PASAL SEMBILAN
Keluarga dengan Orang-Tua Tunggal Dapat Berhasil!
1-3. Apa yang turut membuat jumlah keluarga dengan orang-tua tunggal bertambah, dan bagaimana mereka yang terlibat dipengaruhi?
KELUARGA dengan satu orang-tua telah disebut ”gaya hidup berkeluarga yang meningkat paling cepat” di Amerika Serikat. Situasi itu serupa di banyak negeri lain. Rekor yang tercatat dari angka perceraian, ditinggalkannya keluarga, perpisahan, dan kelahiran yang tidak sah telah membawa akibat-akibat jangka panjang bagi jutaan orang-tua dan anak-anak.
2 ”Saya seorang janda berusia 28 tahun dengan dua anak,” tulis seorang ibu tunggal. ”Saya sangat tertekan karena saya tidak ingin membesarkan anak-anak saya tanpa ayah. Tampaknya seolah-olah tidak seorang pun bahkan mau mempedulikan saya. Anak-anak sering melihat saya menangis dan hal itu mempengaruhi mereka.” Selain bergulat dengan perasaan-perasaan seperti kemarahan, rasa bersalah, dan kesepian, kebanyakan orang-tua tunggal menghadapi tugas berat untuk bekerja di luar rumah maupun mengerjakan tugas-tugas rumah tangga. Ada yang berkata, ”Menjadi orang-tua tunggal itu seperti menjadi seorang juggler (orang yang ahli memainkan beberapa benda di udara dengan melempar dan menangkapnya). Setelah berlatih selama enam bulan, akhirnya saudara dapat memainkan empat bola sekaligus. Tetapi baru saja saudara dapat melakukannya, seseorang melemparkan sebuah bola yang baru kepada saudara!”
3 Anak-anak muda dalam keluarga dengan orang-tua tunggal sering kali memiliki perjuangan yang unik. Mereka mungkin harus berjuang melawan emosi-emosi yang sangat kuat sebagai akibat kepergian atau kematian yang tiba-tiba dari salah seorang orang-tua. Bagi banyak anak muda, tidak adanya orang-tua tampaknya memiliki efek yang sangat negatif.
4. Bagaimana kita tahu bahwa Yehuwa peduli terhadap keluarga dengan orang-tua tunggal?
4 Keluarga dengan orang-tua tunggal terdapat pula pada zaman Alkitab. Alkitab berulang-ulang menyebutkan tentang ”anak yatim” dan ”janda”. (Keluaran 22:22; Ulangan 24:19-21; Ayub 31:16-22) Allah Yehuwa tidak mengabaikan keadaan mereka yang menyedihkan. Pemazmur menyebut Allah sebagai ”Bapa bagi anak yatim dan Pelindung bagi para janda”. (Mazmur 68:6) Tentu, Yehuwa memiliki kepedulian yang sama terhadap keluarga dengan orang-tua tunggal dewasa ini! Sesungguhnya, Firman-Nya memberikan prinsip-prinsip yang dapat membantu mereka berhasil.
MENGUASAI RUTIN RUMAH TANGGA
5. Problem apa yang pertama-tama harus dihadapi oleh orang-tua tunggal?
5 Pikirkan tentang tugas mengurus rumah. ”Sering sekali kita mengharapkan adanya seorang suami di dekat kita,” demikian pengakuan seorang wanita yang bercerai, ”misalnya pada waktu mobil saya mulai mengeluarkan bunyi-bunyi dan saya tidak tahu dari mana asalnya.” Demikian pula pria yang baru saja bercerai atau menduda mungkin kebingungan akan banyaknya tugas rumah tangga yang kini harus dikerjakan. Bagi anak-anak, kekacauan di dalam rumah membuat mereka merasa semakin tidak stabil dan tidak aman.
Anak-anak, bekerjasamalah dengan orang-tua tunggal saudara
6, 7. (a) Teladan apa diberikan oleh ”isteri yang cakap” di buku Amsal? (b) Bagaimana mengerjakan tanggung jawab di rumah dengan rajin dapat membantu rumah tangga dengan orang-tua tunggal?
6 Apa yang dapat membantu? Perhatikan teladan yang diberikan oleh ”isteri yang cakap” yang dilukiskan di Amsal 31:10-31. Apa yang ia lakukan mencakup berbagai bidang yang sangat luas—membeli, menjual, menjahit, memasak, menginvestasikan rumah dan tanah, bertani, dan mengadakan bisnis. Apa rahasianya? Ia rajin, bekerja sampai larut malam dan bangun pagi-pagi untuk memulai kegiatannya. Dan ia mengorganisasi segala sesuatu dengan baik, mendelegasikan tugas-tugas tertentu dan menggunakan tangannya sendiri untuk mengurus orang-orang lain. Tidak heran ia mendapat pujian!
7 Jika saudara seorang orang-tua tunggal, hendaklah saudara bersungguh-sungguh sehubungan dengan tanggung jawab saudara di dalam rumah. Temukan kepuasan dalam pekerjaan seperti itu, karena hal ini akan banyak menambah kebahagiaan anak-anak saudara. Akan tetapi, perencanaan dan pengorganisasian yang baik diperlukan. Alkitab mengatakan, ”Rancangan orang rajin semata-mata mendatangkan kelimpahan.” (Amsal 21:5) Seorang ayah tunggal mengakui, ”Saya cenderung tidak memikirkan tentang makanan sampai saya merasa lapar.” Tetapi makanan yang direncanakan biasanya lebih bergizi dan lebih menarik daripada makanan seadanya yang dimasak dengan terburu-buru. Saudara juga mungkin harus mempelajari keterampilan-keterampilan rumah tangga yang baru. Dengan mencari keterangan dari teman-teman yang berpengetahuan, buku-buku pintar, dan para ahli yang suka membantu, beberapa ibu tunggal telah dapat mengecat, memperbaiki pipa leding, dan memperbaiki kerusakan yang sederhana pada mobil.
8. Bagaimana anak-anak dari orang-tua tunggal dapat ikut membantu di rumah?
8 Apakah adil untuk meminta anak-anak membantu? Seorang ibu tunggal bernalar, ”Kita ingin mengkompensasikan tidak adanya ayah (atau ibu) dengan tidak menyusahkan anak-anak.” Hal itu mungkin dapat dimengerti tetapi barangkali bukan selalu yang terbaik bagi sang anak. Orang-orang muda yang takut akan Allah pada zaman Alkitab diberi tugas-tugas yang patut. (Kejadian 37:2; Kidung Agung 1:6) Jadi, walaupun berhati-hati agar tidak terlalu membebani anak-anak, saudara akan bertindak bijaksana jika memberi mereka tugas-tugas seperti mencuci piring dan membersihkan kamar mereka. Mengapa tidak mengerjakan beberapa tugas bersama-sama? Ini dapat sangat menyenangkan.
TANTANGAN UNTUK MENCARI NAFKAH
Gunakan sebanyak mungkin waktu bersama anak-anak saudara
9. Mengapa ibu-ibu tunggal sering kali menghadapi kesulitan keuangan?
9 Kebanyakan orang-tua tunggal mendapati sulit untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka, dan ibu-ibu muda yang tidak menikah biasanya banyak mengalami kesukaran.a Di negeri-negeri yang menyediakan tunjangan kesejahteraan, mereka mungkin mendapatinya perlu untuk memanfaatkannya, setidaknya sampai mereka dapat memperoleh pekerjaan. Alkitab memperbolehkan orang Kristen memanfaatkan persediaan demikian bila perlu. (Roma 13:1, 6) Janda dan wanita yang bercerai menghadapi tantangan serupa. Banyak dari mereka, yang terpaksa memasuki kembali angkatan kerja setelah bertahun-tahun mengurus rumah tangga, sering hanya dapat memperoleh pekerjaan dengan upah rendah. Beberapa berhasil memperbaiki nasib mereka dengan mendaftarkan diri dalam program pelatihan kerja atau kursus kilat.
10. Bagaimana seorang ibu tunggal dapat menjelaskan kepada anak-anaknya mengapa ia harus mencari pekerjaan duniawi?
10 Jangan terkejut apabila anak-anak saudara tidak senang saudara mencari pekerjaan, dan jangan merasa bersalah. Sebaliknya, jelaskan kepada mereka mengapa saudara harus bekerja, dan bantu mereka mengerti bahwa Yehuwa menuntut saudara untuk menyediakan kebutuhan mereka. (1 Timotius 5:8) Pada waktunya, kebanyakan anak akan menyesuaikan diri. Akan tetapi, cobalah untuk menggunakan waktu sebanyak mungkin bersama mereka sesuai dengan jadwal saudara yang sibuk. Perhatian yang pengasih demikian juga dapat membantu memperkecil pengaruh dari pembatasan keuangan apa pun yang mungkin dialami keluarga.—Amsal 15:16, 17.
SIAPA YANG SEBENARNYA MENJADI PENGASUH?
Sidang tidak mengabaikan ”janda” dan ”anak yatim”
11, 12. Batasan-batasan apa yang harus dipelihara oleh orang-tua tunggal, dan bagaimana mereka dapat melakukannya?
11 Adalah hal yang wajar jika orang-tua tunggal khususnya akrab dengan anak-anak mereka, tetapi orang-tua harus berhati-hati agar batasan antara orang-tua dan anak tidak menjadi kabur. Sebagai contoh, kesulitan serius dapat timbul jika seorang ibu tunggal mengharapkan putranya memikul tanggung jawab kepala rumah tangga atau memperlakukan putrinya sebagai teman kepercayaan, membebani gadis itu dengan problem-problem yang bersifat pribadi. Berbuat demikian tidak patut, menimbulkan stres, dan mungkin membingungkan bagi seorang anak.
12 Yakinkan anak-anak bahwa saudara, sebagai orang-tua, akan mengasuh mereka—bukan kebalikannya. (Bandingkan 2 Korintus 12:14.) Kadang-kadang, saudara mungkin membutuhkan saran atau dukungan. Saudara dapat mencarinya dari para penatua Kristen atau barangkali dari para wanita Kristen yang matang, bukan dari anak-anak saudara yang masih kecil.—Titus 2:3.
MEMELIHARA DISIPLIN
13. Problem apa berkenaan dengan disiplin yang mungkin dihadapi oleh seorang ibu tunggal?
13 Seorang pria mungkin tidak mengalami banyak kesulitan untuk ditanggapi dengan serius sebagai pemberi disiplin, tetapi seorang wanita mungkin mendapat masalah dalam hal ini. Seorang ibu tunggal mengatakan, ”Putra-putra saya memiliki tubuh pria dan suara pria. Kadang-kadang sulit untuk tidak terdengar kurang tegas atau lemah dibandingkan mereka.” Lagi pula, saudara mungkin masih berdukacita atas kematian teman hidup yang saudara kasihi, atau mungkin saudara merasa bersalah dan marah atas pecahnya perkawinan. Apabila harus berbagi hak untuk mengasuh anak, saudara mungkin merasa takut kalau-kalau anak saudara memilih untuk tinggal bersama bekas teman hidup saudara. Keadaan-keadaan seperti itu dapat menyulitkan saudara untuk menjalankan disiplin yang seimbang.
14. Bagaimana orang-tua tunggal dapat memelihara pandangan yang seimbang sehubungan dengan disiplin?
14 Alkitab mengatakan bahwa ”anak yang dibiarkan mempermalukan ibunya”. (Amsal 29:15) Saudara memiliki dukungan dari Allah Yehuwa untuk menetapkan dan menegakkan peraturan-peraturan keluarga, maka jangan menyerah kepada rasa bersalah, penyesalan, atau rasa takut. (Amsal 1:8) Jangan pernah mengkompromikan prinsip-prinsip Alkitab. (Amsal 13:24) Berupayalah untuk bersikap masuk akal, konsisten, dan tegas. Pada waktunya, kebanyakan anak akan menanggapi. Namun, saudara hendaknya mempertimbangkan perasaan anak-anak saudara. Seorang ayah tunggal mengatakan, ”Disiplin yang saya berikan harus diperlunak dengan pengertian mengingat guncangan karena kehilangan ibu mereka. Saya berbicara kepada mereka pada setiap kesempatan. Kami memiliki ’saat-saat pribadi’ pada waktu kami menyiapkan makan malam. Pada saat itulah mereka benar-benar mengutarakan isi hati mereka kepada saya.”
15. Apa yang hendaknya dihindari oleh orang-tua yang bercerai apabila sedang berbicara tentang bekas teman hidup mereka?
15 Jika saudara bercerai, tidak ada sesuatu yang baik yang akan dicapai dengan mengurangi respek kepada bekas teman hidup saudara. Percekcokan orang-tua menyakitkan bagi anak-anak dan akhirnya akan melemahkan respek mereka kepada saudara berdua. Karena itu, hindarilah pernyataan-pernyataan yang menyakitkan hati seperti, ”Kamu persis seperti ayah kamu!” Sakit hati apa pun yang mungkin telah ditimbulkan bekas teman hidup saudara terhadap saudara, ia tetap ayah atau ibu dari anak saudara, yang membutuhkan kasih, perhatian, dan disiplin dari kedua orang-tua.b
16. Penyelenggaraan rohani apa yang hendaknya menjadi bagian yang tetap tentu dari disiplin di dalam rumah dengan orang-tua tunggal?
16 Sebagaimana dibahas dalam pasal-pasal sebelumnya, disiplin melibatkan pelatihan dan pengajaran, bukan hanya hukuman. Banyak problem dapat dihindari dengan program pelatihan rohani yang baik. (Filipi 3:16) Hadir dengan tetap tentu di perhimpunan Kristen sangat penting. (Ibrani 10:24, 25) Demikian pula dengan mengadakan pelajaran Alkitab keluarga setiap minggu. Memang, tidaklah mudah untuk mengadakan pelajaran demikian secara tetap tentu. ”Setelah seharian bekerja, saudara benar-benar ingin beristirahat,” kata seorang ibu yang sadar akan tanggung jawabnya. ”Tetapi saya mempersiapkan diri secara mental untuk belajar bersama putri saya, karena mengetahui bahwa ini adalah sesuatu yang perlu dilakukan. Ia benar-benar menikmati pelajaran keluarga kami!”
17. Apa yang dapat kita pelajari dari Timotius, rekan Paulus, yang dibesarkan dengan baik?
17 Rekan dari rasul Paulus, Timotius, jelas diberi pelatihan dalam prinsip-prinsip Alkitab oleh ibu dan neneknya—tetapi rupanya bukan oleh ayahnya. Namun, Timotius benar-benar menjadi orang Kristen yang luar biasa! (Kisah 16:1, 2; 2 Timotius 1:5; 3:14, 15) Demikian pula, saudara dapat mengharapkan hasil-hasil yang baik seraya saudara berjuang untuk membesarkan anak-anak saudara ”dalam disiplin dan pengaturan-mental dari Yehuwa”.—Efesus 6:4.
MENGALAHKAN KESEPIAN
18, 19. (a) Bagaimana rasa kesepian dapat muncul pada diri seorang orang-tua tunggal? (b) Nasihat apa yang diberikan untuk membantu mengendalikan keinginan daging?
18 Seorang orang-tua tunggal mengeluh, ”Ketika saya pulang dan menyadari bahwa saya sendirian, dan khususnya setelah anak-anak tidur, rasa kesepian benar-benar melanda diri saya.” Ya, kesepian sering kali merupakan problem terbesar yang dihadapi orang-tua tunggal. Adalah wajar untuk merindukan pergaulan yang hangat dan keintiman perkawinan. Tetapi apakah seseorang perlu mencoba memecahkan problem ini tidak soal akibatnya? Pada zaman rasul Paulus, beberapa janda yang lebih muda membiarkan ’dorongan seksual mereka menjadi penghalang antara mereka dan Kristus’. (1 Timotius 5:11, 12) Membiarkan keinginan daging mengaburkan kepentingan rohani dapat merusak.—1 Timotius 5:6.
19 Seorang pria Kristen mengatakan, ”Dorongan seksual memang sangat kuat, tetapi saudara dapat mengendalikannya. Apabila sesuatu ke arah itu terlintas dalam pikiran saudara, jangan terus memikirkannya. Saudara harus menyingkirkannya. Memikirkan anak saudara juga membantu.” Firman Allah menasihatkan, ’Matikanlah anggota-anggota tubuhmu berkenaan nafsu seksual.’ (Kolose 3:5) Jika saudara sedang mencoba mematikan selera makan saudara, apakah saudara akan membaca majalah-majalah yang memuat gambar-gambar makanan yang lezat, atau apakah saudara akan bergaul dengan orang-orang yang terus membicarakan makanan? Tentu tidak! Demikian pula dengan keinginan daging.
20. (a) Bahaya apa mengintai orang-orang yang berpacaran dengan mereka yang tidak seiman? (b) Bagaimana para orang-tua tunggal pada abad pertama maupun dewasa ini memerangi kesepian?
20 Ada orang-orang Kristen yang mulai berpacaran dengan mereka yang tidak seiman. (1 Korintus 7:39) Apakah itu menyelesaikan problem mereka? Tidak. Seorang wanita Kristen yang bercerai memperingatkan, ”Ada satu hal yang jauh lebih buruk daripada tetap lajang. Itu adalah menikah dengan orang yang salah!” Janda-janda Kristen pada abad pertama pasti pernah dilanda kesepian, tetapi mereka yang bijaksana terus menyibukkan diri dengan ’menjamu orang-orang yang tidak dikenal, mencuci kaki orang-orang kudus, dan memberi bantuan kepada mereka yang dalam kesengsaraan’. (1 Timotius 5:10) Orang-orang Kristen yang setia dewasa ini yang telah menanti bertahun-tahun untuk mendapatkan teman hidup yang takut akan Allah terus menyibukkan diri dengan cara serupa. Seorang janda Kristen berusia 68 tahun mulai mengunjungi janda-janda yang lain kapan saja ia merasa kesepian. Ia mengatakan, ”Saya mendapati bahwa dengan mengadakan kunjungan seperti ini, menyelesaikan pekerjaan di rumah dan menjaga kerohanian saya, tidak ada waktu bagi saya untuk merasa kesepian.” Mengajar orang-orang lain tentang Kerajaan Allah adalah pekerjaan baik yang khususnya bermanfaat.—Matius 28:19, 20.
21. Dengan cara apa doa dan pergaulan yang baik membantu mengatasi kesepian?
21 Perlu diakui, tidak ada obat yang ajaib untuk kesepian. Tetapi seseorang dapat menanggungnya dengan kekuatan dari Yehuwa. Kekuatan demikian datang jika seorang Kristen ”berkanjang dalam permohonan dan doa malam dan siang”. (1 Timotius 5:5) Permohonan adalah permintaan yang sungguh-sungguh, ya, mengemis meminta bantuan, mungkin dengan seruan yang kuat dan air mata. (Bandingkan Ibrani 5:7.) Mencurahkan hati saudara kepada Yehuwa ”malam dan siang” dapat benar-benar membantu. Selanjutnya, pergaulan yang baik dapat sangat bermanfaat untuk mengisi kekosongan karena rasa kesepian. Melalui pergaulan yang baik, seseorang dapat memperoleh ”perkataan yang baik” berupa anjuran sebagaimana dilukiskan di Amsal 12:25.
22. Pemikiran apa akan membantu apabila rasa kesepian sewaktu-waktu muncul?
22 Jika rasa kesepian sewaktu-waktu muncul—dan kemungkinan besar memang akan muncul—ingatlah bahwa tidak seorang pun yang sama sekali bebas dari problem. Sesungguhnya, ”seluruh persekutuan saudara-saudaramu di dunia” sedang menderita dalam satu atau lain cara. (1 Petrus 5:9) Jangan terus memikirkan masa lalu. (Pengkhotbah 7:10) Pikirkanlah keuntungan-keuntungan yang saudara nikmati. Di atas segalanya, bertekadlah untuk memelihara integritas saudara dan untuk membuat hati Yehuwa gembira.—Amsal 27:11.
CARA ORANG LAIN DAPAT MEMBANTU
23. Tanggung jawab apa yang dimiliki oleh rekan-rekan Kristen terhadap orang-tua tunggal di dalam sidang?
23 Dukungan dan bantuan rekan-rekan Kristen besar nilainya. Yakobus 1:27 mengatakan, ”Bentuk ibadat yang bersih dan tidak tercemar dari sudut pandangan Allah dan Bapak kita adalah ini: merawat para yatim piatu dan janda dalam kesengsaraan mereka.” Ya, orang Kristen berkewajiban untuk membantu keluarga dengan orang-tua tunggal. Apa beberapa cara praktis untuk melakukannya?
24. Dengan berbagai cara apa keluarga dengan orang-tua tunggal yang kekurangan dapat dibantu?
24 Bantuan materi dapat diberikan. Alkitab mengatakan, ”Barangsiapa memiliki sarana dunia untuk menunjang kehidupan dan melihat saudaranya mempunyai kebutuhan namun menutup pintu keibaan hatinya yang lembut terhadap dia, dengan cara apa kasih akan Allah tetap dalam dirinya?” (1 Yohanes 3:17) Kata Yunani asli untuk ”melihat” berarti, tidak sekadar memandang sepintas lalu, tetapi menatap dengan sengaja. Hal ini menunjukkan bahwa seorang Kristen yang baik hati pertama-tama dapat mengenali keadaan dan kebutuhan suatu keluarga. Barangkali mereka kekurangan uang. Ada yang mungkin membutuhkan bantuan untuk mengadakan perbaikan di rumah. Atau mungkin mereka akan berterima kasih dengan sekadar diundang untuk acara makan bersama atau pertemuan ramah-tamah.
25. Bagaimana rekan-rekan Kristen dapat memperlihatkan keibaan hati terhadap orang-tua tunggal?
25 Selain itu, 1 Petrus 3:8 mengatakan, ”Kamu semua bersepakatlah, perlihatkan sikap seperasaan, miliki kasih sayang persaudaraan, beriba hati yang lembut.” Seorang orang-tua tunggal yang memiliki enam anak mengatakan, ”Memang sulit keadaannya dan kadang-kadang saya merasa amat tertekan. Akan tetapi, sekali-sekali salah seorang dari antara saudara atau saudari kita ada yang mengatakan kepada saya, ’Joan, bagus sekali segala upayamu. Pasti tidak akan sia-sia.’ Mengetahui bahwa orang lain memikirkan saya dan bahwa mereka menaruh perhatian, itu saja sudah sangat membantu.” Para wanita Kristen yang lebih tua dapat khususnya efektif dalam membantu wanita-wanita muda yang adalah orang-tua tunggal, dengan suka mendengarkan mereka apabila mereka memiliki problem yang mungkin canggung untuk dibicarakan dengan seorang pria.
26. Bagaimana pria-pria Kristen yang matang dapat membantu anak-anak yang tidak mempunyai ayah?
26 Para pria Kristen dapat membantu dengan cara lain. Ayub, pria yang adil-benar mengatakan, ”Aku menyelamatkan . . . anak piatu yang tidak ada penolongnya.” (Ayub 29:12) Beberapa pria Kristen dewasa ini juga memperlihatkan minat yang tulus kepada anak-anak yang tidak mempunyai ayah dan memperlihatkan kasih yang murni ”yang keluar dari hati yang bersih”, tanpa motif-motif terselubung. (1 Timotius 1:5) Tanpa mengabaikan keluarga mereka sendiri, mereka kadang-kadang dapat mengatur untuk bekerja bersama anak-anak demikian dalam pelayanan Kristen dan dapat juga mengundang mereka untuk ikut dalam pelajaran keluarga atau rekreasi. Kebaikan hati demikian dapat sangat membantu untuk menyelamatkan seorang anak yang tidak mempunyai ayah dari haluan yang menyimpang.
27. Orang-tua tunggal dapat merasa yakin akan dukungan apa?
27 Tentu saja, pada akhirnya, orang-tua tunggal harus ’memikul tanggungan mereka sendiri’ berupa tanggung jawab. (Galatia 6:5) Meskipun demikian, mereka dapat memperoleh kasih dari saudara dan saudari Kristen mereka dan dari Allah Yehuwa sendiri. Alkitab mengatakan tentang Dia, ”Anak yatim dan janda ditegakkan-Nya kembali”. (Mazmur 146:9) Dengan dukungan-Nya yang pengasih, keluarga dengan orang-tua tunggal dapat berhasil!
a Jika seorang Kristen muda hamil karena tingkah laku yang amoral, sidang Kristen tentu saja tidak memaafkan apa yang telah ia perbuat. Tetapi jika ia bertobat, para penatua sidang dan yang lainnya dalam sidang mungkin ingin memberikan bantuan kepadanya.
b Kami tidak sedang membicarakan situasi tentang seorang anak yang mungkin perlu dilindungi terhadap orang-tua yang suka menganiaya. Juga, apabila orang-tua yang lain mencoba melemahkan wewenang saudara, barangkali dengan maksud membujuk anak-anak untuk meninggalkan saudara, mungkin sebaiknya saudara berbicara kepada rekan-rekan yang berpengalaman, seperti misalnya para penatua di sidang Kristen, untuk meminta saran tentang bagaimana menghadapi situasi tersebut.