-
PengakuanBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Bagaimana jika orang yang berbuat dosa tidak mencari bantuan?
Gal. 6:1: ”Saudara-saudara, meskipun seseorang mengambil langkah yang salah sebelum ia menyadarinya, kamu yang memiliki kecakapan rohani hendaklah mencoba memperbaiki kembali orang tersebut dengan roh kelemahlembutan, seraya kamu masing-masing memperhatikan diri sendiri, agar kamu juga tidak tergoda.”
1 Tim. 5:20: ”Di hadapan semua pengamat [yaitu, mereka yang secara pribadi mengetahui persoalannya], tegurlah orang-orang yang mempraktekkan dosa, agar yang lain juga merasa takut.”
1 Kor. 5:11-13: ’Jangan lagi bergaul dengan siapa saja yang disebut saudara namun adalah orang yang melakukan percabulan atau orang yang tamak atau penyembah berhala atau pencerca atau pemabuk atau pemeras, dan bahkan tidak makan bersama orang demikian. . . . ”Singkirkan orang yang fasik itu dari tengah-tengahmu.”’
-
-
Penyembahan Nenek MoyangBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Penyembahan Nenek Moyang
Definisi: Praktek berupa penghormatan dan pemujaan nenek moyang yang sudah meninggal (dengan upacara atau cara lain) karena percaya bahwa mereka tetap sadar di alam yang tidak kelihatan dan dapat membantu atau mencelakakan orang hidup dan karena itu harus ditenangkan. Bukan ajaran Alkitab.
Apakah nenek moyang yang sudah meninggal mengetahui apa yang dilakukan orang-orang yang hidup dan apakah mereka dapat membantu orang-orang yang hidup?
Pkh. 9:5: ”Yang hidup sadar bahwa mereka akan mati; tetapi orang mati, mereka sama sekali tidak sadar akan apa pun.”
Ayb. 14:10, 21: ”Manusia mati, dan di manakah dia? Putra-putranya dihormati, tetapi ia tidak mengetahuinya.”
Mz. 49:10, 17-19: ”Orang-orang berhikmat pun mati, orang yang bebal dan orang yang tidak bernalar binasa bersama-sama, dan mereka harus meninggalkan sarana penunjang kehidupan mereka untuk orang lain. . . . Pada waktu kematiannya ia tidak dapat membawa apa-apa sama sekali; kemuliaannya tidak akan turun bersama dia. . . . Akhirnya jiwanya hanya sampai sejauh generasi bapak-bapak leluhurnya. Mereka tidak akan pernah melihat terang lagi.”
Bukankah makanan yang ditaruh di atas altar atau kuburan tetap tidak dijamah? Tidakkah hal ini menunjukkan bahwa orang mati tidak dapat memperoleh manfaat darinya?
Lihat juga judul utama ”Spiritisme”.
Apakah ada alasan untuk merasa takut bahwa nenek moyang kita yang sudah meninggal akan mencelakai kita?
Pkh. 9:5, 6: ”Orang mati, . . . kasih mereka dan kebencian mereka serta kecemburuan mereka sudah lenyap, dan mereka tidak mempunyai bagian lagi sampai waktu yang tidak tertentu dalam segala yang harus dilakukan di bawah matahari.”
Apakah ada suatu bagian yang bersifat roh dari seseorang, yang tetap hidup setelah tubuhnya mati?
Yeh. 18:4: ”Lihat! Semua jiwa—milikkulah mereka. Baik jiwa bapak maupun jiwa anak—milikkulah mereka. Jiwa yang berbuat dosa—jiwa itulah yang akan mati.” (Juga ayat 20)
Mz. 146:3, 4: ”Janganlah percaya kepada para bangsawan, ataupun kepada putra manusia . . . Apabila rohnya keluar, ia kembali ke tanah; pada hari itu lenyaplah segala pikirannya.”
Para ilmuwan dan ahli bedah tidak menemukan bukti tentang adanya suatu bagian dari manusia, yang tetap hidup pada waktu tubuhnya mati.
Lihat juga halaman 177-179, di bawah judul ”Kematian”.
Apakah Saudara lebih senang jika anak-cucu Saudara memperlihatkan respek dan kasih sewaktu Saudara masih hidup atau jika mereka mengadakan upacara-upacara di makam setelah Saudara meninggal?
Ef. 6:2, 3: ”’Hormatilah bapakmu dan ibumu’; yang adalah perintah pertama yang disertai janji: ’Agar baik keadaanmu dan engkau hidup untuk waktu yang lama di bumi.’” (Anak-anak yang dilatih dalam prinsip-prinsip Alkitab memperlihatkan penghormatan demikian, yang mendatangkan sukacita bagi hati orang tua mereka selama mereka masih hidup.)
Ams. 23:22: ”Dengarkanlah bapakmu yang telah menyebabkan engkau lahir, dan jangan memandang rendah ibumu hanya karena ia sudah tua.”
1 Tim. 5:4: ”Jika seorang janda mempunyai anak atau cucu, biarlah mereka lebih dahulu belajar menerapkan pengabdian yang saleh dalam rumah tangga mereka sendiri dan terus membayar apa yang terutang kepada orang-tua dan kakek-nenek mereka, sebab hal ini diperkenan dalam pandangan Allah.”
Jika para cenayang mengaku menyampaikan pesan dari orang yang sudah mati, dari mana sebenarnya berita ini?
Yes. 8:19: ”Jika mereka mengatakan kepada kamu sekalian, ’Bertanyalah kepada para cenayang atau kepada orang-orang yang mempunyai roh peramal yang menciap-ciap dan mengeluarkan ucapan dengan nada rendah’, bukankah kepada Allahnya suatu bangsa harus bertanya? Haruskah orang bertanya kepada orang mati demi kepentingan orang yang hidup?” (Apakah Allah akan memperingatkan kita terhadap kebiasaan demikian jika hal itu benar-benar dapat menghubungkan kita dengan orang-orang yang dikasihi yang sudah meninggal?)
Kis. 16:16: ”Ketika kami pergi ke tempat berdoa, kami bertemu dengan seorang hamba perempuan yang mempunyai suatu roh, suatu hantu tenung. Ia biasa memberi majikan-majikannya banyak keuntungan dengan mempraktekkan ilmu ramal.”
Lihat juga halaman 357, 358, di bawah judul ”Spiritisme”.
Kepada siapa penyembahan kita harus ditujukan?
Luk. 4:8: ”Sebagai jawaban Yesus mengatakan kepadanya, ’Ada tertulis, ”Yehuwa, Allahmu, yang harus engkau sembah, dan kepada dia saja engkau harus memberikan dinas suci.”’”
Yoh. 4:23, 24: ”Jamnya akan tiba, dan itu adalah sekarang, bahwa para penyembah yang benar akan menyembah Bapak dengan roh dan kebenaran, karena, sesungguhnya, Bapak mencari orang-orang yang seperti itu supaya mereka menyembah dia. Allah adalah Roh, dan orang yang menyembah dia harus menyembah dengan roh dan kebenaran.”
Harapan apa yang ada berkenaan dengan dipersatukannya anggota-anggota keluarga di masa depan, termasuk mereka yang sudah meninggal?
Yoh. 5:28, 29: ”Janganlah heran akan hal ini, karena jamnya akan tiba ketika semua orang yang di dalam makam peringatan akan mendengar suaranya lalu keluar, mereka yang melakukan perkara-perkara baik kepada kebangkitan kehidupan, mereka yang mempraktekkan perkara-perkara keji kepada kebangkitan penghakiman.”
-
-
PenyembuhanBertukar Pikiran mengenai Ayat-Ayat Alkitab
-
-
Penyembuhan
Definisi: Membuat seseorang yang sakit secara fisik, mental, atau rohani, sehat kembali. Beberapa di antara nabi-nabi Ibrani pra-Kristen maupun Yesus Kristus dan anggota-anggota tertentu dari sidang Kristen masa awal dapat melakukan penyembuhan secara mukjizat yang dimungkinkan oleh roh Allah.
Apakah penyembuhan mukjizat pada zaman kita dilakukan melalui roh Allah?
Mungkinkah kesanggupan untuk melakukan mukjizat berasal dari suatu sumber lain dan bukan dari Allah yang benar?
Musa dan Harun menghadap Firaun Mesir, memohon agar bangsa Israel diizinkan pergi ke padang gurun untuk mempersembahkan korban kepada Yehuwa. Sebagai bukti dukungan ilahi, Musa menyuruh Harun melemparkan tongkatnya dan tongkat itu menjadi ular yang besar. Mukjizat itu dilakukan dengan kuasa Allah. Namun kemudian, imam-imam Mesir yang mempraktekkan ilmu sihir melemparkan tongkat-tongkat mereka dan tongkat-tongkat itu pun menjadi ular-ular yang besar. (Kel. 7:8-12) Dengan kuasa siapakah mereka melaksanakan mukjizat itu?—Bandingkan Ulangan 18:10-12.
Pada abad ke-20, ada penyembuhan iman yang dilakukan dalam kebaktian-kebaktian yang dipimpin oleh para pendeta Susunan Kristen. Di antara agama-agama non-Kristen, ada imam-imam voodoo, dukun-dukun, tabib-tabib, dan lain-lain yang juga mengadakan penyembuhan; mereka sering menggunakan ilmu gaib dan ilmu sihir. Ada ”dukun-dukun kebatinan” yang mengatakan bahwa pengobatan mereka tidak ada hubungannya dengan agama. Di dalam semua kasus ini, apakah kuasa untuk menyembuhkan datang dari Allah yang benar?
Mat. 24:24: ”Kristus-Kristus palsu dan nabi-nabi palsu akan tampil dan akan memberikan tanda-tanda yang hebat dan keajaiban-keajaiban untuk menyesatkan, jika mungkin, bahkan orang-orang pilihan.”
Mat. 7:15-23: ”Berjaga-jagalah terhadap nabi-nabi palsu . . . Banyak yang akan mengatakan kepadaku pada hari itu, ’Tuan, Tuan, bukankah kami bernubuat dengan namamu, dan mengusir hantu-hantu dengan namamu, dan melakukan banyak perbuatan penuh kuasa [”mukjizat”, TL, TB] dengan namamu?’ Meskipun demikian, pada waktu itu aku akan mengaku kepada mereka: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari hadapanku, hai, orang-orang yang melanggar hukum.”
Apakah penyembuhan sensasional pada zaman kita dilakukan dengan cara yang sama seperti penyembuhan mukjizat oleh Yesus dan murid-muridnya yang mula-mula?
Biaya untuk pelayanan itu: ”Sembuhkanlah orang sakit, bangkitkan orang mati, tahirkanlah penderita kusta, usir hantu-hantu. Kamu menerima dengan cuma-cuma, berikan dengan cuma-cuma.” (Mat. 10:8) (Apakah orang-orang yang mengadakan penyembuhan dewasa ini melakukan hal itu—dengan cuma-cuma, seperti diperintahkan Yesus?)
Tingkat keberhasilan: ”Seluruh kumpulan orang itu berupaya menyentuh dia [Yesus], karena kuasa keluar dari dia dan mereka semua disembuhkan.” (Luk. 6:19) ”Mereka membawa yang sakit ke luar bahkan ke jalan-jalan raya dan membaringkan mereka di sana di atas tempat tidur kecil dan usungan, agar, apabila Petrus lewat, setidak-tidaknya bayangannya dapat kena pada salah seorang dari mereka. Juga, banyak orang dari kota-kota di sekitar Yerusalem terus berdatangan, membawa orang-orang sakit dan mereka yang diganggu oleh roh-roh najis, dan mereka semuanya disembuhkan.” (Kis. 5:15, 16) (Pada zaman kita, apakah semua orang yang pergi ke para penyembuh religius atau kuil-kuil agama untuk mendapatkan penyembuhan dapat disembuhkan?)
Apakah cara hidup anggota-anggota organisasi tempat ”orang-orang yang dapat menyembuhkan” tergabung membuktikan bahwa mereka mempunyai roh Allah?
Sebagai kelompok, apakah mereka dengan menonjol memperlihatkan buah-buah roh seperti kasih, kepanjangsabaran, kelemahlembutan, dan pengendalian diri?—Gal. 5:22, 23.
Apakah mereka benar-benar ”bukan dari dunia”, sama sekali tidak terlibat dalam urusan-urusan politik dunia? Apakah mereka tetap bersih dari utang darah selama masa perang? Apakah mereka mempunyai reputasi yang baik karena menghindari tingkah laku amoral dunia ini?—Yoh. 17:16; Yes. 2:4; 1 Tes. 4:3-8.
Apakah umat Kristen sejati dewasa ini dikenali dari kesanggupan untuk melakukan penyembuhan mukjizat?
Yoh. 13:35: ”Dengan inilah semua orang akan tahu bahwa kamu adalah murid-muridku, jika kamu mempunyai kasih di antara kamu.” (Inilah yang Yesus katakan. Jika kita benar-benar percaya kepadanya, kita akan mencari sifat kasih, bukan penyembuhan mukjizat, sebagai bukti Kekristenan sejati.)
Kis. 1:8: ”Kamu akan menerima kuasa pada waktu roh kudus datang ke atasmu, dan kamu akan menjadi saksiku . . . sampai ke bagian yang paling jauh di bumi.” (Tepat sebelum meninggalkan rasul-rasulnya untuk kembali ke surga, Yesus mengatakan kepada mereka bahwa hal inilah, dan bukan penyembuhan, yang merupakan pekerjaan penting yang harus mereka lakukan. Lihat juga Matius 24:14; 28:19, 20.)
1 Kor. 12:28-30: ”Allah telah menempatkan masing-masing dalam sidang jemaat, pertama, rasul; kedua, nabi; ketiga, guru; lalu perbuatan penuh kuasa; lalu karunia penyembuhan; pelayanan bantuan, kesanggupan untuk memimpin, berbicara dengan berbagai bahasa. Tidak semuanya rasul, bukan? Tidak semuanya nabi, bukan? Tidak semuanya guru, bukan? Tidak semuanya melaksanakan perbuatan penuh kuasa, bukan? Tidak semuanya memiliki karunia penyembuhan, bukan?” (Jadi, Alkitab jelas menunjukkan bahwa tidak semua orang Kristen sejati mempunyai karunia untuk menyembuhkan.)
Bukankah Markus 16:17, 18 menunjukkan bahwa kesanggupan untuk menyembuhkan orang-orang sakit akan menjadi tanda pengenal orang-orang percaya?
Mrk. 16:17, 18, TB: ”Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Ayat-ayat ini terdapat dalam manuskrip-manuskrip Alkitab tertentu dan terjemahan-terjemahan dari abad kelima dan keenam M. Namun, ayat-ayat itu tidak ada dalam manuskrip-manuskrip Yunani yang lebih tua, Sinaitikus dan Vatikan MS. 1209 dari abad keempat. Dr. B. F. Westcott, seorang pakar dalam manuskrip Alkitab, mengatakan bahwa ”ayat-ayat itu . . . bukan bagian dari kisah yang semula tetapi suatu tambahan”. (An Introduction to the Study of the Gospels, London, 1881, hlm. 338) Penerjemah Alkitab bernama Yerome, pada abad kelima, mengatakan bahwa ”hampir semua kodeks Yunani [adalah] tanpa bagian ini”. (The Last Twelve Verses of the Gospel According to S. Mark, London, 1871, J. W. Burgon, hlm. 53) New Catholic Encyclopedia (1967) mengatakan, ”Kosakata dan gayanya sedemikian radikal bedanya dari bagian-bagian lain Injil sehingga tampaknya tidak mungkin Markus sendiri yang menyusunnya [yaitu, ayat 9-20].” (Jil. IX, hlm. 240) Tidak ada catatan bahwa umat Kristen masa awal meminum racun atau memegang ular untuk membuktikan bahwa mereka orang-orang percaya.
Mengapa karunia seperti kesanggupan untuk melakukan penyembuhan mukjizat diberikan kepada umat Kristen abad pertama?
Ibr. 2:3, 4: ”Bagaimana kita akan luput jika kita mengabaikan keselamatan yang begitu besar, mengingat hal itu mula-mula disampaikan melalui Tuan kita dan diteguhkan bagi kita oleh mereka yang mendengar dia, sedangkan Allah ikut memberikan kesaksian dengan tanda-tanda maupun mukjizat-mukjizat dan berbagai perbuatan yang penuh kuasa dan dengan membagikan roh kudus sesuai dengan kehendaknya?” (Inilah bukti yang benar-benar meyakinkan, bahwa sidang Kristen, yang pada waktu itu masih baru, benar-benar dari Allah. Akan tetapi, setelah hal itu ditetapkan sepenuhnya, apakah perlu untuk membuktikannya berulang kali?)
1 Kor. 12:29, 30; 13:8, 13: ”Tidak semuanya nabi, bukan? . . . Tidak semuanya memiliki karunia penyembuhan, bukan? Tidak semuanya berbicara dengan bahasa-bahasa lain, bukan?. . . Kasih tidak berkesudahan. Namun jika ada karunia bernubuat, ini akan ditiadakan; jika ada karunia berbicara dalam bahasa-bahasa lain, ini akan berhenti . . . Sekarang tinggal iman, harapan, kasih, ketiga hal ini; tetapi yang terbesar dari antaranya adalah kasih.” (Jika maksudnya telah tercapai, karunia-karunia mukjizat itu akan berhenti. Namun, sifat-sifat yang berharga yang adalah buah roh Allah akan tetap nyata dalam kehidupan umat Kristen sejati.)
Asalkan seseorang sembuh, apakah benar-benar penting bagaimana hal itu dilakukan?
2 Tes. 2:9, 10: ”Kehadiran si pelanggar hukum itu sesuai dengan bekerjanya Setan dengan segala macam perbuatan penuh kuasa [”rupa-rupa perbuatan ajaib”, TB] dan tanda-tanda dusta dan mukjizat-mukjizat dan dengan segala macam tipu daya yang tidak adil-benar bagi mereka yang akan binasa, sebagai ganjaran karena mereka tidak mau menerima kasih akan kebenaran agar mereka dapat diselamatkan.”
Luk. 9:24, 25: ”Barang siapa ingin menyelamatkan jiwanya [”hidupnya”, BIS] akan kehilangan jiwanya; tetapi barang siapa kehilangan jiwanya demi aku adalah orang yang akan
-