PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • pe psl. 11 hlm. 99-104
  • Mengapa Allah Mengizinkan Kejahatan?

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Mengapa Allah Mengizinkan Kejahatan?
  • Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • SENGKETA PENTING YANG HARUS DISELESAIKAN
  • MENYELESAIKAN SENGKETA ITU
  • MENGAPA BEGITU LAMA?
  • Mengapa Kefasikan Terus Ada
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—2007
  • Sengketa yang Melibatkan Saudara
    Perdamaian dan Keamanan Sejati—Bagaimana Memperolehnya?
  • Penderitaan Umat Manusia​—Mengapa Allah Mengizinkannya?
    Menara Pengawal Memberitakan Kerajaan Yehuwa—1994
  • Mengapa Allah Membiarkan Kejahatan Sampai Jaman Kita?
    Kebenaran yang Membimbing kepada Hidup yang Kekal
Lihat Lebih Banyak
Saudara Dapat Hidup Kekal dalam Firdaus di Bumi
pe psl. 11 hlm. 99-104

Pasal 11

Mengapa Allah Mengizinkan Kejahatan?

1. (a) Bagaimana keadaan di bumi dewasa ini? (b) Apa keluhan beberapa orang?

KE MANA PUN saudara memandang di dunia ini, ada kejahatan, kebencian dan kesusahan. Sering kali orang yang tidak bersalah yang menderita. Ada orang yang menyalahkan Allah. Mereka mungkin mengatakan: ‘Jika ada Allah, mengapa Ia membiarkan semua hal-hal yang mengerikan ini terjadi?’

2. (a) Siapa yang melakukan perkara-perkara jahat? (b) Bagaimana banyak penderitaan di bumi dapat dicegah, dan mengapa?

2 Namun, siapa yang melakukan perkara-perkara jahat ini terhadap orang-orang lain? Manusia, bukan Allah. Allah mengutuk perbuatan-perbuatan jahat. Sebenarnya, banyak penderitaan di bumi dapat dicegah seandainya manusia menaati hukum-hukum Allah. Ia memerintahkan kita untuk mengasihi. Ia melarang pembunuhan, pencurian, perzinahan, ketamakan, pemabukan dan perbuatan-perbuatan salah lainnya yang menyebabkan umat manusia menderita. (Roma 13:9; Efesus 5:3, 18) Allah menjadikan Adam dan Hawa dengan otak dan tubuh yang menakjubkan dan dengan kesanggupan untuk menikmati kehidupan sepenuhnya. Ia tidak pernah menginginkan mereka atau anak-anak mereka menderita atau mendapat kesulitan.

3. (a) Siapa yang bertanggung jawab atas kejahatan? (b) Apa yang memperlihatkan bahwa Adam dan Hawa seharusnya dapat menolak godaan Setan?

3 Setan si Iblis yang memulai kejahatan di bumi. Akan tetapi, Adam dan Hawa juga harus dipersalahkan. Mereka tidaklah demikian lemah sehingga tidak dapat menolak godaan si Iblis. Mereka dapat mengatakan kepada Setan untuk ‘enyah’ sama seperti yang belakangan dilakukan oleh Yesus manusia sempurna. (Matius 4:10) Akan tetapi, mereka tidak berbuat demikian. Akibatnya, mereka menjadi tidak sempurna. Semua keturunan mereka, termasuk kita, mewarisi ketidaksempurnaan itu, yang menyebabkan penyakit, kesedihan dan kematian. (Roma 5:12) Akan tetapi, mengapa Allah mengizinkan penderitaan berlangsung terus?

4. Apa yang membantu kita mengerti bahwa Allah yang pengasih akan mengizinkan kejahatan untuk sementara waktu?

4 Mungkin seseorang mula-mula berpikir bahwa tidak ada alasan yang cukup kuat bagi Allah untuk membiarkan semua penderitaan umat manusia yang telah dialami selama berabad-abad. Namun apakah kesimpulan demikian dapat dibenarkan? Bukankah para orang-tua yang benar-benar mengasihi anak-anak mereka mengizinkan mereka menjalani operasi yang menyakitkan untuk menyembuhkan suatu penyakit? Ya, penderitaan yang diizinkan untuk sementara waktu telah sering memungkinkan anak-anak menikmati kesehatan yang lebih baik dalam kehidupan mereka di kemudian hari. Kebaikan apa yang dicapai dengan diizinkannya kejahatan oleh Allah?

SENGKETA PENTING YANG HARUS DISELESAIKAN

5. (a) Bagaimana Setan membantah pernyataan Allah? (b) Apa yang dijanjikan oleh Setan kepada Hawa?

5 Pemberontakan melawan Allah di taman Eden menimbulkan suatu sengketa atau pertanyaan yang penting. Kita perlu memeriksanya agar dapat mengerti mengapa Allah mengizinkan kejahatan. Yehuwa mengatakan kepada Adam untuk tidak makan dari sebuah pohon tertentu di taman. Jika Adam memakannya, apa yang akan terjadi? Allah mengatakan: “Pastilah engkau mati.” (Kejadian 2:17) Namun, Setan justru mengatakan kebalikannya. Ia mengatakan kepada Hawa, istri Adam, agar ia meneruskan niatnya dan makan dari pohon terlarang itu. “Sekali-kali kamu tidak akan mati,” kata Setan. Sebenarnya, ia selanjutnya mengatakan kepada Hawa: “Tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat.”—Kejadian 3:1-5.

6. (a) Mengapa Hawa tidak taat kepada Allah? (b) Apa artinya makan dari pohon yang terlarang?

6 Hawa tidak taat kepada Allah dan makan. Mengapa? Hawa percaya kepada Setan. Dengan tamak ia beranggapan bahwa ia akan mendapat manfaat dengan tidak taat kepada Allah. Ia berpikir bahwa ia atau Adam tidak perlu lagi bertanggung jawab kepada Allah. Mereka tidak perlu lagi tunduk kepada hukum-hukum-Nya. Mereka dapat memutuskan bagi diri sendiri apa yang “baik” dan apa yang “jahat.” Adam setuju dengan Hawa dan ia makan juga. Dalam membahas dosa manusia yang mula-mula terhadap Allah, catatan kaki dalam The Jerusalem Bible mengatakan: “Ini adalah kuasa untuk memutuskan bagi diri sendiri apa yang baik dan apa yang jahat dan untuk bertindak selaras dengan itu, suatu tuntutan akan kebebasan moral sepenuhnya . . . Dosa pertama merupakan serangan atas kedaulatan Allah.” Artinya, suatu serangan atas hak Allah sebagai penguasa atau atasan yang mutlak dari manusia.

7. (a) Sengketa apa timbul karena ketidaktaatan manusia? (b) Pertanyaan-pertanyaan apa perlu dijawab sehubungan dengan sengketa ini?

7 Jadi dengan makan buah yang terlarang, Adam dan Hawa menarik diri dari pemerintahan Allah. Mereka berbuat semaunya mengikuti kehendak sendiri, melakukan apa yang “baik” atau “jahat” menurut keputusan sendiri. Jadi sengketa atau pertanyaan penting yang timbul adalah: Apakah Allah berhak menjadi penguasa mutlak dari umat manusia? Dengan kata lain, apakah Yehuwa Pribadi yang patut memutuskan apa yang baik atau jahat bagi manusia? Apakah Ia Pribadi yang patut mengatakan kelakuan apa yang baik dan yang tidak baik? Cara siapa yang terbaik dalam hal memerintah? Dapatkah manusia, di bawah petunjuk yang tidak kelihatan dari Setan, memerintah dengan sukses tanpa petunjuk Yehuwa? Atau apakah bimbingan Allah dibutuhkan untuk mendirikan suatu pemerintahan yang adil-benar yang akan membawa perdamaian kekal atas bumi? Semua pertanyaan demikian diajukan sebagai serangan terhadap kedaulatan Allah, terhadap hak-Nya sebagai satu-satunya penguasa yang mutlak atas umat manusia.

8. Mengapa Yehuwa tidak membinasakan para pemberontak pada waktu itu juga?

8 Tentu saja, setelah terjadi pemberontakan itu Yehuwa dapat membinasakan ketiga pemberontak ini. Tak ada keraguan bahwa Ia lebih kuat daripada Setan atau Adam dan Hawa. Akan tetapi, jika mereka dibinasakan pada waktu itu, sengketa ini tidak akan diselesaikan dengan cara yang terbaik. Misalnya, ini tidak akan menjawab pertanyaan, apakah manusia dapat dengan berhasil memerintah diri sendiri tanpa bantuan Allah. Jadi Yehuwa memberikan waktu untuk menyelesaikan sengketa penting yang timbul.

MENYELESAIKAN SENGKETA ITU

9, 10. Bagaimana hasil-hasil usaha manusia untuk memerintah diri sendiri tanpa bimbingan Allah?

9 Kini setelah waktu berlalu, apa hasilnya? Nah, bagaimana menurut saudara? Apakah sejarah 6.000 tahun yang lalu memperlihatkan bahwa umat manusia berhasil memerintah diri sendiri tanpa bimbingan Allah? Apakah umat manusia menyediakan pemerintahan yang baik demi kesejahteraan dan kebahagiaan semua orang? Atau apakah catatan sejarah memperlihatkan bahwa kata-kata nabi Yeremia benar: “Orang yang berjalan tidak berkuasa untuk menetapkan langkahnya”?—Yeremia 10:23.

10 Sepanjang sejarah segala macam pemerintahan telah dicoba, tetapi tak satu pun mendatangkan keamanan dan kebahagiaan sejati kepada semua orang yang hidup di bawah pemerintahan mereka. Beberapa orang mungkin menunjuk kepada bukti-bukti kemajuan. Namun, dapatkah seseorang berbicara tentang kemajuan sejati jika busur dan panah telah diganti dengan bom atom, dan jika dunia kini sangat mengkhawatirkan pecahnya suatu perang dunia yang lain? Kemajuan macam apakah ini jika manusia dapat berjalan di bulan tetapi tidak dapat hidup bersama dengan damai di bumi? Apa artinya bagi manusia untuk membangun rumah-rumah dengan segala macam perlengkapan hidup modern apabila keluarga-keluarga yang hidup di dalamnya hancur karena problem-problem? Apakah kerusuhan di jalan-jalan, pemusnahan harta benda dan kehidupan serta pelanggaran hukum yang merajalela merupakan hal-hal yang dapat dibanggakan? Sama sekali tidak! Akan tetapi, hal-hal ini adalah hasil usaha manusia untuk memerintah diri sendiri terlepas dari Allah.—Amsal 19:3.

11. Jadi, jelas sekali, apa yang dibutuhkan umat manusia?

11 Bukti-bukti sudah sepatutnya jelas bagi semua orang. Usaha-usaha manusia untuk memerintah diri sendiri terlepas dari Allah ternyata gagal sama sekali. Hasilnya penderitaan yang hebat atas umat manusia. “Orang yang satu menguasai orang yang lain hingga ia celaka,” demikian penjelasan Alkitab. (Pengkhotbah 8:9) Jelaslah, manusia membutuhkan bimbingan Allah dalam mengatur urusan-urusannya. Sebagaimana Allah menciptakan manusia dengan kebutuhan akan makanan dan air minum, demikian pula manusia dijadikan dengan kebutuhan untuk menaati hukum-hukum Allah. Jika manusia mengabaikan hukum-hukum Allah, pasti ia akan mendapat kesulitan, sama seperti ia akan menderita jika mengabaikan kebutuhan tubuhnya akan makanan dan air.—Amsal 3:5, 6.

MENGAPA BEGITU LAMA?

12. Mengapa Allah memberikan begitu banyak waktu untuk menyelesaikan sengketa ini?

12 Namun, seseorang mungkin bertanya, ‘Mengapa Allah membiarkan begitu banyak waktu, sekarang kira-kira 6.000 tahun, untuk menyelesaikan sengketa ini? Tak dapatkah hal itu diselesaikan dengan cara yang memuaskan lama berselang?’ Memang tidak. Jika Allah telah bertindak lama berselang, akan timbul tuduhan bahwa manusia tidak diberi cukup waktu untuk mencoba. Akan tetapi, nyatanya, manusia telah diberi banyak sekali waktu untuk mengembangkan suatu pemerintahan demi memuaskan kebutuhan seluruh rakyatnya, maupun untuk membuat penemuan-penemuan ilmiah yang dapat menyumbang kepada kemakmuran semua orang. Selama berabad-abad umat manusia telah mencoba hampir setiap bentuk pemerintahan. Dan kemajuan mereka di bidang ilmu pengetahuan luar biasa. Mereka telah memanfaatkan atom dan pergi ke bulan. Akan tetapi, apa hasilnya? Apakah telah dihasilkan suatu sistem baru yang sangat bagus bagi kesejahteraan umat manusia?

13. (a) Meskipun adanya segala kemajuan ilmiah manusia, bagaimana keadaan dewasa ini? (b) Hal ini jelas membuktikan apa?

13 Sama sekali tidak! Sebaliknya, lebih banyak ketidakbahagiaan dan kesulitan di bumi daripada sebelumnya. Sebenarnya, kejahatan, polusi, peperangan, keluarga-keluarga yang berantakan dan problem-problem lain telah mencapai tingkat yang demikian berbahaya sehingga para ilmuwan percaya bahwa justru kehidupan manusia terancam. Ya, setelah memperoleh pengalaman dalam memerintah diri sendiri selama kira-kira 6.000 tahun, dan setelah mencapai puncak dalam “kemajuan” ilmiah, umat manusia kini menghadapi kebinasaan diri sendiri! Betapa jelasnya bahwa manusia tidak dapat memerintah diri sendiri dengan sukses terlepas dari Allah! Demikian pula, tidak seorang pun sekarang dapat mengeluh bahwa Allah tidak memberikan cukup waktu untuk menyelesaikan sengketa ini.

14. Mengapa kita seharusnya berminat menyelidiki sengketa penting lain yang diajukan oleh Setan?

14 Allah pasti mempunyai alasan yang kuat untuk membiarkan manusia di bawah penguasaan Setan sehingga kejahatan berlangsung begitu lama. Karena pemberontakannya Setan mengajukan suatu sengketa lain yang juga membutuhkan waktu untuk menyelesaikannya. Dengan memeriksa sengketa ini kita akan dibantu lebih jauh untuk mengerti mengapa Allah mengizinkan kejahatan. Saudara seharusnya sangat berminat mengetahui sengketa ini karena saudara secara pribadi terlibat.

[Gambar di hlm. 100]

Dengan alasan yang baik, orang-tua akan mengizinkan anak yang dicintai menjalani pembedahan yang menyakitkan. Allah juga mempunyai alasan-alasan yang baik untuk mengizinkan manusia menderita untuk sementara

[Gambar di hlm. 101]

Dengan memakan buah yang terlarang, Adam dan Hawa meninggalkan pemerintahan Allah. Mereka mulai membuat keputusan sendiri mengenai apa yang baik dan apa yang jahat

[Gambar di hlm. 103]

Sebagaimana manusia dicipta dengan kebutuhan akan makanan dan air minum, ia juga dicipta dengan kebutuhan akan bimbingan Allah

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan