PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp2 psl. 6 hlm. 58-66
  • Mengapa Tubuhku Jadi Begini?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Tubuhku Jadi Begini?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Khusus Perempuan
  • Khusus Laki-Laki
  • Mengatasi Perasaan-Perasaan Baru
  • Pertumbuhan yang Terpenting
  • Bagaimana Aku Bisa Melewati Masa Puber?
    Pertanyaan Anak Muda
  • ’Kenapa Saya Jadi Begini?’
    Sedarlah!—2004
  • Membantu Anak Anda Melewati Masa Puber
    Sadarlah!—2016
  • Bertumbuh Menjadi Laki-Laki Dewasa
    Masa Remaja—Manfaatkanlah Sebaik-baiknya
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis, Jilid 2
yp2 psl. 6 hlm. 58-66

PASAL 6

Mengapa Tubuhku Jadi Begini?

”Aku cepat sekali jadi jangkung. Rasanya tidak enak. Meskipun aku senang karena bertambah tinggi, kakiku sering kram. Menyebalkan!”​—Paul.

”Kita tahu tubuh kita sedang berubah, dan kita berharap tidak ada yang memperhatikan. Tapi, kemudian ada yang tanpa maksud jahat bilang kalau kita punya ’pinggul ibu-ibu’​—aduh, mau ditaruh di mana muka kita!”​—Chanelle.

PERNAHKAH kamu pindah bersama keluargamu ke daerah yang baru? Peralihan itu tidak mudah, bukan? Ya, kamu harus meninggalkan semua hal yang sudah kamu kenal baik​—rumah, sekolah, dan teman-temanmu. Kamu tentu perlu waktu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barumu.

Pada awal pubertas​—tahap kehidupan manakala kamu menjadi dewasa secara fisik​—kamu mengalami salah satu peralihan terbesar dalam hidup. Kamu seolah-olah pindah ke ”lingkungan” yang serbabaru. Mendebarkan? Sudah pasti! Tetapi, perpindahan menuju kedewasaan bisa memicu berbagai perasaan, dan bisa jadi tidak mudah bagimu untuk menyesuaikan diri. Apa yang terjadi selama masa yang mendebarkan namun penuh gejolak ini dalam hidupmu?

Khusus Perempuan

Masa remaja adalah masa peralihan yang drastis. Beberapa perubahan yang kamu alami akan kelihatan nyata. Misalnya, hormon-hormon akan memicu pertumbuhan rambut di sekitar alat kelaminmu. Selain itu, buah dada, pinggul, paha, dan pantat akan terlihat membesar. Tubuhmu perlahan-lahan berubah bentuk, tidak lagi seperti tubuh anak-anak tetapi memiliki lekuk-lekuk feminin wanita dewasa. Jangan khawatir​—perubahan ini normal. Dan, hal itu membuktikan bahwa tubuhmu sedang mempersiapkan diri agar kelak kamu bisa menjadi seorang ibu!

Beberapa waktu setelah pubertas dimulai, kamu akan mengalami siklus haid. Jika kamu kurang siap, peristiwa bersejarah dalam hidupmu ini akan terasa menakutkan. ”Dulu, aku sama sekali tidak siap mendapat haid,” kenang Samantha. ”Aku merasa kotor. Aku menggosok tubuhku bersih-bersih sewaktu mandi dan berpikir, ’Menjijikkan sekali aku ini.’ Ngeri rasanya membayangkan harus mendapat haid setiap bulan selama bertahun-tahun!”

Tetapi, jangan lupa bahwa siklus haid ini adalah bukti bahwa kemampuan reproduksimu sedang berkembang. Walaupun masih perlu bertahun-tahun lagi sampai kamu siap menjadi ibu, kamu sudah di ambang menjadi wanita dewasa. Meskipun demikian, awal haid bisa menggelisahkan. ”Yang paling tidak enak buatku adalah suasana hati yang cepat berubah,” kata Kelli. ”Aku kesal karena tidak tahu kenapa aku bisa begitu gembira sepanjang hari, tapi menangis tersedu-sedu malamnya.”

Jika itu yang kamu rasakan sekarang, bersabarlah. Pada waktunya, kamu akan menyesuaikan diri. Annette, 20 tahun, mengatakan, ”Aku ingat saat aku akhirnya bisa menerima bahwa inilah yang harus aku jalani untuk menjadi wanita dewasa dan bahwa Yehuwa memberiku karunia untuk mempunyai anak. Perlu waktu untuk bisa menerimanya, dan itu sangat sulit bagi beberapa gadis; tapi akhirnya kita belajar untuk menerima perubahan-perubahan itu.”

Apakah kamu mulai mengalami beberapa perubahan fisik yang dibahas di atas? Pada baris-baris berikut ini, tulislah pertanyaan apa pun yang kamu miliki tentang perubahan-perubahan yang kamu alami.

․․․․․

Khusus Laki-Laki

Jika kamu laki-laki, pubertas akan sangat mengubah penampilanmu. Sebagai contoh, kulitmu mungkin sering berminyak, sehingga muncullah jerawat dan komedo.a ”Aku sangat jengkel dan kesal sewaktu semua jerawat ini keluar,” kata Matt, 18 tahun. ”Ini perang habis-habisan​—kita harus berjuang melawannya. Kita tidak tahu kapan jerawat itu akan hilang atau apakah akan ada bekasnya atau apakah orang-orang akan merendahkan kita karena kita berjerawat.”

Namun, sisi positifnya, kamu mungkin memperhatikan bahwa kamu semakin besar dan kuat, dan bahumu semakin bidang. Selain itu, selama pubertas, mungkin mulai ada bulu di kaki, dada, wajah, dan juga di ketiakmu. Oh, ya, banyaknya bulu di tubuhmu tidak ada kaitannya dengan kejantanan; itu hanya faktor keturunan.

Karena selama pubertas semua bagian tubuhmu berkembang dengan kecepatan yang berbeda-beda, gerakanmu mungkin menjadi agak canggung. ”Aku jadi seanggun jerapah yang bersepatu roda,” kenang Dwayne. ”Sepertinya otakku sudah memberi perintah, tapi kakiku baru menerimanya seminggu kemudian!”

Pada pertengahan usia belasan tahun, suaramu menjadi lebih berat, tetapi prosesnya bertahap. Untuk sementara waktu, suara yang berat bisa tiba-tiba pecah dan yang keluar adalah suara melengking dan cempreng yang memalukan. Tetapi, jangan khawatir. Pada waktunya, suaramu tidak akan pecah lagi. Sementara itu, dengan belajar menertawakan diri, kamu bisa dibantu mengurangi rasa malu.

Seraya sistem reproduksimu semakin matang, organ-organ seksmu akan membesar dan rambut akan tumbuh di sekitarnya. Organ-organ itu juga mulai menghasilkan mani. Cairan itu berisi jutaan sperma mikroskopis, yang dilepaskan pada waktu hubungan seks. Satu sperma bisa membuahi satu sel telur wanita dan menghasilkan bayi.

Mani menumpuk dalam tubuhmu. Ada yang diserap oleh tubuh, tetapi dari waktu ke waktu, sebagian bisa dikeluarkan pada malam hari selagi kamu tidur. Ini umumnya disebut mimpi basah. Keluarnya cairan seperti itu normal. Bahkan, Alkitab menyebutkan soal cairan itu. (Imamat 15:16, 17) Adanya cairan itu menunjukkan bahwa sistem reproduksimu berfungsi dan kamu sedang berkembang menjadi pria dewasa.

Apakah kamu mulai mengalami beberapa perubahan fisik yang dibahas di atas? Pada baris-baris berikut ini, tulislah pertanyaan apa pun yang kamu miliki tentang perubahan-perubahan yang kamu alami.

․․․․․

Mengatasi Perasaan-Perasaan Baru

Seraya sistem reproduksi semakin matang, anak lelaki dan perempuan pun lebih memperhatikan lawan jenis daripada sebelumnya. ”Begitu puber, aku tiba-tiba sadar bahwa ada banyak gadis cantik,” kata Matt. ”Ini benar-benar membuatku frustrasi, karena aku juga tahu aku belum cukup umur untuk berpacaran.” Pasal 29 buku ini akan membahas dengan lebih terperinci aspek masa pertumbuhan itu. Namun, sementara ini, kamu harus tahu bahwa kamu perlu belajar mengendalikan dorongan seksualmu. (Kolose 3:5) Walaupun kelihatannya sulit, kamu bisa memilih untuk tidak menurutinya!

Ada perasaan-perasaan lain yang harus kamu atasi selama pubertas. Misalnya, kamu bisa gampang membenci diri sendiri. Kesepian umum dialami anak-anak muda dan sewaktu-waktu ada perasaan sedih. Pada saat seperti itu, kamu sebaiknya berbicara kepada orang tua atau orang dewasa lain yang dapat dipercaya. Tulislah nama seorang dewasa yang kepadanya kamu bisa mencurahkan isi hatimu.

․․․․․

Pertumbuhan yang Terpenting

Pertumbuhan yang terpenting bagimu bukanlah pertumbuhan tinggi badan, bentuk tubuh, atau raut wajah, tetapi perkembangan pribadimu​—secara mental, emosi, dan, yang terutama, secara rohani. Rasul Paulus mengatakan, ”Sewaktu aku kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, berpikir seperti kanak-kanak, bernalar seperti kanak-kanak; namun setelah aku menjadi pria dewasa aku membuang sifat kanak-kanak.” (1 Korintus 13:11) Pelajarannya jelas. Tidak cukup berperawakan seperti orang dewasa. Kamu harus belajar untuk bersikap, berbicara, dan berpikir seperti orang dewasa. Jangan terlalu mengkhawatirkan apa yang sedang terjadi dengan tubuhmu sampai-sampai kamu mengabaikan manusia batiniahmu!

Ingat juga bahwa Allah ”melihat bagaimana hati[mu]”. (1 Samuel 16:7) Alkitab mengatakan bahwa Raja Saul tinggi dan tampan, tetapi dia tidak menjadi raja dan pria yang sukses. (1 Samuel 9:2) Sebaliknya, Zakheus ”berperawakan kecil”, tetapi dia mempunyai kekuatan batin untuk mengubah haluan hidupnya dan menjadi murid Yesus. (Lukas 19:2-10) Jelas, manusia batiniahmu-lah yang terpenting.

Yang pasti: Tidak ada cara yang aman untuk mempercepat atau menunda proses pertumbuhan fisik. Jadi, ketimbang menyikapi perubahan dengan rasa benci dan takut, sambutlah perubahan itu dengan lapang dada​—dan dengan rasa humor. Pubertas bukanlah penyakit, dan bukan kamu saja yang mengalaminya. Yakinlah, kamu akan berhasil melewatinya. Sewaktu badai pubertas berlalu, kamu akan muncul sebagai orang dewasa yang berkembang penuh!

DI PASAL BERIKUTNYA

Bagaimana jika kamu tidak menyukai bayanganmu di cermin? Bagaimana kamu bisa memiliki pandangan yang seimbang tentang penampilanmu?

[Catatan Kaki]

a Anak perempuan juga mengalami hal ini. Masalah ini biasanya dapat diatasi dengan perawatan kulit yang baik.

AYAT-AYAT KUNCI

”Aku akan menyanjungmu karena dengan cara yang membangkitkan rasa takut, aku dibuat secara menakjubkan.”​—Mazmur 139:14

TIPS

Seraya tubuhmu mulai berkembang, hindari gaya berpakaian yang merangsang. Berpakaianlah ”dengan kesahajaan dan pikiran yang sehat”.​—1 Timotius 2:9.

TAHUKAH KAMU . . . ?

Pubertas bisa mulai pada usia delapan tahun atau bahkan pada pertengahan belasan tahun. Itu semua masih dianggap normal.

RENCANAKU!

Seraya aku beranjak dewasa, sifat yang paling perlu aku upayakan ialah ․․․․․

Supaya bertumbuh secara rohani, aku akan ․․․․․

Yang ingin kutanyakan kepada orang tuaku tentang pokok ini ialah ․․․․․

MENURUTMU . . .

● Mengapa perubahan fisik dan emosi selama pubertas sangat sulit untuk dihadapi?

● Apa yang paling sulit selama masa peralihan ini?

● Mengapa kasihmu kepada Allah cenderung luntur selama pubertas, tetapi bagaimana kamu dapat mencegah terjadinya hal itu?

[Kutipan di hlm. 61]

”Kita sering merasa galau selama masa remaja, dan kita tidak tahu pasti apa yang selanjutnya bakal terjadi pada tubuh kita. Tapi, seraya kita bertumbuh, kita belajar menerima perubahan itu dan bahkan menyambutnya dengan tangan terbuka.”​—Annette

[Kotak di hlm. 63]

Bagaimana Caranya Bertanya kepada Papa atau Mama tentang Seks?

”Jika punya pertanyaan tentang seks, aku tidak bakal tanya orang tuaku.”​—Beth.

”Aku tak berani bicara duluan.”​—Dennis.

Seandainya kamu seperti Beth atau Dennis, kamu menghadapi dilema. Kamu ingin tahu tentang seks, tetapi yang punya jawabannya adalah orang yang paling tidak ingin kamu tanyai​—orang tuamu! Ada banyak yang kamu khawatirkan:

Bagaimana pandangan mereka nantinya?

”Aku tidak mau mereka curiga karena aku bertanya.” ​—Jessica.

”Mereka ingin kita jadi anak kecil dan lugu terus, dan begitu kita mulai bicara tentang seks, pandangan mereka langsung berubah.”​—Beth.

Bagaimana reaksi mereka?

”Aku takut orang tuaku menyimpulkan yang tidak-tidak sebelum aku selesai bicara, lalu mereka akan menceramahi aku panjang lebar.”​—Gloria.

”Orang tuaku tidak terlalu pandai menyembunyikan perasaan, jadi aku takut melihat kekecewaan di wajah mereka. Papa mungkin sudah menyiapkan ceramah selagi aku bicara.”​—Pam.

Apakah mereka akan salah mengerti alasanku bertanya?

”Mereka mungkin akan bereaksi berlebihan dan mulai mengajukan pertanyaan seperti, ’Apakah kamu tergoda untuk berhubungan seks?’ atau ’Apakah teman-temanmu mendesakmu?’ Padahal, kita mungkin cuma ingin tahu.”​—Lisa.

”Papa langsung kelihatan khawatir tiap kali aku menyebutkan nama seorang pemuda. Lalu, dia akan langsung menasihatiku tentang seks. Dalam hati aku berkata, ’Pa, aku cuma bilang dia keren. Aku tidak bicara apa-apa soal menikah atau seks!’”​—Stacey.

Mungkin kamu bisa agak terhibur bahwa orang tuamu pun bisa jadi malu berbicara kepadamu tentang seks, seperti halnya kamu terhadap mereka! Barangkali itu sebabnya, menurut sebuah survei, dari 65 persen orang tua yang dilaporkan berbicara kepada anak mereka tentang seks, hanya 41 persen anak yang ingat bahwa mereka pernah melakukan pembicaraan semacam itu.

Faktanya, orang tuamu mungkin ragu-ragu untuk berbicara tentang seks. Sering kali, orang tua mereka pun tidak pernah membicarakannya kepada mereka! Apa pun alasannya, coba pahami situasi mereka. Mungkin​—dengan satu langkah berani yang akan bermanfaat bagimu dan bagi mereka​—kamu bisa memulainya. Caranya?

Memulai Pembicaraan

Orang tuamu punya banyak hikmat dan nasihat tentang seks. Kamu hanya perlu kunci untuk membuka percakapan. Coba langkah-langkah ini:

1 Nyatakan kekhawatiranmu dengan terus terang, supaya mereka tahu. ”Aku agak ragu mengemukakan hal ini karena takut Papa dan Mama mengira aku . . . ”

2 Lalu, beri tahu alasannya kamu mendekati mereka. ”Tapi, aku punya pertanyaan, dan aku lebih senang kalau Papa dan Mama-lah yang menjawabnya.”

3 Kemudian, kemukakan saja persoalannya. ”Aku mau tanya soal . . . ”

4 Pada akhir pembicaraan, pastikan pintu masih terbuka untuk berbicara lagi di kemudian hari. ”Kalau ada yang terpikir olehku, bolehkah aku bertanya lagi?”

Sekalipun kamu tahu jawabannya bakal ya, mendengar orang tuamu mengatakannya akan membuat pintu kesempatan tetap terbuka dan kamu tidak akan sungkan bila lain kali perlu berbicara kepada mereka. Cobalah! Barangkali kamu akhirnya akan sependapat dengan Trina, kini berusia 24 tahun. Ia berkata, ”Sewaktu aku dulu berbicara dengan Mama, aku ingat aku menyesal berbicara dengannya. Tapi, sekarang aku senang Mama begitu terbuka dan blak-blakan waktu itu. Ini benar-benar suatu perlindungan!”

[Gambar di hlm. 59]

Meninggalkan masa kanak-kanak bisa seperti pindah rumah​—tetapi kamu bisa menyesuaikan diri

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan