PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w90 1/11 hlm. 32
  • Adam II

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Adam II
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1990
w90 1/11 hlm. 32

Adam II

Akibat dari Dosa. Hawa benar-benar terpedaya oleh Setan si Iblis, tetapi ’bukannya Adam yang tertipu’, kata rasul Paulus. (1 Tim 2:​14, BIS) Dengan pengetahuan yang lengkap Adam mau dan sengaja memilih untuk tidak taat dan kemudian sebagai penjahat ia mencoba bersembunyi. Ketika diadili, sebaliknya daripada memperlihatkan kesedihan atau penyesalan atau memohon pengampunan, Adam berupaya membenarkan diri dan mengalihkan tanggung jawab kepada orang lain, bahkan menyalahkan Yehuwa atas dosanya sendiri yang disengaja. ”Perempuan yang Kautempatkan di sisiku, dialah yang memberi dari buah pohon itu kepadaku, maka kumakan.” (Kej 3:​7-12) Maka Adam diusir dari Eden ke suatu tanah yang belum digarap dan dikutuk sehingga menghasilkan semak duri dan belukar, harus bekerja keras untuk mendapatkan makanan, menuai kepahitan dari dosanya. Di luar taman itu, sambil menanti kematian, Adam mempunyai anak-anak lelaki dan perempuan, yang hanya tiga disebut namanya​—Kain, Habel, dan Set. Kepada semua anaknya Adam mewariskan dosa dan kematian, karena ia sendiri berdosa.​—Kej 3:23; 4:​1, 2, 25.

Inilah awal yang tragis yang Adam berikan kepada ras manusia. Firdaus, kebahagiaan, dan kehidupan kekal hilang, dan sebagai gantinya, dosa, penderitaan, dan kematian akibat ketidaktaatan harus dialami. ”Dosa masuk ke dalam dunia melalui satu orang, dan dari dosa itu timbullah kematian. Akibatnya, kematian menjalar pada seluruh umat manusia, sebab semua orang sudah berdosa.” ”Maut telah berkuasa dari [”semenjak”, NW] zaman Adam.” (Rm 5:​12, [BIS], 14) Tetapi Yehuwa dalam hikmat dan kasih-Nya menyediakan ”manusia kedua”, ”Adam yang akhir”, yang adalah Tuhan Kristus Yesus. Melalui ’Anak Allah’ yang taat ini, jalan terbuka bagi keturunan ”manusia pertama, Adam” yang tidak taat, untuk memperoleh kembali Firdaus dan kehidupan kekal, bahkan gereja atau sidang Kristus memperoleh kehidupan kekal surgawi. ”Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.”​—Yoh 3:​16, 18; Rm 6:23; 1 Kor 15:​22, 45, 47.

Setelah Adam yang berdosa diusir dari Eden ia masih hidup dan sempat melihat anak laki-lakinya sendiri dibunuh, anak laki-lakinya yang menjadi pembunuh diusir, penyelenggaraan perkawinan disalahgunakan, dan nama suci Yehuwa dicemarkan. Ia menyaksikan pembangunan sebuah kota, perkembangan alat-alat musik, dan dihasilkannya perkakas dari besi dan tembaga. Ia melihat dan dihukum oleh teladan Henokh, ”keturunan ketujuh dari Adam”, orang yang ”terus hidup bergaul dengan Allah yang benar”. (NW) Ia bahkan masih melihat ayah Nuh, Lamekh, keturunan yang kesembilan. Akhirnya, setelah 930 tahun, yang sebagian terbesar darinya dihabiskan dalam proses yang lambat menuju kematian, Adam kembali ke tanah dari mana ia diambil, pada tahun 3096 S.M., tepat seperti yang telah difirmankan Yehuwa.​—Kej 4:​8-26; 5:​5-24; Yud 14; lihat LAMEKH No. 2.

2. Sebuah kota yang disebutkan dalam Yosua 3:16 yang berada bersebelahan dengan Sartan. Kota ini pada umumnya dikenal sebagai Tell ed-Damiyeh (Tel Damiya’), yang terletak di sebelah Timur Sungai Yordan kira-kira 1 kilometer di sebelah Selatan pertemuan Sungai Yordan dan wadi Yabok kira-kira 28 kilometer di Utara-Timur Laut dari Yerikho. Nama kota itu kemungkinan diambil dari warna tanah liat yang sangat banyak terdapat di daerah itu.​—1 Raj 7:46.

Catatan Alkitab memperlihatkan bahwa ketika bangsa Israel menyeberangi Sungai Yordan, air sungai itu terbendung di Adam. Lembah Yordan makin menyempit, mulai dari Tell ed-Damiyeh (Tel Damiya’) ke arah utara, dan sejarah mencatat bahwa pada tahun 1267 pada lokasi ini sungai terhambat oleh longsoran tumpukan tanah yang sangat tinggi sehingga menutup aliran air selama kira-kira 16 jam. Pada zaman modern, gempa bumi pada musim panas tahun 1927 sekali lagi menyebabkan tanah longsor yang membendung Sungai Yordan sehingga aliran air terputus selama 211/2 jam. (The Foundations of Bible History: Joshua, Judges, karya J. Garstang, London, 1931, hlm. 136, 137) Jika cara ini yang Allah anggap cocok digunakan, maka pembendungan sungai dengan cara demikian pada zaman Yosua telah ditentukan waktunya dan terjadi secara mukjizat agar bertepatan dengan saat penyeberangan melintasi Sungai Yordan yang sebelumnya telah diberitahukan oleh Yehuwa melalui Yosua.​—Yos 3:​5-13.​—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan