-
Tahukah Anda?Sedarlah!—2005 | 8 Juni
-
-
Jawaban Kuis
1. Kapal Tarsyis
2. Ia berkata, ”Aku telah berjuang dalam perjuangan yang baik, aku telah berlari di lintasan sampai garis akhir, aku telah menjalankan iman”
3. Tujuh sapi kurus memakan habis tujuh sapi gemuk, dan tujuh bulir biji-bijian yang lisut memakan habis tujuh bulir biji-bijian yang berisi
4. Eunike ibunya dan Lois neneknya
5. Yoab dan pelayan-pelayannya membunuh Absalom selagi ia tergantung di pohon karena rambut kepalanya tersangkut, sesudah itu mayatnya dilemparkan ke dalam sebuah lubang dan ditutupi dengan timbunan batu yang besar
6. Kematian
7. Ia berkata, ”Lebih mudah seekor unta masuk melalui lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam kerajaan Allah”
8. Feliks
9. Menginjak-injak tempat pemerasan anggur
10. ”Jari Allah” menuliskannya di atas dua lempeng batu
11. ”Dengan pakaian yang ditata dengan baik, dengan kesahajaan dan pikiran yang sehat, tidak dengan berbagai gaya kepangan rambut dan emas atau mutiara atau pakaian yang sangat mahal”
12. ”Hanya dengan lekuk tangannya”
13. Taman Eden
14. Simeon dan Lewi
15. Pisyon, Gihon, Hidekel, dan Efrat
16. ”Mencoba untuk memperbaiki kembali [dia] dengan roh kelemahlembutan”
-
-
Ambisius—Apakah Salah?Sedarlah!—2005 | 8 Juni
-
-
pilihan Allah. (1 Raja 3:5-9) Kemudian, setelah melukiskan segenap harta dan kekuasaan yang akhirnya ia miliki, Salomo menyatakan bahwa ”segala sesuatu adalah kesia-siaan dan perjuangan mengejar angin”.—Pengkhotbah 2:11.
Apakah Salomo mengatakan sesuatu tentang manusia yang memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya? Ya, dari sudut pandang tertentu. Setelah menyelidiki banyak pengalamannya dalam kehidupan, ia menyimpulkan, ”Takutlah akan Allah yang benar dan jalankanlah perintah-perintahnya. Sebab inilah seluruh kewajiban manusia.” (Pengkhotbah 12:13) Manusia memanfaatkan potensi mereka, bukan dengan meraih kedudukan, harta, ketenaran, atau kekuasaan, melainkan dengan melakukan kehendak Allah.
Kerendahan Hati Menghasilkan Keadaan Ditinggikan
Memang, memiliki kebanggaan yang masuk akal tentang kesanggupan pribadi sama sekali tidak salah. Alkitab memerintahkan kita untuk mengasihi sesama kita sebagaimana kita mengasihi diri sendiri. (Matius 22:39) Wajar untuk menginginkan kenyamanan dan kebahagiaan. Tetapi, Alkitab juga menganjurkan kerja keras, kerendahan hati, dan kesahajaan. (Amsal 15:33; Pengkhotbah 3:13; Mikha 6:8) Orang yang jujur dan dapat diandalkan serta yang bekerja keras sering kali mendapat perhatian, pekerjaan yang baik, dan respek. Pastilah, mengikuti haluan ini lebih baik ketimbang memanipulasi orang lain demi keuntungan pribadi atau bersaing demi kedudukan.
Yesus memperingatkan para pendengarnya agar tidak memilih tempat yang paling baik dalam pesta pernikahan. Ia menyarankan mereka agar pergi ke tempat yang paling rendah dan menanti hingga sang tuan rumah meminta mereka pindah ke tempat yang lebih baik. Untuk menyatakan dengan jelas prinsip yang terkait, Yesus mengatakan, ”Setiap orang yang meninggikan diri akan direndahkan dan dia yang merendahkan diri akan ditinggikan.”—Lukas 14:7-11.
Orang Kristen Sejati Menghindari Ambisi
Alkitab menunjukkan bahwa ambisi yang disertai keangkuhan berkaitan dengan ketidaksempurnaan manusia. (Yakobus 4:5, 6) Rasul Yohanes pernah ambisius. Hasratnya akan kedudukan begitu menggebu-gebu sampai-sampai, bersama saudaranya, ia dengan berani meminta kepada Yesus tempat yang paling baik dalam Kerajaan Allah. (Markus 10:37) Belakangan, Yohanes mengubah sikapnya. Malah, dalam suratnya yang ketiga, ia secara tegas menegur Diotrefes, yang ia sebut ”ingin mendapat tempat pertama”. (3 Yohanes 9, 10) Dewasa ini, orang Kristen mencamkan kata-kata Yesus dan merendahkan diri mereka seraya mengikuti teladan rasul Yohanes yang lanjut usia, yang belajar untuk menjauhi kecenderungan menjadi ambisius.
Namun, secara realistis harus diakui bahwa bakat, kemampuan, perbuatan baik, dan kerja keras seseorang tidak selalu menjamin orang itu dihargai. Kadang-kadang, penghargaan akan hal-hal itu datang dari orang lain, tetapi tidak selalu demikian. (Amsal 22:29; Pengkhotbah 10:7) Adakalanya, orang yang kurang cakap mendapat kedudukan yang berwenang, sedangkan orang yang lebih cakap diabaikan. Dalam dunia yang tidak sempurna ini, orang yang memperoleh kedudukan dan kekuasaan bisa jadi tidak selalu yang paling cakap.
Bagi orang Kristen sejati, soal ambisi tidak menimbulkan dilema etis. Hati nurani mereka yang dilatih Alkitab membantu mereka menjauhi ambisi. Mereka sekadar mengerahkan upaya semaksimal mungkin dalam segala keadaan, demi kemuliaan Allah, dan menyerahkan hasilnya ke tangan-Nya. (1 Korintus 10:31) Orang Kristen berupaya memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya dengan takut akan Allah dan menjalankan perintah-perintah-Nya.
-