PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w89 15/11 hlm. 32
  • Abner

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Abner
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1989
w89 15/11 hlm. 32

Abner

ABNER [Bapa adalah Lampu]. Putra dari Ner, dari suku Benyamin. Satu Samuel 14:50, 51 jelas menyebut Abner sebagai ”paman Saul”, walaupun ungkapan ini dalam bahasa Ibrani dapat diterapkan kepada Abner atau Ner, ayahnya. Josephus menyebut Abner sebagai saudara sepupu dari Saul, dan ayah mereka, Ner dan Kisy, sebagai saudara kandung. (Jewish Antiquities, VI, 129, 130 [vi, 6]) Namun, sejarah terilham di 1 Tawarikh 8:33 dan 9:39 tampaknya sangat condong menyebut Kisy sebagai anak dari Ner, jadi saudara laki-laki dari Abner. Ini berarti Abner adalah paman dari Saul.—Lihat juga tabel di bawah ABIEL No. 1 dalam Insight on the Scriptures, Jilid 1.

Abner menjadi panglima tentara Saul, dan pasukan perangnya kadang-kadang besar sekali, sampai lebih dari 200.000 orang. (1 Sam 15:4) Dalam peristiwa-peristiwa penting ia duduk di sebelah raja di meja makan. (1 Sam 20:25) Walaupun Abner memang pria yang kuat dan berani, ia dicela oleh Daud, yang pada waktu itu menjadi buronan di Padang Gurun Zif, karena ia tidak menjaga baik-baik Saul sebagai tuannya dan ”yang diurapi [Yehuwa]”.—1 Sam 26:14-16.

Setelah Saul mati dalam kekalahan besar melawan orang Filistin, Abner melarikan diri menyeberangi Sungai Yordan ke Mahanaim di Gilead, sambil membawa putra Saul Isyboset bersamanya. Walaupun Daud telah dinyatakan sebagai raja di Hebron oleh suku Yehuda, Abner mengangkat Isyboset sebagai raja tandingan di Mahanaim. Jelas Abnerlah yang berkuasa di balik takhta dan lambat laun mendapat dukungan bagi Isyboset dari semua suku kecuali Yehuda.—2 Sam 2:8-10.

Akhirnya, pasukan tentara dari kedua raja yang bermusuhan itu bertemu dalam adu kekuatan di telaga Gibeon di daerah Benyamin, kira-kira sepertiga jalan dari Hebron ke Mahanaim. Setelah kedua pasukan saling mengukur kekuatan, Abner mengusulkan perang tanding di antara satu lusin prajurit muda dari masing-masing pihak. Kedua belah pihak sama kuatnya, sehingga mereka saling membunuh, dan menimbulkan perang masal. Pasukan Abner kehilangan 18 orang untuk setiap prajurit Yoab dan mundur menuju padang belantara.—2 Sam 2:12-17, 30, 31.

Abner, yang dikejar oleh Asael, saudara Yoab yang cepat larinya, berulang kali mendesak dia untuk mengalihkan perhatian ke arah lain dan menghindari perkelahian yang mematikan dengannya. Sewaktu Asael terus menolak, Abner akhirnya menikamkan tombaknya ke arah belakang menembus perut Asael sehingga ia mati. (2 Sam 2:18-23) Atas permintaan Abner, Yoab akhirnya memerintahkan untuk berhenti mengejar pada waktu matahari terbenam, dan kedua pasukan mulai berbaris kembali menuju ibu kota masing-masing. Keuletan mereka dapat terlihat dari perjalanan tentara Abner sejauh 80 kilometer atau lebih, menuruni lembah Sungai Yordan, menyeberangi sungai, kemudian mendaki ke lembah Yordan menuju bukit-bukit Gilead, dalam perjalanan mereka menuju Mahanaim. Setelah mengubur Asael di Betlehem (mungkin keesokan harinya), orang-orang Yoab mengadakan perjalanan sepanjang malam sejauh lebih dari 22 kilometer melewati gunung-gunung menuju Hebron.—2 Sam 2:29-32.

Abner mendukung rezim Isyboset yang semakin lemah sambil menguatkan posisinya sendiri, mungkin karena menginginkan takhta itu, sebab bagaimanapun juga, ia adalah saudara dari ayah Saul. Sewaktu ditegur oleh Isyboset karena mengadakan hubungan dengan salah seorang selir Saul (yang hanya boleh dilakukan oleh ahli waris dari raja yang sudah meninggal), Abner dengan marah menyatakan diri berbalik memihak Daud. (2 Sam 3:6-11) Ia mengajukan tawaran kepada Daud, menegaskan posisinya sendiri sebagai penguasa yang sebenarnya dari seluruh suku Israel kecuali Yehuda. Setelah memenuhi permintaan Daud untuk mengembalikan Mikhal istrinya, Abner secara pribadi menemui para pemimpin ke-11 suku-suku yang memisahkan diri dari Yehuda untuk mendukung Daud, raja yang diurapi Yehuwa. (2 Sam 3:12-19) Setelah itu ia diterima dengan hangat oleh Daud di ibu kota Hebron, dan pada hari yang sama ia pergi membujuk semua suku untuk membuat perjanjian dengan Daud. Tetapi, Yoab, yang absen karena sedang dalam pertempuran, pulang dan, setelah menyingkapkan Abner sebagai seorang mata-mata yang berkomplot, secara pribadi memanggilnya kembali dan memperdayakan Abner sehingga berada dalam posisi untuk dibunuh.—2 Sam 3:20-27.

Dengan kematian Abner, harapan apapun untuk mendapat dukungan bagi Isyboset lenyap dan Isyboset segera dibunuh oleh orang-orang yang berkhianat. Dengan demikian pemerintahan dari garis keturunan Saul berakhir sama sekali.—2 Sam 4:1-3, 5-12.

Setelah banyak tahun berlalu, menjelang akhir hidupnya, Daud ingat akan kematian Abner (dan juga Amasa) dan memberikan Salomo kewajiban untuk melenyapkan hutang darah yang telah ditanggungkan Yoab atas keluarga Daud. (1 Raj 2:1, 5, 6) Tidak lama setelah itu, pembunuh Abner, yaitu Yoab, dibunuh atas perintah Salomo.—1 Raj 2:31-34.

Hanya ada satu anak Abner yang dicatat, Yaasiel, yang menjadi pemimpin dalam suku Benyamin selama pemerintahan Daud. (1 Taw 27:21) Satu Tawarikh 26:28 juga menyebut peranan Abner dalam menguduskan bait suci dengan jarahan yang diperoleh sewaktu ia menjadi kepala pasukan.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan