PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Berjalan Dengan Allah dalam Dunia yang Penuh Kekerasan
    Menara Pengawal—1984 (No. 59) | Menara Pengawal—1984 (No. 59)
    • Berjalan Dengan Allah dalam Dunia yang Penuh Kekerasan

      ”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.”—2 TIMOTIUS 3:1.

      1. Apa yang menunjukkan bahwa masa kini benar-benar ”hari-hari terakhir”?

      TIDAKKAH saudara setuju bahwa masa kini suatu masa yang gawat? Kata ”sukar” dalam ayat Alkitab yang dikutip di atas, berasal dari kata khalepos. Ini juga diterjemahkan sebagai ”sukar dihadapi,” ”penuh bahaya,” ”berbahaya,” ”mendukakan,” ”sulit” dan ”sangat susah.”a Di Matius 8:28 kata yang sama ini digunakan untuk melukiskan dua orang yang kerasukan setan sebagai ”sangat berbahaya” atau ”amat sangat garang.”b Sungguh, memang kita sekarang hidup dalam masa yang gawat dan penuh kekerasan! Masa ini menggenapi nubuat Paulus di atas, maka tidak dapat disangkal bahwa masa sekarang ini memang ”hari-hari terakhir”!

      2. (a) Bagaimana orang-orang fasik telah menimbulkan kegawatan-kegawatan ini? (b) Ayat-ayat Alkitab mana menunjukkan sumber utama dari keadaan-keadaan yang menyedihkan dewasa ini, dan seberapa luas perkembangannya?

      2 Apa yang menyebabkan timbulnya kegawatan ini, sebagai ”hari-hari terakhir”? Bukankah karena keadaan yang dinubuatkan oleh Paulus ketika ia berkata: ’Manusia akan mencintai dirinya sendiri, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu’? Dan orang-orang yang tidak percaya ini dihasut oleh oknum yang disebut oleh Alkitab sebagai ”ilah zaman ini [susunan perkara ini, NW],” ”yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia.” Akibatnya adalah keadaan kacau yang mengejutkan seperti kita saksikan di sekeliling kita di masa ini—di kalangan pemerintahan, dalam dunia bisnis, dalam agama, dalam masyarakat manusia pada umumnya.—2 Timotius 3:2-5, 13; 2 Korintus 4:4; Wahyu 12:9, 12.

      3. Mengapa dapat dikatakan bahwa kekerasan telah mencapai puncak epidemi?

      3 Seraya kita bergerak semakin jauh dalam tahun 1980-an, dunia terus mengalami suatu epidemi kekerasan. Dalam tahun 1980 saja, Amerika Serikat melaporkan 1,3 juta kasus kejahatan yang kejam, suatu kenaikan 13 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan bunuh diri sebagai penyebab utama dari kematian manusia antara umur 25 dan 44 tahun. Dalam masa sepuluh tahun berakhir pada tahun 1980, Inggris melaporkan meningkatnya pembunuhan 50 persen, perampokan 300 persen dan vandalisme 200 persen. Di Prancis, seluruh kekerasan naik lebih dari 260 persen sejak 1963. Laporan-laporan serupa diberikan dari seluruh penjuru dunia.

      4. Bagaimana lingkungan manusia telah berubah sejak 1914, yang menimbulkan pertanyaan-pertanyaan apa?

      4 Ahli sejarah Walter Laquer melaporkan: ”Masa sebelum Perang Dunia pertama, secara keseluruhan lebih manusiawi. Sungguh menyedihkan bahwa kehidupan manusia semakin tidak berarti di jaman kita—sebagian akibat pengalaman pembunuhan besar-besaran dalam Perang ’dunia pertama dan kedua. Juga, sekarang ada ahli-ahli filsafat kekerasan yang dulu tidak ada di abad ke-19—orang yang mengemukakan bahwa kekerasan itu hebat, bahwa ada hal-hal yang dihasilkan bagi anda secara psikologis, bahwa kita benar-benar membutuhkan kekerasan.” Sejak pecahnya perang dunia pertama pada tahun 1914, kekerasan merajalela di seluruh dunia. Bagaimana pandangan Allah terhadap kekerasan? Bagaimana seharusnya pandangan orang Kristen terhadapnya?

      Cara Allah Memandang Kekerasan

      5. (a) Bagaimana dahulu permulaan yang awal dari kekerasan? (b) Bagaimana Yesus melukiskan sumber kekerasan?

      5 Alkitab mengisahkan mengenai suatu masa yang lebih awal dalam sejarah, ketika ’bumi penuh dengan kekerasan.’ Masa ini lebih dari 4.300 tahun yang lalu, ketika dunia pada waktu itu bertolak dengan permulaan yang buruk yakni ketidaktaatan Adam dan Hawa yang disusul dengan pengusiran mereka ke luar Firdaus Eden. Kemudian, Kain, anak laki-laki mereka yang pertama, membunuh Habel, adiknya. Catatan ilahi memberitahu kita: ”Kain, yang berasal dari si jahat dan yang membunuh adiknya. Dan apakah sebabnya ia membunuhnya? Sebab segala perbuatannya jahat dan perbuatan adiknya benar.” (Kejadian 6:11; 1 Yohanes 3:12) Yesus menunjukkan ”si jahat” itu sebagai si Iblis dan berkata: ”Ia adalah pembunuh manusia sejak semula.” (Yohanes 8:44) Sejak di Eden, Setan memang telah menghasilkan fakta-fakta yang luar biasa dalam menghasut umat manusia melakukan kekerasan.

      6. (a) Hal-hal mengejutkan apa terjadi di jaman Henokh, yang membutuhkan tanggapan apa dari Yehuwa? (b) Mengapa Allah ”mengangkat” Henokh? (Kejadian 5:24)

      6 Setelah Kain membunuh Habel, dunia semula itu semakin bertambah buruk. Lamekh keturunan Kain juga disebut seorang pembunuh manusia. (Kejadian 4:23, 24) Kira-kira pada waktu itu ”juga tentang mereka [orang-orang fasik] Henokh [dari garis keturunan Set], keturunan ketujuh dari Adam, telah bernubuat, katanya: ’Sesungguhnya [Yehuwa] datang dengan beribu-ribu orang kudusNya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas orang-orang fasik karena semua perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap [Yehuwa].’” (Yudas 14, 15) Allah memindahkan Henokh ke luar dari dunia itu, sehingga ia tidak lagi menghadapi tekanan kekerasan dan nista dari orang-orang jahat itu. Sungguh suatu berkat bagi dia untuk dibangkitkan ke dalam ”bumi baru” yang penuh perdamaian, yang diciptakan oleh Yehuwa!—2 Petrus 3:13; Ibrani 11:5.

      7. Bagaimana dunia purba menjadi penuh dengan kekerasan?

      7 Di jaman Nuh, cicit dari Henokh, pasukan tambahan berupa para malaikat mulai mengikuti Setan si jahat yang tidak kelihatan itu. Mereka ini adalah putra-putra rohani Allah yang tidak taat kepadaNya. Mereka turun ke bumi mengawini putri-putri manusia, yang menghasilkan bagi mereka suatu keturunan campuran—Nefilim. Nama ini berarti ”Para Penumbang,” dan sesuai dengan sebutan itu mereka berlaku jahat di antara umat manusia. ”Inilah orang-orang yang gagah perkasa di zaman purbakala, orang-orang yang kenamaan. . . . Berfirmanlah Allah kepada Nuh: ’Aku telah memutuskan untuk mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka bersama-sama dengan bumi.’”—Kejadian 6:1-13.

      8. (a) Bagaimana keadaan dunia sekarang dibandingkan dengan di jaman Nuh? (b) Contoh apa yang ditinggalkan oleh Nuh bagi kita, dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat dengan mengikutinya?

      8 Rasul Petrus mengatakan: ”Bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah. Tetapi oleh firman [dari Allah] itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.” Penggenapan nubuat Alkitab memperlihatkan bahwa dunia masa kini sudah sangat dekat dengan hari penghakiman itu. Apa yang harus kita lakukan untuk selamat? Ya, apa yang Nuh lakukan dahulu, bersama keluarganya? Alkitab memberitahu kita: ”Nuh itu hidup bergaul [berjalan] dengan Allah. . . . Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti yang diperintahkan Allah kepadanya.” (2 Petrus 3:6, 7; Kejadian 6:9, 22; 7:5) Dalam hal ini termasuk pula bahwa ia menjadi ”pemberita kebenaran.” Dengan imannya ”ia menghukum dunia.” (2 Petrus 2:5; Ibrani 11:7) Tidakkah kita patut betul-betul mengikuti teladan yang sangat baik dari Nuh serta isi rumahnya, seraya kita mengusahakan untuk selamat dari dunia modern in yang memang ”berada di bawah kuasa si jahat”?—1 Yohanes 5:19.

      Kekerasan Semakin Menghebat

      9. (a) Apa yang dihasilkan oleh kekerasan yang menghebat di jaman Nuh? (b) Contoh apa yang ditinggalkan oleh Nuh bagi kita, dan bagaimana kita dapat mengambil manfaat dengan mengikutinya?

      9 Kekerasan menghebat di dunia sebelum Air Bah—sehingga Allah sendiri melaksanakan penghakiman dengan membinasakan orang-orang yang sedang membinasakan bumi ini. (Kejadian 6:13, 17) Sejak jaman Nimrod, cicit dari Nuh, ’pemburu yang gagah perkasa melawan Yehuwa, sekali lagi kekerasan menghebat sepanjang abad, barangkali pada mulanya bertahap, tetapi dengan mantap semakin pasti daya geraknya. (Kejadian 10:1, 6, 8, 9) Pada waktunya muncullah pedang, busur dan panah, tombak; di jaman yang lebih modern muncullah bedil, meriam dan senjata-senjata api lainnya. Tetapi Perang Dunia I, yang mulai pada tahun 1914, mendatangkan senjata-senjata kekerasan baru yang mengherankan—pesawat terbang, tank, dan juga gas beracun. Dalam peperangan itu, penggunaan kapal selam sungguh menakutkan dan senapan-senapan mesin secara harfiah menelan berjuta-juta kehidupan.

      10. (a) Bagaimana nubuat Yesus mengenai peristiwa-peristiwa ”pada hari Tuhan” telah digenapkan? (b) Mengapa kita patut mengharapkan Yehuwa melaksanakan penghakiman tidak lama lagi?

      10 Tuhan Yesus Kristus telah menubuatkan perkembangan sedemikian ”pada hari Tuhan,” yang telah kita jalani sejak tahun 1914. (Wahyu 1:10) Ia melukiskan bagaimana ia sendiri akan menunggang seekor kuda putih sebagai Raja yang baru dimahkotai, disusul oleh seorang yang menunggang kuda berwarna merah padam. Kepada yang belakangan ini ”dikaruniakan kuasa untuk mengambil damai sejahtera dari atas bumi, sehingga mereka saling membunuh, dan kepadanya dikaruniakan sebilah pedang yang besar.”—pedang Perang Total. Pedang simbolik itu kini meliputi perkakas-perkakas yang paling mengerikan dan penuh kekerasan yang pernah dibuat dan diperbanyak oleh manusia, termasuk peluru-peluru kendali nuklir yang bila digabung kekuatannya mampu meledakkan segenap umat manusia sehingga lenyap dari permukaan bumi kita ini berulang kali! Jika kehadiran Nefilim raksasa itu, digabung dengan kejahatan yang melimpah dari manusia, di jaman Nuh, telah membuat Yehuwa ’bertindak membinasakan umat manusia karena bumi penuh kekerasan akibat perbuatan mereka,’ betapa jauh lebih banyak alasan yang patut kita harapkan bagi pribadi yang sama sebagai Tuhan Yang Berdaulat atas alam semesta ”untuk membinasakan barangsiapa yang membinasakan bumi” dewasa ini! (Kejadian 6:4, 7, 13; Wahyu 6:1-4; 11:18) Mengenai orang-orang fasik di jaman kita, Tuhan Yesus sendiri berkata: ”Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. . . . Dan mereka tidak tahu akan sesuatu sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua.”—Matius 24:37, 39.

      Pandangan Kristen mengenai Kekerasan

      11. (a) Mengapa Allah menyetujui peperangan Israel jaman purba? (b) Bagaimana Allah dan Kristus harus memandang peperangan jaman modern? (Bandingkan 2 Korintus 10:3, 4.)

      11 Memang peperangan dilakukan oleh hamba-hamba Allah di jaman purba. Tetapi kita harus ingat bahwa peperangan itu bersifat teokratis, diperintahkan oleh Allah. Israel berperang dengan maksud melenyapkan bangsa-bangsa yang bejat dan menyembah hantu-hantu dari ”negeri” milik Allah. (Imamat 18:24-27; Ulangan 7:1-6) Apakah peperangan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa, dan khususnya peperangan untuk memperebutkan kuasa atas dunia sejak 1914, disetujui oleh Allah? Pada waktu orang Katolik membantai orang Katolik, Protestan membantai Protestan, penganut Budha membantai penganut Budha, atau Muslim membantai Muslim, apakah mereka bertindak selaras dengan Allah yang ”dari satu orang saja Ia telah menjadikan semua bangsa dan umat manusia”? Bagaimana Kristus, Raja Damai [Pangeran Perdamaian], harus memandang pertumpahan darah yang memenuhi Susunan Kristen sejak meletusnya Perang Dunia II? (Kisah 17:24-26; Yesaya 9:6) Mari kita perhatikan patokan yang baru dan lebih tinggi yang ditetapkan oleh Pangeran Perdamaian ini bagi orang Kristen sebelum ia mengalami kematian yang keji.

      12, 13. (a) Mengapa Yesus memperhatikan supaya para muridnya dilengkapi dengan pedang? (b) Apa yang kemudian Yesus jelaskan mengenai peperangan teokratis?

      12 Mengingat peranannya dalam menggenapkan nubuat, Yesus berkata kepada murid-muridnya pada malam sebelum ia ditangkap: ”Dan siapa yang tidak mempunyainya [pedang] hendaklah ia menjual jubahnya dan membeli pedang. Sebab Aku berkata kepada kamu, bahwa nas Kitab Suci ini harus digenapi padaKu: ’Ia akan terhitung di antara pemberontak-pemberontak.’” Ketika mereka menjawab, ”Tuhan ini dua pedang,” ia mengatakan kepada mereka: ”Sudah cukup.” (Lukas 22:36-38) Cukup untuk apa? Pertama, untuk menggenapkan Yesaya 53:12. Kedua, untuk menegaskan suatu pelajaran penting bagi orang-orang Kristen.

      13 Sudah tentu tidak ada lagi alasan yang lebih kuat untuk menggunakan pedang dari pada untuk melindungi Putra Allah sendiri! Namun bukanlah kehendak Allah agar Yesus dilindungi pada waktu itu. Maka ketika rasul Petrus menggunakan pedangnya terhadap hamba imam besar, Yesus berkata kepadanya: ”Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang.” (Matius 26:52, 53; Yohanes 18:10, 11) Jadi Yesus menjelaskan bahwa peperangan teokratis sejak saat itu tidak lagi melibatkan penggunaan senjata-senjata jasmani.

      14. Bagaimana dinyatakan oleh Yesus, apa yang terlibat dalam hal ”bukan dari dunia”?

      14 Hal ini sesuai dengan apa yang sebelumnya telah Yesus katakan kepada para muridnya pada malam itu juga, bahwa mereka akan dianiaya oleh karena ”bukan dari dunia.” Ini selaras dengan doa Yesus kepada Bapanya, yang diucapkan pada malam itu juga, di mana ia menekankan bahwa, sama seperti dia sendiri, para muridnya ”bukan dari dunia.” Ini sesuai dengan apa yang Yesus katakan kepada Pilatus: ”KerajaanKu bukan dari dunia ini; jika KerajaanKu dari dunia ini, pasti hamba-hambaKu telah melawan, supaya Aku jangan diserahkan kepada orang Yahudi, akan tetapi KerajaanKu bukan dari sini.”—Yohanes 15:19, 20; 17:14-16; 18:36.

      15. (a) Keterpisahan dari dunia telah menuntun kepada persatuan yang bagaimana? (b) Berbagai segi apa dari persatuan ini dilukiskan di Yesaya 2:2-4?

      15 Apakah saudara kini terpisah dari dunia ini serta cara-caranya yang penuh kekerasan, sebagaimana halnya dengan Yesus dan para muridnya di abad pertama? Jika demikian, saudara telah ikut dalam persatuan sedunia yang menakjubkan yang dialami hanya oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Ini suatu persatuan yang lahir dari ketaatan kepada hukum-hukum Allah serta kehendakNya untuk masa sekarang ini. Sebab kini suatu ”kumpulan besar” orang-orang Kristen yang cinta damai ”dari segala bangsa dan suku dan kaum dan bahasa,” terus berdatangan ke bait rohani agung dari Yehuwa untuk beribadat. (Wahyu 7:9, 10, 15) Mereka dilukiskan di Yesaya 2:2-4: ”Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah [Yehuwa] akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana, dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: ’Mari, kita naik ke gunung [Yehuwa], ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalanNya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman [Yehuwa] dari Yerusalem.’ Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.”

      16. (a) Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa dipertentangkan dengan dunia ini? (b) Bagaimana Mikha 4:1-5 menubuatkan, tentang kemakmuran umat Allah, penyebabnya serta hasil akhirnya? (c) Mengingat apa maka timbul suatu pertanyaan lebih jauh?

      16 Mereka ini bukanlah kaum ultranasionalis yang mengibarkan bendera, tetapi satu umat yang bersatu-padu dan suka damai dari segala bangsa. Mereka sungguh-sungguh netral dalam suatu dunia yang gila perang. Setelah memberitahu bagaimana mereka bisa ’menempa pedang-pedang menjadi mata bajak,’ Mikha 4:1-5 melukiskan kemakmuran rohani mereka serta harapan mereka untuk hidup selama-lamanya di atas bumi dalam persatuan. Nubuat ini mempertentangkan mereka dengan orang-orang dunia ini: ”Biarpun segala bangsa berjalan masing-masing demi nama allahnya, tetapi kita akan berjalan demi nama [Yehuwa] Allah kita untuk selamanya dan seterusnya.” Tetapi seraya kita terus berjalan demi Allah, kita dihadapkan dengan banyak tekanan dari dunia yang penuh kekerasan. Bagaimana seharusnya kita menanggulangi keadaan-keadaan yang mungkin timbul? Artikel berikut memberikan jawaban-jawaban Alkitab atas pertanyaan ini.

      [Catatan Kaki]

      a Terjemahan Baru, Bahasa Indonesia Sehari-hari, Bode.

      b Bode.

      Jawaban apa akan saudara berikan atas pertanyaan-pertanyaan berikut:

      □ Bagaimana keadaan dunia menunjuk jaman kita sebagai hari-hari terakhir?

      □ Menurut catatan dalam kitab Kejadian, bagaimana Allah memandang peperangan?

      □ Hal-hal serupa apa dapat diperhatikan antara jaman Nuh dan jaman modern?

      □ Selaras dengan contoh dan kata-kata Yesus, keterpisahan yang bagaimana hendaknya dipertahankan oleh orang Kristen?

      □ Apa yang dikatakan di Yesaya 2:2-4 dan Mikha 4:1-5 tentang bagaimana kita dapat berjalan dengan Allah, dan hasilnya?

  • ’Carilah Perdamaian dan Usahakan Mendapatkannya’
    Menara Pengawal—1984 (No. 59) | Menara Pengawal—1984 (No. 59)
    • ’Carilah Perdamaian dan Usahakan Mendapatkannya’

      1. (a) Bagaimana kita dapat ’mencari perdamaian dan mengusahakannya’ dalam dunia yang penuh kekerasan ini? (b) Dalam keadaan yang sulit, mengapa kita patut dengan sungguh-sungguh memohon kepada Yehuwa?

      BAGAIMANA kita dapat benar-benar mengikuti anjuran rasul Petrus, yang dikutip di atas, sedangkan kita dilingkungi oleh suatu dunia yang penuh kekerasan? Petrus menjawab, dengan menganjurkan kita untuk ”menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik.” Maka, kita perlu membuat usaha sungguh-sungguh untuk memperoleh hubungan yang damai dengan Allah Yehuwa berdasarkan iman kepada pengorbanan Yesus Kristus. Setelah itu kita mengusahakan perdamaian dengan betul-betul mengikuti patokan yang Allah tetapkan dalam firmanNya. ”Sebab mata [Yehuwa] tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada permohonan mereka yang meminta tolong, tetapi wajah [Yehuwa] menentang orang-orang yang berbuat jahat.” (1 Petrus 3:11, 12) Bila orang-orang jahat mencoba melakukan hal-hal yang buruk kepada kita, kita dapat memanggil namaNya dengan suara keras, misalnya apabila menghadapi seorang pemerkosa atau pelaku kejahatan lainnya.—Bandingkan Ulangan 22:25-27.

      2. Bila dihadapkan dengan kekerasan, kita dapat berpegang pada keyakinan apa yang diungkapkan oleh Daud?

      2 Dalam keadaan yang penuh kekerasan, kepercayaan penuh kepada Yehuwa sering terbukti sebagai kunci untuk meluputkan diri. Berulang kali, saksi dari Yehuwa telah diberkati karena berpaut kepada keyakinan yang dinyatakan oleh Daud dalam doa di Mazmur 18:47-49: ”[Yehuwa] hidup! Terpujilah gunung batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku . . . yang telah meluputkan aku dari pada musuhku. Bahkan, Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari orang yang melakukan kelaliman.” Saksi-Saksi Yehuwa yang mencapai jutaan jumlahnya dewasa ini, dengan iman yang teguh menanti-nantikan penggenapan janji Allah bahwa ”orang-orang benar akan mewarisi negeri [bumi, NW] dan tinggal di sana senantiasa.” Mereka juga yakin bahwa ”orang-orang benar diselamatkan oleh [Yehuwa]; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan.”—Mazmur 37:29, 39.

      3. (a) Apa yang ditunjukkan di Ulangan 32:10 dan Daniel 3:19-27 kepada kita? (b) Apa yang ditunjukkan oleh cara pembebasan Rahab, dan juga pengalaman seorang perintis di jaman modern?

      3 Bagaimanapun keadaan yang mungkin timbul dalam dunia yang penuh kekerasan ini, Yehuwa sanggup ’mengawali umatNya seperti biji mataNya.’ (Ulangan 32:10; Daniel 3:19-27) Ia bahkan sanggup, kalau Ia ingin, memelihara milikNya melampaui kedahsyatan seperti bencana nuklir. Ini diperlihatkan pada tanggal 6 Agustus 1945, dalam pengalaman seorang hamba Yehuwa yang dianiaya di penjara Hiroshima, Jepang. Pada pagi itu suatu perubahan dari jadwal kegiatannya yang biasa membuat ia berada dalam posisi sedemikian rupa sehingga ia tidak kena pengaruh dari ledakan bom atom tersebut.a Hampir seluruh penjara menjadi rata, tetapi seperti Rahab dulu selamat melampaui kebinasaan yang dahsyat dari kota Yerikho, Katsou Miura selamat melampaui pembinasaan di Hiroshima. (Yosua 6:23, 24) Ia berterima kasih kepada Yehuwa sebagaimana ia menyatakannya, bahwa ia telah ’dibom atom sehingga keluar dari penjara,’ untuk menggunakan tahun-tahun yang masih sisa dari kehidupannya dalam dinas perintis. (Bandingkan Mazmur 116:15.) Tidak ada yang terlalu hebat bagi Tuhan kita yang Berdaulat, ’Allah yang benar, yang besar, yang perkasa, yang namaNya adalah Yehuwa yang berbala tentara.’—Yeremia 32:17-19.

      Tetap dengan Organisasi Yehuwa

      4. Bagaimana Yesaya pasal 60 melukiskan keadaan organisasi Allah di masa kini?

      4 Untuk dapat menghadapi hari-hari yang penuh kekerasan ini, kita membutuhkan bimbingan yang lembut dari organisasi Yehuwa yang memiliki sifat-sifat seperti seorang ibu. Sejak 1938 telah terdapat kondisi teokratis yang semakin membaik di tengah-tengah umat Allah sebagaimana telah dinubuatkan oleh Yehuwa: ”Aku akan memberikan damai sejahtera dan keadilan yang akan melindungimu dan mengatur hidupmu. Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan atau keruntuhan di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu ’Selamat’ dan pintu-pintu gerbangmu ’Pujian.’” Damai sejahtera dan cinta akan keadilan yang kini mencirikan organisasi Yehuwa di seluruh dunia telah banyak membantu untuk membuat yang ”kecil’ yakni beberapa ribu pemberita kerajaan 64 tahun lalu menjadi ”bangsa yang kuat” yang terdiri dari 2.477.000 orang, yang terus maju di 205 negeri dari bumi ini. Laporan-laporan dari lapangan memperlihatkan bahwa, seraya kita mendekati ”kesudahan,” Yehuwa sedang ”melaksanakannya dengan segera pada waktunya.”—Yesaya 60:17, 18, 22; Matius 24:14.

      5. Sebagaimana dinyatakan di Mazmur, apa yang telah memelihara umat Yehuwa kuat menghadapi kekerasan?

      5 Banyak dari perluasan ini telah terjadi walaupun dihadapkan dengan kekerasan, seperti yang dialami oleh Saksi-Saksi Yehuwa di kamp-kamp konsentrasi Hitler dan pengeroyokan dalam masa perang di Amerika serikat. Kekerasan terus menghebat di banyak bagian bumi. Kalaupun ada, hanya sedikit negeri yang telah mengalami lebih banyak kekerasan dari pada Libanon pada tahun-tahun belakangan ini. Namun saudara-saudara kita di sana tetap kuat. Apa yang telah memelihara mereka sehingga tetap kuat? Kepercayaan penuh kepada Yehuwa dan tekad untuk terus bergabung dalam perhimpunan-perhimpunan mereka serta kegiatan Kristen lainnya.—Mazmur 73:28; 149:1.

      6. Bagaimana kita patut memandang kehadiran yang tetap tentu dalam perhimpunan, dan mengapa?

      6 Hal ini patut menegaskan kepada kita bahwa dalam keadaan penuh kekerasan kita tidak akan pernah meninggalkan pertemuan kita bersama. (Ibrani 10:24, 25) Jika hal ini demikian penting untuk membentengi diri kita terhadap kekerasan dunia Setan, tentu juga perlu untuk mendapatkan kekuatan dalam menanggulangi tipu muslihat yang licik dari Iblis. Kehadiran kita dengan tetap tentu pada perhimpunan berarti kehidupan bagi kita!

      7. (a) Bagaimana Setan berusaha merusak umat Allah? (b) Dengan cara-cara spesifik apa Setan menghasut semangat kekerasan dan imoralitas? (c) Bagaimana kita dapat mengejar perdamaian, dan dengan mengingat tujuan apa?

      7 Dalam masa-masa yang gawat ini, Setan berusaha merongrong umat Allah dengan membuat mereka menjadi orang-orang yang ”mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang [serta perkara-perkara materi yang sangat menarik yang dapat dibeli dengan uang]. . . . lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” Inilah hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari persekutuan yang tetap tentu dengan umat Allah. (2 Timotius 3:1, 2, 4) Dari pada menyerap semangat kekerasan dan imoralitas dari Setan, yang didewa-dewakan melalui acara TV tertentu, beberapa permainan Video dan sebagainya, betapa penting agar kita terus, melalui pelajaran pribadi, renungan dan perhimpunan, mengambil serta menerapkan pengetahuan saksama yang berarti ”hidup yang kekal”!—Yohanes 17:3; Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-11.

      Di Mana Perlindungan Kita?

      8. (a) Bagaimana banyak orang duniawi bereaksi terhadap keadaan penuh kekerasan ini? (b) Dengan contoh-contoh perlihatkan bagaimana haluan mereka tidak bijaksana?

      8 Kekerasan menimbulkan kengerian dalam hati orang-orang di kota-kota besar di bumi ini. Menurut suatu angket baru-baru ini, 45 persen dari orang Amerika takut keluar malam sendirian sejauh satu setengah kilometer dari rumah. Banyak yang membawa senjata. Tetapi beginikah jalan yang patut ditempuh oleh Saksi-Saksi Yehuwa—menghadapi kemungkinan kekerasan dengan mempersiapkan kekerasan? Banyaknya kecelakaan yang melibatkan ”senjata-senjata bela diri”—di mana bahkan anak-anak yang masih kecil membunuh orang-orang muda lainnya—patut membuat kita merenung dan meneliti keadaan ini. Sudah umum diketahui bahwa seorang penembak profesional, apabila melihat senjata di tangan orang lain, ia akan menembak—dan menembak untuk membunuh. Maka kesempatan apa yang ada pada seorang penembak amatir!

      9. Di mana dan bagaimana orang Kristen akan mendapatkan perlindungan?

      9 Orang Kristen akan mendapatkan perlindungan, bukan dengan memiliki senjata api, tetapi dengan ’mencari perdamaian dan mengusahakannya.’ (1 Petrus 3:11) Percayalah kepada Yehuwa. Jika saudara dihadapkan pada seorang pelaku kejahatan, beritahukanlah kepadanya bahwa saudara seorang Saksi Yehuwa. Jangan melawan jika saudara diancam dengan kekerasan; berikanlah kepadanya harta benda yang ia tuntut. Kehidupan saudara lebih berharga dari pada hal-hal itu. Apabila terdesak dan diancam, mohonlah bantuan Yehuwa. Ingat: ”Nama [Yehuwa] adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.”—Amsal 18:10.

      10. (a) Mengenai bela diri, apa yang ditunjukkan kepada kita di Ezra pasal 8 dan 2 Tawarikh pasal 11? (b) Apa yang disingkapkan oleh laporan dari Afrika dan dari Irlandia mengenai kebodohan dalam membawa senjata api?

      10 Tetapi, tidakkah akan ada saatnya, seperti pada waktu dalam perjalanan melalui daerah para pemberontak yang berbahaya, sehingga Saksi-Saksi Yehuwa mungkin lebih baik membawa senjata api untuk membela diri? Jawabannya jelas Tidak. (Bandingkan Ezra 8:21-23, 31; 2 Korintus 11:23-27.) Sebagai contoh adalah para pengawas keliling kita di suatu negara di Afrika. Tahun-tahun belakangan ini saudara-saudara tersebut sering harus melalui daerah-daerah perang pada waktu melayani sidang-sidang. Kadang-kadang mereka ditahan oleh para gerilya atau oleh pasukan keamanan. Andai kata senjata api ditemukan pada mereka berarti kehidupan mereka menjadi korban. Dengan sedikit kekecualian, identitas mereka sebagai Saksi Yehuwa, serta tidak adanya senjata kekerasan apapun, telah membuat mereka dibebaskan untuk meneruskan perjalanan. Demikian pula halnya di Irlandia Utara yang dilanda pertikaian, di mana dikatakan bahwa ”kematian sebagian dari pemandangan.” Kenetralan Saksi-Saksi Yehuwa diketahui dengan baik, dan sebagai pencinta-pencinta damai mereka mendapatkan perlindungan baik di daerah Katolik maupun di daerah Protestan.

      11. (a) Apa yang menjelaskan bahwa orang Kristen tidak patut mempersenjatai diri dengan senjata yang memautkan? (b) Menurut Alkitab, kepercayaan kita sepatutnya terletak di mana?

      11 Alkitab, didukung oleh pengalaman jaman modern dari Saksi-Saksi Yehuwa, menjelaskan bahwa tidak bijaksana bagi seorang Kristen untuk membawa, atau menyimpan di rumah atau di tempat lain, senjata api atau senjata memautkan lainnya untuk digunakan terhadap penyerang atau pengganggu. (Yesaya 2:4; 1 Petrus 3:11) Orang yang mempersiapkan diri untuk kekerasan mengundang kekerasan. Sebaliknya, yang sepatutnya menjadi kepercayaan utama seorang Kristen adalah Yehuwa, Allahnya.—Mazmur 18:49; 140:1, 4; Amsal 3:5-7.

      12. (a) Menurut Alkitab, mengapa orang Kristen boleh meminta perlindungan polisi? (b) Apakah seorang Kristen akan pernah menggunakan senjata api dalam keadaan darurat atau main hakim sendiri?

      12 Selaras dengan Roma 13:1, 4, ”Pemerintahan yang diatas” dari dunia ini mungkin menetapkan badan-badan tertentu untuk memelihara perdamaian, seperti polisi, yang secara resmi dipersenjatai untuk melindungi warga negara dan harta milik. Karena orang-orang dalam penyelenggaraan sedemikian yang diijinkan oleh Allah dinyatakan sebagai ”hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat,” memang patut bagi orang Kristen untuk meminta dan mendapatkan perlindungan dari badan sedemikian. Tetapi sekalipun ia merasa perlu untuk membela diri atau membela orang-orang yang ia kasihi dengan jalan apapun yang tersedia, dia tidak patut menggunakan senjata api. Juga ia tidak akan main hakim sendiri. Di banyak negara dipandang ilegal bahkan untuk memiliki senjata api untuk bela diri.—Matius 22:21; bandingkan Keluaran 22:2.

      13. Mengapa orang Kristen tidak akan menggunakan seni perang untuk membela diri?

      13 Tetapi, untuk bela diri pribadi, apakah orang Kristen tidak boleh menjalani latihan dalam seni-seni perang, seperti Kung Fu yang berasal dari Tiongkok? Perlu diperhatikan bahwa seni yang paling memautkan dari negeri Timur ini dikembangkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu oleh para biarawan Budha Zen dari biara Shaolin di lereng-lereng gunung Songshan, salah satu dari pegunungan suci di Tiongkok. Dari sumber yang bersifat agama inilah juga datang seni-seni perang dari Jepang—Bushido, yang artinya, secara harfiah, ”Jalan bagi prajurit.” Banyak ahli dalam seni judo, kendo dan karate masih mendapatkan ilham dari meditasi agama. Karate bertujuan untuk melumpuhkan korbannya, yang bisa mengakibatkan luka parah atau kematian. Tentu, orang-orang percaya kepada Yehuwa tidak akan berpaling kepada seni perang untuk mempertahankan diri!—Amsal 3:31.

      14, 15. (a) Mengapa cocok bagi seorang Kristen untuk berburu atau membunuh binatang sebagai makanan? (b) Tetapi apa yang mungkin membuat seorang Kristen tidak layak menerima hak kehormatan khusus, dan mengapa?

      14 Apakah cocok bila seorang Kristen memiliki senjata api dengan maksud berburu binatang untuk bahan makanan? Sejak Air Bah Allah telah mengijinkan penyembelihan binatang untuk makanan, walaupun darahnya harus dicurahkan ke bumi, bukannya dimakan. (Kejadian 9:3, 4; Ulangan 12:23-25) Apabila diperbolehkan oleh hukum setempat, beberapa Saksi menyimpan senjata-senjata untuk melindungi diri terhadap binatang buas atau untuk berburu. (Matius 22:21) Bagi mereka hal ini mungkin suatu sumber penting atau praktis untuk memperoleh bahan makanan. Tetapi tidak seorang pun patut berpikir bahwa Yehuwa akan menyetujui pembunuhan binatang sebagai kesenangan, sebagai keasyikan untuk membunuh—seperti dilakukan oleh ”para Nimrod” di jaman purba maupun modern. Karena ”nyawa [jiwa] makhluk ada di dalam darahnya,” hal ini berharga di mata Yehuwa.b—Imamat 17:11, 14.

      15 Jika cukup banyak Saksi dalam suatu sidang memang terganggu karena seorang di antara mereka berburu binatang sekedar untuk kesenangan, dan bukan untuk memperoleh makanan, mungkin orang tersebut tidak dapat menerima hak kehormatan dinas khusus, karena reputasinya yang mengganggu perasaan.—1 Timotius 3:2.

      16. Bagaimana para penatua dapat membantu, tetapi apa yang mungkin menjadi akibatnya atas mereka yang tidak mengikuti nasihat Alkitab di paragraf 9-15 di atas?

      16 Demikian juga halnya jika seorang Saksi Yehuwa berkeras untuk membawa atau menyimpan senjata api sebagai perlindungan terhadap sesama manusia atau untuk mempelajari seni perang. Para penatua rohani hendaknya segera mengambil langkah-langkah untuk menasihatkan dan membantu dia memperbaiki keadaan itu. (Mikha 4:3) Barangsiapa yang terus membawa senjata pribadi atau melengkapi diri untuk menjadi seorang ”pemarah [tukang pukul],” tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapat hak kehormatan khusus dalam sidang.—1 Timotius 3:2, 3.

      Penggunaan Senjata dalam Pekerjaan Sipil

      17. Mengapa kebanyakan Saksi-Saksi menghindari pekerjaan yang melibatkan seni perang atau keharusan membawa senjata api?

      17 Jika seseorang dalam pekerjaannya harus membawa senjata untuk digunakan terhadap sesama manusia lainnya, atau jika ia diharuskan untuk menjalani latihan dalam seni perang, seperti judo dan karate, apa yang harus ia lakukan? Dalam membuat keputusan pribadi ia harus mengingat bahwa seorang pengikut Yesus hendaknya mengusahakan perdamaian. (Roma 12:17, 18) Mengingat apa yang dikatakan di Yesaya 2:4, kebanyakan Saksi Yehuwa menghindari pekerjaan sedemikian. Sekalipun pekerjaan tersebut mungkin bertujuan untuk melindungi umum (atau harta milik) selaras dengan Roma 13:4, telah terbukti dari pengalaman bahwa selalu ada bahaya timbulnya hutang darah dengan hilangnya kehidupan karena senjata, sehingga merusak hati nurani orang tersebut, dan juga ada bahaya luka atau kematian terhadap diri sendiri karena pembalasan. (Mazmur 51:14; bandingkan Bilangan 35:11, 12, 22-25.) Tentu paling baik menghindari bahaya-bahaya sedemikian dengan memilih pekerjaan di mana hal-hal seperti itu tidak akan timbul.

      18. (a) Bagaimana pandangan seorang Kristen yang matang berbeda dengan pandangan-pandangan dunia? (b) Supaya hati nurani tetap bersih, bagaimana ia mungkin berusaha menyesuaikan diri?

      18 Selama ”hari-hari terakhir” ini, banyak karyawan diharapkan membawa senjata api. Para pengawal di bank atau dalam tugas keamanan, para penjaga dan polisi mungkin diharuskan membawa senjata untuk tetap dalam pekerjaannya. Tetapi bagaimana dengan orang Kristen, yang wajib ”memeliharakan sanak saudaranya”? (1 Timotius 5:8) Pandangannya yang terlatih berdasarkan Alkitab akan berbeda dari pandangan orang-orang duniawi, yang merasa bebas membawa senjata sedemikian dan menggunakannya kalau mereka menganggapnya cocok dalam keadaan apapun yang dipandang berbahaya. (Efesus 5:15-17) Ia ingin menghindari hutang darah, mengingat pandangan Yehuwa mengenai kesucian darah. (Kejadian 9:6; Mazmur 55:23) Seorang Kristen yang matang patut berusaha mendapatkan pekerjaan yang tidak dipersenjatai.c Beberapa Saksi berbicara dengan majikan mereka sehingga berhasil dipindahkan ke suatu pekerjaan yang tidak mengharuskannya membawa senjata.

      19. Untuk hak-hak kehormatan apa seorang saudara mungkin tidak pantas sebelum penyesuaian dibuat? (2 Korintus 13:11)

      19 Seraya dunia menjadi semakin penuh kekerasan kita tidak dapat lagi memandang sebagai teladan seorang saudara yang terus dalam pekerjaan yang dipersenjatai. Ia dapat diberi kelonggaran enam bulan untuk membuat perubahan. Jika ia tidak membuat perubahan, ia tidak akan layak menerima hak kehormatan dinas khusus serta tanggung jawab dalam sidang.—1 Timotius 3:2; Titus 1:5, 6.

      Marilah Kita Semua Mengusahakan Perdamaian

      20. (a) Mengapa jalan perdamaian patut dipujikan? (b) Walaupun adanya ujian-ujian berat, dan bahkan kematian, apa hasilnya bagi orang-orang yang memelihara ketulusan hati? (c) Kepada siapa saudara menaruh kepercayaan?

      20 Dalam mengejar jalan perdamaian Saksi-Saksi Yehuwa telah berulang kali mendapatkan perlindungan—secara jasmani, moral, rohani! Jelas bahwa haluan Alkitab inilah satu-satunya yang harus diikuti. Dalam sedikit kasus di mana telah terjadi kematian di antara orang Kristen yang setia dalam situasi semacam ini, sikap mereka yang tidak gentar menghadapi kematian telah membuat mereka layak mengharapkan kebangkitan yang awal. (Ibrani 11:36-40; Wahyu 2:10) Kadang-kadang Yehuwa mengijinkan Setan menaruh ujian-ujian yang berat atas umatNya, seperti yang dialami oleh Ayub, namun hasil akhir bagi orang yang memelihara ketulusan hati ini ternyata membahagiakan. (Ayub 1:18, 19; 42:12-15) Tetapi apapun yang mungkin terjadi dalam masa-masa yang penuh kekerasan ini, janganlah kita sekali-kali digoyahkan dari ketulusan hati kita. Biarlah kita percaya kepada Allah. ”Karena mata [Yehuwa] menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”—2 Tawarikh 16:9.

      [Catatan Kaki]

      a Uraian selengkapnya dapat dilihat dalam artikel ”In the Mushroom Cloud (Dalam Awan Cendawan),” halaman 17-19, Awake! 8 September 1954.

      b Lihat Awake!, 22 Maret 1976, halaman 18-20.

      c Lihat juga The Watchtower, 15 Februari 1973, halaman 127, 128.

      Bagaimana saudara dapat menjawab?

      □ Dalam segala keadaan yang mengancam dengan kekerasan, di mana orang Kristen menaruh kepercayaannya?

      □ Manfaat apa yang ada dengan tetap dekat kepada Yehuwa serta nasihatNya?

      □ Mengapa bodoh membawa senjata api atau mempelajari seni perang untuk bela diri?

      □ Mengenai pekerjaan yang dipersenjatai, haluan apa yang dinasihatkan bagi orang Kristen, dan mengapa?

      [Kotak di hlm. 24]

      Menghebatnya Kekerasan—Berakhirnya Di Mana?

      ”Perang nuklir habis-habisan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dapat mengakibatkan kematian dari . . . sekitar 80 persen penduduk dunia.”—The Express, 29 Maret 1982, berdasarkan interpiu dengan seorang senator Kalifornia.

      ”Dibom ke luar dari Otak mereka—bahayanya adalah bahwa para pemimpin politik, Soviet dan Amerika . . . akan terpengaruh sehingga perang nuklir bisa terjadi. Memang kenyataannya setiap perang nuklir di mana semua, atau sebagian yang berarti, dari persenjataan nuklir Soviet dan Amerika digunakan, akan membinasakan sama sekali belahan bumi Utara.”—Dr. Frank Barnaby, penyelidik perdamaian, 26 Desember 1982.

      Jika kesiapsiagaan untuk perang menjadi syarat untuk perdamaian, maka pastilah perdamaian belum pernah dijamin dengan cara yang lebih baik. Satu juta Hiroshima yang ditimbun di atas bumi, dan hal ini masih belum mencegah setiap orang dari ke-4.200.000.000 penduduk dari penggunaan £115 [Rp. 167.900,-] setiap tahun untuk persenjataan.”—Andre Fontaine, Le Monde, diterbitkan ulang dalam The Guardian, 9 Januari 1983.

      ”Ketua PBB Mengatakan Ancaman Perang Nuklir Semakin Bertambah—’Pilihannya adalah antara generasi senjata baru dan generasi manusia di masa depan,’ ia mengatakan.—The New York Times, 16 Februari 1983, mengutip kata-kata Sekretaris Jenderal Javier Pérez de Cuéllar.

      ”Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.” ”Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri [bumi] dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Pengkhotbah 1:4; Mazmur 37:10, 11.

      [Kotak di hlm. 25]

      Saksi-Saksi Yehuwa Bertekun Menghadapi Kekerasan di Tripoli, Libanon

      ”Mereka benar-benar mengalami beberapa situasi yang sulit tetapi tidak pernah tidak menghadiri perhimpunan. Mereka mengatakan bahwa sewaktu mereka mengadakan pesta distrik satu kelompok terdiri dari 117 orang berhimpun di rumah seorang saudara, dan ketika saudari yang terakhir masuk, sebuah roket meledak tepat di depan pintu. Selama perhimpunan roket-roket dan mortir-mortir berjatuhan di sekeliling mereka bagaikan hujan. Mereka memperlihatkan kepada kami tonggak-tonggak listrik yang bertumbangan serta bangunan-bangunan sekitarnya ditimpa peluru-peluru—tetapi tidak satupun kena pada apartemen tempat mereka berhimpun!

      ”Dua keluarga pada suatu kesempatan merasa ragu-ragu apakah mereka akan mencoba pergi ke perhimpunan mengingat hujan peluru. Mereka memutuskan untuk pergi saja, dan kehidupan mereka terluput karena, sementara mereka berhimpun, rumah satu keluarga dibom dan hancur sama sekali, dan rumah yang lain disiram peluru sehingga tidak mungkin seorang pun di dalamnya bisa luput.

      ”Satu keluarga Saksi yang tinggal di wilayah pihak yang berhaluan kiri di mana pihak yang berhaluan kanan mengadakan serbuan, akan dibawa keluar untuk menjalani hukuman mati. Tetapi seorang sanak keluarga yang tidak dalam kebenaran dan termasuk dalam pihak yang berhaluan kanan tersebut mendengar hal itu dan segera mendapatkan mereka sebelum pasukan pelaksana hukuman mati tiba. Ia membawa mereka ke markas besar di mana mereka menjelaskan segala sesuatu mengenai kenetralan para Saksi, memberikan kesaksian yang baik dan dibebaskan. Kejadian seperti ini telah dituturkan berulang kali.”—Sebagaimana dilaporkan oleh seorang pengunjung.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan