-
Tahukah Anda?Sedarlah!—2005 | 8 Oktober
-
-
Jawaban Kuis
1. Di Gosyen, karena daerah itu merupakan tanah penggembalaan yang paling subur di Mesir. Keluarga Yakub adalah peternak
2. Kebencian
3. Mengangkat tangan-Nya untuk mengucapkan sumpah
4. Induk ayam yang mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya
5. Set
6. Imam-imam kepala dan para tua-tua Israel
7. Untuk datang dan ”mengambil air kehidupan dengan cuma-cuma”
8. ”Biarlah ia terus meminta kepada Allah, karena dia memberi semua orang dengan murah hati dan tanpa mencela”
9. Setelah membuat Adam tidur pulas, Ia mengambil salah satu tulang rusuk Adam dan membuatnya menjadi seorang wanita
10. Dari ”setiap suku dan bahasa dan umat dan bangsa”
11. Yahweh
12. Ia gagal menyucikan Yehuwa di depan putra-putra Israel sehubungan dengan penyediaan air secara mukjizat di padang belantara
13. Ia berpura-pura tidak waras, dan raja Gat membiarkannya pergi sebagai orang gila yang tidak berbahaya
14. Ia harus bebas dari tuduhan, tidak berlaku semaunya sendiri, tidak cenderung murka, bukan orang yang suka mabuk dan menimbulkan keributan, bukan orang yang suka memukul, tidak tamak akan keuntungan yang diperoleh dengan tidak jujur
15. Ia memerintahkan agar biaya ditutup dengan uang dari perbendaharaan kerajaan, agar bejana-bejana emas dan perak yang dibawa ke Babilon oleh Nebukhadnezar dikembalikan
16. Orang tua harus tanggap menggunakan semua kesempatan—sewaktu santai atau pelajaran resmi—untuk menanamkan kebenaran Firman Allah ke dalam hati anak-anak mereka
17. Ia dipaksa untuk mengangkat tiang siksaan Yesus
18. Mereka menghormati Allah ”dengan bibir mereka”, namun hati mereka ”jauh” darinya
19. Ia mengubah air menjadi anggur pada pesta perkawinan di Kana
-
-
Seorang Seniman Mencari Kebahagiaan di ”Firdaus”Sedarlah!—2005 | 8 Oktober
-
-
Seorang Seniman Mencari Kebahagiaan di ”Firdaus”
OLEH PENULIS SEDARLAH! DI TAHITI
SEJAK manusia pertama, Adam, kehilangan Firdaus, keturunannya berupaya mendapatkan kembali apa yang telah hilang. Pencarian yang menggebu-gebu akan Firdaus ini menggugah banyak seniman untuk mencoba menemukannya melalui lukisan mereka. Salah seorang di antaranya adalah pelukis terkenal dari abad ke-19, Paul Gauguin.
Sekitar dua tahun lalu, ratusan pengunjung, termasuk para pelukis amatir, datang dengan dua kapal ke Hiva Oa, salah satu pulau kecil di Kepulauan Marquesas, di Polinesia Prancis. Di pulau inilah Gauguin meninggal pada tahun 1903. Pada peringatan seratus tahun kematiannya, sebuah pusat kebudayaan yang menyandang namanya diresmikan, dan inilah yang menjadi daya tarik bagi para pengunjung yang sangat terpesona akan karyanya.
Di Manakah Firdaus?
Namun, lebih dari seabad yang lalu, mengapa Gauguin meninggalkan Eropa untuk menghabiskan sisa hidupnya di pulau nan damai di Pasifik Selatan ini? Setelah hidup susah sebagai seniman miskin di Eropa, Gauguin akhirnya membenci peradabannya sendiri. Ia melecehkan kebudayaan Eropa dan tatanannya yang sudah mapan sebagai tradisi yang tidak toleran. Gauguin mengambil kesimpulan ini setelah kunjungannya yang pertama ke Tahiti selama kira-kira dua tahun. Sekembalinya ke Eropa, ia memutuskan, ”Tidak ada yang dapat menghalangi saya pindah untuk selamanya. Betapa sia-sianya kehidupan di Eropa ini!” Ia menyatakan penolakannya akan nilai-nilai Barat, dan seperti banyak orang di Eropa pada zamannya, Gauguin mendambakan firdaus yang telah lama hilang tempat orang tidak terkena dampak peradaban. Gauguin berharap untuk dapat mewujudkan hasratnya akan firdaus di taman kesenangan di Pasifik yang penuh damai dan bermandikan sinar matahari ini. Ia ingin menyepi ke tempat indah yang ideal baginya untuk melukis.
Gauguin menyangka, seperti banyak orang pada zamannya, bahwa hidup jauh dari peradaban yang mapan dan hidup harmonis dengan alam lebih baik karena kehidupan semacam itu lebih sederhana. Orang-orang Polinesia hidup menyatu dengan alam sehingga banyak yang menyangka bahwa mereka selalu berbuat baik. Kesederhanaan, kepolosan, dan kelembutan mereka tampaknya menggambarkan dunia yang sempurna. Gauguin mendambakan kebahagiaan semacam itu. Namun, yang menyedihkan, ia masih belum menemukan
-