PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Tahukah Anda?
    Sedarlah!—2005 | 8 Februari
    • Jawaban Kuis

      1. Agar mereka ”menyiarkan keluhuran” Allah

      2. Mengubah air menjadi anggur; Kana

      3. Tulang rusuk yang diambil dari Adam

      4. Eli

      5. Kor

      6. ”Tanda-tanda zaman”

      7. Gog dan ’kumpulan orangnya’

      8. Karena ”hati mereka jauh” dari Dia

      9. Ham

      10. Dan

      11. Lungsin

      12. Penyakit sampar

      13. Satu Tawarikh, Dua Tawarikh, Ezra

      14. Kilikia

      15. Amasa

      16. Orang Kus yang tidak disebutkan namanya

      17. Kepadanya diperlihatkan pakaian panjang bergaris-garis milik Yusuf, yang telah direndam dalam darah kambing

      18. Gabriel

  • Kelinci dan Bangkong​—Penyerbu Sebuah Benua
    Sedarlah!—2005 | 8 Februari
    • petani senang dengan keampuhan senjata baru ini, sebab kelinci telah merugikan perekonomian Australia hingga $600 juta dolar Australia per tahun. Akan tetapi, dampak jangka panjang penyakit itu atas populasi kelinci Australia yang tangguh masih belum diketahui.

      Dari Pahlawan Menjadi Buronan

      Meski para ilmuwan telah memenangi pertempuran melawan kelinci liar, tampaknya mereka menemukan lawan yang seimbang, yakni penyerbu yang datang belakangan​—si bangkong tebu. Seperti kelinci, musuh ini tidak menyelinap ke Australia tetapi sengaja diimpor. Mengapa?

      Pada awal abad ke-20, dua spesies kumbang tebu mengancam keberadaan industri gula tebu Australia, yang saat ini menghasilkan dua miliar dolar Australia untuk perekonomian setiap tahun. Pada tahun 1935, Bufo marinus, atau bangkong (kodok besar) tebu, amfibi seukuran kepalan tangan yang terkenal sebagai pelahap kumbang, dianggap pahlawan oleh petani tebu. Meski diprotes oleh beberapa ilmuwan, bangkong itu diimpor dari Amerika Selatan melalui Hawaii dan dilepaskan ke ladang-ladang tebu di Queensland.

      Setelah dilepaskan, bangkong tebu ini malah tidak berminat pada kumbang tebu dan membelot. Hewan ini beracun pada setiap tahap perkembangannya, dari telur sampai dewasa. Ketika mereka berubah dari berudu menjadi bangkong, kelenjar khusus tumbuh di bawah kulit mereka, yang mengeluarkan cairan seperti susu yang sangat beracun ketika mereka diusik. Bangkong tebu diketahui membunuh binatang asli seperti kadal, ular, anjing liar, dan bahkan buaya yang cukup bodoh untuk menelan mereka. Mereka berkembang biak dengan cepat dan sekarang telah menyebar sejauh lebih dari 900 kilometer dari tempat mereka mula-mula dilepaskan. Kepadatan populasi mereka hampir mencapai sepuluh kali lipat kepadatan populasi mereka di negeri asalnya, Venezuela. Seperti tulah yang dicatat dalam Alkitab, mereka menyerbu ladang, memenuhi rumah, dan bersembunyi dalam kakus. Dengan kecepatan penyebaran 30 kilometer per tahun, mereka sekarang memasuki sebuah wilayah yang dapat digambarkan sebagai firdaus bangkong​—Taman Nasional Kakadu di Wilayah Utara yang termasuk dalam daftar peninggalan dunia. Pemerintah Australia telah mengucurkan jutaan dolar untuk mendanai riset yang bertujuan menghentikan pertumbuhan populasi bangkong, namun metode yang efektif belum ditemukan. Pertempuran belum usai, tetapi sejauh ini yang menang adalah bangkong.

      Mengapa Terjadi Konflik?

      Dalam sebuah ekosistem yang tidak terganggu, makhluk hidup memiliki pengatur alami untuk mempertahankan jumlah populasinya. Akan tetapi, apabila mereka dibebaskan dari faktor pengendali dan penyeimbang di lingkungan asli mereka, makhluk yang tampaknya tidak berbahaya bisa berkembang biak sedemikian cepatnya sehingga membawa bencana.

      Kerusakan yang sangat besar akibat tak terkendalinya populasi hewan dan tanaman impor tidak terantisipasi oleh pemukim Eropa masa awal di Australia. Memang, banyak spesies impor yang bermanfaat. Malah, Australia sekarang benar-benar bergantung pada spesies tanaman dan hewan yang dibawa masuk​—domba, sapi, gandum, beras, dan komoditas lainnya. Akan tetapi, kelinci dan bangkong tebu adalah peringatan serius akan perlunya kewaspadaan apabila manusia memilih untuk memanipulasi jaring kehidupan di bumi yang luar biasa rumit.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan