PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Penyakit Jantung​—Ancaman terhadap Kehidupan
    Sedarlah!—1996 | 8 Desember
    • Penyakit Jantung​—Ancaman terhadap Kehidupan

      SETIAP tahun, jutaan pria dan wanita di seluas dunia mengalami serangan jantung. Banyak pasien yang lolos dari serangan jantung menderita beberapa dampak lanjutannya. Yang lainnya tidak tertolong lagi. Namun bagi beberapa pasien, jantung mereka sedemikian rusaknya sehingga ”diragukan apakah dapat kembali melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat”, kata kardiolog Peter Cohn, dan menambahkan, ”Oleh karena itu, adalah penting untuk menangani gejala-gejala serangan jantung sesegera mungkin.”

      Jantung adalah sebuah otot yang memompa darah ke seluruh tubuh. Dalam suatu serangan jantung (myocardial infarction), bagian dari otot jantung mati sewaktu tidak mendapatkan darah. Untuk tetap sehat, jantung membutuhkan oksigen dan zat-zat gizi lain yang dibawa oleh darah. Ini didapatkan melalui arteria (pembuluh darah) koroner, yang membungkus bagian luar jantung.

      Penyakit-penyakit dapat mempengaruhi bagian mana pun dari jantung. Akan tetapi, yang paling umum adalah penyakit kronis pada arteria koroner yang disebut aterosklerosis. Apabila ini terjadi, plak, atau timbunan lemak, terbentuk pada dinding-dinding arteri. Selang beberapa waktu, plak dapat menumpuk, mengeras dan mempersempit arteri, dan menghambat aliran darah ke jantung. Penyakit arteria koroner atau coronary artery disease (CAD) inilah yang pada dasarnya menuntun kepada sebagian besar serangan jantung.

      Penyumbatan dalam satu arteri atau lebih menimbulkan serangan secara tiba-tiba sewaktu permintaan jantung akan oksigen melebihi yang tersedia. Bahkan dalam arteri yang tidak terlalu sempit, timbunan plak dapat pecah dan membentuk kerak darah atau trombus. Arteri yang berpenyakit juga cenderung mengalami kontraksi otot secara mendadak. Sekeping kerak darah dapat terbentuk di tempat kontraksi, melepaskan zat kimia yang kemudian mengakibatkan dinding arteri menyempit, memicu sebuah serangan.

      Apabila otot jantung tidak menerima oksigen untuk waktu yang cukup lama, jaringan di sekitarnya dapat rusak. Tidak seperti jaringan yang lain, otot jantung tidak mengalami regenerasi. Semakin lama serangannya, semakin banyak kerusakan pada jantung dan semakin besar kemungkinan meninggal. Jika sistem elektrik dari jantung rusak, irama normal jantung dapat menjadi kacau dan jantung mulai bergetar dengan tidak menentu (berfibrilasi). Dalam aritmia (penyimpangan dari irama jantung normal) demikian, jantung kehilangan kesanggupannya untuk memompa darah dengan efektif ke otak. Dalam waktu sepuluh menit, otak mati dan si pasien pun tidak tertolong lagi.

      Oleh karena itu, sangat dibutuhkan penanganan dini oleh personel medis yang terlatih. Ini dapat menyelamatkan jantung dari kerusakan yang lebih parah, mencegah atau merawat aritmia, dan bahkan dapat menyelamatkan kehidupan.

  • Mengenali dan Menangani Gejalanya
    Sedarlah!—1996 | 8 Desember
    • Mengenali dan Menangani Gejalanya

      SEWAKTU gejala-gejala serangan jantung timbul, sangatlah penting untuk langsung mencari bantuan medis, karena risiko kematian terbesar adalah dalam kurun waktu satu jam setelah terjadi serangan. Perawatan yang cepat dapat menyelamatkan otot jantung dari kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Semakin banyak otot jantung yang terselamatkan, semakin efektif jantung akan kembali memompa setelah serangan.

      Akan tetapi, beberapa serangan jantung terjadi tanpa diketahui, tidak menampakkan gejala luar apa pun. Dalam kasus-kasus ini orang tersebut mungkin tidak menyadari bahwa ia mengidap penyakit arteria koroner (CAD). Sayang sekali, beberapa orang baru tahu bahwa mereka menderita gangguan jantung setelah sebuah serangan jantung yang hebat terjadi. Sewaktu timbul gagal jantung (jantung berhenti memompa), kecil kemungkinannya untuk tertolong kecuali tim penyelamat dipanggil dengan segera dan pernapasan buatan kardiopulmonal (CPR) oleh orang-orang di tempat kejadian langsung diberikan.

      Dari antara mayoritas orang yang memiliki gejala-gejala CAD, lapor Harvard Health Letter, kira-kira setengahnya tidak segera mencari bantuan medis. Mengapa? ”Biasanya, karena mereka tidak menyadari bahaya di balik gejala-gejala ini atau tidak menganggapnya serius”.

      John,a seorang korban serangan jantung dan salah seorang Saksi-Saksi Yehuwa, mengimbau, ”Bila Anda merasakan ada sesuatu yang tidak beres, jangan menunda-nunda untuk mendapatkan bantuan medis karena merasa takut dianggap mengada-ada. Saya nyaris kehilangan nyawa saya karena saya kurang cepat bereaksi.”

      Apa yang Terjadi

      John menjelaskan, ”Satu setengah tahun sebelum saya mendapat serangan jantung, saya diperingatkan oleh seorang dokter akan kolesterol saya yang tinggi, faktor utama penyebab CAD. Tetapi saya mengabaikan masalah itu, karena saya merasa bahwa saya masih muda​—di bawah usia 40 tahun​—dan dalam keadaan sehat. Saya sangat menyesal bahwa saya tidak mengambil tindakan saat itu juga. Saya mengalami tanda peringatan lain​—napas tersengal-sengal pada saat berolahraga, rasa nyeri yang saya duga sebagai gangguan pencernaan dan, selama beberapa bulan sebelum serangan, perasaan sangat lelah. Kebanyakan dari gejala ini saya anggap disebabkan oleh kurang tidur dan stres akibat pekerjaan. Tiga hari sebelum saya mengalami serangan jantung, saya mengalami apa yang saya duga sebagai kontraksi otot secara tiba-tiba di dada saya. Rupanya itu adalah serangan kecil sebelum serangan besar tiga hari kemudian.”

      Rasa nyeri atau rasa ditekan di dada, yang disebut angina, memberikan peringatan kepada setengah dari mereka yang menderita serangan jantung. Beberapa orang mengalami napas tersengal-sengal atau kelelahan dan perasaan lunglai sebagai gejalanya, mengindikasikan bahwa jantung tidak mendapatkan cukup oksigen karena penyumbatan koroner. Sinyal-sinyal peringatan ini hendaknya mendorong seseorang untuk pergi ke dokter guna memeriksakan jantungnya. Dr. Peter Cohn menyatakan, ”Setelah angina diberi perawatan, tidak ada jaminan bahwa serangan jantung dapat dicegah, tetapi setidaknya kemungkinan terjadinya serangan dalam waktu dekat berkurang.”

      Serangan

      John melanjutkan, ”Pada hari itu, kami keluar untuk bermain softball. Seraya saya melahap hamburger dan kentang goreng pada waktu makan siang, saya mengabaikan ketidaknyamanan, mual, dan sesak di tubuh bagian atas. Tetapi sewaktu kami pergi ke lapangan bola dan mulai bermain, saya dapat merasa bahwa ada yang tidak beres. Menjelang siang hari, saya berangsur-angsur merasa semakin parah.

      ”Beberapa kali, saya berbaring di atas bangku pemain, wajah menghadap ke atas, dan mencoba meregangkan otot-otot dada saya, tetapi rasanya semakin menyesakkan. Sementara bermain, saya berkata kepada diri sendiri, ’Mungkin saya terkena flu,’ karena saya berkeringat dingin dan lemah pada saat-saat tertentu. Ketika saya berlari, saya tampak kehabisan napas. Saya kembali berbaring di atas bangku. Sewaktu saya bangun, ternyata saya sedang dalam kesulitan besar. Saya berteriak kepada putra saya James, ’Papa harus ke rumah sakit SEKARANG!’ Dada saya serasa ditekan oleh beban yang sangat berat. Rasa nyerinya begitu hebat sehingga saya tidak dapat berdiri. Saya pikir, ’Mungkinkah ini serangan jantung? Saya baru berusia 38 tahun!’”

      Putra John, yang waktu itu berusia 15 tahun, menceritakan, ”Hanya dalam beberapa menit, ayah saya sudah kehabisan tenaga, sehingga ia harus digotong ke mobil. Teman saya mengemudikan mobil sambil terus mengajukan pertanyaan kepada Ayah untuk memantau kondisinya. Akhirnya, Ayah tidak menjawab. ’John!’ teriak teman saya. Tetapi ayah saya masih tidak menanggapi. Kemudian Ayah melonjak di tempat duduknya, kejang-kejang dan muntah-muntah. Saya terus berteriak, ’Pa! Saya sayang papa! Jangan tinggalkan kami!’ Setelah serangan mendadak tersebut, seluruh tubuhnya jatuh lunglai di tempat duduk. Saya pikir ia telah meninggal.”

      Di Rumah Sakit

      ”Kami tancap gas ke rumah sakit untuk mendapat pertolongan. Dua tiga menit telah berlalu sejak saya berpikir Ayah telah meninggal, tetapi saya berharap ia dapat pulih kembali. Di luar dugaan saya, kira-kira 20 rekan Saksi-Saksi Yehuwa yang sebelumnya ada di lapangan bola sekarang berada di ruang tunggu. Mereka membuat saya merasa terhibur dan dikasihi, yang merupakan bantuan besar pada saat-saat kelabu seperti itu. Kira-kira 15 menit kemudian, seorang dokter datang dan menjelaskan, ’Kami sanggup memulihkan ayahmu, tetapi ia baru saja mengalami serangan jantung yang hebat. Kami tidak yakin apakah ia akan terus hidup.’

      ”Ia kemudian membolehkan saya melihat Ayah sebentar. Pernyataan kasih Ayah kepada keluarga kami membuat saya terenyuh. Sambil menahan rasa sakit yang luar biasa, ia mengatakan, ’Nak, papa sayang kamu. Ingatlah selalu bahwa Yehuwa adalah pribadi yang paling penting dalam kehidupan kita. Jangan pernah berhenti melayani-Nya, dan bantulah mama dan adik-adikmu agar tidak pernah berhenti melayani-Nya. Kita memiliki harapan yang kokoh akan kebangkitan, dan jika papa meninggal, papa ingin melihat kalian semua sewaktu papa bangkit.’ Kami berdua meneteskan air mata kasih, kecemasan, dan harapan.”

      Istri John, Mary, tiba satu jam kemudian. ”Ketika saya berjalan memasuki ruang gawat darurat, dokter berkata, ’Suami Anda mengalami serangan jantung yang hebat.’ Saya termangu. Ia menjelaskan bahwa jantung John telah didefibrilasi delapan kali. Metode darurat ini melibatkan penggunaan tegangan listrik untuk menghentikan detak jantung yang tidak menentu dan mengembalikan irama normal jantung. Bersama dengan CPR, pemberian oksigen, dan obat-obatan yang diinfus, defibrilasi adalah metode penyelamatan yang terbaru.

      ”Ketika saya melihat John, hati saya terenyuh. Ia sangat pucat, dan ada banyak tabung dan kawat yang menghubungkan tubuhnya dengan layar-layar monitor. Dalam hati, saya berdoa kepada Yehuwa untuk memberikan saya kekuatan agar dapat menahan pencobaan ini demi ketiga putra kami, dan saya berdoa memohon bimbingan untuk membuat keputusan yang bijaksana tentang hal-hal yang akan terjadi. Seraya saya mendekati tempat tidur John, saya berpikir, ’Apa yang harus dikatakan kepada orang yang kita kasihi pada saat seperti ini? Apakah kami benar-benar siap untuk situasi yang mengancam kehidupan seperti ini?’

      ”’Sayang,’ kata John, ’kamu tahu saya mungkin tidak sanggup bertahan lagi. Tetapi yang penting kamu dan anak-anak tetap setia kepada Yehuwa karena segera sistem ini akan berakhir dan tidak akan ada lagi penyakit dan kematian. Saya ingin bangun di sistem baru itu dan melihat kamu dan anak-anak kita di sana.’ Air mata mengalir deras di wajah kami.”

      Dokter Menjelaskan

      ”Kemudian dokter memanggil saya dan menjelaskan bahwa penyelidikan memperlihatkan serangan jantung John disebabkan oleh penyumbatan 100 persen di saluran arteri sebelah kiri bagian depan yang menuju ke bawah. Ia juga mengalami penyumbatan di arteri yang lain. Dokter memberi tahu saya bahwa saya harus membuat keputusan sehubungan dengan perawatan John. Dua dari antara pilihan-pilihan yang tersedia adalah obat-obatan dan angioplastik (angioplasty). Ia berpikir bahwa yang kedua lebih baik, jadi kami memilih angioplastik. Tetapi para dokter tidak dapat memberi jaminan, karena kebanyakan orang tidak tertolong dari jenis serangan jantung yang John alami.”

      Angioplastik adalah teknik pembedahan dengan cara menyisipkan sebuah kateter berujung seperti balon ke dalam arteri koroner dan kemudian menggembungkannya untuk membuka penyumbatan. Prosedur tersebut memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi dalam mengembalikan aliran darah. Sewaktu beberapa arteri mengalami penyumbatan yang parah, biasanya pembedahan bypass direkomendasikan.

      Prognosis yang Menyedihkan

      Setelah angioplastik, kehidupan John masih dalam keadaan genting untuk 72 jam berikutnya. Akhirnya, jantungnya mulai pulih dari trauma tersebut. Tetapi jantung John hanya memompa dalam kapasitas setengah daripada sebelumnya, dan sebagian besar dari jantungnya telah menjadi jaringan mati, jadi kemungkinan menjadi seorang cacat jantung hampir tidak terelakkan.

      Sambil mengenang apa yang sudah terjadi, John menasihatkan, ”Kita berutang kepada Pencipta kita, keluarga kita, saudara-saudari kita, dan diri kita sendiri untuk mengindahkan peringatan dan menjaga kesehatan kita​—khususnya jika kita memiliki risiko. Hingga taraf tertentu, kita dapat menjadi penyebab dari kebahagiaan atau kesedihan. Semuanya bergantung pada kita.”

      Kasus John merupakan kasus yang parah dan membutuhkan perhatian segera. Tetapi tidak semua orang yang mengalami rasa terbakar di dada harus bergegas ke dokter. Namun, pengalamannya menjadi peringatan, dan mereka yang merasakan gejala-gejalanya hendaknya mendapat pemeriksaan.

      Apa yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyakit jantung? Artikel berikut akan membahasnya.

      [Catatan Kaki]

      a Nama-nama dalam artikel ini telah diubah.

      [Kotak di hlm. 6]

      Gejala-Gejala Serangan Jantung

      • Perasaan ditekan, diimpit, atau nyeri yang tidak nyaman di dada yang berlangsung selama beberapa menit. Dapat disalahartikan sebagai rasa terbakar yang hebat di dada

      • Nyeri yang dapat menyebar ke——atau hanya terdapat di——rahang, leher, bahu, lengan, siku, atau tangan kiri

      • Nyeri yang berkepanjangan di perut sebelah atas

      • Napas tersengal-sengal, pening, pingsan, berkeringat, atau keringat dingin

      • Kelelahan——mungkin dialami beberapa minggu sebelum serangan

      • Mual atau muntah

      • Serangan angina secara berkala yang tidak disebabkan karena bekerja sangat keras

      Gejala-gejala dapat bervariasi dari ringan sampai berat dan tidak selalu muncul semuanya pada setiap serangan jantung. Tetapi jika terjadi kombinasi dari gejala-gejala ini, segera dapatkan pertolongan. Akan tetapi, dalam beberapa kasus tidak ada gejala; ini mengacu kepada serangan jantung yang tidak terduga.

      [Kotak di hlm. 7]

      Tindakan Penyelamatan

      Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal menunjukkan gejala-gejala serangan jantung:

      • Kenalilah gejala-gejala tersebut

      • Hentikanlah pekerjaan apa pun yang sedang Anda lakukan dan duduk atau berbaringlah.

      • Jika gejala-gejala berlangsung lebih dari beberapa menit, hubungilah nomor telepon darurat setempat. Beri tahu petugas bahwa Anda mencurigai adanya serangan jantung, dan berikan informasi yang dibutuhkan untuk mencapai Anda.

      • Jika Anda dapat mengantarkan korban ke ruang gawat darurat di rumah sakit lebih cepat dengan mengemudi ke sana sendiri, lakukanlah. Jika Anda merasa mengalami serangan jantung, mintalah seseorang untuk mengantarkan Anda ke sana.

      Jika Anda menunggu kru medik darurat:

      • Longgarkan pakaian yang ketat, termasuk ikat pinggang atau dasi. Bantulah agar korban merasa nyaman, topanglah ia dengan bantal jika dibutuhkan.

      • Tetaplah tenang, tidak soal Anda korbannya atau penolongnya. Kepanikan dapat meningkatkan kemungkinan terjadinya aritmia yang mengancam kehidupan. Doa dapat menjadi bantuan yang menguatkan untuk tetap tenang.

      Jika korban tampaknya berhenti bernapas:

      • Dengan suara keras tanyakanlah, ”Bisa dengar suara saya?” Jika tidak ada reaksi, jika tidak ada denyut, dan jika korban tidak bernapas, mulailah lakukan pernapasan buatan kardiopulmonal (CPR).

      • Ingatlah tiga langkah dasar CPR:

      1. Angkatlah dagu korban ke atas, untuk membuka saluran pernapasan.

      2. Dengan saluran pernapasan terbuka, sambil menjepit lubang hidung korban, tiuplah dengan perlahan dua kali ke dalam mulut sampai dadanya menggembung.

      3. Tekanlah 10 hingga 15 kali di bagian tengah dada di antara puting untuk mendorong darah keluar dari jantung dan dada. Setiap 15 detik, teruslah memberikan dua tiupan diikuti 15 tekanan hingga ada denyut dan napas lagi atau hingga tim gawat darurat tiba.

      CPR hendaknya dilakukan oleh seseorang yang terlatih. Tetapi jika tidak ada yang terlatih, ”lebih baik dilakukan CPR daripada tidak”, kata Dr. R. Cummins, seorang direktur perawatan jantung darurat. Kemungkinan selamat sangat tipis, kecuali ada yang memprakarsai langkah-langkah ini. CPR menjaga korban tetap hidup hingga pertolongan tiba.

  • Bagaimana Mengurangi Risikonya?
    Sedarlah!—1996 | 8 Desember
    • Bagaimana Mengurangi Risikonya?

      PENYAKIT arteria koroner (CAD) dihubungkan dengan sejumlah faktor genetik, lingkungan hidup, dan gaya hidup. CAD dan serangan jantung dapat diakibatkan oleh risiko-risiko yang berhubungan dengan satu faktor ini atau lebih selama bertahun-tahun, atau puluhan tahun.

      Usia, Jenis Kelamin, dan Keturunan

      Dengan bertambahnya usia, bertambah pulalah risiko serangan jantung. Kira-kira 55 persen serangan jantung terjadi pada orang-orang berusia di atas 65 tahun. Kira-kira 80 persen dari orang-orang yang meninggal karena serangan jantung berusia 65 tahun atau lebih.

      Pria-pria di bawah usia 50 tahun memiliki risiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita-wanita pada kelompok usia yang sama. Setelah menopause, risiko seorang wanita bertambah karena penurunan yang tajam dari hormon estrogen yang bersifat melindungi. Menurut beberapa prakiraan, terapi penggantian estrogen dapat mengurangi risiko penyakit jantung pada wanita hingga 40 persen atau lebih, meskipun terdapat peningkatan risiko beberapa jenis kanker.

      Keturunan dapat memainkan peranan kunci. Mereka yang orang-tuanya mengalami serangan jantung sebelum usia 50 tahun memiliki risiko serangan yang lebih besar. Bahkan jika orang-tua mengalami serangan setelah usia 50 tahun, terdapat risiko yang lebih besar. Jika terdapat riwayat gangguan jantung dalam keluarga, keturunan mereka lebih cenderung mengembangkan problem yang serupa.

      Faktor Kolesterol

      Kolesterol, sejenis lemak, penting bagi kehidupan. Liver memproduksinya, dan darah membawanya ke sel-sel, dalam bentuk molekul-molekul yang disebut lipoprotein. Dua jenis lipoprotein adalah lipoprotein encer (kolesterol LDL) dan lipoprotein padat (kolesterol HDL). Kolesterol menjadi faktor risiko bagi CAD jika terlalu banyak kolesterol LDL mengendap dalam darah.

      HDL dianggap memainkan peranan pelindung dengan menyingkirkan kolesterol dari jaringan dan membawanya kembali ke liver, untuk diubah dan disingkirkan dari tubuh. Jika hasil pengujian kadar LDL tinggi dan HDL rendah, risiko penyakit jantung menjadi tinggi. Menurunkan tingkat LDL dapat menghasilkan penurunan risiko yang berarti. Perawatan diet adalah kuncinya, dan olahraga dapat membantu. Berbagai obat-obatan dapat memberikan hasil, tetapi beberapa memiliki efek sampingan yang tidak menyenangkan.a

      Diet rendah kolesterol dan rendah lemak jenuh direkomendasikan. Menggantikan makanan yang tinggi lemak jenuhnya, seperti mentega, dengan makanan yang lebih rendah lemak jenuhnya, seperti minyak canola atau minyak zaitun, dapat menurunkan LDL dan memelihara kadar HDL. Di lain pihak, American Journal of Public Health menyatakan bahwa minyak nabati yang dihidrogenasi seluruhnya atau sebagian dalam kebanyakan margarin dan produk-produk lemak nabati dapat meningkatkan LDL dan menurunkan HDL. Mengurangi konsumsi daging dengan kadar lemak tinggi dan menggantikannya dengan bagian-bagian dari ayam atau kalkun yang lebih rendah kadar lemaknya juga direkomendasikan.

      Penelitian memperlihatkan bahwa vitamin E, beta-karotena, dan vitamin C dapat memperlambat aterosklerosis pada binatang. Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa kemungkinan ini juga mengurangi insiden serangan jantung pada manusia. Setiap hari mengkonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan yang kaya akan beta-karotena dan karotenoid lain dan vitamin C, seperti tomat, sayuran berdaun hijau tua, lada, wortel, umbi-umbian, dan melon, dapat menyediakan perlindungan hingga tingkat tertentu dari CAD.

      Juga dikatakan bahwa vitamin B6 dan magnesium dapat membantu. Bulir biji-bijian utuh seperti barli dan gandum dan juga kacang, miju, dan beberapa biji-bijian dan kacang-kacangan dapat membantu. Selanjutnya, memakan ikan seperti salmon, makerel, herring, atau tuna sekurang-kurangnya dua kali seminggu dianggap dapat mengurangi risiko CAD, karena ikan-ikan ini kaya akan asam lemak berantai tak jenuh omega-3.

      Gaya Hidup yang Tidak Banyak Bergerak

      Orang-orang yang tidak banyak bergerak memiliki risiko serangan jantung yang lebih tinggi. Mereka menghabiskan sebagian besar dari hari mereka tanpa aktif secara jasmani dan tidak berolahraga dengan teratur. Serangan jantung sering kali terjadi pada orang-orang ini setelah kegiatan-kegiatan yang berat seperti bekerja keras di kebun, joging, mengangkat beban berat, atau menyekop salju. Tetapi risikonya menurun di antara mereka yang berolahraga dengan teratur.

      Jalan-jalan santai selama 20 hingga 30 menit sebanyak tiga atau empat kali seminggu dapat menurunkan risiko serangan. Olahraga dengan teratur meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa, dan dapat menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan tekanan darah.

      Hipertensi, Kelebihan Berat, dan Diabetes

      Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran arteri dan meningkatkan penimbunan plak. Seraya timbunan plak meningkat, terjadi lebih banyak penghalang terhadap aliran darah dan dengan demikian terjadilah peningkatan tekanan darah.

      Tekanan darah hendaknya diperiksa secara teratur, karena kemungkinan tidak ada tanda luar apa pun akan adanya masalah. Untuk setiap penurunan satu derajat tekanan diastolik (angka di bawah), risiko serangan jantung dapat berkurang 2 hingga 3 persen. Perawatan medis untuk tekanan darah rendah mungkin efektif. Diet, dan dalam beberapa kasus membatasi konsumsi garam, bersama dengan olahraga teratur untuk mengurangi berat dapat membantu menjaga tekanan darah tinggi.

      Kelebihan berat meningkatkan tekanan darah tinggi dan ketidaknormalan lemak. Menghindari atau mengobati obesitas (kegemukan) adalah cara utama untuk menghindari diabetes. Diabetes mempercepat CAD dan meningkatkan risiko serangan jantung.

      Merokok

      Merokok adalah faktor yang kuat dalam perkembangan CAD. Di Amerika Serikat, merokok secara langsung bertanggung jawab atas kira-kira 20 persen dari semua kematian karena penyakit jantung dan hampir 50 persen dari serangan jantung pada wanita berusia di bawah 55 tahun. Merokok meningkatkan tekanan darah dan memasukkan zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida, ke dalam aliran darah. Zat-zat kimia ini, selanjutnya, merusak arteri.

      Para perokok juga membuat mereka yang ikut menghirup asapnya mendapat risiko. Penelitian menyingkapkan bahwa orang-orang yang tidak merokok yang tinggal dengan para perokok memiliki tambahan risiko serangan jantung. Oleh karena itu, dengan berhenti merokok, seseorang dapat mengurangi risikonya sendiri dan bahkan dapat menyelamatkan kehidupan orang-orang tercinta yang tidak merokok.

      Stres

      Sewaktu berada di bawah stres emosi atau mental yang berat, mereka yang memiliki CAD menghadapi risiko serangan jantung dan kematian akibat serangan jantung yang jauh lebih tinggi daripada orang-orang yang memiliki arteri yang sehat. Menurut suatu penelitian, stres dapat menyebabkan arteri yang tertimbun plak menyempit, dan ini menurunkan aliran darah hingga 27 persen. Penyempitan yang berarti terlihat bahkan pada arteri yang terkena penyakit ringan. Penelitian lain mengesankan bahwa stres berat dapat menyebabkan pecahnya dinding arteri yang mengandung plak, memicu serangan jantung.

      Consumer Reports on Health menyatakan, ”Beberapa orang tampaknya menjalani kehidupan dengan sikap yang buruk. Mereka sinis, pemarah, dan mudah tersinggung. Meskipun kebanyakan orang mengabaikan kejengkelan kecil-kecilan, orang-orang yang bersikap bermusuhan menanggapinya dengan berlebihan.” Kemarahan yang kronis dan permusuhan meningkatkan tekanan darah, denyut jantung, dan merangsang liver untuk membuang kolesterol ke dalam aliran darah. Ini merusak arteri koroner dan menyumbang kepada CAD. Kemarahan dianggap melipatgandakan risiko serangan jantung, dan ini dapat terus berbahaya hingga sekurang-kurangnya dua jam. Apa yang dapat membantu?

      Menurut The New York Times, Dr. Murray Mittleman mengatakan bahwa orang-orang yang berupaya untuk tetap tenang dalam konflik emosi dapat mengurangi risiko serangan jantung. Ini mirip sekali dengan kata-kata yang dicatat dalam Alkitab berabad-abad yang lalu, ”Hati yang tenang menyegarkan tubuh, tetapi iri hati membusukkan tulang.”​—Amsal 14:30.

      Rasul Paulus mengetahui bagaimana rasanya berada di bawah stres. Ia berbicara mengenai kekhawatiran yang melandanya setiap hari. (2 Korintus 11:24-28) Namun ia mengalami bantuan dari Allah dan menulis, ”Jangan khawatir tentang apa pun, melainkan dalam segala sesuatu dengan doa dan permohonan disertai ucapan syukur hendaklah permohonanmu diberitahukan kepada Allah; dan kedamaian Allah yang lebih unggul daripada segala akal akan menjaga hatimu dan kekuatan mentalmu dengan perantaraan Kristus Yesus.”​—Filipi 4:6, 7.

      Meskipun ada faktor-faktor lain yang berhubungan dengan problem jantung, faktor-faktor yang dibahas di sini dapat membantu mengidentifikasi risiko sehingga seseorang dapat mengambil tindakan yang tepat. Namun, beberapa orang berpikir bagaimana rasanya bagi mereka yang harus hidup dengan akibat-akibat serangan jantung. Seberapa besar kemungkinannya untuk pulih?

  • Jalan Menuju Pemulihan
    Sedarlah!—1996 | 8 Desember
    • Jalan Menuju Pemulihan

      SETELAH terjadi serangan jantung, adalah normal bila seseorang mengalami rasa takut dan cemas. Apakah saya akan mengalami serangan lagi? Apakah saya akan menjadi cacat dan dibatasi oleh rasa sakit dan kehilangan tenaga serta vitalitas?

      John, yang disebutkan dalam artikel kami yang kedua, berharap bahwa seraya waktu berlalu, ketidaknyamanan harian dan rasa nyeri di dada akan mereda. Tetapi setelah beberapa bulan, ia berkata, ”Sejauh ini belum. Kenyataan itu, bersama dengan cepat lelah dan jantung berdebar, membuat saya senantiasa bertanya kepada diri saya sendiri, ’Apakah saya di ambang serangan berikutnya?’”

      Jane, dari Amerika Serikat, seorang janda yang masih muda pada saat ia mengalami serangan jantung, mengakui, ”Saya berpikir bahwa saya tidak akan hidup atau bahwa saya akan mengalami serangan berikutnya dan meninggal. Saya mulai merasa panik, karena saya memiliki tiga anak yang harus saya urus.”

      Hiroshi, dari Jepang, menceritakan, ”Saya merasa terkejut sekali sewaktu diberi tahu bahwa jantung saya tidak dapat berfungsi lagi seperti sediakala; denyutan saya menurun 50 persen. Saya hampir merasa pasti bahwa saya terpaksa harus mengurangi beberapa kegiatan saya sebagai rohaniwan Saksi-Saksi Yehuwa, karena saya hanya dapat melakukan kurang dari setengah dari apa yang sebelumnya saya lakukan.”

      Ketika seseorang dihadapkan kepada tenaga yang terbatas, serangan depresi dan perasaan tidak berguna dapat muncul. Marie, seorang wanita Australia berusia 83 tahun yang membaktikan dirinya sepenuh waktu kepada pekerjaan pengabaran dari Saksi-Saksi Yehuwa, mengeluh, ”Ketidaksanggupan saya untuk menjadi seaktif sebelumnya membuat saya sedih. Sebaliknya daripada membantu orang-orang lain, sekarang saya membutuhkan bantuan.” Di Afrika Selatan, Harold mengomentari, ”Saya tidak dapat bekerja selama tiga bulan. Yang dapat saya lakukan pada saat itu paling-paling hanya berjalan di sekeliling taman. Benar-benar membuat saya frustrasi!”

      Pembedahan bypass diperlukan setelah Thomas, dari Australia, mengalami serangan jantung untuk kedua kalinya. Ia berkata, ”Saya tidak tahan akan rasa sakitnya, dan menjalani pembedahan utama hampir di luar bayangan saya.” Jorge, dari Brasil, mengomentari hasil dari pembedahan jantung, ”Karena situasi finansial saya yang buruk, saya merasa takut bahwa saya akan meninggalkan istri saya sendirian dan tanpa bantuan. Saya merasa bahwa saya tidak akan bertahan hidup lebih lama lagi.”

      Pemulihan

      Apa yang telah membantu banyak orang untuk pulih dan memperoleh kembali keseimbangan emosi mereka? Jane mengatakan, ”Sewaktu saya merasa panik, saya akan selalu menghampiri Yehuwa dalam doa dan melemparkan beban saya kepada-Nya dan membiarkannya di sana.” (Mazmur 55:23) Doa membantu seseorang untuk memperoleh kekuatan dan kedamaian pikiran yang penting sewaktu menghadapi kekhawatiran.​—Filipi 4:6, 7.

      John dan Hiroshi mengikuti program-program rehabilitasi. Diet yang baik dan olahraga memperkuat jantung mereka, sehingga keduanya meneruskan pekerjaan. Dan mereka menganggap pemulihan mental dan emosi mereka adalah berkat kekuatan roh Allah yang mendukung.

      Melalui dukungan saudara-saudara Kristennya, Thomas mendapatkan keberanian untuk menghadapi pembedahannya. Ia menyatakan, ”Sebelum operasi, seorang pengawas datang mengunjungi saya dan ia berdoa bersama saya. Dalam permohonan yang sangat bergairah, ia meminta Yehuwa untuk menguatkan saya. Malam itu saya memusatkan pikiran kepada doanya dan merasa sangat diberkati karena memiliki penatua-penatua seperti dia yang menunjukkan empati selama masa yang emosional merupakan bagian dari proses penyembuhan itu sendiri.”

      Anna, dari Italia, menanggulangi depresi dengan cara berikut, ”Sewaktu saya merasa kecil hati, saya memikirkan semua berkat yang telah saya terima sebagai salah seorang hamba Allah dan berkat-berkat yang akan datang di bawah Kerajaan Allah. Ini membantu saya mendapatkan kembali ketenangan.”

      Marie sangat bersyukur atas bantuan Yehuwa. Keluarganya senantiasa berada di sampingnya, dan ia berkata, ”Saudara dan saudari rohani saya, masing-masing dengan beban tanggungannya, menyempatkan diri untuk mengunjungi saya, menelepon saya, atau mengirim kartu. Bagaimana mungkin saya terus sedih dengan semua kasih yang diperlihatkan?”

      Tidak Merasa Kesepian

      Telah disebutkan bahwa seseorang yang sedang dalam proses penyembuhan jantung sebaiknya tidak merasa kesepian. Dukungan dari keluarga dan teman-teman memainkan peranan yang besar dan positif dalam pemulihan mereka yang jantungnya harus diperbaiki secara harfiah dan secara figuratif.

      Michael, dari Afrika Selatan, mengomentari, ”Sulit untuk menjelaskan kepada orang lain bagaimana rasanya sewaktu putus asa. Tetapi ketika saya memasuki Balai Kerajaan, perhatian yang diberikan oleh saudara-saudara sangat menghangatkan hati dan membesarkan hati saya.” Henry, dari Australia, juga dikuatkan oleh kasih yang dalam dan pengertian yang dinyatakan oleh sidangnya. Ia mengatakan, ”Saya sangat membutuhkan kata-kata anjuran yang lembut itu.”

      Jorge menghargai dalamnya perhatian yang ditunjukkan oleh orang-orang lain dengan membantu keluarganya secara finansial sampai ia dapat bekerja. Olga, dari Swedia, juga menghargai bantuan praktis yang diberikan kepadanya dan keluarganya oleh banyak saudara-saudari rohani. Beberapa berbelanja untuknya, sementara yang lain membersihkan rumahnya.

      Sering kali, pasien penyakit jantung harus membatasi partisipasi mereka dalam kegiatan-kegiatan yang mereka anggap berharga. Sven, dari Swedia, menceritakan, ”Kadang-kadang saya harus menahan diri dari mengambil bagian dalam pelayanan sewaktu udara terlalu berangin atau dingin, karena ini mengakibatkan penyempitan vaskular secara tiba-tiba. Saya menghargai pengertian yang dipertunjukkan oleh banyak rekan Saksi saya dalam hal ini.” Dan ketika ia harus terbaring terus di tempat tidur, Sven dapat mendengarkan perhimpunan-perhimpunan karena saudara-saudara dengan pengasih merekamnya dalam kaset. ”Mereka selalu memberi tahu saya tentang apa yang terjadi di sidang, dan ini membuat saya merasa sebagai seorang partisipan.”

      Marie, yang harus terus berbaring di tempat tidur, merasa diberkati karena orang-orang yang ia beri pengajaran Alkitab bersedia mendatanginya. Dengan cara ini ia dapat terus membahas masa depan yang menakjubkan yang ia nanti-nantikan. Thomas sangat bersyukur atas perhatian yang diperlihatkan kepadanya, ”Para penatua sangat bertimbang rasa dan telah mengurangi penugasan yang diberikan kepada saya.”

      Keluarga Membutuhkan Dukungan

      Jalannya mungkin sama sulitnya bagi anggota keluarga seperti bagi korban. Mereka dihadapkan kepada banyak stres dan ketakutan. Mengenai kekhawatiran istrinya, Alfred, dari Afrika Selatan, mengatakan, ”Sewaktu saya pulang ke rumah dari rumah sakit, istri saya sering membangunkan saya pada malam hari untuk memastikan bahwa saya masih baik-baik saja, dan ia berkeras agar saya mengunjungi dokter tiga bulan sekali untuk pemeriksaan.”

      Amsal 12:25 menyatakan bahwa ”kekuatiran dalam hati membungkukkan orang”. Carlo, dari Italia, memperhatikan bahwa sejak serangan jantungnya, istrinya yang pengasih dan mendukung ”telah mengalami depresi”. Lawrence, dari Australia, mengatakan, ”Salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bahwa partner Anda juga diperhatikan. Ketegangan yang dialami partner Anda dapat sangat berat.” Oleh karena itu, kita hendaknya mengingat kebutuhan semua dalam keluarga, termasuk anak-anak. Situasinya dapat membahayakan emosi dan jasmani mereka.

      James, yang disinggung dalam artikel kami yang kedua, menjadi pendiam dan tertutup setelah serangan jantung ayahnya. Ia berkata, ”Saya merasa bahwa saya tidak dapat bersenang-senang lagi karena saya berpikir bahwa begitu saya melakukannya, sesuatu yang buruk akan terjadi.” Menyatakan ketakutannya kepada ayahnya dan berupaya menjalin komunikasi yang baik dengan yang lain membantunya menghilangkan kekhawatirannya. Selama waktu itu James melakukan suatu hal lain yang mendatangkan pengaruh besar atas kehidupannya. Ia berkata, ”Saya meningkatkan pelajaran pribadi saya dari Alkitab dan persiapan untuk perhimpunan Kristen kita.” Tiga bulan kemudian ia membaktikan dirinya kepada Yehuwa dan melambangkannya dengan pembaptisan air. ”Sejak itu,” katanya, ”saya telah mengembangkan hubungan yang akrab dengan Yehuwa. Saya sungguh berterima kasih kepada-Nya.”

      Setelah mengalami serangan jantung, seseorang memiliki waktu untuk memeriksa kembali kehidupan. Misalnya, pandangan John berubah. Ia mengatakan, ”Anda menyaksikan kesia-siaan pengejaran duniawi dan menyadari betapa pentingnya kasih dari keluarga dan teman-teman dan seberapa berartinya kita bagi Yehuwa. Hubungan saya dengan Yehuwa, keluarga saya, dan saudara-saudari Kristen saya memiliki prioritas yang lebih tinggi sekarang.” Merenungkan trauma dari pengalamannya, ia menambahkan, ”Saya tidak dapat membayangkan untuk menanggulangi ini tanpa harapan akan suatu masa ketika perkara-perkara ini akan diperbaiki. Sewaktu keadaan-keadaan membuat saya depresi, saya memikirkan tentang masa depan, dan apa yang terjadi sekarang tampaknya tidak begitu penting.”

      Seraya mereka menghadapi pasang surut menuju pemulihan, orang-orang yang selamat dari serangan jantung ini melabuhkan harapan mereka dengan kuat pada Kerajaan yang diajarkan Yesus Kristus untuk kita doakan. (Matius 6:9, 10) Kerajaan Allah akan mendatangkan bagi manusia kehidupan abadi dalam kesempurnaan di atas bumi firdaus. Pada saat itu penyakit jantung dan semua cacat lainnya akan disingkirkan untuk selama-lamanya. Dunia baru itu berada tepat di ambang pintu. Sesungguhnya, kehidupan yang terbaik masih kita nantikan!​—Ayub 33:25; Yesaya 35:5, 6; Penyingkapan 21:3-5.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan