PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w84_No59 hlm. 23-28
  • ’Carilah Perdamaian dan Usahakan Mendapatkannya’

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • ’Carilah Perdamaian dan Usahakan Mendapatkannya’
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (No. 59)
  • Subjudul
  • Tetap dengan Organisasi Yehuwa
  • Di Mana Perlindungan Kita?
  • Penggunaan Senjata dalam Pekerjaan Sipil
  • Marilah Kita Semua Mengusahakan Perdamaian
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (No. 59)
w84_No59 hlm. 23-28

’Carilah Perdamaian dan Usahakan Mendapatkannya’

1. (a) Bagaimana kita dapat ’mencari perdamaian dan mengusahakannya’ dalam dunia yang penuh kekerasan ini? (b) Dalam keadaan yang sulit, mengapa kita patut dengan sungguh-sungguh memohon kepada Yehuwa?

BAGAIMANA kita dapat benar-benar mengikuti anjuran rasul Petrus, yang dikutip di atas, sedangkan kita dilingkungi oleh suatu dunia yang penuh kekerasan? Petrus menjawab, dengan menganjurkan kita untuk ”menjauhi yang jahat dan melakukan yang baik.” Maka, kita perlu membuat usaha sungguh-sungguh untuk memperoleh hubungan yang damai dengan Allah Yehuwa berdasarkan iman kepada pengorbanan Yesus Kristus. Setelah itu kita mengusahakan perdamaian dengan betul-betul mengikuti patokan yang Allah tetapkan dalam firmanNya. ”Sebab mata [Yehuwa] tertuju kepada orang-orang benar, dan telingaNya kepada permohonan mereka yang meminta tolong, tetapi wajah [Yehuwa] menentang orang-orang yang berbuat jahat.” (1 Petrus 3:11, 12) Bila orang-orang jahat mencoba melakukan hal-hal yang buruk kepada kita, kita dapat memanggil namaNya dengan suara keras, misalnya apabila menghadapi seorang pemerkosa atau pelaku kejahatan lainnya.—Bandingkan Ulangan 22:25-27.

2. Bila dihadapkan dengan kekerasan, kita dapat berpegang pada keyakinan apa yang diungkapkan oleh Daud?

2 Dalam keadaan yang penuh kekerasan, kepercayaan penuh kepada Yehuwa sering terbukti sebagai kunci untuk meluputkan diri. Berulang kali, saksi dari Yehuwa telah diberkati karena berpaut kepada keyakinan yang dinyatakan oleh Daud dalam doa di Mazmur 18:47-49: ”[Yehuwa] hidup! Terpujilah gunung batuku, dan mulialah Allah Penyelamatku . . . yang telah meluputkan aku dari pada musuhku. Bahkan, Engkau telah meninggikan aku mengatasi mereka yang bangkit melawan aku; Engkau telah melepaskan aku dari orang yang melakukan kelaliman.” Saksi-Saksi Yehuwa yang mencapai jutaan jumlahnya dewasa ini, dengan iman yang teguh menanti-nantikan penggenapan janji Allah bahwa ”orang-orang benar akan mewarisi negeri [bumi, NW] dan tinggal di sana senantiasa.” Mereka juga yakin bahwa ”orang-orang benar diselamatkan oleh [Yehuwa]; Ia adalah tempat perlindungan mereka pada waktu kesesakan.”—Mazmur 37:29, 39.

3. (a) Apa yang ditunjukkan di Ulangan 32:10 dan Daniel 3:19-27 kepada kita? (b) Apa yang ditunjukkan oleh cara pembebasan Rahab, dan juga pengalaman seorang perintis di jaman modern?

3 Bagaimanapun keadaan yang mungkin timbul dalam dunia yang penuh kekerasan ini, Yehuwa sanggup ’mengawali umatNya seperti biji mataNya.’ (Ulangan 32:10; Daniel 3:19-27) Ia bahkan sanggup, kalau Ia ingin, memelihara milikNya melampaui kedahsyatan seperti bencana nuklir. Ini diperlihatkan pada tanggal 6 Agustus 1945, dalam pengalaman seorang hamba Yehuwa yang dianiaya di penjara Hiroshima, Jepang. Pada pagi itu suatu perubahan dari jadwal kegiatannya yang biasa membuat ia berada dalam posisi sedemikian rupa sehingga ia tidak kena pengaruh dari ledakan bom atom tersebut.a Hampir seluruh penjara menjadi rata, tetapi seperti Rahab dulu selamat melampaui kebinasaan yang dahsyat dari kota Yerikho, Katsou Miura selamat melampaui pembinasaan di Hiroshima. (Yosua 6:23, 24) Ia berterima kasih kepada Yehuwa sebagaimana ia menyatakannya, bahwa ia telah ’dibom atom sehingga keluar dari penjara,’ untuk menggunakan tahun-tahun yang masih sisa dari kehidupannya dalam dinas perintis. (Bandingkan Mazmur 116:15.) Tidak ada yang terlalu hebat bagi Tuhan kita yang Berdaulat, ’Allah yang benar, yang besar, yang perkasa, yang namaNya adalah Yehuwa yang berbala tentara.’—Yeremia 32:17-19.

Tetap dengan Organisasi Yehuwa

4. Bagaimana Yesaya pasal 60 melukiskan keadaan organisasi Allah di masa kini?

4 Untuk dapat menghadapi hari-hari yang penuh kekerasan ini, kita membutuhkan bimbingan yang lembut dari organisasi Yehuwa yang memiliki sifat-sifat seperti seorang ibu. Sejak 1938 telah terdapat kondisi teokratis yang semakin membaik di tengah-tengah umat Allah sebagaimana telah dinubuatkan oleh Yehuwa: ”Aku akan memberikan damai sejahtera dan keadilan yang akan melindungimu dan mengatur hidupmu. Tidak akan ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, tentang kebinasaan atau keruntuhan di daerahmu; engkau akan menyebutkan tembokmu ’Selamat’ dan pintu-pintu gerbangmu ’Pujian.’” Damai sejahtera dan cinta akan keadilan yang kini mencirikan organisasi Yehuwa di seluruh dunia telah banyak membantu untuk membuat yang ”kecil’ yakni beberapa ribu pemberita kerajaan 64 tahun lalu menjadi ”bangsa yang kuat” yang terdiri dari 2.477.000 orang, yang terus maju di 205 negeri dari bumi ini. Laporan-laporan dari lapangan memperlihatkan bahwa, seraya kita mendekati ”kesudahan,” Yehuwa sedang ”melaksanakannya dengan segera pada waktunya.”—Yesaya 60:17, 18, 22; Matius 24:14.

5. Sebagaimana dinyatakan di Mazmur, apa yang telah memelihara umat Yehuwa kuat menghadapi kekerasan?

5 Banyak dari perluasan ini telah terjadi walaupun dihadapkan dengan kekerasan, seperti yang dialami oleh Saksi-Saksi Yehuwa di kamp-kamp konsentrasi Hitler dan pengeroyokan dalam masa perang di Amerika serikat. Kekerasan terus menghebat di banyak bagian bumi. Kalaupun ada, hanya sedikit negeri yang telah mengalami lebih banyak kekerasan dari pada Libanon pada tahun-tahun belakangan ini. Namun saudara-saudara kita di sana tetap kuat. Apa yang telah memelihara mereka sehingga tetap kuat? Kepercayaan penuh kepada Yehuwa dan tekad untuk terus bergabung dalam perhimpunan-perhimpunan mereka serta kegiatan Kristen lainnya.—Mazmur 73:28; 149:1.

6. Bagaimana kita patut memandang kehadiran yang tetap tentu dalam perhimpunan, dan mengapa?

6 Hal ini patut menegaskan kepada kita bahwa dalam keadaan penuh kekerasan kita tidak akan pernah meninggalkan pertemuan kita bersama. (Ibrani 10:24, 25) Jika hal ini demikian penting untuk membentengi diri kita terhadap kekerasan dunia Setan, tentu juga perlu untuk mendapatkan kekuatan dalam menanggulangi tipu muslihat yang licik dari Iblis. Kehadiran kita dengan tetap tentu pada perhimpunan berarti kehidupan bagi kita!

7. (a) Bagaimana Setan berusaha merusak umat Allah? (b) Dengan cara-cara spesifik apa Setan menghasut semangat kekerasan dan imoralitas? (c) Bagaimana kita dapat mengejar perdamaian, dan dengan mengingat tujuan apa?

7 Dalam masa-masa yang gawat ini, Setan berusaha merongrong umat Allah dengan membuat mereka menjadi orang-orang yang ”mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang [serta perkara-perkara materi yang sangat menarik yang dapat dibeli dengan uang]. . . . lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah.” Inilah hal-hal yang dapat menjauhkan kita dari persekutuan yang tetap tentu dengan umat Allah. (2 Timotius 3:1, 2, 4) Dari pada menyerap semangat kekerasan dan imoralitas dari Setan, yang didewa-dewakan melalui acara TV tertentu, beberapa permainan Video dan sebagainya, betapa penting agar kita terus, melalui pelajaran pribadi, renungan dan perhimpunan, mengambil serta menerapkan pengetahuan saksama yang berarti ”hidup yang kekal”!—Yohanes 17:3; Filipi 1:9-11; Kolose 1:9-11.

Di Mana Perlindungan Kita?

8. (a) Bagaimana banyak orang duniawi bereaksi terhadap keadaan penuh kekerasan ini? (b) Dengan contoh-contoh perlihatkan bagaimana haluan mereka tidak bijaksana?

8 Kekerasan menimbulkan kengerian dalam hati orang-orang di kota-kota besar di bumi ini. Menurut suatu angket baru-baru ini, 45 persen dari orang Amerika takut keluar malam sendirian sejauh satu setengah kilometer dari rumah. Banyak yang membawa senjata. Tetapi beginikah jalan yang patut ditempuh oleh Saksi-Saksi Yehuwa—menghadapi kemungkinan kekerasan dengan mempersiapkan kekerasan? Banyaknya kecelakaan yang melibatkan ”senjata-senjata bela diri”—di mana bahkan anak-anak yang masih kecil membunuh orang-orang muda lainnya—patut membuat kita merenung dan meneliti keadaan ini. Sudah umum diketahui bahwa seorang penembak profesional, apabila melihat senjata di tangan orang lain, ia akan menembak—dan menembak untuk membunuh. Maka kesempatan apa yang ada pada seorang penembak amatir!

9. Di mana dan bagaimana orang Kristen akan mendapatkan perlindungan?

9 Orang Kristen akan mendapatkan perlindungan, bukan dengan memiliki senjata api, tetapi dengan ’mencari perdamaian dan mengusahakannya.’ (1 Petrus 3:11) Percayalah kepada Yehuwa. Jika saudara dihadapkan pada seorang pelaku kejahatan, beritahukanlah kepadanya bahwa saudara seorang Saksi Yehuwa. Jangan melawan jika saudara diancam dengan kekerasan; berikanlah kepadanya harta benda yang ia tuntut. Kehidupan saudara lebih berharga dari pada hal-hal itu. Apabila terdesak dan diancam, mohonlah bantuan Yehuwa. Ingat: ”Nama [Yehuwa] adalah menara yang kuat, ke sanalah orang benar berlari dan ia menjadi selamat.”—Amsal 18:10.

10. (a) Mengenai bela diri, apa yang ditunjukkan kepada kita di Ezra pasal 8 dan 2 Tawarikh pasal 11? (b) Apa yang disingkapkan oleh laporan dari Afrika dan dari Irlandia mengenai kebodohan dalam membawa senjata api?

10 Tetapi, tidakkah akan ada saatnya, seperti pada waktu dalam perjalanan melalui daerah para pemberontak yang berbahaya, sehingga Saksi-Saksi Yehuwa mungkin lebih baik membawa senjata api untuk membela diri? Jawabannya jelas Tidak. (Bandingkan Ezra 8:21-23, 31; 2 Korintus 11:23-27.) Sebagai contoh adalah para pengawas keliling kita di suatu negara di Afrika. Tahun-tahun belakangan ini saudara-saudara tersebut sering harus melalui daerah-daerah perang pada waktu melayani sidang-sidang. Kadang-kadang mereka ditahan oleh para gerilya atau oleh pasukan keamanan. Andai kata senjata api ditemukan pada mereka berarti kehidupan mereka menjadi korban. Dengan sedikit kekecualian, identitas mereka sebagai Saksi Yehuwa, serta tidak adanya senjata kekerasan apapun, telah membuat mereka dibebaskan untuk meneruskan perjalanan. Demikian pula halnya di Irlandia Utara yang dilanda pertikaian, di mana dikatakan bahwa ”kematian sebagian dari pemandangan.” Kenetralan Saksi-Saksi Yehuwa diketahui dengan baik, dan sebagai pencinta-pencinta damai mereka mendapatkan perlindungan baik di daerah Katolik maupun di daerah Protestan.

11. (a) Apa yang menjelaskan bahwa orang Kristen tidak patut mempersenjatai diri dengan senjata yang memautkan? (b) Menurut Alkitab, kepercayaan kita sepatutnya terletak di mana?

11 Alkitab, didukung oleh pengalaman jaman modern dari Saksi-Saksi Yehuwa, menjelaskan bahwa tidak bijaksana bagi seorang Kristen untuk membawa, atau menyimpan di rumah atau di tempat lain, senjata api atau senjata memautkan lainnya untuk digunakan terhadap penyerang atau pengganggu. (Yesaya 2:4; 1 Petrus 3:11) Orang yang mempersiapkan diri untuk kekerasan mengundang kekerasan. Sebaliknya, yang sepatutnya menjadi kepercayaan utama seorang Kristen adalah Yehuwa, Allahnya.—Mazmur 18:49; 140:1, 4; Amsal 3:5-7.

12. (a) Menurut Alkitab, mengapa orang Kristen boleh meminta perlindungan polisi? (b) Apakah seorang Kristen akan pernah menggunakan senjata api dalam keadaan darurat atau main hakim sendiri?

12 Selaras dengan Roma 13:1, 4, ”Pemerintahan yang diatas” dari dunia ini mungkin menetapkan badan-badan tertentu untuk memelihara perdamaian, seperti polisi, yang secara resmi dipersenjatai untuk melindungi warga negara dan harta milik. Karena orang-orang dalam penyelenggaraan sedemikian yang diijinkan oleh Allah dinyatakan sebagai ”hamba Allah untuk membalaskan murka Allah atas mereka yang berbuat jahat,” memang patut bagi orang Kristen untuk meminta dan mendapatkan perlindungan dari badan sedemikian. Tetapi sekalipun ia merasa perlu untuk membela diri atau membela orang-orang yang ia kasihi dengan jalan apapun yang tersedia, dia tidak patut menggunakan senjata api. Juga ia tidak akan main hakim sendiri. Di banyak negara dipandang ilegal bahkan untuk memiliki senjata api untuk bela diri.—Matius 22:21; bandingkan Keluaran 22:2.

13. Mengapa orang Kristen tidak akan menggunakan seni perang untuk membela diri?

13 Tetapi, untuk bela diri pribadi, apakah orang Kristen tidak boleh menjalani latihan dalam seni-seni perang, seperti Kung Fu yang berasal dari Tiongkok? Perlu diperhatikan bahwa seni yang paling memautkan dari negeri Timur ini dikembangkan lebih dari 1.400 tahun yang lalu oleh para biarawan Budha Zen dari biara Shaolin di lereng-lereng gunung Songshan, salah satu dari pegunungan suci di Tiongkok. Dari sumber yang bersifat agama inilah juga datang seni-seni perang dari Jepang—Bushido, yang artinya, secara harfiah, ”Jalan bagi prajurit.” Banyak ahli dalam seni judo, kendo dan karate masih mendapatkan ilham dari meditasi agama. Karate bertujuan untuk melumpuhkan korbannya, yang bisa mengakibatkan luka parah atau kematian. Tentu, orang-orang percaya kepada Yehuwa tidak akan berpaling kepada seni perang untuk mempertahankan diri!—Amsal 3:31.

14, 15. (a) Mengapa cocok bagi seorang Kristen untuk berburu atau membunuh binatang sebagai makanan? (b) Tetapi apa yang mungkin membuat seorang Kristen tidak layak menerima hak kehormatan khusus, dan mengapa?

14 Apakah cocok bila seorang Kristen memiliki senjata api dengan maksud berburu binatang untuk bahan makanan? Sejak Air Bah Allah telah mengijinkan penyembelihan binatang untuk makanan, walaupun darahnya harus dicurahkan ke bumi, bukannya dimakan. (Kejadian 9:3, 4; Ulangan 12:23-25) Apabila diperbolehkan oleh hukum setempat, beberapa Saksi menyimpan senjata-senjata untuk melindungi diri terhadap binatang buas atau untuk berburu. (Matius 22:21) Bagi mereka hal ini mungkin suatu sumber penting atau praktis untuk memperoleh bahan makanan. Tetapi tidak seorang pun patut berpikir bahwa Yehuwa akan menyetujui pembunuhan binatang sebagai kesenangan, sebagai keasyikan untuk membunuh—seperti dilakukan oleh ”para Nimrod” di jaman purba maupun modern. Karena ”nyawa [jiwa] makhluk ada di dalam darahnya,” hal ini berharga di mata Yehuwa.b—Imamat 17:11, 14.

15 Jika cukup banyak Saksi dalam suatu sidang memang terganggu karena seorang di antara mereka berburu binatang sekedar untuk kesenangan, dan bukan untuk memperoleh makanan, mungkin orang tersebut tidak dapat menerima hak kehormatan dinas khusus, karena reputasinya yang mengganggu perasaan.—1 Timotius 3:2.

16. Bagaimana para penatua dapat membantu, tetapi apa yang mungkin menjadi akibatnya atas mereka yang tidak mengikuti nasihat Alkitab di paragraf 9-15 di atas?

16 Demikian juga halnya jika seorang Saksi Yehuwa berkeras untuk membawa atau menyimpan senjata api sebagai perlindungan terhadap sesama manusia atau untuk mempelajari seni perang. Para penatua rohani hendaknya segera mengambil langkah-langkah untuk menasihatkan dan membantu dia memperbaiki keadaan itu. (Mikha 4:3) Barangsiapa yang terus membawa senjata pribadi atau melengkapi diri untuk menjadi seorang ”pemarah [tukang pukul],” tidak lagi memenuhi syarat untuk mendapat hak kehormatan khusus dalam sidang.—1 Timotius 3:2, 3.

Penggunaan Senjata dalam Pekerjaan Sipil

17. Mengapa kebanyakan Saksi-Saksi menghindari pekerjaan yang melibatkan seni perang atau keharusan membawa senjata api?

17 Jika seseorang dalam pekerjaannya harus membawa senjata untuk digunakan terhadap sesama manusia lainnya, atau jika ia diharuskan untuk menjalani latihan dalam seni perang, seperti judo dan karate, apa yang harus ia lakukan? Dalam membuat keputusan pribadi ia harus mengingat bahwa seorang pengikut Yesus hendaknya mengusahakan perdamaian. (Roma 12:17, 18) Mengingat apa yang dikatakan di Yesaya 2:4, kebanyakan Saksi Yehuwa menghindari pekerjaan sedemikian. Sekalipun pekerjaan tersebut mungkin bertujuan untuk melindungi umum (atau harta milik) selaras dengan Roma 13:4, telah terbukti dari pengalaman bahwa selalu ada bahaya timbulnya hutang darah dengan hilangnya kehidupan karena senjata, sehingga merusak hati nurani orang tersebut, dan juga ada bahaya luka atau kematian terhadap diri sendiri karena pembalasan. (Mazmur 51:14; bandingkan Bilangan 35:11, 12, 22-25.) Tentu paling baik menghindari bahaya-bahaya sedemikian dengan memilih pekerjaan di mana hal-hal seperti itu tidak akan timbul.

18. (a) Bagaimana pandangan seorang Kristen yang matang berbeda dengan pandangan-pandangan dunia? (b) Supaya hati nurani tetap bersih, bagaimana ia mungkin berusaha menyesuaikan diri?

18 Selama ”hari-hari terakhir” ini, banyak karyawan diharapkan membawa senjata api. Para pengawal di bank atau dalam tugas keamanan, para penjaga dan polisi mungkin diharuskan membawa senjata untuk tetap dalam pekerjaannya. Tetapi bagaimana dengan orang Kristen, yang wajib ”memeliharakan sanak saudaranya”? (1 Timotius 5:8) Pandangannya yang terlatih berdasarkan Alkitab akan berbeda dari pandangan orang-orang duniawi, yang merasa bebas membawa senjata sedemikian dan menggunakannya kalau mereka menganggapnya cocok dalam keadaan apapun yang dipandang berbahaya. (Efesus 5:15-17) Ia ingin menghindari hutang darah, mengingat pandangan Yehuwa mengenai kesucian darah. (Kejadian 9:6; Mazmur 55:23) Seorang Kristen yang matang patut berusaha mendapatkan pekerjaan yang tidak dipersenjatai.c Beberapa Saksi berbicara dengan majikan mereka sehingga berhasil dipindahkan ke suatu pekerjaan yang tidak mengharuskannya membawa senjata.

19. Untuk hak-hak kehormatan apa seorang saudara mungkin tidak pantas sebelum penyesuaian dibuat? (2 Korintus 13:11)

19 Seraya dunia menjadi semakin penuh kekerasan kita tidak dapat lagi memandang sebagai teladan seorang saudara yang terus dalam pekerjaan yang dipersenjatai. Ia dapat diberi kelonggaran enam bulan untuk membuat perubahan. Jika ia tidak membuat perubahan, ia tidak akan layak menerima hak kehormatan dinas khusus serta tanggung jawab dalam sidang.—1 Timotius 3:2; Titus 1:5, 6.

Marilah Kita Semua Mengusahakan Perdamaian

20. (a) Mengapa jalan perdamaian patut dipujikan? (b) Walaupun adanya ujian-ujian berat, dan bahkan kematian, apa hasilnya bagi orang-orang yang memelihara ketulusan hati? (c) Kepada siapa saudara menaruh kepercayaan?

20 Dalam mengejar jalan perdamaian Saksi-Saksi Yehuwa telah berulang kali mendapatkan perlindungan—secara jasmani, moral, rohani! Jelas bahwa haluan Alkitab inilah satu-satunya yang harus diikuti. Dalam sedikit kasus di mana telah terjadi kematian di antara orang Kristen yang setia dalam situasi semacam ini, sikap mereka yang tidak gentar menghadapi kematian telah membuat mereka layak mengharapkan kebangkitan yang awal. (Ibrani 11:36-40; Wahyu 2:10) Kadang-kadang Yehuwa mengijinkan Setan menaruh ujian-ujian yang berat atas umatNya, seperti yang dialami oleh Ayub, namun hasil akhir bagi orang yang memelihara ketulusan hati ini ternyata membahagiakan. (Ayub 1:18, 19; 42:12-15) Tetapi apapun yang mungkin terjadi dalam masa-masa yang penuh kekerasan ini, janganlah kita sekali-kali digoyahkan dari ketulusan hati kita. Biarlah kita percaya kepada Allah. ”Karena mata [Yehuwa] menjelajah seluruh bumi untuk melimpahkan kekuatanNya kepada mereka yang bersungguh hati terhadap Dia.”—2 Tawarikh 16:9.

[Catatan Kaki]

a Uraian selengkapnya dapat dilihat dalam artikel ”In the Mushroom Cloud (Dalam Awan Cendawan),” halaman 17-19, Awake! 8 September 1954.

b Lihat Awake!, 22 Maret 1976, halaman 18-20.

c Lihat juga The Watchtower, 15 Februari 1973, halaman 127, 128.

Bagaimana saudara dapat menjawab?

□ Dalam segala keadaan yang mengancam dengan kekerasan, di mana orang Kristen menaruh kepercayaannya?

□ Manfaat apa yang ada dengan tetap dekat kepada Yehuwa serta nasihatNya?

□ Mengapa bodoh membawa senjata api atau mempelajari seni perang untuk bela diri?

□ Mengenai pekerjaan yang dipersenjatai, haluan apa yang dinasihatkan bagi orang Kristen, dan mengapa?

[Kotak di hlm. 24]

Menghebatnya Kekerasan—Berakhirnya Di Mana?

”Perang nuklir habis-habisan antara Amerika Serikat dan Uni Soviet dapat mengakibatkan kematian dari . . . sekitar 80 persen penduduk dunia.”—The Express, 29 Maret 1982, berdasarkan interpiu dengan seorang senator Kalifornia.

”Dibom ke luar dari Otak mereka—bahayanya adalah bahwa para pemimpin politik, Soviet dan Amerika . . . akan terpengaruh sehingga perang nuklir bisa terjadi. Memang kenyataannya setiap perang nuklir di mana semua, atau sebagian yang berarti, dari persenjataan nuklir Soviet dan Amerika digunakan, akan membinasakan sama sekali belahan bumi Utara.”—Dr. Frank Barnaby, penyelidik perdamaian, 26 Desember 1982.

Jika kesiapsiagaan untuk perang menjadi syarat untuk perdamaian, maka pastilah perdamaian belum pernah dijamin dengan cara yang lebih baik. Satu juta Hiroshima yang ditimbun di atas bumi, dan hal ini masih belum mencegah setiap orang dari ke-4.200.000.000 penduduk dari penggunaan £115 [Rp. 167.900,-] setiap tahun untuk persenjataan.”—Andre Fontaine, Le Monde, diterbitkan ulang dalam The Guardian, 9 Januari 1983.

”Ketua PBB Mengatakan Ancaman Perang Nuklir Semakin Bertambah—’Pilihannya adalah antara generasi senjata baru dan generasi manusia di masa depan,’ ia mengatakan.—The New York Times, 16 Februari 1983, mengutip kata-kata Sekretaris Jenderal Javier Pérez de Cuéllar.

”Keturunan yang satu pergi dan keturunan yang lain datang, tetapi bumi tetap ada.” ”Karena sedikit waktu lagi, maka lenyaplah orang fasik; jika engkau memperhatikan tempatnya, maka ia sudah tidak ada lagi. Tetapi orang-orang yang rendah hati akan mewarisi negeri [bumi] dan bergembira karena kesejahteraan yang berlimpah-limpah.”—Pengkhotbah 1:4; Mazmur 37:10, 11.

[Kotak di hlm. 25]

Saksi-Saksi Yehuwa Bertekun Menghadapi Kekerasan di Tripoli, Libanon

”Mereka benar-benar mengalami beberapa situasi yang sulit tetapi tidak pernah tidak menghadiri perhimpunan. Mereka mengatakan bahwa sewaktu mereka mengadakan pesta distrik satu kelompok terdiri dari 117 orang berhimpun di rumah seorang saudara, dan ketika saudari yang terakhir masuk, sebuah roket meledak tepat di depan pintu. Selama perhimpunan roket-roket dan mortir-mortir berjatuhan di sekeliling mereka bagaikan hujan. Mereka memperlihatkan kepada kami tonggak-tonggak listrik yang bertumbangan serta bangunan-bangunan sekitarnya ditimpa peluru-peluru—tetapi tidak satupun kena pada apartemen tempat mereka berhimpun!

”Dua keluarga pada suatu kesempatan merasa ragu-ragu apakah mereka akan mencoba pergi ke perhimpunan mengingat hujan peluru. Mereka memutuskan untuk pergi saja, dan kehidupan mereka terluput karena, sementara mereka berhimpun, rumah satu keluarga dibom dan hancur sama sekali, dan rumah yang lain disiram peluru sehingga tidak mungkin seorang pun di dalamnya bisa luput.

”Satu keluarga Saksi yang tinggal di wilayah pihak yang berhaluan kiri di mana pihak yang berhaluan kanan mengadakan serbuan, akan dibawa keluar untuk menjalani hukuman mati. Tetapi seorang sanak keluarga yang tidak dalam kebenaran dan termasuk dalam pihak yang berhaluan kanan tersebut mendengar hal itu dan segera mendapatkan mereka sebelum pasukan pelaksana hukuman mati tiba. Ia membawa mereka ke markas besar di mana mereka menjelaskan segala sesuatu mengenai kenetralan para Saksi, memberikan kesaksian yang baik dan dibebaskan. Kejadian seperti ini telah dituturkan berulang kali.”—Sebagaimana dilaporkan oleh seorang pengunjung.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan