PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Yesus Kristus​—Putra Allah yang Dikasihi
    Menara Pengawal—1988 (Seri 49) | Menara Pengawal—1988 (Seri 49)
    • Yesus Kristus​—Putra Allah yang Dikasihi

      ”Lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: ’Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.’”—MATIUS 3:17.

      1, 2. (a) Kebenaran sederhana apa yang diajarkan Alkitab mengenai Allah yang mahakuasa dan Yesus Kristus? (b) Apa yang diajarkan oleh agama-agama dari Susunan Kristen?

      YESUS KRISTUS dibaptis pada umur 30 tahun dengan dibenamkan ke dalam air. Ketika ia keluar dari air, suatu suara dari langit mengatakan: ”Inilah Anak yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan.” (Matius 3:17) Suara itu adalah suara Allah. Pada kesempatan lain, dalam doa kepada Allah, Yesus berkata: ”Bapa, muliakanlah namaMu!” Dan setelah Yesus mengucapkan kata-kata tersebut, ”terdengarlah suara [Allah] dari sorga: ’Aku telah memuliakanNya dan Aku akan memuliakanNya lagi.”’—Yohanes 12:28.

      2 Dari kisah ini, bahkan seorang anak dapat memahami bahwa hubungan antara Allah yang mahakuasa dengan Yesus Kristus adalah hubungan antara bapa dengan putranya yang ia kasihi, dua pribadi yang berbeda. Namun, kebenaran Alkitab yang sederhana ini ditolak oleh agama-agama Susunan Kristen. Mereka berkeras bahwa Yesus Kristus adalah Allah Yang Mahakuasa itu sendiri, pribadi kedua dalam suatu Tritunggal, dengan roh suci sebagai pribadi yang ketiga.

      3. Bagaimana kekacauan mengenai doktrin Tritunggal diperlihatkan?

      3 Ajaran tersebut telah menimbulkan banyak kekacauan di antara para penganut agama-agama Susunan Kristen. Itulah salah satu sebab mengapa New Catholic Encyclopedia menyebut Tritunggal suatu misteri. Ya, hal itu menimbulkan kekacauan bahkan di antara kaum pendeta, karena ensiklopedia itu juga menyatakan: ”Hanya sedikit dari antara guru-guru teologia Tritunggal di seminari-seminari Katolik Roma yang pada suatu waktu tidak dipojokkan oleh pertanyaan, ’Tetapi bagaimana kita akan berkhotbah tentang Tritunggal?’ Dan jika pertanyaan itu merupakan gejala kekacauan di pihak para siswa, kemungkinan hal itu juga gejala kekacauan yang serupa di pihak guru-guru mereka.”

      4. Apa ajaran resmi dari gereja-gereja mengenai Tritunggal?

      4 Doktrin yang membingungkan tersebut merupakan inti kepercayaan agama Katolik dan Protestan. The Catholic Encyclopedia menyatakan: ”Tritunggal adalah istilah yang digunakan untuk mencirikan doktrin utama dari agama Kristen . . . Jadi, dalam kata-kata Kredo Athanasia: ’Bapa adalah Allah, Putra adalah Allah, dan Roh Suci adalah Allah, namun tidak ada tiga Allah melainkan satu Allah.’” Demikian pula halnya, dalam suatu kasus pengadilan yang menyangkut Saksi-Saksi Yehuwa di Yunani, Gereja Ortodoks Yunani berkata: ”Doktrin Kekristenan yang asasi, yang diakui menjadi kepercayaan semua orang Kristen . . . tidak soal sekte atau dogma, adalah . . . Tritunggal, bahwa Allah adalah Satu dalam tiga pribadi.” Gereja Ortodoks Yunani juga menyatakan: ”Orang-orang Kristen adalah mereka yang menerima Kristus sebagai Allah.” Dikatakan bahwa mereka yang tidak menerima Tritunggal bukanlah orang Kristen tetapi orang murtad.

      5, 6. Mengapa penting untuk mengetahui kebenaran mengenai masalah ini?

      5 Namun, jika Tritunggal, ajaran Susunan Kristen yang ”asasi” ini tidak benar, jika ini suatu dusta, maka hal sebaliknya yang berlaku. Orang Kristen yang sejati akan menyangkalnya. Mereka yang murtad dari Kekristenan akan berpaut kepadanya. Dengan akibat apa bagi kelompok yang disebut belakangan ini? Dalam buku terakhir dari Alkitab, ”wahyu Yesus Kristus, yang dikaruniakan Allah kepadaNya,” kita baca mengenai mereka yang tidak berhak menerima kehidupan kekal dalam Kerajaan Allah: ”Anjing-anjing dan tukang-tukang sihir, orang-orang sundal, orang-orang pembunuh, penyembah-penyembah berhala dan setiap orang yang mencintai dusta dan yang melakukannya, tinggal di luar.”—Wahyu 1:1; 22:15.

      6 Karena ini begitu penting, kita seharusnya diberi tahu asal-usul dari konsep Tritunggal ini dan mengapa konsep itu timbul. Siapa sebenarnya yang berperan di belakangnya? Apa yang dikatakan oleh ilmu pengetahuan Alkitab modern mengenai hal itu? Tetapi sebelum membahas hal-hal ini, marilah kita menyelidiki lebih lanjut apa yang dikatakan oleh Firman terilham dari Allah.—2 Timotius 3:16, 17.

      Bukan ’Allah Anak’ tetapi ”Anak Allah”

      7. Penyelidikan Alkitab yang jujur akan mengungkapkan apa tentang diri Yesus?

      7 Yesus tidak pernah mengaku bahwa dialah Allah yang mahakuasa itu sendiri. Setiap orang yang membaca Alkitab dengan jujur tanpa dipengaruhi gagasan-gagasan yang sudah terbentuk sebelumnya mengenai Tritunggal, akan meneguhkan hal itu. Misalnya, di Yohanes 3:16, Yesus berkata: ”Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yang tunggal.” Hanya dua ayat sesudahnya, Yesus sekali lagi berkata bahwa ia adalah ”Anak Tunggal Allah.” (Yohanes 3:18) Ketika orang-orang Yahudi menuduh Yesus menghujat, ia menjawab: ”Masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutusNya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?” (Yohanes 10:36) Yesus tidak mengatakan bahwa ia ’Allah Anak’ tetapi bahwa ia adalah ”Anak Allah.”

      8. Kesaksian apa yang diberikan seorang kepala pasukan dan orang-orang yang beserta dengan dia?

      8 Ketika Yesus mati, bahkan prajurit-prajurit Roma yang berdiri di dekatnya tahu bahwa Yesus bukanlah Allah: ”Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: ’Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah.’” (Matius 27:54) Mereka tidak mengatakan, ’ini adalah Allah’ atau ’ini adalah Allah Anak,’ karena Yesus dan murid-muridnya mengajarkan bahwa Yesus adalah Anak Allah, bukan Allah Yang Mahakuasa dalam bentuk manusia.

      9, 10. Kesaksian yang kuat apa diberikan dalam kitab Injil mengenai hubungan antara Allah dan Yesus?

      9 Allah sendiri bersaksi bahwa Yesus adalah PutraNya yang Ia kasihi, seperti yang dicatat oleh Matius, penulis Alkitab, pada waktu Yesus dibaptis. (Matius 3:17) Penulis-penulis Alkitab lainnya mencatat hal yang sama. Markus menulis: ”Terdengarlah suara dari sorga: ’Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.’” (Markus 1:11) Lukas berkata: ”Terdengarlah suara dari langit: ’Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepadaMulah Aku berkenan.’” (Lukas 3:22) Dan Yohanes Pembaptis, yang membaptis Yesus, bersaksi: ”Aku telah melihatNya dan memberi kesaksian: Ia [Yesus] inilah Anak Allah.” (Yohanes 1:34) Jadi Allah sendiri, keempat penulis Injil, dan Yohanes Pembaptis dengan jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dan beberapa waktu kemudian, ketika Yesus mengalami perubahan rupa (transfigurasi), hal yang serupa terjadi: ”Terdengarlah suara [Allah] dari dalam awan itu, yang berkata: ’Inilah AnakKu yang Kupilih, dengarkanlah Dia.’”—Lukas 9:35.

      10 Dalam berbagai catatan ini, apakah Allah mengatakan bahwa Ia adalah anakNya sendiri, bahwa Ia mengutus DiriNya, dan bahwa Ia berkenan kepada DiriNya? Tidak, Allah Bapa, sang Pencipta, mengatakan bahwa Ia telah mengutus PutraNya Yesus, pribadi yang terpisah, untuk melakukan pekerjaan Allah. Maka, di seluruh Alkitab Yunani ungkapan ”Anak Allah” digunakan untuk menunjuk kepada Yesus. Tetapi tidak satu kali pun kita baca ungkapan ’Allah Anak,’ karena Yesus bukan Allah yang mahakuasa. Ia adalah Anak Allah. Mereka adalah dua pribadi yang berbeda, dan ”misteri” teologi apapun tidak dapat mengubah kebenaran tersebut.

      Bapa Lebih Tinggi daripada Anak

      11. Bagaimana Yesus memperlihatkan bahwa Allah lebih tinggi daripada dia?

      11 Yesus tahu bahwa ia tidak setara dengan Bapanya tetapi dalam segi apapun, kedudukannya lebih rendah. Ia tahu bahwa ia adalah Anak yang dikasihi yang sangat mengasihi Bapanya. Itu sebabnya, Yesus berulang kali, membuat pernyataan seperti berikut: ”Sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya.” (Yohanes 5:19) ”Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendakKu, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 6:38) ”AjaranKu tidak berasal dari diriKu sendiri, tetapi dari Dia yang telah mengutus Aku.” (Yohanes 7:16) ”Aku kenal Dia [Allah], sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” (Yohanes 7:29) Pribadi yang mengutus tentu lebih tinggi. Pribadi yang diutus lebih rendah, menjadi hamba. Allah yang mengutus. Yesus adalah pribadi yang diutus. Mereka tidak sama. Seperti yang disampaikan oleh Yesus: ”Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya, ataupun seorang utusan dari pada dia yang mengutusnya.”—Yohanes 13:16.

      12. Ilustrasi apa memperlihatkan bahwa kedudukan Yesus lebih rendah daripada Bapanya?

      12 Hal ini juga dibuat jelas dalam sebuah ilustrasi yang Yesus berikan. Ia mengumpamakan Bapanya, Allah Yehuwa, dengan seorang pemilik kebun anggur yang mengadakan perjalanan ke luar negeri dan menyewakan kebun anggurnya kepada para penggarap—yang jelas menggambarkan para pemimpin agama Yahudi. Pada waktunya, pemilik kebun menyuruh seorang hamba untuk mendapatkan sebagian dari hasil kebun anggur, tetapi para penggarap memukul hamba itu dan menyuruhnya pulang. Kemudian si pemilik mengirim hamba yang kedua, dan hal yang sama terjadi. Ia mengirim hamba yang ketiga, yang mendapat perlakuan sama. Akhirnya si pemilik [Allah] berkata: ”Aku akan menyuruh anakku [Yesus] yang kekasih; tentu ia mereka segani.” Tetapi para penggarap yang jahat itu berkata: ”Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisan ini menjadi milik kita. Lalu mereka melemparkan dia ke luar kebun anggur itu dan membunuhnya.” (Lukas 20:9-16) Sekali lagi, hal ini menjelaskan bahwa Yesus tunduk kepada Bapa, diutus oleh Bapa untuk melakukan kehendak sang Bapa.

      13. Pernyataan-pernyataan Alkitab yang jelas mana memperlihatkan bahwa Allah lebih tinggi daripada Yesus?

      13 Yesus sendiri berkata: ”Bapa lebih besar dari pada Aku.” (Yohanes 14:28) Kita seharusnya percaya kepada Yesus, karena ia pasti tahu kebenaran mengenai hubungan dia dengan Bapanya. Rasul Paulus juga tahu bahwa Allah lebih tinggi daripada Yesus, dan ia berkata: ”Ia sendiri [Yesus] sebagai Anak akan menaklukkan diriNya di bawah Dia [Allah].” (1 Korintus 15:28) Hal ini dapat dilihat lebih jauh dalam pernyataan Paulus di 1 Korintus 11:3: ”Kepala dari Kristus ialah Allah.” Yesus mengakui bahwa ia mempunyai Allah yang lebih tinggi ketika ia berkata kepada murid-muridnya: ”Aku akan pergi kepada BapaKu dan Bapamu, kepada AllahKu dan Allahmu.”—Yohanes 20:17.

      14. Ayat-ayat lain mana memperlihatkan bahwa Yesus bukan Allah Yang Mahakuasa?

      14 Yesus menyebut mengenai keunggulan Allah ketika ibu dari dua muridnya meminta agar seorang anaknya duduk di sebelah kanan dan seorang lagi di sebelah kiri Yesus pada waktu ia memasuki Kerajaannya. Ia menjawab: ”Hal duduk di sebelah kananKu atau di sebelah kiriKu, Aku tidak berhak memberikannya.” (Matius 20:23) Seandainya Yesus adalah Allah yang mahakuasa, pasti hal itu menjadi haknya. Tetapi ternyata tidak. Itu adalah hak Bapanya. Demikian pula, ketika menyatakan nubuatnya mengenai akhir sistem ini, Yesus mengatakan: ”Tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja.” (Markus 13:32) Seandainya Yesus Allah Yang Mahakuasa, ia tahu hari dan jamnya. Tetapi ia tidak tahu karena ia bukan Allah Yang Mahatahu. Ia adalah Anak Allah dan tidak mengetahui semua hal yang diketahui Bapanya.

      15. Menjelang kematian Yesus, bagaimana ia memperlihatkan ketundukan kepada Allah?

      15 Menjelang kematian Yesus, ia memperlihatkan ketundukan kepada Bapanya dalam doa: ”Ya BapaKu, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari padaKu; tetapi bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.” (Lukas 22:42) Kepada siapakah Yesus berdoa? Kepada dirinya sendiri? Tidak, ia sedang berdoa kepada Bapanya di surga. Ini jelas diperlihatkan melalui kata-katanya: ”Bukanlah kehendakKu, melainkan kehendakMulah yang terjadi.” Kemudian, ketika ia akan mati, Yesus berseru: ”Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” (Markus 15:34) Kepada siapakah Yesus berseru? Kepada dirinya sendiri? Tidak, ia berseru kepada Bapanya yang berada di surga.

      16. Bagaimana kematian dan kebangkitan Yesus memperlihatkan bahwa ia tidak mungkin adalah Allah yang mahatinggi itu sendiri?

      16 Setelah Yesus mati, ia berada dalam kuburan untuk kira-kira tiga hari. Siapa yang membangkitkan dia? Karena ia sudah mati, ia tidak dapat membangkitkan dirinya sendiri. Dan seandainya ia tidak betul-betul mati, ia tentu tidak dapat membayar tebusan untuk dosa Adam. Tetapi ia memang mati, dan tidak ada, selama kira-kira tiga hari. Rasul Petrus memberitahu kita siapa yang membangkitkan Yesus: ”Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut.” (Kisah 2:24) Pribadi yang lebih tinggi, Allah Yang Mahakuasa, membangkitkan pribadi yang lebih rendah, putra yang Ia kasihi, Yesus, dari kematian. Sebagai ilustrasi: Ketika Yesus membangkitkan Lazarus dari kematian, siapa lebih tinggi? Yesus lebih tinggi, karena ia dapat menghidupkan Lazarus dari kematian. (Yohanes 11:41-44) Sama halnya ketika Allah membangkitkan Yesus. Allah lebih tinggi, karena Ia dapat menghidupkan Yesus dari kematian.

      17. Bukti-bukti lain apa yang ada bahwa Yesus bukanlah Allah?

      17 Yesus tidak mungkin adalah Allah sendiri, karena Yesus diciptakan oleh Allah. Perhatikan Wahyu pasal 3, ayat 14: ”Inilah firman dari Amin, Saksi yang setia dan benar [Yesus], permulaan dari ciptaan Allah.” Dengan cara yang sama Kolose 1:15, 16 mengatakan mengenai Yesus: ”Ia adalah gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung, lebih utama dari segala yang diciptakan, karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang di sorga dan yang ada di bumi . . . segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” Jadi di surga Allah yang mahakuasa langsung menciptakan AnakNya dan kemudian ’di dalam Dia,’ atau ”oleh Dia,” menciptakan perkara-perkara lain, sama seperti seorang pekerja ahli menyuruh karyawan yang cakap melaksanakan pekerjaan baginya. Perkara-perkara yang diciptakan ’di dalam Dia’ tidak termasuk Yesus sendiri, karena Allah sudah menciptakan dia. Itu sebabnya ia disebut ”yang sulung,” ”yang tunggal.” Jika seorang anak adalah anak sulung, anak tunggal, sama sekali tidak berarti bahwa anak itu sama dengan bapanya. Artinya selalu bahwa ada dua pribadi yang terlibat, bapa dan anak.

      Roh Suci​—Suatu Pribadi atau Tenaga Aktif?

      18. Apa yang diajarkan Alkitab mengenai roh suci?

      18 Bagaimana mengenai yang dianggap pribadi ketiga dari Tritunggal, roh suci, yang dikatakan setara dengan Bapa dan Anak dalam kuasa, wujud, dan kekekalan? Di dalam Alkitab roh suci sama sekali tidak pernah disebutkan bersama dengan Allah dan Kristus seolah-olah setara dengan mereka. Misalnya, ketika Yesus dibaptis, Markus 1:10 memperlihatkan bahwa roh suci turun ke atas Yesus ”seperti burung merpati,” tidak dalam bentuk manusia. Roh suci bukan suatu pribadi yang turun ke atas Yesus tetapi adalah tenaga aktif Allah. Kuasa dari Allah itu memungkinkan Yesus untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati. Seperti dikatakan Lukas 5:17: ”Kuasa Tuhan [Allah] menyertai Dia [Yesus], sehingga Ia dapat menyembuhkan.” Belakangan, pada hari Pentakosta, rasul-rasul juga diberi kuasa dari Allah untuk menyembuhkan orang sakit dan membangkitkan orang mati. Apakah hal tersebut membuat mereka menjadi bagian dari suatu ”ketuhanan”? Tidak, mereka hanya diberi kuasa dari Allah, melalui Kristus, untuk melaksanakan apa yang biasanya tidak dapat dilakukan oleh manusia.

      19. Mengapa roh suci tidak mungkin pribadi ketiga dari suatu Tritunggal?

      19 Tenaga aktif yang sama disebut di Efesus 5:18, ketika Paulus menasihati: ”Hendaklah kamu penuh dengan Roh.” Demikian juga Kisah 7:55 mengatakan bahwa Stefanus ”penuh dengan Roh Kudus.” Dan pada hari Pentakosta, semua pengikut Yesus ’penuh dengan Roh Kudus.’ (Kisah 2:4) Apakah seorang manusia dapat dipenuhi dengan seorang lain? Tidak, tetapi ia dapat dipenuhi dengan kuasa yang berasal dari Allah. Roh suci itu adalah tenaga yang sama yang Allah gunakan untuk menciptakan semesta alam. Seperti dikatakan di Kejadian 1:2: ”Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.”

      20. Penglihatan apa yang disaksikan Stefanus yang menunjukkan lebih jauh bahwa ajaran Tritunggal tidak benar?

      20 Setelah Yesus dibangkitkan, Stefanus mendapat penglihatan tentang surga dan ”melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah.” (Kisah 7:55) Jadi, dua pribadi yang terpisah terlihat di surga: (1) Allah dan (2) Yesus Kristus yang sudah dibangkitkan. Tidak disebut adanya roh suci dalam penglihatan itu karena ia bukan pribadi ketiga dari suatu Tritunggal. Roh suci, sebagai tenaga aktif Allah, akan keluar dari Allah tetapi bukan sebagai pribadi yang terpisah. Itu sebabnya Stefanus hanya melihat dua pribadi, bukan tiga.

      21, 22. (a) Pengakuan apa yang dibuat sebuah ensiklopedia mengenai roh suci? (b) Artikel berikut akan membahas pokok-pokok apa?

      21 Mengenai roh suci, New Catholic Encyclopedia mengakui: ”P[erjanjian] L[ama] dengan jelas tidak menggambarkan roh Allah sebagai suatu pribadi, juga tidak dalam arti filsafat yang kaku, maupun tidak dalam arti [kelompok bahasa] Semitik. Roh Allah hanyalah kuasa dari Allah. Jika kadang-kadang ia digambarkan terpisah dari Allah, itu disebabkan karena nafas Yahweh bertindak di luar diriNya.” Juga disebutkan: ”Kebanyakan ayat dari P[erjanjian] L[ama] menunjukkan roh Allah sebagai sesuatu, bukan seseorang; hal ini khususnya terlihat dalam arti sejajar antara roh dan kuasa dari Allah.”

      22 Mengingat semua fakta ini, Tritunggal, doktrin ”asasi” dari Susunan Kristen tidak mungkin benar. Firman Allah sendiri menyangkal pengakuan itu. Dengan jelas diperlihatkan bahwa Allah Yehuwa adalah Bapa yang pengasih dan bahwa Yesus Kristus adalah Putra yang dikasihiNya, Putra yang memiliki kasih begitu besar terhadap BapaNya sehingga ia rela taat sampai mati. Namun, ada orang yang berkeras bahwa ada ayat-ayat yang tampaknya mendukung Tritunggal, maka dalam artikel berikut, kita akan memeriksa beberapa di antaranya. Juga, kita akan membahas mengapa doktrin ini telah menjadi bagian yang begitu penting dari Susunan Kristen dan dari mana asal mulanya.

      Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

      ◻ Apa yang diajarkan Alkitab mengenai Allah dan mengenai Yesus?

      ◻ Bagaimana Alkitab memperlihatkan hubungan Bapa dan Anak?

      ◻ Ayat-ayat mana memperlihatkan bahwa Allah lebih tinggi daripada Yesus?

      ◻ Mengapa roh suci tidak mungkin bagian dari suatu Tritunggal?

      [Gambar di hlm. 10]

      Yesus mengatakan: ”Bapa lebih besar dari pada Aku”

  • Pengetahuan yang Saksama mengenai Allah dan Putra-Nya Membimbing kepada Kehidupan
    Menara Pengawal—1988 (Seri 49) | Menara Pengawal—1988 (Seri 49)
    • Pengetahuan yang Saksama mengenai Allah dan Putra-Nya Membimbing kepada Kehidupan

      ”Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenai Yesus Kristus yang telah Engkau utus.”—YOHANES 17:3.

      1. Mengapa pengetahuan yang saksama mengenai Allah dan Yesus Kristus begitu penting?

      PENGETAHUAN yang saksama mengenai Allah dan PutraNya, Yesus Kristus, penting bagi orang-orang yang mendambakan kehidupan kekal. ”[Allah] menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan [yang saksama, NW] akan kebenaran.” (1 Timotius 2:4) Pengetahuan demikian dari Firman Allah yang terilham, Alkitab, akan memperlengkapi kita untuk mengenal siapa Allah dan apa kewajiban kita terhadapNya. (2 Timotius 3:16, 17; 1 Yohanes 2:17) Hal ini juga akan memungkinkan kita untuk menyatakan dengan tepat siapa Yesus Kristus itu dan hubungan kita dengan dia.—Mazmur 2:12; Filipi 2:5-11.

      2. Apa yang mungkin terjadi karena tidak ada pengetahuan yang saksama?

      2 Tanpa pengetahuan yang saksama, kita dapat terjerat oleh ajaran-ajaran sesat yang diperkembangkan oleh musuh Allah, Setan si Iblis, yang adalah ”pendusta dan bapa segala dusta.” (Yohanes 8:44) Karena itu, jika suatu doktrin bertentangan dengan Firman Allah, jika itu suatu dusta, maka mempercayai dan mengajarkannya berarti mencela Yehuwa dan membuat kita menentang Dia. Jadi kita perlu memeriksa Alkitab dengan teliti agar dapat membedakan kebenaran dari kepalsuan. (Kisah 17:11) Kita tidak ingin seperti mereka yang ”selalu ingin diajar, namun tidak pernah dapat mengenal kebenaran.”—2 Timotius 3:1, 7.

      3. Apa ajaran yang jelas dari Alkitab mengenai Allah, Yesus Kristus, dan roh suci?

      3 Seperti telah kita lihat dalam artikel sebelumnya, doktrin Tritunggal bukanlah ajaran Alkitab. Dalam firman Allah sendiri, Ia dengan jelas memberitahu kita bahwa Ia adalah Pencipta semua perkara dan bahwa ciptaanNya yang pertama di surga adalah PutraNya. (Wahyu 4:11; Kolose 1:15, 16) Allah mengutus PutraNya ke bumi sebagai manusia untuk menyediakan korban tebusan, yang menjadi dasar untuk pengampunan bagi dosa umat manusia, dan untuk memberi penerangan lebih lanjut mengenai Allah dan maksud-tujuanNya kepada orang-orang yang tulus. (Matius 20:28; Yohanes 6:38) Namun, ajaran yang sederhana dan jelas, bahwa Allah dan Kristus adalah dua pribadi yang berbeda, dan bahwa roh suci bukan suatu pribadi melainkan tenaga aktif Allah, telah diputarbalikkan selama berabad-abad. Sebagai gantinya, ajaran Tritunggal telah menjadi doktrin asasi dari Susunan Kristen.

      ”Aku dan Bapa Adalah Satu”

      4. Mengapa pernyataan yang dibuat oleh gereja-gereja mengenai Yohanes 10:30 tidak benar?

      4 Gereja-gereja sering mengutip Yohanes 10:30 untuk mencoba mendukung Tritunggal, meskipun ayat tersebut sama sekali tidak menyebutkan mengenai pribadi yang ketiga. Dalam ayat itu Yesus berkata: ”Aku dan Bapa adalah satu.” Tetapi apakah Yesus memaksudkan bahwa ia adalah Allah Yang Mahatinggi itu sendiri, hanya dalam wujud yang berbeda? Tidak, tidak mungkin karena Yesus selalu berkata bahwa ia adalah Putra Allah, lebih rendah daripada Dia dan tunduk kepada Dia. Maka, apa yang Yesus maksudkan di Yohanes 10:30?

      5, 6. (a) Apa yang dimaksudkan Yesus bahwa ia dan Bapanya adalah satu? (b) Bagaimana hal ini digambarkan sehubungan dengan murid-murid Yesus?

      5 Yesus maksudkan bahwa ia satu dalam pikiran dan maksud-tujuan dengan Bapanya. Hal ini jelas dari Yohanes 17:21, 22, ketika Yesus berdoa kepada Allah agar murid-muridnya ”semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita . . . supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu.” Apakah Yesus berdoa agar semua muridnya akan menjadi satu pribadi? Tidak, ia sedang berdoa agar mereka bersatu, mempunyai pikiran dan maksud-tujuan yang sama, seperti Yesus dan Allah.

      6 Gagasan yang sama dinyatakan di 1 Korintus 1:10, ketika Paulus menyatakan agar orang-orang Kristen ’seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara mereka, tetapi sebaliknya agar mereka erat bersatu dan sehati sepikir.’ Jadi ketika Yesus berkata bahwa dia dan Bapanya satu, ia tidak bermaksud bahwa Mereka adalah pribadi yang sama. Demikian pula, ketika ia berkata agar murid-muridnya harus menjadi satu ia tidak maksudkan bahwa mereka adalah pribadi yang sama.

      Siapa Gerangan ”Firman”?

      7. (a) Apa yang diakui Susunan Kristen mengenai Yohanes 1:1? (b) Apa yang tertulis di Yohanes 1:1 yang langsung memperlihatkan bahwa Tritunggal sama sekali tidak disinggung?

      7 Tetapi, bagaimana mengenai Yohanes 1:1, yang mengatakan: ”Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah”? Yohanes 1:14 memberitahu kita bahwa ”Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita.” Susunan Kristen mengatakan bahwa ”Firman” (bahasa Yunani, loʹgos) ini yang datang ke bumi sebagai Yesus Kristus adalah Allah Yang Mahatinggi itu sendiri. Namun, perhatikan bahwa di Yohanes 1:1 dikatakan ”Firman itu bersama-sama dengan Allah.” Seseorang yang berada bersama orang lain tidaklah sama dengan orang lain tersebut. Jadi ayat ini menyebutkan dua pribadi yang berbeda. Juga, pribadi ketiga dari suatu Tritunggal sama sekali tidak disebutkan.

      8. Bagaimana terjemahan-terjemahan lain dari Alkitab menerjemahkan bagian terakhir dari Yohanes 1:1?

      8 Kata-kata dalam bagian terakhir dari Yohanes 1:1 yang bunyinya ”Firman itu adalah Allah,” dinyatakan agak berbeda dalam terjemahan-terjemahan lain. Beberapa di antaranya menyatakan sebagai berikut:

      1808: ”dan firman itu suatu allah.” The New Testament, in an Improved Version, Upon the Basis of Archbishop Newcome’s New Translation: With a Corrected Text, London.

      1864: ”dan suatu allah adalah Firman itu.” The Emphatic Diaglott, oleh Benjamin Wilson, New York dan London.

      1935: ”dan Firman itu ilahi.” The Bible—An American Translation, oleh J. M. P. Smith dan E. J. Goodspeed, Chicago.

      1935: ”Logos itu ilahi.” A New Translation of the Bible, oleh James Moffatt, New York.

      1975: ”dan suatu allah (atau, semacam ilahi) adalah Firman itu.” Das Evangelium nach Johannes, oleh Siegfried Schulz, Göttingen, Jerman.

      1978: ”dan sejenis ilahi adalah Logos.” Das Evangelium nach Johannes, oleh Johannes Schneider, Berlin.

      1979: ”dan suatu allah itulah Logos.” Das Evangelium nach Johannes, oleh Jurgen Becker, Würzburg, Jerman.

      Juga, pada tahun 1950 New World Translation of the Christian Greek Scriptures, yang diterbitkan oleh Watchtower Bible and Tract Society of New York, Inc., menerjemahkan kalimat tersebut, ”dan Firman itu suatu allah.”

      9. Dalam naskah Yunani, apa yang terdapat di depan kata benda the·osʹ (allah) yang pertama di Yohanes 1:1, yang memperlihatkan bahwa yang dimaksud adalah Allah yang mahakuasa?

      9 Apakah terjemahan-terjemahan tersebut sesuai dengan bentuk tata bahasa dari Yohanes 1:1 dalam bahasa Yunani? Ya, memang. Dalam Yohanes 1:1 kata benda dalam bahasa Yunani the·osʹ (allah) muncul dua kali. Yang pertama memaksudkan Allah yang mahatinggi, dengan siapa Firman itu berada—”Firman itu [loʹgos] bersama-sama dengan Allah [suatu bentuk dari the·osʹ].” The·osʹ yang pertama ini didahului oleh bentuk kata sandang tertentu bahasa Yunani ho. Kata benda the·osʹ dengan kata sandang tertentu ho di depannya menunjukkan kepada suatu pribadi yang berbeda, dalam hal ini Allah yang mahatinggi—”Firman itu bersama-sama dengan Allah [bahasa Inggris: (the) God].”

      10. Mengenai the·osʹ yang kedua di Yohanes 1:1, apa yang ditunjukkan dengan dihilangkannya kata sandang ho?

      10 Tetapi dalam bagian kedua dari Yohanes 1:1, terjemahan-terjemahan seperti yang disebutkan dalam paragraf 8 menerjemahkan the·osʹ yang kedua (suatu kata benda predikat) sebagai ”ilahi” atau ”suatu allah” dan bukan ”Allah.” Mengapa? Karena the·osʹ yang kedua adalah kata benda predikat tunggal yang muncul di depan kata kerja dan tanpa kata sandang tertentu ho dalam bahasa Yunani. Dalam ayat ini, bentuk kalimat demikian menunjuk kepada ciri atau sifat dari subyeknya. Hal itu menonjolkan sifat dari Firman, bahwa ia adalah ”ilahi,” ”suatu allah,” tetapi bukan Allah yang mahakuasa. Ini selaras dengan banyak ayat yang memperlihatkan bahwa ”Firman” itu adalah jurubicara Allah, diutus ke bumi oleh Allah. Seperti dinyatakan Yohanes 1:18: ”Tidak seorangpun yang pernah melihat Allah; tetapi Anak Tunggal Allah [Anak yang diciptakan di surga oleh Allah yang mahakuasa], yang ada di pangkuan Bapa, Dialah yang [datang ke bumi sebagai manusia Yesus dan] menyatakannya [Allah yang mahakuasa].”

      11. Apa contoh Alkitab mengenai penyisipan kata sandang ”suatu” oleh penerjemah, yang tidak terdapat dalam bahasa Yunani, dan mengapa hal ini dilakukan?

      11 Dalam banyak ayat Alkitab lain para penerjemah dari bahasa Yunani ke dalam bahasa lain, menyisipkan kata sandang ”suatu” di depan kata benda predikat meskipun dalam naskah bahasa Yunani tidak ada kata sandang demikian. Sisipan kata sandang ini dalam terjemahan menunjukkan ciri atau sifat kata bendanya. Misalnya, di Markus 6:49, ketika murid-murid melihat Yesus berjalan di atas air, terjemahan King James mengatakan, ”mereka mengira itu adalah suatu roh” (bahasa Yunani, phanʹta·sma). New World Translation dengan lebih tepat menerjemahkan kalimat tersebut, ”Mereka mengira: ’Itu suatu hantu!’” Dengan cara yang sama, terjemahan yang benar dari Yohanes 1:1 memperlihatkan bahwa Firman itu bukan ”Allah,” tetapi ”suatu allah.”

      12. Penggunaan yang sama apa dari kata sandang tidak tentu ”suatu” terdapat di Yohanes 8:44?

      12 Dua contoh serupa terdapat di Yohanes pasal 8, ayat 44 (NW). Di ayat itu Yesus, ketika berbicara tentang Iblis, mengatakan: ”Ia adalah seorang pembunuh manusia sejak semula . . . ia adalah seorang pendusta dan bapa segala dusta.” Serupa dengan Yohanes 1:1, dalam bahasa Yunani asli kata benda predikat dalam kedua pernyataan ini (”pembunuh manusia,” ”pendusta”) mendahului kata kerja dan tidak memakai kata sandang tertentu. Dalam masing-masing keadaan, sifat atau ciri dari si Iblis sedang digambarkan dan dalam banyak terjemahan bahasa modern, perlu untuk menyisipkan kata sandang tidak tentu (”suatu,” bahasa Inggris: ”a”) untuk menyampaikan hal ini. Jadi, terjemahan King James menerjemahkan ungkapan ini, Ia seorang pembunuh . . . ia seorang pendusta dan bapa dari dusta.”—Lihat juga Markus 11:32; Yohanes 4:19; 6:70; 9:17; 10:1, 13, 21; 12:6.

      ”Tuhanku dan Allahku”

      13, 14. Mengapa Tomas dapat menyapa Yesus ”Allahku” tanpa memaksudkan bahwa Yesus adalah Yehuwa?

      13 Para penganut Tritunggal juga mengutip Yohanes 20:28 untuk mendukung pernyataan mereka. Di ayat itu Tomas mengatakan kepada Yesus: ”Ya Tuhanku dan Allahku!” Seperti ditunjukkan di atas, tidak ada keberatan bahwa Tomas menyapa Yesus sebagai suatu allah. Hal itu akan selaras dengan fakta bahwa Yesus, sebelum menjadi manusia, pasti suatu allah, yaitu, suatu pribadi ilahi yang berkuasa. Dan pasti demikian halnya sejak kematian dan kebangkitannya kepada kehidupan di surga. Yesus bahkan mengutip dari Mazmur untuk memperlihatkan bahwa orang yang berkuasa disebut sebagai ”allah.” (Mazmur 82:1-6; Yohanes 10:34, 35) Rasul Paulus menulis bahwa ada ”banyak ’allah’ dan banyak ’tuhan.’” (1 Korintus 8:5) Bahkan Setan disebut ”ilah zaman [”sistem,” NW] ini.”—2 Korintus 4:4.

      14 Kedudukan Kristus jauh lebih tinggi daripada manusia yang tidak sempurna, atau Setan. Jika makhluk-makhluk demikian dapat disebut sebagai ”allah,” pasti Yesus juga dapat, dan memang, disebut sebagai suatu allah. Karena kedudukannya yang unik sehubungan dengan Yehuwa, Yesus adalah ”allah yang anak tunggal” (Yohanes 1:18, NW), ”Allah yang Perkasa” (Yesaya 9:5), dan ”suatu allah” (Yohanes 1:1, NW). Jadi tidak ada salahnya Tomas menyapa Yesus dengan cara itu. Tomas memaksudkan bahwa Yesus adalah suatu allah bagi dia, suatu pribadi ilahi yang berkuasa. Tetapi ia tidak mengatakan bahwa Yesus adalah Yehuwa. Itu sebabnya mengapa Tomas mengatakan, Allah”ku” dan bukan Allah ”yang Mahakuasa” [bahasa Inggris: ”the” God].

      15. Bagaimana ayat 31 dari Yohanes pasal 20 dengan jelas memperkenalkan siapa Yesus?

      15 Hanya tiga ayat kemudian, di Yohanes 20:31, Alkitab menyatakan: ”Tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah.” Semua keraguan mengenai apa yang mungkin dimaksud oleh Tomas, disingkirkan dalam ayat ini. Penulis Alkitab Yohanes dengan jelas mengatakan bahwa Yesus adalah Anak Allah, bukan Allah yang mahakuasa itu sendiri.

      Tidak Setara dengan Allah

      16. Pengakuan apa yang dibuat orang Yahudi, dan bagaimana Yesus membantahnya?

      16 Ayat lain yang digunakan oleh gereja-gereja adalah Yohanes 5:18. Dikatakan bahwa orang Yahudi bermaksud membunuh Yesus karena ”Ia mengatakan bahwa Allah adalah BapaNya sendiri dan dengan demikian menyamakan diriNya dengan Allah.” Siapa yang mengatakan bahwa Yesus membuat dirinya sama dengan Allah? Bukan Yesus. Ia segera menjelaskan ini di ayat berikutnya (19) dengan mengatakan: ”Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya.” Jadi Yesus tidak mengaku bahwa dialah Allah yang mahakuasa atau bahwa ia setara dengan Dia. Ia menunjukkan kepada orang-orang Yahudi bahwa mereka keliru, bahwa ia bukan Allah, tetapi bahwa ia adalah Anak Allah, dan sebagai juru-bicara Allah, ia tidak dapat bertindak atas prakarsanya sendiri. Dapatkah kita membayangkan Allah yang mahakuasa dari semesta alam mengatakan bahwa Ia tidak dapat melakukan sesuatu atas prakarsaNya sendiri? Jadi orang Yahudi melancarkan tuduhan, dan Yesus membantah hal tersebut.

      17. (a) Apa kesaksian yang jelas dari Firman Allah sendiri yang terilham mengenai siapa Yehuwa, Yesus Kristus, dan roh suci? (b) Apa yang harus dilakukan dengan ayat manapun yang mungkin ditunjuk oleh para penganut Tritunggal dalam usaha untuk mencoba membenarkan kepercayaan mereka?

      17 Maka, dari kesaksian Allah dalam FirmanNya sendiri yang terilham, dari kesaksian Yesus, dan dari kesaksian murid-murid Yesus, bukti-bukti yang begitu berlimpah dengan jelas menunjukkan bahwa Allah yang mahakuasa dan Yesus Kristus adalah dua pribadi yang berbeda, Bapa dan Anak. Bukti tersebut juga dengan jelas menunjukkan bahwa roh suci bukan pribadi ketiga dari suatu Tritunggal tetapi adalah tenaga aktif Allah. Sia-sia untuk mengutip ayat-ayat terlepas dari ikatan kalimatnya atau mencoba memutarbalikkannya untuk mendukung ajaran Tritunggal. Ayat-ayat manapun harus selaras dengan selebihnya dari kesaksian Alkitab yang jelas.

      Mengapa Ajaran Tritunggal Berkembang?

      18. Dari mana asalnya doktrin Tritunggal?

      18 Dengan memeriksa halaman 15, ”Perkembangan Sejarah dari Doktrin Tritunggal,” saudara akan melihat bahwa ajaran Tritunggal berakar pada kekafiran. Itu bukan ajaran Alkitab, tetapi diambil alih oleh Susunan Kristen pada abad keempat. Akan tetapi, lama sebelumnya, ada allah-allah tritunggal di Babel purba, Mesir, dan tempat-tempat lain di jaman purba. Jadi, Susunan Kristen telah memasukkan konsep kafir ke dalam ajarannya. Hal ini diprakarsai oleh kaisar Roma Konstantin, yang tidak berminat pada kebenaran mengenai hal ini tetapi ingin mengokohkan kekaisarannya yang terdiri dari orang-orang kafir dan orang-orang Kristen yang murtad. Ajaran Tritunggal sama sekali bukan perkembangan dari ajaran Kristen, tetapi menjadi bukti bahwa Susunan Kristen telah murtad dari ajaran Kristus dan sebagai gantinya menerima ajaran kafir.

      19. Mengapa doktrin Tritunggal berkembang?

      19 Mengapa doktrin demikian berkembang? Pasti, kepentingan Allah tidak dimajukan dengan mengacaukan Dia, AnakNya, dan roh suciNya dan membuatnya suatu misteri. Dan juga tidak akan ada manfaatnya untuk membuat orang bingung. Sebaliknya, semakin bingung orang mengenai Allah dan maksud-tujuanNya, Setan si Iblis, musuh Allah, ’ilah dunia ini,’ yang berusaha ’membutakan pikiran orang yang tidak percaya’ akan semakin senang. (2 Korintus 4:4, NW) Karena doktrin demikian menyebabkan seolah-olah para ahli teologia saja yang dapat memahami ajaran-ajaran Alkitab, hal itu juga memenuhi keinginan para pemimpin agama-agama Susunan Kristen. Ini membantu mereka untuk terus menguasai kaum awam.

      20. (a) Apa kebenaran sederhana mengenai ajaran Tritunggal? (b) Memperoleh pengetahuan saksama mengenai kebenaran yang memerdekakan berarti apa bagi kita?

      20 Padahal, kebenaran mengenai hal ini begitu sederhana sehingga seorang anak saja dapat memahaminya. Seorang anak kecil mengetahui bahwa ia tidak sama dengan bapanya tetapi bahwa mereka dua orang yang berbeda. Demikian pula, apabila Alkitab mengatakan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah, itulah yang dimaksudkan. Itu adalah kebenaran yang sederhana, sedangkan doktrin Tritunggal tidak. Doktrin tersebut suatu dusta. Karena itu asal-usulnya pasti dari ”yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia.” (Wahyu 12:9) Tetapi kebenaran yang sederhana dan menyegarkan mengenai Allah, AnakNya Yesus Kristus, dan roh suci Allah yang penuh kuasa, membebaskan manusia dari perbudakan kepada ajaran-ajaran palsu yang berakar pada kekafiran dan dicetuskan oleh Setan. Seperti yang Yesus katakan kepada para pencari kebenaran yang tulus: ”Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu.” (Yohanes 8:32) Memperoleh pengetahuan saksama tentang kebenaran yang memerdekakan, dan juga bertindak selaras dengannya, ”[berarti, NW] hidup yang kekal.”—Yohanes 17:3.

      Bagaimana Saudara Akan Menjawab?

      ◻ Mengapa pengetahuan saksama mengenai Allah dan PutraNya begitu penting?

      ◻ Apa yang Yesus maksudkan ketika ia berkata, ”Aku dan Bapa adalah satu”?

      ◻ Bagaimana Yohanes 1:1 membedakan antara Firman dan Allah?

      ◻ Mengapa Tomas dengan sepatutnya dapat menyapa Yesus ”Allahku”?

      ◻ Bagaimana asal-usul doktrin Tritunggal, dan siapa pencetusnya?

      [Kotak di hlm. 15]

      Perkembangan Sejarah dari Doktrin Tritunggal

      The New Encyclopædia Britannica, 1985, Micropædia, Jilid 11, halaman 928, menyatakan di bawah pokok Tritunggal: ”Kata Tritunggal maupun doktrin yang jelas [mengenai hal itu] tidak ada dalam Perjanjian Baru. Yesus dan pengikut-pengikutnya juga tidak pernah bermaksud menentang Shema [dasar kepercayaan orang Yahudi] dalam Perjanjian Lama: ’Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!’ (Ul. 6:4)” Ensiklopedia ini juga menyatakan: ”Doktrin ini berkembang secara bertahap selama beberapa abad dan melalui banyak perdebatan. . . . Konsili di Nicea pada tahun 325 menyatakan perumusan yang menentukan bagi doktrin tersebut dalam pengakuannya bahwa Anak adalah ’dari zat yang sama . . . seperti Bapa,’ meskipun sedikit sekali yang dibicarakan mengenai Roh Suci. . . . Menjelang akhir abad ke-4 . . . doktrin Tritunggal pada dasarnya mengambil bentuk yang sampai sekarang dipertahankan.”

      New Catholic Encyclopedia, 1967, Jilid 14, halaman 299, mengakui: ”Perumusan ’satu Allah dalam tiga Pribadi’ tidak ditetapkan dengan tegas, dan pasti tidak dilebur sepenuhnya dalam kehidupan Kristen dan pengakuan imannya, sebelum akhir abad ke-4. . . . Di antara Bapa-Bapa Rasuli, tidak ada bahkan sedikit pun yang mendekati sikap atau pandangan seperti itu.”

      Jadi, doktrin Tritunggal tidak berdasarkan Alkitab, tetapi dengan resmi diterima pada Konsili Nicea tahun 325 M. Doktrin tersebut memasukkan gagasan kafir yang mempunyai asal-usul lama berselang di Babel dan Mesir jaman purba dan digunakan di negeri-negeri lain juga. Sejarawan Will Durant menyatakan dalam The Story of Civilization: Part III, halaman 595: ”Kekristenan tidak membuang kekafiran; melainkan menerimanya. . . . Dari Mesirlah gagasan mengenai suatu tritunggal ilahi muncul.”

      Dalam An Encyclopedia of Religion, yang diedit oleh Vergilius Ferm, 1964, di halaman 793 dan 794, di bawah kata ”tiga serangkai,” didaftar allah-allah tritunggal dari agama-agama Babel, Budha, Hindu, Norse [dewa orang Norwegia], Tao, dan agama-agama lain, termasuk dari Susunan Kristen. Misalnya, dikatakan bahwa di India, ”Tiga Serangkai yang agung terdiri dari Brahma, sang Pencipta, Wisnu, sang Pemelihara dan Syiwa, sang Pemusnah. Ini menggambarkan lingkaran kehidupan, sama seperti tiga serangkai Babel yaitu Anu, Enlil dan Ea menggambarkan unsur-unsur kehidupan, udara, air, tanah.”

      Di British Museum London terdapat peninggalan hasil karya manusia yang memperlihatkan allah-allah tritunggal kuno, seperti Isis, Harpokratēs, and Neptis dari Mesir. Sebuah publikasi dari Departemen Barang-Barang Antik Abad Pertengahan dan Jaman Kuno yang diterbitkan oleh museum tersebut menyatakan hal berikut yang terukir pada perhiasan kuno: ”[Bagian] depan, dewa-dewa Mesir Horus-Baït (berkepala burung elang), Buto-Akori (ular), dan Hator (berkepala katak). [Bagian] belakang, sajak Yunani ’Satu Bait, satu Hathor, satu Akori; kekuasaan mereka adalah satu. Terpujilah, bapa dunia, terpujilah, dewa berbentuk-tiga!’ Jadi dewa-dewa tersebut dinyatakan sebagai tiga perwujudan dari satu kuasa, kemungkinan dewa matahari.”

      Sejarah meneguhkan bahwa ajaran Tritunggal dipinjam dari kekafiran dan sudah ada berabad-abad sebelum Yesus datang ke bumi. Lama setelah kematiannya, hal itu dikembangkan oleh mereka yang dipengaruhi oleh filsafat kafir dan yang telah murtad dari ibadat sejati dari Allah yang diajarkan oleh Yesus dan para rasul.

      [Gambar di hlm. 13]

      Yesus berdoa bagi murid-muridnya agar mereka menjadi satu dalam pikiran dan maksud-tujuan seperti dia dan Bapanya satu adanya

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan