PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Tahukah Anda?
    Sedarlah!—1997 | 8 April
    • Jawaban Kuis

      1. Ungu kemerah-merahan dan kirmizi

      2. Tujuh

      3. Salem

      4. Crux

      5. Rehuel

      6. Bahwa ia menaati hukum itu

      7. Tanah liat

      8. Sekali setahun

      9. Membuatnya bertumbuh

      10. Makanan

      11. Siku

      12. Yang pertama di antara murid-murid Yesus

      13. Harapan

      14. Kawanan

      15. Kleopas

      16. ”Kesanggupan untuk mengerti”

      17. Elul

      18. Samaria

      19. Petuel

      20. Salam

      21. ”Keturunan Sem”

      22. ”Enam puluh dua kali tujuh masa”

      23. Abi atau Abia

      24. Merampoknya

      25. Perbuatan mereka

      26. Para yatim piatu dan janda

  • Dapatkah Perkawinan Diselamatkan Setelah Adanya Ketidaksetiaan?
    Sedarlah!—1997 | 8 April
    • Orang-orang yang adalah Saksi-Saksi Yehuwa boleh jadi ingin meminta bantuan dari para penatua sidang. Tentu saja, bagi orang-orang Kristen, dosa-dosa serius seperti perzinaan harus segera diakui di hadapan para penatua, yang berminat akan kesejahteraan rohani suami-istri itu dan sidang. Mungkin saja sewaktu bertemu dengan para penatua, sang pezina memperlihatkan pertobatan yang tulus dan dengan demikian diperbolehkan untuk tetap di dalam sidang. Dalam kasus demikian, para penatua dapat memberikan bantuan yang terus-menerus kepada kedua pasangan.​—Yakobus 5:14, 15.

      Pembangunan Kembali

      Setelah suami-istri menstabilkan perasaan-perasaan mereka sebisa mungkin, mereka berada dalam posisi yang baik untuk membangun kembali aspek-aspek vital dari perkawinan mereka. Komunikasi yang sungguh-sungguh terus dibutuhkan. Apabila ditemukan kelemahan-kelemahan, perubahan yang sepatutnya harus dibuat.

      Perubahan-perubahan terutama perlu dibuat oleh pasangan yang bersalah. Akan tetapi, pasangan yang setia harus melakukan bagiannya dalam memperkuat bidang-bidang yang masih lemah dalam perkawinan. Ini tidak berarti bahwa perzinaan adalah kesalahannya atau bahwa perzinaan dapat dimaafkan​—tidak ada dalih yang sah untuk melakukan dosa semacam itu. (Bandingkan Kejadian 3:​12; 1 Yohanes 5:3.) Sebaliknya ini memaksudkan bahwa mungkin sebelumnya ada problem-problem dalam perkawinan yang perlu diselesaikan. Pembangunan kembali adalah proyek bersama. Apakah terdapat kebutuhan untuk memperkuat norma dan tujuan bersama? Apakah kegiatan rohani telah diabaikan? Proses untuk menemukan kelemahan yang berarti dan membuat perubahan yang dibutuhkan ini mutlak perlu guna membangun kembali perkawinan yang rusak berat.

      Pemeliharaan

      Bahkan rumah yang dibangun dengan baik membutuhkan pemeliharaan yang teratur. Dengan demikian, alangkah pentingnya memelihara hubungan yang telah dibangun kembali. Suami-istri tidak boleh membiarkan berlalunya waktu mengikis tekad mereka untuk berpegang pada keputusan mereka yang baru. Sebaliknya daripada kehilangan semangat apabila mereka mengalami kemunduran yang tidak berarti, seperti kambuhnya kebiasaan komunikasi yang buruk, mereka hendaknya segera mengambil langkah untuk kembali ke jalur dan terus bergerak maju.​—Amsal 24:16; Galatia 6:9.

      Yang terutama, suami dan istri hendaknya memberikan prioritas terbesar kepada rutin rohani mereka, tidak pernah membiarkan hal itu, atau perkawinan mereka, berada di tempat kedua setelah kegiatan lain. Mazmur 127:1 mengatakan, ”Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya.” Juga, Yesus memperingatkan, ”Setiap orang yang mendengar perkataanku ini dan tidak melakukannya akan disamakan dengan pria yang bodoh, yang membangun rumahnya di atas pasir. Dan hujan turun dengan lebat dan banjir datang dan angin bertiup dan menghantam rumah itu dan runtuh, dan keruntuhannya hebat.”​—Matius 7:24-27.

      Ya, jika prinsip-prinsip Alkitab diabaikan karena itu sulit diterapkan, perkawinan akan senantiasa rentan terhadap badai ujian kesetiaan yang berikutnya. Akan tetapi, apabila suami dan istri berpaut kepada standar-standar Alkitab dalam segala hal, perkawinan mereka akan mendapat berkat ilahi. Mereka juga akan memiliki motivasi yang paling kuat untuk kesetiaan perkawinan​—hasrat untuk menyenangkan sang Pemrakarsa perkawinan, Allah Yehuwa.​—Matius 22:36-40; Pengkhotbah 4:12.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan