PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w92 15/1 hlm. 32
  • Penduduk Asing III

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Penduduk Asing III
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1992
w92 15/1 hlm. 32

Penduduk Asing III

Orang Asing. Kata Ibrani untuk orang asing (zar) berasal dari akar kata zur, yang berarti ”disisihkan, dikucilkan” (Mzm 78:30; 69:9) dan selanjutnya memiliki pengertian dasar ”orang yang menjauh atau memalingkan diri”.—Theological Dictionary of the Old Testament, diedit oleh G. Botterweck dan H. Ringgren, 1980, Jil. 4, hlm. 53.

Orang-orang dianggap sebagai orang asing dalam hal-hal yang ada hubungannya dengan keluarga Harun serta suku Lewi, dan dikenakan kepada Israel asli serta penduduk asing, dan juga orang-orang lain. Fungsi-fungsi keimaman dipercayakan kepada keluarga Harun menurut Taurat (Kel 28:1-3), dan urusan-urusan bait lainnya ditugaskan kepada suku Lewi secara umum. (Bil 1:49, 50, 53) Semua orang lain, termasuk Israel asli dari ke-12 suku non-Lewi, dianggap sama seperti orang asing bila menyangkut suku Lewi dalam peristiwa-peristiwa tertentu. (Kel 29:33, catatan kaki NW, ”’non-keluarga Harun’, yaitu, pria yang bukan dari keluarga Harun”; marjin KJ, ”setiap orang selain suku Lewi”; Bil 3:38, catatan kaki NW, ”yaitu, seorang non-Lewi”, JB, ”orang awam”. Lihat juga Im 22:10; Bil 3:10.) Menurut konteksnya ”orang asing”, dalam beberapa peristiwa di Pentateuch, menunjuk kepada seseorang yang bukan dari keluarga Harun atau bukan dari suku Lewi, karena hak-hak istimewa serta tugas-tugas yang bersifat keimaman atau pelayanan tidak diberikan kepadanya.

Orang asing (non-keluarga Harun) tidak dapat makan korban persembahan (Kel 29:33), juga tidak diurapi dengan minyak pengurapan suci (Kel 30:33), juga tidak memakan sesuatu yang suci (Im 22:10). Seorang asing non-keluarga Harun tidak dapat memegang tugas keimaman apa pun. (Bil 3:10; 16:40; 18:7) Seorang asing non-Lewi, walaupun berasal dari ke-12 suku yang lain, tidak dapat mendekat ke tabernakel guna mengaturnya untuk tujuan apa pun kecuali untuk menyerahkan persembahan atau untuk mendekati imam di pintu kemah pertemuan. (Im 4:24, 27-29) Putri seorang imam yang menikah dengan seorang asing non-keluarga Harun tidak dapat memakan persembahan khusus, demikian juga dengan ”orang asing” yang menjadi suaminya.—Im 22:12, 13.

Sebutan ”orang asing” juga diberikan kepada mereka yang berpaling dari hal yang selaras dengan Taurat dan dengan begitu diasingkan dari Yehuwa. Maka, pelacur disebut sebagai ”perempuan asing”. (Ams 2:16; 5:17; 7:5) Mereka yang menyembah ilah-ilah palsu dan dewa-dewi digolongkan sebagai ”orang-orang asing”.—Yer 2:25; 3:13.

Orang-orang asing yang berarti orang-orang yang tidak dikenal, atau orang luar, juga muncul dalam Kitab-Kitab Ibrani.—1 Raj 3:18; Ayb 19:15.

Prinsip-prinsip Kristen berkenaan orang-orang asing. Di dalam Kitab-Kitab Yunani Kristen kasih terhadap orang asing (Yn., xeʹnos) dengan kuat ditandaskan sebagai sifat yang harus dilatih oleh umat kristiani. Rasul Paulus berkata, ”Janganlah kamu lupa memberi tumpangan kepada orang [Yn., phi·loxe·niʹas, ”penuh perhatian kepada orang asing”], sebab dengan berbuat demikian beberapa orang, dengan tidak diketahuinya telah menjamu malaikat-malaikat.” (Ibr 13:2) Yesus memperlihatkan bahwa ia menganggap keramah-tamahan yang diberikan kepada saudara-saudaranya, yang boleh jadi dianggap sebagai orang-orang asing atau yang tidak dikenal, seolah-olah diberikan kepada dirinya sendiri. (Mat 25:34-46) Rasul Yohanes memuji Gayus atas perlakuan yang baik terhadap pria-pria Kristen, yang adalah orang-orang asing bagi Gayus, yang dikirim untuk mengunjungi sidang tempat Gayus bergabung, dan ia mencela Diotrefes, yang tidak memperlihatkan hormat kepada mereka.—3 Yoh 5-10; 1 Tim 5:10.

Umat kristiani disebut ”orang-orang asing” dan ”penduduk sementara” dalam arti bahwa mereka bukan bagian dari dunia. (Yoh 15:19; 1 Ptr 1:1, NW) Mereka adalah orang asing dalam hal mereka tidak menyesuaikan diri dengan praktik-praktik dunia yang dimusuhi Allah. (1 Ptr 2:11) Mereka yang dari bangsa-bangsa Kafir, yang dulu adalah ”orang-orang asing terhadap perjanjian yang dijanjikan,” tanpa harapan dan ”tanpa Allah di dunia”, namun, melalui Kristus, ”bukan lagi orang asing dan pendatang”, melainkan ”kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota keluarga Allah”. (Ef 2:11, 12, NW, 19) ”Domba-domba lain” seperti Yesus katakan yang akan dikumpulkan ke dalam ”satu kawanan” berpendirian untuk terpisah dari dunia, dengan perkenan Allah dan harapan kehidupan.—Yoh 10:16; Mat 25:33, 34, 46; bandingkan Why 7:9-17.

Orang yang berusaha untuk mengumpulkan pengikut-pengikut agamais untuk diri sendiri disebut oleh Kristus sebagai ”pencuri” dan ”orang asing”, orang yang berbahaya bagi ”domba-domba” Kristus, dan dianggap sebagai gembala palsu. ”Domba-domba” Kristus yang sejati tidak akan mengenal suara seorang gembala palsu, sebagaimana orang-orang Israel yang beriman menjaga diri mereka terpisah dari orang asing yang mendukung ilah-ilah asing.—Yoh 10:1, 5; lihat FOREIGNER.—Cuplikan dari Insight on the Scriptures.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan