PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • yp psl. 21 hlm. 166-173
  • Bagaimana Mendapat (dan Mempertahankan!) Pekerjaan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Bagaimana Mendapat (dan Mempertahankan!) Pekerjaan?
  • Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • Sekolah—Tempat Pelatihan Kerja
  • Ketekunan Memberi Hasil
  • Di Mana Mendapatkan Pekerjaan
  • Mempertahankan Pekerjaan Anda
  • Mengatasi Rasa Takut
  • Bekerja Sama dengan Rekan-Rekan Sekerja
  • Menghindari Gosip
  • Ketepatan Penting
  • Nilai dari Kejujuran
  • Buku Alkitab Nomor 18​—Ayub
    “Segenap Alkitab Diilhamkan Allah dan Bermanfaat”
  • ”Berharaplah kepada Yehuwa”
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa (Edisi Pelajaran)—2022
  • Pria Teladan yang Bersedia Dikoreksi
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2000
  • Ayub Menjunjung Tinggi Nama Yehuwa
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2009
Lihat Lebih Banyak
Pertanyaan Kaum Muda—Jawaban yang Praktis
yp psl. 21 hlm. 166-173

Pasal 21

Bagaimana Mendapat (dan Mempertahankan!) Pekerjaan?

SUATU penelitian, yang diterbitkan dalam majalah Senior Scholastic, mewawancarai siswa-siswa sekolah lanjutan atas di Amerika untuk menilai cita-cita apa dalam kehidupan yang mereka anggap “paling penting.” Delapan puluh persen menjawab: “Dapat memperoleh pekerjaan tetap.”

Mungkin anda berminat mendapatkan pekerjaan seusai sekolah untuk meringankan pengeluaran pribadi atau biaya rumah tangga. Atau anda mungkin mencari pekerjaan penggal waktu dengan tujuan membiayai diri sendiri sebagai penginjil sepenuh waktu. (Lihat Pasal 22.) Tidak soal apa tujuan anda, inflasi sedunia dan terbatasnya permintaan untuk karyawan yang tidak ahli menyebabkan anda yang masih remaja sulit memperoleh pekerjaan. Jadi, bagaimana anda dapat memasuki lapangan kerja dengan mulus?

Sekolah—Tempat Pelatihan Kerja

Cleveland Jones, seorang penyalur tenaga kerja yang sudah berpengalaman bertahun-tahun, memberikan nasihat ini: “Dapatkan pendidikan yang baik di sekolah lanjutan. Saya sangat menekankan pentingnya belajar membaca dan menulis dan berbicara dengan baik dan benar. Selain itu anda juga perlu tata krama, agar anda dapat berurusan dengan orang-orang dalam dunia pekerjaan.”

Seorang sopir bis harus dapat membaca jadwal kedatangan dan keberangkatan. Para karyawan pabrik harus tahu bagaimana mengisi kartu laporan pekerjaan atau yang sejenis. Karyawan bagian penjualan harus pandai menghitung. Dalam hampir setiap jenis pekerjaan, keahlian berkomunikasi dibutuhkan. Ini adalah keahlian yang dapat anda kuasai semasa sekolah.

Ketekunan Memberi Hasil

“Jangan pernah menyerah jika anda sudah tamat sekolah dan mencari pekerjaan,” kata Jones. “Jangan hanya memenuhi dua atau tiga wawancara, kemudian pulang dan duduk, menunggu. Anda tidak akan pernah mendapat panggilan kerja dengan cara itu.” Sal yang masih muda mencari pekerjaan selama tujuh bulan sebelum ia diterima. “Saya berkata kepada diri sendiri: ‘Pekerjaan saya adalah mencari pekerjaan,’” Sal menjelaskan. “Saya menggunakan delapan jam sehari tiap hari kerja selama tujuh bulan untuk mencari pekerjaan. Setiap hari saya mulai sejak pagi dan ‘bekerja’ sampai pukul empat sore. Sering pada malam hari kaki saya terasa sakit. Keesokan harinya saya harus memaksa diri untuk mulai mencari lagi.”

Apa yang membuat Sal tidak menyerah? “Tiap kali saya berada di tempat penerimaan pegawai,” ia menjawab, “saya mengingat apa yang Yesus katakan: ‘Berjuanglah.’ Saya selalu berpikir bahwa pada suatu hari saya akan mendapat pekerjaan dan masa yang sulit ini akan berlalu.”—Lukas 13:24.

Di Mana Mendapatkan Pekerjaan

Jika anda tinggal di daerah pedesaan, anda dapat mulai mencari pekerjaan di perladangan dan perkebunan setempat, atau anda dapat mencari sejenis pekerjaan mengurus halaman. Jika anda tinggal di kota besar, cobalah mencari iklan lowongan kerja di surat kabar. Iklan ini memberi petunjuk persyaratan apa yang dibutuhkan untuk pekerjaan tertentu dan dapat membantu anda menjelaskan kepada calon majikan mengapa anda dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Orang-tua, guru, biro tenaga kerja, kantor penerimaan pegawai, teman, dan tetangga adalah sumber lain yang dapat anda manfaatkan.

Mempertahankan Pekerjaan Anda

Sedihnya, apabila tekanan ekonomi menciptakan pengangguran, pegawai-pegawai yang masih remajalah yang biasanya pertama-tama diberhentikan. Tetapi hal ini tidak perlu terjadi atas diri anda. “Orang-orang yang tetap memiliki pekerjaan adalah orang yang mau bekerja dan memperlihatkan sikap rela mengerjakan apa saja yang diminta majikan,” kata Tn. Jones.

Sikap anda adalah keadaan pikiran anda—perasaan anda terhadap pekerjaan yang anda lakukan, maupun majikan dan rekan-rekan sekerja anda. Sikap anda akan terlihat dalam mutu pekerjaan yang anda lakukan. Majikan anda akan menilai anda tidak hanya berdasarkan hasil pekerjaan anda tetapi juga sikap anda.

“Biarlah majikan anda melihat bahwa anda tidak hanya dapat mengikuti petunjuk-petunjuk tetapi dapat melakukan lebih daripada yang dituntut tanpa harus diawasi terus-menerus,” kata Jones selanjutnya. “Karena adanya persaingan yang ketat dalam lapangan kerja, para pegawai yang tetap bekerja tidak selalu mereka yang paling lama di sana, tetapi mereka yang produktif.”

Sal membenarkan hal ini. Ia mengatakan: “Saya selalu mencoba menolong majikan saya. Saya bersedia mengubah jadwal saya bila perlu, mengikuti petunjuk-petunjuk dan penuh respek kepada atasan saya.” Hal ini mengingatkan kita kepada salah satu nasihat Alkitab, “taatilah tuanmu yang di dunia ini, jangan hanya di hadapan mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan sebagai pernyataan yang tulus dari pengabdianmu kepada Tuhan.”—Kolose 3:22, Phillips.

Mengatasi Rasa Takut

Jika anda orang baru dalam pekerjaan itu, rasa takut adalah emosi yang umum selama beberapa hari pertama. Anda mungkin cemas: ‘Apakah mereka akan menyukai saya? Dapatkah saya melaksanakan pekerjaan ini? Apakah mereka akan menyukai pekerjaan saya? Saya harap saya tidak akan kelihatan bodoh.’ Dalam hal ini anda perlu berhati-hati, jika tidak, rasa takut akan mengikis pandangan positif anda.

Anda dapat mempercepat penyesuaian dan menenangkan diri dengan belajar lebih banyak mengenai perusahaan itu. Lihat, dengar, dan baca. Pada saat yang tepat ajukan pertanyaan-pertanyaan yang masuk akal kepada atasan anda mengenai pekerjaan dan prestasi anda—hal ini tidak akan membuat anda kelihatan bodoh. Tanyalah kepada diri sendiri, ‘Bagaimana pekerjaan saya menunjang departemen saya, menunjang sasaran perusahaan secara keseluruhan?’ Pertanyaan-pertanyaan itu dapat membantu anda memperkembangkan kebiasaan kerja yang baik dan kepuasan kerja.

Bekerja Sama dengan Rekan-Rekan Sekerja

Semua pekerjaan pasti melibatkan hubungan dengan orang lain. Maka, mengetahui cara memelihara hubungan baik dengan orang lain penting untuk mempertahankan pekerjaan. “Sedapat-dapatnya, kalau hal itu bergantung padamu, hiduplah dalam perdamaian dengan semua orang!” (Roma 12:18) Mempraktikkan hal ini dapat membantu anda menghindari percekcokan yang tidak perlu atau pertengkaran sengit mengenai pekerjaan.

Kadang-kadang orang-orang yang bekerja bersama anda memiliki latar belakang dan kepribadian yang sangat berbeda dengan anda. Tetapi jangan berpikir bahwa seseorang lebih rendah karena ia berbeda. Hargai haknya untuk berbeda. Tidak seorang pun senang diperlakukan dengan tidak hormat; ini membuatnya merasa seolah-olah ia tidak berarti. Setiap orang ingin merasa dihargai dan dibutuhkan—seorang yang sangat berarti. Menangkan respek dari rekan-rekan sekerja dan majikan anda dengan terlebih dahulu memperlakukan mereka dengan respek.

Menghindari Gosip

“Gosip adalah jerat yang berbahaya,” kata Sal, “karena gosip dapat memberi anda gambaran yang buruk mengenai majikan atau orang-orang lain.” Orang yang suka menyebarkan desas-desus bukanlah sumber informasi yang terbaik, dan hal itu dapat merugikan anda. Desas-desus yang berasal dari orang itu biasanya sangat dilebih-lebihkan sehingga dapat merusak nama baik orang lain—termasuk reputasi anda sendiri. Jadi, kendalikan hasrat untuk bergunjing.

Juga, ingat bahwa tidak seorang pun senang dengan orang yang suka mengeluh. Jika sesuatu dalam pekerjaan mengganggu anda, jangan mengumumkannya melalui orang yang suka menyampaikan desas-desus. Temuilah dan berbicaralah dengan atasan anda. Tetapi jangan menyerbu masuk ke kantornya dengan kemarahan yang meluap dan kemudian menyesal karena mengucapkan kata-kata kasar. Juga, hindari jerat menyerang seorang secara pribadi. Tetaplah berpegang kepada fakta-fakta. Sedapat mungkin bersikaplah jelas dan jujur dalam mengutarakan problemnya. Mungkin anda dapat mulai dengan kata-kata pembukaan seperti, ‘Saya memerlukan bantuan Bapak . . .’ atau, ‘Bisa jadi saya salah, tetapi saya merasa dalam hal ini . . .’

Ketepatan Penting

Dua penyebab utama mengapa orang-orang gagal mempertahankan pekerjaan adalah keterlambatan atau tidak masuk kerja. Seorang direktur pelatihan dan penyaluran tenaga kerja dari sebuah kota industri yang besar mengatakan mengenai para pekerja muda: “Mereka perlu belajar bangun pagi, belajar bagaimana menerima perintah. Jika mereka tidak pernah belajar hal-hal tersebut, ini hanya akan mengabadikan sindrom pengangguran.”

Sal belajar pentingnya ketepatan waktu melalui pengalaman pahit. “Saya kehilangan pekerjaan saya yang pertama hanya setelah tiga bulan karena keterlambatan,” keluhnya, “dan ini mempersulit saya untuk memperoleh pekerjaan lain.”

Nilai dari Kejujuran

Penyalur tenaga kerja, Jones, mengatakan: “Kejujuran akan membantu seseorang mempertahankan pekerjaan.” Jujur tidak hanya berarti tidak mencuri barang-barang materi tetapi juga tidak mencuri waktu dengan mengulur waktu istirahat. Seorang pegawai yang jujur dihargai dan dipercaya. Sebagai contoh, seorang saksi muda dari Yehuwa yang bekerja di sebuah toko pakaian eksklusif dikenal karena kejujurannya.

“Pada suatu hari,” katanya, “manajer menemukan sebuah barang di gudang, disembunyikan di dalam beberapa pakaian lain. Salah seorang pegawai mencurinya dari toko. Pada saat tutup toko, saya ke atas ke kantor manajer dan saya kaget melihat semua karyawan berada di sana. Semua ditahan di sana untuk diperiksa. Saya satu-satunya karyawan yang dibebaskan dari pemeriksaan.”

Banyak remaja Kristen memiliki pengalaman serupa dan menjadi karyawan yang dihargai. Jadi, berupayalah dengan keras untuk mendapatkan pekerjaan. Bertekunlah. Jangan menyerah. Dan apabila anda telah mendapatkan pekerjaan yang anda cari dengan susah payah, bekerja keraslah untuk mempertahankannya!

Pertanyaan-Pertanyaan untuk Diskusi

◻ Bagaimana tugas sekolah anda dapat mempengaruhi keberhasilan anda untuk memperoleh pekerjaan?

◻ Mengapa penting untuk bertekun dalam mencari pekerjan?

◻ Sebutkan beberapa tempat mencari pekerjaan dan orang-orang untuk berkonsultasi.

◻ Sebutkan beberapa petunjuk untuk menghadapi wawancara kerja.

◻ Apa yang dapat anda lakukan untuk menjaga agar anda tidak dipecat dari pekerjaan?

[Blurb di hlm. 166]

“Saya sangat menekankan pentingnya belajar membaca dan menulis dan berbicara dengan baik dan benar”

[Blurb di hlm. 170]

“Saya berkata kepada diri sendiri: ‘Pekerjaan saya adalah mencari pekerjaan’”

[Kotak/Gambar di hlm. 168, 169]

Menghadapi Wawancara Kerja

“Sebelum berangkat ke wawancara kerja, ingat, kesan pertama sangat menentukan,” demikian nasihat Cleveland Jones, seorang penasihat kerja. Ia memperingatkan untuk tidak memakai jeans dan sepatu olahraga ke wawancara dan menekankan perlunya bersih dan rapi. Para majikan sering kali menyimpulkan bahwa cara seseorang berpakaian menunjukkan cara ia akan bekerja.

Bila melamar pekerjaan kantor, berpakaianlah seperti cara seorang pengusaha berpakaian. Bila melamar pekerjaan pabrik, kenakan celana panjang dan kemeja yang bersih dan disetrika, serta sepatu yang kelihatan rapi. Jika anda seorang wanita, berpakaianlah dengan sopan dan gunakan kosmetik seperlunya. Dan jika melamar pekerjaan kantor, kenakan pakaian dan sepatu yang cocok, jangan pakaian untuk pesta atau santai.

Selalu pergi sendiri ke wawancara kerja, Jones memperingatkan. Jika anda mengajak ibu atau teman anda ke wawancara, calon majikan akan menyimpulkan bahwa anda belum dewasa.

‘Jika calon majikan bertanya kepada saya apakah saya memiliki pengalaman sebelumnya, bagaimana saya menjawabnya?’ anda mungkin bertanya. Jangan omong besar. Para majikan sering kali dapat ‘membaca’ pernyataan yang dilebih-lebihkan. Jujurlah.

Anda mungkin tidak menyadarinya, tetapi mungkin anda sudah memiliki pengalaman kerja sebelumnya sekalipun baru pertama kali mencari pekerjaan yang “sebenarnya.” Apakah anda pernah bekerja sambilan? Atau apakah anda pernah menjadi babysitter (penjaga anak-anak)? Apakah anda mendapat tugas rutin dalam mengurus pekerjaan di rumah? Apakah anda diberi tanggung jawab tertentu di tempat anda beribadat? Apakah anda pernah mendapat pelatihan dalam berbicara di hadapan umum? Jika ya, maka hal-hal ini dapat diberitahukan pada saat wawancara atau disebutkan dalam pernyataan riwayat hidup anda untuk memperlihatkan bahwa anda dapat memikul tanggung jawab.

Soal penting lain yang diperhatikan para majikan adalah seberapa besar minat anda kepada perusahaan mereka dan pekerjaan yang mereka tawarkan. Anda harus meyakinkan mereka bahwa anda ingin dan sanggup melakukan pekerjaan tersebut. Sikap “apa keuntungan saya” akan cepat menghilangkan minat pewawancara terhadap anda.

Melamar dan mendapatkan pekerjaan sepenuh waktu ataupun penggal waktu adalah suatu tantangan yang dapat anda hadapi dengan berhasil. Dan apabila pekerjaan itu digunakan sebagai sarana untuk membantu orang lain, bukan sekedar diri anda sendiri, anda akan memperoleh manfaat tambahan berupa kepuasan.

[Kotak di hlm. 171]

Apa yang Harus Dilakukan selama Wawancara Kerja

Bersikaplah dewasa, sopan dan resmi. Beri salam calon majikan tersebut dengan respek yang patut. Sapa dia “Bapak”—bukan “Jack,” atau “Bung.”

Duduklah tegak di kursi, kedua kaki menjejak lantai; bersikap penuh perhatian. Perencanaan di muka akan membantu anda untuk tenang, tidak gelisah, dan tidak gugup.

Berpikirlah sebelum menjawab pertanyaan. Jawab dengan sopan, cermat, jujur, dan terus terang. Beri keterangan yang lengkap. Jangan membual.

Bawalah lembaran petunjuk, yang menyebutkan semua pekerjaan yang pernah anda lakukan, tanggal kerja, upah, jenis pekerjaan yang dilakukan, alasan anda berhenti.

Bersiaplah untuk memperlihatkan bagaimana pelatihan dan pengalaman kerja anda akan membantu anda berprestasi dalam pekerjaan yang anda minta.

Sebagai referensi, berikan nama dari tiga orang yang dapat dipercaya yang mengenal anda dan pekerjaan anda.

Hendaklah anda percaya diri, bersemangat, tetapi jangan omong besar. Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan berbicaralah dengan jelas. Tetapi, jangan berbicara terlalu banyak.

Dengarkan dengan saksama; sopan dan bijaksana. Yang terpenting, jangan berdebat dengan calon majikan.

Majikan hanya tertarik kepada seberapa cocok anda nanti dengan pekerjaan itu. Jangan menceritakan problem-problem pribadi, perumahan, atau kesulitan keuangan.

Jika kelihatannya anda tidak akan mendapat pekerjaan itu, mintalah saran dari majikan itu mengenai pekerjaan lain yang mungkin tersedia di perusahaan itu.

Kirimkan kepada majikan itu surat ucapan terima kasih yang singkat segera setelah wawancara.a

[Catatan Kaki]

a Sumber: Brosur dari Kantor Penyalur Tenaga Kerja, New York State berjudul How to “Sell Yourself” to an Employer (Bagaimana “Menjual Tenaga Anda” kepada seorang Majikan).

[Gambar di hlm. 167]

Ketrampilan yang anda pelajari di sekolah mungkin pada suatu hari akan terbukti bermanfaat di tempat kerja

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan