-
Tahukah Anda?Sedarlah!—2001 | 8 Februari
-
-
Jawaban Kuis
1. ”Kemah pertemuan”
2. Di Efesus
3. Penguasa daerah
4. Persepuluhan. Karena mereka tidak memiliki warisan di negeri itu tetapi dibaktikan kepada pelayanan di bait suci
5. Rahab
6. Korintus
7. ”Roh yang tenang dan lembut”
8. ”Kabar baik kerajaan” harus diberitakan ke seluruh bumi
9. Kaisar (Ing. Emperor)
10. ”Perisai besar iman”
11. Layar dan dayung
12. Daging binatang
13. Ter
14. ”Kekayaan”
15. ”Kasih sayang persaudaraan yang tidak munafik”
16. ”Frigia dan daerah Galatia”
17. Ben
18. Yehuwa mengganjar dia dengan kusta
19. Bulu unta dan bulu kambing
20. Nero
21. Hawa
-
-
Apakah Perkawinan Dimaksudkan sebagai Ikatan Seumur Hidup?Sedarlah!—2001 | 8 Februari
-
-
Meskipun angin perubahan selama ribuan tahun telah berulang-kali mengubah pandangan manusia, Allah tetap memandang perkawinan sebagai ikatan seumur hidup. Kira-kira 2.400 tahun yang lalu, beberapa pria Yahudi menelantarkan istri mereka yang pertama dan menikahi wanita-wanita yang lebih muda. Allah mengutuk praktek ini, menyatakan melalui nabi-Nya Maleakhi, ”’Hai, kamu sekalian, jagalah dirimu sehubungan dengan rohmu, dan terhadap istri masa mudanya semoga tidak seorang pun berkhianat. Sebab ia membenci perceraian,’ kata Yehuwa, Allah Israel.”—Maleakhi 2:15, 16.
Lebih dari empat abad kemudian, Yesus menegaskan kembali pandangan Allah yang semula tentang perkawinan sewaktu ia mengutip Kejadian 2:24 dan kemudian mengatakan, ”Apa yang telah Allah letakkan di bawah satu kuk hendaknya tidak dipisahkan manusia.” (Matius 19:5, 6) Bertahun-tahun kemudian, rasul Paulus menginstruksikan bahwa ”seorang istri tidak pergi dari suaminya” dan bahwa ”seorang suami janganlah meninggalkan istrinya”. (1 Korintus 7:10, 11) Ayat-ayat ini dengan akurat menyatakan pandangan Allah tentang perkawinan.
Apakah ada ketentuan Alkitab tentang berakhirnya suatu perkawinan? Ya, perkawinan berakhir sewaktu salah satu pasangan meninggal. (1 Korintus 7:39) Perzinaan juga dapat mengakhiri perkawinan jika pihak yang tak bersalah mengambil keputusan itu. (Matius 19:9) Selain itu, Alkitab menganjurkan suami-istri untuk tetap bersama.
Cara Melanggengkan Perkawinan
Allah ingin agar perkawinan bersifat langgeng, bukannya sebagai pergumulan dari hari ke hari untuk mempertahankan eksistensinya, tetapi sebagai suatu perjalanan yang membahagiakan. Ia menginginkan agar suami dan istri menyelesaikan permasalahan mereka dan sangat menikmati pergaulan satu sama lain. Firman-Nya menyediakan bimbingan untuk menciptakan perkawinan yang bahagia dan langgeng. Perhatikanlah ayat-ayat berikut ini.
Efesus 4:26, ”Jangan sampai matahari terbenam sewaktu kamu masih dalam keadaan terpancing untuk marah.”a Ada seorang suami yang bahagia menyatakan keyakinannya bahwa ayat ini telah membantu dia dan istrinya untuk mengatasi perselisihan dengan segera. ”Jika Anda tidak bisa tidur setelah berselisih paham, itu berarti masih ada ganjalan di hati. Anda tidak boleh membiarkan masalahnya berlarut-larut,” katanya. Kadang-kadang, ia dan istri membahas persoalannya hingga tuntas sampai larut malam itu juga. Namun, upayanya itu tidak sia-sia. Tambahnya, ”Menerapkan prinsip Alkitab mendatangkan hasil-hasil yang bagus.” Dengan cara ini, pria itu dan istrinya telah menikmati perkawinan yang bahagia selama 42 tahun.
Kolose 3:13, ”Teruslah bersabar seorang terhadap yang lain dan ampuni satu sama lain dengan lapang hati.” Seorang suami menjelaskan bagaimana ia dan istrinya menerapkan hal ini, ”Suami-istri bisa saja saling menjengkelkan padahal masing-masing sebenarnya tidak melakukan sesuatu yang salah, karena setiap orang mempunyai cacat kepribadian dan kebiasaan yang bisa menjengkelkan orang lain. Kami bersabar satu sama lain dengan tidak membiarkan hal-hal ini memisahkan kami.” Tak diragukan lagi, perasaan ini telah membantu pasangan itu selama 54 tahun perkawinan mereka!
Penerapan prinsip-prinsip Alkitab semacam itu menguatkan ikatan yang mempersatukan suami dan istri. Dengan demikian, perkawinan mereka dapat mendatangkan sukacita, kepuasan, dan kelanggengan.
-