PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • ”Yehuwa . . . Besar Kuasa-Nya”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
    • Dari gua, Elia menyaksikan pertunjukkan kuasa Yehuwa. Dia melihat pengaruh dari angin kencang yang dahsyat, gempa, dan api.

      PASAL 4

      ”Yehuwa . . . Besar Kuasa-Nya”

      1, 2. Hal-hal menakjubkan apa yang pernah Elia lihat selama hidupnya, tetapi peristiwa-peristiwa spektakuler apa yang dia saksikan dari gua di Gunung Horeb?

      ELIA pernah melihat hal-hal yang menakjubkan sebelumnya. Dia pernah melihat burung-burung gagak membawakan makanan untuknya dua kali sehari sewaktu dia sedang berada di persembunyian. Dia pernah melihat dua wadah menyediakan tepung dan minyak selama suatu masa kelaparan yang panjang dan kedua wadah itu tidak pernah kosong. Dia bahkan pernah melihat api turun dari langit sebagai jawaban atas doanya. (1 Raja, pasal 17, 18) Namun, Elia belum pernah melihat sesuatu yang sedemikian menakjubkan seperti yang berikut ini.

      2 Sewaktu sedang mendekam di dekat mulut sebuah gua di Gunung Horeb, dia menyaksikan serangkaian peristiwa spektakuler. Pertama-tama, ada angin. Angin tersebut pastilah menggemuruh, menimbulkan suara yang memekakkan telinga, karena angin tersebut amat dahsyat sampai-sampai membelah gunung-gunung dan menghancurkan tebing-tebing. Kemudian terjadilah gempa bumi, yang menyebabkan terlepasnya kekuatan yang luar biasa besar yang tersimpan dalam kerak bumi. Setelah itu, datanglah api. Seraya api itu menyapu kawasan tersebut, agaknya Elia bisa merasakan embusan angin panasnya yang menyengat.​—1 Raja 19:8-12.

      3. Elia menyaksikan bukti tentang sifat ilahi yang mana, dan di mana kita dapat melihat bukti akan sifat yang sama?

      3 Beragam peristiwa yang Elia saksikan itu memiliki satu persamaan—semuanya adalah pertunjukan kuasa yang besar dari Allah Yehuwa. Tentu saja, kita tidak perlu melihat mukjizat untuk memahami bahwa Allah memiliki sifat tersebut. Sifat itu mudah terlihat. Alkitab memberi tahu kita bahwa ciptaan membuktikan ”kuasa-Nya yang kekal dan kedudukan-Nya sebagai Allah”. (Roma 1:20) Cobalah pikirkan kilat yang menyilaukan dan badai guntur yang menggelegar, jeram yang luar biasa indahnya dari sebuah air terjun yang sangat besar, langit berbintang yang tak terhingga luasnya! Tidakkah Saudara melihat kuasa Allah dalam semua ciptaan itu? Namun, sekarang hanya segelintir orang yang benar-benar mengakui kuasa Allah. Bahkan, lebih sedikit lagi orang yang memiliki pandangan yang tepat mengenainya. Akan tetapi, pemahaman tentang sifat ilahi ini memberi kita banyak alasan untuk mendekat kepada Yehuwa. Pada bagian ini, kita akan secara terperinci mempelajari kuasa Yehuwa yang tiada bandingannya.

      ”Yehuwa sedang lewat”

      Sifat Yehuwa yang Sangat Penting

      4, 5. (a) Apa yang Alkitab sebutkan tentang nama Yehuwa? (b) Mengapa cocok jika Yehuwa memilih sapi jantan untuk melambangkan kuasa-Nya?

      4 Yehuwa itu tidak tertandingi dalam hal kuasa. Yeremia 10:6 mengatakan, ”Tidak ada yang seperti Engkau, oh Yehuwa. Engkau agung, dan nama-Mu agung dan penuh kuasa.” Perhatikan bahwa dalam ayat itu, nama Yehuwa disebut agung dan penuh kuasa. Ingatlah, nama itu tampaknya berarti ”Dia Menyebabkan Menjadi”. Apa yang membuat Yehuwa dapat menciptakan apa pun yang Dia sukai dan menjadi apa pun yang Dia inginkan? Kuasa-Nya. Ya, kesanggupan Yehuwa untuk bertindak, untuk melaksanakan kehendak-Nya, tidaklah terbatas. Kuasa semacam itu adalah salah satu sifat-Nya yang sangat penting.

      5 Karena kita tidak akan pernah dapat memahami segenap lingkup kuasa-Nya, Yehuwa menggunakan ilustrasi untuk membantu kita. Seperti yang telah kita lihat, Dia menggunakan sapi jantan untuk melambangkan kuasa-Nya. (Yehezkiel 1:4-10) Pilihan itu memang cocok, karena sapi jantan yang dijinakkan pun merupakan hewan yang sangat besar dan sangat kuat. Orang-orang di Palestina pada zaman Alkitab sangat jarang, kalau pun pernah, berhadapan dengan hewan yang lebih kuat. Tetapi, mereka mengenal satu jenis sapi yang lebih menakutkan—sapi jantan liar, atau lembu asali (Bos primigenius), yang belakangan punah. (Ayub 39:9-12) Penguasa Romawi, Julius Caesar, pernah menyatakan bahwa ukuran sapi ini hampir sebesar gajah. ”Besar kekuatannya,” tulisnya, ”dan tinggi kecepatannya.” Bayangkan betapa kecil dan lemah rasanya apabila Saudara berdiri di samping makhluk seperti itu!

      6. Mengapa hanya Yehuwa yang disebut ”Yang Mahakuasa”?

      6 Demikian pula, manusia sangat kecil dan tak berdaya dibandingkan dengan Allah kuasa, Yehuwa. Bagi-Nya, bangsa-bangsa yang perkasa pun hanyalah bagaikan lapisan tipis debu pada timbangan. (Yesaya 40:15) Tidak seperti makhluk mana pun, Yehuwa memiliki kuasa yang tak terbatas, karena hanya Dialah yang disebut ”Yang Mahakuasa”.a (Wahyu 15:3) Yehuwa punya ’kekuatan yang sangat besar dan tenaga yang luar biasa’. (Yesaya 40:26) Dia adalah Sumber kuasa yang selalu berlimpah dan tiada habisnya. Dia tidak bergantung pada sumber luar mana pun untuk mendapatkan energi, karena ”kekuatan berasal dari Allah”. (Mazmur 62:11) Akan tetapi, melalui sarana apa Yehuwa mengerahkan kuasa-Nya?

      Bagaimana Yehuwa Mengerahkan Kuasa-Nya

      7. Apakah kuasa kudus Yehuwa itu, dan apa yang dimaksudkan oleh kata-kata dalam bahasa aslinya yang digunakan Alkitab?

      7 Kuasa kudus tercurah dari Yehuwa dalam jumlah yang tak terbatas. Kuasa kudus adalah kuasa Allah yang beraksi. Malah, di Kejadian 1:2, Alkitab menyebutnya sebagai ”tenaga Allah”. Kata Ibrani dan Yunani asli yang diterjemahkan ”kuasa” dapat, dalam konteks yang berbeda, diterjemahkan menjadi ”angin”, ”napas”, dan ”embusan”. Menurut para leksikograf, kata-kata dalam bahasa asli tersebut memaksudkan suatu tenaga tak kelihatan yang sedang beraksi. Seperti angin, kuasa Allah tak dapat dilihat oleh mata kita, tetapi pengaruhnya nyata dan kelihatan.

      8. Di dalam Alkitab, kuasa Allah secara kiasan disebut apa, dan mengapa perbandingan ini tepat?

      8 Keserbagunaan kuasa kudus Allah tiada habisnya. Yehuwa dapat menggunakannya untuk melaksanakan apa pun yang ada dalam benak-Nya. Karena itu, dengan tepat kuasa Allah secara kiasan disebut di dalam Alkitab sebagai ”jari”, ”tangan yang kuat”, atau ”lengan yang penuh kuasa”. (Lukas 11:20, catatan kaki; Ulangan 5:15; Mazmur 8:3) Sebagaimana manusia dapat menggunakan tangannya untuk melakukan berbagai macam pekerjaan yang menuntut tingkat kekuatan atau keterampilan yang berbeda-beda, Allah dapat menggunakan kuasa-Nya untuk melaksanakan semua tujuan-Nya—seperti menciptakan atom yang sangat kecil atau membelah Laut Merah atau memungkinkan orang Kristen abad pertama berbicara dalam bahasa-bahasa asing.

      9. Seberapa besarkah kuasa Yehuwa untuk memerintah?

      9 Yehuwa juga mengerahkan kuasa-Nya melalui wewenang-Nya sebagai Penguasa Universal. Dapatkah Saudara membayangkan diri Saudara memiliki berjuta-juta rakyat yang cerdas dan kompeten serta sangat antusias dalam melaksanakan perintah Saudara? Yehuwa memiliki kuasa memerintah semacam itu. Dia memiliki manusia sebagai hamba-hamba-Nya, yang di dalam Alkitab sering kali disamakan dengan pasukan. (Mazmur 68:11; 110:3) Akan tetapi, manusia adalah makhluk yang lemah jika dibandingkan dengan malaikat. Sewaktu pasukan tentara Asiria menyerang umat Allah, satu malaikat membunuh 185.000 tentara dalam satu malam! (2 Raja 19:35) Malaikat-malaikat Allah memang perkasa.​—Mazmur 103:19, 20.

      10. (a) Mengapa Yang Mahakuasa disebut Yehuwa yang berbala tentara? (b) Siapakah yang paling perkasa di antara semua ciptaan Yehuwa?

      10 Berapakah jumlah malaikat? Sewaktu mendapat penglihatan tentang surga, Nabi Daniel melihat lebih dari 100 juta makhluk roh di hadapan takhta Yehuwa, tetapi tidak ada petunjuk bahwa dia melihat semua malaikat yang Yehuwa ciptakan. (Daniel 7:10) Jadi, mungkin jumlah malaikat ada ratusan juta. Itulah sebabnya, Allah disebut sebagai Yehuwa yang berbala tentara. Gelar ini menggambarkan kedudukan-Nya yang penuh kuasa sebagai Komandan pasukan malaikat perkasa yang amat besar dan terorganisasi. Di atas semua makhluk roh itu, Dia menempatkan seorang pengawas, yaitu Putra yang dikasihi-Nya, ”ciptaan yang pertama”. (Kolose 1:15) Sebagai pemimpin malaikat—kepala atas semua malaikat, serafim, dan kerub—Yesus-lah yang paling perkasa di antara semua ciptaan Yehuwa.

      11, 12. (a) Dengan cara apa saja firman Allah mengerahkan kuasa? (b) Bagaimana Yesus memberikan kesaksian tentang jangkauan kuasa Yehuwa?

      11 Yehuwa memiliki sarana lain untuk mengerahkan kuasa-Nya. Ibrani 4:12 mengatakan, ”Firman Allah itu hidup dan penuh kuasa.” Pernahkah Saudara mengamati kuasa yang luar biasa dari firman Allah, atau berita yang diilhami kuasa kudus, yang sekarang tersimpan di dalam Alkitab? Kuasa itu dapat menguatkan, membangun iman, dan membantu kita membuat perubahan yang menyeluruh dalam diri kita. Rasul Paulus memperingatkan rekan-rekan seimannya terhadap orang-orang yang menempuh gaya hidup yang sangat tidak bermoral. Kemudian, dia menambahkan, ”Dulu, di antara kalian ada yang seperti itu.” (1 Korintus 6:9-11) Ya, ”firman Allah” telah mengerahkan kuasanya atas mereka dan membantu mereka berubah.

      12 Kuasa Yehuwa sangatlah besar dan sarana yang Dia gunakan untuk mengerahkannya sangat efektif sehingga tak ada sesuatu pun yang dapat menghalangi-Nya. Yesus berkata, ”Bagi Allah tidak ada yang mustahil.” (Matius 19:26) Apa saja yang Yehuwa lakukan dengan kuasa-Nya?

      Allah Menggunakan Kuasa-Nya untuk Tujuan Tertentu

      13, 14. (a) Mengapa kita dapat mengatakan bahwa Yehuwa bukanlah sumber kuasa yang tidak berkepribadian? (b) Dengan cara apa saja Yehuwa menggunakan kuasa-Nya?

      13 Kuasa Yehuwa adalah sesuatu yang jauh lebih besar daripada tenaga jasmani; dan Yehuwa bukanlah suatu tenaga yang tidak berkepribadian, bukan semata-mata suatu sumber kuasa. Dia adalah suatu pribadi yang memegang kendali penuh atas kuasa-Nya sendiri. Akan tetapi, apa yang menggerakkan Dia untuk menggunakannya?

      14 Seperti yang akan kita lihat, Allah menggunakan kuasa untuk menciptakan, membinasakan, melindungi, memulihkan—singkatnya, untuk melakukan apa saja yang mendukung tujuan-Nya yang sempurna. (Yesaya 46:10) Dalam hal-hal tertentu, Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk menyingkapkan aspek-aspek penting dari kepribadian dan standar-standar-Nya. Yang terutama adalah Dia mengarahkan kuasa-Nya untuk melaksanakan kehendak-Nya—menyucikan nama-Nya yang kudus melalui Kerajaan Mesias dan menunjukkan bahwa cara Dia memerintah adalah yang terbaik. Tidak ada yang dapat menggagalkan tujuan tersebut.

      15. Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk tujuan apa sehubungan dengan hamba-hamba-Nya, dan bagaimana hal ini dipertunjukkan dalam kasus Elia?

      15 Yehuwa juga menggunakan kuasa-Nya untuk memberikan manfaat kepada kita secara perorangan. Perhatikan apa yang dikatakan 2 Tawarikh 16:9, ”Mata Yehuwa menjelajahi seluruh bumi, karena Dia ingin menunjukkan kekuatan-Nya demi orang-orang yang sepenuh hati terhadap Dia.” Pengalaman Elia, seperti yang disebutkan di awal, adalah salah satu contoh. Mengapa Yehuwa mempertunjukkan kepadanya kuasa ilahi yang dahsyat tersebut? Nah, Ratu Izebel yang fasik telah bersumpah untuk mengeksekusi Elia. Sang nabi melarikan diri untuk menyelamatkan nyawanya. Dia merasa sendirian, ketakutan, dan kecil hati—seolah-olah semua jerih payahnya sia-sia. Untuk menghibur pria yang sedang khawatir ini, Yehuwa dengan cara yang hidup mengingatkan Elia akan kuasa ilahi. Angin, gempa bumi, dan api menunjukkan bahwa Pribadi yang paling berkuasa di alam semesta menyertai Elia. Apa yang perlu dia takutkan dari Izebel jika Allah Yang Mahakuasa berada di pihaknya?​—1 Raja 19:1-12.b

      16. Mengapa kita dapat terhibur dengan merenungkan kuasa Yehuwa yang besar?

      16 Meskipun sekarang bukan waktu bagi-Nya lagi untuk mempertunjukkan mukjizat, Yehuwa tidak berubah sejak zaman Elia. (1 Korintus 13:8) Sampai saat ini, Dia masih antusias untuk menggunakan kuasa-Nya demi orang-orang yang mengasihi Dia. Memang, Dia berdiam di alam roh yang mulia, tetapi Dia tidak jauh dari kita. Kuasa-Nya tak terbatas, maka jarak bukanlah penghalang. Sebaliknya, ”Yehuwa dekat dengan semua yang berseru kepada-Nya”. (Mazmur 145:18) Suatu kali, ketika Nabi Daniel memohon bantuan Yehuwa, seorang malaikat muncul di hadapannya bahkan sebelum dia selesai berdoa! (Daniel 9:20-23) Tak ada yang dapat menghalangi Yehuwa untuk membantu dan menguatkan orang-orang yang Dia kasihi.​—Mazmur 118:6.

      Apakah Kuasa Allah Membuat-Nya Tak Terhampiri?

      17. Dalam arti apa kuasa Yehuwa menimbulkan rasa takut dalam diri kita, tetapi rasa takut jenis apa yang tidak ditimbulkannya?

      17 Haruskah kuasa Allah membuat kita takut kepada-Nya? Kita harus menjawab ya dan tidak. Ya, karena sifat ini memberi kita alasan kuat untuk memiliki rasa takut yang saleh, rasa takjub dan respek yang dalam seperti yang kita bahas secara singkat di pasal sebelumnya. Alkitab memberi tahu kita bahwa rasa takut seperti itu adalah ”awal kebijaksanaan”. (Mazmur 111:10) Akan tetapi, kita juga menjawab tidak, karena kuasa Allah tidak memberi kita alasan apa pun untuk memiliki kengerian yang hebat terhadap-Nya atau menahan diri untuk mendekati-Nya.

      18. (a) Mengapa banyak orang tidak memercayai orang yang berkuasa? (b) Bagaimana kita tahu bahwa kuasa Yehuwa tidak dapat menjadikan-Nya korup?

      18 ”Kekuasaan cenderung menghasilkan orang-orang yang korup; kekuasaan absolut pasti menghasilkan orang-orang yang korup.” Demikian tulis bangsawan Inggris Lord Acton pada tahun 1887. Pernyataannya sering disebutkan kembali, mungkin karena banyak orang melihatnya sebagai suatu kebenaran yang tak dapat disangkal. Manusia yang tak sempurna sering kali menyalahgunakan kuasa, seperti yang berulang kali diteguhkan sejarah. (Pengkhotbah 4:1; 8:9) Karena alasan ini, banyak orang tidak memercayai orang yang berkuasa dan menjauhi mereka. Nah, Yehuwa memiliki kuasa yang mutlak. Apakah kuasa-Nya telah menjadikan Yehuwa korup? Tentu saja tidak! Seperti yang telah kita lihat, Dia kudus, sama sekali tidak dapat menjadi korup. Yehuwa berbeda dengan pria dan wanita tak sempurna yang memiliki kekuasaan dalam dunia yang korup ini. Dia tidak pernah dan tidak akan pernah menyalahgunakan kuasa-Nya.

      19, 20. (a) Yehuwa selalu menggunakan kuasa-Nya dengan cara yang selaras dengan sifat-sifat lain apa, dan mengapa hal ini menenteramkan hati kita? (b) Bagaimana Saudara dapat mengilustrasikan pengendalian diri Yehuwa, dan mengapa hal ini menarik bagi Saudara?

      19 Ingatlah, sifat Yehuwa bukan hanya kuasa. Kita masih akan mempelajari keadilan, hikmat, dan kasih-Nya. Namun, kita hendaknya tidak berasumsi bahwa sifat-sifat Yehuwa diperlihatkan dengan cara yang kaku dan mekanis, seolah-olah setiap kali Dia hanya dapat memperlihatkan satu sifat. Sebaliknya, di pasal-pasal selanjutnya kita akan melihat bahwa Yehuwa selalu menggunakan kuasa-Nya selaras dengan keadilan, hikmat, dan kasih-Nya. Cobalah renungkan sifat lain yang Allah miliki, satu sifat yang jarang dimiliki para penguasa dunia—pengendalian diri.

      20 Bayangkanlah Saudara bertemu dengan seorang pria yang berperawakan sangat besar dan berkuasa sehingga Saudara merasa gentar terhadapnya. Akan tetapi, belakangan Saudara memperhatikan bahwa dia tampaknya lembut. Dia selalu siap dan antusias menggunakan kuasanya untuk membantu dan melindungi orang-orang, khususnya yang lemah dan tak berdaya. Dia tidak pernah menyalahgunakan kekuatannya. Saudara melihat bahwa meski dia difitnah tanpa sebab, sikapnya tetap kukuh tetapi tenang, bermartabat, bahkan baik hati. Saudara bertanya-tanya apakah Saudara sanggup memperlihatkan kelembutan dan pengendalian diri seperti itu, khususnya seandainya Saudara sekuat dia! Seraya Saudara mengenal pria seperti itu, bukankah Saudara akan mulai merasa dekat dengannya? Kita memiliki alasan yang jauh lebih kuat untuk mendekat kepada Yehuwa, Allah Yang Mahakuasa. Pertimbangkanlah kalimat lengkap yang menjadi dasar judul pasal ini, ”Yehuwa tidak cepat marah dan besar kuasa-Nya.” (Nahum 1:3) Yehuwa tidak gegabah dalam menggunakan kuasa-Nya terhadap orang-orang, sekalipun mereka fasik. Dia berwatak lemah lembut dan baik hati. Dia terbukti ”tidak cepat marah” meski diperhadapkan pada banyak provokasi.​—Mazmur 78:37-41.

      21. Mengapa Yehuwa tidak memaksa orang untuk melakukan kehendak-Nya, dan pelajaran apa yang kita dapat dari hal ini sehubungan dengan diri-Nya?

      21 Pertimbangkanlah pengendalian diri Yehuwa dari sudut lain. Seandainya Saudara memiliki kuasa yang tak terbatas, apakah Saudara berpikir bahwa kadang-kadang Saudara mungkin akan tergoda untuk membuat orang lain menuruti keinginan Saudara? Yehuwa, dengan segala kuasa-Nya, tidak memaksa orang untuk melayani-Nya. Meskipun melayani Allah adalah satu-satunya cara untuk mendapatkan kehidupan abadi, Yehuwa tidak memaksa kita untuk melakukan pelayanan seperti itu. Sebaliknya, dengan baik hati Dia meningkatkan martabat tiap-tiap individu dengan kebebasan memilih. Dia memberikan pengingat sehubungan dengan konsekuensi pilihan yang buruk dan memberitahukan manfaat pilihan yang baik. Namun, pilihan itu sendiri, Dia serahkan kepada kita. (Ulangan 30:19, 20) Yehuwa sama sekali tidak tertarik pada pelayanan yang dilakukan karena terpaksa atau karena rasa takut yang tidak wajar terhadap kuasa-Nya yang dahsyat. Dia mencari orang-orang yang akan melayani Dia dengan rela, karena kasih.​—2 Korintus 9:7.

      22, 23. (a) Apa yang menunjukkan bahwa Yehuwa senang memberikan kuasa kepada orang lain? (b) Apa yang akan kita bahas di pasal selanjutnya?

      22 Mari kita lihat alasan terakhir mengapa kita tidak perlu hidup dalam ketakutan terhadap Allah Yang Mahakuasa. Manusia yang berkuasa cenderung takut membagikan kuasanya kepada orang lain. Akan tetapi, Yehuwa senang memberikan kuasa kepada para penyembah-Nya yang setia. Dia mendelegasikan wewenang yang cukup besar kepada pribadi lain, misalnya kepada Putra-Nya. (Matius 28:18) Yehuwa juga memberikan kuasa kepada hamba-hamba-Nya dengan cara lain. Alkitab menjelaskan, ”Yehuwa, Engkau begitu besar, hebat, agung, mulia, dan terhormat, karena segala sesuatu di surga dan di bumi adalah milik-Mu. . . . Kuasa dan kehebatan ada di tangan-Mu. Tangan-Mu sanggup memberikan kebesaran dan kekuatan kepada semua.”​—1 Tawarikh 29:11, 12.

      23 Ya, Yehuwa akan senang memberi Saudara kekuatan. Bahkan, Dia membagikan ”kesanggupan . . . yang begitu luar biasa” kepada mereka yang mau melayani Dia. (2 Korintus 4:7) Tidakkah Saudara merasa tertarik kepada Allah yang dinamis dan yang menggunakan kuasa-Nya dengan cara yang baik hati dan berprinsip ini? Di pasal selanjutnya, kita akan menyoroti cara Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan.

      a Kata Yunani yang diterjemahkan ”Mahakuasa” secara harfiah berarti ”Penguasa atas Segala Sesuatu; Pribadi yang Memiliki Segala Kuasa”.

      b Alkitab mengatakan bahwa ”Yehuwa tidak ada dalam angin itu . . . , gempa itu . . . , api itu”. Tidak seperti para penyembah dewa-dewa alam yang bersifat mitos, hamba-hamba Yehuwa tidak mencari Dia di balik kekuatan-kekuatan alam. Dia terlalu agung untuk berada di dalam apa pun yang Dia ciptakan.​—1 Raja 8:27.

      Pertanyaan untuk Direnungkan

      • 2 Tawarikh 16:7-13 Bagaimana contoh Raja Asa memperlihatkan betapa serius akibatnya jika seseorang tidak memercayai kuasa Yehuwa?

      • Mazmur 89:6-18 Apa pengaruh kuasa Yehuwa terhadap para penyembah-Nya?

      • Yesaya 40:10-31 Bagaimana kuasa Yehuwa dilukiskan di sini, seberapa ekstensifkah itu, dan bagaimana kuasa itu dapat memberikan manfaat kepada kita secara pribadi?

      • Wahyu 11:16-18 Yehuwa berjanji akan menggunakan kuasa-Nya untuk melakukan apa di masa depan, dan mengapa hal ini menenteramkan hati orang Kristen sejati?

  • Kuasa untuk Menciptakan—”Pembuat Langit dan Bumi”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
    • Matahari terbit menyinari ladang gandum.

      PASAL 5

      Kuasa untuk Menciptakan​—”Pembuat Langit dan Bumi”

      1, 2. Bagaimana matahari mempertunjukkan kuasa Yehuwa untuk menciptakan?

      PERNAHKAH Saudara berdiang di api unggun pada malam yang dingin? Mungkin Saudara akan menjulurkan tangan pada jarak yang tepat dari nyala api untuk menikmati kehangatan yang dipancarkannya. Jika Saudara berdiri terlalu dekat, Saudara akan kepanasan. Jika Saudara mundur terlalu jauh, udara malam yang dingin mulai merasuk dan Saudara akan kedinginan.

      2 Pada siang hari, ada ”api” yang menghangatkan kulit kita. ”Api” tersebut berpijar dari jarak sekitar 150 juta kilometer!a Betapa besar tenaga yang matahari miliki sehingga Saudara dapat merasakan kehangatannya dari jarak sejauh itu! Namun, bumi mengorbit tanur termonuklir yang menakjubkan tersebut pada jarak yang tepat. Jika terlalu dekat, air di bumi akan menguap; jika terlalu jauh, semuanya itu akan membeku. Kedua ekstrem ini bisa menyebabkan planet kita mati. Selain sangat penting bagi kehidupan di bumi, cahaya matahari bersih, efisien, dan bahkan menyenangkan.​—Pengkhotbah 11:7.

      3. Matahari memberi kesaksian tentang kebenaran penting apa?

      3 Namun, kebanyakan orang menyepelekan matahari, sekalipun kehidupan mereka bergantung padanya. Itu sebabnya, mereka gagal memahami apa yang dapat diajarkan matahari kepada kita. Alkitab berkata mengenai Yehuwa, ”Engkaulah yang membuat terang dan matahari.” (Mazmur 74:16) Ya, matahari mendatangkan hormat bagi Yehuwa, ”Pembuat langit dan bumi”. (Mazmur 19:1; 146:6) Matahari hanyalah salah satu dari tak terhitung banyaknya benda-benda langit yang mengajar kita tentang kuasa Yehuwa yang luar biasa untuk menciptakan. Mari kita memeriksa lebih dekat beberapa di antaranya dan kemudian mengarahkan perhatian kita kepada bumi serta kehidupan yang berkembang subur di atasnya.

      Yehuwa ”membuat terang dan matahari”

      ”Pandanglah Langit dan Lihatlah”

      4, 5. Seberapa hebat dan besarkah matahari itu, tetapi bagaimana perbandingannya dengan bintang-bintang yang lain?

      4 Seperti yang mungkin telah Saudara ketahui, matahari kita adalah sebuah bintang. Matahari tampak lebih besar daripada bintang-bintang yang kita lihat di malam hari karena, jika dibandingkan dengan bintang-bintang itu, jaraknya cukup dekat. Seberapa hebatkah tenaga matahari? Suhu pada inti matahari mencapai kira-kira 15.000.000 derajat Celsius. Seandainya Saudara dapat mengambil inti matahari seukuran kepala jarum pentol saja dan menaruhnya di bumi, Saudara tidak dapat berdiri dengan aman hingga jarak sejauh 140 kilometer dari sumber panas sekecil itu! Setiap detik, matahari mengeluarkan energi yang sebanding dengan ledakan ratusan juta bom nuklir.

      5 Sedemikian besarnya matahari sehingga dapat memuat lebih dari 1.300.000 planet seukuran bumi di dalamnya. Apakah matahari adalah bintang yang luar biasa besarnya? Tidak, para astronom menyebutnya bintang kerdil kuning. Rasul Paulus menulis bahwa ”setiap bintang punya kemuliaan masing-masing”. (1 Korintus 15:41) Dia belum tahu betapa benarnya kata-kata terilham tersebut. Ada bintang yang sedemikian besarnya sehingga jika diletakkan tepat pada posisi matahari sekarang, bumi kita akan termuat di dalamnya. Ada juga bintang raksasa lain yang jika diletakkan pada posisi yang sama akan membentang hingga ke planet Saturnus—padahal planet tersebut sangat jauh dari bumi sehingga jika kita pergi ke sana dengan pesawat ruang angkasa, yang 40 kali lebih cepat daripada peluru yang ditembakkan dari sebuah senjata api yang dahsyat, dibutuhkan waktu empat tahun untuk mencapainya!

      6. Bagaimana Alkitab menunjukkan bahwa jumlah bintang terlalu banyak dari sudut pandang manusia?

      6 Bahkan, yang lebih menakjubkan daripada ukuran bintang-bintang adalah jumlah bintang itu sendiri. Alkitab memperlihatkan bahwa bintang-bintang hampir tak terhitung, sama susahnya seperti menghitung ”pasir di laut”. (Yeremia 33:22) Pernyataan itu menyiratkan bahwa jumlah bintang jauh lebih banyak daripada yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Sebenarnya, jika seorang penulis Alkitab, seperti Yeremia, memandang ke langit malam dan mencoba menghitung bintang-bintang yang tampak, hanya sekitar tiga ribu saja yang dapat dihitungnya, karena hanya sebanyak itulah yang bisa terdeteksi oleh mata telanjang pada malam yang cerah. Jumlah sebanyak itu dapat disamakan dengan banyaknya partikel dalam segenggam pasir saja. Akan tetapi, pada kenyataannya jumlah bintang luar biasa banyaknya, seperti pasir di laut.b Siapa yang dapat menghitungnya?

      Berbagai bintang dan galaksi yang menakjubkan.

      ”Semuanya Dia panggil dengan nama masing-masing”

      7. Apa pendapat para astronom tentang jumlah bintang di galaksi Bima Sakti dan jumlah galaksi di alam semesta?

      7 Yesaya 40:26 menjawab, ”Pandanglah langit dan lihatlah. Siapa yang menciptakan semua ini? Dia adalah Allah yang menyuruh pasukan mereka keluar, sesuai dengan jumlahnya; semuanya Dia panggil dengan nama masing-masing.” Mazmur 147:4 mengatakan, ”Dia menghitung jumlah bintang.” Berapa ”jumlah bintang”? Ini bukanlah pertanyaan yang sederhana. Para astronom memperkirakan bahwa dalam galaksi Bima Sakti saja terdapat lebih dari 100 miliar bintang.c Beberapa dari mereka mengatakan bahwa jumlahnya jauh lebih banyak. Namun, galaksi kita hanyalah salah satu dari sekian banyak galaksi, dan banyak di antaranya bahkan memiliki lebih banyak bintang. Ada berapa banyak galaksi di alam semesta ini? Para astronom memperkirakan bahwa jumlahnya ada ratusan miliar, bahkan triliunan. Kelihatannya sampai saat ini, jumlah galaksi saja tak dapat manusia tentukan, apalagi berapa tepatnya jumlah miliaran bintang yang termuat di dalamnya. Namun, Yehuwa mengetahui jumlahnya. Dia bahkan menamai setiap bintang!

      8. (a) Bagaimana Saudara akan menjelaskan ukuran galaksi Bima Sakti? (b) Dengan sarana apa Yehuwa mengatur pergerakan benda-benda angkasa?

      8 Rasa takjub kita akan bertambah apabila kita merenungkan ukuran galaksi. Galaksi Bima Sakti diperkirakan membentang sepanjang 100.000 tahun cahaya. Bayangkan berkas cahaya yang melesat dengan kecepatan 300.000 kilometer per detik. Berkas cahaya tersebut memerlukan waktu 100.000 tahun untuk melintasi galaksi kita! Dan, beberapa galaksi ukurannya berkali-kali lebih besar daripada galaksi kita. Alkitab mengatakan bahwa Yehuwa membentangkan ”langit” seolah-olah seperti selembar kain. (Mazmur 104:2) Dia juga mengatur pergerakan benda-benda ini. Dari titik debu angkasa yang paling kecil hingga galaksi yang paling besar, semuanya bergerak mengikuti hukum-hukum fisika yang telah dirumuskan dan dioperasikan oleh Allah. (Ayub 38:31-33) Itu sebabnya, para ilmuwan menyamakan pergerakan benda-benda angkasa yang tepat ini dengan sebuah tarian balet yang rumit! Kalau begitu, pikirkanlah Pribadi yang menciptakan semuanya ini. Tidakkah Saudara akan diliputi perasaan kagum akan Allah yang memiliki kuasa yang luar biasa untuk menciptakan?

      ”Pembuat Bumi dengan Kuasa-Nya”

      9, 10. Bagaimana kuasa Yehuwa nyata sehubungan dengan posisi tata surya kita, Jupiter, bumi, dan bulan?

      9 Kuasa Yehuwa untuk menciptakan nyata pada rumah kita, bumi. Dengan sangat hati-hati, Dia menempatkan bumi di alam semesta yang mahaluas ini. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa bisa jadi banyak galaksi terbukti tidak ramah untuk planet yang berisi kehidupan seperti bumi kita. Sebagian besar galaksi Bima Sakti kita kelihatannya tidak dirancang untuk menunjang kehidupan. Pusat galaksi penuh dengan bintang. Di sana, radiasinya tinggi dan tak jarang bintang-bintang nyaris bertabrakan. Bagian terluar galaksi kekurangan banyak unsur yang penting untuk kehidupan. Dengan sangat ideal, tata surya kita terletak di antara kedua ekstrem tersebut.

      10 Bumi mendapat manfaat dari suatu pelindung yang jauh letaknya, tetapi berukuran raksasa—planet Jupiter. Ukurannya lebih dari seribu kali ukuran Bumi dan mengeluarkan pengaruh gravitasi yang sangat hebat. Hasilnya? Jupiter menangkap atau membelokkan objek yang bergerak cepat di angkasa. Para ilmuwan memperkirakan bahwa seandainya tidak ada Jupiter, hujan proyektil pejal akan menggempur bumi 10.000 kali lebih hebat daripada sekarang. Selain itu, lebih dekat ke planet kita, bumi mendapat manfaat dari satelit yang menakjubkan—bulan. Bukan sekadar sebagai benda yang indah dan ”lampu di malam hari”, bulan menjaga posisi bumi pada kemiringannya yang tetap dan konstan. Kemiringan tersebut membuat bumi memiliki musim-musim yang tetap dan dapat diramalkan—manfaat yang tepat waktu bagi kehidupan di sini.

      11. Bagaimana atmosfer bumi dirancang sebagai perisai pelindung?

      11 Kuasa Yehuwa untuk menciptakan terlihat jelas pada setiap segi rancang bangun bumi. Coba perhatikan atmosfer, yang berfungsi sebagai perisai pelindung. Matahari memancarkan sinar yang menyehatkan dan mematikan. Sewaktu menembus lapisan atas atmosfer bumi, sinar-sinar yang berbahaya menyebabkan oksigen biasa berubah menjadi ozon. Selanjutnya, lapisan ozon yang dihasilkan menyerap sebagian besar sinar tersebut. Sebenarnya, planet kita dirancang dengan payung pelindungnya sendiri!

      12. Bagaimana siklus air atmosferis memberikan gambaran tentang kuasa Yehuwa untuk mencipta?

      12 Hal itu hanyalah salah satu aspek dari atmosfer kita, campuran yang kompleks dari berbagai gas yang sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup yang tinggal pada atau di dekat permukaan bumi. Salah satu keajaiban atmosfer adalah siklus air. Setiap tahun, matahari mengangkat 400.000 kilometer kubik air dari laut dan samudra melalui proses penguapan. Air tersebut membentuk awan, yang disebarkan ke mana-mana oleh angin atmosferis. Setelah disaring dan dimurnikan, air itu jatuh sebagai hujan, salju, dan es untuk mengisi kembali persediaan air. Halnya tepat seperti yang dikatakan Pengkhotbah 1:7, ”Sungai-sungai mengalir ke laut, tapi laut tak juga penuh. Ke tempat asalnya aliran sungai, ke sanalah dia kembali untuk mengalir lagi.” Hanya Yehuwa yang dapat menciptakan siklus semacam itu.

      13. Apa bukti kuasa Sang Pencipta yang dapat kita lihat dari tumbuh-tumbuhan dan tanah di bumi?

      13 Di mana ada kehidupan, di situ ada bukti kuasa Sang Pencipta. Dari pohon kayu merah (redwood) yang perkasa, yang tingginya melampaui gedung berlantai 30, hingga tanaman mikroskopis yang berkembang biak di lautan dan menyediakan sebagian besar oksigen yang kita hirup, kuasa Yehuwa untuk menciptakan terlihat jelas. Tanah pun penuh dengan makhluk hidup—cacing, fungi, dan mikroba, semuanya bekerja sama secara kompleks untuk membantu pertumbuhan tanaman. Tepatlah jika Alkitab mengatakan bahwa tanah memiliki kekuatan, atau kuasa.​—Kejadian 4:12, catatan kaki.

      14. Kekuatan apa yang tersimpan dalam sebuah atom yang sangat kecil?

      14 Tak diragukan, Yehuwa adalah ”Pembuat bumi dengan kuasa-Nya”. (Yeremia 10:12) Kuasa Allah terlihat jelas bahkan pada karya ciptaan-Nya yang terkecil. Sebagai contoh, jika jutaan atom dijejerkan, panjangnya tidak akan setebal satu helai rambut manusia. Dan, meski sebuah atom diperbesar hingga setinggi gedung 14 lantai, nukleusnya hanya akan berukuran sebesar butiran garam yang berada di lantai tujuh. Namun, nukleus yang sangat kecil tersebut adalah sumber tenaga dahsyat yang dilepaskan dalam suatu ledakan nuklir!

      ”Semua yang Bernapas”

      15. Dengan membicarakan berbagai hewan liar, apa yang Yehuwa ajarkan kepada Ayub?

      15 Berlimpahnya jenis satwa di bumi merupakan bukti nyata lain dari kuasa Yehuwa untuk menciptakan. Mazmur 148 menuliskan sederetan ciptaan yang memuji Yehuwa, dan ayat 10 menyertakan ”binatang liar dan semua ternak”. Untuk menunjukkan mengapa manusia hendaknya menghormati Sang Pencipta, Yehuwa pernah berbicara kepada Ayub mengenai hewan-hewan seperti singa, zebra, sapi jantan liar, Behemot (atau, kuda nil), dan Lewiatan (tampaknya buaya). Tujuannya? Apabila manusia mengagumi hewan-hewan yang perkasa, menakutkan, dan liar tersebut, bukankah mereka seharusnya lebih mengagumi Pencipta binatang-binatang itu?​—Ayub, pasal 38-41.

      16. Apa yang Saudara kagumi dari beberapa burung yang Yehuwa ciptakan?

      16 Mazmur 148:10 juga menyebutkan ”semua burung”. Coba bayangkan variasinya! Yehuwa memberi tahu Ayub mengenai burung unta, yang ”menertawakan kuda dan penunggangnya”. Memang, burung yang tingginya dua setengah meter ini tidak dapat terbang, tetapi burung ini mampu berlari secepat 65 kilometer per jam, dengan langkah kaki sepanjang empat setengah meter sekali ayun! (Ayub 39:13, 18) Lain lagi dengan albatros, yang sebagian besar masa hidupnya dihabiskan dengan melayang di atas lautan. Burung ini merupakan penerbang luncur alami dengan rentang sayap sekitar tiga meter. Burung ini dapat terus membubung selama berjam-jam tanpa mengepakkan sayapnya. Sebagai kontras, dengan panjang hanya lima sentimeter, kolibri lebah merupakan burung terkecil di dunia. Burung ini dapat mengepak-ngepakkan sayapnya hingga 80 kali per detik! Burung kolibri, yang berkilau laksana permata mungil yang bersayap, dapat terbang di tempat seperti halnya helikopter dan bahkan dapat terbang mundur.

      17. Seberapa besarkah paus biru itu, dan kesimpulan apa yang sudah sewajarnya kita capai setelah merenungkan hewan-hewan ciptaan Yehuwa?

      17 Mazmur 148:7 mengatakan bahwa ”binatang laut” pun memuji Yehuwa. Coba perhatikan hewan yang dipercayai banyak orang sebagai hewan terbesar yang pernah hidup di planet ini, paus biru. Binatang yang hidup di ”air yang dalam” ini dapat mencapai panjang 30 meter atau lebih. Beratnya bisa sama dengan berat 30 gajah dewasa. Lidahnya saja bisa seberat satu ekor gajah. Jantungnya seukuran sebuah mobil kecil. Organ yang sangat besar ini hanya berdetak 9 kali per menit—kontras dengan jantung kolibri yang bisa berdetak kira-kira 1.200 kali per menit. Setidaknya ada satu pembuluh darah paus biru yang sangat besar sehingga seorang anak kecil dapat merangkak di dalamnya. Pastilah, hati kita akan tergerak untuk menggemakan seruan yang mengakhiri buku Mazmur, ”Biarlah semua yang bernapas memuji Yah.”​—Mazmur 150:6.

      Belajar dari Kuasa Yehuwa untuk Menciptakan

      18, 19. Seberapa beragamkah makhluk hidup yang Yehuwa ciptakan di bumi ini, dan apa yang diajarkan ciptaan kepada kita tentang hak-Nya untuk memerintah?

      18 Pelajaran apa yang kita peroleh dari cara Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan? Kita terpesona oleh keanekaragaman ciptaan. Seorang pemazmur berseru, ”Hasil karya-Mu sungguh banyak, oh Yehuwa! . . . Bumi penuh dengan apa yang Kaubuat.” (Mazmur 104:24) Betapa benarnya kata-kata tersebut! Para biolog telah mengklasifikasikan lebih dari satu juta spesies makhluk hidup di bumi; tetapi, beberapa berpendapat bahwa masih ada jutaan spesies lainnya. Seorang seniman mungkin sewaktu-waktu merasa kehabisan kreativitas. Sebaliknya, kreativitas Yehuwa—kuasa-Nya untuk merancang dan menciptakan beragam hal baru—jelas tidak ada habisnya.

      19 Cara Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan mengajar kita tentang hak-Nya untuk memerintah. Kata ”Pencipta” memisahkan Yehuwa dari segala hal lain di alam semesta, yang semuanya merupakan ”ciptaan”. Bahkan, Putra Yehuwa satu-satunya yang diperanakkan, yang menjadi ”pekerja ahli” selama penciptaan, tidak pernah disebut Pencipta atau rekan Pencipta di dalam Alkitab. (Amsal 8:30; Matius 19:4) Dia adalah ”ciptaan yang pertama”. (Kolose 1:15) Kedudukan Yehuwa sebagai Pencipta dengan sendirinya memberi-Nya hak untuk secara eksklusif menjalankan kekuasaan tertinggi atas seluruh alam semesta.​—Roma 1:20; Wahyu 4:11.

      20. Dalam pengertian apa Yehuwa beristirahat sejak Dia menyelesaikan penciptaan di bumi?

      20 Apakah Yehuwa telah berhenti menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan? Memang, setelah Yehuwa selesai menciptakan pada hari keenam penciptaan, Alkitab mengatakan bahwa ”pada hari ketujuh Dia mulai beristirahat dari semua yang Dia kerjakan”. (Kejadian 2:2) Rasul Paulus memperlihatkan bahwa ”hari” ketujuh ini lamanya ribuan tahun, karena hari tersebut masih berlangsung pada zamannya. (Ibrani 4:3-6) Tetapi, apakah dengan ”beristirahat” berarti Yehuwa berhenti bekerja sama sekali? Tidak, Yehuwa tidak pernah berhenti bekerja. (Mazmur 92:4; Yohanes 5:17) Kalau begitu, pernyataan bahwa Allah beristirahat hanya menunjukkan bahwa Dia menghentikan pekerjaan-Nya untuk menciptakan hal-hal fisik yang berkaitan dengan bumi. Akan tetapi, pekerjaan-Nya untuk memenuhi tujuan-Nya tetap berlangsung tanpa henti. Pekerjaan tersebut meliputi pengilhaman Alkitab. Bahkan, pekerjaan-Nya termasuk menghasilkan ”ciptaan yang baru”, yang akan didiskusikan di pasal 19.​—2 Korintus 5:17.

      21. Bagaimana kuasa Yehuwa untuk menciptakan akan memengaruhi umat manusia yang setia sepanjang kekekalan?

      21 Akhirnya, sewaktu hari istirahat-Nya berakhir, Yehuwa dapat mengumumkan bahwa semua pekerjaan-Nya di bumi itu ”sangat baik”, seperti yang Dia lakukan dahulu pada akhir keenam hari penciptaan. (Kejadian 1:31) Cara yang selanjutnya Dia pilih untuk menggunakan kuasa-Nya yang tak terbatas dalam menciptakan tetap bisa terlihat. Apa pun yang terjadi, kita dapat yakin bahwa kita akan terus terpesona oleh cara Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan. Sepanjang kekekalan, kita akan belajar lebih banyak lagi tentang Yehuwa melalui ciptaan-Nya. (Pengkhotbah 3:11) Semakin banyak yang kita pelajari tentang Dia, semakin dalam rasa hormat kita kepada-Nya—dan semakin dekatlah kita dengan Pencipta Agung kita.

      a Untuk dapat membayangkan jarak yang luar biasa jauhnya tersebut, coba pikirkan hal ini: Jika Saudara menempuh jarak tersebut dengan mobil—bahkan dengan kecepatan 160 kilometer per jam, selama 24 jam sehari—perlu waktu lebih dari seratus tahun!

      b Ada yang berpendapat bahwa orang-orang di zaman Alkitab pasti telah menggunakan teleskop primitif. Kalau tidak, menurut pandangan tersebut, dengan cara apa lagi orang-orang pada masa itu bisa tahu bahwa jumlah bintang terlalu banyak, tak dapat dihitung, dari sudut pandang manusia? Spekulasi yang tak berdasar demikian mengabaikan Yehuwa, Sang Pengarang Alkitab.​—2 Timotius 3:16.

      c Coba pikirkan lamanya waktu yang Saudara perlukan untuk sekadar menghitung 100 miliar bintang. Jika Saudara mampu menghitung satu bintang baru setiap detik—dan terus melakukannya selama 24 jam per hari—Saudara memerlukan waktu 3.171 tahun!

      Pertanyaan untuk Direnungkan

      • Mazmur 8:3-9 Bagaimana ciptaan Yehuwa mengajarkan kerendahan hati?

      • Mazmur 19:1-6 Kuasa Yehuwa untuk menciptakan menggerakkan kita untuk melakukan apa, dan mengapa?

      • Matius 6:25-34 Bagaimana renungan atas kuasa Yehuwa untuk menciptakan membantu memerangi kekhawatiran dan menetapkan prioritas yang tepat dalam kehidupan?

      • Kisah 17:22-31 Bagaimana cara Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk menciptakan mengajar kita bahwa penyembahan berhala itu salah dan Allah tidak jauh dari kita masing-masing?

  • Kuasa untuk Membinasakan—”Yehuwa Itu Pejuang yang Perkasa”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
    • Firaun dan pasukan Mesir tenggelam di Laut Merah.

      PASAL 6

      Kuasa untuk Membinasakan—”Yehuwa Itu Pejuang yang Perkasa”

      1-3. (a) Ancaman apa yang dihadapi orang Israel di tangan orang Mesir? (b) Bagaimana Yehuwa berperang demi umat-Nya?

      ORANG ISRAEL terjebak—terjepit di antara tebing gunung yang sangat sulit dilalui dan laut yang tak terseberangi. Bala tentara Mesir, mesin pembunuh yang sangat kejam, sedang memburu mereka dan sangat bernafsu untuk memusnahkan mereka.a Namun, Musa mendesak umat Allah untuk tidak berputus asa. ”Yehuwa sendiri yang akan berperang untuk kalian,” dia meyakinkan mereka.​—Keluaran 14:14.

      2 Meskipun demikian, tampaknya Musa berseru kepada Yehuwa, dan Allah menjawab, ”Kenapa kamu terus minta tolong kepada-Ku? . . . Angkat tongkatmu dan arahkan ke laut, dan belah laut itu.” (Keluaran 14:15, 16) Bayangkanlah peristiwa yang bakal terjadi. Pada saat itu juga, Yehuwa memberikan perintah kepada malaikat-Nya, dan tiang awan berpindah ke bagian belakang orang Israel, bisa jadi membentang bagaikan dinding dan memblokir jalur penyerangan orang Mesir. (Keluaran 14:19, 20; Mazmur 105:39) Musa mengarahkan tangannya. Didorong oleh angin yang bertiup kencang, terbelahlah laut itu. Lalu, entah bagaimana air itu seperti membeku dan berdiri tegak bagaikan dinding, membuka jalan yang cukup lebar untuk dilewati seluruh bangsa itu!​—Keluaran 14:21; 15:8.

      3 Sewaktu melihat pertunjukan keperkasaan tersebut, Firaun seharusnya memerintahkan bala tentaranya untuk mundur. Sebaliknya, Firaun yang angkuh itu memerintahkan mereka untuk menyerang. (Keluaran 14:23) Tanpa pikir panjang, orang Mesir mengejar bangsa Israel ke dasar laut, tetapi penyerangan mereka segera berubah menjadi kekacauan karena roda-roda kereta mereka mulai terlepas. Segera setelah orang Israel berada di seberang dengan aman, Yehuwa memerintahkan Musa, ”Arahkan tongkatmu ke laut. Airnya akan kembali dan menutupi orang Mesir bersama kereta perang dan pasukan berkuda mereka.” Dinding air tersebut runtuh, mengubur Firaun dan pasukannya!​—Keluaran 14:24-28; Mazmur 136:15.

      4. (a) Di Laut Merah, Yehuwa terbukti menjadi apa? (b) Bisa jadi, apa tanggapan beberapa orang jika Yehuwa digambarkan seperti itu?

      4 Pembebasan bangsa Israel di Laut Merah merupakan peristiwa penting selama Allah berurusan dengan umat manusia. Di sana, Yehuwa membuktikan diri-Nya sebagai ”pejuang yang perkasa”. (Keluaran 15:3) Akan tetapi, apa tanggapan Saudara jika Yehuwa digambarkan seperti itu? Sejujurnya, perang membawa banyak penderitaan dan kesengsaraan bagi umat manusia. Apakah penggunaan kuasa Allah untuk membinasakan lebih tampak sebagai penghalang daripada pendorong bagi Saudara untuk mendekat kepada-Nya?

      Di Laut Merah, Yehuwa terbukti sebagai ”pejuang yang perkasa”

      Peperangan Ilahi Versus Konflik Manusia

      5, 6. (a) Mengapa tepat jika Allah disebut ”Yehuwa yang berbala tentara”? (b) Bagaimana peperangan ilahi berbeda dengan peperangan manusia?

      5 Sekitar dua ratus enam puluh kali di Kitab-Kitab Ibrani dan dua kali di Kitab-Kitab Yunani Kristen, Allah diberi gelar ”Yehuwa yang berbala tentara”. (1 Samuel 1:11) Sebagai Penguasa Yang Mahatinggi, Yehuwa memimpin suatu bala tentara malaikat yang sangat besar. (Yosua 5:13-15; 1 Raja 22:19) Bala tentara ini memiliki potensi membinasakan yang luar biasa. (Yesaya 37:36) Pembinasaan oleh manusia bukanlah hal yang menyenangkan untuk dipikirkan. Akan tetapi, kita harus ingat bahwa peperangan Allah tidaklah sama dengan konflik manusia yang picik. Para pemimpin militer dan politik mungkin berupaya mengaitkan motif-motif luhur dengan agresi mereka. Namun, perang manusia selalu berkaitan dengan keserakahan dan sifat mementingkan diri.

      6 Sebaliknya, Yehuwa tidak dikendalikan oleh emosi yang membabi buta. Ulangan 32:4 menyatakan, ”Gunung Batu, sempurna tindakan-Nya, semua jalan-Nya adil. Allah yang setia, yang selalu adil; Dia benar dan lurus hati.” Firman Allah mengutuk kemurkaan, kekejaman, dan kekerasan yang tak terkendali. (Kejadian 49:7; Mazmur 11:5) Jadi, Yehuwa tidak pernah bertindak tanpa alasan. Dia menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan dengan cara yang terkendali dan sebagai jalan keluar terakhir. Hal itu sesuai dengan apa yang Dia nyatakan melalui Yehezkiel, nabi-Nya, ”Tuan Yang Mahatinggi Yehuwa berkata, ’Apa Aku senang kalau orang jahat mati? Bukankah Aku lebih senang kalau dia berbalik dari tingkah lakunya dan tetap hidup?’”—Yehezkiel 18:23.

      7, 8. (a) Apa kesimpulan Ayub yang keliru mengenai penderitaannya? (b) Bagaimana Elihu mengoreksi penalaran Ayub sehubungan dengan hal itu? (c) Hikmah apa yang kita dapatkan dari pengalaman Ayub?

      7 Kalau begitu, mengapa Yehuwa menggunakan kuasa untuk membinasakan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, kita mungkin mengingat Ayub, pria yang benar. Setan mengajukan tantangan apakah Ayub—sebenarnya, setiap manusia—akan mempertahankan integritasnya di bawah cobaan. Yehuwa menjawab tantangan tersebut dengan mengizinkan Setan menguji integritas Ayub. Akibatnya, Ayub menderita penyakit dan kehilangan kekayaan serta anak-anaknya. (Ayub 1:1–2:8) Karena tidak mengetahui sengketa yang terkait, dengan keliru Ayub menyimpulkan bahwa penderitaannya adalah hukuman yang tidak adil dari Allah. Ayub bertanya kepada Allah mengapa Dia ’mengincarnya’ dan menganggapnya sebagai ”musuh”.​—Ayub 7:20; 13:24.

      8 Seorang pria muda bernama Elihu menyingkapkan kekeliruan penalaran Ayub dengan mengatakan, ”Apa kamu begitu yakin bahwa kamu benar, sampai kamu berkata, ’Aku lebih benar daripada Allah’?” (Ayub 35:2) Ya, sungguh tidak bijaksana untuk berpikir bahwa kita lebih tahu daripada Allah atau mengira bahwa Dia telah bertindak dengan tidak adil. ”Tidak mungkin Allah yang benar bertindak jahat, dan mustahil Yang Mahakuasa berbuat salah!” kata Elihu. Kemudian, dia mengatakan, ”Sangat mustahil bagi kita untuk memahami Yang Mahakuasa. Kuasa-Nya luar biasa. Apa yang Dia lakukan selalu adil dan benar.” (Ayub 34:10; 36:22, 23; 37:23) Kita dapat yakin bahwa sewaktu berperang, Allah memiliki alasan yang sah untuk melakukannya. Dengan mencamkan hal itu, marilah kita selidiki mengapa Allah kedamaian kadang-kadang berperan sebagai pejuang.​—1 Korintus 14:33.

      Mengapa Allah Kedamaian Harus Berperang

      9. Mengapa Allah kekudusan berperang?

      9 Setelah memuji Allah sebagai ”pejuang yang perkasa”, Musa menyatakan, ”Oh Yehuwa, mana ada allah yang seperti Engkau? Siapa yang seperti Engkau, Yang Mahakudus?” (Keluaran 15:11) Dengan nada serupa, Nabi Habakuk menulis, ”Mata-Mu terlalu murni untuk melihat yang jahat, dan Engkau tidak tahan melihat kejahatan.” (Habakuk 1:13) Meskipun Yehuwa adalah Allah kasih, Dia pun adalah Allah kekudusan, kebenaran, dan keadilan. Adakalanya, sifat-sifat tersebut membuat Dia harus menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan. (Yesaya 59:15-19; Lukas 18:7) Jadi, Allah tidak menodai kekudusan-Nya sewaktu Dia berperang. Sebaliknya, Dia berperang karena Dia kudus.​—Keluaran 39:30.

      10. Hanya dengan cara apa permusuhan yang dinubuatkan di Kejadian 3:15 dapat dituntaskan, dan apa manfaatnya bagi umat manusia yang benar?

      10 Pikirkanlah situasi yang timbul ketika pasangan manusia pertama, Adam dan Hawa, memberontak terhadap Allah. (Kejadian 3:1-6) Seandainya saat itu Dia menoleransi kesalahan mereka, Yehuwa pasti merongrong kedudukan-Nya sendiri sebagai Penguasa Universal. Sebagai Allah yang adil, Dia berkewajiban untuk menghukum mati mereka berdua. (Roma 6:23) Dalam nubuat Alkitab yang pertama, Dia menubuatkan bahwa akan ada permusuhan antara hamba-hamba-Nya dan para pengikut ”ular” atau Setan. (Wahyu 12:9; Kejadian 3:15) Akhirnya, permusuhan ini hanya bisa dituntaskan dengan dihancurkannya Setan. (Roma 16:20) Namun, penghakiman tersebut akan mendatangkan berkat-berkat gemilang bagi umat manusia yang benar, membersihkan bumi dari pengaruh Setan dan membuka jalan ke suatu firdaus seluas dunia. (Matius 19:28) Sebelum hal-hal itu terjadi, orang-orang yang berpihak kepada Setan akan terus-menerus melancarkan ancaman terhadap kesejahteraan jasmani dan rohani umat Allah. Kadang-kadang, Yehuwa harus turun tangan.

      Allah Bertindak untuk Menyingkirkan Kefasikan

      11. Mengapa Allah merasa berkewajiban untuk mendatangkan air bah global?

      11 Air Bah pada zaman Nuh merupakan salah satu contoh bagaimana Allah turun tangan. Kejadian 6:11, 12 berkata, ”Tapi dalam pandangan Allah yang benar, bumi sudah rusak dan penuh kekerasan. Allah memandang bumi, dan bumi telah rusak, semua orang sudah rusak perbuatannya.” Apakah Allah akan membiarkan orang fasik memunahkan moralitas yang masih tersisa di bumi? Tidak. Yehuwa merasa berkewajiban untuk mendatangkan air bah global guna membersihkan bumi dari orang-orang yang cenderung melakukan kekerasan dan perbuatan amoral.

      12. (a) Apa yang Yehuwa nubuatkan berkenaan dengan keturunan Abraham? (b) Mengapa orang Amori harus dibasmi?

      12 Halnya serupa dengan penghakiman Allah terhadap orang Kanaan. Yehuwa menyingkapkan bahwa dari Abraham akan datang suatu keturunan yang melaluinya semua keluarga di bumi akan memperoleh berkat. Selaras dengan tujuan tersebut, Allah menetapkan bahwa keturunan Abraham akan diberi tanah Kanaan, suatu negeri yang penduduknya disebut orang Amori. Bagaimana Allah dapat dibenarkan dalam hal mengusir secara paksa orang-orang ini dari negeri mereka? Yehuwa menubuatkan bahwa pengusiran tersebut tidak akan terjadi dalam waktu kira-kira 400 tahun—sampai ”kesalahan orang Amori” telah ”mencapai puncaknya”.b (Kejadian 12:1-3; 13:14, 15; 15:13, 16; 22:18) Selama jangka waktu tersebut, orang Amori semakin lama semakin terperosok ke dalam kebejatan moral. Kanaan menjadi negeri tempat penyembahan berhala, pertumpahan darah, dan praktek seksual yang bobrok. (Keluaran 23:24; 34:12, 13; Bilangan 33:52) Penduduk negeri itu bahkan membunuh anak-anak dalam api pengorbanan. Dapatkah Allah yang kudus membiarkan umat-Nya tidak terlindung dari kefasikan semacam itu? Tidak! Dia menyatakan, ”Negeri mereka najis, dan Aku akan menghukum penduduknya karena mereka bersalah. Negeri itu akan memuntahkan mereka.” (Imamat 18:21-25) Akan tetapi, Yehuwa tidak membunuh orang-orang tersebut tanpa pandang bulu. Orang Kanaan yang memiliki kecenderungan yang benar, seperti Rahab dan orang-orang Gibeon, diluputkan.​—Yosua 6:25; 9:3-27.

      Berperang Demi Nama-Nya

      13, 14. (a) Mengapa Yehuwa berkewajiban untuk menyucikan nama-Nya? (b) Bagaimana Yehuwa membersihkan nama-Nya dari celaan?

      13 Karena Yehuwa kudus, nama-Nya pun kudus. (Imamat 22:32) Yesus mengajar murid-muridnya untuk berdoa, ”Disucikanlah nama-Mu.” (Matius 6:9) Pemberontakan di Eden mencemari nama Allah, mempertanyakan reputasi Allah dan cara Dia memerintah. Yehuwa tidak akan pernah dapat memaafkan fitnah dan pemberontakan demikian. Dia berkewajiban untuk membersihkan nama-Nya dari celaan.​—Yesaya 48:11.

      14 Pertimbangkan kembali orang Israel. Selama mereka menjadi budak di Mesir, janji Allah kepada Abraham bahwa melalui keturunannya, semua keluarga di bumi akan memperoleh berkat seolah-olah tidak ada artinya. Tetapi, dengan membebaskan mereka dan meneguhkan mereka sebagai suatu bangsa, Yehuwa membersihkan nama-Nya dari celaan. Itu sebabnya, dalam doanya, Nabi Daniel mengatakan, ”Oh Yehuwa Allah kami, yang membawa umat-Mu keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan yang membuat nama-Mu terkenal.”​—Daniel 9:15.

      15. Mengapa Yehuwa membebaskan orang Yahudi dari penawanan di Babilon?

      15 Sungguh menarik bahwa Daniel berdoa seperti itu sewaktu orang Yahudi membutuhkan Yehuwa untuk bertindak sekali lagi demi nama-Nya. Orang Yahudi yang tidak taat berada dalam penawanan, kali ini di Babilon. Ibu kota mereka sendiri, Yerusalem, tinggal puing-puing. Daniel tahu bahwa pengembalian orang Yahudi ke negeri asal mereka akan mengagungkan nama Yehuwa. Oleh karena itu, Daniel berdoa, ”Oh Yehuwa, ampunilah. Oh Yehuwa, perhatikanlah dan bertindaklah! Oh Allahku, demi kepentingan-Mu sendiri, janganlah menunda, karena kota-Mu dan umat-Mu ini menyandang nama-Mu.”​—Daniel 9:18, 19.

      Berperang Demi Umat-Nya

      16. Jelaskan mengapa keinginan Yehuwa untuk membela nama-Nya tidak berarti bahwa Dia tidak berperasaan dan mementingkan diri.

      16 Apakah keinginan Yehuwa untuk membela nama-Nya berarti bahwa Dia tidak berperasaan dan mementingkan diri? Tidak, karena dengan bertindak selaras dengan kekudusan-Nya dan kasih-Nya akan keadilan, Dia melindungi umat-Nya. Pertimbangkanlah Kejadian pasal 14. Di sana kita membaca tentang empat raja yang mengadakan penyerangan dan menculik keponakan Abraham, yaitu Lot, beserta keluarga Lot. Dengan bantuan Allah, Abraham memperoleh kemenangan yang luar biasa atas pasukan yang jauh lebih kuat! Kemungkinan besar, kemenangan ini merupakan catatan pertama dalam ”buku Perang Yehuwa”, agaknya sebuah buku yang juga mencatat beberapa peristiwa militer yang tidak dicatat di dalam Alkitab. (Bilangan 21:14) Masih ada kemenangan-kemenangan lain yang akan segera menyusul.

      17. Apa yang menunjukkan bahwa Yehuwa berperang demi orang Israel setelah mereka memasuki negeri Kanaan? Berikan contoh.

      17 Tidak lama sebelum orang Israel memasuki negeri Kanaan, Musa meyakinkan mereka, ”Yehuwa Allah kalian akan ada di depan kalian. Dia akan berperang untuk kalian, sama seperti yang Dia lakukan di Mesir di depan mata kalian.” (Ulangan 1:30; 20:1) Dimulai dengan penerus Musa, Yosua, dan terus berlanjut sampai pada masa Hakim-Hakim dan pemerintahan raja-raja Yehuda yang setia, Yehuwa memang berperang demi umat-Nya, memberi mereka kemenangan yang dramatis atas musuh-musuh mereka.​—Yosua 10:1-14; Hakim 4:12-17; 2 Samuel 5:17-21.

      18. (a) Mengapa kita dapat bersyukur bahwa Yehuwa belum berubah? (b) Apa yang akan terjadi sewaktu permusuhan yang digambarkan di Kejadian 3:15 mencapai klimaksnya?

      18 Yehuwa belum berubah; demikian pula tujuan-Nya untuk membuat planet ini menjadi suatu firdaus yang penuh damai. (Kejadian 1:27, 28) Allah masih membenci kefasikan. Pada waktu yang sama, Dia sangat mengasihi umat-Nya dan akan segera bertindak demi mereka. (Mazmur 11:7) Sebenarnya, permusuhan yang digambarkan di Kejadian 3:15 diharapkan akan mencapai titik balik yang dramatis dan sengit dalam waktu dekat ini. Untuk menyucikan nama-Nya dan melindungi umat-Nya, sekali lagi Yehuwa akan menjadi ”pejuang yang perkasa”!​—Zakharia 14:3; Wahyu 16:14, 16.

      19. (a) Ilustrasikan mengapa digunakannya kuasa Allah untuk membinasakan dapat mendekatkan kita kepada-Nya. (b) Kerelaan Allah untuk berperang hendaknya memiliki pengaruh apa atas diri kita?

      19 Pikirkan ilustrasi berikut ini: Andaikan keluarga seorang pria diserang oleh seekor binatang ganas dan pria ini berkelahi dengan binatang yang beringas tersebut dan membunuhnya. Apakah Saudara menduga bahwa istri dan anak-anaknya akan mengutuk tindakannya itu? Sebaliknya, Saudara tentu menduga bahwa mereka akan terharu melihat kasihnya yang tidak mementingkan diri terhadap mereka. Demikian pula, kita hendaknya tidak mengutuk cara Allah menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan. Kerelaan-Nya untuk berperang demi melindungi kita hendaknya memperbesar kasih kita kepada-Nya. Penghargaan kita terhadap kuasa-Nya yang tak terbatas juga hendaknya semakin dalam. Dengan demikian, kita dapat ”melakukan pelayanan suci untuk-Nya dengan cara yang menyenangkan Dia, dengan rasa takut dan hormat”.​—Ibrani 12:28.

      Mendekatlah kepada ”Pejuang yang Perkasa”

      20. Sewaktu membaca catatan Alkitab mengenai peperangan ilahi yang mungkin tidak sepenuhnya dimengerti, bagaimana hendaknya tanggapan kita, dan mengapa?

      20 Tentu saja, Alkitab tidak memberikan penjelasan yang terperinci untuk setiap keputusan Yehuwa sehubungan dengan peperangan ilahi. Namun, kita dapat selalu yakin akan hal ini: Yehuwa tidak pernah menggunakan kuasa untuk membinasakan dengan cara yang tidak adil, sewenang-wenang, atau kejam. Sering kali, mempertimbangkan konteks suatu catatan Alkitab atau beberapa informasi mengenai latar belakangnya dapat membantu kita memandang berbagai hal dari sudut pandang yang tepat. (Amsal 18:13) Bahkan, sewaktu kita tidak memperoleh semua perinciannya, hanya dengan belajar lebih banyak mengenai Yehuwa dan merenungkan sifat-sifat-Nya yang agung, kita dapat dibantu untuk menyingkirkan semua keraguan yang mungkin timbul. Apabila kita melakukannya, kita akan menyadari bahwa kita memiliki alasan yang sangat kuat untuk memercayai Allah kita, Yehuwa.​—Ayub 34:12.

      21. Meski kadang-kadang Dia menjadi ”pejuang yang perkasa”, pada dasarnya bagaimana Yehuwa itu?

      21 Meski Yehuwa menjadi ”pejuang yang perkasa” sewaktu situasinya menuntut, tidak berarti Dia pada dasarnya suka berperang. Dalam penglihatan Yehezkiel tentang kereta surgawi, Yehuwa digambarkan sedang bersiap-siap untuk berperang melawan musuh-musuh-Nya. Namun, Yehezkiel melihat Allah dikelilingi pelangi—lambang kedamaian. (Kejadian 9:13; Yehezkiel 1:28; Wahyu 4:3) Jelaslah, Yehuwa itu tenang dan suka damai. ”Allah adalah kasih,” tulis Rasul Yohanes. (1 Yohanes 4:8) Semua sifat Yehuwa berada dalam keseimbangan yang sempurna. Itulah sebabnya, sungguh besar kehormatan yang kita miliki untuk dapat mendekat kepada Allah yang perkasa tetapi pengasih ini!

      a Menurut sejarawan Yahudi, Yosefus, orang-orang Ibrani ”dikejar oleh 600 kereta dengan 50.000 penunggang kuda serta pasukan infanteri yang bersenjata lengkap, yang berjumlah 200.000 orang”.​—Jewish Antiquities, II, 324 [xv, 3].

      b Tampaknya, istilah ”Amori” yang digunakan di sini mencakup semua bangsa Kanaan.​—Ulangan 1:6-8, 19-21, 27; Yosua 24:15, 18.

      Pertanyaan untuk Direnungkan

      • 2 Raja 6:8-17 Bagaimana peran Allah sebagai ”Yehuwa yang berbala tentara” terbukti membesarkan hati kita selama masa kesesakan?

      • Yehezkiel 33:10-20 Sebelum Yehuwa menggunakan kuasa untuk membinasakan, kesempatan apa yang dengan penuh belas kasihan Dia ulurkan kepada mereka yang melanggar hukum-Nya?

      • 2 Tesalonika 1:6-10 Bagaimana pembinasaan orang-orang fasik yang akan segera terjadi membawa kelegaan bagi hamba-hamba Allah yang setia?

      • 2 Petrus 2:4-13 Apa yang mendorong Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan, dan apa hikmahnya bagi seluruh umat manusia?

  • Kuasa untuk Melindungi—”Allah Adalah Tempat Kita Berlindung”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
    • Seorang gembala menggendong seekor anak domba di dadanya.

      PASAL 7

      Kuasa untuk Melindungi​—”Allah Adalah Tempat Kita Berlindung”

      1, 2. Bahaya apa yang mengancam orang Israel sewaktu mereka memasuki kawasan Sinai pada tahun 1513 SM, dan bagaimana Yehuwa menenteramkan hati mereka?

      ORANG ISRAEL berada dalam bahaya sewaktu mereka memasuki kawasan Sinai pada awal tahun 1513 SM. Suatu perjalanan yang menakutkan menanti mereka, perjalanan melalui ”padang gurun yang luas dan dahsyat, yang banyak ular berbisa dan kalajengkingnya”. (Ulangan 8:15, Bahasa Indonesia Masa Kini-LAI) Mereka juga menghadapi ancaman serangan bangsa-bangsa yang kejam. Yehuwa telah membawa umat-Nya ke dalam situasi tersebut. Sebagai Allah mereka, sanggupkah Dia melindungi mereka?

      2 Kata-kata Yehuwa sangatlah menenteramkan hati, ”Kalian sudah lihat sendiri apa yang Aku lakukan kepada orang Mesir, supaya Aku bisa membawa kalian kepada-Ku, seperti burung elang membawa anak-anaknya di sayapnya.” (Keluaran 19:4) Yehuwa mengingatkan umat-Nya bahwa Dia telah melepaskan mereka dari tangan orang Mesir, seolah-olah menggunakan burung elang, untuk membawa mereka ke tempat yang aman. Namun, ada alasan-alasan lain mengapa sayap burung elang dengan tepat menggambarkan perlindungan ilahi.

      3. Mengapa sayap burung elang dengan tepat menggambarkan perlindungan ilahi?

      3 Burung elang menggunakan sayapnya yang lebar dan kuat tidak hanya untuk membubung di udara. Sewaktu hari panas terik, seekor induk elang akan melengkungkan sayapnya—yang dapat direntangkan sepanjang lebih dari dua meter—untuk membentuk payung pelindung, yang menaungi anak-anaknya yang belum bisa terbang dari sengatan sinar matahari. Pada kesempatan lain, dia menyelubungkan sayapnya pada anak-anaknya guna melindungi mereka dari angin dingin. Seperti elang menjaga anak-anaknya, Yehuwa juga menaungi dan melindungi bangsa Israel yang masih muda. Di padang belantara, umat-Nya akan selalu menemukan perlindungan dalam naungan sayap yang perkasa asalkan mereka tetap setia. (Ulangan 32:9-11; Mazmur 36:7) Tetapi, dapatkah kita mengharapkan perlindungan Allah sekarang?

      Janji tentang Perlindungan Ilahi

      4, 5. Mengapa kita dapat menaruh kepercayaan yang mutlak kepada janji Allah tentang perlindungan?

      4 Yehuwa tentu sanggup melindungi hamba-hamba-Nya. Dia adalah ”Allah Yang Mahakuasa”—sebuah gelar yang menunjukkan bahwa Dia memiliki kuasa yang tak tertandingi. (Kejadian 17:1) Bagaikan arus yang tak terbendung, kuasa yang Yehuwa kerahkan tak dapat dihalangi. Karena Dia sanggup melakukan apa pun yang diarahkan oleh kehendak-Nya, kita mungkin bertanya, ’Apakah Yehuwa berkehendak menggunakan kuasa-Nya untuk melindungi umat-Nya?’

      5 Jawabannya, secara singkat, adalah ya! Yehuwa meyakinkan kita bahwa Dia akan melindungi umat-Nya. ”Allah adalah tempat kita berlindung dan kekuatan kita, pertolongan-Nya selalu tersedia di saat kita susah,” kata Mazmur 46:1. Karena Allah ”tidak bisa berbohong”, kita dapat menaruh kepercayaan mutlak kepada janji-Nya tentang perlindungan. (Titus 1:2) Mari kita perhatikan beberapa gambaran yang jelas yang Yehuwa gunakan untuk melukiskan perhatian-Nya yang bersifat melindungi.

      6, 7. (a) Gembala pada zaman Alkitab memberikan perlindungan macam apa kepada dombanya? (b) Bagaimana Alkitab menggambarkan hasrat Yehuwa yang sepenuh hati untuk melindungi dan memperhatikan domba-Nya?

      6 Yehuwa adalah Gembala kita, dan ”kita adalah umat-Nya dan domba yang Dia gembalakan”. (Mazmur 23:1; 100:3) Hanya sedikit hewan yang sama tidak berdayanya seperti domba peliharaan. Gembala pada zaman Alkitab harus berani melindungi dombanya dari singa, serigala, dan beruang, dan juga dari pencuri. (1 Samuel 17:34, 35; Yohanes 10:12, 13) Namun, ada saat-saat manakala dia harus memperlihatkan kelembutan sewaktu melindungi domba. Sewaktu seekor domba melahirkan di tempat yang jauh dari kandangnya, gembala yang penuh perhatian akan menjaga sang induk yang masih lemah kemudian mengambil anaknya yang tak berdaya dan membawanya ke kandang.

      Seorang gembala menggendong seekor anak domba di dadanya.

      ”Dia akan membawa mereka di dada-Nya”

      7 Dengan menyamakan diri-Nya dengan seorang gembala, Yehuwa meyakinkan kita akan hasrat-Nya yang sepenuh hati untuk melindungi kita. (Yehezkiel 34:11-16) Ingatlah uraian tentang Yehuwa yang terdapat dalam Yesaya 40:11, yang dibahas di Pasal 2 buku ini, ”Seperti gembala Dia akan mengurus kawanan-Nya. Dengan lengan-Nya, Dia akan mengumpulkan anak domba, dan Dia akan membawa mereka di dada-Nya.” Bagaimana seekor anak domba yang mungil sampai berada di ’dada’ sang gembala—lipatan pakaiannya bagian atas? Si anak domba mungkin mendekati sang gembala, bahkan menyenggol-nyenggol kaki sang gembala dengan lembut. Akan tetapi, sang gembalalah yang harus membungkuk, mengangkatnya, dan dengan lembut menaruhnya dalam perlindungan dadanya. Sungguh suatu gambaran yang lembut tentang kerelaan Gembala Agung kita untuk menaungi dan melindungi kita!

      8. (a) Janji Allah tentang perlindungan diulurkan kepada siapa, dan bagaimana hal ini diperlihatkan dalam Amsal 18:10? (b) Mencari perlindungan dalam nama Allah mencakup apa saja?

      8 Janji Allah tentang perlindungan ada syaratnya—janji tersebut bisa diterima hanya oleh orang-orang yang mendekat kepada-Nya. Amsal 18:10 menyatakan, ”Nama Yehuwa adalah menara yang kuat. Ke sanalah orang benar berlari dan dilindungi.” Pada zaman Alkitab, menara kadang-kadang dibangun di padang belantara sebagai tempat perlindungan yang aman. Tetapi, untuk mendapatkan keamanan, orang yang berada dalam bahayalah yang harus lari ke menara semacam itu. Demikian pula halnya dengan mencari perlindungan dalam nama Allah. Dibutuhkan lebih dari sekadar mengulangi nama Allah; nama ilahi itu sendiri bukanlah mantra. Sebaliknya, kita harus mengenal dan mengandalkan Penyandang nama itu dan hidup selaras dengan standar-standar-Nya yang benar. Yehuwa sungguh baik karena meyakinkan kita bahwa apabila kita berpaling kepada-Nya dengan iman, Dia akan menjadi menara perlindungan bagi kita!

      ’Allah Kami Sanggup Menyelamatkan Kami’

      9. Apa buktinya bahwa Yehuwa tidak sekadar menjanjikan perlindungan?

      9 Yehuwa tidak sekadar menjanjikan perlindungan. Pada zaman Alkitab, Dia mempertunjukkan kesanggupan-Nya untuk melindungi umat-Nya dengan cara yang menakjubkan. Sepanjang sejarah Israel, ’tangan’ Yehuwa yang perkasa sering kali membuat musuh-musuh yang tangguh berada di bawah kendali-Nya. (Keluaran 7:4) Akan tetapi, Yehuwa juga menggunakan kuasa-Nya untuk melindungi demi kepentingan perorangan.

      10, 11. Contoh-contoh mana dalam Alkitab yang menunjukkan cara Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk melindungi demi kepentingan perorangan?

      10 Sewaktu tiga pemuda Ibrani—yang dikenal sebagai Syadrakh, Mesyakh, dan Abednego—menolak untuk sujud kepada patung emas Raja Nebukhadnezar, raja yang murka tersebut mengancam akan melemparkan mereka ke dalam tanur api yang luar biasa panas. ”Dewa mana yang bisa menyelamatkan kalian dari tangan saya?” tantang Nebukhadnezar, raja yang paling berkuasa di bumi kala itu. (Daniel 3:15) Ketiga pemuda tersebut memiliki keyakinan penuh akan kuasa Allah mereka untuk melindungi mereka, tetapi mereka tidak dengan lancang memastikan bahwa Dia akan melakukannya. Oleh karena itu, mereka menjawab, ’Kalau memang harus, Allah yang kami sembah sanggup menyelamatkan kami.’ (Daniel 3:17) Kenyataannya, meski dipanaskan tujuh kali lebih panas daripada biasanya, tanur api tersebut tidak ada apa-apanya bagi Allah mereka yang mahakuasa. Dia melindungi mereka, dan sang raja dipaksa untuk mengaku, ”Tidak ada allah lain yang bisa memberi keselamatan seperti Allah mereka.”​—Daniel 3:29.

      11 Yehuwa juga memberikan suatu pertunjukan yang benar-benar menakjubkan tentang kuasa-Nya untuk melindungi sewaktu Dia memindahkan kehidupan Putra tunggal-Nya ke dalam rahim seorang perawan Yahudi, Maria. Seorang malaikat memberi tahu Maria bahwa dia akan ”hamil dan melahirkan anak laki-laki”. Malaikat tersebut menjelaskan, ”Kuasa kudus akan datang ke atasmu, dan kuasa Yang Mahatinggi akan menaungimu.” (Lukas 1:31, 35) Tampaknya, tidak pernah sebelumnya Putra Allah berada dalam situasi serawan ini. Akankah dosa dan ketidaksempurnaan sang ibu jasmani mencemari embrionya? Dapatkah Setan melukai atau membunuh sang Putra sebelum Dia dilahirkan? Mustahil! Yehuwa seolah-olah membentuk suatu dinding pelindung di sekeliling Maria sehingga, sejak dia mengandung, tidak ada apa pun—apakah itu ketidaksempurnaan, kuasa yang mencelakakan, manusia yang keji, atau roh jahat mana pun—yang dapat merusak embrio yang sedang bertumbuh tersebut. Yehuwa terus melindungi Yesus selama masa mudanya. (Matius 2:1-15) Sampai waktu yang Allah tetapkan, Putra yang dikasihi-Nya tidak dapat dicelakai.

      12. Pada zaman Alkitab, mengapa Yehuwa melindungi individu-individu tertentu dengan cara yang menakjubkan?

      12 Mengapa Yehuwa melindungi individu-individu tertentu dengan cara yang menakjubkan demikian? Dalam banyak kasus, Yehuwa melindungi individu-individu demi melindungi sesuatu yang jauh lebih penting: penggenapan tujuan-Nya. Sebagai contoh, keselamatan Yesus yang masih bayi sangat penting bagi penggenapan tujuan Allah, yang akhirnya akan mendatangkan manfaat bagi seluruh umat manusia. Sejumlah besar catatan mengenai pertunjukan kuasa untuk melindungi telah menjadi bagian dari ayat-ayat yang terilham, yang ”ditulis untuk mengajar kita. Ayat-ayat itu membuat kita bertekun dan terhibur sehingga kita memiliki harapan”. (Roma 15:4) Ya, contoh-contoh tersebut menguatkan iman kita akan Allah yang mahakuasa. Tetapi, perlindungan apa yang dapat kita harapkan dari Allah sekarang?

      Apa yang Tidak Tercakup dalam Perlindungan Ilahi

      13. Apakah Yehuwa wajib melakukan mukjizat demi kepentingan kita? Jelaskan.

      13 Janji tentang perlindungan ilahi tidak berarti bahwa Yehuwa wajib melakukan mukjizat demi kepentingan kita. Tidak, Allah kita tidak memberikan jaminan bahwa kita akan menikmati kehidupan yang bebas problem dalam sistem tua ini. Banyak hamba Yehuwa yang setia menghadapi kesengsaraan yang hebat, termasuk kemiskinan, perang, penyakit, dan kematian. Yesus dengan jelas memberi tahu murid-muridnya bahwa secara perorangan mereka mungkin akan dibunuh karena iman mereka. Itu sebabnya, Yesus menekankan perlunya bertekun sampai ke akhir. (Matius 24:9, 13) Seandainya Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk melakukan pembebasan yang bersifat mukjizat dalam semua kasus, Setan pasti akan mencela Yehuwa dan mempertanyakan ketulusan pengabdian kita kepada Allah kita.​—Ayub 1:9, 10.

      14. Contoh apa saja yang memperlihatkan bahwa Yehuwa tidak selalu melindungi semua hamba-Nya dengan cara yang sama?

      14 Bahkan pada zaman Alkitab, Yehuwa tidak menggunakan kuasa-Nya untuk melindungi guna menjaga setiap hamba-Nya dari kematian dini. Sebagai contoh, Rasul Yakobus dieksekusi oleh Herodes kira-kira pada tahun 44 M; tetapi tidak lama kemudian, Petrus diselamatkan ”dari tangan Herodes”. (Kisah 12:1-11) Dan Yohanes, saudara Yakobus, hidup lebih lama daripada Petrus dan Yakobus. Jelaslah, kita tidak dapat mengharapkan Allah kita melindungi semua hamba-Nya dengan cara yang sama. Lagi pula, ”waktu dan kejadian yang tidak terduga” memengaruhi kita semua. (Pengkhotbah 9:11) Kalau begitu, bagaimana Yehuwa melindungi kita sekarang?

      Yehuwa Memberikan Perlindungan Jasmani

      15, 16. (a) Apa buktinya bahwa Yehuwa telah memberikan perlindungan jasmani kepada para penyembah-Nya sebagai suatu kelompok? (b) Mengapa kita dapat yakin bahwa Yehuwa akan melindungi hamba-hamba-Nya sekarang dan pada ”kesengsaraan besar”?

      15 Pertama-tama, pertimbangkan soal perlindungan jasmani. Sebagai penyembah Yehuwa, kita sebagai suatu kelompok dapat mengharapkan perlindungan semacam itu. Kalau tidak, kita akan menjadi mangsa empuk Setan. Pikirkanlah hal ini: Setan, si ”penguasa dunia ini”, sangat berhasrat untuk memusnahkan ibadah sejati. (Yohanes 12:31; Wahyu 12:17) Beberapa pemerintah yang paling berkuasa di bumi telah melarang pekerjaan pengabaran kita dan berusaha melenyapkan kita sama sekali. Namun, umat Yehuwa tetap kukuh dan terus mengabar tanpa mengendur! Mengapa bangsa-bangsa yang perkasa tidak mampu menghentikan kegiatan sekelompok orang Kristen yang relatif kecil dan tampak tak berdaya ini? Karena Yehuwa telah menaungi kita dengan sayap-Nya yang kuat!​—Mazmur 17:7, 8.

      16 Bagaimana dengan perlindungan jasmani pada ”kesengsaraan besar” yang akan datang? Kita tidak perlu takut akan pelaksanaan penghakiman oleh Allah. Bagaimanapun juga, ”Yehuwa tahu caranya melepaskan orang yang mengabdi kepada-Nya dari cobaan, serta caranya menahan orang-orang jahat untuk dimusnahkan pada hari penghakiman”. (Wahyu 7:14; 2 Petrus 2:9) Sementara itu, kita dapat selalu yakin akan dua hal. Pertama, Yehuwa tidak akan membiarkan hamba-hamba-Nya yang setia disingkirkan sama sekali dari permukaan bumi. Kedua, Dia akan mengupahi para pemelihara integritas dengan kehidupan abadi dalam dunia baru-Nya yang adil—jika perlu, melalui kebangkitan. Bagi mereka yang telah meninggal, tiada tempat yang lebih aman selain di dalam ingatan Allah.​—Yohanes 5:28, 29.

      17. Bagaimana Yehuwa menjaga kita melalui Firman-Nya?

      17 Sekarang pun, Yehuwa menjaga kita melalui ”firman”-Nya yang hidup, yang memiliki kuasa untuk memotivasi orang-orang untuk memulihkan kondisi hati dan memperbaiki kehidupan mereka. (Ibrani 4:12) Dengan menerapkan prinsip-prinsip Firman Allah, dalam beberapa hal kita dapat dilindungi dari bahaya jasmani. ”Aku, Yehuwa, . . . mengajarmu demi kebaikanmu,” kata Yesaya 48:17. Tak diragukan lagi, hidup selaras dengan Firman Allah dapat meningkatkan kesehatan kita dan memperpanjang kehidupan kita. Misalnya, karena menerapkan nasihat Alkitab untuk menjauhkan diri dari perbuatan cabul dan untuk membersihkan diri dari pencemaran, kita menghindari praktek-praktek najis dan kebiasaan-kebiasaan yang mencelakakan yang menghancurkan kehidupan banyak orang yang tidak saleh. (Kisah 15:29; 2 Korintus 7:1) Betapa bersyukurnya kita atas perlindungan dari Firman Allah!

      Yehuwa Melindungi Kita Secara Rohani

      18. Perlindungan secara rohani apa yang Yehuwa berikan kepada kita?

      18 Yang terpenting, Yehuwa memberikan perlindungan rohani. Allah kita yang pengasih melindungi kita dari bahaya rohani dengan memperlengkapi kita dengan apa yang dibutuhkan untuk bertekun menanggung cobaan dan untuk menjaga hubungan kita dengan-Nya. Oleh karena itu, Yehuwa bertindak untuk memelihara hidup kita, bukan hanya untuk beberapa tahun yang singkat melainkan untuk selama-lamanya. Perhatikan beberapa persediaan Allah yang dapat melindungi kita secara rohani.

      19. Bagaimana kuasa kudus Yehuwa membuat kita sanggup mengatasi cobaan apa pun yang mungkin kita hadapi?

      19 Yehuwa adalah ”Pendengar doa”. (Mazmur 65:2) Sewaktu tekanan hidup tampaknya tak tertanggulangi, mencurahkan isi hati kepada-Nya dapat memberi kita banyak kelegaan. (Filipi 4:6, 7) Dia mungkin tidak menyingkirkan cobaan-cobaan kita secara mukjizat, tetapi sebagai tanggapan atas doa kita yang sepenuh hati, Dia dapat memberi kita hikmat untuk menghadapinya. (Yakobus 1:5, 6) Lebih dari itu, Yehuwa memberikan kuasa kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya. (Lukas 11:13) Kuasa kudus yang perkasa tersebut dapat membuat kita sanggup mengatasi cobaan atau problem apa pun yang mungkin kita hadapi. Itu juga dapat memberikan ’kesanggupan yang begitu luar biasa’ kepada kita untuk bertekun sampai Yehuwa menyingkirkan semua problem yang menyakitkan dalam dunia baru yang sudah sangat dekat.​—2 Korintus 4:7.

      20. Bagaimana kuasa Yehuwa untuk melindungi dinyatakan melalui rekan-rekan seiman kita?

      20 Kadang kala, kuasa Yehuwa untuk melindungi dinyatakan melalui rekan-rekan seiman kita. Yehuwa telah menarik umat-Nya untuk bergabung dengan ”saudara seiman” di seluas dunia. (1 Petrus 2:17; Yohanes 6:44) Di tengah kehangatan persaudaraan tersebut, kita melihat kesaksian hidup akan kuasa kudus Allah yang memengaruhi orang-orang secara menyeluruh. Kuasa itu menghasilkan buahnya dalam diri kita—sifat-sifat yang menarik dan berharga termasuk kasih, kebaikan hati, dan kebaikan. (Galatia 5:22, 23) Oleh karena itu, sewaktu kita berada dalam kesusahan dan seorang rekan seiman tergerak untuk memberikan nasihat yang berguna atau membagikan kata-kata anjuran yang amat dibutuhkan, kita dapat berterima kasih kepada Yehuwa atas bukti perhatian-Nya yang bersifat melindungi tersebut.

      21. (a) Makanan rohani yang tepat waktu apa yang Yehuwa berikan melalui ”budak yang setia dan bijaksana”? (b) Bagaimana Saudara secara pribadi mendapat manfaat dari persediaan Yehuwa yang melindungi kita secara rohani?

      21 Yehuwa menyediakan hal lain untuk melindungi kita: makanan rohani yang tepat waktu. Untuk membantu kita mendapat kekuatan dari Firman-Nya, Yehuwa telah menugasi ”budak yang setia dan bijaksana” untuk menyalurkan makanan rohani. Budak yang setia tersebut menggunakan publikasi tercetak, termasuk jurnal Menara Pengawal dan Sadarlah!, serta situs web jw.org, perhimpunan, pertemuan wilayah, dan pertemuan regional untuk memberi kita ”makanan pada waktu yang tepat”—apa yang kita butuhkan, pada waktu kita membutuhkannya. (Matius 24:45) Pernahkah Saudara mendengar sesuatu di sebuah perhimpunan Kristen—dalam sebuah komentar, sebuah khotbah, atau bahkan dalam sebuah doa—yang memberikan kekuatan dan anjuran yang sangat cocok dengan kebutuhan Saudara? Pernahkah hidup Saudara dipengaruhi oleh artikel tertentu yang diterbitkan dalam salah satu jurnal kita? Ingatlah, Yehuwa menyediakan semuanya itu untuk melindungi kita secara rohani.

      22. Yehuwa selalu menggunakan kuasa-Nya untuk apa? Mengapa bisa dibilang bahwa Yehuwa menggunakan kuasa-Nya demi kepentingan kita?

      22 Jelaslah, Yehuwa adalah perisai ”bagi semua yang berlindung kepada-Nya”. (Mazmur 18:30) Kita tahu bahwa Dia tidak menggunakan kuasa-Nya untuk melindungi kita dari semua malapetaka sekarang. Akan tetapi, untuk memastikan penggenapan tujuan-Nya, Dia memang selalu menggunakan kuasa-Nya untuk melindungi. Dalam jangka panjang, Dia melakukannya demi kepentingan hamba-hamba-Nya. Apabila kita mendekat kepada-Nya dan tetap dalam kasih-Nya, Yehuwa akan memberi kita kehidupan sempurna yang kekal. Dengan mencamkan prospek tersebut, kita benar-benar dapat memandang penderitaan apa pun dalam sistem ini sebagai sesuatu yang ”sementara dan ringan”.​—2 Korintus 4:17.

      Pertanyaan untuk Direnungkan

      • Mazmur 23:1-6 Sebagai Gembala Agung, bagaimana Yehuwa melindungi dan memelihara umat-Nya yang seperti domba?

      • Mazmur 91:1-16 Bagaimana Yehuwa melindungi kita dari malapetaka rohani, dan apa yang harus kita lakukan untuk menikmati perlindungan-Nya?

      • Daniel 6:16-22, 25-27 Bagaimana Yehuwa mengajar seorang raja di zaman dahulu mengenai kuasa-Nya untuk melindungi, dan apa yang dapat kita pelajari dari contoh ini?

      • Matius 10:16-22, 28-31 Tentangan apa yang dapat kita antisipasi, tetapi mengapa kita tidak perlu takut kepada para penentang?

  • Kuasa untuk Memulihkan—Yehuwa ”Membuat Semuanya Jadi Baru”
    Mendekatlah kepada Yehuwa
    • Seorang janda bahagia memeluk putranya yang dihidupkan kembali.

      PASAL 8

      Kuasa untuk Memulihkan​—Yehuwa ”Membuat Semuanya Jadi Baru”

      1, 2. Sekarang, keluarga manusia merasa susah karena kehilangan apa, dan bagaimana hal-hal itu memengaruhi kita?

      SEORANG anak kecil menangis tersedu-sedu karena mainan kesayangannya hilang atau rusak. Suara tangisnya memilukan! Namun, pernahkah Saudara melihat betapa berseri-serinya wajah seorang anak sewaktu papa atau mamanya menemukan miliknya yang hilang? Bagi orang tua, menemukan mainan tersebut atau bahkan memperbaikinya merupakan perkara yang enteng. Tetapi, bagi sang anak hal itu membuatnya sangat bahagia dan takjub. Apa yang kelihatannya akan hilang atau rusak untuk selama-lamanya telah kembali seperti semula!

      2 Yehuwa, Bapak terbesar kita, memiliki kuasa untuk memulihkan apa yang menurut pandangan anak-anak-Nya di bumi sudah benar-benar hilang. Tentu saja, kita tidak sekadar membicarakan mainan. Pada masa yang ”sulit dihadapi” ini, kita harus kehilangan berbagai hal yang jauh lebih serius. (2 Timotius 3:1-5) Banyak hal yang dianggap berharga oleh orang-orang—rumah, harta, pekerjaan, bahkan kesehatan—tampaknya selalu terancam. Kita mungkin juga merasa cemas sewaktu memperhatikan perusakan lingkungan dan kehilangan yang diakibatkannya, dengan punahnya banyak spesies makhluk hidup. Akan tetapi, tidak ada pukulan yang lebih hebat daripada kematian seseorang yang kita kasihi. Perasaan kehilangan dan ketidakberdayaan bisa jadi tak tertanggungkan.​—2 Samuel 18:33.

      3. Prospek menghibur apa yang dicatat di Kisah 3:21, dan melalui sarana apa Yehuwa akan mewujudkannya?

      3 Oleh karena itu, betapa terhiburnya kita apabila mempelajari kuasa Yehuwa untuk memulihkan! Seperti yang akan kita lihat, apa yang Allah dapat dan akan pulihkan bagi anak-anak-Nya di bumi memiliki jangkauan yang luar biasa. Malah, Alkitab menunjukkan bahwa Yehuwa ingin ”segala sesuatu dipulihkan”. (Kisah 3:21) Untuk mencapai hal itu, Yehuwa akan menggunakan Kerajaan yang diperintah oleh Putra-Nya, Yesus Kristus. Bukti-bukti menunjukkan bahwa Kerajaan tersebut mulai memerintah di surga pada tahun 1914.a (Matius 24:3-14) Apa yang akan dipulihkan? Marilah kita bahas beberapa kegiatan pemulihan yang luar biasa yang Yehuwa lakukan. Salah satunya sudah bisa kita lihat dan rasakan. Yang lainnya akan terjadi dalam skala besar di masa depan.

      Pemulihan Ibadah yang Murni

      4, 5. Apa yang dialami umat Allah pada tahun 607 SM, dan harapan apa yang Yehuwa berikan kepada mereka?

      4 Satu hal yang Yehuwa telah pulihkan adalah ibadah yang murni. Agar dapat memahami apa yang dimaksud, marilah kita periksa sejenak sejarah kerajaan Yehuda. Dengan melakukannya, kita akan memperoleh pemahaman yang menggetarkan tentang bagaimana Yehuwa telah menggunakan kuasa-Nya untuk memulihkan.​—Roma 15:4.

      5 Coba bayangkan bagaimana perasaan orang Yahudi yang setia ketika Yerusalem dibinasakan pada tahun 607 SM. Kota mereka yang tercinta dihancurkan, tembok-temboknya diruntuhkan. Bahkan yang lebih buruk lagi, bait megah yang dibangun oleh Salomo, satu-satunya pusat ibadah yang murni kepada Yehuwa di seluruh bumi, tinggal puing-puing. (Mazmur 79:1) Mereka yang selamat dibawa ke pembuangan di Babilon, sehingga tanah air mereka yang ditinggalkan menjadi tempat yang telantar dan tempat binatang-binatang buas berkeliaran. (Yeremia 9:11) Dari sudut pandang manusia, semua kelihatannya sudah hilang. (Mazmur 137:1) Tetapi Yehuwa, yang telah lama menubuatkan pembinasaan ini, memberikan harapan bahwa masa pemulihan menanti mereka.

      6-8. (a) Tema apa yang selalu diulangi dalam tulisan para nabi Ibrani, dan bagaimana nubuat-nubuat tersebut pertama kali digenapi? (b) Pada zaman modern, bagaimana umat Allah mengalami penggenapan banyak nubuat tentang pemulihan?

      6 Sebenarnya, pemulihan merupakan tema yang selalu diulangi dalam tulisan para nabi Ibrani.b Melalui mereka, Yehuwa menjanjikan suatu negeri yang dipulihkan dan dihuni kembali, subur, dilindungi dari binatang buas dan serangan musuh. Dia melukiskan negeri mereka yang dipulihkan itu seperti suatu firdaus! (Yesaya 65:25; Yehezkiel 34:25; 36:35) Yang terutama ialah ibadah yang murni akan diteguhkan kembali, dan bait akan dibangun kembali. (Mikha 4:1-5) Nubuat-nubuat tersebut memberikan harapan kepada orang Yahudi buangan, membantu mereka bertekun menanggung penawanan selama 70 tahun di Babilon.

      7 Akhirnya, masa pemulihan pun tiba. Setelah dibebaskan dari Babilon, orang Yahudi kembali ke Yerusalem dan membangun kembali bait Yehuwa di sana. (Ezra 1:1, 2) Asalkan mereka berpaut pada ibadah yang murni, Yehuwa memberkati mereka dan membuat negeri mereka subur dan makmur. Dia melindungi mereka dari musuh dan binatang buas yang telah mengambil alih negeri mereka selama puluhan tahun. Pastilah, mereka sangat bersukacita atas kuasa Yehuwa untuk memulihkan! Tetapi, peristiwa-peristiwa tersebut hanyalah penggenapan yang awal dan terbatas atas nubuat tentang pemulihan. Penggenapan yang lebih besar akan terjadi ”di hari-hari terakhir”, pada zaman kita, sewaktu ditakhtakannya Ahli Waris Raja Daud yang telah lama dijanjikan.​—Yesaya 2:2-4; 9:6, 7.

      8 Tidak lama setelah ditakhtakan di Kerajaan surga pada tahun 1914, Yesus mengarahkan perhatiannya kepada kebutuhan rohani umat Allah yang setia di bumi. Sebagaimana Kores, sang penakluk dari Persia, membebaskan sisa orang Yahudi dari Babilon pada tahun 537 SM, Yesus membebaskan sisa orang Yahudi rohani—pengikut jejak kakinya—dari pengaruh ”Babilon Besar”, imperium agama palsu sedunia. (Wahyu 18:1-5; Roma 2:29) Sejak tahun 1919, ibadah yang murni telah dipulihkan ke tempat yang sepatutnya dalam kehidupan orang Kristen sejati. (Maleakhi 3:1-5) Sejak saat itu, umat Yehuwa selalu beribadah kepada-Nya di bait rohani-Nya yang telah dibersihkan—penyelenggaraan Allah untuk ibadah yang murni. Mengapa hal itu penting bagi kita sekarang?

      Pemulihan Rohani—Mengapa Penting

      9. Setelah era kerasulan, apa yang telah dilakukan oleh gereja-gereja yang mengaku Kristen terhadap ibadah kepada Allah, tetapi apa yang telah Yehuwa lakukan di zaman kita?

      9 Pertimbangkanlah sudut pandang historisnya. Orang Kristen abad pertama menikmati banyak berkat rohani. Namun, Yesus dan rasul-rasulnya menubuatkan bahwa ibadah yang sejati akan dirusak dan lenyap. (Matius 13:24-30; Kisah 20:29, 30) Setelah era kerasulan, tampillah gereja-gereja yang mengaku Kristen. Para pemimpin agamanya mengadopsi ajaran-ajaran dan praktek-praktek yang tidak berdasarkan Alkitab. Mereka juga membuat upaya pendekatan kepada Allah menjadi sesuatu yang hampir mustahil karena mereka menggambarkan Dia sebagai Tritunggal yang tak terpahami, dan mereka mengajar orang-orang untuk membuat pengakuan kepada imam-imam serta untuk berdoa kepada Maria dan berbagai ”santo”, bukannya kepada Yehuwa. Sekarang, setelah penyimpangan itu terjadi berabad-abad lamanya, apa yang telah Yehuwa lakukan? Di tengah-tengah dunia yang dipenuhi dengan kepalsuan agama dan dikotori praktek-praktek yang tidak saleh, Dia turun tangan dan memulihkan ibadah yang murni! Tanpa melebih-lebihkan, kita dapat mengatakan bahwa pemulihan ini merupakan salah satu perkembangan terpenting di zaman modern.

      10, 11. (a) Dua aspek apa yang tercakup dalam firdaus rohani, dan bagaimana pengaruhnya terhadap Saudara? (b) Yehuwa telah mengumpulkan orang-orang macam apa ke dalam firdaus rohani, dan kesempatan istimewa apa yang akan mereka dapatkan?

      10 Oleh karena itu, sekarang orang Kristen sejati menikmati suatu firdaus rohani yang terus berkembang dan semakin indah. Apa yang tercakup dalam firdaus ini? Yang terutama, ada dua aspek. Aspek pertama adalah ibadah yang murni kepada Allah yang benar, Yehuwa. Dia telah memberkati kita dengan cara ibadah yang bebas dari dusta dan penyimpangan. Dia telah memberkati kita dengan makanan rohani. Makanan rohani tersebut memungkinkan kita untuk belajar mengenai Bapak surgawi kita, untuk menyenangkan Dia, dan untuk mendekat kepada-Nya. (Yohanes 4:24) Aspek kedua dari firdaus rohani berkaitan dengan orang-orang. Seperti yang dinubuatkan Yesaya, ”di hari-hari terakhir”, Yehuwa mengajar para penyembah-Nya jalan perdamaian. Dia telah meniadakan peperangan di antara kita. Walaupun kita tidak sempurna, Dia membantu kita mengenakan ”kepribadian baru”. Dia memberkati upaya-upaya kita dengan memberikan kuasa kudus-Nya, yang menghasilkan buah yang indah dalam diri kita. (Efesus 4:22-24; Galatia 5:22, 23) Apabila Saudara bertindak selaras dengan kuasa kudus-Nya, Saudara benar-benar menjadi bagian dari firdaus rohani.

      11 Ke dalam firdaus rohani ini, Yehuwa mengumpulkan tipe orang-orang yang Dia kasihi—mereka yang mengasihi Dia, yang mengasihi perdamaian, dan yang ”sadar bahwa mereka punya kebutuhan rohani”. (Matius 5:3) Mereka adalah orang-orang yang akan mendapat kesempatan istimewa untuk menyaksikan pemulihan yang bahkan lebih spektakuler—yaitu pemulihan umat manusia dan segenap bumi.

      ”Lihatlah, Aku Membuat Semuanya Jadi Baru”

      12, 13. (a) Mengapa nubuat tentang pemulihan masih harus digenapi dengan cara lain? (b) Apa tujuan Yehuwa bagi bumi sebagaimana yang dinyatakan di Eden, dan mengapa hal ini memberi kita harapan untuk masa depan?

      12 Banyak nubuat tentang pemulihan bukan hanya memaksudkan pemulihan rohani. Yesaya, misalnya, menulis tentang suatu masa manakala orang yang sakit, yang timpang, yang buta, dan yang tuli akan disembuhkan dan bahkan kematian akan ditelan untuk selamanya. (Yesaya 25:8; 35:1-7) Janji-janji tersebut tidak digenapi secara harfiah di Israel zaman dahulu. Dan, meskipun kita telah melihat penggenapan rohani janji-janji ini di zaman kita, ada dasar yang kuat untuk percaya bahwa di masa depan, akan ada penggenapan secara harfiah dan lengkap. Bagaimana kita tahu?

      13 Dulu di Eden, Yehuwa menjelaskan tujuan-Nya bagi bumi: Bumi akan didiami oleh keluarga manusia yang bahagia, sehat, dan bersatu. Pria dan wanita harus memelihara bumi dan semua makhluk yang ada di atasnya, untuk mengubah seluruh planet ini menjadi suatu firdaus. (Kejadian 1:28) Hal tersebut sangat jauh berbeda dengan keadaan sekarang ini. Akan tetapi, kita dapat yakin bahwa tujuan Yehuwa tidak akan pernah gagal. (Yesaya 55:10, 11) Yesus, sebagai Raja yang dilantik Yehuwa, akan mewujudkan Firdaus seluas dunia.​—Lukas 23:43.

      14, 15. (a) Bagaimana Yehuwa akan membuat ”semuanya jadi baru”? (b) Seperti apa kehidupan di Firdaus kelak, dan aspek mana yang paling menarik bagi Saudara?

      14 Bayangkan Saudara melihat seluruh bumi diubah menjadi Firdaus! Berkenaan dengan masa itu, Yehuwa berkata, ”Lihatlah, Aku membuat semuanya jadi baru.” (Wahyu 21:5) Pikirkanlah apa artinya hal itu kelak. Sewaktu Yehuwa selesai menggunakan kuasa-Nya untuk membinasakan sistem tua yang fasik ini, yang akan tertinggal adalah ”langit baru dan bumi baru”. Artinya, suatu pemerintahan baru akan memerintah dari surga atas suatu masyarakat bumi baru yang terdiri dari orang-orang yang mengasihi Yehuwa dan yang melakukan kehendak-Nya. (2 Petrus 3:13) Setan, bersama roh-roh jahat, akan dinonaktifkan secara paksa. (Wahyu 20:3) Untuk pertama kalinya selama ribuan tahun, umat manusia akan dibebaskan dari pengaruh yang bejat, penuh kebencian, dan negatif tersebut. Tidak diragukan lagi, rasanya akan benar-benar lega.

      15 Akhirnya, kita akan dapat mengurus planet yang indah ini sesuai dengan tugas yang semula diberikan kepada manusia. Bumi memiliki kesanggupan alami untuk memulihkan diri. Danau dan sungai yang tercemar dapat membersihkan dirinya sendiri jika sumber pencemarannya disingkirkan; lanskap yang diporak-porandakan perang akan kembali seperti sediakala jika peperangan berhenti. Betapa senangnya nanti bekerja secara harmonis dengan bumi, membantu mengubahnya menjadi suatu taman yang indah, Eden seluas dunia yang berisi tak terhitung banyaknya ragam tanaman dan hewan! Bukannya melenyapkan spesies hewan dan tumbuhan dengan sewenang-wenang, manusia akan menikmati perdamaian dengan semua ciptaan di bumi. Anak-anak pun tidak perlu takut kepada binatang buas.​—Yesaya 9:6, 7; 11:1-9.

      16. Di Firdaus, pemulihan apa yang akan memengaruhi setiap individu yang setia?

      16 Kita juga akan mengalami pemulihan pada tingkat perorangan. Setelah Armagedon, orang-orang yang selamat akan melihat penyembuhan yang bersifat mukjizat dalam skala global. Seperti yang pernah dilakukannya sewaktu berada di bumi, Yesus akan menggunakan kuasa yang Allah berikan untuk memulihkan penglihatan bagi yang buta, pendengaran bagi yang tuli, tubuh yang sehat bagi yang lumpuh dan lemah. (Matius 15:30) Orang yang sudah berumur akan sangat bergembira karena kekuatan, kesehatan, dan tenaga muda yang diperbarui. (Ayub 33:25) Kerut-kerut akan lenyap, tangan dan kaki akan diluruskan, dan otot-otot akan lentur dengan kekuatan yang diperbarui. Seluruh umat manusia yang setia akan merasakan bahwa pengaruh dosa dan ketidaksempurnaan berangsur-angsur berkurang dan akhirnya lenyap. Betapa bersyukurnya kita kepada Allah Yehuwa kelak atas kuasa-Nya yang luar biasa untuk memulihkan! Sekarang, marilah kita fokuskan perhatian kepada satu aspek istimewa yang menghangatkan hati dari masa pemulihan yang menggetarkan ini.

      Mengembalikan Kehidupan kepada Orang Mati

      17, 18. (a) Mengapa Yesus menegur orang Saduki dengan keras? (b) Keadaan apa yang membuat Elia meminta Yehuwa melakukan kebangkitan?

      17 Pada abad pertama M, beberapa pemimpin agama, yang disebut orang Saduki, tidak memercayai kebangkitan. Yesus memberi mereka teguran keras dengan mengatakan, ”Kalian keliru, karena kalian tidak mengerti Kitab Suci ataupun kuasa Allah.” (Matius 22:29) Ya, Kitab Suci menyingkapkan bahwa Yehuwa memiliki kuasa untuk memulihkan. Dengan cara bagaimana?

      18 Bayangkan apa yang terjadi pada zaman Elia. Seorang janda membopong tubuh anak tunggalnya yang terkulai lemas. Anak laki-laki itu sudah meninggal. Nabi Elia, yang pernah menjadi tamu sang janda selama beberapa waktu, pasti sangat terkejut. Sebelumnya, dia telah menyelamatkan anak itu dari kelaparan. Elia bisa jadi sudah akrab dengan sobat ciliknya itu. Sang ibu sangat remuk hatinya. Anak itu merupakan satu-satunya orang yang masih hidup yang bisa membangkitkan kenangan akan almarhum suaminya. Dia mungkin juga berharap bahwa putranyalah yang akan merawat dia di hari tuanya. Karena putus asa, sang janda merasa takut kalau-kalau dia sedang dihukum karena kesalahan masa lalunya. Elia tidak ingin melihat tragedi ini menjadi lebih buruk lagi. Dengan lembut, dia mengambil mayat anak itu dari dekapan ibunya, membawanya ke kamar tempat dia tinggal, dan memohon kepada Allah Yehuwa untuk memulihkan kehidupan anak tersebut.​—1 Raja 17:8-21.

      19, 20. (a) Bagaimana Abraham menunjukkan bahwa dia beriman akan kuasa Yehuwa untuk memulihkan, dan apa dasar imannya itu? (b) Bagaimana Yehuwa mengupahi iman Elia?

      19 Elia bukanlah orang pertama yang percaya akan kebangkitan. Berabad-abad sebelumnya, Abraham juga percaya bahwa Yehuwa memiliki kuasa untuk memulihkan—dan dia memiliki alasan kuat untuk memercayai hal itu. Ketika Abraham berusia 100 tahun dan Sara 90 tahun, Yehuwa memulihkan kemampuan reproduksi mereka yang telah mati, secara mukjizat memungkinkan Sara melahirkan seorang anak lelaki. (Kejadian 17:17; 21:2, 3) Belakangan, sewaktu anak tersebut telah dewasa, Yehuwa meminta Abraham untuk mengorbankan putranya. Abraham menunjukkan iman, berpikir bahwa Yehuwa dapat menghidupkan kembali Ishak yang dia kasihi. (Ibrani 11:17-19) Iman yang sangat kuat tersebut dapat membantu kita mengerti mengapa Abraham, sebelum naik ke gunung untuk mempersembahkan putranya, meyakinkan hamba-hambanya bahwa dia dan Ishak akan kembali bersama-sama.​—Kejadian 22:5.

      Seorang janda bahagia memeluk putranya yang dihidupkan kembali. Nabi Elia memperhatikan mereka.

      ”Lihat, anakmu hidup”!

      20 Yehuwa meluputkan Ishak, maka pada waktu itu kebangkitan tidak dibutuhkan. Namun, dalam kasus Elia, putra sang janda sudah meninggal—tetapi tidak untuk waktu yang lama. Yehuwa mengupahi iman sang nabi dengan membangkitkan anak itu! Kemudian, Elia menyerahkan anak laki-laki tersebut kepada ibunya, dengan mengucapkan kata-kata yang tak terlupakan ini, ”Lihat, anakmu hidup”!​—1 Raja 17:22-24.

      21, 22. (a) Apa tujuan dicatatnya kisah mengenai kebangkitan dalam Alkitab? (b) Seberapa ekstensifkah kebangkitan di Firdaus kelak, dan siapa yang akan melaksanakannya?

      21 Dengan demikian, untuk pertama kalinya dalam catatan Alkitab, kita melihat Yehuwa menggunakan kuasa-Nya untuk memulihkan kehidupan manusia. Belakangan, Yehuwa juga memberikan kuasa kepada Elisa, Yesus, Paulus, dan Petrus untuk mengembalikan kehidupan kepada orang mati. Tentu saja, orang-orang yang dibangkitkan tersebut akhirnya mati lagi. Meskipun demikian, catatan-catatan Alkitab seperti itu memberi kita suatu gambaran pendahuluan yang menakjubkan tentang prospek di masa depan.

      22 Di Firdaus, Yesus akan memenuhi peranannya sebagai ”kebangkitan dan kehidupan”. (Yohanes 11:25) Dia akan membangkitkan jutaan orang yang tak terhitung banyaknya, memberi mereka kesempatan untuk hidup kekal di Firdaus bumi. (Yohanes 5:28, 29) Bayangkanlah reuninya, seraya sahabat dan kerabat terkasih, yang telah lama dipisahkan oleh kematian, berpelukan dengan penuh keriangan dan sukacita! Seluruh umat manusia akan memuji Yehuwa karena kuasa-Nya untuk memulihkan.

      23. Apa yang terbesar di antara semua pertunjukan kuasa Yehuwa, dan bagaimana hal itu menjamin harapan kita akan masa depan?

      23 Yehuwa telah menyediakan jaminan yang kuat bahwa harapan tersebut pasti. Yang terbesar dari semua pertunjukan kuasa-Nya adalah Dia membangkitkan Putra-Nya, Yesus, sebagai makhluk roh yang perkasa, menjadikan dia sebagai pribadi kedua setelah Yehuwa. Yesus yang telah dibangkitkan menemui ratusan saksi mata. (1 Korintus 15:5, 6) Bagi orang-orang yang skeptis pun, bukti tersebut sudah lebih dari cukup. Yehuwa memiliki kuasa untuk memulihkan kehidupan.

      24. Mengapa kita dapat yakin bahwa Yehuwa akan membangkitkan orang mati, dan harapan apa yang hendaknya kita masing-masing ingat?

      24 Yehuwa tidak hanya memiliki kuasa untuk mengembalikan kehidupan kepada orang mati tetapi Dia juga memiliki hasrat untuk melakukannya. Ayub, pria yang setia, diilhami untuk mengatakan bahwa sesungguhnya Yehuwa rindu untuk menghidupkan kembali orang mati. (Ayub 14:15) Tidakkah Saudara tertarik kepada Allah kita, yang sangat antusias menggunakan kuasa-Nya tersebut dengan cara yang begitu pengasih? Namun, ingatlah, kebangkitan hanyalah salah satu aspek dari pekerjaan pemulihan agung yang Yehuwa lakukan di masa depan. Seraya Saudara semakin akrab dengan-Nya, ingatlah selalu akan harapan gemilang bahwa Saudara dapat berada di sana untuk melihat Yehuwa ”membuat semuanya jadi baru”.​—Wahyu 21:5.

      a ”Waktunya segala sesuatu dipulihkan” dimulai ketika Kerajaan Mesias didirikan dengan seorang ahli waris Raja Daud yang setia sebagai rajanya. Yehuwa telah berjanji kepada Daud bahwa seorang ahli warisnya akan memerintah selama-lamanya. (Mazmur 89:35-37) Tetapi, setelah Babilon membinasakan Yerusalem pada tahun 607 SM, tidak ada manusia keturunan Daud yang duduk di takhta Allah. Yesus, yang dilahirkan di bumi sebagai ahli waris Daud, menjadi Raja yang telah lama dijanjikan tersebut sewaktu dia ditakhtakan di surga.

      b Sebagai contoh, Musa, Yesaya, Yeremia, Yehezkiel, Hosea, Yoel, Amos, Obaja, Mikha, dan Zefanya mengembangkan tema ini.

      Pertanyaan untuk Direnungkan

      • 2 Raja 5:1-15 Karena mengembangkan kerendahan hati, bagaimana seorang pria di zaman Alkitab mendapat manfaat dari kuasa Yehuwa untuk memulihkan?

      • Ayub 14:12-15 Keyakinan apa yang Ayub miliki, dan bagaimana ayat-ayat ini bisa memengaruhi harapan kita sendiri akan masa depan?

      • Mazmur 126:1-6 Sekarang, bagaimana perasaan orang Kristen tentang pemulihan ibadah murni dan peran mereka di dalamnya?

      • Roma 4:16-25 Mengapa penting untuk beriman kepada kuasa Yehuwa untuk memulihkan?

  • ’Kristus Adalah Bukti Kuasa Allah’
    Mendekatlah kepada Yehuwa
    • Yesus di Laut Galilea di tengah badai pada malam hari.

      PASAL 9

      ’Kristus Adalah Bukti Kuasa Allah’

      1-3. (a) Pengalaman yang sangat menakutkan apa dialami murid-murid di Laut Galilea, dan apa yang Yesus lakukan? (b) Mengapa tepat kalau Rasul Paulus mengatakan bahwa ’Kristus adalah bukti kuasa Allah’?

      MURID-MURID ketakutan. Mereka sedang menyeberangi Laut Galilea sewaktu badai tiba-tiba menerpa mereka. Mereka pasti pernah melihat badai di danau ini sebelumnya—lagi pula, beberapa dari pria-pria itu adalah nelayan yang berpengalaman.a (Matius 4:18, 19) Tetapi, ini adalah ”badai yang sangat besar” dan segera membuat laut tersebut menjadi sangat ganas. Dengan kalang kabut, pria-pria itu berusaha mengendalikan perahu, tetapi badainya terlalu dahsyat. Gelombang yang tinggi ”terus menghantam perahu”, yang mulai penuh dengan air. Walaupun ada kegemparan ini, Yesus tidur lelap di bagian belakang perahu, kelelahan setelah seharian mengajar banyak orang. Khawatir akan keselamatan mereka, murid-murid membangunkan dia dan memohon, ”Tuan, tolong! Kita hampir mati!”​—Markus 4:35-38; Matius 8:23-25.

      2 Yesus tidak takut. Dengan kepercayaan penuh, dia membentak angin dan laut itu, ”Diam! Tenang!” Segera, angin dan laut pun taat—badai yang dahsyat itu berhenti, gelombang-gelombangnya mereda, dan ”keadaannya menjadi tenang sekali”. Kemudian, murid-murid menjadi sangat takut. ”Siapa sebenarnya orang ini?” mereka saling berbisik. Ya, manusia macam apa yang dapat membentak angin dan laut seperti memarahi anak yang sukar dikendalikan?​—Markus 4:39-41; Matius 8:26, 27.

      3 Tetapi, Yesus bukanlah manusia biasa. Kuasa Yehuwa dipertunjukkan demi dia dan melalui dia dengan cara-cara yang luar biasa. Rasul Paulus yang diilhami dapat dengan tepat mengatakan, ’Kristus adalah bukti kuasa Allah.’ (1 Korintus 1:24) Bagaimana kuasa Allah dipertunjukkan dalam diri Yesus? Dan, cara Yesus menggunakan kuasanya dapat memberikan pengaruh apa atas kehidupan kita?

      Kuasa Putra Tunggal Allah

      4, 5. (a) Yehuwa mendelegasikan kuasa dan wewenang apa kepada Putra tunggal-Nya? (b) Bagaimana Putra ini diperlengkapi untuk melaksanakan tujuan Bapaknya berkenaan dengan penciptaan?

      4 Pertimbangkanlah kuasa yang Yesus miliki selama eksistensi pramanusianya. Yehuwa menggunakan ”kuasa-Nya yang kekal” sewaktu Dia menciptakan Putra tunggal-Nya, yang belakangan dikenal sebagai Yesus Kristus. (Roma 1:20; Kolose 1:15) Setelah itu, Yehuwa mendelegasikan kuasa dan wewenang yang hebat kepada Putra ini, menugasi dia untuk melaksanakan tujuan-Nya berkenaan dengan penciptaan. Sehubungan dengan sang Putra, Alkitab mengatakan, ”Segala sesuatu menjadi ada melalui dia, dan tidak satu pun menjadi ada tanpa melalui dia.”​—Yohanes 1:3.

      5 Kita sulit memahami besarnya tugas tersebut. Bayangkan kuasa yang dibutuhkan untuk menciptakan jutaan malaikat perkasa, alam semesta dengan miliaran galaksinya, dan bumi dengan variasi kehidupannya yang berlimpah. Untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut, Putra tunggal Allah diberi tenaga yang paling hebat di alam semesta—kuasa kudus Allah. Putra ini mendapatkan kesenangan yang besar dengan menjadi Pekerja Ahli, yang Yehuwa gunakan untuk menciptakan semua hal lain.​—Amsal 8:22-31.

      6. Setelah kematiannya di bumi dan kebangkitannya, Yesus diberi kuasa dan wewenang apa?

      6 Dapatkah Putra tunggal Allah menerima kuasa dan wewenang yang bahkan lebih banyak lagi? Setelah kematiannya di bumi dan kebangkitannya, Yesus mengatakan, ”Seluruh kekuasaan di surga dan di bumi telah diberikan kepadaku.” (Matius 28:18) Ya, Yesus telah diberi kesanggupan dan hak untuk menjalankan kuasa secara universal. Sebagai ”Raja atas segala raja dan Tuan atas segala tuan”, dia telah diberi wewenang untuk ”melenyapkan semua pemerintahan, kekuasaan, dan kekuatan”—yang kelihatan dan tak kelihatan—yang menentang Bapaknya. (Wahyu 19:16; 1 Korintus 15:24-26) ”Tidak ada yang Allah biarkan tidak tunduk” kepada Yesus—kecuali Yehuwa sendiri.​—Ibrani 2:8; 1 Korintus 15:27.

      7. Mengapa kita dapat yakin bahwa Yesus tidak akan pernah menyalahgunakan kuasa yang Yehuwa berikan kepadanya?

      7 Perlukah kita khawatir kalau-kalau Yesus akan menyalahgunakan kekuasaannya? Sama sekali tidak! Yesus sangat mengasihi Bapaknya dan tidak akan melakukan apa pun yang tidak menyenangkan Dia. (Yohanes 8:29; 14:31) Yesus tahu betul bahwa Yehuwa tidak pernah menyalahgunakan kemahakuasaan-Nya. Yesus telah mengamati sendiri bahwa Yehuwa mencari kesempatan untuk ”menunjukkan kekuatan-Nya demi orang-orang yang sepenuh hati terhadap Dia”. (2 Tawarikh 16:9) Terlebih lagi, Yesus memiliki kasih seperti yang dimiliki Bapaknya terhadap umat manusia, maka kita dapat yakin bahwa Yesus akan selalu menggunakan kuasanya untuk kebaikan. (Yohanes 13:1) Yesus telah memiliki reputasi yang tanpa cacat dalam hal ini. Mari kita bahas kuasa yang dia miliki sewaktu berada di bumi dan bagaimana dia tergerak untuk menggunakannya.

      ’Mengatakan Hal-Hal yang Penuh Kuasa’

      8. Setelah dilantik, Yesus diberi kuasa untuk melakukan apa, dan bagaimana dia menggunakan kuasanya?

      8 Tampaknya, Yesus tidak membuat mukjizat sewaktu dia masih seorang anak muda di Nazaret. Namun, hal itu berubah setelah dia dibaptis pada tahun 29 M, kira-kira sewaktu dia berusia 30 tahun. (Lukas 3:21-23) Alkitab memberi tahu kita, ”Allah melantiknya dengan kuasa kudus dan memberinya kuasa, dan dia berkeliling di negeri itu sambil berbuat baik dan menyembuhkan semua yang dikuasai Iblis.” (Kisah 10:38) ”Berbuat baik”—bukankah ini bukti bahwa Yesus menggunakan kuasanya dengan benar? Setelah dilantik, dia terbukti sebagai ”nabi yang melakukan dan mengatakan hal-hal penuh kuasa”.​—Lukas 24:19.

      9-11. (a) Banyak pengajaran Yesus diberikan di mana, dan tantangan apa yang dia hadapi? (b) Mengapa kumpulan orang terpukau oleh cara Yesus mengajar?

      9 Dengan cara bagaimana perkataan Yesus penuh kuasa? Dia sering kali mengajar di tempat terbuka—di tepi danau dan lereng bukit, dan juga di jalan-jalan serta di pasar-pasar. (Markus 6:53-56; Lukas 5:1-3; 13:26) Pendengarnya dapat pergi begitu saja jika kata-katanya tidak menarik perhatian mereka. Pada masa sebelum ada buku-buku tercetak, pendengar yang penuh penghargaan harus menyimpan kata-katanya dalam pikiran dan hati mereka. Jadi, pengajaran Yesus haruslah benar-benar menarik, jelas dimengerti, dan mudah diingat. Namun, tantangan itu tidak menjadi masalah bagi Yesus. Misalnya, perhatikan Khotbahnya di Gunung.

      10 Suatu pagi pada tahun 31 M, sekumpulan orang berkumpul di lereng gunung dekat Laut Galilea. Beberapa datang dari Yudea dan Yerusalem, 100 sampai 110 kilometer jauhnya. Yang lain-lain datang dari daerah pesisir Tirus dan Sidon, di sebelah utara. Banyak orang sakit mendekat kepada Yesus untuk menyentuhnya, dan dia menyembuhkan mereka semua. Sewaktu tidak ada lagi satu orang pun yang sakit parah di antara mereka, dia mulai mengajar. (Lukas 6:17-19) Ketika dia selesai berbicara beberapa saat kemudian, mereka takjub akan apa yang telah mereka dengar. Mengapa?

      11 Bertahun-tahun kemudian, salah seorang pendengar khotbah tersebut menulis, ”Kumpulan orang itu kagum dengan cara dia mengajar, karena dia mengajar sebagai orang yang berwenang.” (Matius 7:28, 29) Yesus berbicara dengan kuasa yang dapat mereka rasakan. Dia berbicara mewakili Allah dan meneguhkan pengajarannya dengan wewenang dari Firman Allah. (Yohanes 7:16) Pernyataan Yesus jelas, anjurannya bersifat persuasif, dan argumennya tak dapat disangkal. Kata-katanya langsung kena pada inti permasalahannya dan juga pada lubuk hati para pendengarnya. Dia mengajar mereka caranya menemukan kebahagiaan, caranya berdoa, caranya mencari Kerajaan Allah, dan caranya membangun masa depan yang pasti. (Matius 5:3–7:27) Kata-katanya menggugah hati orang-orang yang lapar akan kebenaran dan keadilan. Mereka ini rela ”menyangkal” diri sendiri dan meninggalkan segala sesuatu untuk mengikuti dia. (Matius 16:24; Lukas 5:10, 11) Benar-benar suatu kesaksian akan kuasa perkataan Yesus!

      ’Melakukan Hal-Hal yang Penuh Kuasa’

      12, 13. Dalam arti apa Yesus ’melakukan hal-hal yang penuh kuasa’, dan bagaimanakah keanekaragaman mukjizatnya?

      12 Yesus juga ’melakukan hal-hal yang penuh kuasa’. (Lukas 24:19) Injil melaporkan lebih dari 30 mukjizat spesifik yang dia lakukan—semuanya dengan ’kuasa Yehuwa’.b (Lukas 5:17) Mukjizat Yesus memengaruhi kehidupan ribuan orang. Pikirkan dua mukjizat saja—memberi makan 5.000 pria dan belakangan 4.000 pria. Kalau wanita dan anak-anak juga dihitung, jumlah orang yang Yesus beri makan kemungkinan besar sekitar 10.000!​—Matius 14:13-21; 15:32-38.

      13 Mukjizat Yesus sangat beraneka ragam. Dia memiliki wewenang atas roh-roh jahat, mengusir mereka dengan mudahnya. (Lukas 9:37-43) Dia memiliki kuasa atas unsur-unsur fisika, mengubah air menjadi anggur. (Yohanes 2:1-11) Bayangkan betapa takjubnya murid-murid Yesus waktu ”mereka melihat Yesus berjalan di atas laut”. (Yohanes 6:18, 19) Dia berkuasa atas penyakit, menyembuhkan orang yang punya keterbatasan fisik, penyakit kronis, dan penyakit yang memautkan. (Markus 3:1-5; Yohanes 4:46-54) Dia melakukan penyembuhan-penyembuhan tersebut dengan berbagai cara. Beberapa orang disembuhkan dari jarak jauh, sedangkan yang lain-lain merasakan sentuhan Yesus. (Matius 8:2, 3, 5-13) Beberapa orang disembuhkan dalam sekejap, yang lain-lain secara bertahap.​—Markus 8:22-25; Lukas 8:43, 44.

      ”Mereka melihat Yesus berjalan di atas laut”

      14. Di bawah keadaan apa Yesus mempertunjukkan bahwa dia memiliki kuasa untuk membalikkan kematian?

      14 Yang paling mencolok adalah Yesus memiliki kuasa untuk membalikkan kematian. Dalam tiga peristiwa yang dicatat, dia membangkitkan orang mati, mengembalikan seorang anak perempuan yang berusia 12 tahun kepada orang tuanya, seorang anak tunggal kepada ibunya yang menjanda, dan seorang saudara yang dikasihi kepada saudara-saudara perempuannya. (Lukas 7:11-15; 8:49-56; Yohanes 11:38-44) Tidak ada keadaan yang terlalu sulit. Dia membangkitkan gadis berusia 12 tahun dari ranjangnya segera setelah gadis itu mati. Dia membangkitkan putra sang janda dari usungannya, pastilah pada hari anak itu meninggal. Dan, dia membangkitkan Lazarus dari makamnya setelah Lazarus meninggal selama empat hari.

      Menggunakan Kuasa dengan Tidak Mementingkan Diri, Bertanggung Jawab, dan Bertimbang Rasa

      15, 16. Apa buktinya bahwa Yesus tidak mementingkan diri dalam menggunakan kuasanya?

      15 Seandainya kuasa Yesus diberikan kepada penguasa yang tidak sempurna, dapatkah Saudara membayangkan kemungkinan penyalahgunaan kuasa tersebut? Tetapi, Yesus tidak berdosa. (1 Petrus 2:22) Dia tidak mau dicemari oleh semangat mementingkan diri, ambisi, dan keserakahan yang mendorong manusia tak sempurna menggunakan kuasa mereka untuk menyakiti orang lain.

      16 Yesus menggunakan kuasanya dengan tidak mementingkan diri, tidak pernah menggunakannya demi keuntungan pribadi. Ketika lapar, dia tidak mau mengubah batu menjadi roti bagi dirinya sendiri. (Matius 4:1-4) Terbatasnya harta yang dia miliki adalah bukti bahwa dia tidak mengambil keuntungan secara materi dari penggunaan kuasanya. (Matius 8:20) Ada bukti lebih jauh bahwa perbuatan-perbuatannya yang penuh kuasa muncul dari motif yang tidak mementingkan diri. Sewaktu melakukan mukjizat, dia melakukannya dengan membuat pengorbanan pribadi. Sewaktu dia menyembuhkan orang sakit, kuasa keluar dari dirinya. Dia sadar akan kuasa yang mengalir ke luar ini, meski hanya untuk satu penyembuhan saja. (Markus 5:25-34) Namun, dia membiarkan kumpulan orang menyentuh dia, dan mereka disembuhkan. (Lukas 6:19) Benar-benar suatu semangat yang tidak mementingkan diri!

      17. Bagaimana Yesus memperlihatkan bahwa dia menggunakan kuasanya secara bertanggung jawab?

      17 Yesus bertanggung jawab dalam menggunakan kuasanya. Dia tidak pernah melakukan perbuatan-perbuatan penuh kuasa hanya untuk pamer atau unjuk kehebatan yang tak bertujuan. (Matius 4:5-7) Dia tidak mau melakukan tanda-tanda untuk sekadar memuaskan keingintahuan Herodes yang salah motif. (Lukas 23:8, 9) Daripada menggembar-gemborkan kuasanya, Yesus sering kali menginstruksikan orang-orang yang dia sembuhkan untuk tidak memberi tahu siapa pun. (Markus 5:43; 7:36) Dia tidak ingin orang menarik kesimpulan mengenai dirinya berdasarkan laporan-laporan yang sensasional.​—Matius 12:15-19.

      18-20. (a) Apa yang memengaruhi cara Yesus menggunakan kuasanya? (b) Bagaimana perasaan Saudara mengenai cara Yesus menyembuhkan seorang pria tuli?

      18 Pria yang penuh kuasa ini, Yesus, sangat berbeda dengan para penguasa yang menggunakan kuasanya dengan sikap masa bodoh akan kebutuhan dan penderitaan orang lain. Yesus peduli terhadap orang. Melihat orang yang menderita saja sudah membuat hatinya sangat tersentuh sehingga dia terdorong untuk meringankan penderitaan mereka. (Matius 14:14) Dia bertimbang rasa terhadap perasaan dan kebutuhan mereka, dan keprihatinan yang lembut ini memengaruhi cara dia menggunakan kuasanya. Contoh yang menggugah hati terdapat di Markus 7:31-37.

      19 Pada peristiwa ini, kumpulan besar orang menemukan Yesus dan membawa kepadanya banyak orang sakit, dan dia menyembuhkan mereka semua. (Matius 15:29, 30) Namun, Yesus memilih seorang pria dan memberinya perhatian khusus. Pria itu tuli dan hampir tidak dapat berbicara. Mungkin, Yesus bisa merasakan kegugupan atau rasa malu pria ini. Dengan penuh timbang rasa, Yesus membawa pria itu menyendiri—jauh dari banyak orang—ke suatu tempat yang sunyi. Kemudian, Yesus memberikan beberapa isyarat untuk memberi tahu pria itu apa yang hendak dia lakukan. Dia ”memasukkan jarinya ke telinga orang itu, dan setelah meludah, dia menyentuh lidah orang itu”.c (Markus 7:33) Kemudian, Yesus melihat ke langit dan menarik napas dalam-dalam. Tindakan tersebut menyampaikan pesan kepada pria itu, ’Apa yang hendak kulakukan kepadamu adalah berkat kuasa dari Allah.’ Akhirnya, Yesus berkata, ”Terbukalah.” (Markus 7:34) Saat itu juga, pendengaran pria tersebut pulih, dan dia mampu berbicara dengan normal.

      20 Betapa menyentuh hati untuk merenungkan bahwa bahkan sewaktu menggunakan kuasanya yang diberikan oleh Allah untuk menyembuhkan orang yang menderita, Yesus memperlihatkan perhatian yang simpatik terhadap perasaan mereka! Tidakkah sangat menenteramkan hati untuk mengetahui bahwa Yehuwa telah menaruh Kerajaan-Nya di tangan Penguasa yang penuh perhatian dan bertimbang rasa seperti itu?

      Gambaran dari Perkara-Perkara yang Akan Datang

      21, 22. (a) Apa yang digambarkan oleh mukjizat-mukjizat Yesus? (b) Karena Yesus memiliki kendali atas kekuatan-kekuatan alam, apa yang dapat kita harapkan di bawah pemerintahan Kerajaannya?

      21 Perbuatan-perbuatan penuh kuasa yang Yesus lakukan di bumi hanyalah gambaran pendahuluan dari berkat-berkat yang bahkan lebih besar yang akan datang di bawah pemerintahan Kerajaannya. Dalam dunia baru Allah, Yesus sekali lagi akan melakukan mukjizat—tetapi dalam skala global! Coba pikirkan beberapa prospek yang menggetarkan hati yang terbentang di masa depan.

      22 Yesus akan memulihkan ekologi bumi kepada keseimbangannya yang sempurna. Ingatlah bahwa dia mempertunjukkan kendali atas kekuatan-kekuatan alam dengan meredakan suatu badai angin. Kalau begitu, di bawah pemerintahan Kerajaan Kristus, pastilah umat manusia tidak perlu takut akan bahaya topan, gempa bumi, letusan gunung berapi, atau bencana alam lainnya. Karena Yesus adalah Pekerja Ahli, yang Yehuwa gunakan untuk menciptakan bumi dan segala kehidupan di atasnya, dia sepenuhnya tahu seluk-beluk bumi ini. Dia tahu bagaimana menggunakan sumber daya bumi dengan benar. Di bawah pemerintahannya, seluruh bumi ini akan diubah menjadi Firdaus.​—Lukas 23:43.

      23. Sebagai Raja, bagaimana Yesus akan memuaskan kebutuhan umat manusia?

      23 Bagaimana dengan kebutuhan umat manusia? Kesanggupan Yesus untuk memberi makan ribuan orang dengan limpah, hanya dengan persediaan yang sangat terbatas, meyakinkan kita bahwa pemerintahannya akan mendatangkan kemerdekaan dari kelaparan. Ya, berlimpahnya makanan yang didistribusikan secara merata akan mengakhiri kelaparan untuk selama-lamanya. (Mazmur 72:16) Kuasanya atas penyakit menunjukkan bahwa orang yang sakit, buta, tuli, buntung, dan lumpuh akan disembuhkan—secara tuntas dan permanen. (Yesaya 33:24; 35:5, 6) Kesanggupannya untuk membangkitkan orang mati meyakinkan kita bahwa keperkasaannya sebagai Raja surgawi mencakup kuasa untuk membangkitkan jutaan orang yang tak terhitung banyaknya yang diingat Bapaknya dengan senang hati.​—Yohanes 5:28, 29.

      24. Seraya kita merenungkan kuasa Yesus, apa yang hendaknya kita camkan, dan mengapa?

      24 Seraya kita merenungkan kuasa Yesus, marilah kita camkan bahwa sang Putra ini meniru Bapaknya dengan sempurna. (Yohanes 14:9) Oleh karena itu, cara Yesus menggunakan kuasa memberi kita gambaran yang jelas tentang bagaimana Yehuwa menggunakan kuasa. Misalnya, pikirkanlah kelembutan yang Yesus perlihatkan sewaktu menyembuhkan seorang penderita kusta. Tergerak oleh rasa kasihan, Yesus menyentuh pria itu dan berkata, ”Saya mau!” (Markus 1:40-42) Melalui catatan-catatan seperti itu, Yehuwa seolah-olah berkata, ’Begitulah caranya Aku menggunakan kuasa-Ku!’ Tidakkah Saudara tergerak untuk memuji Allah kita yang mahakuasa dan mengucap syukur bahwa Dia menggunakan kuasa-Nya dengan cara yang sedemikian pengasih?

      a Badai yang tiba-tiba datang merupakan hal yang lazim di Laut Galilea. Karena laut itu terletak cukup rendah (kira-kira 200 meter di bawah permukaan laut), udaranya jauh lebih hangat daripada di daerah sekelilingnya, dan hal ini mengakibatkan gangguan atmosferis. Angin kencang sering bertiup dari Gunung Hermon, yang terletak di utara, turun ke Lembah Yordan. Cuaca yang tenang pada suatu saat dapat mendadak berubah menjadi badai yang dahsyat.

      b Sebagai tambahan, kadang-kadang Injil mengelompokkan banyak mukjizat ke dalam suatu uraian tunggal yang bersifat umum. Misalnya, sekali peristiwa ”seluruh penduduk kota” datang untuk melihat dia, dan dia menyembuhkan ”banyak” orang sakit.​—Markus 1:32-34.

      c Meludah adalah suatu cara atau tanda penyembuhan yang diterima oleh orang Yahudi maupun yang bukan Yahudi, dan penggunaan air liur dalam pengobatan dilaporkan dalam tulisan-tulisan para rabi. Bisa jadi, Yesus meludah hanya untuk menyampaikan pesan kepada pria itu bahwa dia akan segera disembuhkan. Bagaimanapun, Yesus tidak menggunakan air liurnya sebagai obat alami.

      Pertanyaan untuk Direnungkan

      • Yesaya 11:1-5 Bagaimana Yesus mempertunjukkan bahwa dia ”menjadi perkasa”? Dan karena itu, keyakinan apa yang dapat kita miliki akan pemerintahannya?

      • Markus 2:1-12 Penyembuhan secara mukjizat yang Yesus lakukan menunjukkan bahwa dia telah dikaruniai wewenang apa?

      • Yohanes 6:25-27 Meski Yesus secara mukjizat memuaskan kebutuhan jasmani orang-orang, apa tujuan utama pelayanannya?

      • Yohanes 12:37-43 Mengapa beberapa orang yang menyaksikan mukjizat-mukjizat Yesus tidak beriman kepadanya, dan apa yang dapat kita pelajari dari hal ini?

  • ”Tirulah Allah” dalam Menggunakan Kuasa Saudara
    Mendekatlah kepada Yehuwa
    • Dua orang Saksi Yehuwa sedang mengabar kepada seorang wanita di depan rumahnya.

      PASAL 10

      ”Tirulah Allah” dalam Menggunakan Kuasa Saudara

      1. Kepada jerat laten apa manusia yang tak sempurna mudah menyerah?

      ”TIADA kekuasaan tanpa intaian jerat yang tersamar.” Kata-kata seorang penyair pada abad ke-19 tersebut menarik perhatian kita kepada suatu bahaya laten: penyalahgunaan kuasa. Sayang sekali, manusia yang tak sempurna sangat mudah menyerah kepada jerat ini. Ya, sepanjang sejarah ”manusia menguasai manusia sehingga merugikan diri sendiri”. (Pengkhotbah 8:9) Penggunaan kuasa tanpa kasih telah menimbulkan penderitaan manusia yang tak terlukiskan.

      2, 3. (a) Apa yang mengagumkan dari cara Yehuwa menggunakan kuasa-Nya? (b) Apa yang mungkin tercakup dalam kuasa kita, dan bagaimana hendaknya kita menggunakan semua kuasa tersebut?

      2 Jika demikian halnya, tidakkah mengagumkan bahwa Allah Yehuwa, yang memiliki kuasa yang tak terbatas, tidak pernah menyalahgunakan kuasa tersebut? Seperti yang kita ketahui dari pasal-pasal sebelumnya, Dia selalu menggunakan kuasa-Nya—apakah itu untuk mencipta, membinasakan, melindungi, atau memulihkan—selaras dengan tujuan-Nya yang pengasih. Sewaktu merenungkan caranya Dia mengerahkan kuasa-Nya, kita tergugah untuk mendekat kepada-Nya. Selanjutnya, hal itu dapat memotivasi kita untuk ’meniru Allah’ dalam menggunakan kuasa kita sendiri. (Efesus 5:1) Tetapi, kuasa apa yang kita, manusia yang lemah ini, miliki?

      3 Ingatlah bahwa manusia diciptakan ’mirip dengan Allah’ dan punya kesamaan dengan-Nya. (Kejadian 1:26, 27) Oleh karena itu, kita juga memiliki kuasa—setidaknya hingga taraf tertentu. Kuasa kita mungkin mencakup kemampuan untuk mencapai sesuatu, untuk bekerja; kemilikan kendali atau wewenang atas orang lain; kesanggupan untuk memengaruhi orang lain, khususnya mereka yang mengasihi kita; kekuatan fisik (keperkasaan); atau sumber daya materi. Mengenai Yehuwa, sang pemazmur berkata, ”Engkaulah sumber kehidupan.” (Mazmur 36:9) Oleh karena itu, secara langsung maupun tidak, Allah adalah Sumber dari semua kuasa kita yang sah. Dengan demikian, kita ingin menggunakannya dengan cara-cara yang menyenangkan Dia. Bagaimana kita dapat melakukannya?

      Kasih Adalah Kuncinya

      4, 5. (a) Apa kunci untuk menggunakan kuasa dengan benar, dan bagaimana teladan Allah sendiri mempertunjukkan hal ini? (b) Bagaimana kasih akan membantu kita menggunakan kuasa kita dengan benar?

      4 Kunci untuk menggunakan kuasa dengan benar adalah kasih. Bukankah teladan Allah sendiri yang mempertunjukkannya? Ingatlah kembali pembahasan mengenai empat sifat Allah yang utama—kuasa, keadilan, hikmat, dan kasih—di Pasal 1. Dari keempat sifat tersebut, manakah yang paling dominan? Kasih. ”Allah adalah kasih,” kata 1 Yohanes 4:8. Ya, Yehuwa sangat identik dengan kasih; kasih memengaruhi semua hal yang Dia lakukan. Jadi, setiap pertunjukan kuasa-Nya dimotivasi oleh kasih dan pada dasarnya demi kebaikan mereka yang mengasihi Dia.

      5 Kasih juga akan membantu kita menggunakan kuasa dengan benar. Alkitab memberi tahu kita bahwa kasih itu ”baik hati” dan ”tidak mementingkan diri”. (1 Korintus 13:4, 5) Oleh karena itu, kasih tidak akan mengizinkan kita berlaku kasar atau kejam terhadap orang-orang yang sampai taraf tertentu ada di bawah wewenang kita. Sebaliknya, kita akan memperlakukan orang lain secara bermartabat dan lebih mengutamakan kepentingan dan perasaan mereka.​—Filipi 2:3, 4.

      6, 7. (a) Apa takut kepada Allah itu, dan mengapa sifat ini akan membantu kita menghindari penyalahgunaan kuasa? (b) Ilustrasikanlah hubungan antara takut untuk tidak menyenangkan Allah dan kasih akan Allah.

      6 Kasih berhubungan dengan sifat lain yang dapat membantu kita menghindari penyalahgunaan kuasa: takut kepada Allah. Apa pentingnya sifat ini? ”Karena takut kepada Yehuwa, orang menjauhi yang jahat,” kata Amsal 16:6 (catatan kaki). Penyalahgunaan kuasa pastilah termasuk haluan jahat yang harus kita jauhi. Takut kepada Allah akan mencegah kita memperlakukan orang-orang yang ada di bawah kuasa kita dengan buruk. Mengapa? Salah satu alasannya, kita tahu bahwa kita bertanggung jawab kepada Allah atas cara kita memperlakukan orang-orang tersebut. (Nehemia 5:1-7, 15) Namun, takut kepada Allah mencakup lebih dari itu. Istilah dalam bahasa aslinya untuk kata ”takut” sering kali memaksudkan hormat yang dalam dan rasa takjub kepada Allah. Oleh karena itu, Alkitab menghubungkan takut dengan kasih akan Allah. (Ulangan 10:12, 13, catatan kaki) Rasa takjub yang penuh hormat ini mencakup takut yang sehat untuk tidak menyenangkan Allah—tidak hanya karena kita takut akan konsekuensinya tetapi karena kita benar-benar mengasihi Dia.

      7 Untuk mengilustrasikannya: Pikirkan tentang hubungan yang sehat antara seorang anak kecil dan ayahnya. Anak itu merasakan kepedulian ayahnya yang pengasih dan hangat terhadapnya. Tetapi, anak tersebut juga sadar akan apa yang dituntut ayahnya dari dirinya, dan dia tahu bahwa ayahnya akan mendisiplin dia jika dia nakal. Sang anak tidaklah hidup dengan penuh ketakutan terhadap ayahnya. Sebaliknya, dia amat mengasihi ayahnya. Anak tersebut senang melakukan apa yang akan mendatangkan senyum ayahnya. Demikian pula halnya dengan takut kepada Allah. Karena kita mengasihi Yehuwa, Bapak surgawi kita, kita takut melakukan apa pun yang akan membuat ”hati-Nya sakit”. (Kejadian 6:6) Sebaliknya, kita sangat berhasrat untuk membuat hati-Nya senang. (Amsal 27:11) Itulah sebabnya, kita ingin menggunakan kuasa kita dengan benar. Mari kita cermati cara untuk melakukannya.

      Di Dalam Keluarga

      8. (a) Wewenang apa yang dimiliki para suami dalam keluarga, dan bagaimana hendaknya wewenang itu dijalankan? (b) Bagaimana seorang suami dapat menunjukkan bahwa dia memberikan perhatian kepada istrinya, atau menghargainya?

      8 Pertama-tama, pertimbangkan lingkungan keluarga. ”Suami adalah kepala istrinya,” kata Efesus 5:23. Bagaimana hendaknya suami menjalankan wewenang dari Allah ini? Alkitab memberi tahu para suami untuk tinggal bersama istri mereka ”dengan penuh pengertian” dan ’memberikan perhatian kepada wanita itu seperti kepada benda yang lebih lemah’. (1 Petrus 3:7) Kata benda Yunani yang diterjemahkan ”perhatian” berarti ”harga, nilai, . . . respek”. Bentuk-bentuk kata ini diterjemahkan menjadi ”hadiah” dan ”berharga”. (Kisah 28:10; 1 Petrus 2:7) Seorang suami yang memberikan perhatian kepada istrinya, atau menghargainya, tidak akan pernah menyerangnya secara fisik; juga tidak akan pernah merendahkan atau meremehkannya, membuatnya merasa tidak berharga. Sebaliknya, dia mengakui nilai istrinya dan memperlakukannya dengan respek. Dia memperlihatkan hal itu melalui kata-kata dan tindakannya—secara pribadi maupun di hadapan umum—bahwa istrinya berharga di matanya. (Amsal 31:28) Suami semacam itu bukan hanya memperoleh kasih dan respek istrinya, melainkan yang lebih penting lagi menyenangkan Allah.

      Sepasang suami istri sedang berjalan sambil berpegangan tangan.

      Suami dan istri menggunakan kuasa mereka secara benar dengan saling mengasihi dan merespek

      9. (a) Para istri memiliki kuasa apa dalam keluarga? (b) Apa yang dapat membantu seorang istri menggunakan kesanggupannya guna mendukung suaminya, dan dengan hasil apa?

      9 Para istri juga memiliki kuasa sampai taraf tertentu di dalam keluarga. Alkitab berbicara mengenai para wanita saleh yang, tanpa melangkahi kekepalaan yang patut, mengambil inisiatif untuk memengaruhi suami mereka dengan cara yang membina atau membantu suaminya menghindari kekeliruan dalam mengambil keputusan. (Kejadian 21:9-12; 27:46–28:2) Seorang istri mungkin memiliki pikiran yang lebih cemerlang daripada suaminya, atau dia mungkin memiliki kesanggupan-kesanggupan lain yang tidak dimiliki suaminya. Namun, dia harus ”benar-benar menghormati” suaminya dan ”tunduk” kepadanya ”seperti kepada Tuan Yesus”. (Efesus 5:22, 33) Dengan memikirkan tujuannya, yaitu untuk menyenangkan Allah, seorang istri dapat lebih mudah menggunakan kesanggupannya guna mendukung suaminya dan bukannya meremehkan atau mencoba mendominasi dia. ”Wanita yang benar-benar bijaksana” semacam itu bekerja erat dengan suaminya untuk membangun keluarga. Dengan demikian, dia mempertahankan perdamaian dengan Allah.​—Amsal 14:1.

      10. (a) Wewenang apa yang Allah telah karuniakan kepada orang tua? (b) Apa arti kata ”didikan”, dan bagaimana hal itu hendaknya dijalankan? (Lihat juga catatan kaki.)

      10 Para orang tua juga memiliki wewenang yang dikaruniakan Allah kepada mereka. Alkitab menasihati, ”Para ayah, jangan buat anak-anak kalian kesal. Sebaliknya, besarkan mereka dengan didikan dan nasihat Yehuwa.” (Efesus 6:4) Di dalam Alkitab, kata ”didikan” dapat berarti ”asuhan, pelatihan, pengajaran”. Anak-anak membutuhkan didikan; mereka menjadi bahagia dan sukses apabila ada pedoman, batasan, dan larangan yang jelas. Alkitab menghubungkan didikan, atau pengajaran, semacam itu dengan kasih. (Amsal 13:24) Oleh karena itu, ”tongkat didikan” hendaknya tidak pernah disalahgunakan—secara emosi ataupun secara fisik.a (Amsal 22:15; 29:15) Didikan yang kaku atau kasar dan tanpa perasaan kasih merupakan penyalahgunaan wewenang orang tua dan dapat meremukkan semangat seorang anak. (Kolose 3:21) Sebaliknya, didikan seimbang yang dijalankan dengan sepatutnya membuat anak-anak tahu bahwa orang tua mereka mengasihi mereka dan peduli akan bagaimana jadinya mereka kelak.

      11. Bagaimana anak-anak dapat menggunakan kuasa mereka dengan benar?

      11 Bagaimana dengan anak-anak? Bagaimana mereka dapat menggunakan kuasa atau kekuatan mereka dengan benar? ”Kebanggaan anak muda adalah kekuatannya,” kata Amsal 20:29. Pastilah, tiada cara yang lebih baik bagi kaum muda untuk menggunakan kekuatan dan energi mereka selain melayani ’Pencipta kita yang Agung’. (Pengkhotbah 12:1) Anak muda hendaknya ingat bahwa tindakan mereka dapat memengaruhi perasaan orang tua mereka. (Amsal 23:24, 25) Apabila anak-anak menaati orang tua mereka yang takut akan Allah dan berpegang pada haluan yang benar, mereka membuat hati orang tua mereka bersukacita. (Efesus 6:1) Tingkah laku semacam itu ”menyenangkan Tuan”.​—Kolose 3:20.

      Di Dalam Sidang

      12, 13. (a) Pandangan apa yang hendaknya dimiliki para penatua berkenaan dengan wewenang mereka di dalam sidang? (b) Ilustrasikan mengapa para penatua hendaknya memperlakukan kawanan dengan kelembutan.

      12 Yehuwa telah menyediakan para pengawas untuk memimpin di dalam sidang Kristen. (Ibrani 13:17) Pria-pria yang memenuhi syarat ini hendaknya menggunakan wewenang yang Allah berikan kepada mereka untuk memberikan bantuan yang dibutuhkan dan untuk meningkatkan kesejahteraan rohani kawanan. Apakah kedudukan mereka membuat para penatua berhak untuk memerintah atas rekan-rekan seimannya? Sama sekali tidak! Para penatua perlu memiliki pandangan yang seimbang dan sadar diri tentang peranan mereka di dalam sidang. (1 Petrus 5:2, 3) Alkitab memberi tahu para pengawas untuk ”menggembalakan sidang jemaat Allah, yang Dia beli dengan darah Putra-Nya sendiri”. (Kisah 20:28) Di dalam nasihat ini terkandung alasan yang kuat untuk memperlakukan setiap anggota kawanan dengan kelembutan.

      13 Kita dapat mengilustrasikannya seperti ini. Seorang sahabat dekat meminta Saudara menjaga milik kesayangannya. Saudara tahu bahwa sahabat Saudara itu membeli barang tersebut dengan harga tinggi. Tidakkah Saudara akan memperlakukannya dengan lembut dan sangat hati-hati? Demikian pula, Allah telah memercayakan kepada para penatua tanggung jawab untuk menjaga milik-Nya yang benar-benar bernilai: sidang, yang anggota-anggotanya disamakan dengan domba. (Yohanes 21:16, 17) Domba-domba Yehuwa berharga bagi-Nya—malah, sedemikian berharganya sampai-sampai Dia membeli mereka dengan darah yang berharga dari Putra tunggal-Nya, Yesus Kristus. Yehuwa telah membeli domba-domba-Nya dengan harga yang paling mahal. Para penatua yang rendah hati mencamkan hal itu dan memperlakukan domba-domba Yehuwa dengan sepatutnya.

      ”Lidah Punya Kuasa”

      14. Kuasa apa yang dimiliki lidah?

      14 ”Lidah punya kuasa atas hidup dan mati,” kata Alkitab. (Amsal 18:21) Memang, lidah dapat menimbulkan banyak kerusakan. Siapa di antara kita yang belum pernah merasakan sengat dari komentar yang tidak dipikir atau bahkan yang meremehkan? Tetapi, lidah juga memiliki kuasa untuk memperbaiki. ”Lidah orang berhikmat menyembuhkan,” kata Amsal 12:18. Ya, kata-kata yang positif dan sehat dapat menjadi seperti minyak balsam yang menyembuhkan dan menyejukkan hati. Pertimbangkan beberapa contoh.

      15, 16. Dengan cara-cara apa kita dapat menggunakan lidah untuk menganjurkan orang lain?

      15 ”Berikan kata-kata yang menghibur kepada orang yang tertekan,” desak 1 Tesalonika 5:14. Ya, hamba-hamba Yehuwa yang setia pun kadang-kadang harus berjuang melawan depresi. Bagaimana kita dapat menolong orang-orang tersebut? Berikanlah pujian yang spesifik dan tulus untuk membantu mereka melihat nilai diri mereka sendiri di mata Yehuwa. Sampaikanlah kepada mereka kata-kata yang penuh kuasa dari ayat-ayat Alkitab yang menunjukkan bahwa Yehuwa benar-benar memedulikan dan mengasihi mereka yang ”hancur hatinya” dan ”patah semangat”. (Mazmur 34:18) Apabila kita menggunakan kuasa lidah kita untuk menghibur orang lain, kita menunjukkan bahwa kita meniru Allah kita yang beriba hati, yang ”membesarkan hati orang yang putus asa”.​—2 Korintus 7:6, Bahasa Indonesia Masa Kini-LAI.

      16 Kita juga dapat menggunakan kuasa lidah kita untuk memberikan dukungan moril yang amat dibutuhkan orang lain. Apakah seorang rekan seiman kehilangan orang yang dia kasihi dalam kematian? Kata-kata simpatik yang menyatakan keprihatinan dan kepedulian kita dapat menghibur hati yang berduka. Apakah seorang saudara atau saudari yang lanjut usia merasa tidak berguna? Lidah yang bertimbang rasa dapat menenteramkan orang yang lanjut usia bahwa mereka berarti dan berharga. Apakah seseorang sedang berjuang melawan suatu penyakit kronis? Kata-kata yang penuh kebaikan hati yang disampaikan lewat telepon, lewat tulisan, atau secara pribadi dapat memberikan manfaat yang besar dalam membangkitkan semangat seseorang yang sedang sakit. Alangkah senangnya Pencipta kita jika kita menggunakan kuasa bertutur kata untuk mengucapkan perkataan yang ”baik untuk menguatkan”!​—Efesus 4:29.

      17. Dengan cara penting apa kita dapat menggunakan lidah kita demi manfaat orang lain, dan mengapa kita hendaknya melakukannya?

      17 Tidak ada cara yang lebih penting untuk menggunakan kuasa lidah selain menggunakannya untuk membagikan kabar baik Kerajaan Allah kepada orang lain. ”Jangan menahan kebaikan dari orang yang membutuhkannya kalau kamu sanggup menolongnya,” kata Amsal 3:27. Kita berutang kepada orang-orang lain untuk membagikan kepada mereka kabar baik yang menyelamatkan kehidupan. Tidaklah benar jika kita menahan-nahan berita mendesak yang dengan begitu murah hati dikaruniakan Yehuwa kepada kita. (1 Korintus 9:16, 22) Namun, sejauh mana Yehuwa mengharapkan kita ambil bagian dalam pekerjaan ini?

      Membagikan kabar baik—cara yang sangat bagus untuk menggunakan kuasa kita

      Melayani Yehuwa dengan ’Seluruh Kekuatan’ Kita

      18. Apa yang Yehuwa harapkan dari kita?

      18 Kasih kepada Yehuwa menggerakkan kita untuk ambil bagian sepenuhnya dalam pelayanan Kristen. Apa yang Yehuwa harapkan dari kita sehubungan dengan hal ini? Sesuatu yang kita semua, tidak soal bagaimana situasi kehidupan kita, dapat berikan, ”Apa pun yang kalian lakukan, lakukan itu dengan sepenuh jiwa seperti untuk Yehuwa, dan bukan untuk manusia.” (Kolose 3:23) Sewaktu menyatakan perintah terbesar, Yesus berkata, ”Kasihilah Yehuwa Allahmu dengan sepenuh hati, sepenuh jiwa, seluruh pikiran, dan seluruh kekuatanmu.” (Markus 12:30) Ya, Yehuwa mengharapkan agar kita masing-masing mengasihi dan melayani Dia dengan sepenuh jiwa.

      19, 20. (a) Karena jiwa mencakup hati, pikiran, dan kekuatan, mengapa kesanggupan-kesanggupan itu disebutkan di Markus 12:30? (b) Apa artinya melayani Yehuwa dengan sepenuh jiwa?

      19 Apa artinya melayani Allah dengan sepenuh jiwa? Jiwa berarti manusia seutuhnya, dengan segenap kesanggupan fisik dan mentalnya. Karena jiwa mencakup hati, pikiran, dan kekuatan, mengapa kesanggupan-kesanggupan itu disebutkan di Markus 12:30? Pertimbangkan sebuah ilustrasi. Pada zaman Alkitab, seseorang mungkin menjual dirinya (jiwanya) ke dalam perbudakan. Namun, bisa jadi budak tersebut tidak sepenuh hati melayani majikannya; bisa jadi dia tidak menggunakan kekuatannya atau kesanggupan mentalnya dengan sepenuhnya untuk mendukung kepentingan majikannya. (Kolose 3:22) Oleh karena itu, Yesus tampaknya menyebutkan kesanggupan-kesanggupan itu untuk menandaskan agar kita tidak menahan-nahan apa pun dalam pelayanan kita kepada Allah. Melayani Allah dengan sepenuh jiwa berarti memberikan diri kita, menggunakan kekuatan dan energi kita sepenuh mungkin dalam melayani Dia.

      20 Apakah melayani dengan sepenuh jiwa berarti bahwa kita semua harus menggunakan jumlah waktu dan energi yang sama dalam pelayanan? Hal itu mustahil karena keadaan dan kesanggupan tiap-tiap orang berbeda. Sebagai contoh, seorang anak muda yang memiliki kesehatan dan stamina fisik yang prima dapat menggunakan lebih banyak waktu dalam pengabaran dibanding seseorang yang kekuatannya digerogoti usia lanjut. Seorang lajang yang bebas dari kewajiban keluarga dapat berbuat lebih banyak daripada seseorang yang harus mengurus keluarga. Jika kita memiliki kekuatan dan keadaan yang memungkinkan kita untuk berbuat lebih banyak dalam pelayanan, alangkah bersyukurnya kita! Tentu saja, kita tidak akan pernah ingin memiliki semangat yang kritis, membandingkan diri kita dengan orang lain sehubungan dengan hal ini. (Roma 14:10-12) Sebaliknya, kita ingin menggunakan kuasa atau kekuatan kita untuk membesarkan hati orang lain.

      21. Apa cara terbaik dan terpenting dalam menggunakan kuasa kita?

      21 Yehuwa telah memberikan teladan yang sempurna dalam menggunakan kuasa-Nya dengan benar. Kita ingin meniru Dia dengan kesanggupan terbaik kita sebagai manusia yang tak sempurna. Kita dapat menggunakan kuasa kita secara benar dengan memperlakukan secara bermartabat orang-orang yang sampai taraf tertentu ada di bawah wewenang kita. Selain itu, kita ingin sepenuh jiwa dalam menunaikan pekerjaan pengabaran yang menyelamatkan kehidupan yang telah Yehuwa tugaskan kepada kita untuk dilaksanakan. (Roma 10:13, 14) Ingatlah, Yehuwa senang apabila Saudara—jiwa Saudara—memberikan yang terbaik. Tidakkah hati Saudara menggerakkan Saudara untuk berbuat sebisa-bisanya dalam melayani Allah yang sedemikian berpengertian dan pengasih? Tidak ada cara yang lebih baik atau lebih penting dalam menggunakan kuasa Saudara.

      a Pada zaman Alkitab, kata Ibrani untuk ”tongkat” berarti sebatang kayu atau tongkat seperti yang digunakan gembala untuk menuntun dombanya. (Mazmur 23:4) Demikian pula, ”tongkat” wewenang orang tua mengisyaratkan bimbingan yang pengasih, bukan hukuman yang kasar atau brutal.

      Pertanyaan untuk Direnungkan

      • Amsal 3:9, 10 ’Barang-barang berharga’ apa yang kita miliki, dan bagaimana itu dapat digunakan untuk menghormati Yehuwa?

      • Pengkhotbah 9:5-10 Mengapa Saudara hendaknya menggunakan kekuatan Saudara sekarang dengan cara yang diperkenan Allah?

      • Kisah 8:9-24 Penyalahgunaan kuasa apa yang diuraikan di sini, dan bagaimana caranya agar kita tidak menyerah kepada perbuatan salah semacam itu?

      • Kisah 20:29-38 Dari teladan Paulus, apa yang dapat dipelajari para pengemban tanggung jawab di sidang?

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan