PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Tahukah Anda?
    Sedarlah!—1999 | 8 Oktober
    • Jawaban Kuis

      1. Suku Simeon

      2. Menikah

      3. Itiel dan Ukal

      4. Pikiran

      5. Teudas dan Yudas orang Galilea

      6. Menceraikan dia

      7. Mereka melihat Eneas disembuhkan oleh Petrus dalam nama Yesus

      8. ”Mereka meminta dia mempertunjukkan kepada mereka suatu tanda dari surga”

      9. Mereka ditahan ”dengan belenggu kekal dalam kegelapan yang pekat untuk dihakimi pada hari besar itu”

      10. Manusia memiliki sifat-sifat yang mencerminkan sifat-sifat Penciptanya dan yang membedakannya dari hewan

      11. Dalam arti kiasan, bahwa takhta-Nya di surga jauh lebih tinggi daripada bumi

      12. Emaus

      13. Bahwa Yehuwa ”tidak akan menahan sesuatu yang baik” dari kita

      14. Mereka berdua ”mempunyai keterampilan sebagai pembuat kemah”

      15. Dua belas

      16. Tujuh puluh

      17. Domba

      18. ”Alfa dan Omega”

  • Kenyataan Ternyata Melebihi Angan-Angan Saya
    Sedarlah!—1999 | 8 Oktober
    • 30 Balai Kerajaan yang menarik, sebuah Balai Kebaktian, dan sebuah fasilitas cabang yang sangat bagus, yang ditahbiskan pada bulan Februari 1995.

      Pelajaran yang Saya Dapatkan

      Jauh di pedalaman Suriname, ada beberapa sidang orang-orang yang dijuluki Bush Negro, keturunan budak-budak Afrika yang kabur dari perkebunan dan pergi sejauh mungkin menuju hulu sungai. Saya tak henti-hentinya mengagumi keahlian mereka​—misalnya, bagaimana mereka dapat memanfaatkan sungai untuk transportasi dan menjadikan hutan tropis sebagai tempat tinggal mereka. Mereka menebang pohon, membuat perahu, dan dengan terampil mengemudikannya melewati air terjun dan mengarungi jeram. Mereka memperoleh makanan dengan berburu dan memancing, memasak tanpa menggunakan peralatan modern, serta melakukan banyak hal lain yang kami rasa sangat sulit.

      Setelah bertahun-tahun, kami juga mulai mengenal orang-orang lain yang tinggal di Suriname ini, kebiasaan mereka, cara berpikir mereka, dan cara hidup mereka. Saya masih ingat sewaktu mengunjungi sebuah desa orang Indian-Amerika pada tahun 1950-an. Pada tengah malam, saya tiba di sebuah perkemahan kosong di hutan tropis, tempat saya dan penunjuk jalan saya yang adalah orang Indian akan memulai perjalanan menggunakan perahu. Ia menyiapkan api unggun, memasak, dan memasang ranjang gantung. Melakukan segala sesuatu untuk saya dianggapnya sebagai hal yang biasa saja karena dia tahu saya tidak tahu caranya.

      Sewaktu saya terjatuh dari ranjang gantung pada tengah malam, ia tidak menertawakan saya. Malah, ia membersihkan debu dari baju saya dan memasang ranjang gantung itu kembali. Sewaktu kami menyusuri sungai yang sangat sempit, hari begitu gelap sehingga saya tidak dapat melihat tangan saya sendiri, tetapi penunjuk jalan saya sanggup mengarahkan perahu melalui banyak kelokan dan penghalang. Sewaktu saya tanyakan caranya, ia mengatakan, ”Anda melihat ke arah yang salah. Lihatlah ke atas dan perhatikan perbedaan yang jelas antara pucuk-pucuk pohon dan langit. Dengan demikian, Anda tahu kelokan-kelokan sungai. Lihatlah ke bawah dan perhatikanlah riak air. Riak-riak ini akan membantu Anda untuk mengetahui apakah ada batu atau penghalang lain di depan. Dan, pasanglah telinga. Suara-suara juga memberitahukan apa yang terdapat di depan.”

      Melakukan perjalanan dengan kano dari batang pohon, mengarungi jeram, dan melewati air terjun dapat sangat berbahaya dan melelahkan. Tetapi, pada akhir perjalanan, sewaktu bertemu dengan saudara-saudari Kristen yang sudah menunggu untuk menyambut kami dengan sangat hangat, kami merasa disegarkan. Makanan, barangkali semangkuk sup, selalu disuguhkan untuk para tamu. Kehidupan utusan injil sering kali penuh cobaan dan sulit, tetapi tidak pernah mengecewakan.

      Apa yang Membantu Kami Bertekun

      Sebenarnya, kesehatan kami tidak prima. Dan, kami juga tidak mendapatkan banyak anjuran dari kerabat kami karena ibu saya adalah satu-satunya kerabat kami yang menjadi seorang Saksi. Namun, kami tidak pernah kekurangan bantuan dan anjuran dari sahabat-sahabat kami, yang membantu kami untuk bertekun dalam penugasan kami. Khususnya, Ibulah yang sangat menganjurkan kami.

      Setelah kami kira-kira enam tahun di tempat tugas, Ibu sakit keras. Sahabat-sahabat ingin agar kami pulang dan menjenguknya untuk terakhir kalinya, tetapi Ibu menulis, ”Tetaplah

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan