PERPUSTAKAAN ONLINE Menara Pengawal
PERPUSTAKAAN ONLINE
Menara Pengawal
Indonesia
  • ALKITAB
  • PUBLIKASI
  • PERHIMPUNAN
  • sg pel. 25 hlm. 126-130
  • Membacakan dan Menerapkan Ayat-Ayat

Tidak ada video untuk bagian ini.

Maaf, terjadi error saat ingin menampilkan video.

  • Membacakan dan Menerapkan Ayat-Ayat
  • Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Subjudul
  • Bahan Terkait
  • **********
  • Ayat-Ayat Ditandaskan dengan Tepat
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Mengarahkan Perhatian kepada Alkitab
    Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Ayat-Ayat Diterapkan dengan Tepat
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
  • Ayat-Ayat Diantar dengan Efektif
    Memperoleh Manfaat dari Pendidikan Sekolah Pelayanan Teokratis
Lihat Lebih Banyak
Petunjuk Sekolah Pelayanan Teokratis
sg pel. 25 hlm. 126-130

Pelajaran 25

Membacakan dan Menerapkan Ayat-Ayat

1-3. Pada waktu menyampaikan khotbah, bagaimana seharusnya kita membacakan ayat-ayat?

1 Pada waktu saudara berbicara kepada orang lain mengenai maksud-tujuan Allah, baik secara pribadi maupun dari mimbar umum, pembahasan saudara berkisar pada ayat-ayat yang saudara bacakan dari Alkitab. Maka pada waktu saudara membacakan ayat-ayat tersebut, ini seharusnya dilakukan dengan baik. Tidak boleh sembarangan. Sebaliknya, jika pembacaan itu mencapai tujuannya, persembahan saudara akan lebih hidup. Untuk alasan ini lembaran Nasihat Khotbah mendaftarkan ”Ayat-ayat dibacakan dengan tekanan” sebagai sesuatu yang harus dipertimbangkan secara khusus oleh setiap orang yang ingin menjadi rohaniwan yang cakap.

2 Ayat-ayat harus dibacakan dengan perasaan, namun jangan dilakukan secara berlebihan. Besarnya perasaan yang dinyatakan dalam membacakan sebuah ayat bergantung pada ayat itu sendiri dan latarnya dalam khotbah. Ayat ini harus membawa argumen kepada puncaknya namun tidak boleh menyimpangkan perhatian kepada pembacaan ayat.

3 Selain itu, dalam pembacaan perhatian harus diarahkan kepada bagian dari ayat yang menunjang argumen saudara. Hal itu harus mengesankan pokoknya sehingga pendengar menjadi yakin. Jadi, pembacaan ayat dengan tekanan yang benar menanamkan keyakinan. Ini membuat pembacaan tersebut berwibawa.

4, 5. Apa yang dimaksud dengan ”tekanan pada kata-kata yang tepat”? Terangkan.

4 Tekanan pada kata-kata yang tepat. Alasan mengapa ayat itu dibaca hendaknya menentukan apa yang akan ditandaskan. Jika setiap gagasan yang dinyatakan ayat tersebut diberi tekanan yang sama, tidak ada yang akan menonjol dan pokok argumen saudara akan hilang. Jadi pastikan agar kata-kata yang diberi tekanan khusus adalah kata-kata yang memuat gagasan mengapa ayat tersebut perlu digunakan.

5 Misalnya, jika saudara menggunakan Yehezkiel 18:4 (Klinkert) untuk membuktikan bahwa dosa mengakibatkan kematian dan bukan siksaan yang kekal, saudara harus membacakannya dengan cara ini, ’Jiwa yang berdosa itu juga akan mati,’ dengan memberi tekanan khusus pada kata-kata yang dicetak miring. Tetapi jika pokok yang saudara kemukakan adalah bahwa bukan tubuhnya saja tetapi sebenarnya jiwanya itu yang mati, saudara harus mengubah tekanan, dengan membaca, ’Jiwa yang berdosa itu juga akan mati.’ Letak tekanan saudara harus ditentukan oleh alasan mengapa saudara membacakan ayat tersebut.

6-12. Dengan cara apa saja kita dapat menekankan kata-kata yang mengandung buah pikiran dalam sebuah ayat?

6 Menggunakan metode yang efektif. Kata-kata yang memuat gagasan yang hendak saudara tonjolkan dapat ditekankan dengan berbagai cara, dan cara yang saudara gunakan harus sesuai dengan ayat dan latar atau adegan khotbah.

7 Segi dari sifat ini, ”Ayat-ayat dibacakan dengan tekanan” tidak dimaksud untuk membahas secara panjang lebar semua cara yang ada mengenai memberi tekanan secara lisan. Semua rincian ini akan dibahas dengan lebih mendalam pada waktu saudara mempelajari tekanan arti. Namun beberapa metode disebutkan di sini untuk membantu saudara mencapai kemahiran membaca ayat-ayat Alkitab dengan efektif.

8 Tekanan suara. Ini meliputi tiap perubahan dalam suara, baik dalam tinggi rendah, kecepatan atau kekuatan, yang membuat kata-kata yang memuat gagasan itu lebih menonjol dibanding kata-kata yang lain dari kalimat itu.

9 Peristirahatan. Ini dapat dilakukan sebelum atau sesudah bagian kunci dari ayat saudara, atau sebelum dan sesudahnya. Istirahat langsung sebelum saudara membacakan gagasan yang penting menimbulkan perasaan ingin tahu; istirahat sesudahnya lebih memperdalam kesan yang ditanamkan.

10 Ulangan. Tekanan dapat diberikan pada pokok tertentu dengan memotong pembacaan saudara dan membaca ulang kata atau kalimat itu. Metode ini harus dilakukan dengan bijaksana.

11 Isyarat-isyarat. Gerakan tubuh, demikian pula ekspresi muka, sering dapat membantu menandaskan sebuah kata atau kalimat.

12 Nada suara. Kadang-kadang nada yang dipakai untuk membaca kata-kata dapat mempengaruhi artinya dan memisahkan kata-kata tersebut, namun, sekali lagi, di sini saudara perlu bijaksana, teristimewa dalam menggunakan kata sindiran.

13, 14. Jika penghuni rumah yang membacakan ayat itu, bagaimanakah kita dapat menekankan pokok-pokok kuncinya?

13 Ayat-ayat yang dibacakan oleh penghuni rumah. Apabila penghuni rumah membacakan sebuah ayat, ia mungkin memberi tekanan pada kata yang salah atau sama sekali tidak memberikan tekanan. Maka, apa yang dapat saudara lakukan? Biasanya dalam keadaan demikian lebih baik untuk kembali pada penerapan yang saudara maksudkan dari ayat itu untuk menekankan pokok yang ingin saudara tandaskan. Setelah ayat dibacakan, saudara dapat menarik perhatian penghuni rumah kepada kata-kata ini dengan mengulanginya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

14 Ada cara lain yang dapat dilakukan, tetapi kita perlu hati-hati dan bijaksana. Saudara dapat menyela pembacaan di tempat yang patut, sambil meminta maaf, kemudian tarik perhatian khusus kepada kata atau kalimat yang sedang dibacakan yang ingin saudara tandaskan. Jika ini dapat dilakukan tanpa mempermalukan atau mengesalkan penghuni rumah hal ini dapat efektif, namun jangan terlalu sering dilakukan.

**********

15-17. Mengapa penting untuk membuat penerapan ayat itu jelas?

15 Membacakan sebuah ayat, bahkan dengan tekanan, biasanya tidak cukup untuk mencapai tujuan saudara. Kadang-kadang, memang, ayat itu sendiri dapat berperan sebagai penerapan dari gagasan yang saudara maksudkan dalam argumen saudara. Tetapi, dalam banyak hal, perhatian perlu ditarik lagi kepada kata-kata yang mengandung buah pikiran dalam ayat dan kemudian tunjukkan bagaimana kata-kata itu berlaku untuk argumen saudara. Hal inilah yang disebut dalam lembaran Nasihat Khotbah sebagai ”Penerapan ayat dijelaskan”. Ingat, kebanyakan orang tidak mengenal Alkitab dan tidak dapat menangkap pokok yang saudara kemukakan dengan membaca satu kali saja. Menekankan kembali kata-kata kunci dan menerapkannya akan menanamkan gagasan-gagasan tersebut.

16 Agar saudara dapat menerapkan sebuah ayat, ayat itu harus cocok dengan argumen saudara dan, biasanya, ini harus diantar dengan betul. Kemudian, sambil mengingat tujuan mengajar, saudara tentu ingin agar penerapannya sesederhana mungkin.

17 Selanjutnya, saudara harus mempunyai pengertian yang jelas mengenai ayat itu dan penerapannya harus saksama. Tinjau ikatan kalimatnya, prinsip-prinsip yang digunakan atau orang-orang yang terlibat apabila penggunaan ayat tersebut menuntut hal itu. Jangan sekali-kali menggunakan ayat dengan cara yang tidak selaras dengan tujuan penulisnya. Ikuti dengan saksama publikasi Lembaga berkenaan penerapannya.

18. Bagaimana kita dapat dengan efektif menyisihkan kata-kata kunci yang hendak diterapkan?

18 Menyisihkan kata-kata yang akan diterapkan. Sebelum atau sewaktu menerapkan ayat, kata-kata kunci biasanya harus ditandaskan kembali. Hal ini untuk memastikan bahwa segala sesuatu dalam ayat itu yang tidak ada hubungan dengan argumen saudara disisihkan atau dibuat kurang penting. Kata-kata itu sendiri yang muncul di dalam ayat tidak usah benar-benar diulangi, meskipun cara ini biasa dilakukan. Namun dalam beberapa hal saudara dapat, dengan satu atau lain cara, mengarahkan perhatian hadirin dengan efektif kepada buah pikiran yang telah disisihkan dan sedang dibahas. Satu cara untuk melakukannya adalah dengan menggunakan sinonim (persamaan kata) sewaktu mengulangi gagasan saudara. Cara lain, dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan. Jika persembahan saudara melibatkan penghuni rumah, pertanyaan-pertanyaan saudara dapat disusun sedemikian rupa untuk menarik gagasan kunci dari orang tersebut.

19-22. Tindakan susulan apa yang diperlukan untuk ”menandaskan pokok dari kata pengantar”?

19 Menandaskan pokok dari kata pengantar. Hal ini hanya berarti memastikan bahwa tujuan saudara menggunakan ayat itu dimengerti dengan jelas dan dihargai. Mungkin saudara merasa tidak perlu atau karena alasan tertentu tidak ingin membuat kata pengantar yang formal kepada ayat itu. Ini tidak berarti bahwa pokok dari ayat tersebut tidak usah dikesankan. Tetapi, biasanya, paling sedikit saudara telah mempersiapkan argumen saudara lebih dulu sebelum ayat tersebut dibacakan. Saudara kemudian harus memperhatikan supaya ada tindakan susulan untuk melengkapi penggunaan ayat itu.

20 Hadirin dan pentingnya pokok itu dalam persembahan bahan secara keseluruhan akan menentukan sejauh mana penerapan ayat harus dinyatakan. Biasanya tidak cukup hanya mendiskusikan ayat tersebut. Saudara harus menghubungkan buah-buah pikiran yang ditandaskan dalam ayat dengan argumen pengantar saudara. Saudara harus menyatakan dengan jelas apa hubungannya.

21 Semakin sederhana penerapan saudara, namun tetap mencapai tujuan, semakin baik. Penerapan itu harus lepas dari segala rincian yang tidak ada hubungannya. Ini dapat dicapai dengan mengurangi argumen saudara sehingga memuat fakta sesedikit mungkin dan kemudian menambahkan apa yang diperlukan saja untuk membuatnya dapat dimengerti. Jika ada sesuatu yang belum terjawab dalam kata pengantar, penerapan saudara harus memberikan jawaban.

22 Pada tingkat kemajuan ini dalam acara Latihan Khotbah, kesederhanaan dan sikap langsung harus menjadi tujuan saudara. Jika saudara mencapai ini, pembacaan dan penerapan ayat-ayat Alkitab akan mencerminkan kecakapan dari seorang guru yang mahir.

    Publikasi Menara Pengawal Bahasa Indonesia (1971-2025)
    Log Out
    Log In
    • Indonesia
    • Bagikan
    • Pengaturan
    • Copyright © 2025 Watch Tower Bible and Tract Society of Pennsylvania
    • Syarat Penggunaan
    • Kebijakan Privasi
    • Pengaturan Privasi
    • JW.ORG
    • Log In
    Bagikan