-
”Hal-Hal Ini Harus Terjadi”Menara Pengawal—1999 | 1 Mei
-
-
”Hal-Hal Ini Harus Terjadi”
”Yesus mengatakan kepada mereka, ’ . . . Hal-hal ini harus terjadi, tetapi akhir itu masih belum.’”—MATIUS 24:4-6.
1. Pokok bahasan apa yang tentunya menarik minat kita?
SAUDARA tentu berminat akan kehidupan dan masa depan saudara. Jika demikian, tentunya saudara juga berminat akan pokok bahasan yang menarik perhatian C. T. Russell pada tahun 1877. Russell, yang belakangan mendirikan Lembaga Menara Pengawal, menulis The Object and Manner of Our Lord’s Return (Tujuan dan Cara Kembalinya Tuan Kita). Buku kecil setebal 64 halaman ini membahas kembalinya Yesus, atau kedatangannya di masa depan. (Yohanes 14:3) Sekali peristiwa sewaktu berada di Gunung Zaitun, para rasul bertanya tentang kembalinya Yesus, ”Kapankah hal-hal ini akan terjadi, dan apa yang akan menjadi tanda dari kehadiranmu [atau, ”kedatangan-Mu”, Terjemahan Baru] dan dari penutup sistem perkara?”—Matius 24:3.
2. Mengapa ada banyak pandangan yang bertolak belakang tentang nubuat Yesus?
2 Apakah saudara mengetahui dan memahami jawaban Yesus? Jawaban itu terdapat dalam tiga kitab Injil. Profesor D. A. Carson menyatakan, ”Tidak banyak pasal Alkitab yang menimbulkan banyak perdebatan di kalangan penafsir selain dari Matius 24 serta pasal-pasal yang serupa dengannya, yakni Markus 13 dan Lukas 21.” Kemudian, ia mengutarakan pendapatnya sendiri—salah satu dari antara pandangan-pandangan manusia yang bertolak belakang. Pada abad-abad terakhir ini, banyak pandangan semacam itu mencerminkan ketiadaan iman. Pihak-pihak yang mengutarakannya berpendapat bahwa Yesus tidak pernah mengatakan hal-hal yang kita baca dalam kitab-kitab Injil, bahwa kata-katanya telah disimpangkan, atau bahwa prediksinya telah gagal—pandangan-pandangan yang terbentuk oleh kritik tinggi. Seorang komentator bahkan mengulas Injil Markus ’melalui kacamata filsafat Buddha-Mahayana’!
3. Bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa mengulas nubuat Yesus?
3 Bertentangan dengan hal itu, Saksi-Saksi Yehuwa mempercayai keautentikan dan keterandalan Alkitab, termasuk apa yang Yesus katakan kepada keempat rasul yang menyertainya di Gunung Zaitun tiga hari sebelum kematiannya. Sejak zaman C. T. Russell, umat Allah secara progresif telah memperoleh pemahaman yang semakin jelas tentang nubuat yang Yesus berikan itu. Dalam beberapa tahun terakhir, Menara Pengawal lebih memperjelas lagi pandangan mereka sehubungan dengan nubuat ini. Apakah saudara telah menyerap informasi itu, dengan melihat pengaruhnya atas kehidupan saudara?a Mari kita meninjaunya kembali.
Penggenapan Tragis Tak Lama Kemudian
4. Apa yang mungkin menjadi alasan para rasul bertanya kepada Yesus tentang masa depan?
4 Rasul-rasul tahu bahwa Yesus adalah sang Mesias. Jadi, ketika mereka mendengar dia menyebutkan tentang kematian, kebangkitan, dan kembalinya dia, mereka pastilah bertanya-tanya, ’Jika Yesus meninggal dan pergi, bagaimana ia dapat mewujudkan perkara-perkara menakjubkan yang diharapkan dari seorang Mesias?’ Selanjutnya, Yesus berbicara tentang kesudahan Yerusalem dan baitnya. Rasul-rasul mungkin bertanya-tanya, ’Kapan dan bagaimana hal itu akan terjadi?’ Agar dapat memahami perkara-perkara ini, rasul-rasul pun bertanya, ”Kapankah hal-hal ini akan terjadi, dan apa yang akan menjadi tanda apabila semua hal ini ditentukan untuk sampai kepada penutup?”—Markus 13:4; Matius 16:21, 27, 28; 23:37–24:2.
5. Bagaimana kata-kata Yesus tergenap pada abad pertama?
5 Yesus menubuatkan bahwa akan ada perang, bala kelaparan, sampar, gempa bumi, kebencian dan penganiayaan atas orang-orang Kristen, mesias-mesias palsu, dan meluasnya pemberitaan kabar baik Kerajaan. Kemudian, kesudahan itu akan datang. (Matius 24:4-14; Markus 13:5-13; Lukas 21:8-19) Yesus mengatakan hal ini sejak awal pada tahun 33 M. Pada dekade-dekade berikutnya, murid-muridnya yang tanggap dapat melihat jelas bahwa perkara-perkara yang telah dinubuatkan itu benar-benar terjadi secara mencolok. Ya, sejarah membuktikan bahwa tanda tersebut tergenap pada waktu itu, yang mengarah ke kesudahan sistem Yahudi di tangan bangsa Romawi pada tahun 66-70 M. Bagaimana terjadinya hal itu?
6. Perkembangan apa terjadi antara Romawi dan Yahudi pada tahun 66 M?
6 Pada musim panas yang terik di Yudea pada tahun 66 M, kelompok Zealot Yahudi memimpin serangan melawan pasukan penjaga Romawi di sebuah benteng dekat bait di Yerusalem, sehingga menyulut aksi kekerasan di berbagai tempat di negeri itu. Profesor Heinrich Graetz, dalam History of the Jews (Sejarah Orang-Orang Yahudi), menceritakan, ”Cestius Gallus, selaku Gubernur Siria, yang bertugas menjunjung kehormatan pasukan Romawi, . . . tidak tahan lagi menyaksikan aksi pemberontakan yang merebak di sekitarnya tanpa ada tindakan untuk menghentikannya. Ia menghimpun legiunnya, dan pangeran negeri-negeri tetangga dengan sukarela mengirimkan pasukannya.” Pasukan yang berkekuatan 30.000 personel ini mengepung Yerusalem. Setelah bertempur selama beberapa waktu, pasukan Yahudi mundur ke balik tembok dekat bait. ”Selama lima hari berturut-turut, pasukan Romawi menggempur tembok, tetapi selalu terpaksa mundur sewaktu menghadapi misil-misil orang Yudea. Baru pada hari keenam mereka berhasil merobohkan sebagian tembok utara di depan Bait.”
7. Mengapa pandangan murid-murid Yesus sangat berbeda dari pandangan kebanyakan orang Yahudi?
7 Bayangkan betapa bingungnya orang-orang Yahudi, karena selama ini mereka merasa bahwa Allah akan melindungi mereka dan kota suci mereka! Namun, murid-murid Yesus telah diperingatkan sebelumnya bahwa malapetaka menanti Yerusalem. Yesus telah menubuatkan, ”Hari-hari akan datang ke atasmu ketika musuh-musuhmu akan membangun di sekelilingmu sebuah kubu dengan kayu-kayu runcing dan mengepungmu dan membuatmu menderita dari setiap sisi, dan mereka akan mengempaskanmu dan anak-anakmu yang ada padamu ke tanah, dan mereka tidak akan meninggalkan batu di atas batu padamu.” (Lukas 19:43, 44) Tetapi, apakah itu berarti kematian bagi orang-orang Kristen yang berada di Yerusalem pada tahun 66 M?
8. Tragedi apa yang Yesus nubuatkan, dan siapakah ”orang-orang terpilih” yang untuknya hari-hari akan dipersingkat?
8 Ketika menjawab pertanyaan para rasul di Gunung Zaitun, Yesus meramalkan, ”Hari-hari itu akan merupakan hari-hari kesengsaraan seperti yang tidak pernah terjadi sejak awal ciptaan yang telah Allah ciptakan sampai waktu itu, dan tidak akan terjadi lagi. Sebenarnya, jika Yehuwa tidak mempersingkat hari-hari itu, tidak ada daging yang akan diselamatkan. Tetapi, oleh karena orang-orang terpilih yang telah dipilihnya ia telah mempersingkat hari-hari itu.” (Markus 13:19, 20; Matius 24:21, 22) Jadi, hari-hari akan dipersingkat dan ”orang-orang terpilih” akan diselamatkan. Siapakah mereka? Pasti bukanlah orang-orang Yahudi yang memberontak yang mengaku menyembah Yehuwa, namun menolak Putra-Nya. (Yohanes 19:1-7; Kisah 2:22, 23, 36) Orang-orang terpilih yang sejati pada waktu itu adalah orang-orang Yahudi maupun non-Yahudi yang memperlihatkan iman akan Yesus sebagai Mesias dan Juru Selamat. Allah telah memilih orang-orang demikian, dan pada hari Pentakosta 33 M, Ia telah membentuk mereka menjadi suatu bangsa rohani yang baru, ”Israel milik Allah”.—Galatia 6:16; Lukas 18:7; Kisah 10:34-45; 1 Petrus 2:9.
9, 10. Bagaimana hari-hari serangan pasukan Romawi ”dipersingkat”, dan apa hasilnya?
9 Apakah hari-hari memang ”dipersingkat” dan orang-orang terpilih-terurap di Yerusalem diselamatkan? Profesor Graetz mengulas, ”[Cestius Gallus] merasa bahwa merupakan langkah yang tidak bijaksana untuk melanjutkan pertempuran melawan para pejuang fanatik yang gigih dan melancarkan aksi militer yang berkepanjangan pada musim itu, sewaktu hujan musim gugur akan segera datang . . . dan dapat menghambat penyaluran perbekalan bagi pasukannya. Setelah menimbang hal tersebut, ia mungkin berpikir bahwa menarik mundur pasukan merupakan langkah yang arif.” Apa pun yang ada dalam benak Cestius Gallus pada waktu itu, pasukan Romawi mundur dari kota tersebut, dengan menanggung kerugian besar yang diakibatkan pasukan Yahudi yang mengejar.
10 Penarikan mundur pasukan Romawi secara tiba-tiba itu memungkinkan ”daging”—murid-murid Yesus yang terancam bahaya di Yerusalem—untuk diselamatkan. Sejarah mencatat bahwa sewaktu pintu kesempatan ini terbuka, orang-orang Kristen melarikan diri dari kawasan itu. Ini benar-benar membuktikan kesanggupan Allah untuk mengetahui sebelumnya masa depan dan untuk memastikan agar para penyembah-Nya selamat! Namun, bagaimana dengan orang-orang Yahudi yang tidak beriman yang tetap tinggal di Yerusalem dan Yudea?
Orang-Orang Sezaman akan Menyaksikannya
11. Apa yang Yesus katakan tentang ”generasi ini”?
11 Banyak orang Yahudi merasa bahwa sistem ibadat mereka, yang berpusat di bait, akan tetap jaya. Tetapi, Yesus berkata, ”Belajarlah dari pohon ara . . . pokok ini: Segera setelah cabang mudanya menjadi lembut dan mengeluarkan daun-daun, kamu tahu bahwa musim panas sudah dekat. Demikian pula kamu, apabila kamu melihat semua perkara ini, ketahuilah bahwa ia sudah dekat di pintu-pintu. Dengan sungguh-sungguh aku mengatakan kepadamu bahwa generasi ini sama sekali tidak akan berlalu sampai semua perkara ini terjadi. Langit dan bumi akan berlalu, tetapi perkataanku sama sekali tidak akan berlalu.”—Matius 24:32-35.
12, 13. Apa yang pasti dipahami murid-murid sewaktu Yesus merujuk ”generasi ini”?
12 Pada tahun-tahun menjelang tahun 66 M, orang-orang Kristen akan melihat tergenapnya banyak elemen pendahuluan dari tanda majemuk itu—peperangan, kelaparan, bahkan pemberitaan kabar baik Kerajaan secara besar-besaran. (Kisah 11:28; Kolose 1:23) Namun, kapan kesudahan itu tiba? Apa yang Yesus maksudkan sewaktu berkata, ’Generasi ini [Yunani, genea] tidak akan berlalu’? Yesus sering kali menyebut massa orang-orang Yahudi yang menentang, termasuk para pemimpin agama, yang hidup sezaman dengannya, sebagai ”suatu generasi yang fasik dan penuh perzinaan”. (Matius 11:16; 12:39, 45; 16:4; 17:17; 23:36) Jadi, di Gunung Zaitun, sewaktu ia menyebut lagi ”generasi ini”, jelaslah ia tidak memaksudkan seluruh ras Yahudi sepanjang sejarah; ia juga tidak memaksudkan para pengikutnya, meskipun mereka adalah ”ras yang dipilih”. (1 Petrus 2:9) Yesus juga tidak mengatakan bahwa ”generasi ini” memaksudkan suatu periode waktu.
13 Sebaliknya, Yesus memaksudkan orang-orang Yahudi yang menentang pada waktu itu, yang akan mengalami penggenapan dari tanda yang ia berikan. Sehubungan dengan rujukan ”generasi ini” di Lukas 21:32, Profesor Joel B. Green menyatakan, ”Dalam Injil yang Ketiga, ’generasi ini’ (dan frase-frase yang terkait) selalu memaksudkan suatu kategori orang-orang yang menentang maksud-tujuan Allah. . . . [Itu mengacu] pada orang-orang yang dengan keras kepala menolak maksud-tujuan ilahi.”b
14. Apa yang dialami ”generasi” itu, tetapi mengapa orang-orang Kristen mengalami keadaan yang berbeda?
14 Generasi para penentang Yahudi yang fasik, yang dapat menyaksikan tergenapnya tanda itu, juga akan mengalami kebinasaan. (Matius 24:6, 13, 14) Dan, itulah yang terjadi! Pada tahun 70 M, pasukan Romawi datang kembali, dipimpin oleh Titus, putra Kaisar Vespasianus. Penderitaan orang-orang Yahudi yang lagi-lagi terkepung di dalam kota benar-benar tak terbayangkan.c Flavius Yosefus, saksi mata peristiwa itu, melaporkan bahwa sewaktu pasukan Romawi menghancurleburkan kota, sekitar 1.100.000 orang Yahudi telah tewas dan sekitar 100.000 orang dibawa sebagai tawanan, kebanyakan dari antaranya mati mengenaskan tidak lama kemudian karena kelaparan atau karena dijadikan mangsa di teater-teater Roma. Sesungguhnya, kesengsaraan pada tahun 66-70 M adalah kesengsaraan terbesar yang pernah dialami Yerusalem serta sistem Yahudi, dan kesengsaraan semacam itu tidak akan pernah terjadi lagi. Keadaan ini sungguh berbeda dengan apa yang dialami orang-orang Kristen yang telah mengindahkan nubuat peringatan Yesus dengan meninggalkan Yerusalem setelah pasukan Romawi mundur pada tahun 66 M! Orang-orang Kristen yang terurap, ”orang-orang terpilih”, benar-benar ”diselamatkan”, atau dilindungi, pada tahun 70 M.—Matius 24:16, 22.
Penggenapan Lain yang Akan Terjadi
15. Bagaimana kita dapat yakin bahwa nubuat Yesus akan mempunyai penggenapan yang lebih besar setelah tahun 70 M?
15 Akan tetapi, itu bukanlah akhir dari segala-galanya. Beberapa waktu berselang, Yesus telah menunjukkan bahwa setelah kota itu dihancurkan, ia akan datang dalam nama Yehuwa. (Matius 23:38, 39; 24:2) Ia kemudian memperjelas hal ini dalam nubuatnya yang disampaikan di Gunung Zaitun. Setelah menyebutkan datangnya ”kesengsaraan besar”, ia mengatakan bahwa setelah itu Kristus-Kristus palsu akan tampil, dan Yerusalem akan diinjak-injak oleh bangsa-bangsa selama suatu periode yang panjang. (Matius 24:21, 23-28; Lukas 21:24) Mungkinkah ini berarti bahwa akan terjadi suatu penggenapan lain yang lebih besar? Fakta-faktanya menunjukkan demikian. Apabila kita membandingkan Penyingkapan 6:2-8 (yang ditulis setelah kesengsaraan di Yerusalem pada tahun 70 M) dengan Matius 24:6-8 dan Lukas 21:10, 11, kita melihat bahwa peperangan, kekurangan makanan, dan tulah dalam skala yang lebih besar akan terjadi. Penggenapan yang lebih besar dari kata-kata Yesus ini telah terjadi sejak pecahnya Perang Dunia I pada tahun 1914.
16-18. Apa yang kita harapkan akan terjadi?
16 Selama puluhan tahun, Saksi-Saksi Yehuwa telah mengajarkan bahwa sedang tergenapnya tanda itu membuktikan bahwa suatu ”kesengsaraan besar” masih akan terjadi. ”Generasi” yang fasik sekarang ini akan menyaksikan kesengsaraan itu. Tampaknya, akan ada lagi suatu tahap pembukaan (serangan atas semua agama palsu), seperti halnya serangan Gallus pada tahun 66 M mengawali kesengsaraan di Yerusalem.d Kemudian, setelah suatu selang waktu yang tidak ditentukan lamanya, kesudahan itu akan datang—pembinasaan dalam skala seluas dunia, sebanding dengan yang terjadi pada tahun 70 M.
17 Sewaktu merujuk pada kesengsaraan yang akan segera kita hadapi, Yesus berkata, ”Segera setelah kesengsaraan hari-hari itu [pembinasaan agama palsu] matahari akan digelapkan, dan bulan tidak akan memberikan cahayanya, dan bintang-bintang akan jatuh dari langit, dan kuasa-kuasa langit akan diguncangkan. Dan kemudian tanda Putra manusia akan muncul di langit, dan kemudian semua suku di bumi akan memukul diri sambil meratap, dan mereka akan melihat Putra manusia datang di atas awan-awan langit dengan kuasa dan kemuliaan yang besar.”—Matius 24:29, 30.
18 Oleh karena itu, Yesus sendiri mengatakan bahwa ”setelah kesengsaraan hari-hari itu”, akan terjadi semacam fenomena langit. (Bandingkan Yoel 2:28-32; 3:15.) Ini akan terjadi secara tiba-tiba dan sedemikian mengejutkan umat manusia yang tidak taat sehingga mereka akan ”memukul diri sambil meratap”. Banyak orang akan ”menjadi pingsan karena takut dan menantikan perkara-perkara yang datang ke atas bumi yang berpenduduk”. Tetapi, tidak demikian halnya dengan orang-orang Kristen sejati! Mereka akan ’angkat kepala, karena pembebasan mereka sudah dekat’.—Lukas 21:25, 26, 28.
Segera, Penghakiman!
19. Bagaimana kita dapat menentukan kapan perumpamaan domba dan kambing akan tergenap?
19 Perhatikan bahwa Matius 24:29-31 menubuatkan bahwa (1) Putra manusia datang, (2) kedatangan ini akan disertai kemuliaan yang besar, (3) para malaikat akan menyertainya, dan (4) semua suku di bumi akan melihat dia. Yesus kembali menyebutkan aspek-aspek ini dalam perumpamaannya tentang domba dan kambing. (Matius 25:31-46) Oleh karena itu, kita dapat menyimpulkan bahwa perumpamaan ini berkaitan dengan waktu, setelah awal berkecamuknya kesengsaraan, manakala Yesus akan datang dengan para malaikatnya dan duduk di takhtanya untuk menghakimi. (Yohanes 5:22; Kisah 17:31; bandingkan 1 Raja 7:7; Daniel 7:10, 13, 14, 22, 26; Matius 19:28.) Siapa yang akan dihakimi, dan apa hasilnya? Perumpamaan itu memperlihatkan bahwa Yesus akan mengarahkan perhatiannya ke semua bangsa, seolah-olah mereka dikumpulkan persis di hadapan takhta surgawinya.
20, 21. (a) Apa yang akan terjadi dengan domba dalam perumpamaan Yesus? (b) Apa yang akan dialami kambing di masa depan?
20 Pria dan wanita yang bagaikan domba akan ditempatkan di sebelah kanan Yesus, yang melambangkan perkenannya. Mengapa? Karena mereka menggunakan kesempatan untuk berbuat baik kepada saudara-saudara Yesus—orang-orang Kristen terurap yang akan ambil bagian dalam Kerajaan surgawi Kristus. (Daniel 7:27; Ibrani 2:9–3:1) Selaras dengan perumpamaan tersebut, jutaan orang Kristen yang bagaikan domba telah mengenali saudara-saudara rohani Yesus dan berupaya mendukung mereka. Sebagai hasilnya, ”kumpulan besar” ini memiliki harapan yang berdasarkan Alkitab untuk selamat melampaui ”kesengsaraan besar” dan kemudian hidup selama-lamanya di Firdaus, wilayah bumi dari Kerajaan Allah.—Penyingkapan 7:9, 14; 21:3, 4; Yohanes 10:16.
21 Sungguh berbeda keadaan yang akan dialami para kambing! Menurut gambaran di Matius 24:30, mereka akan ”memukul diri sambil meratap” sewaktu Yesus datang. Dan, sepantasnyalah demikian, karena selama ini mereka telah menolak kabar baik Kerajaan, menentang murid-murid Yesus, dan memilih dunia yang sedang berlalu ini. (Matius 10:16-18; 1 Yohanes 2:15-17) Yesus-lah—bukannya murid mana pun di bumi—yang menentukan siapa sajakah yang tergolong kambing. Tentang mereka, ia berkata, ”Mereka ini akan pergi ke dalam kemusnahan abadi.”—Matius 25:46.
22. Bagian mana dari nubuat Yesus yang selayaknya kita cermati lebih lanjut?
22 Kemajuan kita dalam memahami nubuat di Matius pasal 24 dan 25 benar-benar menggetarkan. Akan tetapi, ada suatu bagian dari nubuat Yesus yang selayaknya kita cermati lebih lanjut—’perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran yang berdiri di suatu tempat kudus’. Yesus mendesak para pengikutnya untuk menggunakan daya pengamatan sehubungan dengan hal ini dan siap siaga untuk mengambil tindakan. (Matius 24:15, 16) Apakah ”perkara yang menjijikkan” ini? Kapan ia berdiri di suatu tempat kudus? Dan, bagaimana hal ini berkaitan dengan prospek kehidupan kita sekarang dan di masa depan? Artikel berikut akan membahas hal ini.
[Catatan Kaki]
a Lihat artikel-artikel pelajaran dalam Menara Pengawal terbitan 15 Februari 1994; 15 Oktober dan 1 November 1995; serta 15 Agustus 1996.
b Pakar asal Inggris, G. R. Beasley-Murray, menyatakan pengamatannya, ”Ungkapan ’generasi ini’ seharusnya tidak sulit dipahami oleh para penafsir. Meskipun genea dalam bahasa Yunani kuno memang berarti kelahiran, keturunan, dan ras, . . . dalam [Septuaginta Yunani] kata itu sangat sering digunakan untuk menerjemahkan istilah Ibrani dôr, yang berarti era, usia umat manusia, atau generasi dalam pengertian orang-orang yang hidup sezaman. . . . Sehubungan dengan kata-kata Yesus, istilah ini berkonotasi ganda: di satu pihak, istilah itu selalu memaksudkan orang-orang yang hidup sezaman dengannya, dan di pihak lain, istilah itu selalu menyiratkan kritikan.”
c Dalam History of the Jews, Profesor Graetz mengatakan bahwa pasukan Romawi kadang-kadang memantek 500 tahanan dalam sehari. Tawanan-tawanan Yahudi lainnya dipenggal tangannya dan kemudian dikembalikan ke dalam kota. Bagaimana kondisi di sana? ”Uang sama sekali tidak bernilai karena tidak dapat digunakan membeli roti. Pria-pria berkelahi habis-habisan di jalanan demi memperebutkan makanan yang sangat menjijikkan, segenggam jerami, sepotong kulit binatang, atau sampah yang dilemparkan kepada anjing. . . . Mayat-mayat yang bergelimpangan kian bertambah jumlahnya sehingga udara musim panas yang terik menyebarkan penyakit yang mematikan, dan penduduk kota itu menjadi korban penyakit, kelaparan, serta pedang.”
d Artikel berikut akan membahas aspek ini pada kesengsaraan yang akan datang.
Ingatkah Saudara?
◻ Bagaimana Matius 24:4-14 tergenap pada abad pertama?
◻ Pada zaman para rasul, sebagaimana diramalkan di Matius 24:21, 22, bagaimana hari-hari dipersingkat dan daging diselamatkan?
◻ Apa yang mencirikan ”generasi” yang disebutkan di Matius 24:34?
◻ Bagaimana kita tahu bahwa nubuat yang diberikan di Gunung Zaitun akan mempunyai penggenapan lain yang lebih besar?
◻ Kapan dan bagaimana perumpamaan domba dan kambing akan tergenap?
[Gambar di hlm. 12]
Detail pada Gapura Titus di Roma, memperlihatkan jarahan dari pembinasaan Yerusalem
[Keterangan]
Soprintendenza Archeologica di Roma
-
-
”Hendaklah Pembaca Menggunakan Daya Pengamatan”Menara Pengawal—1999 | 1 Mei
-
-
”Hendaklah Pembaca Menggunakan Daya Pengamatan”
”Apabila terlihat olehmu perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran . . . berdiri di suatu tempat kudus, . . . kemudian hendaklah mereka yang di Yudea mulai melarikan diri ke pegunungan.”—MATIUS 24:15, 16.
1. Apa hasil peringatan Yesus di Lukas 19:43, 44?
KESIAGAAN memungkinkan kita menghindari malapetaka yang mendekat. (Amsal 22:3) Maka, bayangkan situasi orang-orang Kristen di Yerusalem setelah serangan Romawi pada tahun 66 M. Yesus telah memperingatkan bahwa kota itu akan dikepung dan dibinasakan. (Lukas 19:43, 44) Kebanyakan orang Yahudi mengabaikan dia. Tetapi, murid-muridnya mengindahkan peringatan itu. Hasilnya, mereka diselamatkan dari malapetaka yang terjadi pada tahun 70 M.
2, 3. Mengapa kita seharusnya berminat akan nubuat Yesus yang dicatat di Matius 24:15-21?
2 Dalam suatu nubuat yang bersangkut paut dengan kita dewasa ini, Yesus menjabarkan suatu tanda majemuk yang mencakup peperangan, kekurangan pangan, gempa bumi, sampar, dan penganiayaan atas orang-orang Kristen yang memberitakan Kerajaan Allah. (Matius 24:4-14; Lukas 21:10-19) Yesus juga memberikan suatu petunjuk yang akan membantu murid-muridnya mengetahui bahwa kesudahan itu sudah dekat—suatu ’perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran berdiri di suatu tempat kudus’. (Matius 24:15) Mari kita memeriksa kembali kata-kata yang sangat penting itu untuk memahami bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan kita sekarang dan di masa depan.
3 Setelah menjabarkan tanda itu, Yesus berkata, ”Apabila terlihat olehmu perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran, yang difirmankan melalui Daniel sang nabi, berdiri di suatu tempat kudus, (hendaklah pembaca menggunakan daya pengamatan,) kemudian hendaklah mereka yang di Yudea mulai melarikan diri ke pegunungan. Hendaklah orang yang di sotoh rumah tidak turun untuk mengambil barang-barang dari rumahnya; dan hendaklah orang yang ada di ladang tidak kembali ke rumah untuk mengambil pakaian luarnya. Celaka bagi wanita-wanita yang hamil dan mereka yang menyusui bayi pada hari-hari itu! Teruslah berdoa agar pelarianmu tidak terjadi pada waktu musim dingin ataupun pada hari sabat; karena kemudian akan ada kesengsaraan besar seperti yang tidak pernah terjadi sejak awal dunia.”—Matius 24:15-21.
4. Apa yang menunjukkan bahwa Matius 24:15 memiliki penggenapan pada abad pertama?
4 Catatan Markus dan Lukas memberikan perincian-perincian tambahan. Matius menggunakan ungkapan ”berdiri di suatu tempat kudus”, sedangkan Markus 13:14 mengatakan ”berdiri di tempat yang tidak seharusnya”. Lukas 21:20 mencatat tambahan kata-kata Yesus, ”Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh bala tentara yang berkemah, kemudian ketahuilah bahwa penghancuran atasnya telah mendekat.” Ini membantu kita memahami bahwa penggenapan pertamanya berhubungan dengan serangan Romawi atas Yerusalem dan baitnya—tempat kudus bagi orang-orang Yahudi, tetapi tidak lagi kudus bagi Yehuwa—yang dimulai pada tahun 66 M. Kehancuran total terjadi sewaktu pasukan Romawi membinasakan kota maupun baitnya pada tahun 70 M. Apakah ”perkara yang menjijikkan” pada saat itu? Dan, bagaimanakah ia ”berdiri di suatu tempat kudus”? Jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan ini akan turut memperjelas penggenapannya pada zaman modern.
5, 6. (a) Mengapa para pembaca Daniel pasal 9 membutuhkan daya pengamatan? (b) Bagaimana nubuat Yesus tentang ”perkara yang menjijikkan” tergenap?
5 Yesus mendesak para pembaca untuk menggunakan daya pengamatan. Pembaca apa? Kemungkinan besar, para pembaca Daniel pasal 9. Di sana, kita mendapati suatu nubuat yang menunjukkan kapan Mesias akan muncul dan memberi tahu di muka bahwa ia akan ”dilenyapkan” setelah tiga setengah tahun. Nubuat itu mengatakan, ”Di atas sayap perkara-perkara yang menjijikkan itu akan ada yang menyebabkan kehancuran; dan sampai suatu pembasmian, perkara yang diputuskan itu juga akan tercurah ke atas yang dihancurkan itu.”—Daniel 9:26, 27, NW; lihat juga Daniel 11:31, NW; 12:11, NW.
6 Orang-orang Yahudi menyangka bahwa nubuat itu memaksudkan aksi pencemaran bait oleh Antiokhus IV kira-kira 200 tahun berselang. Akan tetapi, Yesus menunjukkan pemahaman yang berbeda, dengan mendesak pembaca untuk menggunakan daya pengamatan karena ”perkara yang menjijikkan” masih belum muncul dan belum berdiri di ”suatu tempat kudus”. Jelaslah, Yesus sedang mengacu pada pasukan Romawi yang akan datang pada tahun 66 M, dengan membawa panji-panjinya yang khas. Panji-panji semacam itu, yang telah lama digunakan, merupakan semacam berhala dan menjijikkan bagi orang-orang Yahudi.a Namun, kapan pasukan Romawi ”berdiri di suatu tempat kudus”? Itu terjadi sewaktu mereka, dengan panji-panjinya, menyerang Yerusalem dan baitnya yang dianggap kudus oleh orang-orang Yahudi. Pasukan Romawi bahkan mulai meruntuhkan tembok di sekitar bait. Sesungguhnya, apa yang telah lama menjijikkan sekarang berdiri di suatu tempat kudus!—Yesaya 52:1; Matius 4:5; 27:53; Kisah 6:13.
”Perkara yang Menjijikkan” pada Zaman Modern
7. Nubuat Yesus yang mana yang sedang digenapi pada zaman kita?
7 Sejak Perang Dunia I, kita telah melihat penggenapan yang lebih besar dari tanda yang Yesus berikan, yang tercatat di Matius pasal 24. Namun, pikirkan kembali kata-kata Yesus, ”Apabila terlihat olehmu perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran . . . berdiri di suatu tempat kudus, . . . kemudian hendaklah mereka yang di Yudea mulai melarikan diri ke pegunungan.” (Matius 24:15, 16) Aspek nubuat ini pastilah memiliki suatu penggenapan di zaman kita juga.
8. Selama bertahun-tahun, bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa mengidentifikasi ”perkara yang menjijikkan” pada zaman modern?
8 Sebagai ungkapan keyakinan hamba-hamba Yehuwa bahwa nubuat ini akan tergenap, The Watchtower terbitan 1 Januari 1921, menyoroti nubuat ini dalam kaitannya dengan perkembangan situasi di Timur Tengah. Belakangan, dalam terbitan 15 Desember 1929, di halaman 374, The Watchtower dengan tegas menyatakan, ”Segenap kecenderungan Liga Bangsa-Bangsa adalah memalingkan orang-orang dari Allah dan dari Kristus, dan dengan demikian, lembaga ini merupakan suatu perkara yang menjijikkan, produk buatan Setan, dan sesuatu yang menjijikkan dalam pandangan Allah.” Jadi, pada tahun 1919, ”perkara yang menjijikkan” itu muncul. Belakangan, Liga Bangsa-Bangsa digantikan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Saksi-Saksi Yehuwa telah lama menyingkapkan bahwa organisasi perdamaian manusia ini menjijikkan dalam pandangan Allah.
9, 10. Bagaimana pemahaman sebelumnya tentang kesengsaraan besar mempengaruhi pandangan kita tentang waktu manakala ”perkara yang menjijikkan” akan berdiri di suatu tempat kudus?
9 Artikel sebelumnya merangkumkan pandangan yang diperjelas tentang sebagian besar isi Matius pasal 24 dan 25. Apakah kita masih perlu memperjelas pemahaman tentang ’perkara menjijikkan yang berdiri di suatu tempat kudus’? Tampaknya demikian. Dalam nubuat Yesus, ’berdirinya dia di tempat kudus’ berkaitan erat dengan berkecamuknya ”kesengsaraan” yang telah dinubuatkan. Oleh karena itu, sekalipun ”perkara yang menjijikkan” telah lama muncul, kaitan antara ’berdirinya dia di tempat kudus’ dan kesengsaraan besar seharusnya mempengaruhi cara berpikir kita. Bagaimana?
10 Umat Allah dahulu memahami bahwa tahap pertama dari kesengsaraan besar dimulai pada tahun 1914 dan bahwa tahap akhirnya akan terjadi pada perang Armagedon. (Penyingkapan 16:14, 16; bandingkan The Watchtower, 1 April 1939, halaman 110.) Maka, kita dapat memaklumi mengapa pernah ada anggapan bahwa ”perkara yang menjijikkan” zaman modern pasti telah berdiri di suatu tempat kudus segera setelah Perang Dunia I.
11, 12. Pada tahun 1969, penyesuaian pandangan apa yang dikemukakan berkenaan dengan kesengsaraan besar?
11 Akan tetapi, pada tahun-tahun belakangan, kita mulai memahami segala sesuatu dari sudut pandangan yang baru. Pada hari Kamis, tanggal 10 Juli 1969, pada Kebaktian Internasional ”Damai di Bumi” di New York City, F. W. Franz, yang ketika itu adalah wakil presiden Lembaga Alkitab dan Risalah Menara Pengawal, menyampaikan sebuah khotbah yang sangat menggemparkan. Sewaktu meninjau pemahaman terdahulu tentang nubuat Yesus, Saudara Franz berkata, ”Penjelasan yang telah diberikan adalah bahwa ’kesengsaraan besar’ telah dimulai sejak tahun 1914 M, dan bahwa kesengsaraan itu tidak dibiarkan berlangsung sepenuhnya pada saat itu, tetapi Allah menghentikan Perang Dunia I pada bulan November 1918. Sejak saat itu, Allah memberikan suatu selang waktu agar kaum sisa terurap yang terdiri dari orang-orang Kristen terpilih dapat melakukan kegiatannya sebelum Ia melanjutkan bagian terakhir dari ’kesengsaraan besar’ pada perang Armagedon.”
12 Kemudian, ia menyampaikan penjelasan yang memuat penyesuaian yang sangat penting, ”Selaras dengan peristiwa-peristiwa pada abad pertama, . . . ’kesengsaraan besar’ imbangan tidak dimulai pada tahun 1914 M. Sebaliknya, apa yang terjadi atas imbangan modern Yerusalem pada tahun 1914-1918 hanyalah ’awal sengat-sengat penderitaan’ . . . ’Kesengsaraan besar’ seperti yang tidak akan pernah terjadi lagi masih belum berlangsung, karena hal itu berarti pembinasaan imperium agama palsu sedunia (termasuk Susunan Kristen) yang diikuti oleh ’perang hari besar Allah yang Mahakuasa’ di Armagedon.” Ini berarti bahwa segenap kesengsaraan besar masih akan terjadi di masa depan.
13. Mengapa masuk akal untuk mengatakan bahwa ’berdirinya perkara yang menjijikkan di suatu tempat kudus’ masih akan terjadi di masa depan?
13 Hal ini berhubungan langsung dengan pemahaman tentang kapan ”perkara yang menjijikkan” berdiri di suatu tempat kudus. Pikirkan kembali apa yang terjadi pada abad pertama. Pasukan Romawi menyerang Yerusalem pada tahun 66 M, tetapi mereka mundur secara tiba-tiba, yang memungkinkan ”daging”, yakni orang-orang Kristen, diselamatkan. (Matius 24:22) Selaras dengan hal itu, kita mengantisipasi bahwa kesengsaraan besar akan segera mulai, tetapi kesengsaraan itu akan dipersingkat demi orang-orang pilihan Allah. Perhatikan pokok kunci ini: Berdasarkan pola di zaman dahulu, ’perkara menjijikkan yang berdiri di tempat kudus’ dikaitkan dengan serangan Romawi di bawah Jenderal Gallus pada tahun 66 M. Pada zaman modern, padanan serangan itu—berkecamuknya kesengsaraan besar—masih akan terjadi di masa depan. Jadi, ”perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran”, yang telah ada sejak tahun 1919, tampaknya masih belum berdiri di suatu tempat kudus.b Bagaimana hal ini akan terjadi? Dan, bagaimana hal ini dapat mempengaruhi kita?
Serangan di Masa Depan
14, 15. Bagaimana Penyingkapan pasal 17 membantu kita memahami peristiwa-peristiwa yang mengarah ke Armagedon?
14 Buku Penyingkapan menggambarkan tentang suatu serangan yang menghancurkan di masa depan atas agama palsu. Pasal 17 menjabarkan penghakiman Allah terhadap ”Babilon Besar, ibu dari para sundal”—imperium agama palsu sedunia. Susunan Kristen memainkan peranan penting dan mengaku menjalin suatu hubungan perjanjian dengan Allah. (Bandingkan Yeremia 7:4.) Agama-agama palsu, termasuk Susunan Kristen, telah lama menjalin perselingkuhan dengan ”raja-raja di bumi”, tetapi ini akan berakhir dengan kehancuran agama-agama itu. (Penyingkapan 17:2, 5) Di tangan siapa?
15 Penyingkapan menggambarkan ”binatang buas berwarna merah marak” yang muncul selama suatu waktu, lenyap, dan kembali lagi. (Penyingkapan 17:3, 8) Binatang buas ini didukung oleh para penguasa dunia. Perincian-perincian yang terdapat dalam nubuat tersebut membantu kita mengidentifikasi binatang buas simbolis ini sebagai suatu organisasi perdamaian yang muncul pada tahun 1919 sebagai Liga Bangsa-Bangsa (suatu ”perkara yang menjijikkan”) dan yang sekarang adalah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Penyingkapan 17:16, 17 memperlihatkan bahwa Allah masih akan menaruh ke dalam hati para penguasa manusia tertentu yang berpengaruh dalam ”binatang buas” ini untuk menghancurkan imperium agama palsu sedunia. Serangan itu menandai berkecamuknya kesengsaraan besar.
16. Perkembangan-perkembangan mencolok apa yang sedang terjadi sehubungan dengan agama?
16 Meskipun awal ”kesengsaraan besar” masih akan terjadi di masa depan, apakah ’berdirinya dia di suatu tempat kudus’ masih belum terjadi? Tampaknya demikian. Meskipun ”perkara yang menjijikkan” itu telah muncul pada awal abad ini dan dengan demikian, telah ada selama puluhan tahun, ia akan mengambil tempat dengan cara yang unik ”di suatu tempat kudus” dalam waktu dekat ini. Sebagaimana para pengikut Kristus abad pertama selalu waspada melihat bagaimana ’berdirinya dia di suatu tempat kudus’ akan berlangsung, demikian pula halnya dengan orang-orang Kristen zaman sekarang. Memang, kita masih harus menunggu penggenapan sesungguhnya untuk mengetahui semua perinciannya. Namun, patut diperhatikan bahwa di beberapa negeri, sudah terlihat jelas semakin berkembangnya sikap antipati terhadap agama. Beberapa unsur politik, yang bersekutu dengan mantan orang-orang Kristen yang telah menyimpang dari iman sejati, sedang memperkembangkan sikap bermusuhan terhadap agama pada umumnya dan Kekristenan sejati pada khususnya. (Mazmur 94:20, 21; 1 Timotius 6:20, 21) Oleh karena itu, bahkan sekarang, kuasa-kuasa politik ”bertempur dengan Anak Domba”, dan sebagaimana ditunjukkan oleh Penyingkapan 17:14, pertempuran ini akan menghebat. Meskipun mereka tidak dapat secara harfiah menjamah Anak Domba Allah—Yesus Kristus dalam keadaannya yang ditinggikan dan dimuliakan—mereka akan semakin melampiaskan tentangannya terhadap para penyembah Allah yang sejati, khususnya ”orang-orang kudus”-Nya. (Daniel 7:25; bandingkan Roma 8:27; Kolose 1:2; Penyingkapan 12:17.) Kita memiliki jaminan ilahi bahwa Anak Domba dan orang-orang yang menyertainya akan berkemenangan.—Penyingkapan 19:11-21.
17. Tanpa bersikap dogmatis, apa yang dapat kita katakan tentang bagaimana ”perkara yang menjijikkan” akan berdiri di suatu tempat kudus?
17 Kita tahu bahwa kehancuran menanti agama palsu. Babilon Besar sedang ”mabuk dengan darah orang-orang kudus” dan berlagak bak seorang ratu, tetapi pembinasaannya tak terelakkan lagi. Pengaruh najis yang telah ia lancarkan terhadap raja-raja di bumi akan secara dramatis berubah sewaktu hubungan itu berubah menjadi kebencian yang sengit di pihak ’kesepuluh tanduk dan binatang buas’. (Penyingkapan 17:6, 16; 18:7, 8) Sewaktu ”binatang buas berwarna merah marak” menyerang sundal agama itu, ”perkara yang menjijikkan” akan berdiri dengan sikap mengancam di tempat kudusnya Susunan Kristen.c Dengan demikian, kehancuran akan dimulai atas Susunan Kristen yang tak beriman, yang menyatakan diri kudus.
”Melarikan Diri”—Bagaimana?
18, 19. Alasan-alasan apa yang diberikan untuk memperlihatkan bahwa ”melarikan diri ke pegunungan” tidak akan berarti berganti agama?
18 Setelah menubuatkan ’berdirinya perkara yang menjijikkan di suatu tempat kudus’, Yesus memperingatkan orang-orang yang berdaya pengamatan untuk bertindak. Apakah ia memaksudkan bahwa justru pada saat-saat terakhir itulah—ketika ”perkara yang menjijikkan” sedang ”berdiri di suatu tempat kudus”—banyak orang akan melarikan diri dari agama palsu dan memeluk ibadat yang sejati? Sama sekali tidak. Perhatikan penggenapan pertamanya. Yesus berkata, ”Hendaklah mereka yang di Yudea mulai melarikan diri ke pegunungan. Hendaklah orang yang di sotoh rumah tidak turun, ataupun pergi ke dalam untuk mengambil apa pun ke luar dari rumahnya; dan hendaklah orang yang di ladang tidak kembali ke hal-hal di belakang untuk mengambil pakaian luarnya. Celaka bagi wanita-wanita yang hamil dan mereka yang menyusui bayi pada hari-hari itu! Teruslah berdoa agar hal itu tidak terjadi pada waktu musim dingin.”—Markus 13:14-18.
19 Yesus tidak mengatakan bahwa hanya orang-orang yang di Yerusalem yang perlu melarikan diri, seolah-olah yang ia tandaskan adalah bahwa mereka perlu keluar dari pusat ibadat Yahudi; peringatan Yesus pun tidak menyebut-nyebut soal berpindah agama—melarikan diri dari agama palsu dan memeluk agama yang benar. Murid-murid Yesus pastilah tidak membutuhkan peringatan untuk melarikan diri dari satu agama ke agama lain; mereka telah menjadi orang-orang Kristen sejati. Dan, serangan pada tahun 66 M tidak memotivasi orang-orang yang mempraktekkan Yudaisme di Yerusalem dan di seluruh Yudea untuk meninggalkan agama itu dan memeluk Kekristenan. Profesor Heinrich Graetz mengatakan bahwa setelah mengejar pasukan Romawi yang melarikan diri, orang-orang itu pulang kembali ke kota, ”Kelompok Zealot, sambil menyanyikan lagu-lagu perang dengan gegap gempita, kembali ke Yerusalem (8 Oktober), hati mereka meluap dengan sukacita, dipenuhi harapan akan kebebasan dan kemerdekaan.. . . Bukankah Allah telah membantu mereka dengan penuh belas kasihan sebagaimana Ia telah membantu nenek moyang mereka? Hati kaum Zealot tidak mengenal takut akan masa depan.”
20. Bagaimana murid-murid masa awal menanggapi peringatan Yesus untuk melarikan diri ke pegunungan?
20 Kalau begitu, bagaimana orang-orang pilihan yang jumlahnya relatif sedikit pada waktu itu bertindak selaras dengan nasihat Yesus? Dengan meninggalkan Yudea dan melarikan diri ke pegunungan di seberang Yordan, mereka memperlihatkan bahwa mereka bukan bagian dari sistem Yahudi, secara politis maupun agama. Mereka meninggalkan ladang dan rumah, bahkan tidak mengumpulkan harta dari rumah mereka. Berbekal keyakinan akan perlindungan dan dukungan Yehuwa, mereka mengutamakan ibadat-Nya di atas semua perkara lain yang mungkin tampaknya penting.—Markus 10:29, 30; Lukas 9:57-62.
21. Kita tidak perlu mengharapkan apa ketika ”perkara yang menjijikkan” menyerang?
21 Sekarang, perhatikan penggenapannya yang lebih besar. Selama puluhan tahun, kita telah mendesak orang-orang untuk keluar dari agama palsu dan memeluk ibadat yang sejati. (Penyingkapan 18:4, 5) Jutaan orang telah melakukannya. Nubuat Yesus tidak menunjukkan bahwa pada saat kesengsaraan besar mulai berkecamuk, orang banyak akan berpaling kepada ibadat yang murni; yang pasti, tidak ada pertobatan massal orang Yahudi pada tahun 66 M. Namun, orang-orang Kristen sejati akan sangat terdorong untuk menerapkan peringatan Yesus dan melarikan diri.
22. Apa yang tercakup bila kita hendak menerapkan nasihat Yesus tentang melarikan diri ke pegunungan?
22 Sekarang ini, kita tidak dapat mengetahui perincian lengkap tentang kesengsaraan besar, tetapi kita dapat dengan masuk akal menyimpulkan bahwa Yesus tidak memaksudkan bahwa kita akan melarikan diri dalam pengertian geografis. Umat Allah berada di seputar muka bumi, boleh dikatakan di setiap penjurunya. Namun, kita dapat yakin bahwa sewaktu diharuskan melarikan diri, orang-orang Kristen harus terus mempertahankan perbedaan yang jelas antara diri mereka dan organisasi agama palsu. Yang juga penting untuk diperhatikan adalah peringatan Yesus agar tidak kembali ke rumah untuk menyelamatkan pakaian atau barang-barang lainnya. (Matius 24:17, 18) Jadi, barangkali akan ada ujian yang akan kita hadapi berkenaan dengan cara kita memandang perkara-perkara materi; apakah hal itu merupakan perkara terpenting, atau apakah keselamatan bagi semua orang yang berpihak pada Allah itu lebih penting? Ya, sewaktu kita melarikan diri, boleh jadi kita akan menderita kesukaran dan kekurangan. Kita hendaknya telah siap untuk melakukan apa saja, sebagaimana rekan-rekan kita pada abad pertama yang melarikan diri dari Yudea ke Perea, di seberang Yordan.
23, 24. (a) Di manakah satu-satunya perlindungan dapat kita temukan? (b) Bagaimana peringatan Yesus tentang ’perkara yang menjijikkan berdiri di suatu tempat kudus’ seharusnya mempengaruhi kita?
23 Kita harus memastikan agar kita selalu berlindung pada Yehuwa dan organisasi-Nya yang bagaikan gunung. (2 Samuel 22:2, 3; Mazmur 18:3; Daniel 2:35, 44) Di sanalah kita akan mendapat perlindungan! Kita tidak akan meniru massa umat manusia yang akan melarikan diri ke ”gua-gua” dan bersembunyi ”dalam batu-batu karang dari gunung-gunung”—yakni organisasi dan lembaga buatan manusia yang mungkin akan bertahan selama waktu yang sangat singkat setelah Babilon Besar dihancurkan. (Penyingkapan 6:15; 18:9-11) Memang, zamannya mungkin akan semakin sulit—seperti halnya tahun 66 M bagi para wanita hamil yang melarikan diri dari Yudea atau bagi siapa pun yang harus mengadakan perjalanan dalam cuaca musim hujan yang dingin. Tetapi, kita dapat yakin bahwa Allah akan memungkinkan keselamatan itu. Sekarang juga, marilah kita memperkuat ketergantungan kita kepada Yehuwa dan Putra-Nya, yang kini memerintah sebagai Raja dari Kerajaan Allah.
24 Kita tidak punya alasan untuk hidup dalam ketakutan akan yang bakal terjadi. Yesus tidak ingin murid-muridnya pada waktu itu merasa takut, dan ia pun tidak ingin kita merasa takut, sekarang maupun di hari-hari mendatang. Ia menyiagakan kita supaya kita dapat mempersiapkan hati dan pikiran kita. Bagaimanapun, bukan orang-orang Kristen yang taat yang akan dihukum ketika pembinasaan menimpa agama palsu dan seluruh sistem yang fasik ini. Mereka akan berdaya pengamatan dan mengindahkan peringatan tentang ’perkara menjijikkan yang berdiri di suatu tempat kudus’. Dan, mereka akan bertindak dengan mantap berdasarkan iman mereka yang tak tergoyahkan. Semoga kita tidak pernah melupakan janji Yesus, ”Dia yang telah bertekun sampai ke akhir adalah orang yang akan diselamatkan.”—Markus 13:13.
[Catatan Kaki]
a ”Panji-panji Romawi dilindungi serta diberi pemujaan religius di kuil-kuil Roma; dan rasa hormat orang-orang ini terhadap panji-panji mereka meningkat seiring dengan semakin unggulnya mereka di antara bangsa-bangsa lain . . . [Bagi para tentara, panji] dapat dikata sebagai benda paling sakral di muka bumi. Prajurit Romawi mengangkat sumpah di hadapan panjinya.”—The Encyclopædia Britannica, Edisi ke-11.
b Hendaknya diperhatikan bahwa meskipun penggenapan kata-kata Yesus pada tahun 66-70 M dapat membantu kita memahami bagaimana itu akan tergenap pada kesengsaraan besar, kedua penggenapan tersebut tidak dapat sepenuhnya sepadan karena penggenapan-penggenapan tersebut terjadi dengan latar belakang yang berbeda.
c Lihat The Watchtower, 15 Desember 1975, halaman 741-4.
Apakah Saudara Ingat
◻ Bagaimanakah ”perkara yang menjijikkan yang menyebabkan kehancuran” menampakkan dirinya di abad pertama?
◻ Mengapa masuk akal untuk berpendapat bahwa ”perkara yang menjijikkan” pada zaman modern akan berdiri di suatu tempat kudus di masa depan?
◻ Serangan apa oleh ”perkara yang menjijikkan” dinubuatkan dalam Penyingkapan?
◻ ”Melarikan diri” macam apa yang masih akan dituntut dari kita?
[Gambar di hlm. 16]
Babilon Besar disebut ”ibu dari para sundal”
[Gambar di hlm. 17]
Binatang buas berwarna merah marak di Penyingkapan Pasal 17 adalah ”perkara yang menjijikkan” yang Yesus maksudkan
[Gambar di hlm. 18]
Binatang buas berwarna merah marak akan memimpin serangan yang menghancurkan atas agama
-