PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 15/3 hlm. 32
  • Absalom II

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Absalom II
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 15/3 hlm. 32

Absalom II

Upaya Pengkhianatan. Kasih sayang Absalom sebagai anak terhadap Daud ternyata sudah pudar setelah lima tahun berpisah dari ayahnya. Tiga tahun pergaulan dengan para bangsawan kafir mungkin telah mengembangkan pengaruh yang merusak dari ambisi. Absalom mungkin berpendapat bahwa dialah yang selayaknya duduk di atas tahta karena ia keturunan keluarga raja dari kedua belah pihak orang-tuanya. Karena Kileab (Daniel), kedua dalam garis kerajaan, tidak disebut-sebut setelah kelahirannya, bisa jadi ia telah meninggal, maka Absalom menjadi yang tertua dari putra-putra Daud yang masih hidup. (2 Sam 3:3; 1 Taw 3:1) Meskipun demikian, janji Allah kepada Daud mengenai ’keturunan’ di masa depan yang harus mewarisi tahta diberikan setelah kelahiran Absalom, maka seharusnya ia tahu bahwa ia bukan pilihan Yehuwa untuk menjadi raja. (2 Sam 7:12) Meskipun demikian, setelah statusnya sebagai anak raja dipulihkan, Absalom mulai melaksanakan kampanye politik dengan curang. Melalui rancangan licik ia pura-pura sangat prihatin terhadap kesejahteraan masyarakat dan berlaku sebagai pembela rakyat. Dengan hati-hati ia mencuri hati rakyat, khususnya mereka yang bukan suku Yehuda, seolah-olah pihak istana kurang berprihatin terhadap problem-problem mereka dan bahwa mereka sangat membutuhkan orang yang penyayang seperti Absalom.—2 Sam 15:1-6.

Ungkapan ”sesudah lewat empat puluh tahun” dalam 2 Samuel 15:7 tidak jelas penerapannya, dan dalam Septuagint Yunani (edisi Lagardian), Pesita Siria, dan Vulgate Latin ini diterjemahkan ”empat tahun”. Tetapi Absalom tidak mungkin akan menunggu enam tahun penuh untuk memenuhi nazar, jika ”empat tahun” dianggap terhitung dari waktu pengampunan penuh atasnya. (2 Sam 14:28) Karena masa kelaparan tiga tahun, perang dengan orang-orang Filistin, dan upaya Adonia untuk merebut singgasana semuanya terjadi pada masa pemerintahan Daud namun setelah kejadian-kejadian yang sekarang sedang dibahas, sangat jelas bahwa dari sudut sang penulis, ”empat puluh tahun” yang dimaksud harus sudah mulai jauh sebelum awal pemerintahan Daud yang lamanya 40 tahun, dan mungkin berarti 40 tahun sejak ia mula-mula diurapi oleh Samuel. Dengan demikian Absalom masih ’seorang muda’ pada waktu itu (2 Sam 18:5), karena ia dilahirkan antara tahun 1077 dan 1070 S.M.

Absalom, yang merasa puas telah mengumpulkan banyak pengikut di seluruh wilayah kerajaan, berdalih guna mendapat izin dari ayahnya untuk pergi ke Hebron, ibu kota Yehuda yang mula-mula. Dari sana ia dengan cepat mengorganisasi komplotan untuk merebut singgasana, termasuk jaringan mata-mata nasional untuk mengumumkan kekuasaannya sebagai raja. Setelah memohon berkat Allah atas pemerintahannya dengan mempersembahkan korban, ia mendapat dukungan dari penasihat yang paling dihormati ayahnya, Ahitofel. Sekarang banyak yang berpihak kepada Absalom.—2 Sam 15:7-12.

Menghadapi krisis besar dan menantikan serangan besar-besaran, Daud memutuskan untuk mengosongkan istana dan membawa serta seluruh anggota rumah tangganya, meskipun ia mendapat dukungan yang loyal dari sejumlah besar orang-orang yang setia, termasuk imam-imam utama, Abyatar dan Zadok. Keduanya ia kirim kembali ke Yerusalem untuk berlaku sebagai penghubung. Ketika mendaki Bukit Zaitun, dengan kaki tidak berkasut, kepala berselubung, dan menangis, Daud ditemui oleh Husai, ”sahabat” Daud, yang juga ia utus ke Yerusalem untuk menggagalkan nasihat Ahitofel. (2 Sam 15:13-37) Dikelilingi oleh orang-orang yang mencari keuntungan, yang satu mencari perkenan, yang lain dengan semangat partisan dan melampiaskan kebencian yang terpendam, Daud kelihatan sangat berbeda dengan Absalom dalam hal ketundukan yang ikhlas dan penolakan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Pada waktu menolak permohonan dari keponakannya Abisai untuk menyeberang dan ’memenggal kepala’ Simei yang suka menyumpah dan melempari dengan batu, Daud memberi alasan, ”Sedangkan anak kandungku ingin mencabut nyawaku, terlebih lagi sekarang orang Benyamin ini! Biarkanlah dia dan biarlah ia mengutuk, sebab [Yehuwa] yang telah berfirman kepadanya demikian. Mungkin [Yehuwa] akan memperhatikan kesengsaraanku ini dan [Yehuwa] membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.”—2 Sam 16:1-14.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan