Rusia
”DARI tempat terbitnya matahari bahkan sampai terbenamnya, namaku akan besar di antara bangsa-bangsa.” (Mal. 1:11) Di Rusia dewasa ini, kita melihat kebenaran nubuat yang luar biasa ini yang diucapkan oleh Yehuwa sekitar 2.450 tahun yang lalu. Seraya matahari terbenam di tempat orang-orang yang loyal kepada Yehuwa di kota Kaliningrad di sebelah barat, matahari telah terbit melalui 11 zona waktu ke arah timur di tempat penyiar-penyiar di Semenanjung Chukchi, persis di seberang Selat Bering dari Alaska. Ya, matahari tidak pernah terbenam di tempat dilakukannya pekerjaan memberitakan Kerajaan dan membuat murid di Rusia. Kerja keras yang tak kenal lelah dari saudara-saudari yang berani selama era Soviet telah diberkati dengan limpah. Seperti yang akan kita lihat, mereka bertekun menghadapi penindasan yang hebat, dan dengan demikian, membuka jalan bagi lebih dari 150.000 penyiar yang sekarang melayani di Rusia.
Rusia, yang secara resmi disebut ”Federasi Rusia”, bukan sebuah negeri yang terdiri atas satu bangsa atau satu suku. Sesuai dengan namanya, negeri itu adalah federasi bangsa-bangsa, gabungan beraneka ragam suku, bahasa, dan bangsa, masing-masing dengan kebudayaan khasnya. Kisah kita dimulai di negeri yang memiliki aneka ragam kelompok etnik, bahasa, agama, bukan Rusia demokratis dewasa ini, melainkan Imperium Rusia lebih dari seratus tahun silam, yang kala itu masih diperintah seorang tsar.
MEMBERIKAN KESAKSIAN DENGAN BERANI KEPADA PARA KLERUS DI MOSKWA
Pada masa ketika berlangsungnya kebangkitan agama, Semyon Kozlitsky, seorang pria yang sangat religius dan lulusan seminari Ortodoks Rusia, bertemu dengan Charles Taze Russell, yang memelopori pekerjaan Siswa-Siswa Alkitab, sebutan Saksi-Saksi Yehuwa pada masa itu. Nina Luppo, cucu Semyon, menjelaskan, ”Kakek saya mengadakan perjalanan ke Amerika Serikat pada tahun 1891 dan bertemu dengan Saudara Russell. Ia menyimpan foto mereka berdua dan selalu menceritakan tentang Saudara Russell sebagai saudaranya sendiri.” Menjelang akhir tahun 1800-an, Saudara Russell beserta rekan-rekannya mengawasi pekerjaan untuk memulihkan ibadat sejati dengan mengajarkan kebenaran Alkitab yang sangat ampuh. Sebagian pekerjaan ini berkaitan dengan menyingkapkan doktrin-doktrin palsu dari gereja-gereja Susunan Kristen dan golongan klerusnya. Kebenaran Alkitab, beserta semangat terhadap ibadat murni yang diperlihatkan oleh Saudara Russell dan rekan-rekannya, memotivasi Semyon untuk mengabar dengan berani kepada para klerus di Moskwa. Apa hasilnya?
”Tanpa diadili, ia langsung dirantai dan diasingkan ke Siberia karena diduga menghina uskup agung Moskwa,” tulis Nina, ”dan begitulah firman Allah mencapai Siberia pada tahun 1891.” Akhirnya, Semyon Kozlitsky dipindahkan ke bagian Siberia yang sekarang menjadi bagian Kazakstan modern. Di sana, ia tetap bersemangat memberitakan firman Allah hingga kematiannya pada tahun 1935.
’TIDAK ADA KERELAAN UNTUK MENERIMA KEBENARAN DI RUSIA’
Pada tahun Semyon Kozlitsky diasingkan, Saudara Russell berkunjung ke Rusia untuk pertama kalinya. Mengenai kunjungan itu, kata-katanya ”kami tidak melihat adanya peluang atau kerelaan untuk menerima kebenaran di Rusia” sering dikutip. Apakah ia memaksudkan bahwa orang-orang di sana tidak mau mendengarkan kebenaran? Tidak. Rezim diktatorlah yang mencegah orang-orang untuk mendengar kebenaran.
Sewaktu membahas situasi ini, Saudara Russell menulis dalam Zion’s Watch Tower 1 Maret 1892, ”Di Rusia, pemerintah secara tidak toleran mengendalikan dengan ketat setiap orang di imperiumnya, dan orang asing yang berkunjung ke negeri mereka selalu dianggap sebagai oknum yang mencurigakan. Paspornya harus ditunjukkan di setiap hotel dan stasiun kereta api sebelum memasuki atau meninggalkan kota. Pemilik hotel menerima paspor Saudara dan menyerahkannya kepada Kepala Polisi, yang menahannya sampai Saudara mau berangkat, sehingga setiap orang asing mudah dilacak kapan persisnya ia masuk ataupun meninggalkan negeri itu. Para petugas dan pejabat semata-mata bersikap sopan namun sangat dingin dan kaku, yang memberi kesan bahwa kehadiran Saudara hanya diizinkan tetapi tidak diinginkan, dan buku-buku atau catatan apa pun yang Saudara miliki akan diperiksa dengan cermat untuk memastikan bahwa di dalamnya tidak ada hal-hal yang bisa mengganggu ideologi mereka.”
Di bawah keadaan seperti itu, pemberitaan kabar baik tampaknya akan sulit membuat terobosan. Namun demikian, bertumbuhnya benih kebenaran di Rusia tidak dapat dicegah.
”HARI PERKARA-PERKARA KECIL” DIMULAI
Sudah sejak tahun 1887, Zion’s Watch Tower melaporkan bahwa terbitan lepasan dari majalah tersebut telah dikirim ke berbagai tempat, ”bahkan Rusia”. Pada tahun 1904, sepucuk surat dari sekelompok kecil Siswa-Siswa Alkitab di Rusia melaporkan bahwa mereka telah menerima lektur Alkitab, meskipun bukannya tanpa kesulitan. Surat itu menjelaskan, ”Lektur itu mencolok dan hampir tidak diizinkan masuk” oleh sensor pemerintah. Kelompok kecil ini begitu bersyukur bisa menerimanya sehingga mereka berkata, ”Itu bagaikan emas di sini—begitu sulit diperoleh.” Untuk memperlihatkan bahwa mereka memahami tujuan lektur itu, mereka menulis, ”Semoga Tuan sekarang memberi kami berkat-Nya dan kesempatan untuk menyiarkan lektur ini.”
Ya, pemberitaan kabar baik di Rusia benar-benar telah dimulai dan fondasi ibadat sejati telah diletakkan meski kecil namun berarti. Ini hanyalah suatu permulaan kecil. Tetapi, seperti ditulis oleh nabi Zakharia, ”siapakah yang telah memandang hina hari perkara-perkara kecil?”—Za. 4:10.
Pada tahun-tahun selanjutnya, saudara-saudara yang bersemangat di Jerman mengirim lektur ke Rusia. Sebagian besar lektur itu dalam bahasa Jerman, dan banyak orang berbahasa Jerman menerima kebenaran. Pada tahun 1907, anggota-anggota Gereja Baptis Jerman di Rusia menerima beberapa seri buku Millennial Dawn, yang telah diposkan kepada mereka. Sewaktu 15 orang dari kelompok ini berpihak kepada ibadat sejati, gereja mengucilkan mereka. Belakangan, pendeta yang menentang mereka diyakinkan oleh kebenaran yang disajikan dalam seri buku Millennial Dawn.
Pada tahun 1911, pekerjaan mendapat bantuan tambahan dengan cara yang tidak lazim—dari suatu perjalanan bulan madu. Setelah menikah, pasangan muda Herkendell dari Jerman, mengadakan perjalanan pengabaran ke Rusia untuk membantu orang-orang berbahasa Jerman. Alangkah senangnya pasangan Herkendell ini ketika menemukan kelompok-kelompok penyiar Kerajaan yang terpencil dan mereka memberikan bantuan rohani.
Sebelumnya, seorang pembaca di Rusia menulis, ”Lektur dari Jerman sama berharganya bagi saya seperti manna dari surga bagi anak-anak Israel. . . . Sayang sekali, lektur itu bukan dalam bahasa Rusia! Saya menggunakan setiap kesempatan untuk menerjemahkan berbagai pokok ke dalam bahasa Rusia.” Demikianlah penerjemahan dimulai; masih banyak lagi yang akan menyusul.
”BANYAK JIWA YANG RINDU AKAN ALLAH”
Pada tahun 1911, R. H. Oleszynski, seorang saudara di Warsawa, Polandia, yang sebagian daerahnya kala itu termasuk dalam Imperium Rusia, mengatur agar risalah Where Are the Dead? dicetak dalam bahasa Rusia. Dalam sepucuk surat kepada Saudara Russell, saudara Polandia ini menulis, ”Saya lampirkan satu eksemplar . . . Untuk sepuluh ribu eksemplar, mereka mengenakan biaya tujuh puluh tiga rubel . . . Ada banyak kesulitan, namun ada banyak jiwa yang rindu akan Allah.” Risalah ini, beserta lektur lainnya, disiarkan kepada orang-orang berbahasa Rusia, yang membawanya ke Rusia. Jadi, sebuah tonggak sejarah yang penting dimulai dalam ladang bahasa yang baru ini. Segera, lektur lainnya—berbagai risalah, brosur, dan buku kecil—mulai diproduksi. Seraya waktu berjalan, upaya penerjemahan semakin digalakkan.
Pada tahun 1912, Saudara Russell mengunjungi Finlandia, yang kala itu menjadi bagian Imperium Rusia. Surat kuasa diberikan kepada Kaarlo Harteva untuk mewakili Watch Tower Bible and Tract Society di Finlandia. Pada tanggal 25 September 1913, wakil tsar, Konsul Imperium Rusia di New York, mengesahkan surat kuasa tersebut dengan membubuhkan cap pemerintah dan menandatanganinya.
DUA BULAN PERJALANAN PENGABARAN DIPERPANJANG
Tidak lama sebelum Perang Dunia I pecah, Joseph F. Rutherford memulai perjalanan dari Brooklyn ke beberapa negeri sebagai wakil organisasi. Dalam perjalanan ini, ia bertemu dengan seorang Siswa Alkitab bernama Dojczman di kota Lodz, Polandia. Tak lama kemudian, Saudara Dojczman beserta keluarganya memulai perjalanan pengabaran ke seluruh Rusia yang seyogianya untuk dua bulan. Namun, dengan pecahnya perang, perjalanan mereka diperpanjang.
Setelah mengalami banyak kesukaran, keluarga Dojczman menetap di sebuah kota kecil di tepi Sungai Volga. Pada tahun 1918, mereka memutuskan untuk kembali ke Polandia, tetapi rencana mereka batal akibat merebaknya epidemi cacar. Setelah itu, perbatasan ditutup karena pecahnya perang sipil. Tiga di antara anak-anak meninggal selama tahun-tahun itu—satu anak perempuan karena cacar dan yang satunya karena pneumonia.
Kelaparan dan perasaan takut ada di mana-mana. Orang-orang mati di jalan karena kelaparan. Akibat kekacauan yang timbul, banyak orang, khususnya orang asing, dituduh terlibat dalam kegiatan ”musuh” dan langsung dieksekusi tanpa diadili. Pada suatu hari, seorang pria yang ditemani serdadu bersenjata mendobrak masuk ke rumah Dojczman.
”Dia itu musuh, tangkap dia!” teriak orang itu.
”Mengapa?” tanya serdadu itu. ”Dia salah apa?”
Pria itu ingin memanfaatkan situasi agar ia tidak usah membayar Saudara Dojczman untuk pekerjaan pertukangan yang telah ia lakukan. Setelah mendengar kedua pihak, serdadu itu melihat kelicikan pria tersebut dan mencampakkannya keluar rumah. Kemudian, serdadu itu berkata kepada Saudara Dojczman bahwa dia teringat pembahasan yang pernah mereka adakan tentang topik-topik Alkitab. Boleh jadi, pembahasan itu telah membantu menyelamatkan nyawa Saudara Dojczman dan keluarganya. Pada tahun 1921, pemerintah Komunis menumpas kalangan militer yang menentang, dan perang sipil berakhir. Tak lama kemudian, keluarga Dojczman dapat pulang ke Polandia.
SISWA-SISWA ALKITAB DAN KAUM BOLSHEVIK
Dengan berkecamuknya Perang Dunia I, kontak yang pernah ada di antara saudara-saudara di Rusia dan tempat-tempat lain terputus. Seperti saudara-saudara Kristus di seluruh dunia, mereka yang di Rusia mungkin tidak tahu pasti akan makna sepenuhnya dari ditakhtakannya Kristus. Sedikit pun mereka tidak menyadari bahwa negeri mereka akan segera mengalami beberapa peristiwa yang paling luar biasa dari abad ke-20, yang banyak di antaranya merupakan penggenapan nubuat Alkitab.
Pada pengujung tahun 1917, Revolusi Rusia mengakhiri 370 tahun pemerintahan tsar. Karena tidak menyadari kehadiran Tuan Yesus Kristus, para penguasa Rusia yang baru, kaum Bolshevik, berambisi mendirikan suatu bentuk pemerintahan baru, yang berbeda dari semua bentuk pemerintahan sebelumnya. Jadi, dalam waktu beberapa tahun, terbentuklah Republik Sosialis Uni Soviet, atau USSR. Akhirnya, negeri itu meliputi hampir seperenam daratan bumi.
Patut diperhatikan bahwa beberapa tahun sebelum Revolusi Rusia, Vladimir Lenin, pemimpin pertama Uni Soviet, berkata, ”Setiap orang harus benar-benar merdeka, tidak hanya untuk menganut agama yang diinginkannya, tetapi juga untuk menyebarkan atau berganti agama. Tidak seorang pejabat pun berhak bahkan untuk menanyai seseorang tentang agamanya: itu adalah soal hati nurani setiap orang dan tidak ada orang lain yang berhak ikut campur.”
Di beberapa bagian negeri ini, kebijakan resmi yang dipegang oleh Partai Sosial Demokratik ini memungkinkan orang-orang yang tulus untuk menceritakan kebenaran Alkitab kepada orang-orang lain. Namun pada umumnya, Negara yang baru ini bersifat ateis sejak awal dan memusuhi agama, mencapnya sebagai ”candu masyarakat”. Salah satu tindakan pertama yang diambil kaum Bolshevik adalah mengeluarkan dekret yang memisahkan Gereja dari Negara. Pengajaran yang dilakukan oleh organisasi keagamaan dinyatakan ilegal, dan properti gereja diambil alih oleh pemerintah.
Bagaimana pandangan pemerintahan baru ini terhadap kelompok Siswa-Siswa Alkitab yang tersebar, yang kesetiaannya hanyalah kepada Kerajaan Allah? Sewaktu menulis surat dari Siberia tidak lama setelah Revolusi 1917, seorang Siswa Alkitab menguraikan gambaran yang suram ini, ”Mungkin kalian sudah tahu situasi di Rusia. Sekarang ini, ada pemerintah Soviet yang berlandaskan asas-asas Komunis. Memang, kita dapat melihat adanya upaya yang mencolok ke arah keadilan, namun segala sesuatu yang berkaitan dengan Allah sedang disingkirkan.”
Pada tahun 1923, perlawanan terhadap Siswa-Siswa Alkitab semakin gencar. Saudara-saudara menulis, ”Kami menulis surat ini dengan maksud agar kalian mengetahui apa yang sedang terjadi di Rusia. . . . Kami memiliki kebutuhan pokok, makanan, pakaian, . . . tetapi kami sangat membutuhkan makanan rohani. Buku-buku yang dikirimkan kepada kami telah disita pemerintah. Maka, sudilah kiranya kalian mengirimkan dalam bentuk surat cuplikan-cuplikan dari semua lektur yang kalian miliki dalam bahasa Rusia . . . Banyak yang lapar akan Firman Kebenaran. Belum lama ini, lima orang telah menunjukkan pembaktian mereka dengan baptisan air, dan lima belas anggota gereja Baptis juga telah bergabung dengan kami.”
The Watch Tower 15 Desember 1923 berkomentar, ”Lembaga sedang berupaya mengirimkan lektur ke Rusia dan akan terus melakukannya, atas karunia Allah.” Pada tahun 1925, The Watch Tower telah tersedia dalam bahasa Rusia. Pengaruhnya atas pekerjaan kesaksian di Rusia langsung nyata. Sebagai contoh, seorang anggota kelompok Evangelis merasa sulit untuk menyelaraskan doktrin api neraka dengan Allah kasih. Sewaktu ia mengajukan masalah ini kepada rekan-rekannya seiman, mereka berdoa agar Allah melindunginya dari cara berpikir demikian. Belakangan, ia dan istrinya diberikan beberapa terbitan The Watch Tower dan segera mengenali kebenaran. Ia menulis surat untuk meminta lebih banyak lektur, dengan mengatakan, ”Kami menunggu manna dari seberang lautan.” Saudara-saudara lain di Rusia juga secara teratur memberitahukan bahwa mereka menerima ”manna” demikian, berterima kasih kepada saudara-saudara di Amerika Serikat atas kasih Kristen yang mereka tunjukkan dengan menyediakan lektur yang menguatkan iman tersebut.
”KIRIMI SAYA SEDIKIT DARI SETIAP JENIS”
Sepucuk surat yang menyentuh hati dari Siberia muncul dalam The Watch Tower terbitan September 1925. Seorang guru sekolah dari keluarga petani menceritakan bahwa ia bersama keluarganya telah pindah dari bagian selatan Rusia ke Siberia pada tahun 1909. Ia menulis bahwa ia telah membaca publikasi dengan sangat bersukacita, dan menambahkan, ”Keinginan hati saya ialah agar dituntun semakin dalam ke kebenaran Allah yang kudus sehingga memiliki lebih banyak kesanggupan dan kekuatan untuk melawan kegelapan.” Ia mengakhiri suratnya dengan meminta lebih banyak lektur, dengan menulis, ”Tolong, kirimi saya sedikit dari setiap jenis.”
Tanggapan redaksi langsung muncul dalam terbitan yang sama. ”Selama ini kami telah berupaya mengirimkan lektur ke Rusia, tetapi semua upaya kami digagalkan oleh tentangan dari pemerintah Rusia. Surat tersebut, dan juga surat-surat lain semacamnya, bagaikan panggilan dari Makedonia, ’Melangkahlah . . . dan tolong kami.’ (Kis. 16:9) Kami akan datang begitu keadaan memungkinkan dan jika itu adalah kehendak Tuan.”
Benar-benar terbukti betapa ampuhnya Menara Pengawal dan publikasi lainnya dalam pekerjaan memberitakan kabar baik ”sebagai suatu kesaksian” dalam bahasa Rusia! (Mat. 24:14) Pada tahun 2006, jumlah publikasi yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa dalam bahasa Rusia mencapai 691.243.952, angka yang lebih tinggi daripada bahasa lain mana pun kecuali bahasa Inggris, Portugis, dan Spanyol. Yehuwa telah memberkati dengan limpah upaya Saksi-Saksi-Nya untuk mengumumkan Kerajaan.
MEMBERIKAN KESAKSIAN KEPADA ORANG RUSIA DI LUAR NEGERI
Dengan mulai berkuasanya kaum Bolshevik dan berdirinya Negara Komunis, banyak orang Rusia bermigrasi ke negeri-negeri lain. Menara Pengawal dan publikasi lainnya dalam bahasa Rusia dicetak di luar Uni Soviet. Karena itu, pemerintah Soviet tidak dapat menghalangi aliran makanan rohani ke negeri-negeri lain. Menjelang akhir tahun 1920-an, publikasi dalam bahasa Rusia telah menjangkau orang-orang di seluruh bumi, dan surat-surat penghargaan datang dari orang Rusia yang berada di Amerika Serikat, Australia, Finlandia, Latvia, Paraguay, Polandia, Prancis, dan Uruguay.
Akhirnya, saudara-saudara mengorganisasi perhimpunan dan pengabaran dalam bahasa Rusia di beberapa tempat tersebut. Di Amerika Serikat, ceramah Alkitab dalam bahasa Rusia secara teratur disiarkan melalui stasiun radio. Sidang-sidang berbahasa Rusia dibentuk, seperti yang terdapat di Brownsville, Pennsylvania, dan kebaktian pun diorganisasi. Misalnya, pada bulan Mei 1925, saudara-saudara menyelenggarakan kebaktian tiga hari dalam bahasa Rusia di Carnegie, Pennsylvania; ada 250 yang hadir dan 29 yang dibaptis.
SITUASI BERUBAH
Setelah kematian Lenin, pemerintah mempergencar serangannya terhadap semua agama. Pada tahun 1926, terbentuklah Liga Tak Bertuhan yang Militan—nama yang dengan tepat memperlihatkan tujuannya. Tujuan propaganda ateistik yang terus dilancarkan adalah untuk sama sekali memberantas iman akan Allah dari pikiran dan hati orang-orang. Dalam waktu singkat, semangat ateis merebak ke seluruh wilayah Uni Soviet yang luas. Dalam sepucuk surat ke kantor pusat, seorang Siswa Alkitab di Rusia menyatakan, ”Kaum muda menyerap semangat ini, yang tak diragukan menjadi penghalang besar untuk belajar kebenaran.”
Liga Tak Bertuhan yang Militan menerbitkan lektur yang ateistik, termasuk majalah antiagama (Antireligioznik). Pada tahun 1928, majalah itu mengumumkan, ”Oblast Voronezh subur dengan sekte-sekte.”a Antara lain, disebutkan 48 ”Siswa Kitab Suci” yang ”pemimpinnya adalah Zinchenko dan Mitrofan Bovin”. Patut diperhatikan bahwa The Watch Tower terbitan September 1926 memuat surat seseorang bernama Mikhail Zinchenko dari Rusia. Ia menulis, ”Orang-orang lapar akan makanan rohani. . . . Hanya sedikit sekali lektur yang kami miliki. Saudara Trumpi dan yang lain-lainnya menerjemahkan serta menyalin lektur berbahasa Rusia, dan begitulah caranya kami makan secara rohani serta saling mendukung. Teriring salam dari semua saudara kita di Rusia.”
Pada bulan September 1926, Saudara Trumpi menulis bahwa ada harapan kalangan pejabat akan mengizinkan saudara-saudara untuk menerima lektur dalam bahasa Rusia. Ia meminta saudara-saudara di Betel Brooklyn untuk mengirimkan risalah, buku kecil, buku, dan bundel Watch Tower melalui kantor cabang di Magdeburg, Jerman. Sebagai tanggapan atas permintaan ini, Saudara Rutherford mengutus George Young ke Moskwa. Ia tiba di sana pada tanggal 28 Agustus 1928. Dalam salah satu suratnya, Young menulis, ”Saya sudah mempunyai beberapa pengalaman menarik tetapi tidak tahu berapa lama saya diizinkan tinggal.” Meskipun berhasil menemui seorang pejabat tinggi di Moskwa, ia hanya diberikan visa yang berlaku hingga tanggal 4 Oktober 1928.
Sementara itu, sikap Negara Soviet yang baru terbentuk terhadap agama tidak jelas. Beberapa dokumen pemerintah menyatakan harapan agar kelompok-kelompok keagamaan akan dilebur ke dalam angkatan kerja Soviet. Pada tahun-tahun berikutnya, harapan ini menjadi kebijakan. Penting diketahui bahwa pemerintah Soviet tidak ingin membunuh umat Yehuwa; yang diperjuangkan adalah memenangkan pikiran dan hati. Pemerintah itu berupaya meyakinkan umat Allah agar mau menyesuaikan diri, memaksa mereka untuk secara eksklusif loyal kepada Negara. Mereka jelas-jelas tidak ingin orang-orang setia kepada Yehuwa.
Setelah keberangkatan Saudara Young, saudara-saudara Rusia terus memberitakan Kerajaan Allah dengan bersemangat. Danyil Starukhin dilantik untuk mengorganisasi pekerjaan memberitakan Kerajaan di Rusia. Untuk memajukan pekerjaan ini dan menganjurkan saudara-saudara, Saudara Starukhin mengunjungi Moskwa, Kursk, Voronezh, serta kota-kota lainnya di Rusia dan juga Ukraina. Bersama saudara-saudara lain, ia mengabar kepada orang-orang Baptis di rumah ibadat mereka, menjelaskan secara terperinci kebenaran tentang Yesus Kristus dan Kerajaan Allah. Pada bulan Januari 1929, saudara-saudara di Rusia menyewa sebuah bangunan gereja di Kursk dengan biaya 200 dolar setahun agar mereka dapat mengadakan perhimpunan secara terbuka.
Belakangan pada tahun itu, saudara-saudara di Betel Brooklyn meminta izin dari Komisaris Perdagangan USSR untuk mengapalkan lektur Alkitab dalam jumlah yang kecil ke Uni Soviet. Dalam pengiriman ini terdapat buku The Harp of God dan Deliverance, masing-masing 800 eksemplar, dan juga 2.400 buku kecil. Kurang dari dua bulan, pengiriman itu kembali dengan cap: ”Dikembalikan sebagai Barang yang Dilarang Masuk oleh Administrasi Barang Cetakan”. Namun, saudara-saudara tidak menyerah. Beberapa saudara beranggapan bahwa alasan pengembalian itu adalah karena publikasi dicetak dalam abjad Rusia kuno. Sejak itu, saudara-saudara memastikan bahwa semua lektur dalam bahasa Rusia diterjemahkan dengan akurat dan dicetak menurut perkembangan bahasa terkini.
KEBUTUHAN AKAN TERJEMAHAN YANG BERMUTU
Sejak tahun 1929, beberapa terbitan The Watch Tower memuat pengumuman tentang kebutuhan akan penerjemah mahir yang menguasai bahasa Inggris maupun bahasa Rusia. Misalnya, Watch Tower berbahasa Rusia terbitan Maret 1930 memuat pengumuman ini, ”Dibutuhkan seorang saudara berbakti dan dibaptis yang mahir dan menguasai bahasa Inggris serta fasih berbahasa Rusia untuk menerjemahkan dari bahasa Inggris ke bahasa Rusia.”
Yehuwa melihat kebutuhan ini, dan para penerjemah ditemukan di berbagai negeri. Salah satu di antaranya adalah Aleksandr Forstman, yang pada tahun 1931 sudah mengirimkan ke kantor pusat, melalui kantor cabang Denmark di Kopenhagen, berbagai artikel yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia. Saudara Forstman adalah penerjemah antusias yang tinggal di Latvia. Karena berpendidikan tinggi dan fasih berbahasa Inggris maupun Rusia, ia bisa menerjemahkan lektur Alkitab dengan cepat. Pada mulanya, ia hanya membaktikan beberapa jam setiap minggu untuk penerjemahan, karena ia bekerja sekuler untuk menafkahi istri dan anaknya yang tidak seiman. Pada bulan Desember 1932, Saudara Forstman menjadi penerjemah sepenuh waktu. Selama melakukan dinas ini, ia telah menerjemahkan berbagai risalah, buku kecil, dan buku. Ia meninggal pada tahun 1942.
Saudara-saudara sangat berminat untuk menghasilkan terjemahan bahasa Rusia yang bermutu tinggi dari publikasi yang tersedia, yakin bahwa pekerjaan Kerajaan akan segera disahkan di Rusia. William Dey, pengawas Kantor Eropa Utara, menulis dalam suratnya kepada Saudara Rutherford, ”Jika pekerjaan di Rusia bebas, yang tampaknya akan segera terjadi, kita sebaiknya memiliki terjemahan yang layak dari publikasi kita untuk ditawarkan kepada penduduk yang berjumlah 180 juta jiwa.”
SIARAN RADIO
Radio adalah sarana lain untuk menyebarkan kabar baik di daerah Rusia yang sangat luas. The Watch Tower terbitan Februari 1929 memuat pengumuman ini, ”Ceramah-ceramah dalam bahasa Rusia akan disiarkan melalui radio.” Acaranya disiarkan dari Estonia ke Uni Soviet pada hari Minggu kedua dan keempat setiap bulan.
Saudara Wallace Baxter, pengawas cabang Estonia, belakangan mengenang, ”Setelah lama berdebat, sebuah kontrak untuk satu tahun ditandatangani pada tahun 1929. Tidak lama setelah siaran dalam bahasa Rusia dimulai, kami diberi tahu bahwa orang-orang di Leningrad juga mendengarkan. Reaksi rezim Soviet sama dengan reaksi para klerus di Estonia. Kedua-duanya memperingatkan orang-orang agar tidak mendengarkan berita Kerajaan.” Pada tahun 1931, siaran dalam bahasa Rusia diudarakan pada waktu yang cocok bagi para pendengar, dari pukul 17.30 hingga 18.30 dengan gelombang FM. Setelah tiga setengah tahun mengudara, siaran ini dihentikan pada bulan Juni 1934. Dalam sepucuk surat dari kantor cabang Estonia, saudara-saudara menjelaskan bagaimana siaran ini sampai dilarang, ”Para klerus memberi tahu pemerintah [Estonia] bahwa ceramah-ceramah radio kita tidak mendukung kepentingan Negara, karena berbau propaganda Komunis dan anarkis.”
PERUBAHAN TERJADI
Pada tahun 1935, saudara-saudara di Betel Brooklyn mengutus Anton Koerber ke Uni Soviet, dengan harapan bahwa ia dapat membuka kantor cabang di sana. Mereka ingin mengirim mesin cetak ke USSR dari Jerman, di mana Adolf Hitler belum lama mulai berkuasa. Meskipun rencana ini tidak terlaksana, Saudara Koerber bisa bertemu dengan beberapa saudara di Rusia.
Selama beberapa tahun, pekerjaan memberitakan Kerajaan di Rusia terus maju. Lektur Alkitab diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia di bawah pengarahan kantor cabang Latvia. Namun, tidak mudah untuk mengimpor ke negeri itu lektur yang telah dicetak. Jadi, lektur dalam jumlah besar disimpan di gudang.
Hingga permulaan Perang Dunia II, pada tahun 1939, jumlah Saksi tidak banyak. Karena itu, pemerintah Soviet sedikit atau sama sekali tidak memperhatikan mereka. Namun, semua hal ini akan segera berubah. Tidak lama setelah Jerman Nazi menyerbu Polandia pada tahun 1939, Uni Soviet mencaplok 4 republik terakhir dari 15 republiknya—Estonia, Latvia, Lituania, dan Moldavia. Ribuan Saksi secara tiba-tiba berada di kawasan Uni Soviet—sebuah bangsa yang akan segera terlibat dalam peperangan biadab demi mempertahankan kelangsungannya. Bagi jutaan orang, masa itu akan penuh dengan kesukaran dan penderitaan. Bagi Saksi-Saksi Yehuwa, itu merupakan masa untuk memperlihatkan keloyalan kepada Allah di bawah kuk penindasan yang keji.
SIAP BERDIRI TEGUH
Pada bulan Juni tahun 1941, Jerman melancarkan serangan besar-besaran terhadap Uni Soviet, yang sangat mengejutkan Joseph Stalin, pemimpin Soviet. Pada akhir tahun itu, pasukan Jerman telah mencapai daerah pinggiran Moskwa, dan kejatuhan Uni Soviet tampak sudah di ambang pintu.
Stalin berupaya mati-matian untuk memobilisasi bangsa itu agar mengobarkan apa yang disebut orang Rusia sebagai Perang Patriotik Besar. Stalin sadar bahwa ia perlu membuat kelonggaran bagi gereja guna memperoleh dukungan dari rakyat untuk upaya perang itu, karena jutaan orang masih religius. Pada bulan September 1943 di Kremlin, Stalin secara terbuka menerima tiga wakil pejabat tertinggi dari Gereja Ortodoks Rusia. Tujuannya untuk menjembatani jurang pemisah antara Gereja dan Negara dan untuk membuka ratusan gereja bagi umum.
Seperti Saksi-Saksi Yehuwa di Jerman, saudara-saudara di Rusia mempertahankan sikap yang benar-benar netral selama perang. Mereka siap menerima konsekuensinya, bertekad teguh untuk menjalankan perintah Tuan mereka. (Mat. 22:37-39) Demi mempertahankan kenetralan mereka, lebih dari seribu Saksi dari Ukraina, Moldavia, dan republik-republik Baltik dipindahkan ke kamp kerja paksa di jantung Rusia dari tahun 1940 hingga 1945.
Vasily Savchuk mengenang, ”Saya dibaptis di Ukraina pada tahun 1941 pada usia 14 tahun. Semasa perang, hampir semua saudara yang aktif dikirim ke berbagai penjara dan kamp di jantung Rusia. Tetapi, pekerjaan Yehuwa tidak berhenti. Para saudari dan remaja yang setia seperti saya memikul tanggung jawab di sidang dan dalam pelayanan. Di desa kami, seorang saudara yang cacat, masih bebas. Ia berkata kepada saya, ’Vasily, kami butuh bantuanmu. Ada pekerjaan penting yang harus kita lakukan, dan tidak ada cukup pria.’ Saya tidak dapat menahan air mata sewaktu melihat betapa prihatinnya saudara yang sering sakit ini terhadap pekerjaan Yehuwa. Dengan senang hati, saya setuju untuk melakukan apa saja yang perlu. Kami memiliki mesin cetak rakitan di lantai dasar di mana kami menggandakan makanan rohani yang sangat berharga, meneruskannya untuk dibagikan di kalangan saudara, khususnya mereka yang dipenjarakan.”
Meskipun upaya yang tidak mementingkan diri dan pengasih dari para saudari dan remaja, jumlah makanan rohani yang diproduksi masih tidak cukup. Satu solusi diberikan oleh saudara-saudara berkebangsaan Polandia yang beremigrasi dari Rusia dan dapat membawakan laporan ke kantor cabang di Polandia. Saudara-saudara Ukraina dan Rusia yang bepergian ke arah yang berlawanan membawa serta makanan rohani, stensil lilin, tinta, dan peralatan lainnya untuk digunakan di Rusia.
”BIARLAH MEREKA PULANG MASING-MASING KE TEMPATNYA”
Pada tahun 1946, beberapa saudara yang tinggal di Polandia dipaksa pindah ke Ukraina Soviet. Ivan Pashkovsky mengenang, ”Saudara-saudara itu menanyakan kantor cabang di Lodz apa yang harus mereka lakukan dalam situasi ini. Jawaban yang mereka terima mengutip Hakim-Hakim 7:7, yang mengatakan, ’Biarlah mereka pulang masing-masing ke tempatnya.’ Bertahun-tahun kemudian, saya memahami bagaimana Yehuwa dengan hikmat-Nya mengarahkan pemberitaan di daerah-daerah yang sulit ini. Bagi kami, ’tempat’ kami adalah ke mana pun Yehuwa mengutus kami. Kami mulai mengerti bahwa penting untuk tunduk kepada perintah kalangan berwenang. Karena itu, kami mulai mempersiapkan diri untuk pindah ke sebuah negeri yang ateis.
”Pertama-tama, kami bertemu dan mempersiapkan 18 calon baptis, yang telah dibawa ke rumah seorang saudara. Kami juga mengumpulkan lektur dalam bahasa Rusia serta Ukraina dan mencoba membungkusnya sedemikian rupa sehingga sulit ditemukan jika ada penggeledahan. Tak lama kemudian, pada waktu fajar, desa kami dikepung oleh tentara Polandia yang memerintahkan agar kami segera berangkat. Kami diperbolehkan membawa makanan untuk persediaan sebulan dan peralatan rumah tangga yang diperlukan. Kami dikawal ke stasiun kereta api. Dengan cara ini, Ukraina Soviet menjadi ’tempat’ kami.
”Setibanya di tempat tujuan, kami dikelilingi oleh penduduk dan para pejabat setempat. Karena ingin segera memberikan kesaksian, kami dengan berani memberi tahu mereka bahwa kami adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Tak diduga, keesokan harinya kami dikunjungi sekretaris dari komite agraris setempat. Ia mengatakan bahwa ayahnya telah berimigrasi ke Amerika dan mengirimkan kepadanya lektur yang diterbitkan oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Betapa senangnya kami mendengar hal itu! Kami khususnya senang ketika ia memberikan lektur kepada kami. Sewaktu ia sendiri bersama keluarganya berhimpun, kami sadar bahwa di negeri ini ada banyak ’barang yang berharga’ milik Yehuwa. (Hag. 2:7) Tak lama kemudian, seluruh keluarga itu menjadi Saksi Yehuwa dan melayani dengan setia selama bertahun-tahun.”
PEKERJAAN BESAR MENANTI
Selama dan seusai Perang Dunia II, pekerjaan di Rusia dilaksanakan di bawah keadaan yang paling sulit. Dalam sebuah surat dari kantor cabang Polandia yang dialamatkan ke kantor pusat, tertanggal 10 April 1947, dilaporkan, ”Para pemimpin agama mengintimidasi anggota jemaat bahwa mereka bakal dikenai hukuman kerja paksa sepuluh tahun dan pengasingan jika menerima Watchtower atau selebaran dari Saksi-Saksi Yehuwa. Karena itu, penduduk negeri ini dihantui perasaan takut, dan orang-orang merindukan pencerahan rohani.”
Buku 1947 Yearbook berkomentar, ”Para saksi tidak memiliki lektur tercetak dan tidak ada majalah Watchtower dalam bentuk yang menarik bagi mereka. . . . Dalam banyak keadaan, lektur masih dengan susah payah disalin dengan tangan lalu diteruskan kepada orang lain . . . Para kurir kami kadang-kadang ditahan dan dijebloskan ke dalam penjara jika mereka kedapatan membawa The Watchtower.”
Regina Krivokulskaya mengatakan, ”Bagi saya, tampaknya seluruh negeri dikelilingi kawat duri, dan kami menjadi tahanan, meskipun tidak berada di dalam penjara. Suami-suami kami, yang bersemangat melayani Allah, menghabiskan sebagian besar hidup mereka dalam penjara dan kamp. Kami para wanita harus menanggung banyak hal: Kami masing-masing mengalami malam tanpa tidur, di bawah tekanan psikologis dan pengawasan Komite Keamanan Negara Soviet (KGB), kehilangan pekerjaan, serta banyak cobaan lainnya. Kalangan berwenang mencoba berbagai cara untuk menyimpangkan kami dari jalan kebenaran. (Yes. 30:21) Kami tidak meragukan bahwa Setan menggunakan situasi tersebut untuk mencoba menghentikan pekerjaan memberitakan Kerajaan. Tetapi, Yehuwa tidak meninggalkan umat-Nya—bantuan-Nya sangat nyata.
”Lektur Alkitab, yang diselundupkan ke dalam negeri dengan susah payah, memberi kami ’kuasa yang melampaui apa yang normal’ serta hikmat untuk menghadapi situasi. (2 Kor. 4:7) Yehuwa membimbing umat-Nya, dan bahkan di bawah tentangan yang hebat dari Negara, orang-orang baru terus menggabungkan diri dengan organisasi-Nya. Sungguh menakjubkan bahwa sudah sejak awal, mereka telah siap untuk menghadapi kesukaran bersama umat Yehuwa. Hanya roh Yehuwa yang dapat melaksanakan hal ini.”
SURAT-SURAT YANG DILEMPARKAN MELEWATI PAGAR
Pada tahun 1944, Pyotr, yang belakangan menikah dengan Regina, dipenjarakan dalam sebuah kamp di Oblast Gorki karena memelihara kenetralan Kristen. Hal ini sama sekali tidak mengurangi semangatnya untuk mengabar. Pyotr menulis banyak surat, masing-masing memuat penjelasan singkat tentang ajaran Alkitab. Lalu, ia memasukkan setiap surat ke dalam amplop, mengikatkannya dengan tali ke sebuah batu, dan melemparkannya melewati pagar berkawat duri yang tinggi. Pyotr berharap bahwa seseorang akan membaca surat-suratnya, dan pada suatu hari ada yang membacanya—seorang gadis bernama Lidia Bulatova. Pyotr melihat gadis ini dan dengan diam-diam memintanya untuk mendekat. Ia menanyakan apakah dia berminat untuk belajar lebih banyak tentang Alkitab. Lidia senang dengan saran itu, dan mereka mengatur untuk bertemu lagi. Setelah itu, ia secara teratur memungut lebih banyak surat berharga tersebut.
Lidia menjadi saudari serta pemberita kabar baik yang bersemangat dan segera memimpin pelajaran Alkitab dengan Maria Smirnova dan Olga Sevryugina. Mereka juga mulai melayani Yehuwa. Untuk mendukung saudari-saudari tersebut secara rohani, para saudara mulai menyediakan makanan rohani bagi kelompok kecil ini langsung dari kamp. Untuk tujuan ini, Pyotr membuat sebuah koper kecil dengan dasar berlapis ganda, yang bisa diisi dengan majalah. Ia mengatur agar koper tersebut dibawa keluar-masuk kamp oleh orang-orang non-Saksi yang bukan tahanan. Mereka membawanya ke alamat salah seorang saudari itu.
Segera, para saudari ini mengorganisasi pengabaran di daerah mereka. Polisi mengamati hal ini dan mengirim agen untuk memata-matai mereka, seperti yang lazim pada masa itu. Agen ini, seorang guru sekolah, pura-pura berminat akan kebenaran dan mendapatkan kepercayaan para saudari itu. Karena tidak berpengalaman dalam hal ini, mereka dengan senang hati membagikan kebenaran Alkitab kepada ”saudari” baru mereka dan belakangan menceritakan bagaimana lektur itu sampai kepada mereka. Kali berikut koper dibawa ke luar, Pyotr ditahan dan dikenai 25 tahun tambahan hukuman. Ketiga saudari itu juga masing-masing menerima hukuman 25 tahun penjara.
’PENCERAHAN HARUS DIBERIKAN’
Selama dan setelah masa perang, pemerintah Soviet terus melancarkan tekanan yang hebat terhadap kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa. Pada bulan Maret 1947, saudara-saudara di Polandia melaporkan bahwa seorang pejabat tinggi di salah satu wilayah barat di Uni Soviet telah mengumumkan bahwa menjelang akhir musim semi tahun itu, tidak akan ada seorang Saksi Yehuwa pun di sana. Surat mereka mengatakan, ”Pada waktu kami menulis surat ini, kami menerima kabar bahwa dalam satu hari saja ada 100 saudara dan saudari yang ditahan.” Surat lainnya melaporkan tentang para saudara yang berada di kamp, ”Mereka secara luar biasa memelihara integritas mereka kepada Yehuwa. Banyak yang sudah kehilangan nyawa, dan saudara-saudara kita menunggu kelepasan dari Yehuwa tepat seperti yang dilakukan mereka yang berada di kamp konsentrasi.”
Saksi-Saksi juga ditahan karena mengabar dan menolak memberi suara. Para saudara yang bertanggung jawab menulis surat pada tahun 1947, ”Kami mendapat kesan bahwa para pejabat tertinggi di Rusia tidak banyak tahu mengenai apa yang terjadi dengan saudara-saudara kita, tetapi mereka tidak berminat menumpas Saksi. Yang diperlukan [para pejabat] adalah informasi dan pencerahan yang jelas.”
UPAYA MENDAPATKAN PENGESAHAN
Tak lama kemudian, kantor cabang Polandia menyarankan agar dua saudara berkebangsaan Rusia yang ditemani seorang pengacara kawakan mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan untuk mendaftarkan kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet. Satu surat dari Polandia kepada para saudara di Rusia menyatakan, ”Pemberitaan kabar baik Kerajaan harus diperdengarkan di mana-mana, termasuk Rusia. (Mrk. 13:10)” Surat itu diakhiri dengan kata-kata berikut, ”Bersabarlah. Yehuwa akan mengubah air matamu menjadi seruan sukacita.—Mazmur 126:2-6.”
Pada bulan Agustus 1949, Mykola Pyatokha, Mykhailo Chumak, serta Ilya Babijchuk menyerahkan permohonan untuk didaftarkan. Pemerintah setuju mengakui Saksi-Saksi Yehuwa hanya dengan syarat-syarat tertentu. Antara lain, saudara-saudara itu diminta untuk menyerahkan nama semua Saksi Yehuwa yang tinggal di wilayah Uni Soviet. Permintaan ini tidak dapat dipenuhi oleh saudara-saudara itu. Meskipun pekerjaan berjalan terus dan jumlah penyiar semakin meningkat, banyak saudara tetap tidak dapat menikmati kebebasan.
’YEHUWA-MU TIDAK AKAN MEMBEBASKAN KAMU DARI SINI’
Pyotr Krivokulsky mengingat musim panas pada tahun 1945 dan mengatakan, ”Setelah para saudara diadili, mereka dijebloskan ke berbagai kamp. Di kamp tempat saya berada, banyak tahanan memperlihatkan minat yang tulus akan kebenaran. Salah seorang di antara mereka, seorang klerus, dengan cepat memahami bahwa apa yang dia dengar adalah kebenaran, dan dia berpihak kepada Yehuwa.
”Meskipun demikian, keadaan sangat sulit. Sekali peristiwa, saya dimasukkan ke sel kecil yang besarnya hanya cukup untuk berdiri. Sel itu dijuluki ’rumah kutu’ karena penuh kutu busuk—begitu banyaknya sehingga bisa mengisap habis darah seorang manusia. Sambil berdiri di depan sel, seorang inspektur berkata kepada saya, ’Yehuwa-mu tidak akan membebaskan kamu dari sini.’ Ransum harian saya adalah 300 gram roti dan secangkir air. Tidak ada udara, jadi saya harus bersandar ke pintu kecil dan berusaha sekuat tenaga menghirup udara melalui celah setipis rambut. Saya merasakan kutu-kutu busuk itu mengisap darah saya. Selama sepuluh hari di rumah kutu itu, saya berulang kali memohon kepada Yehuwa agar diberi kekuatan untuk bertekun. (Yer. 15:15) Sewaktu dikeluarkan dari sana, saya pingsan dan siuman di sel lain.
”Setelah itu, pengadilan di kamp kerja paksa memvonis saya sepuluh tahun penjara dengan penjagaan yang sangat ketat di kamp hukuman dengan tuduhan ’menghasut dan berkampanye menentang kalangan berwenang Soviet’. Mustahil untuk mengirim atau menerima surat di kamp itu. Tahanan pada umumnya adalah para penjahat kaliber berat, seperti pembunuh. Saya diberi tahu bahwa jika saya tidak menyangkal iman, para penjahat itu akan berbuat sesukanya kepada saya seperti yang diperintahkan kepada mereka. Berat badan saya hanya 36 kilogram dan saya nyaris tidak bisa berjalan. Namun, bahkan di sana, saya masih menemukan orang berhati tulus yang cenderung kepada kebenaran.
”Sekali waktu ketika saya tergeletak di rerumputan dan berdoa, seorang pria lanjut usia mendekati saya. Ia bertanya, ’Apa yang kau lakukan sehingga berada di neraka ini?’ Setelah mendengar bahwa saya adalah seorang Saksi Yehuwa, ia duduk, memeluk dan mencium saya. Lalu, ia berkata, ’Nak, sudah lama saya ingin mempelajari Alkitab! Maukah kau mengajar saya?’ Saya sangat bahagia. Saya telah menjahitkan beberapa cuplikan dari Kitab Injil ke baju saya yang compang-camping, jadi saya segera menariknya keluar. Ia tak kuasa menahan air mata. Kami lama berbicara pada malam itu. Ia memberi tahu saya bahwa ia bekerja di ruang makan kamp dan bahwa ia akan memberi saya makanan. Kami pun bersahabat. Ia bertumbuh secara rohani, dan saya memperoleh kekuatan. Saya yakin bahwa Yehuwa-lah yang membuat pengaturan ini. Setelah beberapa bulan, ia dibebaskan, dan saya dipindahkan ke kamp lain di Oblast Gorki.
”Di sana, keadaannya jauh lebih baik. Tetapi yang terpenting, saya senang dapat memimpin pelajaran Alkitab dengan empat tahanan. Pada tahun 1952, mandor kamp menemukan lektur kami. Selama interogasi sebelum persidangan, saya dimasukkan ke dalam kotak tertutup yang kedap udara, dan jika saya sudah kehabisan napas, mereka akan membuka kotak itu dan membiarkan saya menghirup udara sebentar lalu menutupnya lagi. Mereka ingin agar saya menyangkal iman. Kami semua pun dihukum. Sewaktu vonis kami dibacakan, tak seorang pun pelajar Alkitab saya yang panik. Saya sangat senang melihat hal itu! Keempat-empatnya divonis 25 tahun dalam kamp. Saya dijatuhi hukuman yang lebih berat, tetapi diubah menjadi 25 tahun tambahan dalam kamp berpenjagaan sangat ketat dan 10 tahun dalam pengasingan. Setelah meninggalkan ruangan, kami berhenti sejenak untuk bersyukur kepada Yehuwa karena telah mendukung kami. Para penjaga terheran-heran, bertanya-tanya mengapa kami bisa begitu senang. Kami dipisahkan dan dikirim ke berbagai kamp. Saya dikirim ke kamp berpenjagaan sangat ketat di Vorkuta.”
DISELAMATKAN BERKAT KENETRALAN KRISTEN
Kehidupan di kamp keras. Banyak tahanan non-Saksi bunuh diri. Ivan Krylov mengenang, ”Setelah dibebaskan dari kamp berpenjagaan sangat ketat, saya mengunjungi berbagai tambang batu bara di mana saudara-saudari disuruh melakukan kerja paksa. Kami bisa saling berhubungan, dan siapa pun yang berhasil menyalin beberapa dari majalah kami, meneruskan salinan itu kepada orang lain. Para Saksi mengabar di setiap kamp, dan banyak orang memperlihatkan minat. Setelah dibebaskan, beberapa di antara mereka dibaptis di Sungai Vorkuta.
”Kami selalu dihadapkan dengan ujian atas iman kami kepada Yehuwa dan Kerajaan-Nya. Sekali peristiwa pada tahun 1948, beberapa tahanan di suatu kamp di Vorkuta mengatur suatu pemberontakan. Para pemberontak telah memberi tahu tahanan lain bahwa pemberontakan itu akan sukses besar jika mereka mengorganisasi diri dalam kelompok-kelompok, seperti menurut kebangsaan atau agama. Saat itu, ada 15 Saksi di kamp tersebut. Kami memberi tahu para pemberontak bahwa kami Saksi-Saksi Yehuwa adalah orang Kristen dan bahwa kami tidak bisa ikut serta dalam aksi seperti itu. Kami menjelaskan bahwa orang Kristen masa awal tidak ikut serta dalam pemberontakan melawan orang Romawi. Tentu saja, hal ini mengejutkan banyak orang, tetapi pendirian kami tetap teguh.”
Pemberontakan itu berakibat tragis. Para prajurit bersenjata mematahkan perlawanan itu serta membawa para pemberontak ke barak-barak lain. Kemudian, barak-barak itu disiram dengan bensin dan dibakar. Hampir semua orang di dalamnya tewas. Para prajurit tidak mencederai saudara-saudara.
”Pada bulan Desember 1948, saya berjumpa dengan delapan saudara di satu kamp yang divonis penjara 25 tahun,” lanjut Ivan. ”Ketika itu, musim yang sangat dingin sekali, dan pekerjaan di tambang berat. Namun, saya bisa melihat keyakinan dan harapan yang kuat terpancar dari mata para saudara tersebut. Pandangan mereka yang positif menguatkan bahkan tahanan yang bukan Saksi-Saksi Yehuwa.”
DIASINGKAN KE SIBERIA
Meskipun mendapat tentangan yang keji dari kalangan berwenang, para Saksi dengan bersemangat terus memberitakan kabar baik Kerajaan Yehuwa. Hal ini mengesalkan pemerintah pusat di Moskwa, khususnya KGB. Sebuah memo tertanggal 19 Februari 1951, dari KGB kepada Stalin berbunyi, ”Agar kaum Yehovis bawah tanah tidak lagi melakukan kegiatan anti-Soviet, MGB [Kementerian Keamanan Negara, belakangan KGB] dari USSR merasa perlu untuk mengasingkan orang-orang yang dikenal sebagai kaum Yehovis beserta keluarga mereka ke Oblast Irkutsk dan Oblast Tomsk.” KGB tahu siapa-siapa yang adalah Saksi, dan mereka meminta izin kepada Stalin untuk mengasingkan 8.576 orang dari enam republik Uni Soviet ke Siberia. Izin itu dikabulkan.
Magdalina Beloshitskaya mengenang, ”Pada pukul dua pagi hari Minggu, tanggal 8 April 1951, kami dibangunkan oleh gedoran keras di pintu. Mama melompat dan lari ke pintu. Seorang perwira berdiri di depan kami. ’Kalian diasingkan ke Siberia karena percaya kepada Allah,’ katanya secara formal. ’Kalian diberi waktu dua jam untuk mengemasi barang. Kalian boleh membawa apa pun yang ada di ruangan ini. Tetapi, tidak diizinkan membawa biji-bijian, tepung, dan sereal. Perabot, barang kayu, dan mesin jahit juga tidak boleh dibawa. Kalian tidak boleh membawa apa pun dari kebun. Bawa perlengkapan tidur, pakaian, dan tas, lalu keluar.’
”Kami sebelumnya telah membaca dalam publikasi bahwa ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan di bagian timur. Kini, kami mengerti bahwa sudah tiba waktunya untuk melakukan pekerjaan tersebut.
”Tak seorang pun di antara kami yang meratap atau berisak tangis. Perwira itu heran dan mengatakan, ’Tidak seorang pun menitikkan air mata.’ Kami memberi tahu dia bahwa sejak tahun 1948, kami telah mengharapkan hal ini akan terjadi. Kami meminta izin untuk membawa setidaknya seekor ayam hidup untuk perjalanan, tetapi ia menolaknya. Para perwira membagi-bagikan ternak kami di antara mereka. Mereka membagikan ayam-ayam itu di depan mata kami—ada yang mengambil lima ekor, yang lain enam, yang lain lagi mendapat tiga atau empat ekor. Ketika hanya tersisa dua ekor ayam di kandang, perwira itu memerintahkan untuk menyembelihnya dan memberikannya kepada kami.
”Putri kami yang berusia delapan bulan terbaring di buaian kayu. Kami bertanya apakah boleh membawa serta buaian tersebut, tetapi perwira itu memerintahkan untuk membongkarnya. Kemudian, ia memberi kami hanya bagian untuk tempat berbaring bayi.
”Segera, para tetangga mendengar bahwa kami akan diasingkan. Seseorang membawakan kantong kecil berisi roti kering, dan sewaktu kami diangkut dalam pedati, pria itu melemparkan kantong tersebut ke dalam pedati. Tentara yang menjaga kami melihat hal itu dan melemparkan kantong itu ke luar. Kami berenam—saya, Mama, dua adik lelaki saya, suami saya, serta putri kami yang berusia delapan bulan. Di luar desa, kami dijejalkan ke sebuah mobil dan dibawa ke pusat regional, di mana dokumen kami dilengkapi. Kemudian, kami dibawa naik truk ke stasiun kereta api.
”Ketika itu hari Minggu, hari yang hangat dan cerah. Stasiun dipadati orang—mereka yang bakal diasingkan dan mereka yang datang menonton. Truk kami berhenti tepat di sebelah gerbong kereta api yang ditempati para saudara. Sewaktu kereta api sudah penuh, para tentara mengabsen semua orang menurut nama keluarga. Ada 52 orang di gerbong kereta kami. Sebelum berangkat, orang-orang yang datang untuk mengucapkan selamat jalan kepada kami mulai menangis dan bahkan tersedu-sedu. Kami tertegun melihatnya, karena kami bahkan tidak mengenal beberapa di antara mereka. Tetapi, mereka tahu bahwa kami adalah Saksi-Saksi Yehuwa dan bahwa kami diasingkan ke Siberia. Kereta bermesin uap mengeluarkan bunyi peluit yang nyaring sekali. Lalu, saudara-saudara mulai menyanyikan sebuah lagu dalam bahasa Ukraina, ’Biarlah kasih Kristus menyertai Saudara. Dengan memuliakan Yesus Kristus, kita akan berjumpa lagi dalam Kerajaannya.’ Kebanyakan di antara kami dipenuhi harapan dan iman bahwa Yehuwa tidak akan meninggalkan kami. Kami melantunkan beberapa bait lagi. Sangat mengharukan melihat beberapa tentara mulai menangis. Kereta api pun berangkat.”
”JUSTRU BERTENTANGAN DENGAN APA YANG DIHARAPKAN”
Dr. N. S. Gordienko, seorang profesor di Herzen University di St. Petersburg, menguraikan dalam bukunya apa yang dicapai para penindas. Ia menulis, ”Hasilnya justru bertentangan dengan apa yang diharapkan; mereka ingin melemahkan organisasi Saksi-Saksi Yehuwa di USSR, tetapi sebenarnya mereka malah memperkuatnya. Di permukiman baru di mana tak seorang pun pernah mendengar tentang kepercayaan agama mereka, Saksi-Saksi Yehuwa ’menulari’ penduduk setempat dengan iman dan keloyalan mereka kepada iman itu.”
Banyak Saksi cepat menyesuaikan diri dengan keadaan baru mereka. Sidang-sidang kecil diorganisasi, dan penugasan daerah pun dibuat. Nikolai Kalibaba mengatakan, ”Ada masanya di Siberia manakala kami mengabar dari rumah ke rumah atau, lebih tepat lagi, dari satu rumah lalu melewati dua atau tiga rumah. Namun, cara ini riskan. Bagaimana kami melakukannya? Setelah kunjungan pertama, kami mencoba berkunjung kembali setelah kira-kira sebulan. Kami memulai percakapan dengan menanyakan orang-orang, ’Apakah Anda menjual ayam, kambing, atau sapi?’ Kemudian, kami secara bertahap mengalihkan percakapan ke topik Kerajaan. Setelah beberapa waktu, KGB mengetahui hal ini, dan segera sebuah artikel diterbitkan dalam surat kabar yang memperingatkan penduduk setempat agar tidak berbicara dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Artikel tersebut mengatakan bahwa para Saksi pergi dari rumah ke rumah untuk meminta kambing, sapi, dan ayam—tetapi sebenarnya yang kami inginkan adalah domba!”
Gavriil Livy mengisahkan, ”Saudara-saudara berupaya ikut serta dalam pelayanan meskipun diawasi dengan ketat oleh KGB. Orang Soviet bersikap sedemikian ketatnya sehingga jika seseorang diduga berupaya berbicara tentang topik agama, mereka langsung membunyikan alarm agar polisi datang. Kendati demikian, kami terus mengabar, sekalipun tidak ada hasil yang nyata pada awalnya. Tetapi seraya waktu berjalan, kebenaran mulai mengubah beberapa penduduk setempat. Antara lain, seorang pria Rusia yang adalah pemabuk. Setelah belajar kebenaran, ia menyesuaikan kehidupannya dengan prinsip-prinsip Alkitab dan menjadi Saksi yang aktif. Belakangan, seorang perwira KGB memanggilnya dan mengatakan, ’Dengan siapa saja kamu menghabiskan waktumu? Saksi-Saksi itu semuanya orang Ukraina.’
”Saudara itu menjawab, ’Ketika saya seorang pemabuk dan tergolek di parit jalan, Anda tidak peduli. Sekarang, setelah saya menjadi orang normal dan warga yang patuh, Anda malah tidak suka. Banyak orang Ukraina meninggalkan Siberia, tetapi mereka akan meninggalkan orang Siberia setempat yang sedang diajar Allah caranya hidup.’”
Setelah beberapa tahun, seorang pejabat dari Irkutsk menulis surat ke Moskwa, ”Beberapa pekerja setempat telah menyatakan bahwa semua [Saksi Yehuwa] ini harus dikirim ke satu daerah di bagian utara di suatu tempat, supaya mereka putus hubungan sama sekali dengan penduduk dan dididik ulang.” Para pejabat di Siberia maupun di Moskwa tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membungkam Saksi-Saksi Yehuwa.
”KAMI AKAN TEMBAK KALIAN SEMUA”
Pada awal tahun 1957, kalangan berwenang dimobilisasi untuk gerakan yang diperbarui menentang Saksi-Saksi Yehuwa. Para saudara dibuntuti, dan rumah-rumah digeledah. Viktor Gutshmidt mengenang, ”Pernah, ketika saya pulang dari dinas, segala sesuatu di apartemen telah diobrak-abrik. KGB mencari lektur. Mereka menangkap saya dan menginterogasi saya selama dua bulan. Yulia, putri bungsu kami, berusia 11 bulan, dan putri sulung kami berusia 2 tahun.
”Selama investigasi, sang inspektur mengatakan kepada saya, ’Bukankah Anda orang Jerman?’ Bagi banyak orang pada masa itu, kata ’Jerman’ bersinonim dengan ’Fasis’. Orang Jerman dibenci.
”’Saya sih bukan orang yang nasionalis,’ ujar saya, ’tapi kalau yang Anda maksud orang-orang Jerman yang ditahan di kamp konsentrasi oleh Nazi, saya tentunya bangga atas orang-orang Jerman itu! Mereka disebut Bibelforscher, dan sekarang mereka disebut Saksi-Saksi Yehuwa. Saya bangga bahwa tidak seorang Saksi pun pernah menembakkan peluru dari senapan mesin atau meriam. Kalau orang-orang Jerman yang itu, saya bangga!’
”Inspektur itu terdiam, jadi saya melanjutkan, ’Saya yakin bahwa tak seorang Saksi Yehuwa pun ikut serta dalam pemberontakan atau huru-hara. Bahkan sewaktu kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa dilarang, mereka tetap beribadat kepada Allah. Pada waktu yang sama, para Saksi mengakui dan menaati kalangan berwenang yang sah apabila hukum mereka tidak melanggar hukum yang lebih tinggi dari Pencipta kami.’
”Di luar dugaan, sang inspektur menghentikan saya dan mengatakan, ’Kami belum pernah meneliti kelompok mana pun secermat yang kami lakukan terhadap Saksi-Saksi dan kegiatan mereka. Jika ada sesuatu yang memberatkan Anda dalam laporan, bahkan cedera sekecil apa pun, kami akan tembak kalian semua.’
”Kemudian saya berpikir, ’Saudara-saudara kita memiliki keberanian untuk melayani Yehuwa di seluruh dunia, dan contoh ini telah menyelamatkan nyawa kami di Uni Soviet. Maka, dengan melayani Allah di sini, kami dengan satu atau lain cara mungkin bisa membantu saudara-saudara di tempat lain.’ Pemikiran ini memberi saya kekuatan tambahan untuk berpaut pada jalan-jalan Yehuwa.”
SAKSI-SAKSI DI LEBIH DARI 50 KAMP
Pendirian netral dan dinas yang penuh semangat dari Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet terus menjengkelkan pemerintah. (Mrk. 13:10; Yoh. 17:16) Sering kali, pendirian saudara-saudara kita dalam hal ini berakibat hukuman penjara yang panjang dan tidak adil.
Di seluruh dunia, di 199 kebaktian yang diadakan dari bulan Juni 1956 hingga Februari 1957, ada sekitar 462.936 anggota delegasi yang dengan sepakat menerima sebuah petisi, yang salinannya dikirim kepada Dewan Kementerian Uni Soviet di Moskwa. Petisi itu antara lain menyatakan, ”Ada Saksi-Saksi Yehuwa yang ditahan di lebih dari 50 kamp di daerah yang terbentang dari Rusia Eropa ke Siberia dan ke utara ke arah Samudra Arktik, bahkan di Pulau Novaya Zemlya di Samudra Arktik . . . Di Amerika dan negeri-negeri barat lainnya, Saksi-Saksi Yehuwa disebut orang Komunis, dan di negeri-negeri di bawah kekuasaan Komunis, disebut imperialis . . . Pemerintah Komunis telah menuduh dan mengadili mereka sebagai ’mata-mata imperialis’ dan memvonis mereka sampai 20 tahun penjara. Namun, mereka tidak pernah terlibat dalam kegiatan subversif apa pun.” Sungguh menyedihkan, petisi tersebut tidak banyak memperbaiki situasi Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet.
Khususnya sulit bagi keluarga Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia untuk membesarkan anak-anak. Vladimir Sosnin dari Moskwa, yang membesarkan tiga putra pada masa itu, mengatakan, ”Mengikuti sekolah Soviet merupakan keharusan. Para guru dan siswa lain menekan anak-anak kami untuk bergabung dengan organisasi anak yang berpusat pada ideologi Komunis. Kami ingin anak-anak kami mendapatkan pendidikan yang diperlukan, dan kami membantu mereka dalam pelajaran. Bagi kami orang tua tidak mudah memupuk kasih kepada Yehuwa dalam hati anak-anak kami. Sekolah-sekolah dibanjiri ideologi tentang membangun sosialisme dan Komunisme. Orang tua harus memperlihatkan kesabaran dan kegigihan yang luar biasa.”
DITUDUH MEMOTONG TELINGA PUTRI MEREKA
Semyon dan Daria Kostylyev membesarkan tiga anak di Siberia. Semyon menceritakan, ”Ketika itu, Saksi-Saksi Yehuwa dianggap orang fanatik. Pada tahun 1961, Alla, putri kedua kami, masuk kelas satu. Suatu hari, ketika ia sedang bermain dengan anak-anak lain, salah satu di antara mereka secara tidak sengaja mencederai telinga Alla. Esok harinya, guru menanyakan apa yang terjadi tetapi Alla diam saja, karena ia tidak ingin mengadukan temannya. Guru tahu bahwa Alla dibesarkan oleh orang tua Saksi dan menarik kesimpulan bahwa kami memukuli dia untuk memaksanya hidup menurut prinsip-prinsip Alkitab. Sekolah itu melaporkan masalah tersebut ke kantor kejaksaan. Perusahaan tempat saya bekerja juga dilibatkan. Investigasi terus berlangsung selama hampir satu tahun hingga kami akhirnya menerima panggilan untuk menghadap pengadilan pada bulan Oktober 1962.
”Selama dua minggu sebelum persidangan, gedung Balai Kebudayaan memasang sebuah spanduk dengan tulisan, ’Persidangan sekte Yehovis yang berbahaya segera dimulai’. Saya dan istri saya dituduh membesarkan anak-anak kami menurut Alkitab. Kami juga dituduh berlaku kejam. Pengadilan mensinyalir bahwa kami telah memaksa putri kami berdoa dan bahwa kami telah memotong telinganya dengan ujung ember! Satu-satunya saksi adalah Alla, tetapi ia sudah dikirim ke panti asuhan di Kirensk, sebuah kota kira-kira 700 kilometer ke arah utara dari tempat kami tinggal di Irkutsk.
”Ruangan dipenuhi para aktivis liga pemuda. Sewaktu persidangan ditunda untuk bermusyawarah, orang banyak membuat huru-hara. Kami didorong-dorong dan disumpahi, dan ada yang menyuruh kami menanggalkan baju ’Soviet’ kami. Semua orang berteriak agar kami dibunuh, dan ada yang bahkan ingin menghabisi kami pada saat itu juga. Kemarahan orang banyak semakin menjadi-jadi, dan para hakim masih belum muncul juga. Penundaan berlangsung satu jam. Sewaktu orang banyak menyerbu ke depan, seorang saudari Saksi dan suaminya yang tidak seiman berdiri di antara kami dan orang-orang itu, memohon agar mereka tidak menyentuh kami. Karena berupaya menjelaskan bahwa semua tuduhan terhadap kami itu tidak benar, pasangan ini secara harfiah merenggut kami dari tangan orang banyak.
”Akhirnya, seorang hakim muncul dengan keputusan dari pengadilan rakyat dan membacakan vonis kami: pencabutan hak sebagai orang tua. Saya ditaruh di bawah penjagaan dan dikirim ke kamp kerja paksa korektif selama dua tahun. Putri sulung kami juga dikirim ke panti asuhan setelah diberi tahu bahwa orang tuanya adalah anggota sekte yang berbahaya dan pengaruh yang merusak atas pengasuhannya.
”Putra kami diizinkan tinggal dengan Daria, karena ia baru berusia tiga tahun. Setelah menjalani hukuman, saya kembali ke rumah. Seperti sebelumnya, kami hanya bisa memberikan kesaksian secara tidak resmi.”
”KAMI BANGGA DENGAN ANAK-ANAK KAMI”
”Alla meninggalkan panti asuhan ketika berusia 13 tahun, dan ia pulang ke rumah untuk tinggal bersama kami. Betapa bersukacitanya kami ketika ia membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis pada tahun 1969! Kira-kira pada saat ini, serangkaian ceramah tentang agama disampaikan di Balai Kebudayaan di kota kami. Kami memutuskan hadir untuk mendengar apa yang akan mereka katakan kali ini. Seperti biasa, Saksi-Saksi Yehuwa adalah kelompok yang paling banyak dibahas. Salah seorang penceramah mengangkat sebuah terbitan Menara Pengawal dan mengatakan, ’Ini adalah majalah yang merusak dan berbahaya yang merongrong persatuan Negara kita.’ Lalu, ia memberikan sebuah contoh, ’Anggota sekte itu memaksa anak-anak mereka untuk membaca majalah seperti ini dan untuk berdoa. Di salah satu keluarga, seorang gadis cilik tidak mau membaca majalah ini, maka bapaknya memotong telinganya.’ Alla terkejut, karena ia sedang duduk di sana mendengarkan dengan dua telinga yang utuh. Namun, ia tidak mengatakan apa-apa karena takut kehilangan orang tuanya lagi.
”Ketika Boris, putra kami, menginjak usia 13 tahun, ia membaktikan diri kepada Yehuwa dan dibaptis. Sekali peristiwa, ia sedang melakukan kesaksian di jalan bersama beberapa Saksi seusianya, meskipun kegiatan kami ketika itu masih dilarang. Mereka tidak membawa serta Alkitab dan publikasi Alkitab. Tiba-tiba, sebuah mobil berhenti, dan mereka semua dibawa ke kantor milisi. Setelah diinterogasi dan digeledah, para pejuang milisi tidak menemukan apa-apa selain beberapa ayat Alkitab yang dicatat pada secarik kertas. Anak-anak itu diperbolehkan pulang. Setibanya di rumah, Boris dengan bangga memberi tahu kami bagaimana ia dan saudara-saudara lainnya telah ditindas demi nama Yehuwa. Kami bangga dengan anak-anak kami, karena Yehuwa telah mendukung mereka selama masa ujian. Setelah kejadian ini, saya dan Daria beberapa kali dipanggil KGB. Seorang perwira mengatakan, ’Anak-anak ini harus dikirim ke penjara anak-anak. Sayangnya, mereka belum berusia 14 tahun.’ Kami didenda karena pengabaran yang dilakukan putra kami.
”Sekarang, saya tinggal bersama putra dan cucu-cucu saya yang juga berjalan dalam kebenaran. Putri sulung saya tinggal di Uzbekistan, dan meskipun belum melayani Yehuwa, ia merespek kami serta Alkitab dan sering mengunjungi kami. Pada tahun 2001, Daria meninggal, tetap setia melayani Yehuwa hingga akhir. Selama masih kuat, saya pergi bersama sidang untuk mengabar ke daerah-daerah terpencil, mencari orang-orang ”yang memiliki kecenderungan yang benar untuk kehidupan abadi”. (Kis. 13:48) Saya yakin bahwa tidak lama lagi Yehuwa akan memenuhi hasrat kita masing-masing, sebagaimana tertulis di Yesaya 65:23.”
ORANG TUA MEMBERI CONTOH YANG BAGUS
Vladislav Apanyuk melayani di Betel Rusia. Ia mengingat bagaimana orang tuanya menanamkan kasih kepada Allah dalam dirinya dan kakak-adiknya sejak masa kanak-kanak, ”Orang tua kami diasingkan dari Ukraina ke Siberia pada tahun 1951. Mereka mengajar kami untuk membuat keputusan sendiri seraya berupaya menyenangkan Yehuwa. Saya sungguh menghargai bahwa orang tua kami selalu bisa berbicara tentang kelemahan mereka sendiri di hadapan kami anak-anak tanpa merasa malu. Sewaktu melakukan kesalahan, mereka tidak menyembunyikannya. Nyata sekali bahwa mereka sangat mengasihi Yehuwa. Orang tua saya sering terlihat senang, khususnya sewaktu membahas hal-hal rohani bersama kami. Kami melihat bahwa mereka benar-benar suka membuat perenungan dan berbicara tentang Yehuwa. Hal itu memotivasi kami untuk merenungkan kebenaran tentang Yehuwa. Kami membayangkan bagaimana orang akan tinggal di dunia baru saat segala sesuatunya akan menakjubkan dan tidak ada lagi penyakit atau peperangan.
”Ketika saya duduk di kelas tiga, seluruh kelas diminta bergabung dengan organisasi pemuda Soviet yang disebut Pelopor Muda. Bagi kebanyakan anak di Uni Soviet, bergabung dengan Pelopor Muda dianggap kehormatan besar. Teman-teman sekelas saya sudah sangat menantikan hari itu. Setiap anak diharapkan untuk menulis sebuah sumpah resmi bahwa ia siap bergabung dengan Pelopor Muda Soviet, cikal bakal Komunisme. Saya menolak. Untuk itu, saya dihukum ibu guru dengan dikurung di ruang kelas. ’Kamu tidak boleh keluar kecuali kamu sudah menulis sumpah itu,’ kata ibu guru. Beberapa jam kemudian, ada teman-teman sekelas yang mengetuk jendela dan mengajak saya keluar untuk bermain. Saya tetap di ruang kelas, bertekad untuk tidak menulis apa-apa. Menjelang sore, ibu guru lain datang. Karena melihat saya berada di ruang kelas, ia akhirnya menyuruh saya pulang. Ini kemenangan saya yang pertama. Saya bangga bahwa saya dapat melakukan sesuatu yang dapat membuat hati Yehuwa senang. (Ams. 27:11) Setibanya di rumah, saya memberi tahu orang tua saya segala sesuatu yang terjadi. Mereka senang sekali, dan Papa mengatakan, ’Bagus sekali, Nak!’”
ALKITAB DIANGGAP ANTI-SOVIET
Kadang-kadang, saudara-saudari diadili hanya karena memiliki Alkitab. Nadezhda Vishnyak mengatakan, ”Saya dan suami saya belum menjadi Saksi-Saksi Yehuwa, tetapi kebenaran telah sangat menyentuh hati kami. Sekali waktu, polisi datang di tempat kerja dan saya digiring tanpa sempat mengganti pakaian kerja. Pyotr, suami saya, juga diciduk dari tempat kerjanya. Sebelum itu, rumah kami digeledah, dan polisi menemukan Alkitab serta buku kecil After Armageddon—God’s New World. Pyotr tidak menyangka bahwa mereka akan menangkap saya, karena saya sedang hamil tujuh bulan.
”Kami dituduh melawan kalangan berwenang Soviet. Kami memberi tahu mereka bahwa kami percaya akan Alkitab, yang adalah wewenang yang jauh lebih tinggi daripada penguasa Soviet.
”’Alkitab adalah Firman Allah, dan itulah sebabnya kami ingin hidup selaras dengan prinsip-prinsipnya,’ ujar saya.
”Kasus kami disidangkan hanya dua minggu sebelum tiba saatnya saya bersalin. Di antara saat-saat pemeriksaan, sang hakim membolehkan jeda supaya saya bisa berjalan-jalan di luar ditemani seorang tentara yang bersenjata. Pada salah satu kesempatan ini, ia menanyakan apa yang telah saya lakukan. Saya memiliki kesempatan yang bagus untuk memberikan kesaksian kepadanya.
”Sang hakim menyatakan bahwa Alkitab dan lektur yang disita dari kami adalah ’anti-Soviet’. Saya senang bahwa bukan saya dan suami saya saja yang dituduh anti-Soviet melainkan lektur kami dan bahkan Alkitab juga! Kami ditanyai di mana kami mulai mengenal Saksi-Saksi Yehuwa. Ketika kami mengatakan bahwa itu adalah di kamp kerja paksa di Vorkuta, sang hakim dengan marah berteriak, ’Lihat apa yang sedang terjadi di kamp-kamp kita!’ Kami dinyatakan bersalah dan divonis sepuluh tahun di kamp kerja paksa korektif.
”Pyotr dikirim ke sebuah kamp di Mordvinia, di Rusia tengah. Saya dimasukkan ke sel khusus. Pada bulan Maret 1958, saya melahirkan putra kami. Selama masa-masa yang sulit ini, Yehuwa adalah sahabat dan penolong saya yang terbaik. Ibu saya mengambil putra kami dan mengasuhnya. Saya dibawa ke Kemerovo, Siberia, tempat saya mendekam di kamp kerja paksa.
”Setelah delapan tahun, saya dibebaskan sebelum menjalani masa hukuman penuh. Saya ingat bahwa di barak-barak, mandor wanita dengan suara keras mengatakan bahwa saya tidak pernah mengeluarkan kata-kata ’anti-Soviet’ dan bahwa lektur kami khusus bersifat agama. Saya dibaptis pada tahun 1966 setelah dibebaskan.”
Alkitab dan lektur Alkitab khususnya sangat berharga di penjara dan kamp. Pada tahun 1958, di sebuah kamp di Mordvinia, para saudara sedang mengadakan perhimpunan. Agar mandor kamp tidak menggerebek mereka, beberapa saudara ditugasi berjaga-jaga dalam jarak panggil, sementara satu kelompok mempelajari Menara Pengawal. Jika seorang mandor muncul, saudara terdekat akan mengatakan ”datang” kepada saudara berikutnya yang sedang berjaga dan demikian seterusnya sampai kelompok yang berhimpun itu mendengarnya. Masing-masing akan berpencar, dan majalah akan disembunyikan. Tetapi sering kali, para mandor muncul entah dari mana.
Suatu waktu, ketika saudara-saudara tertangkap basah, Boris Kryltsov memutuskan untuk mengalihkan perhatian mandor dan menyelamatkan majalah. Ia merenggut sebuah buku dan berlari ke luar barak-barak. Cukup lama para mandor mengejarnya, tetapi sewaktu ia akhirnya tertangkap, mereka melihat bahwa buku di tangannya ternyata buku tentang Lenin. Meskipun harus mendekam tujuh hari di sel khusus, ia senang bahwa majalah itu berhasil diselamatkan.
BENIH KEBENARAN DITABUR DI MOSKWA
Memberitakan kabar baik Kerajaan di Moskwa dimulai dengan kelompok kecil. Boris Kryltsov adalah salah seorang dari kelompok kecil masa awal yang bersemangat itu yang mengabar di ibu kota. Ia menceritakan, ”Saya bekerja di manajemen pembangunan. Bersama sekelompok saudara dan saudari, saya mencoba mengabar secara tidak resmi. Setelah mengetahui apa yang saya lakukan, KGB menggeledah apartemen saya pada bulan April 1957 dan menemukan lektur Alkitab, setelah itu saya langsung ditahan. Selama interogasi, sang inspektur memberi tahu saya bahwa Saksi Yehuwa adalah orang paling berbahaya di Negara ini. Ia mengatakan, ”Jika kami membiarkan kalian bebas, banyak warga Soviet akan bergabung dengan kalian. Itulah sebabnya kami menganggap kalian sebagai ancaman yang berbahaya bagi Negara kami.”
”’Alkitab mengajar kami untuk menjadi warga yang taat hukum,’ ujar saya. ’Selain itu, kami harus terus mencari dahulu Kerajaan dan keadilbenaran Allah. Orang Kristen sejati tidak pernah berupaya merebut kekuasaan di negara mana pun.’
”’Dari mana kalian mendapatkan lektur yang kami temukan sewaktu penggeledahan?’ tanya sang penyidik.
”’Apa yang salah dengan lektur itu?’ tanya saya. ’Yang dibahas nubuat-nubuat Alkitab dan sama sekali tidak mengupas soal politik.’
”’Ya memang, tetapi itu diterbitkan di luar negeri,’ jawabnya.
”Akhirnya saya dijebloskan ke penjara berpenjagaan sangat ketat di kota Vladimir. Saya digeledah dengan cermat, tetapi di luar dugaan saya bisa membawa masuk ke dalam kamp empat terbitan Menara Pengawal, yang disalin dengan tangan di atas kertas tipis. Jelaslah bahwa Yehuwa telah membantu saya. Di sel, saya menyalin lagi keempat terbitan itu. Saya tahu bahwa selain saya, ada Saksi lain di sana, dan mereka tidak mendapatkan makanan rohani selama tujuh tahun. Saya menitipkan majalah-majalah itu kepada seorang saudari yang ditugasi mengepel tangga.
”Ternyata, ada seorang informan yang bergabung dengan saudara-saudara. Ia memberi tahu pengurus penjara bahwa ada yang menyebarkan lektur Alkitab. Mereka langsung mulai menggeledah setiap orang dan menyita semua lektur. Segera, giliran saya pun tiba dan mereka menemukan lektur di bawah kasur. Saya dihukum 85 hari di sel khusus. Meskipun demikian, Yehuwa terus memperhatikan kami seperti sebelumnya.”
CERAMAH MEMBANTU BEBERAPA ORANG BELAJAR KEBENARAN
Ceramah-ceramah digunakan untuk melancarkan peperangan ideologi menentang Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet. Viktor Gutshmidt berkata, ”Kamp kami secara teratur dikunjungi oleh para pembicara yang memberikan ceramah untuk mempromosikan ateisme. Para saudara selalu mengajukan pertanyaan. Kadang-kadang, para penceramah tidak bisa menjawab pertanyaan yang sangat sederhana. Biasanya ruangan penuh sesak, dan setiap orang mendengarkan dengan penuh perhatian. Orang-orang datang dengan sukarela karena ingin tahu tentang apa yang akan Saksi-Saksi Yehuwa katakan pada akhir ceramah.
”Suatu waktu, kamp dikunjungi seorang penceramah yang adalah mantan imam di Gereja Ortodoks Rusia. Semua tahu bahwa ia telah menyangkal imannya selama berada di kamp dan menjadi ateis.
”’Apakah Anda seorang ateis sebelum Anda masuk penjara, atau baru setelahnya?’ tanya salah seorang saudara pada akhir ceramah itu.
”’Coba pikirkan ini,’ jawab si penceramah. ’Ada orang yang sudah pergi ke ruang angkasa, tetapi ia tidak melihat Allah di sana.’
”’Sewaktu Anda seorang imam, apakah Anda benar-benar menganggap Allah akan memperhatikan orang dari jarak sekitar 200 kilometer di atas permukaan bumi?’ tanya saudara itu. Penceramah itu diam seribu basa. Percakapan ini membuat banyak tahanan memikirkan hal itu dengan serius, dan setelah itu, beberapa mulai belajar Alkitab dengan kami.
”Pada salah satu ceramah, seorang saudari meminta izin untuk berbicara. ’Silakan; Anda mungkin seorang Saksi Yehuwa,’ kata si penceramah.
”’Anda akan menyebut apa seorang yang berdiri di tengah-tengah lapangan dan berteriak, ”Kubunuh kau!” padahal tidak ada orang di situ?’ kata saudari itu.
”’Ya, saya kira ia tentunya tidak bisa disebut orang yang pintar,’ jawab si penceramah.
”’Jika Allah memang tidak ada, mengapa Ia harus dilawan? Jika Ia tidak ada, untuk apa dilawan.’ Hadirin pun tergelak.”
PEMBERITA ITU AKAN TERUS DATANG LAGI
Tentu saja, ceramah ideologi Soviet tidak hanya diselenggarakan di kamp. Ini terutama diorganisasi untuk umum di kota-kota besar. Penceramah kawakan mengunjungi kota-kota besar dan kecil, terutama di tempat yang banyak Saksinya, seperti Vorkuta, Inta, Ukhta, dan Syktyvkar. Saudara Gutshmidt mengatakan, ”Suatu waktu pada tahun 1957, seorang penceramah mengunjungi Balai Kebudayaan untuk para pekerja tambang di Inta, di mana ada 300 orang yang berkumpul. Ia menjelaskan kepercayaan Saksi-Saksi Yehuwa dan cara mereka mengabar. Setelah dengan saksama menggambarkan metode pengabaran kita, yang terdiri dari persembahan yang dibuat dalam 15 kunjungan, ia melanjutkan, ’Jika kalian tidak menunjukkan bahwa kalian menolak, pemberita itu akan terus datang lagi. Jika setelah kunjungan kedua kalian masih belum menolak, kunjungan ketiga akan menyusul.’
”Selama dua jam membahas enam kunjungan demikian kata demi kata menurut metode kita, dan dari catatannya, ia membacakan semua ayat yang digunakan. Istri saya, Polina, menyurati saya tentang hal ini sewaktu saya masih dipenjarakan di sebuah kamp, dan ia menjelaskan bagaimana para saudara yang menghadiri ceramah itu hampir tidak bisa percaya akan apa yang mereka dengar. Setelah ceramah itu, surat kabar menerbitkan komentar negatif tentang para Saksi, tetapi juga secara lengkap menjelaskan tentang Kerajaan. Selain itu, seluruh isi ceramah disiarkan melalui radio. Alhasil, ribuan penduduk kota mendengar tentang bagaimana Saksi-Saksi Yehuwa mengabar dan apa yang mereka kabarkan.
”Pada tahun 1962, seorang pembicara dari Moskwa datang untuk memberikan ceramah tentang Saksi-Saksi Yehuwa. Setelah membahas sejarah zaman modern mereka, ia mengatakan, ’Setiap bulan, jutaan dolar mengalir ke Brooklyn dalam bentuk sumbangan sukarela untuk mengembangkan kegiatan para Saksi di berbagai negeri. Tetapi, tidak seorang pun dari pemimpin mereka yang bahkan memiliki lemari pakaian. Mereka makan bersama di ruang makan, baik penata griya maupun presidennya, dan tidak ada perbedaan di kalangan mereka. Mereka semua saling menyapa dengan sebutan saudara dan saudari, sama seperti kita saling menyapa dengan sebutan kamerad.’
”Untuk sejenak, ruangan diliputi suasana hening. Kemudian ia menambahkan, ’Tetapi, kita tidak akan mengikuti ideologi mereka, walaupun tampak menarik, karena kita ingin menciptakan semua itu tanpa Allah, dengan tangan dan otak kita sendiri.’
”Hal ini sangat menganjurkan kami karena untuk pertama kalinya, kami mendengar kebenaran tentang Saksi-Saksi Yehuwa dari kalangan berwenang itu sendiri. Ceramah-ceramah demikian juga memberikan kesempatan kepada banyak orang lain untuk mendengar kebenaran tentang Saksi-Saksi Yehuwa dari kalangan berwenang. Namun, orang perlu melihat secara langsung bagaimana ajaran-ajaran Alkitab dapat membantu mereka memperbaiki kehidupan.”
PENGAWASAN TIDAK SELALU BERHASIL
Selama bertahun-tahun, sudah lazim bagi KGB untuk menyadap telepon, menahan surat, dan melakukan berbagai bentuk pengawasan. Kadang-kadang, KGB secara rahasia memasang alat penyadap di rumah saudara yang mengemban tanggung jawab di sidang. Grigory Sivulsky, pengawas distrik yang melayani selama 25 tahun pada waktu pelarangan, mengenang bagaimana pada tahun 1958, ia menemukan alat demikian di ruang atas, ”Kami tinggal di Tulun, Siberia, di lantai kedua sebuah apartemen dua tingkat di pinggiran kota. Suatu kali setibanya di rumah, saya mendengar suara bor yang berasal dari ruang atas. Saya menyadari bahwa KGB sedang memasang alat penyadap di loteng untuk mendengarkan kami—suatu metode yang umum mereka gunakan. Sebagian besar lektur disimpan di loteng, dan juga di bagian bawah atap.
”Pada malam hari, sewaktu keluarga kami berkumpul bersama, saya memberitahukan mereka tentang kecurigaan saya, dan kami setuju untuk tidak membicarakan soal-soal sidang di rumah selama beberapa waktu. Kami menyalakan radio, memperkeras suaranya, dan membiarkannya demikian sepanjang minggu. Pada akhir pekan, saya dan seorang saudara merangkak ke loteng dan menemukan kabel yang dihubungkan ke sebuah alat. Kabel itu melewati dua baris papan, mengitari bagian bawah atap dan langsung mengarah ke kota tempat kantor KGB. Tidak diragukan, mereka merekam apa saja, tetapi pada waktu itu, mereka hanya mendapatkan acara radio.”
KGB MENYUSUPI ORGANISASI
KGB melihat bahwa penindasan secara terbuka tidak memadamkan semangat Saksi. Karena itu, dengan menggunakan kelicikan dan tipuan, mereka mulai menaburkan benih ketidakpercayaan di kalangan para saudara terhadap mereka yang dilantik untuk mengawasi dan terhadap organisasi secara keseluruhan. Salah satu strategi KGB adalah menempatkan agen-agen yang berpengalaman di sidang-sidang.
Sejumlah agen berhasil memperoleh tugas pengawasan dalam organisasi. Para saudara palsu ini melakukan sebisa-bisanya untuk memperlambat pekerjaan memberitakan dengan menciptakan suasana yang mencekam dan ketidakpastian yang memungkinkan berkembangnya kecurigaan terhadap para saudara yang mengemban tanggung jawab. Selain itu, mereka secara pribadi menahan lektur Alkitab dan menyerahkannya ke KGB. Menurut sebuah laporan, dua agen saja yang bekerja dari tahun 1957 hingga 1959 telah menyerahkan ke KGB lebih dari 500 eksemplar Menara Pengawal beserta lektur lainnya.
Pada pertengahan tahun 1950-an, beberapa saudara mulai kehilangan iman kepada Panitia Negeri. Banyak desas-desus tersebar bahwa beberapa anggota Panitia Negeri sebenarnya bekerja sama dengan KGB dan mengkhianati saudara-saudara yang setia, termasuk mereka yang bekerja menggandakan lektur. Ivan Pashkovsky mengenang, ”Pada bulan April 1959, dibentuklah sebuah Panitia Negeri yang baru, dan saya salah seorang anggotanya. Kami bertekad untuk membela kebenaran, tidak soal upaya si Iblis untuk merusak persaudaraan. Periode yang paling sulit dalam sejarah Saksi-Saksi Yehuwa di USSR telah dimulai.”
Seraya kecurigaan meningkat, beberapa saudara berhenti mengirimkan laporan sidang ke Panitia Negeri. Para penyiar di sidang-sidang terus aktif dalam pelayanan dan secara teratur menyerahkan laporan mereka, tetapi kebanyakan tidak tahu bahwa laporan tersebut tidak lagi dikirimkan ke Panitia Negeri. Pada tahun 1958, beberapa ribu penyiar telah dijauhkan dari Panitia Negeri oleh kelompok-kelompok saudara tersebut. Di Irkutsk dan Tomsk serta belakangan di kota-kota Rusia lainnya, kelompok-kelompok saudara yang memisahkan diri dari organisasi terus bertambah. Pada bulan Maret 1958, saudara-saudara yang terpisah itu telah mengorganisasi ”panitia negeri” mereka sendiri dengan harapan bahwa panitia tersebut akan diakui oleh semua sidang.
Badan Pimpinan berbuat sebisa-bisanya untuk membantu saudara-saudara di Uni Soviet bersatu kembali dalam ibadat kepada Yehuwa. Alfred Rütimann, yang tinggal di Swiss, adalah pengurus Kantor Eropa Utara yang ketika itu mengawasi pekerjaan di Uni Soviet. Pada tahun 1959, ia mengirim sepucuk surat kepada saudara-saudara di Rusia yang menjelaskan bahwa Yehuwa hanya akan memberkati orang-orang yang berupaya menjaga persatuan dan memberitakan kabar baik Kerajaan. Beberapa saudara yang telah memisahkan diri menerima anjuran ini dan mulai berupaya membangun kembali iman kepada Panitia Negeri. Namun, butuh waktu bertahun-tahun sebelum keyakinan pulih sepenuhnya. Selama masa ini, Panitia Negeri menyediakan lektur Alkitab melalui para kurir. Meskipun mereka yang memisahkan diri itu mempelajari lektur, mereka tetap tidak mau menyerahkan laporan dinas mereka.
KGB terus menaburkan benih ketidakpercayaan di kalangan saudara-saudara. Ada yang sengaja dibiarkan bebas, sedangkan yang lainnya dipenjarakan. Dengan demikian, saudara-saudara pada umumnya mendapat kesan bahwa Saksi yang bebas bekerja sama dengan KGB. Banyak yang menjadi terlalu curiga dan kritis terhadap saudara-saudara yang bertanggung jawab.
PERSIDANGAN YANG DIPUBLISITASKAN
Sebuah laporan yang dikirimkan pejabat pemerintah dari Irkutsk ke Moskwa mengatakan, ”[Saksi-Saksi Yehuwa di Oblast Irkutsk] telah mengembangkan kegiatan bawah tanah berskala besar. Selama paruh kedua tahun 1959, agen-agen KGB telah menemukan lima percetakan bawah tanah.” Percetakan ini ditemukan di Siberia di kota Zima dan Tulun, dan juga di desa Kitoy, Oktyabr’skiy, serta Zalari. Setelah penemuan itu, semua yang terlibat dalam kegiatan ini ditahan.
Empat saudara yang mula-mula ditahan membuat pernyataan tertulis tentang kegiatan pencetakan itu. Dengan licik, para penyelidik menekan saudara-saudara itu untuk melakukannya. Kemudian, KGB memutar balik dan mempublisitaskan kesaksian tersebut di surat-surat kabar setempat. Keempat saudara dibebaskan, dan delapan lainnya ditahan. Persidangan akan diadakan di Tulun pada bulan April 1960. KGB mempersiapkan proses persidangan terbuka yang dipublisitaskan secara luas. Mereka bermaksud menggunakan keempat saudara yang telah dibebaskan untuk menjadi saksi yang memberatkan para tertuduh. Banyak saudara di sidang mulai mendapat kesan bahwa keempat saudara itu telah bekerja sama dengan KGB.
KGB juga bermaksud menggunakan persidangan terbuka ini untuk menghancurkan iman setiap Saksi yang hadir dan mempengaruhi penduduk setempat untuk menentang mereka. Guna mencapai tujuan ini, KGB mengatur semacam tur sebelum persidangan ke salah satu ruang bawah tanah tempat saudara-saudara mencetak lektur selama beberapa tahun. Segera, kota heboh dengan desas-desus tentang kegiatan ”sekte” bawah tanah. Sewaktu hari persidangan tiba, ruang sidang dipadati lebih dari 300 pengunjung, termasuk reporter surat kabar dan TV, ada yang bahkan datang dari Moskwa. Banyak Saksi Yehuwa juga hadir.
PERSIDANGAN ITU MENJADI SERBAKACAU
Namun, tanpa diduga-duga, rencana KGB tiba-tiba mulai tersingkap. Keempat saudara yang telah memberikan kesaksian tertulis mulai menyadari kesalahan mereka. Pada hari sebelum persidangan, mereka semua bertekad bulat untuk berbuat apa saja demi memuliakan Yehuwa. Pada waktu persidangan, mereka menyatakan bahwa mereka telah ditipu dan bahwa kesaksian mereka telah diputarbalikkan. Kemudian, mereka menyatakan, ”Kami bersedia duduk di kursi para tahanan bersama saudara-saudara kami.” Persidangan itu menjadi serbakacau.
Selain itu, sewaktu pemeriksaan silang, saudara-saudara yang diadili berhasil memberikan jawaban yang tidak melibatkan orang lain. Misalnya, sewaktu sang hakim menanyai Grigory Timchuk mengenai siapa yang membuat percetakan itu di rumahnya, ia menjawab, ”Saya yang membuatnya.” Sewaktu ditanya siapa yang mencetak lektur, ia menjawab, ”Saya yang mencetaknya.” Sewaktu ditanya siapa yang menyebarkan lektur itu, ia menjawab, ”Saya yang menyebarkannya.” Sewaktu ditanya siapa yang membeli dan mengirim kertas, ia sekali lagi menjawab ”Saya juga yang melakukannya.” Kemudian, sang penuntut bertanya, ”Jadi, Anda ini siapa? Apakah Anda manajer sekaligus pemasok dan pekerja?”
”SURAT INI MENGHANGATKAN HATI KAMI!”
Sewaktu tidak ada lagi saksi-saksi yang memberatkan, jaksa penuntut menuduh saudara-saudara berkomplot dengan orang asing. Sebagai bukti, ia memperlihatkan sepucuk surat Nathan H. Knorr dari Betel Brooklyn. Mikhail Savitsky, salah seorang saudara yang menghadiri persidangan itu, mengatakan, ”Sang jaksa mulai membacakan dengan lantang surat dari Saudara Knorr kepada saudara-saudara di Uni Soviet yang berhasil ditahan oleh KGB. Bagi kami semua, Saksi-Saksi yang hadir di ruang sidang, itu merupakan karunia yang menakjubkan dari Yehuwa. Surat ini menghangatkan hati kami! Kami mendengar nasihat yang bijaksana dari Alkitab dan anjuran untuk melayani sesama rekan seiman dengan pengasih dan untuk tetap setia di bawah ujian. Selain itu, Saksi-Saksi Yehuwa dianjurkan agar mengandalkan Allah dalam segala hal, memohonkan hikmat serta bimbingan-Nya, dan juga bekerja erat dengan saudara-saudara yang terlantik. Sang jaksa membacakan surat ini dari awal sampai akhir. Kami mendengarkan dengan penuh perhatian. Bagi kami rasanya seperti menghadiri kebaktian!” Meskipun pengadilan memvonis saudara-saudara dengan berbagai hukuman penjara, semua yang hadir tetap teguh dalam tekad mereka untuk melayani Yehuwa.
DENGAN SUKACITA DIPERSATUKAN KEMBALI DALAM IBADAT
Bagi KGB, tampaknya mereka telah sukses melumpuhkan kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet, sehingga mereka siap untuk memberikan pukulan terakhir. Pada tahun 1960, lebih dari 450 saudara di luar dugaan mendapati diri dipenjarakan bersama-sama di sebuah kamp di Mordvinia. Di antaranya termasuk mereka yang mengemban tanggung jawab untuk kedua kelompok saudara—mereka yang telah memisahkan diri dari organisasi dan mereka yang tidak. KGB mengira hal ini akan menimbulkan perpecahan telak dalam organisasi. Sebuah artikel yang melecehkan diterbitkan dalam surat kabar kamp kerja paksa yang menjelaskan siapa saja yang diharapkan akan saling bertarung. Tetapi, saudara-saudara menemukan cara untuk bersatu, memanfaatkan fakta bahwa mereka sedang bersama-sama.
Iov Andronic mengenang, ”Para saudara yang bertanggung jawab memohon kepada setiap Saksi, termasuk mereka yang memisahkan diri, untuk berupaya mencapai persatuan. Mereka memberikan perhatian khusus kepada artikel dalam Menara Pengawal 1 September 1961, edisi bahasa Rusia, yang berjudul ’Persatuan Semua Orang yang Berkemauan Baik Dijanjikan’. Artikel itu memuat prinsip-prinsip dan contoh-contoh yang memperlihatkan bagaimana Yehuwa mengarahkan umat-Nya pada zaman dahulu. Artikel itu juga membahas bahwa setiap orang perlu mengupayakan perdamaian dan persatuan di sidang Kristen. Setelah mempelajari artikel itu dengan cermat, banyak yang menyadari pentingnya persatuan teokratis dan menanggapinya dengan positif.”
MAKANAN ROHANI YANG MENYEMBUHKAN
Artikel-artikel tersebut dalam Menara Pengawal juga membantu para Saksi di luar penjara untuk bersatu kembali. Para saudara yang dilantik untuk mengemban tanggung jawab berdoa dan membacanya bersama-sama. Artikel itu menyatakan bahwa karena sakit, Saudara Rutherford telah menyampaikan khotbah terakhirnya di sebuah kebaktian pada bulan Agustus 1941. Sewaktu menganjurkan saudara-saudara untuk berpaut erat pada organisasi Yehuwa dan tidak mengikuti pemimpin manusia mana pun, ia mengatakan, ’Setiap kali sesuatu muncul dan mulai bertumbuh, mereka mengatakan bahwa ada seseorang, seorang pemimpin, yang mempunyai banyak pengikut. Jika saudara-saudara yang berada sini percaya bahwa saya hanyalah salah seorang hamba Tuan, dan kita bekerja bahu-membahu secara terpadu, melayani Allah dan melayani Kristus, katakanlah Ya.’ Dengan penuh semangat, mereka serentak menjawab ”Ya!”
Mikhail Savitsky mengenang, ”Persatuan ini khususnya dibutuhkan saat itu oleh para Saksi di Uni Soviet. Kami begitu bersyukur kepada Yehuwa bahwa Ia dengan penuh kasih dan sabar memberi kami dukungan rohani. Seorang saudara yang telah memisahkan diri dari organisasi langsung meminta majalah itu dari saya, dengan mengatakan, ’Berikanlah itu kepada saya supaya kami bisa membacakannya kepada saudara-saudara di Bratsk dan tempat-tempat lain.’ Saya mengatakan kepadanya bahwa hanya ada satu kopi dari majalah ini. Namun, ia meyakinkan saya bahwa ia akan mengembalikannya setelah satu minggu. Ia memang mengembalikan majalah itu beserta laporan dinas banyak sidang yang sudah lama menumpuk. Ratusan saudara-saudari kembali kepada keluarga para penyembah Yehuwa yang terpadu.”
Ivan Pashkovsky, anggota Panitia Negeri selama lebih dari tiga dekade, mengenang, ”Melalui seorang saudara yang datang dari luar negeri, kami meminta agar Saudara Knorr mengimbau semua saudara di negeri kami untuk bersatu dan tunduk kepada pengaturan teokratis. Saudara Knorr setuju, dan pada tahun 1962, kami menerima 25 kopi suratnya dalam dua bahasa, Inggris dan Rusia. Surat ini benar-benar menyadarkan banyak saudara.”
DOMBA MENDENGARKAN SUARA GEMBALANYA
Panitia Negeri bekerja keras untuk mempersatukan saudara-saudara. Di bawah keadaan tersebut, tugas ini tidak mudah. Menjelang musim panas tahun 1962, seluruh distrik telah dipersatukan kembali dengan organisasi. Para saudara yang matang secara rohani dilantik menjadi anggota panitia khusus. Yehuwa memberkati upaya para saudara ini, memberi mereka ”hikmat yang datang dari atas”. (Yak. 3:17) Aleksey Gaburyak, pengawas wilayah dari tahun 1986 hingga 1995, mengenang, ”Kami bertemu dengan Panitia Negeri di Usol’ye-Sibirskoye pada tahun 1965. Panitia itu meminta kami mencari semua saudara-saudari yang telah tercerai-berai akibat pengasingan, pemenjaraan, serta perpecahan dan untuk mempersatukan mereka kembali dengan sidang. Kami diberikan alamat beberapa orang sebagai permulaan. Daerah saya termasuk Oblast Tomsk dan Oblast Kemerovo serta kota Novokuznetsk dan Novosibirsk. Saudara-saudara lain ditugasi ke berbagai daerah. Tugas kami adalah mengorganisasi sidang-sidang dan kelompok-kelompok serta melantik dan melatih saudara-saudara yang bertanggung jawab di sidang. Selain itu, kami perlu menyusun rute pengiriman lektur dan mengorganisasi perhimpunan di bawah keadaan sulit akibat pelarangan. Dalam waktu singkat, kami mengunjungi 84 saudara-saudari yang kehilangan kontak dengan organisasi. Alangkah senangnya kami bahwa ’domba-domba’ Yehuwa sekali lagi mendengarkan suara Gembala yang Baik dan melayani Dia bersama umat-Nya!”—Yoh. 10:16.
Tak lama kemudian, dari antara yang memisahkan diri banyak yang dipersatukan kembali dengan Panitia Negeri dan mulai mengirimkan laporan dinas lapangan mereka. Pada tahun 1971, lebih dari 4.500 penyiar dipersatukan kembali dengan organisasi Yehuwa. Pada pertengahan tahun 80-an, meskipun pelarangan masih berlanjut, pengabaran berjalan terus, dan orang-orang baru berdatangan ke sidang.
POTONGAN FILM YANG BERHARGA
Memproduksi makanan rohani selalu melibatkan upaya yang luar biasa di pihak saudara-saudara yang waspada tetapi berani yang tinggal di Uni Soviet. Namun, bagaimana makanan rohani sampai kepada mereka?
Salah satu cara yang paling umum adalah menggunakan mikrofilm. Para saudara yang bekerja di negeri tetangga, memotret majalah, buku, dan brosur kita yang diterbitkan sebagian besar dalam bahasa Rusia serta Ukraina dan juga dalam sejumlah bahasa lainnya. Tugas ini harus dilakukan dengan sangat hati-hati, halaman per halaman, dengan kamera mikrofilm yang memuat rol film sepanjang 30 meter. Setiap bahan yang diterbitkan dipotret berulang kali, yang menghasilkan banyak salinan untuk memudahkan penyebarannya. Jika digabungkan, makanan rohani yang direkam selama bertahun-tahun dalam mikrofilm ini, panjangnya mencapai berkilo-kilometer. Potongan-potongan mikrofilm ini dibuat sepanjang sekitar 20 sentimeter agar mudah dibawa, kemudian siap dibawa masuk ke Uni Soviet melalui kurir.
PERCETAKAN BAWAH TANAH DI SIBERIA
Menggandakan lektur Alkitab sulit, tetapi Yehuwa memberkati pekerjaan itu. Antara tahun 1949 dan 1950 saja, para saudara menggandakan dan menyampaikan 47.165 salinan berbagai publikasi ke sidang-sidang. Selain itu, meski menghadapi tentangan yang sangat hebat, Panitia Negeri melaporkan bahwa selama kurun waktu yang sama, 31.488 perhimpunan telah diadakan di negeri itu.
Permintaan untuk lektur terus meningkat sehingga diperlukan percetakan yang baru. Stakh Savitsky mengatakan, ”Pada tahun 1955, sebuah percetakan bawah tanah diorganisasi di rumah kami. Karena ayah saya bukan Saksi Yehuwa, kami harus mendapatkan izinnya. Selama kira-kira dua bulan, kami menggali sebuah ruang di bawah beranda kami, berukuran sekitar 2 meter kali 4 meter. Waktu itu, kami menggali sekitar 20 meter kubik tanah. Kami harus mengangkut tanah ini ke luar dan dengan cara apa pun menyembunyikannya supaya tidak ketahuan. Ketika menggali sedalam satu setengah meter di bawah tanah, kami mencapai tanah beku. Maka, sementara kami pergi ke tempat kerja sekuler, Mama akan mencairkannya dengan menyalakan api kecil di atasnya menggunakan kayu kering, sambil berupaya agar tidak menarik perhatian para tetangga. Belakangan, kami melapisi ruang yang digali itu dengan papan untuk membuat lantai dan langit-langit. Segera setelah rampung, tempat ini dihuni sepasang suami istri. Mereka bekerja dan tinggal di kamar bawah tanah ini. Mama memasak untuk mereka, mencuci pakaian mereka, serta mengurus mereka. Percetakan ini beroperasi hingga tahun 1959.
”Pada tahun 1957, saudara yang mengawasi pekerjaan menggandakan lektur bertanya kepada saya, ’Dapatkah Saudara bekerja di percetakan? Kami harus memproduksi sedikitnya 200 majalah sebulan.’ Awalnya, saya membuat 200 majalah, lalu 500 buah. Namun, permintaan untuk lektur selalu meningkat. Pekerjaan ini harus dilakukan pada malam hari karena sebagai orang yang diasingkan, kami bekerja di bawah seorang pengawas sepanjang hari dalam pekerjaan yang menuntut produksi tetap dan hanya ada satu hari bebas kerja dalam seminggu.
”Sepulang kerja, saya akan turun ke percetakan. Saya hampir tidak pernah tidur karena sekali dimulai, tugas mencetak harus diselesaikan sampai tuntas. Tintanya akan mengering, jadi mustahil berhenti bekerja dan melanjutkan lagi pada waktu lain. Kadang-kadang, saya harus mencetak 500 halaman, lalu memeriksa semuanya untuk membuat koreksi kecil dengan sebuah jarum agar hurufnya kelihatan jelas. Di ruangan itu, hampir-hampir tidak ada ventilasi, sehingga sulit mengeringkan halamannya setelah keluar dari mesin cetak.
”Saya mengantarkan majalah-majalah tercetak pada malam hari ke kota Tulun, 20 kilometer dari rumah. Saya tidak tahu persis ke mana majalah itu diteruskan, tetapi saya tahu bahwa lektur ini digunakan oleh para Saksi di Krasnoyarsk, Bratsk, Usol’ye-Sibirskoye, dan kota-kota lain.
”Pada tahun 1959, saya diminta oleh saudara yang bertanggung jawab mengawasi untuk mendirikan percetakan baru di Tulun, di sebelah stasiun kereta api. Sekali lagi, saya mengerjakan tugas yang sudah tidak asing lagi, seperti menggali tanah dan memasang lampu, yang telah saya lakukan di percetakan pertama. Yehuwa memberi kami hikmat. Kemudian, satu keluarga menempatinya dan bekerja di sana selama kira-kira setahun. Akhirnya, percetakan itu ketahuan oleh KGB. Dalam surat kabar setempat dilaporkan bahwa ’lampu-lampu dipasang sebegitu cermat sehingga tukang listrik kawakan pun akan sulit mencari tahu caranya’.
”Selain keluarga kami, hanya beberapa saudara yang tahu tentang pekerjaan saya dengan percetakan. Karena tidak ada yang pernah melihat saya pada malam hari, saudara-saudari di sidang mengkhawatirkan kerohanian saya. Mereka berkunjung ke rumah untuk menganjurkan saya, tetapi saya selalu tidak ada. Ya, kala itu pengawasannya ketat sekali sehingga percetakan harus dijalankan dengan cara yang sangat rahasia.”
MENGGANDAKAN LEKTUR DI MOSKWA
Kalangan berwenang tahu betul bahwa Saksi sangat memerlukan Alkitab dan lektur Alkitab. Permohonan yang berulang kali dari Badan Pimpinan untuk izin mencetak atau mengimpor lektur Alkitab ditolak atau diabaikan. Karena persediaan lektur sangat kurang, para saudara terus mencari cara untuk menggandakan lektur di berbagai bagian negeri, termasuk Moskwa, agar makanan rohani tersedia bagi sidang dan kelompok.
Pada tahun 1957, Stepan Levitsky divonis sepuluh tahun penjara karena memiliki satu majalah Menara Pengawal, yang ditemukan di bawah taplak meja ruang makan. Stepan menceritakan, ”Setelah tiga setengah tahun, Mahkamah Agung menganulir hukuman saya. Sebelum saya dibebaskan, para saudara mengusulkan agar saya pindah ke suatu tempat dekat Moskwa untuk mengabar dan ikut dalam kegiatan rohani lainnya. Saya menemukan tempat tinggal di daerah yang berjarak dua jam perjalanan dari Moskwa dan mulai mengabar di berbagai daerah di ibu kota itu. Yehuwa memberkati upaya ini, dan setelah beberapa tahun, sekelompok saudara-saudari diorganisasi di Moskwa. Pada tahun 1970, saya ditugasi ke sebuah wilayah yang mencakup Moskwa, Leningrad (sekarang St. Petersburg), Gorki (sekarang Nizhniy Novgorod), Orel, dan Tula. Saya bertanggung jawab untuk menyediakan lektur bagi sidang-sidang.
”Saya yakin bahwa adalah kehendak Yehuwa agar Moskwa dan bagian-bagian lain di Rusia menerima cukup lektur Alkitab. Dalam doa kepada Yehuwa, saya menyatakan kesediaan untuk melakukan lebih banyak dalam hal ini. Tak lama kemudian, saya berkenalan dengan seorang ahli percetakan profesional yang mempunyai koneksi dengan beberapa percetakan di Moskwa. Secara sambil lalu, saya bertanya kepadanya apakah ada kemungkinan untuk mencetak edisi kecil sebuah buku melalui salah satu percetakan di Moskwa.
”’Buku apa?’ tanyanya.
”Dari Firdaus Hilang Sampai Firdaus Dipulihkan,” jawab saya dengan gugup.
”Seorang teman dekatnya bekerja di sebuah percetakan. Teman itu seorang Komunis dan ketua organisasi partai. Untuk sejumlah uang tunai, ia setuju mencetak setumpuk kecil buku itu. Betapa senangnya saudara-saudara dapat memegang alat bantu ajar Alkitab ini!
”Mencetak lektur kita sangat besar risikonya, bagi saya maupun tukang cetak. Setelah selesai dicetak, biasanya pada malam hari, setiap tumpukan buku harus dikeluarkan dari percetakan secepat mungkin tanpa ada yang melihat. Yehuwa memberkati pengaturan ini, dan banyak lektur Alkitab dicetak di sini, termasuk buku ”The Truth Shall Make You Free”, Kebenaran yang Membimbing kepada Kehidupan Kekal, dan bahkan buku nyanyian! Bagi kami, itu benar-benar makanan pada waktu yang tepat. (Mat. 24:45) Kami bisa menggunakan percetakan ini selama sembilan tahun.
”Tetapi pada suatu hari, penyelia percetakan di luar dugaan datang ke tempat percetakan sementara salah satu publikasi kami dicetak. Tukang cetak cepat-cepat menyesuaikan mesin dan mulai mencetak majalah kesehatan. Tetapi, karena ia tergesa-gesa, ada enam halaman publikasi kami yang terselip ke dalam majalah itu, dan sang penyelia membawa satu kopi yang baru dicetak ke kantornya. Setelah membaca majalah itu, ia heran sekali mendapati di majalah tersebut bahan yang sama sekali tidak berkaitan. Ia memanggil tukang cetak dan bertanya bagaimana bahan ini bisa masuk di majalah itu. Setelah itu, KGB memeriksa kasus ini. Tukang cetak, di bawah ancaman hukuman penjara yang panjang, memberi tahu mereka segala sesuatu yang ia ketahui. Karena itu, KGB langsung mengetahui kegiatan saya, sebab saya dikenal baik sebagai satu-satunya Saksi Yehuwa di Moskwa. Saya divonis penjara lima setengah tahun.” Tukang cetak divonis tiga tahun.
”BIAR SAJA ARMAGEDON DATANG!”
Banyak saudara-saudari menghabiskan waktu yang lama di sel penjara. Grigory Gatilov menghabiskan 15 tahun di penjara. Ia mengenang, ”Penjara saya yang terakhir memiliki nama yang romantis: Angsa Putih. Letaknya di daerah dengan pemandangan yang indah di Pegunungan Kaukasus, di salah satu puncak dari lima gunung dengan kota resor Pyatigorsk terbentang di antara gunung-gunung itu. Di penjara ini, saya berkesempatan menyampaikan kebenaran ke berbagai macam orang sepanjang tahun. Sel saya menjadi ’daerah’ pengabaran yang fantastis, dan saya bahkan tidak usah pergi ke tempat lain. Para penjaga penjara membawa orang baru ke sel dan setelah beberapa hari memindahkan mereka, tetapi saya tetap tinggal. Hanya kadang-kadang saya dibawa ke sel lain. Saya berupaya memberikan kesaksian yang saksama kepada setiap orang tentang Kerajaan Yehuwa. Banyak yang bertanya tentang Armagedon. Beberapa tahanan heran bahwa ada orang yang mau menghabiskan begitu banyak waktu di penjara karena imannya. ’Mengapa Anda tidak menyangkal saja iman Anda dan pulang?’ tanya sesama tahanan dan kadang-kadang bahkan para penjaga. Saya senang sewaktu di antara mereka ada yang memperlihatkan minat yang tulus akan kebenaran. Pernah, saya melihat coretan di tembok sel, ’Biar saja Armagedon datang!’ Meskipun kehidupan penjara tidak menyenangkan, saya bahagia karena bisa berbicara tentang kebenaran.”
”APAKAH ADA YANG DARI GOLONGAN YONADAB?”
Banyak saudari Kristen yang bersemangat dalam dinas kepada Yehuwa juga ditahan di kamp. (Mz. 68:11) Zinaida Kozyreva mengenang bagaimana para saudari memperlihatkan kasih terhadap satu sama lain dan terhadap para non-Saksi yang dipenjarakan, ”Pada tahun 1959, kurang satu tahun setelah dibaptis, saya bersama Vera Mikhailova dan Lyudmila Yevstafyeva dibawa ke sebuah kamp di Kemerovo, Siberia. Di kamp itu ada 550 tahanan. Beberapa wanita sedang berdiri di pintu masuk ketika kami tiba.
”’Apakah ada yang dari golongan Yonadab?’ tanya mereka.
”Kami menyadari bahwa mereka adalah saudari-saudari kami yang kami kasihi. Mereka langsung memberi kami makanan dan mulai mengajukan berbagai pertanyaan. Mereka memperlihatkan kehangatan dan kasih yang tulus, yang belum pernah saya alami dalam keluarga saya sendiri. Karena tahu bahwa kami masih ’hijau’ dalam kehidupan kamp, saudari-saudari ini menjadi penopang kami. (Mat. 28:20) Kami segera tahu bahwa program pemberian makanan rohani di sini diorganisasi dengan sangat baik.
”Kami seperti satu keluarga. Khususnya sangat menyenangkan selama musim panas sewaktu kami memanen jerami. Pihak administrasi kamp tidak khawatir bahwa kami akan melarikan diri atau melanggar aturan kamp. Satu serdadu saja akan mengawasi 20 atau 25 saudari, meskipun, sebenarnya, kamilah yang mengawasi dia! Jika ada yang datang, kami akan membangunkan dia supaya dia tidak dihukum karena ketiduran sewaktu bertugas. Sementara ia tidur, kami membahas topik-topik rohani saat beristirahat. Pengaturan itu menguntungkan kami maupun dia.
”Menjelang akhir tahun 1959, saya dan beberapa saudari dikirim ke kamp berpenjagaan sangat ketat. Kami dimasukkan ke sel dingin dengan jendela tanpa kaca. Kami tidur di atas papan pada malam hari dan bekerja pada siang hari. Kalangan berwenang menugasi kami untuk menyortir sayuran, dan mereka mengamati perilaku kami. Segera, setelah merasa yakin bahwa kami tidak mencuri seperti para tahanan lain, mereka memberi kami jerami untuk alas tidur dan memasang kaca di jendela. Kami berada di sana selama setahun, dan setelah itu semua saudari dikirim ke kamp berpenjagaan kurang ketat di Irkutsk.
”Di kamp ini ada sekitar 120 saudari. Kami ditahan di sana selama satu tahun tiga bulan. Musim dingin pertama sangat dingin dan banyak salju. Kami melakukan pekerjaan fisik yang berat di sebuah kilang kayu. Para mandor sering menggeledah kami untuk mencari lektur. Tampaknya, inilah satu-satunya cara mereka untuk mengisi waktu. Kami sudah belajar keterampilan menyembunyikan lektur kami, kadang-kadang teramat cermat. Pernah, saya dan Vera menyembunyikan potongan kertas dengan ayat harian sedemikian cermatnya sehingga kami tidak bisa menemukannya dalam jaket kerja kami. Namun, seorang mandor menemukannya, lalu saya dan Vera dimasukkan ke sel terpisah selama lima hari. Udara di luar di bawah nol derajat Celsius, dan tembok-tembok selnya yang tanpa alat pemanas itu tertutup embun beku.
”Ada rak-rak semen sempit di sel yang hanya cukup besar untuk duduk. Sewaktu sangat kedinginan, kami menyandarkan kaki kami ke tembok, duduk saling membelakangi, dan tertidur dalam posisi itu. Sewaktu tiba-tiba terbangun, kami akan melompat-lompat karena takut mati beku selagi tidur. Kami diberi segelas air panas dan roti hitam seberat 300 gram setiap hari. Meskipun begitu, kami senang karena Yehuwa memberi kami ”kuasa yang melampaui apa yang normal”. (2 Kor. 4:7) Saudari-saudari sangat baik hati terhadap kami ketika tiba saatnya kami kembali ke barak. Mereka sebelumnya menyiapkan makanan hangat dan memanaskan air supaya kami bisa mandi.”
”BISA RUKUN DENGAN ORANG-ORANG LAIN”
Zinaida melanjutkan, ”Tidak mudah untuk mengabar di kamp ini, karena hanya ada sedikit tahanan dan semuanya mengenal Saksi. Prinsip di balik 1 Petrus 3:1 cocok untuk situasi ini. Kami menyebutnya mengabar tanpa kata. Kami menjaga barak kami tetap bersih serta rapi dan bersikap bersahabat serta akrab terhadap satu sama lain. (Yoh. 13:34, 35) Selain itu, kami mempunyai hubungan baik dengan para non-Saksi. Kami berupaya membawakan diri menurut Firman Allah dan tanggap akan kebutuhan orang lain. Kadang-kadang, kami akan membantu seorang non-Saksi dengan berbagai cara. Seorang saudari, misalnya, dengan rela membantu para tahanan lain yang membutuhkan bantuan untuk membuat hitungan matematika. Banyak orang sadar bahwa Saksi-Saksi Yehuwa berbeda dari penganut agama lain.
”Pada tahun 1962, kami dipindahkan dari kamp di Irkutsk dan dibawa ke kamp di Mordvinia. Di sini pun kami berupaya berpenampilan rapi serta menjaga higiene pribadi yang baik. Tempat tidur kami selalu bersih dan dibereskan dengan rapi. Sekitar 50 tahanan tinggal di barak kami, sebagian besar saudari-saudari. Hanya para saudari yang membersihkan barak, karena tahanan lain tidak suka melakukan pekerjaan demikian. Lantai barak selalu dipel serta dilicinkan dengan pasir, dan pihak administrasi kamp memberi kami barang-barang yang diperlukan. Para biarawati yang berada bersama kami di barak menolak untuk membersihkan dan kaum intelektual enggan, maka kebersihan di barak sebagian besar bergantung pada kerja keras kami. Setiap kali salah seorang saudari kita dibebaskan, dalam laporan tentang tingkah lakunya dicantumkan bahwa ia ’mudah menyesuaikan diri dan bisa rukun dengan orang-orang lain’.”
BUNGA-BUNGA TINGGI MEMBERIKAN PERLINDUNGAN YANG AMAN
”Sekali peristiwa,” kata Zinaida, ”beberapa saudari menulis surat ke rumah untuk meminta bibit bunga yang bermahkota besar. Kami memberi tahu pihak administrasi bahwa kami ingin menanam bunga-bunga yang cantik dan menanyakan apakah tanah hitam yang subur boleh dibawa ke kamp untuk tujuan itu. Kami terkejut ketika mereka dengan antusias menyetujuinya. Kami membuat taman bunga di sepanjang barak dan membuat deretan-deretan panjang penuh dengan bunga. Segera, di kamp tumbuh gugusan mawar bercabang panjang yang rimbun, bunga anyelir, dan bunga lainnya yang indah serta, yang lebih penting lagi, tinggi. Taman bunga di tengah penuh dengan bunga dahlia yang semarak dan gugusan rimbun bunga aster berwarna-warni yang tinggi. Kami berjalan di sana, mempelajari Alkitab di balik bunga-bunga, dan menyembunyikan lektur di semak-semak mawar yang rimbun.
”Perhimpunan diadakan sambil kami berjalan. Kami mengorganisasi diri dalam kelompok-kelompok, masing-masing terdiri atas lima saudari. Setiap saudari menghafal sebelumnya satu di antara lima paragraf sebuah publikasi Alkitab. Lalu, setelah doa pembukaan, kami secara bergiliran menyampaikan di luar kepala paragraf yang ditugaskan, kemudian membahasnya. Setelah doa penutup, kami berjalan lagi. Majalah Menara Pengawal kami dibuat dalam bentuk buku mungil [seperti yang terlihat pada foto di halaman 161]. Setiap hari kami belajar sesuatu, khususnya ayat harian, dan mengulangi di luar kepala paragraf-paragraf untuk perhimpunan, yang kami adakan tiga kali seminggu. Bukan itu saja, kami berupaya menghafal seluruh pasal dalam Alkitab dan mengulanginya kepada satu sama lain untuk menguatkan diri kami. Dengan cara itu, kami tidak terlalu khawatir jika lektur kami kebetulan disita sewaktu ada penggeledahan oleh kalangan berwenang.
”Meskipun pihak administrasi kamp berupaya mencari tahu dari tahanan lain bagaimana kegiatan kami diorganisasi di kamp, banyak tahanan bersimpati kepada kami. Bersama kami di barak, ada Olga Ivinskaya, rekan Boris Pasternak, penyair dan penulis terkenal yang mendapat Hadiah Nobel untuk Kesusastraan. Ia seorang penulis, dan karena menyukai kami, ia senang melihat betapa bagusnya Saksi diorganisasi. Yehuwa memberi kami hikmat, khususnya agar kami dapat memiliki makanan rohani di kalangan kami sendiri.”—Yak. 3:17.
”CUKUP SUDAH!”
”Lektur sampai ke tangan kami dengan berbagai cara,” lanjut Zinaida. ”Sering kali, tampak jelas bahwa Yehuwa sendiri mengawasi proses tersebut, sebagaimana telah Ia janjikan, ’Aku tidak akan membiarkan engkau atau meninggalkan engkau.’ (Ibr. 13:5) Kadang-kadang, Ia sekadar membutakan mata para penjaga. Sekali peristiwa pada musim dingin, sewaktu rombongan kerja kami memasuki kamp melalui gerbang, para penjaga menggeledah kami seperti biasa dengan menyuruh kami menanggalkan semua pakaian. Saya datang terakhir, membawa lektur baru di balik dua celana.
”Karena cuaca dingin, saya memakai baju berlapis-lapis seperti bawang merah! Mula-mula, mandor wanita menggeledah jaket musim dingin saya, lalu jaket tebal tanpa lengan di bawahnya. Saya memutuskan untuk berlama-lama dengan harapan ia akan bosan. Pelan-pelan saya membuka satu baju hangat, lalu satu lagi. Sementara ia menggeledah baju-baju tersebut dengan teliti, saya berlambat-lambat membuka beberapa syal, lalu satu rompi, satu blus, dan blus lain. Masih ada dua celana dan sepatu bot kulit. Pelan-pelan saya membuka satu sepatu, lalu yang satunya dan sama pelannya, mulai menanggalkan celana pertama. Kemudian saya berpikir, ’Apa yang harus saya lakukan sekarang? Jika saya disuruh menanggalkan celana kedua, saya harus lari dan melemparkan lektur itu kepada para saudari.’ Segera setelah saya menanggalkan celana yang pertama, mandor wanita itu dengan kesal berteriak, ’Cukup sudah! Keluar dari sini!’ Saya cepat-cepat berpakaian dan lari ke kamp.
”Dari mana kami memperoleh lektur? Para saudara akan meninggalkan lektur di tempat yang disetujui sebelumnya, dan kami bergantian mengambil serta membawanya ke kamp. Setelah sampai di kamp, lektur kami sembunyikan di tempat aman, yang kami ubah dari waktu ke waktu. Lektur juga terus digandakan dengan tangan dan disembunyikan. Kami bekerja di bawah selimut diterangi cahaya lampu jalan yang masuk melalui jendela; kami membiarkan cahaya melewati celah selimut. Kami selalu menyibukkan diri agar tidak terbuang satu menit pun. Bahkan sewaktu pergi ke bangsal makan, kami masing-masing membawa selembar kertas bertuliskan satu ayat.”
”WAKTUMU SUDAH TIBA”
Pada tahun 1965, pemerintah Soviet di luar dugaan mengeluarkan perintah khusus untuk membebaskan semua Saksi yang telah diasingkan ke Siberia dari tahun 1949 hingga tahun 1951. Namun, kebanyakan saudara-saudari tidak diizinkan kembali ke tempat tinggal mereka yang semula. Mereka yang tidak ingin terus tinggal di Siberia memutuskan untuk pindah ke daerah yang lebih membutuhkan bantuan dalam pelayanan.
Magdalina Beloshitskaya mengatakan, ”Kami tinggal dalam pengasingan di Siberia selama hampir 15 tahun. Pada musim dingin, suhu bisa mencapai minus 60 derajat Celsius, dan pada musim panas kumpulan lalat pikat serta nyamuk berdatangan dan menyerang bahkan biji mata kami. Kami bertahan mengalami segala sesuatu dengan bantuan Yehuwa. Tetapi, sungguh menakjubkan bahwa kami dapat menaburkan benih kebenaran di daerah Siberia yang dingin itu! Setiap bulan selama 15 tahun, kami menandatangani pernyataan di kantor pengawas, yang mengatakan bahwa kami tidak akan mencoba melarikan diri dari tempat pengasingan. Sang pengawas kadang-kadang datang dan bermalam di rumah kami. Pada kesempatan seperti itu, ia akan khusus bersikap ramah terhadap kami, mengajukan banyak pertanyaan tentang Alkitab dan apa yang diperlukan untuk dapat menghayati ajarannya. Ia akan menanyakan apa yang memotivasi kami menempuh jalan hidup ini padahal kami tahu bahwa sebagai akibatnya kami bakal dianiaya. Suatu waktu, kami bertanya kepadanya apakah ada harapan bagi kami untuk dibebaskan dari kamp. Ia membuka telapak tangannya dan bertanya, ’Apakah bisa diharapkan rambut tumbuh di sini?’
”’Tidak,’ jawab saya.
”’Begitu juga dengan kondisi kalian,’ lanjutnya. Kemudian, setelah berpikir sejenak, ia menambahkan, ’Maksudnya, kalau Allah kalian tidak berbuat sesuatu atau mengadakan mukjizat bagi kalian.’
”Pada suatu hari di musim panas tahun 1965, saya pergi ke stasiun kereta api untuk mengeposkan surat. Karena melihat saya dari jauh, sang pengawas berteriak, ’Magdalina, kau mau ke mana tanpa izin?’
”’Saya tidak ke mana-mana,’ sahut saya, ’saya hanya mengeposkan surat.’ Lalu, ia menghampiri saya dan mengatakan, ’Kamu akan dibebaskan hari ini. Waktumu sudah tiba.’ Lalu, ia menatap saya dengan penuh arti, seolah-olah mau mengatakan, ’Allah telah membebaskan kamu!’ Saya hampir tidak percaya!
”Kami bebas pergi ke mana saja di Uni Soviet kecuali pulang ke tempat tinggal yang lama. Suara Yehuwa seakan-akan terdengar mengatakan, ’Berpencarlah, dan mengabar. Inilah waktunya, jangan menunda-nunda, jadi kalian berpencarlah.’ Andaikan diizinkan pulang ke rumah, banyak di antara kami akan senang menetap lagi di kampung halaman kami. Tetapi karena tidak diizinkan, kami masing-masing pergi ke tempat yang baru. Keluarga kami memutuskan untuk menetap di Pegunungan Kaukasus.”
Ribuan Saksi tersebar di seluruh Uni Soviet. Pada tahun yang sama dalam suatu konferensi pemerintah, seorang pejabat bertanya dengan bingung, ”Siapa yang dapat menjelaskan kepada saya bagaimana sekte Yehovis ini berada di kota baru kita, yang baru saja dibangun oleh para relawan muda? Sebuah kota yang baru dan bersih, dan tiba-tiba sekte Yehovis ini muncul!” Kalangan berwenang tidak tahu harus berbuat apa lagi terhadap Saksi. Tidak seorang pun dapat mencegah Allah menepati janji-Nya untuk memenuhi bumi ”dengan pengetahuan akan Yehuwa”.—Yes. 11:9.
”KALIAN PUNYA ’AIR SUCI’”
Para Saksi dikirim ke kamp penjara karena kegiatan mengabar mereka. Nikolai Kalibaba, yang mendekam selama bertahun-tahun di kamp seperti itu, mengenang, ”Empat dari kami dikirim ke kamp penjara di desa Vikhorevka, Oblast Irkutsk, di mana sudah ditahan sekitar 70 saudara. Sama sekali tidak ada persediaan air minum; satu-satunya pipa air tersambung dengan sistem pembuangan limbah, jadi airnya sangat berbahaya untuk diminum. Makanan juga tidak layak dikonsumsi, tetapi Yehuwa membantu kami. Di kamp ini, tidak ada yang mau bekerja kecuali Saksi. Kami adalah pekerja yang baik. Segera pihak administrasi melihat hal ini, dan kami ditugasi bekerja di luar zona kamp. Kami bisa membawa pulang air dalam ember. Banyak tahanan datang kepada kami dan mengatakan, ’Kami dengar kalian punya ”air suci”. Bagi dong kami setengah gelas saja.’ Tentu, kami memberi mereka air.
”Di kalangan para tahanan, ada orang yang berhati baik. Beberapa di antaranya adalah mantan pencuri dan pelaku kriminal lain. Mereka belajar kebenaran dan menjadi Saksi Yehuwa. Ada juga yang memang antipati terhadap kebenaran dan secara terang-terangan menentang kami. Tetapi pernah, sewaktu seorang penceramah datang ke kamp untuk memberikan ceramah yang menentang Saksi-Saksi Yehuwa, para tahanan tersebut membela kami dan mengatakan bahwa ceramah itu memfitnah Saksi.”
”KAMI AKAN MENDATANGI KALIAN SECARA BERKELOMPOK”
Sambil memohonkan hikmat dari Yehuwa, para saudara selalu memikirkan cara memanfaatkan situasi mereka untuk memajukan kepentingan Kerajaan. Nikolai melanjutkan, ”Kami mendengar bahwa kami akan segera dipindahkan ke kamp lain, tidak jauh dari Moskwa, di Mordvinia. Sebelum keberangkatan kami, sesuatu yang menarik terjadi. Tak disangka-sangka, beberapa perwira dan mandor yang telah menjaga Saksi-Saksi Yehuwa selama beberapa tahun, menemui kami dan mengatakan, ”Kami ingin meminta kalian menyanyikan lagu-lagu kalian dan menceritakan lebih banyak tentang kepercayaan kalian. Kami akan mendatangi kalian secara berkelompok, terdiri dari 10 sampai 20 orang, mungkin lebih banyak lagi.’
”Karena takut akan apa yang bisa terjadi atas kami dan juga atas mereka sendiri, mereka mengatakan akan mengorganisasi para penjaga untuk mengawasi tempat pertemuan yang sudah diatur. Kami mengatakan bahwa karena kami lebih berpengalaman dalam menangani hal-hal seperti itu, kami juga akan menugasi penjaga dari pihak kami. Para penjaga mereka juga berjaga-jaga seperti cara kami: Serdadu-serdadu berdiri pada jarak tertentu di antara rumah jaga dan tempat pertemuan kami. Dapatkah Saudara membayangkan kejadian ini? Sekelompok Saksi menyanyikan lagu di hadapan sekelompok perwira dan mandor, dan setelah itu seorang saudara menyampaikan khotbah pendek tentang topik Alkitab. Kami seolah-olah berada di Balai Kerajaan Saksi-Saksi Yehuwa! Begitulah caranya kami mengadakan beberapa perhimpunan bersama kelompok peminat ini. Kami melihat bagaimana Yehuwa memedulikan bukan kami saja melainkan orang-orang yang tulus ini juga.
”Kami membawa banyak majalah dari kamp ini ke kamp di Mordvinia,” kata Nikolai. ”Banyak Saksi ditahan di sana. Para saudara memberi saya sebuah koper dengan dua laci rahasia di sisinya untuk menyembunyikan lektur. Segala sesuatu dilakukan sedemikian rupa sehingga ketika digeledah, koper itu tidak menarik perhatian yang tidak perlu dari para mandor. Di kamp Mordvinia, kami digeledah dengan sangat teliti. Seorang mandor mengambil koper saya dan berteriak, ’Wah, berat sekali koper ini! Pasti ada banyak harta!’ Dengan tidak terduga-duga, ia menaruh koper saya beserta barang lainnya ke samping lalu mulai menggeledah barang orang lain. Setelah penggeledahan itu, mandor lain berkata, ’Ambil kopermu itu dan pergi!’ Koper saya tidak digeledah, jadi saya membawa ke dalam barak persediaan makanan rohani yang baru, yang sangat dibutuhkan.
”Bukan itu saja, tetapi lebih dari satu kali saya membawa risalah yang ditulis tangan dalam bot saya. Karena kaki saya besar, selalu ada cukup ruang di bot saya untuk menyimpan banyak lembaran kertas. Saya menyelipkannya di bawah sol bagian dalam dan sengaja menaruh banyak minyak gemuk di sekeliling sepatu. Minyak gemuk ini sangat licin dan baunya menyengat, jadi mandor selalu menjauh dari bot saya.”
”PARA MANDOR MENGAWASI KAMI, DAN SAYA MENGAWASI MEREKA”
Nikolai melanjutkan, ”Di kamp Mordvinia, para saudara menugasi saya untuk mengawasi penggandaan lektur Alkitab. Salah satu tanggung jawab saya adalah mengawasi mandor agar saudara-saudara yang menyalin lektur dengan tangan dapat segera menyembunyikan segala sesuatu. Para mandor mengawasi kami, dan saya mengawasi mereka. Ada beberapa mandor, yang karena bertekad untuk menangkap basah kami, akan memasuki barak secara mendadak dan berulang-ulang. Paling sulit mengawasi mandor yang seperti ini. Yang lain-lain akan datang ke barak satu kali sehari. Mereka lebih toleran dan tidak merepotkan kami.
”Selama melakukan penggandaan ini, kami menyalin dari kopi asli, yang disembunyikan di tempat-tempat yang aman. Beberapa salinan asli disembunyikan di tungku, bahkan di tungku di kantor administrator kamp. Saudara-saudara yang melakukan pembersihan bagi sang administrator telah membuat ruang khusus dalam tungku, lalu kami menyimpan banyak salinan asli yang berharga dari majalah Menara Pengawal di sana. Tidak soal seberapa teliti para mandor menggeledah kami, salinan asli selalu aman di kantor administrator.”
Para saudara menjadi ahli dalam menyembunyikan lektur. Tempat yang disukai adalah di bingkai jendela. Para saudara bahkan belajar menyembunyikan lektur di tabung pasta gigi. Hanya dua atau tiga saudara yang tahu di mana yang aslinya disimpan. Jika ada kebutuhan, salah seorang di antara mereka akan mengambil yang asli dan setelah membuat salinan tangan, kopi aslinya akan dikembalikan ke tempatnya. Dengan cara ini, yang asli selalu berada di tempat yang aman. Kebanyakan saudara menganggap pekerjaan menggandakan sebagai hak istimewa, meskipun berisiko dikirim ke sel khusus selama 15 hari. Viktor Gutshmidt mengenang, ”Dari masa sepuluh tahun di kamp, saya menghabiskan sekitar tiga tahun dalam sel khusus.”
MENARA PENGAWAL SARANG LABAH-LABAH
Para saudara mulai menyadari bahwa rupanya pihak administrasi kamp telah mengembangkan suatu sistem khusus untuk menggeledah dan menyita lektur Alkitab dari Saksi. Beberapa perwira sangat rajin dalam hal ini. Ivan Klimko menceritakan, ”Suatu waktu di Kamp Mordvinia 19, serdadu-serdadu yang disertai anjing membawa para saudara menjauh dari daerah kamp dan mengadakan penggeledahan yang cermat. Setiap Saksi dilucuti bajunya, sampai-sampai ke rombengan kain yang menutupi kaki. Tetapi, para saudara telah merekatkan beberapa halaman yang ditulis tangan ke telapak kaki mereka, yang luput dari pengamatan. Mereka juga telah membuat buku mungil yang mereka sisipkan di antara jari-jari tangan. Sewaktu para penjaga menyuruh semua mengangkat tangan, buku kecil itu ikut di antara jari-jari mereka, dan lagi-lagi, beberapa di antaranya lolos.”
Ada cara-cara lain lagi untuk melindungi makanan rohani. Aleksey Nepochatov mengatakan, ”Beberapa saudara sanggup memproduksi apa yang mereka juluki tulisan sarang labah-labah. Sebuah mata pena dibuat sangat runcing, dan setiap garis di buku catatan dapat memuat tiga atau empat baris. Kotak korek api dapat memuat lima atau enam kopi salinan Menara Pengawal yang ditulis halus ini. Untuk melakukannya, seorang perlu mempunyai mata yang tajam dan mampu bekerja dengan ulet. Setelah lampu dipadamkan dan semua orang pergi tidur, saudara-saudara akan menulis di bawah selimut. Satu-satunya penerangan yang tersedia hanyalah dari bola lampu yang cahayanya nyaris redup di pintu masuk barak. Pekerjaan ini, jika dilakukan selama beberapa bulan, dapat merusak penglihatan. Kadang-kadang, seorang penjaga memperhatikan, dan jika ia bersimpati kepada kami, ia akan mengatakan, ’Masih terus menulis, ya—kapan kamu tidur?’”
Saudara Klimko mengenang, ”Pada suatu waktu, kami kehilangan banyak lektur dan bahkan Alkitab. Semuanya disembunyikan di kaki palsu seorang saudara. Setelah memaksa saudara itu melepaskan kaki palsunya, para penjaga menghancurkannya. Mereka mengambil foto dari halaman yang berserakan dan menerbitkannya di koran kamp. Namun, hal ini ada gunanya karena lagi-lagi memperlihatkan kepada banyak orang bahwa kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa itu semata-mata bersifat agama. Setelah penemuan ini, administrator kamp yang merasa bangga akan keberhasilannya berkata kepada saudara-saudara itu, ’Ada Armagedon untuk kalian!’ Namun, keesokan harinya, ada yang melaporkan kepadanya bahwa Saksi-Saksi Yehuwa sedang berhimpun bersama, menyanyikan lagu, dan membaca seperti biasanya.”
PERBINCANGAN DENGAN JAKSA AGUNG
Pada akhir tahun 1961, jaksa agung Republik Sosialis Federasi Soviet Rusia datang menginspeksi kamp di Mordvinia. Sambil berjalan melewati kamp, ia masuk ke barak tempat para Saksi. Jaksa agung mengizinkan saudara-saudara mengajukan beberapa pertanyaan. Viktor Gutshmidt mengenang, ”Saya bertanya, ’Menurut Bapak, apakah agama Saksi-Saksi Yehuwa itu berbahaya bagi masyarakat Soviet?’
”’Tidak, saya kira tidak,’ jawab jaksa agung itu. Tetapi, belakangan dalam perbincangan itu, ia tanpa disadari berkata, ’Pada tahun 1959 saja, Oblast Irkutsk menganggarkan dana sebesar lima juta rubel untuk menangani Saksi.’
”Melalui komentarnya ini, ia memaksudkan bahwa kalangan berwenang sudah mengenal siapa kami sebenarnya, karena lima juta rubel anggaran Negara untuk dana kamp penjara telah dihabiskan untuk mencari tahu siapa Saksi-Saksi Yehuwa itu sebenarnya. Dana ini besar sekali. Pada waktu itu, lima ribu rubel sudah cukup untuk membeli sebuah mobil bagus atau rumah mewah. Kalangan berwenang di Moskwa pastilah sudah tahu bahwa Saksi-Saksi Yehuwa bukanlah warga yang berbahaya.
”Jaksa agung itu melanjutkan, dengan berkata, ’Jika kami memberi tahu masyarakat Soviet agar menindak Saksi semau mereka, kalian akan disikat habis oleh mereka.’ Yang ia maksudkan adalah bahwa masyarakat Soviet bersikap negatif terhadap Saksi. Komentarnya itu jelas memperlihatkan bahwa jutaan orang telah dipengaruhi oleh propaganda ateis dan paham Komunis.
”Lalu kami menjawab, ’Bapak akan melihat keadaan yang sebenarnya jika Saksi mengadakan kebaktian dari Moskwa sampai Vladivostok.’
”’Mungkin ada setengah juta orang yang berpihak kepada kalian, tetapi yang lainnya masih berpihak kepada kami,’ katanya.
”Perbincangan kami dengan jaksa agung berakhir di situ. Ia hampir benar. Kini, lebih dari 700.000 orang menghadiri perhimpunan Saksi-Saksi Yehuwa di seluruh daerah negeri bekas Uni Soviet. Di sana, orang mendengarkan kebenaran yang murni dari Alkitab ketimbang mendengarkan propaganda.”
”KALIAN MEMBUAT RESOR BAGI SAKSI”
Viktor melanjutkan, ”Pihak administrasi kamp memperlihatkan kepada jaksa agung semua bunga serta pohon yang ditanam oleh Saksi dan juga paket yang mereka terima serta disimpan di barak tanpa ada yang mencurinya. Ia mengamati segala sesuatu dengan penuh keheranan. Namun, belakangan kami mendengar bahwa jaksa tersebut telah memerintahkan pihak administrasi kamp untuk membabat semua bunga dan pohon. Ia mengatakan kepada sang administrator kamp, ’Kalian membuat resor bagi Saksi sebaliknya dari kamp kerja paksa.’ Ia juga melarang Saksi menerima paket dan menutup kios makanan tempat Saksi diperbolehkan membeli makanan tambahan.
”Namun, betapa senangnya saudara-saudara karena sang administrator tidak menjalankan semua perintah itu. Misalnya, para saudari masih diizinkan menanam bunga seperti semula. Pada musim gugur, mereka memotong bunga-bunga itu dan membuat karangan besar yang mereka berikan kepada para petugas kamp beserta anak-anak mereka. Khususnya, sangat menyenangkan untuk melihat anak-anak menemui orang tua di rumah jaga, mengambil bunga mereka, lalu berlari ke sekolah dengan ceria. Mereka sayang kepada para Saksi.”
Viktor mengenang, ”Suatu hari pada awal tahun 1964, seorang mandor yang saudara lelakinya bekerja untuk KGB memberi tahu kami bahwa sebuah kampanye besar-besaran sedang diorganisasi oleh Negara untuk menentang Saksi-Saksi Yehuwa. Tetapi, pada pengujung tahun itu, Nikita Khrushchev tiba-tiba dicopot dari tugasnya sebagai kepala Negara, dan gelombang penindasan mereda.”
LAGU KERAJAAN DI KAMP BERPENJAGAAN SANGAT KETAT
Pada tahun 1960-an, sebuah kamp berpenjagaan sangat ketat di Mordvinia mengizinkan para tahanan menerima paket hanya sekali setahun, dan itu pun dianggap sebagai ’hadiah khusus’. Penggeledahan selalu dilakukan. Jika seseorang kedapatan memiliki ayat Alkitab pada secarik kertas, baik itu pria maupun wanita, ia akan dijebloskan ke dalam sel khusus selama sepuluh hari. Selain itu, para tahanan di kamp ini menerima lebih sedikit makanan dibanding di berbagai kamp lainnya. Pekerjaan di kamp berpenjagaan sangat ketat juga lebih berat; para Saksi harus menggali tunggul pohon yang sangat besar. Aleksey Nepochatov mengatakan, ”Sering kali, kami sudah kehabisan tenaga. Tetapi, kami tetap waspada dan tidak menyerah. Satu cara para saudara mempertahankan semangat mereka ialah dengan menyanyikan lagu-lagu Kerajaan. Kami membuat paduan suara pria dengan beraneka nada, yang meskipun tanpa suara wanita, luar biasa merdunya. Lagu-lagu ini tidak hanya menyukakan hati Saksi, tetapi bahkan para perwira, yang meminta saudara-saudara untuk menyanyi selama jam kerja. Suatu waktu, ketika sedang menebang pohon, kami didatangi pengawas konvoi dan ia mengatakan, ’Nyanyikan beberapa lagu. Ini permintaan pribadi dari komandan divisi!’
”Komandan itu sudah sering kali mendengar para saudara menyanyikan lagu-lagu Kerajaan. Permintaan lagu ini tepat waktu, karena kami sedang sangat kelelahan. Dengan riang kami mulai memuliakan Yehuwa dengan suara kami. Biasanya, jika kami bernyanyi di kamp, istri para perwira akan keluar dari rumah yang bersebelahan dengan kamp, sambil berdiri di beranda, dan mendengarkan untuk waktu yang lama. Mereka khususnya senang dengan syair lagu nomor 6, ’Biar Bumi Memberi Pujian’, dari sebuah buku nyanyian yang lama. Lagu itu memuat banyak kata yang indah dan melodi yang sangat enak didengar.”
IA TIBA DI ”NEGERI LAIN”
Bahkan dalam situasi yang sama sekali tak terduga, nyatalah siapa Saksi-Saksi Yehuwa itu sebenarnya. Viktor Gutshmidt mengenang, ”Pada akhir seminggu bekerja, sewaktu kami sedang duduk-duduk di taman, beberapa peralatan listrik yang mahal tiba di kamp tempat kami ditahan. Sopir yang mengantar barang itu bukan saudara rohani kita melainkan tahanan dari kamp kami, dan manajer pembelian yang menyertainya berasal dari kamp lain. Karena gudang sudah tutup dan pengawas gudang sedang cuti, Saksi-Saksi diminta untuk menerima kiriman barang itu dan menurunkannya.
”Peralatan tersebut kami turunkan dan tumpukkan di sebelah gudang tidak jauh dari barak tempat saudara-saudara tinggal. Manajer pembelian sangat waswas untuk menyerahkan barang ini tanpa bukti penerimaan yang ditandatangani oleh manajer gudang. Tetapi, sang sopir meyakinkan dia, ’Jangan takut. Di sini, tidak seorang pun akan menyentuh barang-barang itu. Anda tiba di ”negeri lain”. Lupakan apa yang terjadi di luar kamp. Di tempat ini, Anda bisa melepaskan jam tangan di mana saja, dan besok Anda akan menemukannya di tempat yang sama.’ Manajer pembelian itu berkukuh bahwa karena bernilai setengah juta rubel, barang itu tidak bisa ia tinggalkan begitu saja tanpa bukti tanda terima.
”Tak lama kemudian, pihak administrasi kamp tiba, mendesak agar truk itu meninggalkan kamp. Salah seorang petugas mengatakan kepada manajer pembelian agar meninggalkan saja faktur dan mengambilnya besok. Dengan berat hati, ia pergi. Keesokan paginya, ia kembali dan meminta izin untuk memasuki kamp agar faktur itu ditandatangani, tetapi sang petugas menyerahkan faktur yang sudah ditandatangani.
”Belakangan, sang penjaga menceritakan kepada kami bahwa manajer pembelian itu hampir-hampir tidak mau meninggalkan kamp. Selama setengah jam, ia berdiri dan menatap gerbang lalu melihat ke dokumen, berpaling untuk berangkat, dan balik lagi ke gerbang lalu menatap lagi. Boleh jadi, baru untuk pertama kali dalam hidupnya ia mengalami hal seperti itu. Pengiriman barang berharga dilaksanakan dan faktur tanda terima ditandatangani tanpa kehadirannya, dan segala sesuatu dilakukan dengan jujur. Tetapi, yang paling menarik, hal ini terjadi justru di kamp kerja paksa berpenjagaan sangat ketat tempat para tahanan yang dicap ’pembangkang yang teramat berbahaya’ sedang menjalani hukuman. Ya, tidak soal bagaimana propaganda dilancarkan menentang Saksi, jika hal semacam itu terjadi, semua pengamat dapat memahami dengan jelas siapa Saksi-Saksi Yehuwa itu sebenarnya.”
”SEKARANG MEREKA SUDAH MENGABAR LAGI”
Pada tahun 1960, beberapa hari setelah saudara-saudara di kamp Mordvinia mendapati bahwa mereka bersama-sama, lebih dari seratus Saksi dipilih untuk dipindahkan ke Kamp 10, penjara khusus di desa dekat Udarnyy. Penjara ini merupakan tempat ”percobaan” untuk mendidik ulang para Saksi. Para tahanan di sana mengenakan seragam bergaris-garis sama seperti yang dipakai tahanan di kamp-kamp konsentrasi Nazi. Di samping berbagai macam pekerjaan lain, Saksi-Saksi harus menggali tunggul pohon-pohon besar di hutan. Mereka masing-masing dituntut menggali sedikitnya 11-12 tunggul setiap hari. Tetapi kadang-kadang, walaupun seluruh regu yang terdiri dari saudara-saudara bergotong-royong sepanjang hari, satu tunggul pohon ek raksasa saja tidak bisa digali. Mereka sering menyanyikan lagu Kerajaan untuk saling menyemangati. Sewaktu mendengar nyanyian mereka, administrator kamp kadang-kadang berteriak, ”Malam ini, kalian Saksi-Saksi tidak dapat makanan supaya kalian berhenti bernyanyi. Saya akan ajar kalian supaya biasa bekerja!” Seorang saudara di kamp ini mengenang, ”Tetapi, Yehuwa mendukung kami. Meskipun situasinya sulit, kami tetap sadar secara rohani. Kami selalu menyemangati diri kami dengan pikiran yang positif bahwa kami telah berpihak kepada Yehuwa dalam sengketa kedaulatan universal.”—Ams. 27:11.
Bersama beberapa tenaga ”pendidik” penjara, setiap sel mempunyai pendidik sendiri, seorang perwira militer yang berpangkat kapten atau lebih tinggi. Tujuan para perwira ini adalah membuat Saksi menyangkal iman. Jadi, siapa pun yang menyerah, yakni menyangkal iman, akan dibebaskan. Setiap bulan, para pendidik akan membuat laporan tentang tingkah laku dan sikap setiap Saksi, yang ditandatangani oleh beberapa petugas kamp. Namun, bagi setiap Saksi, mereka paling-paling bisa menulis, ”Tidak menanggapi upaya pendidikan ulang; tetap berkeras pada keyakinannya.” Ivan Klimko berkata, ”Saya mendekam di penjara ini selama enam dari jumlah vonis sepuluh tahun dan dikategorikan bersama saudara-saudara lain sebagai ’pembangkang kambuhan yang teramat berbahaya’. Seperti yang diberitahukan oleh para perwira kepada kami, kalangan berwenang sengaja membuat kondisi yang luar biasa sulit bagi para Saksi supaya bisa mengamati tingkah laku mereka.”
Iov Andronic, yang mendekam selama lima tahun di penjara ini, pernah bertanya kepada komandan kamp, ”Berapa lama kami akan berada di penjara ini?” Sambil menunjuk ke hutan, sang komandan menjawab, ”Sampai semua [mayat] kalian diusung ke sana.” Iov menceritakan, ”Kami diasingkan dari orang lain agar kami tidak mengabar. Mereka mengawasi kami dengan ketat. Bahkan jika ada di antara kami yang harus pergi ke tempat lain di kamp itu, kami selalu disertai seorang mandor. Beberapa tahun kemudian, sewaktu kami dipindahkan ke kamp berpenjagaan kurang ketat, beberapa tahanan non-Saksi melapor kepada pihak administrasi kamp, ’Saksi-Saksi Yehuwa menang. Kalian mengasingkan mereka, tetapi sekarang mereka sudah mengabar lagi.’”
SEORANG PERWIRA MENGENALI ALKITABNYA
Sangat sulit untuk membawa lektur ke Kamp 10, apalagi Alkitab. Bagi saudara-saudara, tampaknya nyaris mustahil bahwa Firman Allah bisa dibawa masuk ke penjara. Seorang saudara yang telah berada di penjara ini selama beberapa tahun mengatakan, ”Bagi Yehuwa, tidak ada yang mustahil. Allah mendengar doa kami. Kami meminta sedikit-dikitnya satu Alkitab untuk seratus Saksi di penjara ini, tapi ternyata kami mendapat dua!” (Mat. 19:26) Bagaimana hal ini bisa terjadi?
Seorang kolonel direkrut untuk menjadi tenaga pendidik di penjara. Tetapi, bagaimana seseorang yang tidak punya pengetahuan Alkitab dapat ”mendidik” Saksi-Saksi? Entah bagaimana, ia berhasil mendapatkan sebuah Alkitab yang sudah usang. Sebelum cuti, ia meminta seorang tahanan lansia, seorang penganut Baptis, untuk menjilid ulang Alkitab tersebut setelah para mandor diingatkan agar tidak menyitanya. Orang Baptis itu membanggakan diri kepada Saksi-Saksi bahwa ia telah menerima Alkitab, dan ia memperbolehkan mereka meminjam untuk dilihat-lihat. Sewaktu mendapatkan harta yang berharga ini, saudara-saudara segera melepaskan bagian-bagian Alkitab itu pada kelimannya dan halaman-halaman dibagikan kepada semua tahanan Saksi untuk disalin. Selama beberapa hari berikutnya, semua sel penjara Saksi diubah menjadi semacam ruang kerja penyalinan. Setiap halaman dibuat dua salinan tangan. Seorang saudara mengenang, ”Setelah semua halaman dijilid, kami ada tiga Alkitab! Kolonel itu mendapatkan Alkitabnya yang baru dijilid, dan kami mendapat dua salinannya. Satu digunakan untuk pembacaan, dan satunya lagi ditaruh ke dalam ’tempat penyimpanan’, yakni beberapa pipa yang berisi kawat listrik tegangan tinggi. Kami membuat tempat khusus di pipa-pipa ini. Para mandor takut bahkan untuk mendekati pipa-pipa itu, maka tidak seorang pun pernah menggeledah di sana. Tegangan tinggi menjadi penjaga yang dapat diandalkan untuk mengamankan perpustakaan kami.”
Namun, selama suatu penggeledahan, sang kolonel menemukan sebuah halaman dari Alkitab yang disalin tangan. Sewaktu menyadari apa yang telah terjadi, ia sangat kecewa dan berkata, ”Ini adalah bagian dari Alkitab yang saya sendiri bawa ke dalam kamp!”
MENYELENGGARAKAN PERINGATAN
Setiap tahun, para saudara berupaya menyelenggarakan Peringatan di kamp. Selama tahun-tahun mereka berada di sebuah kamp di Mordvinia, tak seorang saudara pun pernah absen dari peristiwa ini. Memang, pihak administrasi kamp berupaya mencegah Saksi menyelenggarakan Peringatan. Mereka tahu tanggal Peringatan, dan biasanya pada hari itu, mereka akan memobilisasi semua unit kamp untuk bersiaga penuh. Namun menjelang malam, para penjaga sudah kelelahan untuk mengawasi saudara-saudara secara ketat, karena tidak ada yang tahu di mana dan kapan persisnya Peringatan akan diselenggarakan.
Para saudara selalu berupaya mendapatkan anggur dan roti tidak beragi. Suatu waktu, sebuah regu penjaga menemukan lambang-lambang itu dalam sebuah laci pada hari Peringatan dan menyitanya. Belakangan, regu itu diganti oleh regu penjaga lain, dan saudara yang membersihkan kantor komandan regu itu berhasil mendapatkan kembali lambang-lambang tersebut dan meneruskannya kepada para saudara tanpa terlihat. Malam itu, para saudara menyelenggarakan Peringatan dengan lambang-lambangnya pada giliran jaga ketiga. Lambang-lambang itu khusus dibutuhkan karena di antara hadirin ada seorang saudara yang ambil bagian.
MENYELENGGARAKAN PERINGATAN DI KAMP WANITA
Kamp-kamp lainnya mengalami problem yang serupa. Valentina Garnovskaya mengenang betapa sangat sulitnya menyelenggarakan Peringatan di kamp wanita di Kemerovo. Ia berkata, ”Kamp ini menampung sekitar 180 saudari. Kami dilarang berkumpul bersama. Dalam sepuluh tahun, kami hanya berhasil menyelenggarakan Peringatan dua kali. Sekali waktu, kami memutuskan untuk menyelenggarakan Peringatan di kantor yang ditugaskan untuk saya bersihkan. Dengan senyap para saudari mulai berkumpul di sana, datang secara bertahap selama jangka waktu beberapa jam sebelum Peringatan dimulai. Sekitar 80 saudari berhasil datang. Kami menaruh roti tidak beragi dan anggur merah di atas meja.
”Kami putuskan untuk mulai tanpa nyanyian, jadi seorang saudari membuka dengan doa, dan segala sesuatu mulai dengan cara yang bermartabat serta penuh sukacita. Tetapi kemudian, terdengar bunyi-bunyi yang tidak diduga serta teriakan dan kami pun sadar bahwa para mandor sedang mencari kami. Tiba-tiba, kami melihat komandan unit kami sendiri mengintip dari jendela, meskipun jendela itu letaknya tinggi di atas lantai. Bersamaan waktu, ada gedoran keras di pintu, dan seseorang memerintahkan agar pintu dibuka. Para mandor berhamburan masuk dan menyeret saudari yang memberikan khotbah serta membawanya ke sel pengasingan. Seorang saudari lain dengan berani menggantikannya untuk melanjutkan khotbah, tetapi ia juga diseret ke luar. Langsung setelah itu, saudari ketiga berupaya melanjutkan khotbah, maka kami semua pun digiring ke ruang lain, dengan ancaman akan dijebloskan ke sel pengasingan. Di sana, kami mengakhiri Peringatan dengan menyanyikan sebuah lagu dan menutupnya dengan doa.
”Ketika kami kembali ke barak, para tahanan lain menyambut kami dengan kata-kata, ’Sewaktu kalian semua tiba-tiba menghilang, kami menyimpulkan bahwa Armagedon telah datang dan Allah sudah mengambil kalian ke surga dan meninggalkan kami di sini untuk dibinasakan!’ Para tahanan tersebut sudah berada bersama kami selama bertahun-tahun tanpa mau menerima kebenaran. Tetapi setelah kejadian ini, beberapa di antara mereka mulai mendengarkan.”
”KAMI BERKERUMUN RAPAT-RAPAT”
Sebuah kamp di Vorkuta menampung banyak Saksi dari Ukraina, Moldavia, daerah Baltik, dan republik lainnya di Uni Soviet. Ivan Klimko mengenang, ”Kala itu, musim dingin pada tahun 1948. Meskipun tidak memiliki lektur Alkitab, kami menulis di potongan kertas hal-hal yang kami ingat dari majalah-majalah lama dan menyembunyikannya agar tidak ketahuan oleh para mandor. Namun, mereka tahu bahwa kami memiliki kertas-kertas itu. Kami bakal digeledah dengan teliti untuk waktu yang lama. Pada hari-hari musim dingin, kami digiring ke luar dan disuruh berdiri dalam barisan lima-lima. Kami sering kali diabsen berulang-ulang. Tampaknya, mereka berharap kami akan menyerahkan kertas-kertas itu ketimbang berdiri di luar sewaktu cuaca sangat membeku. Seraya kami diabsen berulang-ulang, kami berkerumun rapat-rapat dan membahas suatu topik Alkitab. Pikiran kami selalu disibukkan dengan hal-hal rohani. Yehuwa membantu kami tetap memelihara integritas kepada-Nya. Beberapa waktu kemudian, para saudara bahkan berhasil membawa sebuah Alkitab ke dalam kamp. Kami membaginya menjadi beberapa bagian agar tidak seluruh Alkitab disita sewaktu penggeledahan.
”Di kalangan penjaga ada orang-orang yang bisa mengerti bahwa kamp penjara bukanlah tempat bagi Saksi-Saksi Yehuwa. Orang-orang yang baik hati ini membantu kami sebisa-bisanya. Kadang-kadang, hanya dengan sekadar ’menutup mata’ jika salah seorang di antara kami menerima paket. Biasanya, dalam setiap paket disembunyikan satu atau dua halaman Menara Pengawal. Lembaran-lembaran ini, yang beratnya hanya beberapa gram, jauh lebih berharga daripada berkilo-kilogram makanan. Secara fisik para Saksi selalu berkekurangan dalam setiap kamp, tetapi secara rohani kami berkelimpahan.”—Yes. 65:13, 14.
”IA AKAN MEMOTONG-MOTONGNYA MENJADI 50 BAGIAN!”
Para saudara mengadakan pelajaran Alkitab setiap minggu dengan orang-orang yang berminat akan kebenaran. Beberapa tahanan—bahkan mereka yang tidak berminat akan Alkitab—sudah tahu bahwa setelah pukul 19.00, pelajaran Alkitab akan diadakan di barak, dan mereka berupaya tidak berisik. Iov Andronic mengenang, ”Sudah jelas bahwa Yehuwa memelihara kami dan memajukan pekerjaan-Nya. Selain itu, kami berupaya memperlihatkan kasih Kristen terhadap satu sama lain dengan menerapkan prinsip-prinsip Alkitab. Misalnya, kami saling membagikan makanan yang kami terima dalam paket, suatu kebiasaan yang tidak lazim dilakukan di kamp.
”Di sebuah kamp, Mykola Pyatokha bertanggung jawab untuk membagikan makanan kepada para saudara. Seorang perwira KGB pernah berkata, ’Berikan sebuah permen kepada Mykola, dan ia akan memotong-motongnya menjadi 50 bagian!’ Memang, itulah yang dilakukan oleh para saudara. Kami membagi-bagikan apa pun yang kami terima di kamp, tidak soal apakah itu makanan jasmani atau rohani. Hal itu membantu kami dan menjadi kesaksian bagus bagi orang-orang yang tulus yang menanggapinya.”—Mat. 28:19, 20; Yoh. 13:34, 35.
BONUS UNTUK TINGKAH LAKU YANG BAIK
Para petugas kamp yang langsung menangani Saksi-Saksi Yehuwa di sebuah kamp menerima bonus hingga 30 persen gaji mereka. Mengapa? Viktor Gutshmidt menjelaskan, ”Seorang mantan kasir di kamp menceritakan tentang hal ini kepada saya. Ia mengatakan bahwa di kamp-kamp tempat banyak saudara kita ditahan, para petugas kamp diberi tahu agar jangan sampai naik darah atau mengumpat dan selalu berlaku sopan serta bijaksana. Untuk tingkah laku yang baik ini, mereka akan menerima tambahan gaji. Tujuannya adalah untuk memperlihatkan kepada semua orang bahwa bukan Saksi-Saksi Yehuwa saja yang bertingkah laku baik dan bahwa mereka sebenarnya tidak berbeda dari orang-orang lain. Jadi, para petugas dibayar agar bertingkah laku baik. Ada banyak petugas di kamp—tenaga medis, pekerja, akuntan, mandor—jumlah seluruhnya sekitar seratus orang. Tidak ada yang mau kehilangan kesempatan untuk mendapatkan uang ekstra itu.
”Pada suatu hari, seorang saudara yang bekerja di luar kamp mendengar seorang sipir kelompok mengumpat dengan suara keras. Keesokan harinya, saudara itu bertemu dengan dia di kamp dan berkata, ’Pasti seseorang di pos jaga telah membuat Anda sangat marah. Anda mengumpat dengan suara begitu keras!’ Petugas itu mengaku, ’Tidak ada, hanya sudah menumpuk semuanya sepanjang hari. Jadi, saya pergi ke luar kamp untuk melampiaskan kemarahan saya.’ Memang, bagi orang lain menjadi beban untuk bertingkah laku sama seperti Saksi-Saksi Yehuwa.”
MENGABAR DI BELAKANG KACA
Saudara-saudara memanfaatkan setiap kesempatan untuk memberikan kesaksian kepada orang lain, dan kadang-kadang upaya mereka diberkati dengan limpah. Nikolai Gutsulyak mengenang, ”Kami sering mendapatkan bahan makanan dari kios kamp. Setiap kali mendapat giliran untuk mengambil makanan, saya mencoba menyampaikan beberapa patah kata mengenai suatu topik Alkitab. Wanita yang melayani makanan di kios itu selalu mendengarkan dengan penuh perhatian dan pernah meminta agar saya membacakan sesuatu kepadanya. Tiga hari kemudian, seorang perwira memanggil saya ke pos. Ia menyuruh saya dan seorang Saksi lain untuk memasang kaca jendela di rumah komandan kamp.
”Dengan dikawal oleh serdadu-serdadu, saya dan saudara itu pergi ke kota. Setibanya di rumah komandan, pintu dibukakan oleh wanita yang bekerja di kios makanan. Rupanya, ia adalah istri sang komandan! Seorang serdadu berdiri di dalam, dan dua lainnya berdiri di jalan dekat jendela. Sewaktu kami disuguhi teh, wanita itu meminta kami untuk menceritakan lebih banyak tentang Alkitab. Pada hari itu, kami memasang kaca di jendelanya dan memberikan kesaksian yang saksama kepadanya. Pada akhir perbincangan kami, ia berkata, ’Anda tidak usah takut kepada saya. Orang tua saya juga takut kepada Allah sama seperti kalian.’ Ia membaca lektur kita secara sembunyi-sembunyi, tanpa sepengetahuan suaminya, yang membenci Saksi.”
”KEMBALI SAJA KE PEKERJAAN KALIAN”
Di kalangan yang berwenang, ada beberapa orang yang bersimpati terhadap Saksi-Saksi dan angkat suara membela mereka. Pada tahun 1970-an di Bratsk, Oblast Irkutsk, biro partai Komunis dari sebuah perusahaan perkayuan membuat keputusan untuk memecat semua pegawai mereka yang adalah Saksi Yehuwa. Kepada saudara-saudara itu dikatakan, ”Karena kalian tidak menyukai kalangan berwenang Soviet, pemerintah tidak akan mengurus kalian. Karena kalian menyukai Yehuwa, biar Dia yang mengurus kalian.” Para saudara yang dipecat itu memutuskan bahwa hal terbaik untuk dilakukan adalah mengabar secara terbuka; jadi mereka mulai bekerja dari rumah ke rumah. Di depan pintu yang dibukakan oleh seorang wanita, saudara-saudara itu memperkenalkan diri dan secara singkat menjelaskan tujuan mereka. Dari dapur terdengar suara seorang pria, ”Kau sedang berbicara dengan siapa? Suruh mereka masuk.” Sewaktu saudara-saudara itu sudah masuk, pria itu bertanya, ”Mengapa kalian tidak bekerja? Ini kan hari kerja.” Para saudara itu menjelaskan mengapa mereka sampai tidak bekerja.
Ternyata, pria itu adalah jaksa penuntut umum yang pulang ke rumah untuk makan siang. Dengan marah, ia menelepon dan menanyakan perusahaan apakah memang benar biro itu telah memecat semua Saksi Yehuwa. Setelah menerima jawaban yang mengiyakan, sang jaksa selanjutnya berkata, ”Atas dasar apa? Tidakkah kalian mengerti bahwa kalian melanggar hukum? Kalian tidak berhak melakukan hal ini! Saya perintahkan agar kalian kembali mempekerjakan Saksi dan membayar gaji kompensasi mereka untuk tiga bulan selama mereka tidak bekerja akibat keputusan kalian.” Sang jaksa meletakkan gagang telepon dan berpaling kepada saudara-saudara itu, sambil berkata, ”Besok, kembali saja ke pekerjaan kalian, dan teruslah bekerja di sana.”
”SAYA SUDAH MENYEMBUNYIKAN LEKTUR SEJAK TAHUN 1947”
Pada tahun 1970-an, para saudara telah menjadi terampil dalam menghasilkan, membagikan, dan menyembunyikan lektur. Namun kadang-kadang, timbul situasi yang mengharuskan untuk berpikir cepat. Grigory Sivulsky mengenang, ”Suatu waktu pada tahun 1976, rumah kami digeledah. Malam sebelumnya, saya teledor meletakkan beberapa laporan dan alamat saudara di bawah sebuah lemari berlaci-laci. Selama penggeledahan itu, agen KGB bekerja dengan penuh percaya diri, seolah-olah sudah tahu persis apa yang harus dicari dan di mana. Salah seorang agen KGB itu berkata kepada saya, ’Ambilkan tang dan obeng—kami mau membongkar sofa ini.’ Saya berdoa dan menjawab dengan suara tenang,
”’Andaikan kalian mendadak menggeledah kami sama seperti yang kalian lakukan di rumah Saksi-Saksi lain, kalian pasti telah menemukan sesuatu di rumah saya. Tetapi, hari ini kalian datang terlambat. Kalian tidak akan menemukan apa-apa.’
”’Jadi, semestinya kami menemukan apa?’ tanya agen itu.
”’Majalah Menara Pengawal dan Sedarlah! Tetapi hari ini, kalian tidak akan menemukan apa-apa.’
”Sambil memberikan peralatan yang mereka minta, saya berkata, ’Setelah selesai menggeledah, kalian harus memasang kembali sofa itu seperti semula.’
”Untuk sejenak, mereka termangu karena tidak tahu mau berbuat apa. Ketika melihat mereka ragu-ragu, saya menoleh ke salah satu di antara mereka, seorang pemuda, dan berkata, ’Menurut perkiraan saya, kamu menggeledah lektur Saksi-Saksi Yehuwa tidak lebih dari tiga tahun. Tetapi, saya sudah menyembunyikan lektur sejak tahun 1947. Kalian tidak perlu buang-buang waktu di sini; lektur ada di tempat yang aman.’
”Di luar dugaan saya, mereka pergi. Laporan dan alamat para saudara begitu mudah ditemukan sehingga siapa pun bisa mengambilnya.”
PERESTROIKA—WAKTU PERUBAHAN
Perestroika yang diumumkan pada tahun 1985 tidak langsung membuahkan hasil-hasil yang diharapkan. Di beberapa daerah, para Saksi masih divonis bersalah dan dijebloskan ke dalam penjara seperti sebelumnya. Namun demikian, pada tahun 1988, kantor cabang Jerman menulis surat ke kantor pusat, ”Pada awal tahun dinas, ada petunjuk di pihak kalangan berwenang bahwa mereka bersedia memberikan lebih banyak kebebasan kepada [saudara-saudara di USSR], sejauh menyangkut perhimpunan dan kemungkinan juga lektur, jika mereka mendaftar secara lokal. Di kebanyakan tempat, mereka dapat menyelenggarakan Peringatan tanpa gangguan apa pun. Mereka merasa bahwa sikap para pejabat terhadap mereka telah berubah secara drastis.”
Pada waktunya, saudara-saudara terlantik mengirimkan ke kantor cabang Jerman berbagai alamat pos dari saudara-saudara yang bersedia menerima paket makanan rohani. Selanjutnya, mereka akan meneruskan paket itu kepada para penatua yang akan memastikan bahwa semua akan menerima manfaat rohani. Pada bulan Februari 1990, ada sekitar 1.600 alamat pribadi yang digunakan untuk pengiriman makanan rohani sekali sebulan.
Pada tahun 1989, beberapa ribu Saksi dari Uni Soviet dapat menghadiri kebaktian khusus di Polandia. Yevdokia, seorang Saksi dari kota Naberezhnye Chelny, mengenang, ”Kami berdoa dengan khusyuk kepada Yehuwa agar kami dapat menghadiri kebaktian pertama kami yang sesungguhnya. Direktur perusahaan tempat saya bekerja, setelah mendengar bahwa saya akan ke luar negeri, berseru, ’Ah yang benar! Apakah Anda tidak melihat televisi? Perbatasan ditutup, dan siapa pun tidak diperbolehkan keluar!’
”Saya menjawab dengan penuh keyakinan, ’Perbatasan akan dibuka.’ Ternyata, itulah yang terjadi. Di pos pemeriksaan bea cukai di Brest, hanya Saksi-Saksi Yehuwa yang diizinkan lewat. Kami bahkan tidak digeledah, dan kami semua diperlakukan dengan sopan. Seorang non-Saksi mencoba berpura-pura sebagai delegasi kebaktian dan menerobos bersama kami. Namun, ia segera ketahuan oleh petugas bea cukai dan ditahan. Bagaimana mereka bisa tahu? Semua delegasi kebaktian berwajah ceria dan hanya membawa tas kecil di tangan mereka.”
SAMBUTAN HANGAT DI MOSKWA
Empat puluh tahun sudah berlalu sejak Saksi-Saksi Yehuwa mengajukan permohonan ke Moskwa untuk mendaftarkan kegiatan mereka pada tahun 1949. Kala itu, saudara-saudara tidak bisa memenuhi tuntutan pemerintah Stalin karena alasan hati nurani. Tetapi, pada tanggal 26 Februari 1990, ketua Komite Urusan Agama di Moskwa menerima delegasi Saksi-Saksi Yehuwa. Pertemuan itu juga dihadiri oleh dua wakil ketua dan tiga rekan mereka. Delegasi Saksi-Saksi Yehuwa terdiri dari 15 orang: 11 saudara dari Rusia dan republik lainnya di Uni Soviet, Milton Henschel dan Theodore Jaracz dari Brooklyn, serta Willi Pohl dan Nikita Karlstroem dari kantor cabang Jerman.
Sang ketua membuka pertemuan dengan kata-kata ini, ”Kami sangat senang bertemu dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Sebelum ini, banyak yang saya dengar tentang kalian, tetapi baru inilah pertama kalinya saya bertemu kalian. Kami siap untuk bertukar pikiran dalam semangat glasnost (keterbukaan).” Para saudara menyampaikan hasrat mereka untuk mendaftarkan kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet. Sang ketua melanjutkan, ”Kami senang mendengarnya, dan inilah waktu yang cocok. Segera akan datang musim semi, saat untuk bertanam. Jadi, kita dapat mengharapkan hasil yang baik dan buah-buah yang baik.”
Sewaktu ketua meminta para saudara memperkenalkan diri, nyatalah bahwa Saksi-Saksi Yehuwa ada di seluruh penjuru negeri itu mulai dari Kaliningrad hingga ke Timur Jauh. Seorang pengawas wilayah berkata, ”Saya mewakili empat sidang jemaat di Oblast Irkutsk. Tetapi, saya juga melayani Timur Jauh, Kray Khabarovsk dan Kray Krasnoyarsk,b serta Oblast Novosibirsk dan Oblast Omsk.” Sang ketua berseru, ”Daerah kalian luas sekali; lebih luas daripada daerah banyak bangsa!”
Seorang wakil ketua berkata, ”Kami perlu lebih memahami kepercayaan kalian, karena kami tidak mengerti beberapa di antaranya. Misalnya, dalam salah satu buku kalian dikatakan bahwa Allah akan membersihkan bumi ini dan menyingkirkan semua pemerintahan yang ada sekarang. Kami tidak mengerti apa maksudnya itu.” Saudara Pohl menjawab, ”Saksi-Saksi Yehuwa tidak ambil bagian dalam bentuk kekerasan apa pun. Jika hal itu disebutkan dalam buku, yang dimaksud adalah nubuat-nubuat tertentu dalam Alkitab. Saksi-Saksi Yehuwa memberitakan Kerajaan Allah dan kehidupan abadi di bumi firdaus.”
”Itu sih tidak salah,” kata sang wakil ketua.
Pada akhir percakapan, sang ketua mengatakan, ”Kami sangat senang bertemu dengan kalian. Agama kalian hendaknya didaftarkan sesegera mungkin.”
Pada bulan Maret 1991, Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia mendapatkan pengakuan resmi. Pada waktu itu, Rusia berpenduduk lebih dari 150 juta dan melaporkan 15.987 pemberita Kerajaan. Sekarang, saudara-saudari di Rusia membutuhkan lebih banyak petunjuk dari Yehuwa.—Mat. 24:45; 28:19, 20.
”BETAPA BAHAGIANYA, BETAPA BEBASNYA!”
Karena Finlandia dekat ke Rusia, Badan Pimpinan meminta kantor cabang Finlandia untuk membantu mengorganisasi kebaktian internasional di St. Petersburg, Rusia, yang diadakan pada tanggal 26-28 Juni 1992. Bagaimana perasaan saudara-saudari tentang kebaktian yang diselenggarakan dalam keadaan bebas setelah lebih dari lima puluh tahun di bawah pelarangan? Seorang saudara mengenang, ”Kami berjumlah ribuan di stadion itu. Air mata tak terbendung. Betapa bahagianya, betapa bebasnya! Tak pernah terbayangkan bahwa kami akan menikmati kebebasan seperti itu dalam sistem ini. Tetapi, Yehuwa telah memungkinkannya. Kami teringat sewaktu dahulu lima orang di antara kami tergeletak dalam sel pengasingan di sebuah kamp yang dikelilingi pagar yang tinggi, dan empat di antara kami secara bersamaan dan bergiliran akan menghangatkan tubuh orang kelima. Stadion tempat kami berkumpul dikelilingi tembok yang tinggi. Tetapi, kami ingin terus tinggal di sini selama mungkin. Perasaan itu sulit dilukiskan.
”Mata kami berkaca-kaca selama seluruh kebaktian. Kami menangis karena bersukacita melihat mukjizat seperti itu. Meskipun sudah berusia lebih dari 70 tahun, kami mengitari seluruh stadion seolah-olah kami mempunyai sayap. Selama 50 tahun kami menantikan kebebasan ini. Pertama-tama, Yehuwa mengizinkan kami diasingkan ke Siberia, lalu kami dijebloskan ke dalam berbagai penjara dan kamp. Namun kini, kami berada di stadion! Yehuwa jauh lebih berkuasa daripada siapa pun. Kami saling berpandangan dan menangis tersedu-sedu. Tak seorang pun di antara kami bisa percaya bahwa ini benar-benar nyata. Beberapa saudara muda mengelilingi kami dan bertanya, ’Apakah kalian baik-baik saja? Ada yang menyakiti kalian?’ Tetapi, kami tidak bisa menjawab karena sedang menangis tersedu-sedu. Lalu, sambil menangis, salah seorang di antara kami berkata, ’Kami menangis karena bersukacita!’ Kami menceritakan kepada mereka bagaimana kami telah melayani Yehuwa selama bertahun-tahun di bawah pelarangan. Dan sekarang, kami hampir tidak dapat percaya bahwa Yehuwa telah mengubah segala sesuatu dengan begitu cepat.”
Setelah kebaktian yang bersejarah itu, kantor cabang Finlandia diminta untuk mengirim 15 perintis istimewa ke Rusia. Pada tanggal 1 Juli 1992, Hannu dan Eija Tanninen, pasangan yang bersemangat dari Finlandia, tiba di tempat tugas mereka di St. Petersburg. Mula-mula, kendala yang terbesar bagi mereka adalah belajar bahasa. Setelah pelajaran bahasa yang pertama, mereka keluar dalam dinas dan menawarkan pelajaran Alkitab kepada orang-orang. Hannu mengenang, ”Pada awal tahun 1990-an, hampir setiap orang di kota itu ingin belajar Alkitab. Selama pekerjaan kesaksian di jalan, orang-orang dengan rela memberikan alamat mereka. Semua orang menginginkan lektur. Di jalan-jalan, jika Saudara memberikan sebuah majalah atau risalah kepada seseorang, sepuluh orang lain yang melihatnya akan datang dan meminta lektur. Orang-orang tidak hanya menerima lektur, tetapi sering kali langsung membacanya di jalan atau di kereta bawah tanah”
Sejak bulan Oktober 1992, banyak perintis istimewa juga datang dari Polandia. Dalam kelompok pertama ada beberapa saudari lajang. Tak lama kemudian, kelompok kedua dari Polandia tiba dan dikirim ke St. Petersburg. Setahun kemudian, sekelompok perintis Polandia dikirim ke Moskwa. Pada tahun-tahun belakangan, lebih dari 170 relawan dari Polandia, sebagian besar lulusan Sekolah Pelatihan Pelayanan (SPP), dilantik untuk melayani di Rusia.
PINTU BESAR YANG MENUJU KEGIATAN
Setelah kebaktian internasional di St. Petersburg, Badan Pimpinan memberikan izin kepada para saudara untuk membeli sebidang tanah yang cocok (7 hektar) yang di atasnya terdapat beberapa bangunan tua di desa Solnechnoye, dekat ke kota. Sudah tiba waktunya untuk membangun Betel di Rusia. Kantor cabang Finlandia diminta untuk membantu proyek pembangunan. Pada bulan September 1992, kelompok relawan pertama dari Finlandia tiba di Solnechnoye. Aulis Bergdahl, salah seorang saudara dari kelompok itu yang belakangan menjadi anggota Panitia Cabang, mengenang, ”Saya dan istri saya, Eva Lisa, dengan sukacita menerima undangan untuk membantu membangun Betel di Rusia. Sudah jelas bagi kami bahwa Yehuwa mengarahkan pekerjaan itu. Saudara-saudara dari seluruh dunia mendukung proyek itu.”
Alf Cederlöf, pengawas pembangunan dari Finlandia, dan istrinya, Marja-Leena, merupakan sumber anjuran bagi semua saudara di lokasi pembangunan. Para anggota Panitia Cabang Finlandia juga sangat menganjurkan. Saudara-saudara dari kantor pusat Brooklyn mengunjungi Solnechnoye selama pembangunan. Aulis mengenang, ”Pada tahun 1993, Milton Henschel mengunjungi kami setelah kebaktian internasional di Moskwa. Ia sangat membesarkan hati dalam khotbahnya kepada para relawan di lokasi maupun dalam percakapan pribadi dengan mereka.”
Ada sekitar 700 relawan—dari Skandinavia, Eropa, Amerika, Australia, Rusia, dan republik-republik bekas Soviet—yang bekerja di pembangunan Betel. Mereka datang dari berbagai kebudayaan dan latar belakang serta mempunyai berbagai metode kerja. Namun, pekerjaan terlaksana, seperti yang dikatakan oleh Zakharia 4:6, ”’bukan dengan pasukan militer, ataupun dengan kekuatan, tetapi dengan rohku,’ kata Yehuwa yang berbala tentara”. Yehuwa-lah yang sesungguhnya membangun ”rumah” ini. (Mz. 127:1) Saudara-saudara Rusia dengan rela menawarkan diri untuk pekerjaan Kerajaan. Kebanyakan dari mereka masih muda dan baru dalam kebenaran, tetapi banyak di antara mereka sudah mulai dalam dinas perintis. Mereka sangat antusias untuk belajar cara melakukan pembangunan kilat dan bermutu tinggi serta cara menangani berbagai hal berkenaan dengan organisasi teokratis.
MENGORGANISASI PEKERJAAN
Menjelang akhir tahun 1993, para anggota Panitia Negeri Rusia tiba di Solnechnoye. Di antara yang diundang adalah Ivan Pashkovsky, Dmitry Livy, Vasily Kalin, Aleksey Verzhbitsky, Anatoly Pribitkov dan Dmitry Fedunishin. Sekitar setahun kemudian, Mikhail Savitsky bergabung dengan mereka. Badan Pimpinan menugasi Horst Henschel dari kantor cabang Jerman untuk membantu para saudara mengorganisasi pekerjaan.
Satu hal yang pertama-tama diorganisasi ialah pekerjaan keliling. Pada mulanya, lima wilayah dibentuk di negeri itu, dua di St. Petersburg dan tiga di Moskwa dan daerah-daerah sekitarnya. Di antara para pengawas wilayah sepenuh waktu yang pertama adalah Artur Bauer, Pavel Bugaisky, dan Roy Öster di Moskwa dan Kzyztov Poplawski dan Hannu Tanninen di St. Petersburg. Belakangan, Roman Skiba juga dilantik sebagai pengawas wilayah. Matthew Kelly, lulusan SPP tahun 1992 dari Amerika Serikat, ditugasi sebagai pengawas distrik penggal waktu.
Hannu Tanninen mengenang bagaimana kunjungan-kunjungan wilayah yang pertama diadakan pada awal tahun 1990-an, ”Saya mengirimkan sepucuk surat tentang rencana kunjungan ke sidang di Petrozavodsk, Karelia. Dalam surat itu dijelaskan bagaimana perhimpunan harus dipimpin selama pekan tersebut. Pada waktu saya dan istri tiba untuk kunjungan itu, seorang penatua menjemput kami di stasiun kereta api, dan kami pergi ke rumahnya. Ia memperlihatkan surat itu kepada kami dan berkata, ’Kami menerima surat ini dari Saudara, tetapi karena kami tidak memahami isinya, kami memutuskan untuk tidak melakukan apa-apa sampai Saudara tiba dan menjelaskan segala sesuatunya.’
”Pada waktu kunjungan wilayah yang pertama ke Murmansk, ada 385 penyiar yang memimpin lebih dari 1.000 PAR. Namun, jumlah yang sebenarnya menerima pelajaran Alkitab jauh lebih tinggi karena banyak PAR dipimpin dengan sekelompok peminat. Sebagai contoh, seorang saudari perintis memimpin 13 PAR, namun lebih dari 50 orang yang belajar dengannya!
”Daerah tugas kami yang kedua adalah ke Oblast Volgograd dan Oblast Rostov. Di Volgograd, hanya terdapat empat sidang untuk lebih dari satu juta penduduk. Para saudara sangat berminat untuk belajar cara memimpin perhimpunan serta PAR dan cara mengabar dari rumah ke rumah. Selama setiap kunjungan, kami harus membentuk sidang baru. Sewaktu mengirimkan laporan pengawas wilayah, kami menghitung berapa jumlah yang dibaptis sejak kunjungan terakhir. Setiap sidang mempunyai 50, 60, atau 80 orang yang dibaptis di antara kunjungan-kunjungan kami, dan di sebuah sidang bahkan ada lebih dari 100 orang! Alhasil, 16 sidang baru dibentuk di kota itu hanya dalam waktu tiga tahun.”
Pada bulan Januari 1996, Panitia Cabang dilantik di Rusia. Pada waktu yang bersamaan, dilantik juga para pengawas distrik sepenuh waktu yang pertama. Di antara mereka adalah Roman Skiba (Siberia dan Timur Jauh), Roy Öster (Belarus, Moskwa, dan St. Petersburg hingga ke Pegunungan Ural), Hannu Tanninen (Kaukasia sampai ke Sungai Volga), dan Artur Bauer (Kazakstan dan Asia Tengah). Di kala itu, semua pengawas distrik juga melayani sebuah wilayah kecil selain distrik mereka.
PERJALANAN YANG SANGAT JAUH
Roman Skiba adalah salah seorang perintis istimewa yang pertama tiba di Rusia dari Polandia pada awal tahun 1993. Ia mengenang, ”Pada bulan Oktober 1993, saya menerima pelantikan untuk melayani dalam pekerjaan wilayah. Wilayah saya yang pertama mencakup sidang-sidang di bagian selatan St. Petersburg, Oblast Pskov, dan seluruh Belarus. Namun demikian, itu bukanlah wilayah terbesar di Rusia. Tetapi, saya segera terbiasa dengan perjalanan yang sangat jauh. Pada bulan November 1995, saya ditugasi ke sebuah wilayah di Pegunungan Ural dan dilantik sebagai pengawas distrik pengganti. Wilayah yang saya layani mencakup Pegunungan Ural, seluruh Siberia, dan Timur Jauh. Seorang saudara menghitung-hitung, ternyata daerah distrik itu mencakup 38 negeri seukuran Polandia! Ada delapan zona waktu! Sekitar dua tahun kemudian, kantor cabang meminta saya mengunjungi sebuah kelompok di Ulaanbaator, ibu kota Mongolia.”
Saudara Skiba melanjutkan, ”Suatu waktu, untuk sampai di Yekaterinburg dari Noril’sk, bagian utara dari Lingkaran Arktik, saya harus menggunakan dua penerbangan, pertama dari Noril’sk ke Novosibirsk, lalu ke Yekaterinburg. Perjalanan ini sangat berkesan karena kami rasanya tidak kunjung sampai. Penerbangan dari Noril’sk tertunda 12 jam, sehingga saya dan istri berada di bandara selama satu hari. Untunglah, kami terbiasa melakukan pelajaran pribadi pada waktu perjalanan.
”Adakalanya, meski sudah berupaya sebisa-bisanya, kami masih terlambat untuk kunjungan ke sidang. Suatu waktu, untuk tiba di sebuah sidang di desa di Pegunungan Ust’-Kan di Altai, kami harus naik mobil melewati jalan pegunungan yang tidak beraspal. Sayang sekali, di tengah perjalanan mobil kami mogok, dan kami terlambat tidak saja untuk memeriksa berkas sidang, tetapi juga terlambat dua jam untuk perhimpunan. Kami kecewa dan mengira bahwa kemungkinan besar seluruh hadirin sudah pulang. Alangkah terkejutnya kami sewaktu menemukan 175 hadirin sedang menunggu di balai yang mereka sewa, padahal jumlah penyiar di sidang itu tidak sampai 40 orang! Rupanya, keterlambatan kami memungkinkan banyak peminat dari desa-desa lain di pegunungan bisa datang ke tempat perhimpunan.”c
KEBAKTIAN-KEBAKTIAN YANG TAK TERLUPAKAN
Kebaktian distrik diadakan untuk pertama kali di beberapa kota besar, di mana saudara-saudara belum berpengalaman dalam mempersiapkan kebaktian. Pada tahun 1996 di Yekaterinburg, saudara-saudara memilih sebuah stadion yang cocok untuk kebaktian distrik. Roman Skiba mengenang, ”Tempat duduk penonton penuh ditumbuhi lalang, dan di bagian dalam stadion, pohon-pohon betula tumbuh sampai setinggi dua meter. Persis tiga minggu tersisa sebelum kebaktian, dan hanya ada tiga sidang di kota itu serta daerah sekitarnya. Syukurlah, pengurus stadion mau bekerja sama meskipun dia tidak mengerti bagaimana mungkin kebaktian dapat diadakan di stadion seperti itu. Para saudara menyingsingkan lengan dan pada waktu yang ditetapkan, stadion sudah rapi dan bersih. Sang pengurus hampir tidak percaya dengan apa yang dilihatnya!” Sebagai bukti penghargaannya, sang pengurus mengizinkan saudara-saudara menyelenggarakan Sekolah Dinas Perintis di salah satu gedung di stadion itu. Seorang saudara mengenang, ”Setelah kebaktian, stadion kembali mulai digunakan untuk pertandingan olahraga, yang menjadi sumber pendapatan bagi kotapraja.”
Kadang-kadang, kita perlu lentuk dan tekun dalam menyelenggarakan berbagai kebaktian. Pada tahun 1999 di Vladikavkaz, saudara-saudara tidak berhasil menyewa stadion untuk kebaktian wilayah yang diperkirakan akan dihadiri oleh 5.000 orang. Maka, saudara-saudara langsung mulai merencanakan program kebaktian alternatif. Sebuah program satu hari yang dipersingkat diadakan sebanyak lima kali di Vladikavkaz di gedung bioskop yang disewa. Setelah itu, pada akhir pekan, seluruh acara dua hari dari kebaktian wilayah itu diadakan di dua lokasi yang berjarak dua kilometer di kota Nal’chik. Acara di gedung yang satu dimulai dua jam belakangan dari acara di gedung lainnya, supaya para pembicara sempat mengadakan perjalanan dari kebaktian pertama ke kebaktian kedua. Beberapa pengawas keliling, merasa bahwa mereka akan kehabisan suara sebelum kebaktian usai. Belakangan, seorang saudara menghitung bahwa dia telah menyampaikan 35 khotbah pada pekan itu! Semua berjalan lancar hingga hari Sabtu siang sewaktu acara di salah satu gedung terganggu. Pria-pria berseragam yang disertai seekor anjing memasuki gedung dan mengumumkan bahwa semua harus keluar dari gedung karena alasan teknis. Saudara-saudari tetap tenang seperti biasa dan meninggalkan gedung, menikmati makan siang dan bergaul satu sama lain di luar gedung. Ternyata, seorang agamawan yang fanatik telah menelepon para petugas dan mengatakan bahwa ada bom di gedung itu. Gedung diperiksa tetapi tidak ada bom, maka para saudara diizinkan untuk melanjutkan kebaktian. Setelah diadakan penyesuaian kecil pada acara, kebaktian itu berakhir dengan sukses, dan semua mendapat kesempatan untuk memperoleh manfaat dari acara itu.
BATU, PERISAI, DAN PEDANG
Benih-benih kebenaran dengan cepat disebarkan di seluruh negeri. Eija Tanninen mengenang, ”Pada tahun 1998, kami sedang mempersiapkan perjalanan 15 jam dengan kereta api dari satu kebaktian distrik ke kebaktian lainnya. Para saudara menanyakan apakah mereka dapat menitipkan sejumlah perlengkapan panggung untuk drama. Hal itu agak riskan karena biasanya para petugas di kereta agak kurang senang dengan penumpang yang membawa banyak barang. Tetapi, dengan bantuan para saudara, kami memberanikan diri untuk membawa batu, perisai, pedang, dan kantong-kantong penuh kostum drama ke kompartemen gerbong bagi empat penumpang. Di sana, kami duduk dengan semua barang kami beserta dua penumpang lain.
”Sewaktu kondektur wanita datang untuk memeriksa tiket kami, ia bertanya mengapa kami membawa begitu banyak barang. Kami menjelaskan bahwa barang itu adalah perlengkapan panggung untuk sebuah drama yang akan digelar di kebaktian distrik Saksi-Saksi Yehuwa. Ia sangat baik dan mengatakan kepada kami bahwa beberapa waktu sebelumnya, ia menghadiri khotbah umum yang disampaikan oleh suami saya sewaktu kami mengunjungi sidang di kota tempat tinggalnya. Kami merasakan bantuan Yehuwa.”
PENGAMAT PELAJARAN
Para saudari bisa belajar banyak hal dari satu sama lain. Eija mengenang, ”Saya hanya dapat membayangkan betapa sabar dan rendah hatinya para saudari sewaktu kami memulai pelayanan kami di Rusia, karena saya belum fasih menggunakan bahasa mereka. Saya terharu melihat kesungguhan saudari-saudari itu belajar cara memimpin PAR. Banyak di antara mereka masih baru dalam kebenaran, dan beberapa di antaranya telah melayani di bawah pelarangan sewaktu mereka tidak selalu bisa menerima instruksi dari organisasi Yehuwa.
”Kami melayani di kota Volzhskiy dari tahun 1995 hingga 1996. Sering kali, sewaktu seorang saudari mengundang saya menemaninya ke PAR, beberapa saudari lain meminta untuk ikut menemani. Mula-mula, saya bertanya-tanya mengapa, tetapi kemudian mereka menjelaskan bahwa mereka ingin melihat dan belajar cara memimpin PAR. Saya mengatakan kepada mereka bahwa mereka boleh saja ikut asalkan pelajar Alkitab itu tidak keberatan dan tidak merasa malu atas kehadiran mereka. Biasanya, enam sampai sepuluh saudari ikut, merasa bahwa si peminat tidak akan terganggu, dan kenyataannya memang begitu. Setelah beberapa bulan, saya memperhatikan banyak pelajar Alkitab, yang kemudian, mulai memimpin PAR sendiri dengan para peminat. Di kala itu, Volzhskiy mempunyai dua sidang. Sepuluh tahun kemudian, ada 11 sidang yang dibentuk.”
DOANYA TERJAWAB
Sudah jelas bahwa instruksi teokratis sangat bermanfaat bukan saja bagi saudara-saudari yang masih baru dalam kebenaran, melainkan juga bagi mereka yang telah melayani Yehuwa selama bertahun-tahun di bawah pelarangan. Hannu Tanninen mengenang, ”Dalam berbagai situasi, kami sering merasakan bimbingan para malaikat dan menyaksikan kejadian-kejadian yang sangat mengesankan. Pada tahun 1994, kami tiba di sebuah sidang baru di Novgorod, sekarang disebut Veliky Novgorod, dan para saudara membawa kami ke apartemen tempat kami akan tinggal selama pekan itu. Di apartemen itu, sudah ada seorang tamu bernama Maria, saudari lansia yang telah mengadakan perjalanan sekitar 50 kilometer khusus untuk kunjungan kami. Ia sudah 50 tahun dalam kebenaran dan ingin bertemu dengan salah seorang pengawas wilayah yang pertama melayani setelah pelarangan. Kami menanyakan dia bagaimana dia belajar kebenaran. Ia menceritakan bahwa sewaktu dia berusia 17 tahun, ia dijebloskan ke dalam kamp konsentrasi di Jerman dan bertemu dengan Saksi-Saksi Yehuwa di sana. Ia menerima kebenaran dan dibaptis di kamp oleh seorang saudari yang terurap. Belakangan, Maria dibebaskan, dan dia kembali ke Rusia untuk memberitakan kabar baik Kerajaan. Beberapa waktu kemudian, ia ditangkap dan dipenjarakan karena kegiatan pengabaran. Ia meringkuk selama bertahun-tahun di kamp kerja paksa Soviet.
”Pada akhir kisahnya, kami terharu mendengar saudari yang rendah hati ini mengatakan bahwa selama beberapa minggu terakhir, ia telah berdoa kepada Yehuwa untuk memperlihatkan kepadanya apakah ada sesuatu yang tidak beres dengan ibadatnya kepada Dia. Lalu pada malam harinya, saya mengatakan kepadanya bahwa lama berselang, ada artikel ”Pertanyaan Pembaca” di Menara Pengawal yang membahas pokok tertentu. Di sana dikatakan bahwa agar suatu baptisan itu sah, penting agar itu dilakukan oleh seorang saudara Kristen. Maria sangat bersyukur. Ia merasa bahwa doanya telah terjawab. Maka, ia senang dibaptis di bak mandi. Sudah 50 tahun berlalu sejak ia membaktikan diri pada tahun 1944.”
MAKANAN ROHANI DIANTAR MELALUI 11 ZONA WAKTU
Sejak awal tahun 1991, lektur dikirim melalui pos dalam paket-paket kecil ke Rusia dari Jerman atau Finlandia. Pada bulan Juli 1993, truk pertama dari Jerman tiba di Solnechnoye, mengangkut 20 ton lektur. Truk-truk dari kantor cabang Rusia mulai mengadakan rute pengiriman ke Moskwa, Belarus, dan Kazakstan. Ada berbagai kendala. Misalnya, untuk mengantar lektur ke Kazakstan, para saudara harus mengadakan perjalanan sejauh 5.000 kilometer sekali jalan. Menyeberangi perbatasan biasanya membutuhkan banyak waktu, dan selama musim dingin truk-truk terjebak dalam tumpukan salju.
Sekarang ini, Solnechnoye menerima sekitar 200 ton lektur setiap bulan. Sopir-sopir Betel menggunakan setiap kesempatan untuk memberikan kesaksian kepada para penjaga atau petugas bea cukai di perbatasan. Di antara mereka ada orang-orang yang senang membaca lektur Alkitab. Dalam suatu inspeksi, sewaktu menyadari bahwa truk Betel adalah milik sebuah organisasi agama, seorang polisi mulai berteriak-teriak mengkritik agama secara umum. Ia menceritakan bagaimana ia telah dikutuk oleh seorang imam yang ia hentikan karena melakukan pelanggaran yang serius terhadap peraturan lalu lintas. Saudara-saudara menjelaskan kepadanya bagaimana Allah memperlakukan manusia dan maksud-tujuan macam apa yang Ia tetapkan bagi bumi dan umat manusia. Nada suara polisi itu berubah dan ia menjadi lebih ramah. Ia bahkan mulai mengajukan pertanyaan, sehingga para saudara mengeluarkan Alkitab mereka dan menikmati pembahasan yang membina bersamanya. Hal ini begitu mengesankan polisi itu sehingga ia berkata, ”Saya akan mencari Saksi supaya bisa melanjutkan diskusi ini.”
Dari tahun 1995 hingga 2001, kantor cabang Jepang mengurus pengiriman lektur ke sidang-sidang di Vladivostok, di Timur Jauh. Dari sana, saudara-saudara mengirim lektur melalui kapal ke berbagai sidang di Kamchatka. Para saudara di Vladivostok mengenal baik kapten dari beberapa kapal yang berlayar ke Kamchatka. Seorang kapten setuju untuk membawa lektur kita dalam kabinnya secara gratis dan bahkan ikut membantu menaikkan lektur ke atas kapal. ”Meskipun saya bukan seorang yang beragama,” jelasnya kepada saudara-saudara itu, ”saya ingin berbuat baik. Saya senang dengan kalian, dan saya suka cara kalian diorganisasi. Jika saya tiba di tempat tujuan, saya tidak perlu menunggu lama-lama sebelum lektur diturunkan. Teman-teman kalian seperti burung; mereka menyambar karton-karton lektur dan segera membawanya pergi.”
PERTUMBUHAN MENGHASILKAN SUATU KEBUTUHAN
Selama bertahun-tahun, Menara Pengawal edisi bahasa Rusia adalah majalah 16 halaman, yang dicetak di atas kertas berukuran lebih besar daripada yang digunakan sekarang. Semua artikel pelajaran diterjemahkan ke dalam bahasa Rusia dan tersedia bagi para saudara di Uni Soviet, namun baru terbit lama setelah edisi bahasa Inggris. Untuk artikel pelajaran, perbedaan waktunya dari enam bulan hingga dua tahun, dan artikel tambahan muncul bahkan lebih lama lagi. Mulai tahun 1981, Menara Pengawal edisi bahasa Rusia diterbitkan sebagai majalah 24 halaman, dan sejak tahun 1985, menjadi majalah tengah bulanan. Majalah pertama 32 halaman dan empat warna yang dicetak secara simultan dengan edisi bahasa Inggris adalah terbitan 1 Juni 1990.
Tanja, salah seorang penerjemah, mengenang, ”Jika ditinjau kembali, kami tahu bahwa banyak dari yang diterjemahkan dan dicetak kala itu tidak memenuhi persyaratan untuk terjemahan yang wajar dan mudah dimengerti. Tetapi, itulah yang terbaik yang dapat kami hasilkan di bawah keadaan waktu itu. Dan, itu merupakan makanan rohani yang dibutuhkan oleh orang-orang yang kelaparan secara rohani.”
Dengan dibukanya pekerjaan di negeri-negeri bekas Uni Soviet, lektur kita dapat disebarluaskan. Para penerjemah bahasa Rusia yang bekerja di Jerman sangat mengharapkan bantuan. Dua perkembangan baru turut meningkatkan mutu penerjemahan. Pertama, hal yang sangat menyukacitakan mereka adalah ketika beberapa saudara dan saudari dari Rusia serta Ukraina dapat pergi ke kantor cabang Jerman untuk dilatih sebagai penerjemah. Lima di antara mereka tiba pada tanggal 27 September 1991, dan belakangan disusul yang lain-lain. Jadi, tim penerjemah Rusia mulai mengalami penataan ulang. Hal itu bukannya tanpa kesulitan. ’Kayu dan batu’ mereka tidak langsung berubah menjadi ”emas”, tetapi melewati beberapa tahap yang disebutkan dalam Yesaya 60:17.
Kedua, para penerjemah Rusia mulai mendapat manfaat dari kinerja Departemen Layanan Penerjemahan, yang ketika itu baru dibentuk. Sekitar waktu itu, sebuah seminar untuk para penerjemah diadakan di kantor cabang Jerman dan saudara-saudari untuk pertama kalinya pergi dari Rusia ke Selters, Jerman.
Hasil terbaik akan dicapai jika pekerjaan penerjemahan dilakukan di negeri tempat bahasa itu digunakan. Maka, sangat menggembirakan sewaktu pada bulan Januari 1994, tim penerjemah Rusia meninggalkan kantor cabang Jerman untuk tinggal di Betel yang kala itu sedang dibangun di Solnechnoye.
Memang, sangat berat bagi mereka untuk berpisah dengan saudara-saudari yang selama puluhan tahun telah dengan senyap menerjemahkan bagi saudara-saudara mereka di belakang Tirai Besi, namun tidak bisa ikut bersama para penerjemah Rusia karena keadaan mereka tidak memungkinkan. Kelompok yang terdiri dari 17 saudara dan saudari, beserta 2 saudara lain yang akan melayani sebagai perintis istimewa, meninggalkan Selters dilepas dengan pelukan dan cucuran air mata pada hari Minggu, tanggal 23 Januari 1994.
”SAYALAH ALLAH BAGI PASIEN”
Selama puluhan tahun di Rusia, para dokter dan tenaga medis memandang kepercayaan agama dari pasien mereka berdasarkan pendidikan ateis dan penggunaan darah yang luas dalam pengobatan di Soviet. Karena itu, setiap kali Saksi-Saksi yang memerlukan perawatan medis memohon agar tidak digunakan darah, para dokter menanggapi dengan bingung atau bahkan bersikap kasar.
Para dokter sering berkata, ”Di sini, sayalah Allah bagi pasien!” Jika tidak mengikuti apa yang dikatakan dokter, pasien akan dikeluarkan dari rumah sakit saat itu juga. Selain itu, sikap para Saksi terhadap transfusi darah yang didasarkan atas Alkitab sering kali digunakan oleh pihak penentang untuk melarangkan kegiatan kita di Rusia.
Pada tahun 1995 di kantor cabang Rusia, Bagian Informasi Rumah Sakit mulai berfungsi guna memberikan informasi yang akurat kepada para tenaga medis profesional tentang pendirian Saksi-Saksi Yehuwa. Beberapa seminar diselenggarakan yang memungkinkan para penatua dari 60 lebih Panitia Penghubung Rumah Sakit belajar tentang caranya memberikan informasi yang diperlukan para dokter serta tenaga medis profesional dan juga caranya menemukan dokter yang bersedia memberikan perawatan tanpa darah kepada pasien Saksi.
Pada tahun 1998 di Moskwa, para dokter Rusia beserta kolega mereka dari luar negeri menyelenggarakan sebuah konferensi internasional yang berjudul ”Transfusi Alternatif dalam Pembedahan”. Konferensi semacam ini baru untuk pertama kali diadakan di Rusia, dan lebih dari 500 dokter dari berbagai daerah di Rusia menghadirinya. Antara tahun 1998 dan 2002, para dokter Rusia telah mendapatkan cukup pengalaman untuk menyelenggarakan banyak konferensi seperti itu di beberapa kota besar di Rusia. Konferensi tersebut membuahkan hasil yang baik.
Dr. A. I. Vorobyov, mantan menteri kesehatan dan kepala hematolog dari Federasi Rusia, dalam sepucuk surat resmi kepada para pengacara yang membela hak pasien Saksi, mengomentari bahwa sebagai hasil peninjauan kembali oleh para dokter sehubungan dengan pendekatan mereka terhadap transfusi darah, ”angka kematian di kalangan ibu-ibu yang melahirkan di negeri kita telah berkurang sebanyak 34 persen”. Selanjutnya, Dr. Vorobyov menambahkan, ”Sebelum ini, sistem medis kita melaporkan angka kematian delapan kali lebih tinggi daripada angka kematian di kalangan ibu-ibu yang melahirkan di Eropa, karena di sini para bidan memberikan transfusi darah yang tidak perlu kepada para ibu.”
Pada tahun 2001, departemen kesehatan Federasi Rusia mengirimkan serangkaian instruksi kepada semua institusi medis di seluruh negeri itu. Dalam instruksi itu dinyatakan bahwa penolakan seorang pasien terhadap transfusi darah atas dasar kepercayaan agama harus dihormati oleh dokter. Pada tahun 2002, departemen kesehatan Rusia merilis Instruksi tentang Penggunaan Komponen Darah. Peraturan ini menjelaskan bahwa darah dapat ditransfusikan hanya jika pasien memberikan persetujuan tertulis. Selain itu, disiratkan bahwa jika pasien menolak transfusi komponen darah karena alasan keagamaan, perawatan dengan metode alternatif harus diupayakan.
Banyak dokter mengubah sikap mereka terhadap penggunaan darah setelah bekerja dengan wakil-wakil dari Bagian Informasi Rumah Sakit. Seorang ahli bedah berkata kepada mereka, ”Dari pasien [Saksi] dan dari Anda, saya mengetahui bahwa penolakan transfusi darah tidak didasarkan atas dorongan perasaan, tetapi atas perintah dari Alkitab. Saya memutuskan untuk membuktikan hal ini. Saya membaca semua rujukan Alkitab yang dikutip dalam bahan yang Anda berikan kepada saya. Setelah memikirkannya, saya berkesimpulan bahwa pendirian Anda benar-benar didasarkan atas Alkitab. Tetapi, mengapa para imam kami bungkam mengenai pokok ini? Sekarang, jika timbul masalah tentang hal ini, saya memberi tahu para dokter bahwa Saksi-Saksi adalah umat yang mengikuti Alkitab.” Kini, lebih dari 2.000 dokter di Rusia memberikan perawatan medis tanpa darah kepada para pasien Saksi.
DENGAN SUKACITA MELAYANI DI TEMPAT TUGAS MEREKA
Arno dan Sonja Tüngler, lulusan Sekolah Ekstensi Gilead di Jerman, telah melayani di berbagai kota di Rusia sejak bulan Oktober 1993. Bagaimana pekerjaan Yehuwa mengalami kemajuan di daerah-daerah tempat mereka melayani? Perhatikan seraya mereka menceritakan pengalaman mereka.
Arno: ”Kami tiba di tempat tugas kami di Moskwa. Setelah beberapa minggu, kami menyampaikan khotbah kami yang pertama di Sekolah Pelayanan Teokratis. Setelah enam minggu di Rusia, saya menyampaikan khotbah pertama saya di kebaktian. Kami ditugasi ke sebuah sidang dengan sekitar 140 penyiar terbaptis, dan daerah sidangnya seluas satu wilayah di Jerman! Daerah pertama kami terletak dekat rumah perintis kami. Betapa senangnya menjadi Saksi yang pertama sekali mengabar di sana dari rumah ke rumah!”
Sonja: ”Meskipun sama sekali tidak bisa berbahasa Rusia, kami kadang-kadang melakukan sendiri kesaksian di jalan, berbicara kepada orang-orang dan memberi mereka risalah serta lektur. Saudara-saudari setempat banyak mendukung kami, dan mereka mudah diajak berdinas. Mereka sangat baik hati serta sabar, dan mereka membiarkan kami berbicara dalam bahasa Rusia yang terpatah-patah. Penghuni rumah juga sangat sabar. Uni Soviet telah runtuh, dan orang-orang sangat berminat pada agama.”
Arno: ”Bantuan besar untuk belajar bahasa Rusia ialah dengan berpartisipasi dalam dinas dari rumah ke rumah dan mengadakan PAR. Pada bulan keempat kami di Rusia, bulan Januari 1994, kami sudah mempunyai 22 PAR, sehingga ada banyak kesempatan untuk mendengar dan menggunakan bahasa Rusia sehari-hari.
”Kala itu, jumlah yang dibaptis di kebaktian sangat mencolok; bisa sekitar 10 persen atau lebih dari hadirin. Tidak semua sidang mempunyai cukup banyak saudara yang bisa diserahi tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan akan penatua dan hamba pelayanan. Seorang penatua bahkan melayani sebagai pengawas umum di lima sidang! Ia meminta saya untuk menyampaikan khotbah Peringatan di salah satu dari sidang-sidang itu. Ada 804 orang yang hadir, dan mereka harus segera meninggalkan balai setelah khotbah karena sidang lain akan menggunakannya. Ternyata, pembicara untuk khotbah kedua mengalami kecelakaan mobil dalam perjalanan ke balai dan tidak bisa tiba tepat waktu, sehingga saya harus menyampaikan khotbah itu lagi. Di sidang kedua ini, ada 796 yang hadir! Jadi, hanya untuk dua sidang, ada 1.600 hadirin Peringatan, yang memperlihatkan minat yang luar biasa akan kebenaran pada waktu itu.”
YEHUWA ’MEMPERCEPAT’ PENUAIAN
Dalam Firman-Nya, Yehuwa berjanji untuk ’mempercepat’ pengumpulan ’barang-barang-Nya yang berharga’. (Yes. 60:22; Hag. 2:7) Pada tahun 1980, ada 65 penyiar di St. Petersburg yang, walaupun diawasi secara ketat oleh KGB, berupaya mengadakan percakapan tentang topik Alkitab dengan penduduk kota. Pada tahun 1990, lebih dari 170 Saksi memberikan kesaksian tidak resmi di jalan di berbagai bagian kota itu. Pada bulan Maret 1991, kegiatan Saksi-Saksi di Rusia didaftarkan, dan tidak lama kemudian ada lima sidang yang aktif di kota itu. Kebaktian internasional di St. Petersburg pada tahun 1992, dan juga berbagai kegiatan teokratis lainnya, menghasilkan pertumbuhan yang cepat. Pada tahun 2006, ada lebih dari 70 sidang yang aktif di St. Petersburg.
Pada tahun 1995, hanya ada satu sidang di Astrakhan, tidak jauh dari perbatasan Kazakstan. Sidang itu tidak mempunyai penatua atau hamba pelayanan. Meskipun demikian, para saudara menyelenggarakan kebaktian wilayah dan kebaktian istimewa. Khotbah-khotbah dalam acara itu disampaikan oleh para penatua yang mengadakan perjalanan lebih dari 700 kilometer dari Kabardino-Balkaria. Saudara-saudara ini tidak tahu sebelumnya berapa banyak orang yang akan dibaptis pada kebaktian itu. Roman Skiba mengenang, ”Saya bersama seorang penatua lain tiba dua minggu sebelum kebaktian dijadwalkan agar dapat mengabar bersama sidang dan membahas pertanyaan dengan orang-orang yang ingin dibaptis. Namun kenyataannya, kami sama sekali tidak sempat berdinas. Seluruh waktu kami digunakan untuk mengadakan pembahasan dengan 20 calon baptis!”
Di Yekaterinburg pada tahun 1999, para saudara mengundang beberapa pedagang dari sebuah pasar ke Peringatan. Para pedagang ini bertanya apakah mereka boleh mengundang teman-teman mereka. Betapa terkejutnya para Saksi sewaktu sekitar 100 orang muncul di balai! Meskipun ruangan yang disewa besar, beberapa orang terpaksa berdiri.
PELAJARAN ALKITAB DENGAN 50 ORANG
Kegiatan mengabar di Oblast Ivanovo, tidak jauh dari Moskwa, dimulai menjelang akhir tahun 1991, sewaktu Pavel dan Anastasia Dimov pindah ke daerah ini. Tugas berat menanti—mengabar di daerah yang berpenduduk lebih dari satu juta orang. Bagaimana mereka memulainya? Mereka memutuskan untuk menggunakan cara yang sederhana dan jitu: kios lektur. Mereka membuat sebuah kios di alun-alun dan memajang brosur, majalah, serta buku. Orang yang lalu-lalang akan berhenti, dan banyak dari mereka memperlihatkan minat yang tulus. Semua orang yang berminat pada kebenaran diundang ke pertemuan PAR. Pertemuan ini sebenarnya tidak bisa disebut PAR, karena diadakan di balai yang disewa dan dihadiri sampai 50 orang. Pelajaran yang diadakan mirip dengan perhimpunan dan diadakan dalam dua bagian. Pertama, buku Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi dibahas, lalu sebuah artikel dari Menara Pengawal dipelajari. Pelajaran diadakan tiga kali seminggu dan setiap kali berlangsung selama tiga jam. Tiga pelajaran semacam itu diadakan di berbagai bagian kota tersebut. Pavel selalu menulis dalam laporannya bahwa ia memimpin tiga PAR. Sewaktu ditanya mengapa jumlah PAR-nya begitu sedikit padahal kebanyakan penyiar memimpin 10 hingga 20; ternyata, ada sekitar 50 peminat yang hadir di setiap PAR-nya! Jelaslah, Yehuwa memberkati pengaturan itu karena tidak lama kemudian banyak dari yang hadir di pelajaran itu menyatakan keinginan untuk menceritakan kabar baik kepada orang lain. Seusai sebuah pelajaran, Pavel mengumumkan bahwa siapa yang ingin menjadi penyiar boleh tinggal. Tidak seorang pun beranjak, dan semuanya menjadi penyiar. Jumlah kios lektur di kota bertambah, dan segera alun-alun serta taman kota penuh dengan kios lektur.
Kini, tiba waktunya untuk maju ke corak dinas lain, yaitu pelayanan dari rumah ke rumah. Tetapi, bagaimana mungkin untuk memulainya karena sebagian besar penyiar belum pernah ikut dalam corak dinas ini? Mereka yang ingin belajar cara mengabar dari rumah ke rumah menemani suami istri Dimov dalam dinas. Sering kali, ada banyak penyiar yang ingin belajar. Kadang-kadang, Pavel ditemani sekaligus oleh sepuluh penyiar di depan pintu! Herannya, hal ini tidak membuat penghuni rumah takut, dan mereka senang berbincang dengan kelompok yang berkunjung itu. Beberapa penghuni bahkan mengundang seluruh rombongan masuk ke apartemen mereka.
Penyiar-penyiar baru segera ingin sekali mengabar ke luar kota Ivanovo, maka perjalanan ke kota-kota lain di Oblast Ivanovo pun diorganisasi. Kelompok yang terdiri dari 50 orang akan naik kereta api, dan para penyiar akan mulai mengabar dalam perjalanan ke kota tujuan, lalu mereka berdinas dua berdua. Seraya memberikan kesaksian di gedung-gedung apartemen, mereka mengundang orang untuk hadir ke perhimpunan yang akan diselenggarakan pada malam itu. Di perhimpunan, para saudara mempertunjukkan video yang diproduksi oleh Saksi-Saksi Yehuwa. Mereka juga menyampaikan ceramah. Setelah perhimpunan, semua yang hadir ditawari PAR, dan yang ingin menerima pelajaran memberikan alamat mereka kepada para saudara. Berkat kegiatan seperti ini, ada sebanyak lima sidang terbentuk di setiap kota dari beberapa kota di Oblast Ivanovo.
Pada tahun 1994, di kota Ivanovo saja, ada 125 penyiar, dan 1.008 orang menghadiri Peringatan. Pada tahun yang sama, 62 orang dari Ivanovo dibaptis di kebaktian distrik. Seakan-akan ada satu sidang baru dibentuk dalam satu hari! Sekarang di Oblast Ivanovo, 1.800 pemberita Kerajaan sibuk dalam pekerjaan Tuan.
BERKUMPUL BERSAMA MESKI ADA TENTANGAN
Di beberapa kota, tidaklah mudah untuk mendapatkan izin menggunakan stadion untuk kebaktian. Misalnya, di Novosibirsk, para penentang yang didukung oleh klerus mengorganisasi aksi demo persis di depan pintu masuk ke stadion tempat kebaktian sedang diadakan. Sebuah tanda yang dibuat oleh para penentang bertuliskan: ”Hati-hatilah terhadap Saksi-Saksi Yehuwa”. Namun, para pendemo tidak memperhatikan bahwa dua huruf terakhir dari kata yang pertama agak kabur, sehingga tanda itu sebenarnya berbunyi: ”Perhatikanlah Saksi-Saksi Yehuwa”.
Pada tahun 1998, upaya untuk mengadakan kebaktian wilayah di Omsk terhambat. Karena tekanan para penentang, pada saat-saat terakhir kalangan berwenang setempat memaksa pengurus gedung membatalkan perjanjian sewa yang diadakan dengan Saksi. Beberapa ratus orang yang telah tiba untuk kebaktian berkumpul di sekitar gedung itu. Sang pengurus, karena ketakutan kalau-kalau terjadi sesuatu atas dirinya maupun gedung, mulai memohon agar para saudara memberi tahu orang-orang untuk tidak melakukan aksi kekerasan apa pun. Para saudara menenangkan sang pengurus, memberi tahu dia bahwa tidak seorang pun akan melakukan hal itu. Para delegasi dengan senyap berfoto-foto sebagai kenangan atas kejadian itu, kemudian bubar. Sang pengurus yakin bahwa Saksi-Saksi Yehuwa adalah orang yang suka damai. Dua minggu kemudian, kebaktian diadakan di gedung lain. Para penentang baru tahu belakangan tentang kebaktian ini dan tiba menjelang akhir acara, sehingga tidak dapat menghentikannya.
KEBAKTIAN ”DI BAWAH BINTANG-BINTANG”
Dari tanggal 22 hingga 24 Agustus 2003, salah satu dari beberapa kebaktian distrik berbahasa isyarat diadakan di kota Stavropol’ di Kaukasia. Para delegasi tiba dari 70 kota di Rusia. Namun, kebaktian terancam batal karena tentangan sengit dari pihak kotapraja. Pada hari sebelum kebaktian, pengurus gedung membatalkan perjanjian sewa. Tetapi, pada hari Jumat tanggal 22 Agustus, para saudara membuat perjanjian dengan pengelola sebuah sirkus agar dapat menggunakan arena untuk kebaktian.
Acara dimulai pada pukul 15.00, namun segera setelah istirahat, secara tak diduga, aliran listrik ke gedung terputus. Para delegasi dengan sabar tetap duduk, dan acara dilanjutkan satu jam kemudian ketika listrik hidup lagi hingga selesai pada pukul 21.30.
Hari kedua kebaktian dimulai dengan pemadaman listrik pada pukul 9.30. Segera, air pun berhenti. Bagaimana para saudara dapat melanjutkan kebaktian tanpa air atau penerangan? Pada pukul 10.50, Panitia Kebaktian memutuskan untuk membuka semua pintu arena, karena di luar sinar matahari sedang terang. Dengan cerdik, para saudara menaruh cermin-cermin besar di jalan untuk memantulkan sinar matahari ke dalam arena dan ke pembicara. Meskipun hadirin sekarang dapat melihat pembicara dengan jelas, cahaya itu rupanya terlalu silau sehingga pembicara sulit membaca catatannya! Maka, dengan menggunakan cermin-cermin lain, para saudara mengarahkan sinar matahari ke bola-bola kaca yang tergantung pada kubah sirkus itu. Sekarang, arena sirkus dipenuhi dengan banyak cahaya yang berkelap-kelip, dan pembicara beserta seluruh hadirin bisa memusatkan perhatian pada acara. Peristiwa ini membuat kebaktian itu unik, ”di bawah bintang-bintang”. Demikianlah para delegasi melukiskan banyaknya titik cahaya yang berkelap-kelip menerangi seluruh arena sirkus yang gelap.
Tak lama kemudian, kendaraan walikota dan beberapa pejabat tiba di arena. Mereka terheran-heran melihat Saksi masih terus mengadakan kebaktian. Yang terpenting, mereka terkesan oleh tingkah laku para delegasi kebaktian. Tidak ada yang memprotes ataupun mengeluh, dan seluruh perhatian mereka terpusat ke panggung. Kepala polisi, yang awalnya agresif terhadap Saksi, begitu tersentuh oleh apa yang dilihatnya sehingga ia mengatakan, ”Dalam batin, saya ada di pihak kalian, tetapi kita hidup di dunia yang tidak menyukai kalian.”
Para pejabat itu pulang, dan tak lama kemudian listrik pun hidup lagi. Meskipun acara kebaktian selama dua hari pertama lewat waktu, para delegasi tetap di tempat duduk hingga doa penutup. Meski ada tentangan, jumlah delegasi meningkat setiap hari, dari 494 pada hari Jumat hingga 535 pada hari Sabtu, dan 611 pada hari Minggu! Dalam doa penutup, pernyataan syukur yang khusus dipanjatkan kepada Yehuwa yang mengizinkan mereka mengadakan kebaktian yang menakjubkan ini. Para delegasi pulang dengan penuh sukacita, semakin bertekad untuk melayani Bapak surgawi mereka, memuji nama-Nya.
PARA TUNARUNGU MEMUJI YEHUWA
Di antara ribuan delegasi dari Uni Soviet yang menghadiri kebaktian khusus di Polandia pada tahun 1990, ada beberapa tunarungu. Setelah menerima anjuran rohani di kebaktian itu, ”para penabur” yang pertama ini mengerahkan upaya yang intensif untuk mengabar. Sudah sejak tahun 1992, dapat dikatakan bahwa bagian ladang ini juga telah masak untuk dituai, dan ’panenan sangat besar’. (Mat. 9:37) Pada tahun 1997, terbentuklah sidang berbahasa isyarat yang pertama, dan tak terhitung banyaknya kelompok berbahasa isyarat dibentuk di seluruh negeri. Pada tahun 2002, terbentuk sebuah wilayah berbahasa isyarat—wilayah terbesar di dunia dari segi luas daerahnya. Pada tahun 2006, rasio penyiar dan penduduk tunarungu negeri itu adalah 1 banding 300, sedangkan untuk penduduk yang bisa mendengar adalah 1 banding 1.000.
Terjemahan yang bermutu dari publikasi kita ke dalam bahasa isyarat dibutuhkan. Pada tahun 1997, kantor cabang Rusia memulai terjemahan ke dalam bahasa isyarat. Yevdokia, salah seorang saudari tunarungu dalam tim penerjemah ke bahasa isyarat, mengatakan, ”Bagi saya, melayani di Betel dan menerjemahkan publikasi kita ke dalam bahasa isyarat merupakan suatu hak istimewa. Di dunia, para tunarungu dicurigai dan dipandang hina. Tetapi, segala sesuatu berbeda dalam organisasi Allah. Pertama, saya melihat bahwa Yehuwa sendiri mempercayai kami, kaum tunarungu, untuk menyampaikan kebenaran dalam bahasa kami. Kedua, kami merasa tenang di kalangan umat Yehuwa dan dengan sungguh-sungguh berbahagia menjadi bagian dari keluarga yang begitu besar.”
KABAR BAIK DALAM SETIAP BAHASA
Meskipun bahasa Rusia adalah bahasa yang paling umum digunakan dalam perdagangan dan pendidikan di Uni Soviet, ada sekitar 150 bahasa lain yang digunakan. Pada tahun 1991, setelah Uni Soviet terbagi menjadi 15 negara, di antara banyak orang yang menggunakan berbagai bahasa itu mulai ada yang berminat akan kebenaran, khususnya di negara-negara yang baru merdeka. Selaras dengan Penyingkapan 14:6, upaya terpadu dilakukan untuk menjangkau orang-orang dari ”setiap bangsa dan suku dan bahasa dan umat” yang ada di daerah yang sangat luas itu. Untuk tujuan ini, Menara Pengawal perlu dicetak dalam 14 bahasa yang baru di daerah kantor cabang Rusia, guna menyediakan makanan rohani bagi puluhan ribu murid baru. Guna memajukan perluasan kabar baik, kantor cabang Rusia mengawasi penerjemahan lektur ke dalam lebih dari 40 bahasa, sehingga kebenaran Alkitab dapat menyentuh hati lebih cepat dan lebih dalam daripada sebelumnya.
Mayoritas bahasa tersebut digunakan di Federasi Rusia. Misalnya, bahasa Ossetia bisa terdengar di jalan-jalan di Beslan dan Vladikavkaz; bahasa Buryat, yang masih berkerabat dengan bahasa Mongol, di daerah sekitar Danau Baikal; Yakut, suatu bahasa Altai-Turki, yang digunakan oleh para gembala rusa kutub dan penduduk lainnya di Timur Jauh; dan sekitar 30 bahasa lain di Pegunungan Kaukasus. Setelah bahasa Rusia, bahasa Tatar adalah kelompok bahasa terbesar di Rusia, dengan lebih dari lima juta orang penggunanya, khususnya di daerah yang dikenal sebagai Tatarstan.
Orang-orang yang berbicara bahasa Tatar sering kali senang membaca lektur dalam bahasa Tatar, meskipun beberapa menerima lektur dalam bahasa Rusia. Selama kampanye Berita Kerajaan No. 35, seorang wanita yang tinggal di daerah pedesaan menerima Berita Kerajaan dan menulis surat untuk memesan brosur Tuntut dalam bahasa Tatar. Seorang saudari mengiriminya sebuah brosur serta sepucuk surat, dan wanita itu menanggapi dengan jawaban surat yang antusias sebanyak delapan halaman. Tak lama kemudian, ia mulai belajar Alkitab, menggunakan publikasi dalam bahasa Tatar. Seorang pria yang menerima brosur Apakah Allah Peduli dalam bahasa Tatar mengatakan bahwa brosur itu telah membantunya melihat situasi dunia secara berbeda. Hasil-hasil ini bisa diperoleh berkat lektur dalam bahasa Tatar.
Seorang wanita yang berbicara bahasa Mari menerima Berita Kerajaan No. 35. Setelah membacanya, ia ingin mengetahui lebih banyak, tetapi tidak ada Saksi di daerah pedesaan tempat ia tinggal. Ia menghubungi seorang Saksi Yehuwa pada waktu ia berkunjung ke kota dan menerima buku Pengetahuan serta lektur lainnya dalam bahasa Rusia. Setelah mempelajarinya sendiri, ia mulai mengabar di daerahnya, dan tak lama kemudian ia belajar dengan sekelompok peminat. Lalu, ia mendengar tentang kebaktian istimewa di Izhevsk dan mengadakan perjalanan ke sana dengan harapan bisa dibaptis. Namun, di kebaktian itu ia baru tahu bahwa orang yang ingin dibaptis harus mempelajari Alkitab dengan saksama, dan saudara-saudara mengatur untuk membantunya secara rohani. Semuanya ini adalah hasil dari membaca Berita Kerajaan dalam bahasanya sendiri.
Di Vladikavkaz, hanya ada satu sidang berbahasa Ossetia, dan di kebaktian wilayah serta kebaktian distrik, tak satu khotbah pun diterjemahkan ke dalam bahasa Ossetia. Akan tetapi, pada tahun 2002, khotbah-khotbah diterjemahkan untuk pertama kalinya. Saudara-saudara yang berbahasa Ossetia sangat senang! Bahkan, mereka yang cukup menguasai bahasa Rusia mengatakan bahwa hati mereka tersentuh sewaktu mendengar berita Alkitab dalam bahasa asli mereka. Hal ini turut berperan dalam pertumbuhan rohani di sidang dan menarik banyak orang Ossetia pada kebenaran. Pada tahun 2006, sebuah wilayah diorganisasi di Ossetia, dan kebaktian wilayah berbahasa Ossetia diadakan untuk pertama kalinya.
Selama kunjungan pengawas keliling ke sebuah kelompok di desa Aktash yang terpencil, Altai, kira-kira 30 orang berkumpul di satu apartemen, meskipun kelompok itu hanya terdiri dari beberapa penyiar. Setiap orang mendengarkan khotbah umum, tetapi pada waktu khotbah dinas pengawas distrik disampaikan, sekitar setengah hadirin pulang. Setelah perhimpunan, pengawas distrik itu bertanya kepada saudara-saudara setempat mengapa begitu banyak orang pulang. Seorang wanita Altai yang sudah lanjut usia menjawab dalam bahasa Rusia yang terpatah-patah, ”Anda melakukan pekerjaan yang penting, tetapi saya hampir tidak bisa mengerti apa pun!” Untuk kunjungan pengawas wilayah berikutnya, khotbah-khotbah diterjemahkan, dan semua tinggal untuk mendengarkan seluruh acara.
Di kota Voronezh ada banyak sekali mahasiswa asing. Pada tahun 2000, seorang hamba pelayanan yang berbahasa Cina mengorganisasi beberapa kursus bahasa Cina secara informal. Banyak Saksi menanggapi kebutuhan itu dan mulai mengabar kepada mahasiswa Cina. Bahasa Cina adalah bahasa yang sangat sulit, tetapi saudara-saudara tidak menyerah. Pada bulan Februari 2004, PBS pertama berbahasa Cina diorganisasi di kota. Pada bulan April itu, pelajar Alkitab berkebangsaan Cina pertama dibaptis, dan dua bulan kemudian, satu lagi dibaptis. Sekarang, PBS itu dengan teratur dihadiri oleh sekelompok peminat, dan sekitar 15 PAR diadakan dalam bahasa Cina. Seraya kabar baik menjangkau semua bagian dari ladang yang luas ini, kantor cabang Rusia terus menanggapi permintaan akan lebih banyak lektur dalam lebih banyak bahasa.
PARA PERINTIS MENERIMA PELATIHAN
Sekolah Dinas Perintis telah diselenggarakan di Rusia selama beberapa tahun. Setiap kelas terdiri dari 20 hingga 30 siswa, kebanyakan perintis lokal yang tidak perlu mengadakan perjalanan jauh untuk menghadiri sekolah itu. Namun, halnya tidak demikian sewaktu sekolah itu pertama kali diadakan di Rusia. Roman Skiba mengenang, ”Saya masih ingat betul Sekolah Dinas Perintis yang diadakan di Yekaterinburg pada tahun 1996. Sekolah itu diikuti oleh lebih dari 40 saudara dan saudari. Untuk mengikuti sekolah itu, banyak yang harus mengadakan perjalanan ratusan kilometer dan beberapa bahkan hampir 1.000 kilometer.”
Svetlana telah melayani sebagai perintis biasa di ladang berbahasa isyarat sejak tahun 1997. Pada bulan Januari 2000, ia menghadiri sekolah perintis dalam bahasa isyarat. Setelah sekolah itu, Svetlana menceritakan bagaimana ia telah dibantu untuk meningkatkan mutu pelayanannya dan mengerti apa artinya menjadi seorang Kristen dalam keluarga serta sidang. Ia mengatakan, ”Kasih saya semakin bertambah terhadap orang lain. Saya juga menyadari pentingnya bekerja sama dengan saudara-saudari, dan sekarang saya menerima nasihat dengan rela. Mutu PAR saya juga telah meningkat secara mencolok, karena saya mulai menggunakan perumpamaan dalam pengajaran.”
Alyona melayani sebagai perintis di Khabarovsk, sebuah kota di Timur Jauh, membantu para tunarungu belajar kebenaran. Agar bisa melakukannya lebih efektif, Alyona ingin mengikuti Sekolah Dinas Perintis dalam bahasa isyarat. Kesulitan apa saja yang harus ia atasi? Alyona mengatakan, ”Sekolah perintis berbahasa isyarat terdekat diadakan di Moskwa, yang jaraknya 9.000 kilometer dari Khabarovsk. Untuk mengikuti sekolah itu, saya harus mengadakan perjalanan dengan kereta api delapan hari sekali jalan dan pulangnya juga sama.” Tetapi, sedikit pun ia tidak menyesal!
Selain sekolah-sekolah untuk membantu orang-orang di ladang berbahasa isyarat, ratusan Sekolah Dinas Perintis diadakan di Rusia dari tahun 1996 hingga 2006. Pelatihan perintis secara langsung turut menghasilkan pertumbuhan secara keseluruhan dalam pekerjaan mengabar serta di sidang. Marcin, yang sekarang melayani sebagai pengawas wilayah, mengenang, ”Pada tahun 1995, saya diangkat sebagai perintis istimewa di Sidang Kuntsëvo di Moskwa. Saya menghadiri khotbah umum serta Pelajaran Menara Pengawal, dan kelihatannya seperti sebuah kebaktian! Sekitar 400 orang hadir di balai. Kala itu, sidang ini mempunyai 300 penyiar. Kurang dari sepuluh tahun kemudian, sepuluh sidang baru terbentuk dari sidang yang awal ini!
”Sewaktu melayani sebagai pengawas wilayah selama tahun 1996 dan 1997, saya menyaksikan pertumbuhan yang menakjubkan di wilayah. Saya mengunjungi sebuah sidang di kota kecil Volzhskiy, Oblast Volgograd, dan kembali ke sana enam bulan kemudian. Dalam kurun waktu itu, ada 75 penyiar baru di sidang ini. Halnya seperti sebuah sidang yang sama sekali baru! Semangat yang diperlihatkan oleh para penyiar yang baru dan rajin itu sukar dilukiskan. Pertemuan untuk dinas lapangan, yang diadakan di sebuah apartemen gedung bertingkat, secara teratur dihadiri oleh sebanyak 80 orang. Banyak yang berdiri di tangga dan di ujung tangga, karena kehabisan tempat.”
KAUM MUDA MEMULIAKAN YEHUWA
Banyak orang muda memperlihatkan minat akan berita Kerajaan meskipun ditentang orang tua. Seorang saudari berusia 20 tahun menceritakan, ”Pada tahun 1995, ketika saya berusia sembilan tahun, Saksi-Saksi Yehuwa mengabar kepada orang tua saya, tetapi mereka tidak menerima kebenaran. Saya berminat untuk mengetahui lebih banyak tentang Allah. Syukurlah, seorang sahabat yang juga teman sekelas mulai belajar Alkitab, dan saya bergabung dengannya. Ketika orang tua saya mengetahui hal ini, mereka melarang saya bergaul dengan Saksi. Kadang-kadang, saya dikurung sendirian di apartemen, agar saya tidak pergi belajar Alkitab. Hal ini berlanjut sampai saya dianggap dewasa secara hukum. Saya meninggalkan rumah untuk bersekolah di kota lain dan menemukan Saksi di sana. Betapa senangnya saya melanjutkan kembali pelajaran Alkitab! Saya mulai mengasihi Yehuwa dengan sepenuh hati dan dibaptis di kebaktian distrik pada tahun 2005. Setelah dibaptis, saya langsung merintis ekstra. Sekarang, orang tua saya menyukai apa yang telah begitu berharga bagi saya sejak kanak-kanak.”
Seorang saudari lain mengenang, ”Pada tahun 1997, ketika saya berusia 15 tahun, para Saksi menawari saya Sedarlah! Saya benar-benar suka dengan nama majalah itu serta isinya, dan ingin menerimanya secara teratur. Sewaktu Ayah mengetahui bahwa saya membaca majalah ini, ia melarang Saksi datang ke rumah kami. Beberapa waktu kemudian, sepupu saya mulai belajar Alkitab dengan Saksi-Saksi Yehuwa, dan pada awal tahun 2002, saya mulai berhimpun di Balai Kerajaan bersama dia. Di sana, saya mendengar bahwa Saksi-Saksi Yehuwa melayani sebagai utusan injil, dan saya memupuk keinginan yang menggebu-gebu untuk membantu orang lain belajar tentang Allah. Tetapi, sepupu saya menjelaskan bahwa saya pertama-tama harus berhenti merokok, menyelaraskan kehidupan saya dengan kehendak Allah, dan menjadi hamba Allah. Saya mengikuti nasihat ini, dan enam bulan kemudian saya dibaptis lalu langsung merintis ekstra. Saya bahagia karena telah memperoleh tujuan yang pasti dalam kehidupan.”
MENCARI ”BARANG-BARANG BERHARGA” DI SAKHA
Sebuah wilayah mencakup Oblast Amur dan seluruh daerah Sakha. Selama tahun dinas 2005, untuk pertama kalinya di Yakutsk, ibu kota Sakha, diadakan kebaktian wilayah dan kebaktian istimewa. Khususnya, sangat menyenangkan untuk melihat orang-orang dari antara penduduk pribumi hadir di kebaktian ini.
Demi kemudahan para saudara, wilayah dibagi menjadi lima bagian, yang masing-masing mengadakan kebaktiannya sendiri. Bagi para pengawas keliling, perjalanan dari satu kebaktian ke kebaktian lainnya membutuhkan waktu 24 jam dengan kereta api, lalu 15 jam dengan mobil, dan 3 jam dengan pesawat.
Musim dingin di daerah ini sangat dingin, dengan temperatur minus 50 derajat Celsius atau lebih rendah. Meskipun demikian, para penyiar setempat tidak saja mengabar di gedung-gedung apartemen bertingkat, tetapi juga dari rumah ke rumah.
Dua kelompok penyiar dibentuk pada awal tahun 2005. Satu kelompok di desa Khayyr, 80 kilometer ke pedalaman dari pesisir Laut Laptev di atas Lingkaran Arktik. Desa itu berpenduduk 500 orang, di antaranya ada 4 Saksi. Pada tahun 2004, Peringatan yang diadakan di desa ini dihadiri 76 orang. Untuk mengunjungi kelompok di desa ini, pengawas wilayah mula-mula harus mengadakan perjalanan sekitar 900 kilometer dengan pesawat, lalu lebih dari 450 kilometer dengan mobil melalui jalan yang tertutup salju.
Kelompok satunya lagi dibentuk di desa terpencil Ust’-Nera, 100 kilometer dari desa Oymyakon. Suhu pada musim dingin di daerah ini kadang-kadang mencapai minus 60 derajat Celsius. Untuk menghadiri kebaktian wilayah tahun lalu, para penyiar dari kelompok ini berangkat dengan dua mobil. Mereka harus menempuh perjalanan sejauh kira-kira 2.000 kilometer sekali jalan, sebagian besar melalui daerah terpencil yang tanpa penduduk dan bersuhu minus 50 derajat Celsius.
Seorang pengawas wilayah melaporkan pengalaman menarik di ketinggian 4.000 meter. ”Selama kampanye brosur Tetaplah Berjaga-jaga!, serangkaian kebaktian diadakan di wilayah kami. Saya dan pengawas distrik sedang berada di pesawat terbang menuju kebaktian berikutnya. Sayangnya, kami kehabisan brosur yang sedang dikampanyekan, maka kami menawarkan brosur Apa yang Allah Tuntut dari Kita? kepada pramugari. Ia mengatakan bahwa ia sudah menerima beberapa lektur Alkitab dan yang mengejutkan kami, ia memperlihatkan brosur Tetaplah Berjaga-jaga! Betapa senangnya kami bahwa saudara-saudari kita sangat giat dalam pelayanan! Sementara kami bercakap-cakap, kopilot lewat. Ia memperlihatkan minat dan ikut dalam percakapan, dan kami berbicara hampir sepanjang penerbangan. Ia menikmati percakapan dan menerima beberapa majalah untuk diberikan kepada awak kapal di ruang kokpit.”
KABAR BAIK DI SAKHALIN
Di Sakhalin, sebuah pulau di atas Hokkaido, pulau di ujung paling utara Jepang, para Saksi untuk pertama kalinya tiba pada akhir tahun 1970-an. Saudara-saudara dari Vladivostok yang mengawasi pekerjaan pengabaran di daerah itu menganjurkan Sergey Sagin untuk meluaskan pelayanannya dan pindah ke pulau itu untuk mengabar kepada penduduknya. Sewaktu bekerja di pelabuhan, Sergey berupaya memulai percakapan mengenai topik-topik Alkitab dengan para pekerja lain. Segera, ia mengadakan beberapa PAR. Meskipun Sergey belakangan terpaksa meninggalkan pulau itu, benih kebenaran akhirnya membuahkan hasil.
Kebaktian tahun 1989 dan 1990 di Polandia memotivasi banyak Saksi di Rusia untuk meluaskan pelayanan mereka dan pindah ke tempat yang membutuhkan lebih banyak pemberita. Pada tahun 1990, Sergey dan Galina Averin pindah dari Khabarovsk, di Timur Jauh, ke Korsakov, di Pulau Sakhalin. Beberapa bulan kemudian, dua perintis dan beberapa penyiar pindah ke Yuzhno-Sakhalinsk, di mana hanya ada satu Saksi.
Pavel Sivulsky, putra dari Pavel Sivulsky yang disebutkan sebelumnya dan salah seorang di antara kedua perintis, sekarang melayani di Betel. Ia mengenang, ”Setibanya kami di Yuzhno-Sakhalinsk, saya dan seorang saudara tinggal di hotel, karena kami tidak bisa langsung memperoleh tempat tinggal. Kami mulai bekerja dari rumah ke rumah di sebelah hotel dan sewaktu berbincang-bincang, kami menanyakan orang-orang apakah ada akomodasi yang bisa disewa. Kami berjumpa dengan orang-orang yang ingin tahu di mana mereka bisa melanjutkan pembahasan Alkitab, tetapi kami harus memberi tahu mereka bahwa kami tinggal di hotel, dan segera setelah memiliki tempat tinggal, kami akan langsung mengundang mereka. Kami berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa untuk membantu kami mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal. Yehuwa menjawab doa kami. Tak lama kemudian, kami mendapatkan pekerjaan sekaligus sebuah apartemen. Seorang penghuni rumah mengundang kami tinggal di apartemennya. Wanita ini tidak mau menerima uang sewa dan malah memasak bagi kami, sehingga kami bisa menggunakan lebih banyak waktu dalam dinas. Yehuwa memperlihatkan bahwa Ia menyertai kami. Kami segera mengadakan banyak PAR dan mengorganisasi kelompok PBS. Dua bulan kemudian, kami menyewa sebuah rumah dan mengadakan perhimpunan di sana.”
Seraya sidang bertumbuh, banyak penyiar baru memasuki dinas perintis. Mereka memperlihatkan semangat perintis dan pindah ke bagian-bagian lain di pulau itu untuk menyebarkan kebenaran di kalangan penduduk. Yehuwa dengan limpah memberkati pelayanan yang bersemangat dari sidang yang cepat bertumbuh ini, dan tiga tahun kemudian, pada tahun 1993, delapan sidang baru telah dibentuk dari sidang awal itu!
Akhirnya, banyak penyiar meninggalkan pulau itu karena kesulitan ekonomi dan juga untuk meluaskan pelayanan mereka. Sebagaimana yang terjadi sebelumnya, upaya demikian dibarengi dengan pertumbuhan. Sekarang, sebuah Balai Kerajaan yang indah berdiri di pusat kota kecil Yuzhno-Sakhalinsk, dan di pulau itu ada sembilan sidang serta empat kelompok yang membentuk satu wilayah.
MESKI BANYAK PENENTANG, PINTU TERBUKA
Pada abad pertama, rasul Paulus mengatakan, ”Sebuah pintu besar yang menuju kegiatan dibukakan bagiku, namun ada banyak penentang.” (1 Kor. 16:9) Dua ribu tahun kemudian, jumlah penentang tidak berkurang. Dari tahun 1995 hingga 1998, kantor jaksa Moskwa empat kali mengajukan tuduhan pidana terhadap Saksi. Saksi-Saksi Yehuwa dituduh menghasut orang-orang untuk tidak toleran terhadap agama, merusak keluarga, terlibat dalam kegiatan melawan Negara, dan melanggar hak penduduk lainnya. Sewaktu tuduhan-tuduhan ini tidak bisa dibuktikan, suatu perkara perdata diajukan terhadap Saksi pada tahun 1998, dengan tuduhan tanpa dasar yang sama.
Kira-kira satu tahun kemudian, departemen kehakiman mendaftar ulang Pusat Administratif Saksi-Saksi Yehuwa di Rusia, mengakui bahwa Saksi-Saksi Yehuwa tidak melakukan apa pun yang menghasut orang untuk membenci agama, merusak keluarga, atau melanggar hak asasi manusia, dan demikian juga dengan lektur mereka. Meskipun demikian, kantor kejaksaan kembali mengajukan tuduhan yang sama!
Beberapa profesor dalam bidang keagamaan sadar bahwa Saksi-Saksi Yehuwa mendasarkan kepercayaan mereka secara eksklusif pada Alkitab. Menurut Dr. N. S. Gordienko, profesor bidang keagamaan di Herzen Russian State Pedagogical University di St. Petersburg, ”Sewaktu para pakar hukum dan agama menuduh ajaran Saksi-Saksi Yehuwa, mereka tidak sadar bahwa sebenarnya mereka sedang menuduh Alkitab.”
Meskipun demikian, Pengadilan Kota Moskwa memerintahkan untuk mencabut status hukum komunitas Saksi-Saksi Yehuwa di Moskwa. Namun, hal ini tidak mencegah saudara-saudara kita memenuhi perintah Alkitab untuk menyampaikan kabar baik kepada orang lain. Saksi-Saksi Yehuwa yakin bahwa penduduk Moskwa harus membuat keputusan sendiri mengenai kepercayaan agama mereka. Membatasi hak ini berarti melanggar kebebasan setiap penduduk Moskwa. Karena itu, para Saksi di Moskwa akan terus memenuhi perintah Yesus Kristus untuk mengabar dan membuat murid. (Mat. 28:19, 20) Sekarang, Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia sedang meninjau keputusan Pengadilan Kota Moskwa.
Pada bulan September 1998, ketika persidangan tentang upaya pembubaran komunitas Saksi-Saksi Yehuwa di Moskwa untuk pertama kali dimulai, ada 43 sidang Saksi-Saksi Yehuwa di Moskwa. Delapan tahun kemudian, ada 93! Yehuwa telah menjanjikan umat-Nya, ”Senjata apa pun yang ditempa untuk melawanmu tidak akan berhasil.” (Yes. 54:17) Pada tahun 2007, Saksi-Saksi Yehuwa mengadakan kebaktian distrik di Stadion Luzhniki Moskwa, yang dahulu dipakai untuk Olimpiade. Kebaktian ini dihadiri oleh 29.040 orang, dan 655 dibaptis.
NAMA ALLAH BESAR DI RUSIA
Sebagaimana dicatat di Maleakhi 1:11, Allah Yehuwa mengatakan, ”Dari tempat terbitnya matahari bahkan sampai terbenamnya, namaku akan besar di antara bangsa-bangsa.” Setiap fajar baru membawa kesempatan untuk menemukan satu lagi orang seperti domba di negeri yang luas ini. Selama tahun dinas yang lalu saja, lebih dari tujuh ribu dibaptis di Rusia. Ini merupakan bukti yang tak dapat disangkal bahwa ”Tsar segala Tsar”, sebagaimana Yesus Kristus disebutkan dalam Alkitab bahasa Rusia, menyertai rakyatnya seraya mereka melaksanakan pekerjaan ini.—Mat. 24:14; Pny. 19:16.
”Hari Yehuwa akan datang seperti pencuri,” kata rasul Petrus. (2 Ptr. 3:10) Karena itu, umat Yehuwa di Rusia bertekad menggunakan waktu yang tersisa untuk mencari orang-orang yang memiliki kecenderungan yang benar dari setiap bangsa, suku, bahasa, dan umat.
[Catatan Kaki]
a Oblast adalah pembagian daerah menurut subdivisi.
b Kray adalah daerah, provinsi, atau wilayah.
c ”Masyarakat Altai—Orang-Orang yang Pantas Dikagumi” dalam Sedarlah! 22 Juni 1999.
[Gambar di hlm. 110]
”Jika ada sesuatu yang memberatkan Anda dalam laporan, bahkan cedera sekecil apa pun, kami akan tembak kalian semua”
[Gambar di hlm. 128]
”Jika kami membiarkan kalian bebas, banyak warga Soviet akan bergabung dengan kalian. Itulah sebabnya kami menganggap kalian sebagai ancaman yang berbahaya bagi Negara kami”
[Gambar di hlm. 219]
”Teman-teman kalian seperti burung; mereka menyambar karton-karton lektur dan segera membawanya pergi”
[Kotak/Gambar di hlm. 69]
Seperti Apa Siberia Itu?
Apa yang tebersit di benak Saudara sewaktu memikirkan Siberia? Apakah Saudara membayangkan belantara yang gersang dan ganas dengan musim dingin yang luar biasa dingin? Atau, negeri yang terpencil, tempat pengasingan orang-orang yang membangkang kepada pemerintah Soviet? Saudara benar, tetapi itu belum lengkap.
Siberia adalah kawasan yang sangat luas, lebih besar daripada Kanada, yang merupakan negara terluas kedua di dunia. Dewasa ini, Siberia meliputi daerah seluas lebih dari 13.000 kilometer persegi, membentang dari Pegunungan Ural ke arah Samudra Pasifik di timur dan dari Mongolia serta Cina ke arah Samudra Arktik di utara. Negeri ini kaya dengan sumber daya alam—kayu, minyak, dan gas. Di Siberia, Saudara akan menjumpai jajaran pegunungan, dataran, daerah rawa-rawa, danau, dan sungai besar.
Selama kira-kira satu setengah abad, Siberia merupakan tempat pemenjaraan, kerja paksa, dan pengasingan. Selama tahun 1930-an dan 1940-an, Joseph Stalin mengirim jutaan orang ke sana untuk bekerja di kamp-kamp. Pada tahun 1949 dan 1951, sekitar 9.000 Saksi Yehuwa dari Moldavia, republik-republik Baltik, dan Ukraina diasingkan ke Siberia.
[Kotak/Gambar di hlm. 72, 73]
Sekilas tentang Rusia
Negeri
Sebagai negeri terluas di dunia, Rusia membentang 7.700 kilometer dari timur ke barat dan 3.000 kilometer dari utara ke selatan dengan total luas daratan 17.075.800 kilometer persegi. Yang menakjubkan, wilayah Rusia meliputi 11 zona waktu serta menjangkau hampir separuh Belahan Bumi Utara. Di Rusia terdapat gunung tertinggi dan sungai terpanjang di Eropa serta danau terdalam di dunia.
Penduduk
Delapan puluh persen penduduk adalah orang Rusia. Namun, lebih dari 70 kelompok etnik lainnya tinggal di Rusia. Di antaranya, ada yang berjumlah hanya beberapa ribu orang, dan yang lain-lain satu juta lebih.
Bahasa
Bahasa resminya adalah bahasa Rusia yang digunakan oleh hampir seluruh penduduk. Selain itu, lebih dari 100 bahasa lain digunakan, beberapa di antaranya adalah bahasa ibu dari hampir satu juta orang.
Ekonomi
Rusia adalah salah satu penghasil utama minyak dan gas alam di dunia. Industri-industri besar lainnya termasuk kehutanan, pertambangan, dan produksi segala macam barang.
Makanan
Hidangan lezat yang terbuat dari daging, ikan, kol, atau dadih dimakan dengan roti gandum hitam, kentang, serta buckwheat. Kuliner Rusia kaya lemak dan karbohidrat guna memberikan energi yang diperlukan untuk menghadapi musim dingin yang panjang. Masakan khas terdiri dari pelmeni (bakso daging) dalam sup atau dilapisi sour cream (saus krim yang asam) atau piroshki (kue pastel kecil) berisi kol, daging, keju, atau kentang. Sup yang populer adalah borscht, atau sup bit, dan shchi, atau sup kol.
Iklim
Musim panas sangat panas, dan musim dinginnya gelap serta dingin. Musim semi dan musim gugur berlalu dengan cepat, sehingga kedua musim lainnya menjadi musim yang utama.
(Peta Rusia terdapat di halaman 116 dan 167)
[Gambar]
Kremlin
Gunung El’brus, Kabardino-Balkaria
Beruang cokelat, Semenanjung Kamchatka
[Kotak di hlm. 92, 93]
Perang untuk Menaklukkan Hati dan Pikiran
Pemerintah Soviet tidak berupaya menumpas Saksi. Tujuannya adalah ”menobatkan” mereka agar menerima ideologi Soviet, baik dengan bujukan ataupun dengan paksaan. Untuk mencapai tujuan ini, pemerintah menggunakan KGB—organisasi pemerintah untuk dinas intelijen dan keamanan dalam negeri. Berikut beberapa metode yang digunakan KGB.
Penggeledahan: Ini dilakukan di rumah-rumah Saksi, bahkan pada malam hari. Beberapa keluarga terpaksa pindah rumah karena seringnya penggeledahan.
Pengawasan: Antara lain dengan menyadap telepon, menahan surat, dan memasang alat penyadap suara di rumah saudara-saudara.
Denda dan interupsi perhimpunan: Di seluruh negeri, pejabat setempat melacak tempat-tempat yang digunakan oleh saudara-saudara untuk berhimpun. Semua yang hadir didenda. Sering kali dendanya separuh atau lebih dari rata-rata gaji sebulan.
Penyuapan dan pemerasan: Kepada beberapa Saksi, KGB menjanjikan apartemen di pusat kota Moskwa dan juga mobil asalkan mereka mau bekerja sama. Dalam banyak kasus, saudara-saudara diancam akan dihukum selama bertahun-tahun di kamp kerja paksa jika mereka menolak bekerja sama.
Propaganda: Film, televisi, dan surat kabar menggambarkan Saksi sebagai kelompok yang berbahaya bagi masyarakat. Ceramah-ceramah diberikan di penjara dan kamp kerja yang berisi tuduhan bahwa saudara-saudara menggunakan Alkitab sebagai kedok untuk kampanye politik. Propaganda menimbulkan diskriminasi; guru memberi nilai yang rendah kepada anak-anak Saksi, dan majikan tidak memberikan kepada saudara-saudara kita fasilitas atau cuti yang sebenarnya adalah hak mereka.
Penyusupan: Agen KGB yang berpura-pura berminat akan berita Kerajaan menerima PAR dan dibaptis. Beberapa bahkan berhasil mendapatkan kedudukan yang bertanggung jawab dalam organisasi. Tujuan mereka adalah menghentikan pekerjaan pengabaran dengan menciptakan kecurigaan dan perpecahan di kalangan Saksi.
Pengasingan: Para Saksi diasingkan ke daerah-daerah terpencil di negeri itu. Di sana, saudara-saudara melakukan pekerjaan fisik yang berat selama 12 jam sehari demi memenuhi kebutuhan hidup. Selama musim dingin, mereka menghadapi suhu yang luar biasa dingin; selama musim panas mereka menghadapi nyamuk dan lalat pikat.
Penyitaan dan pemisahan: Properti, rumah, dan harta benda disita. Kadang-kadang, anak-anak dipisahkan dari orang tua mereka yang adalah Saksi.
Ejekan dan pemukulan: Banyak Saksi, termasuk para wanita, yang dilecehkan dan diejek. Beberapa dipukuli dengan sangat kejam.
Pemenjaraan: Tujuannya adalah memaksa para Saksi menyangkal iman mereka atau untuk mengasingkan mereka dari saudara-saudara mereka.
Kamp kerja paksa: Di kamp-kamp seperti itu, para Saksi nyaris kehabisan tenaga. Sering kali mereka harus menggali tunggul pohon-pohon yang sangat besar. Saudara-saudara juga bekerja di tambang batu bara, membangun jalan serta rel kereta api. Para pekerja kamp terpisah dari keluarga mereka dan tinggal dalam barak-barak.
[Kotak/Gambar di hlm. 96, 97]
Dua Kali Saya Divonis Mati
PYOTR KRIVOKULSKY
LAHIR 1922
BAPTIS 1956
PROFIL Ia kuliah di seminari sebelum belajar kebenaran. Ia mendekam di berbagai penjara serta kamp kerja paksa selama 22 tahun dan meninggal pada tahun 1998.
PADA tahun 1940, Saksi-Saksi Polandia mulai mengabar di tempat saya tinggal di Ukraina. Saya dikunjungi oleh Korney, seorang saudara terurap. Kami berbicara sepanjang malam, dan saya menjadi yakin bahwa apa yang ia katakan adalah kebenaran tentang Allah.
Pada tahun 1942, tentara Jerman bergerak maju, dan pasukan Soviet mundur dari daerah tempat saya tinggal. Itu merupakan masa anarki. Para nasionalis Ukraina memaksa saya bergabung dengan mereka untuk melawan orang Jerman dan orang Soviet. Sewaktu saya menolak, mereka memukuli saya sampai pingsan, lalu mereka melemparkan saya ke jalan. Pada malam itu juga, mereka menjemput dan membawa saya ke tempat pembantaian massal. Di sana, sekali lagi mereka menanyai saya apakah saya mau membela bangsa Ukraina. Saya memberi tahu mereka dengan tegas dan lantang, ”Saya hanya akan melayani Allah Yehuwa!” Lalu, saya divonis mati. Ketika salah seorang serdadu memerintahkan untuk menembak saya, serdadu lain merampas senjatanya dan berteriak, ”Jangan tembak! Ia masih berguna.” Dengan marah, orang lain mulai memukuli saya. Ia mengatakan bahwa ia sendiri akan menembak saya dalam satu minggu, namun dalam beberapa hari, ia sendiri yang terbunuh.
Pada bulan Maret 1944, pasukan Soviet kembali ke daerah kami, dan para serdadu membawa semua pria, termasuk saya. Kali ini, pasukan Soviet-lah yang membutuhkan prajurit. Di tempat kami dikumpulkan, saya berjumpa dengan Korney, saudara yang memperkenalkan kebenaran kepada saya. Di sana juga ada 70 Saksi. Kami tetap terpisah dari yang lain-lain dan saling membesarkan hati. Seorang perwira mendatangi kami dan bertanya mengapa kami terpisah dari orang-orang lain. Korney menjelaskan bahwa kami adalah orang Kristen dan kami tidak angkat senjata. Segera, mereka mengambil dia dan memberi tahu kami bahwa dia akan ditembak. Kami tidak pernah melihatnya lagi. Mereka mulai mengancam kami, dengan mengatakan bahwa seperti dia, kami semua akan ditembak, dan satu per satu dari kami ditanya apakah kami akan bergabung dengan pasukan mereka. Sewaktu saya menolak, tiga serdadu dan seorang perwira membawa saya ke hutan. Sang komandan membacakan vonis dari pengadilan militer, ”Karena menolak memakai seragam dan mengangkat senjata, hukumannya adalah eksekusi oleh regu tembak.” Saya berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Yehuwa dan kemudian bertanya-tanya apakah Ia akan menerima dinas saya kepada-Nya, karena saya belum mendapat kesempatan untuk dibaptis. Tiba-tiba, saya mendengar perintah, ”Tembak musuh!” Tetapi, para serdadu itu menembak ke atas. Lalu, perwira itu mulai memukuli saya. Saya divonis penjara sepuluh tahun dan ditaruh di kamp kerja paksa Oblast Gorki, di jantung Rusia.
Saya dibebaskan pada tahun 1956, dan belakangan menikahi Regina, seorang Saksi yang setia. Kami bersama-sama selama enam bulan ketika tanpa diduga-duga saya ditahan dan divonis penjara sepuluh tahun.
Setelah saya akhirnya dibebaskan, seorang pejabat berkata kepada saya, ”Tidak ada tempat bagimu di Uni Soviet.” Ia keliru. Betapa menakjubkan untuk mengetahui bahwa negeri ini adalah milik Yehuwa dan bahwa Dialah yang menentukan siapa yang akan hidup selama-lamanya di atasnya!—Mz. 37:18.
[Kotak/Gambar di hlm. 104, 105]
”Halo, Apakah Ada Saksi Yehuwa di Antara Kalian?”
YEVGENIA RYBAK
LAHIR 1928
BAPTIS 1946
PROFIL LAHIR di Ukraina; ia dibawa paksa ke Jerman dan di sana ia belajar kebenaran. Ia terus melayani Yehuwa dengan setia di Rusia.
PADA suatu hari Minggu, terdengar nyanyian yang merdu melalui jendela saya. Yang melantunkannya adalah Saksi-Saksi Yehuwa. Tak lama kemudian, saya menghadiri pertemuan mereka. Saya tidak habis pikir, mengapa orang Jerman menyiksa sesama orang Jerman karena iman mereka. Teman-teman saya orang Ukraina yang dibawa bersama saya ke Jerman mulai membenci saya karena pergaulan saya dengan orang Jerman. Salah seorang di antara mereka pernah meneriaki saya dan meninju muka saya. Bekas teman-teman wanita saya mulai tertawa.
Setelah dibebaskan pada tahun 1945, saya kembali ke Ukraina. Kakek saya mengatakan, ”Mamamu sudah hilang ingatan. Ia telah membuang semua patungnya, dan sekarang dia punya Allah lain.” Ketika kami berada sendirian, Mama mengeluarkan Alkitab dan membacakan bahwa Allah membenci penyembahan berhala. Ia kemudian memberi tahu saya bahwa ia menghadiri pertemuan Saksi-Saksi Yehuwa. Saya memeluknya sambil terisak, dan dengan tenang saya mengatakan, ”Mama sayang, saya Saksi Yehuwa juga!” Kami berdua menangis karena sukacita.
Mama sangat bersemangat dalam pelayanan. Karena hampir semua saudara dipenjarakan di kamp, Mama diangkat sebagai hamba kelompok. Semangatnya merasuki saya juga.
Pada tahun 1950, saya ditahan karena kegiatan agama, dan divonis sepuluh tahun di kamp. Lima saudari dibawa ke kota Usol’ye-Sibirskoye, di Siberia. Sejak bulan April 1951, kami bekerja di proyek pemasangan rel kereta api. Kami memikul balok penghubung rel yang berat, dua orang satu balok. Dengan tangan kami sendiri, kami juga memindahkan serta meletakkan rel-rel logam yang panjangnya 10 meter dan masing-masing beratnya 320 kilogram. Kami sangat kelelahan. Sekali peristiwa, sewaktu kami berjalan pulang setelah kelelahan bekerja, sebuah kereta penuh tahanan berhenti persis di sebelah kami. Seorang pria yang melihat keluar jendela bertanya, ”Halo, apakah ada Saksi Yehuwa di antara kalian?” Rasa lelah kami pun lenyap sudah. ”Kami ada lima saudari!” teriak kami. Para tahanan itu adalah saudara-saudari yang kami kasihi yang diasingkan dari Ukraina. Sementara kereta api berhenti, mereka dengan sangat gembira memberi tahu kami apa yang telah terjadi dan bagaimana mereka sampai diasingkan. Kemudian, anak-anak membacakan syair-syair karangan saudara kita. Bahkan, para serdadu tidak mengganggu kami, dan kami bisa bergaul bersama serta saling menganjurkan.
Dari Usol’ye-Sibirskoye, kami dipindahkan ke sebuah kamp besar dekat Angarsk. Ada 22 saudari di sana. Mereka telah mengorganisasi segala sesuatu, termasuk daerah pengabaran. Hal ini membantu kami tetap kuat secara rohani.
[Kotak/Gambar di hlm. 108, 109]
Saya Beberapa Kali Dikirim ke ”Sudut Lima”
NIKOLAI KALIBABA
LAHIR 1935
BAPTIS 1957
PROFIL Pada tahun 1949, ia diasingkan ke Oblast Kurgan, Siberia.
TAMPAKNYA, setiap Saksi di Uni Soviet dilacak keberadaannya. Kehidupan tidak mudah, tetapi Yehuwa memberi kami hikmat. Pada bulan April 1959, saya ditahan karena kegiatan agama. Karena tidak mau mengkhianati satu saudara pun, saya bertekad untuk menyangkal segala sesuatu. Sang investigator menunjukkan foto saudara-saudara dan menyuruh saya menyebutkan nama mereka. Saya mengatakan bahwa saya tidak bisa mengenali siapa pun. Kemudian, ia memperlihatkan foto adik kandung saya dan bertanya, ”Apakah ini saudaramu?” Saya menjawab, ”Saya tidak pasti apakah itu dia atau tidak. Saya tidak tahu.” Setelah itu, sang investigator memperlihatkan foto saya dan bertanya, ”Apakah ini Anda?” Saya berkata, ”Orang ini mirip saya, tetapi apakah itu saya atau tidak, saya tidak tahu.”
Saya dikurung dalam sel selama dua bulan. Setiap pagi, saya bangun dan bersyukur kepada Yehuwa atas kebaikan hati-Nya yang penuh kasih. Kemudian, saya mengingat kembali sebuah ayat Alkitab, dan setelah itu saya membahas ayat tersebut dengan diri sendiri. Lalu, saya menyanyikan lagu Kerajaan tetapi secara diam-diam, karena kami dilarang menyanyi dalam sel. Setelah itu, saya mengulas sebuah topik Alkitab.
Di kamp tempat saya ditahan sudah ada banyak Saksi. Kondisi di penjara sangat keras, dan kami tidak diperbolehkan berbicara. Saudara-saudara sering sekali dikirim ke bangsal pengasingan atau, seperti yang mereka juluki, sudut lima. Saya beberapa kali dikirim ke sudut lima. Di sana, para tahanan hanya diberi roti seberat 200 gram sehari. Saya tidur di atas papan yang ditutupi lapisan besi yang tebal. Rangka-rangka jendelanya patah, dan ada banyak nyamuk. Sepatu bot saya menjadi bantal.
Pada umumnya, setiap saudara membuat sendiri tempat untuk menyembunyikan lektur. Saya memutuskan untuk menyembunyikan lektur di sapu yang biasa saya gunakan. Sewaktu ada penggeledahan, mandor penjara sama sekali tidak terpikir untuk memeriksa bagian dalam sapu, meskipun ia dengan cermat memeriksa setiap sudut. Kami juga menyembunyikan lektur di tembok. Saya belajar untuk percaya kepada organisasi Yehuwa. Yehuwa melihat dan mengetahui segala sesuatu serta membantu setiap hamba-Nya yang setia. Yehuwa selalu membantu saya.
Bahkan sebelum keluarga saya diasingkan pada tahun 1949, ayah saya mengatakan bahwa Yehuwa bisa mengatur segala sesuatu sehingga orang-orang yang ada di Siberia yang jauh akan mendengar kebenaran. Kami berpikir, ’Bagaimana mungkin?’ Ternyata, kalangan berwenang sendirilah yang memungkinkan ribuan orang yang tulus di Siberia mengenal kebenaran.
Ketika keadaan di Rusia berubah secara dramatis, saudara-saudara dengan bersemangat memanfaatkan kesempatan untuk bepergian ke Polandia guna menghadiri kebaktian internasional pada tahun 1989. Hari-hari tersebut tak terlupakan. Setelah doa penutup, kami tetap berdiri, dan kami bertepuk tangan untuk waktu yang lama. Pengalaman itu benar-benar menggugah emosi kami! Selama bertahun-tahun, saya terbiasa dengan berbagai penderitaan dan problem, tetapi kami jarang menangis. Sewaktu kami berpisah dengan saudara-saudara yang kami kasihi di Polandia, air mata bercucuran, dan tidak seorang pun dapat—atau bahkan ingin—menghentikannya.
[Kotak/Gambar di hlm. 112, 113]
Melakukan Segala Sesuatu demi Kabar Baik
PYOTR PARTSEY
LAHIR 1926
BAPTIS 1946
PROFIL Pyotr pertama kali bertemu Saksi-Saksi Yehuwa pada tahun 1943 dan menghabiskan waktu di dua kamp konsentrasi Nazi serta sebuah kamp kerja paksa di Rusia. Belakangan, ia melayani sebagai pengawas wilayah selama pelarangan.
SETELAH mempelajari ajaran-ajaran dasar Alkitab di Jerman Nazi, saya langsung menceritakannya kepada kenalan baik saya, dan banyak yang bergabung dengan saya dalam ibadat murni. Pada tahun 1943, seorang imam melaporkan saya ke Gestapo, yang menangkap dan menuduh saya melakukan kegiatan makar di kalangan kaum muda. Tak lama kemudian, saya dijebloskan ke kamp pembasmian Maidanek di Polandia. Pergaulan di antara saudara-saudari khususnya berharga. Di kamp, tekad kami untuk mengabar bahkan semakin kuat. Di sana, banyak yang memperlihatkan minat akan kebenaran, dan kami mencari cara-cara untuk memberikan kesaksian tentang Kerajaan Yehuwa. Pernah, saya diberi 25 pukulan dengan cambuk bertali ganda. Saya berdiri dan dengan suara nyaring mengatakan dalam bahasa Jerman, ”Danke schön!” (”Terima kasih!”) Seorang Jerman berseru, ”Lihat betapa tangguh anak muda ini! Sudah dipukuli pun masih mengucapkan terima kasih!” Punggung saya babak belur karena cambukan itu.
Pekerjaan di kamp berat, dan tenaga kami habis terkuras. Orang yang mati dibakar dalam krematorium, yang beroperasi siang malam. Saya pikir saya akan segera ikut dibakar dalam krematorium itu. Tampaknya, saya tidak pernah akan meninggalkan kamp itu hidup-hidup. Saya luput ketika saya cedera. Semua yang secara relatif sehat dipaksa bekerja, dan yang selebihnya dikirim ke kamp-kamp lain. Dua minggu kemudian, saya dikirim ke kamp konsentrasi di Ravensbrück.
Menjelang akhir perang, saya mendengar kabar angin bahwa kami semua akan ditembak oleh orang Jerman. Lalu, kami mendapati bahwa para penjaga telah melarikan diri. Sewaktu para tahanan menyadari bahwa mereka sekarang bebas, setiap orang berpencaran. Saya tiba di Austria, di mana saya diminta untuk mendaftarkan diri menjadi tentara. Saya langsung menolak, dengan menyatakan bahwa saya menghabiskan waktu di kamp-kamp konsentrasi karena kepercayaan agama saya. Saya diperbolehkan pulang ke Ukraina, yang ketika itu menjadi bagian dari Uni Soviet. Pada tahun 1949, saya menikahi Yekaterina, yang menjadi teman hidup saya yang setia. Pada tahun 1958, saya ditangkap dan dikirim ke sebuah kamp kerja paksa di Mordvinia.
Setelah dibebaskan, saya ikut dalam pekerjaan mencetak lektur Alkitab. Sekali peristiwa, pada tahun 1986, kami bekerja semalaman untuk mencetak 1.200 halaman. Kami menumpukkannya di atas lantai, di tempat tidur, dan di mana saja. Di luar dugaan, seorang agen KGB muncul, ”hanya untuk ngobrol-ngobrol”, katanya. Yekaterina menanyakan di mana ia mau ngobrol, tanpa berpikir bahwa bisa saja ia ingin masuk ke dalam rumah. Namun syukurlah, dia ingin bicara dengan kami di dapur yang terletak di luar rumah. Andaikan ia masuk ke dalam rumah, kami pasti ditangkap.
Hingga hari ini, kami berupaya hidup selaras dengan pembaktian kami dan melakukan segala sesuatu demi kabar baik. Kami mempunyai 6 anak, 23 cucu, serta 2 buyut yang semuanya melayani Yehuwa dengan setia, dan kami bersyukur kepada Yehuwa bahwa anak-anak kami terus berjalan dalam kebenaran.
[Kotak di hlm. 122]
Sel Khusus
Dalam sistem penjara Soviet, sel khusus merupakan bentuk penghukuman yang umum untuk pelanggaran seperti menolak menyerahkan lektur keagamaan dengan sukarela. Para tahanan diberi pakaian katun yang usang dan dikurung dalam sel.
Bayangkan sebuah sel yang khas. Ukurannya sempit—kira-kira tiga meter persegi. Sel itu gelap, lembap, dan kotor, serta sangat dingin, khususnya pada musim dingin. Permukaan tembok semennya kasar. Sebuah jendela kecil dipasang jauh ke dalam tembok yang tebalnya satu meter. Beberapa panel kaca pecah. Sebuah lampu listrik yang menerangi ruangan diletakkan dalam ceruk di tembok dan ditutupi lempeng besi berlubang kecil. Selain lantai semen, satu-satunya benda yang bisa diduduki adalah tembok tambahan mirip bangku yang sempit. Kami tidak bisa berlama-lama duduk di atasnya. Otot-otot kaki dan punggung akan segera pegal serta sakit, dan tembok yang bergerigi menusuk-nusuk punggung kami.
Pada malam hari, para penjaga akan menyelipkan kotak kayu ceper untuk kami tiduri. Kotak tersebut diikat dengan tali logam. Kami bisa berbaring di atas papan dan logam, tetapi udara dingin membuat kami tidak bisa tidur. Tidak ada selimut. Pada umumnya, para tahanan di sel khusus mendapat roti 300 gram sekali sehari dan sup bening sekali tiga hari.
Jamban, yang hanya berupa pipa di lantai, mengeluarkan bau yang sangat menyengat. Beberapa sel diperlengkapi kipas angin yang mengalihkan bau busuk dari pipa pelimbahan itu masuk ke dalam sel. Para mandor kadang-kadang memasang kipas angin ini untuk semakin mematahkan semangat serta menghukum tahanan.
[Kotak/Gambar di hlm. 124, 125]
Kamp Mordvinia #1
Antara tahun 1959 dan 1966, lebih dari 450 saudara pernah berada di kamp ini, yang bisa menampung total 600 tahanan. Kamp ini, yang adalah salah satu di antara 19 kamp kerja paksa di daerah Mordvinia, dikelilingi pagar berkawat duri dan beraliran listrik yang tingginya hampir tiga meter. Di sekeliling pagar ini ada lagi 13 pagar berkawat duri. Tanah di sekeliling daerah kamp selalu digarap sehingga jejak-jejak orang yang melarikan diri bisa terlihat.
Dengan sama sekali mengasingkan para Saksi, kalangan berwenang berupaya meremukkan mereka secara fisik dan psikologis. Meskipun demikian, saudara-saudara kita berhasil mengorganisasi kegiatan teokratis dalam kamp.
Kamp itu sendiri menjadi wilayah dengan pengawas wilayahnya sendiri. Wilayah tersebut terdiri atas empat sidang yang terbentuk dari 28 kelompok PBS. Untuk membantu semua tetap kuat secara rohani, para saudara memutuskan untuk mengadakan tujuh perhimpunan seminggu. Pada mulanya, mereka hanya memiliki satu Alkitab, maka mereka membuat jadwal untuk membaca Alkitab sidang per sidang. Pada kesempatan pertama, para saudara mulai menggandakan Alkitab. Buku-buku catatan yang terpisah memuat setiap buku dari Alkitab yang disalin dengan tangan, dan yang aslinya disembunyikan dengan cermat di tempat yang aman. Dengan cara ini, para saudara bisa mengikuti pembacaan Alkitab yang dijadwalkan. Pelajaran Menara Pengawal juga diorganisasi. Para saudari yang datang mengunjungi suami mereka membawa majalah dalam bentuk mini ke dalam kamp, menaruhnya di mulut atau di hak sepatu atau menaruh kertas-kertas tipis ke dalam kepangan rambut mereka. Banyak saudara dimasukkan ke sel khusus selama 1 hingga 5 hari karena menyalin lektur dengan tangan.
Sel khusus adalah tempat yang terpencil dari para tahanan lain. Para penjaga yang bertugas memastikan agar para Saksi tidak membaca apa pun sementara berada di sana. Meskipun demikian, saudara-saudara lain mencari jalan untuk memperlengkapi mereka dengan makanan rohani. Seorang saudara akan memanjat ke atas atap sebuah gedung yang berhadapan dengan lapangan di mana mereka yang berada di sel khusus diperbolehkan berjalan-jalan. Saudara itu membawa kertas-kertas kecil yang dipersiapkan sebelumnya dengan ayat Alkitab dan yang dibentuk menjadi bola-bola kecil berdiameter satu sentimeter. Bola itu dimasukkan ke dalam ujung sebuah pipa panjang, lalu ditiupkan ke arah Saksi yang sedang berjalan di lapangan di bawah. Saksi itu akan membungkuk, berpura-pura mengikat tali sepatunya, dan memungut makanan rohani itu tanpa terlihat orang lain.
Untuk sarapan pagi dan makan malam, para tahanan mendapat bubur encer bercampur sedikit minyak biji kapas. Makan siang terdiri atas sup encer yang dibuat dengan bit atau bahan lain, dan hidangan utama yang sederhana. Roti yang dimakan para tahanan mirip kulit binatang yang digunakan untuk membuat sepatu bot! Ivan Mikitkov mengenang, ”Saya tinggal di kamp ini selama tujuh tahun, dan kami hampir selalu menderita sakit perut yang menusuk.”
Para saudara tetap teguh dalam iman. Pengasingan tidak bisa menggoyahkan keseimbangan rohani di kalangan hamba Allah yang loyal, yang terus memperlihatkan iman dan kasih kepada Allah serta sesama mereka.—Mat. 22:37-39.
[Kotak/Gambar di hlm. 131, 132]
Ia Bertanya, ”Mengapa Anda Menangis?”
POLINA GUTSHMIDT
LAHIR 1922
BAPTIS 1962
PROFIL Ia menjadi istri Viktor Gutshmidt. Sementara berada di penjara, Polina memperhatikan betapa baik hatinya Saksi-Saksi Yehuwa.
SAYA dengan loyal mempercayai ideologi Komunis dan menjunjungnya. Akan tetapi, saya ditangkap oleh orang Komunis pada bulan Mei 1944 dan dikirim ke kamp kerja paksa di Vorkuta. Selama tiga tahun, saya tidak diberi tahu alasan saya ditangkap. Awalnya, saya percaya bahwa ada kekeliruan, dan saya menunggu untuk dibebaskan. Saya malah divonis sepuluh tahun di kamp karena diduga membuat pernyataan anti-Soviet.
Karena mempunyai latar belakang medis, saya bekerja di rumah sakit kamp selama beberapa tahun pertama penahanan. Pada tahun 1949, saya dipindahkan ke Inta, ke sebuah kamp bagi tahanan politik. Rezim kamp ini jauh lebih ketat. Di antara para tahanan, ada banyak kebencian, perlakuan kasar, amoralitas, sikap apatis, dan perasaan putus asa. Kabar angin bahwa setiap orang di kamp akan segera ditembak atau divonis penjara seumur hidup memperparah situasi yang sudah memang tegang. Di bawah tekanan, beberapa tahanan hilang ingatan. Para tahanan saling mencurigai dan membenci, karena ada begitu banyak informan di kamp. Orang-orang mengasingkan diri dan menyesuaikan diri sebisa-bisanya. Sifat mementingkan diri dan ketamakan merajalela.
Sekelompok tahanan yang terdiri dari sekitar 40 wanita secara mencolok berbeda. Mereka selalu bersama-sama dan secara mengagumkan menarik, rapi, baik hati, serta ramah. Mereka kebanyakan wanita-wanita yang lebih muda dan bahkan ada beberapa gadis cilik. Saya diberi tahu bahwa mereka adalah pemeluk agama Saksi-Saksi Yehuwa. Para tahanan memperlakukan mereka dengan berbagai cara. Ada yang tidak ramah dan bermusuhan. Ada yang mengagumi perilaku mereka, khususnya kasih mereka terhadap satu sama lain. Misalnya, sewaktu salah seorang Saksi jatuh sakit, yang lain-lain akan bergantian menjaganya di sisi tempat tidurnya. Di kamp, hal ini sangat luar biasa.
Saya takjub bahwa meskipun kelompok ini terdiri dari begitu banyak kebangsaan, mereka ramah terhadap satu sama lain. Ketika itu, saya tidak ingin hidup lagi. Sekali peristiwa, sewaktu merasa terpuruk sekali, saya duduk dan menangis. Salah seorang gadis mendatangi saya dan bertanya, ”Polina, mengapa Anda menangis?”
”Saya mau mati saja,” jawab saya.
Gadis itu, Lidia Nikulina, mulai menghibur saya. Ia memberi tahu saya tentang tujuan hidup, bagaimana Allah akan memecahkan problem seluruh umat manusia, dan banyak hal lain lagi. Pada bulan Juli 1954, saya dibebaskan. Ketika itu, saya telah belajar banyak dari Saksi-Saksi Yehuwa dan senang untuk menjadi salah seorang di antara mereka.
[Kotak/Gambar di hlm. 140, 141]
Insinyur Militer Menjadi Pemberita Kabar Baik
VLADIMIR NIKOLAEVSKY
LAHIR 1907
BAPTIS 1955
PROFIL Ia dipindahkan 256 kali ke berbagai kamp dan penjara. Ia meninggal pada tahun 1999.
SAYA lulus dari Institut Rekayasa Komunikasi Moskwa pada tahun 1932. Hingga tahun 1941, saya bekerja sebagai insinyur dan kepala arsitek di institut Moskwa. Saya sendiri merancang alat-alat khusus untuk kapal perang. Saya ditahan semasa perang dan akhirnya dikirim ke sebuah kamp di Kazakstan bagian tengah, di desa Kengir.
Sekelompok Saksi-Saksi Yehuwa di sana menarik perhatian saya. Mereka berbeda dari para tahanan lainnya. Ada kira-kira 80 Saksi di antara sekitar 14.000 tahanan di tiga bangsal kamp. Kontras antara para Saksi dan tahanan lain khususnya nyata selama Pemberontakan Kengir pada tahun 1954. Saksi-Saksi Yehuwa tidak ikut dalam pemberontakan itu, bahkan menolak untuk mempersiapkannya. Mereka memperlihatkan ketenangan yang mengherankan dan berupaya menjelaskan pendirian mereka kepada tahanan lain. Saya begitu terkesan dengan perilaku mereka sehingga saya meminta mereka menjelaskan kepercayaan mereka. Beberapa waktu kemudian, saya membaktikan kehidupan saya kepada Yehuwa. Di kamp, iman para Saksi diuji, khususnya ketika pemberontakan itu dipadamkan oleh angkatan bersenjata dengan tank-tank.
Sekali peristiwa, saya diberi tahu bahwa dua jenderal tiba dari Moskwa khusus untuk menemui saya. Salah seorang di antara mereka mengatakan, ”Vladimir, cukuplah sampai di sini. Anda seorang insinyur militer dan arsitek. Negara membutuhkan Anda. Kami ingin Anda kembali ke pekerjaan dulu. Bagaimana mungkin Anda bisa betah di antara orang-orang yang tidak berpendidikan?”
”Tidak ada apa pun yang bisa saya banggakan,” jawab saya. ”Semua bakat manusia berasal dari Allah. Orang yang taat kepada-Nya akan menikmati Pemerintahan Seribu Tahun Kerajaan Kristus, di mana umat manusia akan menjadi sempurna dan benar-benar terdidik.”
Saya sangat senang karena mendapat kesempatan berbicara tentang kebenaran kepada kedua jenderal itu. Beberapa kali mereka memohon saya untuk kembali ke pekerjaan dulu. Namun, saya meminta agar mereka tidak mengganggu saya, tetapi membiarkan saya di kamp bersama saudara-saudara rohani saya, yang sangat saya kasihi.
Pada tahun 1955, hukuman saya dibatalkan. Saya mulai bekerja di biro arsitek yang tidak ada hubungannya dengan militer. Melalui upaya saya untuk menaburkan benih kebenaran dengan limpah, saya memulai pelajaran Alkitab dengan keluarga salah seorang insinyur. Segera, ia bersama seluruh keluarganya menjadi Saksi-Saksi Yehuwa dan pemberita yang bersemangat. Tetapi, KGB memperhatikan, dan sewaktu menggeledah apartemen saya, mereka menemukan lektur Alkitab. Pengadilan memvonis saya 25 tahun penjara, dan saya dikirim ke kamp kerja paksa di Siberia di kota Krasnoyarsk. Saya berkali-kali dipindahkan, ke berbagai kamp dan penjara. Suatu kali, saya hitung-hitung, ternyata sudah 256 kali saya dipindah-pindahkan selama hidup saya.
[Kotak/Gambar di hlm. 147, 148]
Kami Butuh Koper-Koper Besar
NADEZHDA YAROSH
LAHIR 1926
BAPTIS 1957
PROFIL Nadezhda belajar kebenaran di kamp konsentrasi Ravensbrück. Setelah kembali ke Uni Soviet, ia bekerja selama bertahun-tahun sebagai kurir lektur. Ia sekarang tinggal di Kaukasia.
SEWAKTU masuk ke kamp konsentrasi pada tahun 1943, saya sama sekali tidak ingin hidup lagi. Begitulah keadaan saya hingga berjumpa dengan Saksi-Saksi Yehuwa. Betapa bahagianya saya ketika pulang ke Ukraina dengan harapan teguh untuk hidup selama-lamanya di bumi firdaus! Saya mulai berkorespondensi dengan saudari-saudari Saksi agar iman saya tetap kuat. Namun, KGB menahan surat-surat saya, dan tak lama kemudian, saya divonis 15 tahun penjara di kamp.
Pada bulan November 1947, saya dikirim ke kamp di Kolyma, di mana saya menjalani masa hukuman tanpa ada Saksi lain. Yehuwa membantu saya mengabar. Yevdokia, salah seorang tahanan, memperlihatkan minat akan Alkitab. Kami menjadi sahabat dan saling mendukung, secara rohani dan emosi. Pengetahuan Alkitab saya sangat sedikit, tetapi apa yang telah saya pelajari memadai untuk mempertahankan integritas kepada Yehuwa.
Pada awal tahun 1957, setahun setelah dibebaskan, saya pindah ke Suyetikha, Oblast Irkutsk. Para saudara menyambut saya dengan hangat dan memperlihatkan kemurahan hati. Mereka membantu saya mendapatkan pekerjaan dan apartemen. Tetapi, hal yang membuat saya paling berbahagia adalah bahwa saya diikutsertakan dalam kegiatan teokratis. Karena belum dibaptis, saya dibaptis di sebuah bak besar. Setelah itu, saya pun siap memikul tanggung jawab dalam organisasi Yehuwa. Tanggung jawab saya termasuk mengantar lektur Alkitab dan surat-surat.
Lektur tersebut harus diantar ke seluruh Siberia, Rusia bagian tengah, dan Ukraina bagian barat. Semuanya harus direncanakan dengan cermat sebelumnya. Untuk mengantar lektur ke Ukraina bagian barat, kami butuh koper-koper besar. Sekali peristiwa, di Stasiun Yaroslavl di Moskwa, kunci salah satu koper patah, dan semua lektur berhamburan. Dengan tetap tenang, sambil berdoa saya mengumpulkan lektur tersebut tanpa tergesa-gesa. Entah bagaimana, saya bisa mengikat semuanya dan cepat-cepat meninggalkan stasiun. Syukurlah, tidak ada yang memperhatikan saya.
Pada peristiwa lain, saya membawa dua koper penuh lektur dari Ukraina melalui Moskwa ke Siberia. Saya menaruh satu koper di kolong tempat tidur terbawah ruang kereta api. Tak lama kemudian, dua penumpang pria—agen KGB—masuk ke ruang itu. Mereka antara lain berbicara tentang Saksi, yang mereka katakan ”menyebarkan lektur dan giat dalam pergolakan anti-Soviet”. Saya berusaha tetap tenang supaya tidak menimbulkan kecurigaan. Sebenarnya, dapat dikatakan mereka sedang duduk di atas lektur itu!
Tidak soal sewaktu mengantar lektur atau memenuhi tugas lain, saya siap ditangkap kapan saja. Ada banyak situasi yang mengajar saya untuk percaya kepada Yehuwa dalam segala hal.
[Kotak/Gambar di hlm. 158, 159]
”Kalian Benar-Benar Berbeda”
ZINAIDA KOZYREVA
LAHIR 1919
BAPTIS 1958
PROFIL Selama bertahun-tahun, ia meringkuk di berbagai kamp dan meninggal pada tahun 2002.
SEJAK masa kanak-kanak, saya ingin sekali melayani Allah. Pada tahun 1942, seorang teman yang tulus membawa saya ke Gereja Ortodoks Rusia supaya, seperti yang ia katakan, saya ”tidak masuk neraka”. Namun, sang imam menolak membaptis saya setelah tahu saya seorang Ossetia. Kemudian, ia berubah pikiran dan melaksanakan upacara itu setelah diberi uang oleh teman saya. Dalam upaya untuk mencari kebenaran, saya bergabung dengan para penganut Adven, Pantekosta, dan Baptis. Karena itu, kalangan berwenang memvonis saya untuk melakukan kerja paksa. Di kamp kerja paksa, saya berjumpa dengan Saksi dan segera mengenali kebenaran. Setelah dibebaskan pada tahun 1952, saya pulang ke rumah dan mulai memberitakan kabar baik.
Pada dini hari di bulan Desember 1958, saya mendengar gedoran di pintu. Para serdadu berhamburan masuk dan mulai menggeledah rumah kami sementara dua orang menjaga saya di pojok. Ayah terbangun dan menjadi sangat ketakutan karena memikirkan keselamatan keluarganya, khususnya putra-putranya. Orang tua saya mempunyai lima putra, dan saya satu-satunya anak perempuan. Ketika Ayah melihat bagaimana para serdadu menggeledah semua kamar dan loteng, ia menduga bahwa itu pasti ada hubungannya dengan iman saya. Ia mengambil senapan, dan berteriak, ”Mata-mata Amerika!” Ia berupaya menembak saya, tetapi para serdadu merebut senapan itu dari tangannya. Saya nyaris tidak bisa percaya bahwa ayah saya sendiri tega menembak saya. Ketika penggeledahan selesai, saya dibawa ke dalam truk tertutup, tetapi saya berbahagia bahwa saya masih hidup. Untuk kegiatan agama, saya divonis penjara sepuluh tahun.
Pada bulan Desember 1965, saya dibebaskan sebelum masa hukuman berakhir. Orang tua saya senang melihat saya, tetapi Ayah tidak mau saya tinggal di rumah. Namun anehnya, para pekerja KGB memaksa Ayah mendaftarkan saya sebagai anggota keluarganya, dan mereka bahkan membantu saya mendapatkan pekerjaan. Ayah bersikap bermusuhan seperti sebelumnya, tetapi beberapa waktu kemudian, sikapnya mulai berubah. Ia mau menemui saudara-saudari sewaktu mereka mengunjungi saya. Kakak-adik lelaki saya tidak bekerja, suka minum-minum, dan bertindak agresif. Pernah, Ayah mengatakan, ”Saya lihat bahwa kalian benar-benar berbeda dari yang saya kira. Saya ingin memberimu kamar sendiri supaya kalian bisa mengadakan pertemuan di sana.” Saya tidak bisa percaya! Ayah memberikan kamar yang besar kepada saya dan mengatakan, ”Tidak usah takut. Sementara kalian semua berkumpul, saya akan berjaga-jaga, dan tidak seorang pun boleh masuk.” Itulah tepatnya yang terjadi, karena setiap orang tahu kepribadian Ayah yang tegas.
Maka, di bawah atap saya sendiri dan dilindungi oleh Yehuwa serta Ayah, kami berhimpun. Ada 30 orang yang hadir, karena itulah jumlah Saksi di Osetika saat itu. Sungguh menyenangkan bagi saya melihat keluar jendela ke tempat orang tua saya sedang duduk di jalan, sedang menjaga kami. Dewasa ini, di Osetika, kira-kira 2.600 penyiar yang bersemangat sedang memberitakan Kerajaan Yehuwa.—Yes. 60:22.
[Kotak/Gambar di hlm. 162, 163]
Saya Satu-satunya Saksi yang Ditinggalkan di Kamp
KONSTANTIN SKRIPCHUK
LAHIR 1922
BAPTIS 1956
PROFIL Pada tahun 1953, ia belajar kebenaran di kamp kerja paksa dan dibaptis di sana pada tahun 1956. Selama 25 tahun berturut-turut, ia dipenjarakan karena menjadi Saksi Yehuwa. Ia meninggal pada tahun 2003.
SAYA berjumpa dengan seorang saudara bernama Vasily pada awal tahun 1953 di sel penjara. Ia mengatakan bahwa ia ada di sana karena imannya kepada Allah. Saya tidak bisa mengerti bagaimana seseorang bisa dipenjarakan karena kepercayaannya. Hal ini begitu mengganggu saya sehingga saya tidak bisa tidur. Keesokan harinya, ia menjelaskan masalah itu. Sedikit demi sedikit, saya mulai yakin bahwa Alkitab adalah buku dari Allah.
Pada tahun 1956, saya dibaptis. Pada akhir tahun itu, mandor menggeledah dan mendapati bahwa kami memiliki sejumlah besar lektur Alkitab. Penyelidikan berlangsung selama hampir satu tahun, dan pada tahun 1958 saya divonis 23 tahun karena kegiatan agama. Menjelang waktu itu, saya sudah menjalani lima setengah tahun dalam berbagai kamp. Selama seluruh waktu tersebut, 28 tahun 6 bulan, saya jalani tanpa satu kali pun mencicipi kebebasan.
Pada bulan April 1962, pengadilan menyatakan saya ”pembangkang yang teramat berbahaya”, dan saya dipindahkan ke kamp berpenjagaan sangat ketat, di mana saya mendekam selama 11 tahun. Ada banyak hal yang membuat kamp seperti ini ”khusus”. Misalnya, jatah makanan per orang adalah 11 kopeck sehari, kurang dari jumlah yang dibutuhkan untuk membeli seketul roti saat itu. Dengan tinggi badan 192 sentimeter, berat badan saya hanya 59 kilogram. Kulit saya mengerut dan terkelupas.
Karena saya tukang bangunan yang baik, saya sering kali dikirim untuk membuat perbaikan di apartemen para pejabat. Tidak ada yang takut kepada saya, dan para penghuni tidak merasa perlu untuk menyembunyikan barang mereka di apartemen. Sewaktu istri salah seorang pejabat tahu bahwa saya akan bekerja di apartemen mereka, ia tidak membawa putranya yang berusia enam tahun ke taman kanak-kanak. Sungguh menarik pemandangannya: seorang ”pembangkang yang teramat berbahaya” menghabiskan seluruh hari seorang diri bersama anak berumur enam tahun! Jelaslah, tidak ada yang percaya bahwa saya seorang kriminal, apalagi penjahat ”yang teramat berbahaya”.
Setahap demi setahap, semua saudara di kamp kami dibebaskan. Pada tahun 1974, saya satu-satunya Saksi yang ditinggalkan di kamp. Saya tinggal di sini selama tujuh tahun lagi sampai saya dibebaskan pada bulan Agustus 1981. Yehuwa terus menopang saya secara rohani. Bagaimana? Selama tujuh tahun tersebut, saya menerima Menara Pengawal dalam bentuk surat. Seorang saudara secara teratur mengirimi saya surat, berisi artikel-artikel yang ditulis tangan dengan rapi dari terbitan baru. Setiap kali, petugas sensor kamp menyerahkan surat tersebut dalam keadaan terbuka. Kami berdua tahu persis isi surat itu. Hingga saat ini, saya tidak tahu pasti apa yang memotivasi dia mengambil risiko demikian, tetapi saya senang bahwa dia bekerja di sana selama seluruh tujuh tahun tersebut. Yang terutama sekali, saya bersyukur kepada Yehuwa. Selama tahun-tahun tersebut, saya belajar untuk mengandalkan Yehuwa dan mendapatkan kekuatan dari Dia.—1 Ptr. 5:7.
[Kotak/Gambar di hlm. 168, 169]
Setelah Perang, Saya Kembali ke Rusia
ALEKSEY NEPOCHATOV
LAHIR 1921
BAPTIS 1956
PROFIL Ia belajar kebenaran di kamp konsentrasi Buchenwald pada tahun 1943 dan dipenjarakan selama 19 tahun di Rusia. Ia melayani sebagai perintis biasa selama lebih dari 30 tahun, sebagian besar di bawah pelarangan.
KETIKA berusia 20 tahun, Aleksey dikirim ke kamp konsentrasi Auschwitz di Jerman Nazi. Belakangan, ia dipindahkan ke kamp Buchenwald, di mana ia belajar kebenaran. Tidak lama sebelum dibebaskan, dua Saksi terurap mengatakan kepadanya, ”Aleksey, Saudara sebaiknya kembali ke Rusia setelah perang. Negeri itu sangat besar dan khususnya membutuhkan penuai. Keadaan di sana sulit, jadi bersiaplah menghadapi berbagai jenis pencobaan. Kami akan mendoakan Saudara dan orang-orang yang akan mendengarkan.”
Pasukan Inggris membebaskan Aleksey pada tahun 1945. Ia kembali ke Rusia, di mana ia langsung divonis penjara sepuluh tahun karena menolak ikut memilih. Ia menulis, ”Pada awalnya, saya satu-satunya Saksi di penjara. Saya memohon pengarahan dari Yehuwa untuk mencari domba, dan tak lama kemudian kami ada 13 orang! Selama seluruh waktu ini, kami tidak memiliki lektur Alkitab. Kami menyalin ayat-ayat dari novel yang kami pinjam di perpustakaan penjara.”
Aleksey menjalani sepuluh tahun penuh masa hukumannya. Setelah dibebaskan, ia pergi ke suatu daerah di mana banyak orang percaya kepada Yesus. Ia mengatakan, ”Orang-orang lapar secara rohani. Mereka datang menjumpai saya siang malam; mereka datang bersama anak-anak. Segala sesuatu yang mereka dengar, mereka periksa dalam Alkitab.”
Selama beberapa tahun berikutnya, Aleksey membantu lebih dari 70 orang hingga dibaptis. Salah seorang di antaranya adalah Maria, yang menjadi istrinya. Ia mengenang, ”KGB mencari-cari saya. Saya ditangkap dan divonis 25 tahun penjara. Lalu, mereka menangkap Maria. Sebelum persidangan, Maria menghabiskan tujuh bulan dalam sel khusus. Sang investigator mengatakan bahwa ia akan segera membebaskannya jika ia menyangkal Yehuwa. Maria menolak. Pengadilan memvonisnya tujuh tahun di kamp kerja paksa. Seorang saudari rohani mengambil bayi perempuan kami dan mengurusnya.”
Aleksey dan Maria dibebaskan sebelum menyelesaikan masa hukuman mereka. Mereka pindah ke Oblast Tver’. Di sana, para pejabat serta penduduk setempat sangat menentang mereka, dan seorang tetangga membakar rumah mereka. Selama tahun-tahun selanjutnya, mereka dipaksa untuk pindah berkali-kali, namun di setiap tempat baru, mereka membuat murid baru.
Aleksey mengatakan, ”Selama bertahun-tahun dipenjarakan, kami tidak bisa membaca Firman Allah. Sejak itu, kami bertekad untuk membaca Alkitab setiap hari. Saya dan Maria kini telah membaca seluruh Alkitab lebih dari 40 kali. Firman Allah itulah yang memberi kami kekuatan dan semangat dalam dinas.”
Secara keseluruhan, Aleksey menghabiskan 4 tahun dalam kamp konsentrasi Nazi dan 19 tahun di penjara serta kamp Rusia. Selama 30 tahun dinas perintisnya, ia beserta istrinya membantu banyak orang mengenal dan mengasihi Yehuwa.
[Kotak/Gambar di hlm. 177, 178]
Serdadu Itu Benar
REGINA KUKUSHKINA
LAHIR 1914
BAPTIS 1947
PROFILE Meskipun selama bertahun-tahun kehilangan kontak dengan sidang, ia dengan setia terus memberitakan kabar baik.
PADA tahun 1947, seorang Saksi berbicara dengan saya di pasar. Pada malam itu, saya berkunjung ke rumahnya, dan kami berbicara selama beberapa jam. Saya langsung memutuskan bahwa seperti dia, saya akan melayani Yehuwa dengan bersemangat! Saya memberi tahu dia, ”Anda mengabar, dan saya juga mau.”
Pada tahun 1949, saya ditangkap di L’viv, Ukraina, karena mengabar lalu dipisahkan dari suami dan dua putri cilik saya. Apa yang disebut troika, suatu persidangan tertutup yang terdiri atas tiga hakim, memvonis mati saya yang akan dilakukan oleh regu tembak. Ketika membacakan vonis itu, seorang wanita, salah satu di antara ketiga hakim, menambahkan, ”Karena Anda mempunyai dua anak, kami memutuskan untuk meringankan hukuman mati menjadi 25 tahun hukuman penjara.”
Saya dimasukkan ke sel penjara yang hanya berisi laki-laki. Mereka sudah tahu bahwa saya seorang Saksi Yehuwa. Sewaktu mendengar bahwa saya divonis 25 tahun, mereka heran bahwa saya begitu tenang. Ketika saya dibawa ke luar dari penjara, seorang serdadu muda menyerahkan sebungkus makanan dan dengan ramah mengatakan, ”Jangan takut, segala sesuatu akan baik-baik saja.”
Hingga tahun 1953, saya menjalani hukuman di sebuah kamp di Rusia bagian utara. Di kamp itu, ada banyak saudari dari berbagai republik di Uni Soviet. Kami saling mengasihi bagaikan keluarga.
Melalui tingkah laku, kami saudari-saudari berupaya memberikan kesaksian yang baik kepada orang-orang lain dengan harapan agar mereka termotivasi untuk melayani Allah. Kami harus bekerja keras selama berjam-jam. Saya dibebaskan dari kamp sebelum mengakhiri masa hukuman, tetapi ternyata saya dimasukkan di pengasingan jenis lain. Selama lima tahun lebih, saya kehilangan kontak dengan sidang. Hal ini jauh lebih sulit daripada pemenjaraan. Meskipun demikian, saya selalu merasakan dukungan Yehuwa dan kasih-Nya yang tidak berubah. Saya banyak membaca Alkitab dan merenungkan apa yang saya baca, dan hal ini menguatkan saya secara rohani.
Dengan cara yang unik, Yehuwa membantu saya menghubungi Saksi. Dalam surat kabar Soviet Russia, saya membaca artikel yang negatif tentang saudara-saudara kita di Ossetia, di Rusia bagian barat daya. Menurut artikel itu, kegiatan Saksi-Saksi Yehuwa ditujukan untuk melawan masyarakat Soviet. Artikel itu menyebutkan secara spesifik nama keluarga saudara-saudari dan mencantumkan alamat mereka! Saya begitu senang! Saya memberi tahu mereka melalui surat bahwa saya ingin bertemu. Sewaktu kami memang bertemu, para saudara sangat mendukung saya dan mengatakan bahwa Yehuwa telah membiarkan artikel tersebut diterbitkan supaya saya bisa bertemu dengan umat-Nya.
Kini, saya berumur 92 tahun. Ya, serdadu yang ramah itu benar. Sepanjang hidup saya, meski ada berbagai kesukaran, segala sesuatu akan baik-baik saja.
[Kotak/Gambar di hlm. 188, 189]
Memancangkan ’Patok-Patok Kemah’ Kami Sekuat-kuatnya
DMITRY LIVY
LAHIR 1921
BAPTIS 1943
PROFIL Ia melayani sebagai anggota Panitia Negeri Rusia selama lebih dari 20 tahun dan sekarang melayani sebagai penatua di sebuah sidang di Siberia.
KETIKA itu tahun 1944, enam bulan sebelum akhir Perang Dunia II. Saya berdiri di ruang pengadilan di hadapan hakim militer karena kenetralan Kristen. Saya divonis mati yang akan dilakukan oleh regu tembak, tetapi hukumannya diganti menjadi sepuluh tahun penjara di kamp kerja paksa korektif.
Pada bulan Januari 1945, saya dibawa ke sebuah kamp di Rusia bagian utara di kota Pechora, Republik Komi. Di antara ratusan tahanan kamp ada sepuluh saudara. Sayangnya, satu-satunya Menara Pengawal saya disita, dan kami tidak memiliki makanan rohani. Saya begitu kelelahan secara fisik sehingga saya sama sekali tidak bisa bekerja. Sewaktu membasuh diri di rumah mandi umum, saya diberi tahu seorang saudara bahwa saya kelihatan seperti tengkorak. Ya, saya terlihat begitu mengenaskan sehingga saya dibawa ke sebuah kamp medis di Vorkuta.
Selang beberapa waktu, keadaan saya membaik, dan saya disuruh bekerja di penambangan pasir. Belum sampai satu bulan, saya sudah mirip tengkorak lagi. Dokter berpikir bahwa saya menukarkan makanan dengan tembakau, tetapi saya memberi tahu dia bahwa saya seorang Saksi Yehuwa dan tidak merokok. Saya mendekam lebih dari dua tahun di kamp itu. Meskipun saya satu-satunya Saksi, selalu ada orang-orang yang suka mendengarkan kebenaran, dan beberapa menyambut kabar baik.
Sekali peristiwa, kerabat saya mengirim sebuah Menara Pengawal yang ditulis tangan. Bagaimana sampai saya bisa menerimanya padahal setiap bungkus diperiksa dengan sangat cermat oleh mandor? Halaman-halamannya dilipat dua kali dan ditaruh di alas bawah sebuah kaleng beralas ganda lalu ditutupi dengan lapisan tebal lemak. Mandor penjara menusuk kaleng itu dan karena tidak menemukan apa pun yang mencurigakan, ia memberikannya kepada saya. Untuk sementara waktu, sumber ”air kehidupan” ini sangat menopang saya.—Yoh. 4:10.
Pada bulan Oktober 1949, saya dibebaskan sebelum masa hukuman berakhir, dan pada bulan November, saya pulang ke Ukraina. Kami mendengar bahwa beberapa saudara telah pergi ke Moskwa untuk mendaftarkan kegiatan kami, tetapi tampaknya kalangan berwenang tidak siap untuk mengakui Saksi-Saksi Yehuwa di Uni Soviet.
Pada malam tanggal 8 April 1951, kami dimasukkan ke gerbong kereta api bersama keluarga Saksi Yehuwa lainnya dan dikirim ke Siberia. Dua minggu kemudian, kami tiba di jantung Siberia, di desa Khazan di Oblast Irkutsk.
Hati kami sangat tersentuh oleh ayat dari Yesaya 54:2, ”Perpanjang tali-tali kemahmu, dan pancangkan kuat-kuat patok-patok kemahmu.” Tampaknya, kami sedang menggenapi nubuat tersebut. Siapa di antara kami yang mau pindah ke Siberia secara sukarela? Saya berpikir bahwa kami harus memancangkan patok-patok kemah kami sekuat-kuatnya. Jadi, saya tinggal di Siberia selama lebih dari 55 tahun.
[Kotak/Gambar di hlm. 191, 192]
Saya Tak Pernah Punya Tempat Tinggal Sendiri
VALENTINA GARNOVSKAYA
LAHIR 1924
BAPTIS 1967
PROFIL Ia menghabiskan 21 tahun di penjara dan kamp, 18 tahun di antaranya adalah sebelum ia dibaptis. Sebelum meninggal pada tahun 2001, Valentina telah membantu 44 orang belajar kebenaran.
SAYA dan Ibu saya tinggal di Belarus bagian barat. Saya bertemu dengan Saksi-Saksi Yehuwa pada bulan Februari 1945. Seorang saudara datang ke rumah kami hanya tiga kali dan memperlihatkan kepada kami topik-topik Alkitab. Meskipun tidak pernah berjumpa lagi dengannya, saya mulai mengabar kepada tetangga dan kenalan. Saya ditangkap kalangan berwenang dan divonis delapan tahun di kamp. Mereka mengirim saya ke Oblast Ulyanovsk.
Di kamp itu, saya mengamati tahanan lainnya dan mendengarkan percakapan mereka, berharap akan berjumpa dengan seorang Saksi Yehuwa. Pada tahun 1948, saya secara kebetulan mendengar seorang tahanan wanita berbicara tentang Kerajaan Allah. Namanya Asya. Saya begitu senang berbicara kepadanya tentang topik-topik rohani. Tak lama kemudian, tiga saudari lagi dibawa ke kamp. Kami memiliki sedikit lektur, maka kami berupaya bergaul bersama sebanyak mungkin.
Pada tahun 1953, saya dibebaskan tetapi tiga setengah tahun kemudian, saya ditahan karena mengabar dan divonis sepuluh tahun. Saya dipindahkan pada tahun 1957 ke kamp di Kemerovo, di mana ada sekitar 180 saudari. Kami tidak pernah tanpa lektur Alkitab. Pada musim dingin, kami menyembunyikan lektur di salju, dan pada musim panas, di rumput dan tanah. Sewaktu ada penggeledahan, saya menyembunyikan manuskrip di kedua tangan saya, menutupi bahu saya dengan syal besar, dan memegang kedua ujung syal. Ketika berpindah dari kamp ke kamp, saya memakai topi yang saya jahit sendiri, memasukkan beberapa terbitan Menara Pengawal di dalamnya.
Belakangan, saya dikirim ke sebuah kamp di Mordvinia. Di sana ada Alkitab, tersembunyi di tempat yang aman. Kami bisa membacanya hanya di hadapan saudari yang ditugasi untuk menjaganya. Satu-satunya kesempatan lain saya melihat Alkitab adalah di tangan saudara yang untuk pertama kali memperkenalkan kebenaran kepada saya pada tahun 1945.
Ketika dibebaskan pada tahun 1967, saya pindah ke Angren, Uzbekistan. Di sini, saya dapat melambangkan pembaktian saya kepada Yehuwa dengan baptisan air. Saya berjumpa dengan saudara-saudara untuk pertama kali sejak pertemuan yang mula-mula itu. Selama ini, saya hanya menghabiskan waktu di kamp kerja paksa wanita. Semua saudara-saudari di sidang bersemangat dalam pelayanan, dan saya langsung mengasihi mereka. Pada bulan Januari 1969, delapan saudara dan lima saudari dari sidang kami ditangkap karena mengabar, dan saya ada di antara mereka. Saya divonis tiga tahun sebagai ”pembangkang yang teramat berbahaya”. Saya dikirim ke sel khusus berkali-kali karena mengabar.
Saya mengadakan pelajaran Alkitab bersama para peminat dengan bersembunyi di bawah selimut. Kami dilarang berbicara kepada satu sama lain selama berjalan-jalan. Jika kami kedapatan berbicara, kami dihukum ke sel khusus. Kami hanya menggunakan lektur yang disalin tangan, yang terus-menerus kami salin kembali.
Saya tak pernah punya tempat tinggal sendiri. Semua milik saya ada dalam satu koper, tetapi saya berbahagia dan puas dalam melayani Yehuwa.
[Kotak/Gambar di hlm. 200, 201]
Dikuatkan secara Rohani oleh Seorang Investigator
PAVEL SIVULSKY
LAHIR 1933
BAPTIS 1948
PROFIL Para pejabat berulang kali mencoba mendidik ulang Pavel agar menerima ideologi Soviet; ia sekarang melayani sebagai penatua di sebuah sidang di Rusia.
PADA tahun 1958, saya ditangkap karena kegiatan agama. Ketika menemani saya ke kereta api, seorang pejabat mengatakan, ”Untuk terakhir kali, pandangi istrimu karena Anda tidak akan pernah bertemu lagi dengan dia.”
Di Irkutsk, saya ditempatkan di sebuah sel khusus yang besarnya hanya cukup untuk berdiri. Setelah itu, saya menghabiskan enam bulan dalam sel khusus sebelum disidangkan. Selama interogasi yang diadakan pada malam hari, para investigator melakukan apa saja untuk melemahkan iman saya akan Alkitab dan kepercayaan saya kepada organisasi Allah. Saya dituduh berpartisipasi dalam kegiatan ilegal Saksi-Saksi Yehuwa. Kadang-kadang, mereka menggunakan kekerasan, meskipun metode utama biasanya adalah secara perlahan-lahan mempengaruhi orang lain untuk menerima ideologi mereka. Saya memohon kekuatan kepada Yehuwa agar bisa tetap teguh. Ia selalu menyertai saya.
Selama suatu interogasi rutin, sang investigator memanggil saya ke kantornya dan mengatakan, ”Sekarang, kami akan memperlihatkan kepada Anda apa yang dilakukan organisasi Anda. Lalu, Anda bisa melihat apakah itu pekerjaan Allah atau bukan!”
Sambil menatap saya, ia melanjutkan, ”Tahun ini, kebaktian Anda di New York dihadiri 253.000 orang di dua stadion. Jika Anda memperhatikan besarnya peristiwa ini, Anda tahu bahwa mustahil mencapai hal ini tanpa dukungan CIA (Lembaga Intelijen Pusat). Kebaktian itu berlangsung selama delapan hari. Para delegasi datang dari berbagai negeri, mengadakan perjalanan dengan kapal terbang, kereta api, kapal laut, dan sarana transportasi lainnya. Apakah semua itu mungkin tanpa bantuan kalangan berwenang? Siapa yang bisa membayar kebaktian yang diadakan di dua stadion raksasa ini selama delapan hari?”
Sang investigator menyebarkan foto-foto di atas meja. Di salah satu foto, saya melihat para delegasi yang berbahagia mengenakan pakaian nasional berwarna-warni dan saling berpelukan. Foto lain memperlihatkan Saudara Knorr memberikan khotbah, dan foto-foto lain lagi memperlihatkan pembaptisan serta Saudara Knorr memberikan buku ”Your Will Be Done on Earth” kepada orang-orang yang dibaptis. Kami belum menerima buku ini, tetapi mengetahui tentangnya belakangan di Menara Pengawal. Sambil menatap mata saya, sang investigator bertanya, ”Apa yang dibahas dalam buku ini? Raja utara dan apa yang bakal ia alami. Mana bisa Saksi-Saksi Yehuwa mengorganisasinya tanpa bantuan luar? Kami tahu bahwa peristiwa ini dihadiri oleh militer Amerika untuk belajar dari Anda caranya mengorganisasi kegiatan tentara. Kami juga tahu bahwa seorang jutawan menyumbangkan sejumlah besar uang untuk kebaktian ini. Jutawan tidak menghamburkan uang tanpa ada maksud tertentu!”
Sang investigator bahkan tidak bisa membayangkan apa yang saya rasakan saat itu. Saya merasa sedang menghadiri kebaktian tanpa harus meninggalkan penjara. Serasa ada kekuatan baru mengalir ke dalam diri saya. Saya sangat membutuhkan sesuatu seperti ini! Dan, Yehuwa dengan murah hati memberkati saya dengan cara khusus. Saya siap bertekun untuk selanjutnya.
[Kotak/Gambar di hlm. 214, 215]
Teater Penuh dengan Saksi-Saksi Yehuwa
VENERA GRIGORYEVA
LAHIR 1936
BAPTIS 1994
PROFIL Ia menjadi aktris pada tahun 1960-an dan membintangi sebuah film propaganda Soviet. Sejak tahun 1995, ia melayani sebagai perintis biasa di St. Petersburg.
PADA tahun 1960, pada awal karier akting saya, saya diberi peran utama dalam film dokumenter Saksi-Saksi Allah, yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop di Soviet. Film itu menggambarkan ”sekte Saksi-Saksi Yehuwa yang menyeramkan”, yang bertanggung jawab atas kematian pahlawan wanitanya, Tanya, yang saya perankan. Menurut skenarionya, Tanya melarikan diri dari ”sekte” itu pada malam hari dan memasuki badai salju tanpa mengenakan mantel. Ia menghilang ke dalam salju, dan narator dengan sedih mengumumkan, ”Inilah akhir dari Tanya Veselova.” Saya menyukai skenarionya dan merasa tersanjung untuk bergabung memerangi Saksi-Saksi Yehuwa, meskipun satu-satunya yang saya ketahui tentang mereka adalah dari skenario itu.
Film itu diperlihatkan di bioskop dan klub di banyak kota di Uni Soviet. Saya pergi ke setiap penayangan perdana dan tampil di panggung setelah film diperlihatkan. Ketika itu, orang Soviet benar-benar percaya segala sesuatu yang mereka lihat di layar. Maka, setelah saya keluar, setiap orang akan menarik napas lega dan mengatakan, ”Dia hidup!” Kemudian, saya menjelaskan bagaimana film itu dibuat dan bagaimana sutradara serta orang-orang melalui efek khusus menghasilkan badai salju, yang tampaknya menyeret saya ke dalam jurang lalu menutupi saya dengan salju.
Sekali peristiwa di Vyshniy Volochek, Oblast Kalinin (sekarang Tver’), sebuah teater penuh sesak, tetapi malam itu agak berbeda daripada biasanya. Setelah film itu, seorang pria lanjut usia mengajukan pertanyaan kepada saya yang hanya berkisar tentang agama, dan saya membela pandangan ateis tentang asal mula kehidupan di bumi. Tidak seorang pun menyinggung sesuatu tentang film itu. Saya diam-diam menarik diri ke belakang panggung dan mendekati pihak yang mensponsori acara itu serta bertanya, ”Barusan, saya berbicara dengan siapa?”
”Itulah pemimpin sekte Saksi-Saksi Yehuwa. Teater ini penuh dengan Saksi dan tidak ada orang lain,” katanya. Itulah caranya saya berjumpa dengan Saksi-Saksi Yehuwa, tanpa saya sadari. Setelah itu, saya ingin membaca Alkitab tetapi tidak bisa memperolehnya. Saya menikah dengan pria Polandia dan pindah ke Polandia bersamanya. Pada tahun 1977, dua saudari mengetuk pintu rumah kami, dan tak lama kemudian saya mulai belajar Alkitab dengan mereka. Saya menyukai buku ini, dan kami bersahabat dengan Saksi. Pada tahun 1985, ayah saya jatuh sakit, maka saya dan suami saya pergi ke Leningrad (sekarang St. Petersburg) untuk menjenguknya. Saya berdoa kepada Yehuwa agar membantu saya menghubungi Saksi-Saksi Yehuwa di sana.
Akhirnya, saya menjadi seorang Saksi Yehuwa. Sekarang, saya telah melayani sebagai perintis biasa selama 12 tahun, dan Zdzisław, suami saya, menjadi hamba pelayanan di sebuah sidang di St. Petersburg.
Saya tahu dari pengalaman pribadi bahwa ”melalui kelicikan dalam merancang apa yang salah”, industri film bisa menyesatkan banyak orang. (Ef. 4:14) Ketika berperan dalam film propaganda Soviet itu, saya tidak pernah menyangka bahwa 30 tahun kemudian saya akan menjadi Saksi Yehuwa.
[Kotak di hlm. 237]
Terjemahan Dunia Baru dalam Bahasa Rusia
Selama lebih dari satu abad, Saksi-Saksi Yehuwa telah memanfaatkan berbagai terjemahan Alkitab dalam bahasa Rusia. Salah satunya adalah terjemahan sinode. Meski menggunakan bahasa kuno dan jarang memuat nama ilahi, terjemahan tersebut telah membantu ribuan pembaca berbahasa Rusia memahami maksud-tujuan Allah. Terjemahan Makarios, yang memuat nama Allah sekitar 3.000 kali, juga sangat berguna. Tetapi, seiring dengan bertambahnya jumlah Saksi di Rusia, bertambah pula permintaan akan terjemahan Alkitab yang akurat, jelas, dan modern.
Badan Pimpinan mengatur agar Terjemahan Dunia Baru dialihbahasakan ke dalam bahasa Rusia. Selama lebih dari sepuluh tahun, kantor cabang Rusia mengerjakan proyek terjemahan yang penting ini.
Pada tahun 2001, Kitab-Kitab Yunani Kristen Terjemahan Dunia Baru dirilis dalam bahasa Rusia. Pada tahun 2007, para pembaca berbahasa Rusia di seluruh dunia sangat senang ketika Kitab Suci Terjemahan Dunia Baru yang lengkap dirilis dalam bahasa Rusia. Rilis baru ini pertama kali diumumkan oleh anggota Badan Pimpinan, Theodore Jaracz di St. Petersburg dan Stephen Lett di Moskwa. Hadirin memberikan sambutan yang gemuruh. Mereka langsung menyambut dengan antusias. ”Bahasanya sungguh jelas, mudah dimengerti dan hidup!” tulis seorang saudari. ”Membaca Alkitab menjadi jauh lebih menyenangkan sekarang.” Banyak yang menyatakan penghargaan mereka kepada organisasi dengan komentar seperti, ”Sungguh pemberian yang berharga dari Yehuwa!” dan ”Terimalah ucapan terima kasih kami yang tulus.” Tak diragukan lagi, dirilisnya Terjemahan Dunia Baru dalam bahasa Rusia merupakan tonggak sejarah bagi para pencinta kebenaran yang berbahasa Rusia di mana-mana.
[Kotak/Gambar di hlm. 244, 245]
Dalam Satu Hari, Problem Kami Teratasi
IVAN AND NATALIA SLAVA
LAHIR 1966 dan 1969
BAPTIS 1989
PROFIL Sebagai perintis, mereka pindah ke tempat yang membutuhkan lebih banyak pemberita. Ivan sekarang melayani di Panitia Cabang Rusia.
SAYA dan Natalia pindah dari Ukraina ke Rusia pada awal tahun 1990-an. Di Oblast Belgorod, yang berpenduduk hampir satu setengah juta, jumlah penyiar tidak sampai 10 orang. Tak diragukan lagi—inilah tempat di mana ”panenan memang besar, tetapi pekerja sedikit”.—Mat. 9:37.
Kami baru saja menikah dan harus mencari pekerjaan untuk menafkahi diri. Tetapi, situasi ekonomi di negeri ini memburuk, dan banyak orang di-PHK. Agar dapat memperoleh bahan makanan pokok, pemerintah mengeluarkan kupon, atau tiket, yang dibagikan di tempat kerja. Karena tidak memiliki pekerjaan, kami tidak mempunyai kupon. Maka, kami harus membayar makanan dengan harga tinggi di pasar. Kami juga memiliki problem tempat tinggal dan harus menyewa kamar di hotel. Setelah kami membayar sebuah kamar selama 20 hari, hampir tidak tersisa uang di dompet. Setiap hari, kami berdoa kepada Yehuwa untuk membantu kami mendapatkan pekerjaan dan tempat tinggal yang tidak mahal. Selama waktu ini, kami mengabar dengan rajin, mencari orang yang tulus. Hari terakhir kami di hotel pun tiba. Dengan uang yang masih tersisa, kami membeli sepotong roti dan sekotak susu. Sewaktu pergi tidur malam itu, kami kembali memohon kepada Yehuwa untuk membantu kami mendapatkan pekerjaan serta tempat tinggal karena esok paginya kami harus meninggalkan hotel.
Pada pagi hari, kami dibangunkan oleh telepon. Kami terkejut ketika diberi tahu administrator hotel bahwa sepupu saya sedang menunggu di lobi. Sepupu saya memberi saya uang, dengan mengatakan bahwa ia baru-baru ini menerima bonus tinggi dan ingin berbagi dengan saya. Tetapi, bukan itu saja. Beberapa menit kemudian, seorang saudara menelepon kami dan mengatakan bahwa ia menemukan apartemen yang tidak mahal untuk kami. Selain itu, pada hari yang sama kami menerima pekerjaan sebagai pengurus sebuah taman kanak-kanak. Jadi, dalam satu hari, problem kami teratasi. Kami mempunyai uang, tempat tinggal, dan pekerjaan. Sama sekali tidak ada keraguan bahwa Yehuwa telah mendengarkan doa kami.
Pada tahun 1991, hadirin Peringatan di Belgorod berjumlah 55 orang; setahun kemudian, jumlah yang hadir menjadi 150. Tahun berikutnya, ada 354 yang hadir. Pada tahun 2006, di kota itu ada enam sidang, dan lebih dari 2.200 penyiar di Oblast Belgorod.
[Kotak di hlm. 250]
Perkembangan Akhir-Akhir Ini dalam Bidang Hukum
Hak kita untuk beribadat tanpa campur tangan pemerintah telah diteguhkan pada bulan Januari 2007, sewaktu Mahkamah Eropa untuk Hak Asasi Manusia (ECHR) dengan suara bulat mengeluarkan keputusan yang memenangkan kita dengan menyatakan bahwa Saksi-Saksi Yehuwa ”mempelajari dan membahas materi pelajaran agama secara kolektif oleh para anggota kelompok agama Saksi-Saksi Yehuwa adalah bentuk yang diakui dari ibadat dan ajaran agama mereka”.
Meskipun kegiatan mereka di kota Moskwa secara resmi dibatasi pada tahun 2004, saudara-saudara kita terus berhimpun secara terbuka untuk beribadat dan ikut serta sebisa-bisanya dalam pekerjaan pengabaran. Pada tahun 2007, saudara-saudara kita sangat bersukacita karena dapat menyelenggarakan Peringatan dan mengadakan kebaktian distrik di Moskwa tanpa gangguan, sebagaimana umumnya di seluruh Rusia.
Walaupun tantangan dalam bidang hukum masih ada, saudara-saudara kita dengan berani terus membuat pembelaan dalam menghadapi keadaan-keadaan yang menentang. Misalnya, sebuah permohonan diajukan ke ECHR sehubungan dengan Departemen Polisi di Lyublino yang membubarkan acara Peringatan di Moskwa pada tanggal 12 April 2006. Polisi menahan 14 saudara dan mengancam pengacara mereka dengan pisau. Meskipun pengadilan setempat hingga taraf tertentu memenangkan saudara-saudara kita, keputusan itu dibatalkan dan kasusnya kalah sewaktu naik banding. Selain itu, pada bulan Juli 2007, dakwaan diajukan terhadap berbagai pejabat pemerintahan yang melakukan pemeriksaan yang berlarut-larut dan tidak sah mengenai kegiatan agama kita di St. Petersburg.
[Tabel/Grafik di hlm. 228-230]
LINTAS SEJARAH—Rusia
1890
1891 Karena mengabar dengan berani, Semyon Kozlitsky diasingkan ke bagian timur Imperium Rusia.
1904 Kantor cabang Jerman menerima surat-surat dari Rusia yang menyatakan penghargaan atas publikasi Alkitab.
1910
1913 Pemerintah Rusia mengakui kantor Siswa-Siswa Alkitab di Finlandia, kala itu bagian dari Imperium Rusia.
1923 Lembaga Menara Pengawal mulai menerima banyak surat yang meminta agar lektur Alkitab dikirim ke Rusia.
1928 Di Moskwa, George Young mengajukan permohonan agar kegiatan Siswa-Siswa Alkitab diizinkan di Rusia. Kalangan berwenang menolak untuk memperpanjang visanya.
1929 Sebuah kontrak ditandatangani dengan stasiun radio di Tallinn, Estonia. Ceramah Alkitab diudarakan dan didengar di Leningrad serta kota-kota lain.
1930
1939-40 USSR menganeksasi Ukraina bagian barat, Moldavia, dan republik-republik Baltik. Ribuan Saksi Yehuwa dengan demikian dibawa masuk ke dalam perbatasan Rusia.
1944 Ratusan Saksi dikirim ke penjara dan kamp kerja paksa di seluruh Rusia.
1949 Saksi-Saksi Yehuwa diasingkan dari Moldavia ke Siberia dan Timur Jauh.
1950
1951 Lebih dari 8.500 Saksi dari Ukraina bagian barat, Belarus, Latvia, Lituania, dan Estonia diasingkan ke Siberia.
1956/57 Delegasi dari 199 kebaktian distrik di seluruh dunia mengajukan petisi kepada pemerintah Soviet untuk kebebasan beragama.
Akhir 1950-an Lebih dari 600 Saksi ditempatkan di pengasingan ketat di sebuah kamp kerja paksa khusus di Mordvinia.
1965 Pemerintah Soviet mengeluarkan perintah khusus yang memungkinkan orang-orang yang diasingkan ke Siberia untuk meninggalkan Siberia. Saksi-Saksi yang diasingkan ke Siberia berpencar dan menetap di seluruh negeri itu.
1970
1989-90 Para anggota Badan Pimpinan bertemu dengan saudara-saudara di Rusia untuk pertama kali. Saksi-Saksi dari USSR mengadakan perjalanan ke Polandia untuk menghadiri kebaktian khusus.
1990
1991 Pada tanggal 27 Maret, Saksi-Saksi Yehuwa memperoleh pengakuan hukum di Rusia.
1992/93 Kebaktian internasional diadakan di St. Petersburg dan Moskwa.
1997 Kantor cabang Rusia di desa Solnechnoye, dekat St. Petersburg, ditahbiskan.
1999 Balai Kebaktian pertama di Rusia, di St. Petersburg, ditahbiskan.
2000
2003 Perluasan kantor cabang rampung.
2007 Lebih dari 2.100 sidang dan kelompok penyiar terpencil yang aktif di Rusia.
[Grafik]
(Lihat publikasinya)
Total Penyiar
Total Perintis
Total Penyiar
Total Perintis
Total penyiar di 15 negara bekas U.S.S.R.
360.000
300.000
240.000
180.000
120.000
60.000
40.000
20.000
1890 1910 1930 1950 1970 1990 1990 2000
[Diagram/Peta di hlm. 218]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Kantor-kantor cabang lain telah membantu pengiriman lektur ke seluruh negeri itu
JERMAN FINLANDIA
↓ ↓
Solnechnoye
↓ ↓ ↓ ↓
BELARUS KAZAKSTAN MOSKWA RUSIA
JEPANG
↓
Vladivostok
↓
KAMCHATKA
[Peta di hlm. 116, 117]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
LINGKARAN ARKTIK
SAMUDRA ARKTIK
Kutub Utara
Laut Barents
Laut Kara
Laut Laptev
Laut Siberia Timur
Laut Chukchi
Selat Bering
SWEDIA
NORWEGIA
DENMARK
KOPENHAGEN
JERMAN
POLANDIA
Lodz
WARSAWA
Laut Baltik
FINLANDIA
ESTONIA
LATVIA
LITUANIA
BELARUS
Brest
UKRAINA
L’viv
MOLDAVIA
Laut Kaspia
KAZAKSTAN
ASTANA
Kengir
UZBEKISTAN
TASHKENT
Angren
CINA
MONGOLIA
ULAANBAATOR
CINA
Laut Jepang
JEPANG
TOKYO
Hokkaido
Laut Okhotsk
Laut Bering
RUSIA
Petrozavodsk
St. Petersburg
Solnechnoye
Kaliningrad
Novgorod
Vyshniy Volochek
MOSKWA
Tula
Orel
Kursk
Voronezh
Udarnyy
Vladimir
Ivanovo
Nizhniy Novgorod
Syktyvkar
Ukhta
Pechora
Inta
Novaya Zemlya
Vorkuta
PEG. URAL
SIBERIA
Yekaterinburg
Naberezhnye Chelny
Izhevsk
Saratov
Volzhskiy
Stavropol’
Pyatigorsk
G. El’brus
Nal’chik
Nartkala
Beslan
Vladikavkaz
PEG. KAUKASUS
Astrakhan
Sungai Volga
Tomsk
Novosibirsk
Kemerovo
Krasnoyarsk
Novokuznetsk
Ust’-Kan
Aktash
Biryusinsk
Oktyabr’skiy
Bratsk
Vikhorevka
Tulun
Khazan Tengah
Zima
Zalari
Usol’ye-Sibirskoye
Kitoy
Angarsk
Irkutsk
Danau Baikal
Kirensk
Khabarovsk
Vladivostok
Korsakov
Yuzhno-Sakhalinsk
Sakhalin
Yakutsk
Oymyakon
Ust’-Nera
Kamchatka
Semenanjung Chukchi
Sungai Kolyma
Khayyr
Noril’sk
[Peta di hlm. 167]
(Untuk keterangan lengkap, lihat publikasinya)
Laut Kaspia
Laut Baltik
Laut Barents
Laut Kara
SAMUDRA ARKTIK
Kutub Utara
Laut Laptev
Laut Siberia Timur
Laut Chukchi
Selat Bering
Laut Okhotsk
Laut Jepang
KAZAKSTAN
CINA
MONGOLIA
MURMANSK
PSKOV
TVER’
MOSKWA
BELGOROD
VORONEZH
ROSTOV
KABARDINO-BALKARIA
ALANIA
IVANOVO
NIZHEGOROD
MORDVINIA
ULYANOVSK
VOLGOGRAD
TATARSTAN
PERM’
REP. KOMI
PEG. URAL
SIBERIA
SVERDLOVSK
CHELYABINSK
KURGAN
TYUMEN’
OMSK
TOMSK
NOVOSIBIRSK
ALTAI
REP. ALTA
KEMEROVO
REP. KHAKASSIA
KRASNOYARSK
REP. TUVA
IRKUTSK
BURYATIA
CHITA
REPUBLIK SAKHA
AMUR
KHABAROVSK
PRIMORSKIY KRAY
SAKHALIN
KAMCHATKA
[Gambar di hlm. 66]
Matahari terbit di Semenanjung Chukchi
[Gambar di hlm. 68]
Tanda ini, dalam bahasa Kazak dan Rusia, menunjuk ke desa Bukhtarma di Siberia, tempat Semyon Kozlitsky diasingkan
[Gambar di hlm. 71]
Suami istri Herkendell menggunakan bulan madu mereka untuk membantu orang-orang berbahasa Jerman di Rusia
[Gambar di hlm. 74]
Surat kuasa yang diberikan kepada Kaarlo Harteva (kanan) yang dibubuhi cap pemerintah oleh Konsul Imperium Rusia di New York
[Gambar di hlm. 80]
Pada bulan Mei 1925, kebaktian berbahasa Rusia ini di Carnegie, Pennsylvania, dihadiri oleh 250 orang, dan 29 dibaptis
[Gambar di hlm. 81]
Majalah ini mengumumkan, ”Oblast Voronezh subur dengan sekte-sekte”
[Gambar di hlm. 82]
George Young
[Gambar di hlm. 84]
Selama hampir sepuluh tahun, Aleksandr Forstman menerjemahkan berbagai risalah, buku kecil, dan buku ke dalam bahasa Rusia
[Gambar di hlm. 90]
Regina dan Pyotr Krivokulsky, 1997
[Gambar di hlm. 95]
Olga Sevryugina menjadi hamba Yehuwa berkat ’surat batu’ yang dilemparkan oleh Pyotr
[Gambar di hlm. 100]
Ivan Krylov
[Gambar di hlm. 101]
Saksi-Saksi yang diasingkan membangun rumah mereka sendiri di Siberia
[Gambar di hlm. 102]
Magdalina Beloshitskaya dan keluarganya diasingkan ke Siberia
[Gambar di hlm. 110]
Viktor Gutshmidt
[Gambar di hlm. 115]
Alla pada tahun 1964
[Gambar di hlm. 118]
Semyon Kostylyev sekarang
[Gambar di hlm. 120]
Pelatihan Alkitab yang didapatkan Vladislav Apanyuk membantunya mengatasi ujian iman
[Gambar di hlm. 121]
Polisi menemukan buku kecil ini, ”After Armageddon—God’s New World”, di rumah Nadezhda Vishnyak
[Gambar di hlm. 126]
Boris Kryltsov
[Gambar di hlm. 129]
Viktor Gutshmidt bersama saudara perempuannya (atas), putri-putrinya, serta istrinya, Polina, sekitar sebulan sebelum ia ditangkap pada tahun 1957
[Gambar di hlm. 134]
Ivan Pashkovsky
[Gambar di hlm. 136]
Pada tahun 1959, majalah ”Buaya” menerbitkan gambar lektur ini yang ditemukan di tempat penyimpanan jerami
[Gambar di hlm. 139]
Di bawah rumah ini, ada percetakan yang ditemukan KGB pada tahun 1959
[Gambar di hlm. 142]
Aleksey Gaburyak membantu mempersatukan kembali saudara-saudara yang sudah tercerai-berai
[Gambar di hlm. 150]
Alat-Alat Percetakan Buatan Sendiri
Mesin cetak rotary
Penekan kertas
Mesin potong
Stapler
[Gambar di hlm. 151]
Stepan Levitsky, pengemudi trem, dengan berani menghubungi seorang tukang cetak
[Gambar di hlm. 153]
Grigory Gatilov mengabar kepada orang lain dalam sel penjaranya
[Gambar di hlm. 157]
Bunga-bunga yang tinggi menyediakan tempat persembunyian yang cocok untuk belajar dan membahas Alkitab
[Gambar di hlm. 161]
Ukuran sebenarnya dari majalah ”Menara Pengawal” yang dibuat dalam bentuk buku mungil
[Gambar di hlm. 164]
”Perintah dari Presidium Mahkamah Soviet USSR”
[Gambar di hlm. 170]
Para saudara akan menyembunyikan ”harta” dalam koper dengan dua laci rahasia di sisinya atau di sol sepatu bot mereka
[Gambar di hlm. 173]
Ivan Klimko
[Gambar di hlm. 175]
Kotak korek api dapat memuat lima atau enam kopi ”Menara Pengawal” yang dibuat dengan tulisan tangan sarang labah-labah
[Gambar di hlm. 184, 185]
Selama bertahun-tahun mereka mendekam di sebuah kamp di Mordvinia, tak seorang saudara pun pernah absen dari Peringatan
[Gambar di hlm. 194]
Nikolai Gutsulyak memberikan kesaksian tidak resmi kepada istri komandan kamp
[Gambar di hlm. 199]
Kebaktian-Kebaktian Internasional
Pada tahun 1989, delegasi Rusia menghadiri ketiga kebaktian internasional di Polandia
Warsawa
Chorzow
Poznan
[Gambar di hlm. 202]
Setelah menerima pendaftaran resmi, dari kiri ke kanan: Theodore Jaracz, Michael Dasevich, Dmitry Livy, Milton Henschel, seorang karyawan dari departemen kehakiman, Anany Grogul, Aleksey Verzhbitsky, dan Willi Pohl
[Gambar di hlm. 205]
Milton Henschel menyampaikan khotbah di Kebaktian Internasional ”Pembawa Terang” di Stadion Kirov, St. Petersburg, tahun 1992
[Gambar di hlm. 206]
Properti yang dibeli di Solnechnoye, Rusia
[Gambar di hlm. 207]
Aulis dan Eva Lisa Bergdahl termasuk di antara kelompok relawan pertama yang tiba di Solnechnoye
[Gambar di hlm. 208]
Hannu dan Eija Tanninen ditugasi ke St. Petersburg
[Gambar di hlm. 210]
Disertai istrinya Lyudmila, Roman Skiba mengadakan perjalanan jauh dalam pekerjaan distrik
[Gambar di hlm. 220]
Saudara-saudara yang mengurus lektur di dermaga Vladivostok
[Gambar di hlm. 224]
Arno dan Sonja Tüngler telah menikmati banyak hak istimewa dalam tugas mereka di Rusia
[Gambar di hlm. 226, 227]
Sebuah perhimpunan di hutan dekat St. Petersburg, 1989
[Gambar di hlm. 238]
Kantor cabang Rusia mengawasi terjemahan lektur ke dalam lebih dari 40 bahasa
[Gambar di hlm. 243]
Sekolah Dinas Perintis pertama yang diadakan di St. Petersburg, Juni 1996
[Gambar di hlm. 246]
Mengabar di Rusia
Di ladang-ladang Oblast Perm’ dan Oblast Nartkala
Di jalan-jalan di St. Petersburg
Dari rumah ke rumah di Yakutsk
Di pasar-pasar Saratov
[Gambar di hlm. 252, 253]
Kantor Cabang Rusia
Pemandangan dari udara, bangunan tempat tinggal dan lanskap sekelilingnya
[Gambar di hlm. 254]
Kebaktian distrik 2006 di Moskwa dihadiri oleh 23.537 delegasi
[Gambar di hlm. 254]
Stadion Luzhniki