PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • Terkoneksi!
    Sedarlah!—2012 | Februari
    • Terkoneksi!

      ● Perhatikan skenario rekaan ini. Orang-orang menyebut Sam ketinggalan zaman. Selama bertahun-tahun, ia tidak mau menyentuh teknologi yang baru, sebagai cara untuk bisa tetap kontak dengan keluarga dan sahabat. Semua orang, bahkan anak-anak remaja Sam, mengatakan bahwa mereka ingin memakai teknologi baru itu. Sam bergurau kepada putrinya yang berusia 16 tahun, ”Coba kalau Papa hidup di zaman dulu lagi sewaktu orang-orang bicara bertatap muka!”

      Sam lantas mulai mempertimbangkan sikapnya. Ia berpikir tentang orang-orang yang sudah bertahun-tahun tidak ia dengar kabarnya. Ia memikirkan anggota keluarga yang tampaknya sangat sibuk sehingga ia merasa jauh dengan mereka. ’Kalau mau tahu kabar mereka semua,’ kata Sam dalam hati, ’saya mungkin harus mencoba cara yang baru itu.’ Kala itu 1970-an di Indonesia. Sam, yang ketinggalan zaman, akhirnya mulai ingin pasang telepon.

      Mari kita percepat skenario ini ke 2012. Natan, cucu laki-laki Sam, baru usai mengobrol lewat telepon dengan sahabat-sahabatnya yang telah pindah ke luar negeri, Robert dan Angela. ’Sudah sepuluh tahun mereka pindah!’ kata Natan dalam hati, kaget akan betapa cepatnya waktu berlalu.

      Selama bertahun-tahun, Natan cukup puas dengan sesekali menerima telepon dari keluarga dan sahabat yang telah pindah jauh. Tetapi kini, tampaknya semua orang​—termasuk anak-anak remaja Natan—​menggunakan jejaring sosial untuk tetap kontak.

      Orang-orang menyebut Natan ketinggalan zaman karena ia tidak mau mencoba teknologi baru. ”Coba kalau saya hidup di zaman dulu lagi sewaktu orang biasanya ngobrol lewat telepon,” katanya. Tetapi kini, Natan mulai pikir-pikir. ’Kalau mau tahu kabar mereka semua,’ katanya dalam hati, ’saya mungkin harus mencoba cara yang baru itu.’

      Pernahkah Anda merasa seperti Natan? Manusia pada dasarnya senang berkomunikasi. (Kejadian 2:18; Amsal 17:17) Mengingat banyak sekali orang melakukannya melalui jejaring sosial, apa yang perlu Anda ketahui tentang teknologi ini?

  • Apa Daya Tariknya?
    Sedarlah!—2012 | Februari
    • Apa Daya Tariknya?

      CARA komunikasi mana saja yang Anda gunakan selama bulan lalu?

      Tatap muka

      Tulis surat atau kartu

      Telepon

      E-mail

      SMS

      Pesan instan

      Obrolan video

      Jejaring sosial

      Sekarang ini, ada begitu banyak opsi untuk berkomunikasi, masing-masing ada untung dan ruginya. Perhatikan beberapa contoh:

      TATAP MUKA

      Untungnya: Segala perasaan tecermin dalam raut muka, nada suara, dan bahasa tubuh.

      Ruginya: Kedua belah pihak harus berada di tempat yang sama.

      TULIS SURAT ATAU KARTU

      Untungnya: Hangat dan akrab.

      Ruginya: Makan waktu untuk menulis dan lama sampai di tujuan.

      E-MAIL

      Untungnya: Bisa diketik dan terkirim dengan cepat.

      Ruginya: Kurang sentuhan emosi—atau gampang disalahmengerti.

      Lalu, muncullah jejaring sosial, yang dianggap sebagai cara terbaik untuk tetap kontak. Ada ratusan jejaring sosial, dan yang paling populer—Facebook—memiliki lebih dari 800 juta anggota! ”Seandainya Facebook itu negara,” kata majalah Time, ”ia akan menjadi negara ketiga terbesar, setelah Cina dan India.” Apa jejaring sosial itu dan mengapa sangat populer?

      Jejaring sosial adalah situs Web yang memungkinkan para penggunanya berbagi informasi dengan sekelompok teman yang mereka pilih. ”Cara yang asyik untuk saling kontak,” ujar Jean, 21 tahun. ”Jejaring sosial juga memudahkan kita untuk berbagi foto suatu acara atau foto jalan-jalan.”

      Mengapa tidak tulis surat saja? Ada yang mungkin menjawab, ’Terlalu makan waktu.’ Dan, mahal kalau Anda harus mencetak foto-foto. Mengapa tidak menggunakan telepon? Sekali lagi, terlalu makan waktu—apalagi jika Anda harus menelepon orang satu per satu, dan ada yang tidak di rumah atau ada yang tidak menjawab. Bagaimana dengan e-mail? ”Mana ada lagi yang balas e-mail,” keluh Danielle, 20 tahun, ”dan kalaupun dibalas, bisa berminggu-minggu baru dibalas. Dengan jejaring sosial, aku tinggal masukkan status terbaruku, dan teman-temanku pun bisa memasukkan komentar mereka. Begitu buka akun, kami semua langsung tahu kabar masing-masing. Gampang banget!”

      Ini bukan berarti bahwa semua yang dimuat dalam jejaring sosial itu hanyalah obrolan iseng. Sebagai contoh, saat bencana melanda—seperti gempa bumi dan tsunami yang menghancurkan beberapa bagian Jepang pada 11 Maret 2011—banyak orang memanfaatkan jejaring sosial untuk mencari tahu kabar orang-orang yang mereka kasihi.

      Perhatikan pengalaman Benjamin, yang tinggal di Amerika Serikat. ”Saluran telepon terputus di Jepang setelah tsunami,” katanya. ”Kawan saya memberi tahu saya bahwa ia telah mengirim e-mail ke seorang teman kami di Tokyo, tapi ia belum dapat balasan. Saat itu juga, saya buka Internet di ponsel saya dan mengakses halaman jejaring sosialnya. Saya langsung lihat status terbarunya yang bilang bahwa dia baik-baik saja dan akan cerita lebih banyak lagi.”

      Benjamin melanjutkan, ”Untuk mengabari teman-teman saya yang kenal dia tapi tidak punya akun jejaring sosial, saya harus mengirimkan e-mail kepada mereka satu per satu. Butuh waktu untuk mencari alamat e-mail dan menulis kepada mereka masing-masing. E-mail saya baru dibalas setelah beberapa hari. Malah, ada satu yang baru balas kira-kira dua minggu kemudian! Mereka kewalahan menerima banyak sekali e-mail. Jauh lebih hemat waktu kalau pakai jejaring sosial. Dalam hitungan menit, semua bisa terima kabar terkini!”

      Jelaslah, jejaring sosial ada untungnya. Tetapi, adakah bahayanya? Kalau ya, apa bahayanya, dan bagaimana Anda bisa menghindarinya?

      [Kotak/​Gambar di hlm. 5]

      CARA KERJANYA

      1. Masukkan pesan (status terbaru) di halaman Anda.

      2. Semua orang yang ada di daftar teman Anda langsung membaca status Anda begitu mereka masuk ke halaman mereka​—dan Anda langsung membaca status mereka begitu Anda masuk ke halaman Anda.

  • Empat Pertanyaan yang Perlu Anda Ajukan tentang Jejaring Sosial
    Sedarlah!—2012 | Februari
    • Empat Pertanyaan yang Perlu Anda Ajukan tentang Jejaring Sosial

      Sebagaimana hampir semua penggunaan Internet, jejaring sosial ada bahayanya.a Seraya Anda memikirkannya, perhatikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut.

      1 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Privasi Saya?

      ”Dalam banyaknya kata-kata, pelanggaran tidak akan kurang, tetapi orang yang menahan bibirnya bertindak bijaksana.”​—Amsal 10:19.

      Yang perlu Anda ketahui. Bila Anda tidak hati-hati, informasi profil, foto, status terbaru (kabar singkat kepada semua di daftar teman Anda), dan komentar Anda (tanggapan Anda terhadap status terbaru orang lain) bisa terlalu berlebihan. Misalnya, Anda bisa jadi membeberkan alamat rumah Anda, kapan rumah Anda kosong, di mana Anda bekerja, atau di mana Anda bersekolah. Informasi alamat Anda beserta status terbaru seperti ”Kami akan jalan-jalan besok!” sudah cukup bagi seorang pencuri untuk tahu di mana dan kapan bisa beraksi.

      Perincian lain​—misalnya, alamat e-mail, tanggal lahir, atau nomor telepon Anda—​bisa membuat Anda rentan terhadap pelecehan, intimidasi, atau pencurian identitas. Meski demikian, banyak orang dengan mudahnya membocorkan informasi seperti itu di halaman jejaring sosial mereka.

      Orang cenderung lupa bahwa apa yang mereka masukkan di Internet bisa menjadi rahasia umum. Bahkan meski status terbaru seseorang sudah diatur khusus ”Hanya Teman”, apa yang mungkin dilakukan oleh teman-teman itu terhadap informasi tersebut berada di luar kendalinya. Ya, apa pun yang dimasukkan ke jejaring sosial hendaknya dipandang sebagai informasi publik atau sebagai bahan yang dapat dengan mudah dijadikan informasi publik.

      Yang dapat Anda lakukan. Kenali betul pengaturan privasi di jejaring sosial Anda, dan manfaatkan itu. Aturlah agar status terbaru dan foto-foto Anda hanya bisa diakses oleh orang-orang yang Anda kenal dan percayai.

      Walau begitu, sadarilah bahwa apa yang Anda masukkan, di luar kemauan Anda, bisa menjadi rahasia umum. Periksalah secara berkala halaman Anda, dan tanyai diri Anda apakah hal-hal yang telah Anda cantumkan bisa dimanfaatkan oleh oknum yang tidak bermoral untuk mencuri identitas atau melacak Anda. Bahkan di antara teman-teman Anda, jangan berbagi informasi yang bisa melanggar privasi Anda atau privasi orang lain. (Amsal 11:13) Jika informasinya sensitif, gunakan cara lain untuk menyampaikannya. ”Bicara lewat telepon itu lebih pribadi dan jauh lebih terjaga kerahasiaannya,” kata wanita muda bernama Cameron.

      Intinya. Seorang wanita bernama Kim menarik kesimpulan yang bagus. ”Jika kita berpikir dulu sebelum bertindak,” katanya, ”sedikit banyak kita bisa tetap menjaga privasi di jejaring sosial. Takkan ada masalah, kecuali kita sendiri yang bikin.”

      2 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Waktu Saya?

      ’Pastikan perkara-perkara yang lebih penting.’​—Filipi 1:10.

      Yang perlu Anda ketahui. Jejaring sosial bisa menyita waktu dan menyimpangkan perhatian Anda dari berbagai kegiatan yang lebih penting. Seorang wanita bernama Kay mengatakan, ”Semakin banyak teman kita, semakin banyak waktu kita yang tersita di jejaring sosial, dan semakin ketagihan kita jadinya.” Perhatikan komentar beberapa orang yang mengatakan bahwa mereka sulit melepaskan diri.

      ”Susah sekali mau berhenti pakai jejaring sosial, biarpun kita sebenarnya tidak terlalu suka. Hampir kayak obsesi begitu.”​—Elise.

      ”Banyak banget yang seru-seru. Ada game, kuis, halaman grup musik favorit, belum lagi melihat-lihat semua halaman profil teman-teman kita.”​—Blaine.

      ”Itu bagaikan pusaran yang menyedot kita, dan kita baru sadar setelah Mama kita pulang dan mengomel soal piring kotor yang belum kita cuci.”​—Analise.

      ”Di sekolah, aku ingin cepat-cepat pulang cuma untuk melihat kalau-kalau sudah ada yang menanggapi statusku. Terus, aku mesti balas semua komentar mereka dan melihat-lihat semua foto yang baru mereka pasang. Aku jadi gampang marah-marah sewaktu internetan, dan enggak mau diganggu. Ada lho yang terus-terusan sibuk memasukkan status terbaru​—bahkan sewaktu lagi bertamu dan di tengah malam buta!”​—Megan.

      Yang dapat Anda lakukan. Waktu adalah sumber daya yang tidak boleh diboroskan. Jadi, cobalah menganggarkannya sama seperti uang. Pertama-tama, tulis jumlah waktu yang menurut Anda masuk akal untuk berjejaring sosial. Lalu, pantau kegiatan Anda selama sebulan, dan lihat seberapa berhasil tekad Anda itu. Jika perlu, buat penyesuaian.

      Jika Anda orang tua, dan anak remaja Anda menghabiskan terlalu banyak waktu di jejaring sosial, cobalah cari tahu alasannya. Misalnya, dalam bukunya Cyber-Safe Kids, Cyber-Savvy Teens, Nancy E. Willard menunjukkan bahwa penggunaan jejaring sosial yang berlebihan bisa jadi ada kaitannya dengan keresahan, stres, dan rasa minder. ”Banyak remaja begitu mengkhawatirkan status sosial mereka,” tulisnya. ”Jika remaja merasa bahwa mereka baru diakui hanya bila mereka sering berkomunikasi dengan teman-teman lewat media elektronik, mereka bisa semakin ketagihan.”

      Jangan biarkan jejaring sosial​—atau aktivitas Internet apa pun—​mengganggu persahabatan yang perlu Anda pupuk dengan anggota keluarga Anda sendiri. ”Salah satu ironi dari Internet,” tulis Don Tapscott dalam bukunya Grown Up Digital, ”adalah bahwa itu bisa mendekatkan para anggota keluarga ketika mereka berjauhan, tetapi itu juga bisa menjauhkan mereka ketika mereka sedang di rumah.”

      Intinya. Gadis bernama Emily berkata, ”Memang sih, jejaring sosial itu cara yang seru untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tapi, tetap saja kita harus tahu kapan menyudahinya.”

      3 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Reputasi Saya?

      ”Reputasi yang baik dan respek jauh lebih berharga daripada perak dan emas.”​—Amsal 22:1, ”Contemporary English Version”.

      Yang perlu Anda ketahui. Apa yang Anda masukkan dalam jejaring sosial membentuk reputasi yang bisa jadi sulit untuk dihapus. (Amsal 20:11; Matius 7:17) Banyak orang tampaknya tidak sadar akan bahaya ini. ”Sepertinya, saat berjejaring sosial, orang-orang tidak bisa berpikir jernih,” kata seorang wanita muda bernama Raquel. ”Kata-kata mereka jadi lebih berani daripada biasanya. Ada yang tidak sadar bahwa satu saja komentar yang tidak sopan, bisa merusak reputasi mereka.”

      Reputasi Anda yang rusak oleh jejaring sosial dapat menimbulkan konsekuensi jangka panjang. Grown Up Digital menyatakan, ”Ada segudang cerita tentang para pengguna situs jejaring sosial yang dipecat atau tidak diterima bekerja gara-gara apa yang mereka masukkan di Internet.”

      Yang dapat Anda lakukan. Amati halaman jejaring sosial Anda dan cobalah melihatnya dari kaca mata orang lain. Ajukan pertanyaan-pertanyaan ini kepada diri sendiri, ’Apakah ini yang ingin saya tampilkan tentang diri saya? Kalau seseorang melihat foto-foto yang saya muat dan mau menggambarkan kepribadian saya, ungkapan apa yang akan ia gunakan? ”Penggoda”? ”Seksi”? ”Gila pesta”? Nah, seperti itukah saya ingin dikenal sewaktu melamar pekerjaan, dan profil seperti itukah yang ingin saya tunjukkan di halaman saya kepada calon bos? Apakah foto-foto ini benar-benar mencerminkan nilai-nilai yang saya junjung?’

      Kalau Anda masih muda, pikirkanlah, ’Bagaimana jika orang tua, guru, atau orang lain yang aku segani melihat-lihat halamanku? Apakah aku bakal malu atas apa yang mereka lihat dan baca?’

      Intinya. Jika sudah menyangkut reputasi, jangan pernah lupa kata-kata rasul Paulus, ”Kamu menuai apa yang kamu tabur.”​—Galatia 6:7, Kitab Suci Komunitas Kristiani.

      4 Bagaimana Jejaring Sosial Memengaruhi Pertemanan Saya?

      ”Ia yang berjalan dengan orang-orang berhikmat akan menjadi berhikmat, tetapi ia yang berurusan dengan orang-orang bebal akan mengalami kemalangan.”​—Amsal 13:20.

      Yang perlu Anda ketahui. Pertemanan Anda memengaruhi cara Anda berpikir dan bertindak. (1 Korintus 15:33) Jadi, selektiflah soal siapa yang ingin Anda jadikan teman di jejaring sosial. Ada orang yang menerima ajakan pertemanan dari puluhan atau bahkan ratusan orang yang tidak begitu dikenal​—atau tidak dikenal sama sekali. Yang lainnya mendapati bahwa tidak semua orang dalam daftar teman mereka adalah teman bergaul yang baik. Perhatikan penuturan beberapa orang.

      ”Kalau ada yang menerima ajakan pertemanan dari sembarang orang, pasti runyam deh.”​—Analise.

      ”Banyak orang yang aku kenal, menambahkan teman ke daftar mereka padahal mereka sebenarnya tidak mau. Alasannya cuma karena mereka tidak mau menyakiti perasaan orang.”​—Lianne.

      ”Itu sih enggak ada bedanya dengan pergaulan sehari-hari. Kita tetap mesti hati-hati pilih teman.”​—Alexis.

      Yang dapat Anda lakukan. Tetapkan ’aturan pertemanan’. Misalnya, ada yang membatasi diri sehubungan dengan pertemanan:b

      ”Hanya orang yang aku kenal yang kujadikan teman​—bukan yang sekadar aku tahu—​tapi yang benar-benar aku kenal.”​—Jean.

      ”Aku cuma berteman sama orang yang sudah lama aku kenal. Aku enggak bakal menambahkan orang yang enggak aku kenal.”​—Monique.

      ”Aku mau menambahkan hanya orang yang aku kenal baik dan yang prinsipnya sama denganku.”​—Rae.

      ”Kalau aku menerima ajakan pertemanan dari seseorang yang tidak aku kenal, aku abaikan ajakan itu. Enggak susah kok. Semua temanku orang-orang yang aku kenal dan memang sudah jadi temanku di luar dunia maya.”​—Marie.

      ”Kalau seorang teman mulai memajang foto-foto atau status terbaru yang aku rasa enggak sopan, aku enggak segan-segan langsung menghapus dia. Melihat hal-hal kayak gitu sudah bisa dibilang pergaulan buruk lho.”​—Kim.

      ”Sewaktu aku punya akun jejaring sosial, aturan privasiku ketat banget. Cuma teman-temanku yang boleh melihat status atau foto-fotoku​—yang lain tidak boleh. Soalnya, aku tidak tahu pasti apakah orang-orang selain teman-temanku itu kawan yang baik buatku. Aku kan tidak tahu siapa mereka​—atau bagaimana reputasi mereka.”​—Heather.

      Intinya. Dr.  Gwenn Schurgin O’Keeffe menulis dalam bukunya CyberSafe, ”Pedoman terbaik adalah berteman hanya dengan orang-orang Anda kenal dan ketahui secara langsung.”c

      [Catatan Kaki]

      a Sedarlah! tidak menganjurkan ataupun mengecam penggunaan situs jejaring sosial tertentu. Orang Kristen hendaknya memastikan bahwa mereka tidak melanggar prinsip Alkitab sewaktu menggunakan Internet.​—1 Timotius 1:5, 19.

      b Dalam artikel ini, kami membahas pertemanan biasa, bukan dalam konteks bisnis.

      c Untuk keterangan lebih lanjut tentang jejaring sosial, lihat Sedarlah! Juli 2011, halaman 24-27, dan Agustus 2011, halaman 10-13.

      [Kotak di hlm. 8]

      LOG KELUAR!

      Kalau Anda tidak log keluar sewaktu meninggalkan akun jejaring sosial Anda, bisa-bisa orang lain memasukkan sesuatu ke halaman Anda. Menurut pengacara Robert Wilson, hal itu ”sama saja dengan meninggalkan dompet atau ponsel Anda di sebuah meja di tempat umum. Siapa pun bisa dengan mudah memasukkan apa pun ke Dinding Anda”. Sarannya? ”Jangan lupa log keluar.”

      [Kotak di hlm. 8]

      MENGUNDANG MASALAH?

      Survei oleh Consumer Reports menyingkapkan bahwa banyak pengguna jejaring sosial ”rawan dirampok, dicuri identitasnya, dan dikuntit. Lima belas persen orang telah memasukkan alamat terbaru atau rencana jalan-jalan mereka, 34 persen tanggal kelahiran mereka yang lengkap, dan 21 persen orang yang punya anak-anak memasukkan nama dan foto anak-anak mereka”.

Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
Log Out
Log In
  • Indonesia
  • Bagikan
  • Pengaturan
  • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
  • Syarat Penggunaan
  • Kebijakan Privasi
  • Pengaturan Privasi
  • JW.ORG
  • Log In
Bagikan