-
Siapa yang Dapat Mengetahui Masa Depan?Menara Pengawal—2008 | 1 Oktober
-
-
Siapa yang Dapat Mengetahui Masa Depan?
”Akulah Pribadi Ilahi . . . , Pribadi yang sejak awal memberitahukan kesudahannya, dan dari masa lampau, hal-hal yang belum terlaksana.”—Yesaya 46:9, 10.
PADA masa yang tidak stabil ini, para analis politik, keuangan, dan sosial mempelajari sejarah dan tren-tren modern untuk meramalkan masa depan. Yang lain-lain, karena ingin sekali mengetahui masa depan mereka sendiri, mencari jawabannya melalui astrologi atau spiritisme. Orang-orang tersebut sering kali kecewa dengan hasilnya. Apakah benar-benar mustahil untuk mengetahui apa yang bakal terjadi atas dunia ini, atas keluarga kita, dan atas kita masing-masing? Akhirnya, apakah memang ada yang dapat meramalkan masa depan?
Dengan kata-kata-Nya kepada nabi Yesaya, yang dikutip di atas, Allah Yang Mahakuasa, Yehuwa, menggambarkan kesanggupan-Nya sendiri untuk menubuatkan, atau meramalkan, masa depan. Melalui Yesaya, Allah menubuatkan bahwa orang Israel zaman dahulu akan dibebaskan dari penawanan Babilon dan pulang untuk membangun kembali Yerusalem dan baitnya. Seberapa tepatkah nubuat ini? Kira-kira 200 tahun sebelumnya, Yesaya dengan tepat menyebutkan nama calon penakluk Babilon, yakni Kores. Selain itu, Yesaya secara akurat menguraikan strategi Kores—yaitu mengalihkan aliran Sungai Efrat, yang berfungsi melindungi kota itu. Ia bahkan melihat di muka bahwa Kores akan mendapati pintu berdaun dua yang kokoh di tembok kota ditinggalkan terbuka karena kelalaian, sehingga ia menang dengan mudah.—Yesaya 44:24–45:7.
Dibandingkan dengan Allah, manusia tidak berdaya untuk mengintip masa depan. ”Jangan memegahkan dirimu tentang hari esok,” tulis Raja Salomo yang bijaksana, ”karena engkau tidak tahu apa yang akan dilahirkan oleh suatu hari.” (Amsal 27:1) Pernyataan itu masih berlaku. Tidak ada manusia yang bisa memprediksi bahkan masa depannya sendiri. Mengapa Allah berbeda? Ia memahami sepenuhnya segala sesuatu yang telah Ia ciptakan, termasuk watak dan kecenderungan manusia. Sewaktu memutuskan untuk memprediksi masa depan, Allah dapat dengan tepat melihat sebelumnya bagaimana orang perorangan dan bangsa-bangsa secara keseluruhan akan bertindak. Selain itu, Ia memiliki kesanggupan yang tak terbatas untuk mengendalikan hasil akhir segala peristiwa. Ketika Ia menubuatkan melalui para nabi-Nya bahwa sesuatu bakal terjadi, Ia menjadi ”Pribadi yang membuat perkataan hambanya menjadi kenyataan, dan Pribadi yang melaksanakan sepenuhnya rancangan utusan-utusannya”. (Yesaya 44:26) Allah Yehuwa sajalah yang benar-benar dapat membuat pernyataan itu.
Yesaya hidup lebih dari 700 tahun sebelum Yesus, sang Mesias. Namun, Yesaya menubuatkan tentang kedatangan sang Mesias. Akan tetapi, khususnya sejak abad ke-18, para kritikus Alkitab telah menyerang keautentikan buku Yesaya. Mereka menyatakan bahwa nubuat-nubuat Yesaya tidak benar-benar bersifat nubuat tetapi ditulis setelah kejadiannya; seorang penulis lain belakangan hanya mencatat apa yang sudah terjadi. Benarkah demikian? Pada tahun 1947, sebuah salinan buku Yesaya ditemukan bersama gulungan-gulungan kuno lainnya di sebuah gua dekat Laut Mati. Para pakar menentukan bahwa salinan ini dibuat lebih dari seratus tahun sebelum kelahiran Mesias, atau Kristus, yang dinubuatkan. Ya, Alkitab menyingkapkan masa depan.
Yesaya dan para penulis Alkitab lain tidak bisa meramalkan peristiwa di masa depan berdasarkan pemahaman mereka semata. Sebaliknya, mereka ”mengatakan apa yang berasal dari Allah seraya mereka dibimbing oleh roh kudus”. (2 Petrus 1:21) Dalam artikel-artikel berikut, kita akan memberi perhatian pada beberapa perincian tentang kehidupan Yesus yang dinubuatkan melalui Yesaya. Setelah itu, kita akan membahas peristiwa-peristiwa yang dinubuatkan oleh Yesus dan murid-muridnya untuk zaman kita dan setelahnya.
-
-
Menubuatkan sang MesiasMenara Pengawal—2008 | 1 Oktober
-
-
Menubuatkan sang Mesias
KARENA mengetahui apa yang telah ditulis oleh Yesaya dan nabi-nabi lain tentang Mesias, bangsa Yahudi sudah lama menantikan kedatangannya. Malah, pada zaman Yesus, banyak orang Yahudi ”sedang menanti” munculnya Mesias yang sudah di ambang pintu. (Lukas 3:15) Yang menarik, nubuat-nubuat Alkitab memasukkan perincian yang patut disimak tentang kehidupannya. Manusia belaka tidak mungkin bisa meramalkan peristiwa-peristiwa tersebut atau mengatur agar Yesus mengalaminya.
Perincian seputar Kelahiran sang Mesias. Yesaya menubuatkan bahwa Mesias, atau Kristus, akan dilahirkan oleh seorang perawan. Setelah menguraikan kelahiran Yesus yang terjadi secara mukjizat, rasul Matius menulis, ”Semua ini benar-benar terjadi agar tergenap apa yang telah diucapkan Yehuwa melalui nabinya, yang bunyinya, ’Lihat! Perawan itu akan menjadi hamil dan akan melahirkan seorang anak laki-laki.’” (Matius 1:22, 23; Yesaya 7:14) Yesaya juga menubuatkan bahwa Kristus akan terlahir sebagai keturunan Daud, dengan secara spesifik menyebut Isai, bapak Daud. Yesus memang lahir dari garis keturunan Daud. (Matius 1:6, 16; Lukas 3:23, 31, 32) Maka, sebelum kelahirannya, malaikat Gabriel memberi tahu ibu Yesus, Maria, ’Allah akan memberikan kepadanya takhta Daud, bapaknya.’—Lukas 1:32, 33; Yesaya 11:1-5, 10; Roma 15:12.
Perincian Kehidupan Mesias. Di sinagoga di Nazaret, Yesus yang sudah dewasa membacakan dari nubuat Yesaya, termasuk kata-kata ini, ”Roh Yehuwa ada padaku, karena ia mengurapi aku untuk menyatakan kabar baik kepada orang miskin.” Ketika menerapkan nubuat itu atas dirinya, Yesus menyatakan, ”Pada hari ini tergenaplah ayat yang baru saja kamu dengar ini.” (Lukas 4:17-21; Yesaya 61:1, 2) Yesaya juga menubuatkan cara-cara Yesus yang baik hati, lembut, dan bersahaja sewaktu berurusan dengan orang yang membutuhkan penyembuhan. Matius menulis, ”Banyak juga yang mengikutinya dan ia menyembuhkan mereka semua, tetapi ia dengan tegas melarang mereka agar tidak membuat dirinya nyata; supaya tergenap apa yang diucapkan melalui nabi Yesaya . . . ’Ia tidak akan bertengkar, dan juga tidak akan berteriak . . . Buluh yang memar tidak akan ia remukkan.’”—Matius 8:16, 17; 12:10-21; Yesaya 42:1-4; 53:4, 5.
Perincian Penderitaan Mesias. Yesaya menubuatkan bahwa Mesias tidak akan diterima oleh mayoritas orang di Israel tetapi sebaliknya akan menjadi ”batu sandungan” bagi mereka. (1 Petrus 2:6-8; Yesaya 8:14, 15) Dan memang, meskipun Yesus mengadakan banyak mukjizat, orang-orang ”tidak beriman kepadanya, supaya tergenaplah perkataan nabi Yesaya yang telah diucapkannya, ’Yehuwa, siapakah yang beriman kepada perkara yang kami dengar?’” (Yohanes 12:37, 38; Yesaya 53:1) Yang juga membuat orang Yahudi tidak beriman kepada Yesus adalah kepercayaan yang populer, namun keliru, bahwa Mesias akan segera membebaskan bangsa itu dari pemerintah Romawi dan memulihkan suatu kerajaan dinasti Daud yang merdeka di bumi. Karena Yesus menderita lalu mati, kebanyakan orang Yahudi tidak percaya bahwa Yesus adalah sang Mesias. Namun, Yesaya sebenarnya telah menubuatkan bahwa Mesias akan mengalami penderitaan sebelum menjadi Raja.
Dalam nubuat buku Yesaya, sang Mesias mengatakan, ”Aku memberi punggungku kepada orang-orang yang memukul aku . . . Mukaku tidak aku sembunyikan ketika direndahkan dan diludahi.” Matius melaporkan apa yang terjadi sewaktu Yesus diadili, ”Mereka meludahi mukanya dan meninjunya. Yang lain-lain menampar mukanya.” (Yesaya 50:6; Matius 26:67) ”Dia membiarkan dirinya dibuat menderita; namun dia tidak membuka mulutnya,” tulis Yesaya. Maka, ketika Pilatus menanyai Yesus tentang tuduhan orang-orang Yahudi, Yesus ”tidak menjawabnya, tidak, sepatah kata pun tidak, sehingga gubernur sangat heran”.—Yesaya 53:7; Matius 27:12-14; Kisah 8:28, 32-35.
Perincian Kematian Mesias. Nubuat Yesaya masih terus digenapi pada kematian Yesus dan bahkan setelah itu. Yesaya menubuatkan, ”Kuburannya akan disediakan bersama orang-orang fasik, dan pada waktu mati dia ada di antara orang kaya.” (Yesaya 53:9) Bagaimana nubuat yang tampaknya bertentangan ini digenapi? Ketika Yesus mati, ia dipantek di antara dua perampok. (Matius 27:38) Namun belakangan, Yusuf, orang kaya dari Arimatea, meletakkan tubuh Yesus di makam miliknya yang baru digali. (Matius 27:57-60) Akhirnya, kematian Yesus menggenapi salah satu elemen yang paling penting dari nubuat Yesaya. Ketika berbicara tentang Mesias, Yesaya mengatakan, ”Orang yang adil-benar, hambaku, akan membuat banyak orang memperoleh kedudukan yang adil-benar; dan kesalahan mereka, dialah yang akan menanggungnya.” Sesungguhnya, kematian Yesus menyediakan tebusan agar beban dosa bisa diangkat dari semua orang yang setia.—Yesaya 53:8, 11; Roma 4:25.
Nubuat-Nubuat yang Pasti Digenapi
Untuk menentukan identitas sang Mesias berdasarkan Alkitab, para rasul dan Yesus sendiri lebih sering mengutip nubuat Yesaya daripada buku lainnya dalam Alkitab. Namun, bukan buku Yesaya saja yang menubuatkan tentang masa depan. Banyak nubuat lain di Kitab-Kitab Ibrani juga digenapi atas diri Yesus, Kerajaannya, dan hal-hal baik yang akan diwujudkan oleh Kerajaan itu di masa depan.a (Kisah 28:23; Penyingkapan [Wahyu] 19:10) Seberapa pastikah penggenapan nubuat-nubuat ini? Yesus memberi tahu para pendengar Yahudinya, ”Jangan berpikir aku datang untuk meniadakan Hukum atau Kitab Para Nabi [yaitu, Kitab-Kitab Ibrani]. Aku datang, bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya; karena dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu bahwa langit dan bumi akan lebih dahulu lenyap daripada satu huruf yang paling kecil atau satu partikel sebuah huruf lenyap dengan cara apa pun dari Hukum dan tidak semua perkara terjadi.”—Matius 5:17, 18.
Yesus juga menunjukkan bahwa nubuat-nubuat Alkitab digenapi melalui peristiwa-peristiwa yang terjadi di seputar dirinya dan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi. (Daniel 9:27; Matius 15:7-9; 24:15) Selain itu, Yesus dan para murid itu sendiri menubuatkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi setelah masa hidup mereka, termasuk banyak peristiwa yang telah kita lihat terjadi sekarang. Artikel berikut akan mengulas penggenapan nubuat Alkitab ini dan nubuat lainnya yang masih akan terjadi di masa depan.
[Catatan Kaki]
a Untuk penjelasan lebih lanjut tentang nubuat-nubuat yang digenapi atas diri Yesus, lihat buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? halaman 200, diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
[Gambar di hlm. 4]
”Perawan itu akan . . . melahirkan seorang anak laki-laki”
[Gambar di hlm. 5]
”Mukaku tidak aku sembunyikan ketika direndahkan”
-
-
Peristiwa-Peristiwa yang Dinubuatkan untuk Zaman KitaMenara Pengawal—2008 | 1 Oktober
-
-
Peristiwa-Peristiwa yang Dinubuatkan untuk Zaman Kita
ALKITAB menubuatkan bahwa Kerajaan Allah akan mendatangkan perdamaian dan kebahagiaan yang permanen ke atas bumi. (Daniel 2:44) Dalam Doa Bapak Kami, Yesus mengajar murid-muridnya untuk berdoa, ”Biarlah kerajaanmu datang. Biarlah kehendakmu terjadi, seperti di surga, demikian pula di atas bumi.” (Matius 6:10) Dalam nubuat terkenalnya yang diberikan kepada murid-muridnya di Gunung Zaitun, Yesus menubuatkan peristiwa serta keadaan spesifik yang akan terjadi tidak lama sebelum kedatangan Kerajaan itu. Kedua fitur ini, bersama-sama, membentuk tanda yang akan jelas terlihat oleh semua pengamat yang berhati jujur. Berapa banyak di antara aspek-aspek tanda tersebut yang telah Anda lihat sendiri?
Peperangan Internasional. Yesus menubuatkan, ”Bangsa akan bangkit melawan bangsa dan kerajaan melawan kerajaan.” (Matius 24:7) Sebelum perang dunia pertama pada tahun 1914, peperangan lebih sering terjadi di lokasi-lokasi tertentu. Perang Dunia I tidak saja melanda sebagian besar dari dunia ini tetapi juga memacu perkembangan senjata-senjata yang lebih mengerikan daripada yang pernah diketahui siapa pun. Misalnya, pesawat terbang model baru digunakan untuk menjatuhkan bom atas penduduk sipil. Produksi massal senjata mengakibatkan pembantaian besar-besaran sampai taraf yang tak terbayangkan sebelumnya, sewaktu kira-kira setengah dari 65 juta tentara tewas atau terluka. Namun, sementara abad ke-20 berlanjut, pembantaian besar-besaran itu meluas. Menurut seorang sejarawan, jumlah korban tewas Perang Dunia II di kalangan militer dan penduduk sipil ”tidak akan terhitung untuk selamanya”. Dan, peperangan terus berkecamuk bahkan sekarang.
Kelaparan di Mana-Mana. ”Akan ada kekurangan makanan,” Yesus menubuatkan. (Matius 24:7) Pada tahun 2005, majalah Science menyatakan, ”Ada 854 juta orang di dunia (kira-kira 14% penduduk) yang mengalami kekurangan gizi kronis atau akut.” Pada tahun 2007, sebuah sumber Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa 33 negeri tidak punya cukup makanan untuk rakyatnya. Bagaimana hal ini bisa terjadi mengingat produksi biji-bijian dunia meningkat? Antara lain, karena tanah dan biji-bijian yang bisa digunakan untuk memberi makan orang malah digunakan untuk memproduksi etanol. ”Jumlah biji-bijian yang digunakan untuk menghasilkan satu tangki etanol sebuah kendaraan SUV besar berpenggerak empat roda, cukup untuk memberi makan satu orang sepanjang tahun,” lapor surat kabar Afrika Selatan The Witness. Di negara-negara maju, melonjaknya harga pangan juga memaksa banyak orang untuk membuat pilihan antara bisa makan malam atau mendapatkan kebutuhan lain, seperti obat atau pemanas.
Gempa Bumi Raksasa. Yesus mengatakan, ”Ada gempa bumi yang hebat.” (Lukas 21:11) Jika Anda berpendapat bahwa sekarang tampaknya lebih banyak orang yang terkena dampak gempa bumi daripada waktu-waktu sebelumnya, Anda benar. ”Tiba-tiba saja kita melihat adanya lonjakan kegiatan seismik di mana-mana,” demikian menurut seismolog R. K. Chadha asal India pada tahun 2007. ”Tidak seorang pun tahu alasannya.” Selain itu, pertumbuhan populasi yang pesat di daerah-daerah rawan gempa telah mengakibatkan meningkatnya jumlah korban. Gempa bumi yang melanda Samudra Hindia pada tahun 2004 dan tsunami yang menyusul setelahnya menjadikan tahun tersebut ”paling memautkan dalam kurun waktu 500 tahun sehubungan dengan gempa bumi” dan ”paling fatal kedua dalam catatan sejarah”, menurut Lembaga Survei Geologi AS.
Penyakit yang Sulit Diobati. ”Akan ada . . . sampar,” Yesus menubuatkan. (Lukas 21:11) Di seluruh dunia, penyakit lama dan baru membuat semakin banyak orang sakit, dan obat-obatan yang diharapkan ternyata sulit diperoleh. Misalnya, target internasional untuk membasmi malaria berkali-kali harus diturunkan karena penyakit itu sulit dikendalikan manusia. Selain itu, jutaan orang tewas akibat penyakit-penyakit lama, termasuk tuberkulosis (TB), yang sekarang menyerbu bersama-sama dengan AIDS dan penyakit-penyakit baru lainnya. ”Sepertiga populasi dunia sedang terinfeksi basil TB,” lapor Organisasi Kesehatan Dunia. Organisasi itu juga mengamati bahwa HIV turut menyebabkan epidemi TB di banyak negeri. Setiap detik, bertambah satu orang lagi yang terinfeksi TB, dan TB mengembangkan kekebalan yang lebih besar terhadap obat. Pada tahun 2007, seorang pasien di Eropa didiagnosis mengidap TB yang ”kebal terhadap obat apa pun yang kita miliki”, demikian dilaporkan oleh majalah New Scientist.
Kebobrokan Moral dan Sosial. ”Oleh karena bertambahnya pelanggaran hukum, kasih kebanyakan orang akan mendingin,” kata Yesus. (Matius 24:12) Selain apa yang Yesus nubuatkan, rasul Paulus menyebutkan keruntuhan nilai-nilai sosial dan moral. Ia menggambarkan adanya ”hari-hari terakhir” yang sulit tepat sebelum Kerajaan Allah mengakhiri sistem ini. ”Orang-orang akan menjadi pencinta diri sendiri, pencinta uang, congkak, angkuh, penghujah, tidak taat kepada orang-tua, tidak berterima kasih, tidak loyal, tidak memiliki kasih sayang alami, tidak suka bersepakat, pemfitnah, tidak mempunyai pengendalian diri, garang, tidak mengasihi kebaikan, pengkhianat, keras kepala, besar kepala karena sombong, mencintai kesenangan sebaliknya daripada mengasihi Allah, berpengabdian yang saleh hanya secara lahiriah tetapi mereka tidak hidup sesuai dengan kuasanya.” (2 Timotius 3:1-5) Tidakkah Anda melihat bahwa orang-orang mempertunjukkan sifat-sifat buruk demikian lebih banyak daripada waktu yang sudah-sudah?
Yesus dan Paulus tidak menyebutkan semua faktor sejarah, sosial, dan politik yang patut dipersalahkan atas semua keadaan dunia tersebut. Meskipun demikian, nubuat-nubuat mereka dengan akurat memprediksi adanya peristiwa dan sikap yang kita saksikan sekarang. Bagaimana dengan masa depan? Nubuat Yesaya yang dengan yakin meramalkan kedatangan sang Mesias juga menguraikan berbagai perubahan bermanfaat yang akan diwujudkan oleh Kerajaan Allah di bumi. Marilah kita membahasnya dalam artikel berikut.
[Gambar di hlm. 6]
”Bangsa akan bangkit melawan bangsa”
[Gambar di hlm. 7]
”Akan ada . . . sampar”
[Keterangan]
© WHO/P. Virot
-
-
Menubuatkan Masa Depan Kita yang DekatMenara Pengawal—2008 | 1 Oktober
-
-
Menubuatkan Masa Depan Kita yang Dekat
KETIKA membahas masa depan manusia dan bumi, rasul Petrus menulis, ”Ada langit baru dan bumi baru yang kita nantikan sesuai dengan janjinya [Allah], dan keadilbenaran akan tinggal di dalamnya.” (2 Petrus 3:13) Janji tentang ”langit baru dan bumi baru” pada mulanya diberikan melalui nabi Yesaya. (Yesaya 65:17; 66:22) Dengan mengutipnya, Petrus memperlihatkan bahwa pada masa hidupnya nubuat itu masih belum tergenap sepenuhnya.
Belakangan, sekitar tahun 96 M, Penyingkapan melalui rasul Yohanes menghubungkan ”bumi baru” itu dengan berkat-berkat di bawah Kerajaan Allah. (Penyingkapan 21:1-4) Kata-kata Yesus maupun kata-kata rasul Paulus tentang keadaan dunia menjelang kedatangan Kerajaan Allah sedang digenapi sekarang. Karena itu, kita dapat mengharapkan Kerajaan itu akan segera mewujudkan dunia baru. Seperti apakah dunia baru itu kelak? Buku Alkitab Yesaya memberi tahu kita.
Berkat-Berkat di Dunia Baru
Perdamaian Seluas Dunia dan Ibadat yang Terpadu. ”Mereka akan menempa pedang-pedang mereka menjadi mata bajak dan tombak-tombak mereka menjadi pisau pemangkas. Bangsa tidak akan mengangkat pedang melawan bangsa, mereka juga tidak akan belajar perang lagi.”—Yesaya 2:2-4.
Perdamaian antara Manusia dan Binatang. ”Serigala akan berdiam sebentar dengan anak domba jantan, dan macan tutul akan berbaring dengan anak kambing, dan anak lembu dan singa muda yang bersurai dan binatang yang gemuk, semua bersama-sama; dan seorang anak kecil akan menjadi pemimpinnya. Sapi dan beruang akan makan bersama-sama; anak-anak mereka akan berbaring bersama-sama. Bahkan singa akan makan jerami seperti lembu jantan. . . . Mereka tidak akan melakukan apa pun yang membawa celaka atau menimbulkan kerusakan di seluruh gunung kudusku; karena bumi pasti akan dipenuhi dengan pengetahuan akan Yehuwa seperti air menutupi dasar laut.”—Yesaya 11:6-9.
Makanan Berlimpah bagi Semua. ”Yehuwa yang berbala tentara pasti akan membuat bagi semua bangsa, di gunung ini, suatu perjamuan dengan hidangan yang berlemak, suatu perjamuan dengan anggur yang diendapkan, hidangan yang berlemak dan bersumsum, anggur yang diendapkan, disaring.”—Yesaya 25:6.
Tidak Ada Lagi Kematian. ”Ia [Allah] akan menelan kematian untuk selama-lamanya, dan Tuan Yang Berdaulat Yehuwa pasti akan menghapus air mata dari semua muka. Dan cela umatnya akan ia singkirkan dari seluruh bumi, karena Yehuwa-lah yang telah mengatakannya.”—Yesaya 25:8.
Orang-Orang Mati Dibangkitkan. ”Orang-orangmu yang mati akan hidup, mayat-mayat mereka akan bangkit lagi. Orang-orang yang tidur di dalam tanah akan bangun dan bersorak-sorai . . . Bumi akan melahirkan kembali orang-orang yang sudah lama mati.”—Yesaya 26:19, The New English Bible.
Mesias Hakim yang Adil-benar. ”Ia tidak akan menghakimi berdasarkan apa yang tampak di matanya saja, ataupun menegur menurut apa yang didengar oleh telinganya saja. Ia akan menghakimi orang kecil dengan keadilbenaran, dan dengan kelurusan hati ia akan memberikan teguran demi orang-orang yang lembut hati di bumi.”—Yesaya 11:3, 4.
Yang Buta dan Tuli Disembuhkan. ”Mata orang buta akan terbuka, dan telinga orang tuli akan dibuka penyumbatnya.”—Yesaya 35:5.
Lahan Tandus Menjadi Produktif. ”Padang belantara dan wilayah yang gersang akan bersukaria, dan padang gurun akan bersukacita dan berbunga seperti tanaman kumkuma. Ia pasti akan berbunga, dan ia akan benar-benar bersukacita, dengan kegembiraan dan sorak-sorai.”—Yesaya 35:1, 2.
Suatu Bumi Baru. ”Aku menciptakan langit baru [pemerintahan surgawi yang baru] dan bumi baru [masyarakat manusia baru yang adil benar]; dan hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, ataupun timbul lagi di dalam hati. Tetapi bersukarialah, hai, kamu sekalian, dan bersukacitalah untuk selama-lamanya atas apa yang aku ciptakan. . . . Mereka [penduduk dunia baru yang Allah janjikan] akan membangun rumah dan menghuninya; dan mereka akan membuat kebun anggur dan memakan buahnya. Mereka tidak akan membangun dan orang lain yang menghuni; mereka tidak akan menanam dan orang lain yang makan. Karena umur umatku akan seperti umur pohon; dan orang-orang pilihanku akan menggunakan sepenuhnya hasil karya tangan mereka. Mereka tidak akan berjerih lelah dengan percuma, ataupun melahirkan hanya untuk menderita kecemasan; karena mereka adalah anak cucu yang terdiri dari orang-orang yang diberkati Yehuwa, dan keturunan mereka akan tetap bersama mereka. Sebelum mereka memanggil, aku akan menjawab; sementara mereka masih berbicara, aku akan mendengar.” ”’Sama seperti langit baru dan bumi baru yang kubuat, tetap ada di hadapanku, demikianlah keturunan kamu sekalian dan nama kamu sekalian akan tetap ada,’ demikian ucapan Yehuwa.”—Yesaya 65:17-25; 66:22.
Menubuatkan Masa Depan yang Gemilang
Yesaya bukan satu-satunya buku Alkitab yang menubuatkan berkat-berkat di masa depan. Alkitab memuat banyak nubuat yang menggambarkan hal-hal mengagumkan yang akan dilaksanakan Allah melalui Kerajaan-Nya di bawah Kristus.a Inginkah Anda hidup di bawah keadaan seperti firdaus demikian? Ya, Anda bisa! Silakan cari tahu apa yang sebenarnya Alkitab ajarkan tentang maksud-tujuan Allah yang mulia untuk masa depan, dan bagaimana Anda bisa ikut menikmatinya. Saksi-Saksi Yehuwa akan senang membantu Anda.
[Catatan Kaki]
a Untuk informasi selanjutnya tentang Kerajaan Allah dan apa yang akan dicapainya, lihat halaman 76-85 buku Apa yang Sebenarnya Alkitab Ajarkan? yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa.
[Gambar di hlm. 8]
Manusia akan berdamai dengan satu sama lain dan dengan binatang
[Gambar di hlm. 9]
Orang mati akan hidup kembali
[Gambar di hlm. 10]
Seluruh bumi akan menjadi firdaus
-