicurahkan ke atas sekitar 120 murid yang berkumpul di sebuah ruang atas di Yerusalem. (Kisah 1:​15; 2:​1-4) Dengan masuknya 120 murid ini ke dalam perjanjian baru, ini memperlihatkan bahwa perjanjian ”yang terdahulu”, perjanjian Hukum, kini telah usang.​—Ibrani 8:​13.

      4. Apakah perjanjian lama gagal? Jelaskan.

      4 Apakah ini berarti perjanjian lama gagal? Sama sekali tidak. Memang, karena perjanjian tersebut kini diganti, bangsa Israel jasmani bukan lagi umat yang istimewa dari Allah. (Matius 23:38) Namun, itu disebabkan oleh ketidaktaatan bangsa Israel dan penolakannya terhadap Pribadi yang Diurapi Yehuwa. (Keluaran 19:5; Kisah 2:​22, 23) Akan tetapi, sebelum diganti, Hukum telah berhasil mencapai banyak hal. Selama berabad-abad, Hukum menyediakan jalan untuk mendekati Allah dan menyediakan perlindungan dari agama palsu. Hukum ini berisi gambaran pendahuluan dari perjanjian baru dan, dengan persembahan korban yang sifatnya berulang, mempertunjukkan keadaan manusia yang sangat membutuhkan penebusan dari dosa dan kematian. Sebenarnya, Hukum ini menjadi suatu ’pembimbing yang membimbing kepada Kristus’. (Galatia 3:​19, 24; Roma 3:​20; 4:​15; 5:​12; Ibrani 10:​1, 2) Akan tetapi, melalui perjanjian baru, berkat yang dijanjikan kepada Abraham akan terwujud sepenuhnya.

      Bangsa-Bangsa Diberkati melalui Benih Abraham

      5, 6. Dalam penggenapan dasar rohani dari perjanjian Abraham, siapa Benih Abraham, dan bangsa mana yang pertama kali menerima berkat melalui dia?

      5 Yehuwa berjanji kepada Abraham, ”Melalui benihmu semua bangsa di bumi pasti akan memperoleh berkat.” (Kejadian 22:​18, NW) Di bawah perjanjian lama, banyak orang asing yang lembut hati memperoleh berkat melalui persekutuan mereka dengan Israel, bangsa dari benih Abraham. Akan tetapi, dalam penggenapan dasar rohaninya, Benih Abraham adalah seorang pria sempurna. Paulus menjelaskan hal ini sewaktu ia mengatakan, ”Janji-janji itu telah difirmankan kepada Abraham dan kepada benihnya. Tidak dikatakan: ’Dan kepada benih-benih’, seperti kepada banyak, tetapi seperti kepada satu: ’Dan kepada benihmu’, yang adalah Kristus.”​—Galatia 3:​16.

      6 Ya, Yesus adalah Benih Abraham, dan melalui Dia bangsa-bangsa menerima suatu berkat yang jauh lebih unggul daripada apa pun yang mungkin diterima oleh Israel jasmani. Sebenarnya, bangsa pertama yang menerima berkat ini adalah Israel sendiri. Segera setelah Pentakosta tahun 33 M, rasul Petrus mengatakan kepada sekelompok orang Yahudi, ”Kamu adalah putra-putra dari nabi-nabi itu dan dari perjanjian yang Allah adakan dengan bapak-bapak leluhurmu, dengan mengatakan kepada Abraham, ’Dan dalam benihmu semua keluarga di bumi akan diberkati.’ Kepadamu pertama-tama Allah, setelah menampilkan Hambanya, mengutus dia untuk memberkatimu dengan memalingkan masing-masing dari perbuatan-perbuatanmu yang fasik.”​—Kisah 3:​25, 26.

      7. Bangsa-bangsa mana yang diberkati melalui Yesus, Benih Abraham?

      7 Tak lama setelah itu, berkat diulurkan kepada orang-orang Samaria dan kemudian kepada orang-orang Kafir. (Kisah 8:​14-​17; 10:​34-​48) Antara tahun 50 M dan 52 M, Paulus menulis kepada orang-orang Kristen di Galatia di Asia Kecil, ”Tulisan-Tulisan Kudus, dengan melihat ke depan bahwa Allah akan menyatakan orang-orang dari bangsa-bangsa adil-benar karena iman, telah menyatakan sebelumnya kabar baik kepada Abraham, yakni, ’Dengan perantaraanmu segala bangsa akan diberkati.’ Oleh karena itu mereka yang berpegang pada iman diberkati bersama Abraham yang setia.” (Galatia 3:​8, 9; Kejadian 12:3) Meskipun banyak orang Kristen di Galatia adalah ”orang-orang dari bangsa-bangsa”, mereka diberkati melalui Yesus karena iman mereka. Dengan cara bagaimana?

      8. Bagi orang-orang Kristen pada zaman Paulus, diberkati melalui Benih Abraham mencakup hal apa, dan pada akhirnya ada berapa banyak yang menerima berkat demikian?

      8 Paulus memberi tahu orang-orang Kristen di Galatia, tidak soal latar belakang mereka, ”Jika kamu milik Kristus, kamu benar-benar benih Abraham, ahli-ahli waris sehubungan dengan suatu janji.” (Galatia 3:​29) Bagi orang-orang di Galatia itu, berkat melalui Benih Abraham mencakup diikutsertakannya mereka dalam perjanjian baru dan juga menjadi sesama waris dengan Yesus, rekan-rekan Yesus dalam benih Abraham. Kita tidak tahu jumlah penduduk di Israel purba. Kita hanya tahu bahwa Israel ”seperti butir-butir pasir yang ada di tepi laut banyaknya”. (1 Raja 4:​20, NW) Namun, kita tahu jumlah akhir dari rekan-rekan Yesus dalam benih rohani​—144.000. (Penyingkapan 7:4; 14:1) Ke-144.000 ini berasal dari ”setiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa” dari umat manusia dan ambil bagian dalam mendatangkan berkat-berkat perjanjian Abraham kepada orang-orang lain lagi.​—Penyingkapan 5:9.

      Sebuah Nubuat Tergenap

      9. Bagaimana orang-orang dalam perjanjian baru memiliki hukum Yehuwa di dalam diri mereka?

      9 Sewaktu menubuatkan perjanjian baru ini, Yeremia menulis, ”Beginilah perjanjian yang Kuadakan dengan kaum Israel sesudah waktu itu, demikianlah firman TUHAN: Aku akan menaruh Taurat-Ku dalam batin mereka dan menuliskannya dalam hati mereka.” (Yeremia 31:33) Ini adalah suatu karakteristik dari orang-orang dalam perjanjian baru bahwa mereka melayani Yehuwa karena kasih. (Yohanes 13:35; Ibrani 1:9) Hukum Yehuwa tertulis dalam hati mereka, dan mereka dengan sungguh-sungguh ingin melakukan kehendak-Nya. Memang, di Israel purba, beberapa orang yang setia sangat mengasihi hukum Yehuwa. (Mazmur 119:97) Namun, kebanyakan orang Israel lainnya tidak demikian. Akan tetapi, mereka tetap menjadi bagian dari bangsa tersebut. Tidak seorang pun dapat tetap berada dalam perjanjian baru jika hukum Allah tidak tertulis dalam hatinya.

      10, 11. Bagi orang-orang di dalam perjanjian baru, dengan cara bagaimana Yehuwa ”menjadi Allah mereka”, dan bagaimana mereka semua akan mengenal Dia?

      10 Yehuwa selanjutnya mengatakan tentang orang-orang dalam perjanjian baru ini, ”Aku akan menjadi Allah mereka dan mereka akan menjadi umat-Ku.” (Yeremia 31:33) Di Israel purba, banyak orang menyembah allah dari bangsa-bangsa, namun mereka tetap termasuk bangsa Israel. Berdasarkan perjanjian baru ini, Yehuwa menciptakan suatu bangsa rohani, ”Israel milik Allah”, untuk menggantikan Israel jasmani. (Galatia 6:16; Matius 21:43; Roma 9:​6-8) Akan tetapi, tidak seorang pun dapat tetap menjadi bagian dari bangsa Israel rohani yang baru jika ia tidak lagi menyembah Yehuwa saja.

      11 Yehuwa juga mengatakan, ”Mereka semua, besar kecil, akan mengenal Aku.” (Yeremia 31:34) Di Israel, banyak yang mengabaikan Yehuwa, seolah-olah berkata, ”[Yehuwa] tidak berbuat baik dan tidak berbuat jahat!” (Zefanya 1:12) Tidak seorang pun dapat tetap menjadi bagian dari Israel milik Allah jika ia mengabaikan Yehuwa atau mencemari ibadat yang murni. (Matius 6:​24; Kolose 3:5) Orang-orang Israel rohani adalah ”umat yang mengenal Allahnya”. (Daniel 11:32) Mereka senang ’memperoleh pengetahuan mengenai satu-satunya Allah yang benar dan mengenai Yesus Kristus’. (Yohanes 17:3) Mengenal Yesus memperdalam pengetahuan mereka tentang Allah karena, dengan cara yang unik, Yesus ”adalah pribadi yang menjelaskan [Allah]”.​—Yohanes 1:18; 14:9-11.

      12, 13. (a) Atas dasar apa Yehuwa mengampuni dosa orang-orang yang ada dalam perjanjian baru? (b) Sehubungan dengan pengampunan dosa, bagaimana perjanjian baru lebih unggul daripada perjanjian lama?

      12 Akhirnya, Yehuwa berjanji, ”Aku akan mengampuni kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa mereka.” (Yeremia 31:34b) Hukum Musa mencakup ratusan peraturan tertulis dan orang-orang Israel diperintahkan untuk menaatinya. (Ulangan 28:​1, 2, 15) Semua yang melanggar Hukum mempersembahkan korban untuk menutupi dosa-dosa mereka. (Imamat 4:​1-7; 16:​1-​31) Banyak orang Yahudi yang percaya bahwa mereka dapat menjadi adil-benar melalui perbuatan-perbuatan mereka sendiri menurut Hukum. Namun, orang-orang Kristen sadar bahwa mereka tidak akan pernah dapat memperoleh keadilbenaran melalui perbuatan-perbuatan mereka sendiri. Mereka tidak luput dari berbuat dosa. (Roma 5:​12) Di bawah perjanjian baru, kedudukan yang adil-benar di hadapan Allah dimungkinkan hanya berdasarkan korban Yesus. Akan tetapi, kedudukan demikian adalah suatu karunia, suatu kebaikan hati yang tidak layak diterima dari Allah. (Roma 3:​20, 23, 24) Yehuwa masih menuntut ketaatan dari hamba-hamba-Nya. Paulus mengatakan bahwa orang-orang dalam perjanjian baru berada ”di bawah hukum terhadap Kristus”.​—1 Korintus 9:​21.

      13 Oleh karena itu, bagi orang-orang Kristen juga terdapat korban bagi dosa, namun korban ini jauh lebih berharga daripada korban-korban di bawah perjanjian Hukum. Paulus menulis, ”Setiap imam [di bawah perjanjian Hukum] mengambil tempatnya dari hari ke hari untuk memberikan dinas kepada umum dan sering mempersembahkan korban-korban yang sama, karena ini tidak pernah dapat sepenuhnya menyingkirkan dosa. Tetapi [Yesus] mempersembahkan satu korban bagi dosa untuk selama-lamanya dan duduk di sebelah kanan Allah.” (Ibrani 10:​11, 12) Karena orang-orang Kristen dalam perjanjian baru menjalankan iman akan korban Yesus, Yehuwa menyatakan mereka adil-benar, tanpa dosa, dan dengan demikian mendapat kesempatan untuk diurapi sebagai putra-putra rohani-Nya. (Roma 5:1; 8:​33, 34; Ibrani 10:​14-​18) Apabila mereka melakukan dosa karena ketidaksempurnaan manusia, mereka dapat memohonkan pengampunan Yehuwa, dan berdasarkan korban Yesus, Yehuwa mengampuni mereka. (1 Yohanes 2:​1, 2) Akan tetapi, jika mereka memilih haluan dari dosa yang disengaja, mereka kehilangan kedudukan yang adil-benar dan hak istimewa untuk menjadi peserta dalam perjanjian baru.​—Ibrani 2:​2, 3; 6:​4-8; 10:​26-​31.

      Perjanjian Lama dan Baru

      14. Sunat macam apa dituntut di bawah perjanjian Hukum? di bawah perjanjian baru?

      14 Pria-pria dalam perjanjian lama disunat sebagai tanda bahwa mereka berada di bawah Hukum. (Imamat 12:​2, 3; Galatia 5:3) Setelah sidang Kristen dimulai, beberapa orang merasa bahwa orang-orang Kristen non-Yahudi hendaknya disunat juga. Namun, para rasul dan penatua di Yerusalem, yang dibimbing oleh Firman Allah dan oleh roh kudus, sadar bahwa ini tidak perlu. (Kisah 15:​1, 5, 28, 29) Beberapa tahun kemudian, Paulus mengatakan, ”Ia yang adalah Yahudi di luar bukanlah seorang Yahudi, dan sunat juga bukan sunat yang di luar pada daging. Tetapi ia yang adalah Yahudi di dalam adalah seorang Yahudi, dan sunatnya adalah yang di hati oleh roh, dan bukan oleh kaidah tertulis.” (Roma 2:​28, 29) Sunat harfiah, bahkan untuk orang-orang Yahudi jasmani, tidak memiliki tambahan nilai rohani di mata Yehuwa. Bagi orang-orang dalam perjanjian baru, hati, dan bukannya daging, harus disunat. Segala sesuatu dalam pikiran mereka, keinginan, dan motivasi yang tidak menyenangkan atau najis di mata Yehuwa harus disingkirkan.a Banyak orang dewasa ini menjadi kesaksian hidup dari kuasa roh kudus untuk mengubah pola berpikir dengan cara ini.​—1 Korintus 6:​9-​11; Galatia 5:​22-​24; Efesus 4:​22-​24.

      15. Bagaimana Israel jasmani dan Israel milik Allah sebanding sehubungan dengan pemerintahan sebagai raja?

      15 Dalam penyelenggaraan perjanjian Hukum, Yehuwa adalah Raja Israel, dan pada hakikatnya Ia menjalankan kedaulatan-Nya melalui raja-raja manusia di Yerusalem. (Yesaya 33:22) Yehuwa juga adalah Raja atas Israel milik Allah, Israel rohani, dan sejak tahun 33 M, Ia telah memerintah melalui Yesus Kristus, yang menerima ”wewenang . . . di surga dan di bumi”. (Matius 28:18; Efesus 1:​19-​23; Kolose 1:​13, 14) Dewasa ini, Israel milik Allah mengakui Yesus sebagai Raja Kerajaan surgawi Allah, yang berdiri pada tahun 1914. Yesus adalah Raja yang jauh lebih baik bahkan daripada Hizkia, Yosia, dan raja-raja yang setia lainnya pada zaman Israel purba.​—Ibrani 1:​8, 9; Penyingkapan 11:15.

      16. Israel milik Allah adalah keimaman macam apa?

      16 Israel bukan hanya suatu kerajaan namun juga memiliki suatu keimaman yang terurap. Pada tahun 33 M, Israel milik Allah menggantikan Israel jasmani dan menjadi ’hamba’ Yehuwa, ”saksi-saksi”-Nya. (Yesaya 43:10) Kata-kata Yehuwa kepada Israel yang dicatat di Yesaya 43:21 dan Keluaran 19:​5, 6 semenjak itu berlaku atas Israel rohani milik Allah. Kini, bangsa rohani yang baru milik Allah adalah ”ras yang dipilih, keimaman-raja, bangsa yang kudus, umat untuk milik yang istimewa”, bertanggung jawab untuk ’menyatakan ke mana-mana keluhuran Yehuwa’. (1 Petrus 2:9) Semua dalam Israel milik Allah, pria dan wanita, membentuk suatu keimaman secara kolektif. (Galatia 3:​28, 29) Sebagai bagian sekunder dari benih Abraham, kini mereka mengatakan, ”Bersorak-sorailah, hai bangsa-bangsa karena umat-Nya.” (Ulangan 32:43) Orang-orang dari Israel rohani yang masih berada di bumi membentuk ”budak yang setia dan bijaksana”. (Matius 24:​45-​47) Bergabung bersama mereka merupakan satu-satunya cara untuk mempersembahkan dinas suci yang diperkenan kepada Allah.

      Kerajaan Allah—Penggenapan Terakhir

      17. Kelahiran apa yang dialami oleh orang-orang yang ada dalam perjanjian baru?

      17 Orang-orang Israel yang terlahir setelah tahun 1513 SM masuk ke dalam perjanjian Hukum sedari lahir. Orang-orang yang Yehuwa ambil ke dalam perjanjian baru juga mengalami suatu kelahiran​—dalam kasus mereka, suatu kelahiran rohani. Yesus menyebutkan hal ini kepada Nikodemus, orang Farisi, sewaktu ia mengatakan, ”Dengan sesungguh-sungguhnya aku mengatakan kepadamu: Kecuali seseorang dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat kerajaan Allah.” (Yohanes 3:​3) Ke-120 murid pada hari Pentakosta tahun 33 M adalah manusia-manusia tidak sempurna pertama yang mengalami kelahiran baru ini. Dinyatakan adil-benar di bawah perjanjian baru, mereka menerima roh kudus sebagai ”suatu pertanda di muka” dari warisan kerajaan mereka. (Efesus 1:14) Mereka ”dilahirkan dari roh” untuk menjadi putra-putra angkat Allah, yang menjadikan mereka saudara-saudara Yesus dan dengan demikian ”sesama ahli waris bersama Kristus”. (Yohanes 3:6; Roma 8:​16, 17) ’Dilahirkannya mereka kembali’ membuka jalan untuk prospek-prospek yang menakjubkan.

      18. Dilahirkan kembali membuka kesempatan bagi prospek-prospek yang menakjubkan apa bagi orang-orang yang ada dalam perjanjian baru?

      18 Sewaktu memperantarai perjanjian baru, Yesus membuat sebuah perjanjian tambahan dengan pengikut-pengikutnya, dengan mengatakan, ”Aku membuat perjanjian denganmu, sebagaimana Bapakku telah membuat perjanjian denganku, untuk suatu kerajaan.” (Lukas 22:29) Perjanjian Kerajaan ini membuka jalan bagi penggenapan dari penglihatan yang luar biasa, yang dicatat di Daniel 7:​13, 14, 22, 27. Daniel melihat ”seorang seperti anak manusia” diberi wewenang sebagai raja oleh ”Yang Lanjut Usianya”, Allah Yehuwa. Kemudian Daniel melihat bahwa ”orang-orang kudus itu memegang pemerintahan”. Yesus adalah pribadi ”seperti anak manusia” yang, pada tahun 1914, menerima Kerajaan surgawi dari Allah Yehuwa. Murid-muridnya yang diurapi roh adalah ”orang-orang kudus” yang bersama-sama dengan dia dalam Kerajaan. (1 Tesalonika 2:​12) Bagaimana?

      19, 20. (a) Bagi orang-orang yang ada dalam perjanjian baru, penggenapan akhir yang mulia apa akan diberikan oleh janji Yehuwa kepada Abraham? (b) Pertanyaan selanjutnya apa harus dipertimbangkan?

      19 Setelah kematian mereka, orang-orang yang terurap ini, seperti Yesus, dibangkitkan dari kematian sebagai makhluk roh yang tidak berkematian untuk melayani bersama dia sebagai raja dan imam di surga. (1 Korintus 15:50-53; Penyingkapan 20:4, 6) Sungguh suatu harapan yang mulia! ”Mereka akan berkuasa sebagai raja-raja atas bumi”, tidak hanya atas negeri Kanaan. (Penyingkapan 5:10) Apakah mereka akan ’menduduki kota-kota musuh mereka’? (Kejadian 22:17) Ya, dan dengan cara yang pasti, sewaktu mereka menyaksikan pembinasaan sundal agama yang tidak bersahabat, Babilon Besar, dan sewaktu kaum terurap yang dibangkitkan ini bersama-sama dengan Yesus menggembalakan bangsa-bangsa ”dengan tongkat besi” dan dalam meremukkan kepala Setan. Dengan demikian mereka akan ambil bagian dalam menggenapi perincian terakhir nubuat di Kejadian 3:15.​—Penyingkapan 2:26, 27; 17:14; 18:20, 21; Roma 16:20.

      20 Namun, kita mungkin bertanya: Apakah perjanjian Abraham dan perjanjian baru hanya melibatkan 144.000 jiwa yang setia ini? Tidak, orang-orang lain yang tidak secara langsung berada dalam perjanjian ini akan diberkati melalui mereka, sebagaimana akan diperlihatkan dalam artikel berikut ini.

  • Domba-Domba Lain dan Perjanjian Baru
    Menara Pengawal—1998 | 1 Februari
    • Domba-Domba Lain dan Perjanjian Baru

      ”Orang-orang asing . . . , semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus.”​—YESAYA 56:6, 7.

      1. (a) Menurut penglihatan Yohanes, apa yang dicapai sewaktu angin dari penghakiman Yehuwa ditahan? (b) Siapa kumpulan orang yang luar biasa yang dilihat Yohanes?

      DALAM penglihatan yang keempat di buku Penyingkapan, rasul Yohanes melihat ditahannya angin yang membinasakan dari penghakiman Yehuwa sewaktu pemeteraian seluruh anggota ”Israel milik Allah” sedang diselesaikan. Mereka inilah yang pertama-tama diberkati melalui Yesus, bagian utama dari benih Abraham. (Galatia 6:​16; Kejadian 22:18; Penyingkapan 7:​1-4) Dalam penglihatan yang sama itu, Yohanes melihat ”suatu kumpulan besar orang yang tidak seorang pun dapat menghitung jumlahnya, dari semua bangsa dan suku dan umat dan bahasa . . . , berseru dengan suara keras, mengatakan, ’Kami berutang keselamatan kepada Allah kami, yang duduk di atas takhta, dan kepada Anak Domba’”. (Penyingkapan 7:​9, 10) Dengan mengatakan, ”Kami berutang keselamatan . . . kepada Anak Domba”, kumpulan besar memperlihatkan bahwa mereka juga diberkati melalui Benih Abraham.

      2. Kapankah kumpulan besar mulai muncul, dan bagaimana mereka diidentifikasi?

      2 Kumpulan besar ini dikenali pada tahun 1935, dan dewasa ini mereka berjumlah lebih dari lima juta orang. Dengan ditandai untuk selamat melewati kesengsaraan besar, anggota-anggotanya akan dipisahkan untuk kehidupan abadi sewaktu Yesus memisahkan ’domba’ dari ’kambing’. Orang-orang Kristen dari kumpulan besar termasuk di antara ”domba-domba lain” dalam ilustrasi Yesus tentang kandang domba. Mereka berharap untuk hidup selama-lamanya di bumi firdaus.​—Matius 25:​31-​46; Yohanes 10:16; Penyingkapan 21:​3, 4.

      3. Bagaimana orang-orang Kristen terurap dan domba-domba lain berbeda sehubungan dengan perjanjian baru?

      3 Bagi ke-144.000, berkat dari perjanjian Abraham dijalankan melalui perjanjian baru. Sebagai peserta dalam perjanjian ini, mereka berada ”di bawah kebaikan hati yang tidak layak diterima” dan ”di bawah hukum terhadap Kristus”. (Roma 6:​15; 1 Korintus 9:​21) Oleh karena itu, hanya ke-144.000 anggota Israel milik Allah yang layak ambil bagian dari lambang-lambang pada Peringatan kematian Yesus, dan dengan mereka saja Yesus membuat perjanjian untuk suatu Kerajaan. (Lukas 22:​19, 20, 29) Anggota-anggota dari kumpulan besar bukanlah peserta dalam perjanjian baru. Namun, anggota-anggota ini bergabung dengan Israel milik Allah dan bermukim dengan mereka di ”negeri” mereka. (Yesaya 66:8) Maka, masuk akal untuk mengatakan bahwa mereka juga berada di bawah kebaikan hati Yehuwa yang tidak layak diterima dan di bawah hukum terhadap Kristus. Meskipun bukan peserta dalam perjanjian baru, mereka memperoleh manfaat darinya.

      ”Orang-Orang Asing” dan ”Israel Milik Allah”

      4, 5. (a) Menurut Yesaya, kelompok mana akan melayani Yehuwa? (b) Bagaimana Yesaya 56:​6, 7 tergenap atas kumpulan besar?

      4 Nabi Yesaya menulis, ”Orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN untuk melayani Dia, untuk mengasihi nama TUHAN dan untuk menjadi hamba-hamba-Nya, semuanya yang memelihara hari Sabat dan tidak menajiskannya, dan yang berpegang kepada perjanjian-Ku, mereka akan Kubawa ke gunung-Ku yang kudus dan akan Kuberi kesukaan di rumah doa-Ku. Aku akan berkenan kepada korban-korban bakaran dan korban-korban sembelihan mereka yang dipersembahkan di atas mezbah-Ku.” (Yesaya 56:​6, 7) Di Israel, ini berarti bahwa ”orang-orang asing”, orang-orang non-Israel, akan menyembah Yehuwa​—mengasihi nama-Nya, menaati syarat-syarat dari perjanjian Hukum, memelihara Sabat, dan mempersembahkan korban di bait, ”rumah doa” Allah.​—Matius 21:13.

      5 Pada zaman kita, ”orang-orang asing yang menggabungkan diri kepada TUHAN” adalah kumpulan besar. Mereka melayani Yehuwa dalam persekutuan dengan Israel milik Allah. (Zakharia 8:​23) Mereka mempersembahkan korban yang diperkenan yang sama dengan Israel milik Allah. (Ibrani 13:​15, 16) Mereka beribadat dalam bait rohani Allah, ”rumah doa”-Nya. (Bandingkan Penyingkapan 7:​15.) Apakah mereka melaksanakan Sabat mingguan? Kaum terurap ataupun domba-domba lain tidak diperintahkan untuk melakukan hal ini. (Kolose 2:​16, 17) Akan tetapi, Paulus mengatakan kepada orang-orang Kristen Ibrani yang terurap, ”Masih ada peristirahatan sabat bagi umat Allah. Karena orang yang telah masuk ke dalam peristirahatan Allah ia sendiri juga telah beristirahat dari pekerjaan-pekerjaannya sendiri, sama seperti Allah dari pekerjaan-pekerjaannya sendiri.” (Ibrani 4:9, 10) Orang-orang Ibrani tersebut memasuki ”peristirahatan sabat” sewaktu mereka menundukkan diri kepada ”keadilbenaran Allah” dan tidak lagi berupaya membenarkan diri melalui perbuatan-perbuatan menurut Hukum. (Roma 10:​3, 4) Orang-orang Kristen terurap dari bangsa-bangsa Kafir menikmati peristirahatan yang sama dengan menundukkan diri pada keadilbenaran Yehuwa. Kumpulan besar bergabung bersama mereka dalam peristirahatan tersebut.

      6. Bagaimana domba-domba lain dewasa ini menempatkan diri dalam perjanjian baru?

      6 Selain itu, domba-domba lain berada di bawah perjanjian baru seperti halnya orang-orang asing pada zaman dahulu berada di bawah perjanjian Hukum. Dengan cara bagaimana? Bukan dengan menjadi peserta di dalamnya melainkan dengan menundukkan diri pada hukum-hukum yang berkaitan dengannya dan mendapatkan manfaat dari penyelenggaraannya. (Bandingkan Yeremia 31:​33, 34.) Seperti rekan-rekan mereka yang terurap, domba-domba lain menuliskan hukum Yehuwa ’dalam hati mereka’. Mereka sangat mengasihi dan menaati perintah-perintah serta prinsip-prinsip Yehuwa. (Mazmur 37:31; 119:97) Seperti orang-orang Kristen terurap, mereka mengenal Yehuwa. (Yohanes 17:3) Bagaimana dengan sunat? Sekitar 1.500 tahun sebelum perjanjian baru dibuat, Musa mendesak orang-orang Israel, ”Sunatlah hatimu.” (Ulangan 10:16; Yeremia 4:4) Meskipun kewajiban sunat jasmani telah berlalu bersama Hukum, kaum terurap dan domba-domba lain harus ’menyunat’ hati mereka. (Kolose 2:​11) Akhirnya, Yehuwa mengampuni kesalahan domba-domba lain berdasarkan ’darah Yesus sehubungan dengan perjanjian’. (Matius 26:28; 1 Yohanes 1:9; 2:2) Allah tidak mengangkat mereka sebagai putra-putra rohani, sebagaimana yang Ia lakukan terhadap ke-144.000. Namun Ia menyatakan domba-domba lain ini adil-benar, sebagaimana halnya Abraham dinyatakan adil-benar sebagai sahabat Allah.​—Matius 25:46; Roma 4:​2, 3; Yakobus 2:​23.

      7. Prospek apa terbuka bagi domba-domba lain dewasa ini, yang dinyatakan adil-benar seperti Abraham?

      7 Bagi ke-144.000, dinyatakan adil-benar membuka jalan bagi mereka untuk memiliki harapan memerintah bersama Yesus dalam Kerajaan surgawi. (Roma 8:​16, 17; Galatia 2:​16) Bagi domba-domba lain, dinyatakan adil-benar sebagai sahabat Allah memungkinkan mereka untuk menyambut harapan kehidupan abadi di bumi firdaus​—dengan selamat dari Armagedon sebagai bagian dari kumpulan besar ataupun melalui ’kebangkitan untuk orang-orang yang adil-benar’. (Kisah 24:15) Sungguh suatu hak istimewa untuk memiliki harapan demikian dan untuk menjadi sahabat dari Penguasa alam semesta, untuk menjadi ”tamu di kemah[-Nya]”! (Mazmur 15:​1, 2, NW) Ya, baik kaum terurap maupun domba-domba lain diberkati dengan cara yang menakjubkan melalui Yesus, Benih Abraham.

      Hari Pendamaian yang Lebih Besar

      8. Apa yang digambarkan oleh korban-korban Hari Pendamaian di bawah Hukum?

      8 Sewaktu membahas perjanjian baru, Paulus mengingatkan para pembacanya tentang Hari Pendamaian tahunan di bawah perjanjian Hukum. Pada hari itu, korban-korban yang terpisah dipersembahkan​—satu bagi suku keimaman Lewi dan yang lain bagi 12 suku bukan imam. Ini telah lama dijelaskan sebagai sesuatu yang menggambarkan korban besar Yesus yang akan mendatangkan manfaat bagi ke-144.000 dengan harapan surgawi maupun jutaan orang yang memiliki harapan di bumi.a Paulus memperlihatkan bahwa dalam penggenapannya, manfaat dari korban Yesus dijalankan melalui Hari Pendamaian yang lebih besar di bawah perjanjian baru. Sebagai Imam Besar dari hari yang lebih besar ini, Yesus memberikan kehidupannya yang sempurna sebagai korban pendamaian dengan maksud memperoleh ”pembebasan abadi” bagi umat manusia.​—Ibrani 9:​11-​24.

      9. Karena berada dalam perjanjian baru, apa yang dapat disambut oleh orang-orang Kristen Ibrani yang terurap?

      9 Banyak orang Kristen Ibrani pada abad pertama masih ”bergairah untuk Hukum [Musa]”. (Kisah 21:20) Maka, sungguh tepat bila Paulus mengingatkan mereka, ”[Yesus] adalah perantara suatu perjanjian baru, supaya, karena suatu kematian telah terjadi demi kelepasan mereka melalui tebusan dari pelanggaran-pelanggaran di bawah perjanjian yang sebelumnya, orang-orang yang telah dipanggil dapat menerima janji berupa warisan abadi.” (Ibrani 9:​15) Perjanjian baru membebaskan orang-orang Kristen Ibrani dari perjanjian lama, yang menyingkapkan keadaan mereka yang berdosa. Berkat perjanjian baru, mereka dapat menyambut ”janji berupa warisan abadi [di surga]”.

      10. Atas apa kaum terurap dan domba-domba lain dapat bersyukur kepada Allah?

      10 ”Setiap orang” yang ”menjalankan iman kepada Putra” akan mendapatkan manfaat dari korban tebusan. (Yohanes 3:​16, 36) Paulus mengatakan, ”Kristus dipersembahkan sekali untuk selamanya untuk menanggung dosa banyak orang; dan pada waktu ia muncul untuk kedua kali, ini akan terpisah dari dosa dan kepada mereka yang mencarinya dengan sungguh-sungguh bagi keselamatan mereka.” (Ibrani 9:​28) Dewasa ini, mereka yang dengan sungguh-sungguh mencari Yesus adalah orang-orang Kristen terurap, anggota-anggota Israel milik Allah, yang masih tersisa dan jutaan orang yang membentuk kumpulan besar, yang juga memiliki suatu warisan yang abadi. Kedua golongan ini bersyukur kepada Allah atas perjanjian baru dan atas berkat-berkat yang memberikan kehidupan yang berkaitan dengannya, termasuk Hari Pendamaian yang lebih besar dan pelayanan Imam Besar, Yesus, di ruang Mahakudus surgawi.

      Sibuk Dalam Dinas Suci

      11. Dengan hati nurani yang dibersihkan melalui korban Yesus, apa yang dengan senang hati dilakukan oleh kaum terurap maupun domba-domba lain?

      11 Dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani, Paulus menekankan nilai yang unggul dari korban Yesus dalam penyelenggaraan perjanjian baru bila dibandingkan dengan persembahan dosa di bawah perjanjian lama. (Ibrani 9:13-15) Korban Yesus yang lebih baik dapat ”membersihkan hati nurani kita dari pekerjaan-pekerjaan yang mati agar kita dapat memberikan dinas suci kepada Allah yang hidup”. Bagi orang-orang Kristen Ibrani, ”pekerjaan-pekerjaan yang mati” mencakup ”pelanggaran-pelanggaran di bawah perjanjian yang sebelumnya”. Bagi orang-orang Kristen dewasa ini, hal itu termasuk dosa-dosa yang dilakukan di masa lalu yang untuknya mereka telah memperlihatkan pertobatan yang sungguh-sungguh dan yang telah diampuni Allah. (1 Korintus 6:​9-​11) Dengan hati nurani yang telah dibersihkan, orang-orang Kristen yang terurap memberikan ”dinas suci kepada Allah yang hidup”. Dan demikian pula dengan kumpulan besar. Setelah membersihkan hati nurani mereka melalui ”darah Anak Domba”, mereka berada dalam bait rohani Allah yang agung, ”memberikan dinas suci kepadanya siang dan malam”.​—Penyingkapan 7:​14, 15.

      12. Bagaimana kita memperlihatkan bahwa kita memiliki ”keyakinan penuh dari iman”?

      12 Selain itu, Paulus mengatakan, ”Marilah kita menghampiri dengan hati yang benar dalam keyakinan penuh dari iman, sebab hati kita telah dipercik dari hati nurani yang fasik dan tubuh kita dimandikan dengan air bersih.” (Ibrani 10:22) Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita memiliki ”keyakinan penuh dari iman”? Paulus mendesak orang-orang Kristen Ibrani, ”Hendaklah kita berpegang erat pada pernyataan tentang harapan [surgawi] kita di hadapan umum tanpa goyah, karena ia yang berjanji adalah setia. Dan hendaklah kita memperhatikan satu sama lain untuk menggerakkan kepada kasih dan pekerjaan baik, dengan tidak meninggalkan pertemuan kita bersama, sebagaimana kebiasaan beberapa orang, tetapi menganjurkan satu sama lain, dan terlebih lagi demikian seraya kamu melihat hari itu mendekat.” (Ibrani 10:​23-​25) Jika iman kita hidup, kita juga tidak akan ”meninggalkan pertemuan kita bersama”. Kita akan senang menggerakkan saudara-saudara kita dan digerakkan oleh mereka kepada kasih dan pekerjaan baik dan agar dikuatkan untuk melakukan pekerjaan penting dalam menyatakan harapan kita di hadapan umum, tidak soal apakah itu harapan di bumi atau di surga.​—Yohanes 13:35.

      ”Perjanjian yang Abadi”

      13, 14. Dalam hal apa saja perjanjian baru ini abadi?

      13 Apa yang terjadi sewaktu harapan surgawi orang terakhir dari ke-144.000 terwujud? Apakah perjanjian baru tidak berlaku lagi? Pada saat itu, tidak akan ada lagi sisa anggota Israel milik Allah di bumi. Semua peserta dalam perjanjian ini akan bersama dengan Yesus ”dalam kerajaan Bapak[-nya]”. (Matius 26:29) Namun, kita mengingat kata-kata Paulus dalam suratnya kepada orang-orang Ibrani, ”Allah kedamaian . . . membangkitkan dari antara yang mati gembala besar dari domba-domba dengan darah perjanjian yang abadi.” (Ibrani 13:20; Yesaya 55:3) Dalam arti apa perjanjian baru ini abadi?

      14 Pertama, tidak seperti perjanjian Hukum, perjanjian ini tidak akan pernah diganti. Kedua, hasil dari dijalankannya perjanjian baru bersifat permanen, sama seperti jabatan Yesus sebagai raja. (Bandingkan Lukas 1:​33 dengan 1 Korintus 15:​27, 28.) Kerajaan surgawi memiliki tempat yang kekal dalam maksud-tujuan Yehuwa. (Penyingkapan 22:5) Dan ketiga, domba-domba lain akan terus memperoleh manfaat dari penyelenggaraan perjanjian baru. Pada Pemerintahan Seribu Tahun Kristus, manusia-manusia yang setia akan terus ”memberikan dinas suci kepada [Yehuwa] siang dan malam di dalam baitnya” seperti yang mereka lakukan sekarang. Yehuwa tidak akan mengungkit-ungkit dosa-dosa mereka di masa lalu yang telah diampuni berdasarkan ”darah perjanjian”. Mereka akan terus menikmati kedudukan yang adil-benar sebagai sahabat-sahabat Yehuwa, dan hukum-Nya tetap akan tertulis dalam hati mereka.

      15. Lukiskan hubungan Yehuwa dengan para penyembah-Nya di bumi dalam dunia baru.

      15 Apakah Yehuwa kelak dapat berkata tentang hamba-hamba manusia ini, ’Aku adalah Allah mereka, dan mereka adalah umat-Ku’? Ya. ”Ia akan diam bersama mereka, dan mereka akan menjadi umatnya. Dan Allah sendiri akan ada bersama mereka.” (Penyingkapan 21:3) Mereka akan menjadi ”perkemahan orang-orang kudus”, wakil-wakil di bumi dari ”kota yang dikasihi”, pengantin surgawi dari Yesus Kristus. (Penyingkapan 14:1; 20:9; 21:2) Semua ini akan dimungkinkan karena iman mereka terhadap ”darah perjanjian” Yesus yang dicurahkan dan ketundukan mereka kepada raja-raja dan imam-imam surgawi, yang sewaktu di bumi adalah Israel milik Allah.​—Penyingkapan 5:​10.

      16. (a) Kemungkinan-kemungkinan apa terbentang di hadapan orang-orang yang dibangkitkan di bumi? (b) Berkat-berkat apa akan datang pada akhir kurun waktu seribu tahun?

      16 Bagaimana dengan orang-orang mati yang dibangkitkan di bumi? (Yohanes 5:​28, 29) Mereka juga akan diundang untuk ”mendapat berkat” melalui Yesus, Benih Abraham. (Kejadian 22:​18) Mereka juga harus mengasihi nama Yehuwa, melayani Dia, mempersembahkan korban-korban yang dapat diterima, dan memberikan dinas suci dalam rumah doa-Nya. Orang-orang yang melakukan itu akan memasuki tempat peristirahatan Allah. (Yesaya 56:​6, 7) Pada akhir kurun waktu seribu tahun, semua orang yang setia akan dibawa pada kesempurnaan manusia melalui pelayanan dari Yesus Kristus dan ke-144.000 rekan imamnya. Mereka akan menjadi adil-benar, bukan sekadar dinyatakan adil-benar sebagai sahabat-sahabat Allah. Mereka akan ”menjadi hidup”, menjadi sepenuhnya bebas dari dosa dan kematian yang diwarisi dari Adam. (Penyingkapan 20:5; 22:2) Ini benar-benar berkat yang luar biasa kelak! Dari sudut pandangan kita dewasa ini, tampaknya pekerjaan keimaman Yesus dan ke-144.000 pada saat itu akan telah terlaksana. Berkat-berkat dari Hari Pendamaian yang lebih besar akan berlaku sepenuhnya. Selanjutnya, Yesus akan ”menyerahkan kerajaan kepada Allah dan Bapaknya”. (1 Korintus 15:24) Akan ada ujian akhir bagi umat manusia, dan kemudian Setan beserta hantu-hantunya akan dibinasakan untuk selama-lamanya.​—Penyingkapan 20:​7, 10.

      17. Mengingat sukacita yang terbentang di hadapan kita, kita masing-masing hendaknya bertekad melakukan apa?

      17 Jika ada, apa peran yang akan dimainkan ”perjanjian yang abadi” dalam era yang mendebarkan yang pada saat itu akan dimulai? Kita tidak bisa menjawabnya. Apa yang Yehuwa telah singkapkan sejauh ini baru sampai di sini. Hal ini membuat kita merasa takjub. Coba bayangkan​—kehidupan abadi sebagai bagian dari ”langit baru dan bumi baru”! (2 Petrus 3:​13) Semoga tidak ada sesuatu pun yang melemahkan hasrat kita untuk mewarisi janji tersebut. Berdiri teguh mungkin tidak mudah. Paulus mengatakan, ”Kamu membutuhkan ketekunan, agar, setelah kamu melakukan kehendak Allah, kamu dapat menerima penggenapan janji itu.” (Ibrani 10:36) Namun, ingatlah bahwa problem apa pun yang akan kita hadapi, tentangan apa pun yang akan kita terjang, tidak ada artinya jika dibandingkan dengan sukacita yang terbentang di hadapan kita. (2 Korintus 4:​17) Oleh karena itu, semoga tidak seorang pun dari kita tergolong dalam ”jenis yang menciut dan undur kepada kebinasaan”. Sebaliknya, semoga kita terbukti sebagai ”jenis yang memiliki iman sehingga jiwa terpelihara hidup”. (Ibrani 10:39) Semoga kita semua memiliki kepercayaan penuh kepada Yehuwa, Allah perjanjian, sehingga kita masing-masing dapat memperoleh berkat-berkat yang kekal.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan