PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • w84_s-2 hlm. 11-15
  • Sewaktu Saudara Mengajar Capailah Hati

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Sewaktu Saudara Mengajar Capailah Hati
  • Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (s-2)
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Berikanlah Contoh Yang Benar
  • Ajukan Pertanyaan-Pertanyaan
  • Tonjolkan Hikmat dari Mematuhi Hukum Allah
  • Bantulah Mereka untuk Mengenal Allah
  • Upahnya
  • Perhatikanlah ”Seni Mengajar” Saudara
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2008
  • Bantulah Orang Lain Menaati Apa yang Alkitab Ajarkan
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2007
  • Capailah Hati Siswa Alkitab Saudara
    Pelayanan Kerajaan Kita—1993
  • Bantu Pelajar Alkitab Saudara untuk Maju dan Dibaptis
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2021
Lihat Lebih Banyak
Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1984 (s-2)
w84_s-2 hlm. 11-15

Sewaktu Saudara Mengajar Capailah Hati

1, 2. (a) Apa yang diperlukan untuk membentuk dalam diri orang lain suatu penghargaan yang dalam kepada Yehuwa dan standar-standarNya? (b) Mengapa diperlukan lebih dari sekedar pengetahuan di kepala?

SAUDARA dapat membangun sebuah gubuk dengan cepat, tetapi saudara tentu tidak dapat membangun sebuah istana dalam satu malam. Demikian juga hal menjadikan murid. Bukan tugas yang kecil untuk membentuk dalam diri orang lain suatu penghargaan yang dalam kepada Yehuwa dan standar-standarNya. Perlu waktu dan kemampuan yang cukup banyak untuk menghasilkan ”istana” seperti itu.

2 Untuk berhasil dalam hal ini, lebih banyak hal yang tersangkut dari pada sekedar memberikan pengetahuan. Seperti dikatakan Amsal 3:1, ”Hai anakku, janganlah engkau melupakan ajaranku, dan biarlah hatimu memelihara perintahku.” Siswa-siswa kita dapat diajari apa yang Alkitab katakan. Tetapi lebih dari itu, kebenaran Alkitab harus ditanamkan ke dalam hati mereka. Ya, hatilah yang harus kita capai jika kita ingin membentuk sifat-sifat yang tahan api ke dalam diri orang yang kita ajar, membantu mereka mengembangkan suatu hubungan yang kuat dengan Allah Yehuwa.

3. (a) Mengapa ’seni mengajar’ banyak mempengaruhi apakah kita mencapai hati atau tidak? (b) Seraya kita mempertimbangkan beberapa saran praktis, siapa yang seharusnya saudara perhatikan?

3 Jelaslah, lebih mudah mengatakannya dari pada melakukannya. Untuk mencapai hati, kita hendaknya tidak hanya memiliki bahan-bahan bangunan yang tepat tetapi juga menggunakan ’seni mengajar’. (2 Timotius 4:2) Tidak cukup hanya memberitahukan kebenaran kepada siswa-siswa kita. Tetapi, ’seni mengajar’ mencakup membantu mereka untuk berpikir dan untuk mempertimbangkan apa yang mereka pelajari. Bukan berarti kepintaran atau cara kita yang dapat menghasilkan pertumbuhan rohani; berkat dari Yehuwa itulah yang menentukan. (1 Korintus 3:5, 6) Meskipun demikian, ada beberapa saran yang dapat membantu kita untuk mencapai hati orang-orang lain. Seraya kita mempertimbangkan pokok-pokok ini, perhatikanlah mereka yang saudara ajar—siswa-siswa Alkitab saudara dan anak-anak saudara.

Berikanlah Contoh Yang Benar

4. (a) Satu hal apakah yang membuat Yesus secara efektif mencapai hati orang lain? (b) Mengapa penting untuk memberikan contoh yang benar dalam mengajar orang lain?

4 Contoh lebih baik manakah yang dapat kita miliki tentang cara mencapai hati orang-orang lain dari pada Yesus Kristus sendiri? Mengapa ia begitu efektif dalam mencapai hati orang-orang? Antara lain, Yesus mempraktekkan apa yang ia katakan, memberikan suatu teladan yang sejati untuk ditiru oleh pengikut-pengikutnya. (Yohanes 13:15; 1 Petrus 2:21) Maka, inilah saran yang pertama: berikan contoh yang benar. Bukankah masuk akal bahwa kita seharusnya memiliki sifat-sifat Kristen seperti yang kita harapkan ada dalam diri orang lain? Seperti yang dikatakan Yesus, ”Seorang murid tidak lebih dari pada gurunya.”—Lukas 6:40.

5. Bagaimana ayat Alkitab menunjukkan adanya hubungan antara memberikan contoh yang benar dengan mencapai hati orang-orang lain?

5 Alkitab berulang kali menunjukkan hubungan antara memberikan contoh yang benar dengan mencapai hati orang-orang lain. Misalnya, Ulangan 6:4-6 menunjukkan bahwa kasih kepada Yehuwa harus ’ada dalam hatimu [orangtua]’ sebelum saudara dapat menanamkannya ke dalam hati anak-anak saudara. (Amsal 20:7) Sebaliknya, Yesus memarahi orang-orang Farisi yang munafik dari jamannya karena mereka ”mengajarkannya tetapi tidak melakukannya”. Apakah mengherankan kita bila hati orang-orang sudah ”menebal”?—Matius 23:3; 13:13-15.

6. Mengapa penting untuk hidup sesuai dengan apa yang saudara ajarkan? (Roma 2:21-23)

6 Maka harus ada keharmonisan antara apa yang saudara ajar dengan apa yang saudara lakukan. Misalnya, jika saudara ingin membentuk dalam diri siswa-siswa atau anak-anak saudara kasih kepada Yehuwa dan keinginan untuk menyenangkan Dia, maka dapatkah mereka melihat bukti akan kasih dan keinginan yang demikian dalam diri saudara melalui doa, perkataan dan tindakan saudara? Jika saudara ingin menanamkan kesetiaan yang dalam terhadap prinsip-prinsip Alkitab, tidakkah mereka seharusnya pertama-tama melihat bahwa saudara, melalui perkataan dan perbuatan, berusaha untuk mentaati prinsip-prinsip tersebut? Orang yang kita ajar terutama anak-anak kita, sering kali lebih memperhatikan apa yang kita lakukan dari pada apa yang kita katakan. Jika orang lain melihat bahwa kita hidup sesuai dengan apa yang kita ajarkan, kita akan mendapat kesempatan yang lebih baik untuk mencapai hati mereka.

Ajukan Pertanyaan-Pertanyaan

7, 8. (a) Banyak dari keberhasilan kita dalam mencapai hati orang-orang lain bergantung pada apa? (b) Mengapa penggunaan pertanyaan-pertanyaan membantu dalam mencapai hati?

7 Saran yang kedua, hal lain yang membuat Yesus guru yang begitu efektif adalah pemakaian pertanyaan-pertanyaan. Yesus seorang yang ahli dalam hal membuat orang berpikir dan mempertimbangkan. (Matius 17:24-27) Banyak dari keberhasilan saudara dalam mencapai hati orang yang saudara ajar bergantung kepada pemakaian pertanyaan-pertanyaan. Mengapa?

8 Pertama-tama, dengan bertanya saudara dapat menentukan apakah murid saudara benar-benar mengerti apa yang sedang ia pelajari. Bagaimanapun juga, jika ia tidak mengerti dan tidak bisa menerima keterangan itu, bagaimana mungkin itu dapat berakar dalam hatinya? (Lukas 8:15) Kedua, untuk mencapai hati perlu mengetahui apa yang ada dalam hati. Ide-ide yang dipikirkan sebelumnya serta ajaran-ajaran agama palsu mungkin sangat berurat berakar. Karena kita tidak dapat membaca isi hati seseorang kita perlu bertanya tentang hal-hal yang terutama dapat membuat sang siswa menyatakan dengan kata-katanya sendiri apa yang ia rasakan dalam hatinya. Pertimbangkan beberapa contoh.

9, 10. Jelaskan keefektifan penggunaan pertanyaan yang mengemukakan pandangan.

9 Andai kata saudara membahas pasal 10, ”Roh-Roh Jahat Yang Berkuasa”, dalam buku Saudara Dapat Hidup Kekal Dalam Firdaus di Bumi. Saudara telah sampai di paragraf 18, di halaman 97, di mana ada pertanyaan yang tertulis, ”Contoh yang baik apa dari orang-orang Kristen yang mula-mula di Efesus hendaknya diikuti jika seseorang ingin membebaskan diri dari spiritisme?” Siswa saudara mungkin menjawab dengan benar dari paragraf tersebut, tetapi bagaimana perasaannya sebenarnya? Mungkin ia melakukan spiritisme selama bertahun-tahun dan telah sangat percaya kepada hal itu. Jika demikian, apakah ia sekarang merasa yakin bahwa ia seharusnya bebas dari perbuatan itu? Saudara mungkin bisa bertanya, ’Bagaimana perasaan saudara tentang hal ini? Bagaimana saudara bisa menerapkan keterangan ini dalam hidup saudara?’ Cara ia menjawab pertanyaan ini bisa mengungkapkan sampai sejauh mana keterangan ini telah menyentuh hatinya.

10 Contoh lain, saudara mungkin sedang membahas dengan anak saudara pasal 26, ”Perjuangan Untuk Melakukan Apa Yang Benar”, dalam buku yang sama. Di halaman 220, pertanyaan ”b”, dari paragraf 8 bertanya, ”Pandangan yang bagaimana, seperti yang dinyatakan oleh seorang pemuda, bijaksana untuk kita miliki?” Anak saudara mungkin pertama-tama menjawab dari paragraf itu, tidak benar-benar mengungkapkan apa yang ia rasakan. Saudara mungkin perlu dengan hati-hati menyelidiki lebih dalam, ’Tetapi bagaimana perasaanmu dalam hal ini? Apakah pandangan ini kelihatannya masuk akal bagimu?’ Atau saudara mungkin mengajukan suatu situasi: ’Seandainya beberapa remaja di sekolah merokok dan menawarkan sebatang rokok? Bagaimana jika banyak yang memperhatikan dan mulai mengolok-olokmu karena kau tidak mau menerimanya? Apa yang akan kau lakukan?’ Jika dipakai dengan hati-hati, pertanyaan-pertanyaan sedemikian dapat membantu saudara untuk menentukan apa yang ada dalam hati anak saudara.

11. (a) Mengapa perlu berhati-hati dalam menggunakan pertanyaan-pertanyaan? (b) Mengapa terutama orangtua perlu berhati-hati jika anak-anak mereka mengemukakan pandangan yang salah? (Kolose 3:21)

11 Namun, ada sesuatu yang perlu kita perhatikan. Kadang-kadang, pertanyaan-pertanyaan sedemikian dapat menghasilkan jawaban-jawaban yang mengejutkan atau mengecewakan saudara. Lalu bagaimana? Jika itu pokok yang sensitif, lebih baik tidak memaksakan pokok tersebut tetapi mengatakan, ’Mari kita teruskan. Kita akan membahas hal ini lagi lain waktu.’ (Yohanes 16:12) Hal itu terutama perlu diingat oleh para orangtua. Apabila pandangan yang salah diungkapkan, tahan emosi saudara. Saudara tidak mau merusak hubungan komunikasi. Jika anak saudara menjadi takut untuk mengungkapkan perasaannya, bagaimana saudara mengetahui apa yang ada dalam hatinya sehingga saudara dapat membantu dia?

Tonjolkan Hikmat dari Mematuhi Hukum Allah

12, 13. (a) Mengapa dikatakan bahwa mengetahui hikmat dari mentaati hukum Allah dapat menyentuh hati siswa saudara? (b) Apa yang tersangkut dalam membantu seorang siswa mengetahui bahwa mentaati Yehuwa adalah tindakan yang bijaksana?

12 Saran ketiga adalah membantu siswa saudara melihat hikmat dari mematuhi hukum Allah. (Ulangan 4:5, 6; 10:12, 13) Ini dapat menyentuh hatinya. Bagaimana bisa demikian? Nah, jika ia merasa yakin bahwa mematuhi hukum Yehuwa adalah untuk kebaikannya sendiri, ini akan menggerakkan dia untuk mengasihi Allah dan ingin menyenangkan Dia.—Mazmur 112:1.

13 Bagaimana saudara dapat membantu orang-orang yang saudara ajar untuk melihat hikmat dalam mematuhi hukum-hukum Allah? Kita bisa menjelaskan ini dengan mengumpamakan hukum-hukum Yehuwa dengan tanda-tanda ”DILARANG MASUK”. Meskipun tanda semacam itu sendiri sudah merupakan suatu peringatan, tidakkah saudara setuju bahwa apabila tanda tersebut disertai alasan kita seharusnya lebih bersedia mematuhi peringatan itu? Misalnya, jika tanda tersebut mengatakan ”Dilarang Masuk—Tegangan Tinggi”, maka orang yang masuk, mengetahui kemungkinan adanya bahaya pribadi sehingga ia lebih cenderung mengindahkan peringatan tersebut.

14. (a) Dengan cara apa saudara dapat membahas bersama siswa saudara sehingga dia mengetahui bahwa tindakan tertentu itu bijaksana atau bodoh? (b) Ayat-ayat mana menjelaskan pentingnya untuk memberikan alasan mengapa suatu tindakan baik atau buruk?

14 Begitu juga dengan hukum Allah. Jangan hanya memberitahukan siswa saudara apa yang benar atau salah menurut Alkitab; tetapi bantulah dia untuk melihat mengapa tindakan tertentu bijaksana atau bodoh. Bahas dengan dia bagaimana ketaatan kepada hukum Allah akan bermanfaat baginya. Bantulah dia untuk melihat akibat-akibat apabila tidak mengindahkan tuntutan tersebut. Kadang-kadang, Alkitab sendiri menyatakannya. Silakan baca sendiri, Amsal 22:24, 25; 23:4, 5; 24:15, 16, 19, 20. Perhatikan bahwa dalam setiap kasus Alkitab memberikan alasan mengapa suatu tindakan itu baik atau buruk.

15. Gunakan pertanyaan-pertanyaan dan ayat-ayat yang tersedia untuk membahas hikmat dari mentaati apa yang Allah katakan mengenai ketidakjujuran dan perzinahan.

15 Untuk menjelaskan hal ini, pertimbangkan bagaimana pertanyaan-pertanyaan dari ayat-ayat berikut ini menekankan hikmat dari mentaati hukum Allah.

Berdusta, Mencuri. Mengapa orang-orang yang tidak jujur berbahaya? (Amsal 15:27; 20:10; Wahyu 21:8) Mengapa ada gunanya bagi saudara untuk bertindak jujur dalam berurusan dengan orang lain? (Amsal 3:3, 4; 12:19; Ibrani 13:18)

Perzinahan. Bagaimana imoralitas bisa merugikan kita? (Amsal 5:9; 7:21-23; 1 Korintus 6:18) Bagaimana itu mungkin membawa pengaruh yang berbahaya bagi yang lain? (1 Tesalonika 4:6; 1 Korintus 5:6; Ibrani 12:15, 16) Bagaimana saudara memperoleh manfaat jika saudara mengindahkan standar-standar moral Alkitab? (Amsal 5:18, 19; Ibrani 13:4)

Setelah membahas hukum Alkitab dengan cara ini, saudara bisa bertanya, ’Apakah saudara merasa bahwa Yehuwa memperhatikan kepentingan kita yang terbaik? Apakah saudara setuju bahwa hukum-hukum Allah sesungguhnya tidak membuat kita kehilangan sesuatu yang baik?’

16. Membahas dengan cara ini dapat membawa pengaruh apa kepada siswa saudara?

16 Selama rangkaian pelajaran, bahaslah dengan cara yang sama tentang hukum Allah mengenai pemabukan, membayar pajak, merokok, persoalan darah, dan lain-lainnya. Dengan cara ini, siswa atau anak saudara dibantu untuk melihat bahwa semua hukum Allah adalah untuk kebaikan kita. Itu bukan berarti siswa saudara harus selalu memiliki alasan untuk mentaati Allah. Tetapi beberapa contoh bisa membantu untuk mencapai hatinya, menggerakkannya untuk ingin menyenangkan Allah. Maka, pada waktu ”api” atau ujian datang, ia akan lebih siap untuk mentaati firman Allah.—1 Korintus 3:13.

Bantulah Mereka untuk Mengenal Allah

17. Saran tambahan apa yang akan membantu saudara untuk mencapai hati siswa saudara?

17 Saran yang keempat adalah: bantulah siswa saudara untuk mengenal Allah. (Yohanes 17:3) Mengenal Allah bukan hanya sekedar membantu dia mengetahui bahwa Yehuwa ada dan mempunyai nama, bantulah murid saudara untuk mengenal Dia dengan intim. Ini akan menyentuh hatinya karena mengenal Yehuwa adalah mengasihi Dia.

18. Selama pelajaran, bagaimana saudara dapat menarik perhatiannya kepada sifat-sifat Yehuwa?

18 Bagaimana saudara dapat membantu murid saudara untuk mengenal Yehuwa dengan intim? Pertama, saudara tidak dapat mengasihi seseorang kecuali saudara mengetahui sifat-sifatnya, cara-caranya. Maka selama pelajaran, selalu ingat untuk menarik perhatian kepada sifat-sifat Yehuwa yang tiada bandingnya. Ini sering kali dapat dilakukan tidak soal pokok apa yang sedang dibahas. Misalnya, ketika membahas tebusan, saudara dapat berhenti pada saat yang cocok dan bertanya, ’Bagaimana persediaan tebusan menandaskan dalamnya kasih Yehuwa kepada kita?’ Atau ketika mempertimbangkan mengapa Allah membiarkan kejahatan, saudara dapat bertanya, ’Bagaimana Yehuwa telah mempertunjukkan panjang sabarNya yang besar dalam menghadapi kejahatan umat manusia?’ atau, ’Bagaimana Yehuwa menunjukkan hikmat yang tiada bandingannya dalam cara Ia menangani pemberontakan di Eden?’ Membahas dengan cara ini akan membantu siswa saudara untuk membentuk suatu rasa pengabdian yang kuat kepada Yehuwa. Ia akan menganggap Yehuwa sebagai Pribadi yang sifat-sifatNya begitu menyenangkan dan menarik.

19, 20. (a) Apa lagi yang diperlukan supaya mengenal Yehuwa dengan intim? (b) Bagaimana pengalaman dalam paragraf menguraikan pentingnya memberikan contoh yang benar sehubungan dengan doa?

19 Lagi pula, saudara tidak dapat sungguh-sungguh mengenal baik seseorang tanpa berkomunikasi. Demikian juga, siswa-siswa saudara tidak dapat menikmati suatu hubungan yang intim dengan Yehuwa tanpa berkomunikasi denganNya. Menghargai hal ini, ajarlah siswa saudara cara berdoa. Bantulah dia untuk mengetahui berbagai macam persoalan yang bisa menjadi pokok yang layak dalam doa. (1 Yohanes 5:14) Bentuklah dalam dirinya suatu penghargaan kepada Yehuwa sebagai Pribadi yang mendengar maupun menjawab doa-doa. (Mazmur 65:3) Anjurkan dia untuk mengemukakan perasaannya yang paling dalam, ’mencurahkan isi hatinya’ kepada Yehuwa.—Mazmur 62:9.

20 Sekali lagi, contoh saudara sendiri penting. Apakah doa-doa saudara mencerminkan dalamnya kesetiaan saudara kepada Allah? Ini dapat membawa pengaruh yang sangat dalam kepada orang yang saudara ajar, termasuk anak saudara. Pertimbangkan pengalaman berikut ini.

Beberapa tahun yang lalu, sepasang suami istri Kristen mengajar cara berdoa kepada anak laki-laki mereka yang berusia tiga tahun. Suatu malam, setelah berdoa kepada Yehuwa untuk memberkati ibu dan ayahnya, anak itu minta Yehuwa memberkati ”Wally”. Siapakah ”Wally” itu? Orangtuanya tidak tahu, dan anak tersebut mulai berdoa untuk ”Wally” secara tetap tentu! Akhirnya setelah lama keheranan, mereka menyadari apa yang telah terjadi. Anak tersebut berdoa untuk saudara-saudara di Malawi (yang pada waktu itu mengalami penganiayaan), tetapi ia salah mengucapkannya sebagai ”Wally”. Kesimpulannya adalah bahwa anak laki-laki kecil itu mendengar orangtuanya berdoa demikian, dan ia meniru contoh mereka yang baik. Bayangkan saja bagaimana perasaan mereka.

Bukankah ini menjelaskan betapa pentingnya memberikan contoh yang benar jika kita mengajar cara berdoa kepada orang lain?

Upahnya

21. (a) Menurut 1 Korintus 3:14, 15, sebagai ahli bangunan Kristen, apa yang bisa saudara harapkan? (b) Apakah hidup kekal dalam Susunan Baru Allah nilai dari ”upah” tersebut? Jelaskan.

21 Maka, jika kita harus membentuk dalam diri orang lain sifat-sifat yang tahan api, membantu mereka untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan Yehuwa, kita harus mencapai hati mereka. Itu mungkin tidak mudah dilakukan, tetapi ada upahnya. Paulus menunjukkan ini ketika ia mengatakan, ”Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah. Jika pekerjaannya terbakar [karena ia salah membangun, ia tidak menggunakan bahan-bahan yang tahan api], ia akan menderita kerugian [yaitu apa yang ia bangun akan lenyap oleh ”api”], tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” Apa ”upah” yang ia terima? Jelaslah Paulus memaksudkan sesuatu yang lain dari pada nilai hidup kekal dalam Susunan Baru Allah, karena perhatikan bahwa ia yang salah membangun kehilangan ”upah”, walaupun ia sendiri bisa selamat jika ia dapat melalui ”api”.—1 Korintus 3:14, 15.

22, 23. (a) Upah apa yang diterima rasul Paulus sehubungan dengan saudara-saudara di Tesalonika? (b) ”Upah” apa yang diinginkan hati saudara, bagaimana saudara bisa menerimanya?

22 Kalau begitu, apakah ”upah” itu? Apa yang Paulus katakan kepada orang-orang di Tesalonika menjelaskan hal ini. Kepada orang-orang Kristen yang dianiaya di sana, Paulus menulis, ”Sebab siapakah pengharapan kami atau sukacita kami atau mahkota kemegahan kami di hadapan Yesus, Tuhan kita, pada waktu kedatanganNya, kalau bukan kamu? Sungguh, kamulah kemuliaan kami dan sukacita kami [”kebanggaan dan kegembiraan kami!” BIS].” (1 Tesalonika 2:19, 20) Paulus telah membantu orang-orang di Tesalonika ke dalam jalan kebenaran. Dan meskipun dari permulaan telah mengalami penganiayaan, mereka dapat berdiri teguh. Upah Paulus adalah sukacita karena melihat mereka bertahan dalam menghadapi tentangan. Ini membuktikan bahwa Paulus membangun dengan baik.

23 Demikian juga dengan kita. Bukankah itu keinginan hati saudara untuk membantu orang-orang yang saudara ajar mengembangkan sifat-sifat Kristen yang dapat tahan lama yang akan membantu mereka untuk berdiri teguh dalam menghadapi cobaan dan tekanan yang mungkin datang atas mereka? Ya, betapa senangnya melihat siswa Alkitab saudara dan anak-anak saudara dapat tahan menghadapi ujian berapi sedemikian! Ini membuktikan bahwa saudara telah membangun dengan baik. Semoga itu upah saudara seraya saudara membangun di atas dasar yang tepat dengan bahan-bahan yang tahan api dan seraya saudara berpaling kepada Yehuwa agar memberkati usaha saudara.

Dapatkah saudara mengingat?

Untuk mencapai hati—

◻ Mengapa penting untuk memberikan contoh yang benar?

◻ Pertanyaan-pertanyaan macam apa yang akan membantu, dan mengapa?

◻ Mengapa siswa saudara perlu melihat hikmat dari mentaati hukum Allah?

◻ Mengapa siswa saudara harus belajar cara berdoa?

[Gambar di hlm. 14]

Apakah doa saudara mencerminkan dalamnya pengabdian saudara kepada Allah? Hal ini dapat menggugah hati anak saudara

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan