-
Tahukah Anda?Sedarlah!—1996 | 8 Desember
-
-
Jawaban untuk Kuis
1. Tenaga aktif-Nya
2. Sistem penanggalan
3. Membuat mereka takut dan gelisah
4. Cangkul
5. Tutup dada
6. Dua
7. Elhanan
8. Yoyada
9. Melembutkan wajah-Nya
10. Gad
11. Gunung Moria
12. Yang Diurapi
13. ”Berusahalah sekuat tenagamu”
14. Hawa
15. ”Jahat dari sejak kecilnya”
16. Zur
17. Sebuah terafim dan sehelai tenunan bulu kambing
18. Udara
19. Asing
20. Sesan
21. Lembu-lembu tersebut tergelincir
22. Buku Yunus
23. Berdusta
24. Susah payah
25. Tombak dan kendi
26. Ia bersembunyi
-
-
”Perkawinan Adat” di GhanaSedarlah!—1996 | 8 Desember
-
-
memperkenalkan anggota keluarga dekat kepada kumpulan orang, termasuk orang yang memberikan restu bagi sang gadis untuk kawin maupun orang yang menjadi pelindung sang jejaka dalam perkawinan. Upacara dilanjutkan.
WG: [Berbicara kepada wakil mempelai pria] Silakan tunjukkan benda-benda perkawinan yang kami minta.
Juru bicara mempelai wanita menyebutkan benda-benda maskawin satu per satu sehingga semua dapat meneguhkan bahwa benda-benda tersebut ada di sana. Jika wakil mempelai pria merasa bahwa permintaan keluarga mempelai wanita berlebihan, mereka menyelesaikan persoalan itu secara pribadi sebelum hari perkawinan. Akan tetapi, keluarga mempelai pria yang datang ke upacara siap melakukan tawar-menawar untuk pengurangan ekstra jika beberapa permintaan dari mempelai wanita ternyata sulit. Di mana pun seseorang tinggal, maskawin pokok—tidak soal banyak atau sedikit—harus dibayar lunas.
Beberapa keluarga menetapkan barang-barang seperti minuman, pakaian, kalung, anting-anting dan perlengkapan lain yang dibutuhkan wanita. Di bagian utara Ghana, maskawin dapat termasuk garam, kola nut, ayam mutiara, domba, dan bahkan ternak. Uang tunai selalu menjadi bagian dari maskawin.
Sementara negosiasi dilanjutkan, mempelai wanita tidak hadir tetapi menyaksikan dari dekat. Kehadiran mempelai pria bukan keharusan. Oleh karena itu, seseorang yang tinggalnya jauh dapat melimpahkan wewenang kepada orang-tuanya untuk mewakilinya mengatur perkawinan. Akan tetapi, dalam peristiwa yang digambarkan di sini, sang mempelai pria hadir. Sekarang giliran keluarganya untuk mengajukan suatu permintaan.
WJ: Kami telah memenuhi semua yang dituntut dari kami, tetapi kami belum melihat menantu perempuan kami.
Upacara perkawinan tidak selalu merupakan urusan yang serius; itu juga merupakan suatu kesempatan untuk bersenang-senang. Keluarga sang gadis kemudian menanggapi permintaan keluarga sang jejaka untuk melihat mempelai perempuan.
WG: Kami berharap mempelai perempuan ada di sini. Sayang sekali, ia telah mengadakan perjalanan ke luar negeri dan kami tidak memiliki paspor atau visa untuk mengadakan perjalanan agar dapat membawanya kembali.
Setiap orang mengetahui apa maksudnya. Seketika itu juga, keluarga mempelai pria menawarkan sejumlah uang—berapa pun jumlah yang dapat ditanggung oleh mempelai pria—dan dalam sekejap paspor dan visa khayalan telah siap. Dan mempelai wanita telah kembali dari perjalanan khayalannya!
Agar lebih meriah, suku-suku tertentu mengatur agar beberapa sahabat dari sang mempelai wanita berpura-pura sebagai sang gadis. Masing-masing peniru secara bergilir ditolak oleh kumpulan orang sampai, di tengah-tengah sambutan meriah, mempelai wanita yang asli hadir. Kemudian ia diundang oleh juru bicaranya untuk melihat-lihat berbagai benda maskawinnya. Ia ditanya apakah apa yang telah dibawa oleh mempelai pria hendak diterima. Suasana senyap seraya setiap orang dengan tidak sabar menanti jawabannya. Beberapa gadis malu-malu sedangkan yang lainnya tegas, tetapi jawabannya selalu ya, dan ini diikuti dengan tepukan tangan yang meriah.
Jika mempelai pria hadir, keluarga mempelai wanita meminta untuk mengenalnya. Suasana bertambah meriah jika telah diatur agar salah seorang sahabat sang jejaka berperan menggantikannya. Dengan berlagak penting, sahabat tersebut berdiri, tetapi seketika itu juga ia disoraki.
-