PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/5 hlm. 32
  • Absalom III

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Absalom III
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Subjudul
  • Pertempuran yang Menentukan dan Kematian
  • Monumen Absalom
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/5 hlm. 32

Absalom III

Pada waktu menduduki Yerusalem dan istana, Absalom menerima Husai yang kelihatannya berpihak kepadanya setelah mula-mula mengeluarkan sindiran tajam kepada Husai sebagai ”sahabat” setia Daud. Kemudian, sebagaimana dinasihatkan Ahitofel, Absalom mengadakan hubungan dengan gundik-gundik ayahnya di depan umum sebagai bukti dari putusnya hubungan dia dengan ayahnya dan bukti dari tekadnya yang bulat untuk menguasai singgasana. (2 Sam 16:15-23) Dengan demikian bagian akhir dari nubuat Natan yang terilham mengalami penggenapan.—2 Sam 12:11.

Kini Ahitofel mendesak Absalom agar memberinya wewenang untuk memimpin pasukan tentara melawan Daud malam itu juga sehingga dapat mengalahkannya sebelum pasukan Daud sempat diatur. Setelah menyetujuinya, Absalom masih merasa bijaksana untuk mendengarkan pendapat Husai. Menyadari bahwa Daud membutuhkan waktu, Husai memberikan cerita gambaran yang sangat jelas, mungkin dimaksudkan untuk memanfaatkan kurangnya keberanian sejati dalam diri Absalom (yang, selama ini, lebih memperlihatkan kesombongan dan kelicikan daripada kejantanan), maupun untuk merangsang keangkuhan Absalom. Husai mengusulkan untuk membangun dahulu suatu pasukan yang besar untuk kemudian dipimpin oleh Absalom sendiri. Dengan campur tangan Yehuwa, nasihat Husai diterima. Ketika melihat bahwa pemberontakan Absalom akan gagal, Ahitofel bunuh diri.—2 Sam 17:1-14, 23.

Untuk menjaga segala kemungkinan, Husai mengirim berita kepada Daud mengenai rencana Ahitofel, dan sekalipun upaya Absalom untuk menangkap kurir-kurir rahasia, Daud menerima peringatan itu, lalu menyeberangi sungai Yordan dan mendaki bukit-bukit Gilead sampai di Mahanaim (bekas ibu kota dari Isyboset). Di tempat ini ia diterima dengan murah hati dan ramah. Untuk persiapan menghadapi konflik, Daud mengorganisasi pasukan yang semakin besar menjadi tiga bagian di bawah Yoab, Abisai, dan Itai orang Gat. Daud setuju untuk tetap tinggal di kota sebab kehadirannya lebih dibutuhkan di sana, dan sekali lagi ia dengan mengagumkan memperlihatkan bahwa ia tidak menaruh dendam kepada Absalom dengan memohon kepada tiga pemimpinnya di hadapan seluruh pasukannya, ”Perlakukanlah Absalom, orang muda itu dengan lunak karena aku.”—2 Sam 17:15–18:5.

Pertempuran yang Menentukan dan Kematian

Pasukan tentara Absalom yang baru dibentuk dikalahkan secara total oleh pejuang-pejuang Daud yang sudah berpengalaman. Pertempuran sampai di hutan Efraim. Absalom, yang sedang menunggang keledai kerajaan, ketika melewati dahan yang rendah dari sebuah pohon besar, kepalanya tersangkut pada dahan tersebut hingga ia tergantung di udara. Orang yang melaporkan kepada Yoab apa yang ia lihat mengatakan bahwa ia tidak akan melanggar permohonan Daud untuk tidak membunuh Absalom sekalipun ia diberi ”seribu syikal perak [± Rp 4 juta]”, namun tanpa membuang waktu Yoab sendiri menikamkan tiga lembing ke dada Absalom. Setelah itu sepuluh hambanya mengikuti jejak pemimpin mereka dalam membunuh Absalom. Mayat Absalom kemudian dilemparkan ke sebuah lubang besar dan ditutupi dengan batu-batu besar sebagai tanda ia tidak layak untuk dikuburkan dengan sepantasnya.—2 Sam 18:6-17; bandingkan Yos 7:26; 8:29.

Pada waktu para pembawa berita sampai ke tempat Daud di Mahanaim, yang pertama-tama ditanyakan Daud adalah tentang putranya. Setelah mengetahui mengenai kematiannya, Daud naik ke ruang atas lalu menangis, ”Anakku Absalom, anakku, anakku Absalom! Ah, kalau aku mati menggantikan engkau, Absalom, anakku, anakku!” (2 Sam 18:24-33) Hanya kata-kata dan alasan Yoab yang terus terang dan berani yang dapat memulihkan Daud dari kesedihan yang disebabkan oleh haluan yang menyedihkan dan akhir dari anak muda yang tampan dan banyak akal, yang ambisi besarnya telah mendorong dia untuk melawan orang yang diurapi Allah, sehingga membawa kebinasaan atas dirinya sendiri.—2 Sam 19:1-18; bandingkan Ams 24:21, 22.

Mazmur 3 ditulis oleh Daud pada waktu pemberontakan Absalom, menurut judul kecil di atas mazmur tersebut.

Monumen Absalom

Sebuah tugu telah didirikan Absalom di ”Lembah Raja”, yang juga disebut ”lembah Syawe”, dekat Yerusalem. (2 Sam. 18:18; Kej. 14:17) Ia mendirikan tugu ini karena ia tidak mempunyai anak laki-laki untuk meneruskan namanya setelah ia meninggal. Jadi, rupanya ketiga putranya yang disebut di 2 Samuel 14:27 mati muda. Mayat Absalom tidak dikuburkan di tugu tersebut melainkan dibiarkan dalam sebuah lubang besar di hutan Efraim.—2 Sam 18:6, 17.

Ada sebuah tugu yang dipahat dari batu karang di Lembah Kidron yang disebut Makam Absalom, tetapi arsitekturnya menunjuk bahwa ini berasal dari zaman Roma-Yunani, mungkin pada zaman Herodes. Maka tidak ada dasar untuk menghubungkan nama Absalom dengan tugu ini.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan