PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Tahukah Anda?
    Sedarlah!—1996 | 8 Agustus
    • Jawaban Kuis

      1. Kantong makanan

      2. Lemak

      3. Di Ofra

      4. Mikha

      5. Satu gomer

      6. Tempat yang sunyi sepi dan kering

      7. Gunung Nebo

      8. Babi

      9. Puri

      10. Lubang yang dalam

      11. Yang Agung

      12. Paulus dan Silvanus

      13. Bentuk ibadat

      14. Tiga

      15. Sepotong ikan panggang

      16. Menaruh kepercayaan Anda kepada para bangsawan atau kepada anak manusia

      17. Teberau

      18. Dagon

      19. Bumi

      20. Cendana

      21. Nekho

      22. Hukum sang suami

  • ”Ada Perak di Potosi!”
    Sedarlah!—1996 | 8 Agustus
    • dibeli: sutra dari Cina, topi dari Inggris, pakaian rajutan dari Napoli, parfum dari Arab. Para penduduk menghiasi rumah mereka dengan karpet dari Persia, perabotan dari Flander, lukisan dari Italia, gelas dari Venesia.

      Tetapi, selain kaya, Potosí juga dipenuhi dengan kekerasan. Perkelahian berdarah merupakan tontonan sehari-hari di alun-alun. Rumah judi dan rumah bordil ada di mana-mana. Potosí kemudian dikenal sebagai Babilon.

      Salah satu tujuan utama dari para penakluk Spanyol adalah untuk mengukuhkan agama Katolik di Benua Amerika. Namun bagaimana orang-orang yang mengaku Kristen dapat menghalalkan pengerukan keuntungan mereka melalui perbudakan? Walaupun beberapa rohaniwan gereja berbicara lantang menentang ketidakadilan, namun yang lain-lain memaafkan perbudakan dengan berpendapat bahwa kelaliman Spanyol masih lebih ringan jika dibandingkan dengan kelaliman Inca. Mereka berpendapat bahwa orang-orang Indian lebih rendah dan secara alami cenderung kepada kejahatan​—karena itu, lebih baik mereka bekerja di pertambangan. Namun yang lain-lain masih berpendapat bahwa mempekerjakan orang-orang Indian di daerah pertambangan merupakan cara yang penting untuk mentobatkan mereka kepada agama Katolik.

      Akan tetapi, sejarah memperlihatkan bahwa para pemimpin agama termasuk di antara orang-orang yang terkaya di Potosí. Sejarawan bernama Mariano Baptista mengatakan, ”Gereja sebagai suatu lembaga, dan wakil-wakilnya secara individu, merupakan bagian istimewa dalam lingkungan pengeksploitasi” orang-orang Indian. Sejarawan ini mengutip pernyataan seorang gubernur yang pada tahun 1591 mengeluh bahwa pemimpin agama ”mengisap darah orang-orang Indian dengan lebih banyak ketamakan dan ambisi dibandingkan dengan orang awam”.

      Kekayaan yang Dihambur-hamburkan

      Spanyol sebelumnya adalah negara yang miskin, tetapi dalam beberapa dasawarsa saja, kekayaannya membuatnya memiliki kekuatan terbesar di bumi. Tetapi status istimewa demikian tidak bertahan. Mengomentari tentang mengapa kekayaannya gagal memberikan keuntungan yang bertahan lama bagi Spanyol, buku Imperial Spain​—1469-1716, oleh J. H. Elliot, mengatakan, ”Pertambangan Potosí memberikan kekayaan yang tak terhitung banyaknya kepada negara; jika sekarang uang habis, besok akan berlimpah lagi bila armada kekayaan mencapai Seville. Untuk apa membuat anggaran pengeluaran, menabung, dan bekerja?”

      Kekayaan Potosí dihambur-hamburkan; masa itu kadang-kadang ditandai dengan kebangkrutan keluarga kerajaan. Menurut peribahasa waktu itu, kedatangan dari armada kekayaan bagaikan hujan kecil pada musim panas yang membasahi atap untuk beberapa saat dan kemudian menguap. Dengan tepat, seorang pengamat abad ke-17 mengatakan tentang kemunduran Spanyol, ”Negara itu tidak kaya, gara-gara semua kekayaannya.”

      Selama abad ke-18, Potosí mengalami kemunduran seraya perak berkurang, tetapi kemudian bangkit kembali seraya timah menjadi penting. Sekarang, timah tidak lagi menonjol, meskipun Potosí masih merupakan pusat industri bagi manufaktur dan pertambangan. Tetapi banyak wisatawan mengunjungi Potosí untuk menikmati daya tarik kolonialnya. Mereka juga mungkin memperhatikan adanya gereja-gereja yang dihiasi dengan indah, banyak dari gereja itu tidak lagi digunakan, dengan demikian memberikan bukti merosotnya minat dalam agama Katolik.

      Dewasa ini Potosí adalah pengingat yang menyedihkan dari banyaknya penderitaan manusia yang disebabkan oleh ketamakan, intrik politik, dan kesesatan agama, pengingat dari suatu pasal dalam sejarah Bolivia yang diawali dengan seruan, ”Ada Perak di Potosí!”

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan