PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Allah Dapat Membantu Saudara Bersiap-siap Menghadapi Hari Besar-Nya
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • Gambar di hlm.4

      BAGIAN 1

      Allah Dapat Membantu Saudara Bersiap-siap Menghadapi Hari Besar-Nya

      ”Hari besar Yehuwa sudah dekat,” kata nabi Allah. (Zefanya 1:14) Hari itu mendekat dengan cepat, maka harus nyata dari cara hidup kita bahwa kita tidak melupakannya. Tahukah Saudara bahwa ada hal penting tentang hari besar itu yang disampaikan oleh para nabi yang disebut Nabi-Nabi Kecil? Pasal 1 sampai 3 buku ini akan membantu Saudara mengenal ke-12 nabi itu dan tema buku-buku mereka. Dengan demikian, Saudara bisa menuai manfaat dari tulisan mereka, mendapatkan hikmah praktis untuk kehidupan Saudara.

  • Kenallah Yehuwa dan Layanilah Dia
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • Gambar di hlm. 42

      BAGIAN 2

      Kenallah Yehuwa dan Layanilah Dia

      Apa yang terdapat dalam buku-buku ke-12 nabi yang membuat kita ingin lebih mengenal Yehuwa? Mengapa berita yang Yehuwa sampaikan melalui nabi-nabi itu sangat berguna sekarang ini? Seraya Saudara mempelajari Pasal 4 sampai 7 buku ini, Saudara akan memperoleh berbagai petunjuk tentang bagaimana Saudara hendaknya menyembah Allah dan menerapkan standar-standar-Nya. Misalnya, bagaimana Allah ingin Saudara mempertunjukkan keadilan dalam berbagai tindakan Saudara? Ya, ke-12 buku nubuat ini dapat memperbaiki kehidupan Saudara sekarang.

  • Menyenangkan Allah dengan Tingkah Laku Saudara
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • Gambar di hlm. 96

      BAGIAN 3

      Menyenangkan Allah dengan Tingkah Laku Saudara

      Bagaimana Saudara menjawab pertanyaan ini, ”Apa yang Yehuwa minta sebagai balasan darimu?” (Mikha 6:8) Tulisan dari ke-12 nabi memberikan banyak penjelasan mengenai hal ini. Seperti yang akan Saudara lihat di Pasal 8 sampai 10 buku ini, tulisan mereka dapat membantu Saudara mengatasi kesulitan untuk jujur dalam segala perkataan Saudara dan untuk menghindari kekerasan. Ada juga saran-saran praktis tentang kehidupan keluarga, yang tentunya bisa Saudara terapkan.

  • Menantikan Hari Yehuwa dengan Bersukacita
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • Gambar di hlm. 139

      BAGIAN 4

      Menantikan Hari Yehuwa dengan Bersukacita

      Yehuwa menggunakan para nabi untuk menyampaikan peringatan tentang apa yang bakal terjadi​—pencurahan murka-Nya. Tetapi, kita hendaknya tidak membayangkan Dia sebagai Allah yang pemarah. Ia ”bersukacita karena [umat-Nya] dengan seruan bahagia”. Sambil menantikan hari besar Allah, kita memiliki alasan yang kuat untuk ’bersukacita dan bersukaria dengan segenap hati’. (Zefanya 3:14, 17) Bagaimana Saudara dapat mencerminkannya dalam tindakan dan sikap Saudara? Dan, mengapa Saudara bisa bersyukur atas apa yang Saudara pelajari dari ke-12 buku nubuat ini?

  • Berita Yehuwa untuk Masa Lalu dan Masa Kini
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL SATU

      Berita Yehuwa untuk Masa Lalu dan Masa Kini

      1, 2. Bagaimana beberapa orang mencari harta terpendam, tetapi apa yang dapat membantu Saudara menemukan kebahagiaan hidup?

      SEJAK dahulu, banyak orang mengimpikan harta terpendam. Pernahkah Saudara membaca kisah sejarah tentang para penjelajah, arkeolog, dan lain-lain yang benar-benar memburu harta terpendam? Meskipun Saudara mungkin tidak pernah mengikuti perburuan demikian, bagaimana seandainya Saudara menemukan harta? Alangkah bahagianya jika harta itu bisa memperbaiki mutu kehidupan atau menjadikan kehidupan Saudara lebih menyenangkan dan berhasil!

      2 Meski kebanyakan orang belum pernah memburu harta karun, mereka mengejar harta lain yang tidak terpendam di dalam tanah, yaitu kebahagiaan. Mereka mungkin mengupayakannya dengan mengejar uang, kesehatan, dan perkawinan yang sukses. Tidak ada peta harfiah untuk mendapatkan harta tersebut. Namun, seperti yang Saudara ketahui, perlu upaya untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Itu sebabnya, banyak orang menghargai nasihat yang bagus tentang caranya mencapai cita-cita dan caranya membuat kehidupan lebih menyenangkan dan sukses.

      3, 4. Di mana Saudara dapat menemukan nasihat praktis tentang cara hidup?

      3 Sesungguhnya nasihat yang bermanfaat telah tersedia bagi Saudara, yaitu bimbingan yang sudah membantu orang-orang lain berbahagia. Alkitab menawarkan nasihat terbaik untuk menjalani kehidupan, sebagaimana telah disadari oleh banyak orang. Charles Dickens, seorang penulis Inggris, menyatakan, ”Sejak dahulu dan sampai kapan pun, Alkitab adalah buku terbaik yang dikenal di dunia . . . karena Alkitab mengajarkan pelajaran terbaik yang dengannya setiap manusia . . . dapat dibimbing.”

      4 Komentar itu tidaklah mengejutkan bagi siapa pun yang menganggap Alkitab diilhami Allah. Saudara kemungkinan besar mempercayai jaminan yang kita baca di 2 Timotius 3:16, ”Segenap Tulisan Kudus diilhamkan Allah dan bermanfaat untuk mengajar, untuk menegur, untuk meluruskan perkara-perkara, untuk mendisiplin dalam keadilbenaran.” Dengan kata lain, Alkitab berisi informasi yang amat berguna tentang caranya hidup di tengah-tengah berbagai kekalutan dalam dunia dewasa ini. Orang yang langkahnya dibimbing Alkitab akhirnya bisa memiliki kehidupan yang benar-benar lebih menyenangkan dan berhasil.

      Gambar di hlm. 12

      5-7. Di buku-buku Alkitab mana Saudara mungkin akan mencari bimbingan yang bermanfaat?

      5 Namun, menurut Saudara, di buku-buku Alkitab mana nasihat itu dapat ditemukan? Ada yang mungkin berpikir tentang khotbah Yesus di Gunung, yang berisi nasihat yang efektif mengenai berbagai segi kehidupan sehari-hari. Yang lain ingat akan tulisan-tulisan rasul Paulus. Dan, siapa pun dapat menemukan nasihat yang bermanfaat di Mazmur dan Amsal​—buku-buku yang sarat dengan hikmat. Sebenarnya, bergantung pada keadaan atau problem yang Saudara hadapi, setiap buku Alkitab bisa bermanfaat, sekalipun buku itu sebagian besar berisi sejarah, misalnya dari buku Yosua hingga buku Ester. Sejarah yang dimuat di sana mengandung pelajaran sekaligus peringatan bagi setiap orang yang berupaya untuk bahagia sewaktu melayani Allah. (1 Korintus 10:11) Memang, buku-buku itu memberikan nasihat yang dapat Saudara gunakan untuk membimbing langkah-langkah Saudara, agar kehidupan Saudara berhasil. Ingatlah kebenaran ini, ”Segala perkara yang ditulis dahulu kala ditulis untuk mengajar kita, agar melalui ketekunan kita dan melalui penghiburan dari Tulisan-Tulisan Kudus, kita mempunyai harapan.”​—Roma 15:4; Yosua 1:8; 1 Tawarikh 28:8, 9.

      6 Namun, ada bagian Alkitab yang nyaris tak terjamah oleh banyak orang, padahal ada harta di sana. Bagian itu adalah 12 buku yang sering disebut Nabi-Nabi Kecil. Letaknya biasanya setelah buku-buku yang lebih besar, yaitu Yehezkiel dan Daniel, tetapi sebelum Injil Matius. (Urutan yang umum untuk ke-12 buku itu adalah: Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Yunus, Mikha, Nahum, Habakuk, Zefanya, Hagai, Zakharia, dan Maleakhi.) Seperti yang telah kita lihat, Alkitab diilhami Allah dan bermanfaat untuk mengajar dan menunjukkan cara hidup. Apakah buku-buku ini juga?

      7 Ya, tentu! Bagian yang disebut Nabi-Nabi Kecil ini bahkan memuat harta yang sungguh bermanfaat untuk menunjukkan bagaimana seharusnya kita hidup dewasa ini. Guna memahami mengapa sebagian orang mengabaikan buku-buku ini, mari kita bahas sebutan ke-12 buku ini dalam banyak bahasa: Nabi-Nabi Kecil. Apakah istilah itu bisa mempengaruhi pandangan orang terhadap buku-buku ini? Mungkinkah sampai taraf tertentu hal itu juga mempengaruhi anggapan Saudara?

      APAKAH ”NABI-NABI KECIL” JUGA KECIL NILAINYA?

      8. (a) Sarana penting apa yang Allah gunakan untuk memberikan bimbingan? (b) Ke-12 buku yang sedang dibahas sering disebut apa, tetapi apa makna istilah itu?

      8 Rasul Paulus mengawali suratnya kepada orang Ibrani, ”Allah, yang dalam banyak peristiwa pada masa lampau dan dengan berbagai cara berbicara kepada bapak-bapak leluhur kita dengan perantaraan nabi-nabi, pada akhir masa ini berbicara kepada kita melalui seorang Putra.” (Ibrani 1:1, 2) Karena Allah menggunakan manusia, yaitu para nabi, untuk menyampaikan berita-Nya, tidak satu pun dari para utusan itu atau tulisan mereka yang boleh dianggap ”kecil”. Meskipun demikian, sebutan ”Nabi-Nabi Kecil” telah membuat beberapa orang menganggap isi buku-buku ini kecil nilainya, atau kurang penting. Yang lain menyimpulkan bahwa berita dalam buku-buku ini kurang berbobot dibandingkan dengan buku-buku lain di Alkitab. Namun, sesungguhnya, nama ”Nabi-Nabi Kecil”a seperti digunakan dalam banyak bahasa hanyalah menunjukkan bahwa ke-12 buku ini lebih pendek daripada beberapa buku lain.

      9. Mengapa panjang pendeknya sebuah buku Alkitab tidak menunjukkan nilainya?

      9 Panjang pendeknya sebuah buku Alkitab tidak menunjukkan seberapa penting atau bernilainya buku itu bagi Saudara. Buku Rut jauh lebih pendek daripada buku-buku sebelum dan sesudahnya, namun informasi di dalamnya sungguh menggugah! Buku yang pendek itu menandaskan keterpautan yang hendaknya kita miliki pada ibadat sejati, memberikan gambaran bahwa Allah sangat menghargai kaum wanita, dan memberikan perincian penting tentang silsilah Yesus. (Rut 4:17-22) Sebagai contoh lain, di bagian akhir Alkitab, Saudara akan menemukan buku Yudas. Buku ini begitu pendek, tidak sampai satu halaman dalam beberapa cetakan Alkitab. Namun, alangkah tak ternilainya informasi dan bimbingan yang terdapat di dalamnya: Cara Allah berurusan dengan para malaikat fasik, peringatan tentang orang-orang bejat yang menyusup ke dalam sidang, dan desakan untuk berjuang keras demi iman! Jadi, yakinlah bahwa buku-buku yang disebut Nabi-Nabi Kecil, meskipun pendek, isi maupun nilainya tidak bisa dianggap remeh.

      NABI DALAM MAKNA APA?

      10, 11. (a) Bisa jadi, apa reaksi beberapa orang ketika mendengar istilah ”nabi”? (b) Menurut Alkitab, siapakah para nabi dan apa yang mereka lakukan?

      10 Segi lain yang perlu dipertimbangkan adalah istilah ”nabi”. Kata ini mungkin mengingatkan kita pada orang yang meramalkan atau menubuatkan masa depan. Banyak orang berpikir bahwa pekerjaan nabi hanya meramal—mungkin dengan kata-kata misterius yang bisa ditafsirkan secara beragam—tentang apa yang akan terjadi. Hal ini mempengaruhi cara pandang beberapa orang terhadap ke-12 buku ini.

      11 Memang, seraya Saudara membaca ke-12 buku ini, Saudara akan cepat melihat bahwa buku-buku ini berisi banyak ramalan, sebagian besar tentang kedatangan hari besar Yehuwa. Hal itu selaras dengan makna dasar kata ”nabi”. Nabi adalah orang yang mempunyai hubungan akrab dengan Allah dan nabi sering digunakan untuk menyingkapkan apa yang akan terjadi. Sejak Henokh, banyak nabi dalam Alkitab memang menubuatkan masa depan.—1 Samuel 3:1, 11-14; 1 Raja 17:1; Yeremia 23:18; Kisah 3:18; Yudas 14, 15.

      12. Bagaimana Saudara dapat menunjukkan bahwa nabi tidak sekadar menyampaikan ramalan?

      12 Tetapi, kita perlu ingat bahwa peranan para nabi Yehuwa tidak hanya menyampaikan ramalan ilahi. Allah sering menggunakan para nabi sebagai juru bicara untuk memberitahukan kehendak-Nya kepada orang lain. Misalnya, kita mungkin tidak berpikir bahwa Abraham, Ishak, dan Yakub termasuk orang yang meramalkan masa depan, namun Mazmur 105:9-15 menggolongkan mereka sebagai nabi. Adakalanya, Allah menggunakan mereka untuk menyingkapkan sesuatu mengenai masa depan, misalnya sewaktu Yakub memberkati putra-putranya. Namun, para patriark itu juga menjadi nabi sewaktu memberi tahu keluarga mereka apa yang Yehuwa katakan tentang peranan mereka dalam maksud-tujuan Allah. (Kejadian 20:7; 49:1-28) Petunjuk lain mengenai cakupan makna istilah ”nabi” dalam Alkitab adalah fakta bahwa Harun menjadi nabi bagi Musa. Harun berfungsi sebagai nabi dengan menjadi juru bicara, atau ”mulut”, bagi Musa.—Keluaran 4:16; 7:1, 2; Lukas 1:17, 76.

      13, 14. (a) Berikan contoh bahwa para nabi tidak sekadar meramal. (b) Setelah tahu bahwa para nabi tidak sekadar menyampaikan ramalan, apa saja manfaat yang bisa Saudara peroleh?

      13 Ingat juga nabi Samuel dan nabi Natan. (2 Samuel 12:25; Kisah 3:24; 13:20) Selain diperintahkan oleh Yehuwa untuk memberitakan apa yang akan terjadi di masa depan, mereka juga digunakan sebagai nabi dengan cara lain. Sebagai nabi, Samuel mendesak bangsa Israel untuk meninggalkan penyembahan berhala dan menjalankan lagi ibadat yang murni. Selain itu, ia menyatakan vonis Allah terhadap Raja Saul; dari pernyataan Samuel ini kita bisa belajar bahwa Yehuwa lebih menghargai ketaatan daripada korban. Ya, kegiatan Samuel sebagai nabi mencakup menyatakan pandangan Allah tentang jalan hidup yang benar. (1 Samuel 7:3, 4; 15:22) Nabi Natan menubuatkan bahwa Salomo akan membangun bait dan kerajaannya akan ditetapkan dengan kokoh. (2 Samuel 7:2, 11-16) Tetapi, Natan juga bertindak sebagai nabi sewaktu ia memberitahukan dosa yang Daud lakukan dengan Bat-syeba dan dosanya terhadap Uria. Kita tentu ingat cara Natan menyingkapkan perzinaan Daud—dengan perumpamaan tentang pria kaya yang merampas satu-satunya anak domba kesayangan seorang pria miskin. Natan juga berperan dalam penyelenggaraan ibadat sejati di tempat suci Allah.—2 Samuel 12:1-7; 2 Tawarikh 29:25.

      14 Intinya, kita hendaknya tidak menganggap berita dalam buku para nabi ini sekadar ramalan—menubuatkan masa depan. Buku-buku itu memuat pernyataan ilahi tentang banyak hal lainnya, termasuk pemahaman yang sangat bagus tentang bagaimana seharusnya cara hidup umat Allah pada masa lalu maupun pada masa kini. Kita bisa yakin bahwa apa yang kita peroleh dalam Alkitab, termasuk ke-12 buku ini, sangat bermanfaat dan praktis, bahkan membantu kita mengerti jalan hidup yang terbaik. Buku-buku terilham ini memberi kita bimbingan berharga yang dapat membantu kita ”hidup dengan pikiran yang sehat dan keadilbenaran dan pengabdian yang saleh di tengah-tengah sistem sekarang ini”.—Titus 2:12.

      CARANYA MEMPEROLEH MANFAAT

      15, 16. (a) Sebutkan contoh kata-kata kiasan yang digunakan dalam buku ”Nabi-Nabi Kecil”. (b) Gambaran nubuat apa yang terdapat dalam buku-buku itu?

      15 Ada banyak cara agar kita memperoleh manfaat dari pembacaan Firman Allah yang terilham. Beberapa buku Alkitab menceritakan apa yang terjadi pada suatu waktu, dan yang lainnya berisi puisi, masing-masing dengan keunikannya. Tetapi, dalam buku-buku lain, seperti ke-12 buku ini, yang menonjol adalah kata-kata kiasan, atau simbolis. Misalnya, sewaktu Yesus mengacu ke buku Yunus, ia berkata, ”Suatu generasi yang fasik dan penuh perzinaan terus meminta suatu tanda, namun tidak ada tanda yang akan diberikan kepadanya kecuali tanda nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus berada di dalam perut ikan yang sangat besar selama tiga hari dan tiga malam, demikian pula Putra manusia akan berada dalam jantung bumi tiga hari dan tiga malam. Orang-orang Niniwe akan bangkit pada waktu penghakiman bersama generasi ini dan akan menghukumnya; karena mereka bertobat atas apa yang diberitakan Yunus, tetapi, lihat! sesuatu yang lebih daripada Yunus ada di sini.”—Matius 12:39-41.

      16 Bagi Yesus, buku Yunus jelas bukan sekadar catatan sejarah tentang bagaimana Allah berurusan dengan Yunus, kegiatan sang nabi di Niniwe, serta hasil dari berita peringatan Allah yang Yunus umumkan. Yesus menyadari bahwa nabi Yunus adalah gambaran dirinya sebagai Kristus, dalam hal kematian serta kebangkitannya pada hari ketiga. Selain itu, reaksi orang Niniwe, yang sangat berbeda dengan tanggapan kebanyakan orang Yahudi terhadap pemberitaan dan pekerjaan Yesus, digunakan sebagai kontras. (Matius 16:4) Maka, jelaslah bahwa ke-12 buku ini berisi gambaran nubuat, atau persamaan, tentang cara Allah berurusan dengan umat-Nya pada zaman modern. Pengkajian seperti ini sangatlah menarik dan bermanfaat.b

      17. Bagaimana publikasi ini akan membahas ke-12 buku nabi-nabi?

      17 Tetapi, publikasi ini tidak membahas makna kiasan, atau simbolis, buku Yunus maupun ke-11 buku lainnya. Publikasi ini juga tidak menganalisis ayat demi ayat. Sebaliknya, fokus utamanya adalah informasi dalam buku-buku ini yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Renungkan, ’Dalam ke-12 buku ini, keterangan berguna atau nasihat ilahi apa yang Yehuwa sediakan bagi saya? Bagaimana buku-buku ini dapat membantu saya ”hidup dengan pikiran yang sehat dan keadilbenaran dan pengabdian yang saleh di tengah-tengah sistem sekarang ini”? Apa yang diberitahukan oleh buku-buku ini tentang kehidupan Kristen, moralitas, kehidupan keluarga, dan sikap pada hari-hari terakhir yang kritis ini, mengingat ”hari Yehuwa akan datang, sebab hari itu sudah dekat”?’ (Titus 2:12; Yoel 2:1; 2 Timotius 3:1) Seraya Saudara mendapatkan jawaban-jawaban yang memuaskan, Saudara kemungkinan besar akan menemukan ayat-ayat yang akan sangat berharga bagi Saudara, yang selama ini belum pernah Saudara gunakan sewaktu berbagi nasihat Alkitab dengan orang lain. Dengan demikian, perbendaharaan ayat Alkitab Saudara yang berharga pasti akan bertambah.—Lukas 24:45.

      18. Bagaimana publikasi ini disusun, dan apa yang harus Saudara lakukan untuk memperoleh manfaat darinya?

      18 Pasal-pasal dalam publikasi ini dikelompokkan menjadi empat bagian. Cobalah dapatkan gambaran umum setiap bagian seraya Saudara membacanya. Dalam ke-13 pasal berikutnya ada dua kotak yang dirancang untuk membantu Saudara mengingat apa yang telah Saudara pelajari. Dengan pertanyaan dalam kotak-kotak itu, Saudara dapat memikirkan apa yang telah Saudara baca dan merenungkan nilai serta penerapannya. Kotak pertama ada di pertengahan pasal. Apabila Saudara sampai di kotak itu, pikirkanlah pertanyaan-pertanyaan yang ada di situ. Hal itu akan membantu Saudara menanamkan dalam-dalam di hati Saudara apa yang baru saja dipelajari. (Matius 13:8, 9, 23; 15:10; Lukas 2:19; 8:15) Kotak kedua dapat Saudara gunakan untuk merenungkan apa yang Saudara baca di bagian akhir pasal itu serta menyimpannya dalam khazanah pengetahuan Saudara. Jadi, sisihkanlah waktu untuk mempelajari kotak-kotak itu, yang bisa sangat membantu Saudara menemukan cara-cara praktis guna memanfaatkan apa yang Saudara pelajari.

      19. Apa yang pertama-tama hendaknya Saudara ketahui tentang ke-12 buku ini?

      19 Sebagai langkah awal untuk mempelajari publikasi ini, periksalah sejauh mana Saudara sudah mengetahui isi ke-12 buku nabi-nabi ini. Misalnya: Melalui siapa saja Allah memberikan berita ini, dan bagaimana latar belakang mereka? Kapan mereka hidup, dan bagaimana situasinya ketika mereka melayani? (Garis waktu di halaman 20 dan 21 pasti akan sangat berguna; seringlah memeriksanya seraya Saudara mempelajari pasal-pasal berikutnya.) Apa hikmah atau penerapannya pada zaman itu, dan bagaimana pengetahuan mengenai hal itu berguna bagi Saudara untuk memahami bahan yang sedang dibahas? Pasal berikut akan membantu Saudara menjawab pertanyaan-pertanyaan kunci itu.

      a Encyclopaedia Judaica menyatakan bahwa istilah itu ”tampaknya berasal dari istilah bahasa Latin yang digunakan dalam Vulgata (Prophetae Minores). Kata sifat ’kecil’ dalam sebutan ’Nabi-Nabi Kecil’ tidak menunjukkan bahwa ke-12 buku nabi itu kurang penting dibandingkan dengan buku Yesaya, Yeremia, dan Yehezkiel, tetapi memaksudkan bahwa buku-buku itu jauh lebih pendek”.​—Jilid 12, halaman 49.

      b Sebagai contoh, lihat penjelasan tentang buku Hagai dan Zakharia dalam Paradise Restored to Mankind—By Theocracy! yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa tetapi tidak dicetak lagi.

      MANFAATNYA BAGI SAUDARA

      • Saudara tidak boleh mempunyai pandangan keliru apa mengenai ”Nabi-Nabi Kecil”?​—Roma 15:4.

      • Mengapa Saudara yakin bisa memperoleh manfaat dengan menyelidiki ke-12 buku nabi-nabi?​—2 Timotius 3:16.

      • Apa saja yang dapat Saudara harapkan dengan mempelajari buku-buku ini?​—1 Tesalonika 2:13.

  • Nabi-Nabi yang Beritanya Mengandung Hikmah
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL DUA

      Nabi-Nabi yang Beritanya Mengandung Hikmah

      1. Mengapa Saudara hendaknya berminat kepada 12 nabi yang menulis bagian terakhir Kitab-Kitab Ibrani?

      INGINKAH Saudara mengenal 12 utusan Allah? Ke-12 orang ini hidup sebelum Yesus tinggal di bumi, jadi Saudara tidak bisa bertemu muka dengan mereka. Tetapi, Saudara bisa mengenal mereka dan belajar caranya mereka terus menaruh ”hari besar Yehuwa” dalam pikiran. Dan, apa yang akan Saudara pelajari benar-benar penting bagi setiap orang Kristen yang dengan bijaksana berjuang untuk terus mengingat hari besar Yehuwa.​—Zefanya 1:14; 2 Petrus 3:12.

      2, 3. Apa kemiripan antara kita dan ke-12 nabi?

      2 Ada banyak pria yang disebut nabi dalam Alkitab​—banyak di antara mereka namanya digunakan sebagai nama buku dalam Alkitab. Seperti nabi-nabi lain, ke-12 pria yang akan kita bahas ini adalah anutan dalam hal kesetiaan dan keberanian. Sebagian dari mereka amat senang karena berita mereka bisa mengubah hati dan pikiran, membimbing orang untuk kembali kepada Allah. Yang lain sungguh kecewa sewaktu melihat para pemberontak melanggar standar Yehuwa dan menentang kehendak-Nya. Ada juga yang kecil hati karena orang-orang di sekitar mereka yang mengaku menyembah Yehuwa bersikap berpuas dan memanjakan diri.

      Tabel di hlm. 20, 21

      3 Seperti kita, ke-12 nabi ini hidup pada zaman yang penuh pergolakan politik dan sosial serta kemerosotan agama. Sebagai pria-pria yang ”mempunyai perasaan seperti kita”, mereka tentu memiliki rasa takut dan problem. (Yakobus 5:17) Namun, mereka memberikan teladan bagi kita, dan berita mereka patut diingat, karena telah dicatat dalam ”ayat-ayat nubuat” demi manfaat kita ”yang hidup pada waktu akhir sistem-sistem ini tiba”.—Roma 15:4; 16:26; 1 Korintus 10:11.

      KE-12 NABI DAN ZAMAN MEREKA

      Peta di hlm. 19

      4. Apa yang Saudara perhatikan tentang urutan masa hidup ke-12 nabi itu, dan siapa saja yang pertama-tama Yehuwa gunakan untuk memperingatkan serta memotivasi umat-Nya?

      4 Saudara mungkin mengira bahwa urutan buku Hosea sampai Maleakhi dalam Alkitab disusun secara kronologis menurut masa hidup para nabi itu. Ternyata tidak. Misalnya, nabi Yunus, Yoel, Amos, Hosea, dan Mikha hidup pada abad kesembilan dan kedelapan SM.a Pada masa itu, ada banyak raja yang tidak setia di kerajaan Yehuda di selatan maupun kerajaan Israel di utara. Rakyat mengikuti haluan mereka, dan menuai kemurkaan Allah. Pada masa inilah Asiria dan belakangan Babilonia berupaya menjadi kuasa dunia. Bangsa Israel tidak sadar bahwa Yehuwa menggunakan dua kuasa dunia itu sebagai eksekutor! Namun, Saudara tahu bahwa Allah terus memperingatkan Israel dan Yehuda melalui para nabi yang setia.

      5. Kelompok nabi mana yang mengumumkan penghakiman oleh Yehuwa seraya kehancuran Yehuda dan Yerusalem mendekat?

      5 Seraya penghakiman atas Yehuda dan Yerusalem semakin dekat, Yehuwa mengutus sekelompok juru bicara lain yang bersemangat. Siapa yang termasuk dalam kelompok ini? Nabi Zefanya, Nahum, Habakuk, dan Obaja. Mereka semua bertugas selama abad ketujuh SM. Peristiwa paling tragis yang menandai masa itu adalah pembinasaan Yerusalem oleh orang Babilonia pada tahun 607 SM dan pembuangan orang Yahudi. Seperti yang sudah-sudah, kejadiannya persis seperti yang telah Allah peringatkan dalam nubuat yang diucapkan oleh pria-pria yang Ia utus sebagai juru bicara-Nya tersebut. Para nabi itu telah berupaya memperingatkan orang-orang tentang perbuatan yang salah, seperti bermabuk-mabukan dan melakukan kekerasan, tetapi mereka tidak mau berubah.—Habakuk 1:2, 5-7; 2:15-17; Zefanya 1:12, 13.

      6. Bagaimana Yehuwa memotivasi sisa umat Allah yang kembali dari pembuangan?

      6 Setelah umat Allah kembali dari pembuangan, mereka membutuhkan kepemimpinan yang cakap serta penghiburan serta pengingat untuk tetap berfokus pada ibadat sejati. Kelompok nabi lainnya—Hagai, Zakharia, dan Maleakhi—memenuhi kebutuhan itu. Mereka melayani pada abad keenam dan kelima SM. Seraya Saudara belajar lebih banyak tentang ke-12 pembela kedaulatan Yehuwa yang loyal ini serta kegiatan mereka, Saudara akan memperoleh hikmah yang dapat Saudara terapkan dalam pelayanan pada zaman kita yang genting ini. Kini, mari kita bahas nabi-nabi ini berdasarkan urutan waktu pelayanan mereka.

      BERJUANG MENYELAMATKAN BANGSA-BANGSA YANG KERAS KEPALA

      Gambar di hlm. 17

      7, 8. Bagaimana pengalaman Yunus dapat membesarkan hati kita pada saat menghadapi krisis keyakinan?

      7 Pernahkah Saudara mengalami krisis keyakinan, mungkin merasa bahwa iman Saudara melemah? Jika ya, pengalaman Yunus akan sangat berharga bagi Saudara. Yunus hidup pada abad kesembilan SM. Saudara tentu tahu bahwa Allah menugasi Yunus untuk pergi ke Niniwe, ibu kota Imperium Asiria yang makin berjaya. Yunus diperintahkan untuk mengecam kefasikan orang Niniwe. Tetapi, bukannya pergi ke daerah tugasnya—kira-kira 900 kilometer di timur laut Yerusalem—Yunus naik kapal menuju sebuah pelabuhan yang mungkin ada di Spanyol. Ya, ia pergi ke arah yang berlawanan sejauh 3.500 kilometer! Menurut Saudara, apakah Yunus lari karena takut, atau kehilangan iman untuk sesaat? Ataukah, karena kesal atas kemungkinan bahwa orang Niniwe bisa bertobat dan menyerang Israel di kemudian hari? Alkitab tidak memberi tahu kita secara spesifik. Namun, ini memperlihatkan bahwa kita perlu waspada agar tidak membiarkan cara berpikir kita menyimpang.

      8 Saudara tahu bagaimana reaksi Yunus ketika Allah menegurnya. Sewaktu berada dalam perut ”ikan yang sangat besar” yang menelannya, Yunus mengakui, ”Keselamatan berasal dari Yehuwa.” (Yunus 1:17; 2:1, 2, 9) Setelah diselamatkan secara mukjizat, Yunus pun melaksanakan tugasnya, tetapi kemudian ia sangat kecewa sewaktu Yehuwa tidak jadi membinasakan orang Niniwe karena mereka mengindahkan berita Yunus dan bertobat. Sekali lagi Yehuwa dengan pengasih mengoreksi sang nabi, yang sempat memperlihatkan sifat mementingkan diri itu. Meskipun beberapa orang mungkin menyoroti kesalahan Yunus, Allah menganggap dia sebagai hamba yang taat dan setia.—Lukas 11:29.

      Gambar di hlm. 18

      9. Manfaat apa saja yang dapat Saudara peroleh dari berita nubuat Yoel?

      9 Pernahkah Saudara kecewa ketika orang mencela bahwa berita Alkitab yang Saudara sampaikan hanyalah untuk menakut-nakuti orang? Berita nabi Yoel, yang namanya berarti ”Yehuwa Adalah Allah”, dianggap seperti itu oleh orang-orang sebangsanya. Tampaknya, ia mencatat nubuat-nubuatnya di Yehuda sekitar tahun 820 SM, pada zaman Raja Uzzia. Yoel tampaknya melayani pada masa yang kira-kira sama dengan Yunus. Yoel berbicara tentang tulah belalang yang akan datang dalam beberapa tahap dan menghancurkan negeri itu. Ya, hari Allah yang membangkitkan rasa takut sudah sangat dekat. Tetapi, Saudara akan melihat bahwa berita Yoel bukan hanya soal pembinasaan. Dengan nada positif, ia menunjukkan bahwa ”akan ada orang-orang yang luput”, yakni yang setia. (Yoel 2:32) Orang-orang yang bertobat bisa bersukacita karena berkat dan pengampunan Yehuwa. Kita sungguh senang karena tahu bahwa hal itu juga menjadi bagian dari berita kita! Yoel menubuatkan bahwa tenaga aktif Allah, yakni roh kudus-Nya, akan dicurahkan ”ke atas segala macam orang”. Tidakkah Saudara melihat bahwa Saudara tersangkut dalam nubuat itu? Dan, Yoel menandaskan satu-satunya cara yang pasti untuk selamat, ”Setiap orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan selamat.”—Yoel 2:28, 32.

      Gambar di hlm. 18

      10. Bagaimana Yehuwa menggunakan seorang pekerja musiman yang sederhana?

      10 Saudara bisa menyelami perasaan Amos jika Saudara kadang-kadang merasa kewalahan karena harus menyampaikan berita yang sangat serius, apalagi biasanya kepada orang-orang yang tidak tanggap. Amos bukan putra seorang nabi dan tidak termasuk kelompok para nabi; ia hanya gembala domba dan pekerja musiman. Ia bernubuat pada zaman Raja Uzzia dari Yehuda, menjelang akhir abad kesembilan SM. Meskipun berlatar belakang sederhana, Amos (namanya berarti ”Suatu Tanggungan; Memikul Tanggungan”) menyampaikan berita yang sangat penting kepada Yehuda, Israel, dan bangsa-bangsa di sekitarnya. Tidakkah Saudara berbesar hati karena tahu bahwa Yehuwa dapat membantu seorang pria biasa untuk melakukan pekerjaan yang begitu penting?

      Gambar di hlm. 21

      11. Sejauh mana Hosea rela melakukan kehendak Allah?

      11 Pernahkah Saudara merenung, ’Sejauh mana saya rela berkorban untuk melakukan kehendak Yehuwa?’ Pikirkan Hosea, yang hidup sekitar zaman Yesaya serta Mikha dan melayani sebagai nabi selama kira-kira 60 tahun. Yehuwa menyuruh Hosea mengawini Gomer, ”seorang istri percabulan”. (Hosea 1:2) Dari tiga anak yang Gomer lahirkan, kelihatannya hanya satu yang asli anak Hosea. Mengapa Yehuwa meminta seseorang untuk bertahan menanggung aib akibat teman hidup yang tidak setia? Yehuwa sedang memberikan pelajaran soal keloyalan dan pengampunan. Kerajaan utara telah mengkhianati Allah bagaikan istri yang mengkhianati suaminya dengan berzina. Sekalipun demikian, Yehuwa memperlihatkan kasih kepada umat-Nya dan berupaya membantu mereka bertobat, yang tentunya menghangatkan hati jika direnungkan.

      Gambar di hlm. 22

      12. Manfaat apa yang Saudara peroleh dengan memperhatikan teladan Mikha dan pengaruh nubuat yang ia sampaikan?

      12 Tidakkah Saudara setuju bahwa di masa kritis sekarang ini, semakin sulit bagi kita untuk memperkembangkan keberanian dan bersandar sepenuhnya kepada Yehuwa? Jika Saudara mempertunjukkan sifat-sifat ini, Saudara akan seperti Mikha. Ia hidup sezaman dengan Hosea serta Yesaya, dan ia mengumumkan berita penghakiman atas bangsa Yehuda serta Israel semasa pemerintahan Yotam, Ahaz, dan Hizkia, raja-raja Yehuda pada abad kedelapan SM. Kebejatan moral yang parah dan penyembahan berhala telah mencemari Israel di utara, yang dibinasakan ketika Samaria jatuh ke tangan orang Asiria pada tahun 740 SM. Sedangkan Yehuda kadang-kadang menaati Yehuwa, kadang-kadang tidak. Meskipun kejadian-kejadian mengerikan sedang mengancam, Mikha bisa sedikit terhibur ketika melihat bahwa berita yang Allah sampaikan melalui dia untuk sementara dapat menahan Yehuda dari kemerosotan rohani dan bencana akhir. Kita pun sangat terhibur jika ada yang menyambut berita keselamatan yang kita sampaikan!

      MENGANTISIPASI BADAI KESUSAHAN

      13, 14. (a) Bagaimana teladan Zefanya membantu Saudara dalam hal ibadat? (b) Reformasi rohani apa yang turut dihasilkan oleh kegiatan Zefanya?

      13 Seraya kuasa dunia Mesir dan kuasa dunia Asiria melemah, Babilon semakin berjaya. Kekuasaannya akan segera mempengaruhi bangsa Yehuda secara drastis. Nabi-nabi Allah diutus untuk memperingatkan dan menasihati para penyembah Yehuwa. Perhatikan beberapa dari nabi-nabi tersebut, sambil mengingat bahwa orang Kristen dewasa ini pun mengabarkan berita peringatan.

      Peta di hlm. 22
      Gambar di hlm. 23

      14 Jika Saudara harus memisahkan diri dari tradisi keluarga untuk melakukan kehendak Yehuwa, Saudara dapat bersimpati kepada Zefanya. Ia mungkin canggah (anaknya cicit) Raja Hizkia dan kerabat Raja Yosia—berarti anggota keluarga kerajaan Yehuda. Namun, Zefanya dengan taat menyampaikan berita yang mengecam kepemimpinan yang korup di Yehuda. Namanya berarti ”Yehuwa Telah Menyembunyikan”. Ia menandaskan bahwa hanya dengan belas kasihan Allah orang dapat ”disembunyikan pada hari kemarahan Yehuwa”. (Zefanya 2:3) Syukurlah, pemberitaan Zefanya yang berani membuahkan hasil. Raja Yosia yang masih muda mengadakan reformasi rohani, menyingkirkan berhala, memperbaiki bait, dan memulihkan ibadat yang murni. (2 Raja, pasal 22-23) Zefanya bersama rekan-rekan nabinya (Nahum dan Yeremia) pasti turut membantu atau menasihati sang raja. Sayang sekali, kebanyakan orang Yahudi kelihatannya saja bertobat. Setelah Yosia tewas di medan tempur, mereka kembali menyembah berhala. Hanya beberapa tahun kemudian, mereka dibawa sebagai tawanan ke Babilon.

      Gambar di hlm. 24

      15. (a) Mengapa Niniwe pantas menerima berita penghukuman yang Nahum sampaikan? (b) Apa yang Saudara pelajari dari kejadian yang menimpa Niniwe?

      15 Saudara mungkin merasa tidak berarti, bukan orang penting. Kebanyakan orang Kristen secara pribadi memang tidak terkemuka, sekalipun semuanya memiliki hak istimewa besar sebagai ”rekan sekerja” Allah. (1 Korintus 3:9) Demikian pula, tidak ada yang kita ketahui tentang nabi Nahum kecuali bahwa ia berasal dari kota kecil yang bernama Elkos, mungkin di Yehuda. Namun, beritanya sangat berbobot dan penting. Dalam hal apa? Nahum bernubuat tentang ibu kota Imperium Asiria, Niniwe. Penduduknya pernah menyambut pekerjaan Yunus, tetapi tidak lama kemudian mereka kembali ke haluan lama mereka. Ukiran pada batu yang ditemukan di situs Niniwe kuno memperlihatkan bahwa kota itu, seperti yang Nahum nyatakan, adalah ”kota penumpahan darah”. (Nahum 3:1) Tergambar pada ukiran itu perlakuan kejam mereka terhadap tawanan perang. Dengan kata-kata yang gamblang dan hidup, Nahum menubuatkan pemusnahan total kota Niniwe. Beritanya menjadi kenyataan, dan berita yang kita sampaikan dewasa ini pun akan terbukti benar.

      Gambar di hlm. 25

      16, 17. Jika penantian kita akan akhir itu belum tergenap sepenuhnya, apa hikmah dari kasus Habakuk?

      16 Pada abad-abad silam, ada beberapa pembaca Alkitab yang merasa bahwa penantiannya akan hari Yehuwa tak terpenuhi. Yang lain-lain kecewa karena penghakiman oleh Allah tampaknya tak kunjung tiba. Bagaimana perasaan Saudara sendiri? Habakuk mengungkapkan keprihatinannya yang beralasan, dengan bertanya, ”Berapa lama, oh, Yehuwa, aku harus berseru meminta tolong, namun engkau tidak mendengar? . . . Mengapa penjarahan dan kekerasan ada di depanku?”—Habakuk 1:2, 3.

      17 Habakuk bernubuat selama masa yang penuh gejolak dalam sejarah Yehuda, setelah pemerintahan Raja Yosia yang baik tetapi sebelum kebinasaan Yerusalem pada tahun 607 SM. Ketidakadilan dan kekerasan merajalela. Habakuk memperingatkan bahwa persekutuan dengan Mesir tidak akan menyelamatkan Yehuda dari orang Babilonia yang haus darah. Gaya tulisannya hidup dan dramatis, memberikan gagasan yang menghibur bahwa mengenai ”orang yang adil-benar, karena kesetiaannya ia akan tetap hidup”. (Habakuk 2:4) Kata-kata itu tentunya sangat penting bagi kita karena rasul Paulus mengutipnya sampai tiga kali dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen. (Roma 1:17; Galatia 3:11; Ibrani 10:38) Selain itu, melalui Habakuk, Yehuwa memberi kita jaminan, ”Penglihatan itu masih untuk waktu yang ditetapkan . . . Ia tidak akan terlambat.”—Habakuk 2:3.

      Gambar di hlm. 25

      18. Mengapa Yehuwa meminta Obaja bernubuat tentang kebinasaan Edom?

      18 Keunikan nabi Obaja adalah ia menulis buku terpendek dalam Kitab-Kitab Ibrani—hanya 21 ayat. Yang kita ketahui tentang dia hanyalah bahwa dia bernubuat tentang Edom. Bangsa Edom adalah keturunan saudara Yakub, jadi mereka masih ’saudara’ bangsa Israel. (Ulangan 23:7) Tetapi, Edom sama sekali tidak memperlakukan umat Allah seperti layaknya saudara. Pada tahun 607 SM, kira-kira pada waktu Obaja menulis bukunya, mereka memblokir jalan-jalan dan menyerahkan orang Yehuda yang melarikan diri kepada pihak musuh, orang Babilonia. Yehuwa bernubuat bahwa Edom akan dihancurkan sama sekali, dan nubuat itu tergenap. Seperti Nahum, tidak banyak yang diketahui tentang Obaja, tetapi kita berbesar hati karena tahu bahwa orang yang tampaknya tidak penting dapat Allah gunakan sebagai utusan-Nya!—1 Korintus 1:26-29.

      MEMOTIVASI, MENGHIBUR, DAN MEMPERINGATKAN

      Gambar di hlm. 26

      19. Bagaimana Hagai menyemangati umat Allah?

      19 Hagai adalah yang pertama dari tiga nabi yang melayani setelah sisa umat Allah yang setia kembali dari pembuangan di Babilon pada tahun 537 SM. Hagai bisa jadi ikut dalam rombongan yang pertama pulang. Bersama Gubernur Zerubabel serta Imam Besar Yosua, dan bekerja sama dengan nabi Zakharia, Hagai berupaya memotivasi orang Yahudi untuk menghadapi tentangan dari pihak luar dan mengatasi sikap apatis mereka sendiri yang ada kaitannya dengan materialisme. Mereka harus menuntaskan pembangunan kembali bait Yehuwa, yang merupakan tujuan kepulangan mereka. Empat berita yang Hagai sampaikan dengan terus terang pada tahun 520 SM menandaskan nama dan kedaulatan Yehuwa. Apabila Saudara membaca bukunya, Saudara akan menemukan ungkapan ”Yehuwa yang berbala tentara” sebanyak 14 kali. Berita Hagai yang tegas menggugah orang-orang untuk mengerjakan kembali pembangunan bait. Tidakkah Saudara juga tersemangati karena tahu bahwa Yehuwa memiliki kuasa tanpa batas sebagai Penguasa Tertinggi dan bahwa Ia berwenang atas bala tentara besar yang terdiri dari makhluk-makhluk roh?—Yesaya 1:24; Yeremia 32:17, 18.

      Gambar di hlm. 27

      20. Sikap umum apa yang dihadapi oleh Zakharia?

      20 Barangkali Saudara kadang-kadang tawar hati karena beberapa orang yang melayani Allah terlihat kurang bersemangat. Nah, Saudara pun bisa memahami perasaan nabi Zakharia. Seperti Hagai yang sezaman dengannya, Zakharia menghadapi tantangan untuk menggugah sesama penyembah Allah agar terus bekerja hingga bait rampung. Zakharia bekerja keras guna menguatkan orang-orang untuk mengerjakan proyek besar itu. Meskipun orang-orang di sekitarnya hanya mencari kenyamanan, ia berjuang untuk menggugah mereka mengembangkan iman yang kuat serta tindakan yang selaras. Dan, ia berhasil. Zakharia mencatat banyak nubuat tentang Kristus. Kita pun dapat memperoleh kekuatan dari berita bahwa ”Yehuwa yang berbala tentara” tidak akan melupakan orang-orang yang mencari perkenan-Nya.—Zakharia 1:3.

      MENANTIKAN MESIAS

      Gambar di hlm. 27

      21. (a) Mengapa berita Maleakhi amat dibutuhkan? (b) Buku Maleakhi menutup Kitab-Kitab Ibrani dengan jaminan apa?

      21 Yang terakhir dari antara ke-12 nabi itu adalah Maleakhi. Ia hidup sesuai dengan namanya, yang berarti ”Utusanku”. Tidak banyak yang kita ketahui tentang nabi ini, yang hidup pada pertengahan abad kelima SM. Tetapi, dari nubuatnya kita tahu bahwa ia adalah juru bicara yang dengan berani menghardik umat Allah karena dosa dan kemunafikan mereka. Keadaan yang Maleakhi gambarkan sangat mirip dengan yang dilukiskan oleh Nehemia, yang mungkin sekali hidup sezaman dengan Maleakhi. Mengapa berita Maleakhi amat dibutuhkan? Semangat dan antusiasme yang digugah oleh nabi Zakharia dan nabi Hagai beberapa dekade sebelumnya telah mengendur. Keadaan rohani orang Yahudi sungguh memprihatinkan. Tanpa gentar, Maleakhi mengecam para imam yang sombong dan munafik; ia mengritik umat itu karena ibadat mereka yang setengah hati dan korban-korban yang mereka persembahkan. Tetapi, sebagaimana Firman Allah memberi kita jaminan akan masa depan yang cerah, Maleakhi menubuatkan datangnya pembuka jalan bagi Mesias, yakni Yohanes Pembaptis, dan setelah itu Kristus sendiri. Berita Maleakhi menutup Kitab-Kitab Ibrani dengan nada positif, menjanjikan bahwa ”matahari keadilbenaran pasti akan bersinar” bagi orang-orang yang takut akan nama Allah.—Maleakhi 4:2, 5, 6.

      22. Apa yang Saudara amati tentang sifat ke-12 nabi dan berita mereka?

      22 Jelaslah, pria-pria yang menulis ke-12 buku terakhir dalam Kitab-Kitab Ibrani itu memiliki iman dan keyakinan. (Ibrani 11:32; 12:1) Teladan dan berita mereka dapat memberi kita banyak pelajaran berharga seraya kita dengan penuh semangat menantikan ”hari Yehuwa”. (2 Petrus 3:10) Sekarang, perhatikanlah bagaimana berita-berita nubuat ini dapat mempengaruhi masa depan kekal Saudara!

      a Bandingkan dengan garis waktu di halaman 20 dan 21. Saudara akan melihat, misalnya, bahwa Mikha dan Hosea melayani pada masa yang sama ketika Yesaya menjadi nabi Allah di Yerusalem.

      MANFAAT APA YANG BISA SAUDARA PEROLEH?

      • Apa yang Saudara perhatikan tentang urutan ke-12 buku nabi-nabi dalam Alkitab?

      • Manfaat apa yang Saudara peroleh dari pengalaman Yunus dan Amos?​—Ibrani 11:32, 33, 39, 40.

      • Sejauh mana Hosea rela berkorban demi melakukan kehendak Yehuwa?—Matius 16:24.

      POKOK YANG DAPAT SAUDARA GUNAKAN

      • Sebagaimana terlihat dalam kasus Zefanya, pengaruh apa yang dapat diberikan oleh hamba-hamba Allah kepada orang lain?

      • Mengapa berita Habakuk khususnya cocok dewasa ini?​—2 Petrus 3:12.

      • Bagaimana kemurahan hati Yehuwa terhadap orang-orang kecil terlihat dalam kasus beberapa nabi?​—Mazmur 113:1, 6, 7; Yesaya 57:15.

  • Hari Yehuwa​—Tema yang Penting
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL TIGA

      Hari Yehuwa​—Tema yang Penting

      1, 2. (a) Tema penting apa yang dikemukakan oleh ke-12 nabi? (b) Sebutkan nabi-nabi yang secara langsung menyebutkan hari Yehuwa, dan bagaimana?

      ”HARI besar Yehuwa sudah dekat. Itu sudah dekat, dan sangat bergegas.” (Zefanya 1:14) Para nabi Allah berulang-ulang memberikan peringatan tentang hari Yehuwa yang hampir tiba. Biasanya, mereka menunjukkan bagaimana seharusnya kedatangan hari itu mempengaruhi kehidupan sehari-hari, moral, dan tingkah laku orang-orang. Berita mereka selalu bersifat mendesak. Seandainya Saudara sendiri mendengar berita-berita tersebut, bagaimana reaksi Saudara?

      2 Sewaktu membaca buku-buku dari ke-12 nabi, Saudara akan mendapati bahwa semuanya, secara langsung atau tidak langsung, berbicara tentang hari Yehuwa.a Karena itu, sebelum membahas informasi berharga yang disampaikan para nabi itu di pasal-pasal selanjutnya, pikirkanlah tema yang terus didengungkan: hari Yehuwa. Enam nabi secara langsung menggunakan ungkapan itu atau istilah serupa. Yoel memberikan gambaran yang hidup tentang ”hari Yehuwa yang hebat dan menakutkan”. (Yoel 1:15; 2:1, 2, 30-32) Amos menyuruh orang Israel bersiap-siap untuk bertemu dengan Allah mereka, karena hari Yehuwa adalah hari kegelapan. (Amos 4:12; 5:18) Belakangan, Zefanya mengucapkan kata-kata yang dikutip di paragraf 1. Dan, mendekati saat pembinasaan Yerusalem, Obaja memperingatkan, ”Hari Yehuwa melawan semua bangsa sudah dekat.”​—Obaja 15.

      Gambar di hlm. 30

      Seperti badai yang mengancam, ”hari besar Yehuwa sudah dekat”

      3. Mengapa dapat dikatakan bahwa para nabi pascapembuangan juga berbicara tentang hari Yehuwa?

      3 Saudara juga akan melihat bahwa dua nabi yang diutus kepada orang Yahudi sekembalinya mereka dari pembuangan menggunakan ungkapan serupa. Zakharia memberi tahu tentang hari ketika semua bangsa yang menyerang Yerusalem akan dimusnahkan. Ia melukiskan dengan jelas apa yang akan terjadi pada ”hari yang diketahui berasal dari Yehuwa”. (Zakharia 12:9; 14:7, 12-15) Dan, Maleakhi menyiagakan umat Allah sehubungan dengan kedatangan ”hari Yehuwa yang hebat dan membangkitkan rasa takut”.​—Maleakhi 4:1-5.

      4. Bagaimana sebagian dari ke-12 nabi menyinggung tentang hari Yehuwa?

      4 Meskipun tidak menggunakan ungkapan ”hari Yehuwa”, keenam nabi lainnya secara tidak langsung menyebutkan hari itu. Hosea berbicara tentang Yehuwa yang mengadakan perhitungan dengan Israel dan belakangan dengan Yehuda. (Hosea 8:13, 14; 9:9; 12:2) Berita itu sering kali berkaitan dengan apa yang Yehuwa lakukan pada zaman tersebut. Misalnya, Yunus mengumumkan penghakiman Allah atas Niniwe, dan Mikha menggambarkan apa yang akan terjadi ketika Allah menindak umat-Nya yang memberontak. (Yunus 3:4; Mikha 1:2-5) Nahum berjanji bahwa Yehuwa akan melaksanakan pembalasan terhadap lawan-lawan-Nya. (Nahum 1:2, 3) Habakuk berseru meminta keadilan dan menyebutkan tentang ”hari kesesakan”. (Habakuk 1:1-4, 7; 3:16) Sebagian berita dalam buku-buku itu jelas menunjukkan perkembangan yang akan terjadi atas orang Kristen sejati. Sebagai contoh, Hagai, salah seorang nabi pascapembuangan, bernubuat tentang diguncangkannya bangsa-bangsa. (Hagai 2:6, 7) Rasul Paulus mengutip kata-kata di Hagai 2:6 itu untuk mendesak agar orang Kristen tetap dalam keadaan diperkenan sewaktu Allah menyingkirkan langit simbolis yang fasik.—Ibrani 12:25-29; Penyingkapan 21:1.

      HARI YEHUWA​—APAKAH ITU?

      5, 6. Menurut para nabi, seperti apa hari Yehuwa itu kelak?

      5 Sewajarnya Saudara ingin tahu seperti apa hari Yehuwa kelak. Saudara mungkin bertanya, ’Apakah hari Yehuwa ada pengaruhnya atas cara hidup saya sekarang dan masa depan saya?’ Sebagaimana ditunjukkan oleh para nabi, hari Yehuwa adalah jangka waktu ketika Yehuwa menindak musuh-musuh-Nya guna melaksanakan penghukuman, hari pertempuran. Hari yang membangkitkan rasa takut itu tampaknya akan ditandai oleh fenomena langit. ”Matahari dan bulan akan menjadi gelap, dan bintang-bintang akan menarik kembali kecemerlangan mereka.” (Yoel 2:2, 11, 30, 31; 3:15; Amos 5:18; 8:9) Apa yang akan terjadi di bumi, tempat kita tinggal? Mikha menyatakan, ”Gunung-gunung akan mencair di bawah [Yehuwa], dan lembah-lembah akan membelah, seperti lilin oleh karena api, seperti air yang dicurahkan dari tempat yang curam.” (Mikha 1:4) Gambaran ini bisa jadi bersifat kiasan, tetapi kita dapat menyimpulkan bahwa tindakan Allah akan mendatangkan bencana atas bumi dan penduduknya. Namun, tidak atas semua manusia. Nabi-nabi itu juga menunjukkan berkat yang limpah bagi orang-orang yang ’mencari apa yang baik’ dan karena itu tetap hidup.—Amos 5:14; Yoel 3:17, 18; Mikha 4:3, 4.

      6 Dari ke-12 nabi itu, ada yang memberikan gambaran yang lebih jelas tentang hari Yehuwa. Habakuk dengan hidup melukiskan bagaimana Yehuwa akan menghancurkan ”gunung-gunung yang kekal” dan meluluhlantakkan ”bukit-bukit yang ada sampai waktu yang tidak tertentu”, suatu gambaran yang cocok untuk organisasi-organisasi manusia yang tampak tak tergoyahkan. (Habakuk 3:6-12) Ya, hari Yehuwa ”adalah hari kemurkaan, hari kesesakan dan penderitaan, hari badai dan kehancuran, hari yang gelap dan suram, hari yang berawan dan kelam”.—Zefanya 1:14-17.

      7. Tulah apa yang dinubuatkan, dan kemungkinan, bagaimana nubuat itu akan digenapi?

      7 Bayangkan betapa hebatnya tulah yang akan menimpa orang-orang yang melawan Allah! ”Dagingnya akan membusuk, sementara dia masih berdiri di atas kakinya; matanya akan membusuk di dalam rongganya dan lidahnya akan membusuk di dalam mulutnya.” (Zakharia 14:12) Entah penglihatan itu akan digenapi secara harfiah atau tidak, Saudara dapat menyimpulkan bahwa penglihatan itu adalah pertanda bencana bagi banyak orang. Setidaknya, lidah para musuh Allah akan membusuk dalam arti bahwa omongan mereka yang menantang akan dibungkamkan. Dan, visi atau tujuan apa pun untuk melakukan tindakan terpadu melawan umat Allah akan dibuat kabur.

      MENGAPA ALLAH YANG PENGASIH HARUS BERTINDAK

      8, 9. (a) Untuk memahami alasan Yehuwa menindak orang fasik, apa yang hendaknya Saudara perhatikan? (b) Bagaimana keloyalan Saudara dalam kehidupan sehari-hari dikaitkan dengan tindakan Yehuwa?

      8 Bisa jadi Saudara pernah mendengar orang bertanya, ’Bagaimana mungkin Allah yang pengasih menimpakan bencana seperti itu ke atas musuh-musuh-Nya? Haruskah Allah mendatangkan kehancuran di bumi? Bukankah Yesus mendesak kita agar terus mengasihi bahkan musuh kita sehingga kita menjadi putra-putra Bapak yang di surga?’ (Matius 5:44, 45) Sebagai jawaban, Saudara dapat menjelaskan awal mula segala problem manusia. Allah menciptakan pasangan manusia pertama menurut gambar dan rupa Dia—mereka sempurna. Namun, mereka mendatangkan dosa dan kematian atas keluarga umat manusia, termasuk kehidupan kita juga. Mereka memihak Setan si Iblis dalam sengketa tentang siapa yang memiliki hak tertinggi untuk memerintah umat manusia. (Kejadian 1:26; 3:1-19) Selama berabad-abad, Setan telah mencoba untuk membuktikan bahwa jika manusia digoda untuk meninggalkan Allah, mereka tidak akan melayani Yehuwa. Saudara tahu bahwa Setan telah gagal. Yesus Kristus dan banyak hamba Yehuwa lainnya telah mempertahankan integritas kepada Allah dan membuktikan bahwa mereka melayani Dia karena kasih. (Ibrani 12:1-3) Saudara tentu ingat, bukan, nama banyak orang yang melayani Allah dengan loyal?

      9 Lagi pula, Saudara sendiri terlibat dalam sengketa ini, yang akan berakhir ketika Yehuwa menyingkirkan kefasikan. Sebagai contoh, seraya membaca ke-12 buku ini, Saudara akan memperhatikan bahwa ada nabi-nabi yang mengarahkan perhatian pada gaya hidup mewah orang-orang yang mengabaikan ibadat kepada Yehuwa. Para nabi itu menasihati umat Allah untuk ’mempertimbangkan jalan-jalan mereka dengan hati mereka’ dan untuk mengubah gaya hidup mereka. (Hagai 1:2-5; 2:15, 18; Amos 3:14, 15; 5:4-6) Ya, para nabi itu memperlihatkan bagaimana seharusnya cara hidup umat Allah. Orang-orang yang menyambut desakan itu menunjukkan bahwa Yehuwa-lah Penguasa mereka, dengan demikian membuktikan bahwa Setan adalah pendusta. Yehuwa akan terbukti loyal kepada mereka sewaktu Ia memusnahkan musuh-musuh-Nya.—2 Samuel 22:26.

      10. Apa yang Mikha amati, dan bagaimana hal itu memberikan alasan tambahan bagi Yehuwa untuk bertindak?

      10 Ada lagi alasan Allah bertindak. Mari kita mundur ke abad kedelapan SM, sewaktu Mikha bernubuat di Yehuda. Sambil menyamakan dirinya dengan bangsa itu, dia mengumpamakan situasinya dengan kebun anggur atau kebun buah yang baru dipanen, yang anggur atau buah aranya sudah habis. Begitulah situasinya dalam masyarakat Yehuda, orang yang lurus hati hampir tidak ada lagi. Orang Israel memburu sesama mereka, mengintai untuk menumpahkan darah. Para pemimpin dan hakim mereka hanya mencari keuntungan. (Mikha 7:1-4) Bagaimana perasaan Saudara seandainya hidup di tengah-tengah situasi seperti itu? Saudara pasti iba terhadap orang-orang tak bersalah yang menjadi korban penindasan. Apalagi Yehuwa! Dewasa ini, Yehuwa meneliti umat manusia dengan cermat. Menurut Saudara, apa yang Ia dapati? Para penindas dengan ganas mengambil keuntungan dari orang lain dan dengan kejam menyerang sesama mereka. Sedangkan orang yang loyal relatif sedikit dibandingkan dengan penduduk dunia. Tetapi, jangan putus asa. Karena mengasihi para korban, Yehuwa akan menegakkan keadilan.—Yehezkiel 9:4-7.

      11. (a) Apa yang dihasilkan hari Yehuwa bagi orang-orang yang takut akan Dia? (b) Apa pengaruh berita peringatan Yunus atas orang Niniwe?

      11 Jelaslah, hari Yehuwa akan mendatangkan kebinasaan bagi para musuh-Nya dan menghasilkan keselamatan bagi orang-orang yang takut akan Allah dan melayani Dia.b Mikha menubuatkan bahwa bangsa-bangsa akan berduyun-duyun menuju gunung rumah Yehuwa, dan hasilnya ialah perdamaian dan keamanan sedunia. (Mikha 4:1-4) Pada zaman dahulu, apakah fakta bahwa para nabi mengumumkan hari Yehuwa menghasilkan perubahan berarti pada kehidupan orang-orang? Bagi beberapa orang, ya. Ingatlah bahwa ketika Yunus mengumumkan penghakiman atas Niniwe, penduduk yang fasik di kota itu ”mulai menaruh iman kepada Allah” dan ”berbalik dari jalan mereka yang jahat”. Maka, Yehuwa tidak jadi mendatangkan malapetaka pada waktu itu. (Yunus 3:5, 10) Berita tentang hari penghakiman Yehuwa yang mendekat benar-benar mempengaruhi kehidupan orang Niniwe!

      Gambar di hlm. 34

      Mengapa kita dapat berbesar hati ketika membaca tentang reaksi orang Niniwe terhadap berita Yunus?

      APA PENGARUH HARI ITU ATAS DIRI SAUDARA?

      12, 13. (a) Ke-12 nabi bernubuat tentang siapa? (b) Mengapa dapat dikatakan bahwa nubuat ke-12 nabi mengalami beberapa penggenapan pada zaman-zaman setelahnya?

      12 ’Tetapi, bukankah para nabi itu hidup berabad-abad yang lalu?’ ada yang mungkin membantah. ’Jadi, apa hubungannya berita-berita tentang hari Yehuwa itu dengan saya?’ Memang, nabi-nabi itu hidup ratusan tahun sebelum Yesus lahir, namun kita harus memperhatikan bagaimana kata-kata mereka tentang hari Yehuwa masih ada kaitannya dengan kita pada abad ke-21 ini. Manfaat praktis apa yang dapat kita peroleh dari apa yang mereka katakan tentang hari besar Yehuwa? Untuk bisa memahami keterkaitannya dan memperoleh manfaat dari berita mereka, kita harus mengerti bahwa nabi-nabi itu memberikan peringatan tentang hari Yehuwa kepada Israel, Yehuda, bangsa-bangsa di sekitarnya, dan beberapa kuasa dunia pada zaman itu.c Patut diingat, nubuat-nubuat tersebut digenapi! Asiria benar-benar menyerbu Samaria, Yehuda dihancurkan pada tahun 607 SM, dan bangsa-bangsa musuh di sekitarnya tidak lama kemudian juga dimusnahkan. Akhirnya, kuasa dunia Asiria dan Babilonia jatuh; semua itu menggenapi hal-hal yang telah dinubuatkan secara spesifik.

      Gambar di hlm. 39

      Pada hari Pentakosta 33 M, Petrus menyatakan tergenapnya nubuat Yoel. Nubuat itu juga sedang tergenap pada zaman kita

      13 Kini alihkan perhatian Saudara ke hari Pentakosta tahun 33 M, lama setelah banyak dari nubuat-nubuat itu mengalami penggenapan pertamanya. Pada hari tersebut, rasul Petrus menerapkan nubuat Yoel pada pencurahan roh kudus Allah. Lalu, Petrus mengutip dari buku Yoel, ”Matahari akan diubah menjadi kegelapan dan bulan menjadi darah sebelum hari Yehuwa yang hebat dan termasyhur tiba.” (Kisah 2:20) Hal ini memperlihatkan bahwa nubuat tentang hari Yehuwa masih akan digenapi lagi. Nubuat Yoel mengalami penggenapan kedua pada tahun 70 M ketika bala tentara Romawi menghancurkan Yerusalem, saat yang memang gelap dan berdarah.

      14, 15. (a) Bagaimana kita tahu bahwa nubuat-nubuat tentang hari Yehuwa berkaitan dengan kita dewasa ini? (b) Kapan hari Yehuwa diharapkan akan terjadi?

      14 Akan tetapi, nubuat Yoel dan nubuat-nubuat lain tentang hari Yehuwa masih akan mengalami penggenapan terakhir, yang akan terjadi atas kita yang hidup pada abad ke-21 ini. Bagaimana kita bisa tahu? Petrus menasihati orang Kristen untuk terus ”menaruh kehadiran hari Yehuwa dalam pikiran”. Sang rasul selanjutnya mengatakan, ”Ada langit baru dan bumi baru yang kita nantikan sesuai dengan janjinya, dan keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.” (2 Petrus 3:12, 13) Tidak ada langit baru (pemerintahan teokratis yang baru) dan bumi baru (masyarakat yang adil-benar di bawah pemerintahan tersebut) yang didirikan setelah pembinasaan Yerusalem pada tahun 70 M. Jadi, nubuat tentang hari Yehuwa itu pasti akan digenapi lagi. Ya, nubuat-nubuat itu ada kaitannya dengan kita dewasa ini, yang hidup pada ”masa kritis”!—2 Timotius 3:1.

      15 Gambaran keseluruhan tentang hari Yehuwa sebagaimana disajikan dalam ke-12 buku Alkitab ini menggugah kita untuk memikirkan perkataan Yesus Kristus, ”Akan ada kesengsaraan besar seperti yang belum pernah terjadi sejak awal dunia hingga sekarang, tidak, dan juga tidak akan terjadi lagi.” Ia mengatakan bahwa ”segera setelah” kesengsaraan besar dimulai, ”matahari akan digelapkan, dan bulan tidak akan memberikan cahayanya, dan bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan diguncangkan”. (Matius 24:21, 29) Hal itu membantu kita mengetahui kapan hari Yehuwa akan terjadi. Hari Yehuwa sudah di ambang pintu. Alkitab menunjukkan bahwa pada kesengsaraan besar itu, ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia, akan dibinasakan. Lalu, sebagai klimaks kesengsaraan besar, hari Yehuwa akan melenyapkan musuh-musuh Allah dari muka bumi.—Penyingkapan 17:5, 12-18; 19:11-21.

      16. Bagaimana penggenapan utama nubuat-nubuat tentang hari Yehuwa?

      16 Saksi-Saksi Yehuwa telah memperhatikan pola penggenapan nubuat-nubuat tentang hari Yehuwa. Sering kali, dan dengan berbagai cara, Yerusalem yang murtad, Samaria yang sesat, orang Edom yang bengis, orang Asiria yang kejam, dan orang Babilonia menggambarkan aspek-aspek agama palsu. Semua agama palsu akan dibinasakan pada tahap awal kesengsaraan besar. Lalu, pada ”hari Yehuwa yang hebat dan menakutkan” yang menyusul, para kekasih politis dan komersialnya akan menemui ajal.—Yoel 2:31.

      BERSIAP-SIAPLAH

      17, 18. (a) Mengapa Amos mengumumkan celaka bagi orang-orang yang ”sangat menginginkan hari Yehuwa”? (b) Apa yang akan terjadi atas orang-orang yang tidak siap untuk hari Yehuwa?

      17 Karena berita-berita penghakiman itu terutama berlaku untuk agama palsu, sebagian orang Kristen mungkin merasa bahwa mereka tidak akan terkena dampak penggenapan nubuat-nubuat itu. Tetapi, semua orang dapat menarik hikmah praktis dari kata-kata Amos kepada orang Israel, ”Celaka bagi mereka yang sangat menginginkan hari Yehuwa!” Beberapa orang Israel pada zaman Amos mengira bahwa hari Yehuwa hanya akan mendatangkan berkat bagi mereka, mereka yakin bahwa itulah hari manakala Allah akan bertindak bagi umat-Nya. Mereka bahkan mendambakan hari itu! Tetapi, bagi orang-orang yang terlalu yakin pada diri sendiri, hari Yehuwa akan merupakan ”kegelapan, dan tidak ada terang”, lanjut Amos. Ya, orang-orang Israel itu justru akan mengalami kemurkaan Yehuwa!—Amos 5:18.

      18 Amos selanjutnya menggambarkan apa yang akan terjadi atas orang-orang yang sangat menginginkan hari Yehuwa itu. Bayangkanlah seseorang yang melarikan diri dari singa namun akhirnya bertemu dengan beruang. Ia melarikan diri dari beruang itu dan masuk ke dalam rumah untuk berlindung. Sambil terengah-engah, ia menutup pintu dan bersandar pada tembok, tetapi ular menggigitnya. Kira-kira, begitulah nasib orang-orang yang tidak benar-benar siap untuk hari Yehuwa.—Amos 5:19.

      Gambar di hlm. 40

      Seperti Mikha, perlihatkanlah sikap menanti Allah keselamatan

      19. Dengan cara praktis apa saja kita seharusnya bersiap-siap untuk hari Yehuwa?

      19 Apakah Saudara melihat nilai praktis catatan ini bagi diri Saudara? Ingatlah bahwa Amos menujukan kata-katanya bagi orang-orang yang dibaktikan kepada Allah. Namun, masih ada sikap dan tindakan mereka yang perlu diperbaiki. Tidakkah sepatutnya Saudara memeriksa kehidupan Saudara untuk melihat apakah Saudara terus bersiap-siap untuk hari penting itu atau masih adakah perbaikan yang harus dilakukan? Bagaimana Saudara dapat benar-benar siap? Tentunya bukan dengan membangun tempat perlindungan, menyimpan bahan makanan pokok, belajar memurnikan air, atau menimbun uang emas, seperti yang dilakukan oleh beberapa orang di tempat-tempat tertentu. ”Baik perak mereka ataupun emas mereka tidak akan dapat melepaskan mereka pada hari kemurkaan Yehuwa,” kata Zefanya. Jadi, bersiap-siap tidak ada hubungannya dengan menimbun hal-hal materi. (Zefanya 1:18; Amsal 11:4; Yehezkiel 7:19) Sebaliknya, kita harus waspada secara rohani dan hidup hari demi hari sebagai orang yang siap. Kita perlu memiliki sikap yang benar—dan perbuatan yang selaras. Mikha mengatakan, ”Tetapi aku, aku akan terus mengamati Yehuwa. Aku akan memperlihatkan sikap menanti Allah keselamatanku.”—Mikha 7:7.

      20. ”Sikap menanti” kita tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor apa?

      20 Jika Saudara memiliki sikap menanti seperti itu, berarti Saudara siap, selalu berjaga-jaga menantikan hari Yehuwa. Saudara tidak akan mempersoalkan kapan hari itu akan datang atau sudah berapa lama Saudara menunggu. Semua nubuat mengenai hari itu akan digenapi pada waktu yang Yehuwa tentukan dan tidak akan tertunda. Yehuwa memberi tahu Habakuk, ”Penglihatan itu masih untuk waktu yang ditetapkan, dan ia terus lari bergegas menuju akhir, dan ia tidak akan berdusta. Bahkan jika ia tertunda [dari sudut pandangan manusia], tetaplah menantikannya; sebab ia pasti akan menjadi kenyataan. Ia tidak akan terlambat [dari sudut pandangan Yehuwa].”—Habakuk 2:3.

      21. Manfaat apa yang dapat Saudara peroleh dari apa yang selanjutnya dibahas dalam buku ini?

      21 Dalam buku ini, Saudara akan belajar caranya memperlihatkan sikap menanti Allah keselamatan. Manfaat apa saja yang dapat Saudara peroleh? Nah, buku ini khususnya akan menyoroti bagian Alkitab yang mungkin agak asing bagi Saudara—12 buku yang disebut Nabi-Nabi Kecil. Karena itu, Saudara akan memahami gagasan-gagasan yang menggugah. Misalnya, di Bagian 2, Saudara akan memeriksa caranya ’mencari Yehuwa’ dan tetap hidup. (Amos 5:4, 6) Berdasarkan ke-12 buku ini, Saudara bisa mengetahui caranya untuk lebih mengenal Yehuwa dan memperoleh sudut pandangan yang lebih baik tentang pentingnya melayani Allah, bahkan dengan lebih sepenuhnya. Dengan bantuan para nabi ini, Saudara pasti akan dapat lebih memahami kepribadian Allah. Di Bagian 3, Saudara akan melihat dengan lebih jelas apa yang Yehuwa harapkan dari cara Saudara berurusan dengan anggota keluarga dan orang-orang lain. Hal itu akan membantu Saudara siap untuk hari besar-Nya. Akhirnya, di Bagian 4, Saudara akan memeriksa saran para nabi tentang bagaimana seharusnya sikap Saudara seraya hari Yehuwa mendekat. Saudara juga akan mengetahui pengaruh hari itu terhadap pelayanan Kristen Saudara. Tidak diragukan, Saudara akan tergugah seraya Saudara memeriksa berita para nabi tentang bagaimana masa depan Saudara.

      22. Bagaimana Saudara ingin menanggapi nasihat yang terdapat dalam buku-buku ke-12 nabi?

      22 Ingatkah Saudara akan kata-kata Zefanya yang bersifat mendesak di permulaan pasal ini? (Zefanya 1:14) Beritanya mempengaruhi kehidupan Raja Yosia yang masih muda. Sewaktu ia baru berusia 16 tahun, Yosia mulai mencari Yehuwa. Ketika ia menginjak usia 20 tahun, ia memulai gerakan menyingkirkan penyembahan berhala, sesuai dengan anjuran Zefanya kepada penduduk Yehuda dan Yerusalem. (2 Tawarikh 34:1-8; Zefanya 1:3-6) Sudahkah peringatan tentang hari Yehuwa mempengaruhi kehidupan sehari-hari Saudara seperti halnya Yosia? Mari kita lihat bagaimana ke-12 nabi dapat membantu kita masing-masing.

      a Yesaya, yang sezaman dengan kelompok pertama dari ke-12 nabi ini, maupun Yehezkiel, yang sezaman dengan kelompok kedua, juga memberikan peringatan tentang hari Yehuwa.​—Yesaya 13:6, 9; Yehezkiel 7:19; 13:5; lihat Pasal 2 buku ini, paragraf 4-6.

      b Untuk bukti tambahan tentang pengaruh positif ini, silakan baca Hosea 6:1; Yoel 2:32; Obaja 17; Nahum 1:15; Habakuk 3:18, 19; Zefanya 2:2, 3; Hagai 2:7; Zakharia 12:8, 9; dan Maleakhi 4:2.

      c Sebagian dari ke-12 nabi itu bernubuat tidak hanya tentang satu bangsa, tetapi beberapa bangsa.

      APA YANG TELAH SAUDARA PELAJARI?

      • Topik penting apa yang disebutkan oleh ke-12 nabi?​—Yoel 1:15; Zefanya 1:7, 14.

      • Seperti apa hari Yehuwa kelak?​—Yoel 2:30, 31; Zakharia 14:12.

      • Mengapa Allah yang pengasih harus menindak orang fasik, seolah-olah dalam satu hari?​—Mikha 7:2-4; Ibrani 12:1-3.

      MANFAATNYA BAGI SAUDARA

      • Apa yang akan terjadi pada hari Yehuwa yang akan mempengaruhi Saudara?​—Kisah 2:19, 20; 2 Petrus 3:13.

      • Kapan Saudara mengantisipasi terjadinya hari Yehuwa?​—Matius 24:21, 29.

      • Bagaimana Saudara dapat bersiap-siap untuk hari Yehuwa?​—Amos 5:4, 6; Habakuk 2:3.

  • Yehuwa​—Allah Penubuat dan Penggenap
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL EMPAT

      Yehuwa​—Allah Penubuat dan Penggenap

      1, 2. (a) Mengapa beberapa orang merasa bahwa tidak ada yang sanggup mengendalikan situasi? (b) Bagaimana ke-12 nabi menggambarkan kepribadian Yehuwa?

      BANYAK orang merasa bahwa kehidupan mereka semakin tak terkendali. Dan, dari berita yang mereka baca, mereka menyimpulkan bahwa seluruh umat manusia pun semakin tenggelam dalam keputusasaan. Upaya untuk mengatasi berbagai problem dunia tampaknya hanya memperkeruh situasi yang tanpa harapan. Patut diperhatikan, beberapa dari ke-12 nabi yang kita bahas menghadapi kekhawatiran serupa, dan mereka memberikan berita pengharapan yang bermanfaat bagi kita dan berguna untuk menghibur orang lain.​—Mikha 3:1-3; Habakuk 1:1-4.

      2 Pokok utama yang akan Saudara temukan dalam buku-buku nubuat ini ialah bahwa Yehuwa, Pribadi Yang Berdaulat di alam semesta, memiliki kesanggupan untuk sepenuhnya mengendalikan urusan manusia dan sangat berminat pada kesejahteraan kita. Bahkan, kita masing-masing dapat mengatakan, ”Ia berminat pada kesejahteraan saya.” Ke-12 nabi melukiskan gambaran yang menarik tentang ”Yehuwa yang berbala tentara”. Allah dapat ”menyentuh negeri, sehingga itu mencair”, namun Ia meyakinkan umat-Nya, ”Ia yang menjamah kamu berarti menjamah bola mataku.” (Zakharia 2:8; Amos 4:13; 9:5) Tidakkah hati Saudara dihangatkan ketika membaca ayat-ayat yang menggambarkan bagaimana Allah digerakkan oleh kasih dalam segala tindakan-Nya dan bagaimana Ia mempertunjukkan belas kasihan dan pengampunan? (Hosea 6:1-3; Yoel 2:12-14) Memang, tulisan para nabi ini tidak mengupas setiap aspek kepribadian Allah, yang hanya dapat diketahui dari seluruh 66 buku dalam Alkitab. Tetapi, ke-12 buku ini bagaikan jendela untuk melihat dengan jelas cara Allah bertindak dan kepribadian-Nya yang menarik hati.

      3. Bagaimana ke-12 nabi membuat jelas bahwa Yehuwa adalah Allah yang memiliki maksud-tujuan?

      3 Tulisan ke-12 nabi ini dapat mempertebal keyakinan kita akan keterandalan Yehuwa sebagai Penubuat masa depan dan Penggenap maksud-tujuan-Nya. Tulisan mereka meneguhkan bahwa Ia akhirnya akan mewujudkan firdaus di bumi di bawah pemerintahan Allah. (Mikha 4:1-4) Beberapa dari para nabi ini menggambarkan cara Yehuwa mempersiapkan jalan untuk kedatangan Mesias dan tebusan yang akan membebaskan manusia dari dosa dan kematian. (Maleakhi 3:1; 4:5) Mengapa kita perlu mengetahui ini semua?

      PENGUASA PENGASIH YANG SANGGUP MEMEGANG KENDALI PENUH

      4, 5. (a) Kebenaran mendasar apa tentang Allah yang ditandaskan oleh ke-12 nabi? (b) Bagaimana kemahakuasaan Yehuwa mempengaruhi Saudara?

      4 Ingatlah tantangan yang dilontarkan terhadap Allah sehubungan dengan hak-Nya untuk memerintah, seperti yang dibahas di pasal sebelumnya. Pemberontakan melawan wewenang Yehuwa—dan kecurigaan akan motif-motif-Nya—membuat sejumlah makhluk di surga tidak menaati Allah dan mengacau di bumi. Jadi, jelaslah bahwa respek serta ketundukan kepada kedaulatan Yehuwa penting untuk ketertiban alam semesta dan perdamaian manusia. Maka, Yehuwa dengan bijaksana bertekad untuk membenarkan kedaulatan-Nya. Mari kita tinjau bagaimana ke-12 buku nubuat ini dapat membantu kita memahami hal ini dengan lebih jelas.

      5 Sebagai utusan Yehuwa, para nabi menandaskan kedudukan Allah yang tinggi. Misalnya, untuk mengagungkan nama serta kedaulatan Allah Yang Mahakuasa, Amos menggunakan sebutan ”Tuan Yang Berdaulat” sebanyak 21 kali. Hal ini memperlihatkan bahwa Allah yang benar teramat agung dan tidak ada yang luput dari jangkauan-Nya. (Amos 9:2-5; lihat kotak ”Yehuwa Yang Mahakuasa”.) Yehuwa adalah satu-satunya Penguasa yang sah atas alam semesta, keunggulannya tak tertandingi oleh berhala yang tidak bernyawa. (Mikha 1:7; Habakuk 2:18-20; Zefanya 2:11) Kedudukan Yehuwa sebagai Pencipta segala sesuatu dengan sendirinya memberi Dia hak untuk menjalankan kekuasaan tertinggi atas segala sesuatu. (Amos 4:13; 5:8, 9; 9:6) Mengapa hal itu penting bagi Saudara?

      6. Bagaimana setiap manusia terlibat dalam penggenapan maksud-tujuan Allah?

      6 Jika Saudara pernah mengalami diskriminasi, ketidakadilan, atau prasangka, Saudara bisa merasa terhibur karena tahu bahwa Penguasa yang pengasih memedulikan kita semua. Yehuwa memiliki hubungan yang istimewa dengan satu bangsa pada zaman dahulu, namun ia memberitahukan niat-Nya untuk memberikan berkat kepada orang-orang dari segala bangsa dan bahasa. Ia adalah ”Tuan yang benar atas seluruh bumi”. (Mikha 4:13) Allah berjanji bahwa nama-Nya ”akan besar di antara bangsa-bangsa”. (Maleakhi 1:11) Karena Bapak surgawi kita secara tidak berat sebelah memperkenalkan diri-Nya, orang-orang ”dari segala bahasa bangsa-bangsa” dengan antusias menyambut undangan untuk menjadi penyembah-Nya.—Zakharia 8:23.

      7. Mengapa makna nama Yehuwa sangat penting?

      7 Pengetahuan tentang sifat-sifat Allah dan apa yang akan Ia lakukan terkait erat dengan nama-Nya. (Mazmur 9:10) Pada zaman Mikha, nama Yehuwa tercoreng karena banyak orang yang menyandang nama-Nya sangat tidak taat. Sang nabi diilhami untuk menandaskan ”keunggulan nama Yehuwa” dan menunjukkan bahwa ”orang yang memiliki hikmat yang praktis akan takut kepada nama [Allah]”. (Mikha 5:4; 6:9) Mengapa? Harapan yang Saudara andalkan untuk memiliki masa depan yang langgeng terkait dengan nama yang dalam maknanya itu, yaitu ”Ia Menyebabkan Menjadi”. Silakan baca Yoel 2:26 dan renungkan tentang alangkah bahagianya Saudara dapat menyandang nama itu dan memberi tahu orang lain tentang satu-satunya Allah yang dapat menjadi apa pun yang Ia inginkan demi manfaat semua ciptaan-Nya. Allah telah terbukti sebagai Pribadi yang memiliki kesanggupan tak terbatas untuk melaksanakan segala sesuatu. Buktinya bisa Saudara dapatkan dari penggenapan banyak nubuat yang dinyatakan oleh ke-12 nabi.

      YEHUWA YANG MAHAKUASA

      Salah satu gelar Allah dalam bahasa Ibrani ialah Syad·daiʹ, atau ”Yang Mahakuasa”. Istilah ini muncul satu kali dalam ke-12 buku nubuat ini, di Yoel 1:15. Diperkirakan, arti utama kata itu adalah ”menjadi kuat” atau ”bertindak tegas”. Ungkapan serupa, ’Yehuwa yang berbala tentara’, muncul 107 kali dalam ke-12 buku ini. Kuasa menyiratkan kekuatan atau kesanggupan untuk melaksanakan suatu maksud-tujuan, juga menunjukkan kesanggupan untuk mengatasi rintangan atau tentangan. Kemahakuasaan Yehuwa menyangkut kuasa-Nya yang tak terkalahkan untuk melaksanakan maksud-tujuan-Nya, untuk menggenapi apa yang Ia nubuatkan.

      8. Dengan cara apa saja nama Yehuwa telah memotivasi Saudara?

      8 Jutaan orang telah mendapat manfaat karena mengetahui bahwa Yehuwa dapat melaksanakan atau menggenapi apa pun yang Ia inginkan. Yoel menunjukkan hal itu melalui kata-kata terkenal yang dikutip oleh para penulis Kristen, ”Setiap orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan selamat.” (Yoel 2:32; Kisah 2:21; Roma 10:13) Apakah kita setuju dengan pernyataan Mikha, yakni bahwa ”kami, kami akan berjalan dengan nama Yehuwa, Allah kami, sampai waktu yang tidak tertentu, ya, selama-lamanya”? (Mikha 4:5) Ya, selama masa penganiayaan atau ketika secara pribadi merasa susah hati, kita dapat dengan yakin ”berlindung dalam nama Yehuwa”.—Zefanya 3:9, 12; Nahum 1:7.

      9. Seberapa besar kesanggupan Allah untuk mengendalikan para penguasa?

      9 Seraya Saudara membaca buku-buku nubuat ini, Saudara dapat meneguhkan keyakinan Saudara bahwa Yehuwa sanggup mengendalikan bahkan para penguasa dan para pengambil keputusan yang kuat. Ia bisa menggerakkan mereka untuk bertindak sesuai dengan kehendak-Nya. (Amsal 21:1) Perhatikanlah Darius Agung dari Persia. Para musuh ibadat sejati meminta bantuannya untuk menghentikan pembangunan kembali bait Yehuwa di Yerusalem. Yang terjadi justru kebalikannya! Sekitar tahun 520 SM, Darius memberlakukan lagi dekret Kores dan mendukung pembangunan yang dikerjakan orang Yahudi. Sewaktu rintangan lain mengadang, Zerubabel, sang gubernur Yahudi, diberi tahu oleh Allah, ”’Bukan dengan pasukan militer, ataupun dengan kekuatan, tetapi dengan rohku,’ kata Yehuwa yang berbala tentara. Siapakah engkau, hai, gunung yang besar? Di hadapan Zerubabel engkau akan menjadi tanah yang datar.” (Zakharia 4:6, 7) Tidak ada yang bisa menghalangi Yehuwa membinasakan sistem fasik ini dan mewujudkan firdaus untuk dinikmati para penyembah-Nya.—Yesaya 65:21-23.

      10. Seberapa jauh jangkauan kendali Allah, dan mengapa hal itu patut diperhatikan?

      10 Pikirkan juga bahwa Yehuwa bisa mengendalikan kekuatan alam, yang dapat Ia gunakan untuk menghancurkan musuh-Nya jika Ia mau. (Nahum 1:3-6) Ketika menandaskan bahwa Yehuwa dapat melindungi umat-Nya, Zakharia menggunakan bahasa kiasan berikut ini, ”Yehuwa sendiri akan terlihat atas mereka, dan panahnya pasti akan keluar seperti kilat. Tuan Yang Berdaulat Yehuwa akan meniup tanduk, dan ia pasti akan pergi dengan badai selatan.” (Zakharia 9:14) Jadi, apakah sulit bagi Allah untuk membuktikan keunggulan-Nya atas bangsa-bangsa yang tidak saleh pada zaman kita? Sama sekali tidak!—Amos 1:3-5; 2:1-3.

      PRIBADI YANG TAK PERNAH INGKAR JANJI

      11, 12. (a) Mengapa Niniwe dianggap tidak terkalahkan? (b) Apa yang terjadi atas Niniwe, sesuai dengan firman nubuat Allah?

      11 Bayangkan seandainya Saudara hidup pada abad kesembilan SM di daerah yang sekarang adalah Timur Tengah. Kota besar mana yang mungkin pernah Saudara dengar? Tentu saja Niniwe. Niniwe adalah kota yang terkenal di Asiria di sisi timur Sungai Tigris, sekitar 900 kilometer di sebelah timur laut Yerusalem. Saudara mungkin pernah mendengar kabar tentang betapa besarnya kota itu—kelilingnya kira-kira 100 kilometer! Orang yang pernah berkunjung ke Niniwe mengatakan bahwa kemegahannya menyaingi Babilon; ada banyak istana, kuil, jalan yang lebar, taman umum, dan sebuah perpustakaan yang mengagumkan. Selain itu, para ahli strategi militer berbicara tentang tembok-tembok luar dan dalamnya yang kokoh serta tak tertembus.

      12 ”Tidak terkalahkan!” Pasti banyak yang berkata begitu tentang Niniwe. Tetapi, beberapa nabi dari bangsa Yehuda yang kecil berkukuh bahwa Yehuwa akan menghancurkan ”kota penumpahan darah” itu. Karena penduduknya menyambut berita Yunus, kota itu untuk sementara terluput dari penghukuman Allah. Tetapi, orang Niniwe kembali ke haluan lama mereka yang fasik. Nahum bernubuat, ”Niniwe . . . , sebilah pedang akan memusnahkanmu . . . Tidak ada kelegaan bagi malapetakamu yang hebat.” (Nahum 3:1, 7, 15, 19; Yunus 3:5-10) Kira-kira pada waktu yang sama, Allah menggunakan Zefanya untuk menubuatkan bahwa Niniwe akan menjadi tempat yang tandus dan telantar. (Zefanya 2:13) Mungkinkah kuasa politis yang tidak terkalahkan pada masa itu digulingkan sebagai penggenapan firman Yehuwa? Pertanyaan ini terjawab sekitar tahun 632 SM ketika orang Babilonia, Skit, dan Media mengepung Niniwe. Tiba-tiba terjadi banjir yang mengikis tembok-temboknya, dan para penyerang bisa menembus pertahanan kota. (Nahum 2:6-8) Kota yang semula perkasa itu dalam waktu singkat menjadi timbunan puing. Sampai hari ini, Niniwe tetap merupakan reruntuhan.a ”Kota yang sangat bersukacita” itu tidak sanggup menghentikan penggenapan firman Allah!—Zefanya 2:15.

      13. Apa saja bukti penggenapan nubuat yang dapat Saudara peroleh dalam buku-buku ke-12 nabi?

      13 Apa yang menimpa Niniwe baru satu contoh dari banyak nubuat yang digenapi. Lihatlah peta Timur Tengah modern. Dapatkah Saudara menemukan Ammon, Asiria, Babilon, Edom, atau Moab? Tidak! Meskipun bangsa-bangsa itu pernah berjaya, ke-12 nabi menubuatkan keruntuhan mereka. (Amos 2:1-3; Obaja 1, 8; Nahum 3:18; Zefanya 2:8-11; Zakharia 2:7-9) Satu demi satu, bangsa-bangsa itu lenyap. Yehuwa berfirman bahwa mereka akan musnah, dan itulah yang terjadi! Dan, apa yang dinubuatkan para nabi tentang suatu sisa orang Yahudi yang kembali dari penawanan di Babilon itu tergenap—benar-benar menjadi kenyataan!

      14. Mengapa Saudara dapat dengan yakin memfokuskan kehidupan Saudara pada janji-janji Yehuwa?

      14 Bagaimana bukti tentang kesanggupan Yehuwa untuk menubuatkan masa depan mempengaruhi keyakinan Saudara? Saudara dapat merasa pasti bahwa Yehuwa akan menepati janji-Nya; Ia Allah ”yang tidak dapat berdusta”. (Titus 1:2) Lagi pula, Allah memberitahukan apa yang perlu kita ketahui melalui Firman-Nya. Saudara dapat memfokuskan kehidupan Saudara pada melakukan kehendak Yehuwa dan pada kepastian firman nubuat-Nya. Nubuat dalam ke-12 buku para nabi bukan sekadar contoh tentang ramalan yang tergenap pada masa lalu. Banyak dari nubuat-nubuat itu sekarang sedang digenapi atau akan segera terwujud. Jadi, catatan dalam ke-12 buku ini dapat memperkuat keyakinan Saudara bahwa nubuat-nubuat tentang zaman kita dan masa depan akan digenapi. Perhatikanlah baik-baik.

      Gambar di hlm. 48

      Niniwe tampaknya tidak terkalahkan, tetapi bagaimana nubuat Yehuwa menjadi kenyataan?

      BAPAK YANG PEDULI

      15. Sewaktu Saudara berjuang menghadapi problem pribadi, bagaimana pengalaman Mikha dapat membantu?

      15 Allah dapat diandalkan bukan hanya dalam soal masa depan bangsa-bangsa atau situasi di seluruh panggung dunia. Yehuwa menubuatkan dan menggenapi hal-hal yang dapat menyentuh kehidupan Saudara secara pribadi. Bagaimana? Nah, Saudara mungkin kadang-kadang berjuang untuk mengatasi problem pribadi. Tentu, yang Saudara butuhkan bukan hanya seseorang yang bisa memahami problem Saudara, melainkan orang yang dapat Saudara percayai untuk membantu Saudara. Pada abad kedelapan SM, Mikha tentu merasa sangat kesepian ketika menghadapi penduduk Yehuda yang angkuh. Dia mungkin merasa bahwa dialah orang setia terakhir di bumi, bahkan keluarganya tidak dapat dia percayai. Di mana-mana dia melihat orang yang haus darah, suka menipu, dan bejat. Meskipun demikian, Mikha merasa tenang karena Allah berjanji untuk memperhatikan hamba-hamba-Nya yang setia tidak soal apa yang mungkin orang lain lakukan. Saudara pun dapat terhibur oleh janji itu, khususnya jika sebagai penyembah Yehuwa, Saudara merasa sendirian atau sebagai kaum minoritas, terkepung oleh orang-orang yang tidak menghormati Allah.—Mikha 7:2-9.

      16. Mengapa Saudara dapat yakin bahwa kebejatan serta penindasan tidak luput dari perhatian Allah dan Ia akan menyelamatkan orang adil-benar?

      16 Seperti yang sering terjadi dewasa ini, kalangan yang kaya dan berkuasa di Yehuda dan Israel menjadi rakus dan tidak adil. Perbudakan ilegal terjadi akibat beban pajak yang berlebihan dan penyerobotan tanah. Orang miskin tidak dipedulikan, bahkan diperlakukan dengan kejam. (Amos 2:6; 5:11, 12; Mikha 2:1, 2; 3:9-12; Habakuk 1:4) Melalui para utusan-Nya, Allah menyatakan dengan jelas bahwa Ia tidak mentoleransi kebejatan serta penindasan dan akan menghukum para pelaku kesalahan yang tidak bertobat. (Habakuk 2:3, 6-16) Ia bernubuat bahwa Ia akan ”meluruskan perkara-perkara sehubungan dengan bangsa-bangsa perkasa” dan bahwa hamba-hamba-Nya yang diperkenan ”akan duduk, masing-masing di bawah tanaman anggurnya dan di bawah pohon aranya, dan tidak akan ada orang yang membuat mereka gemetar”. (Mikha 4:3, 4) Bayangkan kelegaan yang dihasilkan! Allah telah menubuatkan dan menggenapi banyak hal lain. Tidakkah Saudara yakin bahwa janji itu juga akan digenapi?

      17, 18. (a) Mengapa Allah mengulurkan harapan kepada orang-orang? (b) Bagaimana seharusnya kita memandang disiplin dari Yehuwa?

      17 Yehuwa menggenapi janji-janji-Nya tidak untuk memamerkan kesanggupan-Nya untuk meramal, seolah-olah untuk membuat manusia terkesan. Tindakan-Nya dimotivasi oleh kasih yang berprinsip, sebab ”Allah adalah kasih”. (1 Yohanes 4:8) Ingatlah kasus Hosea, yang hidup pada abad kedelapan SM. Seperti istri Hosea, Gomer, yang tidak setia kepadanya, orang Israel juga tidak setia kepada Yehuwa. Penyembahan berhala yang mereka lakukan sama seperti perzinaan; ibadat yang murni kepada Yehuwa mereka campur dengan penyembahan Baal. Secara kiasan mereka juga ”melakukan percabulan” dengan Asiria dan Mesir. Bagaimana reaksi Yehuwa? Hosea diminta untuk mencari istrinya yang tidak setia itu dan membawanya pulang. Yehuwa pun mencari umat-Nya, karena kasih. ”Dengan tali manusia aku terus menarik mereka, dengan tali kasih, . . . dengan lembut aku membawa makanan kepada setiap orang.” (Hosea 2:5; 11:4) Jika mereka menanggapinya dengan pertobatan yang tulus, mereka bisa memperoleh pengampunan Allah, sehingga hubungan mereka dengan Dia dapat dipulihkan. (Hosea 1:3, 4; 2:16, 23; 6:1-3; 14:4) Tidakkah Saudara terharu memperhatikan kasih sayang Yehuwa? Renungkanlah, ’Jika di masa lalu Yehuwa memperlihatkan kasih sayang demikian, bukankah saya dapat yakin akan kasih-Nya, kasih sayang-Nya yang lembut, tak berubah, dan tak pernah sirna?’—Hosea 11:8.

      Gambar di hlm. 52

      18 Ke-12 buku nubuat ini juga dapat membantu Saudara melihat bahwa kasih Allah mencakup koreksi. Yehuwa meyakinkan umat-Nya yang bersalah bahwa Ia ’tidak akan memusnahkan mereka sepenuhnya’. (Amos 9:8) Bilamana diperlukan, Allah tidak menahan hukuman, tetapi tentu kita merasa lega karena hukuman-Nya itu hanya sementara! Maleakhi 1:6 menyamakan Yehuwa dengan bapak yang pengasih. Saudara tahu bahwa seorang bapak akan mendisiplin anak-anaknya yang ia sayangi untuk mengoreksi mereka. (Nahum 1:3; Ibrani 12:6) Namun, karena kasih, Bapak surgawi kita lambat marah, dan Maleakhi 3:10, 16 menegaskan bahwa Ia akan memberikan pahala yang limpah kepada hamba-hamba-Nya.

      19. Pemeriksaan diri apa yang patut kita lakukan?

      19 Maleakhi mengawali bukunya dengan jaminan ini, ”’Aku mengasihi kamu sekalian,’ kata Yehuwa.” (Maleakhi 1:2) Sambil memikirkan jaminan Allah kepada Israel itu, renungkanlah, ’Adakah sesuatu yang saya lakukan yang menghalangi saya menikmati kasih Allah? Segi mana lagi dari kasih Allah yang ingin saya ketahui dan rasakan lebih sepenuhnya?’ Dengan memahami kasih Allah secara lebih mendalam, Saudara dapat semakin yakin akan kasih sayang-Nya yang tak lekang dimakan waktu.

      PENGAMPUNAN MEMBUKA JALAN MENUJU KESELAMATAN

      20. Bagaimana pengampunan Allah membuka jalan menuju keselamatan?

      20 Seraya membaca buku-buku nubuat ini, Saudara akan melihat bahwa adakalanya Yehuwa menubuatkan malapetaka. Mengapa? Sering kali, hal itu dimaksudkan untuk menggugah umat-Nya agar bertobat. Karena itu, Ia membiarkan bangsa asing menghancurkan Samaria pada tahun 740 SM dan Yerusalem pada tahun 607 SM. Apa yang Allah nubuatkan tergenap, tetapi kemudian Ia memperbolehkan orang-orang yang bertobat untuk kembali ke negeri mereka. Ya, buku-buku ini menandaskan bahwa Allah dengan murah hati mengampuni serta memulihkan orang-orang yang berbalik dari dosa lalu datang kepada-Nya. (Habakuk 3:13; Zefanya 2:2, 3) Mikha tergerak untuk berseru, ”Siapakah Allah seperti engkau, pribadi yang mengampuni kesalahan dan mengabaikan pelanggaran dari sisa milik pusakanya? Ia pasti tidak akan bertahan dalam kemarahannya untuk selama-lamanya, sebab ia senang akan kebaikan hati yang penuh kasih.” (Mikha 7:18; Yoel 2:13; Zakharia 1:4) Penggenapan nubuat menegaskan hal tersebut.

      21. (a) Apa yang ditunjukkan oleh ke-12 nabi tentang sang Mesias? (b) Nubuat mana tentang Mesias yang paling menarik bagi Saudara?

      21 Sehubungan dengan dasar yang sah dan permanen untuk pengampunan yang abadi, Yehuwa menubuatkan kedatangan Mesias, yang akan mengorbankan kehidupan manusianya sebagai ”tebusan yang sepadan” bagi umat manusia yang berdosa. (1 Timotius 2:6) Amos menunjukkan pemulihan yang akan diwujudkan oleh sang Mesias, putra Daud. (Amos 9:11, 12; Kisah 15:15-19) Mikha bahkan menunjukkan tempat kelahiran Yesus, pribadi yang akan muncul untuk memberikan manfaat yang mendatangkan kehidupan bagi semua orang yang beriman akan korban tebusannya. (Mikha 5:2) Dan, Zakharia berbicara tentang ”Tunas”, yaitu Yesus, yang akan ”duduk dan berkuasa di atas takhtanya”. (Zakharia 3:8; 6:12, 13; Lukas 1:32, 33) Iman Saudara tentu akan dikuatkan dengan memeriksa lebih banyak nubuat seperti itu.—Lihat kotak ”Nubuat-Nubuat Utama tentang Mesias”.

      22. Bagaimana keyakinan Saudara kepada Yehuwa diperkuat oleh apa yang disingkapkan ke-12 nabi tentang Dia?

      22 Seraya Saudara membaca berita dari ke-12 nabi, Saudara akan semakin yakin sehubungan dengan kemenangan akhir di tangan Allah. Yehuwa adalah Pahlawan kita, dan Ia akan menegakkan keadilan yang sejati. Firman Allah akan bertahan. Ia mengingat perjanjian dengan umat-Nya, memperhatikan hamba-hamba-Nya, dan membebaskan mereka dari semua penindas. (Mikha 7:8-10; Zefanya 2:6, 7) Yehuwa belum berubah. (Maleakhi 3:6) Alangkah leganya kita karena tahu bahwa tidak ada kesulitan atau rintangan yang bisa menghalangi Allah mewujudkan maksud-tujuan-Nya! Apabila Ia mengatakan hari penghakiman-Nya akan datang, hari itu pasti datang. Karena itu, teruslah nantikan hari Yehuwa! ”Yehuwa akan menjadi raja atas seluruh bumi. Pada hari itu Yehuwa akan satu, dan namanya satu.” (Zakharia 14:9) Ia telah menubuatkannya; Ia akan menggenapinya.

      NUBUAT-NUBUAT UTAMA TENTANG MESIAS

      Nubuat

      Terdapat di

      Penggenapan

      Lahir di Betlehem

      Mikha 5:2

      Lukas 2:4-11; Yohanes 7:42

      Dipanggil dari Mesir

      Hosea 11:1

      Matius 2:14, 15

      Masuk ke Yerusalem naik keledai

      Zakharia 9:9

      Matius 21:1-9; Yohanes 12:12-15

      Dikhianati untuk 30 keping perak

      Zakharia 11:12

      Matius 26:15; 27:3-10

      Gembala dipukul, domba tercerai-berai

      Zakharia 13:7

      Matius 26:31, 56

      Ditusuk ketika di tiang

      Zakharia 12:10

      Matius 27:49; Yohanes 19:34, 37

      Di kuburan selama sebagian dari tiga hari, lalu dibangkitkan

      Yunus 1:17; 2:10

      Matius 12:39, 40; 16:21; 1 Korintus 15:3-8

      a Pada bulan November 2002, sebelum perang di Irak, Profesor Dan Cruickshank berkunjung ke daerah itu. Ia memberikan laporan di televisi BBC, ”Di pinggiran kota Mosul terdapat reruntuhan kota Niniwe yang luas, yang—bersama Nimrud . . . digali dengan antusias oleh para arkeolog Inggris sejak tahun 1840-an. . . . Penyelidikan atas kota-kota Asiria ini tak lebih dari penemuan peradaban yang sudah lama hilang—yang hampir dianggap mitos—yang hanya dikenal dari gambaran yang singkat, samar-samar, dan tidak menyenangkan dalam Alkitab.”

      BAGAIMANA IMAN SAUDARA DIPERKUAT

      • oleh kemahakuasaan Yehuwa?​—Yoel 1:15.

      • oleh sifat Allah yang tidak berat sebelah?​—Zakharia 8:23.

      • oleh nama Allah yang dalam maknanya?​—Mikha 5:4.

      BAGAIMANA SAUDARA DAPAT MEMPERKUAT HUBUNGAN SAUDARA DENGAN ALLAH

      • dengan merenungkan kesanggupan-Nya untuk menepati janji?​—Yoel 2:11.

      • dengan memikirkan kasih-Nya yang lembut?​—Hosea 11:4; 14:4; Zefanya 3:17.

      • dengan mempertimbangkan belas kasihan dan pengampunan-Nya?​—Hosea 2:23; Mikha 7:18.

  • ”Carilah Yehuwa” melalui Ibadat yang Ia Perkenan
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL LIMA

      ”Carilah Yehuwa” melalui Ibadat yang Ia Perkenan

      1. Berkat apa saja yang Saudara nikmati sebagai umat Allah?

      SUNGGUH besar hak istimewa Saudara karena mengenal Allah penggenap nubuat! Saudara bisa menikmati keadaan seperti yang digambarkan nabi Hosea dalam tulisannya, ”Aku akan menjadikan engkau istriku dalam kesetiaan; dan engkau pasti akan mengenal Yehuwa.” Hosea sedang melukiskan keadaan aman bak firdaus yang akan dinikmati oleh umat Allah sepulangnya mereka dari pembuangan di Babilon. Demikian pula, umat Allah pada zaman modern ini menikmati kemakmuran serta keamanan rohani; keadaan mereka bagaikan suatu firdaus. (Hosea 2:18-20) Kini, Saudara menyandang nama Allah sebagai seorang hamba-Nya yang berbakti​—salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa​—dan ingin terus menyandangnya.​—Yesaya 43:10, 12; Kisah 15:14.

      Gambar di hlm. 57

      Amos

      2, 3. (a) Mengapa Yehuwa belakangan membenci cara ibadat Israel kuno? (b) Mengapa kita harus memperhatikan berita yang disampaikan oleh para nabi?

      2 Israel kuno adalah bangsa yang dibaktikan kepada Yehuwa. Dan, kepada mereka Allah memberikan seperangkat ketentuan yang tidak diberikan kepada bangsa lain. (Ulangan 4:33-35) Tetapi, pada akhir abad kesembilan SM, keadaan bangsa Israel telah sangat berubah sehingga Allah menyuruh nabi Amos memberi tahu mereka, ”Aku membenci, aku telah menolak perayaan-perayaanmu . . . Sekalipun kamu sekalian mempersembahkan kepadaku persembahan bakaran yang utuh, bahkan akan persembahan pemberianmu aku tidak merasa senang.” (Amos 5:21, 22) Meskipun dewasa ini Allah tidak berkata begitu kepada umat-Nya secara kolektif, dapatkah Saudara bayangkan bagaimana rasanya jika penilaian demikian dilontarkan sehubungan dengan ibadat Saudara? Adakah hikmah yang secara pribadi dapat kita tarik dari hal ini?

      3 Pada akhir abad kesembilan itu, umat Allah mengaku beribadat kepada Allah dengan cara yang Ia perkenan. Tetapi, banyak dari mereka melayani allah-allah kafir, seperti Baal dari Kanaan dan patung-patung anak lembu, atau memberikan persembahan di tempat-tempat tinggi. Mereka membungkuk kepada bala tentara langit dan pada waktu yang sama mengucapkan sumpah kepada Yehuwa. Karena itu, Allah yang benar mengutus para nabi untuk mendesak orang-orang agar kembali kepada-Nya dalam ibadat yang murni. (2 Raja 17:7-17; 21:3; Amos 5:26) Jadi jelas, bukan, bahwa bagi hamba-hamba Allah yang berbakti pun, mungkin ada hal-hal yang perlu diperhatikan—tindakan atau sikap yang harus diperiksa untuk memastikan apakah kita sudah mencerminkan ibadat yang Yehuwa perkenan.

      ”PENGETAHUAN TENTANG ALLAH”

      4. Bagaimana keadaan Israel di bawah pemerintahan Raja Yeroboam II?

      4 Mari kita bayangkan situasi ketika kelompok pertama dari ke-12 nabi menjadi juru bicara Allah. Hari Yehuwa dinubuatkan akan menghantam kerajaan Israel sepuluh suku. Tetapi, kelihatannya bangsa itu sedang menikmati kemakmuran. Sebagaimana telah dinubuatkan Yunus, Raja Yeroboam II mengembalikan garis batas Israel dari dekat Damaskus di utara sampai ke Laut Mati. (2 Raja 14:24-27) Meskipun Yeroboam melakukan apa yang buruk, Yehuwa berpanjang sabar, Ia tidak mau menghapuskan Israel dari bawah langit. Allah memberikan waktu kepada orang Israel untuk bertobat, untuk ’mencari Yehuwa, dan tetap hidup’.—Amos 5:6.

      5. Apa yang tidak dimiliki orang Israel sehingga mereka ditolak oleh Yehuwa?

      5 Orang Israel yang makmur sebenarnya bisa memanfaatkan waktu tersebut untuk kembali kepada Yehuwa dengan lebih mengenal Dia dan berupaya melakukan apa yang Ia perkenan. Sebaliknya, mereka terlalu percaya diri, merasa bahwa ’malapetaka tidak akan datang mendekat atau menjangkau mereka’. (Amos 9:10) Dapat dikatakan mereka melupakan Yehuwa sebab ”mereka kenyang dan mereka mulai menjadi tinggi hati”. (Hosea 13:6) Kita hendaknya tidak merasa bahwa ini hanyalah sejarah kuno yang tidak ada hubungannya dengan kita. Perhatikanlah alasan mengapa Yehuwa mempunyai kasus hukum dengan orang Israel, ”Karena engkau telah menolak pengetahuan, aku juga akan menolak engkau dari melayaniku sebagai imam.” Mereka berbakti kepada Yehuwa dan dikelilingi oleh para anggota keluarga yang berbakti. Namun, secara pribadi mereka tidak memiliki ’pengetahuan sejati tentang Allah’.—Hosea 4:1, 6.

      6. Dalam arti apa orang Israel tidak memiliki pengetahuan tentang Allah?

      6 Mereka bukannya tidak pernah mendengar kata-kata Allah, sebab orang tua Israel harus membahasnya dengan anak-anak mereka. Kebanyakan pasti pernah mendengar beberapa kisah Alkitab dari orang tua mereka, dalam percakapan sehari-hari, atau di pertemuan-pertemuan umum. (Keluaran 20:4, 5; Ulangan 6:6-9; 31:11-13) Sebagai contoh, mereka telah mendengar apa yang terjadi ketika Harun membuat patung anak lembu emas sementara Musa berada di atas Gunung Sinai untuk menerima Sepuluh Perintah. (Keluaran 31:18–32:9) Jadi, orang Israel pada zaman para nabi sedikitnya memiliki pengetahuan tentang Hukum dan pernah mendengar kisah-kisah sejarah. Meskipun demikian, pengetahuan mereka bisa dikatakan mati karena tidak menggerakkan mereka untuk menyembah Allah dengan cara yang Ia inginkan.

      Gambar di hlm. 58

      Bagaimana seseorang dapat mulai melupakan Yehuwa?

      7. (a) Bagaimana orang Israel bisa begitu mudah menjadi tidak taat? (b) Bagaimana seorang Kristen dapat mulai ’melupakan Pembuatnya’?

      7 Saudara mungkin bertanya, ’Bagaimana mungkin orang Israel bisa begitu mudah terpikat untuk tidak taat?’ Hosea menggambarkan prosesnya: Israel ”melupakan Pembuatnya”. (Hosea 8:14) Bentuk asli kata kerja Ibrani untuk ”melupakan” mengandung arti ”melupakan secara bertahap”. Orang Israel tidak mendadak kehilangan ingatan tentang Yehuwa. Sebaliknya, makin lama mereka makin melupakan pentingnya menyembah Dia dengan cara yang Ia perkenan. Menurut Saudara, apakah seorang Kristen dapat jatuh ke dalam jerat yang sama? Ambillah sebagai contoh, seorang pria yang sungguh-sungguh berupaya memenuhi kebutuhan keluarganya. (1 Timotius 5:8) Untuk itu, ia tentu harus menganggap penting pekerjaan sekulernya. Barangkali sesuatu terjadi, dan ia merasa bahwa ia harus sekali-sekali absen berhimpun untuk bekerja. Seraya waktu berlalu, makin mudah baginya untuk tidak berhimpun, dan ia makin sering absen. Sedikit demi sedikit, hubungannya dengan Allah makin lemah—ia telah mulai ”melupakan Pembuatnya”. Hal serupa mungkin terjadi dengan seorang Kristen yang orang tua atau kerabat lainnya tidak seiman. Ia menghadapi problem: Seberapa banyak waktu yang akan ia sisihkan untuk mereka, dan kapan? (Keluaran 20:12; Matius 10:37) Lalu, seberapa banyak waktu dan perhatian yang akan ia gunakan untuk bepergian, hobi, atau hiburan?

      8. Pada zaman Amos, apa artinya memiliki ”gigi yang bersih”?

      8 Kita telah mempelajari Firman Allah dan menerapkan pengetahuan kita. Sekalipun demikian, kita masing-masing bisa mempertimbangkan sebuah frasa yang digunakan di buku Amos, ”gigi yang bersih”. Melalui Amos, Allah memperingatkan umat-Nya, ”Aku, aku memberi kamu sekalian gigi yang bersih di semua kotamu dan kekurangan roti di semua tempatmu.” (Amos 4:6) Gigi mereka bersih bukan karena mereka rajin menyikat gigi, melainkan karena tidak ada apa-apa untuk dimakan. Mereka mengalami bala kelaparan. Selain itu, frasa itu adalah peringatan tentang ”bala kelaparan, bukan akan roti, dan rasa haus, bukan akan air, tetapi untuk mendengar firman Yehuwa”.—Amos 8:11.

      Gambar di hlm. 60

      Bisakah seorang Kristen kelaparan di tengah-tengah kelimpahan rohani?

      9, 10. (a) Bagaimana seorang Kristen bisa sampai kelaparan secara rohani? (b) Mengapa kita perlu mewaspadai bahaya kelaparan rohani?

      9 Secara rohani, apa yang Amos gambarkan itu tergenap dalam keadaan Susunan Kristen yang memprihatinkan. Sebagai kontras, ”pintu-pintu air di langit” dibuka bagi umat Allah sedunia. Mereka diberkati dengan makanan rohani yang melimpah. (Maleakhi 3:10; Yesaya 65:13, 14) Namun, seorang Kristen bisa bertanya, ’Sampai sejauh mana saya secara pribadi menikmati makanan rohani tersebut?’ Yang menarik, beberapa peneliti mendapati bahwa binatang percobaan yang mengalami kerusakan pada pusat rasa lapar di otak kehilangan selera sampai-sampai mati kelaparan, walaupun diberi banyak makanan! Dapatkah pusat rasa lapar rohani seorang Kristen terganggu sehingga ia kehilangan selera dan tidak mau makan walaupun ia berada di tengah kelimpahan makanan rohani?

      10 Sambil mengingat keadaan Saudara sendiri, pertimbangkan hal ini: Yehuwa menyediakan berlimpah-limpah makanan rohani bagi orang Israel. Mereka memiliki Hukum, yang bisa menguatkan hubungan mereka dengan-Nya; mereka mempunyai program pendidikan untuk menanamkan pengetahuan tentang Allah kepada keturunan mereka; dan ada nabi-nabi yang membantu mereka mengerti kehendak Allah. Meskipun demikian, mereka mulai melupakan Yehuwa. Alkitab mengatakan bahwa pada zaman Hosea, ”mereka kenyang [secara materi] dan mereka mulai menjadi tinggi hati”. (Hosea 13:6; Ulangan 8:11; 31:20) Jika kita tidak mau keadaan materi membuat kita menomorduakan hubungan kita dengan Allah, kita perlu terus menyadari bahaya itu setiap hari.—Zefanya 2:3.

      PERHATIKAN HAL-HAL YANG LEBIH BERBOBOT

      11, 12. (a) Selama pemerintahan Raja Uzzia, mengapa para nabi harus menganjurkan orang-orang untuk kembali kepada Yehuwa? (b) Apa yang Yoel tandaskan yang perlu dilakukan orang Yehuda dan Israel?

      11 Sewaktu Yeroboam II bertakhta di Israel, Uzzia (juga disebut Azaria) memerintah di Yehuda. Uzzia memperluas wilayah kekuasaannya dan mengembangkan kota Yerusalem. Ia ”mempertunjukkan kekuatan yang luar biasa besar” karena ”Allah yang benar terus menolongnya”. Ia ”terus melakukan apa yang benar di mata Yehuwa” dan ”cenderung untuk mencari Allah”. Tetapi, banyak penduduk Yehuda terus membuat asap korban di tempat-tempat tinggi.—2 Tawarikh 26:4-9.

      12 Dari hal ini jelaslah bahwa sekalipun penduduk Yehuda dan Israel menyandang nama Allah, ibadat mereka sering kali dicemari hal-hal yang tidak Ia perkenan. Para nabi berupaya membantu mereka membedakan ibadat sejati dan ibadat palsu. ”Kembalilah kepadaku dengan segenap hatimu, dan dengan puasa dan tangisan dan ratapan,” demikian permohonan Allah melalui Yoel. (Yoel 2:12) Perhatikan: Allah ingin umat-Nya datang kepadanya ’dengan segenap hati’. Ya, problemnya menyangkut hati mereka. (Ulangan 6:5) Dapat dikatakan bahwa mereka menjalankan semua rutin ibadat kepada Yehuwa, namun tidak dengan sepenuh hati. Sering sekali melalui para nabi-Nya, Ia menandaskan pentingnya kebaikan hati yang penuh kasih, keadilan, dan kelembutan hati—semua sifat ini berkaitan dengan hati.—Matius 23:23.

      13. Apa yang perlu diperhatikan oleh orang-orang Yahudi yang kembali dari pembuangan di Babilon?

      13 Berikutnya, perhatikanlah apa yang terjadi setelah orang Yahudi kembali ke negeri asal mereka. Walaupun ibadat sejati yang selaras dengan Hukum telah dipulihkan, mereka tidak sepenuhnya mengikuti apa yang benar. Orang Yahudi berpuasa pada hari-hari tertentu untuk memperingati berbagai peristiwa yang berkaitan dengan pembinasaan Yerusalem. ”Apakah kamu benar-benar berpuasa untukku, ya, aku?” tanya Yehuwa. Kota itu dibinasakan karena Allah menjalankan keadilan, dan hal itu tidak perlu diratapi. Ketimbang mengenang masa lalu dan berpuasa dengan pilu, orang Yahudi seharusnya bergembira, bersukacita pada musim-musim yang baik untuk perayaan karena berkat-berkat ibadat sejati. (Zakharia 7:3-7; 8:16, 19) Dan, mereka perlu memberikan perhatian pada hal-hal lain. Apa misalnya? ”Laksanakan penghakimanmu dengan keadilan yang benar; dan teruslah tunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih dan belas kasihan satu sama lain . . . dan jangan merancang yang buruk dalam hatimu seorang terhadap yang lain.” (Zakharia 7:9, 10) Kita semua bisa memperoleh manfaat dari apa yang diajarkan para nabi itu kepada umat Allah tentang ibadat sepenuh hati.

      14. (a) Orang-orang buangan yang kembali harus melakukan apa saja dalam ibadat mereka? (b) Apa yang para nabi katakan untuk menandaskan aspek-aspek yang lebih berbobot dalam ibadat?

      14 Apa yang tercakup dalam ibadat sepenuh hati? Nah, apa yang dituntut dari umat Allah sebelum maupun sesudah pembuangan? Yang pasti, standar moral Allah harus ditegakkan. Ada juga tindakan atau kegiatan tertentu yang dituntut dalam Hukum, misalnya berkumpul untuk mendengarkan dan mempelajari kehendak Allah. Tetapi selain itu, Allah menyuruh para nabi-Nya untuk menekankan pentingnya memperkembangkan dan mempertunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih, keadilan, kelembutan hati, belas kasihan, dan kesahajaan. Perhatikan bagaimana Yehuwa menandaskan sifat-sifat ini, ”Aku menyukai kebaikan hati yang penuh kasih, dan bukan korban; dan pengetahuan tentang Allah dan bukan persembahan bakaran yang utuh.” ”Taburlah benihmu dalam keadilbenaran; tuailah sesuai dengan kebaikan hati yang penuh kasih.” (Hosea 6:6; 10:12; 12:6) Mikha berseru, ”Apa yang Yehuwa minta sebagai balasan darimu selain menjalankan keadilan dan mengasihi kebaikan hati dan bersahaja dalam berjalan dengan Allahmu?” (Mikha 6:6-8) Dan, nabi Zefanya mendesak umat Allah, ”Carilah Yehuwa, kamu semua yang lembut hati di bumi . . . Carilah keadilbenaran, carilah kelembutan hati.” (Zefanya 2:3) Sikap semacam itu mutlak penting dalam ibadat yang Allah perkenan.

      Gambar di hlm. 64

      Apakah Saudara berupaya menyampaikan kabar baik kepada segala macam orang?

      15. Sesuai dengan desakan para nabi, apa yang harus orang Kristen lakukan dalam ibadat mereka?

      15 Apa pengaruh sikap-sikap demikian dalam ibadat kita? Saudara tahu bahwa pemberitaan kabar baik Kerajaan sangat penting. (Matius 24:14; Kisah 1:8) Tetapi, Saudara dapat merenung, ’Apakah saya cenderung menganggap pengabaran di daerah saya sebagai tugas, suatu beban? Atau, apakah saya memandangnya sebagai kesempatan untuk membantu orang-orang yang perlu mendengar tentang berita Alkitab yang menyelamatkan kehidupan? Apakah saya berbelaskasihan kepada mereka?’ Ya, belas kasihan dan kebaikan hati yang penuh kasih seharusnya memotivasi kita untuk memperingatkan orang lain tentang hari Yehuwa. Keadilan dan keadilbenaran juga berperan ketika kita berupaya menyampaikan berita itu kepada segala macam orang.—1 Timotius 2:4.

      16, 17. Mengapa kelembutan hati dan kesahajaan penting dalam ibadat Saudara?

      16 Sebagai contoh lain, pertimbangkan kewajiban kita untuk menghadiri perhimpunan Kristen, yang Saudara tahu penting. (Ibrani 10:24, 25) Pernahkah terpikir oleh Saudara bahwa kelembutan hati dan kesahajaan tersangkut dalam hal ini? Orang yang lembut akan cukup rendah hati untuk menerima pengajaran lalu menerapkan apa yang dipelajarinya, dengan demikian mempraktekkan keputusan hukum Yehuwa. Orang yang bersahaja, yaitu mengakui keterbatasannya, akan menyadari kebutuhannya untuk mendapat anjuran dan pengetahuan yang disediakan melalui perhimpunan.

      17 Dari contoh-contoh tersebut, Saudara dapat melihat bagaimana kita bisa memperoleh manfaat dari apa yang diajarkan oleh para nabi. Namun, bagaimana jika Saudara menyadari perlunya membuat perbaikan dalam satu atau beberapa segi yang disebut di atas? Atau, bagaimana jika Saudara telah melakukan kesalahan yang serius, yang kadang-kadang menghantui pikiran Saudara? Ke-12 nabi memberi Saudara penghiburan dan bantuan.

      KEMBALILAH KEPADA YEHUWA

      18. (a) Bagi siapa ke-12 nabi khususnya memiliki berita yang menghibur? (b) Bagaimana perasaan Saudara tentang Yehuwa, yang memohon agar umat-Nya kembali kepada-Nya?

      18 Sebagaimana telah kita lihat, para nabi yang kita bahas tidak hanya memberitakan kecaman dan hukuman. Mereka memperlihatkan bahwa Yehuwa mendesak umat-Nya untuk kembali kepada-Nya. Renungkanlah perasaan di balik desakan Hosea, ”Mari, hai, kamu sekalian, mari kita kembali kepada Yehuwa, karena ia sendiri telah mencabik-cabik tetapi ia akan menyembuhkan kita. Ia terus memukul, tetapi ia akan membalut kita. . . . Dan kita akan mengenal, kita akan mengejar pengenalan akan Yehuwa.” (Hosea 6:1-3) Memang, demi keadilan-Nya, Allah Yehuwa menghukum Israel lalu Yehuda. Namun, umat-Nya seharusnya memandang hukuman itu sebagai langkah-langkah untuk memulihkan kesehatan rohani mereka. (Ibrani 12:7-13) Jika umat yang menyimpang itu mau kembali, Yehuwa akan ’menyembuhkan mereka’ dan ’membalut mereka’. Bayangkanlah seorang pria yang sedang berlutut untuk membalut luka temannya. Nah, sekarang bayangkan bahwa pria itu Yehuwa. Betapa berbelaskasihannya Allah Yehuwa, membalut orang-orang yang bersedia kembali kepada-Nya! Tidakkah hal itu menggerakkan kita untuk ingin kembali kepada-Nya jika kita berdosa terhadap-Nya?—Yoel 2:13.

      19. Apa yang tercakup dalam mengenal Yehuwa?

      19 Apa artinya kembali kepada Allah? Hosea mengingatkan kita pentingnya untuk tidak sekadar ”mengenal” Allah tetapi ”mengejar pengenalan akan Yehuwa”. Tentang Hosea 6:3, sebuah karya referensi modern berkata, ”Ada perbedaan mencolok antara tahu tentang Allah dan mengenal Allah. Halnya dapat disamakan dengan perbedaan antara membaca kisah cinta dan jatuh cinta.” Sekadar tahu tentang Yehuwa tidaklah cukup. Ia harus nyata bagi kita, menjadi Sahabat kepercayaan kita yang dapat kita dekati kapan saja. (Yeremia 3:4) Jika Saudara memiliki hubungan seperti itu, Saudara bisa menduga bagaimana perasaan-Nya sewaktu Saudara berbuat sesuatu, dan hal itu akan sangat membantu Saudara dalam mengupayakan ibadat yang Ia perkenan.

      20, 21. Bagaimana Raja Yosia menghayati pengetahuan tentang Allah?

      20 Raja Yosia memberikan teladan dalam hal mengupayakan ibadat sejati. Perhatikanlah pengalamannya lebih lanjut. Pada waktu Yosia menjadi raja, bangsanya telah rusak karena penyembahan berhala, kekerasan, dan tipu daya yang merajalela selama pemerintahan Manasye dan Amon. (2 Raja 21:1-6, 19-21) Desakan Zefanya untuk ’mencari Yehuwa’ pasti berpengaruh positif pada diri Yosia, sebab ”ia mulai mencari Allah Daud”. Yosia memulai kampanye untuk menyingkirkan penyembahan berhala dari Yehuda, bahkan memperluas kampanye itu sampai ke daerah yang tadinya adalah wilayah kerajaan utara.—Zefanya 1:1, 14-18; 2:1-3; 3:1-4; 2 Tawarikh 34:3-7.

      Gambar di hlm. 66

      Yosia tidak mencari dalih sewaktu ibadat harus dibersihkan

      21 Setelah pembersihan itu, Yosia terus mencari Yehuwa. Ia memerintahkan agar bait diperbaiki. Selama proyek tersebut ditemukanlah ”buku hukum Yehuwa yang diberikan melalui tangan Musa”, yang tampaknya adalah manuskrip Hukum yang asli. Bagaimana reaksi Yosia sewaktu buku itu dibacakan? ”Segera setelah raja mendengar perkataan hukum itu, ia mengoyak pakaiannya.” Ia juga ’mengoyakkan hatinya’ dan segera menerapkan apa yang ia baca. Ia tidak mencoba membenarkan diri, dengan mengatakan bahwa ia sudah berbuat banyak. Ingatkah Saudara apa hasil reformasinya? ”Selama masa hidupnya, [putra-putra Israel] tidak menyimpang dan terus mengikuti Yehuwa, Allah bapak-bapak leluhur mereka.”—2 Tawarikh 34:8, 14, 19, 21, 30-33; Yoel 2:13.

      Gambar di hlm. 67

      Maukah Saudara membuat perubahan apa pun yang dibutuhkan agar selaras dengan standar Alkitab?

      22. Bagaimana caranya kita memperoleh manfaat dari teladan Yosia?

      22 Saudara mungkin bertanya, ’Kalau saya jadi Yosia, bagaimana reaksi saya?’ Apakah Saudara, seperti dia, akan mendengarkan perkataan para nabi dan membuat perubahan yang diperlukan dalam tindakan dan cara berpikir Saudara? Meskipun kita tidak hidup pada zaman Zefanya dan Yosia, kita melihat perlunya menyambut berita dan nasihat dari Allah dewasa ini. Jadi, jika di dalam hatinya, seorang Kristen merasa bahwa ia perlu memperbaiki jalan hidup atau cara beribadatnya, perenungan tentang tulisan ke-12 nabi ini bisa menggugahnya untuk bertindak.—Ibrani 2:1.

      23. Jika Saudara merasa perlu memperbaiki diri dalam beberapa hal, apa yang dapat Saudara lakukan?

      23 Kadang-kadang, Saudara mungkin merasa seperti Yunus sewaktu ia berada di dalam perut ikan besar, ”Aku telah dihalau dari depan matamu! Bagaimana aku dapat menatap lagi baitmu yang kudus?” (Yunus 2:4) Namun, betapa melegakannya kata-kata Yehuwa bagi kita, manusia tidak sempurna yang cenderung berbuat salah! ”Kembalilah kepadaku, dan aku akan kembali kepadamu.” (Maleakhi 3:7) Jika Saudara menyadari perlunya memperkuat hubungan Saudara dengan Yehuwa, para penatua dalam sidang Saudara akan senang membantu. Ibarat mengemudikan mobil, mula-mula Saudara harus mulai dengan perlahan-lahan, seolah-olah dengan gigi rendah. Setelah melaju, kemajuan akan lebih mudah diperoleh. Yakinlah bahwa Yehuwa akan menyambut dan membantu Saudara, sebab Ia ”murah hati dan berbelaskasihan, lambat marah dan berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih”. (Yoel 2:12-14) Berita dari para nabi ini sungguh membesarkan hati semua orang yang berupaya beribadat dengan cara yang Allah perkenan.

      Gambar di hlm. 68

      Ada yang harus ’mencari Yehuwa’ dengan kembali kepada-Nya

      SEBAGAI TINJAUAN

      • Selaras dengan berita dari ke-12 nabi, apa yang perlu dilakukan oleh umat Allah?​—Zefanya 2:3.

      • Bagaimana umat Allah pada zaman dahulu melupakan Dia?​—Hosea 8:14.

      • Mengapa orang Kristen perlu waspada sekalipun hidup di tengah-tengah kelimpahan rohani?​—Amos 4:6; 8:11.

      BAGAIMANA PERASAAN SAUDARA?

      • Apa yang tercakup dalam ibadat sepenuh hati yang Yehuwa perkenan?​—Hosea 6:6; Mikha 6:8.

      • Jika Saudara pernah merasa terasing dari Yehuwa, bagaimana Saudara dapat kembali kepada-Nya?​—Hosea 6:1-3.

      • Bagaimana Saudara dapat meniru Raja Yosia dalam hal mencari Yehuwa?​—2 Tawarikh 34:19-21; Yoel 2:13.

  • ”Biarlah Keadilan Keluar Bergulung-gulung”​—Kunci untuk Mengenal Allah
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL ENAM

      ”Biarlah Keadilan Keluar Bergulung-gulung”​—Kunci untuk Mengenal Allah

      1. Mengapa Saudara memiliki rasa keadilan?

      SEPANJANG sejarah, ada orang-orang yang terkenal sebagai penegak keadilan. Tetapi, pertimbangkan fakta ini: Manusia tertarik pada keadilan karena dibuat menurut gambar Allah. Saudara pun memiliki rasa keadilan dan ingin orang lain memperlakukan Saudara dengan adil karena Saudara dibuat menurut gambar Yehuwa, yang ’menyenangi’ keadilan.​—Yeremia 9:24; Kejadian 1:27; Yesaya 40:14.

      2, 3. Mengapa kita perlu membahas buku-buku dari ke-12 nabi untuk belajar tentang keadilan Yehuwa?

      2 Seraya membaca berbagai buku dalam Alkitab, Saudara dapat semakin memahami keadilan Allah. Namun, terlebih lagi demikian apabila Saudara memeriksa buku-buku dari ke-12 nabi. Keadilan begitu ditonjolkan sampai-sampai suatu edisi buku Hosea, Amos, dan Mikha terbitan sebuah lembaga Alkitab diberi judul Justice Now! (Keadilan Sekarang!) Sebagai contoh, perhatikan desakan Amos, ”Biarlah keadilan keluar bergulung-gulung seperti air, dan keadilbenaran seperti aliran deras yang senantiasa mengalir.” Dan, dari berbagai kewajiban yang harus kita lakukan, perhatikan apa yang Mikha sebutkan di urutan pertama, ”Apa yang Yehuwa minta sebagai balasan darimu selain menjalankan keadilan dan mengasihi kebaikan hati dan bersahaja dalam berjalan dengan Allahmu?”—Amos 5:24; Mikha 6:8.

      3 Karena itu, untuk lebih mengenal Yehuwa dan akhirnya bisa meniru Dia, kita tentunya perlu memahami serta menghargai keadilan-Nya. Keadilan adalah salah satu aspek kepribadian Yehuwa, jadi kita tidak bisa mengaku mengenal Dia jika kita tidak memahami keadilan-Nya. Sejak dahulu pun, hamba-hamba-Nya tahu bahwa ”Yehuwa adalah pencinta keadilan”.​—Mazmur 33:5; 37:28.

      Gambar di hlm. 71

      Habakuk

      4. Jelaskan mengapa tulisan ke-12 nabi bisa memperkuat keyakinan Saudara akan keadilan Allah.

      4 Beberapa saat sebelum Yehuwa menghukum Yerusalem, nabi Habakuk bertanya, ”Berapa lama, oh, Yehuwa, aku harus berseru meminta tolong? . . . Hukum menjadi mati rasa, dan keadilan tidak pernah tampil. Karena orang fasik mengepung orang yang adil-benar, karena alasan itu keadilan tampil bengkok.” (Habakuk 1:2, 4) Habakuk yang setia telah mengenal Yehuwa melalui Tulisan-Tulisan Kudus yang sudah ada dan melalui pengalaman pribadinya. Jadi, ia yakin bahwa Allah menjunjung serta menganjurkan keadilan. Tetapi, sang nabi ingin tahu mengapa Yehuwa membiarkan kefasikan. Allah meyakinkan Habakuk bahwa Ia akan berlaku adil terhadap orang-orang yang setia. (Habakuk 2:4) Jika Habakuk dan yang lain bisa yakin, Saudara memiliki alasan yang lebih kuat lagi untuk yakin bahwa Allah akan menjunjung tinggi keadilan. Mengapa? Nah, sekarang Alkitab sudah lengkap, jadi ada lebih banyak catatan tentang tindakan Yehuwa dan pernyataan sifat-sifat-Nya, termasuk keadilan-Nya. Oleh karena itu, Saudara dapat lebih mengenal Yehuwa dan lebih yakin akan keadilan-Nya yang sempurna.

      5. Bidang keadilan mana yang khususnya menarik bagi kita?

      5 Setiap kali mengutus nabi ke Israel, Yehuwa menandaskan pentingnya berlaku adil. (Yesaya 1:17; 10:1, 2; Yeremia 7:5-7; Yehezkiel 45:9) Dan, jelas sekali Ia menonjolkan hal itu melalui ke-12 nabi. (Amos 5:7, 12; Mikha 3:9; Zakharia 8:16, 17) Siapa pun yang membaca tulisan mereka bisa melihat bahwa mereka menganjurkan orang-orang untuk berlaku adil dalam urusan sehari-hari. Kita dapat menerapkan pelajaran yang kita peroleh dari ke-12 buku ini dengan banyak cara, tetapi mari kita periksa dua bidang. Para nabi menandaskan keadilan dalam kedua bidang tersebut, dan kita akan melihat bagaimana kita bisa mempraktekkannya.

      KEADILAN DALAM URUSAN BISNIS DAN KEUANGAN

      6, 7. Mengapa kita semua hendaknya memperhatikan keadilan dalam urusan bisnis dan keuangan?

      6 Yesus berkata, ”Manusia harus hidup bukan dengan roti saja.” (Lukas 4:4; Ulangan 8:3) Ia tidak menyangkal bahwa kita perlu roti—kita harus makan. Untuk itu, kebanyakan orang harus bekerja atau salah seorang anggota keluarga harus bekerja demi mencari nafkah. Sama halnya dengan hamba-hamba Allah pada zaman dahulu. Ada yang berwiraswasta—bercocok tanam atau membuat barang seperti pakaian, perabot, atau peralatan masak. Yang lain menjadi majikan—mempekerjakan orang untuk memanen ladang atau membuat tepung, minyak zaitun, atau anggur. Yang lain lagi menjadi saudagar—berjual beli barang. Atau, ada juga yang menyediakan jasa—barangkali memperbaiki atap atau memainkan alat-alat musik.—Keluaran 35:35; Ulangan 24:14, 15; 2 Raja 3:15; 22:6; Matius 20:1-8; Lukas 15:25.

      7 Bisakah Saudara melihat persamaannya dengan kehidupan Saudara sendiri atau kehidupan sahabat dan kerabat Saudara? Memang, jenis pekerjaan zaman modern mungkin berbeda, tetapi tidakkah Saudara setuju bahwa pandangan Allah tentang keadilan dalam soal-soal itu tetap sama? Dalam berita-Nya melalui ke-12 nabi, Yehuwa memperlihatkan bahwa Ia ingin umat-Nya berlaku adil dalam bidang ini. Seraya kita membahas beberapa contoh, pikirkanlah bagaimana Saudara hendaknya mempraktekkan keadilan ilahi.—Mazmur 25:4, 5.

      8, 9. (a) Mengapa tindakan yang dikecam di Maleakhi 3:5 sangat serius? (b) Alkitab menganjurkan pandangan yang seimbang apa tentang hubungan antara pekerja dan majikan?

      8 Melalui Maleakhi, Allah menyatakan, ”Aku akan datang kepada kamu sekalian untuk menghakimi, dan aku akan menjadi saksi yang cepat terhadap para tukang sihir, para pezina, orang-orang yang bersumpah palsu, dan orang-orang yang bertindak curang sehubungan dengan upah seorang pekerja upahan, . . . karena mereka tidak takut kepadaku.” (Maleakhi 3:5) Ya, Yehuwa mengutuk orang-orang yang berlaku tidak adil terhadap karyawan, atau pekerja upahan. Seberapa seriuskah hal itu? Nah, Ia menyejajarkan perlakuan tidak adil terhadap pekerja dengan spiritisme, perzinaan, serta dusta. Dan, orang Kristen tahu bahwa Allah akan menghakimi ’orang yang melakukan percabulan, orang yang mempraktekkan spiritisme, dan semua pendusta’.—Penyingkapan 21:8.

      9 Apa yang terjadi di tempat kerja bukan sekadar soal prinsip moral manusia; keadilan Yehuwa tersangkut. Ia berfirman bahwa karena kelicikan orang-orang ”yang bertindak curang sehubungan dengan upah seorang pekerja upahan”, Ia akan ’datang kepada orang-orang itu untuk menghakimi’. Memang, Allah tidak mengatakan bahwa seorang majikan harus mengabulkan setiap permintaan karyawan atau sekelompok pekerja. Dari perumpamaan Yesus tentang orang-orang yang diupah untuk bekerja di kebun anggur, Saudara bisa melihat bahwa majikan berhak menentukan besarnya upah dan persyaratan kerja. (Matius 20:1-7, 13-15) Patut diperhatikan, dalam perumpamaan Yesus semua pekerja diupahi satu dinar, ’upah harian’ yang telah disepakati, entah mereka bekerja sehari penuh atau tidak. Dalam perumpamaan itu, kita juga bisa melihat bahwa sang majikan tidak mengeruk keuntungan dengan mengorbankan para pekerja.​—Yeremia 22:13.

      10. Mengapa kita hendaknya berminat akan caranya memperlakukan para pekerja?

      10 Jika Saudara memiliki suatu bisnis dengan banyak karyawan​—atau sekalipun Saudara hanya mempekerjakan seseorang untuk melakukan sesuatu—apakah besarnya upah, ketepatan pembayaran, dan apa yang Saudara tuntut dari mereka selaras dengan Maleakhi 3:5? Ada baiknya kita memikirkan hal ini karena masalah perlakuan tidak adil terhadap pekerja upahan dibahas juga dalam Kitab-kitab Yunani Kristen. Mengenai orang-orang yang berlaku tidak adil terhadap para pekerja, Yakobus sang murid bertanya, ”Apakah ia [Yehuwa] tidak menentang kamu?” (Yakobus 5:1, 4, 6) Tidak salah jika kita menyimpulkan: Orang-orang yang tidak adil sehubungan dengan ”upah seorang pekerja upahan” belum mengenal Yehuwa, karena mereka tidak meniru keadilan-Nya.

      11, 12. (a) Ketidakadilan apa yang ditonjolkan dalam Hosea 5:10? (b) Bagaimana Saudara dapat menerapkan prinsip di Hosea 5:10?

      11 Kini, bacalah mengapa Yehuwa menentang orang-orang terkemuka pada zaman Hosea, ”Pangeran-pangeran Yehuda telah menjadi seperti orang-orang yang memindahkan batas. Ke atas mereka aku akan mencurahkan kemurkaanku seperti air.” (Hosea 5:10) Kesalahan apa yang Hosea kecam? Seorang petani di Yehuda hidup dari hasil tanahnya, yang batas-batasnya ditandai dengan batu atau tiang. ”Memindahkan batas” berarti mempersempit lahan si petani dan mengurangi sumber nafkahnya, yang sama saja dengan merampok dia. Hosea menyamakan para pangeran Yehuda, yang seharusnya menjunjung tinggi keadilan, dengan orang-orang yang memindahkan tanda batas.—Ulangan 19:14; 27:17; Ayub 24:2; Amsal 22:28.

      Gambar di hlm. 76

      Apakah Saudara dibimbing oleh prinsip keadilan sewaktu bekerja dan berbisnis?

      12 Dewasa ini, ada pengusaha real estat yang mungkin tergoda untuk ”memindahkan batas” guna menipu pembeli. Namun, prinsipnya berlaku bagi pedagang, majikan, karyawan, atau klien—siapa saja yang terlibat dalam kontrak atau perjanjian. Seperti yang Saudara ketahui, beberapa orang dalam dunia bisnis enggan membuat perjanjian tertulis, karena berpikir akan lebih mudah nantinya untuk melanggar kesepakatan. Ada juga yang membuat kontrak tertulis tetapi menyertakan perincian yang tidak jelas dengan tujuan menyamarkan artinya demi keuntungan pribadi, sekalipun merugikan pihak lain. Menurut Saudara, apakah orang yang bertindak seperti itu—entah ia pedagang atau pembeli, majikan atau karyawan—benar-benar mengenal Allah keadilan? Yehuwa berkata dalam Firman-Nya, ’Jangan memindahkan batas anak-anak lelaki yatim. Karena Penebus mereka kuat; ia sendiri akan membela perkara mereka denganmu.’​—Amsal 23:10, 11; Habakuk 2:9.

      13. Menurut Mikha 6:10-12, ketidakadilan apa ada di kalangan umat Allah zaman dahulu?

      13 Mikha 6:10-12 memberikan keterangan lebih jauh tentang keadilan, ”Apakah di rumah orang fasik masih ada harta kefasikan, dan takaran efa yang kurang dan yang tercela? Dapatkah aku bersih secara moral dengan timbangan yang fasik dan dengan sekantong batu timbangan yang bersifat menipu? Karena . . . penduduknya berbicara dusta, dan lidah dalam mulut mereka penuh muslihat.” Dewasa ini, kita tidak lagi menggunakan takaran efa atau batu timbangan, tetapi satuan liter atau kilogram. Namun, pesan Mikha jelas. Pedagang atau pengusaha pada zamannya suka menipu; mereka berlaku tidak adil dengan menggunakan timbangan dan ukuran yang tidak sesuai dengan standar. ”Orang fasik”, itulah sebutan Allah bagi orang yang ’mulutnya penuh muslihat’ dan licik dalam urusan bisnisnya.—Ulangan 25:13-16; Amsal 20:10; Amos 8:5.

      Gambar di hlm. 74

      14. Peringatan Mikha dapat membantu kita menghindari ketidakadilan apa pada zaman modern ini?

      14 Apakah kata-kata Mikha tentang timbangan dan ukuran ada pengaruhnya atas cara Saudara menjalankan bisnis atau apa yang Saudara lakukan sebagai pekerja? Ini sesuatu yang patut dipikirkan, sebab ada tak terhitung banyaknya cara menipu pembeli dan klien. Sebagai contoh, kontraktor yang licik mengurangi jumlah pemakaian semen. Atau, seorang perajin mungkin menggunakan bahan yang lebih murah pada bagian-bagian yang tidak akan kelihatan. Ada pedagang yang menjual barang-barang yang ia katakan baru padahal sudah bekas. Dan, Saudara mungkin pernah mendengar trik-trik dagang lainnya untuk menambah keuntungan. Apakah Saudara tergoda untuk mencobanya? Sebuah buku baru tentang cara melindungi privasi menyatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa ”percaya sang Pencipta memperhatikan mereka, dan kebanyakan akan lebih memilih mati daripada mencuri”. Buku itu menambahkan, ”Mereka dicari untuk menangani pekerjaan yang menyangkut uang dalam jumlah besar.” Mengapa? Karena orang Kristen sejati tahu bahwa Yehuwa ’meminta mereka untuk menjalankan keadilan’, termasuk dalam urusan bisnis dan keuangan.—Mikha 6:8.

      ”PEMBESAR DEMI KEADILAN”

      15, 16. Bagaimana para pemimpin pada zaman Mikha memperlakukan rakyat?

      15 Saudara dapat melihat dari buku-buku ke-12 nabi bahwa pada masa-masa tertentu, keadilan nyaris tidak ada. Kalangan berwenang, yang seharusnya menjadi anutan dalam hal keadilan, justru tidak melakukannya. (Keluaran 18:21; 23:6-8; Ulangan 1:17; 16:18) Mikha memohon, ”Kiranya dengarlah, hai, para kepala Yakub dan hai, para komandan keturunan Israel. Bukankah urusanmu untuk mengetahui keadilan? Kamu pembenci apa yang baik dan pencinta keburukan, yang merobek kulit dari orang-orang serta daging dari tulang-tulangnya.”—Mikha 3:1-3; Yesaya 1:17.

      16 Kata-kata itu tentunya mengejutkan orang-orang yang mengenal kehidupan di desa. Seorang gembala adakalanya menggunting bulu domba-domba yang ia urus dan lindungi. (Kejadian 38:12, 13; 1 Samuel 25:4) Tetapi, ”para komandan keturunan Israel”, yang seharusnya ”mengetahui keadilan”, mengeksploitasi umat gembalaan Allah, seolah-olah merobek kulit dan daging domba serta menghancurkan tulang-tulangnya. (Mazmur 95:7) Mikha beralih ke perumpamaan lain tentang kehidupan di desa; ia mengatakan bahwa para pemimpin ’yang menghakimi untuk upah’ sama seperti onak atau pagar tanaman berduri. (Mikha 7:3, 4) Bayangkan bagaimana rasanya melewati tempat yang penuh onak dan pagar tanaman berduri. Kemungkinan besar, Saudara akan tergores-gores, dan pakaian Saudara sobek-sobek. Seperti itulah akibat perbuatan para pemimpin terhadap umat Allah. Bukannya berlaku adil terhadap saudara-saudara mereka, mereka licik dan korup.—Mikha 3:9, 11.

      17. Menurut Zefanya 3:3, bagaimana sikap para pemimpin?

      17 Zefanya menyebutkan hal serupa, ”Para pembesarnya yang ada di tengah-tengahnya adalah singa-singa yang mengaum. Para hakimnya adalah serigala-serigala malam yang tidak menggerogoti tulang sampai pagi hari.” (Zefanya 3:3) Dapatkah Saudara membayangkan para pemimpin umat Allah yang, seperti singa yang buas dan ganas, mengabaikan keadilbenaran? Atau, para hakim yang, bagaikan serigala yang rakus dan tak kunjung kenyang, melahap segalanya, sehingga keesokan paginya yang tersisa hanyalah tulang belulang? Bagaimana mungkin keadilan bisa dijunjung dalam kondisi seperti itu? Keadilan telah dikoyak-koyak oleh para pemimpin yang memangsa rakyat dan bukannya memperhatikan mereka.

      Gambar di hlm. 79

      Para pembesar pada zaman Mikha dan Zefanya tidak mengenal Yehuwa

      18. Bagaimana para hakim di Israel seharusnya memperlakukan umat Allah?

      18 Jelaslah, para pemimpin dari bangsa yang dibaktikan kepada Allah itu tidak mengenal Dia. Jika mereka mengenal Allah, mereka tentu telah menaati Zakharia 8:16, ”Inilah hal-hal yang hendaknya kamu lakukan: Berbicaralah kebenaran seorang kepada yang lain. Laksanakanlah penghakimanmu di gerbang-gerbangmu dengan kebenaran dan keadilan yang penuh damai.” Para tua-tua di Israel berkumpul di gerbang kota dan bertugas menangani berbagai kasus hukum, bukan berdasarkan pemeriksaan sekilas atau perasaan pribadi, melainkan berdasarkan cara berpikir Allah. (Ulangan 22:15) Dan, Yehuwa telah memberikan peringatan tentang sikap berat sebelah, misalnya terhadap orang yang kaya atau terkemuka. (Imamat 19:15; Ulangan 1:16, 17) Para hakim seharusnya berupaya memulihkan perdamaian di antara kedua pihak yang bertikai, memberikan ”keadilan yang penuh damai”.

      19, 20. (a) Mengapa para penatua Kristen bisa belajar banyak dari ke-12 nabi? (b) Bagaimana para penatua menunjukkan bahwa mereka mengenal Yehuwa serta keadilan-Nya?

      19 Rasul Paulus mengutip sebagian isi Zakharia 8:16 sewaktu menulis surat kepada orang-orang Kristen. (Efesus 4:15, 25) Jadi, kita bisa yakin bahwa peringatan serta nasihat ke-12 nabi tentang keadilan benar-benar cocok untuk diterapkan dalam sidang Kristen dewasa ini. Para tua-tua, atau pengawas, hendaknya menjadi teladan dalam hal mengenal Yehuwa dan mencerminkan keadilan-Nya. Yesaya 32:1 memberikan gambaran yang menghibur bahwa mereka adalah ”pembesar demi keadilan”. Hal-hal praktis apa tentang para penatua yang dapat kita ketahui dari peringatan serta nasihat yang diberikan ke-12 nabi?

      20 Para penatua Kristen hendaknya mengingat kebenaran Alkitab dan apa yang ditunjukkannya tentang cara berpikir Yehuwa. Mereka perlu mendasarkan keputusan mereka atas hal-hal tersebut, bukannya menurut pendapat atau perasaan pribadi belaka. Alkitab memperlihatkan bahwa bisa jadi ada kasus-kasus yang sulit, yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk persiapan, yang memerlukan riset pribadi dari Alkitab dan publikasi yang memuat nasihat bagus dari golongan budak yang setia dan bijaksana. (Keluaran 18:26; Matius 24:45) Dengan mengerahkan upaya demikian, para penatua akan lebih cenderung untuk membenci apa yang buruk dan mengasihi apa yang baik dari sudut pandangan Allah. Hal ini akan membantu mereka ’memberikan kepada keadilan tempat di gerbang’ sehingga mereka ’melaksanakan penghakiman dengan keadilan yang benar’.—Amos 5:15; Zakharia 7:9.

      21. Mengapa para penatua harus menghindari sikap berat sebelah, tetapi apa yang bisa membuat mereka tergoda untuk melakukan yang sebaliknya?

      21 Sekalipun orang yang mengemban tanggung jawab untuk melakukan penghakiman memiliki pengetahuan Alkitab, bisa saja ia memperlihatkan sikap berat sebelah. Maleakhi amat menyayangkan fakta bahwa para imam, yang seharusnya menjadi sumber pengetahuan, ”berlaku berat sebelah dalam hukum”. (Maleakhi 2:7-9) Bagaimana hal itu bisa terjadi? Nah, Mikha mengatakan bahwa beberapa orang kepala ’menghakimi demi suap semata-mata, dan imam-imam mengajar hanya demi upah’. (Mikha 3:11) Bagaimana cara berpikir seorang penatua bisa dipengaruhi dengan cara serupa? Bagaimana seandainya orang yang ia tangani pernah bermurah hati kepadanya, atau bagaimana jika penatua itu melihat adanya prospek untuk menarik keuntungan di kemudian hari? Atau, katakanlah ia menangani orang yang masih berkerabat, karena hubungan darah atau perkawinan. Mana yang akan ia dahulukan, ikatan keluarga atau prinsip-prinsip rohani? Ya, sikap tidak berat sebelah seorang penatua benar-benar diuji sewaktu ia menangani kasus perbuatan salah atau mempertimbangkan apakah seseorang memenuhi persyaratan Alkitab untuk mendapatkan hak istimewa dinas tambahan dalam sidang.—1 Samuel 2:22-25, 33; Kisah 8:18-20; 1 Petrus 5:2.

      Gambar di hlm. 81

      Dalam segala urusan mereka, para penatua ’memberikan kepada keadilan tempat di gerbang’

      22. (a) Tanggung jawab apa yang dimiliki para penatua sehubungan dengan keadilan? (b) Sifat-sifat Allah mana lagi yang hendaknya dicerminkan oleh para penatua sewaktu menangani orang-orang yang bersalah?

      22 Jika ada yang melakukan dosa yang serius, para gembala rohani bertindak untuk melindungi sidang dari pengaruh apa pun yang membahayakan dan merusak. (Kisah 20:28-30; Titus 3:10, 11) Tetapi, jika orang yang bersalah itu benar-benar bertobat, para penatua ingin ”memperbaiki kembali orang tersebut dengan roh kelemahlembutan”. (Galatia 6:1) Sebaliknya dari bersikap kasar dan dingin, mereka menerapkan petunjuk ini, ”Laksanakan penghakimanmu dengan keadilan yang benar; dan teruslah tunjukkan kebaikan hati yang penuh kasih dan belas kasihan satu sama lain.” (Zakharia 7:9) Peraturan-peraturan Yehuwa tentang penanganan kasus hukum di Israel kuno menonjolkan keadilan serta belas kasihan-Nya. Hakim-hakim terlantik cukup memiliki keleluasaan dalam mengambil berbagai keputusan; mereka bisa memperlihatkan belas kasihan, bergantung pada keadaan dan sikap si pelaku kesalahan. Demikian pula, para pengawas Kristen harus berupaya untuk menghakimi ”dengan keadilan yang benar” dan menunjukkan ”kebaikan hati yang penuh kasih dan belas kasihan”, dengan demikian memperlihatkan bahwa mereka telah mengenal Yehuwa.

      23, 24. (a) Bagaimana para penatua dapat memajukan ”keadilan yang penuh damai”? (b) Ke-12 nabi telah membantu Saudara memahami hal apa tentang keadilan?

      23 Ingatlah Zakharia 8:16, ”Laksanakanlah penghakimanmu di gerbang-gerbangmu dengan kebenaran dan keadilan yang penuh damai.” Apa tujuannya? ”Keadilan yang penuh damai.” Bahkan sewaktu para rasul masih hidup, ada perselisihan atau perbantahan di antara beberapa orang Kristen. Seperti yang Paulus lakukan terhadap Euodia dan Sintikhe, dewasa ini para penatua bisa jadi perlu memberikan bantuan. (Filipi 4:2, 3) Para penatua hendaknya benar-benar berupaya memberikan ”keadilan yang penuh damai”, berupaya memulihkan perdamaian di antara pihak-pihak yang berselisih. Nasihat Alkitab yang mereka berikan dan sikap mereka ketika memberikan nasihat hendaknya memajukan kedamaian dalam sidang dan kedamaian dengan Allah. Dengan demikian, nyatalah bahwa mereka benar-benar mengenal Yehuwa serta keadilan-Nya.

      24 Dua bidang yang disebutkan di atas menggambarkan pentingnya menerapkan nasihat tentang keadilan yang dicatat oleh ke-12 nabi dalam kehidupan kita sehari-hari. Betapa besar berkatnya apabila kita dan orang-orang di sekitar kita ’membiarkan keadilan keluar bergulung-gulung’!

      APA YANG SAUDARA PELAJARI?

      • Sehubungan dengan keadilan, pola apa yang Saudara miliki?​—Mazmur 37:28; Hosea 2:19, 20.

      • Mengapa Saudara hendaknya mengembangkan dan mengejar keadilan?​—Amos 5:6, 7; Zefanya 2:3.

      • Bagaimana Saudara dapat berlaku adil dalam urusan bisnis atau keuangan?​—Hosea 5:10; 12:6, 7; Amos 8:5; Mikha 2:1, 2; Maleakhi 3:5.

      BAGAIMANA PENERAPANNYA DEWASA INI?

      • Mengapa para penatua Kristen perlu terus berpaut pada keadilan?​—Mikha 3:9.

      • Zakharia 8:16 memberikan petunjuk apa bagi para penatua dan yang lain-lain?

      • Bentuk-bentuk sikap berat sebelah apa yang harus kita waspadai, dan mengapa?​—Maleakhi 2:7-9; 1 Timotius 5:21, 22.

  • Layanilah Yehuwa menurut Standar-Nya yang Tinggi
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL TUJUH

      Layanilah Yehuwa menurut Standar-Nya yang Tinggi

      1. Bagaimana anggapan penduduk Yerusalem pada zaman Zefanya mengenai standar Yehuwa?

      ”YEHUWA tidak akan melakukan yang baik, dan ia tidak akan melakukan yang buruk.” Itulah anggapan penduduk Yerusalem pada zaman Zefanya. Menurut mereka, Yehuwa tidak mengharapkan mereka hidup selaras dengan standar tertentu. Zefanya mengatakan bahwa mereka ”mengental di atas endapan mereka”, yaitu ampas di dasar wadah penyimpanan anggur. Maksudnya, orang-orang itu sudah senang dengan gaya hidup yang nyaman, tidak mau diusik oleh berita apa pun mengenai campur tangan Allah dalam urusan mereka. Namun, Allah memberi tahu orang-orang Yahudi itu bahwa Ia akan ”menggeledah Yerusalem secara teliti dengan pelita” dan ”memperhatikan” orang-orang yang mengabaikan standar-Nya. Ya, Yehuwa memiliki standar, dan Ia peduli akan pandangan umat-Nya terhadap standar itu.​—Zefanya 1:12.

      2. Di tempat Saudara tinggal, apa pandangan umum tentang standar?

      2 Dewasa ini pun banyak orang sangat tidak suka diatur oleh standar. Saudara bisa jadi mendengar mereka mengatakan, ”Lakukan sesukamu!” Ada yang bernalar, ’Kalau saya tidak punya uang dan tidak bisa mendapatkan apa yang saya inginkan, saya boleh menghalalkan segala cara.’ Mereka tidak memedulikan perasaan Allah atau apa yang Ia kehendaki dari mereka. Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara suka dengan gagasan bahwa sang Pencipta menetapkan standar bagi Saudara?

      3, 4. Mengapa Saudara menghargai adanya standar?

      3 Banyak orang yang tidak mau diatur oleh standar Allah ternyata tanpa ragu mau mengikuti standar manusia dalam berbagai aspek kehidupan. Contohnya adalah standar mutu air minum. Kebanyakan pemerintah menetapkan standar baku mutu air bagi masyarakat. Tetapi, bagaimana jika standarnya terlalu rendah? Hal itu bisa mengakibatkan diare dan penyakit lain, dan anak-anaklah yang khususnya menjadi korban. Namun, dengan standar air minum yang tinggi, Saudara jugalah yang mendapat faedahnya. ”Jika tidak ada standar, dampaknya akan cepat terasa,” kata Organisasi Standarisasi Internasional. ”Kita biasanya tidak menyadari peranan standar dalam meningkatkan kualitas, keamanan, keterandalan, efisiensi, dan kompatibilitas—maupun peranannya dalam menyediakan manfaat-manfaat tersebut dengan biaya yang ekonomis.”

      4 Jika Saudara setuju bahwa standar dalam berbagai aspek kehidupan itu berguna, tidakkah masuk akal bahwa Allah memiliki standar yang tinggi bagi umat yang menyandang nama-Nya?—Kisah 15:14.

      APAKAH STANDAR ALLAH MASUK AKAL?

      Gambar di hlm. 85

      5. Bagaimana Yehuwa melalui Amos mempertunjukkan pentingnya memenuhi standar-standar-Nya?

      5 Standar penting dalam membangun rumah. Jika ada dinding yang tidak tegak, seluruh bangunan pun akan doyong atau miring. Atau, rumah bisa-bisa tidak layak huni jika ada celah di antara dinding-dindingnya. Itulah inti penglihatan Amos, yang bernubuat pada abad kesembilan SM, tentang kondisi kerajaan Israel sepuluh suku. Ia melihat Yehuwa berdiri pada tembok sambil memegang ”sebuah unting-unting di tangannya”. Allah berfirman, ”Lihat, aku menaruh unting-unting di tengah-tengah umatku, Israel. Aku tidak akan memaafkannya lagi.” (Amos 7:7, 8) Unting-unting adalah pemberat yang tergantung pada seutas tali, gunanya untuk menentukan apakah suatu bidang sudah benar-benar tegak lurus. Amos melihat Yehuwa berdiri pada tembok kiasan yang ”dibuat dengan unting-unting”. Tembok itu tegak lurus. Tetapi, pada zaman Amos, orang Israel sudah tidak lulus dalam uji kelurusan rohani—mereka bagaikan tembok doyong yang harus diruntuhkan agar tidak menimpa orang.

      6. (a) Apa salah satu pokok kunci dalam tulisan ke-12 nabi? (b) Apa yang menunjukkan bahwa standar Allah masuk akal?

      6 Seraya mempelajari buku-buku dari ke-12 nabi, Saudara akan menemukan pokok yang terus berulang ini: Menyelaraskan diri dengan standar Allah sangat penting. Berita dalam buku-buku itu tidak semuanya berupa kecaman terhadap suatu umat yang tidak mengikuti standar Allah yang tinggi. Kadang-kadang, sewaktu memeriksa umat-Nya, Yehuwa menyatakan bahwa mereka telah memenuhi standar-Nya. Fakta ini menunjukkan bahwa standar Allah masuk akal; manusia yang tidak sempurna seperti kita sanggup memenuhinya. Pertimbangkan sebuah contoh.

      7. Bagaimana Zakharia membantu kita mengerti bahwa manusia yang tidak sempurna sanggup memenuhi standar Yehuwa?

      7 Setelah orang-orang Yahudi yang pulang dari Babilon membangun fondasi bait, proyek pembangunan kembali bait terhenti. Maka, Allah mengutus para nabi-Nya, Hagai dan Zakharia, untuk menganjurkan orang-orang melanjutkan proyek itu. Dalam sebuah penglihatan melalui Zakharia, Yehuwa menggambarkan bahwa Zerubabel, gubernur Yehuda, memegang ”unting-unting di tangan[nya]” ketika ia memasang batu utama sebagai tanda rampungnya bait. Bait itu dibangun sesuai dengan standar ilahi. (Zakharia 4:10) Tetapi, perhatikanlah perincian menarik ini tentang bait yang telah rampung itu, ”Yang tujuh ini adalah mata Yehuwa. Semuanya menjelajahi seluruh bumi.” Allah melihat Zerubabel memasang batu utama itu pada tempatnya, dan dengan mata-Nya yang jeli, Ia melihat bahwa bait itu lulus uji, memenuhi standar-Nya! Jadi, sekalipun Yehuwa memiliki standar yang tinggi, manusia dapat memenuhinya. Berkat anjuran Hagai serta Zakharia, Zerubabel dan anak buahnya dapat melakukannya. Seperti Zerubabel, Saudara pun dapat memenuhi harapan Allah. Hal itu sungguh membesarkan hati!

      MENGAPA KITA MAU MENGIKUTI STANDAR YEHUWA?

      8, 9. (a) Mengapa Yehuwa pantas menetapkan standar bagi manusia? (b) Mengapa Allah layak meminta bangsa Israel mematuhi perintah-Nya?

      8 Sebagai Pencipta, Allah berhak menetapkan standar bagi manusia dan meminta kita mematuhinya. (Penyingkapan 4:11) Yehuwa tidak perlu menjabarkan segala sesuatunya secara terperinci, karena Ia telah memberi manusia hati nurani sebagai pembimbing yang berharga. (Roma 2:14, 15) Allah memang melarang pasangan manusia pertama makan dari ”pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat”, yang melambangkan hak Allah untuk menetapkan standar tentang apa yang baik dan yang jahat. Dan, Saudara pasti tahu apa yang terjadi selanjutnya. (Kejadian 2:17; 3:1-19) Ketika menyinggung pilihan yang salah yang diambil oleh Adam, Hosea menulis, ”[Orang-orang Israel] sendiri, seperti manusia (”Adam”, Rbi8-E, catatan kaki), telah melangkahi perjanjian.” (Hosea 6:7) Melalui ayat ini Hosea memperlihatkan bahwa dosa orang Israel adalah dosa yang disengaja.

      9 Apa dosa mereka? ”Mereka telah melanggar perjanjian [Hukum].” (New International Version) Dengan membebaskan umat-Nya dari Mesir, Allah menjadi pemilik mereka dan jelas berhak menetapkan standar bagi mereka. Orang Israel menerima perjanjian dengan Yehuwa, artinya mereka setuju untuk hidup sesuai dengan standar-standar itu. (Keluaran 24:3; Yesaya 54:5) Sekalipun demikian, banyak dari mereka lalai menjalankan Hukum. Mereka bersalah karena menumpahkan darah, membunuh, dan melakukan percabulan.—Hosea 6:8-10.

      10. Bagaimana Allah berupaya membantu orang-orang yang lalai memenuhi standar-Nya?

      10 Yehuwa mengutus para nabi, seperti Hosea, untuk membantu umat-Nya yang berbakti. Di akhir buku nubuatnya, Hosea berseru, ”Siapa yang berhikmat, agar dia mengerti hal-hal ini? Bijaksana, agar dia mengetahui semuanya itu? Karena jalan-jalan Yehuwa lurus, dan orang-orang yang adil-benarlah yang akan berjalan di situ; tetapi para pelanggar akan tersandung di situ.” (Hosea 14:9) Di ayat-ayat awal Hosea pasal 14, kita melihat bahwa sang nabi menandaskan perlunya kembali kepada Yehuwa. Orang yang berhikmat akan mengerti bahwa Yehuwa menunjukkan jalan yang lurus bagi umat-Nya. Sebagai hamba Allah yang berbakti, Saudara tentu memiliki hasrat yang tulus untuk tetap lurus hati, berjalan di jalan-jalan Yehuwa.

      Gambar di hlm. 87

      Mengapa Saudara mengikuti standar yang ditetapkan dan disarankan oleh sang pembuat?

      11. Mengapa Saudara tergerak untuk mematuhi perintah-perintah Allah?

      11 Hosea 14:9 juga mengarahkan perhatian kita pada manfaat mengikuti haluan yang benar. Kita akan memperoleh berkat dan manfaat jika menyelaraskan diri dengan perintah Allah. Sebagai Pencipta, Ia tahu bagaimana kita dibuat. Semua yang Ia minta dari kita adalah demi kebaikan kita. Mengenai hubungan kita dengan Allah, kita bisa mengumpamakannya seperti mobil dan pabriknya. Sang pembuat tahu bagaimana mobil itu dirancang dan dirakit. Ia tahu bahwa oli mobil harus diganti secara berkala. Apa yang terjadi jika Saudara mengabaikan standar itu, karena mungkin berpikir bahwa mobilnya masih bisa jalan? Mesinnya akan rusak dan berhenti berfungsi jauh lebih cepat daripada jika mobil itu dirawat. Demikian pula halnya manusia. Sang Pencipta telah memberi kita perintah-perintah, dan dengan mematuhinya, kita sendiri yang merasakan manfaatnya. (Yesaya 48:17, 18) Dengan memahami bahwa kita akan mendapat manfaat, kita semakin termotivasi untuk hidup sesuai dengan standar Allah, untuk mematuhi perintah-Nya.—Mazmur 112:1.

      12. Bagaimana hubungan kita dengan Allah bisa semakin akrab jika kita berjalan dengan nama-Nya?

      12 Manfaat terbesar dari menjalankan perintah Allah adalah hubungan yang semakin akrab dengan Allah. Apabila kita hidup sesuai dengan standar-Nya dan melihat bahwa standar Allah itu masuk akal serta bermanfaat, kita akan semakin menyayangi Pembuat standar itu. Nabi Mikha dengan indah menggambarkan hubungan yang akrab itu, ”Semua suku bangsa, masing-masing akan berjalan dengan nama allahnya; tetapi kami, kami akan berjalan dengan nama Yehuwa, Allah kami, sampai waktu yang tidak tertentu, ya, selama-lamanya.” (Mikha 4:5) Sungguh besar hak istimewa kita untuk berjalan dengan nama Yehuwa, menjunjung reputasi-Nya dan mengakui wewenang-Nya dalam kehidupan kita! Dan, sudah sewajarnya kita ingin mencerminkan sifat-sifat-Nya. Marilah kita masing-masing berupaya mempererat hubungan kita dengan Allah.—Mazmur 9:10.

      13. Mengapa takut akan nama Allah bukan hal yang negatif atau buruk?

      13 Orang yang hidup sesuai dengan standar Allah dan berjalan dengan nama ilahi disebut sebagai orang yang takut akan nama Allah. Itu bukan hal yang negatif atau buruk. Yehuwa meyakinkan orang-orang seperti itu, ”Ke atas kamu yang takut akan namaku matahari keadilbenaran pasti akan bersinar, dengan kesembuhan pada sayap-sayapnya; dan kamu akan keluar dan mengentak-entakkan kaki di tanah seperti anak lembu yang gemuk.” (Maleakhi 4:2) Dalam penggenapan nubuat itu, ”matahari keadilbenaran” adalah Yesus Kristus. (Penyingkapan 1:16) Kini, ia memancarkan sinar kesembuhan rohani, dan di masa depan, ia akan memancarkan sinar kesembuhan jasmani bagi umat manusia. Sukacita orang-orang yang disembuhkan diumpamakan seperti sukacita anak lembu gemuk yang ”keluar dan mengentak-entakkan kaki di tanah”, senang dan gembira bisa hidup bebas. Bukankah Saudara telah menikmati kebebasan besar seperti itu?—Yohanes 8:32.

      14, 15. Manfaat apa saja yang bisa Saudara peroleh dengan berpaut pada standar Yehuwa?

      14 Manfaat lain dari berpaut pada standar Allah adalah hubungan yang lebih baik dengan sesama manusia. Habakuk menyerukan lima celaka—atas orang yang tamak akan milik orang lain, yang mengejar keuntungan yang tidak jujur, yang menumpahkan darah, yang bersiasat untuk melakukan pelanggaran seksual, dan yang menyembah berhala. (Habakuk 2:6-19) Fakta bahwa Yehuwa menyerukan celaka-celaka ini jelas memperlihatkan bahwa Ia telah menetapkan standar cara hidup yang hendaknya kita ikuti. Tetapi, perhatikan pokok ini: Empat dari semua kesalahan yang disebutkan berkaitan dengan cara kita memperlakukan sesama manusia. Jika kita memiliki cara pandang Allah, kita tidak akan mencelakai sesama kita. Maka, hubungan kita dengan kebanyakan orang pasti akan menjadi lebih baik.

      15 Manfaat ketiga ada kaitannya dengan kebahagiaan keluarga. Dewasa ini, orang sering memandang perceraian sebagai jalan keluar terakhir bagi ketidakharmonisan rumah tangga. Tetapi, melalui nabi Maleakhi, Yehuwa menyatakan, ”Ia membenci perceraian.” (Maleakhi 2:16) Kita akan membahas Maleakhi 2:16 secara lebih terperinci nanti, tetapi sekarang perhatikan bahwa Allah telah dengan bijaksana menetapkan standar untuk diikuti oleh para anggota keluarga; semakin mereka menjalankan standar Allah, semakin damai keluarga mereka. (Efesus 5:28, 33; 6:1-4) Patut diakui, kita semua tidak sempurna, jadi pasti ada problem. Namun, dalam buku Hosea, Pribadi ”yang kepadanya setiap keluarga di surga dan di bumi berutang nama” memberikan contoh praktis yang menunjukkan caranya mengatasi beberapa problem perkawinan yang pelik sekali pun. Hal itu juga akan kita bahas dalam buku ini. (Efesus 3:15) Sekarang, mari kita lihat apa lagi yang tercakup dalam hal menjalankan standar Allah.

      ”BENCILAH APA YANG BURUK, DAN KASIHILAH APA YANG BAIK”

      16. Apa hubungan Amos 5:15 dengan standar Allah?

      16 Manusia pertama, Adam, membuat pilihan yang bodoh mengenai standar siapa yang paling baik untuk diikuti berkenaan dengan apa yang baik dan jahat. Apakah pilihan kita akan lebih bijaksana? Amos mengingatkan kita untuk memiliki perasaan yang kuat mengenai hal ini, dengan mendesak, ”Bencilah apa yang buruk, dan kasihilah apa yang baik.” (Amos 5:15) Almarhum William Rainey Harper, mantan dosen bahasa dan sastra Semitik di University of Chicago, mengomentari ayat itu, ”Standar tentang apa yang baik dan buruk, dalam pikiran [Amos], benar-benar sesuai dengan kehendak Yahweh.” Itulah konsep utama yang bisa kita pelajari dari ke-12 nabi. Apakah kita bersedia menerima standar Yehuwa tentang apa yang baik dan buruk? Standar-standar yang tinggi itu disingkapkan kepada kita dalam Alkitab dan dijelaskan oleh orang-orang Kristen yang matang dan berpengalaman yang membentuk golongan ”budak yang setia dan bijaksana”.—Matius 24:45-47.

      Gambar di hlm. 90

      Bagaimana seseorang dibantu menolak pornografi dengan mengindahkan nasihat dari ke-12 nabi?

      17, 18. (a) Mengapa kita harus membenci apa yang buruk? (b) Berikan contoh bagaimana kita bisa mengembangkan kebencian yang hebat terhadap apa yang buruk.

      17 Dengan membenci apa yang buruk, kita dibantu untuk menjauhi hal-hal yang tidak menyenangkan Allah. Sebagai contoh, seorang pria mungkin tahu tentang bahaya pornografi di Internet dan berupaya agar tidak melihatnya. Namun, bagaimana perasaan ’manusia batiniahnya’ tentang isi situs-situs Web porno? (Efesus 3:16) Dengan menerapkan desakan Allah di Amos 5:15, akan lebih mudah baginya untuk mengembangkan kebencian terhadap apa yang buruk. Dengan demikian, ia bisa menang dalam perjuangan rohaninya.

      18 Pertimbangkan contoh lain. Pernahkah terbayang oleh Saudara untuk membungkuk di hadapan berhala yang digunakan dalam penyembahan seks? Memikirkannya saja sudah membuat Saudara jijik, bukan? Namun, Hosea mengatakan bahwa para leluhur orang Israel melakukan perbuatan amoral di hadapan Baal Peor. (Bilangan 25:1-3; Hosea 9:10) Tampaknya, Hosea menyebutkan peristiwa itu karena penyembahan Baal adalah dosa utama kerajaan Israel sepuluh suku. (2 Raja 17:16-18; Hosea 2:8, 13) Bayangkan saja betapa memuakkannya adegan ini: Orang-orang Israel membungkuk kepada berhala-berhala selama pesta seks liar. Dengan mengetahui bahwa Allah benar-benar mengutuk hal itu, kita masing-masing bisa dibantu untuk melawan jerat yang Setan pasang melalui Internet. Dewasa ini, banyak orang mengidolakan wanita cantik dan pria tampan yang menjadi tokoh-tokoh hiburan populer. Tetapi, betapa berbedanya mereka dengan kita yang telah belajar dari peringatan para nabi tentang penyembahan berhala!

      INGATLAH FIRMAN ALLAH SENANTIASA

      19. Apa yang dapat Saudara pelajari dari tindakan Yunus di dalam perut seekor ikan besar?

      19 Seraya Saudara berupaya menjunjung standar Allah yang tinggi di tengah-tengah berbagai godaan dan kesulitan, kadang-kadang Saudara mungkin merasa tidak sanggup atau tidak tahu lagi apa yang harus dilakukan. Jika kekuatan mental atau emosi Saudara tampaknya menipis, bagaimana Saudara dapat berhasil mengatasi situasi yang kritis? (Amsal 24:10) Nah, ada yang dapat kita pelajari dari Yunus, yang kita tahu adalah manusia tidak sempurna dengan berbagai kelemahan. Ingat apa yang ia lakukan di dalam perut seekor ikan besar. Ia berdoa kepada Yehuwa. Perhatikanlah isi doanya.

      20. Bagaimana Saudara dapat melengkapi diri untuk melakukan apa yang Yunus lakukan?

      20 Sewaktu Yunus berdoa kepada Allah ”dari perut Syeol”, ia menggunakan kata-kata dan frasa yang ia kenal baik, yaitu dari Mazmur. (Yunus 2:2) Ia sedang amat bersusah hati dan memohon belas kasihan Yehuwa, namun kata-kata Daud-lah yang meluncur dari bibir Yunus. Sebagai contoh, bandingkan kata-kata Yunus 2:3, 5 dengan kata-kata Mazmur 69:1, 2.a Jelaslah, Yunus mengenal baik mazmur-mazmur Daud. Kata-kata dan ungkapan dalam mazmur yang terilham itu meluap dari hati Yunus. Firman Allah yang terilham ’ada di bagian dalam’ Yunus. (Mazmur 40:8) Jika Saudara tengah menghadapi situasi yang menguras emosi, bisakah Saudara mengingat ayat-ayat yang cocok? Jika sekarang Saudara mengenal baik Firman Allah, kelak hal itu akan sangat menolong sewaktu Saudara harus membuat keputusan dan mengatasi masalah selaras dengan standar Allah.

      MILIKILAH TAKUT YANG SEHAT AKAN ALLAH

      21. Apa yang Saudara butuhkan agar dapat berpaut pada standar Allah?

      21 Tentu saja, sekadar memiliki perbendaharaan ayat Alkitab tidaklah cukup untuk membuat Saudara berpaut erat pada standar Yehuwa. Nabi Mikha memberikan keterangan tambahan tentang apa yang Saudara butuhkan untuk dapat menerapkan Firman Allah, ”Orang yang memiliki hikmat yang praktis akan takut kepada namamu.” (Mikha 6:9) Untuk memiliki hikmat praktis, yaitu bisa menerapkan apa yang kita ketahui, Saudara harus mengembangkan rasa takut kepada nama Allah.

      22, 23. (a) Mengapa Yehuwa mengutus Hagai kepada orang Yahudi pascapembuangan? (b) Mengapa Saudara bisa yakin bahwa Saudara sanggup mengikuti standar Allah?

      22 Bagaimana Saudara dapat belajar untuk takut kepada nama Allah? Nah, perhatikan nabi Hagai dari masa pascapembuangan. Dalam bukunya yang sangat pendek, hanya 38 ayat, ia menggunakan nama Yehuwa sebanyak 35 kali! Sewaktu Yehuwa menugasi Hagai untuk bernubuat, pada tahun 520 SM, 16 tahun telah berlalu dan pembangunan bait di Yerusalem masih jauh dari selesai. Umat Allah berkecil hati karena tentangan musuh. (Ezra 4:4, 5) Mereka bernalar bahwa waktu untuk membangun kembali bait belum tiba. Yehuwa mengingatkan mereka, ”Pertimbangkanlah jalan-jalanmu dengan hatimu. . . . Bangunlah rumah itu, agar aku senang dengannya dan aku dimuliakan.”—Hagai 1:2-8.

      23 Gubernur Zerubabel, Imam Besar Yosua, dan ”semua orang yang tersisa dari umat itu mendengarkan perkataan Yehuwa, Allah mereka, . . . dan umat itu menjadi takut karena Yehuwa”. Sebagai tanggapan, Allah mengatakan, ”Aku menyertai kamu sekalian.” Alangkah leganya! Dengan bantuan roh Allah, umat itu ”mulai datang dan melakukan pekerjaan di rumah Yehuwa”. (Hagai 1:12-14) Rasa takut yang sehat, yaitu takut tidak menyenangkan Allah, menggerakkan umat yang berkecil hati itu untuk bertindak meski ada tentangan.

      24, 25. Dengan contoh-contoh spesifik, gambarkan bagaimana Saudara bisa menerapkan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam pasal ini.

      24 Bagaimana dengan Saudara? Jika Saudara tahu standar ilahi mana yang terkait dalam situasi yang Saudara hadapi, apakah Saudara akan mempunyai keberanian yang dibutuhkan untuk lebih takut kepada Yehuwa daripada kepada manusia? Barangkali Saudari masih muda, dan di tempat kerja ada seorang pria tidak seiman. Orangnya baik dan penuh perhatian. Apakah suatu ayat akan terlintas dalam pikiran Saudari, yang mengingatkan Saudari tentang standar Yehuwa dan bahayanya jika Saudari mengabaikannya? Bagaimana dengan Hosea 4:11? ”Percabulan dan anggur dan anggur manis itulah yang menyingkirkan motif baik.” Dengan ayat itu, tidakkah rasa takut Saudari kepada Allah akan menggerakkan Saudari untuk berpaut pada standar-Nya dan menolak jika pria itu mengundang Saudari ke suatu acara sosial? Jika ia mulai menggoda, rasa takut untuk tidak menyenangkan Allah dapat membantu Saudari untuk ”lari”.—Kejadian 39:12; Yeremia 17:9.

      Gambar di hlm. 95

      Bagaimana takut akan Allah membantu dalam situasi seperti ini?

      25 Kini, mari kita kembali ke contoh orang yang berupaya menolak daya tarik pornografi Internet. Apakah ia akan mengingat kata-kata di Mazmur 119:37, yang merupakan suatu bentuk doa? ”Palingkanlah mataku agar tidak melihat apa yang tidak berguna.” Dan, apakah ia akan mengingat kata-kata Yesus dalam Khotbah di Gunung? ”Setiap orang yang terus memandang seorang wanita sehingga mempunyai nafsu terhadap dia sudah berbuat zina dengan dia dalam hatinya.” (Matius 5:28) Jika seorang Kristen takut akan Yehuwa dan berhasrat untuk hidup sesuai dengan standar-Nya, ia tentunya tergerak untuk menjauhi apa saja yang bisa merusak. Kapan pun Saudara tergoda untuk melakukan sesuatu yang bertentangan dengan standar Allah, cobalah memperkembangkan rasa takut yang saleh. Dan, ingatlah apa yang Yehuwa katakan melalui Hagai, ”Aku menyertai kamu.”

      26. Apa yang akan kita bahas selanjutnya?

      26 Ya, Saudara bisa melayani Yehuwa menurut standar-Nya yang tinggi dan memperoleh manfaat karena melakukannya. Seraya saudara terus memeriksa ke-12 buku nubuat ini, standar Allah—apa yang Ia kehendaki dari kita masing-masing—akan menjadi semakin jelas. Bagian berikut dalam buku ini akan membahas standar yang sangat bagus yang telah Allah tetapkan untuk tiga bidang utama: tingkah laku, cara memperlakukan orang lain, dan kehidupan keluarga.

      a Bandingkan juga Yunus 2:2, 4-9 dengan Mazmur 18:6; 31:22; 30:3; 142:2, 3; 31:6; dan 3:8 dengan urutan yang Yunus gunakan.

      APA JAWABAN SAUDARA?

      • Apa pengaruhnya pada Allah jika Saudara mengikuti standar-standar-Nya atau tidak?​—Amos 7:7-9.

      • Mengapa Saudara bisa mengatakan bahwa standar Yehuwa masuk akal?​—Zakharia 4:10.

      • Untuk alasan apa saja Saudara mau menerima standar Allah?​—Mikha 4:5; Maleakhi 4:2; 2 Korintus 5:15; Penyingkapan 4:11.

      BAGAIMANA HAL-HAL BERIKUT MEMBANTU SAUDARA MENGIKUTI STANDAR ALLAH?

      • Membenci yang buruk​—Amos 5:15.

      • Memiliki perbendaharaan Firman Allah​—Yunus 2:4-9.

      • Mengembangkan rasa takut akan Yehuwa​—Hagai 1:12-14.

  • ’Apa yang Yehuwa Minta dari Saudara?’
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL DELAPAN

      ’Apa yang Yehuwa Minta dari Saudara?’

      1, 2. Mengapa sungguh membesarkan hati untuk memperhatikan bagaimana reaksi Yehuwa terhadap kemerosotan moral umat-Nya pada zaman dahulu?

      BAYANGKAN situasi ini: Seorang gadis terkejut mendengar pintu rumahnya digedor-gedor. Ia ketakutan, jangan-jangan itu si saudagar bengis yang hendak menagih utang keluarganya. Saudagar itu telah menipu banyak orang dengan menggunakan anak timbangan yang curang dan mengenakan bunga pinjaman yang mencekik. Selama ini, si saudagar bebas dari hukuman karena telah menyuap para pemuka kota, yang mengabaikan jerit tangis para korban. Gadis itu merasa tak berdaya; ayahnya telah kabur dengan wanita yang lebih muda. Ia dan ibunya bisa dijual sebagai budak.

      2 Kisah itu merupakan gabungan dari beberapa praktek yang dikecam oleh ke-12 nabi. (Amos 5:12; 8:4-6; Mikha 6:10-12; Zefanya 3:3; Maleakhi 2:13-16; 3:5) Seandainya Saudara hidup pada masa itu, bagaimana reaksi Saudara? Meskipun situasi itu tampak menyedihkan, Saudara dapat berbesar hati dengan melihat aspek positif dari cara Yehuwa berurusan dengan umat-Nya pada zaman para nabi itu. Ya, Saudara dapat melihat dari ke-12 buku tersebut bahwa Allah menandaskan sifat dan sikap yang luhur. Anjuran-Nya dapat membentengi moral atau akhlak Saudara, memotivasi Saudara untuk berbuat baik, dan menggugah Saudara untuk memuji Dia. Karena hari penghakiman Yehuwa sedang mendekat dengan cepat, Saudara bisa memahami apa yang Allah minta dari Saudara dengan memperhatikan berita positif yang terdapat dalam buku-buku itu. Pertama-tama, perhatikan zaman Mikha, abad kedelapan SM.

      Gambar di hlm. 98

      Yehuwa tidak buta terhadap kebejatan dan ketidakadilan

      APA YANG YEHUWA MINTA DARI SAUDARA?

      3, 4. (a) Permohonan menggugah apa yang tercatat dalam buku Mikha? (b) Mengapa pertanyaan di Mikha 6:8 penting untuk Saudara secara pribadi?

      3 Ketika membaca buku Mikha, mula-mula Saudara mungkin merasa bahwa buku ini berisi serentetan kecaman terhadap orang-orang Israel yang suka memberontak. Tentu, Yehuwa tidak buta terhadap kemerosotan moral umat yang dibaktikan kepada-Nya itu, termasuk orang-orang yang Ia gambarkan sebagai ”pembenci apa yang baik dan pencinta keburukan”. (Mikha 3:2; 6:12) Namun, selain kecaman-kecaman tersebut, ada satu nasihat Alkitab yang amat menarik hati dan sangat memotivasi. Setelah menyoroti Sumber segala standar yang adil-benar, Mikha mengajukan pertanyaan yang menggugah pikiran ini, ”Apa yang Yehuwa minta sebagai balasan darimu selain menjalankan keadilan dan mengasihi kebaikan hati dan bersahaja dalam berjalan dengan Allahmu?”—Mikha 6:8.

      4 Apakah di balik kata-kata itu Saudara memperhatikan adanya permohonan dari Pencipta kita? Dengan pengasih kita diingatkan tentang hal-hal baik yang sanggup kita lakukan dan untuk tidak membiarkan diri kita disimpangkan oleh kefasikan yang merajalela. Yehuwa tahu bahwa sebagai orang yang loyal kita ingin mengembangkan sifat-sifat yang saleh, dan Ia menaruh keyakinan kepada kita. Bagaimana tanggapan Saudara jika Saudara secara pribadi ditanya, ’Apa yang Yehuwa minta dari Saudara?’ Dapatkah Saudara menunjukkan dalam bidang kehidupan mana saja Saudara dibimbing—atau seharusnya dibimbing—oleh standar moral Allah? Hubungan Saudara dengan Allah dan mutu kehidupan Saudara akan sangat membaik seraya Saudara terus menyelaraskan diri dengan standar-standar itu. Mengingat firdaus sedunia sudah di ambang pintu, semoga Saudara termotivasi oleh anjuran ini, ”Taburlah benihmu dalam keadilbenaran; tuailah sesuai dengan kebaikan hati yang penuh kasih. Garaplah tanah yang cocok ditanami, selagi ada waktu untuk mencari Yehuwa hingga ia datang dan memberikan pengajaran dalam keadilbenaran kepadamu.” (Hosea 10:12) Sekarang, mari kita periksa beberapa pokok penting dari nasihat bagus dalam Mikha 6:8.

      ”BERSAHAJA”

      5. Mengapa penting untuk ”bersahaja” dalam berjalan dengan Allah?

      5 Sungguh menarik, Mikha menyebutkan bahwa Yehuwa meminta kita untuk ”bersahaja dalam berjalan dengan” Dia. Kesahajaan sungguh bermanfaat karena ”hikmat ada pada orang-orang yang bersahaja”. (Amsal 11:2) Bersahaja berarti menyadari keterbatasan kita akibat dosa yang diwariskan Adam. Mengakui bahwa kita terlahir sebagai orang berdosa adalah langkah awal yang penting dalam upaya untuk menghindari dosa yang disengaja.—Roma 7:24, 25.

      6. Apa manfaatnya jika kita dengan bersahaja mengakui akibat-akibat dosa?

      6 Mengapa kesahajaan yang disertai kerendahan hati begitu penting untuk menghindari dosa yang disengaja? Karena orang yang bersahaja menyadari besarnya kuasa dosa. (Mazmur 51:3) Hosea membantu kita mengerti bahwa dosa dapat sangat menggoda dan selalu berakhir dengan bencana. Sebagai contoh, Yehuwa berjanji untuk ”mengadakan perhitungan” karena ketidaktaatan umat-Nya pada zaman dahulu. Apakah frasa itu memberikan kesan bahwa para pedosa yang angkuh itu dapat lolos dari semua akibat dosa? Mereka pikir mereka tidak akan terkena akibatnya, karena dosa sering kali memperdayakan dan memperbudak si pedosa. Terlebih lagi, dosa menjauhkan si pedosa dari Allah, bahkan bisa jadi sampai ke taraf ini, ”Tindak tanduk mereka tidak mengizinkan mereka kembali kepada Allah mereka.” Dosa yang disengaja akan menggerogoti kekuatan moral si pelaku kesalahan, sehingga ia berubah menjadi ’orang yang suka mencelakakan’. Selain itu, dosa menjadikan hidup si pedosa sia-sia. Memang, untuk sementara ia mungkin kelihatannya berhasil, tetapi pedosa yang tidak bertobat tidak bisa berharap mendapat perkenan Allah.—Hosea 1:4; 4:11-13; 5:4; 6:8.

      7. Bagaimana orang-orang yang bersahaja menyambut bimbingan Yehuwa?

      7 Orang-orang yang bersahaja juga mengakui bahwa mereka membutuhkan bimbingan Allah agar terhindar dari akibat-akibat dosa yang menyedihkan. Mikha bernubuat tentang suatu masa—zaman kita—ketika banyak orang akan berupaya untuk ’diajar tentang jalan-jalan Yehuwa’ dan untuk ”berjalan di jalan-jalannya”. Orang-orang yang lembut hati itu mencari ”hukum” dan ”firman Yehuwa”. Saudara mungkin berbahagia berada di antara orang-orang yang berhasrat untuk ”berjalan dengan nama Yehuwa” dengan menyambut perintah-perintah-Nya. Sekalipun demikian, seperti Mikha, Saudara tentu berminat akan cara-cara lain agar tetap ”bersih secara moral”. (Mikha 4:1-5; 6:11) Saudara akan sangat terbantu jika Saudara dengan bersahaja berupaya melakukan apa yang Yehuwa minta dari Saudara.

      TELADAN KESAHAJAAN DAN KETERUSTERANGAN

      Yunus menunjukkan keterusterangan dan kesahajaan yang tidak dimiliki oleh para penulis non-Alkitab. Ia tidak sungkan-sungkan menceritakan ketidaktaatannya dan saat-saat ketika ia kurang percaya kepada Yehuwa. Ia tidak mencoba menutup-nutupi sikapnya yang kurang baik ketika mendapat tugas dan ketika Allah tidak jadi membinasakan orang-orang Niniwe. Kesahajaan yang sungguh bagus untuk kita tiru!

      MEMILIKI STANDAR MORAL YANG TINGGI

      8. Menurut Saudara, bagaimana moral dunia dewasa ini?

      8 Demi kesejahteraan rohani dan jasmani kita, Yehuwa meminta kita untuk murni secara moral meskipun kita hidup di tengah-tengah dunia yang bobrok. (Maleakhi 2:15) Kita dibanjiri oleh hal-hal yang berbau seks. Banyak orang menganggap bahwa melihat gambar dan film porno, membaca bacaan cabul, dan mendengarkan lagu-lagu yang tidak senonoh adalah hal-hal yang sudah lazim. Selain itu, ada orang-orang yang tidak merespek kaum wanita, menganggap mereka sebagai objek seksual belaka. Atau, anak-anak sekolah mungkin membumbui obrolan mereka dengan lelucon yang jorok dan cabul. Bagaimana Saudara dapat menolak pengaruh yang merusak itu?

      9. Bagaimana banyak orang tidak menjunjung standar Yehuwa pada zaman ke-12 nabi?

      9 Ke-12 nabi yang kita bahas memberikan pengingat yang berharga. Mereka hidup sebelum ada bioskop dan video, tetapi pada zaman mereka ada lambang-lambang alat kelamin pria, pelacuran suci, dan hubungan seks bebas yang menjijikkan. (1 Raja 14:24; Yesaya 57:3, 4; Habakuk 2:15) Buktinya dapat Saudara lihat dalam tulisan para nabi, ”Mengenai para pria, mereka memencilkan diri bersama para sundal, dan mereka mempersembahkan korban bersama perempuan-perempuan yang menjadi pelacur bait.” ”Seorang pria dan bapaknya sendiri pergi kepada gadis yang sama, dengan maksud menodai namaku yang kudus.” Beberapa orang terbiasa membayar ”upah pelacur” dalam upacara-upacara kesuburan.a Perzinaan merajalela, teman hidup yang tidak setia ”mengejar para kekasihnya yang bernafsu”.—Hosea 2:13; 4:2, 13, 14; Amos 2:7; Mikha 1:7.

      10. (a) Apa yang khususnya mendorong orang bertingkah laku amoral? (b) Bagaimana umat Allah pada zaman dahulu bersalah karena percabulan rohani?

      10 Saudara mungkin tahu bahwa amoralitas seksual adalah cerminan sikap hati dan motif seseorang. (Markus 7:20-22) Yehuwa berfirman tentang umat-Nya yang amoral bahwa ”roh percabulan [”haus seks”, Contemporary English Version] telah menyimpangkan mereka” dan bahwa ”mereka tidak melakukan apa-apa selain tingkah laku bebas”. (Hosea 4:12; 6:9)b Zakharia menyebutkan tentang ”roh kenajisan”. (Zakharia 13:2) Haluan hidup umat itu dicirikan oleh sikap semaunya, mengabaikan atau bahkan menghina standar serta wewenang Yehuwa. Jadi, untuk mengoreksi motifnya, seseorang harus sama sekali mengubah cara berpikir dan sikap hatinya. Karena menyadari hal ini, orang Kristen seharusnya semakin bersyukur atas bantuan yang mereka dapatkan untuk menghindari amoralitas dan akibat-akibat tragisnya.

      MENGEJAR KEMURNIAN

      11. Apa saja akibat amoralitas seksual?

      11 Saudara mungkin telah melihat bahwa moral bebas sering mengakibatkan keluarga yang berantakan, anak-anak yang tidak mendapatkan bimbingan orang tua, penyakit yang menjijikkan, dan semakin banyaknya kasus pengguguran kandungan. Orang-orang yang mengabaikan Pencipta dalam hal seksualitas sering kali mengalami kerugian fisik dan emosi. Mikha menulis, ”Karena [seseorang] telah menjadi najis, ia dihancurkan; dan penghancuran itu menyakitkan.” (Mikha 2:10) Pengetahuan ini menguatkan tekad umat yang saleh. Mereka tidak mau mencemari hati dan pikiran mereka dengan hal-hal yang tidak murni.—Matius 12:34; 15:18.

      12. Apa manfaatnya jika kita menerima pandangan Yehuwa mengenai seks?

      12 Orang Kristen menjauhi amoralitas tidak hanya karena takut terjangkit penyakit atau takut melahirkan anak haram. Mereka melihat pentingnya mengembangkan kasih akan hukum Allah dan menerima pandangan-Nya tentang moralitas seksual. Yehuwa memberi manusia keinginan yang normal untuk berhubungan seks sebagai ungkapan cinta di antara suami istri. Hal itu merupakan bagian dari maksud-tujuan Allah ketika menciptakan Adam dan Hawa. Jika dilakukan pada tempatnya, yaitu dalam perkawinan, hubungan seks bermanfaat, mempersatukan suami istri dan kadang-kadang menghasilkan keturunan. Akan tetapi, apabila dilakukan di luar perkawinan, seks dapat sangat merusak, sebagaimana yang diperlihatkan oleh ke-12 nabi. Amoralitas seksual menyebabkan Allah tidak senang. Hal itu sangat merugikan bagi mereka pada zaman itu, demikian pula bagi siapa pun dewasa ini.

      13. Bagaimana kita dapat dikatakan ’menyingkirkan percabulan’ dan menghindari godaan?

      13 Hosea mengimbau orang-orang sezamannya untuk membuang, atau ’menyingkirkan percabulan dari hadapan diri mereka’, yang menyiratkan bahwa mereka harus melakukan tindakan tegas untuk melindungi moral mereka. (Hosea 2:2) Mengenai kita, sebaiknya kita menyingkir dari situasi apa pun yang rawan godaan. Misalnya, Saudara sering mendapatkan godaan di sekolah atau di lingkungan tempat tinggal. Saudara mungkin tidak bisa pindah sekolah atau rumah, namun masih ada cara lain untuk menjauhkan diri dari keadaan yang menggoda dan dengan demikian ’menyingkirkan percabulan dari hadapan Saudara’. Nyatakan kepada orang lain bahwa Saudara adalah seorang Kristen sejati, salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa. Dengan cara yang jelas dan penuh respek, terangkan prinsip serta kepercayaan Saudara. Pastikan bahwa orang lain mengetahui tekad Saudara untuk terus mengikuti standar Yehuwa yang tinggi. (Amos 5:15) Cara lain untuk ’menyingkirkan percabulan’ adalah dengan menjauhi pornografi dan hiburan yang meragukan. Jika perlu, buanglah majalah atau carilah teman-teman baru—yang mengasihi Yehuwa dan yang mendukung Saudara melakukan apa yang Allah minta dari Saudara. (Mikha 7:5) Ya, dengan bantuan Yehuwa, Saudara bisa terhindar dari pencemaran oleh kebejatan moral dunia ini!

      Gambar di hlm. 104

      Menjelaskan kepercayaan Kristen Saudara akan menjadi perlindungan

      ”MENGASIHI KEBAIKAN HATI”

      14, 15. (a) Apa artinya ”mengasihi kebaikan hati”? (b) Dengan mengasihi kebaikan hati, bagaimana kita bisa dibantu untuk bebas dari celaan?

      14 Mikha menandaskan bahwa Yehuwa meminta kita untuk ”mengasihi kebaikan hati”. Orang yang baik hati melakukan hal-hal yang baik, bukan yang mencelakakan. Kebaikan hati berkaitan erat dengan kebaikan serta keluhuran moral. Artinya, kita harus jujur dan adil dalam urusan pribadi kita, dan juga dalam urusan kita dengan orang lain. Di Pasal 6 buku ini, kita telah memeriksa beberapa bidang penting dalam kehidupan, seperti urusan bisnis dan keuangan, yang harus dijalankan dengan keadilan serta kejujuran. Tetapi, bukan dalam bidang itu saja kita harus adil, jujur, dan baik hati.

      15 Orang yang mengasihi kebaikan hati dan yang ingin berbuat baik kepada orang lain berupaya agar tidak tercela. Yehuwa berfirman kepada orang Israel yang melalaikan kewajiban materi mereka terhadap ibadat sejati, ”Kamu merampok aku.” (Maleakhi 3:8) Tahukah Saudara dengan cara apa saja seseorang bisa dikatakan ”merampok” Allah dewasa ini? Bagaimana seandainya seorang Kristen dipercayai untuk memegang dana yang disumbangkan demi kemajuan pengabaran Kerajaan di sidangnya maupun di tempat lain? Uang siapa itu? Dana tersebut sebenarnya adalah milik Yehuwa karena telah disumbangkan untuk memajukan ibadat kepada-Nya. (2 Korintus 9:7) Bolehkah seseorang berpikir bahwa ia bisa ”meminjam” uang tersebut untuk membiayai keperluan pribadi yang sangat mendesak atau menggunakan dana sumbangan yang bukan haknya? Tentu tidak boleh. Hal itu dapat disamakan dengan mencuri milik Allah! Dan, itu tentu bukan perbuatan yang baik hati atau adil terhadap orang-orang yang telah menyumbangkan dana tersebut demi pekerjaan Allah.—Amsal 6:30, 31; Zakharia 5:3.

      16, 17. (a) Apa beberapa bentuk ketamakan pada zaman Amos dan Mikha? (b) Bagaimana pandangan Allah mengenai ketamakan?

      16 Kebaikan hati dan kebaikan juga menggerakkan orang Kristen untuk menghindari ketamakan. Pada zaman Amos, ada banyak sekali orang yang sangat tamak. Para pemangsa yang tak pernah puas tega ”menjual orang yang adil-benar”—sesama rekan seiman—”untuk perak semata”! (Amos 2:6) Halnya serupa pada zaman Mikha, sewaktu golongan kaya di Yehuda merampas tanah milik orang-orang yang terlalu lemah untuk membela diri, mengambilnya dengan paksa jika perlu. (Mikha 2:2; 3:10) Dengan merampas tanah milik sesama mereka, orang-orang tamak itu melanggar Hukum Yehuwa, termasuk perintah terakhir dalam Sepuluh Firman dan peraturan yang melarangkan penjualan tanah warisan secara permanen.—Keluaran 20:13, 15, 17; Imamat 25:23-28.

      17 Dewasa ini, perdagangan dan perbudakan manusia mungkin tidak seumum pada zaman para nabi. Tetapi, bagaimana dengan menarik keuntungan materi atau memanfaatkan orang lain? Seorang Kristen yang mengasihi kebaikan hati pasti tidak akan memanfaatkan rekan-rekan seimannya. Sebagai contoh, ia sadar bahwa tidaklah pantas ataupun baik hati untuk memulai suatu bisnis atau mempromosikan suatu investasi yang menjadikan rekan seiman sebagai target utamanya. Rencana untuk menarik keuntungan yang cepat dengan memanfaatkan rekan Kristen menunjukkan ketamakan, dan orang Kristen diperingatkan mengenai hal itu. (Efesus 5:3; Kolose 3:5; Yakobus 4:1-5) Ketamakan bisa muncul dalam bentuk cinta uang, hasrat mendapatkan kekuasaan atau keuntungan, bahkan kerakusan akan makanan dan minuman, seks, dan lain-lain. Mikha memperlihatkan bahwa orang yang tamak dan melayani kepentingan diri sendiri ”tidak menjadi kenyang”. Itulah yang terjadi dewasa ini juga.—Mikha 6:14.

      Gambar di hlm. 106

      Banyak orang Kristen dengan pengasih memenuhi kebutuhan rohani orang asing

      18, 19. (a) Apa yang dikatakan oleh beberapa dari ke-12 nabi tentang perhatian Yehuwa kepada ”penduduk asing”? (b) Apa hasilnya jika Saudara menunjukkan perhatian yang pengasih kepada orang lain di lingkungan Saudara?

      18 Yehuwa memberi tahu umat-Nya, ’Jangan mencurangi penduduk asing.’ Dan, melalui Maleakhi, Allah menyatakan, ’Aku akan datang kepada kamu sekalian untuk menghakimi orang-orang yang menghalau penduduk asing.’ (Zakharia 7:10; Maleakhi 3:5) Apakah di daerah Saudara terjadi perubahan karena masuknya para imigran atau orang lain dari berbagai bangsa, ras, atau latar belakang? Barangkali mereka pindah ke sana karena mencari keamanan, pekerjaan, atau kehidupan yang lebih baik. Bagaimana pandangan Saudara terhadap orang-orang yang bahasa dan gaya hidupnya berbeda dengan Saudara? Adakah kecenderungan dalam diri Saudara untuk berprasangka, yang bertolak belakang dengan kebaikan hati?

      19 Bayangkan tanggapan positif yang bakal Saudara peroleh dengan menunjukkan kepada orang-orang dari negeri atau latar belakang lain bahwa mereka sama-sama layak mendengar kebenaran Kristen. Kebaikan hati juga membantu kita mengatasi perasaan bahwa para pendatang baru itu menyerobot Balai Kerajaan atau sumber daya lain. Rasul Paulus mengingatkan beberapa orang Kristen Yahudi pada abad pertama, yang agak berprasangka terhadap orang-orang non-Yahudi. Ia mengatakan bahwa sebenarnya tidak seorang pun layak diselamatkan; seseorang bisa diselamatkan semata-mata karena kebaikan hati Allah yang tidak selayaknya diperoleh. (Roma 3:9-12, 23, 24) Kebaikan hati kepada orang lain akan menggugah kita untuk bersukacita atas kasih Allah yang sekarang mencapai banyak orang yang tadinya tidak memiliki banyak kesempatan untuk mendengarkan kabar baik. (1 Timotius 2:4) Orang dari negeri atau latar belakang lain sering kali kurang beruntung, jadi kita perlu memperlihatkan kepedulian dan kebaikan hati kepada mereka, menyambut mereka di tengah-tengah kita, memperlakukan mereka ”seperti penduduk asli”.—Imamat 19:34.

      BERJALAN DENGAN ALLAH YANG BENAR

      20. Kepada siapa beberapa orang Israel meminta bimbingan?

      20 Mikha juga menandaskan pentingnya berjalan dengan Allah, mempercayai Dia sebagai Allah yang benar, mencari bimbingan-Nya. (Amsal 3:5, 6; Hosea 7:10) Setelah orang Yahudi kembali dari pembuangan, ada di antara mereka yang pergi kepada penenung, peramal, dan allah-allah palsu, mungkin ketika ada bencana kekeringan. Sebenarnya, yang mereka mintai bantuan adalah roh-roh fasik, meskipun Yehuwa jelas-jelas mengutuk segala praktek semacam itu. (Ulangan 18:9-14; Mikha 3:6, 11; 5:12; Hagai 1:10, 11; Zakharia 10:1, 2) Orang-orang Yahudi tersebut terlibat dengan makhluk-makhluk roh yang melawan Allah yang benar!

      21, 22. (a) Bentuk spiritisme apa saja yang umum di daerah Saudara? (b) Mengapa hamba sejati Yehuwa tidak mau mencoba-coba ilmu gaib?

      21 Dewasa ini, ada yang berpikir bahwa roh fasik yang disebutkan dalam Alkitab sekadar melambangkan kejahatan. Akan tetapi, Alkitab menyingkapkan bahwa hantu-hantu itu nyata dan mendalangi astrologi, sihir, dan beberapa jenis ilmu gaib. (Kisah 16:16-18; 2 Petrus 2:4; Yudas 6) Bahaya spiritisme pun sama nyatanya. Dalam banyak kebudayaan, orang mencari bantuan dukun, paranormal, atau orang pintar yang mengaku memiliki kekuatan gaib, serta tukang santet. Yang lain-lain mencari petunjuk dari horoskop atau menggunakan kartu tarod, jelangkung, ranting bercabang untuk mencari air, atau batu-batuan yang ada ”isinya”. Bahkan upaya untuk berkomunikasi dengan roh orang mati cukup lazim. Menurut laporan, ada negarawan yang meminta petunjuk astrolog dan cenayang untuk mengambil keputusan. Semua ini jelas bertentangan dengan nasihat Mikha agar kita berjalan bersama Allah yang benar dan mengikuti bimbingan-Nya.

      22 Saudara, sebagai hamba sejati Allah, tentu harus menjauhi praktek-praktek tersebut. Yakinlah bahwa Allah tidak pernah menggunakan ilmu gaib untuk menyingkapkan kehendak-Nya atau menyatakan kekuasaan-Nya. Sebaliknya, sebagaimana Amos 3:7 meyakinkan kita, Yehuwa ”menyingkapkan perkara konfidensialnya kepada hamba-hambanya, para nabi”. Selain itu, mencoba-coba ilmu gaib bisa membuat seseorang berada di bawah pengaruh dan kendali pemimpin hantu-hantu, yaitu Setan, si pendusta yang memiliki berbagai strategi untuk menipu orang. Ia dan antek-anteknya memang selalu kejam, siap mencelakai, bahkan membunuh orang. (Ayub 1:7-19; 2:7; Markus 5:5) Maka, dapat dimengerti jika Mikha mengutuk tenung dan sihir sewaktu ia mendesak kita untuk berjalan dengan Allah yang benar.

      Gambar di hlm. 109

      Hamba Allah harus menjauhi praktek ilmu gaib

      23. Siapa satu-satunya yang dapat mengabulkan permohonan kita yang pantas?

      23 Kerohanian yang sejati hanya ada pada Yehuwa dan ibadat-Nya yang murni. (Yohanes 4:24) ’Memohonlah kepada Yehuwa,’ tulis nabi Zakharia. (Zakharia 10:1) Sekalipun Saudara mengalami serangan atau godaan dari roh-roh fasik, ingatlah bahwa ”setiap orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan selamat”. (Yoel 2:32) Jaminan ini penting seraya kita tetap mengingat hari besar-Nya.

      24. Pelajaran apa saja yang Saudara peroleh dari Mikha 6:8?

      24 Jelaslah, kata-kata di Mikha 6:8 memberi kita banyak bahan renungan. Untuk membangun moralitas yang kuat, kita membutuhkan motivasi yang benar dan sifat-sifat yang saleh. Hosea memperkuat tekad kita yang hidup pada ”akhir masa itu”. Ia mengatakan bahwa pada zaman kita, umat yang takut akan Allah akan mencari kebaikan Yehuwa. (Hosea 3:5) Amos menegaskan imbauan Allah agar kita berbuat hal yang sama, ”Carilah apa yang baik, . . . agar kamu sekalian tetap hidup.” Kita juga didesak, ”Kasihilah apa yang baik.” (Amos 5:14, 15) Jika kita mencari apa yang baik dengan melakukan apa yang Yehuwa minta, kita akan disegarkan.

      a Seorang penerjemah Alkitab bernama Joseph Rotherham mengatakan tentang bangsa Kanaan, yang tingkah lakunya ditiru oleh orang Israel, ”Ibadat mereka bercirikan pengumbaran nafsu dan kekejaman. Untuk menghormati dewa-dewi, para wanita menyerahkan keperawanan. Tempat-tempat suci mereka seperti rumah pelacuran. Alat-alat kelamin secara terang-terangan digambarkan melalui lambang-lambang yang menjijikkan. Bangsa itu memiliki pelacur suci (!), laki-laki dan perempuan.”

      b Umat Allah juga bersalah karena melakukan percabulan rohani. Mereka menjalin hubungan terlarang dengan bangsa-bangsa kafir dan mencampur penyembahan Baal dengan ibadat sejati.

      APA YANG DAPAT SAUDARA PELAJARI

      • dari permohonan Yehuwa agar Saudara hidup sesuai dengan standar-Nya?​—Zakharia 6:15; Maleakhi 3:16, 18.

      • dengan merenungkan apa dosa itu dan akibat-akibatnya yang menyedihkan?​—Maleakhi 4:1; Roma 6:12-14; 1 Korintus 6:18.

      • dari kemerosotan moral umat Allah pada zaman dahulu?​—Hosea 8:7; 10:12; 14:9.

      MANFAAT APA YANG BISA SAUDARA PEROLEH

      • dengan memiliki cara pandang Yehuwa tentang moralitas seksual?​—Hosea 3:3; 4:11.

      • dengan menerapkan peringatan ke-12 nabi tentang ketamakan dan sifat mementingkan diri?​—Mikha 7:5-7; Filipi 2:4.

      • dengan berjaga-jaga terhadap spiritisme dan praktek ilmu gaib?​—Mikha 5:12; Nahum 3:4; Maleakhi 3:5.

  • Memperlakukan Orang Lain seperti yang Allah Inginkan
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL SEMBILAN

      Memperlakukan Orang Lain seperti yang Allah Inginkan

      1-3. (a) Apa yang mungkin diingat oleh banyak orang Kristen tentang Tirus kuno? (b) Bagaimana hubungan antara Raja Hiram dan Israel? Berikan beberapa contoh. (c) Apa hikmah yang dapat kita pelajari dari Tirus?

      APA yang terlintas dalam benak Saudara ketika mendengar nama Tirus kuno? Banyak orang Kristen teringat akan nubuat yang tergenap ketika Aleksander Agung mengumpulkan puing-puing kota Tirus daratan lalu membangun jalan lintasan ke kota-pulaunya yang lebih baru dan membinasakannya. (Yehezkiel 26:4, 12; Zakharia 9:3, 4) Namun, apakah Saudara akan menghubungkan nama Tirus dengan caranya memperlakukan saudara rohani atau orang lain, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan?

      2 Mengapa Tirus dibinasakan? ”Karena tiga pemberontakan Tirus, . . . karena mereka menyerahkan seluruh kumpulan orang buangan kepada Edom, dan karena mereka tidak ingat perjanjian persaudaraan. Aku akan mengirimkan api ke atas tembok Tirus.” (Amos 1:9, 10) Sebelumnya, Raja Hiram dari Tirus menunjukkan persahabatan dengan Daud dan memasok bahan bangunan untuk bait Salomo. Salomo mengadakan perjanjian dengan Hiram dan memberinya kota-kota di Galilea. Hiram menyebut Salomo ”saudaraku”. (1 Raja 5:1-18; 9:10-13, 26-28; 2 Samuel 5:11) Sewaktu Tirus ”tidak ingat perjanjian persaudaraan” dan menjual sebagian umat Allah sebagai budak, Yehuwa memperhatikan perbuatan Tirus.

      3 Hikmah apa yang dapat kita pelajari dari fakta bahwa Allah menghakimi orang Kanaan di Tirus karena memperlakukan umat-Nya dengan kejam? Salah satu hikmah pentingnya berkaitan dengan cara kita memperlakukan saudara rohani kita. Di pasal-pasal terdahulu dalam buku ini, kita mempelajari beberapa nasihat dari ke-12 nabi tentang caranya berurusan dengan orang lain, misalnya kita harus adil dalam urusan bisnis dan bertingkah laku murni. Namun, ke-12 buku mereka memuat lebih banyak petunjuk tentang cara memperlakukan orang lain sesuai dengan keinginan Allah.

      JANGAN BERGEMBIRA ATAS KESULITAN ORANG LAIN

      4. Dalam arti apa orang Edom adalah ’saudara’ Israel, tetapi bagaimana mereka memperlakukan ’saudara’ mereka?

      4 Saudara dapat belajar sesuatu dari kecaman Allah atas Edom, negeri tetangga Israel, ”Tidak sepatutnya engkau menonton apa yang terlihat pada hari saudaramu, pada hari kemalangannya; dan tidak sepatutnya engkau bersukacita atas putra-putra Yehuda pada hari kebinasaan mereka.” (Obaja 12) Orang Tirus bisa dikatakan ’saudara’ dalam urusan dagang, tetapi orang Edom adalah ’saudara’ Israel dalam arti yang sesungguhnya, karena mereka adalah keturunan Esau, saudara kembar Yakub. Yehuwa pun menyebut orang Edom sebagai ’saudara’ Israel. (Ulangan 2:1-4) Maka, sungguh keterlaluan bahwa orang Edom bersukacita sewaktu orang Yahudi tertimpa malapetaka di tangan orang Babilonia.​—Yehezkiel 25:12-14.

      5. Situasi apa mungkin bisa membuat kita bersikap seperti orang Edom?

      5 Jelaslah, Allah tidak berkenan dengan caranya orang Edom memperlakukan orang Yahudi, saudara mereka. Tetapi, kita bisa bertanya, ’Bagaimana penilaian Allah atas cara saya memperlakukan saudara-saudara saya?’ Satu bidang yang patut diperhatikan adalah caranya kita memandang dan memperlakukan seorang saudara jika kita sedang ada masalah dengannya. Misalnya, seorang Kristen mungkin menyakiti Saudara atau mempunyai masalah dengan salah seorang kerabat Saudara. Jika Saudara mempunyai ”alasan untuk mengeluh”, apakah Saudara akan memendam kekesalan, terus mengingat persoalannya atau tidak berupaya menyelesaikannya? (Kolose 3:13; Yosua 22:9-30; Matius 5:23, 24) Hal itu bisa mempengaruhi sikap Saudara terhadap dia; Saudara mungkin bersikap dingin, menghindari dia, atau mengatakan hal-hal yang negatif tentang dia. Kemudian, katakanlah saudara itu belakangan berbuat salah, sampai-sampai perlu dinasihati atau dikoreksi oleh para penatua sidang. (Galatia 6:1) Apakah Saudara akan seperti orang Edom dan bergembira atas kesulitan saudara itu? Sikap seperti apa yang Allah inginkan?

      6. Menurut Zakharia 7:10, apa yang tidak boleh kita lakukan, tetapi menurut Mikha 7:18, apa yang hendaknya kita lakukan?

      6 Yehuwa menyuruh Zakharia menyampaikan keinginan-Nya agar kita ”jangan merancang yang buruk dalam hati [kita] seorang terhadap yang lain”. (Zakharia 7:9, 10; 8:17) Nasihat ini cocok apabila kita merasa bahwa seorang saudara telah menyakiti hati kita atau berbuat salah kepada seorang anggota keluarga kita. Dalam situasi demikian, mudah bagi kita untuk ’merancang yang buruk dalam hati kita’ lalu mewujudkannya dalam perbuatan. Sebaliknya, Allah ingin agar kita meniru teladan-Nya. Ingatlah, Mikha menulis bahwa Yehuwa ”mengampuni kesalahan dan mengabaikan pelanggaran”.a (Mikha 7:18) Bagaimana kita bisa menerapkan hal itu?

      7. Mengapa kita sebaiknya memilih untuk melupakan saja suatu kesalahan?

      7 Kita mungkin sakit hati atas apa yang telah dilakukan seseorang kepada kita atau kerabat kita, tetapi sebenarnya, seberapa seriuskah hal itu? Alkitab menguraikan langkah-langkah untuk menyelesaikan perselisihan, dan bahkan dosa terhadap seorang saudara. Meskipun demikian, cara yang terbaik sering kali adalah mengabaikan saja kesalahan atau pelanggaran itu. Tanyai diri sendiri, ’Mungkinkah ini satu dari ke-77 kali saya harus mengampuni dia? Mengapa tidak melupakannya saja?’ (Matius 18:15-17, 21, 22) Sekalipun kesalahan itu tampak sangat besar sekarang, apakah akan sama besarnya seribu tahun lagi? Tariklah pelajaran mendasar dari komentar di Pengkhotbah 5:20 tentang seorang pekerja yang menikmati makanan dan minuman, ”Ia tidak akan sering mengingat hari-hari kehidupannya, karena Allah yang benar membuatnya sibuk dengan sukacita hatinya.” Karena perhatiannya terpusat pada kesenangan yang sedang ia nikmati, ia tidak akan begitu memikirkan problem sehari-harinya. Dapatkah kita meniru sikap itu? Jika kita memusatkan perhatian pada sukacita persaudaraan Kristen kita, kita bisa melupakan masalah-masalah yang tidak selamanya penting, yang tidak akan kita ingat lagi di dunia baru. Dengan demikian, kita tidak bergembira atas kesulitan orang lain atau mengingat-ingat kesalahan.

      Gambar di hlm. 113

      Jika ada yang menyakiti Saudara, apa yang hendaknya tidak Saudara lakukan?

      KATAKAN YANG BENAR KEPADA ORANG LAIN

      8. Kesulitan apa yang kita hadapi sehubungan dengan mengatakan kebenaran?

      8 Ke-12 buku nubuat juga menandaskan bahwa Allah sangat ingin agar kita berlaku benar dalam semua urusan kita. Tentu saja, kita telah berupaya keras untuk mengatakan ”kebenaran kabar baik” kepada orang lain. (Kolose 1:5; 2 Korintus 4:2; 1 Timotius 2:4, 7) Namun, yang mungkin lebih sulit adalah berpaut pada kebenaran dalam percakapan sehari-hari dengan keluarga dan saudara-saudara rohani, dengan beraneka ragam topik dan pada berbagai situasi. Mengapa demikian?

      9. Kapan kita mungkin tergoda untuk mengatakan sesuatu yang tidak sepenuhnya benar, tetapi apa yang seharusnya kita tanyakan kepada diri sendiri?

      9 Siapa dari antara kita yang belum pernah mengatakan atau melakukan sesuatu yang tidak baik lalu ditegur? Kita kemungkinan besar merasa malu atau mungkin merasa bersalah. Perasaan semacam itu bisa membuat seseorang menyangkal perbuatan salahnya atau mengemukakan semacam ”penjelasan” yang menyimpangkan kebenaran dengan tujuan mencari dalih atau membuat kesalahan itu tampak benar. Atau, dalam situasi yang tidak mengenakkan, kita mungkin tergoda untuk hanya menyebutkan perincian tertentu, dan menyusunnya sedemikian rupa untuk mengaburkan fakta. Jadi, secara teknis apa yang kita katakan mungkin benar, tetapi memberikan kesan yang sama sekali berbeda. Walaupun itu bukan dusta yang terang-terangan, sebagaimana yang umum di dunia dewasa ini, apakah kita sungguh-sungguh ’mengatakan kebenaran kepada sesama’, atau saudara kita? (Efesus 4:15, 25; 1 Timotius 4:1, 2) Menurut Saudara, bagaimana perasaan Allah ketika melihat seorang Kristen menyusun kata-katanya sedemikian rupa padahal dalam hatinya ia tahu hal itu membuat saudara-saudara lain menarik kesimpulan yang salah, mempercayai sesuatu yang tidak benar dan tidak akurat?

      10. Bagaimana para nabi menggambarkan suatu kebiasaan umum di Israel dan Yehuda zaman dahulu?

      10 Para nabi menyadari bahwa bahkan pria dan wanita yang berbakti kepada Yehuwa tidak selalu melakukan apa yang Ia inginkan dari mereka. Hosea menceritakan perasaan Allah terhadap beberapa orang pada zamannya, ”Dijarahlah mereka, karena mereka telah durhaka terhadapku! Kemudian aku sendiri menebus mereka, tetapi mereka telah mengatakan dusta bahkan terhadap aku.” Selain mengatakan dusta yang terang-terangan dan tak dapat disangkal mengenai Yehuwa, beberapa orang tergoda untuk ’mengucapkan kutukan dan mempraktekkan tipu daya’, barangkali memutarbalikkan fakta untuk menyesatkan orang lain. (Hosea 4:1, 2; 7:1-3, 13; 10:4; 12:1) Hosea menuliskan kata-kata itu di Samaria, kerajaan utara. Apakah di Yehuda situasinya lebih baik? Mikha memberi tahu kita, ”Orang-orang kayanya menjadi penuh kekerasan, dan penduduknya berbicara dusta, dan lidah dalam mulut mereka penuh muslihat.” (Mikha 6:12) Kita hendaknya memperhatikan bagaimana nabi-nabi itu mengutuk ’praktek tipu daya’ dan orang-orang yang ’lidahnya penuh muslihat’. Maka, orang-orang Kristen pun, yang tentu tidak akan sengaja mengatakan dusta, dapat bertanya, ’Apakah saya kadang-kadang menggunakan tipu daya atau lidah saya penuh muslihat? Apa yang Allah inginkan dari saya dalam hal ini?’

      11. Sebagaimana dinyatakan oleh para nabi, apa yang Allah kehendaki sehubungan dengan tutur kata kita?

      11 Nah, Allah juga menggunakan para nabi untuk membuat jelas hal-hal baik yang Ia inginkan dari kita. Zakharia 8:16 mengatakan, ”Inilah hal-hal yang hendaknya kamu lakukan: Berbicaralah kebenaran seorang kepada yang lain. Laksanakanlah penghakimanmu di gerbang-gerbangmu dengan kebenaran dan keadilan yang penuh damai.” Pada zaman Zakharia, gerbang adalah lokasi umum tempat para tua-tua menangani kasus hukum. (Rut 4:1; Nehemia 8:1) Namun, Zakharia tidak mengatakan bahwa di sana saja orang harus berbicara jujur. Kita harus jujur dalam situasi resmi, tetapi kita juga didesak, ”Berbicaralah kebenaran seorang kepada yang lain.” Itu termasuk dalam lingkup keluarga kita ketika berbicara kepada teman hidup atau kerabat dekat kita. Ayat itu juga berlaku untuk percakapan sehari-hari dengan saudara-saudari rohani kita, entah secara langsung, di telepon, atau dengan berbagai cara lain. Mereka pasti berharap bahwa apa yang kita katakan itu benar. Orang tua Kristen hendaknya menandaskan kepada anak-anak pentingnya menghindari kepalsuan. Dengan demikian, anak-anak dapat menyadari bahwa Allah ingin agar mereka menghindari lidah yang penuh muslihat dan benar-benar berkata jujur.—Zefanya 3:13.

      12. Pelajaran berharga apa saja yang dapat kita peroleh dari buku-buku nubuat?

      12 Anak muda dan orang dewasa yang berpaut pada jalan kebenaran setuju dengan desakan Zakharia, ”Kasihilah kebenaran dan perdamaian.” (Zakharia 8:19) Dan, perhatikan uraian Maleakhi tentang apa yang menurut Yehuwa telah dicontohkan oleh Putra-Nya, ”Hukum kebenaran ada dalam mulutnya, dan ketidakadilbenaran tidak ditemukan pada bibirnya. Dengan damai dan dengan kelurusan hati ia berjalan bersamaku.” (Maleakhi 2:6) Apakah Yehuwa menginginkan kita berbuat kurang dari itu? Ingat, kita memiliki Firman-Nya secara lengkap, termasuk tulisan ke-12 nabi beserta semua pelajarannya.

      HINDARI KEKERASAN

      13. Mikha 6:12 menyingkapkan adanya problem lain apa?

      13 Menurut Mikha 6:12, salah satu perlakuan buruk umat Allah zaman dahulu terhadap orang lain ialah ’mereka berbicara dusta, dan lidah dalam mulut mereka penuh muslihat’. Tetapi, ayat itu menunjukkan cacat serius lainnya, yaitu bahwa ”orang-orang kayanya menjadi penuh kekerasan”. Dengan cara bagaimana, dan apa yang dapat kita pelajari dari hal itu?

      14, 15. Bagaimana reputasi bangsa-bangsa tetangga umat Allah dalam hal kekerasan?

      14 Perhatikanlah reputasi beberapa bangsa tetangga umat Allah. Di sebelah timur laut terdapat Asiria, dengan ibu kotanya Niniwe. Tentang kota itu, Nahum menulis, ”Celaka bagi kota penumpahan darah. Seluruh kota itu penuh dengan tipu daya dan perampokan. Mangsa tidak pergi!” (Nahum 3:1) Orang Asiria terkenal karena perangnya yang agresif dan kekejamannya terhadap tawanan perang—ada yang dibakar atau dikuliti hidup-hidup, dan yang lain dibutakan atau hidung, telinga, atau jari-jemarinya dipotong. Buku berjudul Gods, Graves, and Scholars mengatakan, ”Yang orang ingat mengenai Niniwe tak lain adalah pembunuhan, penjarahan, penindasan, dan pemerkosaan hak orang yang tak berdaya; dengan perang dan berbagai kekerasan fisik.” Dan, ini diteguhkan oleh saksi mata (dan mungkin pelaku) kekerasan itu. Raja Niniwe, setelah mendengar berita dari Yunus, berbicara tentang rakyatnya, ”Hendaklah mereka menyelubungi diri dengan kain goni, manusia dan binatang peliharaan; dan hendaklah mereka berseru kepada Allah dengan kuat dan kembali, masing-masing dari jalannya yang jahat dan dari kekerasan yang ada di tangan mereka.”—Yunus 3:6-8.b

      Gambar di hlm. 119

      15 Kekerasan yang brutal tidak hanya terjadi di Asiria. Edom, di sebelah tenggara Yehuda, juga menerima hukuman. Mengapa? ”Sehubungan dengan Edom, ia akan menjadi padang belantara yang telantar, karena tindakan kekerasan mereka terhadap putra-putra Yehuda, karena di negerinya mereka telah menumpahkan darah orang yang tidak bersalah.” (Yoel 3:19) Apakah orang Edom mengindahkan peringatan itu dan menghentikan kebengisan mereka? Kira-kira dua abad kemudian, Obaja menulis, ”Pria-priamu yang perkasa akan menjadi sangat takut, oh, Teman [kota di Edom], . . . Karena tindakan kekerasan terhadap saudaramu, Yakub, . . . engkau pasti akan dimusnahkan sampai waktu yang tidak tertentu.” (Obaja 9, 10) Tetapi, bagaimana dengan umat Allah?

      16. Amos dan Habakuk memberi tahu kita tentang problem apa pada zaman mereka?

      16 Amos memberitahukan situasi di Samaria, ibu kota kerajaan utara, ”’Lihatlah banyaknya kekacauan di tengah-tengahnya dan kasus-kasus kecurangan di dalamnya. Mereka tidak tahu bagaimana melakukan apa yang benar,’ demikian ucapan Yehuwa, ’yaitu mereka yang menimbun kekerasan dan penjarahan.’” (Amos 3:9, 10) Saudara mungkin berpikir bahwa di Yehuda, tempat bait Yehuwa berada, situasinya pasti berbeda. Tetapi, Habakuk yang tinggal di Yehuda bertanya kepada Allah, ”Berapa lama aku harus berseru meminta bantuan kepadamu untuk menghadapi kekerasan, namun engkau tidak menyelamatkan? Apa sebabnya engkau memperlihatkan kepadaku apa yang mencelakakan, dan engkau terus memandang kesusahan semata? Dan mengapa penjarahan dan kekerasan ada di depanku?”—Habakuk 1:2, 3; 2:12.

      17. Apa yang mungkin menyebabkan kekerasan cenderung berkembang di kalangan umat Allah?

      17 Mungkinkah kekerasan menjadi umum di kalangan umat Allah karena mereka membiarkan diri dipengaruhi oleh sikap orang Asiria, Edom, atau bangsa-bangsa lain terhadap kekerasan? Salomo telah memperingatkan rakyatnya tentang kemungkinan itu, ”Jangan dengki terhadap orang yang menyukai kekerasan, dan jangan memilih satu pun dari jalan-jalannya.” (Amsal 3:31; 24:1) Belakangan, Yeremia memberikan peringatan spesifik, ”Inilah firman Yehuwa, ’Jangan belajar jalan bangsa-bangsa.’”—Yeremia 10:2; Ulangan 18:9.

      Gambar di hlm. 121

      Banyak film kartun dan ”video game” memperdayakan kaum muda sehingga berpikir bahwa kekerasan itu tidak salah

      18, 19. (a) Seandainya Habakuk hidup sekarang ini, bagaimana perasaannya tentang acara-acara kekerasan zaman modern? (b) Bagaimana perasaan Saudara tentang kekerasan pada zaman kita?

      18 Seandainya Habakuk hidup pada zaman kita sekarang, tidakkah ia akan terperangah melihat kekerasan pada zaman kita? Banyak orang sudah akrab dengan kekerasan sejak muda. Film kartun yang digandrungi anak-anak lelaki dan perempuan menonjolkan kekerasan—tokohnya berupaya menghantam, meledakkan, atau membunuh musuh dengan cara-cara lain. Dalam waktu singkat, banyak anak berhasil ”tamat” dari video game yang mereka menangkan dengan menembak, meledakkan, atau menghancurkan lawan. ”Itu kan cuma permainan,” bantah beberapa orang. Tetapi, game berisi kekerasan yang dimainkan di komputer pribadi atau di tempat penyewaan membuat para pemainnya larut dalam kekerasan, sehingga membentuk sikap dan reaksi mereka. Betapa benarnya nasihat terilham ini, ”Orang yang menyukai kekerasan akan membujuk kawannya, dan pasti menyebabkan dia pergi ke jalan yang tidak baik”!—Amsal 16:29.

      19 Habakuk terpaksa terus memandang kesusahan semata dan ”kekerasan ada di depan[nya]”, tetapi hal itu memedihkan hatinya. Kini, Saudara bisa bertanya, ’Apakah Habakuk akan merasa nyaman duduk bersama saya menyaksikan acara televisi yang biasa saya tonton? Dan, ’Apakah ia akan menyisihkan waktu untuk menonton acara ”olahraga” yang sengaja dirancang penuh kekerasan, sehingga para pemainnya harus mengenakan pelindung seperti gladiator zaman dahulu?’ Pada olah raga tertentu, yang dianggap seru oleh banyak orang justru adalah perkelahian antarpemain di lapangan atau antarpenggemar fanatik. Di beberapa kebudayaan, banyak yang menonton film dan video yang menonjolkan kekerasan perang atau ilmu bela diri. Ada yang berdalih bahwa itu adalah film sejarah atau tayangan tentang budaya bangsa tersebut di masa lalu, tetapi apakah berarti kekerasan di film itu bisa ditoleransi?—Amsal 4:17.

      20. Maleakhi menyatakan pandangan Yehuwa tentang kekerasan macam apa?

      20 Maleakhi mengemukakan suatu aspek yang berkaitan dengan kekerasan sewaktu menunjukkan pandangan Yehuwa tentang pengkhianatan beberapa orang Yahudi terhadap istri mereka. ”’Ia membenci perceraian,’ kata Yehuwa, Allah Israel; ’dan orang yang telah menutupi pakaiannya dengan tindakan kekerasan.’” (Maleakhi 2:16) Ada perbedaan pendapat tentang kata Ibrani yang diterjemahkan ”menutupi pakaiannya dengan tindakan kekerasan”. Menurut beberapa pakar, kata itu mengartikan orang yang bajunya terkena darah ketika menyerang orang lain. Apa pun maksudnya, Maleakhi jelas mengutuk penganiayaan dalam perkawinan. Ya, Maleakhi mengemukakan masalah kekerasan dalam rumah tangga dan memperlihatkan bahwa Allah tidak memperkenannya.

      21. Dalam situasi apa saja orang Kristen harus menghindari kekerasan?

      21 Kekerasan secara fisik atau verbal di dalam rumah tangga Kristen, walaupun tidak diketahui banyak orang, sama salahnya dengan kekerasan di muka umum; Allah memperhatikan keduanya. (Pengkhotbah 5:8) Meskipun yang Maleakhi maksud adalah kekerasan terhadap istri, tidak ada satu ayat pun yang menyatakan bahwa kekerasan bisa lebih ditoleransi jika ditujukan kepada anak-anak atau orang tua yang telah lanjut usia. Istri pun tidak terkecuali, ia tidak boleh melakukan kekerasan kepada suami, anak-anak, atau orang tuanya. Memang, ketegangan bisa timbul dalam keluarga yang terdiri dari orang-orang yang tidak sempurna, dan hal itu menimbulkan kekesalan bahkan kemarahan. Namun, Alkitab menasihati kita, ”Jadilah murka, namun jangan berbuat dosa; jangan sampai matahari terbenam sewaktu kamu masih dalam keadaan terpancing untuk marah.”—Efesus 4:26; 6:4; Mazmur 4:4; Kolose 3:19.

      22. Bagaimana kita tahu bahwa tidaklah mustahil untuk menghindari kekerasan, sekalipun lingkungan kita penuh kekerasan?

      22 Ada yang mungkin berupaya membenarkan kekasaran mereka, dengan mengatakan, ’Saya begini karena dibesarkan dalam keluarga yang keras,’ atau ’Orang dari daerah asal atau kebudayaan saya memang lebih berapi-api, lebih meledak-ledak.’ Akan tetapi, sewaktu Mikha mengecam ’orang-orang kaya yang menjadi penuh kekerasan’, ia tidak menyiratkan bahwa mereka tidak bisa berubah karena sejak kecil mereka hidup di tengah-tengah kekerasan. (Mikha 6:12) Nuh hidup ketika bumi ”penuh dengan kekerasan”, dan anak-anaknya dibesarkan dalam lingkungan seperti itu. Apakah mereka ikut-ikutan? Tidak! ”Nuh mendapat perkenan di mata Yehuwa”, dan putra-putranya mengikuti dia dan selamat dari Air Bah.—Kejadian 6:8, 11-13; Mazmur 11:5.

      23, 24. (a) Apa yang membantu kita agar tidak dikenal sebagai orang yang kasar? (b) Bagaimana perasaan Yehuwa terhadap orang-orang yang memperlakukan orang lain seperti yang Ia inginkan?

      23 Di seluruh dunia, Saksi-Saksi Yehuwa dikenal, tidak sebagai orang-orang yang kasar, tetapi suka damai. Mereka menghormati dan mematuhi hukum Kaisar yang melarangkan tindak kekerasan. (Roma 13:1-4) Mereka telah berupaya untuk ”menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak”, dan mereka mengejar kedamaian. (Yesaya 2:4) Mereka berusaha mengenakan ”kepribadian baru”, yang membantu mereka menghindari kekerasan. (Efesus 4:22-26) Dan, mereka memperhatikan teladan para penatua Kristen, yang tidak boleh ”suka memukul” dengan kata-kata atau tindakan.—1 Timotius 3:3; Titus 1:7.

      24 Ya, kita bisa—dan harus—memperlakukan orang lain seperti yang Allah inginkan. Hosea mengatakan, ”Siapa yang berhikmat, agar dia mengerti hal-hal ini? Bijaksana, agar dia mengetahui semuanya itu? Karena jalan-jalan Yehuwa lurus, dan orang-orang yang adil-benarlah yang akan berjalan di situ.”​—Hosea 14:9.

      a Ungkapan ”mengabaikan pelanggaran” merupakan terjemahan dari metafora Ibrani ”melewati pelanggaran”. Menurut seorang pakar, metafora ini ”berasal dari sikap seseorang yang terus berjalan dan mengabaikan sebuah objek yang tidak ingin ia perhatikan. Intinya [bukannya Allah tidak melihat dosa] tetapi bahwa pada kasus-kasus tertentu, Ia tidak memberikan perhatian khusus pada dosa itu dengan maksud menghukum; bahwa Ia tidak menghukum, tetapi mengampuni”.

      b Sekitar 35 kilometer di sebelah tenggara Niniwe terdapat kota Kala (Nimrud), yang dibangun kembali oleh Asyurnasirpal. British Museum memajang panel tembok dari Kala, yang dikomentari sebagai berikut, ”Asyurnasirpal secara terperinci menggambarkan segala kebengisan dan kebrutalan yang menjadi ciri kampanye militernya. Para tawanan digantung atau dipakukan pada tiang di tembok kota-kota yang mereka kepung . . . ; para pemuda dan anak gadis dikuliti hidup-hidup.”​—Archaeology of the Bible.

      APA YANG YEHUWA INGINKAN?

      • Bagaimana kita bisa meniru teladan Yehuwa ketika berurusan dengan seorang saudara yang telah menyakiti hati kita?​—Hosea 14:2; Mikha 7:18; Maleakhi 2:10, 11.

      • Dengan membandingkan Hosea 4:1 dan Zakharia 8:16, apa yang Yehuwa harapkan dari kita ketika berurusan dengan orang lain?

      • Mengenai cara kita berurusan dengan orang lain, aspek apa yang ingin Saudara perbaiki?

      BERBEDA DENGAN DUNIA

      • Bukti apa yang Saudara amati yang menunjukkan bahwa banyak orang di dunia ’meminum kekerasan’?​—Amsal 4:17; Zefanya 1:9; Maleakhi 2:17.

      • Bagaimana Saudara bisa menerapkan Mikha 4:3 di sidang dan dalam keluarga?

      • Bagaimana pasal ini membantu Saudara melihat bahwa kita dapat menarik pelajaran dari bagian-bagian Alkitab yang tidak begitu sering dibahas?

  • Peranan Saudara dalam Membina Keluarga yang Menyenangkan Allah
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL SEPULUH

      Peranan Saudara dalam Membina Keluarga yang Menyenangkan Allah

      1. Mengapa Saksi-Saksi Yehuwa umumnya menikmati kehidupan keluarga yang bahagia?

      SAKSI-SAKSI YEHUWA dikenal memiliki keluarga yang bahagia. Bryan Wilson, seorang dosen Universitas Oxford, menulis, ”Saksi-Saksi mempunyai banyak nasihat praktis untuk berbagai bidang . . . hubungan perkawinan, masalah moral, cara membesarkan anak, dan hal-hal praktis lainnya. [Mereka] bisa memberikan bantuan berharga melalui nasihat ampuh yang didasarkan atas Kitab Suci, dan yang disatukan menjadi seperangkat falsafah hidup.” Tidak diragukan, Saudara secara pribadi sudah belajar banyak dari Firman Allah tentang caranya menikmati kehidupan keluarga yang menyenangkan.

      2. (a) Apa yang Saudara amati mengenai keluarga-keluarga di dunia dewasa ini? (b) Di buku-buku Alkitab mana kita akan mencari petunjuk tentang kehidupan keluarga?

      2 Seraya hari Yehuwa mendekat, Setan khususnya menyerang keluarga-keluarga. Karena itu, banyak orang tidak percaya lagi kepada anggota keluarga mereka sendiri. Halnya sama pada zaman Mikha. Ia menulis, ”Janganlah menaruh iman kepada seorang teman. . . . Jagalah lubang mulutmu terhadap wanita yang berbaring pada dadamu. Sebab anak lelaki memandang rendah bapaknya; anak perempuan bangkit melawan ibunya; menantu perempuan melawan ibu mertuanya; musuh orang adalah orang-orang dari rumah tangganya.” (Mikha 7:5, 6) Meskipun hidup dalam dunia yang kehidupan keluarganya kian memburuk, Saudara telah berjuang keras agar tidak terkena pengaruh negatif tersebut. Dengan demikian, kehidupan keluarga Saudara akan lebih menyenangkan bagi Saudara, dan juga bagi Allah. Kemungkinan besar, Saudara telah menerapkan ayat-ayat seperti Ulangan 6:5-9; Efesus 5:22–6:4; dan Kolose 3:18-21. Namun, pernahkah Saudara menganggap buku-buku dari ke-12 nabi sebagai sumber nasihat untuk kebahagiaan keluarga? Dalam pasal ini, kita akan membahas beberapa contohnya. Tetapi, jangan perhatikan contoh-contoh itu saja. Dari contoh-contoh tersebut, cobalah pahami teknik dasar yang dapat Saudara gunakan untuk menimba pelajaran lain dari ke-12 buku tersebut. Di akhir pasal ini tercantum beberapa ayat yang bisa Saudara gunakan sebagai latihan untuk menimba pelajaran dari ke-12 buku itu.

      ”IA MEMBENCI PERCERAIAN”

      3, 4. (a) Bagaimana banyak orang dewasa ini mencoba menyelesaikan problem perkawinan mereka? (b) Pada zaman Maleakhi, terdapat sikap yang menyedihkan apa terhadap perkawinan?

      3 Logisnya, hal pertama yang ingin kita perhatikan adalah ikatan suami istri. Baru belakangan ini saja kebanyakan orang menganggap perceraian sebagai cara mudah untuk menyelesaikan problem perkawinan. Dahulu, mengurus perceraian tidaklah mudah; di Inggris pada abad ke-19, orang yang mau bercerai harus menunggu keputusan dari Parlemen. Karena itu, keutuhan keluarga cenderung terlindungi. Tetapi sekarang, keadaannya sangat berbeda. Encyclopædia Britannica menyatakan, ”Tingkat perceraian meningkat pesat di banyak negeri sejak Perang Dunia II . . . Sikap terhadap perceraian telah berubah secara mencolok . . . kebanyakan orang semakin mentoleransi praktek itu.” Perceraian kian umum bahkan di negeri-negeri seperti Korea, yang sampai satu dekade lalu masih tidak menyetujui perceraian. Di banyak negeri dewasa ini, orang merasa bahwa perceraian adalah alternatif yang layak dipertimbangkan oleh suami istri yang perkawinannya bermasalah.

      4 Pada zaman Maleakhi, yaitu abad kelima SM, perceraian merajalela di kalangan orang Yahudi. Maleakhi memberi tahu mereka, ”Yehuwa telah menjadi saksi antara kamu dan istri masa mudamu, yang telah kamu khianati.” Karena pengkhianatan para suami, mezbah Yehuwa bersimbah air mata para istri yang dikhianati, ”dengan tangis dan keluh kesah”. Dan, para imam yang bejat membiarkan kekejaman demikian!—Maleakhi 2:13, 14.

      5. (a) Bagaimana Yehuwa memandang perceraian? (b) Mengapa mengkhianati teman hidup adalah hal yang sangat serius?

      5 Bagaimana Yehuwa memandang sikap yang memprihatinkan terhadap perkawinan pada zaman Maleakhi? Maleakhi menulis, ”’Ia membenci perceraian,’ kata Yehuwa, Allah Israel.” Maleakhi juga menegaskan bahwa Yehuwa ”belum berubah”. (Maleakhi 2:16; 3:6) Apakah Saudara memahami intinya? Sejak dahulu Allah tidak menyetujui perceraian. (Kejadian 2:18, 24) Demikian pula pada zaman Maleakhi, dan terus hingga zaman kita. Beberapa orang mungkin memutuskan untuk menyudahi perkawinan mereka hanya karena tidak puas dengan teman hidup mereka. Namun, Yehuwa bisa menyelidiki hati mereka yang licik. (Yeremia 17:9, 10) Ia tahu jika ada tipu daya atau siasat jahat di balik sebuah perceraian, meskipun seseorang mungkin berdalih untuk membenarkannya. Ya, ”segala sesuatu telanjang dan terbuka di mata dia yang kepadanya kita memberikan pertanggungjawaban”.—Ibrani 4:13.

      6. (a) Dengan memiliki pandangan Yehuwa tentang perceraian, bagaimana Saudara dibantu? (b) Apa inti nasihat Yesus tentang perceraian?

      6 Perkawinan Saudara mungkin tidak sedang di ambang perceraian, namun ada baiknya untuk tetap mengingat pandangan Yehuwa. Tidak seorang pun sempurna, jadi kesulitan dan perselisihan bisa saja timbul. Tetapi, apakah Saudara akan mempertimbangkan perceraian sebagai salah satu pilihan, suatu jalan keluar yang mudah? Di tengah sengitnya perbantahan, apakah kata cerai keluar dari mulut Saudara? Banyak yang mempertimbangkan perceraian, tetapi mengingat pandangan Allah di atas, orang hendaknya berupaya lebih keras untuk menyukseskan perkawinan mereka. Memang, Yesus Kristus menyebutkan satu dasar yang sah untuk perceraian—percabulan, yakni segala jenis hubungan seks di luar perkawinan. Meskipun demikian, apa inti nasihat Yesus? Ia memberi tahu para pendengarnya, ”Apa yang telah Allah letakkan di bawah satu kuk hendaknya tidak dipisahkan manusia.” Ya, Yesus menjunjung standar Yehuwa yang tidak berubah, yang sudah Maleakhi sebutkan sekitar 450 tahun sebelumnya.—Matius 19:3-9.

      Gambar di hlm. 127

      Apakah Saudara mempertimbangkan perceraian sebagai salah satu jalan keluar jika terjadi masalah rumah tangga?

      7. Sesuai dengan desakan di buku Maleakhi, bagaimana Saudara dapat mempertahankan ikatan perkawinan yang kuat?

      7 Jadi, bagaimana caranya suami istri Kristen mempertahankan ikatan yang kuat? Maleakhi memberikan resepnya, ”Jagalah dirimu sehubungan dengan rohmu, dan jangan berkhianat.” (Maleakhi 2:16) Artinya, kita harus mewaspadai kecenderungan kuat yang ada dalam diri kita. Jika kita ’menjaga roh kita’, kita akan menghindari godaan untuk memberikan perhatian yang tidak pantas kepada siapa pun yang bukan pasangan kita. (Matius 5:28) Misalnya, bagaimana jika diam-diam kita senang menerima perhatian atau sanjungan dari lawan jenis yang bukan teman hidup kita? Itu berarti kita sedang mengendurkan kewaspadaan dalam menjaga roh kita. Jadi, pelajaran penting dari ke-12 nabi yang akan membantu kita memiliki ikatan perkawinan yang kuat adalah memperhatikan ’roh kita’.

      Gambar di hlm. 128

      Dari kisah Hosea yang membawa pulang Gomer, apa yang kita pelajari tentang Yehuwa?

      8, 9. Mengapa kisah Hosea dan Gomer dicatat dalam Alkitab?

      8 Tidak diragukan, Saudara ingin sekali menjaga keutuhan rumah tangga Saudara. Namun, Saudara tidak kebal terhadap problem-problem rumah tangga. Bagaimana cara terbaik untuk mengatasi problem yang timbul, khususnya jika Saudara merasa bahwa teman hidup Saudaralah yang bersalah? Ingat apa yang disebutkan di awal buku ini, di Pasal 2 dan 4, tentang Hosea. Istrinya, Gomer, menjadi ”istri percabulan” lalu ”mengejar para kekasihnya yang bernafsu”. Belakangan, ia ditinggalkan, jatuh miskin, dan menjadi budak. Hosea membeli kembali Gomer agar dapat membawanya pulang, dan ia didesak untuk mencintainya. Mengapa? Untuk memberikan gambaran yang hidup tentang apa yang terjadi antara Yehuwa dan Israel. Yehuwa adalah ’pemilik serta suami’, dan umat-Nya dipersatukan dengan-Nya bagaikan seorang istri.—Hosea 1:2-9; 2:5-7; 3:1-5; Yeremia 3:14; Yesaya 62:4, 5.

      9 Sejak awal, bangsa Israel menyakiti perasaan Yehuwa dengan mengikuti allah-allah lain. (Keluaran 32:7-10; Hakim 8:33; 10:6; Mazmur 78:40, 41; Yesaya 63:10) Kerajaan sepuluh suku di utara khususnya tercela karena menyembah anak lembu. (1 Raja 12:28-30) Selain itu, bangsa Israel tidak mengandalkan Pemilik serta Suami mereka, Yehuwa, tetapi berpaling kepada kekasih-kekasih politiknya. Sekali peristiwa, bagaikan seekor zebra yang sedang berahi, mereka pergi mengejar Asiria. (Hosea 8:9) Bagaimana perasaan Saudara jika teman hidup Saudara berbuat seperti itu?

      10, 11. Bagaimana Saudara dapat meniru Yehuwa jika ada masalah perkawinan dan tampaknya teman hidup Saudaralah yang bersalah?

      10 Sampai zaman Hosea, bangsa Israel telah menjalin hubungan perjanjian dengan Yehuwa selama lebih dari 700 tahun. Meskipun demikian, Allah bersedia mengampuni mereka, asalkan mereka kembali kepada-Nya. Hosea diperkirakan mulai bernubuat sebelum tahun 803 SM, jadi kesabaran Yehuwa diperpanjang 60 tahun lagi untuk Israel dan hampir 200 tahun lagi untuk Yehuda! Dengan menggunakan situasi keluarga Hosea sebagai gambaran, Yehuwa masih mengimbau umat perjanjian-Nya untuk bertobat. Ia memiliki alasan-alasan yang sah untuk mengakhiri perkawinan-Nya dengan Israel, namun Ia terus mengutus nabi-nabi untuk membantu istri kiasan-Nya agar kembali, sekalipun dengan pengorbanan besar di pihak-Nya.—Hosea 14:1, 2; Amos 2:11.

      11 Seandainya Saudara menghadapi masalah perkawinan dan tampaknya teman hidup Saudaralah yang bersalah, apakah Saudara akan bereaksi seperti Yehuwa? Maukah Saudara memprakarsai upaya untuk memulihkan kondisi perkawinan Saudara? (Kolose 3:12, 13) Untuk itu dibutuhkan kerendahan hati. Sungguh bagus teladan Yehuwa dalam berurusan dengan bangsa Israel! (Mazmur 18:35; 113:5-8) Allah ’berbicara untuk mencapai hati orang Israel’, bahkan memohon kepada mereka. Sebagai manusia yang tidak sempurna, tidakkah kita memiliki alasan yang lebih besar untuk berbicara demi mencapai hati teman hidup kita, berupaya mengatasi problem dan mengabaikan kesalahan? Menarik sekali, upaya Yehuwa membuahkan hasil. Suatu sisa dari bangsa itu membuka hati mereka ketika berada dalam pembuangan di padang belantara Babilon, lalu belakangan mereka pulang ke negeri asal mereka dan memanggil Yehuwa ”Suamiku”.—Hosea 2:14-16.a

      Gambar di hlm. 130

      Tirulah Yehuwa dengan memprakarsai komunikasi untuk menyelesaikan masalah apa pun

      12. Apa manfaatnya bagi perkawinan Saudara jika Saudara merenungkan cara Yehuwa menangani istri kiasan-Nya?

      12 Sekiranya timbul problem yang serius, upaya tulus Saudara untuk memulihkan hubungan dengan teman hidup mungkin akan membuahkan hasil yang baik. Allah bersedia mengampuni bahkan dosa serius istri kiasan-Nya yang melakukan percabulan rohani. Kebanyakan problem perkawinan yang dialami orang-orang Kristen sejati tidaklah separah itu. Banyak problem dimulai dengan kata-kata yang kasar atau menyakitkan. Karena itu, jika Saudara sakit hati akibat kata-kata tajam teman hidup Saudara, pikirkan apa yang telah dialami Hosea, dan Yehuwa sendiri. (Amsal 12:18) Tidakkah hal itu membantu Saudara untuk mengampuni?

      13. Pelajaran apa yang dapat kita tarik dari fakta bahwa Yehuwa meminta agar umat-Nya yang suka melawan itu bertobat?

      13 Ada lagi aspek lain dari kisah sejarah itu. Apakah Allah bersedia memulihkan hubungan dengan umat-Nya selagi mereka terus melakukan percabulan? Allah memberi tahu Hosea tentang bangsa yang suka berzina itu, ”Dia harus menyingkirkan percabulannya dari hadapan dirinya dan perzinaannya dari antara buah dadanya.” (Hosea 2:2) Bangsa itu harus bertobat dan ’menghasilkan buah yang sesuai dengan pertobatan’. (Matius 3:8) Dalam soal ini, daripada memusatkan perhatian pada kelemahan teman hidup, berfokuslah pada kelemahan Saudara sendiri. Jika Saudara berbuat salah kepada teman hidup, tidakkah sebaiknya Saudara berupaya memulihkan hubungan dengan meminta maaf setulus-tulusnya dan mengubah langkah Saudara? Bisa jadi, Saudara akan dimaafkan.

      ”TALI KASIH”​—DASAR UNTUK MEMBERIKAN DISIPLIN

      14, 15. (a) Berdasarkan Maleakhi 4:1, mengapa Saudara hendaknya menganggap serius tanggung jawab untuk mengajar anak-anak Saudara? (b) Bagaimana Saudara bisa membantu anak-anak mengenal Yehuwa?

      14 Mengenai kehidupan keluarga, masih ada lagi yang bisa kita pelajari dari cara Yehuwa berurusan dengan bangsa Israel sebagaimana diceritakan oleh ke-12 nabi. Buku mereka memuat petunjuk tentang caranya membantu anak-anak. Tidak diragukan, membesarkan anak pada zaman sekarang tidak mudah. Orang tua harus menganggap serius tanggung jawab mereka. Kita membaca, ”’Hari yang akan datang itu pasti akan melalap [orang-orang],’ kata Yehuwa yang berbala tentara, ’sehingga tidak akan tertinggal padanya akar maupun dahan.’” (Maleakhi 4:1) Pada hari perhitungan tersebut, anak-anak kecil (dahan) akan diperlakukan dengan adil berdasarkan penilaian Yehuwa terhadap orang tua (akar) mereka, yang bertanggung jawab atas anak-anak yang masih di bawah umur. (Yesaya 37:31) Cara hidup orang tua bisa menentukan masa depan anak-anak mereka, entah cerah entah suram. (Hosea 13:16) Jika Saudara (akar) tidak mempertahankan kedudukan yang baik di hadapan Yehuwa, bagaimana jadinya anak-anak Saudara (dahan) pada hari kemurkaan-Nya? (Zefanya 1:14-18; Efesus 6:4; Filipi 2:12) Di pihak lain, upaya setia Saudara untuk diperkenan Allah bisa bermanfaat bagi anak-anak.—1 Korintus 7:14.

      15 Setelah mengutip nubuat Yoel mengenai perlunya berseru kepada nama Yehuwa, rasul Paulus menulis, ”Bagaimana mereka akan berseru kepada dia yang kepadanya mereka tidak beriman? Selanjutnya, bagaimana mereka akan beriman kepada dia yang tentangnya mereka tidak pernah mendengar?” (Roma 10:14-17; Yoel 2:32) Paulus sedang membahas tentang dinas pengabaran kita, tetapi prinsipnya bisa diterapkan untuk mengajar anak-anak. Bagaimana mereka bisa beriman kepada Yehuwa jika tidak pernah mendengar tentang Dia? Apakah Saudara meluangkan cukup waktu hari demi hari untuk mengajar anak-anak betapa baiknya Yehuwa itu, membantu mereka mengembangkan kasih yang dalam akan Dia dan bimbingan-Nya? Kemungkinan besar, anak-anak akan membuat kemajuan bagus secara rohani jika mereka terus-menerus mendengar tentang Yehuwa dalam lingkungan keluarga.​—Ulangan 6:7-9.

      16. Selaras dengan Mikha 6:3-5, bagaimana Saudara bisa meniru Yehuwa ketika mendisiplin anak-anak?

      16 Sewaktu anak-anak masih kecil, mungkin cukup mudah untuk membawa mereka ke perhimpunan. Tetapi, seraya mereka semakin besar, mereka mulai memiliki kemauan sendiri. Bagaimana cara mengatasinya jika anak-anak terkadang memperlihatkan kecenderungan untuk memberontak? Saudara bisa belajar dari ke-12 nabi, dengan memperhatikan cara Yehuwa menangani Israel dan Yehuda. (Zakharia 7:11, 12) Sebagai contoh, bacalah Mikha 6:3-5 dan perhatikan perasaan di balik kata-katanya. Bangsa Israel telah berbuat salah, namun Allah masih menyapa mereka sebagai ”umatku”. Ia memohon, ”Oh, umatku, ingatlah.” Ketimbang mendakwa mereka dengan kasar, Ia berupaya mencapai hati mereka. Bisakah Saudara meniru Yehuwa bahkan ketika mendisiplin anak-anak? Tidak soal seberapa besar kesalahan mereka, perlakukan mereka sebagai bagian yang tak terpisahkan dari keluarga, jangan mengata-ngatai mereka dengan istilah-istilah yang merendahkan. Daripada mengecam, mintalah dengan lembut. Ajukan pertanyaan untuk menimba isi hati mereka. Berupayalah mencapai hati mereka agar mereka mau terbuka.—Amsal 20:5.

      17, 18. (a) Apa seharusnya motif Saudara mendisiplin anak-anak? (b) Bagaimana caranya mempertahankan ”tali kasih” dengan anak-anak Saudara?

      17 Mengapa Saudara mendisiplin anak-anak? Ada orang tua yang melakukannya karena mereka tidak mau nama baik keluarga tercoreng. Yehuwa memperlihatkan apa motif-Nya sewaktu mendisiplin, dengan menyatakan, ”Aku mengajar Efraim berjalan, mengangkat mereka pada lenganku . . . Dengan tali manusia aku terus menarik mereka, dengan tali kasih.” (Hosea 11:3, 4) Di sini Hosea mengumpamakan hubungan antara Yehuwa dan Israel dengan hubungan antara ayah dan putranya. Dapatkah Saudara membayangkan ayah atau ibu yang pengasih yang melilitkan kain ke badan anaknya untuk membantunya belajar berjalan? Kain itu akan menyangga si anak jika ia tersandung, dan membimbingnya jika ia menyimpang.—Yeremia 31:1-3.

      Gambar di hlm. 133

      Sebagai orang tua, apakah Saudara meniru Yehuwa dalam memperlihatkan kasih kepada anak-anak Saudara?

      18 Maukah Saudara meniru kasih Allah terhadap bangsa Israel? Berkali-kali mereka memberontak meninggalkan-Nya, tetapi Ia tidak cepat-cepat melepaskan tali kasih itu. Anak-anak muda mungkin kadang-kadang cenderung menyimpang dan tersandung karena hal-hal kecil, tetapi cobalah pertahankan ikatan kasih Saudara dengan mereka. Ingatlah bahwa Yehuwa tidak dibutakan oleh sifat pilih kasih sehingga mengabaikan kesalahan umat-Nya. Ia menanganinya dengan tegas, mendisiplin mereka dengan pengasih, dan meluangkan waktu untuk memberikan bantuan yang diperlukan. Jika Saudara memperhatikan bahwa putra atau putri Saudara kelihatannya mulai menjauh dari jalan kebenaran, jangan mengabaikannya. Cobalah bimbing dia kembali, seolah-olah dengan tali pembimbing, berikanlah bantuan yang pengasih selama masa penuh gejolak itu. Sediakan waktu bagi anak-anak yang bermasalah. Hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi—sediakan waktu bagi mereka!

      19. Mengapa jangan putus harapan sehubungan dengan anak-anak Saudara?

      19 Hosea menubuatkan adanya sisa bangsa Israel yang akan menyambut disiplin, ”Putra-putra Israel akan kembali dan pasti mencari Yehuwa, Allah mereka, serta Daud, raja mereka; dan mereka pasti akan datang dengan gemetar kepada Yehuwa dan kepada kebaikannya pada akhir masa itu.” (Hosea 3:5) Ya, disiplin Allah berhasil membantu suatu sisa dari umat-Nya. Optimislah bahwa disiplin juga akan membantu anak-anak Saudara. Coba cari sifat-sifat baik mereka. Ramahlah ketika berbicara kepada mereka, tetapi berpautlah dengan teguh pada prinsip-prinsip Alkitab. Sekalipun seorang anak yang suka melawan tidak menyambut disiplin itu sekarang, siapa tahu kelak ia akan sadar?

      WASPADAILAH PERGAULAN BURUK!

      20. Pertanyaan apa sehubungan dengan teman bergaul yang jawabannya bisa diperoleh kaum muda dalam buku-buku dari ke-12 nabi?

      20 Pelajaran apa yang bisa diperoleh kalian kaum muda dari ke-12 nabi? Salah satu ayat yang paling sering dikutip dalam pembahasan antara kalian dan orang tua mungkin adalah 1 Korintus 15:33 tentang pentingnya menghindari pergaulan yang buruk. ’Tetapi apakah berteman dengan orang-orang yang tidak menyembah Yehuwa memang begitu buruk?’ mungkin ada di antara kalian yang bertanya. Nah, kalian dapat menemukan jawabannya dalam ke-12 buku itu.

      21-23. (a) Hikmah apa yang dapat diperoleh kaum muda dari haluan yang orang Edom pilih? (b) Siapa sesungguhnya sahabat sejati kalian?

      21 Meskipun buku-buku dari ke-12 nabi terutama ditujukan kepada umat Allah, buku Obaja ditujukan kepada orang Edom, yang disebut sebagai saudara orang Israel.b (Ulangan 2:4) Tidak seperti kebanyakan buku lain dari ke-12 nabi, Obaja menggunakan kata ganti kamu atau engkau untuk orang Edom. Coba bayangkan orang Edom. Waktu itu sekitar tahun 607 SM, Yerusalem sedang dikepung. Meskipun orang Edom berkerabat dengan orang Israel, yang sama-sama keturunan Yakub, mereka malah bersekutu dengan orang Babilonia! ”Ratakanlah! Ratakanlah!” ejek orang Edom. (Mazmur 137:7; Obaja 10, 12) Mereka berniat mengambil alih wilayah Yehuda. Mereka bahkan makan bersama orang Babilonia, suatu tindakan yang bagi orang Timur mengisyaratkan bahwa kedua pihak sedang mengadakan ikatan perjanjian.

      22 Perhatikan apa yang Obaja nubuatkan tentang orang Edom, ”Orang-orang [Babilonia] yang berada dalam perjanjian denganmu, semuanya telah menipumu. Orang-orang yang berdamai denganmu telah mengalahkan engkau. Mereka yang makan denganmu akan menempatkan jaring di bawahmu seperti terhadap orang yang tidak memiliki daya pengamatan.” (Obaja 7) Apa yang kemudian terjadi atas orang Edom, yang meninggalkan saudara mereka, Yakub, lalu memilih orang Babilonia sebagai teman? Belakangan, di bawah pemerintahan Nabonidus, orang Babilonia membinasakan orang Edom. Pada zaman Maleakhi, gunung-gunung di Edom telah Allah jadikan tempat yang tandus dan telantar dan milik pusaka Edom menjadi tempat tinggal anjing hutan.—Maleakhi 1:3.

      23 Nah, sekarang pikirkan tentang anak-anak yang kamu anggap teman tetapi tidak menyembah Yehuwa. Pernahkah kamu memperhatikan bahwa ’anak-anak yang berada dalam perjanjian’, atau ikatan persahabatan, sering memperdaya dan ’menempatkan jaring di bawah’ anak-anak yang mereka anggap teman? Jika tipuan itu ketahuan, apa yang mereka katakan? Mereka akan menganggap teman-temannya itu naif atau lugu, karena tidak tahu kalau sudah dibohongi. Betapa miripnya hal itu dengan cara orang Babilonia memperlakukan teman mereka, orang Edom! Apakah menurutmu ”teman” semacam itu akan benar-benar peduli kepadamu jika kamu mengalami kesulitan? (Obaja 13-16) Sebaliknya, pikirkan tentang Allah Yehuwa dan umat-Nya dewasa ini. Yehuwa selalu siap membantu kamu. Ia akan menguatkan kamu melewati masa-masa sulit. Umat-Nya juga terbukti menjadi ’teman sejati yang penuh kasih setiap waktu’, seperti teman setia yang ”dilahirkan untuk waktu kesesakan”.—Amsal 17:17.

      Gambar di hlm. 136

      Apakah anak-anak yang mengaku sahabatmu ”menempatkan jaring di bawahmu”?

      HARGAILAH IKATAN YANG TERPENTING

      24, 25. Apa yang harus diutamakan dalam kehidupan kita?

      24 Ya, ikatan keluarga penting dan layak diperkuat. Kita dapat menarik banyak pelajaran tentang hal itu dari ke-12 nabi. Saudara bisa memeriksa buku-buku itu dari awal dan menerapkan metode yang kita gunakan di sini. Dengan demikian, Saudara akan memperoleh lebih banyak pelajaran tentang caranya memperbaiki kehidupan keluarga Saudara. Namun, apakah kehidupan keluarga yang bahagia merupakan hal terpenting bagi para penyembah Allah dewasa ini?

      25 Menarik, sehubungan dengan datangnya hari Yehuwa, Yoel bernubuat, ”Kumpulkan umat itu. Sucikan suatu jemaat. . . . Biarlah pengantin laki-laki keluar dari kamar dalamnya, dan pengantin perempuan dari kamar pengantinnya.” (Yoel 2:15, 16) Semua anggota keluarga harus berkumpul untuk beribadat kepada Yehuwa. Bahkan pengantin baru, yang biasanya tersimpangkan, tidak dikecualikan! Tidak boleh ada yang dianggap lebih penting daripada ibadat kepada Allah. Karena hari Yehuwa sedang mendekat dengan cepat, memiliki kedudukan yang baik di hadapan-Nya harus diutamakan dalam kehidupan kita. Dalam bagian terakhir buku ini, kita akan membahas apa saja yang harus kita lakukan dengan bersukacita sekarang ini.

      a Seandainya suami atau istri Kristen terbukti berzina, teman hidup yang tidak bersalah harus memutuskan apakah ia akan mengampuni atau tidak.—Matius 19:9.

      b Perkecualian lain adalah buku Nahum, yang ditujukan bagi orang Niniwe.

      SEBAGAI TINJAUAN

      • Untuk membina keluarga Saudara, pelajaran apa saja yang dapat Saudara peroleh dari Maleakhi 2:16?

      • Bagaimana Yehuwa menangani masalah ketika istri kiasan-Nya mengkhianati Dia?​—Hosea 3:1-5.

      • Apa yang dapat dilakukan untuk memulihkan hubungan perkawinan setelah terjadinya suatu kesalahan serius?​—Hosea 2:2.

      MANFAAT APA YANG SAUDARA PEROLEH?

      • Manfaat apa yang bisa Saudara peroleh dari ayat-ayat berikut?

        Hosea 11:3, 4;

        Obaja 7;

        Mikha 6:3-5;

        Maleakhi 4:1

      • Sebagaimana telah dicontohkan dalam pasal ini, bagaimana Saudara dapat menggunakan ayat-ayat berikut agar kehidupan keluarga Saudara lebih baik?

        Hosea 14:4;

        Yoel 1:3;

        Maleakhi 2:11, 12

  • Yehuwa Ingin agar Orang-Orang Memperoleh Kehidupan​—Bagaimana dengan Saudara?
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL SEBELAS

      Yehuwa Ingin agar Orang-Orang Memperoleh Kehidupan​—Bagaimana dengan Saudara?

      1, 2. (a) Apa yang bisa kita pelajari dari reaksi Yunus terhadap keputusan Yehuwa mengenai Niniwe? (b) Mengapa kita perlu mempelajari belas kasihan Allah dan pandangan-Nya tentang kehidupan?

      YEHUWA senang. Sang nabi murung. Allah dengan berbelas kasihan telah meluputkan kehidupan ribuan orang. Sedangkan Yunus lebih suka jika mereka binasa! Yehuwa memilih untuk mengampuni dan membiarkan orang-orang yang pernah memusuhi umat-Nya itu tetap hidup.

      Gambar di hlm. 143

      Adakalanya hamba-hamba Allah tidak bisa memahami jangkauan belas kasihan-Nya

      2 Sebagaimana terlihat dari kasus Yunus, adakalanya sulit bagi manusia untuk memahami jangkauan kepanjangsabaran Allah dan untuk mencerminkan keinginan-Nya agar orang-orang memperoleh kehidupan. Bagi Yunus, keputusan Yehuwa untuk membiarkan orang Niniwe hidup ”sangat tidak menyenangkan, dan kemarahannya berkobar”. Mungkinkah karena Yunus lebih memedulikan perasaannya sendiri daripada belas kasihan dan penyelamatan kehidupan? Boleh jadi, ia membayangkan akan kehilangan muka kalau orang Niniwe tidak dibinasakan. (Yunus 4:1, 10, 11) Bagaimana dengan zaman kita, ketika hari penghakiman Yehuwa mendekat dengan cepat? Saudara bisa bertanya, ’Bagaimana saya dapat memperdalam pemahaman dan penghargaan akan pengampunan Allah, dan bagaimana caranya membantu para pelaku kesalahan yang bertobat untuk mendapat lebih banyak manfaat dari kelembutan hati-Nya? Ya, bagaimana saya dapat meniru keinginan Allah agar orang-orang memperoleh kehidupan?’

      KEADILAN DAN BELAS KASIHAN DEMI MENYELAMATKAN KEHIDUPAN

      3. Apakah keadilan dan belas kasihan Allah saling bertentangan? Jelaskan.

      3 Ada yang berpikir bahwa ke-12 buku nubuat ini, halaman demi halaman, berbicara tentang kemurkaan dan hukuman Allah, pelaksanaan keadilan-Nya. Mereka mungkin bertanya, ’Mana belas kasihan Yehuwa? Apakah Ia tidak mau menyelamatkan kehidupan?’ Sebenarnya, keadilan dan belas kasihan Allah tidak saling bertentangan, namun seiring sejalan dan sama-sama berperan dalam menyelamatkan kehidupan. Keadilan dan belas kasihan adalah dua aspek kepribadian-Nya yang diperlihatkan dengan keseimbangan yang sempurna. (Mazmur 103:6; 112:4; 116:5) Dengan menyingkirkan hal-hal buruk yang dilakukan oleh orang fasik, Allah berbelas kasihan kepada orang-orang yang memiliki kecenderungan yang benar. Hal itu membuktikan keadilan-Nya yang sempurna. Di sisi lain, Yehuwa dengan berbelas kasihan mentoleransi keterbatasan akibat ketidaksempurnaan manusiawi. Dengan kata lain: Menghukum jika perlu, berbelas kasihan sebisa mungkin. Dalam berita para nabi, Saudara bisa menemukan banyak pernyataan yang meneguhkan keseimbangan yang sempurna ini, yang menunjukkan bahwa Allah ingin agar orang-orang memperoleh kehidupan. Mari kita periksa hal ini dan sekaligus mencari pelajaran yang dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari dewasa ini.

      4. Apa buktinya bahwa Allah ingin agar orang-orang memperoleh kehidupan?

      4 Nabi Yoel menyampaikan berita hukuman, tetapi ia juga menegaskan bahwa Allah ”murah hati dan berbelaskasihan, lambat marah dan berlimpah dengan kebaikan hati yang penuh kasih”. (Yoel 2:13) Sekitar seratus tahun kemudian, pada abad kedelapan SM, Mikha menandaskan bahwa kita sangat membutuhkan pengampunan Yehuwa. Setelah bertanya, ”Siapakah Allah seperti engkau?” Mikha menggambarkan Yehuwa demikian, ”Ia pasti tidak akan bertahan dalam kemarahannya untuk selama-lamanya, sebab ia senang akan kebaikan hati yang penuh kasih. Ia akan memperlihatkan lagi belas kasihan kepada kita.” (Mikha 7:18, 19) Sebagaimana dapat kita lihat dari catatan Yunus tentang orang Niniwe, Allah bersedia mempertimbangkan kembali hukuman atas orang-orang yang Ia murkai, jika penyesalan mereka disertai bukti-bukti pertobatan.

      5. Menurut Saudara, aspek mana dari belas kasihan Allah dan kepedulian-Nya untuk menyelamatkan kehidupan yang paling menghangatkan hati? (Lihat juga ”Mereka Merelakan Diri”)

      5 Kita tidak hidup pada zaman ke-12 nabi itu. Namun, tidakkah hati kita tersentuh oleh bukti-bukti belas kasihan Yehuwa dan kepedulian-Nya untuk menyelamatkan kehidupan? Perasaan itu dapat mempererat hubungan Saudara dengan Allah dan membuat Saudara lebih peduli untuk membantu orang lain memperoleh kehidupan. Meskipun kebanyakan orang dewasa ini menjalani kehidupan yang jahat, kita diyakinkan bahwa Allah ”tidak ingin seorang pun dibinasakan tetapi ingin agar semuanya bertobat”. (2 Petrus 3:9) Keinginan Yehuwa tersebut terlihat dalam kata-kata yang menghangatkan hati yang Hosea ucapkan setelah ia menerima kembali istrinya yang berzina. Yehuwa ’berbicara untuk mencapai hati’ umat-Nya. Allah tidak berkewajiban mengampuni, tetapi Ia bersedia melakukannya atas ’kehendak bebas-Nya sendiri’. (Hosea 1:2; 2:13, 14; 3:1-5; 14:4) Tahukah Saudara mengapa sikap dan tindakan Allah dalam hal ini begitu penting? Karena kehidupan tersangkut. Saudara bisa melihat lebih banyak bukti belas kasihan Allah dan keinginan-Nya agar orang memperoleh kehidupan apabila Saudara memperhatikan sidang Kristen, yang melakukan suatu pekerjaan yang melibatkan diri Saudara.

      MEREKA MERELAKAN DIRI

      Ke-12 nabi memberikan teladan menonjol dalam hal memedulikan kehidupan orang lain. Dengan loyal mereka menyampaikan berita mereka demi manfaat umat Allah dan orang-orang lain, meskipun mereka harus berkorban, menghadapi bahaya, dan mendapat ancaman. Dalam organisasi Allah di bumi yang terus berkembang, pria-pria yang matang dan rela melayani sebagai penatua dan hamba pelayanan selalu dibutuhkan di sidang-sidang di seluruh dunia. Lebih banyak rohaniwan sepenuh waktu juga sangat dibutuhkan. Dapatkah Saudara meniru teladan para nabi dengan merelakan diri, menggunakan keterampilan serta kemampuan Saudara untuk melakukan pekerjaan Allah di dalam dan di luar sidang? Itulah salah satu cara terbaik untuk meniru Yehuwa agar orang-orang bisa memperoleh kehidupan.

      MEMBANTU ORANG MEMPEROLEH KEHIDUPAN

      6. Bagaimana Allah menunjukkan bahwa Ia ingin orang-orang memperoleh kehidupan?

      6 Mengapa Saudara ikut dalam pelayanan umum? Satu alasan utamanya ialah agar Saudara bisa membantu orang lain mengenal Allah yang benar. Kita perlu tahu hal penting ini mengenai Yehuwa: Ia memberikan peringatan yang jelas sebelum melaksanakan hukuman. Hal ini menunjukkan bahwa Ia berbelas kasihan; Ia tidak ingin orang-orang mati, tetapi memperoleh kehidupan. Ke-12 nabi memberi tahu para pelaku kesalahan bahwa Allah memberi mereka kesempatan untuk memperbaiki haluan hidup dan luput dari kemarahan-Nya yang adil-benar. Kita pun ikut dalam pekerjaan serupa dewasa ini. Sebagai orang Kristen, Saudara memiliki hak istimewa untuk mengumumkan peringatan tentang datangnya hari pembalasan Allah. Seraya melakukannya, jangan sampai Saudara merasa dendam terhadap orang-orang yang tidak menyambut, dan mengatakan dalam hati, ’Biar mereka rasakan akibatnya.’ Ingatlah bahwa tujuan utama pengabaran Saudara adalah membantu orang-orang menempuh jalan menuju kehidupan.​—Yoel 3:9-12; Zefanya 2:3; Matius 7:13, 14.

      7. (a) Mengapa keikutsertaan dalam pekerjaan memberikan kesaksian sangat penting? (b) Jika menghadapi sikap apatis, bagaimana kita terbantu dengan memikirkan sikap Yehuwa?

      7 Setiap kali Saudara menceritakan kebenaran Alkitab dari rumah ke rumah, di sekolah, di tempat kerja, atau di tempat lain, itu berarti Saudara sedang memberikan bantuan kepada seseorang yang sangat membutuhkan belas kasihan serta pengampunan Allah. (Hosea 11:3, 4) Memang, Saudara mungkin menghadapi sikap apatis dan acuh tak acuh. Sekalipun demikian, dengan bertekun, Saudara meniru Allah kita yang berbelas kasihan, yang melalui Zakharia berfirman kepada umat-Nya yang suka melawan, ”Kembalilah kiranya dari jalan-jalanmu yang jahat dan dari tindak tandukmu yang jahat.” (Zakharia 1:4) Siapa tahu masih cukup banyak orang yang akan menyambut ketika Saudara memberitahukan belas kasihan Allah dan menunjukkan jalan menuju kehidupan. Sekali lagi, ingatlah bahwa Saudara mengabar karena Yehuwa ingin agar orang-orang memperoleh kehidupan, begitu pula Saudara.

      8. Mengapa sungguh membesarkan hati untuk mengingat bahwa masih ada orang-orang yang menyambut belas kasihan Allah?

      8 Saudara bisa berbesar hati dengan mengingat fakta ini: Hampir selalu ada orang yang menyambut berita dari Allah. Itu sebabnya, Hosea dapat berbicara tentang orang-orang yang menyadari bahwa ”jalan-jalan Yehuwa lurus”. Sang nabi menambahkan, ”Orang-orang yang adil-benarlah yang akan berjalan di situ.” (Hosea 14:9) Selama berabad-abad, banyak yang telah tergugah oleh undangan Allah, ”Kembalilah kepadaku dengan segenap hatimu.” (Yoel 2:12) Hal itu disampaikan kepada umat yang sudah mengenal Yehuwa, tetapi hal itu juga mencerminkan kepedulian Allah kepada orang-orang yang baru mulai mengenal diri-Nya. Ya, Allah tetap percaya akan kesanggupan manusia untuk menyesali haluan salah mereka di masa lalu, bertobat, lalu berbalik untuk melakukan apa yang benar, sehingga mereka mendapat prospek untuk diselamatkan.​—1 Timotius 4:16.

      9. Dari contoh orang Niniwe, hal apa yang penting sewaktu menyatakan penyesalan?

      9 Ada faktor lain lagi mengapa Yehuwa mengampuni orang-orang Niniwe. Kita membaca bahwa orang-orang itu menganggap serius berita tentang penghakiman ilahi yang sudah dekat, dan mereka ”mulai menaruh iman kepada Allah”. (Yunus 3:5) Iman, bukan sekadar rasa takut dihukum, penting agar tetap hidup. Karena Yehuwa sangat ingin melihat orang-orang bertobat dan bertindak dengan iman, Ia telah memberi kita kesempatan untuk menjadi pemberita guna membantu orang-orang membuat pilihan. Apa hasilnya? Mengenai orang Niniwe, kita membaca, ”Allah yang benar melihat perbuatan mereka, bahwa mereka telah berbalik dari jalan mereka yang jahat; maka Allah yang benar merasa menyesal atas malapetaka yang telah diucapkannya akan ditimpakan kepada mereka, dan ia tidak menimpakannya.” (Yunus 3:10) Yehuwa tidak dapat diperdaya oleh kata-kata atau tindakan yang tidak tulus. Orang Niniwe pasti menyatakan penyesalan tulus melalui perbuatan mereka. Allah bisa melihat bahwa mereka benar-benar berubah; mereka memperlihatkan pertobatan yang tulus disertai iman.

      10. Kapan saja Yehuwa mengadakan penyelamatan?

      10 Kita hendaknya tidak beranggapan bahwa Yehuwa ingin menyelamatkan kehidupan orang Niniwe saja. Ketika Yerusalem dibinasakan pada tahun 607 SM​—setelah masa pelayanan Obaja, Nahum, dan Habakuk—​Yehuwa meluputkan Yeremia yang taat dan beberapa rekannya yang setia. (Yeremia 39:16-18) Dan, para nabi Allah meramalkan bahwa suatu sisa yang bertobat akan kembali dari Babilon dan memulihkan ibadat yang murni. (Mikha 7:8-10; Zefanya 3:10-20) Nubuat-nubuat itu mengalami penggenapan utamanya pada zaman modern. Setelah Perang Dunia I, orang Kristen terurap, yang banyak di antaranya telah mengendur dalam ibadat sejati, dipulihkan sehingga bersemangat dan diperkenan lagi oleh Yehuwa, dengan prospek memperoleh kehidupan. Dewasa ini juga, orang-orang dari ”banyak bangsa” sedang ”bergabung kepada Yehuwa”. (Zakharia 2:11) Mereka memiliki prospek untuk selamat dari akhir sistem ini yang sudah dekat. Oleh karena itu, pelayanan umum bukan sekadar tindakan ketaatan yang Saudara lakukan sebagai kewajiban orang Kristen. Itu juga bukan sesuatu yang dilakukan hanya untuk menggenapi nubuat. (Matius 24:14; 28:19, 20) Fokus pelayanan umum Saudara adalah membantu orang-orang untuk belajar tentang Yehuwa, beriman, dan memperoleh kehidupan.

      KEHIDUPAN BAGI MEREKA YANG KEMBALI KEPADA YEHUWA

      11, 12. Bagaimana belas kasihan Allah berfaedah bagi orang-orang yang pernah beribadat kepada-Nya?

      11 Yehuwa memedulikan orang-orang baru dan ingin agar mereka memperoleh kehidupan. Namun, Ia tidak melupakan orang-orang yang selama ini melayani Dia. Kepada mereka ini pun kita hendaknya menaruh perhatian dan ingin agar mereka terus berada di jalan kehidupan. Dengan cara-cara praktis, bagaimana kita bisa menunjukkan kepedulian kita?

      12 Saudara mungkin mengenal beberapa orang yang telah belajar tentang Yehuwa, memperlihatkan iman kepada-Nya, lalu giat dalam ibadat sejati tetapi sekarang ini tidak lagi melayani Dia. Berita yang Yehuwa sampaikan melalui ke-12 nabi memperlihatkan bahwa Ia bersedia mengulurkan belas kasihan kepada orang-orang yang pernah berada di antara umat-Nya tetapi tidak terus berpaut pada ibadat sejati. Halnya sama dewasa ini, ada yang mungkin telah hanyut, menjauh, atau melakukan kesalahan dan perlu bertobat. (Ibrani 2:1; 3:12) Meskipun mereka mungkin tidak bahagia selama mereka jauh dari Yehuwa, mereka bisa jadi merasa sulit untuk kembali. Allah mengimbau mereka, seperti dalam firman-Nya melalui seorang nabi, ”Inilah firman Yehuwa yang berbala tentara, ’Kembalilah kepadaku,’ demikian ucapan Yehuwa yang berbala tentara, ’dan aku akan kembali kepadamu.’” (Zakharia 1:3) Kata-kata Hosea sungguh menenteramkan hati! Ia berkata, ”Hai, Israel, kembalilah kepada Yehuwa, Allahmu, karena engkau telah tersandung dalam kesalahanmu. Bawalah perkataanmu dan kembalilah kepada Yehuwa. Katakanlah kepadanya, kamu sekalian, ’Kiranya engkau mengampuni kesalahan; dan menerima apa yang baik.’” Ya, bahkan orang yang telah melakukan dosa serius, tetapi kemudian kembali kepada Allah dengan pertobatan sejati, dapat memperoleh pengampunan dan akhirnya dipulihkan sepenuhnya. (Hosea 6:1; 14:1, 2; Mazmur 103:8-10) Itulah yang terjadi pada zaman para nabi, demikian pula pada zaman kita.

      Gambar di hlm. 146

      Bagaimana Saudara dapat membantu orang Kristen yang dulunya bersemangat untuk kembali kepada Yehuwa?

      13. Alasan apa saja yang kita miliki untuk berbelas kasihan kepada orang-orang yang telah Allah ampuni?

      13 Tetapi, apa artinya hal itu bagi orang Kristen yang tetap berada di jalan menuju kehidupan? Bagaimana kita dapat memperlihatkan bahwa kita memiliki cara pandang Yehuwa terhadap orang-orang lain? Yehuwa mengharapkan kita berbelas kasihan, baik kepada orang baru maupun kepada orang yang tidak lagi melayani Dia. Melalui Hosea, Allah menyatakan apa yang Ia inginkan dari kita, ”Aku menyukai kebaikan hati yang penuh kasih, dan bukan korban.” Yesus Kristus menyinggung kata-kata itu dan mengungkapkan gagasannya demikian, ”Maka, pergilah, dan belajarlah apa artinya ini, ’Aku menginginkan belas kasihan, dan bukan korban.’” (Hosea 6:6; Matius 9:13) Mempertunjukkan belas kasihan demikian sangat penting untuk mempertahankan hubungan kita dengan Allah. Perhatikan bagaimana rasul Paulus mengaitkan pengampunan dengan meniru Allah, ”Hendaklah kamu baik hati seorang kepada yang lain, memiliki keibaan hati yang lembut, dengan lapang hati mengampuni satu sama lain sebagaimana Allah juga dengan lapang hati mengampuni kamu melalui Kristus. Karena itu, jadilah peniru Allah, sebagai anak-anak yang dikasihi, dan teruslah berjalan dengan kasih.” (Efesus 4:32–5:2) Sudah sejauh mana Saudara meniru Allah dalam hal ini?

      14, 15. Dalam situasi apa sikap Saudara terhadap pengampunan dari Yehuwa mungkin diuji?

      14 Bagaimana jika ada saudara yang melakukan dosa serius, tidak bertobat, dan harus dikeluarkan dari sidang? Hal semacam itu terjadi pada abad pertama dahulu; orang Kristen yang berdosa dan tidak bertobat harus dipecat. Kalau hal itu bisa terjadi pada zaman para rasul Yesus, tidaklah mengherankan jika hal itu adakalanya terjadi juga dewasa ini. Dalam kasus demikian, orang-orang yang loyal dalam sidang mengikuti petunjuk Alkitab untuk tidak bergaul dengan orang yang telah dikeluarkan. Keloyalan mereka kepada Yehuwa bisa membantu si pelaku untuk melihat betapa seriusnya haluan salah yang ia tempuh, dan ia dapat tergerak untuk bertobat. Dalam Alkitab, kita membaca tentang seorang pria di Korintus yang dipecat namun belakangan bertobat serta mengubah haluannya, dan ia diterima kembali. (1 Korintus 5:11-13; 2 Korintus 2:5-8) Apabila hal itu terjadi dewasa ini, bagaimana perasaan Saudara, dan bagaimana caranya memperlihatkan bahwa Saudara ingin agar orang lain memperoleh kehidupan?

      15 Seorang pelaku kesalahan yang bertobat mungkin merasa malu dan putus asa, perlu diyakinkan kembali bahwa Allah maupun saudara-saudaranya mengasihi dia dan ingin agar dia memperoleh kehidupan. Lihat betapa lembutnya Allah meyakinkan kembali umat-Nya yang mau bertobat pada zaman dahulu, ”Aku akan menjadikan engkau istriku dalam kesetiaan; dan engkau pasti akan mengenal Yehuwa.” (Hosea 2:20) Karena demikianlah perasaan Allah, kita perlu menunjukkan bahwa kita merasakan hal yang sama seperti Pribadi yang Zakharia gambarkan sebagai Allah yang ”memperlihatkan belas kasihan”.—Zakharia 10:6.

      16. Bagaimana hendaknya reaksi kita sewaktu ada seseorang yang diterima kembali?

      16 Allah ingin agar orang-orang memperoleh kehidupan, maka Allah senang apabila seorang pedosa bertobat atau apabila seorang yang tidak aktif melayani kembali dengan penuh semangat.a (Lukas 5:32) Dalam kasus pria Korintus yang diterima kembali tadi, Paulus mendesak sidang untuk mengampuni dan membesarkan hatinya, sehingga ia tahu bahwa mereka mengasihi dia, ”Hardikan ini, yang diberikan oleh sebagian besar dari kamu sudah cukup bagi orang tersebut, sehingga . . . kamu harus dengan baik hati mengampuni dan menghibur dia, agar dengan satu atau lain cara orang tersebut tidak tertelan oleh karena kesedihannya terlalu besar. Karena itu aku menasihati agar kamu meneguhkan kasihmu kepadanya.” (2 Korintus 2:6-8) Ingatlah bahwa Hosea mengutip kata-kata Yehuwa mengenai orang-orang yang pernah berdosa, ”Aku akan menyembuhkan ketidaksetiaan mereka. Aku akan mengasihi mereka atas kehendak bebasku sendiri.” (Hosea 14:4) Apakah kita akan meniru Yehuwa, senang membantu mereka agar sembuh dan akhirnya memperoleh kehidupan abadi?

      17, 18. Bagaimana kita dapat dengan pengasih membantu orang-orang yang telah kembali kepada Yehuwa atau anggota keluarga orang yang dipecat?

      17 Yehuwa dengan jelas memperlihatkan bahwa Ia menjaga martabat orang yang kembali, menyambut mereka sebagai orang yang layak menerima kasih-Nya yang seutuhnya. Ini mirip dengan Hosea yang bersedia menerima kembali istrinya yang sempat tidak setia. Yehuwa menceritakan caranya Ia memperlakukan hamba-hamba-Nya, ”Bagi mereka aku seperti orang-orang yang mengangkat kuk yang ada di rahang mereka, dan dengan lembut aku membawa makanan kepada setiap orang.” (Hosea 11:4) Alangkah menghangatkan hatinya kasih sayang Yehuwa ketika Ia dengan lembut mengundang orang-orang yang kembali tersebut! Kita bisa meniru Dia dengan tidak bersikap kaku atau dingin terhadap orang yang memperlihatkan kesedihan dengan cara ilahi dan pertobatan yang tulus. Begitu ia diterima kembali ke dalam sidang, kita hendaknya menghibur dia melalui perkataan kita bilamana ia membutuhkannya dan tidak menunjukkan kekesalan atau memendam kejengkelan karena kesalahannya di masa lalu.​—1 Tesalonika 5:14.

      18 Dapatkah Saudara mencari cara-cara lain untuk meniru Yehuwa sehubungan dengan pemecatan dari sidang? Jika seseorang harus dikeluarkan, dapatkah kita membantu para anggota keluarganya yang loyal, mungkin teman hidup dan anak-anaknya yang setia? Bisa jadi mereka berjuang untuk terus hadir di perhimpunan dan ikut dalam dinas. Maukah kita memberi mereka dukungan khusus yang mungkin mereka butuhkan? Cara lain untuk memperlihatkan belas kasihan yang lembut adalah menggunakan ”kata-kata yang baik, kata-kata yang menghibur”, memulai percakapan yang membina dengan mereka yang setia itu. (Zakharia 1:13) Ada banyak kesempatan untuk itu sebelum dan sesudah perhimpunan, ketika bekerja sama dalam dinas, atau pada waktu-waktu lain. Mereka adalah rekan sekerja, anggota sidang kita yang terkasih yang tidak boleh merasa dijauhi atau terasing. Ada juga kasus orang tua yang dipecat, dan hanya anak-anaknya yang berupaya melayani Yehuwa. Kita sungguh ingin mereka memperoleh kehidupan. Bagaimana cara memperlihatkannya?

      ”ANAK LELAKI YATIM MENDAPAT BELAS KASIHAN”

      19. Bantuan rohani apa yang Zefanya berikan kepada seseorang yang bisa disamakan dengan ”anak lelaki yatim”?

      19 Pelayanan Zefanya menjadi pola dalam hal memberikan bantuan. Ia melayani pada pertengahan abad ketujuh SM, dan bisa jadi berasal dari keluarga kerajaan Yehuda, mungkin sepupu jauh Raja Yosia. Ayah sang raja telah dibunuh, sehingga Yosia yang berusia delapan tahun terpaksa naik takhta. Ia menghadapi tugas yang menantang: Bangsa itu tengah berkubang dalam penyembahan berhala dan praktek-praktek yang menjijikkan. (Zefanya 3:1-7) Yosia yang masih muda dan yatim itu membutuhkan bimbingan yang terampil dan saran yang baik untuk memerintah bangsa yang suka melawan tersebut. Yehuwa memberikan bimbingan yang bagus melalui Yeremia dan Zefanya, sebagaimana disebutkan dalam Pasal 3 dan 5 buku ini. Sungguh menarik, ketika Yehuwa melalui nabi-Nya mengecam ”para pembesar” Yehuda, Ia tidak mencela sang raja. (Zefanya 1:8; 3:3) Hal ini bisa jadi menunjukkan bahwa Raja Yosia muda sudah terlihat cenderung kepada ibadat yang murni. Teguran dari sang nabi tentunya turut membulatkan tekad Yosia untuk menyingkirkan ibadat yang najis dari Yehuda.

      20. Bagaimana bimbingan rohani bisa membantu anak-anak ”yatim” di sidang?

      20 Kepedulian Zefanya terhadap Yosia menggambarkan kepedulian Yehuwa terhadap kaum muda yang rentan dan butuh bantuan, seperti anak-anak yang orang tuanya dipecat. Hosea menyatakan, ”Oleh [Allah]-lah anak lelaki yatim mendapat belas kasihan.” (Hosea 14:3) Apakah Saudara tahu adanya anak-anak lelaki dan perempuan ”yatim” lain yang membutuhkan bimbingan dalam hal rohani dan hal sehari-hari? Mereka mungkin adalah anak-anak yatim rohani, anak-anak dari orang tua tunggal, atau kaum muda yang melayani Yehuwa tanpa dukungan keluarga. Sering kali, ada tidaknya seorang pembimbing rohani akan mempengaruhi sejauh mana anak-anak itu akan tetap dekat dengan sidang dan bertumbuh ke kematangan rohani. Banyak ”anak lelaki yatim” telah tumbuh menjadi orang dewasa yang rohani dan seimbang setelah diperhatikan dengan penuh kasih oleh orang-orang Kristen yang matang di sidang.—Mazmur 82:3.

      Gambar di hlm. 151

      Dapatkah Saudara menjadi pembimbing rohani yang pengasih bagi anak-anak muda ”yatim”?

      21. Bantuan apa yang dapat diberikan orang-orang Kristen yang matang kepada anak-anak muda?

      21 Seorang ibu tunggal, misalnya, bisa terbantu apabila orang-orang Kristen yang matang memberikan perhatian kepada anak-anaknya. (Yakobus 1:27) Tanpa melangkahi kekepalaan sang ibu dan dengan mempertimbangkan tata krama, para pengawas dan saudara-saudari lain bisa memberikan dukungan rohani kepada anggota-anggota keluarga yang kurang beruntung. Mungkin Saudara dan keluarga bisa meluangkan waktu bersama seorang anak lelaki atau anak perempuan yatim. Dapatkah Saudara menunjukkan timbang rasa terhadap anak-anak muda yang mungkin dirundung kesepian? Mereka mungkin membutuhkan empati dan percakapan dari hati ke hati. Selama bekerja bersama mereka dalam pelayanan umum, Saudara bisa menjadi pendengar yang baik. Saudara tentu sibuk, sehingga memberikan bantuan demikian kepada seorang anak muda secara teratur selama suatu jangka waktu bisa ’menguji kesejatian kasih Saudara’. (2 Korintus 8:8) Upaya Saudara akan mencerminkan bahwa Saudara ingin agar orang lain memperoleh kehidupan.

      22. Bagaimana perasaan Saudara tentang fakta bahwa Yehuwa ingin agar orang-orang memperoleh kehidupan?

      22 Sungguh menguatkan bila kita memikirkan kepedulian Allah terhadap orang-orang, keinginan-Nya agar mereka memperoleh kehidupan abadi! Ia lebih suka memperlihatkan kasih sayang kepada orang-orang adil-benar yang mengasihi Dia dan mengaruniakan kehidupan, daripada harus menunjukkan ketidaksenangan-Nya kepada orang-orang yang memilih untuk mengeraskan hati sehingga tidak layak memperoleh kehidupan abadi. Seraya kita menantikan hari Yehuwa dengan penuh harap, mari kita meniru Dia untuk membantu orang-orang lain menempuh jalan menuju kehidupan.

      a Tiga perumpamaan yang menghangatkan hati memperlihatkan kepedulian Allah yang besar terhadap hamba-hamba-Nya yang menyimpang—perumpamaan tentang domba yang hilang, uang logam yang hilang, dan anak yang hilang.​—Lukas 15:2-32.

      SUDAHKAH SAUDARA MEMAHAMI?

      • Mengapa berguna untuk memeriksa sikap Saudara berkenaan dengan belas kasihan dan keibaan hati?​—Yunus 4:1, 10, 11.

      • Bagaimana belas kasihan dan keadilan Yehuwa seiring sejalan?​—Hosea 2:19; Mikha 7:9.

      • Aspek apa saja dari pengampunan Yehuwa bisa dilihat dalam kasus orang Niniwe?​—Yunus 3:5, 9, 10; 4:2.

      MANFAAT APA YANG BISA SAUDARA PEROLEH?

      • Bagaimana orang-orang yang telah melakukan dosa serius bisa memperoleh manfaat dari belas kasihan Allah?​—Hosea 3:3; 4:2; 14:4.

      • Sebutkan beberapa cara spesifik Saudara dapat memperlihatkan kebaikan hati yang penuh kasih di dalam sidang.​—Hosea 11:4; Zakharia 1:13.

      • Mengapa keibaan hati sangat penting ketika membantu mereka yang membutuhkan bantuan?​—Zefanya 3:16, 17.

  • ”Tetaplah Menantikannya”
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL DUA BELAS

      ”Tetaplah Menantikannya”

      1, 2. (a) Pertanyaan apa saja yang bisa Saudara renungkan? (b) Beberapa dari ke-12 nabi hidup dalam situasi bagaimana, dan sikap apa yang Mikha miliki?

      SUDAH berapa lama Saudara menunggu-nunggu hari Yehuwa menyingkirkan kefasikan dari bumi ini? Berapa lama Saudara rela menunggu? Sementara itu, bagaimana cara hidup Saudara, yakni sikap dan tindakan Saudara? Tentu, jawaban Saudara akan berbeda dengan jawaban para pengunjung gereja yang hidup sesukanya tetapi berharap masuk surga.

      2 Seraya Saudara menantikan hari besar itu, buku-buku yang ditulis oleh ke-12 nabi dapat sangat membantu. Kebanyakan dari mereka hidup pada masa ketika Allah sudah hampir melaksanakan penghakiman. Misalnya, Mikha melayani menjelang penghukuman atas Samaria di tangan orang Asiria pada tahun 740 SM. (Lihat garis waktu di halaman 20 dan 21.) Belakangan dalam arus waktu, tetapi sama pastinya, hari Yehuwa menimpa Yehuda. Karena Mikha tidak tahu kapan tepatnya Allah akan bertindak, apakah ia menyimpulkan bahwa sebaiknya ia duduk berpangku tangan saja sambil berharap bahwa Allah akan segera bertindak? Berikut adalah perkataan Mikha, ”Tetapi aku, aku akan terus mengamati Yehuwa. Aku akan memperlihatkan sikap menanti Allah keselamatanku. Allahku akan mendengar aku.” (Mikha 7:7) Ya, karena yakin akan apa yang bakal terjadi, Mikha bagaikan prajurit yang aktif berjaga di menara.​—2 Samuel 18:24-27; Mikha 1:3, 4.

      Gambar di hlm. 153

      Zefanya

      3. Meskipun tidak tahu kapan pembinasaan Yerusalem, bagaimana sikap Habakuk dan Zefanya?

      3 Berikutnya, carilah Zefanya dan Habakuk pada garis waktu itu. Perhatikan bahwa keduanya melayani pada masa yang lebih dekat dengan pembinasaan Yerusalem pada tahun 607 SM. Tetapi, mereka tidak bisa menentukan apakah pelaksanaan penghakiman Allah sudah sangat dekat atau masih beberapa puluh tahun lagi. (Habakuk 1:2; Zefanya 1:7, 14-18) Zefanya menulis, ”’Karena itu tetaplah nantikan aku,’ demikian ucapan Yehuwa, ’sampai pada hari aku bangkit untuk mengambil hasil rampasan, karena keputusan hukumku adalah . . . untuk mencurahkan ke atas mereka kecamanku, seluruh kemarahanku yang menyala-nyala.’” (Zefanya 3:8) Dan, bagaimana dengan Habakuk, yang hidup tidak lama setelah Zefanya? Habakuk menulis, ”Penglihatan itu masih untuk waktu yang ditetapkan, dan ia terus lari bergegas menuju akhir, dan ia tidak akan berdusta. Bahkan jika ia tertunda, tetaplah menantikannya; sebab ia pasti akan menjadi kenyataan. Ia tidak akan terlambat.”​—Habakuk 2:3.

      4. Dalam situasi apa Zefanya dan Habakuk bernubuat, dan bagaimana sikap mereka?

      4 Kita bisa belajar sesuatu dari konteks pernyataan di Zefanya 3:8 dan Habakuk 2:3. Sewaktu beberapa orang Yahudi mengatakan, ”Yehuwa tidak akan melakukan yang baik, dan ia tidak akan melakukan yang buruk,” Zefanya mengumumkan ”hari kemarahan Yehuwa”. Pada hari itu, baik bangsa-bangsa musuh maupun bangsa Yahudi yang suka melawan akan merasakan ketidaksenangan Allah. (Zefanya 1:4, 12; 2:2, 4, 13; 3:3, 4) Apakah Saudara membayangkan Zefanya takut akan kecaman serta kemarahan Allah? Sebaliknya, ia disuruh untuk tetap ’menanti’. Saudara mungkin bertanya, ’Bagaimana dengan Habakuk?’ Ia pun harus ’tetap menantikannya’. Ya, benar, Zefanya dan Habakuk tidak masa bodoh terhadap apa yang terjadi di masa depan dan tidak menjalani kehidupan seolah-olah segalanya tidak akan berubah. (Habakuk 3:16; 2 Petrus 3:4) Namun, sebagaimana dicatat, kedua nabi tersebut mempunyai persamaan penting, yaitu mereka ’tetap menanti’. Dan, Saudara tahu fakta ini: Apa yang dinantikan oleh kedua nabi itu menjadi kenyataan sejarah pada tahun 607 SM. Jadi, sikap mereka untuk ’tetap menanti’ terbukti bijaksana.

      Gambar di hlm. 154

      ”’Tetaplah nantikan aku,’ demikian ucapan Yehuwa.”​—Zefanya 3:8

      5, 6. Mengingat posisi kita dalam arus waktu pelaksanaan maksud-tujuan Allah, sikap apa yang seharusnya kita miliki?

      5 Saudara pun dapat yakin bahwa ”hari kemarahan Yehuwa” atas sistem ini akan datang; hal itu akan menjadi kenyataan, yang benar-benar terjadi dan dapat dipercaya. Saudara tentu tidak meragukannya. Seperti Zefanya dan Habakuk, Saudara tidak tahu kapan persisnya hari itu akan datang. (Markus 13:32) Tetapi, hari itu pasti datang, dan penggenapan nubuat Alkitab pada zaman ini menjadi petunjuk kuat bahwa hari itu akan datang tidak lama lagi. Jadi, apa yang Yehuwa tandaskan kepada nabi-nabi itu berlaku bagi Saudara​—”Tetaplah menantikannya.” Ingatlah juga kebenaran mutlak ini: Allah kita adalah satu-satunya Allah yang ”bertindak bagi orang yang terus menantikan dia”.​—Yesaya 64:4.

      6 Saudara bisa memperlihatkan sikap menanti yang benar, menunjukkan dengan perbuatan bahwa Saudara yakin ”hari kemarahan Yehuwa” akan datang tepat pada waktunya. Dengan memiliki keyakinan dan bertindak selaras dengan keyakinan itu, Saudara mengikuti apa yang Yesus katakan. Ia mendesak para rasul dan semua orang Kristen terurap, ”Hendaklah pinggangmu berikat dan pelitamu menyala, dan kamu sendiri hendaklah seperti orang-orang yang menantikan majikan mereka . . . Berbahagialah budak-budak itu yang didapati berjaga-jaga ketika majikannya datang! Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu: Ia akan mengikat pinggangnya serta menyuruh mereka duduk berbaring pada meja, lalu datang mendekat dan melayani mereka.” (Lukas 12:35-37) Ya, sikap menanti yang benar menunjukkan keyakinan bahwa hari besar Yehuwa akan datang tepat pada waktu yang telah Ia tetapkan.

      ”MENANTI” DAN ”BERSIAP-SIAP”

      7, 8. (a) Apa hasil kesabaran Allah? (b) Petrus mendesak kita untuk memperlihatkan sikap apa?

      7 Hamba-hamba Allah zaman modern sudah menanti-nanti sebelum Kerajaan Allah didirikan di surga pada tahun 1914, dan terus menanti sampai sekarang. Mereka sama sekali tidak berdiam diri selama penantian mereka, tetapi terus aktif dalam pekerjaan memberikan kesaksian yang Allah tugaskan. (Kisah 1:8) Akan tetapi, renungkanlah hal ini: Seandainya hari besar Yehuwa sudah terjadi pada tahun 1914, bagaimana nasib Saudara? Atau, jika itu terjadi 40 tahun yang lalu, apakah pada saat itu Saudara sudah menjadi orang yang ”bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”? (2 Petrus 3:11) Lalu, bagaimana dengan anggota keluarga Saudara yang Saksi atau sahabat-sahabat akrab Saudara di sidang? Jelaslah, masa penantian ini telah membuka jalan keselamatan bagi Saudara dan banyak orang seperti Saudara, sebagaimana diperlihatkan 2 Petrus 3:9. Fakta bahwa Yehuwa tidak membinasakan seluruh sistem fasik segera sesudah Kerajaan didirikan telah memungkinkan banyak orang bertobat, sama seperti orang Niniwe bisa bertobat dan diluputkan. Kita semua tentu sependapat dengan rasul Petrus yang mengatakan, ”Anggaplah kesabaran Tuan kita sebagai keselamatan.” (2 Petrus 3:15) Dan, pada masa ini, masih ada kesempatan bagi orang-orang untuk bertobat atau menyesuaikan kehidupan serta cara berpikir mereka.

      8 Memang, bagi seorang Kristen, situasi yang terjadi pada zaman Mikha, Zefanya, dan Habakuk mungkin tampak kurang relevan. Ia mungkin mengatakan, ”Ya, itu kan zaman dulu!” Tetapi, apa saja yang dapat kita pelajari? Tadi kita telah melihat nasihat Petrus tentang perlunya orang Kristen ”bertingkah laku kudus dan melakukan hal-hal yang berkaitan dengan pengabdian yang saleh”. Persis setelah kata-kata itu, Petrus menandaskan perlunya hal lain—kita perlu ”menantikan dan terus menaruh kehadiran hari Yehuwa dalam pikiran”. (2 Petrus 3:11, 12) Jadi, kita harus ’terus menaruh hari itu dalam pikiran’, ”menantikannya”.

      9. Mengapa kita perlu ’terus mengamati’?

      9 Tidak soal kita telah melayani Yehuwa selama beberapa tahun atau berpuluh-puluh tahun, apakah kita ’terus mengamati dan memperlihatkan sikap menanti’ seperti halnya Mikha? (Roma 13:11) Patut diakui, sebagai manusia, kita ingin sekali mengetahui kapan akhir itu tiba dan berapa banyak waktu lagi yang tersisa hingga saat itu. Tetapi, kita memang tidak bisa mengetahuinya. Ingatlah kata-kata Yesus, ”Jika tuan rumah telah mengetahui pada giliran jaga mana pencuri akan datang, ia akan tetap sadar dan tidak membiarkan rumahnya dibongkar. Oleh karena itu, kamu juga harus bersiap-siap, karena pada jam yang tidak kamu sangka, Putra manusia akan datang.”—Matius 24:43, 44.

      10. Hal apa yang Saudara pelajari dari kehidupan dan cara pandang rasul Yohanes?

      10 Kata-kata Yesus tersebut mirip dengan apa yang ditulis oleh Mikha, Zefanya, dan Habakuk. Tetapi, Yesus menandaskannya, bukan untuk orang-orang zaman dahulu, melainkan untuk para pengikutnya, untuk kita. Banyak orang Kristen yang berbakti telah benar-benar menerapkan nasihat Yesus; mereka ”bersiap-siap”, tetap menanti. Rasul Yohanes adalah contoh yang bagus. Ia adalah salah satu dari keempat murid di Gunung Zaitun yang bertanya kepada Yesus tentang penutup sistem ini. (Matius 24:3; Markus 13:3, 4) Peristiwa itu terjadi pada tahun 33 M, tetapi Yohanes tidak mempunyai sarana apa pun untuk menentukan berapa lama lagi sistem ini akan berakhir. Nah, bayangkan situasinya kira-kira 60 tahun kemudian. Yohanes sudah lanjut usia, tetapi ia tidak menjadi lelah dan tidak berhenti menanti. Sebaliknya, sewaktu ia mendengar Yesus berkata, ”Ya; aku akan segera datang,” Yohanes menyahut, ”Amin! Datanglah, Tuan Yesus.” Yohanes tidak menyesali cara ia menggunakan tahun-tahun kehidupannya. Ia yakin bahwa ketika Yehuwa melaksanakan penghakiman, Allah juga akan memberikan upah kepada setiap orang sesuai dengan perbuatannya. (Penyingkapan 22:12, 20) Kapan pun penghakiman itu tiba, Yohanes ingin didapati ”bersiap-siap”, sesuai dengan nasihat Tuan Yesus. Apakah Saudara juga?

      ’MENANTI’ ATAU ”KENYANG”?

      11. Apa perbedaan Mikha dan Hosea dengan orang-orang pada zaman mereka?

      11 Pertimbangkan pelajaran lain yang bisa kita timba dari para nabi yang hidup menjelang datangnya pelaksanaan penghakiman Yehuwa, pertama-tama atas Israel kemudian atas Yehuda. Mikha ’terus mengamati dan memperlihatkan sikap menanti’, tetapi banyak orang di sekelilingnya tidak seperti itu. Mereka menjadi ”pembenci apa yang baik dan pencinta keburukan”. Mikha memperingatkan bahwa kalau mereka tidak berubah, mereka mungkin ”berseru kepada Yehuwa meminta bantuan, tetapi ia tidak akan menjawab mereka”. (Mikha 3:2, 4; 7:7) Hosea, yang sezaman dengan Mikha, menggunakan istilah pertanian sewaktu mendesak penduduk kerajaan Israel di utara, ”Taburlah benihmu dalam keadilbenaran; tuailah sesuai dengan kebaikan hati yang penuh kasih. Garaplah tanah yang cocok ditanami, selagi ada waktu untuk mencari Yehuwa.” Sekalipun demikian, kebanyakan tidak mau mendengarkan. Mereka ”membajak kefasikan”, maka ketidakadilbenaran itulah yang mereka tuai. (Hosea 10:12, 13) Mereka menyetujui atau ikut-ikutan dalam praktek-praktek bejat, ’percaya kepada jalan mereka sendiri’ ketimbang jalan Yehuwa. Beberapa orang dewasa ini mungkin bertanya, ’Bagaimana mungkin para penyembah sejati yang tinggal di Tanah Perjanjian berbuat seperti itu?’ Hosea memperlihatkan bahwa problem mereka berpusat pada suatu sikap yang juga harus kita waspadai jika kita ingin terus menantikan hari besar Yehuwa, yaitu sikap merasa mapan dan ”kenyang”, atau berpuas diri.

      12. (a) Perkembangan buruk apa yang Hosea perhatikan di kalangan orang Israel sebelum tahun 740 SM? (b) Dengan cara apa saja orang-orang menjadi ”kenyang”?

      12 Setelah umat Allah memasuki Tanah Perjanjian, negeri yang berlimpah dengan susu dan madu, mereka menikmati kemakmuran. Bagaimana reaksi mereka? Hosea menyampaikan firman Yehuwa, ”Sesuai dengan padang rumput mereka, mereka pun menjadi kenyang. Mereka kenyang dan mereka mulai menjadi tinggi hati. Itulah sebabnya mereka melupakan aku.” (Hosea 13:6) Beberapa abad sebelumnya, Allah sudah memperingatkan umat-Nya tentang bahaya yang satu ini. (Ulangan 8:11-14; 32:15) Meskipun demikian, pada zaman Hosea dan Amos, orang Israel melupakan Yehuwa dan perintah-perintah-Nya—”mereka kenyang”. Amos memberi kita beberapa perincian spesifik. Ia menyebutkan bahwa banyak orang memiliki perabotan mewah di rumah mereka; beberapa keluarga bahkan memiliki lebih dari satu rumah. Mereka menyantap makanan terbaik, meminum anggur pilihan, dan mengolesi kulit mereka dengan ”minyak yang terbaik”, mungkin semacam kosmetik yang wangi. (Amos 3:12, 15; 6:4-6) Kemungkinan besar, Saudara tahu bahwa hal-hal tersebut tidaklah salah, tetapi terlalu mementingkan hal-hal itu jelas salah.

      13. Kelemahan mendasar apa yang terdapat di kalangan orang Israel, baik yang kaya maupun yang miskin?

      13 Memang, tidak semua penduduk kerajaan utara menjadi makmur dan ”kenyang”. Ada juga yang miskin dan harus berjuang untuk mencari makan dan menafkahi keluarga mereka. (Amos 2:6; 4:1; 8:4-6) Halnya sama dewasa ini di banyak bagian dunia. Apakah nasihat Allah di Hosea 13:6 berlaku juga bagi orang-orang miskin di Israel kuno, dan pada zaman sekarang? Ya, tentu saja. Yehuwa menunjukkan bahwa entah seorang penyembah sejati makmur atau tidak, ia perlu waspada agar perhatiannya tidak terlalu berpusat pada hal-hal materi sehingga ia ’melupakan Allah’.—Lukas 12:22-30.

      14. Mengapa kita patut merenungkan seberapa kuat penantian kita?

      14 Kalau kita menengok ke belakang dan melihat betapa banyaknya nubuat Alkitab yang telah tergenap, kita memiliki alasan tambahan untuk waspada, siap, dan menanti. Namun, bagaimana jika kita telah menanti untuk waktu yang cukup lama, mungkin berpuluh-puluh tahun? Dahulu, kita mengerahkan diri dalam pelayanan dan membuat keputusan pribadi yang mencerminkan keyakinan bahwa hari Yehuwa sudah dekat. Tetapi, hari itu belum juga datang. Apakah kita masih tetap menanti? Ajukanlah pertanyaan yang bersifat pribadi ini, ’Apakah saya masih menanti dengan perasaan penuh semangat, atau apakah perasaan itu sudah sangat mendingin?’—Penyingkapan 2:4.

      15. Apa saja yang bisa menunjukkan bahwa penantian kita telah meredup?

      15 Kita bisa mengevaluasi seberapa kuat penantian kita dengan banyak cara, tetapi mari kita melihatnya dari aspek yang terdapat dalam gambaran Amos tentang orang-orang pada zamannya yang ”menjadi kenyang”. Seraya kita memeriksanya, kita bisa menganalisis apakah dalam diri kita ada kecenderungan untuk ”menjadi kenyang”. Selama bertahun-tahun, seorang Kristen bisa jadi telah menunjukkan dengan pikiran dan tindakannya bahwa ia menantikan hari Yehuwa dengan penuh harap. Tetapi, sekarang ia mungkin mulai berupaya keras untuk memiliki rumah atau mobil yang lebih mewah, pakaian dengan mode mutakhir, kosmetik dan perhiasan mahal, atau anggur pilihan serta makanan yang mewah. Memang, tidak ada ayat di Alkitab yang menyiratkan bahwa kita harus hidup seperti petapa, berpantang kesenangan yang wajar. Manusia yang bekerja keras ”hendaknya makan dan tentu saja minum serta menikmati hal-hal baik untuk semua kerja kerasnya”. (Pengkhotbah 3:13) Akan tetapi, bahaya mengancam seorang Kristen jika perhatiannya semakin terfokus pada makanan, minuman, dan penampilan. (1 Petrus 3:3) Yesus menyatakan bahwa beberapa orang Kristen terurap di Asia Kecil telah berubah fokus, yang membuktikan bahwa bahaya ini dapat mengancam orang Kristen. (Penyingkapan 3:14-17) Apakah hal serupa telah terjadi atas diri kita? Apakah kita ”menjadi kenyang”, mungkin sibuk dengan hal-hal materi? Apakah penantian kita telah meredup?—Roma 8:5-8.

      16. Mengapa tidaklah bermanfaat bagi anak-anak jika kita menganjurkan mereka untuk mengejar gaya hidup yang ”kenyang”, atau mapan?

      16 Mendinginnya penantian kita akan hari besar Yehuwa bisa nyata dari nasihat yang kita berikan kepada anak-anak kita atau orang lain. Seorang Kristen bisa jadi bernalar, ’Dulu, saya memilih untuk melewatkan pendidikan tinggi dan peluang karier karena saya merasa akhir itu sudah sangat dekat. Sekarang, saya ingin memastikan bahwa anak-anak saya mendapatkan pendidikan sehingga mereka bisa hidup enak.’ Beberapa orang tua pada zaman Hosea mungkin memiliki pemikiran yang serupa. Jika demikian halnya, apakah nasihat yang berpusat pada gaya hidup yang ”kenyang” benar-benar bermanfaat bagi anak-anak mereka? Dan, jika anak-anak pada masa itu benar-benar mengejar gaya hidup yang ”kenyang”, atau mapan, bagaimana nasib mereka pada tahun 740 SM, ketika Samaria dibinasakan oleh orang Asiria?—Hosea 13:16; Zefanya 1:12, 13.

      Gambar di hlm. 160

      Gaya hidup macam apa yang Saudara anjurkan untuk dikejar oleh anak-anak Saudara?

      HIDUP DENGAN PENANTIAN YANG PASTI

      17. Bagaimana hendaknya kita meniru Mikha?

      17 Seperti para penyembah sejati zaman dahulu, kita bisa yakin bahwa apa yang Allah janjikan akan digenapi sesuai dengan jadwal, pada waktu yang Ia tetapkan. (Yosua 23:14) Nabi Mikha bertindak bijaksana karena memperlihatkan sikap menanti Allah keselamatannya. Karena mengetahui jalannya sejarah, kita dapat melihat pada garis waktu betapa dekatnya masa hidup Mikha dengan penaklukan Samaria. Bagaimana dengan kita dan masa hidup kita? Apabila kita meninjau kembali kehidupan kita, apakah nyata bahwa kita telah membuat pilihan-pilihan yang bijaksana, misalnya mengenai karier sekuler, gaya hidup, dan dinas sepenuh waktu? Memang, kita tidak tahu ”hari dan jamnya”. (Matius 24:36-42) Namun, kita tentu dapat dikatakan bertindak bijaksana jika kita mengembangkan sikap seperti Mikha dan bertindak selaras dengan itu. Dan, kelak pada waktu Mikha dikaruniai kehidupan di firdaus yang dipulihkan di bumi, betapa senangnya dia ketika mengetahui bahwa kita telah menarik manfaat dari berita nubuatnya serta teladan kesetiaannya! Kita akan menjadi bukti hidup bahwa Yehuwa adalah Allah keselamatan!

      18, 19. (a) Malapetaka apa yang Obaja nubuatkan? (b) Bagaimana Obaja mengulurkan harapan kepada Israel?

      18 Keyakinan kita dilandasi dasar yang kuat. Misalnya, pikirkan tentang buku nubuat yang pendek yang ditulis oleh Obaja. Isinya seputar Edom kuno, tentang penghakiman Yehuwa atas orang-orang yang memperlakukan ’saudara’ mereka, Israel, dengan buruk. (Obaja 12) Pembinasaan yang dinubuatkan itu benar-benar terjadi, seperti yang kita bahas di Pasal 10 buku ini. Orang Babilonia di bawah pimpinan Nabonidus menaklukkan Edom pada pertengahan abad keenam SM, dan Edom lenyap sebagai suatu bangsa. Tetapi, ada buah pikiran penting lain dalam berita Obaja, yang ada hubungannya dengan penantian kita akan hari besar Yehuwa.

      19 Saudara tahu bahwa bangsa musuh (Babilonia) yang membinasakan Edom juga telah melaksanakan penghukuman Allah atas umat-Nya yang tidak setia. Pada tahun 607 SM, orang Babilonia menghancurkan Yerusalem dan membawa orang Yahudi ke pembuangan. Negeri mereka menjadi tandus dan telantar. Apakah kisahnya selesai sampai di situ? Tidak. Melalui Obaja, Yehuwa menubuatkan bahwa orang Israel akan memiliki kembali negeri mereka. Saudara dapat membaca janji yang membesarkan hati itu di Obaja 17, ”Di Gunung Zion orang-orang yang meluputkan diri akan berada, dan itu pasti akan menjadi kudus; dan keturunan Yakub akan mengambil hal-hal yang akan menjadi milik mereka.”

      20, 21. Mengapa kita hendaknya terhibur oleh Obaja 17?

      20 Sejarah meneguhkan bahwa apa yang Yehuwa firmankan melalui Obaja benar-benar terjadi. Apa yang Allah nubuatkan, itulah yang terjadi. Ribuan orang Yehuda dan Israel buangan pulang ke negeri mereka pada tahun 537 SM. Dengan berkat Yehuwa, mereka mengubah negeri yang tandus menjadi firdaus yang subur. Saudara sudah membaca nubuat tentang transformasi menakjubkan itu di Yesaya 11:6-9 dan 35:1-7. Dan, yang paling penting, terjadilah pemulihan ibadat sejati yang berpusat di bait Yehuwa yang dibangun kembali. Karena itu, Obaja 17 dapat menjadi bukti lain bagi kita bahwa janji-janji Yehuwa dapat diandalkan, selalu digenapi.

      21 Obaja mengakhiri nubuatnya dengan kata-kata yang tegas ini, ”Kekuasaan sebagai raja akan menjadi milik Yehuwa.” (Obaja 21) Karena mempercayai hal itu, Saudara sedang menunggu masa gemilang itu ketika Yehuwa melalui Yesus Kristus akan memerintah tanpa adanya pihak oposisi di seluruh alam semesta, termasuk planet kita. Entah Saudara baru sebentar atau sudah berpuluh-puluh tahun menantikan hari besar Yehuwa—dan berkat-berkat yang akan dihasilkannya—Saudara dapat yakin sepenuhnya bahwa penantian berdasarkan Alkitab tersebut akan menjadi kenyataan.

      Gambar di hlm. 163

      Kita bersukacita melayani Yehuwa dengan harapan hidup kekal

      22. Mengapa Saudara ingin agar cara pandang Saudara selaras dengan Habakuk 2:3 dan Mikha 4:5?

      22 Maka, kita pun setuju dengan keyakinan Habakuk, yang tentu sangat cocok untuk zaman kita, ”Penglihatan itu masih untuk waktu yang ditetapkan, dan ia terus lari bergegas menuju akhir, dan ia tidak akan berdusta. Bahkan jika ia tertunda, tetaplah menantikannya; sebab ia pasti akan menjadi kenyataan. Ia tidak akan terlambat.” (Habakuk 2:3) Sekalipun dari sudut pandangan manusia hari besar Yehuwa tampaknya tertunda, hari itu pasti akan datang sesuai dengan jadwal. Yehuwa menjanjikan hal itu kepada kita. Maka, orang-orang yang telah melayani Allah selama bertahun-tahun maupun yang baru saja beribadat kepada-Nya dapat maju bersama dengan yakin, seperti yang dinyatakan di Mikha 4:5, ”Tetapi kami, kami akan berjalan dengan nama Yehuwa, Allah kami, sampai waktu yang tidak tertentu, ya, selama-lamanya.”

      POKOK-POKOK UNTUK DIRENUNGKAN

      • Apa pokok utama yang Saudara pelajari dari Mikha 7:7; Habakuk 2:3; dan Zefanya 3:8 sehubungan dengan sikap Saudara?

      • Mengapa nasihat yang terdapat di Yakobus 5:10, 11 penting dan berguna bagi Saudara?

      • Manfaat apa yang Saudara peroleh dengan merenungkan 2 Petrus 3:9, 11, 12, 14?

      MANFAAT APA YANG AKAN SAUDARA PEROLEH?

      • Entah Saudara kaya atau miskin, pelajaran apa yang hendaknya Saudara tarik dari Amos 3:15; 5:11; dan Hagai 1:4-7?

      • Bagaimana sikap menjadi kenyang bertentangan dengan sikap terus menanti?​—Habakuk 3:17, 18.

      • Mengapa sikap tetap menanti dengan penuh harap adalah hal yang tak dapat ditawar-tawar lagi?​—Zefanya 1:12-15.

  • ”Umumkan Hal Ini di Antara Bangsa-Bangsa”
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL TIGA BELAS

      ”Umumkan Hal Ini di Antara Bangsa-Bangsa”

      Gambar di hlm. 165

      Apa reaksi Saudara jika mendengar auman singa?

      1. Mengapa firman Yehuwa kepada nabi-Nya dapat disamakan dengan auman singa?

      PERNAHKAH Saudara mendengar singa mengaum? Begitu kerasnya auman singa sehingga dapat terdengar dari jarak delapan kilometer lebih. Apa yang akan Saudara lakukan seandainya mendengar auman singa di dekat Saudara di tengah keheningan malam? Tentu, Saudara akan bertindak tanpa menunda. Amos, salah seorang dari ke-12 nabi yang tulisannya sedang kita bahas, menyatakan analogi ini, ”Ada singa yang mengaum! Siapa yang tidak akan takut? Tuan Yang Berdaulat Yehuwa sendiri telah berfirman! Siapa yang tidak akan bernubuat?” (Amos 3:3-8) Seandainya Saudara mendengar Yehuwa sendiri berbicara, tidakkah Saudara akan menanggapinya seperti Amos? Ia segera bertindak dan bernubuat tentang kerajaan Israel sepuluh suku.

      2. (a) Bagaimana Saudara bisa meniru Amos dalam melaksanakan tugasnya untuk bernubuat? (b) Apa yang akan kita bahas dalam pasal ini?

      2 Saudara mungkin berkata, ’Tapi saya bukan nabi!’ Saudara mungkin merasa kurang memenuhi syarat karena tidak pernah mendapat pendidikan formal sebagai nabi. Namun, ingatlah Amos. Sewaktu ditantang oleh Amazia, imam dalam penyembahan anak lembu, Amos berkata, ”Dahulu aku bukan seorang nabi, juga bukan putra seorang nabi; tetapi aku adalah seorang penjaga kawanan domba dan penoreh buah pohon ara-hutan.” (Amos 7:14) Meskipun berasal dari latar belakang yang sederhana, Amos bersedia melaksanakan tugas sebagai nabi bagi Yehuwa. Bagaimana dengan Saudara? Apakah Saudara menyadari bahwa Saudara diberi tugas yang dalam beberapa segi serupa dengan tugas ke-12 nabi? Saudara harus mengumumkan berita Allah untuk zaman sekarang, dan juga mengajar serta membuat murid. Bagaimana Saudara memandang tugas serius itu? Berita apa yang harus Saudara umumkan di antara bangsa-bangsa? Seberapa saksamakah Saudara melaksanakan tugas tersebut? Apa faktor penentu keberhasilan pekerjaan Saudara? Mari kita bahas jawabannya.

      ’LEMBU-LEMBU JANTAN MUDA DARI BIBIR SAUDARA’

      3. Bagaimana Saudara dapat terlibat dalam pekerjaan yang serupa dengan pekerjaan para nabi yang tulisannya sedang kita pelajari?

      3 Benarkah Saudara terlibat dalam pekerjaan yang serupa dengan pekerjaan para nabi? Saudara mungkin tidak pernah mendengar singa mengaum dalam arti bahwa Saudara tidak pernah diilhami langsung oleh Yehuwa. Namun, dari Firman-Nya, Alkitab, Saudara sudah mendengar berita mendesak tentang hari Yehuwa yang sudah dekat. Sebagaimana kita perhatikan dalam Pasal 1 buku ini, kata ”nabi” memiliki berbagai arti. Meskipun Saudara bukan nabi seperti Amos atau nabi-nabi lain pada zaman dahulu, Saudara bisa juga berbicara tentang masa depan. Caranya? Saudara dapat mengumumkan berita-berita nubuat yang telah Saudara pelajari dari halaman-halaman Kitab Suci, termasuk dari tulisan ke-12 nabi. Dan, kinilah waktunya untuk melakukan hal tersebut.

      Gambar di hlm. 166, 167

      Sejak awal abad ke-20 hingga sekarang, umat Allah terus ”bernubuat”

      4. Dalam arti apa nubuat di Yoel 2:28-32 sedang digenapi dewasa ini?

      4 Coba kita lihat hal ini dari sudut pandangan lain. Allah Yehuwa memberi tahu nabi Yoel tentang suatu masa ketika segala macam orang akan bernubuat dalam makna yang lebih luas. ”Setelah itu pastilah terjadi bahwa aku akan mencurahkan rohku ke atas segala macam orang, dan putra-putrimu akan bernubuat. Mengenai pria-pria tuamu, mereka akan mendapat mimpi. Mengenai pria-pria mudamu, mereka akan melihat penglihatan.” (Yoel 2:28-32) Pada hari Pentakosta 33 M, rasul Petrus menerapkan ayat ini pada pencurahan roh kudus atas orang-orang yang berkumpul di sebuah ruangan atas di Yerusalem dan pada pemberitaan ”perkara-perkara yang besar dari Allah” yang selanjutnya mereka lakukan. (Kisah 1:12-14; 2:1-4, 11, 14-21) Sekarang, perhatikan zaman kita. Nubuat Yoel telah mengalami penggenapan utamanya sejak awal abad ke-20. Orang-orang Kristen yang diurapi roh​—lelaki dan perempuan, tua dan muda—​mulai ”bernubuat”, yakni memberitakan ”perkara-perkara yang besar dari Allah”, termasuk kabar baik tentang Kerajaan yang kini telah berdiri di surga.

      5. (a) Hak istimewa apa yang kita semua miliki? (b) Apa yang tercakup dalam mempersembahkan ”lembu-lembu jantan muda dari bibir” Saudara, dan bagaimana perasaan Saudara mengenai hak istimewa ini?

      5 Walaupun tidak diperanakkan oleh roh kudus sebagai putra-putra Allah, ”kumpulan besar” dari ”domba-domba lain” mengatakan kepada para pengikut Yesus Kristus yang terurap, ”Kami mau pergi bersama kamu sekalian, karena kami telah mendengar bahwa Allah menyertai kamu sekalian.” (Penyingkapan 7:9; Yohanes 10:16; Zakharia 8:23) Tidak soal Saudara mempunyai harapan hidup abadi di surga atau di bumi, Saudara memiliki hak istimewa untuk mempersembahkan ”lembu-lembu jantan muda dari bibir” Saudara. (Hosea 14:2) Apa arti ungkapan dalam nubuat Hosea itu? ”Lembu jantan muda . . . adalah binatang terbaik untuk korban ucapan syukur,” kata pakar Alkitab bernama C. F. Keil. Rasul Paulus merujuk ke Hosea 14:2 ketika menulis, ”Biarlah kita selalu mempersembahkan korban pujian kepada Allah, yaitu buah-buah bibir yang membuat pernyataan tentang namanya di hadapan umum.” (Ibrani 13:15) Ya, ungkapan ”lembu-lembu jantan muda dari bibir” memaksudkan kata-kata terbaik yang keluar dari mulut kita, yang kita ucapkan untuk memuji Yehuwa.

      6. Mengapa kita perlu memeriksa mutu korban pujian kita?

      6 Saudara memberikan korban pujian kepada Yehuwa sewaktu Saudara memanjatkan doa dengan sepenuh hati, memberikan komentar yang mencerminkan penghargaan akan Allah di perhimpunan, dan berbicara dengan bersemangat dalam dinas pengabaran. Namun, kita masing-masing dapat bertanya, ’Ketika saya berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan itu, bagaimana mutu persembahan saya?’ Tentu, dari apa yang telah Saudara pelajari, Saudara merasa kesal terhadap para imam pada zaman Maleakhi yang tanpa malu membawa binatang cacat ke mezbah Allah. Melalui Maleakhi, Yehuwa sampai perlu menandaskan betapa jeleknya mutu korban mereka, sebab mereka tidak merasa bahwa mereka menghina meja Yehuwa. (Maleakhi 1:8) Maka, sebaiknya kita memeriksa mutu korban-korban kita untuk memastikan bahwa itu adalah korban terbaik dan tidak ada cacatnya.

      BERITA UNTUK DIUMUMKAN

      7. Dibutuhkan keberanian untuk mengumumkan aspek yang mana dari berita kita?

      7 Mempersembahkan ”lembu-lembu jantan muda dari bibir” kita dalam pelayanan menuntut keberanian, bukan? Halnya demikian karena berita yang kita sampaikan kepada orang-orang memiliki dua aspek, dan salah satunya memang tidak disukai banyak orang. Nabi Yoel memberi tahu umat Allah, ”Umumkan hal ini di antara bangsa-bangsa, ’Sucikan perang! Bangkitkan pria-pria yang kuat! Biarlah mereka mendekat! Biarlah mereka datang, semua prajurit!’” (Yoel 3:9) Sewaktu berita ini diumumkan pada zaman kita, bangsa-bangsa sungguh tertantang! Ini berarti pernyataan perang Yehuwa yang adil-benar terhadap para penentang Allah. Yehuwa menyuruh umat-Nya ”menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas”, tetapi sebaliknya, Ia memberi tahu bangsa-bangsa musuh untuk ’menempa mata bajak mereka menjadi pedang dan pisau pemangkas mereka menjadi tombak’. (Mikha 4:3; Yoel 3:10) Ya, musuh-musuh Allah harus bersiap-siap menghadapi sang Pencipta alam semesta dalam perang. Itu sama sekali bukan berita yang menyejukkan.

      8. Mengapa ”orang-orang yang tersisa dari Yakub” disamakan dengan singa?

      8 Dalam berita nabi Mikha, orang-orang yang mempersembahkan ’lembu-lembu jantan muda dari bibir mereka’ disamakan dengan singa. Ia menulis, ”Orang-orang yang tersisa dari Yakub akan ada di antara bangsa-bangsa . . . seperti seekor singa di antara binatang-binatang hutan, seperti seekor singa muda yang bersurai di antara kawanan domba, yang pasti menginjak-injak dan mencabik-cabik pada waktu ia lewat; dan tidak ada pembebas.” (Mikha 5:8) Mengapa persamaan ini cocok? Pada zaman kita, umat Allah, di bawah pimpinan kaum sisa terurap, harus memperlihatkan keberanian seperti singa ketika mengumumkan berita peringatan kepada bangsa-bangsa.a

      Gambar di hlm. 169

      Apakah Saudara mengumumkan hari Yehuwa dengan berani?

      9. (a) Kapan Saudara perlu mengerahkan keberanian seperti singa? (b) Bagaimana Saudara bisa berani ketika menghadapi tentangan atau sikap apatis?

      9 Apakah Saudara berani seperti singa sewaktu mengumumkan aspek peringatan dalam berita kita? Saudara mungkin membutuhkan keberanian seperti itu bukan saja ketika Saudara berdiri di hadapan kalangan berwenang, melainkan juga sewaktu berbicara kepada teman-teman di sekolah atau di tempat kerja atau kepada kerabat yang tidak seiman. (Mikha 7:5-7; Matius 10:17-21) Bagaimana caranya mengerahkan keberanian ketika menghadapi tentangan atau sikap apatis? Dengarkan bagaimana Mikha sanggup melaksanakan tugas sulit untuk memberikan peringatan tentang kebinasaan Samaria dan juga Yerusalem, ”Aku penuh kekuatan, dengan roh Yehuwa, dan roh keadilan dan keperkasaan, agar memberitahukan kepada Yakub pemberontakannya dan kepada Israel dosanya.” (Mikha 1:1, 6; 3:8) Saudara pun bisa ”penuh kekuatan” karena Saudara juga bisa menerima berlimpah roh Allah yang menguatkan. (Zakharia 4:6) Jika Saudara mengandalkan Allah dengan berdoa, Saudara akan sanggup memberitakan kata-kata yang bisa membuat telinga berdenging.—2 Raja 21:10-15.

      10. Bagaimana kita bisa meniru Zefanya ketika mengumumkan berita tentang ”hari Yehuwa”?

      10 Selain berani, Saudara juga perlu bijaksana ketika menyampaikan berita peringatan kepada orang-orang. Kita perlu ”lembut [atau, ”bijaksana”] terhadap semua orang”, bahkan ketika menyampaikan berita tentang ”hari Yehuwa” yang segera datang. (2 Timotius 2:24; Rbi8-E, catatan kaki; Yoel 2:1, 11; Zefanya 1:14) Sekali lagi, kita bisa belajar dari ke-12 nabi. Mereka dengan berani mengumumkan berita penghakiman dari Yehuwa, namun bertimbang rasa kepada orang-orang yang mau mendengarkan. Sebagai contoh, nabi Zefanya tidak mengencerkan beritanya ketika berbicara kepada para pembesar (atau, bangsawan) yang keras hati pada zamannya, tetapi Raja Yosia yang setia tidak ia kritik. (Zefanya 1:8) Sewaktu mengumumkan berita peringatan, dapatkah kita membantu orang-orang dengan menganggap mereka sebagai calon domba, tidak memandang mereka secara negatif?—Matius 25:32-34.

      11. (a) Apa aspek kedua dari berita yang kita sampaikan? (b) Bagaimana Saudara dapat meniru ke-12 nabi sewaktu mengumumkan hari Yehuwa?

      11 Apa aspek kedua dari berita yang kita sampaikan? Aspek itu ditandaskan di Mikha pasal 5. ”Orang-orang yang tersisa dari Yakub akan ada di tengah-tengah banyak suku bangsa seperti embun dari Yehuwa, seperti hujan lebat ke atas tumbuh-tumbuhan, yang tidak mengharapkan manusia atau menanti-nantikan putra-putra manusia.” (Mikha 4:1; 5:7) Karena kabar baik yang mereka beritakan kepada ”banyak suku bangsa” dewasa ini, ”orang-orang yang tersisa” dari Yakub rohani, atau Israel rohani, bersama rekan-rekan mereka dapat disamakan dengan ”embun dari Yehuwa” yang menyegarkan dan ”hujan lebat ke atas tumbuh-tumbuhan”. Kita tentu dapat belajar banyak dari ke-12 buku terakhir dalam Kitab-Kitab Ibrani tentang aspek kedua dari berita kita karena para nabi itu tidak hanya mengumumkan pembinasaan tetapi juga pemulihan. Dalam pelayanan, apakah Saudara menekankan aspek positif dari berita tentang hari Yehuwa?

      BAGAIMANA CARA SAUDARA MENGUMUMKAN BERITA INI?

      12, 13. (a) Dalam pengertian apa umat Allah disamakan dengan sekawanan serangga? (b) Bagaimana perasaan Saudara setelah membaca Yoel 2:7, 8?

      12 Lalu, bagaimana caranya mengumumkan berita yang memiliki dua aspek ini? Nabi Yoel mengumpamakan pekerjaan umat Allah dengan serangkaian tulah serangga, termasuk belalang. (Yoel 1:4) Tetapi, mengapa umat Yehuwa disamakan dengan sekawanan serangga? Karena, sebagaimana disebutkan di Yoel 2:11, Allah menganggap serangga ini sebagai ”pasukan militernya”. (Umat Allah juga dilambangkan dengan belalang di buku Penyingkapan. Lihat Penyingkapan 9:3, 4.) Kegiatan serangga yang Yoel gambarkan disamakan dengan api yang melalap, dan apa pun yang mereka lalui, yang semula tampak seperti ”taman Eden”, berubah menjadi ”padang belantara yang gersang”. (Yoel 2:2, 3) Bagaimana Saudara dapat menunjukkan bahwa Saudara menyadari makna nubuat Yoel?

      13 Renungkan betapa saksamanya kegiatan makhluk-makhluk kecil ini. Menurut Yoel, ”Seperti pria-pria yang kuat mereka berlari. Seperti prajurit-prajurit mereka menaiki tembok. Masing-masing berjalan di jalannya sendiri, dan mereka tidak mengubah jalur mereka. Mereka tidak saling menyorong. Bagaikan laki-laki pada jalurnya, mereka terus maju; dan andaikata ada yang jatuh bahkan di antara senjata-senjata lempar, yang lain-lain tidak memutuskan jalur mereka.” (Yoel 2:7, 8) Tidak ada ”tembok” tentangan yang bisa membendung mereka maupun tulah yang mereka datangkan. ”Andaikata ada yang jatuh bahkan di antara senjata-senjata lempar”, sebagaimana telah dialami oleh orang-orang Kristen loyal yang dieksekusi oleh para musuh yang menindas, yang lain akan melanjutkan pekerjaan mereka, menyelesaikan misi yang telah Yehuwa berikan. Apakah Saudara bertekad untuk terus melakukan tugas mengumumkan hari Yehuwa sampai Allah menganggapnya selesai? Saudara bahkan mungkin sedang meneruskan pekerjaan beberapa orang Kristen setia yang telah meninggal.

      Gambar di hlm. 172, 173

      Saudara dapat tetap berhasil dalam pelayanan tidak soal bagaimana tanggapan orang

      14. Dengan cara apa saja Saudara dapat mendukung kesaksamaan pekerjaan pengabaran?

      14 Kesaksamaan, itulah kuncinya. Bagaimana Saudara sendiri juga bisa saksama dalam pekerjaan pengabaran yang digambarkan dalam nubuat Yoel? Dengan ikut dalam pelayanan dari rumah ke rumah lalu berkunjung kembali untuk mengajar orang-orang yang menunjukkan minat. Saudara juga datang lagi untuk menemui orang-orang yang sebelumnya tidak ada di rumah. Dengan demikian nyatalah bahwa Saudara memahami gambaran nubuat itu. Selain itu, sewaktu memberikan kesaksian di jalan, Saudara bisa menjumpai orang-orang yang tidak dapat ditemui di tempat lain. Cara lain: Saudara mungkin bisa membantu orang-orang dari negeri lain yang tinggal di lingkungan Saudara.b Apakah Saudara tanggap untuk memanfaatkan semua kesempatan tersebut, mendukung kesaksamaan pekerjaan pengabaran dewasa ini?

      APA PENENTU KEBERHASILAN SAUDARA?

      15. Apa yang patut disimak mengenai tanggapan orang-orang atas berita ke-12 nabi?

      15 Bagaimana tanggapan orang atas berita tentang hari Yehuwa yang menakutkan? Saudara tidak perlu heran jika mendapatkan tentangan atau sikap apatis. Itulah yang dialami oleh banyak nabi Allah, yang kebanyakan harus menyampaikan berita peringatan yang keras. (Yeremia 1:17-19; 7:27; 29:19) Sekalipun demikian, beberapa nabi memperoleh hasil yang positif! Setidaknya lima nabi—Yunus, Mikha, Zefanya, Hagai, dan Zakharia—dapat menggugah hati beberapa orang untuk bertobat dari dosa-dosa mereka di masa lalu dan mengubah haluan hidup mereka.

      16. Upaya Mikha sebagai nabi membuahkan hasil apa?

      16 Pekerjaan Zefanya sebagai nabi tampaknya menggugah Raja Yosia untuk memprakarsai pemulihan ibadat yang murni. Mikha dengan berani mengumumkan berita penghakiman kepada para pemuka di Yehuda, dan Raja Hizkia bertindak selaras dengan kata-kata Mikha. (Mikha 3:1-3) Sungguh menarik, beberapa tua-tua pada zaman Yeremia menyebutkan tanggapan Hizkia sebagai contoh baik sewaktu mereka mengatakan bahwa sang raja ”takut akan Yehuwa lalu melembutkan muka Yehuwa”. (Yeremia 26:18, 19; 2 Raja 18:1-4) Di bawah kepemimpinan Hizkia, penduduk Yehuda dan orang-orang yang rela dari kerajaan utara merayakan Paskah dan Perayaan Kue Tidak Beragi, bahkan memperpanjang perayaan itu selama seminggu lagi. Apa hasilnya setelah mereka kembali ke ibadat sejati? ”Ada sukacita besar di Yerusalem.” (2 Tawarikh 30:23-26) Mikha mulai mengumumkan berita kebinasaan dari Allah kepada bangsa yang murtad itu ketika Raja Ahaz memerintah. Namun, sang nabi bisa melihat hasil baik upayanya sewaktu putra Ahaz, Hizkia, memberikan tanggapan yang baik.

      17. Apa yang berhasil dilakukan oleh Hagai dan Zakharia?

      17 Perhatikan juga nabi Hagai dan Zakharia. Mereka melayani orang-orang Yahudi pascapembuangan, yang telah menjadi apatis serta mementingkan diri. (Hagai 1:1, 2; Zakharia 1:1-3) Sewaktu kedua nabi itu mulai bertugas, 16 tahun sudah berlalu sejak fondasi bait dibuat. Tetapi, orang-orang ”sibuk, masing-masing demi rumahnya sendiri” sementara bait Yehuwa masih ”dalam keadaan hancur”. Hagai berseru kepada orang-orang Yahudi itu, ”’Hendaklah kamu kuat, hai, segenap rakyat negeri ini,’ demikian ucapan Yehuwa, ’dan bekerjalah.’” Apa yang selanjutnya terjadi? Yehuwa ”membangkitkan semangat” Gubernur Zerubabel, Imam Besar Yosua, dan ”semua orang yang tersisa dari umat itu”. Alhasil, mereka bisa merampungkan pembangunan bait.—Hagai 1:9, 12, 14; 2:4.

      18, 19. (a) Bagaimana sambutan orang di beberapa negeri terhadap pemberitaan tentang hari Yehuwa? (b) Bagaimana Saudara menanggapi adanya kebutuhan untuk mengumumkan berita peringatan kepada semua orang?

      18 Sebagian besar dari ke-12 nabi mengumumkan berita kepada bangsa yang semula berbakti kepada Yehuwa itu. Kita mungkin mengabar kepada orang-orang yang belum pernah mengenal Allah yang benar, tetapi kita tetap bisa belajar dari hasil kegiatan para nabi itu. Demikian juga dewasa ini, orang-orang di banyak daerah menyambut berita yang mendesak tentang hari Yehuwa. Kita melihat hasil-hasil seperti yang dinubuatkan Zakharia, ”Banyak bangsa pasti akan bergabung kepada Yehuwa pada hari itu, dan mereka sesungguhnya akan menjadi umatku; dan aku akan berdiam di tengah-tengahmu.” (Zakharia 2:11) Sekarang ini, dalam arti harfiah, orang-orang dari ”banyak bangsa” menyambut berita yang diumumkan oleh umat Allah. (Penyingkapan 7:9) Zakharia meramalkan, ”Banyak suku bangsa dan bangsa yang perkasa akan datang untuk mencari Yehuwa yang berbala tentara di Yerusalem dan melembutkan muka Yehuwa.” Mereka digambarkan sebagai ”sepuluh pria dari segala bahasa bangsa-bangsa” yang memegang punca baju seorang Israel rohani, dengan mengatakan, ”Kami mau pergi bersama kamu sekalian, karena kami telah mendengar bahwa Allah menyertai kamu sekalian.”—Zakharia 8:20-23.

      19 Perhatikan frasa ”segala bahasa bangsa-bangsa”. Alkitab dan lektur Alkitab diterjemahkan ke dalam banyak bahasa, dan Saksi-Saksi Yehuwa melatih para rohaniwan untuk mengajar orang dari ”segala bahasa bangsa-bangsa”. (Matius 28:19, 20; Kisah 1:8) Saudara mungkin telah mempelajari bahasa lain guna membantu orang-orang di daerah Saudara yang berbicara bahasa itu. Dan, tidak sedikit yang rela mempelajari satu atau dua bahasa baru lalu pindah ke negeri-negeri yang banyak di antara penduduknya menyambut kabar baik dengan antusias. Apakah keadaan Saudara memungkinkan untuk pindah ke daerah yang produktif seperti itu sehingga dapat ’mengumumkan hal ini di antara bangsa-bangsa’? Pertimbangkan hal itu dengan sungguh-sungguh. Jika Saudara sudah berkeluarga, adakanlah diskusi berulang kali bersama seluruh keluarga tentang kemungkinan untuk pindah, sehingga anak-anak memiliki cita-cita itu seraya mereka semakin besar.

      20. Perasaan apa yang Yehuwa tonjolkan dalam kasus orang-orang Niniwe?

      20 Nabi lain yang beritanya mendapat sambutan baik, padahal kelihatannya tidak mungkin, adalah Yunus. Orang-orang Niniwe, bahkan rajanya, menyambut berita Yunus, dan beriman kepada Yehuwa. Allah sendiri bertanya, ”Tidakkah seharusnya aku merasa kasihan kepada Niniwe, kota besar itu, yang di dalamnya terdapat lebih dari seratus dua puluh ribu orang yang sama sekali tidak mengetahui perbedaan antara tangan kanan dan kiri mereka?” (Yunus 4:11) Pikirkan kata-kata itu sehubungan dengan apa yang memotivasi Saudara memberitakan hari Yehuwa yang menakutkan. Apakah Saudara merasa berutang kepada Yehuwa karena Ia menyelamatkan Saudara melalui tebusan? Apakah Saudara merasa bertanggung jawab sebagai hamba Yehuwa yang berbakti? (1 Korintus 9:16, 17) Ada alasan-alasan kuat untuk mengumumkan hari Yehuwa. Tetapi, selain itu, apakah Saudara ”merasa kasihan” kepada orang-orang yang Saudara beri tahu tentang hari Yehuwa? Alangkah bahagianya Saudara apabila belas kasihan yang saleh menggerakkan Saudara untuk berbicara kepada orang-orang tentang hari itu!

      21. Apa yang dapat Saudara pelajari dari Amos ketika menghadapi ancaman Amazia?

      21 Kita tidak tahu banyak tentang tanggapan yang diterima oleh Yoel, Obaja, Nahum, Habakuk, dan Maleakhi. Kita tahu bahwa setidaknya ada satu tanggapan yang Amos terima. Amazia menentang keras Amos, ia menuduh sang nabi berkomplot menentang raja dan ia mencoba melarang Amos mengabar di Betel. (Amos 7:10-13) Dengan berani Amos menghadapi tentangan itu. Dewasa ini pun, kalangan agamawan mungkin mencoba mempengaruhi beberapa pemimpin politik untuk menganiaya umat Yehuwa atau bahkan melarangkan pekerjaan pengabaran mereka yang bermanfaat. Apakah Saudara akan meniru Amos yang dengan berani memberitakan kabar baik sekalipun ada tentangan?

      22. Mengapa Saudara dapat mengatakan bahwa pelayanan di daerah Saudara berhasil?

      22 Meskipun ke-12 nabi mendapatkan berbagai tanggapan, semuanya memenuhi tugas yang mereka emban. Yang penting bukan tanggapan orang atas dua aspek berita yang kita sampaikan, melainkan bahwa kita mempersembahkan kepada Yehuwa ”lembu-lembu jantan muda dari bibir” kita, yakni ”korban pujian” yang terbaik. (Hosea 14:2; Ibrani 13:15) Selanjutnya, kita dapat menyerahkan hasilnya kepada Allah. Ia akan menarik orang yang benar-benar bersifat seperti domba. (Yohanes 6:44) Selain itu, Saudara dapat berhasil sebagai pengabar berita dari Allah tidak soal bagaimana tanggapan orang. Saudara bisa yakin bahwa ”kaki orang yang membawa kabar baik, orang yang memberitakan damai”, indah di mata orang-orang yang menghargai kabar baik dan menyambutnya. Tetapi, yang paling penting, kaki Saudara indah di mata Yehuwa. (Nahum 1:15; Yesaya 52:7) Karena hari besar Yehuwa sudah begitu dekat, bertekadlah untuk terus melakukan apa yang Yoel nubuatkan untuk zaman kita, ”Umumkan hal ini di antara bangsa-bangsa, ’Sucikan perang! Bangkitkan pria-pria yang kuat!’” Perang itu adalah perang Allah melawan bangsa-bangsa.—Yoel 3:9.

      a Nubuat ini mungkin mengalami penggenapan pertamanya pada zaman Makabe ketika orang Yahudi di bawah pimpinan kaum Makabe mengusir musuh dari Yudea dan menahbiskan kembali bait. Karena itu, sisa orang Yahudi bisa menyambut sang Mesias ketika ia muncul.​—Daniel 9:25; Lukas 3:15-22.

      b Buku kecil Kabar Baik bagi Orang-Orang dari Segala Bangsa, yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa, telah berhasil membantu orang-orang yang tidak bisa berbicara dengan bahasa yang umum di daerah Saudara.

      APAKAH SAUDARA MENGERTI MAKNANYA?

      • Bagaimana Saudara dapat memberikan ”lembu-lembu jantan muda dari bibir” Saudara dewasa ini?​—2 Raja 20:3; Maleakhi 1:11.

      • Sebutkan dua aspek berita yang Saudara umumkan.​—Yesaya 61:2; Mikha 5:7, 8.

      • Mengapa Saudara membutuhkan keberanian seperti singa sewaktu memberitakan hari Yehuwa?​—Yeremia 1:19; Yoel 3:9-12.

      APA JAWABAN SAUDARA?

      • Umat Allah disamakan dengan sekawanan serangga; apa yang bisa Saudara pelajari dari hal itu?​—Yoel 1:4; 2:3; Kisah 20:24.

      • Dengan cara apa saja Saudara dapat memperlihatkan bahwa Saudara menyadari perlunya saksama dalam pelayanan Saudara?​—Amos 7:14, 15; Mikha 1:1-4; Kisah 10:42.

      • Mengapa Saudara dapat yakin bahwa pekerjaan Saudara mengumumkan hari Yehuwa berhasil di mata Allah?​—Maleakhi 3:10.

  • ”Berkat sampai Tidak Ada Lagi Kekurangan”
    Hidup Tanpa Melupakan Hari Yehuwa
    • PASAL EMPAT BELAS

      ”Berkat sampai Tidak Ada Lagi Kekurangan”

      1, 2. (a) Kita masing-masing dapat memilih hal-hal bagus apa? (b) Penggenapan nubuat mana yang berkaitan dengan berkat-berkat yang dapat kita nikmati?

      KITA hidup pada masa penghakiman sekaligus berkat. Kinilah masa kemerosotan agama sekaligus pemulihan rohani. Saudara pasti menginginkan berkat dan juga hasil-hasil bagus dari pemulihan rohani tersebut baik sekarang maupun di masa depan! Tetapi, bagaimana Saudara bisa yakin akan menerima hasil-hasil bagus itu? Jawabannya berkaitan dengan sebuah nubuat yang penggenapan utamanya terjadi tidak lama setelah ”hari-hari terakhir” dimulai pada tahun 1914. (2 Timotius 3:1) Maleakhi menubuatkan, ”’Tuan yang benar [Yehuwa], yang kamu sekalian cari, akan datang ke bait-Nya, serta utusan perjanjian, yang kepadanya kamu merasa senang. Lihat! Ia pasti akan datang,’ kata Yehuwa yang berbala tentara.”​—Maleakhi 3:1.

      2 Nubuat yang penting maknanya bagi kehidupan Saudara itu terdapat dalam buku terakhir dari tulisan ke-12 nabi. Menjelang akhir pembahasan kita tentang buku-buku itu, apa yang Maleakhi tulis khususnya patut disimak. Bukunya mengandung petunjuk penting yang membuat Saudara dan hamba-hamba Yehuwa lainnya dapat menerima ”berkat sampai tidak ada lagi kekurangan”. (Maleakhi 3:10) Mari kita cermati Maleakhi pasal 3 ini.

      WAKTU UNTUK PEMURNIAN ROHANI

      3. Apa yang berkembang di antara umat Allah zaman dahulu sehingga akhirnya ”Israel milik Allah” yang dipilih?

      3 Sekitar lima abad setelah zaman Maleakhi, Yehuwa, yang diwakili oleh Kristus (sang ”utusan perjanjian [Abraham]”), datang ke bait harfiah di Yerusalem untuk menghakimi umat perjanjian-Nya. Secara umum bangsa itu telah terbukti tidak layak untuk terus diperkenan, maka Yehuwa menolak mereka. (Matius 23:37, 38) Buktinya dapat Saudara lihat pada peristiwa yang terjadi pada tahun 70 M. Bukti juga menunjukkan bahwa sebagai ganti mereka, Allah memilih ”Israel milik Allah”, suatu bangsa rohani yang terdiri atas 144.000 orang dari segala bangsa. (Galatia 6:16; Roma 3:25, 26) Tetapi, penggenapan nubuat Maleakhi belum selesai. Nubuat itu juga menunjuk ke zaman modern dan ada kaitannya dengan prospek Saudara untuk mendapatkan ”berkat sampai tidak ada lagi kekurangan” di masa depan.

      4. Pertanyaan apa perlu dijawab setelah Yesus ditakhtakan pada tahun 1914?

      4 Penggenapan nubuat Alkitab meneguhkan bahwa pada tahun 1914, Yesus Kristus dilantik sebagai Raja untuk Kerajaan surgawi Yehuwa. Lalu, tibalah waktunya bagi Yesus untuk menunjukkan kelompok orang Kristen mana yang layak diperkenan Allah. Siapa yang akan lulus uji kemurnian rohani itu? Jawabannya ditunjukkan dalam kata-kata Maleakhi, ”Siapa yang dapat bertahan menghadapi hari kedatangannya, dan siapakah yang akan tetap berdiri apabila ia muncul? Sebab ia akan menjadi bagaikan api seorang pemurni.” (Maleakhi 3:2) Kapan dan bagaimana Yehuwa datang ke ”bait-Nya” untuk menghakimi?

      5, 6. (a) Sewaktu Yehuwa datang ke bait rohani-Nya untuk menginspeksi, apa yang Ia dapati di antara kebanyakan orang yang mengaku menyembah-Nya? (b) Apa yang diperlukan oleh hamba-hamba Allah yang diurapi roh?

      5 Jelaslah, Allah tidak datang ke bait jasmani yang terbuat dari batu. Bait terakhir semacam itu, yang digunakan untuk ibadat sejati, telah dihancurkan pada tahun 70 M. Sebaliknya, Yehuwa datang ke bait rohani, yaitu sarana yang dapat digunakan manusia untuk menghampiri dan beribadat kepada-Nya atas dasar korban tebusan Yesus. (Ibrani 9:2-10, 23-28) Bait rohani itu tentu bukan gereja-gereja Susunan Kristen, sebab mereka adalah bagian dari sistem keagamaan yang bersalah karena melakukan penumpahan darah dan pelacuran rohani, yang memajukan ajaran-ajaran palsu dan bukannya ibadat yang murni. Yehuwa menjadi ”saksi yang cepat terhadap” mereka itu, dan Saudara tentu setuju bahwa hukuman-Nya adil. (Maleakhi 3:5) Akan tetapi, setelah Kerajaan Allah didirikan, ada sekelompok orang Kristen yang melayani di halaman bait rohani Allah yang mempertunjukkan kesetiaan walaupun ada cobaan-cobaan yang berat. Meski demikian, orang-orang terurap ini pun membutuhkan pemurnian. Tulisan ke-12 nabi menyinggung pemurnian itu, sebab tulisan mereka memuat janji-janji yang menghangatkan hati tentang pemulihan secara rohani dan jasmani di kalangan hamba-hamba Allah. Maleakhi menubuatkan bahwa akan ada umat yang Yehuwa ’murnikan bagaikan emas dan bagaikan perak’. ”Bagi Yehuwa mereka akan menjadi umat yang memberikan persembahan pemberian dengan keadilbenaran.”—Maleakhi 3:3.

      6 Menurut bukti kuat yang ada, sejak tahun 1918, Yehuwa melaksanakan pembersihan yang diperlukan oleh orang-orang Kristen terurap, memurnikan ibadat, kebiasaan, dan doktrin mereka.a Mereka dan ”kumpulan besar” yang belakangan bergabung dengan mereka telah mendapat banyak manfaat. (Penyingkapan 7:9) Sebagai kelompok yang bersatu, mereka terus memberikan ”persembahan pemberian dengan keadilbenaran” yang ”memuaskan Yehuwa”.—Maleakhi 3:3, 4.

      Gambar di hlm. 180, 181

      Yehuwa telah dan terus memurnikan umat-Nya secara kelompok. Apakah kita secara pribadi masih perlu dimurnikan?

      7. Pertanyaan apa saja yang patut kita ajukan kepada diri sendiri sehubungan dengan kedudukan kita di hadapan Allah?

      7 Itulah yang terjadi atas umat Allah secara kolektif, tetapi bagaimana dengan kita masing-masing secara individu? Saudara mungkin bertanya, ’Adakah aspek tertentu dari sikap dan tindakan saya yang masih perlu dimurnikan? Apakah saya masih perlu memurnikan tingkah laku saya, seperti Yehuwa telah memurnikan hamba-hamba-Nya yang terurap?’ Sebelumnya kita telah melihat bahwa ke-12 nabi menyoroti pandangan serta tingkah laku yang buruk maupun sifat serta tindakan yang baik. Karena itu, Saudara bisa tahu apa yang Yehuwa ”minta sebagai balasan darimu”. (Mikha 6:8) Perhatikan kata ”darimu”. Kata itu menekankan bahwa kita masing-masing hendaknya menganalisis apakah masih ada perbaikan atau pemurnian yang perlu dilakukan secara perorangan.

      ”UJILAH KIRANYA AKU”

      8. Undangan apa yang telah Yehuwa ulurkan kepada umat-Nya?

      8 Perhatikan perkataan Yehuwa selanjutnya melalui Maleakhi di pasal 3, ayat 10. Di ayat itu tercantum undangan hangat ini, ”’Bawalah semua sepersepuluhan ke dalam gudang, agar ada makanan di rumahku; dan ujilah kiranya aku dalam hal ini,’ kata Yehuwa yang berbala tentara, ’apakah aku tidak akan membuka untukmu pintu-pintu air di langit dan benar-benar mencurahkan ke atasmu berkat sampai tidak ada lagi kekurangan.’” Tawaran itu diulurkan kepada umat Allah secara keseluruhan. Apakah Saudara merasa bahwa itu adalah undangan bagi Saudara juga?

      9. Persembahan dan sepersepuluhan macam apa yang dapat Saudara berikan kepada Yehuwa?

      9 Bagaimana caranya memberikan ”sepersepuluhan” kepada Yehuwa? Tentu, Saudara tidak diwajibkan untuk memberikan persembahan dan sepersepuluhan harfiah, seperti yang ditetapkan di bawah Taurat. Sekarang, Allah menginginkan persembahan yang bersifat rohani. Sebagaimana telah dibahas di pasal sebelumnya, Paulus menggambarkan pekerjaan memberikan kesaksian sebagai persembahan. (Hosea 14:2) Sang rasul kemudian menyebutkan korban jenis lain, tulisnya, ”Jangan lupa melakukan apa yang baik dan berbagi [hal-hal materi] dengan orang-orang lain, karena Allah senang akan korban-korban yang demikian.” (Ibrani 13:15, 16) Jadi jelaslah, ”sepersepuluhan” yang disebutkan di Maleakhi 3:10 menggambarkan persembahan rohani dan materi. Sebagai orang Kristen terbaptis, Saudara mengabdikan diri sepenuhnya kepada Yehuwa, tetapi sepersepuluhan menggambarkan bagian milik Saudara yang dapat Saudara berikan kepada Yehuwa, atau yang Saudara gunakan dalam dinas kepada-Nya. Ini mencakup waktu, energi, sumber daya, dan sumbangan materi yang Saudara sediakan untuk digunakan dalam dinas kepada Yehuwa.

      10. Dalam arti apa Saudara boleh ’menguji Yehuwa’?

      10 Sepatutnyalah sepersepuluhan simbolis kepada Yehuwa itu Saudara berikan dengan pengabdian dan kasih. Perasaan mendesak juga perlu Saudara miliki. Saudara sadar bahwa hari besar Yehuwa sedang mendekat dengan cepat dan hari itu ”sangat menakutkan”. (Yoel 2:1, 2, 11) Kehidupan dipertaruhkan. Undangan itu Allah ulurkan kepada Saudara secara pribadi. Yehuwa meminta Saudara untuk ’menguji Dia’. Tentu saja, manusia yang rendah tidak pantas menguji Yehuwa seolah-olah Allah tidak bisa diandalkan. (Ibrani 3:8-10) Tetapi, Saudara dapat dengan rendah hati menguji Dia dalam arti yang benar. Bagaimana caranya? Ia menjanjikan berkat. Dengan berlaku taat, Saudara menguji Allah, seolah-olah bertanya ’Apakah Ia akan memberkati saya?’ Sebagai tanggapan, Ia mewajibkan diri untuk melakukannya, menepati janji-Nya. Jadi, diizinkannya Saudara untuk ’menguji Dia’ memperkuat keyakinan bahwa Allah akan memberkati Saudara dengan limpah.

      11, 12. Seperti yang Saudara saksikan sendiri, berkat apa saja yang telah Yehuwa berikan kepada umat-Nya?

      11 Saudara bisa menyaksikan bahwa umat Yehuwa memberikan banyak persembahan materi dan korban rohani. Dan, Yehuwa mencurahkan ”berkat sampai tidak ada lagi kekurangan”. Saudara mungkin mengamati bahwa berkat seperti itu sedang tercurah ke atas umat Allah, sebagaimana nyata dari pertambahan pesat jumlah Saksi-Saksi Yehuwa sejak awal abad ke-20 hingga zaman kita. Saudara juga telah menyaksikan pertambahan mencolok dalam pengertian akan ”perkara-perkara yang dalam dari Allah”. (1 Korintus 2:10; Amsal 4:18) Namun, pikirkan hal ini dari sudut lain: Apa pengaruhnya atas diri Saudara secara pribadi?

      12 Dulu Saudara mungkin adalah anggota gereja, atau dulu Saudara bisa jadi baru mulai menghadiri perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa. Seberapa banyak kebenaran dasar Alkitab yang Saudara pahami pada waktu itu? Sekarang, kontraskan dengan apa yang telah Saudara pelajari sejak itu dan apa yang dapat langsung Saudara buktikan dari Alkitab. Atau, pikirkan hal-hal yang lebih dalam yang telah Saudara mengerti, termasuk nubuat-nubuat yang sekarang sedang digenapi. Dan, pertimbangkan kemajuan Saudara dalam menerapkan beberapa ayat Alkitab dalam kehidupan Saudara sehari-hari. Betapa besar kemajuan yang telah Saudara buat! Dari pengalaman Saudara sendiri, Saudara dapat mengatakan, seperti halnya rasul Petrus, ”Firman nubuat itu menjadi lebih pasti bagi kami.” (2 Petrus 1:19) Intinya: Saudara secara pribadi telah ”diajar oleh Yehuwa” dan Saudara termasuk di antara umat yang mempraktekkan Kekristenan sejati dan ingin melayani Yehuwa selama-lamanya. (Yesaya 54:13) Tidak salah lagi jika Saudara mengatakan bahwa Allah telah memberkati Saudara dengan melimpah.

      NAMA SAUDARA DALAM BUKU KEHIDUPAN

      13. Bagaimana caranya agar nama seseorang dicatat dalam buku peringatan Allah?

      13 Ada berkat-berkat lain dari Yehuwa yang disebutkan di Maleakhi 3:16, ”Pada waktu itu mereka yang takut akan Yehuwa berbicara seorang dengan yang lain, masing-masing dengan temannya, dan Yehuwa terus memperhatikan dan mendengarkan. Lalu sebuah buku peringatan ditulis di hadapannya untuk mereka yang takut akan Yehuwa dan mereka yang memikirkan namanya.” Baik kaum terurap maupun kumpulan besar dengan penuh hormat mempertunjukkan ”takut akan Yehuwa”. Tidakkah Saudara merasa mendapat hak istimewa bisa menjadi salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, bagian dari umat yang bahagia, yang memikirkan nama Yehuwa dan mengagungkan nama itu di seluruh dunia? Betapa puasnya Saudara secara pribadi karena memiliki jaminan bahwa Yehuwa mengingat kesetiaan Saudara!—Ibrani 6:10.

      14. Bagaimana ke-12 nabi membantu Saudara mengetahui berbagai sikap dan kebiasaan yang Yehuwa benci?

      14 Namun, bagaimana nama Saudara secara pribadi bisa memenuhi syarat untuk dicantumkan dalam ”buku peringatan” itu, yang sekarang ini sedang ditulis di hadapan Yehuwa? Ingatlah beberapa nasihat bagus yang terdapat dalam buku-buku ke-12 nabi. Kita jadi paham tentang tingkah laku, sifat, dan sikap yang tidak menyenangkan Yehuwa. Sebagai contoh, para nabi memperingatkan kita terhadap kebiasaan yang menurut Allah bertentangan dengan standar keadilbenaran-Nya dan dapat merusak kehidupan kita, seperti ”tingkah laku bebas” dan ”roh percabulan”. (Hosea 4:12; 6:9) Allah membenci orang yang mengkhianati teman hidupnya atau, jika diperluas, anggota keluarga lainnya. (Maleakhi 2:15, 16) Yehuwa mengilhami para nabi untuk menandaskan bahwa Ia tidak senang dengan kekerasan, apa pun bentuknya. (Amos 3:10) Ia pun telah menyuruh mereka menekankan pentingnya menghindari ketidakadilan atau ketidakjujuran dalam urusan bisnis dan keuangan. (Amos 5:24; Maleakhi 3:5) Dan, ke-12 buku itu menegaskan bahwa pria-pria yang diberi wewenang seharusnya tidak membiarkan penilaian mereka dikaburkan oleh sikap berat sebelah atau kepentingan pribadi.—Mikha 7:3, 4.

      15. Manfaat bagus apa saja yang Saudara akan terima karena mengikuti desakan ke-12 nabi?

      15 Namun, para nabi tidak hanya memperlihatkan hal-hal yang harus kita hindari. Mereka menyoroti manfaat yang dapat kita nikmati dengan menjunjung standar Allah. Hubungan kita dengan Yehuwa akan semakin akrab. (Mikha 4:5) Sidang kita akan lebih stabil dan aktif apabila keadilbenaran melimpah. Perkawinan kita akan lebih kuat, dan keluarga kita akan lebih bersatu, lebih terpusat pada hal-hal rohani. (Hosea 2:19; 11:4) Dengan bertindak adil dan jujur, kita akan direspek orang lain. Jika kita meniru belas kasihan Yehuwa, kita akan memperlihatkan keibaan hati serta kebaikan hati yang penuh kasih dan, sebagai balasannya, kita pun akan merasakan hal yang sama dari saudara-saudari kita. (Mikha 7:18, 19) Ya, kita akan dikelilingi oleh orang-orang yang rohani, saudara-saudari yang mengasihi kebenaran dan kedamaian, dan yang terpenting, kita akan bersahabat dengan Yehuwa. (Zakharia 8:16, 19) Tidakkah Saudara setuju bahwa ini adalah berkat-berkat yang telah Saudara rasakan?

      16. Perbedaan apa nyata dewasa ini, dan apa pengaruhnya kelak pada hari perhitungan Yehuwa?

      16 Sebagai hasil dari apa yang baru kita bahas, semakin jelaslah ”perbedaan antara orang yang adil-benar dan orang yang fasik”—antara orang Kristen yang sejati dan yang palsu. (Maleakhi 3:18) Kita berupaya hidup menurut standar Yehuwa, sedangkan dunia pada umumnya tenggelam semakin dalam ke dalam kubangan ketidaksalehan. Dan, Saudara tahu bahwa perbedaan ini akan besar sekali pengaruhnya sewaktu ”hari besar Yehuwa” tiba.—Zefanya 1:14; Matius 25:46.

      17. Di waktu mendatang, bagaimana Saudara dapat menggunakan keterangan dalam buku ini?

      17 Maka, jelaslah nasihat ke-12 nabi tidak dibatasi oleh waktu. Sewaktu menghadapi problem atau harus mengambil keputusan tertentu, Saudara hendaknya meninjau keterangan praktis yang disajikan dalam pasal-pasal buku ini. Dengan demikian, Saudara dapat memperlihatkan keinginan yang terus-menerus untuk diajar dalam jalan-jalan Yehuwa dan ”berjalan di jalan-jalannya”. (Mikha 4:2) Akan tetapi, dengan berjalan di jalan-jalan Allah, Saudara tidak hanya mendapat manfaat pada saat ini. Hasrat Saudara yang tulus tentu adalah agar nama Saudara tertulis dalam buku peringatan Yehuwa secara permanen, bukan? Buku-buku dari ke-12 nabi dapat membantu Saudara meraih tujuan itu.

      IMAN MENGHASILKAN KESELAMATAN

      18. Syarat penting apa terdapat di Yoel 2:32, dan apa yang rasul Paulus tambahkan pada syarat tersebut?

      18 Untuk menandaskan faktor utama yang dapat membuat Saudara senantiasa diperkenan Allah, Yoel menyatakan, ”Setiap orang yang berseru kepada nama Yehuwa akan selamat.” (Yoel 2:32) Dua rasul, Petrus dan Paulus, mengutip syarat penting ini. (Kisah 2:21; Roma 10:13) Paulus menambahkan aspek lain pada anjuran kuat tersebut sewaktu ia bertanya, ”Bagaimana mereka akan berseru kepada dia yang kepadanya mereka tidak beriman?” (Roma 10:14) Saudara pun tentu ingin berseru kepada nama Yehuwa dan memperlihatkan iman kepada-Nya sekarang dan selama-lamanya!

      Gambar di hlm. 187

      Yoel

      19. Apa yang tercakup dalam berseru kepada nama Yehuwa?

      19 Berseru kepada nama Yehuwa mencakup lebih dari sekadar tahu dan menggunakan nama pribadi Allah. (Yesaya 1:15) Konteks Yoel 2:32 menekankan pertobatan sejati dan percaya akan pengampunan Yehuwa. (Yoel 2:12, 13) Berseru kepada nama Allah menyiratkan benar-benar mengenal, mempercayai, menaati, dan mendahulukan Dia dalam kehidupan kita. Ya, melayani Yehuwa menjadi prioritas utama kita. Hal itu selanjutnya akan menghasilkan kehidupan yang memuaskan dan langgeng, yang adalah berkat dari Allah.—Matius 6:33.

      20. Jika Saudara memperlihatkan iman, hal-hal menakjubkan apa yang bisa Saudara peroleh?

      20 Yehuwa berfirman melalui Habakuk, ”Orang yang adil-benar, karena kesetiaannya ia akan tetap hidup.” (Habakuk 2:4) Pastikan untuk mencamkan hal itu dalam pikiran dan hati. Hal tersebut merupakan salah satu kebenaran utama Alkitab. Paulus menunjuk ke ayat itu tiga kali dalam tulisan-tulisan terilhamnya.b (Roma 1:16, 17; Galatia 3:11, 14; Ibrani 10:38) Kebenaran ini mengharuskan Saudara memperlihatkan iman akan korban yang Yesus Kristus berikan untuk dosa-dosa kita. Yesus menjelaskan, ”Allah begitu mengasihi dunia ini, ia memberikan Putra satu-satunya yang diperanakkan, agar setiap orang yang memperlihatkan iman akan dia . . . memperoleh kehidupan abadi.” Kita juga membaca, ”Dia yang memperlihatkan iman akan Putra memiliki kehidupan abadi.” (Yohanes 3:16, 36) Korban itu memungkinkan penyembuhan yang hanya dapat diberikan oleh Penebus kita. Setelah mencatat pernyataan Yehuwa tentang dampak hari besar-Nya atas dunia Setan yang fasik, Maleakhi melanjutkan, ”Ke atas kamu yang takut akan namaku matahari keadilbenaran pasti akan bersinar, dengan kesembuhan pada sayap-sayapnya.” Ya, Yesus akan menyinarkan kesembuhan. Salah satu contohnya adalah kesembuhan rohani yang kita alami sekarang. Namun, betapa senangnya membayangkan bahwa di dunia baru kelak kita pun akan mengalami kesembuhan fisik sepenuhnya!—Maleakhi 4:2.

      21. Mengapa Saudara dapat beriman akan kesanggupan Yehuwa untuk melaksanakan kehendak-Nya?

      21 Penting juga untuk beriman akan kesanggupan Allah untuk melaksanakan kehendak-Nya. Pada zaman Mikha, sulit untuk mengandalkan sesama manusia. Sang nabi menyatakan, ”Janganlah menaruh iman kepada seorang teman. Janganlah menaruh kepercayaan kepada seorang sahabat kepercayaan.” Namun, Mikha tidak merasa sulit mempercayai Yehuwa; Saudara pun hendaknya demikian. Mikha menyatakan, ”Tetapi aku, aku akan terus mengamati Yehuwa.” (Mikha 7:5, 7) Tidak seperti manusia yang tidak dapat diduga, Yehuwa memiliki kehendak dan kuasa untuk memenuhi maksud-tujuan-Nya demi pembenaran kedaulatan-Nya dan kesejahteraan kekal orang-orang yang beriman.

      22. Apa yang pada akhirnya akan dinikmati oleh orang-orang yang berseru kepada nama Yehuwa dengan iman?

      22 Dengan yakin, Saudara dapat menyetujui kata-kata Habakuk, ”Aku akan sangat bersukacita karena Yehuwa; aku akan bersukacita karena Allah keselamatanku.” (Habakuk 3:18) Nabi Yoel menyatakan dengan jelas bahwa orang-orang yang berseru kepada nama Yehuwa dengan iman memiliki alasan untuk bersukacita: Mereka ”akan selamat” atau, sebagaimana Paulus menyatakannya, ”akan diselamatkan”. (Yoel 2:32; Roma 10:13) Selamat, atau diselamatkan, dalam arti apa? Iman yang Saudara perlihatkan sudah menyelamatkan Saudara dari tindakan-tindakan licik Setan dan banyak hal menyakitkan yang harus dialami orang fasik. (1 Petrus 1:18) Namun, lebih daripada itu, Saudara dapat dengan yakin berharap untuk diselamatkan dari bencana yang akan mengakhiri sistem fasik sekarang ini, sehingga terbukalah jalan bagi Saudara untuk menikmati berlimpah berkat yang dinubuatkan oleh ke-12 nabi.

      GAMBARAN SEKILAS TENTANG FIRDAUS

      23, 24. (a) Gambaran sekilas apa tentang Firdaus yang dilukiskan oleh ke-12 nabi? (b) Bagaimana pandangan Saudara tentang masa depan dipengaruhi oleh tulisan ke-12 nabi?

      23 Ada banyak berkat kekal yang tersedia bagi orang-orang yang ”takut akan Yehuwa”. (Maleakhi 3:16) Beberapa dari ke-12 nabi memberikan gambaran sekilas yang jelas tentang Firdaus di bumi yang sudah di ambang pintu, gambaran yang dapat membuat Saudara sangat bersukacita dan penuh harapan. Sebagai contoh, Mikha menulis, ”Mereka akan duduk, masing-masing di bawah tanaman anggurnya dan di bawah pohon aranya, dan tidak akan ada orang yang membuat mereka gemetar.” (Mikha 4:4) Ya, di bawah Kerajaan Allah, Saudara akan merasa aman dan akan menuai buah-buah kerja keras Saudara!

      24 Bukanlah angan-angan belaka apabila Saudara menanti-nantikan berakhirnya penyakit, dukacita, dan bahkan kematian. Bayangkan sukacita yang akan dirasakan orang-orang yang dihidupkan kembali di bumi dengan prospek menjadi manusia sempurna! Mereka akan mengalami penggenapan yang lebih luas dari nubuat Hosea 13:14, ”Dari tangan Syeol aku akan menebus mereka; dari kematian aku akan memulihkan mereka. Di manakah sengatmu, hai, Kematian? Di manakah kekuatanmu yang membinasakan, hai, Syeol?” Paulus menerapkan ayat itu untuk kebangkitan surgawi.—1 Korintus 15:55-57.

      25. Perasaan apa yang akan Saudara miliki di dunia baru?

      25 Tentunya tidak terlalu sulit untuk percaya bahwa kebangkitan di bumi akan terjadi. (Zakharia 8:6) Sewaktu Amos dan Mikha menubuatkan bahwa umat Allah akan kembali dari pembuangan, hal itu tampaknya sukar untuk dipercaya. Namun, Saudara tahu bahwa hal itu benar-benar terjadi. (Amos 9:14, 15; Mikha 2:12; 4:1-7) Orang-orang Yahudi yang kembali itu menyatakan, ”Kita menjadi seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan gelak tawa, dan lidah kita dengan seruan sukacita. . . . Yehuwa telah melakukan perkara besar bagi kita. Kita bersukacita.” (Mazmur 126:1-3) Itulah yang akan Saudara rasakan di dunia baru ketika mengalami ”berkat sampai tidak ada lagi kekurangan”.

      Hamba-hamba Yehuwa berada di antara orang-orang yang mengasihi kebenaran dan keadilan

      26. Berkat apa saja menanti orang yang hidup tanpa melupakan hari Yehuwa?

      26 Setelah ”hari Yehuwa” membersihkan bumi dari kefasikan, ”kekuasaan sebagai raja akan menjadi milik Yehuwa” dengan lebih sepenuhnya. (Obaja 15, 21) Bukankah hal itu akan menjadi berkat yang luar biasa bagi semua rakyat-Nya di bumi? Dan, Saudara dapat termasuk di antara orang-orang yang dimaksud dalam Maleakhi pasal 3, ”’Mereka akan menjadi milikku,’ kata Yehuwa yang berbala tentara, . . . ’Aku akan memperlihatkan keibaan hati kepada mereka, sama seperti seorang pria memperlihatkan keibaan hati kepada putranya yang melayani dia.’” (Maleakhi 3:17) Jelaslah, kesetiaan Saudara, yang membuat Saudara dapat diselamatkan, selanjutnya akan memberi Saudara ”berkat sampai tidak ada lagi kekurangan”. Sungguh prospek yang menakjubkan!

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan