PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 15/1 hlm. 32
  • Abraham I

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Abraham I
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 15/1 hlm. 32

Abraham I

ABRAHAM [Bapa dari Kumpulan (Banyak Orang)].Nama yang diberikan oleh Yehuwa kepada Abram (yang berarti ”Bapa Itu Tinggi (Ditinggikan)”) pada waktu ia berumur 99 tahun, ketika Allah meneguhkan kembali janji-Nya bahwa keturunan Abraham akan menjadi banyak.—Kej 17:5.

Asal Mula Keluarga dan Sejarah Awal. Abraham adalah generasi kesepuluh dari Nuh melalui Sem dan dilahirkan 352 tahun setelah Banjir Besar, pada tahun 2018 S.M. Walaupun Abraham yang pertama disebutkan di antara tiga putra Terah, di Kejadian 11:26, ia bukan putra sulung. Alkitab memperlihatkan bahwa Terah berumur 70 tahun sewaktu putra pertamanya lahir, dan bahwa Abraham lahir 60 tahun kemudian ketika ayahnya Terah berusia 130 tahun. (Kej 11:32; 12:4) Sebenarnya Abraham disebutkan sebagai yang pertama di antara putra-putra ayahnya karena kesetiaannya yang menonjol dan kedudukannya yang terkemuka dalam Alkitab, suatu kebiasaan yang diikuti sehubungan dengan beberapa pria beriman yang menonjol lainnya seperti Sem dan Ishak.—Kej 5:32; 11:10; 1 Taw 1:28.

Abraham berasal dari kota Ur di Kasdim, sebuah kota metropolitan yang maju di negeri Sinear, sekarang dekat persimpangan antara Sungai Efrat dan Sungai Tigris. Letaknya kira-kira 240 km di sebelah Tenggara bekas kota Kerajaan Babel atau Babilon dari Nimrod dulu, yang begitu terkenal dengan Menara Babelnya yang terbengkalai.

Pada zaman Abraham, kota Ur penuh dengan berhala-berhala dari Babel dan penyembahan dewa pelindungnya, dewa bulan Sin. (Yos 24:2, 14, 15) Walaupun demikian Abraham terbukti seorang pria yang beriman kepada Allah Yehuwa, seperti juga nenek moyangnya Sem dan Nuh; dan itulah sebabnya, ia mendapat reputasi sebagai ”bapa semua orang percaya yang tak bersunat”. (Rm 4:11) Karena iman yang sejati didasarkan atas pengetahuan yang saksama, Abraham mungkin mendapat pengertian melalui pergaulan erat dengan Sem (mereka hidup bersamaan waktu selama 150 tahun). Abraham mengetahui dan menggunakan nama Yehuwa; ia pernah berkata, ”[Yehuwa], Allah Yang Mahatinggi, Pencipta langit dan bumi,” ”[Yehuwa], Allah yang empunya langit dan yang empunya bumi.”—Kej 14:22; 24:3.

Sewaktu Abraham masih tinggal di Ur, ”sebelum ia menetap di Haran”, Yehuwa memerintahkan dia untuk pindah ke negeri yang asing, meninggalkan teman-teman dan sanak keluarganya. (Kis 7:2-4; Kej 15:7; Neh 9:7) Di negeri itu, yang akan Allah tunjukkan kepada Abraham, Ia berfirman bahwa melalui dia akan muncul bangsa yang besar. Pada waktu itu, Abraham sudah menikah dengan adik tirinya Sara, tetapi mereka belum mempunyai anak dan keduanya sudah lanjut usia. Maka diperlukan iman yang besar untuk taat, dan ternyata ia memang taat.

Terah, yang sekarang berumur kira-kira 200 tahun dan masih sebagai kepala keluarga patriakhat, setuju menemani Abraham dan Sara dalam perjalanan jauh ini, dan untuk alasan inilah Terah sebagai ayah dipuji sebagai pemimpin kepindahan mereka ke Kanaan. (Kej 11:31) Tampaknya Lot, keponakan Abraham yang yatim dan diangkat anak oleh paman dan bibinya yang tidak mempunyai anak, ikut bersama mereka. Kafilah itu bergerak ke arah barat laut, menempuh kira-kira 960 km, sampai mereka tiba di Haran, yang merupakan persimpangan penting dari jalur perdagangan Timur Barat. Haran terletak pada pertemuan dua wadi (sungai kering di padang pasir) yang membentuk anak sungai yang mengalir sampai ke Sungai Balikh pada musim dingin, kira-kira 110 km ke atas, tempat Sungai Balikh bermuara di Sungai Efrat. Di sini Abraham tinggal sampai kematian ayahnya Terah.—Silakan lihat PETA dalam Insight, Jil. I, hlm. 330.

Tinggal di Kanaan. Sewaktu berusia 75 tahun, Abraham mulai membawa keluarganya pindah dari Haran menuju negeri Kanaan, tempat ia menghabiskan seratus tahun sisa hidupnya dalam kemah-kemah sebagai orang asing dan penduduk yang berpindah-pindah. (Kej 12:4) Baru setelah kematian ayahnya, Terah, Abraham meninggalkan Haran pada tahun 1943 S.M. dan menyeberangi Sungai Efrat, tepatnya pada tanggal 14 dari bulan yang kemudian dikenal sebagai Nisan. (Kej 11:32; Kel 12:40-43, Septuaginta Yunani) Pada waktu itu perjanjian antara Yehuwa dan Abraham mulai berlaku, dan saat itu mulailah periode 430 tahun sebagai penduduk sementara sampai perjanjian Taurat diadakan dengan bangsa Israel.—Kel 12:40-42; Gal 3:17.

Abraham bersama kawanan ternaknya jelas telah berjalan melewati Damsyik, terus menuju Sikhem (yang terletak 48 km sebelah Utara Yerusalem), dekat pohon-pohon besar More. (Kej 12:6) Di sini Yehuwa menampakkan diri lagi kepada Abraham, meneguhkan dan memperluas janji-janji-Nya dengan menyatakan, ”Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” (Kej 12:7) Abraham tidak hanya membangun sebuah mezbah untuk Yehuwa di sana tetapi, seraya ia pindah ke arah selatan melewati negeri itu, ia membangun mezbah-mezbah lain di sepanjang jalan; dan ia menyebut nama Yehuwa. (Kej 12:8, 9) Kemudian, bala kelaparan yang besar memaksa Abraham untuk sementara waktu pindah ke Mesir, dan demi melindungi kehidupannya, ia memperkenalkan Sara sebagai adiknya. Ini menyebabkan Firaun mengambil Sara yang cantik ke rumahnya untuk dijadikan istri, tetapi sebelum ia menodai Sara, Yehuwa membuat Firaun mengembalikan dia. Abraham kemudian kembali ke Kanaan dan berkemah antara kota Betel dan Ai dan sekali lagi menyebut ”nama [Yehuwa]”.—Kej 12:10–13:4.

Karena jumlah kawanan ternak mereka bertambah banyak, Abraham dan Lot harus berpisah. Lot memilih lembah Sungai Yordan bagian bawah, daerah yang limpah dengan air, ”seperti taman [Yehuwa]”, dan kemudian menetap dekat Sodom. (Kej 13:5-13) Abraham sendiri, setelah diberi tahu supaya mengelilingi seluruh negeri itu, akhirnya menetap di antara pohon-pohon besar dari Mamre di Hebron, 30 km sebelah Selatan Barat Daya Yerusalem.—Kej 13:14-18.

Sewaktu empat raja yang bersekutu di bawah pimpinan raja orang Elam, Kedorlaomer, berhasil menindas pemberontakan lima raja dari Kanaan, Sodom dan Gomora dirampok, dan Lot ditawan bersama semua hartanya. Ketika Abraham mengetahui hal ini, ia segera mengumpulkan 318 dari pelayan-pelayannya yang terlatih. Dengan teman-teman sekutunya Aner, Eskol, dan Mamre, ia mengerahkan pasukan untuk melakukan pengejaran yang menggebu mungkin sejauh 300 km ke sebelah utara sampai melewati kota Damsyik dan, dengan bantuan Yehuwa, mengalahkan tentara yang jauh lebih kuat. Lot kemudian diselamatkan, dan hartanya yang dirampok berhasil ia peroleh kembali. (Kej 14:1-16, 23, 24) Sekembali Abraham dari kemenangannya yang besar, Melkisedek, seorang ”imam Allah Yang Mahatinggi”, yang juga Raja dari Salem, menyongsong dan memberkatinya, dan Abraham, sebaliknya, ”memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya”.—Kej 14:17-20.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan