-
Tahukah Anda?Sedarlah!—2000 | 8 Februari
-
-
Jawaban Kuis
1. ”Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu”
2. Pria-pria perkasa yang tangkas dan berani dari suku Gad yang bergabung dengan Daud di padang belantara sewaktu ia masih di bawah pengejaran Raja Saul
3. Ibu mereka, Zeruya
4. Bertekun sampai ke akhir
5. Sepuluh
6. Serafim
7. Khuza
8. ”Jabatan pengawas”
9. Pisyon, Gihon, Hidekel, dan Efrat
10. Mengkhamirkan seluruh adonan
11. Sem, Ham, dan Yafet
12. Elkana
13. Megido
14. Mereka menjadi ’pengumpul kayu dan penimba air untuk seluruh himpunan dan untuk mezbah Yehuwa’
15. Para rasul
16. Rabi dan Pemimpin
17. Italia
18. ”Aku terluput dengan kulit gigiku”
19. Di lantai pengirikan
20. Karena ayahnya lebih mengasihi dia dan karena mimpi-mimpinya
-
-
Tangga Menuju LangitSedarlah!—2000 | 8 Februari
-
-
Siapa Pembuatnya?
Jelaslah, teras sawah yang jumlahnya ribuan ini tidak mungkin dibangun dalam semalam, atau bahkan dalam beberapa tahun. Ingatlah, konstruksinya dikerjakan tanpa peralatan atau mesin modern. Maka, konon, pembangunan teras setidak-tidaknya dimulai beberapa ratus tahun yang lalu.
Beberapa pakar arkeologi bahkan yakin bahwa pekerjaan tersebut dimulai sekitar 2.000 tahun yang lalu. Para antropolog memperkirakan bahwa para pembangun bermigrasi dari Indocina sebelah selatan atau dari Indonesia dan menetap di Luzon, membawa serta kebudayaan bersawah. Tiap-tiap teras yang baru ditambahkan secara bertahap pada teras yang lama.
Cara Menikmatinya
Sekarang, marilah kita membayangkan diri berkunjung ke teras sawah. Pertama-tama, kita naik bus ber-AC dari Manila ke Kota Madya Banaue, Provinsi Ifugao. Perjalanannya berlangsung selama sembilan jam. Sekarang, kita boleh pilih. Mau berjalan kaki, naik becak bermotor, atau naik jeepney untuk mencapai tempat-tempat wisata yang kita inginkan. Dan, jika stamina kita cukup kuat, kita dapat berjalan kaki lewat salah satu jalan setapak ke gunung. Dengan demikian, kita dapat menikmati pemandangan teras sawah yang paling spektakuler dan mengagumi betapa luasnya keajaiban buatan manusia yang satu ini.
Kita bisa juga memilih naik jeepney ke desa Batad. Perjalanannya sejauh 12 kilometer melewati jalan pegunungan yang tidak rata selama lebih dari satu jam. Dari situ, kita akan mendaki lewat jalan setapak. Sambil mendaki lereng di antara dua puncak yang lebih tinggi, kita melewati berbagai tumbuhan gunung. (Sebenarnya ada rute yang lebih pendek, namun sangat curam dan tidak dianjurkan bagi yang tidak terbiasa dengan pendakian berat.) Dari lereng tersebut, kita turun perlahan-lahan ke desa Batad lewat jalan setapak yang sempit.
Setelah berjalan selama beberapa jam dan menikmati udara segar pegunungan di sepanjang jalan, akhirnya kita sampai. Di sinilah teras sawah ini terhampar di depan mata kita. Karena desa Batad terletak menghadap lereng pegunungan yang cekung, teras terlihat seperti amfiteater raksasa. Teras membentuk pola garis yang menarik, satu tingkat di atas yang lain, seperti tangga menuju langit. Seraya kita mendekati desa itu, kita melihat rumah-rumah kuno ala Ifugao yang memenuhi desa tersebut seolah-olah jamur raksasa yang diselimuti rerumputan.
Masyarakatnya ramah dan memberi salam sewaktu kami melewati mereka yang sedang bekerja di teras. Anda mungkin kagum pada waktu menyaksikan orang-orang di sana berjalan dengan lincah sepanjang pinggiran dinding batu dari teras, menggunakannya sebagai jalan dari satu tempat ke tempat lain. Yang lain mendaki tingkat demi tingkat dengan cekatan laksana kambing gunung, menggunakan batu-batu yang secara strategis diletakkan sebagai tangga. Setelah diamati dengan lebih jeli, ternyata mereka tidak mengenakan alas kaki. Dan di sekeliling mereka, terhampar pemandangan spektakuler teras sawah di pegunungan ini—sebuah contoh langka bahwa manusia dapat membangun sesuatu yang cocok dengan lingkungan hidupnya, bahkan menyempurnakannya.
Menarik, bukan? Oleh karena itu, bila Anda berkunjung ke Filipina, jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan tangga menuju langit ini, sebuah keajaiban hidup yang tak terlupakan.
-