PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/10 hlm. 32
  • Adam I

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Adam I
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
  • Subjudul
  • Dalam hal apa Adam diciptakan menurut rupa Allah
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/10 hlm. 32

Adam I

ADAM (Ad’am) [Manusia Jasmani; Manusia; Makhluk Manusia; dari akar kata yang berarti ”merah”]. Kata Ibraninya muncul lebih dari 560 kali dalam Alkitab sebagai ”manusia”, ”makhluk manusia”, atau ”manusia jasmani” dan diterapkan kepada pribadi-pribadi atau umat manusia secara umum. Kata itu juga digunakan sebagai nama diri.

1. Allah berfirman, ”Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” (Kej 1:26) Benar-benar pernyataan yang bersejarah! Dan hanya Adam, ”anak Allah”, benar-benar memegang kedudukan yang luar biasa dalam sejarah​—sebagai makhluk manusia yang pertama! (Luk 3:38) Adam adalah puncak kemuliaan dari karya penciptaan Yehuwa di bumi, tidak saja karena ia diciptakan menjelang penutup enam masa penciptaan tetapi, yang lebih penting, karena ”menurut gambar Allah diciptakanNya dia”. (Kej 1:27) Inilah sebabnya mengapa pria Adam yang sempurna, dan keturunannya yang sudah jauh merosot akhlaknya, memiliki kesanggupan mental dan kecakapan jauh melebihi semua makhluk lain di bumi.

Dalam hal apa Adam diciptakan menurut rupa Allah

Karena Adam diciptakan dalam rupa dari Penciptanya yang Agung, ia memiliki sifat-sifat ilahi yakni kasih, hikmat, keadilan dan kuasa; maka ia memiliki perasaan moral yang menyangkut hati nurani, sesuatu yang sama sekali baru dalam alam kehidupan di bumi. Dalam gambar atau citra Allah, Adam harus menjadi administrator seluas bumi dan menaklukkan binatang-binatang laut dan darat serta unggas di udara.

Agar dapat memiliki sifat-sifat ilahi, Adam tidak perlu menjadi makhluk roh, secara keseluruhan ataupun sebagian. Yehuwa membentuk manusia dari partikel-partikel debu tanah, menaruh dalam dirinya daya hidup agar ia menjadi jiwa yang hidup, dan memberinya kesanggupan untuk mencerminkan gambar dan rupa Penciptanya. ”Manusia yang pertama itu berasal dari pada bumi, yaitu tanah.” ”Manusia yang pertama, yaitu Adam, menjadi nyawa yang hidup.” (Kej 2:​7, NW, Klinkert; 1 Kor 15:​45, 47, Bode) Itu adalah pada tahun 4026 S.M. Kemungkinan pada musim gugur tahun itu, karena kalender umat manusia yang paling tua mulai menghitung waktu sejak musim gugur sekitar 1 Oktober, atau pada bulan purnama yang pertama dari tahun kamariah (menurut peredaran bulan).​—Lihat YEAR.

Tempat tinggal Adam adalah sebuah firdaus yang sangat istimewa, benar-benar suatu taman kesenangan yang disebut Eden (lihat EDEN No. 1), yang menyediakan baginya semua perkara jasmani yang dibutuhkan untuk hidup, karena di sana terdapat ”berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya”, sebagai penunjang kehidupannya untuk selama-lamanya. (Kej 2:9) Di sekeliling Adam terdapat binatang-binatang yang jinak dari segala jenis dan bentuk. Namun Adam sendirian. Tidak ada makhluk lain yang ’sejenis dengan dia’ untuk diajak berbicara. Yehuwa menyadari bahwa ”tidak baik, kalau manusia itu [terus, NW] seorang diri saja”. Maka melalui pembedahan ilahi, kasus yang pertama dan satu-satunya yang pernah ada, Yehuwa mengambil sebuah tulang rusuk dari Adam dan merancangnya menjadi pasangan wanita untuk menjadi istrinya dan ibu dari anak-anaknya. Karena Adam gembira sekali mendapat kawan tetap dan penolong yang begitu cantik, ia berseru dalam puisi pertama yang dicatat, ”Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku,” dan ia dinamai perempuan ”sebab ia diambil dari laki-laki”. Belakangan Adam menyebut istrinya Hawa. (Kej 2:​18-23; 3:20) Kebenaran dari catatan ini diteguhkan oleh Yesus dan para rasul.​—Mat 19:​4-6; Mrk 10:​6-9; Ef 5:31; 1 Tim 2:13.

Selanjutnya, Yehuwa memberkati kedua mempelai ini dengan banyak pekerjaan yang menyenangkan. (Bandingkan Pkh 3:13; 5:18.) Mereka tidak dikutuk dengan kemalasan. Mereka harus sibuk dan aktif bekerja dalam mendandani dan mengurus taman tempat tinggal mereka, dan seraya mereka berkembang biak dan memenuhi bumi dengan jutaan makhluk sejenis mereka, mereka harus meluaskan Firdaus ini sampai ke ujung-ujung bumi. Ini merupakan perintah ilahi.​—Kej 1:28.

”Allah melihat segala yang dijadikanNya itu, sungguh amat baik.” (Kej 1:31) Sesungguhnyalah, sejak mula pertama Adam sempurna dalam setiap segi. Ia diperlengkapi dengan kesanggupan berbicara dan dengan perbendaharaan kata yang sudah terbentuk dengan sempurna. Ia sanggup memberikan nama-nama yang ada artinya kepada makhluk-makhluk hidup di sekitarnya. Ia dapat berkomunikasi dalam dua arah dengan Allahnya dan dengan istrinya.

Untuk semua alasan ini dan masih banyak lagi, Adam berkewajiban mengasihi, beribadat, dan benar-benar mematuhi Pencipta Agungnya. Lebih daripada itu, sang Pemberi Hukum Universal menguraikan kepadanya aturan ketaatan yang sederhana dan memberikan penjelasan yang lengkap tentang hukuman yang adil dan masuk akal bila ia tidak patuh. ”Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.” (Kej 2:​16, 17; 3:​2, 3) Meskipun mendapat perintah yang sangat jelas ini yang bila tidak dipatuhi akan mendatangkan hukuman berat, ternyata ia tidak taat.​—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan