-
Tahukah Anda?Sedarlah!—1997 | 8 Juni
-
-
Jawaban Kuis
1. Salmone
2. Menangis
3. Sedikit
4. ”Melayang-layang di atas permukaan air”
5. Menyeka kaki Yesus sampai kering
6. Pemilik
7. Talenta
8. Ular tembaga
9. Euodia
10. Tabut perjanjian
11. Nibhas dan Tartak
12. ”Ikut ambil bagian dalam perbuatannya yang fasik”
13. Tinta
14. Esytaol
15. Ragi
16. ”Karena tidak seorang pun ternyata layak membuka gulungan itu atau melihat ke dalamnya”
17. Edom
18. Untuk meyakinkan sang raja bahwa ia gila dan dengan demikian ia dapat melarikan diri
19. Orang Gat
20. Karena ’dengan cara yang membangkitkan rasa takut ia telah dibuat secara menakjubkan’
21. Buritan
22. Tiga
23. Dusta
24. Ia membuang pur (undi)
25. Pohon ara
26. Koresa
27. Darius
28. Terwelu
-
-
Singapura—Permata Asia yang TernodaSedarlah!—1997 | 8 Juni
-
-
Internasional, Andrew Raffell, yang adalah seorang pengacara dari Hong Kong, mengatakan sebagai berikut, ”Saya mencantumkan dalam laporan saya bahwa itu adalah persidangan semu.” Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa para pejabat pemerintah yang dihadapkan sebagai saksi tidak sanggup menjelaskan mengapa lektur Saksi-Saksi Yehuwa dicap sebagai tidak diinginkan. Raffell mencantumkan daftar beberapa publikasi Alkitab yang dilarang, di antaranya buku Kebahagiaan Cara Memperolehnya dan Masa Remaja Manfaatkanlah Sebaik-baiknya. Ia menambahkan bahwa buku-buku ini sama sekali tidak dapat dianggap sebagai tidak diinginkan dari segi mana pun.
Pengamat dari Asosiasi Hukum Internasional, Cecil Rajendra, menyatakan sebagai berikut:
”Dari awalnya, jelas bagi saya bahwa seluruh persidangan itu tidak lebih daripada sebuah . . . sandiwara konyol yang dipertunjukkan untuk memperlihatkan kepada dunia bahwa demokrasi masih dipraktekkan di Singapura.
”Hasilnya sudah diketahui dari awal dan tidak ada keraguan baik sebelum, selama, atau pada akhir persidangan bahwa semua tertuduh akan dinyatakan bersalah sebagaimana dituduhkan.
”Meskipun persidangan diadakan di pengadilan bawahan dan tuduhan yang diajukan pada dasarnya hanyalah pelanggaran sepele dari Undang-Undang Pelembagaan, suasana yang meliputi gedung pengadilan mencerminkan ketakutan dan intimidasi.
”Suasana ini tercermin dengan hadirnya tidak kurang dari 10 polisi berseragam (6 di dalam ruang sidang dan 4 di luar) dengan beberapa petugas dari Cabang Penanganan Lembaga Terselubung dengan berpakaian sipil duduk di tempat pengamat.”
Mengomentari jalannya persidangan itu sendiri, Rajendra melanjutkan,
”Tingkah laku dari Hakim yang disebutkan sebelumnya selama masa pengamatan (serta sepanjang keseluruhan persidangan, sebagaimana jelas dari transkripsi) benar-benar tidak pantas. . . . Bertentangan dengan semua norma persidangan yang adil, sang Hakim berulang-kali menyela untuk berpihak pada penuntut dan menekan upaya pembela dalam pemeriksaan silang para saksi pihak penuntut sehubungan dengan barang-barang bukti, misalnya Alkitab versi King James, yang diajukan oleh penuntut, untuk memperlihatkan bahwa terdakwa memiliki publikasi terlarang!”
Sedemikian besarnya keprihatinan internasional terhadap penindasan hak-hak asasi manusia oleh Singapura sehingga sebuah majalah asal Belgia yang berjudul Human Rights Without Frontiers menerbitkan sebuah laporan setebal 18 halaman yang seluruhnya membahas serangan pemerintah Singapura atas Saksi-Saksi Yehuwa. Dalam tajuk beritanya, Willy Fautré, kepala redaksi dari jurnal tersebut, mendefinisikan dengan singkat namun tepat keadaan sebenarnya dari kebebasan manusia di negara politik mana pun:
”Meskipun kebebasan agama merupakan salah satu indikasi terbaik dari status umum kebebasan manusia di masyarakat mana pun, sangat sedikit organisasi hak-hak asasi manusia sekuler telah terlibat, baik dalam proses menghilangkan bentuk diskriminasi dan sikap tidak toleran yang didasarkan pada agama atau kepercayaan, maupun dalam pengembangan kebijakan yang akan melindungi dan memajukan kebebasan agama.”
-